Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, makalah yang berjudul
“Pengendalian Pencemaran Tanah” ini telah selesai disusun untuk memenuhi
tugas Penyehatan Tanah.
Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini, terutama kepada Ibu Catur Puspawati,
ST, MKM dan Ibu Dr.Wartiniyati, SKM. M.Kes selaku dosen pembimbing, yang
telah membimbing kami sehingga makalah ini telah selesai disusun.
Kelompok 8
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...............................................................................................................1
1.1 Landasan hukum pencemaran tanah.............................................................1
1.2 Pengendalian pencemaran tanah secara Teknik............................................5
1.3 Pengendalian pencemaran tanah secara administrative...............................5
1.4 Pengendalian pencemaran tanah secara sosial...............................................6
Daftar Pustaka.................................................................................................................7
ii
BAB I
1
PEMBAHASAN
2
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian
Kerusakan Dan Atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan
Dengan Kebakaran Hutan Dan Atau Lahan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian
Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa
7. KepMen Kehutanan & Perkebunan Nomor 146 Tahun 1999 Tentang
Pedoman Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Industri
8. KepMen LH Nomor 43 Tahun 1996 Tentang Kriteria Kerusakan
Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian
Golongan C Jenis Lepas di Daratan
9. KepMen Pertambangan & Energi Nomor 1211 Tahun 1995 Tentang
Pencegahan & Penanggulan Perusakan & Pencemaran Lingkungan Pada
Kegiatan Pertambangan Umum.
3
Sedangkan upaya pencegahan adalah mengurangi sumber dampak lingkungan
yang lebih berat. Adapun penanggulangan atau pengendaliannya adalah upaya
pembuatan standar bahan baku mutu lingkungan, pengawasan lingkungan dan
penggunaan teknologi dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
Inilah yang diterapkan dalam aturan penanggulangan pencemaran lingkungan saat
pencemaran terjadi.
Secara umum, melansir dlh.banglikab.go.id, berikut ini merupakan upaya
penanggulangan pencemaran lingkungan:
1. Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida,
insektisida dan bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari
pencemaran lingkungan.
2. Melakukan penghijauan.
3. Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman
penduduk.
4. Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan
yang mencemari lingkungan.
5. Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang
sesungguhnya.
6. Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari
lingkungan.
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 20
menyebutkan, “Barang siap merusak atau mencemarkan lingkungan hidup
memikul tanggung jawab dengan kewajiban membayar ganti rugi kerugian kepada
penderita yang telah dilanggar haknya atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.”
Pengaturan mengenai teguran tertulis ini termuat dalam pasal 76 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 yang berbunyi: “pasal 76 (2) : Sanksi
administratif terdiri atas:
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pembekuan izin lingkungan; atau
4
d. pencabutan izin lingkungan.”
Penegakkan sanksi administratif yang dapat bersifat preventif yang
bertujuan untuk menegakkan peraturan perundang-undangan lingkungan.
Teguran tertulis merupakan penegakan hukum yang dapat berisi penegakkan
terhadap kegiatan yang menyangkut persyaratan perizinan, baku mutu
lingkungan, rencana pengelolaan lingkungan (RKL), dan sebagainya.
Sanksi administratif terutama mempunyai fungsi instumental, yaitu
pengendalian perbuatan terlarang. Di samping itu, sanksi administratif
terutama ditujukan kepada perlindungan kepentingan yang dijaga oleh
ketentuan yang dilanggar tersebut.
Pengaturan mengenai penegakkan sanksi ini termuat berdasarkan pasal 80
ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi : “Pasal 80 (2) : Pengenaan
paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila
pelanggaran yang dilakukan menimbulkan:
a. ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;
b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan
pencemaran dan/atau perusakannya; dan/atau
c. kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera
dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya.”
5
Daftar Pustaka