Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENYEHATAN TANAH

PENGENDALIAN PENCEMARAN TANAH

Disusun Oleh: Kelompok 8


2D3A

1. Alia Vivi Az Zahra (P21345120005)


2. Cholifah Wahyu Ari Handayani (P21345120015)
3. Dindya Luthfiah Fa’izah (P21345120018)
4. Muhammad Raihan Rizky Nugroho (P21345120038)

PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
JAKARTA 2 2021
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
Telp. 021.739741, 7397643 Fax. 021.7397769
E-mail: info@poltekkesjkt2.a
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, makalah yang berjudul
“Pengendalian Pencemaran Tanah” ini telah selesai disusun untuk memenuhi
tugas Penyehatan Tanah.

Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini, terutama kepada Ibu Catur Puspawati,
ST, MKM dan Ibu Dr.Wartiniyati, SKM. M.Kes selaku dosen pembimbing, yang
telah membimbing kami sehingga makalah ini telah selesai disusun.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan, untuk itu kami meminta maaf dan tentunya juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kami dan bagi para pembaca.

                                                                                                           

Jakarta, 30 November 2021

Kelompok 8

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...............................................................................................................1
1.1 Landasan hukum pencemaran tanah.............................................................1
1.2 Pengendalian pencemaran tanah secara Teknik............................................5
1.3 Pengendalian pencemaran tanah secara administrative...............................5
1.4 Pengendalian pencemaran tanah secara sosial...............................................6
Daftar Pustaka.................................................................................................................7

ii
BAB I

1
PEMBAHASAN

1.1 Landasan hukum pencemaran tanah


Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2000 dinyatakan bahawa
tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi
yang terdiri atas bahan mineral dan bahan organic serta mempunyai sifat fisik ,
kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya makhluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan mansuai atau proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun samapai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan ligkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (UURI No. 4 Tahun 1982).
Mengingat tanah merupakan lapisan teratas dari kerak bumi serta
menopang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangatlah penting
menjaga kualitas tanah agar selalau dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Namun kenyataan tanah selalau mengalami degradasi dari waktu kewaktu.
Sebenarnya sudah banyak peraturan yang ada yang berkaitan dengaan
pencemaran dalam rangka untuk menghindari terjadinya pencemaran
lingkungan termasuk tanah.
Berbagai peraturan yang berkaitan dengan pencemaran tanah:
1. PerMen LH Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pecegahan Pencemaran
dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Pertambangan Emas Rakyat
2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 02 Tahun 2007 Tentang Larangan
Ekspor Pasir, Tanah, dan Top Soil (termasuk Tanah Pucuk atau Humus)
3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 03 Tahun 2007 Tentang Verifikasi
atau Penelusuran Teknis Ekspor Bahan Galian Golongan C Selain Pasir,
Tanah dan Top Soil (Termasuk Tanah Pucuk atau Humus).
4. PerMen LH Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran
Kriteria Baku Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa

2
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian
Kerusakan Dan Atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan
Dengan Kebakaran Hutan Dan Atau Lahan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian
Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa
7. KepMen Kehutanan & Perkebunan Nomor 146 Tahun 1999 Tentang
Pedoman Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Industri
8. KepMen LH Nomor 43 Tahun 1996 Tentang Kriteria Kerusakan
Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian
Golongan C Jenis Lepas di Daratan
9. KepMen Pertambangan & Energi Nomor 1211 Tahun 1995 Tentang
Pencegahan & Penanggulan Perusakan & Pencemaran Lingkungan Pada
Kegiatan Pertambangan Umum.

1.2 Pengendalian pencemaran tanah secara Teknik

1.3 Pengendalian pencemaran tanah secara administrative


Secara tegas, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan
Hidup menjelaskan, upaya penanganan terhadap permasalahan pencemaran terdiri
dari langkah pencegahan terhadap permasalahan pencemaran. Meliputi
permasalahan pencemaran yang terdiri dari langkah pencegahan dan langkah
pengendalian.

3
Sedangkan upaya pencegahan adalah mengurangi sumber dampak lingkungan
yang lebih berat. Adapun penanggulangan atau pengendaliannya adalah upaya
pembuatan standar bahan baku mutu lingkungan, pengawasan lingkungan dan
penggunaan teknologi dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
Inilah yang diterapkan dalam aturan penanggulangan pencemaran lingkungan saat
pencemaran terjadi.
Secara umum, melansir dlh.banglikab.go.id, berikut ini merupakan upaya
penanggulangan pencemaran lingkungan:
1. Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida,
insektisida dan bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari
pencemaran lingkungan.
2. Melakukan penghijauan.
3. Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman
penduduk.
4. Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan
yang mencemari lingkungan.
5. Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang
sesungguhnya.
6. Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari
lingkungan.
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 20
menyebutkan, “Barang siap merusak atau mencemarkan lingkungan hidup
memikul tanggung jawab dengan kewajiban membayar ganti rugi kerugian kepada
penderita yang telah dilanggar haknya atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.”
Pengaturan mengenai teguran tertulis ini termuat dalam pasal 76 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 yang berbunyi: “pasal 76 (2) : Sanksi
administratif terdiri atas:
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pembekuan izin lingkungan; atau

4
d. pencabutan izin lingkungan.”
Penegakkan sanksi administratif yang dapat bersifat preventif yang
bertujuan untuk menegakkan peraturan perundang-undangan lingkungan.
Teguran tertulis merupakan penegakan hukum yang dapat berisi penegakkan
terhadap kegiatan yang menyangkut persyaratan perizinan, baku mutu
lingkungan, rencana pengelolaan lingkungan (RKL), dan sebagainya.
Sanksi administratif terutama mempunyai fungsi instumental, yaitu
pengendalian perbuatan terlarang. Di samping itu, sanksi administratif
terutama ditujukan kepada perlindungan kepentingan yang dijaga oleh
ketentuan yang dilanggar tersebut.
Pengaturan mengenai penegakkan sanksi ini termuat berdasarkan pasal 80
ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi : “Pasal 80 (2) : Pengenaan
paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila
pelanggaran yang dilakukan menimbulkan:
a. ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;
b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan
pencemaran dan/atau perusakannya; dan/atau
c. kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera
dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya.”

1.4 Pengendalian pencemaran tanah secara sosial

5
Daftar Pustaka

Catur Puspawati, Haryono, Modul Penyehatan Tanah, 2018.


RIZALDI ADIWIRA.2013. Jurnal Ilmiah “PELAKSANAAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP OLEH KANTOR LINGKUNGAN
HIDUP KOTA KEDIRI TERKAIT KASUS LIMBAH INDUSTRI PEMBUATAN
TAHU POO”. https://media.neliti.com/media/publications/34543-ID-pelaksanaan-
pengendalian-pencemaran-lingkungan-hidup-oleh-kantor-lingkungan-hidu.pdf

Unknown. https://www.merdeka.com/. Diakses pada 31 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai