Anda di halaman 1dari 88

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN KEBUMIAN


TAHUN 2022

TUGAS PRAKTIK TEKNIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI

TABEL 1

NAMA Haris Fadhilah


NIM A010320041
KELAS 5B D3 TEKNIK SIPIL
PROYEK Pembangunan Balai Penyuluhan (BPP) Banjarmasin Timur dan Banjarmasin Barat
BIDANG Gedung
WAKTU PKL TGL : 8 Agustus 2022 SD TGL : 8 Desember 2022

TABEL 2

NO PEKERJAAN/KEGIATAN LAPANGAN URUT SEJAK DI TANGGAL MULAI SD……


LAPANGAN
1 Pekerjaan pemancangan galam. 08/08/2022 s.d. 14/08/2022
Pembuatan sengkang dan penyiapan tulangan neut beton, sloof,
2 08/08/2022 s.d. 30/08/2022
dan poer plat.
Pembuatan dan perakitan bekisting neut beton, sloof, dan poer
3 08/08/2022 s.d. 01/09/2022
plat.
4 Pembersihan area kerja 15/08/2022 s.d. 19/08/2022
5 Peletakan bekisting poer plat dan sloof bangunan utama. 20/08/2022 s.d. 25/08/2022
6 Pengerukan lumpur dan air dari dalam bekisting poer plat dan 20/08/2022 s.d. 25/08/2022
sloof bangunan utama.
7 Peletakan tulangan poer plat dan sloof bangunan utama. 26/08/2022 s.d. 27/08/2022
8 Pengecoran poer plat dan sloof bangunan utama. 29/08/2022
Pemasangan bekisting dan pengecoran neut beton bangunan
9 31/08/2022 s.d. 01/09/2022
utama.
10 Peletakan bekisting poer plat dan sloof bangunan tambahan. 31/08/2022 s.d. 01/09/2022
11 Pengerukan lumpur dan air dari dalam bekisting poer plat dan
31/08/2022 s.d. 01/09/2022
sloof bangunan tambahan.
12 Peletakan tulangan poer plat dan sloof bangunan tambahan. 01/09/2022
13 Pengecoran poer plat dan sloof bangunan tambahan. 02/09/2022
14 Pemasangan bekisting dan pengecoran neut beton bangunan 05/09/2022 s.d. 06/09/2022
tambahan.
15 Pemasangan bekisting untuk balok dan plat lantai bangunan 03/09/2022 s.d. 14/09/2022
utama.
16 Perakitan tulangan balok lantai dan balok anak bangunan utama. 05/09/2022 s.d. 12/09/2022
17 Perakitan dan pemasangan tulangan plat lantai bangunan utama. 12/09/2022 s.d. 14/09/2022
18 Pemasangan bekisting balok dan plat lantai bangunan tambahan. 13/09/2022 s.d. 14/09/2022
Pemasangan dan perakitan tulangan balok lantai dan plat lantai
19 14/09/2022
bangunan tambahan.
20 Pengecoran balok lantai dan plat lantai. 15/09/2022 s.d. 19/09/2022
21 Perakitan dan pemasangan kolom utama dan kolom praktis 20/09/2022 s.d.
22 Pemasangan dinding batu bata ringan 21/09/2022 s.d. 10/10/2022
23 Pemasangan dan pelepasan bekisting kolom 22/09/2022 s.d. 08/10/2022
24 Pengecoran kolom utama 22/09/2022 s.d.
25 Pemasangan dan pelepasan bekisting dak beton 24/09/2022 s.d.
26 Perakitan balok lintel 23/09/2022 s.d. 28/09/2022
27 Pemasangan bekisting dan pengecoran balok lintel 24/09/2022 s.d. 06/10/2022
28 Pemasangan dan perakitan tulangan balok dak 25/09/2022 s.d. 26/09/2022
29 Pemasangan dan perakitan plat dak beton 27/09/2022 s.d. 28/09/2022
30 Pengecoran dak beton. 29/09/2022
31 Perakitan tulangan ringbalk 30/09/2022 s.d. 04/10/2022
32 Pemasangan tulangan ringbalk 03/10/2022 s.d. 05/10/2022
33 Pemasangan bekisting ringbalk 05/10/2022 s.d. 06/10/2022
34 Pengecoran ringbalk 05/10/2022 s.d. 10/10/2022
35 Plasteran dinding 10/10/2022 s.d.
36 Penandaan tata letak terminal 10/10/2022
37 Pembuatan rangka kuda kuda baja ringan 12/10/2022 s.d.
38 Pemasangan rangka kuda kuda baja ringan 14/10/2022 s.d. 17/10/2022
39 Pemasangan genteng metal 18/10/2022 s.d.
40 Pemasangan Lisplank/Kalsiplank 18/10/2022 s.d.
41 Pekerjaan Acian dinding 20/10/2022 s.d.
TABEL 3 (LANDSCAPE)

NO FOTO LAPANGAN (SESUAI NO. PEKERJAAN FAKTA LAPANGAN REFFERENSI


TABEL 2)
1 2 3 4
1 - Mesin penggerak Dongfeng
S1130 (33HP/1593cc)
- Boar head (200 kg)
- Kayu galam 6m D10-12 cm
- Kedalaman terpancang 6,3 m
- Poer plat 1 (16 galam) x 14
buah/
- Poer plat 2 (9 galam) x 20
buah
2  Poer plat 1
(100x100x30cm)
- Tulangan ulir D13
(7x7batang/90x90x20cm)
 Poer plat 2 (80x80x30cm)
- Tulangan ulir D13
(5x5batang/70x70x20cm)
 Neut beton 20x20
(2,4m(utama)/1,8m(tambah
an))
- Tulangan ulir D13 (8
batang, P/batang = 2,72m)
- Tulangan ulir D13 (8
batang, P/batang = 2,07m)
- Sengkang ø8 (76 cm – 15
cm)
 Sloof 15x15 (Tulangan
2atas/2bawah)
- Tulangan ø10
- Sengkang ø8
 Nama alat : tang kakaktua,
pleser, meja pembengkok
tulangan, mesin pemotong
3  Poer plat 1
(100x100x30cm)
-Kayu kelas 3 dan plywood
9 mm
 Poer plat 2 (80x80x30cm)
-Kayu kelas 3 dan plywood
9 mm
 Neut beton (20x20x130cm)
-Kayu kelas 3 dan plywood
9 mm
 Sloof (15x15cm)
-Kayu kelas 3 dan plywood
9 mm
 Nama alat : Gergaji kayu,
palu kambing, meteran
saku.
4  Pembersihan area terdiri
dari beberapa kegiatan
seperti, pengurasan secara
manual, dan penyedotan air
mekanis.
 Manual : ember (5l),
cangkul, parang/arit
 Mekanis : Mesin pompa
ALKON ROBIN EY15
(143cc/maks2,6HP).
5 Setelah dilakukan pembersihan
area maka bekisting plat poer
dan sloof langsung diletakkan
pada posisi nya masing
masing.
 Bekisting poer plat 1 (14
buah), poer plat 2 (20
buah)
6 Setelah semua bekisting telah
berada pada tempatnya maka
mulai dilakukan proses
penggalian tanah pada sisi
dalam bekisting, dan tanah
hasil galian ditimbun pada sisi
luar bekisting untuk mencegah
masuknya air.
 Nama alat : Cangkul,
ember

7 Setelah sisi dalam bekisting


telah bersih dari tanah/lumpur,
maka tulangan siap diletakkan
sembari menunggu air di
dalam bekisting dipompa
keluar.
 Tulangan Poer plat 1
(90x90x20cm x 14 buah)
 Tulangan Poer plat 2
(70x70x20cm x 20 buah)
 Neut beton 20x20
(2,4m(utama))
- Tulangan ulir D13 (8
batang, P/batang = 2,72m)
- Sengkang ø8 (76 cm – 15
cm)
 Sloof 15x15 (Tulangan
2atas/2bawah)
- Tulangan ø10
- Sengkang ø8
Apabila tulangan sudah masuk
kedalam bekisting maka
pengecoran siap dilakukan.
 Mutu beton K-225 (camp-
1:6:9)
 SNI DT 91-0008-2007
(1:2:3 w/c 0,58)
 Semen Portland merk
Tonasa
 Pasir barito
 Split 2/3
 Mixer molen GT-425 L
(425L, 7HP)
 Alat manual : Artco,
ember, cangkul, sekop,
cetok/kasut
9 Dapat diilakukan setelah poer
plat dan sloof sudah benar-
benar kering dan kuat.
 Bekisting (20x20x130cm x
34 buah)
 Semen Portland merk
Tonasa
 Pasir barito
 Split 2/3
 Mutu beton K-225 (camp-
1:6:9)
 Mixer molen GT-425 L
(425L, 7HP)
 Alat manual : Artco,
ember, cangkul, sekop
10 Pelaksanaan nya hampir sama
seperti sebelumnya hanya saja
disini tanah digali terlebih
dahulu sebelum bekisting
dimasukkan.
 Bekisting poer plat 1
(100x100x30cm x 9buah)
 Alat manual : cangkul,
sekop
11 Sama seperti sebelumnya air
dan lumpur pada sisi dalam
bekisting harus dikuras
menggunakan peralatan
manual dan mekanis.
 Manual : ember
 Mekanis : mesin pompa
ALKON ROBIN EY15
(143cc/maks2,6HP)
12 Setelah sisi dalam bekisting
bersih baru tulangan poer plat
+ neut beton dapat
dimasukkan.
 Tulangan Poer plat 1
(90x90x20cm x 9 buah)
 Neut beton 20x20
(1,8m(tambahan)
- Tulangan ulir D13 (8
batang, P/batang = 2,07m)
- Sengkang ø8 (76 cm – 15
cm)
 Sloof 15x15 (Tulangan
2atas/2bawah)
- Tulangan ø10
- Sengkang ø8
13 Pengecoran dapat dilakukan
setelah semua tulangan sudah
dimasukkan kedalam
bekisting.
 Mutu beton K-225 (camp-
1:6:9)
 Semen Portland merk
Tonasa
 Pasir barito
 Split 2/3
 Mixer molen GT-425 L
(425L, 7HP)
 Alat manual : Artco,
ember, cangkul, sekop,
cetok/kasut
14 Dapat diilakukan setelah poer
plat dan sloof sudah benar-
benar kering dan kuat.
 Bekisting (20x20x130cm x
9 buah)
 Semen Portland merk
Tonasa
 Pasir barito
 Split 2/3
 Mutu beton K-225 (camp-
1:6:9)
 Mixer molen GT-425 L
(425L, 7HP)
 Alat manual : Artco,
ember, cangkul, sekop
Pada bekisting terdapat
pemotongan untuk membuat
turunan pada bagian ujung nya
(menghadap jalan)
15  Dimulai dengan menyusun
scaffolding pada bagian
bawah sebagai penyangga
utama.
 Menyusun kayu balok
sedemikian rupa sehingga
terlihat seperti anyaman,
dan jangan lupa paku kayu
ke scaffolding agar tidak
goyang.
 Pasang bekisting bagian
bawah balok lantai dan
balok anak sesuai shop
drawing.
 Rangkai tulangan –
tulangan balok lantai dan
balok anak sesuai shop
drawing, dan kemudian
dilanjutkan dengan
bekisting sisi kanan dan
kiri dari balok tersebut.
 Pada bagian plat lantai
disusun balok – balok kayu
kemudian ditutup dengan
plywood sebagai landasan
tulangan plat lantai.
 Bekisting balok dan plat
-Kayu kelas 3 dan plywood
9 mm.
 Alat : gergaji kayu, palu
kambing, waterpass,
meteran saku.
16 Setelah bekisting alas balok
sudah terpasang maka
perakitan balok lantai dapat
dilakukan
 Ambil dan masukkan
tulangan balok kesela-sela
tulangan neut beton dan
rangkai sesuai shop
drawing.
 Tulangan balok lantai
15x25cm (90cm)
-Utama ulir D13 (3:2:3)
-Sengkang polos ø8 – 15
cm
 Tulangan balok anak
10x20cm (70cm)
- Utama ulir D13 (2:2:2)
-Sengkang polos ø8 – 15
cm
 Alat : tang kakaktua, meja
pembengkok besi, mesin
pemotong besi.
17 Dapat dilakukan setelah balok
lantai sudah selesai dirakit dan
bekisting landasan nya telah
siap.
 Tulangan dimasukkan
kesela-sela tulangan balok
lantai dan ujung nya
dibengkokan agar dapat
menyatu dengan balok
lantai.
 Bentuk tulangan plat lantai
disusun dengan menindih
satu sama lain (horizontal
diatas vertical).
 Karena plat lantai disini
merupakan tulangan
rangkap 2 maka setelah
lapisan tengah selesai maka
tulangan kembali dirangkai
sedikit lebih tinggi dari
balok lantai (menindih
balok lantai)
 Tulangan plat lantai polos
ø13
 Alat : tang kakaktua, meja
pembengkok besi, mesin
pemotong besi.
18 Prosesnya sama seperti pada
bangunan utama, namun
karena disini memiliki ukuran
yang lebih kecil maka
pengerjaan bekisting balok dan
plat dilakukan sekaligus.
 Bekisting : kayu kelas 3
dan plywood 9 mm
 Alat : gergaji kayu, palu,
meteran saku
19 Pengerjaannya sama pada
bangunan utama yaitu dengan :
 Merakit tulangan balok
lantai arah vertikal
sehingga menyatu dengan
overstek neut beton.
 Setelah tulangan vertikal
selesai maka tulangan
balok horizontal dapat
dirangkai dengan mengait
kebalok vertikal.
 Kemudian masuk tulangan
plat lantai di antara sela-
sela tulangan balok dengan
ujung yang mengait ke
dalam balok lantai.
 Pada ujung plat lantai yang
mengarah ke jalan dibentuk
sayap/melebar pada sisi
kanan dan kirinya, dan
pada bagian yang menjorok
ke jalan tulangan diberi
anchor agar dapat menyatu
dengan tanah.
 Tulangan balok lantai
15x25cm (90cm)
-Utama ulir D13 (3:2:3)
-Sengkang polos ø8 – 15
cm
 Tulangan plat lantai polos
ø13
 Alat : tang kakaktua, meja
pembengkok besi, mesin
pemotong besi.
20 Pengecoran dilakukan
bersamaan dan dimulai mulai
pada bagian tambahan.
 Sebelum dicor pada bagian
bawah bekisting diberi
decking beton untuk
memastikan tebal selimut
beton bagian bawah balok
dan plat sudah sesuai shop
drawing, serta sebelum
pengecoran area bekisting
harus dibersihkan dengan
menyemprotkan air.
 Balok dicor terlebih dahulu
dengan tebal 30 cm.
 Kemudian dilanjutkan
dengan mencor plat lantai
dengan tebal 10 cm, ingat
apabila terjadi stop cor
usahakan bagian cor yang
terhenti dibentuk miring
agar dapat menyatu lebih
baik dengan cor
selanjutnya.
 Setelah selesai dicor maka
ratakan permukaan nya
dengan kasut/cetok.
 Apabila cor-coran sudah
cukup kering siram bagian
permukaan dengan air
untuk menjaga kelembapan
nya dan agar beton tidak
mengalami keretakan dini.
 Mutu beton K-225 (camp:
1:6:9)
 Semen Portland merk
Tonasa
 Pasir barito
 Split 2/3
 Mixer molen GT-425 L
(425L, 7HP)
 Alat manual : Artco,
ember, cangkul, sekop
21  Tulangan Kolom utama
15x15
-Utama ulir D13 (3,47 m,
3:2:3)
-Sengkang polos ø8 – 15
cm (15x15cm, 70 cm)
 Tulangan kolom praktis
6x6
-utama polos ø10 (3,47 m,
2:2)
-sengkang polos ø8 - 15 cm
(11x11cm, 28 cm)
22  Batu bata Citicon
(60x20x7,5cm)
 Mortar Citicon CM-100
 Alat : Artco, ember,
pengaduk, cetok
Dinding bata dipasang secara
bertahap yaitu per 1,2 m atas
perintah konsultan
23 Kolom disini terbagi menjadi 2
berdasar cara pengerjaannya;
 yang pertama adalah kolom
untuk dak beton, kolom ini
langsung dicor secara
keseluruhan.
 yang kedua adalah kolom
utama untuk dinding yang
mana mengikuti dinding
bata ringan tersebut yaitu
per 1,2 m.
 Bekisting
-Kayu kelas 3 dan plywood
9 mm
 Alat : Palu, meteran saku
24 Pengecoran kolom utama
dilakukan secara bertahap
yaitu per 1,2 m
 Mutu beton K-225 (camp:
1:6:9)
 Semen Portland merk
Tonasa
 Pasir barito
 Split 2/3
 Alat : Artco, ember,
pengaduk, cetok
25 Tahapan – tahapan pembuatan
bekisting pada dak beton sama
seperti pada bekisting kolom
umumnya :
 Pertama pasang scaffolding
sebagai penahan utama
 Rangkai balok kayu
sebagai landasan bagi
bekisting nya.
 Pasang bekisting balok dak
bagian bawah terlebih
dahulu, kemudian sisi
lainnya dan diikuti dengan
bekisting plat nya.
 Bekisting
-Kayu kelas 3 dan plywood
9 mm
 Alat : Palu, meteran saku
26  Tulangan balok lintel 6x10
-utama polos ø10 (2:2)
-sengkang polos ø8 – 15
cm
 Alat : tang kakaktua, mesin
pemotong besi, meja
pembengkok besi.
27  Mutu beton K-225 (1:6:9)
 Bahan : PC, pasir barito,
split 2/3, air, plywood
 Alat : anchor, palu, artco,
cetok, ember
28  Tulangan balok dak 10x20
-utama polos ø13
-sengkang polos ø8 – 15
cm
 Alat : tang kakaktua, mesin
pemotong besi, meja
pembengkok besi.
29  Tulangan plat dak 1 lapis
-polos ø10
 Alat : tang kakaktua, mesin
pemotong besi, meja
pembengkok besi.
30  Mutu beton K-225 (1:6:9)
 Tebal : 10 cm
31  Tulangan ringbalk 6x10
-utama polos ø10 (2:2)
-sengkang polos ø8 – 15
cm
32 Ringbalk dipasang pada
puncak kolom dengan posisi
sesuai dengan shop drawing
33  Bekisting
-kayu kelas 3 dan plywood
9 mm
 Alat : anchor, palu,
meteran saku, gergaji kayu
34  Mutu beton K-225 (1:6:9)
 Bahan : PC, pasir barito,
split 2/3, air, plywood
 Alat : anchor, palu, artco,
cetok, ember
35  Campuran 1:4
 Tebal 8 – 10 mm
36  Broco Inbowdoos B101-53 -
x 22 buah
37  Baja ringan APLUS TRUSS
C75 KODE 75
 Sekrup 4,8 x 16 mm
38  Rangka kuda kuda baja
ringan
 Reng (APLUS BATTEN 82
0,40 TCT)
 Sekrup 4,8 x 16 mm

