Anda di halaman 1dari 3

1.

 Jelaskan pengaruh bahan baku yang ditambahkan setelah departemen pertama !

a) Tidak ada penambahan jumlah unit yang diproduksi, tetapi terdapat penambahan kos
produksi. Ketika penambahan bahan baku setelah departemen pertama dan jumlah unit yang
diproduksi tidak bertambah maka tidak terdapat perubahan prosedur dalam penyusunan
laporan kos produksi. Departemen berikutnya yang menambahkan bahan baku dalam
prosesnya, akan memperlakukannya sebagaimana kos konversi.

b) Peningkatan jumlah unit yang diproduksi, tetapi tidak ada penambahan kos produksi.
Contoh penambahan air pada perusahaan cat. Air dapat diperoleh secara gratis untuk
menambahkan volume cat, maka dari itu air tidak dihitung kedalam penambahan kos
produksi.

c) Peningkatan jumlah unit yang diproduksi disertai dengan penambahan kos produksi.
Contoh penambahan gula pada perusahaan pembuat sirup, karena gula memiliki kos dan
penambahan gula akan menambah volume (jumlah unit) sirup yang diproses.

2. Jelaskan beberapa langkah modifkasi pada departmen selanjutnya setelah ada


penambahan bahan baku !

a) Langkah pertama : Kuantitas

Jika ada penambahan jumlah unit di salah satu Departemen (Departemen B) maka jumlah
unit transferan dari Departemen lainnya (Departemen A) harus dimodifikasi.

b) Langkah kedua : Unit ekuivalen

Perhitungan ekuivalen berisi perhitungan unit ekuivalen produk selesai dan produk dalam
proses akhir yang dipisahkan untuk setiap elemen kos produksi.

c) Langkah ketiga : Kos dipertanggungjawabkan

Modifikasi dilakukan pada penentuan kos unit produksi yang diperoleh dari salah satu
Departemen. Dapat dihitung dengan membagi kos total transferan Departemen pertama
dengan jumlah unit produk yang telah disesuaikan.

d) Langkah keempat : Kos pertanggungjawaban

Pembebanan kos produksi ke produk selesai atau jadi dan ke produk dalam proses akhir.
Perhitungan dengan mengalikan kos per unit total dengan produk selesai untuk menentukan
kos produk selesai. Untuk produk dalam produk akhir adalah dengan mengalikan unit
ekuivalen dengan kos per unit untuk masing-masing elemen produksi.

3. Jelaskan unit – unit dengan beragam tingkat penyelesaian yang disebakan karena
kontinuitas proses produksi !

a) Unit masuk ke proses dan selesai selama periode waktu sekarang.

b) Unit telah diproses di periode sebelumnya dan selesai pada periode waktu sekarang.
c) Unit masuk ke proses dan belum selesai pada periode waktu sekarang.

4. Jelaskan masalah – masalah yang muncul ketika terdapat produk dalam proses awal
di suatu departemen !

a) Apakah harus dibuat perbedaan tingkat penyelesaian dari produk jadi tersebut?

Contoh : PDP awal sebesar 1000 unit(BB 80%, Konversi 50%). Produk masuk ke proses
sebanyak 19.000 unit. Produk jadi di periode tersebut adalah 18.000 unit. Dengan 18.000 unit
produk jadi ini di dalamnya mengandung 1.000 unit yang berasal dari PDP awal dan 17.000
unit berasal dari produk masuk ke proses. Tingkat penyelesaian yang 1.000 unit dan 17.000
unit tentu berbeda. PDP awal 1.000 unit hanya membutuhkan penyelesaian dengan bahan
baku 20% dan konversi 50%. Produk masuk ke proses membutuhkan penyelesaian bahan
baku 100% dan konversi 100%.

b) Haruskah semua unit selesai selama periode waktu tertentu akan dianggap 100% dalam
unit ekuivalen dengan mengabaikan tingkat penyelesaian produk dalam proses awal?

Contoh : Produk jadi sebanyak 18.000 unit tersebut apakah akan memiliki unit ekuivalen
18.000 juga? Mengingat 1.000 unit yang berasal dari PDP awal membutuhkan penyelesaian
yang berbeda dengan yang produk masuk proses.

c) Haruskah kos produksi yang berasal dari produk dalam proses digabungkan dengan kos
produksi ditambahkan periode sekarang (dalam skedul kos dipertanggungjawabkan) untuk
mendapatkan besaran kos ditambahkan ke departemen?

Contoh : Kos produksi PDP awal sebesar Rp 45.000.000 dan kos ditambahkan periode ini
sebesar Rp 235.980.000. Haruskah yang Rp 45.000.000 digabungkan dengan Rp
235.980.000?

5. Jelaskan metode yang dapat digunakan untuk menjawab masalah – masalah di atas
dan jelaskan perbedaan metode – metode tersebut !

a) Metode Rata-rata Berbobot

Kos produk dalam proses awal ditambahkan pada kos produksi periode sekarang dan jumlah
ini kemudian dibagi dengan jumlah unit ekuivalen untuk mendapatkan kos per unit ekuivalen
rata-rata berbobot. Kos yang terkait dengan unit yang masih diproses akan kehilangan
identitasnya karena penggabungan/merger kos tersebut. Dengan metode ini, kos produk
dalam proses awal diperlakukan sebagai kos periode sekarang. Tidak ada perbedaan dibuat
antara produk selesai yang berasal dari produk dalam proses awal dan unit masuk ke proses
periode sekarang. Hanya terdapat satu kos untuk semua unit dalam produk selesai, yaitu kos
unit rata-rata berbobot. Dengan rumus:

Unit Ekuivalen = Unit Selesai dan ditransfer + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian)

Kos Unit Rata-rata = (Kos PDP Awal + Kos ditambahkan Periode Sekarang)/Unit Ekuivalen

b) Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)


Produk dalam proses awal diasumsikan diselesaikan terlebih dahulu proses produksinya
daripada unit masuk ke proses. Kos terkait dengan produk dalam proses awal dipisahkan
dengan kos unit masuk ke proses dan produk selesai periode sekarang. Oleh karena
pemisahan ini maka terdapat dua kos unit ekuivalen untuk produk selesai atau jadi.
Perhitungan unit ekuivalen dan kos unit menggunakan formula sebagai berikut.

Unit Ekuivalen = Unit Selesai dan Ditransfer – (PDP Awal x Tingkat penyelesaian) + (PDP
Awal x Tingkat Penyelesaian yang dibutuhkan) + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian)

Kos Unit Sekarang = Kos ditambahkan periode sekarang/Unit Ekuivalen

Refrensi : Modul EKMA4315/Edisi 2/Akuntansi Biaya

Anda mungkin juga menyukai