Data sekunder yang dibutuhkan untuk skripsi ini diperoleh dari CV. Patoya Indah
sebagai kontraktor pelaksana pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah
Aliyah Negeri 1 Samarinda, Kalimantan Timur.
Berikut ini adalah gambaran umum dari pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung
Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda, Kalimantan Timur yaitu sebagai berikut:
Kontraktor Pelaksana : CV. Patoya Indah
Alamat Proyek : Jalan Pangeran Suryanata, Air Putih, Samarinda
Anggaran : Rp. 5.805.066.666,67
Waktu Pelaksanaan : 154 hari kalender
Adapun data-data yang diperoleh dan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Pada penelitian ini, Time Schedule digunakan untuk mengetahui rencana waktu yang
telah ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, di dalamnya meliputi semua jenis
pekerjaan yang ada pada pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut.
Adapun tujuan lain dari Time Schedule antara lain, untuk mengetahui kapan dimulainya
suatu item pekerjaan, lama pekerjaan, dan rencana untuk selesainya, Time Schedule juga
dapat digunakan untuk memantau kecepatan atau keterlambatan progress dari item
pekerjaan, sehingga dapat dilakukan koreksi di lapangan untuk menangani masalah
keterlambatan tersebut, dan dapat menentukan jalur kritis serta menentukan kemajuan
pelaksanaan proyek.
53
Dalam penelitian ini, Time Schedule yang diperoleh disajikan dalam bentuk diagram
balok (bar chart). Di dalamnya terdapat informasi mengenai nama pekerjaan, bobot tiap
pekerjaan, dan waktu pelaksanaan dari awal hingga berakhirnya pekerjaan yaitu
dimulainya dari minggu pertama hingga minggu terakhir. Berdasarkan diagram balok
ini, data yang ada kemudian akan diolah menggunakan software Microsoft Project.
Time Schedule proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1
Samarinda dapat dilihat pada Lampiran 1.
Menurut Djojowirono (1984), rencana anggaran biaya merupakan perkiraan biaya yang
diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan
diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
Rencana anggaran biaya proyek berisi tentang volume, harga satuan dan harga dari tiap-
tiap pekerjaan. Rencana anggaran biaya proyek diperlukan untuk melakukan
penempatan setelah menyusun network diagram. Selain rencana anggaran proyek
diperlukan juga analisa harga satuan. Di dalam analisa harga satuan dapat dilihat jumlah
bahan, jumlah tenaga kerja untuk setiap pekerjaan. Rencana anggaran biaya untuk
proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda dapat
dilihat pada Lampiran 2.
54
jaringan kerja yang dilakukan dengan Microsoft Project 2013 dan jaringan kerja PDM
akan diperoleh daftar kegiatan kritis yang diperlukan dalam proses analisa selanjutnya.
Adapun urutan jenis dan durasi pekerjaan pada Proyek Pembangunan Gedung Sekolah
Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda secara rinci dapat dilihat pada
55
Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan dan Durasi Pekerjaan (lanjutan)
DURASI
NO SIMBOL JENIS PEKERJAAN
(Hari)
29 AC Beton Balok B5 15/20 5
30 AD Beton Ring Balok 20/30 10
31 AE Beton Balok Bordes 20/40 4
32 AF Beton Kolom Praktis 15/15 6
33 AG Beton Balok Latei 13/13 6
34 AH Beton Rangka Pintu Utama 20/40 3
35 AI Lisplank Beton 7
36 AJ Cor Beton Plat Tangga 5
37 AK Cor Beton Plat Lantai 12 Cm 21
38 AL Cor Dak Beton 10 Cm 15
IV PEKERJAAN DINDING DAN LANTAI
39 AM Pasangan Dinding Bata 1:4 20
40 AN Pasangan Dinding Bata 1:2 9
41 AO Plesteran Dinding Bata 1:4 30
42 AP Plesteran Dinding Bata 1:2 10
43 AQ Plesteran Benangan Kolom Lisplank 3
44 AR Pasangan Lantai Keramik 40/40 15
45 AS Pasangan Lantai Keramik 30/30 9
46 AT Pasangan Dinding Keramik Rangka Pintu Utama 40/40 4
47 AU Pasangan Dinding Keramik 20/25 8
48 AV Pasangan List Dinding Keramik 10/20 8
49 AW Cor Rabat Beton Lantai Kerja Tebal 5cm 5
50 AX Cor Rabat Beton Bawah Lantai Tebal 7.5 Cm 7
51 AY Cor Rabat Beton Keliling Bangunan 7.5 Cm 4
52 AZ Pasang Dinding Roster 6
53 BA Plesteran Benangan Dinding 10
54 BB Pasangan Dinding Palimanan 15
V PEKERJAAN ATAP DAN FLAPOND
55 BC Pasangan Atap Genteng Metal Setara Super 10
56 BD Pasang Rangka Atap Baja Ringan 10
57 BE Pasang Reng Baja Ringan 10
58 BF Pasang Bubungan Setara Super Color 5
59 BG Pasang Listplank Kayu 2x2/20 3
60 BH Pasang Plafond Gipsum Dan Rangka 15
61 BI Pasang Plafond Setara Calsiboard Dan Rangka 10
62 BJ Pasang List Gipsum 15
VI PEKERJAAN KUZEN
63 BK Pasang Kuzen Alumunium Warna Putih 15
64 BL Pasang Daun Pintu P.1 Kaca 12 Mm +Asesories 2
Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan dan Durasi Pekerjaan (lanjutan)
56
DURASI
NO SIMBOL JENIS PEKERJAAN
(Hari)
65 BM Pasang Daun Pintu P.2 Panel Alumunium 3
66 BN Pasang Daun Pintu P.3 Panel Alumunium 1
67 BO Pasang Daun Pintu P.4 Krepyak Alumunium 1
68 BP Pasang Daun Pintu P.5 Krepyak Alumunium 2
69 BQ Pasang Daun Jendela Alumunium J1 + Kaca 3
70 BR Pasang Daun Jendela Alumunium J2 + Kaca 4
71 BS Pasang Daun Jendela Alumunium J3 + Kaca 1
72 BT Pasang Daun Bouven Alumunium + Kaca 5
73 BU Pasang Kunci Pintu 2 Slaag 1
74 BV Pasang Exphanoletht Tanam 1
75 BW Pasang Engsel Pintu 4 3
76 BX Pasang Engsel Jendela 5
77 BY Pasang Gerendel Jendela 3
78 BZ Pasang Hak Angin Jendela 5
79 CA Pasang Hendel Jendela 3
80 CB Pasang Kaca Bening 3mm 2
VII PENGERJAAN PENGECETAN
81 CC Pengecetan Dinding 21
82 CD Pengecetan Plafond Dan List Profil 9
83 CE Pengecetan Listplank Kayu 1
84 CF Coatting Batu Alam 3
VII
PEKERJAAN LISTRIK
I
85 CG Box MCB Group 6 Gang + Instalasi 1
86 CH Pasang Instalasi Listrik 20
87 CI Pasang Lampu TL 2x40 Watt Tanam 5
88 CJ Pasang Lampu SL 9 Watt 1
89 CK Pasang Lampu SL 18 Watt 2
90 CL Pasang Skalar Tunggal 2
91 CM Pasang Skalar Double 3
92 CN Pasang Stop Kontak + Instalasi 2
93 CO Penyambung Listrik 1
IX PEKERJAAN SANITASI
94 CP Saluran Air Hujan 4
95 CQ Bak Kontrol Air Hujan 3
96 CR Closed Duduk 3
97 CS Kran Air 1
98 CT Wastafel + Cermin + Accessories 2
99 CU Urinior 2
100 CV Floordrain 2
101 CW Roofdrain 1
Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan dan Durasi Pekerjaan (lanjutan)
57
DURASI
NO SIMBOL JENIS PEKERJAAN
(Hari)
102 CX Pipa Air PVC AW 1/2 Dan Penyambungan 10
103 CY Pipa Air PVC 4 + Accessories 7
104 CZ Pipa Ait Kotor PVC 3 + Accessories 8
105 DA Septictank Dan Peresapan Pasangan Bata 10
X PEKERJAAN LAIN - LAIN
106 DB Ralling Tangga 5
107 DC Besi Hollow 4 Cm 3
108 DD Greil Besi 2
109 DE Pasang Penangkal Petir 3 Spilt Dan 1 Arde 1
110 DF Pembersihan Kembali 8
Tampilan awal saat program Microsoft Project 2013 dijalankan dapat dilihat pada
Gambar 4.1. Pada Gambar 4.2 di bawah merupakan tampilan halaman kerja yang
masih kosong pada Microsoft Project.
58
Gambar 4.2 Tampilan halaman kerja Microsoft Project
Pada opsi ini, tentukan tanggal dimulainnya proyek yang akan dikerjakan, dimana
pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda
akan dimulai pada tanggal 03 Juni 2013.
Klik menu Project > Project Information. Pada kotak dialog Project Information
dipilih Schedule From: Start Date dan memasukkan tanggal dimulainya proyek
59
yaitu 03 Juni 2013 pada kotak Start Date. Langkah tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.4 di bawah.
c. Menyusun kalender kerja untuk menentukan hari kerja dan jam kerja
60
Pada opsi ini, dilakukan penentuan hari dan jam kerja. Dalam penelitian ini,
diberlakukan 7 (tujuh) hari kerja dalam seminggu dan 8 (delapan) jam dalam sehari
yaitu dimulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00. Jam istirahat yaitu pukul 12.00
sampai 13.00 dan pekerjaan akan dilanjutkan hingga pukul 17.00.
d. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan data yang berupa jenis kegiatan dan durasi
kegiatan. Jenis kegiatan dapat dituliskan pada kolom Task Name, dan durasi
kegiatan pada kolom Duration seperti ditunjukkan pada Gambar 4.7.
Untuk mengelompokkan per bab kegiatan dapat dibuat pada Task > Insert >
Summary.
61
Gambar 4.7 Tampilan halaman kerja setelah input jenis kegiatan dan durasi
62
Pilih menu project → outline →indent → atau klik indent (→) pada toolbar
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9
e. Langkah selanjutnya yaitu membuat hubungan antar pekerjaan, yang ditulis pada
kolom predecessor. Pada tahap ini dilakukan analisa dari tiap-tiap pekerjaan dan
membuat susunan hubungan antar pekerjaan, misalnya pekerjaan pembersihan
lantai dilakukan setelah pekerjaan pengukuran lokasi. Dalam hal ini, pekerjaan
pembersihan lantai disebut predecessor dari pekerjaan membuat pengukuran lokasi.
Predecessor dapat diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebelumnya.
63
Gambar 4.11 Kolom Predeccesor
Pada Gambar 4.11 dapat dilihat bagian yang ditunjukkan oleh panah dan lingkaran
merah merupakan kolom predeccesor. Pada kolom ini, yang nantinya akan
dimasukkan data untuk hubungan antar pekerjaan.
64
Sebagai contoh pada Pekerjaan Persiapan, terdapat beberapa sub bagian pekerjaan
atau subtask diantaranya yaitu, pembersihan lokasi, pembongkaran gedung lama,
pengukuran lokasi, pemasangan papan bouwplank, papan nama kegiatan, direksi
keet dan gudang bahan.
Untuk subtask yang pertama yaitu pembersihan lokasi (pada baris 3), dikerjakan
pada saat awal pekerjaan atau bersamaan dengan dimulainya pekerjaan
pembongkaran gedung lama (pada baris 4). Maka, pada kolom predecessor
pekerjaan pembongkaran gedung lama (pada baris 4) diisi 3SS. seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.12
f. Langkah yang terakhir yaitu menampilkan jalur kritis pada gantt chart. Dapat
dilakukan dengan memilih Format, kemudian pilih ikon Critical Task, maka akan
terlihat kegiatan yang kritis pada gantt chart. Dan untuk menampilkan jalur kritis
pada Task Name dapat dilakukan dengan memilih Format kemudian Text Styles.
65
Gambar 4.13 Text Styles
Pada layar akan muncul perintah seperti yang diinginkan Gambar 4.13. Kemudian
pada pilihan Item to Change pilih Critical Task. Pemilihan jens font, warna font,
dan background dapat disesuaikan, agar daftar kegiatan kritis dapat dibedakan dan
dapat diketahui, seperti Gambar 4.14. Dalam contoh dipilih warna merah pada jalur
kritis.
66
Gambar 4.15 Tampilan Jalur Kritis
Hasil output pengolahan Microsoft Project 2016 Trial proyek renovasi Asrama
Wanajaya SMK Kehutanan Samarinda dapat dilihat pada Lampiran 3.
Setelah mengetahui susunan pekerjaan, durasi dan pendahulu dari suatu kegiatan data
tersebut dapat diolah dengan bantuan Microsoft Project 2013 Trial dan hasil output
pengolahan Microsoft Project 2013 Trial ini dijadikan sebagai acuan dalam membuat
jaringan kerja proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1
Samarinda. Jaringan kerja proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah
Negeri 1 Samarinda dengan metode PDM dapat dilihat pada Lampiran 4.
ES EF ES EF
JENIS JENIS
KEGIATAN KEGIATAN
LS A LF LS B LF
FTSAB
STSAB
STFAB
Gambar 4.16 Hubungan Antara Kegiatan A dan B (Forward Analysis)
Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam suatu kegiatan, maka diambil
nilai terbesar. Jika tidak ada/ diketahui FTSij atau STSij dan kegiatan non spitable,
maka ESj dihitung dengan cara sebagai berikut
ESB = EFB – DB
Kegiatan A
ES1 = 0 (Kegiatan awal dianggap 0)
EF1 = ES1 + DA = 0 + 22 = 22
68
Kegiatan B
ES2 = ES1 + STSAB =0+0 = 0
EF2 = ES2 + DB = 0 + 20 = 20
Kegiatan C
ES3 = EF2 + FTSBC = 20 + 3 = 23
EF3 = ES3 + DC = 23 + 8 = 31
ES EF ES EF
JENIS JENIS
KEGIATAN KEGIATAN
LS A LF LS B LF
FSAB
STSAB
STFAB
Jika ada lebih dari satu anak panah yang keluar dari suatu kegiatan, maka diambil
nilai terkecil (Ervianto 2003). Jika tidak ada/diketahui FF ij atau FSij dan kegiatan non
spitable, maka LFj dihitung dengan cara sebagai berikut
LFj = LSi + Di
69
LSB = Waktu mulai paling lambat kegiatan B
LFB = Waktu selesai paling lambat kegiatan B
DB = Durasi Pekerjaan B
Kegiatan DF
LF106 = 154 (diperoleh dari EF terbesar atau dari nilai Finish)
LS106 = LF106 - DDF = 154 – 8 = 146
Kegiatan CD
LF82 = LS106 – FTSDF-CD = 146 – (-3) = 149
LS82 = LF82 - DCD = 149 – 9 = 140
Kegiatan CC
LF81 = LS82 – FTSCD-CC = 140 – (-7) = 147
LS81 = LF81 - DCC = 147 – 21 = 126
TF = LF – EF = LS – LF
Kegiatan A :
ES = 0
70
EF = 22
LS = 0
LF = 22
Maka, nilai TF = LF – EF = LS – LF
TF = 22 – 22 = 0 – 0 = 0
Kegiatan B :
ES = 0
EF = 20
LS = 0
LF = 20
Maka, nilai TF = LF – EF = LS – LF
TF = 20 – 20 = 0 – 0 = 0
Kegiatan C :
ES = 7
EF = 22
LS = 137
LF = 152
Maka, nilai TF = LF – EF = LS – LF
TF = 152 – 137 = 22 – 7 = 15
71
1. Lintasan Kritis dengan Microsoft Project 2013 Trial
Lintasan kritis yang dihitung menggunakan bantuan Microsoft Project 2013
memiliki 24 lintasan kritis yang dimulai dari kode-kode berikut:
B – G – H – M – O – Q – S – U – W – Y – AB – AD – AG – AJ – AM – AO – AR
– AX – BB – BH – BJ – CC – CD – DF
Lintasan kritis yang dipilih untuk dilakukan analisis Time Cost Trade Off adalah
lintasan kritis dengan metode Predecence Diagram Method yaitu sebanyak 25 lintasan
kritis, dikarenakan lintasan kritis pada Predecence Diagram Method lebih banyak
daripada lintasan kritis dengan Microsoft Project 2013 Trial. Namun, karena terdapat 3
pekerjaan yang tidak memiliki uraian analisa pekerjaan, maka terpilihlah 21 pekerjaan
kritis yang dapat dianalisa dengan metode Time Cost Trade Off. Untuk perhitungan
Time Cost Trade Off dilakukan pada kegiatan kritis yang memiliki uraian analisa setiap
pekerjaan, jadi jalur kritis yang dihitung percepatannya adalah pada Tabel 4.2
DURASI
NO DAFTAR PEKERJAAN KRITIS
NORMAL (hari)
1 Galian Tanah 8
2 Urugan Galian Tanah / Urugan Kembali 8
3 Pasangan Pondasi Batu Gunung 8
4 Pemadatan Tanah Urug 9
5 Beton Foorplat Type 1 5
6 Beton Sloof 30/40 8
7 Beton Kolom 30/40 (K1) 35
8 Beton Kolom 20/40 (K3) 10
9 Beton Balok B1 30/60 20
10 Beton Balok B4 20/30 15
11 Beton Ring Balok 20/30 10
12 Beton Balok Latei 13/13 6
72
13 Cor Beton Plat Tangga 5
14 Pasangan Dinding Bata 1:4 20
15 Plesteran Dinding Bata 1:4 30
16 Pasangan Lantai Keramik 40/40 15
17 Cor Rabat Beton Bawah Lantai Tebal 7.5 Cm 7
18 Pasangan Dinding Palimanan 15
19 Pasangan Plafond Gipsum Dan Rangka 15
DURASI
NO DAFTAR PEKERJAAN KRITIS
NORMAL (hari)
20 Pengecetan Dinding 21
21 Pengecetan Plafond Dan List Profil 9
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi
komponen permanen hasil akhir proyek. Adapun rincian biaya langsung dari Pekerjaan
Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
73
X. PEKERJAAN LAIN-LAIN 25.218.875,00
JUMLAH 4.573.991.346,06
P.P.N 10 % 457.399.134,61
BIAYA I.M.B. 1,5 % 68.609.870,19
JUMLAH 5.100.000.350,86
DIBULATKAN 5.100.000.000,00
Sumber: CV. Patoya Indah
Total dari biaya langsung sesuai dengan data Rencana Anggara Biaya (RAB) pada
Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda yaitu
sebesar Rp. 5.100.000.350,86 yang dibulatkan menjadi Rp. 5.100.000.000,00.
Biaya tidak langsung (Inderect Cost) adalah biaya yang tidak secara langsung
berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek
tersebut. Biaya tidak langsung secara langsung bervariasi dengan waktu, oleh karena itu
pengurangan waktu akan menghasilkan pengurangan dalam biaya tidak langsung.
Adapun rincian biaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
74
Listrik Rp 800.000,00 Rp 800.000,00
Total Biaya Over Head Tiap Bulan Rp 38.000.000,00
Biaya Tidak Terduga 10% dari RAB Fisik Rp 510.000.000,00
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh kontraktor
pelaksana sebesar Rp. 510.000.000,00 perbulan. Berikut adalah perhitungan total biaya
tidak langsung yang dikeluarkan selama proyek berlangsung yaitu 154 hari kerja atau 5
bulan 4 hari.
