Anda di halaman 1dari 67

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1 Data Penelitian

Data sekunder yang dibutuhkan untuk skripsi ini diperoleh dari CV. Patoya Indah
sebagai kontraktor pelaksana pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah
Aliyah Negeri 1 Samarinda, Kalimantan Timur.

Berikut ini adalah gambaran umum dari pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung
Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda, Kalimantan Timur yaitu sebagai berikut:
Kontraktor Pelaksana : CV. Patoya Indah
Alamat Proyek : Jalan Pangeran Suryanata, Air Putih, Samarinda
Anggaran : Rp. 5.805.066.666,67
Waktu Pelaksanaan : 154 hari kalender

Adapun data-data yang diperoleh dan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

4.1.1 Time Schedule

Pada penelitian ini, Time Schedule digunakan untuk mengetahui rencana waktu yang
telah ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, di dalamnya meliputi semua jenis
pekerjaan yang ada pada pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut.

Adapun tujuan lain dari Time Schedule antara lain, untuk mengetahui kapan dimulainya
suatu item pekerjaan, lama pekerjaan, dan rencana untuk selesainya, Time Schedule juga
dapat digunakan untuk memantau kecepatan atau keterlambatan progress dari item
pekerjaan, sehingga dapat dilakukan koreksi di lapangan untuk menangani masalah
keterlambatan tersebut, dan dapat menentukan jalur kritis serta menentukan kemajuan
pelaksanaan proyek.

53
Dalam penelitian ini, Time Schedule yang diperoleh disajikan dalam bentuk diagram
balok (bar chart). Di dalamnya terdapat informasi mengenai nama pekerjaan, bobot tiap
pekerjaan, dan waktu pelaksanaan dari awal hingga berakhirnya pekerjaan yaitu
dimulainya dari minggu pertama hingga minggu terakhir. Berdasarkan diagram balok
ini, data yang ada kemudian akan diolah menggunakan software Microsoft Project.
Time Schedule proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1
Samarinda dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.1.2 Rencana Anggaran Biaya

Menurut Djojowirono (1984), rencana anggaran biaya merupakan perkiraan biaya yang
diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan
diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.

Rencana anggaran biaya proyek berisi tentang volume, harga satuan dan harga dari tiap-
tiap pekerjaan. Rencana anggaran biaya proyek diperlukan untuk melakukan
penempatan setelah menyusun network diagram. Selain rencana anggaran proyek
diperlukan juga analisa harga satuan. Di dalam analisa harga satuan dapat dilihat jumlah
bahan, jumlah tenaga kerja untuk setiap pekerjaan. Rencana anggaran biaya untuk
proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda dapat
dilihat pada Lampiran 2.

4.2 Penyusunan Network Diagram

Penyusunan network diagram (diagram jaringan) merupakan langkah awal yang


dilakukan dalam metode Time Cost Trade Off. Dengan menyusun network diagram,
dapat diketahui urutan pekerjaan dan ketergantungan antar aktivitas serta durasi tiap-
tiap pekerjaan. Penyusunan network diagram dilakukan berdasarkan time schedule
beserta wawancara yang telah diperoleh dari perusahaan.

Dalam penelitian ini, penyusunan network diagram dilakukan dengan menggunakan


bantuan program Microsoft Project 2013 dan jaringan kerja PDM. Dari hasil pembuatan

54
jaringan kerja yang dilakukan dengan Microsoft Project 2013 dan jaringan kerja PDM
akan diperoleh daftar kegiatan kritis yang diperlukan dalam proses analisa selanjutnya.
Adapun urutan jenis dan durasi pekerjaan pada Proyek Pembangunan Gedung Sekolah
Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan dan Durasi Pekerjaan


DURASI
NO SIMBOL JENIS PEKERJAAN
(Hari)
I UMUM
1 A Pembersihan Lokasi 22
2 B Pembongkaran Gedung Lama 20
3 C Pengukuran Lokasi 15
4 D Pemasangan Papan Bouwplank 4
5 E Papan Nama Kegiatan 1
6 F Direksi Keet Dan Gudang Bahan 8
II PEKERJAAN PONDASI
7 G Galian tanah 8
8 H Urugan galian tanah / urugan kembali 8
9 I Pancang ulin 10 / 10 -2 m jarak 1,5 m 4
10 J Pancang ulin 10 / 10 -8m 8
11 K Kalang papan ulin 2/20 & sunduk ulin 5/7 8
12 L Aanstamping batu gunung 8
13 M Pasangan pondasi batu gunung 8
14 N Urugan tahan bawah lantai 7
15 O Pemadatan tanah urug 9
16 P Urugan pasir bawah lantai & pondasi 10
III PEKERJAAN BETON
17 Q Beton Foorplat Type 1 5
18 R Beton Foorplat Type 2 5
19 S Beton Sloof 30/40 8
20 T Beton Sloof 15/25 8
21 U Beton Kolom 30/40 (K1) 35
22 V Beton Kolom 30/30 (K2) 20
23 W Beton Kolom 20/40 (K3) 10
24 X Beton Kolom 15/25 (K4) 6
25 Y Beton Balok B1 30/60 20
26 Z Beton Balok B2 20 / 50 7
27 AA Beton Balok B3 20/40 7
28 AB Beton Balok B4 20/30 15

55
Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan dan Durasi Pekerjaan (lanjutan)
DURASI
NO SIMBOL JENIS PEKERJAAN
(Hari)
29 AC Beton Balok B5 15/20 5
30 AD Beton Ring Balok 20/30 10
31 AE Beton Balok Bordes 20/40 4
32 AF Beton Kolom Praktis 15/15 6
33 AG Beton Balok Latei 13/13 6
34 AH Beton Rangka Pintu Utama 20/40 3
35 AI Lisplank Beton 7
36 AJ Cor Beton Plat Tangga 5
37 AK Cor Beton Plat Lantai 12 Cm 21
38 AL Cor Dak Beton 10 Cm 15
IV PEKERJAAN DINDING DAN LANTAI
39 AM Pasangan Dinding Bata 1:4 20
40 AN Pasangan Dinding Bata 1:2 9
41 AO Plesteran Dinding Bata 1:4 30
42 AP Plesteran Dinding Bata 1:2 10
43 AQ Plesteran Benangan Kolom Lisplank 3
44 AR Pasangan Lantai Keramik 40/40 15
45 AS Pasangan Lantai Keramik 30/30 9
46 AT Pasangan Dinding Keramik Rangka Pintu Utama 40/40 4
47 AU Pasangan Dinding Keramik 20/25 8
48 AV Pasangan List Dinding Keramik 10/20 8
49 AW Cor Rabat Beton Lantai Kerja Tebal 5cm 5
50 AX Cor Rabat Beton Bawah Lantai Tebal 7.5 Cm 7
51 AY Cor Rabat Beton Keliling Bangunan 7.5 Cm 4
52 AZ Pasang Dinding Roster 6
53 BA Plesteran Benangan Dinding 10
54 BB Pasangan Dinding Palimanan 15
V PEKERJAAN ATAP DAN FLAPOND
55 BC Pasangan Atap Genteng Metal Setara Super 10
56 BD Pasang Rangka Atap Baja Ringan 10
57 BE Pasang Reng Baja Ringan 10
58 BF Pasang Bubungan Setara Super Color 5
59 BG Pasang Listplank Kayu 2x2/20 3
60 BH Pasang Plafond Gipsum Dan Rangka 15
61 BI Pasang Plafond Setara Calsiboard Dan Rangka 10
62 BJ Pasang List Gipsum 15
VI PEKERJAAN KUZEN
63 BK Pasang Kuzen Alumunium Warna Putih 15
64 BL Pasang Daun Pintu P.1 Kaca 12 Mm +Asesories 2
Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan dan Durasi Pekerjaan (lanjutan)

56
DURASI
NO SIMBOL JENIS PEKERJAAN
(Hari)
65 BM Pasang Daun Pintu P.2 Panel Alumunium 3
66 BN Pasang Daun Pintu P.3 Panel Alumunium 1
67 BO Pasang Daun Pintu P.4 Krepyak Alumunium 1
68 BP Pasang Daun Pintu P.5 Krepyak Alumunium 2
69 BQ Pasang Daun Jendela Alumunium J1 + Kaca 3
70 BR Pasang Daun Jendela Alumunium J2 + Kaca 4
71 BS Pasang Daun Jendela Alumunium J3 + Kaca 1
72 BT Pasang Daun Bouven Alumunium + Kaca 5
73 BU Pasang Kunci Pintu 2 Slaag 1
74 BV Pasang Exphanoletht Tanam 1
75 BW Pasang Engsel Pintu 4 3
76 BX Pasang Engsel Jendela 5
77 BY Pasang Gerendel Jendela 3
78 BZ Pasang Hak Angin Jendela 5
79 CA Pasang Hendel Jendela 3
80 CB Pasang Kaca Bening 3mm 2
VII PENGERJAAN PENGECETAN
81 CC Pengecetan Dinding 21
82 CD Pengecetan Plafond Dan List Profil 9
83 CE Pengecetan Listplank Kayu 1
84 CF Coatting Batu Alam 3
VII
PEKERJAAN LISTRIK
I
85 CG Box MCB Group 6 Gang + Instalasi 1
86 CH Pasang Instalasi Listrik 20
87 CI Pasang Lampu TL 2x40 Watt Tanam 5
88 CJ Pasang Lampu SL 9 Watt 1
89 CK Pasang Lampu SL 18 Watt 2
90 CL Pasang Skalar Tunggal 2
91 CM Pasang Skalar Double 3
92 CN Pasang Stop Kontak + Instalasi 2
93 CO Penyambung Listrik 1
IX PEKERJAAN SANITASI
94 CP Saluran Air Hujan 4
95 CQ Bak Kontrol Air Hujan 3
96 CR Closed Duduk 3
97 CS Kran Air 1
98 CT Wastafel + Cermin + Accessories 2
99 CU Urinior 2
100 CV Floordrain 2
101 CW Roofdrain 1
Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan dan Durasi Pekerjaan (lanjutan)

57
DURASI
NO SIMBOL JENIS PEKERJAAN
(Hari)
102 CX Pipa Air PVC AW 1/2 Dan Penyambungan 10
103 CY Pipa Air PVC 4 + Accessories 7
104 CZ Pipa Ait Kotor PVC 3 + Accessories 8
105 DA Septictank Dan Peresapan Pasangan Bata 10
X PEKERJAAN LAIN - LAIN
106 DB Ralling Tangga 5
107 DC Besi Hollow 4 Cm 3
108 DD Greil Besi 2
109 DE Pasang Penangkal Petir 3 Spilt Dan 1 Arde 1
110 DF Pembersihan Kembali 8

4.2.1 Microsoft Project 2013

Langkah-langkah penyusunan network diagram dengan menggunakan Microsoft


Project 2016 Trial adalah sebagai berikut:

a. Jalankan aplikasi Microsoft Project 2013 Trial

Gambar 4.1 Tampilan starting Microsoft Project 2013 Trial

Tampilan awal saat program Microsoft Project 2013 dijalankan dapat dilihat pada
Gambar 4.1. Pada Gambar 4.2 di bawah merupakan tampilan halaman kerja yang
masih kosong pada Microsoft Project.

58
Gambar 4.2 Tampilan halaman kerja Microsoft Project

b. Memasukkan tanggal dimulainya proyek


Klik opsi Project, kemudian klik Project Information seperti pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Opsi Project Information

Pada opsi ini, tentukan tanggal dimulainnya proyek yang akan dikerjakan, dimana
pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda
akan dimulai pada tanggal 03 Juni 2013.

Klik menu Project > Project Information. Pada kotak dialog Project Information
dipilih Schedule From: Start Date dan memasukkan tanggal dimulainya proyek

59
yaitu 03 Juni 2013 pada kotak Start Date. Langkah tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.4 di bawah.

Gambar 4.4 Memasukkan tanggal dimulainya proyek

c. Menyusun kalender kerja untuk menentukan hari kerja dan jam kerja

Gambar 4.5 Opsi Change Working Time

60
Pada opsi ini, dilakukan penentuan hari dan jam kerja. Dalam penelitian ini,
diberlakukan 7 (tujuh) hari kerja dalam seminggu dan 8 (delapan) jam dalam sehari
yaitu dimulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00. Jam istirahat yaitu pukul 12.00
sampai 13.00 dan pekerjaan akan dilanjutkan hingga pukul 17.00.

Untuk mengubahnya maka dilakukan dengn cara:


a. Memilih menu Project > Change Working Time.
b. Klik tab Work Week > Details.
c. Pada select day (s), pilih dan blok Sunday sampai Saturday > Set day (s) to
these specific working times.
d. Mengisi Form: 08.00 to 12.00 dan Form 13.00 to 17.00

Gambar 4.6 Menyusun Kalender Kerja

d. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan data yang berupa jenis kegiatan dan durasi
kegiatan. Jenis kegiatan dapat dituliskan pada kolom Task Name, dan durasi
kegiatan pada kolom Duration seperti ditunjukkan pada Gambar 4.7.

Untuk mengelompokkan per bab kegiatan dapat dibuat pada Task > Insert >
Summary.

61
Gambar 4.7 Tampilan halaman kerja setelah input jenis kegiatan dan durasi

Pada pekerjaan di atas telah dilakukan pengelompokkan pekerjaan yang biasa


disebut dengan outline. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam menganalisa
dan mengubah tugas menjadi rincian-rincian pekerjaan (sub task).

Pengelompokan pekerjaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:


Lakukan pengeblokan pada baris pekerjaan yang akan di outlining, misal pada
pekerjaan persiapan sampai direksi keet dan gudang bahan seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.8

Gambar 4.8 Pengeblokkan baris pekerjaan

62
Pilih menu project → outline →indent → atau klik indent (→) pada toolbar
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9

Gambar 4.9 Tool Indent pada Toolbar

Setelah dilakukan pengelompokkan kegiatan, maka baris 1 akan tampak tercetak


tebal yang disebut Summary Task. Sedangkan baris 2 sampai 8 menjadi subbagian
dari baris 1 yang disebut Sub Task yang dapat dilihat pada Gambar 4.10

Gambar 4.10 Summary Task dan Sub Task

e. Langkah selanjutnya yaitu membuat hubungan antar pekerjaan, yang ditulis pada
kolom predecessor. Pada tahap ini dilakukan analisa dari tiap-tiap pekerjaan dan
membuat susunan hubungan antar pekerjaan, misalnya pekerjaan pembersihan
lantai dilakukan setelah pekerjaan pengukuran lokasi. Dalam hal ini, pekerjaan
pembersihan lantai disebut predecessor dari pekerjaan membuat pengukuran lokasi.
Predecessor dapat diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebelumnya.

63
Gambar 4.11 Kolom Predeccesor

Pada Gambar 4.11 dapat dilihat bagian yang ditunjukkan oleh panah dan lingkaran
merah merupakan kolom predeccesor. Pada kolom ini, yang nantinya akan
dimasukkan data untuk hubungan antar pekerjaan.

Dalam program Microsoft Project dikenal adanya 4 hubungan tugas, diantaranya:


 FS = Finish to Start, artinya pekerjaan B dapat dimulai jika pekerjaan A
telah selesai
 FF = Finish to Finish, artinya pekerjaan A dan B harus selesai bersamaan
 SS = Start to Start, artinya pekerjaan A dan B dimulai secara bersamaan
 SF = Start to Finish, artinya pekerjaan A dapat diakhiri jika pekerjaan B
sudah dimulai

Ketika masing-masing pekerjaan dihubungkan, ada kalanya terdapat tenggang.


Tenggang waktu pekerjaan ini terdiri dari 2, yaitu:
 Lag Time, yaitu tenggang waktu dalam bentuk bilangan positif yang ditulis
setelah penentuan hubungan pekerjaan, contohnya: 6FS+2, artinya pekerjaan B
akan dimulai 2 hari setelah pekerjaan A selesai.
 Lead Time, yaitu tenggang waktu dalam bentuk bilangan negatif yang ditulis
setelah penentuan hubungan pekerjaan, misalnya: 6FS-2, artinya pekerjaan B
dapat dimulai 2 har sebelum pekerjaan A selesai.

64
Sebagai contoh pada Pekerjaan Persiapan, terdapat beberapa sub bagian pekerjaan
atau subtask diantaranya yaitu, pembersihan lokasi, pembongkaran gedung lama,
pengukuran lokasi, pemasangan papan bouwplank, papan nama kegiatan, direksi
keet dan gudang bahan.

Untuk subtask yang pertama yaitu pembersihan lokasi (pada baris 3), dikerjakan
pada saat awal pekerjaan atau bersamaan dengan dimulainya pekerjaan
pembongkaran gedung lama (pada baris 4). Maka, pada kolom predecessor
pekerjaan pembongkaran gedung lama (pada baris 4) diisi 3SS. seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.12

Gambar 4.12 Input Data Predecessor

f. Langkah yang terakhir yaitu menampilkan jalur kritis pada gantt chart. Dapat
dilakukan dengan memilih Format, kemudian pilih ikon Critical Task, maka akan
terlihat kegiatan yang kritis pada gantt chart. Dan untuk menampilkan jalur kritis
pada Task Name dapat dilakukan dengan memilih Format kemudian Text Styles.

65
Gambar 4.13 Text Styles

Pada layar akan muncul perintah seperti yang diinginkan Gambar 4.13. Kemudian
pada pilihan Item to Change pilih Critical Task. Pemilihan jens font, warna font,
dan background dapat disesuaikan, agar daftar kegiatan kritis dapat dibedakan dan
dapat diketahui, seperti Gambar 4.14. Dalam contoh dipilih warna merah pada jalur
kritis.

Gambar 4.14 Pemilihan warna jalur font jalur kritis

66
Gambar 4.15 Tampilan Jalur Kritis

Hasil output pengolahan Microsoft Project 2016 Trial proyek renovasi Asrama
Wanajaya SMK Kehutanan Samarinda dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.2.2 Jaringan Kerja PDM (Precendence Diagram Method)

Setelah mengetahui susunan pekerjaan, durasi dan pendahulu dari suatu kegiatan data
tersebut dapat diolah dengan bantuan Microsoft Project 2013 Trial dan hasil output
pengolahan Microsoft Project 2013 Trial ini dijadikan sebagai acuan dalam membuat
jaringan kerja proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1
Samarinda. Jaringan kerja proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah
Negeri 1 Samarinda dengan metode PDM dapat dilihat pada Lampiran 4.

Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai ES (Earliest Start) dan EF (Earliest


Finish) dengan menggunakan perhitungan ke depan/ maju (Forward Analysis) serta
nilai LS (Latest Start) dan LF (Latest Finish) dengan menggunakan perhitungan ke
belakang/ mundur (Backward Analysis).

a. Perhitungan ke depan/ maju (Forward Analysis)


Dilakukan untuk mendapatkan besarnya Earliest Start (ES) dan Earliest Finish
(EF). Sebagai kegiatan predecessor adalah kegiatan A, sedangkan kegiatan yang
dianalisis adalah kegiatan B.
67
FTFAB

ES EF ES EF
JENIS JENIS
KEGIATAN KEGIATAN
LS A LF LS B LF
FTSAB

NO.KEG DURASI NO.KEG DURASI

STSAB
STFAB
Gambar 4.16 Hubungan Antara Kegiatan A dan B (Forward Analysis)

Besarnya nilai ESA dan EFB dihitung sebagai berikut :

ESB = ESA + STSAB atau ESB = EFA + FTSAB


EFB = ESA + STSAB atau ESB = EFA + FTFAB atau ESB + DB

Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam suatu kegiatan, maka diambil
nilai terbesar. Jika tidak ada/ diketahui FTSij atau STSij dan kegiatan non spitable,
maka ESj dihitung dengan cara sebagai berikut

ESB = EFB – DB

ESB = Waktu mulai paling awal kegiatan B


EFB = Waktu selesai paling awal kegiatan B
DB = Durasi Pekerjaan B

Berikut contoh perhitungan nilai ES dan EF dari proyek Pembangunan Gedung


Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda:

Kegiatan A
ES1 = 0 (Kegiatan awal dianggap 0)
EF1 = ES1 + DA = 0 + 22 = 22

68
Kegiatan B
ES2 = ES1 + STSAB =0+0 = 0
EF2 = ES2 + DB = 0 + 20 = 20

Kegiatan C
ES3 = EF2 + FTSBC = 20 + 3 = 23
EF3 = ES3 + DC = 23 + 8 = 31

b. Perhitungan ke belakang/ mundur (Backward Analysis)


Dilakukan untuk mendapatkan besarnya Latest Start (LS) dan Latest Finish (LF).
Sebagai kegiatan successor adalah kegiatan J, sedangkan kegiatan yang dianalisis
adalah kegiatan I.
FFAB

ES EF ES EF
JENIS JENIS
KEGIATAN KEGIATAN
LS A LF LS B LF
FSAB

NO.KEG DURASI NO.KEG DURASI

STSAB

STFAB

Gambar 4.17 Hubungan Antara Kegiatan A dan B (Backward Analysis)

Besarnya nilai LSj dan LFj dihitung sebagai berikut:

LFi = LFj - FFij atau LFi = LSj - FSij


LSi = LSi - SSij atau LSj = LFj - SFij atau LFi – Di

Jika ada lebih dari satu anak panah yang keluar dari suatu kegiatan, maka diambil
nilai terkecil (Ervianto 2003). Jika tidak ada/diketahui FF ij atau FSij dan kegiatan non
spitable, maka LFj dihitung dengan cara sebagai berikut

LFj = LSi + Di

69
LSB = Waktu mulai paling lambat kegiatan B
LFB = Waktu selesai paling lambat kegiatan B
DB = Durasi Pekerjaan B

Berikut contoh perhitungan nilai LS dan LF dari proyek Pembangunan Gedung


Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda:

Kegiatan DF
LF106 = 154 (diperoleh dari EF terbesar atau dari nilai Finish)
LS106 = LF106 - DDF = 154 – 8 = 146

Kegiatan CD
LF82 = LS106 – FTSDF-CD = 146 – (-3) = 149
LS82 = LF82 - DCD = 149 – 9 = 140

Kegiatan CC
LF81 = LS82 – FTSCD-CC = 140 – (-7) = 147
LS81 = LF81 - DCC = 147 – 21 = 126

c. Perhitungan Total Float


Total Float atau disebut juga slack dari sebuah kegiatan adalah waktu tenggang di
mana kegiatan itu dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian proyek,
dengan cara:

TF = LF – EF = LS – LF

Berikut contoh perhitungan Total Float proyek Pembangunan Gedung Sekolah


Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda:

Kegiatan A :
ES = 0

70
EF = 22
LS = 0
LF = 22

Maka, nilai TF = LF – EF = LS – LF
TF = 22 – 22 = 0 – 0 = 0

Kegiatan B :
ES = 0
EF = 20
LS = 0
LF = 20
Maka, nilai TF = LF – EF = LS – LF
TF = 20 – 20 = 0 – 0 = 0

Kegiatan C :
ES = 7
EF = 22
LS = 137
LF = 152
Maka, nilai TF = LF – EF = LS – LF
TF = 152 – 137 = 22 – 7 = 15

Selanjutnya, perhitungan total float yang bernilai 0 adalah kegiatan kritis.

4.2.3. Identifikasi Jalur Kritis

Untuk menentukan lintasan kritis, penelitian ini menggunakan 2 cara sebagai


pembanding yaitu menggunakan perhitungan secara manual dan perhitungan
menggunakan bantuan Microsoft Project 2013. Dari perhitungan-perhitungan tersebut
didapatkan beberapa hasil yang berbeda. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:

71
1. Lintasan Kritis dengan Microsoft Project 2013 Trial
Lintasan kritis yang dihitung menggunakan bantuan Microsoft Project 2013
memiliki 24 lintasan kritis yang dimulai dari kode-kode berikut:
B – G – H – M – O – Q – S – U – W – Y – AB – AD – AG – AJ – AM – AO – AR
– AX – BB – BH – BJ – CC – CD – DF

2. Lintasan Kritis dengan metode Predecence Diagram Method


Lintasan kritis yang dihitung secara manual memiliki 25 lintasan kritis yang dimulai
dari kode-kode berikut:
A – B – G – H – M – O – Q – S – U – W – Y – AB – AD – AG – AJ – AM – AO –
AR – AX – BB – BH – BJ – CC – CD – DF

Lintasan kritis yang dipilih untuk dilakukan analisis Time Cost Trade Off adalah
lintasan kritis dengan metode Predecence Diagram Method yaitu sebanyak 25 lintasan
kritis, dikarenakan lintasan kritis pada Predecence Diagram Method lebih banyak
daripada lintasan kritis dengan Microsoft Project 2013 Trial. Namun, karena terdapat 3
pekerjaan yang tidak memiliki uraian analisa pekerjaan, maka terpilihlah 21 pekerjaan
kritis yang dapat dianalisa dengan metode Time Cost Trade Off. Untuk perhitungan
Time Cost Trade Off dilakukan pada kegiatan kritis yang memiliki uraian analisa setiap
pekerjaan, jadi jalur kritis yang dihitung percepatannya adalah pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Daftar Kegiatan-kegiatan Kritis Pekerjaan

DURASI
NO DAFTAR PEKERJAAN KRITIS
NORMAL (hari)
1 Galian Tanah 8
2 Urugan Galian Tanah / Urugan Kembali 8
3 Pasangan Pondasi Batu Gunung 8
4 Pemadatan Tanah Urug 9
5 Beton Foorplat Type 1 5
6 Beton Sloof 30/40 8
7 Beton Kolom 30/40 (K1) 35
8 Beton Kolom 20/40 (K3) 10
9 Beton Balok B1 30/60 20
10 Beton Balok B4 20/30 15
11 Beton Ring Balok 20/30 10
12 Beton Balok Latei 13/13 6

72
13 Cor Beton Plat Tangga 5
14 Pasangan Dinding Bata 1:4 20
15 Plesteran Dinding Bata 1:4 30
16 Pasangan Lantai Keramik 40/40 15
17 Cor Rabat Beton Bawah Lantai Tebal 7.5 Cm 7
18 Pasangan Dinding Palimanan 15
19 Pasangan Plafond Gipsum Dan Rangka 15

Tabel 4.2 Daftar Kegiatan-kegiatan Kritis Pekerjaan (lanjutan)

DURASI
NO DAFTAR PEKERJAAN KRITIS
NORMAL (hari)
20 Pengecetan Dinding 21
21 Pengecetan Plafond Dan List Profil 9

4.3 Perhitungan Biaya Proyek


4.3.1 Biaya Langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi
komponen permanen hasil akhir proyek. Adapun rincian biaya langsung dari Pekerjaan
Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda dapat
dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Daftar Biaya Langsung Pekerjaan

NO URAIAN PEKERJAAN HARGA (Rp)

I. PEKERJAAN PERSIAPAN 106.956.340,00


II. PEKERJAAN PONDASI 609.930.093,25
III. PEKERJAAN BETON 2.180.192.802,67
IV. PEKERJAAN DINDING & LANTAI 704.333.696,23
V. PEKERJAAN ATAP & PLAFOND 395.801.653,91
VI. PEKERJAAN KUZEN 338.765.408,00
VII. PEKERJAAN PENGECETAN 85.114.503,40
VIII. PEKERJAAN LISTRIK 42.282.973,60
IX. PEKERJAAN SANITASI 85.395.000,00

73
X. PEKERJAAN LAIN-LAIN 25.218.875,00
JUMLAH 4.573.991.346,06
P.P.N 10 % 457.399.134,61
BIAYA I.M.B. 1,5 % 68.609.870,19
JUMLAH 5.100.000.350,86
DIBULATKAN 5.100.000.000,00
Sumber: CV. Patoya Indah
Total dari biaya langsung sesuai dengan data Rencana Anggara Biaya (RAB) pada
Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda yaitu
sebesar Rp. 5.100.000.350,86 yang dibulatkan menjadi Rp. 5.100.000.000,00.

4.3.2 Perhitungan Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung (Inderect Cost) adalah biaya yang tidak secara langsung
berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek
tersebut. Biaya tidak langsung secara langsung bervariasi dengan waktu, oleh karena itu
pengurangan waktu akan menghasilkan pengurangan dalam biaya tidak langsung.
Adapun rincian biaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Daftar biaya tidak langsung pekerjaan


Keterangan Biaya Total Biaya
Gaji Staf Proyek Per Bulan
Site Manager 1 org Rp 9.000.000,00 Rp 9.000.000,00
Site Engineer 1 org Rp 8.000.000,00 Rp 8.000.000,00
Pelaksana 2 org Rp 4.000.000,00 Rp 8.000.000,00
Admin 1 org Rp 2.500.000,00 Rp 2.500.000,00
Logistik 1 org Rp 2.500.000,00 Rp 2.500.000,00
Satpam 1 org Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00
Fasilitas
Transportasi Rp 4.000.000,00 Rp 4.000.000,00
Air Rp 1.200.000,00 Rp 1.200.000,00

74
Listrik Rp 800.000,00 Rp 800.000,00
Total Biaya Over Head Tiap Bulan Rp 38.000.000,00
Biaya Tidak Terduga 10% dari RAB Fisik Rp 510.000.000,00

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh kontraktor
pelaksana sebesar Rp. 510.000.000,00 perbulan. Berikut adalah perhitungan total biaya
tidak langsung yang dikeluarkan selama proyek berlangsung yaitu 154 hari kerja atau 5
bulan 4 hari.
Biaya Overhead 1 Bulan 38.000 .000
Biaya Overhead per Hari = =
30 30
¿Rp. 1.266.666,67

Biaya tidak langsung = (Total biaya over head perbulan x 6 bulan kerja) + (Biaya Over
Head per Hari x 4 hari kerja) + % Biaya tak terduga
= (Rp. 38.000.000,00 x 5 bulan kerja) + (Rp. 1.266.666,67 x 4
hari kerja) + Rp. 510.000.000,00
= Rp. 705.066.666,67

Jadi, total biaya tidak langsung dari pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Sekolah
Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda adalah sebesar Rp. 705.066.666,67

4.4 Analisis Time Cost Trade Off


4.4.1 Penambahan Tenaga Kerja

Penambahan tenaga kerja dihitung berdasarkan kegiatan-kegiatan kritis yang akan


dipercepat dan biaya langsung pekerjaan sehingga diperoleh pertambahan biaya (cost
slope) pekerjaan. Berikut adalah perhitungan penambahan tenaga kerja pada proyek
Pembangunan Gedung Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda.

A. Biaya Normal (Normal Cost)

Pekerjaan Galian Tanah

75
Tabel 4.5 berikut menunjukan daftar kebutuhan tenaga kerja pada pekerjaan galian
tanah.
Tabel 4.5 Kebutuhan Tenaga Kerja Pekerjaan Galian
Koefisie
Jenis Tenaga Kerja Harga Satuan (Rp)
n
Pekerja 0,4 Rp. 70.000
Mandor 0,04 Rp. 110.000
Sumber: CV. Patoya Indah

Perhitungan jumlah tenaga kerja untuk pekerjaan galian tanah:


Diketahui:
Volume : 379,27
Durasi normal : 8 hari
koefisien x volume
Jumlah tenaga kerja =
durasi
Jadi, upah = Jumlah tenaga kerja x harga satuan

a. Pekerja biasa
0,4 x 379,27
Jumlah tenaga kerja = =18,964 ≈ 19 orang
8
Upah tenaga kerja = 19 x Rp. 70.000 = Rp. 1.330.000,00

b. Mandor
0,04 x 379,27
Jumlah tenaga kerja = =1,896 ≈ 2 orang
8
Upah tenaga kerja = 2 x Rp. 110.000 = Rp. 220.000,00

Jadi, total upah tenaga kerja selama durasi 8 hari pada pekerjaan galian tanah adalah:
Total = (Rp. 1.330.000,00 + Rp. 220.000,00) x 8 hari
= Rp. 12.400.000,00

76
Jumlah tenaga kerja dan total upah tenaga kerja pekerjaan kritis lainnya pada durasi
normal dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7. Daftar kebutuhan tenaga kerja dapat
dilihat di Lampiran 2 .

Tabel 4.6 Jumlah Tenaga Kerja


Jumlah
Rencana Tenaga
Koef. Tenaga Kerja Volume
Hari Kerja Yang
No Uraian Pekerjaan Per Satuan Pekerjaan Pekerja
Kerja Dibutuhkan
(A) -an (B)
(C)
(a*b)/c d
1 Galian Tanah pekerja 0,4000 379,27 8 18,964 19
mandor 0,0400 379,27 8 1,896 2

2 Urugan galian tanah/ pekerja 0,1920 230,03 8 5,521 5


Tabel 4.6 Jumlah Tenaga Kerja (lanjutan)
Jumlah
Rencana Tenaga
Koef. Tenaga Kerja Volume
Hari Kerja Yang
No Uraian Pekerjaan Per Satuan Pekerjaan Pekerja
Kerja Dibutuhkan
(A) -an (B)
(C)
(a*b)/c d
urugan kembali mandor 0,0190 230,03 8 0,546 1

3 Pasangan pondasi pekerja 1,5000 70,62 8 13,241 13


batu gunung tukang 0,6000 70,62 8 5,297 5
kepala tukang 0,0600 70,62 8 0,530 1
mandor 0,0750 70,62 8 0,662 1

4 Pemadatan tanah pekerja 0,5000 275,52 9 15,307 15


urug mandor 0,0500 275,52 9 1,531 1

5 Beton foorplat type 1 tukang 0,5170 30,21 5 3,124 3


kepala tukang 0,0517 30,21 5 0,312 1
pekerja 1,9570 30,21 5 11,824 12
mandor 0,0853 30,21 5 0,515 1

6 Beton sloof 30/40 tukang 0,5170 32,04 8 2,071 2


kepala tukang 0,0517 32,04 8 0,207 1
pekerja 1,9570 32,04 8 7,838 7

77
mandor 0,0853 32,04 8 0,342 1

7 Beton kolom 30/40 tukang 0,5170 33,74 35 0,498 1


(K1) kepala tukang 0,0517 33,74 35 0,050 1
pekerja 1,9570 33,74 35 1,887 2
mandor 0,0853 33,74 35 0,082 1

8 Beton kolom 20/40 tukang 0,5170 1,28 10 0,066 1


(K3) kepala tukang 0,0517 1,28 10 0,007 1
pekerja 1,9570 1,28 10 0,250 1
mandor 0,0853 1,28 10 0,011 1

9 Beton balok b1 tukang 0,5170 29,52 20 0,763 1


Tabel 4.6 Jumlah Tenaga Kerja (lanjutan)
Jumlah
Rencana Tenaga
Koef. Tenaga Kerja Volume
Hari Kerja Yang
No Uraian Pekerjaan Per Satuan Pekerjaan Pekerja
Kerja Dibutuhkan
(A) -an (B)
(C)
(a*b)/c d
30/60 kepala tukang 0,0517 29,52 20 0,076 1
pekerja 1,9570 29,52 20 2,889 3
mandor 0,0853 29,52 20 0,126 1

10 Beton balok b4 tukang 0,5170 24,24 15 0,835 1


20/30 kepala tukang 0,0517 24,24 15 0,084 1
pekerja 1,9570 24,24 15 3,163 3
mandor 0,0853 24,24 15 0,138 1

11 Beton ring balok tukang 0,5170 12,42 10 0,642 1


20/30 kepala tukang 0,0517 12,42 10 0,064 1
pekerja 1,9570 12,42 10 2,431 2
mandor 0,0853 12,42 10 0,106 1

12 Beton balok latei tukang 0,5170 2,43 6 0,209 1


13/13 kepala tukang 0,0517 2,43 6 0,021 1
pekerja 1,9570 2,43 6 0,793 1
mandor 0,0853 2,43 6 0,035 1

78
13 Cor beton plat tukang 0,5170 4,96 5 0,513 1
tangga kepala tukang 0,0517 4,96 5 0,051 1
pekerja 1,9570 4,96 5 1,941 2
mandor 0,0853 4,96 5 0,085 1

14 Pasangan dinding tukang 0,1000 1.423,79 20 7,119 7


bata 1:4 kepala tukang 0,0100 1.423,79 20 0,712 1
pekerja 0,3200 1.423,79 20 22,781 22
mandor 0,0150 1.423,79 20 1,068 1

15 Plesteran dinding tukang 0,1500 2.847,57 30 14,238 14


bata 1:4 kepala tukang 0,0150 2847,57 30 1,424 1
Tabel 4.6 Jumlah Tenaga Kerja (lanjutan)
Jumlah
Rencana Tenaga
Koef. Tenaga Kerja Volume
Hari Kerja Yang
No Uraian Pekerjaan Per Satuan Pekerjaan Pekerja
Kerja Dibutuhkan
(A) -an (B)
(C)
(a*b)/c d
pekerja 0,2000 2.847,57 30 18,984 19
mandor 0,0100 2.847,57 30 0,949 1

16 Pasangan lantai tukang 0,3500 1.027,50 15 23,975 24


keramik 40/40 kepala tukang 0,0350 1.027,50 15 2,398 2
pekerja 0,6200 1.027,50 15 42,470 42
mandor 0,0300 1.027,50 15 2,055 2

17 Cor rabat beton tukang 0,2500 43,05 7 1,538 1


bawah lantai tebal kepala tukang 0,0250 43,05 7 0,154 1
7.5 cm pekerja 1,6500 43,05 7 10,148 10
mandor 0,0800 43,05 7 0,492 1

18 Pasangan dinding tukang 0,4500 230,83 15 6,925 7


palimanan kepala tukang 0,0450 230,83 15 0,692 1
pekerja 0,0600 230,83 15 0,923 1
mandor 0,0300 230,83 15 0,462 1

19 Pasangan plafond tukang 0,1500 1.072,00 15 10,720 10


gipsum dan rangka kepala tukang 0,0150 1.072,00 15 1,072 1

79
pekerja 0,1700 1.072,00 15 12,149 12
mandor 0,0085 1.072,00 15 0,607 1

20 Pengecetan dinding pekerja 0,0200 3.236,29 21 3,082 3


tukang 0,0630 3.236,29 21 9,709 9
kepala tukang 0,0063 3.236,29 21 0,971 1
mandor 0,0025 3.236,29 21 0,385 1

21 Pengecetan plafond pekerja 0,0200 1.380,00 9 3,067 3


dan list profil tukang 0,0630 1.380,00 9 9,660 9
kepala tukang 0,0063 1.380,00 9 0,966 1
mandor 0,0025 1.380,00 9 0,383 1
Tabel 4.7 Biaya Upah Pekerja Kritis pada Durasi Normal
Durasi
Upah Perhari Upah Perhari
No Pekerjaan Kritis Normal
(Rp) X Durasi (Rp)
(Hari)
1 Galian Tanah 8 1.550.000,00 12.400.000,00
Urugan galian tanah / urugan
2 8 460.000,00 3.680.000,00
kembali
3 Pasangan pondasi batu gunung 8 1.570.000,00 12.560.000,00
4 Pemadatan tanah urug 9 1.160.000,00 10.440.000,00
5 Beton foorplat type 1 5 1.320.000,00 6.600.000,00
6 Beton sloof 30/40 8 880.000,00 7.040.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 35 440.000,00 15.400.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 10 370.000,00 3.700.000,00
9 Beton balok b1 30/60 20 510.000,00 10.200.000,00
10 Beton balok b4 20/30 15 510.000,00 7.650.000,00
11 Beton ring balok 20/30 10 440.000,00 4.400.000,00
12 Beton balok latei 13/13 6 370.000,00 2.220.000,00
13 Cor beton plat tangga 5 440.000,00 2.200.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 20 2.380.000,00 47.600.000,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 30 2.800.000,00 84.000.000,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 15 5.520.000,00 82.800.000,00
17 Cor rabat beton bawah lantai 7 1.000.000,00 7.000.000,00

80
tebal 7.5 cm
18 Pasangan dinding palimanan 15 910.000,00 13.650.000,00
Pasangan plafond gipsum dan
19 15 1.950.000,00 29.250.000,00
rangka
20 Pengecetan dinding 21 1.230.000,00 25.830.000,00
Pengecetan plafond dan list
21 9 1.230.000,00 11.070.000,00
profil

B. Percepatan (Crashing)

Pada setiap pekerjaan yang merupakan kegiatan-kegiatan kritis terpilih, akan dilakukan
percepatan dengan pengurangan durasi pekerjaan yaitu sebanyak 1 hari. Pengurangan
durasi ini akan mengakibatkan bertambahnya tenaga kerja pada setiap pekerjaan
terpilih. Berikut ini adalah perhitungan percepatan pada setiap pekerjaan.

Pekerjaan Galian Tanah


Tabel 4.8 berikut menunjukan daftar kebutuhan tenaga kerja pada pekerjaan galian
tanah
Tabel 4.8 Daftar Kebutuhan Tenaga Kerja Galian Tanah
Koefisie
Jenis Tenaga Kerja Harga Satuan (Rp)
n
Pekerja 0,4 Rp. 70.000
Mandor 0,04 Rp. 110.000
Sumber: CV. Patoya Indah

Perhitungan upah tenaga kerja untuk pekerjaan galian tanah :


Diketahui:
Volume : 379,27
Durasi normal : 8 hari
Durasi percepatan : 7 hari

81
a. Pekerja biasa
0,4 x 379,27
Jumlah tenaga kerja = =21,673≈ 22 orang
7
Upah tenaga kerja = 22 x Rp. 70.000 = Rp. 1.540.000,00

b. Mandor
0,04 x 379,27
Jumlah tenaga kerja = =2,167 ≈3 orang
7
Upah tenaga kerja = 3 x Rp. 110.000 = Rp. 330.000,00

Jadi, total upah tenaga kerja selama durasi 7 hari pada pekerjaan galian tanah adalah:
Total = (Rp. 1.540.000,00 + Rp. 330.000,00) x 7 hari
= Rp. 13.090.000,00

Jumlah tenaga kerja dan total upah tenaga kerja pekerjaan kritis setelah crashing durasi
dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10

Tabel 4.9 Jumlah Tenaga Kerja Setelah Crashing Duration


Jumlah Tenaga Kerja
No. Pekerjaan Kritis
Pekerja Tukang Ka Tukang Mandor
1 Galian Tanah 22 0 0 3
Urugan galian tanah/ urugan
2 7 0 0 1
kembali
3 Pasangan pondasi batu gunung 16 21 3 1
4 Pemadatan tanah urug 18 0 0 3
5 Beton foorplat type 1 15 4 1 1
6 Beton sloof 30/40 9 3 1 1
7 Beton kolom 30/40 (K1) 2 1 1 1
8 Beton kolom 20/40 (K3) 1 1 1 1
9 Beton balok b1 30/60 4 4 1 1
10 Beton balok b4 20/30 4 1 1 1
11 Beton ring balok 20/30 3 1 1 1

82
12 Beton balok latei 13/13 1 1 1 1
13 Cor beton plat tangga 3 1 1 1
14 Pasangan dinding bata 1:4 24 8 1 2
15 Plesteran dinding bata 1:4 20 15 2 1
16 Pasangan lantai keramik 40/40 46 26 3 3
Cor rabat beton bawah lantai
17 12 2 1 1
tebal 7.5 cm
18 Pasangan dinding palimanan 1 8 1 1
Pasangan plafond gipsum dan
19 14 12 2 1
rangka

Tabel 4.9 Jumlah Tenaga Kerja Setelah Crashing Duration (lanjutan)


Jumlah Tenaga Kerja
No. Pekerjaan Kritis
Pekerja Tukang Ka Tukang Mandor
20 Pengecetan dinding 4 11 2 1
21 Pengecetan plafond dan list profil 4 11 2 1

Tabel 4.10 Total Biaya Upah Setelah Crashing


Durasi Upah Perhari Upah Perhari X
No. Pekerjaan Kritis
Percepatan (Rp) Durasi (Rp)
1 Galian Tanah 7 1.870.000,00 13.090.000,00
Urugan galian tanah / urugan
2 7 600.000,00 4.200.000,00
kembali
Pasangan pondasi batu
3 7 3.420.000,00 23.940.000,00
gunung
4 Pemadatan tanah urug 8 1.480.000,00 11.840.000,00
5 Beton foorplat type 1 4 1.620.000,00 6.480.000,00
6 Beton sloof 30/40 7 1.110.000,00 7.770.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 34 440.000,00 14.960.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 9 370.000,00 3.330.000,00
9 Beton balok b1 30/60 19 850.000,00 16.150.000,00

83
10 Beton balok b4 20/30 14 580.000,00 8.120.000,00
11 Beton ring balok 20/30 9 510.000,00 4.590.000,00
12 Beton balok latei 13/13 5 370.000,00 1.850.000,00
13 Cor beton plat tangga 4 510.000,00 2.040.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 19 2.720.000,00 51.680.000,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 29 3.060.000,00 88.740.000,00
Pasangan lantai keramik
16 14 6.190.000,00 86.660.000,00
40/40
Cor rabat beton bawah lantai
17 6 1.230.000,00 7.380.000,00
tebal 7.5 cm
18 Pasangan dinding palimanan 14 1.000.000,00 14.000.000,00

Tabel 4.10 Total Biaya Upah Setelah Crashing (lanjutan)


Durasi Upah Perhari Upah Perhari X
No. Pekerjaan Kritis
Percepatan (Rp) Durasi (Rp)
Pasangan plafond gipsum dan
19 14 2.370.000,00 33.180.000,00
rangka
20 Pengecetan dinding 20 1.580.000,00 31.600.000,00
Pengecetan plafond dan list
21 8 1.580.000,00 12.640.000,00
profil

C. Slope Biaya (Cost Slope)

Cost Slope adalah banyaknya biaya yang dihasilkan dari mempercepat durasi proyek.
Perhitungan Slope :

1. Pekerjaan Galian Tanah


Biaya percepatan−Biaya normal
Slope biaya =
Waktu normal−Waktu percepatan

84
Rp . 13.090 .000,00−Rp .12.400 .000,00
=
8−7
= Rp. 690.000,00 perhari

2. Pekerjaan Urugan Tanah/ Urugan Kembali


Biaya percepatan−Biaya normal
Slope biaya =
Waktu normal−Waktu percepatan
Rp . 4.200 .000,00−Rp . 3.680 .000,00
=
8−7
= Rp. 520.000,00 perhari

Cost Slope dari penambahan pekerja untuk pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam
Tabel 4.11.

85
Tabel 4.11 Cost Slope Akibat Penambahan Tenaga Kerja
Durasi Durasi Upah Perhari X Upah Perhari X
No. Pekerjaan Kritis Slope (Rp)
Normal Percepatan Durasi Normal Durasi Percepatan
1 Galian Tanah 8 7 12.400.000,00 13.090.000,00 690.000,00
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 8 7 3.680.000,00 4.200.000,00 520.000,00
3 Pasangan pondasi batu gunung 8 7 12.560.000,00 23.940.000,00 11.380.000,00
4 Pemadatan tanah urug 9 8 10.440.000,00 11.840.000,00 1.400.000,00
5 Beton foorplat type 1 5 4 6.600.000,00 6.480.000,00 -120.000,00
6 Beton sloof 30/40 8 7 7.040.000,00 7.770.000,00 730.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 35 34 15.400.000,00 14.960.000,00 -440.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 10 9 3.700.000,00 3.330.000,00 -370.000,00
9 Beton balok b1 30/60 20 19 10.200.000,00 16.150.000,00 5.950.000,00
10 Beton balok b4 20/30 15 14 7.650.000,00 8.120.000,00 470.000,00
11 Beton ring balok 20/30 10 9 4.400.000,00 4.590.000,00 190.000,00
12 Beton balok latei 13/13 6 5 2.220.000,00 1.850.000,00 -370.000,00
13 Cor beton plat tangga 5 4 2.200.000,00 2.040.000,00 -160.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 20 19 47.600.000,00 51.680.000,00 4.080.000,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 30 29 84.000.000,00 88.740.000,00 4.740.000,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 15 14 82.800.000,00 86.660.000,00 3.860.000,00
17 Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5 cm 7 6 7.000.000,00 7.380.000,00 380.000,00
18 Pasangan dinding palimanan 15 14 13.650.000,00 14.000.000,00 350.000,00
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 15 14 29.250.000,00 33.180.000,00 3.930.000,00
20 Pengecetan dinding 21 20 25.830.000,00 31.600.000,00 5.770.000,00
21 Pengecetan plafond dan list profil 9 8 11.070.000,00 12.640.000,00 1.570.000,00

86
Setelah diperoleh pertambahan biaya (cost slope) pada masing-masing pekerjaan, cost
slope diurutkan dari yang terkecil. Tujuannya agar pertambahan biaya langsung yang
dihasilkan setelah kompresi dapat diminimalisir. Urutan kegiatan dengan nilai slope
terkecil hingga terbesar dapat dilihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Urutan Cost Slope dari Penambahan Pekerja


NO
PEKERJAAN KRITIS SLOPE
.
1 Beton kolom 30/40 (K1) - Rp 440.000,00
2 Beton kolom 20/40 (K3) - Rp 370.000,00
3 Beton balok latei 13/13 - Rp 370.000,00
4 Cor beton plat tangga - Rp 160.000,00
5 Beton foorplat type 1 - Rp 120.000,00
6 Beton ring balok 20/30 Rp 190.000,00
7 Pasangan dinding palimanan Rp 350.000,00
8 Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5 cm Rp 380.000,00
9 Beton balok b4 20/30 Rp 470.000,00
10 Urugan galian tanah / urugan kembali Rp 520.000,00
11 Galian Tanah Rp 690.000,00
12 Beton sloof 30/40 Rp 730.000,00
13 Pemadatan tanah urug Rp 1.400.000,00
14 Pengecetan plafond dan list profil Rp 1.570.000,00
15 Pasangan lantai keramik 40/40 Rp 3.860.000,00
16 Pasangan plafond gipsum dan rangka Rp 3.930.000,00
17 Pasangan dinding bata 1:4 Rp 4.080.000,00
18 Plesteran dinding bata 1:4 Rp 4.740.000,00
19 Pengecetan dinding Rp 5.770.000,00
20 Beton balok b1 30/60 Rp 5.950.000,00
21 Pasangan pondasi batu gunung Rp 11.380.000,00

Cost slope yang memiliki nilai negatif (-) berarti dalam kondisi menguntungkan saat
dilakukan percepatan, karena tidak terjadi pertambahan biaya tetapi terjadi pengurangan
biaya.

D. Biaya Langsung

Selanjutnya dilakukan perhitungan kenaikan biaya pada biaya langsung pekerjaan.


Perhitungan dilakukan dengan menambahkan pertambahan biaya slope dengan biaya

87
normal proyek. Adapun kenaikan biaya langsung pekerjaan dapat dilihat pada Tabel
4.13.

Tabel 4.13 Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja


Durasi Biaya Langsung
154 Rp 5.100.000.000,00
153 Rp 5.099.560.000,00
152 Rp 5.099.190.000,00
151 Rp 5.098.820.000,00
150 Rp 5.098.660.000,00
149 Rp 5.098.540.000,00
148 Rp 5.098.730.000,00
147 Rp 5.099.080.000,00
146 Rp 5.099.460.000,00
145 Rp 5.099.930.000,00
144 Rp 5.100.450.000,00
143 Rp 5.101.140.000,00
142 Rp 5.101.870.000,00
141 Rp 5.103.270.000,00
140 Rp 5.104.840.000,00
139 Rp 5.108.700.000,00
138 Rp 5.112.630.000,00
137 Rp 5.116.710.000,00
136 Rp 5.121.450.000,00
135 Rp 5.127.220.000,00
134 Rp 5.133.170.000,00
133 Rp 5.144.550.000,00

Hanya terjadi sedikit kenaikan biaya dari biaya normal, karena terdapat nilai negatif dari
pertambahan biaya (cost slope) di hampir tiap kegiatan kritis setelah dilakukan
percepatan yang berarti kondisi tersebut menguntungkan.

E. Biaya Tidak Langsung

Rincian biaya tidak langsung terdapat pada perhitungan sebelumnya. Adapun


penurunan biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja yang menyebabkan
pengurangan durasi proyek dapat dilihat pada Tabel 4.14.

88
Total Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung perhari =
154 Hari Kerja
Rp . 705.066 .666,67
= = Rp.4.578.354,98
154 Hari Kerja

Tabel 4.14 Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja


Durasi Biaya Tidak Langsung
154 Rp 705.066.666,67
153 Rp 700.488.311,69
152 Rp 695.909.956,71
151 Rp 691.331.601,73
150 Rp 686.753.246,75
149 Rp 682.174.891,77
148 Rp 677.596.536,80
147 Rp 673.018.181,82
146 Rp 668.439.826,84
145 Rp 663.861.471,86
144 Rp 659.283.116,88
143 Rp 654.704.761,90
142 Rp 650.126.406,93
141 Rp 645.548.051,95
140 Rp 640.969.696,97
139 Rp 636.391.341,99
138 Rp 631.812.987,01
137 Rp 627.234.632,03
136 Rp 622.656.277,06
135 Rp 618.077.922,08
134 Rp 613.499.567,10
133 Rp 608.921.212,12

F. Total Biaya Proyek

Total biaya proyek merupakan jumlah dari biaya langsung dan biaya tidak langsung
proyek. Kedua biaya tersebut berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Total
biaya proyek dapat dilihat pada Tabel 4.15 di bawah ini.

89
Tabel 4.15 Total Biaya Proyek Akibat Penambahan Tenaga Pekerja
Duras Biaya Tidak
i Biaya Langsung Langsung Total Biaya
154 Rp 5.100.000.000,00 Rp 705.066.666,67 Rp 5.805.066.666,67
153 Rp 5.099.560.000,00 Rp 700.488.311,69 Rp 5.800.048.311,69
152 Rp 5.099.190.000,00 Rp 695.909.956,71 Rp 5.795.099.956,71
151 Rp 5.098.820.000,00 Rp 691.331.601,73 Rp 5.790.151.601,73
150 Rp 5.098.660.000,00 Rp 686.753.246,75 Rp 5.785.413.246,75
149 Rp 5.098.540.000,00 Rp 682.174.891,77 Rp 5.780.714.891,77
148 Rp 5.098.730.000,00 Rp 677.596.536,80 Rp 5.776.326.536,80
147 Rp 5.099.080.000,00 Rp 673.018.181,82 Rp 5.772.098.181,82
146 Rp 5.099.460.000,00 Rp 668.439.826,84 Rp 5.767.899.826,84
145 Rp 5.099.930.000,00 Rp 663.861.471,86 Rp 5.763.791.471,86
144 Rp 5.100.450.000,00 Rp 659.283.116,88 Rp 5.759.733.116,88
143 Rp 5.101.140.000,00 Rp 654.704.761,90 Rp 5.755.844.761,90
142 Rp 5.101.870.000,00 Rp 650.126.406,93 Rp 5.751.996.406,93
141 Rp 5.103.270.000,00 Rp 645.548.051,95 Rp 5.748.818.051,95
140 Rp 5.104.840.000,00 Rp 640.969.696,97 Rp 5.745.809.696,97
139 Rp 5.108.700.000,00 Rp 636.391.341,99 Rp 5.745.091.341,99
138 Rp 5.112.630.000,00 Rp 631.812.987,01 Rp 5.744.442.987,01
137 Rp 5.116.710.000,00 Rp 627.234.632,03 Rp 5.743.944.632,03
136 Rp 5.121.450.000,00 Rp 622.656.277,06 Rp 5.744.106.277,06
135 Rp 5.127.220.000,00 Rp 618.077.922,08 Rp 5.745.297.922,08
134 Rp 5.133.170.000,00 Rp 613.499.567,10 Rp 5.746.669.567,10
133 Rp 5.144.550.000,00 Rp 608.921.212,12 Rp 5.753.471.212,12

Dari hasil analisis Time Cost Trade Off di atas yaitu dengan penambahan pekerja,
diperoleh waktu dan biaya yang optimum yaitu 137 hari dengan biaya Rp.
5.743.944.632,03. Biaya langsung bertambah dari Rp. 5.100.000.000,00 menjadi Rp.
5.116.710.000,00, sedangkan biaya tidak langsung proyek berkurang dari Rp.
705.066.666,67 menjadi Rp. 627.234.632,03. Jika dilakukan komparasi antara kondisi
normal dengan kondisi percepatan optimum, maka durasi proyek dapat diperpendek 17
hari dan biaya proyek dapat turun sebesar Rp. 61.122.034,63. Turunnya biaya total
proyek ini disebabkan adanya pengurangan biaya tidak langsung yang lebih besar dari
penambahan biaya langsung.

Perbandingan waktu dan biaya normal dan waktu dan biaya optimum dapat dilihat pada
Tabel 4.16 di bawah ini.

90
Tabel 4.16 Perbandingan Waktu-Biaya Normal dan Waktu-Biaya Optimum
Normal Optimum
Durasi 154 hari 137
Biaya Langsung Rp. 5.100.000.000,00 Rp. 5.116.710.000,00
Biaya Tidak Langsung Rp. 705.066.666,67 Rp. 627.234.632,03
Total Cost Rp. 5.805.066.666,67 Rp. 5.743.944.632,03

Dapat dilihat pada Tabel 4.16 tentang perbandingan waktu-biaya normal dan waktu-
biaya optimum, dengan persentase efisiensi waktu dan biaya proyek adalah sebagai
berikut:
1. Efisiensi waktu proyek:
154 HK −137 HK
154 HK – 137 HK = 16 hari atau x 100 % = 11,03 %
154

2. Efisiensi biaya proyek


Rp. 5.805.066.666,67– Rp. 5.743.944.632,03 = Rp. 61.122.034,63
Rp . 5.805 .066.666,67 – Rp . 5.743 .944 .632,03
Atau x 100% = 1,053%
Rp .5.805 .066 .666,67

G. Grafik Hubungan Biaya dan Waktu

Hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya proyek terhadap
waktu dan biaya total yang efisien dapat dilihat pada Gambar 4.18 dapat dilihat bahwa
dari 154 hari ke 133 hari, waktu yang efektif dilakukan penambahan pekerja yaitu pada
137 hari dan didapatkan biaya langsung yang efisien sebesar Rp. 5.116.710.000,00
biaya tidak langsung yang efisien sebesar Rp. 627.234.632,03, dan biaya total yang
efisien sebesar Rp. 5.743.944.632,03.

Dapat dilihat bahwa proyek dapat menghemat waktu sebanyak 17 hari dan penambahan
biaya langsung Rp. 16.710.000,00 pengurangan biaya tidak langsung Rp.
77.832.034,64, pengurangan biaya total Rp. 61.122.034,63.

91
Rp7,000,000,000.00

Rp6,000,000,000.00

Rp5,000,000,000.00
Rp. 5.743.944.632,03
Rp4,000,000,000.00 Rp.
5.116.710.000,00

Rp3,000,000,000.00
Biaya
Langsung
Rp2,000,000,000.00

Rp1,000,000,000.00 Rp.
627.234.632,03

Rp-
hari
154
153
152
151
150
149
148
147
146
145
144
143
142
141
140
139
138
137
136
135
134
133
Gambar 4.18 Grafik Total Biaya, Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja

92
4.4.2 Penambahan Jam Kerja (Lembur)

Berkaitan dengan jam kerja lembur, telah diatur dalam Keputusan Menteri Nomor KEP.
102/ MEN/ VI/ 2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur. Berikut
adalah aturan penambahan jam kerja lembur didasarkan pada Keputusan Menteri pasal
3 dan pasal 11, diantaranya:
1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14
(empat belas) jam dalam 1(satu) minggu.
2. Lembur dilakukan pada hari kerja, maka :
a. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5 (satu setengah)
kali upah sejam;
b. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua)
kali upah sejam.

Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam metode penambahan jam kerja
(lembur) adalah sebagai berikut:
1. Waktu kerja normal memakai 8 jam kerja dan 1 jam istirahat (08.00 – 17.00),
sedangkan waktu kerja lembur yaitu akan dilaksanakan setelah jam kerja normal
(18.00)
2. Upah jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 1,5 kali upah sejam normal pada
jam pertama dan 2 kali upah sejam normal untuk jam berikutnya.

Tabel 4.17 Harga Satuan Upah Pekerja


No Jenis Pekerja Upah kerja perhari (8 Jam) Upah kerja perjam
1 Pekerja Rp. 70.000,00 Rp. 8.750,00
2 Tukang Rp. 90.000,00 Rp. 11.250,00
3 Kepala Tukang Rp. 100.000,00 Rp. 12.500,00
4 Mandor Rp. 110.000,00 Rp. 13.750,00

3. Produktivitas untuk kerja lembur diperhitungkan mengalami penurunan


dibandingkan dengan produktivitas normal, dikarenakan beberapa hal seperti
kelelahan, perubahan cuaca dan terbatasnya jarak pandang di malam hari.

93
Tabel 4.18 Koefisien Pengurangan Produktivitas
Waktu Lembur Penurunan Indeks Koef. Pengurangan
(Jam) Produktivitas Produktivitas
(a) (b) (c= 100% - b)
1 0,1 0,9
2 0,2 0,8
3 0,3 0,7

Berdasarkan Tabel 4.18, diasumsikan bahwa produktivitas awal pekerja adalah


100%. Penurunan produktivitas pekerja bertambah sesuai dengan penambahan jam
kerja (lembur). Dalam penelitian ini, akan digunakan koef. pengurangan
produktivitas pekerja 0,7 atau 70%. Hal ini dikarenakan penambahan jam kerja
sebanyak 3 jam merupakan penambahan jam kerja maksimum yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, digunakan koef. pengurangan produktivitas pada
penambahan jam kerja maksimum.

A. Biaya Percepatan (Crash Cost)

Adapun perhitungan-perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:


volume
1. Produktivitas normal =
durasi normal x 8 jam
volume
2. Produktivitas percepatan =
durasi percepatan x 8 jam
Produktivitas Percepatan−∏ .uktivitas normal
3. Waktu lembur perhari =
durasinormal x 8 jam
normal cost normal
4. Normal Cost Percepatan = x durasi percepatan
durasi normal
5. Biaya lembur = (1 x 1,5 x upah pekerja sejam) + (jumlah jam lembur
berikutnya x 2 x upah pekerja x sejam)
6. Total biaya lembur = (biaya lembur x jumlah pekerja) x durasi percepatan
7. Crash Cost = normal cost percepatan + total biaya lembur

94
Perhitungan total biaya percepatan akibat penambahan jam kerja atau lembur sebagai
berikut:

1. Perhitungan Produktivitas Normal


volume pekerjaan
Produktivitas harian =
durasi pekerjaan( normal)
Pekerjaan Galian Tanah

Diketahui:
Volume = 379,27 m3
Durasi normal = 8 hari
379,27 titik
Produktivitas normal = = 5,926 m3/ jam
8x8

Produktivitas normal untuk pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.19

Tabel 4.19 Produktivitas normal


Durasi Produktivitas
No Pekerjaan Kritis Volume
Normal Normal
1 Galian Tanah 379,27 8 5,926
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 230,03 8 3,594
3 Pasangan pondasi batu gunung 70,62 8 1,103
4 Pemadatan tanah urug 275,52 9 3,827
5 Beton foorplat type 1 30,21 5 0,755
6 Beton sloof 30/40 32,04 8 0,501
7 Beton kolom 30/40 (K1) 33,74 35 0,121
8 Beton kolom 20/40 (K3) 1,28 10 0,016
9 Beton balok b1 30/60 29,52 20 0,185
10 Beton balok b4 20/30 24,24 15 0,202
11 Beton ring balok 20/30 12,42 10 0,155
12 Beton balok latei 13/13 2,43 6 0,051
13 Cor beton plat tangga 4,96 5 0,124
14 Pasangan dinding bata 1:4 1.423,79 20 8,899
95
15 Plesteran dinding bata 1:4 2.847,57 30 11,865
16 Pasangan lantai keramik 40/40 1.027,50 15 8,563
17 Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5 cm 43,05 7 0,769
Tabel 4.19 Produktivitas normal (lanjutan)
Durasi Produktivitas
No Pekerjaan Kritis Volume
Normal Normal
18 Pasangan dinding palimanan 230,83 15 1,924
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 1.072,00 15 8,933
20 Pengecetan dinding 3.236,29 21 19,264
21 Pengecetan plafond dan list profil 1.380,00 9 19,167

2. Perhitungan Produktivitas Percepatan

Volu me
Produktivitas percepatan =
durasi percepatan x 8 jam

Pekerjaan Galian Tanah


Durasi percepatan : 7 hari
379,27
Produktivitas percepatan : = 6,773 m3/ jam
7x8

Produktivitas percepatan untuk pekerjaan kritis lainnya disajikan Tabel 4.20

Tabel 4.20 Produktivitas Percepatan


Durasi Produktivitas
No Pekerjaan Kritis Volume
Percepatan Percepatan
1 Galian Tanah 379,27 7 6,773
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 230,03 7 4,108
3 Pasangan pondasi batu gunung 70,62 7 1,261
4 Pemadatan tanah urug 275,52 8 4,305
5 Beton foorplat type 1 30,21 4 0,944
6 Beton sloof 30/40 32,04 7 0,572

96
7 Beton kolom 30/40 (K1) 33,74 34 0,124
8 Beton kolom 20/40 (K3) 1,28 9 0,018
9 Beton balok b1 30/60 29,52 19 0,194
10 Beton balok b4 20/30 24,24 14 0,216
Tabel 4.20 Produktivitas Percepatan (lanjutan)
Durasi Produktivitas
No Pekerjaan Kritis Volume
Percepatan Percepatan
11 Beton ring balok 20/30 12,42 9 0,173
12 Beton balok latei 13/13 2,43 5 0,061
13 Cor beton plat tangga 4,96 4 0,155
1.423,7
14 19 9,367
Pasangan dinding bata 1:4 9
2.847,5
15 29 12,274
Plesteran dinding bata 1:4 7
1.027,5
16 14 9,174
Pasangan lantai keramik 40/40 0
17 Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5 cm 43,05 6 0,897
18 Pasangan dinding palimanan 230,83 14 2,061
1.072,0
19 14 9,571
Pasangan plafond gipsum dan rangka 0
3.236,2
20 20 20,227
Pengecetan dinding 9
1.380,0
21 8 21,563
Pengecetan plafond dan list profil 0

3. Perhitungan Waktu Lembur Perhari

Produktivitas percepatan− produktivitas normal


Waktu lembur perhari = x 8 jam x 0,7
produktivitasnormal
Pekerjaan galian tanah
6,773−5,926
Waktu lembur perhari = x 8 jam x 0,7 = 0,800 jam ≈ 1 Jam
5,926
97
Waktu lembur perhari untuk pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.21.

Tabel 4.21 Waktu Lembur Perhari


Produk Waktu Waktu
Produk-
-tivitas Lembur Lembur
No Pekerjaan Kritis tivitas
Perce- Perhari Perhari
Normal
patan (Jam) (Jam)
1 Galian Tanah 5,926 6,773 0,800 1
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 3,594 4,108 0,800 1
3 Pasangan pondasi batu gunung 1,103 1,261 0,800 1
Tabel 4.21 Waktu Lembur Perhari (lanjutan)
Produk Waktu Waktu
Produk-
-tivitas Lembur Lembur
No Pekerjaan Kritis tivitas
Perce- Perhari Perhari
Normal
patan (Jam) (Jam)
4 Pemadatan tanah urug 3,827 4,305 0,700 1
5 Beton foorplat type 1 0,755 0,944 1,400 2
6 Beton sloof 30/40 0,501 0,572 0,800 1
7 Beton kolom 30/40 (K1) 0,121 0,124 0,165 1
8 Beton kolom 20/40 (K3) 0,016 0,018 0,622 1
9 Beton balok b1 30/60 0,185 0,194 0,295 1
10 Beton balok b4 20/30 0,202 0,216 0,400 1
11 Beton ring balok 20/30 0,155 0,173 0,622 1
12 Beton balok latei 13/13 0,051 0,061 1,120 2
13 Cor beton plat tangga 0,124 0,155 1,400 2
14 Pasangan dinding bata 1:4 8,899 9,367 0,295 1
15 Plesteran dinding bata 1:4 11,865 12,274 0,193 1
16 Pasangan lantai keramik 40/40 8,563 9,174 0,400 1
Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5
17 0,769 0,897 0,933 1
cm
18 Pasangan dinding palimanan 1,924 2,061 0,400 1

98
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 8,933 9,571 0,400 1
20 Pengecetan dinding 19,264 20,227 0,280 1
21 Pengecetan plafond dan list profil 19,167 21,563 0,700 1

4. Perhitungan Normal Cost Percepatan

Normal cost normal


Normal Cost Percepatan = x durasi percepatan
durasi normal
Normal Cost didapat dari perhitungan biaya normal sebelumnya, Tabel 4.7

99
Pekerjaan Galian Tanah
Normal Cost = Rp. 12.400.000,00
Durasi Normal = 8 hari
Durasi Percepatan = 7 hari
Rp . 12.400 .000,00
Normal Cost Percepatan = x 7 hari
8 hari
= Rp. 10.850.000,00

Normal Cost Percepatan pada pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.22

Tabel 4.22 Normal Cost Percepatan


Durasi Durasi Normal Cost
Normal Cost
No Pekerjaan Kritis Normal Percepata Percepatan
(Rp)
(Hari) n (Hari) (Rp)
1 Galian Tanah 12.400.000,00 8 7 10.850.000,00
Urugan galian tanah /
2 3.680.000,00 8 7 3.220.000,00
urugan kembali
Pasangan pondasi batu
3 12.560.000,00 8 7 10.990.000,00
gunung
4 Pemadatan tanah urug 10.440.000,00 9 8 9.280.000,00
5 Beton foorplat type 1 6.600.000,00 5 4 5.280.000,00
6 Beton sloof 30/40 7.040.000,00 8 7 6.160.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 15.400.000,00 35 34 14.960.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 3.700.000,00 10 9 3.330.000,00
9 Beton balok b1 30/60 10.200.000,00 20 19 9.690.000,00
10 Beton balok b4 20/30 7.650.000,00 15 14 7.140.000,00
11 Beton ring balok 20/30 4.400.000,00 10 9 3.960.000,00
12 Beton balok latei 13/13 2.220.000,00 6 5 1.850.000,00
13 Cor beton plat tangga 2.200.000,00 5 4 1.760.000,00
Pasangan dinding bata
14 47.600.000,00 20 19 45.220.000,00
1:4
15 Plesteran dinding bata1:4 84.000.000,00 30 29 81.200.000,00

100
Tabel 4.21 Normal Cost Percepatan (lanjutan)
Durasi Durasi Normal Cost
Normal Cost
No Pekerjaan Kritis Normal Percepata Percepatan
(Rp)
(Hari) n (Hari) (Rp)
Pasangan lantai keramik
16 82.800.000,00 15 14 77.280.000,00
40/40
Cor rabat beton bawah
17 7.000.000,00 7 6 6.000.000,00
lantai tebal 7.5 cm
Pasangan dinding
18 13.650.000,00 15 14 12.740.000,00
palimanan
Pasangan plafond
19 29.250.000,00 15 14 27.300.000,00
gipsum dan rangka
20 Pengecetan dinding 25.830.000,00 21 20 24.600.000,00
Pengecetan plafond dan
21 11.070.000,00 9 8 9.840.000,00
list profil

5. Perhitungan Biaya Lembur

Biaya lembur = (1 x 1,5 x upah pekerja sejam) + (jumlah jam lembur berikutnya x 2 x
upah pekerja sejam)
Upah pekerja perjam dapat dilihat pada Tabel 4.17

Pekerjaan Galian Tanah


Penambahan jam lembur : 1 jam (Tabel 4.21)
1) Pekerja
Biaya lembur = (1 x 1,5 x Rp. 8.750,00)
= Rp. 13.125,00
2) Mandor
Biaya lembur = (1 x 1,5 x Rp. 13.750,00)
= Rp. 20.625,00

101
102
Pekerjaan Urugan galian tanah / urugan kembali
Penambahan jam lembur : 1 jam (Tabel 4.21)
1) Pekerja
Biaya lembur = (1 x 1,5 x Rp. 8.750,00)
= Rp. 13.125,00
2) Mandor
Biaya lembur = (1 x 1,5 x Rp. 13.750,00)
= Rp. 20.625,00

Biaya lembur pada pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.23.

6. Perhitungan Total Biaya Lembur

Total biaya lembur = (biaya lembur x jumlah pekerja) x durasi percepatan.


Jumlah pekerja dilihat pada perhitungan biaya normal sebelumnya, pada Tabel 4.6.

Pekerjaan Galian Tanah


1) Pekerja
Total Biaya Lembur = (Rp. 13.125,00 x 19 orang) = Rp. 249.375,00
2) Mandor
Total Biaya Lembur = (Rp. 20.625,00 x 2 orang) = Rp. 41.250,00
Jadi, total biaya lembur = (Rp. 249.375,00 + Rp. 41.250,00) x 7 hari
= Rp. 2.034.375,00

Pekerjaan Urugan galian tanah / urugan kembali


1) Pekerja
Total Biaya Lembur = (Rp. 13.125,00 x 5 orang) = Rp. 65.625,00
2) Mandor
Total Biaya Lembur = (Rp. 20.625,00 x 1 orang) = Rp. 20.625,00

Total biaya lembur pada pekerjaan kritis lainnya disajikan pada Tabel 4.24.

