Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.5, No.

1 (2021), pp 25-39 P-ISSN 2549-1725


www.journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik E-ISSN 2549-4163

Karakteristik Komunikasi Interpersonal serta Relevansinya dengan


Kepemimpinan Transformasional
Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo1, Khairul Anwar2
1
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe, 2Institut Agama Islam Tebo
email: anggung@iainlhokseumawe.ac.id, 2email: alkhair2505@gmail.com

Abstrak
Studi ini membahas konsep dasar komunikasi interpersonal di pesantren yang relevan dengan gaya
kepemimpinan transformasional serta menganalisis kelebihan dan kelemahan komunikasi interpersonal
dalam mengatasi konflik organisasi di pesantren sehingga mampu meningkatkan efektivitas organisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi survei. Penelitian dilakukan pada
Pesantren Al-Mujaddid Kota Sabang Aceh. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi,
dan wawancara mendalam. Validitas data diukur dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kualifikasi pimpinan pesantren mencangkup
figurehead, leader role dan liaison role memungkinkan dibentuknya sistem komunikasi yang efektif; (2)
Gaya kepemimpinan yang dipraktikan adalah kepemimpinan transformasional sangat relevan dengan
praktek komunikasi interpersonal; (3) Komunikasi interpersonal menjadi asas fundamental dalam resolusi
konflik organisasi dan mampu meningkatkan peran kehumasan lembaga; (4) kepemimpinan dan
komunikasi secara integrative mampu meningkatkan efektivitas pendidikan di pesantren. Pada dasarnya
pilar-pilar pesantren sebagai organisasi efektif bertujuan dalam memberikan wawasan pengetahuan yang
utuh tentang kedudukan, tugas, peran dan fungsi pesantren sebagai agen pembaharuan, pelayanan,
peningkatkan mutu manusia sebagai bagian integral dari masyarakat secara keseluruhan

Kata kunci: komunikasi interpersonal, kepemimpinan transformasional, efektivitas pesantren

The Characteristics of Interpersonal Communication and Its Relevance


to Transformational Leadership

Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo1, Khairul Anwar2


1
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe, 2Institut Agama Islam Tebo
1
email: anggung@iainlhokseumawe.ac.id, 2email: alkhair2505@gmail.com

Abstract
This study discusses the basic concepts of interpersonal communication in Islamic boarding schools that
are relevant to transformational leadership styles and analyzes the strengths and weaknesses of
interpersonal communication in overcoming organizational conflicts in Islamic boarding schools to
increase organizational effectiveness. This research uses a qualitative approach with a survey method.
The research was conducted at Al-Mujaddid Islamic Boarding School, Aceh. Data collection was carried
out through observation, documentation, and in-depth interviews. Data validity is measured by data
reduction, data presentation, and conclusions. The results of this study indicate that the qualifications of
leaders enabling the formation of an effective communication system; transformational leadership style is
very relevant to the practice of interpersonal communication; Interpersonal communication is a
fundamental principle in organizational conflict resolution and able to increase the role of institutional
public relations; integrative leadership and communication are able to increase the effectiveness of
education in Islamic boarding schools. Basically, the pillars of the boarding school as an effective
organization aim to provide complete insight into the knowledge of the position, duties, roles and
functions of boarding school as agents of renewal, service, and human quality improvement.

Keywords: Interpersonal Communication, Transformational Leadership, Islamic Boarding School


Effectiveness.

25
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.5, No.1 (2021), pp 25-39 P-ISSN 2549-1725
www.journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik E-ISSN 2549-4163

PENDAHULUAN tinggi, aktualisasi potensi SDM, dan


Paradigma yang berkembang di komunikasi interpersonal, sedangkan
tengah masyarakat saat ini, bahwa kelemahannya yakni butuh waktu relatif
keberadaan lembaga pendidikan Islam baik lama, pemberdayaan yang tidak merata,
itu tingkat dasar atau bahkan tingkat tinggi butuh perhatian intens, dan sulit diterapkan
atau pesntren apabila diperbandingan pada anggota dalam jumlah banyak (Harvey,
dengan lembaga pendidikan umum milik 2003) (Gilley, 2009).
pemerintah atau swasta berada pada taraf Studi ini diharapkan berkontribusi
mengkhawatirkan -kurang kompetifif- pada literatur tentang kepemimpinan dengan
(Zakaria, 2010) (Umiarso & Zazin, 2011). menghubungkan perilaku kepemimpinan
Pandangan tersebut mengacu pada transformasional dengan tingkat konflik
minimnya prestasi lulusan pendidikan organisasi. Kerangka kerja variabel
pesantren (Yahya, 2015). komunikasi interpersonal yang terdiri dari
Rasio pesantren yang bermutu yang terdiri dari kerja sama tim, konflik
bertolak belakang dengan pesantren kalong peran, dan jenis komunikasi sehari-hari
yang bernama tetapi tidak berwujud diperkenalkan untuk menentukan bagaimana
memperparah stigma buruk tentang dan kapan perilaku transformasional
pesantren. Indikatornya adalah bahwa pemimpin terkait dengan peningkatan
lembaga pendidikan pesantren selalu pendidikan pesantren.
menjadi alternatif terakhir bagi masyarakat Pimpinan lembaga pendidikan adalah
ketika ingin menyekolahkan anaknya yang orang yang mengukur pekerjaan dalam suatu
tidak diterima di sekolah unggulan atau organisasi. Ia memastikan pemanfaatan
favorit (Prasetyo, 2018). bahan, waktu, dan sumber daya manusia
Sebagai respon kekurangan pesantren, berjalan secara efektif. Sedangkan
perlu upaya revitalisasi kelembagaan komunikasi merupakan keterampilan
mencakup masalah kepemimpinan manajerial kritis dan landasan pokok untuk
(Syafruddin, 2019). Para ahli sepakat gaya kepemimpinan yang efektif (Nir & Piro,
kepemimpinan transformasional melalui 2016).
idealized influence, inspirational motivation, Jika komunikasi tidak berjalan efektif
intelectual stimulation, dan individual maka akan terjadi hubungan negatif antara
consideration mampu menciptakan perilaku pemimpin transformasional
efektivitas organisasi (Bass & Avolio, 1993) terhadap pencapaian tujuan organisasi
(Fiedler, 1964). Kepemimpinan (Diebig, Bormann, & Rowold, 2017).
transformasional memiliki beberapa Hasilnya dibahas dalam konteks literatur
kelebihan yakni efesiensi biaya, komitmen kepemimpinan, dan implikasinya untuk

