Anda di halaman 1dari 3

JENIS – JENIS BADAN USAHA DI INDONESIA

Ada banyak jenis badan usaha yang sering kita temui, seperti PT, CV, atau Perum. Di bagian
bawah ini adalah bentuk-bentuk badan usaha yang ada di Indonesia, diantaranya:
1. Koperasi
Koperasi merupakan suatu badan usaha dengan didasari oleh asas-asas kekeluargaan.
Organisasi ekonomi ini dioperasikan untuk kepentingan bersama. Koperasi merupakan
sebuah badan usaha (organisasi ekonomi) yang dimiliki dan dioperasikan oleh para
anggotanya untuk memenuhi kepentingan bersama di bidang ekonomi. Koperasi bisa
didirikan secara perorangan atau badan hukum koperasi. Badan usaha ini mengumpulkan
dana dari para anggotanya sebagai modal dalam menjalankan usaha sesuai aspirasi serta
kebutuhan bersama di bidang ekonomi. Berdasarkan UU no. 25 tahun 1922 tentang
perkoperasian dijelaskan bahwa Koperasi bersifat terbuka, demokratis, dan mandiri.
2. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
a. Perjan (Perusahaan Jawatan)
Perjan merupakan BUMN yang bujetnya termasuk dalam APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara). Perjan memiliki tujuan membuat sejahtera masyarakat
melalui pengabdian dan pelayanan. Hal tersebut dilakukan tanpa mengabaikan poin-poin
esensi, efektivitas, ekonomi serta pelayanan yang baik. Saat ini BUMN tidak memiliki
perjan. Tidak ada badan usaha yang bisa digolongkan perjan karena badan-badan usaha
yang sebelumnya sudah dialihkan menjadi badan hukum ataupun badan usaha. Contoh:
Perjan Kereta Api menjadi Persero Kereta Api.
b. Persero (Perusahaan Perseroan)
Sebuah perusahaan milik negara yang memiliki bentuk perseroan terbatas.
Perusahaan tersebut bertujuan untuk mengejar keuntungan dengan memiliki saham yang
seluruhnya atau sebagian (dengan minimum 51%) dengan kepemilikan atas nama Negara
Republik Indonesia. Dalam membentuk suatu persero, Menteri mengusulkan suatu usaha
tersebut kepada Presiden, lengkap dengan pengkajian yang telah didasari dengan
berbagai pertimbangan. Pendirian persero bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa
yang memiliki nilai jual lebih tetapi tetap memiliki kualitas yang baik. Umumnya,
Persero bergerak di bidang produksi, dan bertujuan mencari keuntungan. Contoh PT
Telkom, PT Bank Mandiri, dan PT Pos Indonesia.
c. Perum (Perusahaan Umum)
Perum merupakan perusahaan yang kepemilikan sepenuhnya dimiliki oleh negara.
Perum memiliki tujuan untuk kemanfaatan dalam hal yang umum, baik dalam bentuk jasa
maupun barang. Kegiatan perusahaan umum juga harus memperhatikan kualitas serta
keuntungan dengan asas pengelolaan perusahaan.
3. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
Badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta. BUMS didirikan dengan
tujuan mencari keuntungan dalam mengembangkan usaha. BUMS memiliki dua jenis antara
lain, badan usaha swasta dalam negeri dan badan usaha swasta asing. Pasal 33 UUD 1945
mengatur tentang bidang-bidang yang bisa dikelola oleh swasta seperti mengelola sumber
daya ekonomi yang memiliki sifat tidak vital dan strategis, atau yang tidak menguasai hajat
hidup orang banyak. Berikut adalah jenis-jenis BUMS yang dapat dibedakan atas beberapa
bentuk badan usahanya:
a. Commanditaire Vennootschap (CV)
CV merupakan bentuk kemitraan yang dibentuk oleh dua orang atau lebih
dengan beberapa anggota memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas dan
beberapa lainnya yang memiliki tanggung jawab terbatas. CV memiliki dibagi
menjadi dua jenis yakni sekutu aktif (komplementer) dan sekutu pasif
(komanditer). Sekutu aktif adalah sekutu yang mengelola suatu perusahaan
sekaligus memiliki hak untuk membuat perjanjian dengan pihak ketiga.
Sedangkan sekutu pasif adalah sekutu yang hanya menyerahkan modal tetapi
tidak ikut campur dalam hal pengelolaan perusahaan. Bisa dikatakan bahwa
sekutu pasif hanya berperan dalam memberikan modal.
b. Perusahaan Perseorangan (PO)
PO merupakan salah satu bentuk bisnis yang dimiliki oleh satu orang.
Umumnya PO memiliki modal kecil, jenis produk dan jumlah produksinya
terbatas, tenaga kerja sedikit, alat produksi dan teknologinya cukup sederhana.
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha atau perusahaan yang dimiliki,
dikelola, dan dipimpin oleh individu. Sehingga tanggung jawab atas aktivitas
dan risiko perusahaan ditanggung oleh individu tersebut.
c. Firma (Fa)
Firma merupakan persekutuan antara seseorang dengan orang lainya
(atau lebih) untuk menjalankan usaha bersama dengan tujuan berbagi
keuntungan yang didapatkan dari persekutuan tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa Firma memiliki minimal anggota dua orang. Anggota tersebut yang
akan bertanggung jawab terhadap perusahaan dan menyerahkan modal sesuai
yang tertera pada akta pendirian firma.
d. Perseroan Terbatas (PT)
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang mengatur
perihal PT, disebutkan bahwa perusahaan berjenis Perseroan Terbatas adalah
badan usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya telah dibagi dalam saham, atau bisa disebut juga sebagai
persekutuan modal. Dalam menjalankan PT, pemilik modal saham bisa
menjual kepada pihak lain. Hal tersebut menjelaskan bahwa akan sangat
mungkin terjadi kepemilikan perusahaan tanpa harus membubarkan atau
mendirikan kembali. Karena pendirian PT dibentuk berdasarkan kesepakatan,
maka membutuhkan minimal 2 orang untuk membuat PT. Notaris harus
mengetahui perjanjian dalam pembuatan PT dan membuatkan akta untuk
mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM.
e. Joint Venture
Joint ventureadalah kerjasama dari beberapa perusahaan yang berasal
dari berbagai negara kemudian menjadi satu perusahaan untuk mencapai
konsentrasi kekuatan ekonomi. Joint venture harus memiliki badan hukum PT
atau Perseroan Terbatas dalam bidang Industri. Joint venture dipimpin oleh
Dewan Direktur yang dipilih oleh para pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai