Anda di halaman 1dari 42

PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN

DIFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

Disusun Oleh :

Nama : Suci Anggun Pratiwi

Nim : 201821035

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES St. ELISABETH

SEMARANG

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan pengendalian diri dalam menghadapi
stressor di lingkungan sekitar dengan selalu berfikir positif dalam
keselarasan tanpa adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal
maunpun eksternal yang mengarah pada kestabilan emosional.Gangguan
jiwa adalah suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan
pikiran, persepsi, dan tingkah laku dimana individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, maupun
lingkungan. Pengertian penyakit tentang gangguan jiwa berasal dari apa
yang diyakini sebagai faktor penyebab yang berhubungan dengan
biopsikososial. Menurut World Health Organization (WHO) dalam
(Yoseph, 2010), kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai karakteristik positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.[1]
Klasifikasi diagnosis keperawatan pada pasien gangguan jiwa dapat
ditegakkan berdasarkan kriteria NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association) ataupun NIC (Nursing Intervention Classification)
NOC (Nursing Outcame Criteria). Untuk di Indonesia menggunakan hasil
penelitian terhadap berbagai masalah keperawatan yang paling sering
terjadi di rumah sakit jiwa. Pada penelitian tahun 2000, didapatkan tujuh
masalah keperawatan utama yang paling sering terjadi di rumah sakit jiwa
di Indonesia, yaitu: perilaku kekerasan; halusinasi; menarik diri; waham;
bunuh diri; defisit perawatan diri (berpakaian/berhias, kebersihan diri,
makan, aktivitas sehari-hari, buang air); harga diri rendah.[2]
Hasil penelitian terakhir, yaitu tahun 2005, didapatkan sepuluh
diagnosis keperawatan terbanyak yang paling sering ditemukan di rumah
sakit jiwa di Indonesia adalah sebagai berikut. Perilaku kekerasan, Risiko
perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan, verbal),
Gangguan persepsi sensori: halusinasi (pendengaran, penglihatan,
pengecap, peraba, penciuman), Gangguan proses pikir, Kerusakan
komunikasi verbal, Risiko bunuh diri, Isolasi sosial, Kerusakan interaksi
sosial, Defisit perawatan diri (mandi, berhias, makan, eliminasi), Harga
diri rendah kronis.[2]
B. Tujuan
1. Tujuan umum : Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan
gangguan jiwa pada pasien yang mengalami Defisit Perawatan Diri.
2. Tujuan khusus :
a. Mahasiswa mampu memahami Defisit Perawatan Diri.
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi Defisit Perawatan Diri.
c. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala Defisit Perawatan
Diri.
d. Mahasiswa mampu mengetahui pohon masalah Defisit Perawatan
Diri.
e. Mahasiswa mampu memahami intervensi keperawatan atau strategi
pelaksanaan dari Defisit Perawatan Diri.
C. Manfaat
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa keperawatan DIII tingkat
3 serta agar mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada
pasien yang mengalami Defisit Perawatan Diri .
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi
secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas,
dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu
masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa
kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan
baik dalam keluarga maupun masyarakat. Kurangnya perawatan diri pada
pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan
diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting
(buang air besar [BAB] atau buang air kecil [BAK]) secara mandiri.[2]
B. Etiologi
Menurut PPNI (2016) penyebab terjadinya defisit perawatan diri
yaitu: Gangguan muskuloskeletal, Gangguan neuromuskuler, Kelemahan,
Gangguan psikologis dan/atau psikotik, Penurunan motivasi/minat.
Menurut Depkes dalam Mukhripah Damaiyanti (2014), penyebab kurang
perawatan diri adalah:
A. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungan. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
B. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.[3]
C. Tanda dan Gejala
Menurut Fitria (2012) tanda dan gejala yang tampak pada klien yang
mengalami defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:
a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, meringankan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat
yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, mengambil
makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi
makan,mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat,mengambil cangkir atau gelas,sertamencerna cukup
makanan dengan aman.
d. BAB/BAK (toiletting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari
jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri
setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Keterbatasan diri di atas biasanya diakibatkan karena stresor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga
diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan,
maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat,
maka kemungkinan bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi
sosial.[3]
BAB III
PEMBAHASAN