103
Tabel 4.23 Biaya Lembur
Waktu Biaya Lembur
Lembu
No Pekerjaan Kritis r
Pekerja Tukang Ka Tukang Mandor
Perhari
(Jam)
1 Galian Tanah 1 Rp 13.125,00 Rp 20.625,00
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 1 Rp 13.125,00 Rp 20.625,00
3 Pasangan pondasi batu gunung 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
4 Pemadatan tanah urug 1 Rp 13.125,00 Rp 20.625,00
5 Beton foorplat type 1 2 Rp 30.625,00 Rp 39.375,00 Rp 43.750,00 Rp 48.125,00
6 Beton sloof 30/40 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
9 Beton balok b1 30/60 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
10 Beton balok b4 20/30 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
11 Beton ring balok 20/30 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
12 Beton balok latei 13/13 2 Rp 30.625,00 Rp 39.375,00 Rp 43.750,00 Rp 48.125,00
13 Cor beton plat tangga 2 Rp 30.625,00 Rp 39.375,00 Rp 43.750,00 Rp 48.125,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
Cor rabat beton bawah lantai tebal
17 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
7.5 cm
18 Pasangan dinding palimanan 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
20 Pengecetan dinding 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00
21 Pengecetan plafond dan list profil 1 Rp 13.125,00 Rp 16.875,00 Rp 18.750,00 Rp 20.625,00

104
Tabel 4.24 Total Biaya Lembur
Durasi Biaya Lembur X Jumlah Pekerja (Rp)
Total Biaya
No Pekerjaan Kritis Percepatan Kepala
Pekerja Tukang Mandor Lembur (Rp)
(Hari) Tukang
1 Galian Tanah 7 249.375,00 - - 41.250,00 2.034.375,00
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 7 65.625,00 - - 20.625,00 603.750,00
3 Pasangan pondasi batu gunung 7 170.625,00 84.375,00 18.750,00 20.625,00 2.060.625,00
4 Pemadatan tanah urug 8 196.875,00 - - 20.625,00 1.740.000,00
5 Beton foorplat type 1 4 367.500,00 118.125,00 43.750,00 48.125,00 2.310.000,00
6 Beton sloof 30/40 7 91.875,00 33.750,00 18.750,00 20.625,00 1.155.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 34 26.250,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 2.805.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 9 13.125,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 624.375,00
9 Beton balok b1 30/60 19 39.375,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 1.816.875,00
10 Beton balok b4 20/30 14 39.375,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 1.338.750,00
11 Beton ring balok 20/30 9 26.250,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 742.500,00
12 Beton balok latei 13/13 5 30.625,00 39.375,00 43.750,00 48.125,00 809.375,00
13 Cor beton plat tangga 4 61.250,00 39.375,00 43.750,00 48.125,00 770.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 19 288.750,00 118.125,00 18.750,00 20.625,00 8.478.750,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 29 249.375,00 236.250,00 18.750,00 20.625,00 15.225.000,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 14 551.250,00 405.000,00 37.500,00 41.250,00 14.490.000,00
Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5
17 6 131.250,00 16.875,00 18.750,00 20.625,00 1.125.000,00
cm
18 Pasangan dinding palimanan 14 13.125,00 118.125,00 18.750,00 20.625,00 2.388.750,00
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 14 157.500,00 168.750,00 18.750,00 20.625,00 5.118.750,00
20 Pengecetan dinding 20 39.375,00 151.875,00 18.750,00 20.625,00 4.612.500,00
21 Pengecetan plafond dan list profil 8 39.375,00 151.875,00 18.750,00 20.625,00 1.845.000,00

105
7. Perhitungan Biaya Percepatan (Crash Cost)

Crash Cost = normal cost percepatan + total biaya lembur

Pekerjaan Galian Tanah


Crash Cost = Rp. 10.850.000,00 + Rp. 2.034.375,00 = Rp. 12.884.375,00

Crash Cost pada pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.25

Tabel 4.25 Biaya Percepatan


Normal Cost
Total Biaya Crash Cost
No Pekerjaan Kritis Percepatan
Lembur (Rp) (Rp)
(Rp)
1 Galian Tanah 10.850.000,00 2.034.375,00 12.884.375,00
Urugan galian tanah / urugan
2 3.220.000,00 603.750,00 3.823.750,00
kembali
3 Pasangan pondasi batu gunung 10.990.000,00 2.060.625,00 13.050.625,00
4 Pemadatan tanah urug 9.280.000,00 1.740.000,00 11.020.000,00
5 Beton foorplat type 1 5.280.000,00 2.310.000,00 7.590.000,00
6 Beton sloof 30/40 6.160.000,00 1.155.000,00 7.315.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 14.960.000,00 2.805.000,00 17.765.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 3.330.000,00 624.375,00 3.954.375,00
9 Beton balok b1 30/60 9.690.000,00 1.816.875,00 11.506.875,00
10 Beton balok b4 20/30 7.140.000,00 1.338.750,00 8.478.750,00
11 Beton ring balok 20/30 3.960.000,00 742.500,00 4.702.500,00
12 Beton balok latei 13/13 1.850.000,00 809.375,00 2.659.375,00
13 Cor beton plat tangga 1.760.000,00 770.000,00 2.530.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 45.220.000,00 8.478.750,00 53.698.750,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 81.200.000,00 15.225.000,00 96.425.000,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 77.280.000,00 14.490.000,00 91.770.000,00
Cor rabat beton bawah lantai
17 6.000.000,00 1.125.000,00 7.125.000,00
tebal 7.5 cm
18 Pasangan dinding palimanan 12.740.000,00 2.388.750,00 15.128.750,00
Pasangan plafond gipsum dan
19 27.300.000,00 5.118.750,00 32.418.750,00
rangka
20 Pengecetan dinding 24.600.000,00 4.612.500,00 29.212.500,00
Pengecetan plafond dan list
21 9.840.000,00 1.845.000,00 11.685.000,00
profil

8. Slope Biaya (Cost Slope)

106
Cost slope adalah perbandingan antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu
penyelesaian proyek.

Adapun perumusan cost slope sebagai berikut:


Biaya percepatan−biaya normal
Slope biaya =
waktu normal−waktu percepatan

Pekerjaan Galian Tanah


Rp . 12.884 .375,00−Rp . 12.400.000,00
Slope biaya =
8−7
= Rp. 484.375,00

Pekerjaan Urugan Galian Tanah / Urugan Kembali


Rp . 3.823 .750,00−Rp .3.680 .000,00
Slope biaya =
8−7
= Rp. 143.750,00

Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Gunung


Rp . 13.050 .625,00−Rp .12.560 .000,00
Slope biaya =
8−7
= Rp. 490.625,00

Pekerjaan Pemadatan Tanah Urug


Rp . 11.020 .000,00−Rp .10.440 .000,00
Slope biaya =
9−8
= Rp. 580.000,00

Pekerjaan Beton foorplat type 1


Rp 7.590 .000,00−Rp . 6.600.000,00
Slope biaya =
5−4
= Rp. 990.000,00

Cost slope pada pekerjaan kritis lainnya disajikan dalam Tabel 4.26.

107
Tabel 4.26 Cost Slope Akibat Penambahan Jam Kerja
Biaya
Durasi Durasi Biaya
No Pekerjaan Kritis Percepatan Slope (Rp)
Normal Percepatan Normal (Rp)
(Rp)
1 Galian Tanah 8 7 12.400.000,00 12.884.375,00 484.375,00
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 8 7 3.680.000,00 3.823.750,00 143.750,00
3 Pasangan pondasi batu gunung 8 7 12.560.000,00 13.050.625,00 490.625,00
4 Pemadatan tanah urug 9 8 10.440.000,00 11.020.000,00 580.000,00
5 Beton foorplat type 1 5 4 6.600.000,00 7.590.000,00 990.000,00
6 Beton sloof 30/40 8 7 7.040.000,00 7.315.000,00 275.000,00
7 Beton kolom 30/40 (K1) 35 34 15.400.000,00 17.765.000,00 2.365.000,00
8 Beton kolom 20/40 (K3) 10 9 3.700.000,00 3.954.375,00 254.375,00
9 Beton balok b1 30/60 20 19 10.200.000,00 11.506.875,00 1.306.875,00
10 Beton balok b4 20/30 15 14 7.650.000,00 8.478.750,00 828.750,00
11 Beton ring balok 20/30 10 9 4.400.000,00 4.702.500,00 302.500,00
12 Beton balok latei 13/13 6 5 2.220.000,00 2.659.375,00 439.375,00
13 Cor beton plat tangga 5 4 2.200.000,00 2.530.000,00 330.000,00
14 Pasangan dinding bata 1:4 20 19 47.600.000,00 53.698.750,00 6.098.750,00
15 Plesteran dinding bata 1:4 30 29 84.000.000,00 96.425.000,00 12.425.000,00
16 Pasangan lantai keramik 40/40 15 14 82.800.000,00 91.770.000,00 8.970.000,00
17 Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5 cm 7 6 7.000.000,00 7.125.000,00 125.000,00
18 Pasangan dinding palimanan 15 14 13.650.000,00 15.128.750,00 1.478.750,00
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 15 14 29.250.000,00 32.418.750,00 3.168.750,00
20 Pengecetan dinding 21 20 25.830.000,00 29.212.500,00 3.382.500,00
21 Pengecetan plafond dan list profil 9 8 11.070.000,00 11.685.000,00 615.000,00

108
Setelah diperoleh pertambahan biaya (cost slope) pada masing-masing pekerjaan, cost
slope diurutkan dari yang terkecil. Tujuannya agar pertambahan biaya langsung yang
dihasilkan setelah kompresi dapat diminimalisir. Urutan kegiatan dengan nilai slope
terkecil hingga terbesar dapat dilihat pada Tabel 4.27

Tabel 4.27 Urutan Cost Slope Penambahan Lembur

No. Pekerjaan Kritis Slope


1 Cor rabat beton bawah lantai tebal 7.5 cm Rp 125.000,00
2 Urugan galian tanah / urugan kembali Rp 143.750,00
3 Beton kolom 20/40 (K3) Rp 254.375,00
4 Beton sloof 30/40 Rp 275.000,00
5 Beton ring balok 20/30 Rp 302.500,00
6 Cor beton plat tangga Rp 330.000,00
7 Beton balok latei 13/13 Rp 439.375,00
8 Galian Tanah Rp 484.375,00
9 Pasangan pondasi batu gunung Rp 490.625,00
10 Pemadatan tanah urug Rp 580.000,00
11 Pengecetan plafond dan list profil Rp 615.000,00
12 Beton balok b4 20/30 Rp 828.750,00
13 Beton foorplat type 1 Rp 990.000,00
14 Beton balok b1 30/60 Rp 1.306.875,00
15 Pasangan dinding palimanan Rp 1.478.750,00
16 Beton kolom 30/40 (K1) Rp 2.365.000,00
17 Pasangan plafond gipsum dan rangka Rp 3.168.750,00
18 Pengecetan dinding Rp 3.382.500,00
19 Pasangan dinding bata 1:4 Rp 6.098.750,00
20 Pasangan lantai keramik 40/40 Rp 8.970.000,00
21 Plesteran dinding bata 1:4 Rp 12.425.000,00

B. Biaya Langsung

Setelah diperoleh pertambahan biaya (cost slope) pada masing-masing pekerjaan,


selanjutnya dilakukan perhitungan kenaikan biaya pada biaya langsung pekerjaan.
Perhitungan dilakukan dengan menambahkan pertambahan biaya dengan biaya normal
proyek. Adapun kenaikan biaya langsung pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Tabel 4.28 Kenaikan Biaya Langsung Akibat Penambahan Jam Kerja

105
Perubahan Biaya
Durasi
Normal
154 Rp 5.100.000.000,00
153 Rp 5.100.125.000,00
152 Rp 5.100.268.750,00
151 Rp 5.100.523.125,00
150 Rp 5.100.798.125,00
149 Rp 5.101.100.625,00
148 Rp 5.101.430.625,00
147 Rp 5.101.870.000,00
146 Rp 5.102.354.375,00
145 Rp 5.102.845.000,00
144 Rp 5.103.425.000,00
143 Rp 5.104.040.000,00
142 Rp 5.104.868.750,00
141 Rp 5.105.858.750,00
140 Rp 5.107.165.625,00
139 Rp 5.108.644.375,00
138 Rp 5.111.009.375,00
137 Rp 5.114.178.125,00
136 Rp 5.117.560.625,00
135 Rp 5.123.659.375,00
134 Rp 5.132.629.375,00
133 Rp 5.145.054.375,00

C. Biaya Tidak Langsung

Rincian biaya tidak langsung terdapat pada perhitungan sebelumnya. Adapun kenaikan
biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Pada penelitian ini diterapkan metode kerja lembur untuk mempercepat waktu
penyelesaian proyek. Akibatnya terdapat tambahan biaya dalam pembayaran gaji staf
yang terlibat langsung dalam pelaksanaan lembur yaitu Site manager dan Pelaksana
menggunakan peraruran yang sama KEP.102/MEN/VI/2004.

1. Upah Lembur Staff Proyek


a. Site manager (1 orang)
Biaya gaji Site manager perbulan = Rp. 9.000.000,00/ orang

106
Rp . 9.000 .000,00
Biaya gaji Site manager perhari = = Rp.300.000,00
30
Rp . 300.000,00
Biaya gaji Site manager perjam = = Rp. 37.500,00
8

1) Biaya lembur Site Manager perhari untuk 1 jam lembur :


Biaya lembur = 1,5 x Rp. 37.500,00 = Rp. 56.250,00
2) Biaya lembur Site Manager perhari untuk 2 jam lembur :
Biaya lembur = (1,5 x Rp. 37.500,00) + (2 x 1 x Rp. 37.500,00) = Rp. 131.250,00

Tabel 4.29 Biaya Lembur Staff


1 jam 2 jam
Staff Perhari (Rp) Perjam (Rp)
lembur lembur
1 Site Manager 1 org 300.000,00 37.500,00 56.250,00 131.250,00
2 Site Engineer 1 org 266.666,67 33.333,33 50.000,00 116.666,67
3 Pelaksana 2 org 266.666,67 33.333,33 50.000,00 116.666,67
156.250,0
Total 833.333,33 104.166,67 364.583,33
0

2. Biaya Upah Lembur Staff Tiap Pekerjaan Kritis

a. Pekerjaan Galian Tanah


Pertambahan jam lembur : 1 jam
Durasi percepatan : 7 hari
Biaya lembur = biaya staf 1 jam lembur x 7 hari
= Rp 156.250,00 x 7 hari = Rp 1.093.750,00

b. Pekerjaan Beton foorplat type 1


Pertambahan jam lembur : 2 jam
Durasi percepatan : 4 hari
Biaya lembur = biaya staf 2 jam lembur x 4 hari
= Rp 364.583,33 x 4 hari = Rp 1.458.333,33

107
Tabel 4.30 Biaya Upah Lembur Staff
Durasi Biaya Biaya
No Pekerjaan Kritis Percepatan Lembur Lembur X
(Hari) Staff (Rp) Durasi (Rp)
156.250,0
1 Galian Tanah 7 1.093.750,00
0
156.250,0
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 7 1.093.750,00
0
156.250,0
3 Pasangan pondasi batu gunung 7 1.093.750,00
0
156.250,0
4 Pemadatan tanah urug 8 1.250.000,00
0
364.583,3
5 Beton foorplat type 1 4 1.458.333,33
3
156.250,0
6 Beton sloof 30/40 7 1.093.750,00
0
156.250,0
7 Beton kolom 30/40 (K1) 34 5.312.500,00
0
156.250,0
8 Beton kolom 20/40 (K3) 9 1.406.250,00
0
156.250,0
9 Beton balok b1 30/60 19 2.968.750,00
0
156.250,0
10 Beton balok b4 20/30 14 2.187.500,00
0
156.250,0
11 Beton ring balok 20/30 9 1.406.250,00
0
364.583,3
12 Beton balok latei 13/13 5 1.822.916,67
3
364.583,3
13 Cor beton plat tangga 4 1.458.333,33
3
156.250,0
14 Pasangan dinding bata 1:4 19 2.968.750,00
0
156.250,0
15 Plesteran dinding bata 1:4 29 4.531.250,00
0
156.250,0
16 Pasangan lantai keramik 40/40 14 2.187.500,00
0
Cor rabat beton bawah lantai tebal 156.250,0
17 6 937.500,00
7.5 cm 0
156.250,0
18 Pasangan dinding palimanan 14 2.187.500,00
0
156.250,0
19 Pasangan plafond gipsum dan rangka 14 2.187.500,00
0
156.250,0
20 Pengecetan dinding 20 3.125.000,00
0
156.250,0
21 Pengecetan plafond dan list profil 8 1.250.000,00
0

108
3. Pertambahan Biaya Tidak Langsung

a. Pekerjaan Galian Tanah


1) Waktu penyelesaian normal = 8 hari
2) Waktu penyelesaian dipercepat = 7 hari
3) Total percepatan = 1 hari
4) Total waktu penyelesaian proyek = 153 hari
5) Biaya tak langsung = (153 x Biaya tak langsung perhari) + biaya lembur staf
= (153 x Rp 4.578.354,98) + Rp 937.500,00
= Rp 701.425.811,69

Urutan perhitungan dimulai dari pekerjaan dengan slope terkecil. Biaya tidak langsung
akibat penambahan jam kerja pada kegiatan kritis lainnya disajikan pada Tabel 4.31.

Tabel 4.31 Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Jam Kerja


Biaya Upah Biaya Tidak
Durasi
Lembur Langsung
No Pekerjaan Kritis (Hari)
Staff X (Rp)
Durasi (Rp) 154 705.066.666,67
Cor rabat beton bawah lantai tebal
1 153
7.5 cm 937.500,00 700.488.311,69
2 Urugan galian tanah / urugan kembali 1.093.750,00 152 695.909.956,71
3 Beton kolom 20/40 (K3) 1.406.250,00 151 691.331.601,73
4 Beton sloof 30/40 1.093.750,00 150 686.753.246,75
5 Beton ring balok 20/30 1.406.250,00 149 682.174.891,77
6 Cor beton plat tangga 1.458.333,33 148 677.596.536,80
7 Beton balok latei 13/13 1.822.916,67 147 673.018.181,82
8 Galian Tanah 1.093.750,00 146 668.439.826,84
9 Pasangan pondasi batu gunung 1.093.750,00 145 663.861.471,86
10 Pemadatan tanah urug 1.250.000,00 144 659.283.116,88
11 Pengecetan plafond dan list profil 1.250.000,00 143 654.704.761,90
12 Beton balok b4 20/30 2.187.500,00 142 650.126.406,93
13 Beton foorplat type 1 1.458.333,33 141 645.548.051,95
14 Beton balok b1 30/60 2.968.750,00 140 640.969.696,97
15 Pasangan dinding palimanan 2.187.500,00 139 636.391.341,99
16 Beton kolom 30/40 (K1) 5.312.500,00 138 631.812.987,01
17 Pasangan plafond gipsum dan rangka 2.187.500,00 137 627.234.632,03
18 Pengecetan dinding 3.125.000,00 136 622.656.277,06

109
19 Pasangan dinding bata 1:4 2.968.750,00 135 618.077.922,08
20 Pasangan lantai keramik 40/40 2.187.500,00 134 613.499.567,10
21 Plesteran dinding bata 1:4 4.531.250,00 133 608.921.212,12

C. Total Biaya Proyek

Total biaya proyek merupakan jumlah dari biaya langsung dan biaya tidak langsung
proyek. Kedua biaya tersebut berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Total
biaya proyek dapat dilihat pada Tabel 4.32 di bawah ini.

Tabel 4.32 Total Biaya Proyek Akibat Penambahan Jam Kerja


Perubahan Biaya Biaya Tidak
Durasi Total Biaya
Normal Langsung
154 5.100.000.000,00 705.066.666,67 5.805.066.666,67
153 5.100.125.000,00 701.425.811,69 5.801.550.811,69
152 5.100.268.750,00 697.003.706,71 5.797.272.456,71
151 5.100.523.125,00 692.737.851,73 5.793.260.976,73
150 5.100.798.125,00 687.846.996,75 5.788.645.121,75
149 5.101.100.625,00 683.581.141,77 5.784.681.766,77
148 5.101.430.625,00 679.054.870,13 5.780.485.495,13
147 5.101.870.000,00 674.841.098,48 5.776.711.098,48
146 5.102.354.375,00 669.533.576,84 5.771.887.951,84
145 5.102.845.000,00 664.955.221,86 5.767.800.221,86
144 5.103.425.000,00 660.533.116,88 5.763.958.116,88
143 5.104.040.000,00 655.954.761,90 5.759.994.761,90
142 5.104.868.750,00 652.313.906,93 5.757.182.656,93
141 5.105.858.750,00 647.006.385,28 5.752.865.135,28
140 5.107.165.625,00 643.938.446,97 5.751.104.071,97
139 5.108.644.375,00 638.578.841,99 5.747.223.216,99
138 5.111.009.375,00 637.125.487,01 5.748.134.862,01
137 5.114.178.125,00 629.422.132,03 5.743.600.257,03
136 5.117.560.625,00 625.781.277,06 5.743.341.902,06
135 5.123.659.375,00 621.046.672,08 5.744.706.047,08
134 5.132.629.375,00 615.687.067,10 5.748.316.442,10
133 5.145.054.375,00 613.452.462,12 5.758.506.837,12

Berdasarkan Tabel 4.32 di atas diperoleh total biaya proyek dengan durasi umur proyek
yang optimum yaitu pada umur proyek 136 hari dengan total biaya proyek yang

110
optimum sebesar Rp 5.743.341.902,06. Maka presentasi efisiensi waktu dan biaya
proyek adalah sebagai berikut :

Persentase efisiensi waktu dan biaya proyek adalah sebagai berikut:


1. Efisiensi waktu proyek:
154 HK −136 HK
154 HK – 136 HK = 18 hari atau x 100 % = 11,688 %
154
2. Efisiensi biaya proyek
Rp. 5.805.066.666,67– Rp. 5.743.341.902,06 = Rp. 61.724.764,61
Rp . 5.805 .066.666,67 – Rp . 5.743 .341.902,06
Atau x 100% = 1,063%
Rp .5.805 .066 .666,67

111
D. Grafik Hubungan Biaya dan Waktu

Adapun hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya proyek terhadap waktu dan biaya optimal dapat dilihat pada
grafik – grafik dibawah ini. Gambar 4.19 Grafik Total Biaya, Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Jam Kerja.

Rp7,000,000,000.00

Rp6,000,000,000.00

Rp5,000,000,000.00
Rp.
5.743.341.902,06
Rp4,000,000,000.00 Rp.
5.117.560.625,00
Biaya Langsung
Rp3,000,000,000.00
Biaya Tidak Langsung
Biaya Total
Rp2,000,000,000.00
Rp.
625.781.277,06
Rp1,000,000,000.00

Rp-
154
153
152
151
150
149
148
147
146
145
144
143
142
141
140
139
138
137
136
135
134
133
Gambar 4.19 Grafik Total Biaya, Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Jam Kerja

112
Gambar 4.19 menunjukan bahwa Total Biaya, Biaya Langsung dan Biaya Tidak
Langsung akibat penambahan jam kerja mengalami perubahan. Dari 154 hari ke 133
hari, yang paling efektif adalah pada 136 hari. Kemudian dapat dilihat juga bahwa biaya
langsung yang efisien sebesar Rp. 5.117.560.625,00, biaya tidak langsung Rp.
625.781.277,06, dan biaya total Rp. 5.743.341.902,06.

4.4.3 Asumsi Denda Keterlambatan

Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor terkena sanksi berupa


denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak.

Peraturan denda keterlambatan proyek tersebut ada pada pasal 120 Perpres 70 tahun
2012, yang berisi tentang sanksi keterlambatan, yang bunyinya adalah sebagai berikut
“Selain perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 ayat 1,
penyedia barang atau jasa yang terlambat menyelesaikan pekerjaan dalalm waktu
sebagaimana ditetapkan dalam kontrak karena kesalahan penyedia barang atau jasa
1
dikenakan denda keterlambatan sebesar (satu per seribu) dari nilai kontrak atau
1000
nilai bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan.

Pada penelitian ini, diasumsikan bila proyek mengalami keterlambatan selama 18 hari
maka besarnya biaya denda perhari dapat diperhitungkan sebagai berikut:

1
Biaya denda perhari = x besaran nilai kontrak
1000
1
= x Rp. 5.805.066.666,67
1000
= Rp. 5.805.066,67

Analisis pada penelitian ini, didapatkan durasi optimum dengan waktu penyelesaian
proyek lebih cepat 18 hari. Selanjutnya proyek ini akan disimulasikan apabila proyek
mengalami keterlambatan selama 18 hari pula seperti yang terlihat pada Tabel 4.32

113
pembayaran denda perharinya, sehingga diketahui manakah yang lebih efisien
membayar denda atau melakukan percepatan.
Tabel 4.32 Pembayaran Denda Perhari
Jumlah Hari Biaya Denda
1 5.805.066,67
2 11.610.133,33
3 17.415.200,00
4 23.220.266,67
5 29.025.333,33
6 34.830.400,00
7 40.635.466,67
8 46.440.533,33
9 52.245.600,00
10 58.050.666,67
11 63.855.733,33
12 69.660.800,00
13 75.465.866,67
14 81.270.933,33
15 87.076.000,00
16 92.881.066,67
17 98.686.133,33
18 104.491.200,00

4.4.4 Perbandingan Efisiensi Biaya


Dari grafik Gambar 4.20 dapat disimpulkan biaya akibat penambahan jam kerja
(lembur) lebih efisien dibandingkan dengan biaya penambahan pekerja. Mempercepat
durasi proyek (penambahan pekerja atau penambahan jam kerja) lebih menguntungkan
dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila proyek mengalami
keterlambatan dan dikenakan denda. Selain tidak menghemat biaya, keterlambatan juga
tidak menghemat waktu, maka pada kondisi ini metode percepatan lebih
menguntungkan.

Pada alternatif penambahan tenaga kerja terjadi pengurangan biaya sebesar


Rp61.122.034,63. Sedangkan pada penambahan jam kerja (lembur) terjadi pengurangan
biaya sebesar Rp. 61.724.764,61.

114
Rp120,000,000.00
Rp104,491,200.00

Rp100,000,000.00

Rp80,000,000.00
Rp61,724,764.61
Rp61,122,034.63
Rp60,000,000.00

Rp40,000,000.00
Series1

Rp20,000,000.00

Rp-
Penambahan Penambahan Jam Pembayaran
Tenaga Kerja Kerja (Lembur) Denda

Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Efisiensi Biaya

Dibandingkan dengan membayar denda apabila proyek mengalami keterlambatan,


alternatif percepatan (penambahan tenaga kerja atau penambahan jam lembur) lebih
efisien karena mengurangi biaya proyek. Namun, alternatif percepatan yang paling
optimum adalah alternatif dengan penambahan jam kerja (lembur).

115

Anda mungkin juga menyukai