Biaya Overhead 1 Bulan 38.000 .000
Biaya Overhead per Hari = =
30 30
¿Rp. 1.266.666,67
Biaya tidak langsung = (Total biaya over head perbulan x 6 bulan kerja) + (Biaya Over
Head per Hari x 4 hari kerja) + % Biaya tak terduga
= (Rp. 38.000.000,00 x 5 bulan kerja) + (Rp. 1.266.666,67 x 4
hari kerja) + Rp. 510.000.000,00
= Rp. 705.066.666,67
Jadi, total biaya tidak langsung dari pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Sekolah
Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda adalah sebesar Rp. 705.066.666,67
75
Tabel 4.5 berikut menunjukan daftar kebutuhan tenaga kerja pada pekerjaan galian
tanah.
Tabel 4.5 Kebutuhan Tenaga Kerja Pekerjaan Galian
Koefisie
Jenis Tenaga Kerja Harga Satuan (Rp)
n
Pekerja 0,4 Rp. 70.000
Mandor 0,04 Rp. 110.000
Sumber: CV. Patoya Indah
a. Pekerja biasa
0,4 x 379,27
Jumlah tenaga kerja = =18,964 ≈ 19 orang
8
Upah tenaga kerja = 19 x Rp. 70.000 = Rp. 1.330.000,00
b. Mandor
0,04 x 379,27
Jumlah tenaga kerja = =1,896 ≈ 2 orang
8
Upah tenaga kerja = 2 x Rp. 110.000 = Rp. 220.000,00
Jadi, total upah tenaga kerja selama durasi 8 hari pada pekerjaan galian tanah adalah:
Total = (Rp. 1.330.000,00 + Rp. 220.000,00) x 8 hari
= Rp. 12.400.000,00
76
Jumlah tenaga kerja dan total upah tenaga kerja pekerjaan kritis lainnya pada durasi
normal dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7. Daftar kebutuhan tenaga kerja dapat
dilihat di Lampiran 2 .
77
mandor 0,0853 32,04 8 0,342 1
78
13 Cor beton plat tukang 0,5170 4,96 5 0,513 1
tangga kepala tukang 0,0517 4,96 5 0,051 1
pekerja 1,9570 4,96 5 1,941 2
mandor 0,0853 4,96 5 0,085 1
79
pekerja 0,1700 1.072,00 15 12,149 12
mandor 0,0085 1.072,00 15 0,607 1
80
tebal 7.5 cm
18 Pasangan dinding palimanan 15 910.000,00 13.650.000,00
Pasangan plafond gipsum dan
19 15 1.950.000,00 29.250.000,00
rangka
20 Pengecetan dinding 21 1.230.000,00 25.830.000,00
Pengecetan plafond dan list
21 9 1.230.000,00 11.070.000,00
profil
B. Percepatan (Crashing)
Pada setiap pekerjaan yang merupakan kegiatan-kegiatan kritis terpilih, akan dilakukan
percepatan dengan pengurangan durasi pekerjaan yaitu sebanyak 1 hari. Pengurangan
durasi ini akan mengakibatkan bertambahnya tenaga kerja pada setiap pekerjaan
terpilih. Berikut ini adalah perhitungan percepatan pada setiap pekerjaan.
81
a. Pekerja biasa
0,4 x 379,27
Jumlah tenaga kerja = =21,673≈ 22 orang
7
Upah tenaga kerja = 22 x Rp. 70.000 = Rp. 1.540.000,00
b. Mandor
0,04 x 379,27
Jumlah tenaga kerja = =2,167 ≈3 orang
7
Upah tenaga kerja = 3 x Rp. 110.000 = Rp. 330.000,00
Jadi, total upah tenaga kerja selama durasi 7 hari pada pekerjaan galian tanah adalah:
Total = (Rp. 1.540.000,00 + Rp. 330.000,00) x 7 hari
= Rp. 13.090.000,00
Jumlah tenaga kerja dan total upah tenaga kerja pekerjaan kritis setelah crashing durasi
dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10
82
12 Beton balok latei 13/13 1 1 1 1
13 Cor beton plat tangga 3 1 1 1
14 Pasangan dinding bata 1:4 24 8 1 2
15 Plesteran dinding bata 1:4 20 15 2 1
16 Pasangan lantai keramik 40/40 46 26 3 3
Cor rabat beton bawah lantai
17 12 2 1 1
tebal 7.5 cm
18 Pasangan dinding palimanan 1 8 1 1
Pasangan plafond gipsum dan
19 14 12 2 1
rangka
83
10 Beton balok b4 20/30 14 580.000,00 8.120.000,00
11 Beton ring balok 20/30 9 510.000,00 4.590.000,00
12 Beton balok latei 13/13 5 370.000,00 1.850.000,00
13 Cor beton plat tangga 4 510.000,00 2.040.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 19 2.720.000,00 51.680.000,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 29 3.060.000,00 88.740.000,00
Pasangan lantai keramik
16 14 6.190.000,00 86.660.000,00
40/40
Cor rabat beton bawah lantai
17 6 1.230.000,00 7.380.000,00
tebal 7.5 cm
18 Pasangan dinding palimanan 14 1.000.000,00 14.000.000,00
Cost Slope adalah banyaknya biaya yang dihasilkan dari mempercepat durasi proyek.
Perhitungan Slope :
84
Rp . 13.090 .000,00−Rp .12.400 .000,00
=
8−7
= Rp. 690.000,00 perhari
Cost Slope dari penambahan pekerja untuk pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam
Tabel 4.11.
85
Tabel 4.11 Cost Slope Akibat Penambahan Tenaga Kerja
Durasi Durasi Upah Perhari X Upah Perhari X
No. Pekerjaan Kritis Slope (Rp)
Normal Percepatan Durasi Normal Durasi Percepatan
1 Galian Tanah 8 7 12.400.000,00 13.090.000,00 690.000,00
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 8 7 3.680.000,00 4.200.000,00 520.000,00
3 Pasangan pondasi batu gunung 8 7 12.560.000,00 23.940.000,00 11.380.000,00
4 Pemadatan tanah urug 9 8 10.440.000,00 11.840.000,00 1.400.000,00
5 Beton foorplat type 1 5 4 6.600.000,00 6.480.000,00 -120.000,00
6 Beton sloof 30/40 8 7 7.040.000,00 7.770.000,00 730.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 35 34 15.400.000,00 14.960.000,00 -440.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 10 9 3.700.000,00 3.330.000,00 -370.000,00
9 Beton balok b1 30/60 20 19 10.200.000,00 16.150.000,00 5.950.000,00
10 Beton balok b4 20/30 15 14 7.650.000,00 8.120.000,00 470.000,00
11 Beton ring balok 20/30 10 9 4.400.000,00 4.590.000,00 190.000,00
12 Beton balok latei 13/13 6 5 2.220.000,00 1.850.000,00 -370.000,00
13 Cor beton plat tangga 5 4 2.200.000,00 2.040.000,00 -160.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 20 19 47.600.000,00 51.680.000,00 4.080.000,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 30 29 84.000.000,00 88.740.000,00 4.740.000,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 15 14 82.800.000,00 86.660.000,00 3.860.000,00
17 Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5 cm 7 6 7.000.000,00 7.380.000,00 380.000,00
18 Pasangan dinding palimanan 15 14 13.650.000,00 14.000.000,00 350.000,00
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 15 14 29.250.000,00 33.180.000,00 3.930.000,00
20 Pengecetan dinding 21 20 25.830.000,00 31.600.000,00 5.770.000,00
21 Pengecetan plafond dan list profil 9 8 11.070.000,00 12.640.000,00 1.570.000,00
86
Setelah diperoleh pertambahan biaya (cost slope) pada masing-masing pekerjaan, cost
slope diurutkan dari yang terkecil. Tujuannya agar pertambahan biaya langsung yang
dihasilkan setelah kompresi dapat diminimalisir. Urutan kegiatan dengan nilai slope
terkecil hingga terbesar dapat dilihat pada Tabel 4.12
Cost slope yang memiliki nilai negatif (-) berarti dalam kondisi menguntungkan saat
dilakukan percepatan, karena tidak terjadi pertambahan biaya tetapi terjadi pengurangan
biaya.
