Disusun oleh:
Nila merah (Oreochromis sp.) dibeli dari Pusat Pemuliaan Provinsi Thua Thien
Hue di Komune Cu Chanh, provinsi Thua Thien Hue, Vietnam Kota Hue, Vietnam.
Ikan dipelihara dalam tangki fiber-glass 1000 L dalam lingkungan yang dikontrol
suhu pada 28 C ± 2 C, dan diberi makan dengan diet nila komersial (Aquaxcel
7444, Cargill, Vietnam) selama 14 hari sebelum digunakan.
Ikan ditimbang 20 sampai 25 g pada awal percobaan tantangan. Sebelum
percobaan dimulai, populasi diuji keberadaan S. agalactiae dengan mengorbankan
5 ekor ikan dan menggores jaringan dari ginjal dan otak langsung ke tryptone soya
agar (TSA, Oxoid) untuk memeriksa pertumbuhan bakteri. Karena sifat S.
agalactiae yang menular, ketidakhadiran dari 5 ikan sentinel dianggap sebagai
indikasi ketidakhadiran
Evaluasi dampak kondisi lingkungan terhadap tantangan S. agalactiae Untuk
mengetahui pengaruh suhu air terhadap hasil percobaan tantangan nila merah dengan
S. agalactiae, ikan ditahan pada 3 suhu air yang berbeda (18 sampai 20 C, 23 sampai
25 C dan 28 sampai 30 C) pada padat tebar 10 ekor per tangki selama 2 minggu sebelum
tantangan Untuk mengetahui pengaruh pH, ikan dipelihara dalam air pada pH 5,5,
6,5, 7,5 atau 8,5 selama 2 minggu sebelum tantangan dengan S. agalactiae.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi ini menunjukkan bahwa anggota S. agalactiae CC552 yang tersebar dan
beradaptasi secara global kurang virulen dibandingkan dua isolat milik S. agalactiae
ST283 yang baru muncul dan bersifat zoonosis. Selain itu, peningkatan suhu akibat
perubahan iklim dan kondisi asam akibat pencemaran berpotensi meningkatkan risiko
penyakit S. agalactiae pada budidaya ikan nila. Ini menekankan pentingnya tes
diagnostik dan strategi pengendalian untuk melindungi ketahanan pangan seiring
dengan pertumbuhan populasi manusia dan perubahan iklim.
DAFTAR PUSTAKA
Phuoc Ngic N, Thie Hue Linh N, Zadoksb R. (2020). Pengaruh Strain dan Kondisi
Lingkungan Terhadap Virulensi Streptococcus agalactiae Streptococcus Grup :
GBS) Pada IKan Nila Merah. Akuakultur, 2-8.