Anda di halaman 1dari 12

NASKAH UAS-THE

UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)

UNIVERSITAS TERBUKA

SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Ekonomi Manajerial

EKMA4312

1.

Pendekatan utilitas dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa harga dan kuantitas yang diminta
berhubungan terbalik. Sebagai contoh terdapat skedul utilitas total (utility total) dan utilitas marginal
(marginal utility) untuk konsumsi barang C dalam satu periode waktu:

Tabel. Skedul utilitas total dan utilitas marginal untuk konsumsi barang C

Berdasarkan data di atas, maka jawabalah pertanyaan ini:

a. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan utilitas? Berikan penjelasannya.

1. Berikut masing-masing penjelasannya. Kardinal pada utilitas adalah suatu pendekatan terhadap


manfaat atau kegunaan yang tidak dapat diukur, namun bisa dibandingkan antara satu produk
dengan lainnya. Sehingga, pendekatan ini bersifat kualitatif Misalnya, Anda lebih puas jika bisa
membeli dua roti dengan uang Rp50 ribu. Sedangkan, Deni lebih puas bila uang Rp50 ribu
tersebut untuk membeli dua roti dan dua minuman. Dengan kata lain, kepuasan yang didapat
ditentukan sendiri oleh konsumen tanpa adanya pengukuran nilai.

2. Ordinal (ordinal utility)

Berbanding terbalik dengan kardinal, pendekatan ordinal pada utilitas adalah suatu pendekatan
terhadap manfaat yang bisa diukur melalui angka secara sistematis. Sehingga pendekatan ini
bersifat kuantitatif.
Dalam mengukurnya, ekonom akan menggunakan satuan “util”. Misalnya, Ali memahami bahwa makan
nasi goreng akan menghasilkan 10 util, sedangkan makan ikan bakar akan menghasilkan 15 util. Maka
makan ikan bakar bisa lebih memuaskan.

Biaya Utilitas

Melalui perkembang bidang ekonomi, saat ini kita mengenal adanya biaya utilitas atau utility cost. Apa
itu? Biaya utilitas adalah biaya yang dikeluarkan oleh seseorang atau perusahaan berkaitan dengan biaya
listrik, air, telephone, internet dan sebagainya.

Biaya ini dibagi menjadi dua jenis yaitu tetap dan variabel. Biaya utilitas adalah tetap apabila
penggunaannya tidak berpengaruh pada tagihan. Misalnya, biaya paket bulanan internet. Sedangkan,
bersifat variabel bila besarnya tagihan dipengaruhi oleh penggunaan.

Contoh Utilitas

Agar Sobat OCBC lebih memahami bagaimana konsep teori utilitas dalam bidang ekonomi, simak
deskripsi contoh utilitas berikut ini.

Katakanlah Anda ingin membeli motor. Ada dua pilihan yang menjadi pertimbangan Anda. kedua motor
tersebut memiliki desain dan fitur yang hampir sama. Namun, motor kedua menawarkan kelebihan pada
fitur keselamatan. Sehingga, selisih harga Rp10 juta dengan motor pertama.

Jika Anda membeli motor kedua meski dengan perbedaan harga Rp10 juta, maka Anda telah menerima
utilitas dari motor kedua. Utilitas ini diyakini oleh konsumen bahwa mereka akan bisa meminimalisir
risiko kecelakaan dengan memilih motor kedua.

b. Gambarlah kurva Total Utilitas dan Marginal Utility terhadap jumlah barang C yang dikonsumsi!
2.

Struktur pasar menggambarkan tingkat persaingan disuatu pasar barang atau jasa tertentu, terdapat
istilah pasar persaingan tidak sempurna di mana pasar tersebut merupakan suatu bentuk pasar yang
hanya ada penjual tunggal atau beberapa saja. Hal ini pula yang menjadikan pembeli terlihat begitu
masif. Fenomena yang masih hangat diperbincangkan adalah terkait kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) di Indonesia. Perusahaan yang mempelopori dan bertindak mengelola penambangan minyak dan
gas bumi di Indonesia yaitu PT. Pertamina. Perusahaan tersebut sangat mungkin sekali untuk
memperoleh laba diatas laba normal bahkan dalam jangka panjang sekalipun. Dari pernyataan tersebut,
berikan tanggapan saudara: a. Bagaimanakah bentuk struktur pasar persaingan tidak sempurna yang
saudara ketahui? b. PT. Pertamina termasuk kategori perusahaan dalam pasar monopoli, bagaimanakah
cara perusahaan monopoli memperoleh atau mempertahankan keuntungan diatas normal?

