Anda di halaman 1dari 8

JPK 3 (2) (2017): 175-182

Jurnal Profesi Keguruan


https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk

Upaya Meningkatkan Minat Membaca Melalui Model Pembelajaran


Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Berbantuan
Infografis Pada Pembelajaran Sejarah Peminatan Kelas XI IPS

N. Hikmah1, I.W. Kusumastuti2, dan H.T. Atmadja2


1
SMA N 13 Semarang
2
Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Tujuan penelitian ini: (1)mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) berbantuan infografis pada pembelajaran sejarah peminatan kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2017/2018. (2)menjelaskan peningkatan minat membaca pada
pembelajaran sejarah peminatan kelas XI IPS 1 SMA Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2017/2018 setelah
melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbantuan
infografis. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2
siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat membaca peserta didik setelah
melalui model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbatuan infografis.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata presentase hasil analisis angket respon peserta didik dari siklus I ke II, rata-
rata presentase hasil analisis lembar pengamatan observer (guru sejawat) terhadap peserta didik selama
KBM dari siklus I dan II mengalami peningkatan sebesar 8%, dan hasil analisis rata-rata presentase
pengamatan observer terhadap guru kelas selama KBM di kelas mengalami peningkatan sebesar 3%.
Adanya minat peserta didik ini juga dapat dilihat ciri-ciri seseorang yang memiliki minat menurut Walgito, dari
5 indikator yang ada terdapat 3 indikator dari hasil analisis angket respon peserta didik yang tidak terdapat
peningkatan. Meskipun demikian, ketiga indikator tersebut telah memenuhi kriteria indikator pencapaian
dalam penelitian ini yaitu cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan minat membaca,
meskipun tidak terlalu signifikan. Saran yang dapat diberikan yaitu media infografis mengenai Kerajaan
Demak dan Kerajaan Lombok yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan dalam pembelajaran
Sejarah Indonesia.

Kata Kunci: Peningkatan, Minat Membaca, CIRC, Infografis, Pembelajaran Sejarah

PENDAHULUAN membaca dibandingkan dengan anak-anak


Gerakan Literasi Sekolah merupakan lain di dunia masih rendah.
salah satu program pemerintah Indonesia Padahal menurut Farr (dalam
guna meningkatkan minat baca peserta Dalman, 2014:5) mengemukakan reading is
didik di seluruh Indonesia. Program ini the heart of education, yang berarti
berdasarkan Permendikbud RI Nomor 23 membaca merupakan jantung pendidikan.
Tahun 2015 tentang pertumbuhan budi Hal tersebut menjelaskan bahwa membaca
pekerti. Penumbuhan budi pekerti ini merupakan faktor penting dalam sebuah
merupakan kegiatan pembiasaan perilaku proses pembelajaran di sekolah. Membaca
positif di sekolah, sehingga membentuk juga merupakan salah satu pintu utama
generasi berkarakter positif. Alasan untuk dapat mengakses pengetahuan dan
pemerintah mencanangkan program ini informasi. Hodgson (dalam Tarigan,
seperti yang dilansir dalam artikel 2015:7) menjelaskan bahwa membaca
“Meningkatkan Minat Baca Siswa Indonesia adalah proses yang dilakukan serta
Melalui GLS” yang diterbitkan dipergunakan oleh penulis melalui media
Kompasiana.com (2016) bahwa kata-kata atau bahasa tulis. Jadi dengan
kemampuan anak Indonesia pada usia mambaca, peserta didik dapat memperoleh
jenjang Sekolah Menengah Atas di bidang pengetahuan dan wawasan yang
176 Hikmah, Kusumastuti, dan Admadja, Upaya Meningkatkan Minat Membaca

dimilikinya akan semakin luas. Hal ini dapat lebih mudah diakses untuk mendapatkan
mempengaruhi proses belajar dan pola pikir sebuah informasi. Di mana hanya perlu
peserta didik yang bersangkutan. mengetik keyword-nya saja maka akan
Sedangkan, minat sendiri menurut Slameto muncul sejumlah informasi yang kita
(2003:180), adalah suatu rasa lebih suka inginkan. Mudahnya akses informasi
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau melalui gedget ini membuat peserta didik
aktivitas tanpa ada yang menyuruh. berpaling untuk tidak membaca buku teks
Minat terhadap sesuatu yang sejarah. Buku-buku sejarah yang
dipelajari akan berpengaruh pada proses digunakan dalam proses pembelajaran
belajar selanjutnya (Slameto, 2003). Jadi sejarah menurut peserta didik kelas XI IPS
dapat disimpulkan bahwa minat membaca 1 SMA Negeri 13 Semarang dinilai
merupakan suatu ketertarikan pada sebagian besar berisi tulisan yang padat
kegiatan membaca yang dapat menyokong dan gambar yang minim, sehingga
kegiatan belajar selanjutnya, karena membuat peserta didik jenuh untuk
peserta didik akan memperoleh membaca buku pelajaran tersebut. Hal
pengetahuan dan wawasan yang tersebut menggambarkan masih minimnya
dimilikinya semakin kuat. Begitu pula minat membaca peserta didik di kelas XI
dengan pembelajaran sejarah diperlukan IPS 1 SMA Negeri 13 Semarang pada
minat membaca peserta didik guna pembelajaran sejarah. Oleh karena itu
menyokong pembelajaran pada materi diperlukan inovasi dalam menyajikan materi
selanjutnya. Hal ini karena pembelajaran pembelajaran yang menarik dan ringkas
sejarah memang memiliki banyak materi namun tetap berisi. Menurut Garvey dan
pembahasan dari peristiwa – peristiwa Krug (2015: 130), terdapat banyak cara
masa lalu yang ditulis secara kronologis, dalam mengungkapkan dan
sehingga tidak mengherankan apabila mengomunikasikan sebuah penjelasan
pelajaran sejarah menjadi salah satu tentang masa lalu. Selaras dengan hal
pelajaran yang memerlukan pemahaman tersebut, maka peneliti mencoba membuat
yang lebih agar dapat menguasai materi inovasi dalam menyajikan materi
pelajaran tersebut. pembelajaran sejarah berupa infografis
Oleh karena itu, peserta didik dituntut pada materi Kerajaan maritim Islam di
untuk banyak membaca agar dapat Indonesia, khususnya Kerajaan Demak dan
menguasai materi pelajaran. Apabila Kerajaan Lombok. Kedua kerajaan ini
peserta didik tidak memiliki minat dalam dipilih karena berdasarkan wawancara
membaca pelajaran sejarah, maka akan klasikal dengan kelas XI IPS 1, menurut
kesulitan dalam menguasai dan memahami mereka materi tersebut susah. Hal ini
materi tersebut. Namun demikian, didukung pula menurut penuturan mereka
sebaliknya apabila peserta didik memiliki bahwa beberapa kerajaan maritim Islam di
minat membaca, tetapi tidak diimbangi Indonesia jarang didengar, seperti Kerajaan
dengan adanya penjelasan yang membantu Lombok.
peserta didik dalam memahami materi Infografis adalah suatu bentuk
pelajaran sejarah, maka peserta didik akan penyajian data dengan konsep visual yang
cenderung menghafal materi pelajaran tediri dari teks dengan tambahan gambar-
tersebut. Sehingga peserta didik akan gambar ilustrasi yang menarik. Infografis
mudah lupa dengan materi pelajaran yang sering juga disebut sebagai ilustrasi
telah dihafal. Adanya paradigma bahwa informasi (Glasgow, 1994). Media infografis
pelajaran sejarah merupakan suatu dipilih peneliti sebagai salah satu media
pelajaran yang dihafalkan tersebut, yang paling tepat untuk mengatasi
dikarenakan peserta didik berpikir bahwa permasalahan tersebut karena melalui
pelajaran sejarah hanya berisi angka infografis peneliti dapat menyederhanakan
tanggal, tahun dan nama-nama tokoh. informasi pada materi pembelajaran yang
Padahal pelajaran sejarah merupakan panjang dengan diubah ke dalam bentuk
pelajaran yang berisi rangkaian peristiwa berita visual.
yang ditulis secara kronologis sehingga Pembelajaran sejarah menggunakan
seharusnya peserta didik mudah dalam media infografis ini tentunya akan berjalan
menerima materi sejarah tersebut. secara maksimal bila didukung dengan
Hasil pengamatan yang telah model pembelajaran Cooperative
dilakukan di dalam kelas XI IPS 1 SMA Integrated and Reading Composition
Negeri 13 Semarang ternyata yang menjadi (CIRC). Model pembelajaran ini dipilih
permasalahan minimnya minat membaca peneliti guna membantu peserta didik
buku teks sejarah yaitu fenomena gedget mempelajari kemampuan memahami
JPK 3 (2) (2017): 175-182 177

bacaan yang dapat diaplikasikan secara Berdasarkan bagan tersebut bahwa


luas. Cooperative Integrated Reading and pada penelitian ini setiap siklusnya terdiri
Composition (CIRC) merupakan model dari 4 tahapan yaitu perencanaan,
pembelajaran yang menugaskan peserta tindakan, observasi dan refleksi. Setelah
didik untuk bekerja dalam kelompok kecil siklus I selesai, kemungkinan guru masih
untuk belajar dalam serangkaian kegiatan menemukan masalah baru atau masalah
yang bersifat kognitif, termasuk lama yang belum mencapai indikator
membacakan cerita satu sama lain, saling keberhasilan maka dilanjutkan ke siklus II
merangkum cerita satu sama lain, dan dengan langkah yang mengacu pada siklus
menulis tanggapan cerita (Slavin, 2005:16). I serta berbagai perbaikan yang dirasa
Kontribusi anggota masing-masing kurang pada siklus I.
kelompok didasarkan pada komposisi Teknik pengumpulan data yang
tanggapan yang mereka tulis secara digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
mandiri (Huda, 2013:127). Wawancara; Teknik Observasi;
Berdasarkan permasalahan yang Kuesioner (Angket). Sedangkan Indikator
telah ditemukan di lapangan, peneliti Tindakan dikatakan berhasil jika
merasa diperlukannya suatu penelitian penerapan model pembelajaran
tindakan kelas sebagai suatu upaya dalam Cooperative Integrated Reading and
mengatasi dan menemukan solusi dari Composition (CIRC) berbantuan infografis
permasalahan tersebut. Oleh karena itu akan berpengaruh positif pada minat
upaya meningkatkan minat membaca membaca pada pembelajaran sejarah
melalui model pembelajaran cooperative peminatan kelas XI IPS 1 SMA Negeri 13
integrated reading and composition (CIRC) Semarang tahun ajaran 2017/2018, apabila
berbantuan infografis pada pembelajaran hasil dari angket respon peserta didik dan
sejarah peminatan kelas xi ips 1 sma negeri lembar pengamatan observer (guru
13 semarang tahun ajaran 2017/2018, sejawat) terhadap peserta didik dan guru
penting untuk dilakukan. saat KBM maupun lembar pengamatan
(guru kelas sejarah peminatan kelas XI IPS
METODE 1) terhadap peserta didik saat KBM,
Desain Penelitian masing-masing menunjukkan kriteria
Desain penelitian diperlukan dalam cukup, serta didukung data deskriptif dari
menjawab rumusan masalah dan menguji hasil wawancara dengan peserta didik
hipotesis. Oleh karena itu, peneliti mene- setelah treatment 2x (siklus 2) tidak perlu
tapkan metode Penelitian Tindakan Kelas ada perbaikan lagi baik dalam segi cara
Partisipan (PTK Partisipan). Hal ini dikare- mengajar peserta didik maupun media yang
nakan peneliti terlibat langsung di dalam digunakan saat KBM.
proses penelitian sejak awal perencanaan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penelitian sampai dengan laporan hasil pe- Hasil Penelitian
nelitian. Sedangkan model PTK Partisipan Peneliti mengukur tingkat
yang digunakan menggunakan model dari peningkatan minat membaca peserta didik
Kurt Lewin. Menurut Lewin (dalam Aqib, menggunakan hasil analisis angket respon
2009) menjelaskan bahwa satu siklus da- peserta didik siklus I dan II yang terdapat
lam PTK terdiri atas 4 langkah, yaitu peren- dalam lampiran 4 dan 5. Pada siklus I dan
canaan (Planning), aksi atau tindakan (ac- siklus II pada setiap akhir pembelajarannya,
ting), observasi (observing) dan refleksi (re- peneliti memberikan angket respon peserta
flecting). Langkah – langkah penelitian ini didik. Angket respon peserta didik ini
da-pat peneliti gambarkan sebagai berikut: terdapat dalam lampiran 3. Gambaran
umum mengenai hasil analisis angket
respon peserta didik disajikan pada Tabel
2.

