Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN/PANDUAN

PROGRAM KELUARGA
BERENCANA

PEMERINTAH KOTA DENPASAR


DINAS KESEHATAN
UPT.PUSKESMAS I DENPASAR UTARA
Jln. Angsoka No.17 Denpasar.Telp(0361) 245906
Email:puskesmas1denpasarutara@gmail.com
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Tuhan YME, atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman/Panduan Penyelenggaraan Upaya
pelayanan KB Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar. Panduan ini kami
susun sebagai salah satu upaya memberikan acuan dan kemudahan dalam
pelaksanaan Upaya Pelayanan KIA di Puskesmas I Denpasar Utara.

Upaya Pelayanan KB merupakan salah satu pelayanan wajib di Puskesmas


I Denpasar Utara merupakan UKM Essential yang mempunyai peranan strategis
mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan diharapkan
berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas.

Akhirnya perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih atas


bimbingan, bantuan, kerjasama, dan partisipasinya kepada semua pihak yang
terlibat dalam proses penyusunan Pedoman Upaya Pelayanan KB di Puskemas I
Denpasar Utara.

Petugas Pelayanan KB
Puskemas I Denpasar Utara

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat

1
dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.
Melalui program dan kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan
keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.
Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu meningkat. Untuk itu
diperlukan peran serta aktif dari semua tenaga kesehatan, baik yang ada di pusat,
daerah sampai di unit pelayanan kesehatan dalam meningkatkan penggunaan KB.
Puskesmas sebagai organisasi yang paling dekat dengan masyarakat mempunyai
peran yang penting dalam meningkatkan penggunaan KB oleh masyarakat. Oleh
karena itu Puskesmas memiliki program KB, termasuk Puskesmas I Denpasar
Utara. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut :
pemasangan dan pencabutan AKDR, pemasangan dan pencabutan implant,
kontrasepsi suntik, kontrasepsi pil, kondom, krioterapi, pemeriksaan IVA,
pemeriksaan pap smear, konseling SADARI dan VCT.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan pedoman pelayanan KB adalah sebagai acuan dari pelaksana
pelayanan dalam memberikan asuhan pelayanan KB yang berkualitas dan sesuai
dengan SOP yang ada.
Tujuan program KB adalah untuk :
1. Menekan laju pertumbuhan penduduk dengan menunda kehamilan bagi
pasangan yang belum ingin memiliki anak, mengatur jarak kehamilan dan
menghentikan kehamilan pada pasangan usia subur serta mencegah
penularan IMS dan HIV/AIDS.
2. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii dan
mencegah pertemuan sperma dan sel telur sehingga tidak terjadi kehamilan
dengan pemasangan AKDR.
3. Menghambat pertemuan sperma dengan ovum akibat bertambahnya
kekentalan lendir serviks oleh pengaruh hormone estrogen dan
progesterone dari implant.
4. Mencegah penularan IMS dan HIV/AIDS dari penggunaan kondom.

2
C. Sasaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah petugas KB sebagai pelaksana atau
pemberi pelayanan program KB serta masyarakat sebagai pengguna program KB.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Pelayanan Program KB di Puskesmas I Denpasar Utara dilaksanakan oleh
pelaksana petugas KB yang dilaksanakan di Ruang Layanan Program KB
Puskesmas I Denpasar Utara dengan sasaran pelayanan KB adalah pasangan usia
subur (PUS) yang mau memakai alat kontrasepsi serta mendeteksi dini kanker
leher rahim dan payudara.

E. Batasan Operasional
Program Keluarga Berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Ini bermakna
bahwa program KB adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang
bias dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan
kelahiran seperti metode kontrasepsi jangka panjang maupun metode kontrasepsi
jangka pendek.
Pelayanan program KB di Puskesmas I Denpasar Utara dilaksanakan kepada
pasangan usia subur yang datang ke Puskesmas I Denpasar Utara dan melakukan
kunjungan kepada pasangan usia subur yang tidak menggunakan KB untuk
meningkatkan penggunaan KB di masayarakat. Kegiatan pelayanan program KB
di Puskesmas I Denpasar Utara dilaksanakan setiap hari kerja.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia dan realisasi tenaga pelayanan keluarga berencana di
Puskesmas I Denpasar Utara adalah DIII Kebidanan.

B. Distribusi Ketenagaan
Koordinator dalam penyelenggaraan pelayanan di ruang KB Puskesmas I
Denpasar Utara adalah petugas program KB. Pengaturan dan penjadwalan tenaga
puskesmas dalam upaya pelayanan kontrasepsi dilaksanakan lintas program sesuai
dengan kebutuhan dan kesepakatan.
1. Pelayanan di ruang KB dalam gedung Puskesmas I Denpasar Utara
dilaksanakan oleh penanggung jawab program (Ni Ketut Suriyanti,
A.Md.Keb), pemegang program KIA (Vivin Ika Ivanayanti, A.Md.Keb),
pemegang program Anak (Ni Made Sinarsari, A.Md.Keb), pemegang
program IMS (Ni Ketut Suriyanti, A.Md.Keb).
2. Pelayanan KB di Pustu Tonja adalah Ni Made Ambarwati, A.Md.Keb.

C. Jadwal Kegiatan
Kegiatan pelayanan program KB di Puskesmas I Denpasar Utara
dilaksanakan setiap hari kerja, sebagai berikut:
1. Hari Senin - Kamis Pukul 08.00 – 12.00 WITA
2. Hari Jumat Pukul 08.00 – 10.30 WITA
3. Hari Sabtu Pukul 08.00 – 11.30 WITA

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

F A
G I
F UTAR
R. Tindakan
A
H R. Administrasi
D B E

C
E
D

G
RUANG BAGIAN C
LABORATORIUM

A B

Keterangan Denah.
1. Ruang Administrasi
A. Pintu
B. Meja Komputer
C. Meja Kerja
D. Rak Arsip
E. Lemari arsip
F. Wastafel
G. Meja Display
H. Kursi Pasien
I. Pintu

5
2. Ruang Tindakan
A. Bed Pasien
B. Meja Gyn 1
C. Meja Gyn 2
D. Trolly
E. Almari Obat
F. Almari Alat
G. Tempat cuci alat
B. Standar Fasilitas
Keadaan
No Nama Barang Jumlah Kurang Rusak
Baik (B)
Baik (KB) Berat (RB)
1 Meja Komputer 1
2 Meja 1
3 Almari 3
4 Komputer PC 1
5 Telepon 1
6 Kursi bulat 3
7 Bed Gynecologi 2
8 Stetoskop 1
9 Tensi Meter Hg 1
10 Lampu Halogen 2
11 Ember Tertutup 1
12 Waskom Stainless 2
13 Toples 2
14 Bingkai Penanganan 1
Anafilaktik Shock
15 Bingkai Layanan KB 1
17 Bingkai Visi Misi 1
19 Bingkai Poster KB 4
20 Bingkai Contoh Alat 1

6
Kontrasepsi
23 Papan Protap KB 1
24 Bingkai Tahapan Cuci Tangan 1
25 Kotak Anafilaktik Shock 1
26 Cermin 1
28 Tabung Oksigen + Trolly 1
29 Regulator 1
30 Tempat Sampah 2
31 Klem penjepit portio 1
32 Sonde uterus 1
33 Klem arteri 2
34 Gunting uterus/Sims 1
35 Pengait IUD 3
36 Spekulum vagina 14
37 Bak instrument 6
38 Nierbeken 3
39 Silinder korentang 1
40 Tromol 1
41 Implant Kit 1
42 IUD Kit, tdd: 1
Artery Forceps 1
Koher Forceps 1
Episiotomy 1
Umbilical 1
Uterine Tenaculum 1
Sponge Holding Forceps 1
Uterine Design Forceps 1
Sonde Uterus 1
IUD Remover Forceps 1
Hegar bogie uterine 1
Siebold uterine 1

7
Sims vaginal spekulum 1
Mangkok larutan 1
Lampu kepala 1
Thermometer klinis 1

8
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pelayanan

Pasien KB

Loket

Ruang
Ruang Konseling Tindakan
KB

Resep

Ruang Obat Pulang

- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
- Diagnosa
- Penerbitan Surat Rujukan Internal
- Surat Persetujuan Tindakan
- Tindakan
- Konseling

9
BAB V
LOGISTIK

Dalam upaya pemberian pelayanan program KB yang bermutu, ketersediaan


sarana dan prasarana pelayanan sangat diperlukan. Manajemen untuk pencapaian
daya guna (efisiensi) yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa.
Pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, obat
dan fasilitas kesehatan sangat diperlukan. Pelaksana program di ruang layanan KB
harus memperhatikan dan memelihara sarana dan prasarana yang tersedia di ruang
layanan KB. Beberapa obat yang ada di ruang layanan KB antara lain:
1. Bahan bahan Obat
a. Asam cuka 6%
b. Alcohol 70%
c. Alcohol 75%
2. Obat Syok Anafilaktik
a. Infuse RL 500 ml
b. Abocath
c. Infuse set
d. Ephineprin
e. Dipenhidramin
f. Aquades
g. Spuit

10
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien merupakan salah satu indikator mutu layanan dan


keberhasilan dari layanan program KB. Keselamatan pasien merupakan sistem
yang mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan risiko atau dampak,
baik risiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun risiko
yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pasien harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan-tahapan
dalam mengelola keselamatan pasien antara lain:
1. Identifikasi Risiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi risiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perancanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuik tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Risiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap risiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani risiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Risiko dan Meminimalisasi Risiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis risiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko
atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah
atau meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.

11
4. Rencana Upaya Pencegahan
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi risiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam
mengatasi risiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau
ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan, sehingga sengan segera
dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan
Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah
tercapai.
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan kesehatan perlu diperhatikan
keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.

12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kewaspadaan standar adalah kegiatan sederhana efektif yang dirancang


untuk melindungi petugas dan pasien dari infeksi berbagai patogen, termasuk
patogen yang ditularkan melalui darah. Kegiatan ini dilakukan untuk merawat
semua pasien tanpa mengetahui diagnosis, mereka diperlakukan sama.
Rekomendasi kewaspadaan standar meliputi:
1. Kebersihan Tangan
Teknik cuci tangan :
a. Cuci tangan (40-60 detik): basahi tangan dan gunakan sabun, gosok
seluruh permukaan, bilas kemudian keringkan dengan handuk sekali pakai,
sekaligus untuk mematikan keran. Cuci tangan sesuai 6 langkah tahapan
mencuci tangan benar.
b. Penggosokan tangan (20-30 detik): gunakan produk dalam jumlah cukup
untuk seluruh bagian tangan, gosok tangan hingga kering.
Indikasi cuci tangan :
a. Sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien dan di antara pasien,
baik menggunakan maupun tidak menggunakan sarung tangan.
b. Segera setelah sarung tangan dilepas.
c. Sebelum memegang peralatan.
d. Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi, kulit terluka, dan
benda-benda terkontaminasi, walaupun menggunakan sarung tangan.
e. Selama merawat pasien, saat bergerak dari sisi terkontaminasi ke sisi
bersih dari pasien.
f. Setelah kontak dengan benda-benda di samping pasien.
2. Sarung Tangan
a. Gunakan bila akan menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi,
membran mukosa, kulit yang tidak utuh.
b. Ganti setiap kali selesai satu tindakan ke tindakan berikutnya pada pasien
yang sama setelah kontak dengan bahan-bahan yang berpotensi infeksius.

13
c. Lepaskan setelah penggunaan, sebelum menyentuh benda dan permukaan
yang tidak terkontaminasi, dan sebelum pindah ke pasien lain.
d. Lakukan tindakan membersihkan tangan segera setelah melepaskan sarung
tangan.
3. Pelindung Wajah (Mata, Hidung, dan Mulut)
a. Gunakan masker bedan dan pelindung mata
b. Pelindung wajah untuk melindungi membran mukosa mata, hidung, dan
mulut selama tindakan yang umumnya dapat menyebabkan terjadinya
percikan darah, cairan tubuh, sekret dan ekskresi.
4. Gaun Pelindung
a. Gunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya pakaian selama
tindakan yang umumnya bias menimbulkan percikan darah, cairan tubuh,
sekret, dan ekskresi.
b. Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin dan bersihkan
tangan.
5. Pencegahan Luka Tusukan Jarum dan Benda Tajam Lainnya
a. Hati-hati bila: memegang jarum, pisau, dan alat-alat tajam lainnya.
b. Bersihkan alat-alat yang telah digunakan.
c. Buang jarum dan alat-alattajam lainnya yang telah digunakan.
6. Kebersihan Pernapasan dan Etika Batuk
a. Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu dan masker, serta
membersihkan tangan setelah kontak dengan sekret saluran napas.
7. Kebersihan Lingkungan
a. Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan disinfeksi
permukaan lingkungan dan benda lain yang sering disentuh.
8. Linen
a. Cegah pajanan pada kulit dan membran mukosa serta kontaminasi pada
pakaian.
b. Cegah penyebaran patogen ke pasien lain dan lingkungan.
9. Pembuangan Limbah
a. Pastikan pengelolaan limbah yang aman.

14
b. Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekret, dan
ekskresi sebagai limbah infeksius, berdasarkan peraturan setempat.
c. Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara langsung
berhubungan dengan pemrosesan specimen harus juga diperlakukan
sebagai limbah infeksius.
d. Buang alat sekali pakai dengan benar.
10. Peralatan Perawatan Pasien
a. Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi
harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit dan
membran mukosa, kontaminasi pakaian, dan penyebaran patogen ke
pasien lain atau lingkungan dapat dicegah.
b. Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan yang digunakan
ulang dengan benar sebelum digunakan pada pasien lain.

15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktivitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan
upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan daqpat berjalan sesuai rencana
dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dari ruang layanan KB mempunyai 1 indikator mutu, yang digunakan
sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja layanan KB. Indikator mutu tersebut
antara lain:
1. Kunjungan MKJP 30 % dari total kunjungan pasien KB dalam 1 bulan.

16
BAB IX
PENUTUP

Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut :


pemasangan dan pencabutan AKDR, pemasangan dan pencabutan implant,
kontrasepsi suntik, kontrasepsi pil, kondom, krioterapi, pemeriksaan IVA,
pemeriksaan pap smear, konseling SADARI dan VCT.
Tujuan pedoman pelayanan KB adalah sebagai acuan dari pelaksana
pelayanan dalam memberikan asuhan pelayanan KB yang berkualitas dan sesuai
dengan SOP yang ada.
Pelayanan Program KB di Puskesmas I Denpasar Utara dilaksanakan oleh
pelaksana petugas KB yang dilaksanakan di Ruang Layanan Program KB
Puskesmas I Denpasar Utara, dimana setiap layanan KB dilaksanakan setiap hari
kerja.

17

Anda mungkin juga menyukai