Anda di halaman 1dari 2

Nama : Maulina Dinda Putri

NIM : 06101281924066
Kelas : Indralaya
TUGAS INDIVIDU
1. Air merupakan Gangguan pada pelarut non air, Bagaimana untuk mengatasi gangguan
tersebut?
Jawab:

Air merupakan pelarut yang baik dan bersifat universal. Air juga dikatakan sebagai
pelarut ampoterik karena memiliki sifak asam dan basa. Meskipun dikatakan universal
tetap saja air memiliki keterbatasan dalam melarutkan suatu senyawa. Untuk asam dan
basa kuat, keduanya terdisosiasi sempurna di dalam air. Sedangkan,untuk asam dan basa
lemah hanya bisa terdisosiasi sebagian. Senyawa nonpolar merupakan senyawa yang tidak
bisa dilarutkan dalam air. Untuk itu diperlukan senyawa lain selain air yang dapat
melarutkan senyawa nonpolar tersebut, pelarut selain air tersebut biasanya disebut sebagai
non aqueous media.
Pelarut adalah suatu zat yang mengandung beberapa bahan (material) yang
digunakan untuk melarutkan bahan (material) lainnya. Klasifikasi pelarut terbagi menjadi:
a. Pelarut aqueous adalah pelarut air yang dapat melarutkan asam dan basa
b. Pelarut non aqueous adalah pelarut bukan air yang dapat melarutkan senyawa organik
yang tidak dapat disosiasi oleh pelarut air.
Ekstraksi adalah proses pemisahan dari bahan padat ataupun cair senyawa organik
dari campurannya dengan memanfaatkan perbedaan sifat kelarutan dari masing-masing
komponen dengan bantuan pelarut tertentu. Untuk pemisahan senyawa lebih murni
dilakukan dua proses yang berbeda yaitu distilasi sederhana dan rekristalisasi. Distilasi
sederhana yaitu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan titik
didihnya yang rendah.

Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang


berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih
yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair,
tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses
pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik
didih bahan yang diinginkan dan pengganggu yang berupa air. Jika pelarut bahan yang
diinginkan memiliki titik didih lebih rendah dari air maka akan menguap, uap dilewatkan
pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan
hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Setelah melalui
metode ini akan diperoleh pelarut non-air yang lebih murni.

Jadi, untuk mengatasi air (gangguan pada pelarut non-air) tersebut maka perlu
dilakukan pemurnian. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pemurnian
terhadap pelarut tersebut adalah metode destilasi.

2. Oksigen juga merupakan gangguan pada pelarut non air bagaimana mengatasinya?
Jawab:
Adanya oksigen pada pelarut non-air akan menjadi gangguan pada saat melalukan
percobaan dalam suatu reaksi. Cara mengatasi gangguan pada pelarut no-air ini yaitu
dengan metode Penghilangan Dissolved Oxygen. Metode ini dalam pelarut non-air ada dua
macam, yaitu:

a. Dengan Metode Pemanasan


Faktor yang dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut (O 2) di dalam pelarut air
adalah suhu. Suhu yang semakin tinggi dapat mengurangi kadar oksigen terlarut di
dalam air karena semakin tinggi suhu volume air semakin berkurang, sehingga gas - gas
yang berada di dalam air, termasuk gas oksigen terlarut (O2) menjadi terlepas dari
permukaan air.
b. Dengan Metode Penambahan Zat Kimia
Hidrazin dengan formulasi N2H4 merupakan zat kimia yang dapat menurunkan
konsentrasi oksigen didalam air. Hidrazin akan bereaksi dengan oksigen membentuk air
dan gas nitrogen, sehingga kandungan oksigen terlarut dalam air berkurang. Reaksi
yang terjadi antara hidrazin dengan oksigen adalah sebagai berikut:
N2H4 + O2 → N2 +2H2O

Anda mungkin juga menyukai