Disusun Oleh :
Abdul Hafiz
Adde Mawar
Ayu Agung
Pujianto Alfin
Azhari
Ali Alatas
Anastasia Juni M
Andi Baso Amir
Annisa Nurlita
Cita Indah Purnama
Kesehatan yang optimal meliputi kesehatan fisik, sosial, dan mental, dimana
kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan fisik.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan
gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan
kesehatan gigi oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau Masyarakat yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan (UU Kesehatan
No.36 Tahun 2009).
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan tahun 2013,
sebanyak 25,9 persen penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut
dalam 12 bulan terakhir. Diantara mereka, terdapat 31,1 persen yang menerima
perawatan dan pengobatan dari tenaga medis gigi (perawat gigi, dokter gigi atau
dokter gigi spesialis), sementara 68,9 persen lainnya tidak dilakukan perawatan.
Selain itu perilaku masyarakat dalam bidang pencegahan karies gigi juga masih
rendah, prevalensi nasional menyikat gigi setiap hari adalah 94,2 % namun dari
jumlah tersebut yang menyikat gigi pada waktu yang belum tepat pada saat mandi
pagi maupun mandi sore masih tinggi sebesar 76,6 %, sedangkan yang menyikat
gigi pada saat yang tepat hanya 2,3 %. Secara keseluruhan
keterjangkauan/kemampuan untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi
hanya 8,1 persen. Angka ini, dengan kata lain memperlihatkan masih rendahnya
kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut karena 68,9 persen
penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut yang tidak
dirawat (Kemenkes RI, 2013).
Selain permasalahan tentang kesehatan gigi, melalui forum MMD juga
sempat tergali bahwa frekuensi penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan
khususnya kesehatan gigi sering dilakukan, namun hasil yang terjadi terhadap
tingkat pemahaman masyarakat tentang kesehatan gigi masih rendah.
Adanya kerusakan gigi yang masih tinggi, serta masih rendahnya
pengetahuan masyarakat dalam melakukan pencegahan terhadap kerusakan gigi
menunjukan bahwa perlu ditingkatkan upaya peningkatan kesehatan gigi dengan
memperluas jangkaun kepada masyarakat.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memperluas jangkauan adalah
dengan cara melibatkan peran serta masyarakat. Bentuk peran serta masyarakat
yang bisa dikembangkan adalah dengan melibatkan kader kesehatan yang ada.
Desa Berahan Wetan memilki sebanyak 25 kader kesehatan yang selama ini aktif
dalam kegiatan Posyandu. Kader kesehatan yang ada semuanya belum pernah
mendapat pelatihan sebagai kader kesehatan gigi.
Dengan adanya pengembangan kader kesehatan umum menjadi kader
kesehatan gigi, diharapakan sebagai awal mula terbentuknya UKGMD (Usaha
Kesehatan Gigi Masyarakat Desa). UKGM merupakan bentuk peranserta
masyarakat dalam hal melakukan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM). UKGM adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan peranserta masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif, kesehatan
gigi pada berbagai Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat yang
berlandaskan pendekatan Primary Health Care. Pendekatan ini secara global
dikenal sebagai Primary Oral Health Care Aproach. Tujuan adanya UKGM
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dan peran serta
masyarakat/keluarga dalam pemeliharaan kesehatan gigi (self care).
1. TUJUAN UMUM
kesehatan gigi dan mulut. Sehingga dapat tercapai perilaku hidup sehat dan
mulut.
D. NAMA KEGIATAN
E. SASARAN KEGIATAN
1. Karang Taruna
2. Ibu-Ibu PKK
3. Masyarakat Desa
Pembimbing Jurusan
Ali Alatas
BAB II
KEGIATAN
A. KEGIATAN
tertulis.
4. Evaluasi hasil pelatihan tentang materi kesehatan gigi dan mulut pada kader
B. METODE
Metode kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan kader ini menggunakan metode
C. PROSEDUR KEGIATAN
1. Cara Pendekatan
Sasarannya dapat berupa masyarakat. Salah satu hasil dari upaya ini dapat
ancaman kesehatan. Selain itu kader juga dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat mengani kesehatan gigi dan mulut dalam upaya pencegahan penyakit
D. FILOSOFI PELATIHAN
1. Peran
Sebagai fasilitator pemberdayaan kader Posyandu.
2. Fungsi
Dalam melakukan perannya, fasilitator berfungsi:
a. Melakukan fasilitasi penyelenggaraan Posyandu.
b. Melakukan pelatihan kader Posyandu.
c. Melakukan pembinaan penyelenggaraan Posyandu.
3. Kompetensi
Setelah pelatihan, fasilitator diharapkan memiliki kompetensi
sebagai berikut :
a. Mampu menjelaskan peran dan fungsi fasilitator dalam pengembangan
Posyandu.
b. Mampu melakukan fasilitasi penyelenggaraan Posyandu.
c. Mampu melakukan kemitraan.
d. Mampu melakukan pelatihan kader Posyandu.
e. Mampu melakukan pembinaan penyelenggaraan Posyandu.
F. EVALUASI DAN SERTIFIKASI
A. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi:
1. Evaluasi terhadap peserta melalui:
a. Penjajakan awal melalui pre-tes.
b. Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post-tes).
c. Evaluasi kompetensi yaitu penilaian terhadap kemampuan yang telah didapat
peserta melalui penugasan-penugasan dan praktik lapang.
2. Evaluasi terhadap pelatih
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang
menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan pelatih dalam
menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta dengan baik,
dapat dipahami dan diserap oleh peserta, meliputi:
a. Penguasaan materi.
b. Penggunaan metode.
c. Hubungan interpersonal dengan peserta.
d. Motivasi.
3. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi
adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi:
a. Tujuan pelatihan.
b. Relevansi program pelatihan dengan tugas.
c. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja.
d. Manfaat pelatihan bagi peserta/instansi.
e. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan.
f. Pelayanan sekretariat terhadap peserta.
g. Pelayanan akomodasi dan lainnya.
h. Pelayanan konsumsi.
i. Pelayanan komunikasi dan informasi.
B. Sertifikasi
Berdasarkan Kepmenkes No 725 tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan, bagi peserta yang telah
menyelesaikan proses pembelajaran selama 30—80 Jpl @ 45 menit dengan
kehadiran minimal 90% dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran, akan
diberikan sertifikat dengan angka kredit 1 (satu). Sertifikat akan ditandatangani
oleh pejabat yang berwenang atas nama Menteri Kesehatan dan oleh panitia
penyelenggara.Sertifikasi juga bisa diberikan oleh lembaga yang berwewenang
menerbitkan sertifikat untuk pelatihan fasilitator Posyandu.
G. ANGGARAN
hari
Pemasukan :
Jawab
Podorejo
cara-cara pencegahan
dan balita
cara memberikan
sakit gigi
teknik penyuluhan
10. Evaluasi kegiatan serta post Balai Desa 7 Maret 2018 Cita
test Podorejo
Nomor : MD.1
Materi : Peran dan Fungsi Kader Kesehatan Gigi dan Mulut
Waktu : 2 Jpl (T = 2 Jpl; P: 0; PL: 0)
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti ,materi ini, peserta mampu memahami peran dan fungsi kader
kesehatan gigi dan mulut.
masyarakat Benny
kesehatan MPH ,
TUJUAN
SUB POKOK
NO KHUSUS TIU TIK POKOK BAHASAN WAKTU METODE
BAHASAN
(PELATIHAN)
1 Meningkatkan Mampu a. Dapat
derajat memahami memahami
kesehatan gigi kebijakan batasan UKGM Peran dan fungsi a. Batasan UKGM 1x45 menit Ceramah,
dan mulut mengenai b. Peran dan kader UKGM b. Peran dan fungsi
masyarakat pemberdayaan fungsi kader sebagai kader gigi
melalui Kader kader terhadap dalam UKGM
kesehatan gigi kesehatan gigi
dan mulut
2. Meningkatkan a. Mampu a. Memahami Jenis jenis penyakit a. Gigi berlubang 1x45 menit Ceramah
pengetahuan memahami tentang jenis- gigi dan mulut, 1. Pengertian gigi
kader tentang tentang jenis- jenis penyakit meliputi : berlubang
jenis-jenis jenis gigi dan mulut, a. Gigi berlubang 2. Penyebab gigi
penyakit gigi penyakit gigi meliputi : b. Karang gigi berlubang
dan mulut dan mulut. 1. Gigi c. Radang gusi 3. Cara
berlubang d. sariawan pencegahan
2. Karang gigi gigi berlubang
3. Radang gusi b. Karang gigi
4. Sariawan 1. Pengertian
karang gigi
2. Penyebab
terbentuknya
karang gigi
3. Cara
pencegahan
karang gigi
4. Akibat adanya
karang gigi
5. Cara
membersihkan
karang gigi
c. Radang gusi
1. Pengertian
radang gusi
2. Perbedaan gusi
sehat dan gusi
sakit
3. Penyebab
terjadinya
radang gusi
4. Proses
terjadinya
radang gusi
5. Gejala-gejala
radang gusi
6. Cara mencegah
radang gusi
d. Sariawan
1. Pengertian
sariawan
2. Penyebab
sariawan
3. Tanda dan
gejala sariawan
4. Penanganan
sariawan.
3. Meningkatkan a. Mampu a. Memahami Cara-cara pencegahan a. Sikat gigi 1x45 menit Ceramah
pengetahuan memahami cara- cara penyakit gigi dan 1. Pengertian Simulasi
kader tentang cara-cara pencegahan mulut, meliputi : menggosok
cara-cara pencegahan penykit gigi dan 1. Sikat gigi gigi
pencegahan penyakit gigi mulut, meliputi : 2. Konsumsi 2. Manfaat
penyakit gigi dan mulut. 1. Sikat gigi makanan menggosok
dan mulut 2. Konsumsi berserat gigi
makanan 3. Akibat bila
berserat tidak
menggosok
gigi
4. Waktu yang
tepat untuk
menggosok
gigi
5. Cara
menggosok
gigi yang baik
dan benar
b. Konsumsi
makanan berserat
WAKTU
NO. MATERI
T P PL JUMLAH
1. MATERI DASAR
Peran dan Fungsi Kader 1 - - 1
Batasan UKGM 1 - - 1
SUBTOTAL “A” 2 - - 2
2. MATERI INTI
Jenis-jenis penyakit gigi dan mulut. 1 - - 1
Cara pencegahan penyakit gigi dan mulut. 1 1 - 2
Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
1 1 1 3
dan balita.
Pertolongan pertama pada sakit gigi 1 1 - 2
Melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut pada ibu
1 1 - 2
hamil dan balita
Teknik melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. 1 1 1 3
SUBTOTAL “B” 6 5 2 13
3. MATERI PENUNJANG
Membangun komitmen belajar BLC (Building Learning 1 - - 1
Commitmen)
RTL (Rencana Tindak Lanjut) - 1 - 1
SUBTOTAL “C” - 1 - 1
JUMLAH 9 7 2 17
BAB III
PENUTUP
J. SIMPULAN
Proposal pelatihan kader kesehatan gigi adalah tindak lanjut
dari pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara petugas
memberikan beberapa masukan pada kegiatan MMD antara
masyarakat desa, tokoh masyarakat, FKD, tokoh agama, perangkat
desa, kader dan kelompok masyarakat yang difasilitasi oleh tenaga
kesehatan guna untuk menemukan penanggulangan terhadap
masalah yang terjadi hasil data Survei Mawas Diri.
Proposal ini diajukan sebagai dasar diadakan nya bimbingan
langsung kepada para Kader Kesehatan untuk dilakukan
pembentukan dan pelatihan Kader Kesehatan Gigi guna peningkatan
derajat kesehatan gigi masyarakat dan dapat melaksanakan
pelayanan di masyarakat mulai penyusunan rencana (identifikasi
kebutuhan, analisis, dan pembahasan bersama), sampai kepada
pelaksanaan serta monitoring dan evaluasinya.
Demikian proposal Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan
A. Saran
Mengetahui,
Kepala Desa Podorejo