Kasus
Tn. J berusia 26 tahun dirawat di RSJ karena tidak mau mandi sudah 1
minggu dan hanya termenung diam tidak melakukan aktifitas. Saat pengkajian
rambut terlihat kotor, gigi kotor, kulit terlihat berdaki dan bau, kuku tampak
panjang dan hitam. Rambut klien juga terlihat acak-acakan, pakaian tidak rapi.
Ia tidak pernah mau bicara dan selalu murung memandang jendela. Klien
tersebut merupakan korban perceraian kedua orangtuanya, ia ditelantarkan
ayah dan ibunya karena dirasa sudah mampu hidup mandiri. Perawat sering
mendapati wajah klien nampak sedih dengan tatapan yang kosong. Perawat
memaksa Tn. J supaya mandi dikamar mandi tetapi Tn. J tetap menolak dan
berkata kasar kepada perawat. Perawat tetap sabar memperlakukan pasien
tersebut.

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

STIKES SANTA ELISABETH SEMARANG

Nama perawat yang mengkaji: Suci Anggun Pratiwi

Unit :2

Ruang/ kamar : Mawar / 201

Tanggal/ waktu masuk RS : 07 Desember 2020 Pkl 08.00

Tanggal/ waktu pengkajian : 07 Desember 2020 Pkl 08.15

Cara pengkajian : a. Autoamnesa


b. Aloanamnesa
c. Observasi
Identitas Klien

Nama : Tn. J

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 26 Tahun

Tempat/tgl lahir : Kab. Semarang, 10 Juli 1994

Pendidikan : SI Akuntansi

Pekerjaan : Wiraswasta

Status Perkawinan : Belum kawin

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Jln. Nakulo II, Ambarawa

I. ALASAN MASUK
Saat dilakukan pengkajian Klien tidak tidak mau diajak bicara dan hanya
murung memandang jendela, keluarga klien menggatakan bahwa klien tidak mau
mandi sudah 1 minggu, Keluarga klien menggatakan Klien malas mandi, tak mau
menyisir rambut, tak mau menggosok gigi, tak mau memotong kuku, tak mau
berhias, tak bisa menggunakan alat mandi / kebersihan diri, dan hanya termenung
diam tidak melakukan aktifitas, sehingga rambut Klien terlihat kotor, gigi kotor,
kulit terlihat berdaki dan bau, kuku tampak panjang dan hitam, Rambut klien juga
terlihat acak-acakan, pakaian tidak rapi. keluarga klien menggakan bahwa klien
merupakan korban perceraian kedua orangtuanya, klien nampak sedih dengan
tatapan yang kosong, klien ditelantarkan ayah dan ibunya karena dirasa sudah
mampu hidup mandiri. Keluarga klien juga sudah pernah berusaha menyuruh
klien untuk mandi tetapi klien tetap tidak mau, apabila kluarga klien menyuruh
klien mandi terkadang klien tetap menolak dan berkata kasar kepada keluarga.
Maka dari itu keluarga klien datang ke RSJ agar klien dirawat dengan baik.
II. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil  Kurang berhasil  Tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya fisik   

Aniaya seksual   

Kekerasan dalam keluarga   

Tindakan kriminal   

Jelaskan No. 1,2,3 : Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan


jiwa dan melakukan pengobatan.

Masalah Keperawatan : -

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


 ya Tidak

Hubungan keluarga gejala Riwayat pengobatan /perawatan

Masalah Keperawatan :-

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Masalah Keperawatan :-

III. FAKTOR PRESIPITASI :


Keluarga klien menggakan bahwa klien merupakan korban perceraian kedua
orangtuanya, klien ditelantarkan ayah dan ibunya karena dirasa sudah mampu
hidup mandiri. Maka itu klien sudah 1 minggu tidak mau mandi, Keluarga
klien menggatakan Klien malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau
menggosok gigi, tak mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa
menggunakan alat mandi / kebersihan diri, sehingga rambut Klien terlihat
kotor, gigi kotor, kulit terlihat berdaki dan bau, kuku tampak panjang dan
hitam, Rambut klien juga terlihat acak-acakan, pakaian tidak rapi.