Jawab:

A. Pasar persaingan tidak sempurna adalah struktur pasar dimana jumlah penjual lebih sedikit daripada
jumlah pembeli. Walau berjumlah sedikit, penjual di pasar persaingan tidak sempurna berhak atas
penjualan produk tertentu dan hanya mereka yang boleh atau mampu menjual produk dengan jumlah
terbatas.

B.

Keuntungan Pasar Monopoli

Sebagai perusahaan satu-satunya yang memiliki kuasa penuh, terdapat beberapa keuntungan yang
didapat perusahaan dalam pasar monopoli.

 Perusahaan tidak perlu melakukan banyak promosi karena berapapun harganya masyarakat
akan tetap setia.

 Peluang kompetisi yang kecil.


 Meningkatkan kreativitas dari perusahan tersebut. Perusahaan juga akan melakukan inovasi dan
mengembangkan ide-ide baru untuk membuat konsumennya tetap setia.

 Dalam Monopoly by Nature, perusahaan tidak akan bisa mencapai skala ekonomi (economies
scale). Produksi pun bisa menjadi lebih efisien.

 Monopoly by License, membuat pemilik hak paten tersebut menjadi bisa lebih leluasa. Dalam
mengembangkan produknya ke arah yang lebih baik dan bagus lagi. Karena tidak perusahaan
lain tidak bisa mengusik hak cipta yang dimiliki.

 Jika dilakukan oleh pemerintah, perusahaan dapat mengendalikan harga produk di pasaran.

3.

Dalam keputusan menentukan strategi penentuan harga setidaknya harus mempertimbangkan


karaketristik produk, permintaan konsumen, tingkat persaingan, produk lain yang ditawarkan oleh
perusahaan, serta berbagai variabel yang memengaruhi kinerja perusahaan lainnya. Diskriminasi harga
sebagai kebijakan perusahaan untuk menjual unit-unit output-nya pada tingkat harga yang berbeda-
beda. Terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam menerapkan strategi diskriminasi harga
di pasar. Sebagai contoh yang dilakukan oleh Supermarket Istana Bangunan dalam memeriahkan
shoping day festival 9.9.22 dengan memberikan promo kepada konsumen dengan menghadirkan
program belanja produk tertentu dengan kupon diskon yang tersebar di iklan koran, brosur, maupun
internet untuk menarik minat beli konsumen. Berdasarkan uraian di atas, maka jawablah pertanyaan di
bawah ini: a. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan dalam penerapan strategi diskriminasi
harga di pasar! Berikan contoh! b. Berdasarkan ilustrasi di atas, tergolong kedalam kategori metode apa
yang digunakan oleh Supermarket Istana Bangunan dalam menerapkan strategi penentuan harga?

Jawab:

A. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan salah satu upaya
pemerintah dalam meningkatkan pembangunan dan perekonomian nasional. Ibu kota Jawa Barat yaitu
Bandung sangat terkenal dengan banyaknya pelaku UMKM dari berbagai sektor. Salah satu sektor
industri yang diminati oleh pelaku UMKM adalah industri kuliner. Membuka usaha kuliner di Indonesia
khususnya Bandung tergolong tidak mudah, terlebih lagi jika dilakukan oleh pelaku UMKM yang baru
terjun dalam industri kuliner. Dibutuhkan inovasi dan kreativitas dalam menjalankan usaha kuliner
sehingga perlu adanya strategi pemasaran yang tepat. Karena hal tersebut penting untuk keberlanjutan
dan meningkatkan daya saing suatu UMKM yang bergerak pada industri kuliner. Bauran pemasaran
(marketing mix) merupakan salah satu unsur penting dalam penetapan strategi pemasaran. Menurut
William J. Stanton yang dikutip oleh Swastha dan Handoko terdapat empat bagian dari bauran
pemasaran (marketing mix) yaitu strategi produk, strategi harga, strategi penyaluran atau distribusi, dan
strategi promosi (Swastha & Handoko, 2002). Tujuan utama dari setiap UMKM adalah memperoleh
profit untuk dapat menjalankan dan mengembangan usahanya. Dalam marketing mix strategi
penetapan harga produk merupakan salah satu cara untuk dapat mencapai tujuan tersebut karena
secara langsung harga berpengaruh dalam pemasukan. Café Semanis Kamu adalah salah satu UMKM
yang bergerak di industri kuliner pada bidang café dan resto. Didirikan pada tahun 2020 untuk cabang
yang berlokasi di Jalan Panyadapan Malajalaya No.25-26, Sukamanah, Kec. Majalaya, Bandung. Café
Semanis Kamu menjual makanan dan minuman siap saji dengan menu andalannya kopi dan baso aci
atau bacineng. Menyediakan tempat makan dengan segala fasilitas yang mendukung seperti wifi,
ruangan ber-AC dan live music. Harga produk yang ditawarkan oleh Café Semanis Kamu berkisar antara
Rp15.000-Rp55.000. Sehingga Café Semanis Kamu memiliki buyer persona berupa remaja dan orang
dewasa yang berusia 15-25 tahun, memiliki kebutuhan untuk aktivitas “nongkrong” dan aktif
menggunakan sosial media untuk self branding. Strategi penetapan harga yang dilakukan Café Semanis
Kamu adalah penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing). Merupakan hasil perhitungan
didasarkan pada biaya produksi, pemasaran, distribusi dan overhead ditambah dengan laba yang
diinginkan penjual (Kurniawan, 2014). Dasar dari cost-based pricing adalah strategi costplus pricing
dengan menambahkan mark-up standar pada biaya produk. Dengan strategi cost-based pricing Café
Semanis Kamu mendapatkan laba Rp17 juta-Rp25 juta perbulan. Hal ini masih jauh dari target yang
diinginkan pemilik yaitu memperoleh pendapatan Rp2 juta per hari. Cost-based pricing ini diterapkan
pada segmentasi pembelian satuan dan jumlah banyak sehingga tidak ada perbedaannya. Dalam
membuat harga dan keputusan produk, Café Semanis Kamu harus dapat mengukur permintaan pasar
sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. Hal ini dilakukan untuk dapat mendapatkan perhatiaan
dari konsumen sehingga konsumen dapat menjauhi pesaing, hal ini disebut “efek peralihan pelanggan”.
Namun, metode seperti itu sulit dilakukan karena value yang ditawarkan oleh industri kuliner hampir
sejenis dan semua tergantung pada selera dari konsumen. Alternatif lain yang dapat dilakukan Café
Semanis Kamu adalah dengan menerapkan metode harga reservasi (reservation price). Hal ini dapat
memberikan probabilitas baru bagi Café Semanis Kamu untuk meningkatkan volume penjualan dan
mendatangkan konsumen baru. Harga reservasi sendiri terbentuk dari negosiasi yang dilakukan oleh
kedua pihak (penjual dan pembeli). Harga reservasi adalah harga terendah yang dapat ditawarkan
penjual dan harga tertinggi yang dapat diberikan pembeli (Jedidi & Zhang, 2002). Menyiratkan bahwa
semua konsumen adalah pembeli untuk semua kategori dan dapat diasumsikan hal ini sebagai upaya
melakukan ekspansi pasar. Café Semanis kamu hanya berfokus pada pembelian individu dan tidak
memperhitungan probabilitas pembelian dengan jumlah volume lebih banyak. Padahal salah satu target
yang dituju oleh Café Semanis Kamu adalah segmentasi keluarga. Dengan menentukan harga reservasi
dengan melakukan diskriminasi harga untuk pembelian dalam jumlah banyak akan mempermudah Café
Semanis Kamu dalam memasuki pasar untuk event, kegiatan dan pembeli “borongan”. Hal ini juga akan
memberikan kesan hak istimewa bagi konsumen yang membeli dalam bentuk “borongan”. Melihat dari
kondisi diatas dapat dikatakan bahwa Café Semanis Kamu sudah cukup tepat dalam melakukan
penetapan harga. Namun masih kurang dalam melihat peluang untuk meningkatkan volume penjualan
dengan memasuki pasar event, kegiatan dan pembeli “borongan”. Dari permasalah tersebut tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memberikan strategi alternatif penetapan harga yang dapat dilakukan Café
Semanis dengan Kamu dengan pendekatan diskriminasi harga untuk meningkatkan volume penjualan.
Kerangka Teori Strategi penetapan harga Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan adalh dengan
menentapkan harga pada suatu jasa atau produk untuk meningkatkan laba perusahaan karena hal
tersebut akan menentukan besar volume daya beli konsumen. Menurut Ririn Tri dan Mastuti (Ratnasari
& Mastuti, 2011) Strategi penetapan harga didasarkan pada nilai, kompetisi dan biaya sehingga dapat
digambarkan seperti tumpukan berkaki tiga. Dalam perusahaan saat melakukan penetapan harga
terdapat aktivitas untuk penyesuaian harga yaitu (Purnama, 2002): 1) Penetapan Harga Diskriminasi. 2)
Penetapan Harga Promosi. 3) Penetapan Diskon dan Potongan Harga. Manfaat strategi penetapan harga
Produk yang berhasil terjual pada konsumen dan mendatangkan keuntungan pada perusahaan tidak
lepas dari peran sertanya dari harga produk. Menurut Kurniawan dalam (Abadi, 2016) setiap perusahaan
memiliki berbagai tujuan dalam menetapkan harga produk yaitu sebagai strategi bertahan perusahaan
dari pesaing, untuk mencapai ROI (Rate of Return), strategi mempertahankan kondisi yang sedang
berlangsung (status Quo) dan pasti untuk mendapatkan laba yang maksimal (profit oriented).
Diskriminasi harga Diskriminasi harga merupakan sebuah strategi yang dilakukan untuk menetapkan
harga jual suatu produk yang sama dengan menerapkan harga yang berbeda, hal ini dilakukan bertujuan
untuk dapat meningkatkan volume penjualan dan laba yang diterima (Suardi, 2019). Prinsip dasar dari
diskriminasi harga adalah bahwa semua produk yang sama atau sejenis namun diperlakukan berbeda.
Diskriminasi harga memiliki tiga jenjang yang berbeda (Kotler & Lane, 2006): 1) Diskriminasi harga
tingkat pertama atau first degree price discrimination atau perfect price discrimination. Pada tingkat
pertama, perusahaan melakukan diskriminasi harga dengan menetapkan harga reservasi setiap produk
berbeda untuk setiap konsumennya. Pada umumnya harga yang ditetapkan adalah harga maksimum
yang bersedia konsumen bayarkan (willing to pay). Tujuan dari penerapan diskriminasi harga tingkat
pertama adalah upaya perusahaan untuk mendapatkan semua keuntungan dari konsumen. Namun
diskriminasi harga pada tingkat pertama ini sulit dilaksanakan karena sulit bagi perusahaan untuk
membungkam harga jual yang ditawarkan oleh konsumen satu dengan konsumen yang lainnya. 2)
Diskriminasi harga tingkat kedua atau second degree price discrimination. Pada tingkat kedua ini atau
biasa disebut non-linier pricing, dimana perusahaan menetapkan harga yang berbeda untuk konsumen
yang membeli produk sejenis dengan volume yang berbeda. Konsumen akan membeli suatu produk
dengan volume lebih banyak data mereka menyukainya dan hal tersebutlah yang dimanfaatkan
perusahaan untuk menerapkan strategi penetapan harga. Perusahaan akan menurunkan harga kepada
konsumen yang membeli dalam volume lebih banyak dan akan mengenakan harga satuan produk pada
konsumen yang membeli dalam volume lebih sedikit. 3) Diskriminasi harga tingkat ketiga atau third
degree price discrimination Pada tingkat ketiga ini, perusahaan harus mampu mensegmentasikan
konsumen atau pasar menjadi dua atau lebih segmentasi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat manakah
segmentasi yang elastis dan inelastis sehingga dari informasi tersebut perusahaan dapat mengetahui
berapa harga yang harus diterapkan. Pada segmentasi elastis, konsumen cenderung sensitif dengan
kenaikan harga yang akan dilakukan oleh perusahaan akibatnya volume penjualan akan menurun.

B. Termasuk kedalam metode pengembangan

4.

Fenomena kenaikan harga minyak goreng curah beberapa waktu lalu cukup menyita perhatian khalayak
publik, selain harga yang tinggi masyarakat juga mengeluhkan keberadaan minyak goreng yang cukup
sulit ditemukan. Terhitung pada kamis 24 September 2022 harga minyak goreng curah tertinggi
diberbagai wilayah Indonesia yang dikutip dari Kemendag.go.id berada di Provinsi Maluku Utara yaitu
Rp. 19.350,- dan harga terendah berada di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Rp. 19.350,-. Dengan
demikian, adanya ketidaksetaraan tingkat harga minyak goreng curah pada wilayah di Indonesia. Akan
tetapi, masyarakat Indonesia tetap membeli dengan harga tersebut disebabkan sudah menjadi
kebutuhan sehari-hari dalam berumah tangga. Melihat fenomena tersebut, sangat diperlukan peran
regulasi ekonomi yang masih belum optimal sehingga jaminan kesejahteraan masyarakat pada tiap
daerah wilayah di Indonesia jauh dari harapan. Berdasarkan uraian di atas, berikan tanggapan saudara
mengenai: a. Apakah yang dimaksud dengan regulasi ekonomi? Berikan penjelasan! b. Permasalahan
apa saja yang dapat muncul dalam penerapan regulasi beserta contoh? c. Bagaimanakah peran dan
tindakan pemerintah agar mampu meratakan tingkat harga diseluruh wilayah Indonesia?

Jawab:

A. regulasi ekonomi adalah suatu bentuk intervensi pemerintah yang dirancang untuk mempengaruhi
perilaku perusahaan dan individu di sektor swasta.

B. Salah satu kecenderungan yang bisa dilihat dari perkembangan perundang-undangan di Indonesia
adalah banyaknya persoalan yang ingin diatur dalam undang-undang. Seolah-olah undang-undang
menjadi obat yang paling ampuh untuk mengatasi persoalan yang ada. Sebagai contoh, untuk mengatasi
permasalahan hubungan antar umat beragam, muncul usulan untuk membentuk undang-undang yang
mengatur kerukunan antar umat beragama. Contoh lain, merespon aksi terorisme belakangan,
pemerintah menggagas revisi undang-undang antiterorisme. Beberapa contoh lainnya dapat dicermati
dari daftar RUU yang masuk dalam program legislasi nasional 2015-2019. Pertanyaannya, apakah
materi-materi tersebut layak diatur dalam undang-undang dan apakah membentuk undang-undang
menjadi solusi tepat mengatasi persoalan masyarakat?

Undang-Undang, Upaya Mencari Legitimasi

Ann Seydman dalam bukunya Penyusunan Rancangan Undang-Undang Dalam Perubahan Masyarakat
yang Demokratis menuliskan ada dua alasan urgensi pengaturan dalam bentuk undang-
undang. Pertama, alasan kebutuhan untuk memerintah. Bagi pemerintah kedudukan undang-undang
berguna untuk menjalankan roda pemerintahan. Kedua, alasan tuntutan legitimasi. Kebijakan
pemerintah yang diformulasikan dalam bentuk undang-undang memberikan pemerintah suatu
legitimasi. Alasan yang dikemukakan oleh Ann Seydman tersebut melihat dari kelanjutan perumusan
kebijakan. Pemerintah untuk mengefektifkan kebijakannya perlu mengubah bentuknya menjadi
undang-undang yang dapat mengikat secara umum baik masyarakat maupun aparatur pemerintah
sendiri. Legitimasi ini dibutuhkan pemerintah dan aparaturnya untuk menguatkan posisi kebijakannya
ketika berhadapan dengan publik.

Dari pendapat tersebut juga dapat dilihat bahwa undang-undang diperlukan untuk mengatur
kepentingan umum. Pemerintah menjalankan fungsinya untuk melayani kepentingan umum. John Locke
sebagaimana dikutip Bayu Dwi Anggono dalam bukunya Perkembangan Pembentukan Undang-Undang
di Indonesia menyatakan bahwa undang-undang yang dibuat oleh kekuasaan legislatif merupakan
undang-undang yang dapat memberikan kebaikan bagi masyarakat luas atau memuat unsur-unsur
kepentingan umum.