Gambar 2. Bagan Alur Langkah – Langkah Penelitian


178 Hikmah, Kusumastuti, dan Admadja, Upaya Meningkatkan Minat Membaca

Tabel 2. Hasil Analisis Angket Respon Peserta didik


Sumber Variasi Siklus I Siklus II
Presentase Kriteria Presentase Kriteria
∑ Peserta Didik 33 33
Presentase Skor Angket Respon Peserta Didik Tertinggi 86% Baik 88% Baik
Presentase Skor Angket
61% Kurang 62% Kurang
Respon Peserta Didik Terendah
Rata– Rata Presentase
Skor Angket Respon Peserta Didik 75% Cukup 77% Cukup

Skor angket respon peserta didik pada siklus I dan II pada lampiran 10 dan 11.
mencapai 75% dan pada siklus II mencapai Sedangkan, rincian hasil analisis hasil
77%. Hal ini berarti terdapat peningkatan dari pengamatan observer (guru sejawat)
siklus I ke siklus II sebesar 2%. Rata-rata terhadap guru kelas selama KBM siklus I
presentase skor angket respon peserta didik dan II terlampirkan pada lampiran 6 dan 7.
pada siklus I maupun siklus II termasuk dalam
kriteria cukup. Rincian data hasil analisis Hasil Pengamatan Observer (Guru
angket respon peserta didik siklus I dan II Sejawat) Terhadap Peserta Didik Selama
terdapat dalam lampiran 4 dan 5. KBM
Berdasarkan hasil analisis lembar
Hasil Pengamatan Observer (Guru pengamatan observer (guru sejawat)
Sejawat) Terhadap Guru Kelas Selama terhadap peserta didik selama KBM yang
KBM dilakukan oleh 3 observer, rata-rata
Berdasarkan hasil analisis lembar peresentase skor pada siklus I mencapai
pengamatan observer (guru sejawat) 90% dan pada siklus II mencapai 98%. Hal
terhadap guru kelas selama KBM yang ini berarti terdapat peningkatan pada
dilakukan oleh 2 observer, rata-rata proses KBM mencapai 8%. Prsesentase
presentase skor pada siklus I mencapai skor hasil pengamatan observer (guru
97% dan pada siklus II mencapai 100%. sejawat) dan peneliti terhadap peserta didik
Hal ini berarti terdapat peningkatan pada baik selama KBM pada siklus I maupun
proses KBM yang dilakukan oleh guru kelas siklus II termasuk dalam kriteria baik.
selama KBM materi pembelajaran kerajaan
maritim Islam di nusantara khususnya Hasil Wawancara
Kerajaan Demak dan Kerajaan Lombok Guna memperkuat data dalam
mencapai 3%. Presentease skor hasil bentuk kuantitatif, maka diperlukan data
pengamatan observer (guru sejawa) deskriptif dari hasil wawancara dengan
terhadap guru kelas selama KBM baik pada peserta didik. Berdasarkan hasil
siklus I maupun siklustermasuk dalam wawancara dengan peserta didik kelas XI
kriteria tinggi. Hal ini berarti guru (peneliti) IPS 1 di siklus I pada hari selasa tanggal 3
selama proses KBM melaksanakan Oktober 2017 diperoleh data sebagai
kegiatan KBM sesuai dengan rencana berikut.
seperti yang terdapat dalam RPP siklus I

Tabel 3. Hasil Wawancara Pendapat (Masukan maupun Kritikan) Peserta Didik


Nama Peserta Didik Pendapat (Masukan maupun Kritikan) Peserta Didik
Maharani Intan A.Z Cara menjelaskan guru sudah jelas, namun pada media infografis perlu
perbaikan. Pada bagian tanda panah yang menjelaskan letak Kerajaan Lombok
perlu di geser ke kiri, supaya bagian yang menjelaskan hubungan Gowa
Tallo dengan Lombok terlihat jelas alurnya.
M.Dhimas Pamungkas Infografisnya sudah sangat jelas dan ringkas, karena informasi mengenai
kerajaan (pemerintahan, bidang sosial, ekonomi maupun budaya) baik dari
Kerajaan Demak maupun Kerajaan Lombok disajikan dalam satu infografis tiap
kerajaannya.
Farhan Alfaizza Pada infografis Kerajaan Lombok tidak dijelaskan secara tertulis mengenai
kondisi ekonomi kerajaan tersebut, sehingga sedikit menyulitkan kami dalam
memperoleh informasi mengenai kondisi ekonomi kerajaan tersebut. Sebaiknya
informasi mengenai kondisi ekonomi kerajaan tersebut disajikan secara tertulis,
bukan tersirat.
Destania Prastiwi S Selain pada infografis Kerajaan Lombok tidak dijelaskan secara tertulis
mengenai kondisi ekonomi kerajaan tersebut, Kerajaan Demak pun demikian,
sehingga sedikit menyulitkan kami dalam memperoleh informasi mengenai
kondisi ekonomi kedua kerajaan tersebut. Sebaiknya informasi mengenai
kondisi ekonomi kerajaan tersebut disajikan secara tertulis, bukan tersirat.
JPK 3 (2) (2017): 175-182 179

Sedangkan pada siklus II yang diperlukan minat membaca peserta didik


dilakukan pada hari Kamis tanggal 5 guna menyokong pembelajaran pada
Oktober 2017 tidak terdapat saran materi selanjutnya.
perbaikan dari peserta didik maupun Oleh karena itu, peserta didik dituntut
observer terhadap media infografis yang untuk banyak membaca agar dapat
digunakan maupun proses pembelajaran menguasai materi pelajaran. Apabila
yang telah dilakukan di siklus II. peserta didik tidak memiliki minat dalam
membaca pelajaran sejarah, maka akan
Pembahasan kesulitan dalam menguasai dan memahami
Penerapan Model Pembelajaran materi tersebut. Namun demikian,
Cooperative Integrated Reading and sebaliknya apabila peserta didik memiliki
Composition (CIRC) Berbantuan minat membaca, tetapi tidak diimbangi
Infografis dengan adanya penjelasan yang membantu
Penelitian Tindakan Kelas ini peserta didik dalam memahami materi
dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus pelajaran sejarah, maka peserta didik akan
terdiri dari 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) cenderung menghafal materi pelajaran
yang melalui 4 tahap yaitu: perencanaan, tersebut. Sehingga peserta didik akan
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. mudah lupa dengan materi pelajaran yang
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa telah dihafal.
tanggal 3 Oktober 2017 di kelas XI IPS 1 Dengan demikian, diperlukan inovasi
SMA Negeri 13 Semarang dengan materi dalam menyajikan materi pembelajaran
pembelajaran kerajaan maritim di yang menarik dan ringkas namun tetap
nusantara (Kerajaan Demak dan Kerajaan berisi. Menurut Garvey dan Krug (2015:
Lombok) yang disampaikan peneliti melalui 130), terdapat banyak cara dalam
model pembelajaran Cooperative mengungkapkan
Integrated Reading and Composition dan mengomunikasikan sebuah penjelasan
(CIRC) berbantuan Infografis. Sedangkan tentang masa lalu. Perlunya inovasi dalam
pada Siklus II masih dengan materi penyajian materi pembelajaran juga
pembelajaran yang sama (kerajaan maritim didukung oleh teori belajar aliran
di nusantara: Kerajaan Demak dan behavioristik. Menurut aliran behavioristik
Kerajaan Lombok) yang disampaikan yang dikemukakan oleh RC Rifa’i dan Anni
peneliti melalui model pembelajaran (2011:106) bahwa aspek penting dalam
Cooperative Integrated Reading and teori
Composition (CIRC) berbantuan Infografis belajar aliran behavioristik adalah bahwa
yang dilaksanakan pada haris Kamis hasil belajar (perubahan perilaku) itu tidak
tanggal 5 Oktober 2017. Perbedaan disebabkan oleh kemampuan internal
pembelajaran siklus I dan siklus II ini manusia (insight), tetapi karena faktor
terletak pada pemberian stimulus pada stimulus yang menimbulkan respon. Agar
kegiatan pendahuluan dan media infografis aktivitas belajar siswa di kelas dapat
yang digunakan. Perbaikan ini didasarkan mencapai hasil belajar yang optimal, maka
saran dari hasil wawancara dengan peserta stimulus harus dirancang sedemikian rupa
didik maupun dari hasil refleksi peneliti (menarik dan spesifik) sehingga mudah
sendiri terhadap KBM yang dilaksanakan direspon oleh siswa. Selaras dengan hal
setelah siklus I. tersebut, maka peneliti membuat inovasi
dalam menyajikan materi pembelajaran
Peningkatan Minat Membaca Melalui sejarah berupa infografis pada materi
Penerapan Model Pembelajaran Kerajaan maritim Islam di Indonesia,
Cooperative Integrated Reading and khususnya Kerajaan Demak dan Kerajaan
Composition (CIRC) Berbantuan Lombok. Media infografis pada materi
Infografis Kerajaan maritim Islam di Indonesia,
Minat pada dasarnya adalah khususnya Kerajaan Demak dan Kerajaan
penerimaan akan suatu hubungan antara Lombok diaplikasikan peneliti dalam
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. kegiatan belajar mengajar melalui model
Semakin kuat atau dekat hubungan pembelajaran Cooperative Integrated
tersebut, maka semakin besar minat Reading and Composition (CIRC).
(Slameto, 2003:180). Minat terhadap Model pembelajaran tersebut dipilih
sesuatu yang dipelajari akan berpengaruh karena pembelajaran sejarah memang
pada proses belajar selanjutnya. Begitu memiliki banyak materi pembahasan dari
pula dengan pembelajaran sejarah peristiwa – peristiwa masa lalu yang ditulis
180 Hikmah, Kusumastuti, dan Admadja, Upaya Meningkatkan Minat Membaca

secara kronologis, sehingga tidak minat membaca melalui model


mengherankan apabila pelajaran sejarah pembelajaran Cooperative Integrated
menjadi salah satu pelajaran yang Reading and Composition (CIRC)
memerlukan pemahaman yang lebih agar berbatuan infografis pada pembelajaran
dapat menguasai materi pelajaran tersebut. sejarah peminatan kelas XI IPS 1 SMA
Berdasarkan hasil penelitian Negeri 13 Semarang pada siklus I dan II
menunjukkan bahwa upaya meningkatkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 5. Hasil Analisis Minat Membaca melalui Model Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) Berbatuan Infografis Pada Pembelajaran Sejarah Peminatan
Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 13 Semarang Pada Siklus I dan II
Siklus I Siklus II
Sumber Data
Presentase Kriteria Presentase Kriteria
Rata-rata presentase hasil analisis angket respon peserta
75 % Cukup 77% Cukup
didik
Rata-rata presentase hasil analisis lembar Pengamatan
97% Baik 100% Baik
observer (guru sejawat) terhadap guru kelas selama KBM.
Rata-rata presentase hasil analisis lembar pengamatan
90% Baik 98% Baik
observer (guru sejawat) terhadap peserta didik selama KBM

Data pada tabel tersebut dipelajari; e. Adanya tujuan terhadap


menunjukkan bahwa pada pembelajaran sesuatu yang diamati dan dipelajari.
sejarah peminatan kelas XI IPS 1 SMA Berdasarkan penelitian menunjukkan
Negeri 13 Semarang melalui model bahwa terdapat peningkatan pada idikator
pembelajaran Cooperative Integrated adanya “antusias atau rasa tertarik dan
Reading and Composition (CIRC) perhatian terhadap sesuatu yang sedang
berbatuan infografis dapat meningkatkan diamati atau dihadapi” yang dibuktikan
minat membaca peserta didik. Hal ini dapat dengan adanya peningkatan sebesar 8%
dilihat dari data tabel tersebut rata-rata pada hasil analisis lembar pengamatan
presentase hasil analisis angket respon observer terhadap peserta didik pada no.4.
peserta didik dari siklus I ke siklus II Selain itu, juga terdapat peningkatan
mengalami peningkatan sebesar 2% yaitu sebesar 5% pada indikator “Adanya rasa
dari 75% ke 77% yang menujukkan kriteria puas dan senang atau suka terhadap apa
cukup, serta didukung pula dari rata-rata yang dihadapi”. Peningkatan minat
presentase hasil analisis lembar membaca peserta didik juga ditunjukkan
pengamatan observer (guru sejawat) pada indikator “Adanya kebutuhan terhadap
terhadap peserta didik selama KBM dari apa yang diamati dan dipelajari” sebesar
siklus I dan siklus II mengalami 1%. Namun demikian, penelitian ini juga
peningkatan sebesar 8% yaitu dari 90% ke memiliki kekurangan karena terdapat 3
98% yang menunjukkan kriteria baik. indikator yang tidak mengalami
Peningkatan minat membaca ini selain peningkatan, yaitu: a. Pada indikator
dilihat dari faktor respon peserta didik “Adanya kecenderungan jiwa terhadap
maupun pengamatan observer terhadap sesuatu yang diamati dan dipelajari” yang
peserta didik selama kegiatan terdapat pada hasil analisis angket respon
pembelajaran, juga diihat dari hasil analisis peserta didik pada nomor 1 dan 13 tidak
rata-rata presentase pengamatan observer terdapat peningkatan; b. Pada indikator
terhadap guru kelas selama kegiatan “Adanya antusias atau rasa tertarik dan
belajar mengajar di kelas mengalami perhatian terhadap sesuatu yang sedang
peningkatan sebesar 3% yaitu dari 97% ke diamati atau dihadapi “ yang terdapat pada
100% yang menunjukkan kriteria baik. hasil analisis angket respon peserta didik
Adanya minat peserta didik ini juga pada nomor 3, 11, 12 dan 26 tidak terdapat
dapat lihat ciri-ciri seseorang yang memiliki peningkatan; c. Pada indikator “Adanya
minat menurut Walgito (2003:35) sebagai tujuan terhadap sesuatu yang diamati dan
berikut: a. Adanya kecenderungan jiwa dipelajari” yang terdapat pada hasil analisis
terhadap sesuatu yang diamati dan angket respon peserta didik pada nomor
dipelajari; b. Adanya antusias atau rasa 4,8,14,16 dan 17 tidak terdapat
tertarik dan perhatian terhadap sesuatu peningkatan.
yang sedang diamati atau dihadapi; c. Meskipun demikian, ketiga indikator
Adanya rasa puas dan senang atau suka tersebut telah memenuhi kriteria indikator
terhadap apa yang dihadapi; d. Adanya pencapaian dalam penelitian ini yaitu
kebutuhan terhadap apa yang diamati dan cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa
JPK 3 (2) (2017): 175-182 181