26
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.5, No.1 (2021), pp 25-39 P-ISSN 2549-1725
www.journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik E-ISSN 2549-4163

penelitian masa depan serta praktik tersebut menjadi suatu hal yang unik untuk
disajikan. diteliti, khususnya terkait bagaimana gaya
Dalam ruang lingkup manajemen kepemimpinan yang diterapkan dan
pendidikan berbasis sekolah, sistem bangunan sistem komunikasi yang
komunikasi merupakan sebuah kajian ilmiah dilaksanakan sehingga mampu mandiri dan
yang dikembangkan sebagai upaya eksis meski dibawah pemerintah yang
penanaman nilai-nilai dalam pembentukan notabene rentan akan intervensi.
budaya organisasi (Ritonga, 2020) Penelitian ini memiliki orisinalitas
(Oktaviani, 2020). Mekanisme nilai yang berkontribusi dalam mengisi
pengembangannya secara multidisipliner kesenjangan dalam literatur kepemimpinan
menggunakan teori sistem, berdasarkan dan manajemen sumber daya manusia dan
pemahaman bahwa ilmu komunikasi sebagai organisasi di sektor pendidikan Islam
ilmu sosial bersifat tidak bebas nilai. Sistem pesantren, di mana studi empiris tentang
komunikasi organisasi memiliki hubungan antara komunikasi dan gaya
karakteristik tersendiri yang kepemimpinan menjadi multi-pemangku
membedakannya dengan organisasi lain kepentingan dan efektvitas organisasi masih
(Prabowo, 2012). Karakteristik itu lahir terbatas hingga saat ini.
sebagai bagian dari sistem pengelolaan Meskipun ada beberapa studi tentang
berdasarkan filsafat organisasi yang ilmu komunikasi dan kepemimpinan di
dibangun. bidang jasa, hanya ada sedikit yang secara
Kajian sistem komunikasi yang spesifik membahas komunikasi interpersonal
dikembangkan bersifat antar individu yang dalam hubungannya dengan gaya
berorientasi pada perubahan perilaku kepemimpinan transformasional (Kee,
individu ke arah yang positif. Perlunya Rahman, Hasanah, & Wah, 2017).
membangun komunikasi interpersonal Berdasarkan pendekatan model
sebagai sarana mengeluarkan gagasan kepemimpinan efektif, penelitian ini
pikiran dengan lisan dan tulisan, disebut menyelidiki perbedaan efek masing-masing
juga dengan istilah kemerdekaan informasi model komunikasi efektif dan sistem
public (Myers, 2012) (Anwar, 2019). komunikasi yang dibentuk sebagai bentuk
Penelitian mengambil tempat di inovasi lembaga pendidikan.
Pesantren Al-Mujaddid Sabang Provinsi Implikasi praktis dan teoretis bagi
Aceh. Berbeda dengan pesantren pada pengelola pesantren harus menciptakan
umumnya, Pesantren Al Mujaddid sistem komunikasi efektif, salah satu
merupakan pesantren yang berafilisasi dampaknya dapat menjadi fasilitas dalam
dengan pemerintah kota. Karakteristik menyelesaikan konflik organisasi sehingga

27
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.5, No.1 (2021), pp 25-39 P-ISSN 2549-1725
www.journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik E-ISSN 2549-4163

mencapai efektivitas organisasi. Dalam hal METODE


ini pengelola pesantren memahami Penelitian menggunakan metode
karakteristik gaya kepemimpinannya kualitatif dengan metode survei deskriptif.
sehingga dapat meningkatkan kualitas mutu Penelitian mengambil lokus pada Pesantren
pendidikan pesantren. Lebih lanjut, Terpadu Al-Mujaddid Kota Sabang Provinsi
pengelola pendidikan tinggi harus Aceh. Bertindak sebagai informan adalah
menggabungkan aspek filosofis dan aspek satu orang pimpinan pesantren, sembilan
teknis. guru, dua karyawan dan sepuluh santri.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Penentuan informan mengacu pada aspek
sebagai bahan studi lanjutan yang relevan senioritas dan peran di pesantren. Analisis
dan bahan kajian ke arah pengembangan data didasarkan pada campuran wawancara,
konsep-konsep pengembangan pesantren observasi dan studi dokumen, semuanya
yang mendekati pertimbangan-pertimbangan terkait dengan berbagai tingkat
kontekstual dan konseptual, serta kultur kepemimpinan dalam kemitraan. Dalam
yang berkembang pada dunia pendidikan konteks ini penelitian lebih memfokuskan
dewasa ini. Pembahasan tentang komunikasi pada data kualitas dengan analisis terhadap
interpersonal dan kepemimpinan fenomena yang terjadi. Penulis juga
transformasional sebagai bagian yang tidak melakukan survei terhadap para guru, santri
terpisahkan dari manajemen pendidikan untuk mengembangkan pemahaman yang
yang akan menjadi suplemen bahasan dalam lebih baik tentang keterampilan dan
memperkuat validitas dan reliabilitas karakteristik komunikasi apa yang mungkin
pelaksanaan manajemen berbasis berharga bagi setiap kelompok informan dan
kompetensi sebagai sebuah nilai budaya untuk memastikan di mana perbedaan
institusi, disamping sebagai konsep mungkin ada di antara kelompok responden.
operasional.

HASIL DAN PEMBAHASAN perencanaan, pengorganisasian, proses


Peranan Interpersonal Pemimpin manajerial dan implementasi keputusan.
Lembaga pendidikan keagamaan Variasi tersebut merupakan bentuk
dituntut profesional dalam melaksanakan keterkaitan dengan keragaman hubungan
proses pendidikan dan pengajaran. lembaga, disiplin ilmu dan profesi dalam
Sebagaimana konsep ideal tentang jaringannya, bentuk komunikasi,
pengelolaan organisasi, Institusi pendidikan kesepakatan formal, dan kerja sama praktis
pesantren menanamkan berbagai macam dengan para pelaku dan lembaga masyarakat
praktik pengelolaan organisasi mulai dari sekitar. Sesuai konteks penelitian, penulis

28
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.5, No.1 (2021), pp 25-39 P-ISSN 2549-1725
www.journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik E-ISSN 2549-4163

fokus pada tantangan pembaharuan dan memiliki tanggungjawab, penyelenggaran


kontradiksi yang dialami oleh pemimpin pelayanan dan penyelesaian dalam
program pendidikan dalam pendidikan guru, pelaksanaan pelayanan.
teknik dan kesehatan dan kepedulian sosial. Untuk menciptakan layanan yang
Suatu sistem yang memberikan efektif, pimpinan dapat melakukan
kontribusi dalam pemberdirian demokrasi, sosialisasi dengan komunikasi yang efektif
masyarakat yang berbudaya serta memenuhi agar anggota organisasi memahami program
pertanggungjawaban kepada masyarakat dan dan tujuan yang hendak dicapai. Layanan
terjaminnya akuntabilitas. Peranan pendidikan memerlukan administrasi yang
interpersonal meliputi tiga, yaitu: (1) transparan dan akuntabel, sebaliknya proses
peranan tokoh (figurehead), (2) peranan administrasi yang tidak maksimal dapat
pemimpin (leader role), dan (3) peranan memicu terjadinya konflik organisasi.
penghubung (liaison role)(Supermane, Sebagai proses administrasi,
2019). Pimpinan pesantren Al-Mujaddid komunikasi mengandung proses yang
memenuhi ketiga aspek tersebut sehingga berupa kegiatan-kegiatan, pemikiran-
memungkinkan membangun komunikasi pemikiran, pengaturan-pengaturan sejak dari
interpersonal yang efektif. penentuan tujuan sampai penyelenggaraan
Temuan menyoroti bagaimana sehingga tercapainya suatu tujuan. Hasil
ketegangan dalam interaksi sosial dapat penelitian mengidentifikasi hambatan dalam
menjadi konstruktif dan menghambat dalam komunikasi yaitu hambatan proses,
mencapai kolaborasi yang berkelanjutan, hambatan fisik, hambatan semantik, dan
tergantung pada seberapa baik rencana dan hambatan psikososial.
tujuan utama kemitraan diselaraskan di Untuk meningkatkan efektivitas
dalam organisasi (Skoglund, 2020). komunikasi, pesantren harus
Kepemimpinan yang efektif mengembangkan kesadaran akan pentingnya
memperhatiakan masalah pencapaian target. tanggung jawab pengirim dan penerima dan
Capaian target mengacu pada skala prioritas mematuhi keterampilan mendengarkan aktif.
yang membutuhkan kepastian waktu Selain itu aspek perhatian juga tertuju pada
(Velmurugan, 2016). Model kepemimpinan pementukan kerangka organisasi dengan
pesantren yang bersifat memerikan pelayanan unsur-unsur komunikasi mencangkup
publik diselesaikan dalam kurun waktu yang penyandian, pesan, perantara, penguraian
telah ditentukan, Pemimpinan dituntut sandi-penerima dan balikan (feedback).

29
Gambar 1. Perbedaan Model dan Proses Komunikasi(Antos, 2011) (Rakhmat, 2019)
Komunikasi adalah suatu proses interpersonal dapat dikembangkan melalui
sosial, yang terdiri dari beberapa unit - optimalisasi media sosial. Pengembangan
tindakan komunikasi. Dari pemikiran tersebut difasilitasi secara yuridis dalam
tersebut, West & Turner, (2007) Wood, undang-undang dikatakan bahwa
(2010) dan Mukhtar, (2020) menjelaskan komunikasi berlandaskan dengan asas
lima elemen komunikasi efektif, yaitu sosial, kebebasan dan tanggung jawab yang
proses, symbol, makna, dan sumber daya. seimbang sebagai implementasi ideologi
Manajemen pendidikan berkenaan Pancasila.
dengan pengelolaan berbagai sumber daya Implementasi strategi kualitas dalam
pendidikan yang ada, yang meliputi orang, organisasi dipengaruhi oleh proses komunikasi
kurikulum, sarana-prasarana, keuangan, dan dalam pelayanan akademik, komunikasi hrus
lain sebagainya yang terarah pada dilakukan dengan sekelilingnya seperti staf
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Untuk bagi yang diperlukan dan juga para santri.
menacapai tujuan-tujuan pendidikan Penelitian dan pendidikan berperan
tersebut, maka kordinasi atar orang-orang sebagai incubator untuk mengembangkan
yang menangani berbagai bagian dari kemampuan dalam mengadaptasi berbasis
organisasi pendidikan (misalnya, kepala ekonomi pengetahuan atau”knowledge based
sekolah, wakil kepala, bendahara, para economy”; serta mengintegrasikan teknologi
pembantu kepala sekolah, wali kelas, guru, mutakhir sebagai bentuk inovasi pendidikan.
konselor, dan yang lainnya) perlu terjalin Inovasi adalah kunci untuk kelangsungan
dengan rapi. hidup organisasi dan oleh karena itu studi
tentang proses yang mendukung inovasi
Strategi Komunikasi melalui Teknologi harus menarik bagi para peneliti dan praktisi
Mengacu pada perkembangan pendidikan.
teknologi informasi, komunikasi