D. Biaya Langsung
87
normal proyek. Adapun kenaikan biaya langsung pekerjaan dapat dilihat pada Tabel
4.13.
Hanya terjadi sedikit kenaikan biaya dari biaya normal, karena terdapat nilai negatif dari
pertambahan biaya (cost slope) di hampir tiap kegiatan kritis setelah dilakukan
percepatan yang berarti kondisi tersebut menguntungkan.
88
Total Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung perhari =
154 Hari Kerja
Rp . 705.066 .666,67
= = Rp.4.578.354,98
154 Hari Kerja
Total biaya proyek merupakan jumlah dari biaya langsung dan biaya tidak langsung
proyek. Kedua biaya tersebut berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Total
biaya proyek dapat dilihat pada Tabel 4.15 di bawah ini.
89
Tabel 4.15 Total Biaya Proyek Akibat Penambahan Tenaga Pekerja
Duras Biaya Tidak
i Biaya Langsung Langsung Total Biaya
154 Rp 5.100.000.000,00 Rp 705.066.666,67 Rp 5.805.066.666,67
153 Rp 5.099.560.000,00 Rp 700.488.311,69 Rp 5.800.048.311,69
152 Rp 5.099.190.000,00 Rp 695.909.956,71 Rp 5.795.099.956,71
151 Rp 5.098.820.000,00 Rp 691.331.601,73 Rp 5.790.151.601,73
150 Rp 5.098.660.000,00 Rp 686.753.246,75 Rp 5.785.413.246,75
149 Rp 5.098.540.000,00 Rp 682.174.891,77 Rp 5.780.714.891,77
148 Rp 5.098.730.000,00 Rp 677.596.536,80 Rp 5.776.326.536,80
147 Rp 5.099.080.000,00 Rp 673.018.181,82 Rp 5.772.098.181,82
146 Rp 5.099.460.000,00 Rp 668.439.826,84 Rp 5.767.899.826,84
145 Rp 5.099.930.000,00 Rp 663.861.471,86 Rp 5.763.791.471,86
144 Rp 5.100.450.000,00 Rp 659.283.116,88 Rp 5.759.733.116,88
143 Rp 5.101.140.000,00 Rp 654.704.761,90 Rp 5.755.844.761,90
142 Rp 5.101.870.000,00 Rp 650.126.406,93 Rp 5.751.996.406,93
141 Rp 5.103.270.000,00 Rp 645.548.051,95 Rp 5.748.818.051,95
140 Rp 5.104.840.000,00 Rp 640.969.696,97 Rp 5.745.809.696,97
139 Rp 5.108.700.000,00 Rp 636.391.341,99 Rp 5.745.091.341,99
138 Rp 5.112.630.000,00 Rp 631.812.987,01 Rp 5.744.442.987,01
137 Rp 5.116.710.000,00 Rp 627.234.632,03 Rp 5.743.944.632,03
136 Rp 5.121.450.000,00 Rp 622.656.277,06 Rp 5.744.106.277,06
135 Rp 5.127.220.000,00 Rp 618.077.922,08 Rp 5.745.297.922,08
134 Rp 5.133.170.000,00 Rp 613.499.567,10 Rp 5.746.669.567,10
133 Rp 5.144.550.000,00 Rp 608.921.212,12 Rp 5.753.471.212,12
Dari hasil analisis Time Cost Trade Off di atas yaitu dengan penambahan pekerja,
diperoleh waktu dan biaya yang optimum yaitu 137 hari dengan biaya Rp.
5.743.944.632,03. Biaya langsung bertambah dari Rp. 5.100.000.000,00 menjadi Rp.
5.116.710.000,00, sedangkan biaya tidak langsung proyek berkurang dari Rp.
705.066.666,67 menjadi Rp. 627.234.632,03. Jika dilakukan komparasi antara kondisi
normal dengan kondisi percepatan optimum, maka durasi proyek dapat diperpendek 17
hari dan biaya proyek dapat turun sebesar Rp. 61.122.034,63. Turunnya biaya total
proyek ini disebabkan adanya pengurangan biaya tidak langsung yang lebih besar dari
penambahan biaya langsung.
Perbandingan waktu dan biaya normal dan waktu dan biaya optimum dapat dilihat pada
Tabel 4.16 di bawah ini.
90
Tabel 4.16 Perbandingan Waktu-Biaya Normal dan Waktu-Biaya Optimum
Normal Optimum
Durasi 154 hari 137
Biaya Langsung Rp. 5.100.000.000,00 Rp. 5.116.710.000,00
Biaya Tidak Langsung Rp. 705.066.666,67 Rp. 627.234.632,03
Total Cost Rp. 5.805.066.666,67 Rp. 5.743.944.632,03
Dapat dilihat pada Tabel 4.16 tentang perbandingan waktu-biaya normal dan waktu-
biaya optimum, dengan persentase efisiensi waktu dan biaya proyek adalah sebagai
berikut:
1. Efisiensi waktu proyek:
154 HK −137 HK
154 HK – 137 HK = 16 hari atau x 100 % = 11,03 %
154
Hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya proyek terhadap
waktu dan biaya total yang efisien dapat dilihat pada Gambar 4.18 dapat dilihat bahwa
dari 154 hari ke 133 hari, waktu yang efektif dilakukan penambahan pekerja yaitu pada
137 hari dan didapatkan biaya langsung yang efisien sebesar Rp. 5.116.710.000,00
biaya tidak langsung yang efisien sebesar Rp. 627.234.632,03, dan biaya total yang
efisien sebesar Rp. 5.743.944.632,03.
Dapat dilihat bahwa proyek dapat menghemat waktu sebanyak 17 hari dan penambahan
biaya langsung Rp. 16.710.000,00 pengurangan biaya tidak langsung Rp.
77.832.034,64, pengurangan biaya total Rp. 61.122.034,63.
91
Rp7,000,000,000.00
Rp6,000,000,000.00
Rp5,000,000,000.00
Rp. 5.743.944.632,03
Rp4,000,000,000.00 Rp.
5.116.710.000,00
Rp3,000,000,000.00
Biaya
Langsung
Rp2,000,000,000.00
Rp1,000,000,000.00 Rp.
627.234.632,03
Rp-
hari
154
153
152
151
150
149
148
147
146
145
144
143
142
141
140
139
138
137
136
135
134
133
Gambar 4.18 Grafik Total Biaya, Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja
92
4.4.2 Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Berkaitan dengan jam kerja lembur, telah diatur dalam Keputusan Menteri Nomor KEP.
102/ MEN/ VI/ 2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur. Berikut
adalah aturan penambahan jam kerja lembur didasarkan pada Keputusan Menteri pasal
3 dan pasal 11, diantaranya:
1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14
(empat belas) jam dalam 1(satu) minggu.
2. Lembur dilakukan pada hari kerja, maka :
a. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5 (satu setengah)
kali upah sejam;
b. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua)
kali upah sejam.
Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam metode penambahan jam kerja
(lembur) adalah sebagai berikut:
1. Waktu kerja normal memakai 8 jam kerja dan 1 jam istirahat (08.00 – 17.00),
sedangkan waktu kerja lembur yaitu akan dilaksanakan setelah jam kerja normal
(18.00)
2. Upah jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 1,5 kali upah sejam normal pada
jam pertama dan 2 kali upah sejam normal untuk jam berikutnya.
93
Tabel 4.18 Koefisien Pengurangan Produktivitas
Waktu Lembur Penurunan Indeks Koef. Pengurangan
(Jam) Produktivitas Produktivitas
(a) (b) (c= 100% - b)
1 0,1 0,9
2 0,2 0,8
3 0,3 0,7
94
Perhitungan total biaya percepatan akibat penambahan jam kerja atau lembur sebagai
berikut:
Diketahui:
Volume = 379,27 m3
Durasi normal = 8 hari
379,27 titik
Produktivitas normal = = 5,926 m3/ jam
8x8
Produktivitas normal untuk pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.19
Volu me
Produktivitas percepatan =
durasi percepatan x 8 jam
96
7 Beton kolom 30/40 (K1) 33,74 34 0,124
8 Beton kolom 20/40 (K3) 1,28 9 0,018
9 Beton balok b1 30/60 29,52 19 0,194
10 Beton balok b4 20/30 24,24 14 0,216
Tabel 4.20 Produktivitas Percepatan (lanjutan)
Durasi Produktivitas
No Pekerjaan Kritis Volume
Percepatan Percepatan
11 Beton ring balok 20/30 12,42 9 0,173
12 Beton balok latei 13/13 2,43 5 0,061
13 Cor beton plat tangga 4,96 4 0,155
1.423,7
14 19 9,367
Pasangan dinding bata 1:4 9
2.847,5
15 29 12,274
Plesteran dinding bata 1:4 7
1.027,5
16 14 9,174
Pasangan lantai keramik 40/40 0
17 Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5 cm 43,05 6 0,897
18 Pasangan dinding palimanan 230,83 14 2,061
1.072,0
19 14 9,571
Pasangan plafond gipsum dan rangka 0
3.236,2
20 20 20,227
Pengecetan dinding 9
1.380,0
21 8 21,563
Pengecetan plafond dan list profil 0
98
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 8,933 9,571 0,400 1
20 Pengecetan dinding 19,264 20,227 0,280 1
21 Pengecetan plafond dan list profil 19,167 21,563 0,700 1
99
Pekerjaan Galian Tanah
Normal Cost = Rp. 12.400.000,00
Durasi Normal = 8 hari
Durasi Percepatan = 7 hari
Rp . 12.400 .000,00
Normal Cost Percepatan = x 7 hari
8 hari
= Rp. 10.850.000,00
Normal Cost Percepatan pada pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.22
100
Tabel 4.21 Normal Cost Percepatan (lanjutan)
Durasi Durasi Normal Cost
Normal Cost
No Pekerjaan Kritis Normal Percepata Percepatan
(Rp)
(Hari) n (Hari) (Rp)
Pasangan lantai keramik
16 82.800.000,00 15 14 77.280.000,00
40/40
Cor rabat beton bawah
17 7.000.000,00 7 6 6.000.000,00
lantai tebal 7.5 cm
Pasangan dinding
18 13.650.000,00 15 14 12.740.000,00
palimanan
Pasangan plafond
19 29.250.000,00 15 14 27.300.000,00
gipsum dan rangka
20 Pengecetan dinding 25.830.000,00 21 20 24.600.000,00
Pengecetan plafond dan
21 11.070.000,00 9 8 9.840.000,00
list profil
Biaya lembur = (1 x 1,5 x upah pekerja sejam) + (jumlah jam lembur berikutnya x 2 x
upah pekerja sejam)
Upah pekerja perjam dapat dilihat pada Tabel 4.17
101
102
Pekerjaan Urugan galian tanah / urugan kembali
Penambahan jam lembur : 1 jam (Tabel 4.21)
1) Pekerja
Biaya lembur = (1 x 1,5 x Rp. 8.750,00)
= Rp. 13.125,00
2) Mandor
Biaya lembur = (1 x 1,5 x Rp. 13.750,00)
= Rp. 20.625,00
Biaya lembur pada pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.23.
Total biaya lembur pada pekerjaan kritis lainnya disajikan pada Tabel 4.24.
103
Tabel 4.23 Biaya Lembur
Waktu Biaya Lembur
Lembu
No Pekerjaan Kritis r
Pekerja Tukang Ka Tukang Mandor
Perhari
(Jam)
1 Galian Tanah 1 Rp 13.125,00 Rp 20.625,00
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 1 Rp 13.125,00 Rp 20.625,00
3 Pasangan pondasi batu gunung 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
4 Pemadatan tanah urug 1 Rp 13.125,00 Rp 20.625,00
5 Beton foorplat type 1 2 Rp 30.625,00 Rp 39.375,00 Rp 43.750,00 Rp 48.125,00
6 Beton sloof 30/40 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
9 Beton balok b1 30/60 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
10 Beton balok b4 20/30 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
11 Beton ring balok 20/30 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
12 Beton balok latei 13/13 2 Rp 30.625,00 Rp 39.375,00 Rp 43.750,00 Rp 48.125,00
13 Cor beton plat tangga 2 Rp 30.625,00 Rp 39.375,00 Rp 43.750,00 Rp 48.125,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
Cor rabat beton bawah lantai tebal
17 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
7.5 cm
18 Pasangan dinding palimanan 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
20 Pengecetan dinding 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
21 Pengecetan plafond dan list profil 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
104
Tabel 4.24 Total Biaya Lembur
Durasi Biaya Lembur X Jumlah Pekerja (Rp)
Total Biaya
No Pekerjaan Kritis Percepatan Kepala
Pekerja Tukang Mandor Lembur (Rp)
(Hari) Tukang
1 Galian Tanah 7 249.375,00 - - 41.250,00 2.034.375,00
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 7 65.625,00 - - 20.625,00 603.750,00
3 Pasangan pondasi batu gunung 7 170.625,00 84.375,00 18.750,00 20.625,00 2.060.625,00
4 Pemadatan tanah urug 8 196.875,00 - - 20.625,00 1.740.000,00
5 Beton foorplat type 1 4 367.500,00 118.125,00 43.750,00 48.125,00 2.310.000,00
6 Beton sloof 30/40 7 91.875,00 33.750,00 18.750,00 20.625,00 1.155.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 34 26.250,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 2.805.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 9 13.125,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 624.375,00
9 Beton balok b1 30/60 19 39.375,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 1.816.875,00
10 Beton balok b4 20/30 14 39.375,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 1.338.750,00
11 Beton ring balok 20/30 9 26.250,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 742.500,00
12 Beton balok latei 13/13 5 30.625,00 39.375,00 43.750,00 48.125,00 809.375,00
13 Cor beton plat tangga 4 61.250,00 39.375,00 43.750,00 48.125,00 770.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 19 288.750,00 118.125,00 18.750,00 20.625,00 8.478.750,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 29 249.375,00 236.250,00 18.750,00 20.625,00 15.225.000,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 14 551.250,00 405.000,00 37.500,00 41.250,00 14.490.000,00
Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5
17 6 131.250,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 1.125.000,00
cm
18 Pasangan dinding palimanan 14 13.125,00 118.125,00 18.750,00 20.625,00 2.388.750,00
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 14 157.500,00 168.750,00 18.750,00 20.625,00 5.118.750,00
20 Pengecetan dinding 20 39.375,00 151.875,00 18.750,00 20.625,00 4.612.500,00
21 Pengecetan plafond dan list profil 8 39.375,00 151.875,00 18.750,00 20.625,00 1.845.000,00
105
7. Perhitungan Biaya Percepatan (Crash Cost)
Crash Cost pada pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.25
106
Cost slope adalah perbandingan antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu
penyelesaian proyek.
Cost slope pada pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.26.
107
Tabel 4.26 Cost Slope Akibat Penambahan Jam Kerja
Biaya
Durasi Durasi Biaya
No Pekerjaan Kritis Percepatan Slope (Rp)
Normal Percepatan Normal (Rp)
(Rp)
1 Galian Tanah 8 7 12.400.000,00 12.884.375,00 484.375,00
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 8 7 3.680.000,00 3.823.750,00 143.750,00
3 Pasangan pondasi batu gunung 8 7 12.560.000,00 13.050.625,00 490.625,00
4 Pemadatan tanah urug 9 8 10.440.000,00 11.020.000,00 580.000,00
5 Beton foorplat type 1 5 4 6.600.000,00 7.590.000,00 990.000,00
6 Beton sloof 30/40 8 7 7.040.000,00 7.315.000,00 275.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 35 34 15.400.000,00 17.765.000,00 2.365.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 10 9 3.700.000,00 3.954.375,00 254.375,00
9 Beton balok b1 30/60 20 19 10.200.000,00 11.506.875,00 1.306.875,00
10 Beton balok b4 20/30 15 14 7.650.000,00 8.478.750,00 828.750,00
11 Beton ring balok 20/30 10 9 4.400.000,00 4.702.500,00 302.500,00
12 Beton balok latei 13/13 6 5 2.220.000,00 2.659.375,00 439.375,00
13 Cor beton plat tangga 5 4 2.200.000,00 2.530.000,00 330.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 20 19 47.600.000,00 53.698.750,00 6.098.750,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 30 29 84.000.000,00 96.425.000,00 12.425.000,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 15 14 82.800.000,00 91.770.000,00 8.970.000,00
17 Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5 cm 7 6 7.000.000,00 7.125.000,00 125.000,00
18 Pasangan dinding palimanan 15 14 13.650.000,00 15.128.750,00 1.478.750,00
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 15 14 29.250.000,00 32.418.750,00 3.168.750,00
20 Pengecetan dinding 21 20 25.830.000,00 29.212.500,00 3.382.500,00
21 Pengecetan plafond dan list profil 9 8 11.070.000,00 11.685.000,00 615.000,00
108
Setelah diperoleh pertambahan biaya (cost slope) pada masing-masing pekerjaan, cost
slope diurutkan dari yang terkecil. Tujuannya agar pertambahan biaya langsung yang
dihasilkan setelah kompresi dapat diminimalisir. Urutan kegiatan dengan nilai slope
terkecil hingga terbesar dapat dilihat pada Tabel 4.27
B. Biaya Langsung
105
Perubahan Biaya
Durasi
Normal
154 Rp 5.100.000.000,00
153 Rp 5.100.125.000,00
152 Rp 5.100.268.750,00
151 Rp 5.100.523.125,00
150 Rp 5.100.798.125,00
149 Rp 5.101.100.625,00
148 Rp 5.101.430.625,00
147 Rp 5.101.870.000,00
146 Rp 5.102.354.375,00
145 Rp 5.102.845.000,00
144 Rp 5.103.425.000,00
143 Rp 5.104.040.000,00
142 Rp 5.104.868.750,00
141 Rp 5.105.858.750,00
140 Rp 5.107.165.625,00
139 Rp 5.108.644.375,00
138 Rp 5.111.009.375,00
137 Rp 5.114.178.125,00
136 Rp 5.117.560.625,00
135 Rp 5.123.659.375,00
134 Rp 5.132.629.375,00
133 Rp 5.145.054.375,00
Rincian biaya tidak langsung terdapat pada perhitungan sebelumnya. Adapun kenaikan
biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Pada penelitian ini diterapkan metode kerja lembur untuk mempercepat waktu
penyelesaian proyek. Akibatnya terdapat tambahan biaya dalam pembayaran gaji staf
yang terlibat langsung dalam pelaksanaan lembur yaitu Site manager dan Pelaksana
menggunakan peraruran yang sama KEP.102/MEN/VI/2004.