IV. FISIK
1. Tanda vital TD : 110/80mmHg N : 95x/menit S : 360C P : 20x/menit
2. Ukuran TB : 170Cm BB: 60Kg  Turun  Naik
3. Keluhan fisik  Ya Tidak
Jelaskan : TTV normal, IMT normal

Masalah Keperawatan :-

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Ket :
: Laki – laki : Tinggal dalam satu rumah

: Perempuan : Menikah

: Meninggal : Anak dari

: Terkena gangguan jiwa


Jelaskan : Klien adalah anak dari pasangan suami istri yang sudah bercerai, klien
ditelantarkan ayah dan ibunya karena dirasa sudah mampu hidup mandiri,
sebelum di bawa ke RSJ klien tinggal dengan Pamannya, klien hanya murung
memandang jendela, keluarga klien menggatakan bahwa klien tidak mau mandi
sudah 1 minggu, Keluarga klien menggatakan Klien malas mandi, tak mau
menyisir rambut, tak mau menggosok gigi, tak mau memotong kuku, tak mau
berhias, tak bisa menggunakan alat mandi / kebersihan diri, dan hanya termenung
diam tidak melakukan aktifitas, sehingga rambut Klien terlihat kotor, gigi kotor,
kulit terlihat berdaki dan bau, kuku tampak panjang dan hitam, Rambut klien juga
terlihat acak-acakan, pakaian tidak rapi.

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri


1. Konsep diri :
a. Citra tubuh : Klien tidak peduli dengan penampilannya yang sekarang.
Klien hanya murung memandang jendela, dan tidak melakukan
aktivitas apa-apa.
b. Identitas : Seorang laki-laki yang belum menikah, Wiraswasta
c. Peran : Sebagai anak
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin kedua orangtuanya bersatu lagi.
e. Harga diri : Klien tidak mau bicara hanya murung, tidak melakukan
aktivitas apa-apa dan tidak mau mandi.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Hubungan sosial
a. Orang dekat : Keluarga Tn. J menggatakan bahwa klien susah untuk di
ajak bicara ketika disuruh mndi maka klien akan bebicara kasar .
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : keluarga klien
menggatakan semenjak kedua orangtuanya bercerai klien tidak mau
bicara hanya murung memandang jendela, tidak melakukan aktivitas
apa-apa dan tidak mau mandi.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : keluarga klien
menggatakan semenjak kedua orangtuanya bercerai klien tidak mau
bicara hanya murung murung memandang jendela.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial: menarik diri
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama Islam dan keluarga Klien
menggatakan bahwa sebelum klien menjadi susah untuk diajak bicara
dan hanya murung memandang jendela, klien selalu Sholat 5 Waktu
dan melakukan idabah lainnya di Masjid.
b. Kegiatan Ibadah : Keluarga klien menggatakan bawha klien dulu
sering sholat 5 waktu dan melakukan idabah lainnya di Masjid, tetapi
semenjak kedua orangtuanya bercerai, klien hanya murung memandang
jendela, dan hanya termenung diam tidak melakukan aktifitas.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial: menarik diri
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Tidak rapi  Penggunaan pakaian  Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti
biasanya

Jelaskan : Rambut terlihat kotor, gigi kotor, kulit terlihat berdaki dan bau,
kuku tampak panjang dan hitam. Rambut klien juga terlihat acak-acakan,
pakaian tidak rapi.

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Pembicaraan
 Cepat  Keras  Gagap  Inkoheren

 Apatis  Lambat  Membisu  Tidak mampu


memulai
pembicaraan
Jelaskan : Keluarga klien mengatakan klien susah untuk diajak bicara,
ketika klien disuruh untuk mandi klien langsung berbicara kasar.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial : menarik diri

3. Aktivitas motorik
 Lesu  Tegang  Gelisah  Agitasi

 Tik  Grimasen  Tremor  Kompulsif

Jelaskan : keluarga klien menggatakan klien hanya termenung diam tidak


melakukan aktifitas, wajah klien nampak sedih dengan tatapan yang
kosong.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Alam perasaan
Sedih  Ketakutan  Putus asa

 Khawatir  Gembira berlebihan

Jelaskan : Keluarga klien menggatakan Klien tersebut merupakan korban


perceraian kedua orangtuanya, ia ditelantarkan ayah dan ibunya karena
dirasa sudah mampu hidup mandiri, wajah klien nampak sedih dengan
tatapan yang kosong.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Afek
 Datar  Tumpul  Labil  Tidak sesuai

Jelaskan : Keluarga klien menggatakan klien susah untuk diajak


bicara tetapi ketika klien disuruh untuk mandi klien langsung berbicara
Kasar.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

6. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan  Tidak  Mudah
kooperatif tersinggung

 Kontak mata kurang  Defensif  Curiga

Jelaskan : Klien sangat susah sekali untuk di ajak bicara.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial : menarik diri

7. Persepsi
Halusinasi

 Pendengaran  Penglihatan  Perabaan

 Pengecapan  Penghidu

Jelaskan : Klien tidak menggalami Halusinasi

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. Proses Pikir
 Sirkumstansial  Tangensial  Kehilangan Asosiasi

 Flight of ideas  Blocking  pengulanag


pembicaraan /
persevarasi

Jelaskan: Tidak ada gangguan dalam proses berpikir klien

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

9. Isi Pikir
 Obsesi  Fobia  Hipokondria

 Depersonalisasi  Ide yang terkait  Pikiran magis

Waham

 Agama  Somatik  Kebesaran  Curiga


 Nihilistik  Sisip pikir  Siar pikir  Kontrol pikir

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat kesadaran


 Bingung  Sedasi  Stupor

Disorientasi :

 Waktu  Tempat  Orang

Jelaskan : Klien tidak menggalami gangguan kesadaran

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

11. Memori
 Gangguan daya ingat jangka  Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek

 Gangguan daya ingat saat ini  Konfabulasi

Jelaskan : Klien tidak menggalami gangguan dalam memori

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


 Mudah beralih  Tidak mampu  Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana

Jelaskan : Klien hanya termenung diam tidak melakukan aktifitas, wajah


klien nampak sedih dengan tatapan yang kosong.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial : menarik diri

13. Kemampuan penilaian


 Gangguan ringan  Gangguan bermakna
Jelaskan : Klien susah untuk di ajak berbicara namun ketika klien disuruh
untuk mandi klien akan berkata kasar pada orang yang menyuruhnya
mandi.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial : menarik diri

14. Daya tilik diri


 Mengingkari penyakit yang  Menyalahkan hal-hal di luar
diderita dirinya

Jelaskan : Klien susah sekali untuk diajak bicara, Klien hanya termenung
diam tidak melakukan aktifitas, wajah klien nampak sedih dengan tatapan
yang kosong.

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
 Bantuan minimal  Bantuan total

2. Defekasi/berkemih
 Bantuan minimal  Bantuan total

3. Mandi
 Bantuan minimal  Bantuan total

4. Berpakaian/berhias
 Bantuan minimal  Bantuan total

5. Istirahat dan tidur


 Tidur siang lama: 12.30 s/d 16.00 WIB

 Tidur malam lama: 21.00 s/d 07.00WIB

 Aktivitas sebelum/setelah tidur: _____s/d ____

6. Penggunaan obat
 Bantuan minimal  Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak


Perawatan lanjutan  

Sistem pendukung  

8. Aktivitas di dalam rumah


Ya Tidak

Mempersiapkan makanan  

Menjaga kerapian rumah  

Mencuci pakaian  

Mengatur keuangan  

9. Aktivitas di luar rumah


Ya Tidak

Belanja  

Transportasi  

Lain-lain  

Jelaskan : Klien dianjurkan untuk melakukan interaksi sosial terhadap


orang-orang yang ada disekitarnya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif

 Bicara dengan orang lain  Minum alkohol

 Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih

 Teknik relokasi  Bekerja berlebihan

 Aktivitas konstruktif  Menghindar

 Olahraga  Mencederai diri

 Lainnya  Lainnya

Jelaskan : Keluarga klien menggatakan Klien hanya termenung diam tidak


melakukan aktifitas, wajah klien nampak sedih dengan tatapan yang kosong.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial : menarik diri

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan

keluarga klien menjelaskan kepada perawat bahwa Tn. J merupakan


korban perceraian kedua orangtuanya, ia ditelantarkan ayah dan ibunya
karena dirasa sudah mampu hidup mandiri.

 Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan

Tn. J susah sekali untuk diajak bicara, Klien hanya termenung diam tidak
melakukan aktifitas, wajah klien nampak sedih dengan tatapan yang
kosong.

 Masalah dengan pendidikan, uraikan

 Masalah dengan pekerjaan, uraikan

Keluarga klien menggatakan bahwa dulunya klien adalah seorang


Wirasuasta, namun semenjak kedua orangtuanya bercerai klien sudah tidak
bekerja lagi.
 Masalah dengan perumahan, uraikan

 Masalah dengan ekonomi, uraikan

Tn. J menggalami masalah ekonomi semenjak klien tidak bekerja lagi, jadi
klien tidak memiliki pemasukan dalam ekonominya.

 Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan

 Masalah lainnya, uraikan

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial : menarik diri

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:


 Penyakit jiwa  Sistem pendukung

 Faktor presipitasi  Penyakit fisik

 Koping  Obat-obatan

 Lainnya :

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosis Medik : -

Terapi Medik :-

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial: menarik diri
XIII. ANALISA DATA

Tgl/jam Data fokus Masalah Ttd & nama

Senin, 07 DS : - keluarga klien menggatakan bahwa klien tidak mau mandi Defisit Perawatan Diri Suci Anggun
Desember sudah 1 minggu dan tidak mau melakukan aktivitas.
2020
- Keluarga klien menggatakan Klien malas mandi, tak mau
Pkl 08.15 menyisir rambut, tak mau menggosok gigi, tak mau memotong
kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat mandi /
kebersihan diri.

DO : Rambut Klien terlihat kotor, gigi kotor, kulit terlihat berdaki


dan bau, kuku tampak panjang dan hitam, Rambut klien juga terlihat
acak-acakan, pakaian tidak rapi.

DS : - Keluarga klien menggatakan bahwa klien adalah anak dari Isolasi Sosial : menarik Suci Anggun
pasangan suami istri yang sudah bercerai, klien ditelantarkan ayah diri
dan ibunya karena dirasa sudah mampu hidup mandiri.

- Keluarga klien menggatakan Klien hanya termenung diam


tidak melakukan aktifitas, wajah klien nampak sedih dengan tatapan
yang kosong.
- Keluarga klien mengatakan klien susah untuk diajak bicara,
ketika klien disuruh untuk mandi klien langsung berbicara kasar.
- Keluarga klien menggatakan bawha klien dulu sering sholat
5 waktu dan melakukan idabah lainnya di Masjid, tetapi semenjak
kedua orangtuanya bercerai, klien hanya murung memandang
jendela, dan hanya termenung diam tidak melakukan aktifitas.

DO : Klien tampak sedih dengan tatapan yang kosong, hanya


termenung diam tidak melakukan aktifitas.
XIV. POHON MASALAH

Isolasi sosial: menarik diri

Defisit Perawatan Diri

Menurunnya motivasi perawatan diri

XV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Menurunnya motivasi


perawatan diri.
XVI. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Tn. J

Usia : 26 Tahun

Tgl/jam No DX Tujuan Perencanaan


DX
keperawatan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional

Senin, 07 1 Defisit TUM: 1. Setelah 6x pertemuan pasien


Desember Perawatan mampu : Klien dapat
1. Klien mampu
2020 Diri melakukan perawatan diri
melakukan
sendiri seperti mandi,
Pkl 08.30 perawatan diri:
menyisir rambut, menggosok
higiene.
gigi, memotong kuku,
berhias.

TUK 1 : Klien dapat Setelah 6x pertemuan pasien a) Diskusikan bersama a) Agar pasien mampu
menyebutkan mampu : Klien mampu klien tentang menyebutkan
pengertian dan menyebutkan pengertian dan pengertian bersih pengertian dan
tanda-tanda kebersihan dan tanda-tanda tanda-tanda
diri. tanda-tanda kebersihan diri. bersih. kebersihan diri.
b) Beri reinforcement b) Agar pasien
positif bila klien termotifasi pada saat
mampu melakukan melakukan hal yang
hal yang positif. positif.

TUK 2 : Klien dapat Setelah 4x pertemuan pasien a) Bicarakan dengan a) Agar klien bisa
menyebutkan penyebab mampu : Klien mampu klien penyebab tidak menyebutkan
tidak mau menjaga menyebutkan penyebab klien mau menjaga penyebab klien tidak
kebersihan diri. tidak mau menjaga kebersihan kebersihan diri. mau menjaga
diri b) Diskusikan akibat kebersihan dirinya.
dari tidak mau b) Agar klien bisa
menjaga kebersihan menyebutkan
diri. menggapa klien
tidak mau menjaga
kebersihan dirinya.

TUK 3 : Klien dapat Setelah 6x pertemuan pasien a) Diskusikan bersama a) Agar klien mampu
menyebutkan manfaat mampu : Klien mampu klien tentang menyebutkan
higiene. manfaat higien.
menyebutkan manfaat higiene. b) Bantu klien manfaat dari higien.
mengidentifikasikan b) Agar klien tahu
kemampuan untuk kemampuannya
menjaga kebersihan untuk menjaga
diri. kebersihan dirinya.

TUK 4 : Klien dapat Setelah 6x pertemuan pasien a) Diskusikan dengan a) Agar pasien mampu
menyebutkan cara mampu : Klien mampu klien cara menjaga mengetahui dan
menjaga kebersihan menyebutkan cara menjaga kebersihan diri: andi menyebutkan
diri. kebersihan diri. 2x sehari (pagi dan bagaimana cara
sore) dengan menjaga kebersihan
memakai sabun diri dengan benar,
mandi, gosok gigi seperti mandi,
minimal 2x sehari mengosok gigi,
dengan pasta gigi, mencuci rambut,
mencuci rambut memotong kuku,
minimal 2x memotong rambut,
seminggu dengan dll.
sampo, memotong b) Agar pasien
kuku minimal 1x termotifasi pada saat
seminggu, melakukan hal yang
memotong rambut positif.
minimal 1 x sebulan.
b) Beri reinforcement
positif bila klien
berhasil.
TUK 5 : Klien dapat Setelah 5x pertemuan pasien a) Bimbing klien a) Agar pasien mampu
melaksanakan perawat mampu : Klien mampu melakukan melakukan
an diri higiene dengan melakukan perawatan diri demonstrasi tentang perawatan diri
bantuan minimal. higiene dengan bantuan minimal cara menjaga dengan mengetahui
kebersihan diri. cara menjaga
b) Dorong klien untuk kebersihan diri yang
melakukan benar.
kebersihan diri b) Agar pasien mampu
dengan bantuan melakukan
minimal. kebersihan diri
dengan bantuan
minimal.

TUK 6 : Klien dapat Setelah 6x pertemuan pasien a) Beri kesempatan a) Agar klien klien
melakukan perawatan mampu : Klien mampu klien untuk mampu melakukan
diri higiene secara melkukan perawatan diri higiene membersihkan diri perawatan diri
mandiri. secara mandiri. secara bertahap. secara bertahap
b) Dorong klien untuk b) Agar klien mampu
mengungkapkan mengungkapkan
perasaannya setelah yang dirasakan
membersihkan diri. setelah melakukan
c) Bersama klien perawatan diri.
membuat jadwal c) Agar klien dapat
menjaga kebersihan melakukan
diri. perawatan diri
d) Bimbing klien untuk sesuai dengan
melakukan aktivitas jadwal yang sudah
higiene secara dibuat
teratur. d) Agar klien mulai
terbiaa dalam
melakukan
perawatan diri.

TUK 7 : Klien Setelah 2x pertemuan pasien a) Beri pendidikan a) Agar keluarga


mendapat dukungan mampu : Keluarga klien dapat kesehatan tentang pasien dapat
keluarga mengetahui cara merawat klien, merawat klien untuk merawat,
memberikan dukungan kepada kebersihan diri memberikan
klien, serta menyiapkan melalui pertemuan dukungan, dan
lingkungan yang baik bagi klien. keluarga. menyiapkan
b) Beri reinforcement lingkungan yang
positif atas baik sehingga pasien
partisipasi aktif merasa mendapat
keluarga. dukungan keluarga
sesaca optimal
dalam proses
kesembuhannya.
b) Agar pasien
termotifasi pada saat
melakukan hal yang
positif.
XVII. IMPLEMENTAS

Nama : Tn. J

Usia : 26 Tahun

Tgl/jam DX Implementasi Ttd dan nama


keperawatan

Senin, 07 Defisit Membina hubungan saling percaya denggan menggunakan prinsip komunikasi Suci Anggun
Desember Perawatan terapeutik :
2020 Diri
a. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri dengan ramah dan sopan.
Pkl 09.00 b. Menanyakan nama lengkap dan panggilan.

RS :

- Pasien menyapa dengan menggatakan Selamat Pagi.


- Pasien menggatakan Namanya Jefri Ahmad dan biasa dipanggil Jefri.
RO :

- Pasien tampak menggenal perawat.


- Pasien tampak nyaman saat diajak komunikasi.

Selasa, 08 Defisit Melakukan SP 1 Pasien DPD Suci Anggun


Desember Perawatan
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
2020 Diri
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.
Pkl 09.00
RS :

- Pasien menggatakan mengerti pentingnya menjaga kebersihan diri.


- Pasien menggatakan mengerti dan mengetahui alat-alat apa saja yang
digunakan untuk menjaga kebersihan diri.
- Pasien menggatakan mengerti dan memahami cara-cara melakukan
kebersihan diri.

RO :

- Pasien tampak paham dengan yang dijelaskan perawat.


- Pasien mampu mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
Rabu, 09 Defisit Melakukan SP 2 Pasien DPD Suci Anggun
Desember Perawatan
Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri.
2020 Diri
RS :
Pkl 09.00
- Pasien menggatakan mengetahui tempat BAB/BAK yang sesuai
- Pasien menggatakan mengetahui cara membersihkan diri setelah BAB dan
BAK
- Pasien menggatakan mengetahui cara membersihkan tempat BAB dan
BAK
RO :

- Pasien tampak paham dengan yang dijelaskan perawat


- Pasien mampu mempraktekkan cara melakukan BAB/BAK secara
mandiri.

Kamis, 10 Defisit Melakukan SP 3 Pasien DPD Suci Anggun


Desember Perawatan
Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan.
2020 Diri
Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita.
Pkl 09.00
RS :

- Pasien menggatakan mengetahui cara Berpakaian, menyisir rambut, dan


bercukur.
- Pasien menggatakan mengetahui cara Berpakaian, menyisir rambut, dan
berhias.

RO :

- Pasien tampak paham dengan yang dijelaskan perawat


- Pasien mampu mempraktekkan cara berdandan.

Jumat, 11 Defisit Melakukan SP 4 Pasien DPD Suci Anggun


Desember Perawatan
Percakapan Melatih Pasien Makan Secara Mandiri.
2020 Diri
RS :
Pkl 09.00 - Pasien menggatakan mengetahui cara mempersiapkan makan
- Pasien menggatakan mengetahui cara makan yang tertib
- Pasien menggatakan mengetahui cara merapihkan peralatan makan setelah
makan
RO :
- Pasien tampak makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
- Pasien tampak paham dengan yang dijelaskan perawat
- Pasien mampu mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
XVIII. EVALUASI

Nama : Tn. J

Usia : 26 Tahun

Tgl/jam DX keperawatan Evaluasi Ttd dan nama

Senin, 07 Defisit Perawatan S : Klien menyapa perawat dengan sopan dan mengucapkan selamat Suci Anggun
Desember 2020 Diri pagi serta memperkenalkan namanya.
O : Klien tampak nyaman saat diajak komunikasi, klien tampak
Pkl 14.00
menggenal perawat.
A : Membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.
P:
Perawat : Melanjutkan SP 1 Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri,
cara-cara merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan
kebersihan diri.
Pasien :
- Latih menjaga kebersihan diri.
- Latih untuk mengetahui alat-alat untuk menjaga kebersihan
diri
- Latih cara-cara melakukankebersihandiri
- Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
Selasa, 08 Defisit Perawatan S : Klien menggatakan senang dan lebih paham setelah belajar tentang Suci Anggun
Desember 2020 Diri pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih tentang
cara-cara perawatan kebersihan diri.
Pkl 14.00
O: Klien tampak mampu melakukan apa yang sudah di jelaskan oleh
perawat mengenai perawatan kebersihan diri.

A: SP 1 Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat


diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.

P:

Perawat : Melanjutkan SP 2 Percakapan mengajarkan pasien melakukan


BAB/BAK secara mandiri.

Pasien :
- Latih dalam mengetahui tempat BAB/BAK yang sesuai
- Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan
BAK
- Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
Rabu, 09 Defisit Perawatan S : Klien menggatakan senang dan lebih paham setelah belajar tentang Suci Anggun
Desember 2020 Diri melakukan BAB/BAK secara mandiri, klien menggatakan bahwa klien
lebih paham mengenai tempat BAB/BAK yang sesuai, mengetahui cara
Pkl 14.00
membersihkan diri setelah BAB dan BAK, mengetahui cara
membersihkan tempat BAB dan BAK.
O : Pasien tampak paham dengan yang dijelaskan perawat, Pasien
mampu mempraktekkan cara melakukan BAB/BAK secara mandiri.
A : SP 2 Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara
mandiri.

P:
Perawat : Melanjutkan SP 3 Pasien : Percakapan saat melatih pasien
laki-laki berdandan, SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk
pasien wanita.
Pasien :

- Latih pasien dalam Berpakaian, Menyisir rambut, dan


Bercukur
- Latih pasien dalam Berpakaian, Menyisir rambut, dan
Berhias

Kamis, 10 Defisit Perawatan S : Klien menggatakan senang dan lebih paham setelah belajar Suci Anggun
Desember 2020 Diri mengenai cara berdandan.
O : Klien tampak paham dengan yang dijelaskan perawat, dan klien
Pkl 14.00
tampak mampu mempraktekkan cara berdandan.
A : SP 3 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdan.
SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita.
P:
Perawat : Melanjutkan SP 4 Pasien : Percakapan Melatih Pasien Makan
Secara Mandiri.
Pasien :

- Latih cara mempersiapkan makan


- Latih cara makan yang tertib
- Latih cara merapihkan peralatan makan setelah makan
- Latih klien untuk praktek makan sesuai dengan tahapan
makan yang baik
Jumat, 11 Defisit Perawatan S : Klien menggatakan senang dan paham mengenai cara Suci Anggun
Desember 2020 Diri mempersiapkan makan, cara makan yang tertib, cara merapihkan
peralatan makan setelah makan, dan cara mempraktikkan makan sesuai
Pkl 14.00
dengan tahapan makan yang baik.
O : Klien tampak paham dengan yang dijelaskan perawat, dan klien
tampak mampu mempraktikan tahapan makan dengan baik dan tepat.
A : SP 4 Pasien : Percakapan Melatih Pasien Makan Secara Mandiri.
P:
Perawat : Melanjutkan SP1 Keluarga: Memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan diri dan cara
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan
diri.
Pasien : Latih keluarga klien agar mampu merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kurang perawatan diri atau devisit perawatan
diri.
XIX. ETIK LEGAL
Perawat memaksa Tn. J supaya mandi dikamar mandi tetapi Tn. J tetap
menolak dan berkata kasar kepada perawat. Perawat tetap sabar memperlakukan
pasien tersebut.

Sesuai dengan masalah diatas Etik Legal yang saya ambil yaitu : Non-
Maleficence karena disini perawat tidak merugikan atau tidak mencederai pasien,
di sini perawat hanya menyuruh pasien untuk mandi di kamar mandi tetapi pasien
menolak dan berkata kasar tetapi perawat tetap sabar memperlakukan pasien
tersebut.
Daftar Pustaka

1. Cherista Agtifaz Sukma. Studi Kasus Penerapan Tindakan Keperawatan :


Kebersihan Diri pada klien Gangguan Jiw Dengan Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri Di Puskesmas Pejagoan. STIKES Muhammadiyah
Gombong. 2019. Hal 1.
2. Yusuf Rizky, Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. BUKU AJAR
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA. Jagakarsa : Jakarta. Penerbit
Salemba Medika. 2015. Hal 10-11.
3. Lela Aruma Syahni. Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri.
Fakultas Ilmu Kesehatan UMP. 2018. Hal 11-13.

Anda mungkin juga menyukai