Undang-undang yang dibentuk harus memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Akan tetapi,
persoalan yang berkembang dalam sistem undang-undang saat ini tidak jelas batasan materi yang harus
diatur dalam undang-undang. Walaupun pengaturan normatif mengenai batasan materi muatan
undang-undang sudah terdapat dalam UU No. 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan meliputi: (i) pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara
Republik IndonesiaTahun 1945; (ii) perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-
Undang; (iii) pengesahan perjanjian internasional tertentu; (iv) tindak lanjut atas putusan Mahkamah
Konstitusi; dan/atau (v) pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.

Jadi sebenarnya sistem perundang-undangan sudah membatasi materi yang dapat diatur dalam suatu
undang-undang. Memang kalau diperhatikan,materi muatan kelima yaitu pemenuhan kebutuhan
hukum dalam masyarakat menjadi materi yang terbuka. Undang-undang tidak memberi batasan lebih
lanjut mengenai kebutuhan hukum dalam masyarakat tersebut.  Hal ini bisa menjadi pintu masuk
untuk mengatur banyak hal dalam suatu undang-undang.

Memperlemah Sistem Hukum

Pakar perundang-undangan yang kini menjadi hakim konstitusi, Maria Farida, menerangkan bahwa saat
ini banyak materi muatan yang seharusnya cukup diatur lewat peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang justru dipaksakan diatur dengan undang-undang. Padahal seandainya diatur dengan
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang, pelaksanaannya menjadi lebih sederhana
dan anggaran yang dibutuhkan relatif kecil (www.mahkamahkonstitusi.go.id).

Kita bisa mempertanyakan urgensi pembentukan berbagai undang-undang yang tidak masuk dalam
lingkup pengaturan kepentingan umum, seperti undang-undang yang mengatur mengenai profesi,
berbagai peraturan di bidang kesehatan, sampai pada undang-undang yang bersifat sangat teknis.
Alasan legitimasi juga ditengarai muncul dalam pembentukan berbagai undang-undang tersebut.
Kebutuhan legitimasi yang menurut Ann Seydman hanya tertuju pada pemerintah untuk menguatkan
kebijakannya, ternyata juga dibutuhkan oleh organisasi atau masyarakat, sehingga keinginan
membentuk undang-undang, didasarkan pada alasan prakmatis. Tanpa mempertimbangkan apakah
akan memberi manfaat bagi masyarakat luas atau hanya sebagian kecil kelompok.
Adanya kecenderungan pendapat bahwa setiap persoalan perlu diatur dalam undang-undang,
keinginan memperoleh legitimasi melalui undang-undang, keyakinan bahwa undang-undang menjadi
alternatif solusi menyelesaikan masalah sosial akan menyebabkan tingginya produksi undang-
undang. Jumlah undang-undang akan semakin membengkak. Indonesia masuk dalam situasi hiper
regulasi. Banyak hal yang diatur dengan undang-undang. Permasalahan ini juga akan berdampak pada
pemborosan anggaran negara. Pembahasan undang-undang melalui proses yang panjang dengan
tuntutan ketersediaan alokasi anggaran yang tidak sedikit. Ditambah lagi dengan alokasi anggaran yang
tidak relevan misalnya studi banding. Permasalahan lain terkait dengan ongkos sosial yang muncul dari
pembahasan undang-undang yang menimbulkan pro kontra yang ekstrem di masyarakat. Padahal belum
tentu undang-undang yang diperdebatkan tersebut akan dapat diimplementasikan secara efektif dan
memberi manfaat bagi masyarakat luas.

Montesquieu berpendapat bahwa perubahan-perubahan yang tidak penting dalam undang-undang


yang ada, undang-undang yang sulit dilaksanakan, dan undang-undang yang benar-benar tidak
diperlukan, harus dihindari karena hukum-hukum seperti itu akan memperlemah otoritas hukum
secara umum. Jadi membengkaknya undang-undang justru akan berdampak negatif bagi keberadaan
hukum itu sendiri. Undang-undang hanya akan menjadi dokumen tertulis yang tidak berpengaruh bagi
perubahan masyarakat. Bahkan dapat berpengaruh pada kepercayaan masyarakat terhadap hukum.

Membatasi Produksi 

Undang-undang menjadi bagian penting dalam sistem hukum kita. Ketidakcermatan dalam membentuk
undang-undang dapat menimbulkan dampak negatif bagi hukum itu sendiri. Oleh karena itu, DPR dan
Presiden sebagai pemegang kuasa membentuk undang-undang perlu melakukan penataan ulang dengan
melihat pada kecenderungan motiv membentuk undang-undang saat ini. Seleksi usulan undang-undang
perlu dilakukan secara lebih ketat, prioritaskan pada undang-undang yang mengatur kepentingan
umum.

Selain itu, ketaatan pada ketentuan normatif yang mengatur materi muatan undang-undang juga harus
ditingkatkan kembali, sehingga materi yang seharusnya diatur dalam jenis peraturan di bawah undang-
undang tidak perlu dibahas untuk menjadi undang-undang. Di sisi lain, perlu mendorong berbagai
kalangan untuk lebih memahami kedudukan undang-undang dalam mengatur kepentingan negara
dengan mengedepankan pada pengaturan yang bersifat umum dan luas.
C. Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani oikonomia, yaitu gabungan kata oikos-nomos. Oikos
berarti rumah tangga, sedangkan nomos berarti aturan. Oikonomia mengandung arti aturan yang
berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.

Secara istilah, ilmu ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.

Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu ekonomi terbagi dalam kedua kajian yakni Ekonomi Mikro dan
Ekonomi Makro. Adapun pengertiannya yaitu sebagai berikut :

ü  Ekonomi Mikro

Ekonomi Mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisa bagian-bagian kecil dari keseluruhan
kegiatan perekonomian (dalam lingkup kecil) seperti harga, biaya produksi, perilaku produsen, perilaku
konsumen, permintaan, penawaran, teori produksi, elastisitas, dan lain-lain.

Ekonomi mikro mempelajari bagaimana rumah tangga individual atau perusahaan pengambil keputusan
dan melakukuan interaksi di pasar tertentu. Contohnya seperti bagaimana harga suatu barang
terbentuk? Bagaimana menentukan harga? Bagaimana memproduksi untuk mencapai tingkat paling
efisien? Bagaimana perusahaan memperoleh laba maksimum? Bagaimana konsumen memperoleh
kepuasan maksimum?

ü  Ekonomi Makro

Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara
keseluruhan (dalam lingkup luas) seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran,
kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lain-lain.

Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi,
pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan
moneter, neraca, pembayaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Kedua kajian tersebut pada dasarnya adalah menjelaskan mekanisme dari kegiatan ekonomi.

Adapun jenis-jenis analisis ilmu ekonomi yaitu sebagai berikut :

ü  Teori Ekonomi (Analysa Economic), yakni ilmu yang menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa
ekonomi kemudian merumuskan hubungan-hubungan itu dalam suatu hokum ekonomi. Contoh :
Hukum Permintaan (Jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang.
Jika harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah), Hukum Penawaran (Jika
harga barang naik maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah. Jika harga barang turun maka
jumlah yang ditawarkan akan berkurang), Teori Produksi, dan lain-lain.

ü  Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics), yakni ilmu yang menggambarkan keadaan yang
sebenarnya dari wujud dalam perekonomian. Contohnya seperti keadaan petani di Jawa Tengah, inflasi
yang meningkat pada tahun 1998, dan lain-lain.

ü  Ekonomi terapan (Aplied Economics), yakni ilmu ekonomi yang mengkaji tentang kebijakan-kebijakan
yang perlu dilaksanakan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi. Contoh : Ekonomi Moneter,
Ekonomi Koperasi, Ekonomi Perusahaan, dan lain-lain.

Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui realitas kelangkaan lalu memikirkan cara
mengorganisasikan masyarakat dalam suatu acara yang menghasilkan pemanfaatan sumber daya
ekonomi yang paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan) yang unik.
Pengkajian ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian berdasarkan keputusan
rumah tangga individual dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga individual dan perusahaan
di pasar untuk barang dan jasa tertentu. Kedua, dapat dikaji operasi perekonomian secara menyeluruh
yang merupakan kumpulan dari semua pengambil keputusan di semua pasar.

Anda mungkin juga menyukai