39  Genteng metal 85x85 cm


 Sekrup
40  APLUSPLANK 8mm x
200mm x 3050 mm
 Sekrup
41  Semen Portland dan air
TABEL 4

NO DOKUMEN YG SDH POIN2 YG DIPELAJARI


DIPELAJARI
DED KANTOR DINAS
1 Mempelajari dan memahami gambar kerja proyek.
PERTANIAN (Gambar Kerja)
2 SPEKTEK BPP BJM Mempelajari spesifikasi bahan dan alat
3 RKS BPP BJM Mempelajari bagaimana cara pengerjaan
4 RAB BPP BJM Mempelajari harga satuan dan upah, perhitungan volume,
AHSP, serta time schedule.
NO ITEM PEKERJAAN VOLUME VOLUME SATUAN HARGA BOBOT BOBOT
RENCANA REALISASI RENCANA (%) REALISASI (%)
1 Pemancangan 3,948.00 3,948.00 M’ Rp 6.37 6.37
Galam 45,402,000.00
2 Poer plat 1 Pembesian Pembesian KG Rp 1.18 1.18
: 501,57 : 501,57 8,346,475.01
Bekisting Bekisting M2 Rp 0.47 0.47
:17,64 :17,64 3,280,303.35
Beton Beton M3 Rp 0.69 0.69
:4,63 :4,63 4,864,053.34
3 Poer plat 2 Pembesian Pembesian KG Rp 1,21 1,21
:511,82 :511,82 8,517,211.97
Bekisting Bekisting M2 Rp 0,51 0,51
:19,2 :19,2 3,570,398.21
Beton Beton M3 Rp 0,57 0,57
:3,84 :3,84 4,034,117.67
4 Sloof Pembesian Pembesian KG Rp 1,17 1,17
:494,21 :494,21 8,224,163.44
Bekisting Bekisting M2 Rp 1,02 1,02
:36.77 :36.77 7,193,985.78
Beton Beton M3 Rp 0,27 0,27
:1,84 :1,84 1,933,014.72
5 Neut beton Pembesian Pembesian KG Rp 1,71 1,71
:724,58 :724,58 12,057,757.52
Bekisting Bekisting M2 Rp 0,83 0,83
:31,28 :31,28 5,816,773.75
Beton Beton M3 Rp 0,23 0,23
:1.56 :1.56 1,638,860.30
6 Balok lantai Pembesian Pembesian KG Rp 3,20 3,20
:1355,55 :1355,55 22,557,748.22
Bekisting Bekisting M2 Rp 4,09 4,09
:83,32 :83,32 28,844,044.21
Beton Beton M3 Rp 1,13 1,13
:7,56 :7,56 7,942,169.17
7 Balok anak Pembesian Pembesian KG Rp 0,10 0,10
:41,20 :41,20 685,610.44
Bekisting Bekisting M2 Rp 0,09 0,09
:1,89 :1,89 654,287.61
Beton Beton M3 Rp 0,03 0,03
:0,17 :0,17 178,593.75
8 Plat lantai Pembesian Pembesian KG Rp 6,33 6,33
:2680,40 :2680,40 44,604,616.81
Bekisting Bekisting M2 Rp 5,27 5,27
:91,87 :91,87 37,098,384.83
Beton Beton M3 Rp 1,64 1,64
:11,02 :11,02 11,577,077.28
9 Kolom utama Pembesian Pembesian KG Rp 4,11 4,11
:1738,92 :1738,92 28,937,419.89
Bekisting Bekisting M2 Rp 1,01 1,01
:42 :42 7,109,212.32
Beton Beton M3 Rp 0,63 0,63
:4,2 :4,2 4,412,316.20
Bongkar Bongkar M2 Rp 0,45 0,45
pasang pasang 3,150,000.00
bekisting bekisting
:42 :42
10 Kolom praktis 21,30 21,30 M’ Rp 0,30 0,30
2,092,916.70
11 Balok lintel 50,94 50,94 M’ Rp 0,89 0,89
6,280,309.82
12 Balok dak beton Pembesian Pembesian KG Rp 0,44 0,44
:186 :186 3,095,231.58
Bekisting Bekisting M2 Rp 0,33 0,33
:6,76 :6,76 2,340,203.30
Beton Beton M3 Rp 0,12 0,12
:0,78 :0,78 819,430.15
12 Dak beton Pembesian Pembesian KG Rp 0,59 0,59
:248,95 :248,95 4,142,784.42
Bekisting Bekisting M2 Rp 1,65 1,65
:28,82 :28,82 11,637,917.17
Beton Beton M3 Rp 0,43 0,43
:2,88 :2,88 3,025,588.25
13 Ringbalk 99,80 99,80 M’ Rp 1,75 1,75
12,304,179.83
14 Pasangan 201,60 201,60 M2 Rp 5,34 5,34
dinding bata 37,602,227.38
ringan
15 Pekerjaan 403,20 403,20 M2 Rp 4,24 4,24
plasteran 29,849,420.16
16 Pekerjaan acian 562 562 M2 Rp 3.62 3.62
25,474,617.00
17 Pemasangan 170,59 170,59 M2 Rp 7,69 7,69
Rangka baja 54,150,112.72
ringan
18 Pemasangan 170,59 170,59 M2 Rp 4,30 4,30
genteng metal 30,294,660.15
19 Pemasangan 50,10 50,10 M2 Rp 0,14 0,14
Lisplank 991,980.00
20 Pemasangan 50,87 50,87 M2 Rp 0,73 0,73
5,157,767.80
pemuung atap

1. METODE PEKERJAAN PEMANCANGAN GALAM


a. Pekerja menyiapkan alat pancang yang terdiri dari Mesin penggerak (penggerak Dongfeng S1130 (33HP/1593cc)), Boar head
(200kg), rail (galam), tripod (galam), sepatu rail, pengait dan palu kayu dan merakit alat – alat tadi sedemikian rupa sehingga dapat
bekerja dengan baik.
b. Mesin penggerak pancang yang sudah dirakit kemudian ditempatkan pada tempat yang strategis dan untuk pasangan tripod
diletakkan di atas titik pancang sesuai gambar kerja.
c. Galam pancang dengan panjang 6 m D10-12 cm dibawa satu persatu ke titik pancang, lalu dikait menggunakan hook, diangkat
sampai tegak lurus sambil diarahkan oleh para pekerja.
d. 1 orang operator mesin bersiap mengoperasikan mesin setelah ada aba-aba dari 3 pekerja yang menegakkan galam, dan setelah
siap maka pemancangan dilakukan dengan rata-rata 7 pukulan/galam selama 25 detik/galam, setelah itu pemukulan dilanjutkan
dengan tambahan palu kayu yang diletakkan diatas galam sedalam 30 cm.
2. METODE PEKERJAAN POER PLAT 1
a. Pada pekerjaan ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu pembesian, bekisting, dan pengecoran.
b. Pembesian dimulai dengan tukang besi menyiapkan besi tulangan (D13) dengan ukuran dan jumlah sesuai dengan gambar kerja,
yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi
(SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja pembengkok besi.
c. Besi tulangan yang sudah disapkan tadi kemudian dirakit dengan menggunakan kawat beton memakai tang kakaktua, caranya
adalah dengan memotong kawat beton secukupnya lalu diikat pada besi tulangan nya dan kawat beton diputar sampai kencang.
d. Bekisting dimulai dengan tukang kayu memotong material bekisting yaitu balok kayu kelas III uk. 5/7 dan plywood 9 mm sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja menggunakan gergaji kayu dan meteran saku, selanjutnya potongan bekisting tadi
dirangkai sedemikian rupa sampai terbentuk bekisting yang diinginkan dengan palu dan paku.
e. Bekisting dipasang/diletakkan pada area kerja dengan letak sesuai gambar kerja, dan bagian dalam nya dibersihkan dari kotoran
dan tanah yang dapat mengganggu proses pengecoran nantinya.
f. Rangkaian plat poer(+ tulangan neut beton) yang sudah disiapkan sebelumnya dimasukkan kedalam bekisting
g. Pengecoran, diawali dengan menyiapkan bahan – bahan beton K-225 seperti semen Portland, aggregat kasar (split 2/3) dan
aggregat halus (pasir barito) serta air sesuai mutu beton yang dipakai. Selain bahan, alat juga harus disiapkan terlebih dahulu
seperti Mixer molen GT-425 L (425L, 7HP), Artco, ember, cangkul, sekop, cetok/kasut, nantinya pengecoran dilakukan oleh tukang
batu dengan bantuan pekerja.
h. Material beton tadi dimasukkan dan dicampur menggunakan mixer molen sampai tercampur merata selama 25 menit, lalu dituang
keartco yang selanjutnya dibawa ke tempat pengecoran, setelah campuran beton dituang lalu permukaan nya diratakan
menggunakan cetok/kasut
3. METODE PEKERJAAN POER PLAT 2
a. Pada pekerjaan ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu pembesian, bekisting, dan pengecoran.
b. Pembesian dimulai dengan tukang besi menyiapkan besi tulangan (D13) dengan ukuran dan jumlah sesuai dengan gambar kerja,
yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi
(SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja pembengkok besi.
c. Besi tulangan yang sudah disapkan tadi kemudian dirakit dengan menggunakan kawat beton memakai tang kakaktua, caranya
adalah dengan memotong kawat beton secukupnya lalu diikat pada besi tulangan nya dan kawat beton diputar sampai kencang.
d. Bekisting dimulai dengan tukang kayu memotong material bekisting yaitu balok kayu kelas III uk. 5/7 dan plywood 9 mm sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja menggunakan gergaji kayu dan meteran saku, selanjutnya potongan bekisting tadi
dirangkai sedemikian rupa sampai terbentuk bekisting yang diinginkan dengan palu dan paku.
e. Bekisting dipasang/diletakkan pada area kerja dengan letak sesuai gambar kerja, dan bagian dalam nya dibersihkan dari kotoran
dan tanah yang dapat mengganggu proses pengecoran nantinya.
f. Rangkaian plat poer(+ tulangan neut beton) yang sudah disiapkan sebelumnya dimasukkan kedalam bekisting
g. Pengecoran, diawali dengan menyiapkan bahan – bahan beton K-225 seperti semen Portland, aggregat kasar (split 2/3) dan
aggregat halus (pasir barito) serta air sesuai mutu beton yang dipakai. Selain bahan, alat juga harus disiapkan terlebih dahulu
seperti Mixer molen GT-425 L (425L, 7HP), Artco, ember, cangkul, sekop, cetok/kasut, nantinya pengecoran dilakukan oleh tukang
batu dengan bantuan pekerja.
h. Material beton tadi dimasukkan dan dicampur menggunakan mixer molen sampai tercampur merata selama 25 menit, lalu dituang
keartco yang selanjutnya dibawa ke tempat pengecoran, setelah campuran beton dituang lalu permukaan nya diratakan
menggunakan cetok/kasut
4. METODE PEKERJAAN SLOOF
a. Pada pekerjaan ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu pembesian, bekisting, dan pengecoran.
b. Pembesian dimulai dengan tukang besi menyiapkan besi tulangan utama (ø10 2atas – 2bawah) dan besi sengkang (ø8 – 15cm)
dengan ukuran dan jumlah sesuai dengan gambar kerja, yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi
dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja
pembengkok besi.
c. Bekisting dimulai dengan tukang kayu memotong material bekisting yaitu balok kayu kelas III uk. 5/7 dan plywood 9 mm sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja menggunakan gergaji kayu dan meteran saku, selanjutnya potongan bekisting tadi
dirangkai sedemikian rupa sampai terbentuk bekisting yang diinginkan dengan palu dan paku.
d. Bekisting dipasang/diletakkan pada area kerja dengan letak sesuai gambar kerja, dan bagian dalam nya dibersihkan dari kotoran
dan tanah yang dapat mengganggu proses pengecoran nantinya.
e. Besi tulangan utama dan sengkang yang sudah disiapkan sebelumnya dibawa kearea kerja untuk dirangkai langsung ditempat.
Tepatnya sloof dimasukkan ke sela-sela poer plat dan dijadikan satu dengan poer plat.
f. Pengecoran, diawali dengan menyiapkan bahan – bahan beton K-225 seperti semen Portland, aggregat kasar (split 2/3) dan
aggregat halus (pasir barito) serta air sesuai mutu beton yang dipakai. Selain bahan, alat juga harus disiapkan terlebih dahulu
seperti Mixer molen GT-425 L (425L, 7HP), Artco, ember, cangkul, sekop, cetok/kasut, nantinya pengecoran dilakukan oleh tukang
batu dengan bantuan pekerja.
g. Material beton tadi dimasukkan dan dicampur menggunakan mixer molen sampai tercampur merata selama 25 menit, lalu dituang
keartco yang selanjutnya dibawa ke tempat pengecoran, setelah campuran beton dituang lalu permukaan nya diratakan
menggunakan cetok/kasut
5. METODE PEKERJAAN NEUT BETON
a. Pada pekerjaan ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu pembesian, bekisting, dan pengecoran.
b. Pembesian dimulai dengan tukang besi menyiapkan besi tulangan utama (D13 3atas – 2tengah – 3bawah) dan besi sengkang (ø8 –
15cm) dengan ukuran dan jumlah sesuai dengan gambar kerja, yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan
besi dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja
pembengkok besi.
c. Besi tulangan yang sudah disiapkan tadi kemudian dirakit menjadi satu dengan poer plat nya masing – masing menggunakan kawat
beton yang diikatkan dan dikencangkan memakai tang kakaktua.
d. Bekisting dimulai dengan tukang kayu memotong material bekisting yaitu balok kayu kelas III uk. 5/7 dan plywood 9 mm sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja menggunakan gergaji kayu dan meteran saku, selanjutnya potongan bekisting tadi
dirangkai sedemikian rupa sampai terbentuk bekisting yang diinginkan dengan palu dan paku.
e. Bekisting dipasang pada neut betonnya masing – masing , namun pemasangan bekisting ini tidak dilakukan serentak untuk semua
neut betonnya. Bekisting yang dibuat hanya 19 buah, jadi nanti dilakukan 2 kali pengecoran.
f. Rangkaian neut beton + poer plat ditempatkan kedalam bekisting nya masing – masing sesuai gambar kerja.
g. Pengecoran, diawali dengan menyiapkan bahan – bahan beton K-225 seperti semen Portland, aggregat kasar (split 2/3) dan
aggregat halus (pasir barito) serta air sesuai mutu beton yang dipakai. Selain bahan, alat juga harus disiapkan terlebih dahulu
seperti Mixer molen GT-425 L (425L, 7HP), Artco, ember, cangkul, sekop, cetok/kasut, nantinya pengecoran dilakukan oleh tukang
batu dengan bantuan pekerja.
h. Material beton tadi dimasukkan dan dicampur menggunakan mixer molen sampai tercampur merata selama 25 menit, lalu dituang
keartco yang selanjutnya dibawa ke tempat pengecoran, setelah campuran beton dituang lalu permukaan nya diratakan
menggunakan cetok/kasut.
i. Pengecoran Neut beton ini dilakukan setelah semua poer plat dan sloof selesai dicor dan telah mengering.
6. METODE PEKERJAAN BALOK LANTAI
a. Tukang besi menyiapkan besi tulangan utama (D13 3atas – 2tengah – 3bawah) dan sengkang (ø8 – 15cm) dengan ukuran dan
jumlah yang sesuai dengan gambar kerja, , yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi dengan alat –
alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja pembengkok besi.
b. Pekerja dan tukang kayu menyiapkan dan memasang scaffolding sebagai penopang utama pada pembangunan item pekerjaan yang
terletak di atas neut beton, setelah scaffolding siap selanjutnya buat bekisting lantai kerja menggunakan kayu balok kelas III 5/7 dan
plywood 9 mm.
c. Besi tulangan yang sudah disiapkan sebelumnya dibawa ke atas bekisting tadi dan langsung dirakit/pasang di tempat.
d. Pasang bekisting – bekisting lainnya seperti bekisting samping kiri dan kanan dan bekisting plat lantai.
e. Sebelum pengecoran jangan lupa untuk meletakkan decking beton dibawah tulangan balok lantai nya, hal ini bertujuan untuk
memastikan tebal selimut beton sesuai dengan rencana.
f. Pengecoran, diawali dengan menyiapkan bahan – bahan beton K-225 seperti semen Portland, aggregat kasar (split 2/3) dan
aggregat halus (pasir barito) serta air sesuai mutu beton yang dipakai. Selain bahan, alat juga harus disiapkan terlebih dahulu
seperti Mixer molen GT-425 L (425L, 7HP), Artco, ember, cangkul, sekop, cetok/kasut, nantinya pengecoran dilakukan oleh tukang
batu dengan bantuan pekerja.
g. Material beton tadi dimasukkan dan dicampur menggunakan mixer molen sampai tercampur merata selama 25 menit, lalu dituang
keartco yang selanjutnya dibawa ke tempat pengecoran, setelah campuran beton dituang lalu permukaan nya diratakan
menggunakan cetok/kasut.
h. Pengecoran balok lantai ini nantinya akan dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran plat lantai dan balok anak.
7. METODE PEKERJAAN BALOK ANAK
a. Tukang besi menyiapkan besi tulangan utama (D13 2atas – 2tengah – 2bawah) dan sengkang (ø8 – 15cm) dengan ukuran dan
jumlah yang sesuai dengan gambar kerja, , yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi dengan alat –
alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja pembengkok besi.
b. Pekerja dan tukang kayu menyiapkan dan pasang scaffolding sebagai penopang utama pada pembangunan item pekerjaan yang
terletak di atas neut beton, setelah scaffolding siap selanjutnya buat bekisting lantai kerja menggunakan kayu balok kelas III 5/7 dan
plywood 9 mm.
c. Besi tulangan yang sudah disiapkan sebelumnya dibawa ke atas bekisting tadi dan langsung dirakit/pasang di tempat.
d. Pasang bekisting – bekisting lainnya seperti bekisting samping kiri dan kanan dan bekisting plat lantai.
e. Sebelum pengecoran jangan lupa untuk meletakkan decking beton dibawah tulangan balok lantai nya, hal ini bertujuan untuk
memastikan tebal selimut beton sesuai dengan rencana.
f. Pengecoran, diawali dengan menyiapkan bahan – bahan beton K-225 seperti semen Portland, aggregat kasar (split 2/3) dan
aggregat halus (pasir barito) serta air sesuai mutu beton yang dipakai. Selain bahan, alat juga harus disiapkan terlebih dahulu
seperti Mixer molen GT-425 L (425L, 7HP), Artco, ember, cangkul, sekop, cetok/kasut, nantinya pengecoran dilakukan oleh tukang
batu dengan bantuan pekerja.
g. Material beton tadi dimasukkan dan dicampur menggunakan mixer molen sampai tercampur merata selama 25 menit, lalu dituang
keartco yang selanjutnya dibawa ke tempat pengecoran, setelah campuran beton dituang lalu permukaan nya diratakan
menggunakan cetok/kasut.
h. Pengecoran balok anak ini nantinya akan dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran plat lantai dan balok lantai.
8. METODE PEKERJAAN PLAT LANTAI RANGKAP 2
a. Tukang besi menyiapkan besi tulangan(ø13 – 15cm) dengan ukuran dan jumlah yang sesuai dengan gambar kerja, yang dimaksud
menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-
25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja pembengkok besi.
b. Tukang kayu membuat bekisting plat lantai di atas bekisting lantai kerja sebelumnya menggunakan kayu balok kelas III 5/7 dan
plywood 9 mm, pembuatan bekisting ini dilakukan setelah semua tulangan balok lantai dan balok anak selesai dipasang.
c. Apabila semua bekisting plat lantai sudah selesai maka selanjutnya adalah perakitan tulangan.
d. Tulangan yang sudah disiapkan sebelumnya dibawa dan dirakit oleh tukang besi di area kerja, tulangan plat lantai membentang
melalui balok lantai dan balok anak dari ujung ke ujung bangunan. Tulangan diikat satu sama lain menggunakan kawat beton
dengan jarak 15 cm antar tulangan. Karena tulangan plat lantainya rangkap 2 maka lapisan pertama berada pada tengah balok
sedangkan lapisan kedua terletak pada atas balok. Pada lapis pertama bagian bawahnya diletakkan decking beton dengan tebal 2,5
cm.
e. Pengecoran, diawali dengan menyiapkan bahan – bahan beton K-225 seperti semen Portland, aggregat kasar (split 2/3) dan
aggregat halus (pasir barito) serta air sesuai mutu beton yang dipakai. Selain bahan, alat juga harus disiapkan terlebih dahulu
seperti Mixer molen GT-425 L (425L, 7HP), Artco, ember, cangkul, sekop, cetok/kasut, nantinya pengecoran dilakukan oleh tukang
batu dengan bantuan pekerja.
f. Material beton tadi dimasukkan dan dicampur menggunakan mixer molen sampai tercampur merata selama 25 menit, lalu dituang
keartco yang selanjutnya dibawa ke tempat pengecoran, setelah campuran beton dituang lalu permukaan nya diratakan
menggunakan cetok/kasut.
g. Pengecoran plat lantai ini nantinya akan dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok lantai dan balok anak.
9. METODE PEKERJAAN KOLOM UTAMA
a. Pekerjaan kolom utama dilakukan setelah pekerjaan pengecoran plat lantai, balok lantai dan balok anak selesai dan cor – coran nya
telah mengering dengan sempurna.
b. Besi tulangan utama (D13 3atas – 2tengah – 3bawah) dan besi sengkang (ø8 – 15cm) yang akan digunakan telah disiapkan tukang
besi dengan jumlah dan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja, yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan
pembengkokkan besi dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku,
pleser dan meja pembengkok besi.
c. Bekisting disiapkan oleh tukang kayu dengan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja dan dengan volume yang sesuai dengan RAB
rencana, karena untuk bekisting akan dipakai bergantian sebanyak 2 kali.
d. Bekistingnya pun terbagi menjadi 2 macam yaitu yang panjang dan yang pendek, yang panjang tadi dibuat untuk kolom yang diatas
nya terdapat dak beton, sedangkan yang pendek merupakan bekisting yang digunakan secara bergantian.
e. Menurut RAB rencana bekisting kolom akan dipakai 2x secara bergantian, namun fakta di lapangan berkata lain. Menurut konsultan
perencana nantinya pengecoran kolom akan dilakukan secara bertahap yaitu setiap 1,2 m dan dilakukan bersamaan dengan
pemasangan dinding batu bata ringan, jadi untuk bekisting dipakai lebih dari 2x .
f. Pemasangan/penyambungan kolom utama dengan overstek dari neut beton dilakukan oleh tukang besi dengan mengikat
sambungan nya dengan kawat beton dan pada sambungan diberi sengkang agar semakin kokoh.
g. Pengecoran kolom utama dilakukan secara bertahap setiap 1,2 m bersamaan dengan pemasangan dinding batu bata ringan. Untuk
pengecorannya sendiri tidak menggunakan mixer molen sehingga memakan waktu yang jauh lebih lama dari pengecoran –
pengecoran sebelumnya yaitu semala 12 jam/m3.
10. METODE PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS
a. Pekerjaan kolom praktis dilakukan bersamaan dengan pekerjaan kolom utama.
b. Besi tulangan utama (ø10 2atas – 2bawah) dan besi sengkang (ø8 – 15cm) yang akan digunakan telah disiapkan tukang besi dengan
jumlah dan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja, yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi
dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja
pembengkok besi.
c. Bekisting dari kolom praktis memakai konsep yang sama seperti kolom utama yaitu dipakai beberapa kali dalam pengerjaan nya,
bekisting yang digunakan pun sama seperti bekisting yang dibuat oleh tukang kayu untuk kolom utama.
d. Pemasangan tulangannya dilakukan pada overstek tambahan pada balok lantai/anak yang sudah dipasang pada saat pengerjaan
balok sebelumnya. Untuk cara pemasangan nya sama seperti kolom utama yaitu dengan mengikatkan kawat beton pada
sambungannya dan memberi sengkang pada sambungan.
e. Pengecoran kolom praktis dilakukan secara bertahap setiap 1,2 m bersamaan dengan pemasangan dinding batu bata ringan. Untuk
pengecorannya sendiri tidak menggunakan mixer molen sehingga memakan waktu yang jauh lebih lama dari pengecoran –
pengecoran sebelumnya yaitu semala 12 jam/m3.
11. METODE PEKERJAAN BALOK LINTEL
a. Pekerjaan balok lintel dlakukan pada bagian tertentu saat dinding bata ringan sudah mencapai tinggi 2,4 m.
b. Besi tulangan utama (ø10 2atas – 2bawah) dan besi sengkang (ø8 – 15cm) yang akan digunakan telah disiapkan tukang besi dengan
jumlah dan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja, yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi
dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja
pembengkok besi.
c. Tulangan yang sudah disiapkan tadi dirakit terlebih dahulu sebelum dipasang.
d. Bekisting yang digunakan adalah bekisting – bekisting yang sudah pernah terpakai sebelumnya dan sudah dipotong tukang kayu
sesuai ukuran balok lintel.
e. Pemasangan tulangan dilakukan secara bertahap tergantung bagian dinding mana yang sedang dikerjakan, tulangan balok lintel
terhubung dengan kolom utama.
f. Pengecoran dilakukan langsung dilakukan setelah tulangan dipasang, namun karena pengadukan campuran beton dilakukan secara
manual sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu semala 12 jam/m3.
12. METODE PEKERJAAN BALOK DAK BETON
a. Pekerjaan ini dilakukan disela-sela pengerjaan dinding dan kolom.
b. Besi tulangan utama (ø13 2atas – 2tengah – 2bawah) dan besi sengkang (ø8 – 15cm) yang akan digunakan telah disiapkan tukang
besi dengan jumlah dan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja, yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan
pembengkokkan besi dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku,
pleser dan meja pembengkok besi.
c. Sama seperti pada pengerjaan balok lantai, yang pertama harus dilakukan adalah menyiapkan lantai kerja dengan menggunakan
scaffolding, balok kayu dan plywood.
d. Setelah bekisting lantai kerjanya selesai maka tulangan yang telah disiapkan sebelumnya dirangkai dan tersambung dengan
overstek kolom utama, pemasangan dilakukan oleh tukang besi menggunakan kawat beton dan alat tang kakaktua.
e. Sedangkan untuk pengecoran akan dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran plat dak beton itu sendiri, dan kali ini pengecoran
menggunakan mixer molen untuk menghemat waktu.
f. Pengecoran, diawali dengan menyiapkan bahan – bahan beton K-225 seperti semen Portland, aggregat kasar (split 2/3) dan
aggregat halus (pasir barito) serta air sesuai mutu beton yang dipakai. Selain bahan, alat juga harus disiapkan terlebih dahulu
seperti Mixer molen GT-425 L (425L, 7HP), Artco, ember, cangkul, sekop, cetok/kasut, nantinya pengecoran dilakukan oleh tukang
batu dengan bantuan pekerja.
g. Material beton tadi dimasukkan dan dicampur menggunakan mixer molen sampai tercampur merata selama 25 menit, lalu dituang
keartco yang selanjutnya dibawa ke tempat pengecoran, setelah campuran beton dituang lalu permukaan nya diratakan
menggunakan cetok/kasut.
13. METODE PEKERJAAN DAK BETON
a. Pekerjaan ini dilakukan setelah semua balok dak terpasang semua.
b. Besi tulangan (ø10 – 15 cm) yang akan digunakan telah disiapkan tukang besi dengan jumlah dan ukuran yang sesuai dengan
gambar kerja, yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi dengan alat – alat sebagai berikut Mesin
pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja pembengkok besi.
c. Tukang kayu membuat bekisting sama seperti saat plat lantai dengan balok kayu dan plywood sesuai gambar kerja.
d. Tulangan dak langsung dipasang dengan letak tepat berada di dalam balok dak dan dak beton hanya memakai plat 1 rangkap.
e. Setelah semua sudah terpasang maka pengecoran dapat dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok dak.
f. Pengecoran, diawali dengan menyiapkan bahan – bahan beton K-225 seperti semen Portland, aggregat kasar (split 2/3) dan
aggregat halus (pasir barito) serta air sesuai mutu beton yang dipakai. Selain bahan, alat juga harus disiapkan terlebih dahulu
seperti Mixer molen GT-425 L (425L, 7HP), Artco, ember, cangkul, sekop, cetok/kasut, nantinya pengecoran dilakukan oleh tukang
batu dengan bantuan pekerja.
g. Material beton tadi dimasukkan dan dicampur menggunakan mixer molen sampai tercampur merata selama 25 menit, lalu dituang
keartco yang selanjutnya dibawa ke tempat pengecoran, setelah campuran beton dituang lalu permukaan nya diratakan
menggunakan cetok/kasut.
14. METODE PEKERJAAN RINGBALK
a. Pekerjaan ini dilakukan setelah semua pasangan dinding telah selesai.
b. Besi tulangan utama (ø10 2atas – 2bawah) dan besi sengkang (ø8 – 15cm) yang akan digunakan telah disiapkan tukang besi dengan
jumlah dan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja, yang dimaksud menyiapkan adalah memotong dan pembengkokkan besi
dengan alat – alat sebagai berikut Mesin pemotong besi (SEOUL HANDY-25C max cut 25 mm), meteran saku, pleser dan meja
pembengkok besi.
c. Tulangan dirakit terlebih dahulu oleh tukang besi sebelum diletakkan pada posisinya.
d. Tulangan diletakkan di atas pasangan dinding dan terhubung dengan overstek kolom utama dan kolom praktis.
e. Bekisting yang digunakan adalah bekisting – bekisting bekas yang sudah disesuaikan ukurannya oleh tukang kayu.
f. Pengecoran dilakukan bertahap karena pengadukan beton dilakukan secara manual jadi akan memakan waktu dan tenaga yang
lebih banyak dibanding dengan menggunakan mixer molen, untuk lama pengecoran sekitar 12 jam/m3.
15. METODE PEKERJAAN PASANGAN DINDING
a. Bahan yang digunakan adalah batu bata ringan CITICON dengan dimensi 60x20x7,5 cm.
b. Pemasangan batu bata dilakukan secara bertahap yaitu per 1,2 m dan bahan speci nya menggunakan mortar khusus.
c. Pengerjaan nya dilakukan oleh tukang batu dan dibantu pekerja.
d. Setiap 3 lapis bata maka bata yang berada di ujung atau yang berada tepat di samping kolom harus diberi angkur/anchor
menggunakan potongan besi tulangan., dan untuk bata yang tidak sesuai ukuran pasangan dapat di potong dengan menggunakan
gergaji khusus bata ringan.
e. Untuk waktu dari pemasangan dinding bata ringan berkisar 10 menit/m2
1. METODE PEKERJAAN PLASTERAN DINDING
a. Bahan yang digunakan adalah PC, PP dan air
b. Pekerjaan dilakukan secara bertahap dan dilakukan setelah semua pasangan dinding telah selesai.
c. Tebal plasteran berkisar 8 – 10 mm.
d. Sebelum di plaster, dinding akan ditempeli 2 batang besi pada kedua ujungnya sebagai acuan tebal plasteran.
e. Tukang batu menggunakan cetok dan kasut pada pengerjaan nya, dibantu pekerja yang bertugas menyiapkan bahan plasteran dan
pengerjaan plasteran berkisar 3menit /m2.
2. METODE PEKERJAAN ACIAN
a. Bahan yang digunakan adalah PC, dan air
b. Pekerjaan dilakukan secara bertahap dan dilakukan setelah semua plasteran telah selesai.
c. Tebal acian berkisar 1 - 3 mm.
d. Sebelum di plaster, dinding akan disiram air untuk memudahkan acian menempel.
e. Tukang batu menggunakan cetok dan kasut pada pengerjaan nya, dibantu pekerja yang bertugas menyiapkan bahan plasteran dan
pengerjaan plasteran berkisar 1 menit /m2.
3. METODE PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA BAJA RINGAN
a. Bahan yang digunakan adalah baja ringan APLUS TRUSS C75 KODE 75 dan sekrup dengan ukuran 4,8x16mm
b. Bahan tadi diukur dan dipotong menggunakan mesin gerinda tangan oleh tukang atap/besi sesuai dengan ukuran dan jumlah yang
tertera dalam gambar kerja.
c. Baja ringan yang telah dipotong kemudian dirangkai menggunakan bor listrik sehingga terbentuklah rangkaian baja ringan dengan
total 4 macam bentuk.
d. Para tukang dapat menyelesaikan 1 rangkaian hanya dalam waktu 10 menit per rangka.
e. Setelah di rangkai maka selanjutnya adalah pemasangan nya langkah awalnya adalah dengan memasang reng dengan jarak 40 cm
antar reng supaya pasangan rangka baja ringan tadi menjadi satu dan kokoh.
f. Untuk yang menjadi kekuatan utama rangka baja dipasang baja truss tambahan yang tegak lurus dengan ringbalk dan disekrup.
4. METODE PEKERJAAN PEMASANGAN GENTENG METAL
a. Bahan yang digunakan adalah genteng metal setara sakuraroof dengan ukuran 85x85 cm.
b. Genteng metal dipasang pada reng dengan menggunakan paku.
c. Pekerjaan ini dilakukan oleh tukang atap/besi dengan keadaan cuaca cerah
d. Waktu produksinya berkisar 10 – 15 detik / m2.
5. METODE PEKERJAAN PEMASANGAN LISPLANK
a. Bahan yang digunakan adalah APLUSPLANK dengan ukuran 8mmx200mmx3050mm sebanyak 15 lembar.
b. Pemasangan lisplank dilakukan pada reng dengan jarak 10 cm kedalam dari atap terluar.
c. Lisplank dipasang oleh tukang atap/besi dengan menggunakan bor dan sekrup sedangkan untuk keperluan memotong mereka
menggunakan mesin gerinda tangan.
d. Waktu produksi nya berkisar 8 – 10 menit/m2
6. METODE PEKERJAAN PEMASANGAN PEMUUNG ATAP
a. Pemuung/nok yang digunakan adalah nok jurai/seng (segitiga), berbeda dengan yang tertera di RAB.
b. Pemasangan dilakukan oleh tukang atap/besi dan waktu pengerjaannya sama dengan pekerjaan genteng metal.
c. Sama halnya dengan pemasangan genteng metal, nok jurai juga dipasang ke reng menggunakan paku dengan posisi yang sesuai
dengan gambar kerja.
d. Waktu produksinya berkisar 8 – 10 menit/m2

Anda mungkin juga menyukai