106
Rp . 9.000 .000,00
Biaya gaji Site manager perhari = = Rp.300.000,00
30
Rp . 300.000,00
Biaya gaji Site manager perjam = = Rp. 37.500,00
8
107
Tabel 4.30 Biaya Upah Lembur Staff
Durasi Biaya Biaya
No Pekerjaan Kritis Percepatan Lembur Lembur X
(Hari) Staff (Rp) Durasi (Rp)
156.250,0
1 Galian Tanah 7 1.093.750,00
0
156.250,0
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 7 1.093.750,00
0
156.250,0
3 Pasangan pondasi batu gunung 7 1.093.750,00
0
156.250,0
4 Pemadatan tanah urug 8 1.250.000,00
0
364.583,3
5 Beton foorplat type 1 4 1.458.333,33
3
156.250,0
6 Beton sloof 30/40 7 1.093.750,00
0
156.250,0
7 Beton kolom 30/40 (K1) 34 5.312.500,00
0
156.250,0
8 Beton kolom 20/40 (K3) 9 1.406.250,00
0
156.250,0
9 Beton balok b1 30/60 19 2.968.750,00
0
156.250,0
10 Beton balok b4 20/30 14 2.187.500,00
0
156.250,0
11 Beton ring balok 20/30 9 1.406.250,00
0
364.583,3
12 Beton balok latei 13/13 5 1.822.916,67
3
364.583,3
13 Cor beton plat tangga 4 1.458.333,33
3
156.250,0
14 Pasangan dinding bata 1:4 19 2.968.750,00
0
156.250,0
15 Plesteran dinding bata 1:4 29 4.531.250,00
0
156.250,0
16 Pasangan lantai keramik 40/40 14 2.187.500,00
0
Cor rabat beton bawah lantai tebal 156.250,0
17 6 937.500,00
7.5 cm 0
156.250,0
18 Pasangan dinding palimanan 14 2.187.500,00
0
156.250,0
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 14 2.187.500,00
0
156.250,0
20 Pengecetan dinding 20 3.125.000,00
0
156.250,0
21 Pengecetan plafond dan list profil 8 1.250.000,00
0
108
3. Pertambahan Biaya Tidak Langsung
Urutan perhitungan dimulai dari pekerjaan dengan slope terkecil. Biaya tidak langsung
akibat penambahan jam kerja pada kegiatan kritis lainnya disajikan pada Tabel 4.31.
109
19 Pasangan dinding bata 1:4 2.968.750,00 135 618.077.922,08
20 Pasangan lantai keramik 40/40 2.187.500,00 134 613.499.567,10
21 Plesteran dinding bata 1:4 4.531.250,00 133 608.921.212,12
Total biaya proyek merupakan jumlah dari biaya langsung dan biaya tidak langsung
proyek. Kedua biaya tersebut berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Total
biaya proyek dapat dilihat pada Tabel 4.32 di bawah ini.
Berdasarkan Tabel 4.32 di atas diperoleh total biaya proyek dengan durasi umur proyek
yang optimum yaitu pada umur proyek 136 hari dengan total biaya proyek yang
110
optimum sebesar Rp 5.743.341.902,06. Maka presentasi efisiensi waktu dan biaya
proyek adalah sebagai berikut :
111
D. Grafik Hubungan Biaya dan Waktu
Adapun hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya proyek terhadap waktu dan biaya optimal dapat dilihat pada
grafik – grafik dibawah ini. Gambar 4.19 Grafik Total Biaya, Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Jam Kerja.
Rp7,000,000,000.00
Rp6,000,000,000.00
Rp5,000,000,000.00
Rp.
5.743.341.902,06
Rp4,000,000,000.00 Rp.
5.117.560.625,00
Biaya Langsung
Rp3,000,000,000.00
Biaya Tidak Langsung
Biaya Total
Rp2,000,000,000.00
Rp.
625.781.277,06
Rp1,000,000,000.00
Rp-
154
153
152
151
150
149
148
147
146
145
144
143
142
141
140
139
138
137
136
135
134
133
Gambar 4.19 Grafik Total Biaya, Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Jam Kerja
112
Gambar 4.19 menunjukan bahwa Total Biaya, Biaya Langsung dan Biaya Tidak
Langsung akibat penambahan jam kerja mengalami perubahan. Dari 154 hari ke 133
hari, yang paling efektif adalah pada 136 hari. Kemudian dapat dilihat juga bahwa biaya
langsung yang efisien sebesar Rp. 5.117.560.625,00, biaya tidak langsung Rp.
625.781.277,06, dan biaya total Rp. 5.743.341.902,06.
Peraturan denda keterlambatan proyek tersebut ada pada pasal 120 Perpres 70 tahun
2012, yang berisi tentang sanksi keterlambatan, yang bunyinya adalah sebagai berikut
“Selain perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 ayat 1,
penyedia barang atau jasa yang terlambat menyelesaikan pekerjaan dalalm waktu
sebagaimana ditetapkan dalam kontrak karena kesalahan penyedia barang atau jasa
1
dikenakan denda keterlambatan sebesar (satu per seribu) dari nilai kontrak atau
1000
nilai bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
Pada penelitian ini, diasumsikan bila proyek mengalami keterlambatan selama 18 hari
maka besarnya biaya denda perhari dapat diperhitungkan sebagai berikut:
1
Biaya denda perhari = x besaran nilai kontrak
1000
1
= x Rp. 5.805.066.666,67
1000
= Rp. 5.805.066,67
Analisis pada penelitian ini, didapatkan durasi optimum dengan waktu penyelesaian
proyek lebih cepat 18 hari. Selanjutnya proyek ini akan disimulasikan apabila proyek
mengalami keterlambatan selama 18 hari pula seperti yang terlihat pada Tabel 4.32
113
pembayaran denda perharinya, sehingga diketahui manakah yang lebih efisien
membayar denda atau melakukan percepatan.
Tabel 4.32 Pembayaran Denda Perhari
Jumlah Hari Biaya Denda
1 5.805.066,67
2 11.610.133,33
3 17.415.200,00
4 23.220.266,67
5 29.025.333,33
6 34.830.400,00
7 40.635.466,67
8 46.440.533,33
9 52.245.600,00
10 58.050.666,67
11 63.855.733,33
12 69.660.800,00
13 75.465.866,67
14 81.270.933,33
15 87.076.000,00
16 92.881.066,67
17 98.686.133,33
18 104.491.200,00
114
Rp120,000,000.00
Rp104,491,200.00
Rp100,000,000.00
Rp80,000,000.00
Rp61,724,764.61
Rp61,122,034.63
Rp60,000,000.00
Rp40,000,000.00
Series1
Rp20,000,000.00
Rp-
Penambahan Penambahan Jam Pembayaran
Tenaga Kerja Kerja (Lembur) Denda
115