30
Pentingnya kelengkapan prasarana dan dan layanan pendidikan terhadap peserta
sarana. Ketersediaan sarana prasarana kerja, didik.
peralatan kerja dan pendukung lainnya yang Kepemimpinan sekolah untuk
memadai termasuk penyediaan sarana meningkatkan proses pengambilan
teknologi telekomunikasi dan informatika keputusan mereka agar selaras dengan
(telematika). Komunikasi memerlukan perubahan struktur organisasi, yang
kemudahan akses, tempat dan lokasi serta mengakibatkan penggunaan kemitraan yang
sarana pelayanan yang memadai, mudah lebih luas.
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat Jenis dan fungsi komunikasi antara
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan lembaga pendidikan dan orang tua memiliki
informatika (Scollo & Carbaugh, 2013) tingkat yang berbeda. Sebaliknya hubungan
(Ledbetter, 2014). masyarakat yang tidak maksimal dapat
Teknologi memberikan kenyaman, menjadi sumber kepuasan dan frustrasi
lingkungan pelayanan pendidikan harus tertib, orang tua. Di sini pertimbangan perspektif
teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, orang tua atau stakeholder pendidikan secara
bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat langsung maupun tidak langsung dibentuk
serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung oleh praktik komunikatif sehari-hari dan
pelayanan, tempat ibadah dan lain-lain. Aspek- strategi manajemen konflik para guru dan
aspek yang perlu mendapatkan penekanan kepala sekolah.
dalam pendidikan meliputi konsep kualitas Melalui teori budaya organisasi yang
sebagai strategi bisnis, alat dan implementasi dikembangkan para pakar, memberikan
strategi kualitas, dan peranan eksekutif dalam pertimbangan bagaimana pendekatan
implementasi strategi kualitas, pendidikan ini komunikasi dan konflik berkontribusi dalam
untuk semua karyawan akademik. mendisiplinkan orang tua di luar struktur
kekuasaan sekolah. Di sini pertimbangan
Komunikasi mampu meningkatkan fungsi perspektif orang tua atau stakeholder
HUMAS Pesantren pendidikan secara langsung maupun
Kebijakan pendidikan dalam rangka dibentuk oleh praktik komunikatif sehari-
pencapaian visi misi pendidikan adalah hari dan strategi manajemen konflik para
mengoptimalkan pernanan stakeholder guru dan kepala sekolah (Mousa, et al,
pendidikan. Cita-cita pendidikan dari 2020).
keterlibatan orang tua-sekolah bertumpu Hasil penelitian penulis
pada asumsi tentang komunikasi yang mengungkapkan intensitas investasi afektif
efektif antara orang tua tentang kemajuan dalam pendidikan sebagai upaya
peningkatan kualitas peran kehumasan

31
lembaga. Kami berpendapat bahwa Komunikasi dapat dikatakan sebagai
rasionalitas kebijakan pendidikan yang mediator penyelesaian konflik yang terjadi
tertanam dalam konfigurasi sosial sehari- baik antar individu maupun antar kelompok.
hari di sekolah dan interaksinya dengan
orang tua didasarkan pada proyek neoliberal Efektivitas Komunikasi Interpersonal
untuk menghasilkan individu yang otonom dalam menyelesaikan Konflik Organisasi
dan mandiri. Komunikasi adalah suatu proses
Dalam tahap proses pendidikan, sosial, yang terdiri dari beberapa unit -
peserta didik melaporkan pengalaman dalam tindakan komunikasi. Dari pemikiran
menjalani proses pendidikan tersebut. Selain tersebut, West dan turner menjelaskan lima
itu, praktik komunikasi yang digunakan elemen komunikasi efektif, yaitu sosial,
dalam mendisiplinkan keluarga dengan proses, symbol, makna, dan sumber
merekrut orang tua ke dalam proyek ini, daya.(West & Turner, 2007) Tindakan
kami sarankan, merupakan kontributor komunikasi adalah proses pengiriman pesan
signifikan bagi pertemuan orang tua-sekolah lewat suatu medium/ perantara dari seorang
yang tidak memuaskan (Saltmarsh & ke orang lain yang menerima pesan tersebut.
McPherson, 2019). Menurut Barnard dalam Hoy dan
Kemitraan antara stakeholder dan Miskel beberapa faktor yang harus
lembaga pendidikan telah ditekankan selama diperhatikan dalam membangun jaringan
dua dekade terakhir dalam penelitian komunikasi formal yaitu (1) saluran
pengembangan pendidikan (Jawahar & komunikasinya harus diketahui; (2)
McLaughlin, 2001). Dengan komunikasi salurannya harus menghubungkan semua
yang efektif mampu mengoptimalkan peran anggota organisasi; (3) jalur-jalur
kehumasan lembaga. Fungsionalisasi komunikasi harus sesingkat dan selugas-
kehumasan menjadi indicator sistem kerja lugasnya; (4) jaringan lengkap
organisasi modern yang mengandalkan pola komunikasinya sebaiknya digunakan; dan
kerja secara koletif tidak individualistic. (5) setiap komunikasi harus diautentifikasi
Orientasi lembaga dilakukan secara benar-benar berasal dari orang yang tepat
spesifik, beralih dari orientasi organisasi yang menduduki jabatannya dan di bawah
tunggal tradisional menuju orientasi multi- otoritasnya untuk mengeluarkan pesan yang
organisasi terbukti mampu membuat sebuah bersangkutan (Hoy & Miskel, 2009)
organisasi menjadi lebih kompetitif dan (Schermerhom, 2010).
unggul. Kontribusi komunikasi interpersonal Pemahaman terhadap berbagai
terhadap pembentukan organisasi unggul konsekuensi yang dapat ditimbulkan oleh
adalah mengatasi konflik yang terjadi. adanya konflik di dalam pesantren, tidak

32
terlepas dari model pendekatan yang efektif apabla tergantung pada kemampuan
digunakan dalam mengelola konflik. tidak hanya untuk mengirim tetapi juga
Implikasinya seorang Pimpinan pesantren untuk menerima pesan (Solomon, 2013).
harus menyadari adanya perbedaan jenis- Jadi kemampuan untuk mendengarkan
jenis konflik dan sebagai konsekuensinya secara efektif sangat meningkatkan proses
pemilihan pendekatan dalam pengelolaan komunikasi, Meski banyak dari kita bukan
konflik juga berbeda bergantung pada pendengar yang baik. Namun, keterampilan
permasalahan yang timbul. mendengarkan yang efektif dapat
Dengan demikian, sebelum pimpinan dikembangkan.
melaksanakan manajemen konflik perlu Kerangka teoritis arsitektur praktek
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) komunikasi diimplementasikan untuk
menyimak proses terjadinya konflik, (2) menganalisis masalah yang terjadi di
mengetahui sebab-sebab konflik, (3) pesantren. Komunikasi merupakan faktor
membedakan jenis-jenis konflik, (4) yang sangat penting dan esensial dalam
memilih pendekatan yang tepat, dan (5) melakssanakan kontak personal atau hubungan
mengantisipasi kemungkinan dampak yang mahasiswa. Jika terjadi kesenjangan dalam
merugikan organisasi. berkomunikasi, maka akan menimbulkan
Pengetahuan tentang kelima aspek persepsi negative dalam aktivitas perkerjaan.
tersebut dapat membantu pimpinan suatu Dalam lingkup sekolah berbasis
organisasi dalam menentukan model pesantren terjadi sebuah proses “sadar
pengelolaan konflik yang akan dilaksanakan. komunikatif konflik”, maksudnya konflik
Penggunaan manajemen konflik yang tepat, dapat diselesaikan secara alamiah lewat
maka konflik yang terjadi akan berdampak komunikasi yang secara intens terbangun
positif dan fungsional bagi peningkatan secara otomatis melalui kesadaran.
performansi kerja anggota dan produktivitas Misalnya, ketika terjadi konflik antar dua
organisasi secara keseluruhan. orang guru, karena mereka tinggal dalam
Implikasinya informasi yang datang lingkungan yang sama maka secara otomatis
dapat tersalurkan secara positif melalui terjadi interaksi komunikasi sehingga
strategi komunikasi interpersonal dengan memfasilitasi penyelesaian konflik dengan
harapan mampu mengcounter konflik sendirinya.
organisasi dan merubahnya ke arah konflik Kesenjangan komunikasi dapat memicu
yang bersifat membangun. Komunikasi konflik, untuk itu perlunya perlakuan yang
merupakan hubungan timbal balik antara seimbang atau memperlakukan semua
penerima dan pengirim. Kneen mahasiswan dengan cara yang sama. Guru
menunjukkan bahwa komunikasi dikatakan adalah manusia yang bersifat unit, yang

33
memiliki perasaan, keinginan dan emosi yang pesantren menentukan tingkat efektivitas
tidak sama dengan lainnya. Dalam hal ini komunikasi. Beberapa penelitian yang
diperlukan pemahaman atas perasaan dan dilakukan (Lijuan & Hallinger, 2016)
kebutuhan pelayanan yang khusus oleh (Higham, 2016) (Prabowo, 2012) (Prasetyo,
pimpinan sebagai pengambil kebijakan agar 2016) mendukung hipotesis penelitian
berorientasi pada kemaslahatan guru sehingga dengan menyatakan adanya hubungan yang
para guru mampu memberikan layanan jasa signifikan antara variabel kepemimpinan,
yang maksimal terhadap santri yang beragam komunikasi dan efektivitas organisasi.
tersebut. Implikasinya adalah pelaksanaan
kepemimpinan transformasional di pesantren
Kepemimpinan Transformasional dan dengan memperhatikan peran internal -
Komunikasi Interpersonal dalam sebagai administrator- dan peran eksternal -
meningkatkan Efektivitas Organisasi implementasi karakter pemimpin.
Temuan penelitian menunjukkan
bahwa praktek gaya kepemimpinan di

Tabel 1: Implikasi Peran Kepemimpinan Pimpinan Pesantren


Kepemimpinan Transformasional Pimpinan Pesantren
Peran Internal Pimpinan Peran Eksternal Pimpinan
(Sebagai Kepala Administratur) (Implementasi Karakter Pemimpin)
1. Petugas eksekutif; 1. Utusan organisasi dalam cakupan luas –
2. Bertanggungjawab kepada pemerintah; aktivitas eksternal-;
3. Mengartikulasikan misi dan sosialisasi 2. Tokoh kedaerahan yang berkontribusi
terhadap masyarakat dalam pengembangan pendidikan.

Tabel 1 menerangkan distingsi memiliki kefanatikan daerah yang


temuan penelitian, selain yang tercantum cenderung tinggi. Fenomena tersebut
pada indicator teori yang digunakan menjadi bagian dari konflik organisasi
ditemukan beberapa aspek fundamental sehingga perlu upaya persuasive yang dapat
terhadap pelaksanaan kepemimpinan dilakukan oleh tokoh daerah mereka sendiri.
transformasional antara lain peranan strategi Upaya peningkatan kapasitas
dalam menentukan arah organisasi, sebagai kelembagaan, pengelolaan pesantren dapat
penengah dan penengah apabila terjadi berorientasi pada peningkatan kualitas
konflik, dan pentingnya pimpinan memiliki pendidikan harus mampu memenuhi enam
profil tokoh kedaerahan yang berperan prinsip utama yaitu kepemimpinan,
dalam mengartikulasikan visi dan misi pendidikan, perancanaan, riview, komunikasi
terhadap masyarakat. Apalagi penelitian dan penghargaan pengakuan (Prasetyo, 2020)
dilakukan di Aceh dimana masyarakat (Assingkily & Mesiono, 2019). Implikasinya

34
adalah efektivitas organisasi dapat interpersonal- dalam bentuk komunikasi dua
ditingkatkan melalui kepemimpinan arah secara timbal balik yang bersifat
transformasional dan komunikasi persuasive. Selain itu penggunaan saluran
interpersonal. Upaya yang dapat dilakukan komunikasi kontak secara tatap muka,
dalam konteks ini adalah penerapan pertemuan kelompok, pertemuan personil
kepemimpinan transformasional dan secara periodik, perintah berantai, kotak
komunikasi interpersonal melalui keluhan, dan laporan rutin.
penanaman nilai guru terhadap Kyainya. Komponen penting sebagai bagian
Gejala yang ditemui dalam observasi dari nilai tradisional hubungan bawahan
penelitian terkait hambatan komunikasi terhadap atasan (kepatuhan) adalah loyalitas.
adalah faktor interpersonal itu sendiri, yaitu Ada guru patuh tetapi tidak loyal, guru
faktor iklim hubungan, kepercayaan, tersebut hanya sebatas mengugurkan tugas
kredibilitas, kesamaan dan nilai. Dengan dan kewajiban. Berbeda halnya dengan guru
memperhatikan tendensi tersebut diharapkan yang loyal, dia akan merasa terpanggil untuk
masyarakat pesantren mampu menggunakan bergerak sehingga berinisiatif untuk
pola komunikasi yang efektif –perbaikan menciptakan inovasi.

Gambar 2: Novelty Hasil Penelitian


Model Kepemimpinan dan komunikasi terhadap efektivitas organisasi.

Gambar 2 menunjukkan distingsi hasil terhadap Kyainya yang juga atasannya.


penelitian di luar indikator teori Nilai-nilai yang harus dijaga adalah rasa
kepemimpinan yang digunakan. Faktor- segan, pemahaman tupoksi, potensi dan
faktor tersebut berkaitan dengan warisan loyalitas. Apabila nilai tersebut terjaga
nilai kepesantrenan tentang hubugan guru dengan baik maka akan tercipta komunikasi

35
interpersonal yang baik sehingga proses akan tugas dan kewajiban untuk menjadikan
kepemimpinan berjalan efektif. organisasi lebih kompetitif. Hasil penelitian
Pada hakikatnya guru yang tinggal di sejalan dengan studi yang dilakukan oleh
pesantren memiliki latar belakang pesantren Gangel, (2015) Solomon (2013) dan
sehingga sudah merasakan pendidikan (Prasetyo, 2020) secara korelatif
keikhlasan yang tertanam hingga memasuki menyatakan keterkaitan antara
dunia kerja. Meski demikian profesi guru kepemimpinan transformasional dan
harus dihargai, salah satu penghargaan komunikasi interpersonal terhadap
adalah memberikan imbalan jasa. Motivasi efektivitas organisasi.
tersebut sebagai landasan para guru ingin Manajemen puncak harus memimpin
melakukan pekerjaan yang memberikan akademik untuk meningkatkan kinerja
sumbangan kepada masyarakat. Agar kualitaasnya, tanpa adanyanya kepemimpinan
kontribusi guru efektif dipengaruhi berbagai dari manajemen puncak, maka usaha untuk
macam faktor seperti kepemimpinan dan meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil
komunikasi. terhadap akademik. Tolok ukur bagi jaminan
Penerapan kepemimpinan sangat kualitas pendidikan lebih diapresiasikan
ditentukan oleh situasi kerja atau keadaan sebagai pesantren efektif yang tidak dapat
anggota/ bawahan dan sumberdaya dipisahkan dengan mutu pesantren. Mutu
pendukung organisasi. Karena itu jenis pesantren adalah mutu semua komponen
organisasi dan situasi kerja menjadi dasar yang ada dalam sistem pendidikan, artinya
Pembentukan pola kepemimpinan efektivitas pesantren tidak hanya di nilai dari
seseorang. Sebagai contoh (kepemimpinan hasil semata, tetapi bersinergi dengan
dalam bidang pendidikan tentunya berbeda berbagai komponen dalam mencapai yujuan
dengan kepemimpinan pada organisasi yang ditetapkan dengan mutu.
swasta yang lebih berorientasi pada jasa. Penelitian diharapkan pada dasarnya
Apabila organisasi berkembang, individu pilar-pilar pesantren sebagai organisasi
akan merasakan suatu hubungan kerjasama efektif bertujuan dalam memberikan
yang lebih produktif bagi kepentingan wawasan pengetahuan yang utuh tentang
pekerjaan dan institusi. kedudukan, tugas, peran dan fungsi
Pemimpin yang efektif harus belajar pesantren sebagai agen pembaharuan,
dari kesalahan pada masa lalu dan berusaha pelayanan, peningkatkan mutu manusia
memperbaiki dengan cara yang bijak dan sebagai bagian integral dari masyarakat
memberikan kesempatan pada karyawan secara keseluruhan
untuk memberikan kritik dan saran
perbaikan. Individu yang selalu belajar tahu

36
SIMPULAN DAN SARAN 1-09
Bass, B. M., & Avolio, B. J. (1993). Improving
Kepemimpinan yang efektif berarti Organizational Effectiveness through
komunikasi yang efektif. Melalui hasil Transformational Leadership / Edition 1.
Singapore: Sage Publication.
penelitian dapat dikatakan kepemimpinan Diebig, M., Bormann, K. C., & Rowold, J.
(2017). Day-level Transformational
transformasional dalam organisasi pesantren Leadership and Followers’ Daily Level of
bertujuan memperbaiki kinerja sumber daya Stress: a Moderated Mediation Model of
Team Cooperation, Role Conflict, and
manusia, untuk meningkatkan output, dan Type of Communication. European
Journal of Work and Organizational
secara simultan memberikan kebanggaan Psychology, 26(2), 234–249.
atas potensi kecakapan kerja bawahan. https://doi.org/10.1080/1359432X.2016.12
50741
Pimpinan harus mengubah dirinya terlebih Fiedler, F. E. (1964). A Contingency Model of
Leadership Effectiveness. In Advances in
dahulu baik dari aspek nilai, keyakinan, experimental social psychology (Vol. 1, pp.
asumsi maupun cara mereka menjalankan 149–190). Elsevier.
Gilley, A., Gilley, J. W., & Mcmillan, H. S.
roda organisasi. Hasil penelitian (2009). Organizational Change:
Motivation, Communication, and
menunjukkan (1) kualifikasi pimpinan Leadership Effectiveness. Wiley Inter
pesantren mencangkup figurehead, leader Science, 21(1), 75–94.
https://doi.org/10.1002/piq
role dan liaison role memungkinkan Harvey, S., Royal, M., & Stout, D. (2003).
Instructor’s Transformational Leadership:
dibentuknya sistem komunikasi yang efektif;
University Student Attitudes and Ratings.
(2) Gaya kepemimpinan yang dipraktekan Psychological Reports, 92(2), 395–402.
Higham, R. (2016). Communication Breakdown:
adalah kepemimpinan transformasional How Conflict can Promote Responsible
sangat relevan dengan praktek komunikasi Leadership in Students. School Leadership
& Management, 36(1), 96–112.
interpersonal; (3) Komunikasi interpersonal Hoy, W. K., & Miskel, C. G. (2009).
Administrasi Pendidikan: Teori, Riset, dan
menjadi azas fundamental dalam resolusi Praktik (Versi Indonesia, Edisi ke-9).
konflik organisasi dan mampu Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jawahar, I. M., & McLaughlin, G. L. (2001).
meningkatkan peran kehumasan lembaga; Toward a Descriptive Stakeholder Theory:
An Organizational Life Cycle Approach.
(4) kepemimpinan dan komunikasi secara Academy of Management Review, 26(3),
integrative mampu meningkatkan efektivitas 397–414.
Kee, D., Rahman, A., Hasanah, N., & Wah, T. A.
pendidikan di pesantren. (2017). The Impact of Transformational
Leadership and Team Innovation on Team
Performance: Empirical Evidence from
DAFTAR REFERENSI Malaysia.
Antos, G. (2011). Handbook of Interpersonal Lecturer, C., & Gangel, K. O. (2015).
Communication. The Netherlands: Mouton Interpersonal Communication and Conflict
De Gruyter. Management. 1–19.
Assingkily, M. S., & Mesiono, M. (2019). Ledbetter, A. M. (2014). The Past and Future of
Karakteristik Kepemimpinan Technology in Interpersonal
Transformasional di Madrasah Ibtidaiyah Communication Theory and Research.
(MI) serta Relevansinya dengan Visi Communication Studies, 65(4), 456–459.
Pendidikan Abad 21. Manageria: Jurnal https://doi.org/10.1080/10510974.2014.927
Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 147– 298
168. Lijuan, L., & Hallinger, P. (2016).
https://doi.org/10.14421/manageria.2019.4 Communication as a Mediator between

37
Principal Leadership and Teacher Kepemimpinan Transformasional,
Professional Learning in Hong Kong Komunikasi Interpersonal, dan Konflik
Primary Schools. International Journal of Organisasi terhadap Efektivitas
Educational Reform, 25(2), 192–212. Organisasi Pada Pesantren di Provinsi
https://doi.org/10.1177/1056787916025002 Aceh (Survei Pada Pesantren Al-Mujaddid,
05 Sholahuddin Al Munawwarah, dan Dayah
Mousa, M., Abdelgaffar, H. A., Chaouali, W., & Perbatasan Darul Amin). Disertasi
Aboramadan, M. (2020). Organizational Pascasarjana UIN Sultan Thaha Saifuddin
Learning, Organizational Resilience and Jambi.
the Mediating Role of Multi-Stakeholder Prasetyo, M. A. M., Bashori, B., & Masriani, M.
Networks. Journal of Workplace Learning. (2020). Model Capacity Building Pada
Mukhtar, H., & Prasetyo, M. A. M. (2020). Pesantren Perbatasan Binaan Dinas
Pesantren Efektif Model Teori Integratif Pendidikan Dayah Provinsi Aceh.
Kepemimpinan–Komunikasi-Konflik INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial
Organisasi. Deepublish. Keagamaan, 14(1), 71–96.
Mukhtar, Risnita, & Anwar, K. (2019). The https://doi.org/10.18326/infsl3.v14i1.71-96
Effect of Transformational Leadership, Rakhmat, J. (2019). Psikologi Komunikasi Edisi
Management Information System, and Revisi.
Organizational Climate on Lecturers’ Job Ritonga, Z. S. (2020). Analisis Implementasi
Satisfaction. International Journal of Manajemen Berbasis Sekolah di
Scientific and Technology Research. Kecamatan Pantai. Jurnal Komunikasi
Myers. (2012). Managging by Communication: Pendidikan, 4(1), 28.
An Organizational Approach. New Jersey: https://doi.org/10.32585/jkp.v4i1.432
McGraw-Hill lnternational, Inc. Saltmarsh, S., & McPherson, A. (2019).
Nir, A., & Piro, P.-L. (2016). The Added Value Un/satisfactory Encounters:
of Improvisation to Effectiveness-Oriented Communication, Conflict and Parent-
Transformational Leadership. International Cchool Engagement. Critical Studies in
Journal of Educational Reform, 25(3), Education, 1–16.
265–281. https://doi.org/10.1080/17508487.2019.163
https://doi.org/10.1177/1056787916025003 0459
03 Schermerhom, J. R. (2010). Introduction to
Oktaviani, E. D. (2020). Peranan Guru Dalam Management (10th Editi). Hoboken: John
Pendidikan Inklusif Untuk Pencapaian Wiley and Sons, Inc.
Program Tujuan Pembangunan Scollo, M., & Carbaugh, D. (2013). Interpersonal
Berkelanjutan (SDG’s). Jurnal Komunikasi Communication: Qualities and Culture.
Pendidikan, 4(1), 55. Russian Journal of Communication, 5(2),
https://doi.org/10.32585/jkp.v4i1.440 95–103.
Prabowo, H. (2012). Aspek-Aspek Pengelolaan https://doi.org/10.1080/19409419.2013.805
dan Kepemimpinan Inovatif untuk 664
Implementasi Teknologi Informasi dan Skoglund, K. N. (2020). Social Interaction of
Komunikasi Di Perguruan Tinggi. Binus Leaders in Partnerships between Schools
Business Riview, 3(2), 795–802. and Universities: Tensions as Support and
Prasetyo, M. A. M. (2016). The Relationship Counterbalance. International Journal of
between Kyai Managerial Competence, the Leadership in Education, 1–20.
Management Based Islamic Boarding https://doi.org/10.1080/13603124.2020.179
School (MBIBS), and the Educator’s 7178
Performance in Islamic Islamic Boarding Solomon, D., & Theiss, J. (2013). Interpersonal
School: Approach Concept. In The First Communication, Putting theory into
International Conference on Law, Practice. New York: Routledge.
Economics and Education Muhammadiyah Supermane, S. (2019). Transformational
University of Metro, Indonesia. Leadership and Innovation in Teaching and
Prasetyo, M. A. M. (2018). Peranan Perilaku Learning Activities: The Mediation Effect
Organisasi dan Manajemen Strategi dalam of Knowledge Management. Information
Meningkatkan Produktivitas Output Discovery and Delivery, 47(4), 242–250.
Pendidikan. Idarah (Jurnal Pendidikan https://doi.org/10.1108/IDD-05-2019-0040
Dan Kependidikan), 2(1), 80–101. Syafruddin, A. (2019). The Modernization of
https://doi.org/10.47766/idarah.v2i1.267 Education in Islamic Boarding Schools and
Prasetyo, M. A. M. (2020). Pengaruh The Shift of Santris’s (Islamic Boarding

38
Student) Politics. International Journal of Wood, J. T. (2010). Interpersonal
Educational, 9(2), 33–42. Communication, Everyday Encouters.
Umiarso, & Zazin, N. (2011). Pesantren di Canada: Cengage Learning.
Tengah Arus Mutu Pendidikan: Menjawab Yahya, F. A. (2015). Problem Manajemen
Problematika Kontemporer Manajemen Pesantren, Sekolah dan Madrasah: Problem
Mutu Pesantren. Semarang: RaSAIL. Mutu dan Kualitas Input-Proses-Output.
Velmurugan, C. (2016). Interpersonal El-Tarbawi | Jurnal Pendidikan Islam,
Relationship and Organizational 8(1), 93–109.
Effectiveness. International Journal of https://doi.org/10.20885/tarbawi.vol8.iss1.
Business Management and Leadership., art6
7(1), 1–5. Zakaria, G. A. N. (2010). Pondok Pesantren :
West, R., & Turner, L. H. (2007). Introducing Changes and Its Future. Journal of
Communication Theory, Analysis and Islamaic and Arabic Education, 2(2), 45–
Application. New York: McGraw-Hill 52.
Education.

39

Anda mungkin juga menyukai