terdapat peningkatan minat membaca, Tahun Ajaran 2015/2016 di SMA N 2


meskipun tidak terlalu signifikan. Kudus”. Skripsi. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
PENUTUP Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas :
Simpulan Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Berdasarkan hasil penelitian yang Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran.
dilakukan oleh peneliti dan pembahasan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
yang disajikan oleh peneliti, maka dapat Dalman. 2014. Keterampilan Membaca.
disimpulkan bahwa: (1) Penerapan Model Jakarta: Rajawali Pers.
Pembelajaran Cooperative Integrated Garvey, Brian; dan Krug, Mary. 2015. Model -
Reading and Composition (CIRC) Model Pembelajaran Sejarah di Sekolah
Berbantuan Infografis diterapkan dalam Menengah. Yogyakarta: Ombak.
Penelitian Tindakan Kelas yang Glasgow, Dale. 1994. Information
dilaksanakan dalam 2 siklus di kelas XI IPS Illustration.Addison-Wesley Publishing
1 SMA Negeri 13 Semarang. Setiap siklus Company.
terdiri dari 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning:
yang melalui 4 tahap yaitu: perencanaan, Metode, Teknik, Struktur dan Model
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penerapan. Yogyakarta: Pustaka
Perbedaan pembelajaran siklus I dan siklus Pelajar.
II ini terletak pada pemberian stimulus pada Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem
kegiatan pendahuluan dan media infografis Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori
yang digunakan. Perbaikan ini didasarkan dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:
saran dari hasil wawancara dengan peserta Andi.
didik maupun dari hasil refleksi peneliti Lankow, Jason dkk. 2014. Infografis:
sendiri terhadap KBM yang dilaksanakan Kedasyatan Cara Bercerita Visual.
setelah siklus I; dan (2) Pembelajaran Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
sejarah peminatan kelas XI IPS 1 SMA Pahlevi, Andreas Syah. 2013. “Aplikasi
Negeri 13 Semarang melalui model Infografis Dalam Kampanye Sosial
pembelajaran Cooperative Integrated Untuk Mendukung Aktivitas Corporate
Reading and Composition (CIRC) Social Responsibility De Tanjung”.
berbatuan infografis dapat meningkatkan Thesis. Malang: Universitas Negeri
minat membaca peserta didik. Malang.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata Rafie, Muhammad Hanif. 2015. “Pengaruh
presentase hasil analisis angket respon Pembelajaran Cooperative Integrated
peserta didik dari siklus I ke siklus II, rata- Reading and Composition (CIRC)
rata presentase hasil analisis lembar Dengan metode Mind Mapping
pengamatan observer (guru sejawat) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa
terhadap peserta didik selama KBM dari Kelas VII SMP Negeri 1 Labaksiu Tahun
siklus I dan siklus II, dan hasil analisis rata- Ajaran 2014/2015. Skripsi. Semarang:
rata presentase pengamatan observer Universitas Negeri Semarang.
terhadap guru kelas selama kegiatan RC Rifa’i, Achmad., dan Anni, Catharina Tri.
belajar mengajar di kelas mengalami 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
peningkatan. Adanya minat peserta didik ini Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3
juga dapat lihat ciri-ciri seseorang yang Unnes.
memiliki minat menurut Walgito, dari 5 Saleh, Abdul Rahman., dan Wahab, Muhbib
indikator yang ada terdapat 3 indikator yang Abdul. 2004. Psikologi: Suatu Pengantar
terdapat dalam hasil analisis angket respon dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenda
peserta didik tidak mengalami peningkatan. Media.
Meskipun demikian, ketiga indikator Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang
tersebut telah memenuhi kriteria indikator Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka
pencapaian dalam penelitian ini yaitu Cipta.
cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa Slavin, Robert E. 2005. Cooperative
terdapat peningkatan minat membaca, Learning: Teori, Riset dan Praktik.
meskipun tidak terlalu signifikan. Bandung: Nusa Media.
Sudarma, I Komang. 2015. Pesan-pesan
DAFTAR PUSTAKA Kajian Analistis Desain Visual.
Aldila, Taufiq Harpan. 2016. “Pengembangan Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bahan Ajar Sejarah Indonesia Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Berbentuk Kumpulan Infografik Materi Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Pokok Kerajaan Islam di Jawa Kelas X Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
182 Hikmah, Kusumastuti, dan Admadja, Upaya Meningkatkan Minat Membaca

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Grand Sahid Jakarta. Jakarta, 7-10


Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. November.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Membaca Umum. Yogyakarta: Andi.
sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Wicandra, Obed Bima.2001. Skripsi
Bandung: Angkasa. Memahami Wacana Infografis: Sebuah
Theresia, Sumini. 2016. “Konstruksi Nilai-Nilai Kajian Semiotik dengan Kasus Infografis
Karakter Melalui Paradigma Pedadogi pada Seksi Deteksi Harian Jawa Pos
Refleksi (PPR) dalam Materi Sejarah Edisi Bulan Februari-Bulan Oktober
Maritim untuk SMA”. Makalah pada 2000. Yogyakarta: Institut Seni
Konferensi Nasional Sejarah X di Hotel Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai