AKADEMI MILITER
SURAT PERJANJIAN
Nomor : SP / ....... / ....... / 2020
ANTARA
AKADEMI MILITER
DAN
PT./CV. .........................
UNTUK
Surat perjanjian ini dibuat di Magelang pada hari ........... tanggal ........... bulan ........ tahun
Dua ribu dua puluh (............. 2020) antara :
2. Nama : .....................
Alamat : .............................................................
................................
Jabatan : Direktur PT/CV. ......................... berdasarkan Akta Notaris
..................., .,. Nomor .... tanggal .... ....... ........,
berkedudukan di .................. dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama PT./CV. .................., selanjutnya disebut
pihak kedua.
Pihak pertama dan pihak kedua selanjutnya secara bersama-sama disebut para pihak.
Paraf
Pihak I Pihak II
2
Atas dasar :
1. Peraturan Presiden Nomor Perpres 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
2. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/676/VII/2019 tanggal 15 Juli 2019
Buku Petunjuk penyelenggaraan tentang Pengadaan Barang/Materiil dan Jasa di lingkungan
Angkatan Darat;
3. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Petikan Menteri Keuangan TA
2019 Menteri Keuangan RI Nomor SP DIPA-012.22.2.344506/2019 tanggal 12 November
2019 tentang DIPA Petikan daerah Satker Akmil TA 2020;
4. Keputusan Gubernur Akmil Nomor Kep/75/X/2019 tanggal 14 Oktober 2019 tentang
Program Kerja dan Anggaran Akmil TA 2020; dan
5. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Pejabat Pembuat Komitmen Nomor SPPBJ-
..../.../2020 tanggal …….. 2020 tentang Penunjukan pemenang kepada PT./CV. ..............
sebagai pemenang pelelangan pekerjaan Renovasi Kelas C Akmil TA 2020.
Oleh karena itu, pihak pertama dan pihak kedua dengan ini bersepakat untuk membuat
Surat Perjanjian pelaksanaan pekerjaan dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
Pasal 1
Paraf
Pihak I Pihak II
3
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME
SATUAN HARGA
1 2 3 4 5
C Pekerjaan tanah
1 Galian tanah pondasi batu belah 131.04 m³
2 Galian tanah footplat 601.92 m³
3 Urugan kembali 219.89 m³
4 Urugan pasir bawah pondasi 22.80 m³
5 Pasir urug bawah pondasi foot plat 30.10 m³
6 Buang tanah 513.07 m³
E Pekerjaan atap
1 Pasang baja IWF 300.150.6,5x9 mm 42,278.40 kg
2 Pas. Kanal C 200.75.20.3,2 23,668.00 kg
3 Pasang siku L 50.50.5 2,936.00 kg
4 Pas. Kres skur Ø 16 mm 2,313.12 kg
5 Pas. spanskoer Ø 30 cm 80.00 bh
6 Pas. Besi tarik gording Ø 12 mm 1,288.32 kg
7 Pas. Plat 12 mm 2,986.62 kg
8 Pas. Mur & Baut 1,408.00 bh
9 Pasang Usuk Reng baja ringan 3,168.00 m²
10 Atap genteng beton WARNA PABRIKAN 3,168.00 m²
11 Bubungan atap genteng beton 300.00 m'
12 Listplank Woodplank 1/20 + rangka 450.00 m'
Paraf
Pihak I Pihak II
4
1 2 3 4 5
Paraf
Pihak I Pihak II
5
1 2 3 4 5
J Pekerjaan plafond
1 Pemasangan langit-langit gypsum lt.1 3,000.00 m²
2 Pemasangan langit-langit gypsum lt.2 3,000.00 m²
3 List Plafon gypsum 96.00 m'
K Pekerjaan pengecatan
1 Cat Interior 480.00 m²
2 Cat Eksterior 3,120.00 m²
3 Cat tembok + pengerokan 3,122.00 m²
4 Cat Plafon 6,000.00 m²
5 Cat listplank 315.00 m²
6 Coating batu alam/batu candi 350.00 m²
Paraf
Pihak I Pihak II
6
1 2 3 4 5
N Pekerjaan talud
1 Pek. Galian dan urugan
a. Galian tanah 192.00 m³
b. Urugan kembali 57.60 m³
c. Urugan pasir 12.80 m³
Paraf
Pihak I Pihak II
7
1 2 3 4 5
O Pelebaran jalan
1 Galian 59.50 m³
2 Buang tanah 59.50 m³
3 Onderlagh 231.00 m²
4 Penetrasi 231.00 m²
5 HRS pabrik 680.00 m²
Pasal 2
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Paraf
Pihak I Pihak II
8
Pasal 3
3.1 Perbuatan atau tindakan peserta pemilihan yang dikenakan sanksi dalam pelaksanaan
pemilihan penyedia adalah :
3.1.1 Menyampaikan dokumen atau keterangan palsu/tidak benar untuk memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam dokumen pemilihan;
3.1.2. Terindikasi melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur harga
penawaran;
3.1.3. Terindikasi melakukan KKN dalam pemilihan penyedia; atau
Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh pejabat
3.1.4.
pengadaan/pokja pemilihan.
3.2 Perbuatan atau tindakan pemenang pemilihan yang telah menerima SPPBJ yang dapat
dikenakan sanksi adalah pemenang pemilihan mengundurkan diri sebelum penandatanganan
kontrak.
3.3 Perbuatan atau tindakan penyedia yang dikenakan sanksi adalah :
3.3.1 Tidakmelaksanakan kontrak, tidak menyelesaikan pekerjaan, atau tidak
melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan;
3.3.2 Menyebabkan kegagalan bangunan;
3.3.3 Menyerahkan jaminan yang tidak dapat dicairkan;
3.3.4 Melakukan kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan hasil
audit;
3.3.5 Menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan kontrak
berdasarkan hasil audit; atau
Paraf
Pihak I Pihak II
9
Pasal 4
4.1 Pihak kedua berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan personelnya pada
program badan penyelenggara jaminan sosial (PBJS) sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
4.2 Pihak kedua berkewajiban untuk memenuhi dan memerintahkan personelnya untuk
mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, Pihak kedua
beserta personelnya dianggap telah membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja
tersebut;
4.3 Pihak kedua berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap
personelnya (termasuk personel subpenyedia, jika ada) perlengkapan keselamatan kerja yang
sesuai dan memadai;
4.4 Apabila Pihak kedua tidak mengasuransikan pekerja-pekerja proyek tersebut, maka
pembayaran termijn selanjutnya tidak dibayarkan sampai dengan pekerja-pekerja proyek
tersebut diasuransikan; dan
4.5 Tanpa mengurangi kewajiban Pihak kedua untuk melaporkan kecelakaan berdasarkan
hukum yang berlaku, Pihak kedua akan melaporkan kepada Pihak kesatu mengenai setiap
kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini dalam waktu 24 (dua
puluh empat) jam setelah kejadian.
Pasal 5
Paraf
Pihak I Pihak II
10
5.2 Limbah yang berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan dan atau dapat merusak
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya agar
dikelola dengan sebaik-baiknya; dan
5.3 Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut diatas dapat dijatuhi sanksi berupa pencabutan
ijin usaha atau kegiatan penyedia jasa konstruksi
Pasal 6
6.1 Pekerjaan Renovasi Kelas C 1 lantai memjadi 2 lantai harus dilaksanakan oleh pihak
kedua menurut :
6.1.1 Rincian anggaran biaya, Gambar-gambar (termasuk gambar detail ) dan rencana
dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan (Bestek) dengan semua perubahan sesuai
dengan berita acara penjelasan, sebagaimana menjadi lampiran dan tidak dapat
dipisahkan dari surat perjanjian ini; dan
6.1.2 Dalam melaksanakan pekerjaan pihak kedua wajib mentaati semua ketentuan-
ketentuan teknis yang tercantum dalam :
6.1.2.1 Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar sesuai dengan kebutuhan
TNI dan standar lainnya;
6.1.2.2 Peraturan daerah yang berlaku di daerah dimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan; dan
6.1.2.3 Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan direksi dan pengawas lapangan guna hasil terbaik dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi ini untuk mencapai hasil sesuai dengan spesifikasi yang
diharapkan
Pasal 7
JAMINAN
Paraf
Pihak I Pihak II
11
7.2.3Masa berlakunya jaminan uang muka paling kurang sejak tanggal persetujuan
pemberian uang muka sampai dengan tanggal penyerahan pertama pekerjaan
(Provisional Hand Over/PHO).
7.3 Jaminan pemeliharaan :
7.3.1Jaminan pemeliharaan diserahkan kepada pihak pertama setelah pekerjaan
dinyatakan selesai 100% (seratus persen) atau pihak pertama menahan uang retensi
sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak dan masa berlakunya jaminan pemeliharaan
sekurang-kurangnya 180 hari sejak tanggal serah terima pekerjaan pertama (PHO)
sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO);
7.3.2 Pengambilan jaminan pemeliharaan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan baik sesuai klausul
dalam ketentuan kontrak; dan
7.3.3 Besarnya jaminan pemeliharaan sebesar 5% dari nilai kontrak diserahkan kembali
paling lambat 14 (empat belas) hari setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan
diterima dengan baik sesuai klausul dalam ketentuan kontrak
7.4 Penggunaan jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan dapat
diterbitkan oleh Bank Pemerintah (BRI, BNI dan Mandiri), bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional) dimana konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi
dari otoritas jasa keuangan (OJK), dan diserahkan oleh pihak kedua kepada pihak pertama.
Pasal 8
MASA PELAKSANAAN
(JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN
8.1 Kontrak ini berlaku pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para pihak
dalam jangka waktu pelaksanaan selama 275 hari kalender terhitung sejak dikeluarkan Surat
Perintah Mulai Kerja pada tanggal ....... dan diserahkan untuk pertama kalinya paling lambat
pada tanggal .............2020;
8.2 Waktu pelaksanaan kontrak setelah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK);
Paraf
Pihak I Pihak II
12
8.3 Pihak kedua harus menyelesaikan pekerjaan ini dalam jangka waktu pelaksanaan
selama .............(....) hari kalender dan diserahkan untuk pertama kalinya paling lambat pada
tanggal ..................2020;
8.4 Apabila pihak kedua berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal
karena keadaan diluar pengendaliannya dan pihak kedua telah melaporkan kejadian tersebut
kepada pihak pertama, maka pihak pertama dengan addendum kontrak;
8.5 Permohonan perpanjangan waktu penyerahan pekerjaan oleh pihak kedua apabila telah
disetujui oleh pihak pertama maka dibuatkan dalam amandemen kontrak; dan
8.6 Pekerjaan telah dinyatakan selesai 100% bila kemajuan fisik telah mencapai 100% dan
berfungsi sebagaimana mestinya dengan diikuti laporan kemajuan fisik yang dibuat pihak
kedua dan telah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan dan selanjutnya dilaksanakan
pemeriksaan oleh Tim Direksi dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan pekerjaan
100%
Pasal 9
9.1 Masa pemeliharaan dilaksanakan dalam jangka waktu 180 hari kalender terhitung setelah
pekerjaan ini diserahkan untuk yang pertama kalinya, berdasarkan berita acara penyerahan
pertama (BAP-1);
9.2 Selama jangka waktu masa pemeliharaan, semua perbaikan dan penyempurnaan yang
disebabkan oleh kerusakan, kekurangan dan cacat dari cara pelaksanaan pekerjaan yang
kurang baik, pemeliharaannya tetap menjadi tanggung jawab pihak kedua;
9.3 Apabila dalam tenggang waktu masa pemeliharaan pihak kedua tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan yang disebabkan kerusakan
tersebut, maka pihak pertama berhak memutus secara sepihak surat perjanjian pekerjaan
konstruksi Renovasi kelas C 1 (satu) lantai menjadi 2 (dua) lantai TA 2020 kepada pihak
kedua. Dan selanjutnya pihak pertama berhak mengajukan klaim pencairan jaminan
pemeliharaan kepada Bank penjamin yang selanjutnya pihak pertama mengambil alih
pekerjaan tersebut dengan menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan
dan penyempurnaan pekerjaan konstruksi Renovasi kelas (satu) lantai menjadi 2 (dua) lantai
TA 2020 dengan semua beban biaya dibebankan kepada pihak kedua;
9.4 Penyerahan pekerjaan dilaksanakan setelah Tim Direksi melaksanakan pemeriksaan dan
dapat menerima pekerjaan tersebut dengan tertulis dalam berita acara penerimaan; dan
9.5 Waktu pemeliharaan selesai apabila telah dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan
kedua yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Paraf
Pihak I Pihak II
13
Pasal 10
HARGA BORONGAN
10.1 Pihak pertama membayar kepada pihak kedua atas pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak sebesar harga kontrak untuk pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adalah sebesar
Rp 21.349.202.000 (Dua puluh satu miliar tiga ratus empat puluh semblan juta dua ratus dua
ribu rupiah), merupakan harga tetap. Harga tersebut sesuai dengan Surat Pernyataan
Kesanggupan pihak kedua;
10.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh pihak kedua untuk
pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi;
10.3 Harga tersebut dalam kontrak adalah pasti dan tetap termasuk segala peraturan
perpajakan yang berlaku dan kenaikan harga tidak dibenarkan setelah kontrak ditandatangani;
10.4 Pihak kedua berkewajiban membayar ongkos/pengiriman dan lain-lain yang diakibatkan
karena pengangkutan, pengiriman barang-barang tersebut sampai ditempat Satuan Pemakai;
dan
10.5 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga.
Pasal 11
11.1 Pembayaran total harga kontrak seperti tersebut dalam pasal 10 kontrak ini akan
dilaksanakan dalam mata uang rupiah oleh Pihak pertama kepada Pihak kedua melalui
pembayaran dengan cara termijn sesuai kesepakatan kedua belah pihak disesuaikan dengan
progres/kemajuan pekerjaan dilapangan.
11.2 Pembayaran Pihak pertama kepada Pihak kedua dilaksanakan melalui tranfer bank ke :
Nama rekening : PT./CV. ........
Nomor rekening : .............
Nama Bank : ..........
Alamat Bank : ............
11.3 Pembayaran pekerjaan Renovasi Kelas C (satu) lantai menjadi 2 (dua) lantai dapat
dibayarkan sesuai nilai kontrak yang tersebut dalam pasal 10 dilakukan dengan pembayaran
sebagai berikut :
11.3.1 Pembayaran uang muka :
11.3.1.1 Setelah kontrak ditandatangani oleh kedua belah pihak. Pihak kedua
mengajukan kepada Pihak pertama tentang permintaan Uang muka sebesar 20%
(dua puluh persen) dari nilai kontrak;
Paraf
Pihak I Pihak II
14
11.3.1.2 Uang muka yang akan diterima oleh pihak kedua sebesar = 20% X Rp
21.349.202.000,- = Rp 4.269.840.400,- (Empat miliar dua ratus enam puluh
sembilan juta delapan ratus empat puluh ribu empat ratus rupiah);
11.3.1.3 Pembayaran uang muka dilakukan setelah pihak kedua atau penyedia
Barang/Jasa menyerahkan surat jaminan uang muka yang dikeluarkan oleh Bank
Pemerintah dan nilai jaminan uang muka tersebut sekurang-kurangnya sama
dengan nilai uang muka yang diberikan serta jaminan uang muka harus terlebih
dahulu dicek keabsahannya oleh pihak pertama;
11.3.1.4 Nilai jaminan uang muka secara bertahap dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan;
11.3.1.5 Pembayaran termijn pertama sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari
nilai kontrak yaitu (35% X Rp 21.349.202.000,-) – (35% X Rp 4.269.840.400,- ) =
Rp 5.977.776.560,- (Lima miliar sembilan ratus tujuh puluh tujuh juta tujuh ratus
tujuh puluh enam ribu lima ratus enam puluh rupiah) jika kemajuan fisik pekerjaan
Renovasi kelas C dilapangan telah mencapai minimal 40% dan Lapjusik pekerjaan
telah ditandatangani oleh Tim Direksi lapangan;
11.3.1.6 Pembayaran termijn kedua sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari
nilai kontrak yaitu (35% X Rp 21.349.202.000,-) – (35% X Rp 4.269.840.400,- ) =
Rp 5.977.776.560,- (Lima miliar sembilan ratus tujuh puluh tujuh juta tujuh ratus
tujuh puluh enam ribu lima ratus enam puluh rupiah) jika kemajuan fisik pekerjaan
Renovasi kelas C dilapangan telah mencapai minimal 75% dan Lapjusik pekerjaan
telah ditandatangani oleh Tim Direksi lapangan; dan
11.3.1.7 Pembayaran termijn ketiga sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nilai
kontrak yaitu (30% X Rp 21.349.202.000,-) – (30% X Rp 4.269.840.400,-) = Rp
5.123.808.480,- (Lima miliar seratus dua puluh tiga juta delapan ratus delapan ribu
empat ratus delapan puluh rupiah) jika kemajuan fisik pekerjaan Renovasi kelas C
dilapangan telah selesai 100% dan pekerjaan telah selesai secara keseluruhan
serta berfungsi dengan baik dibuktikan dengan Berita Acara Penerimaan oleh Tim
Direksi. Dan pihak kedua telah menyerahkan pekerjaan pertama. Dan pihak
pertama menyerahkan jaminan pemeliharaan berupa Garansi Bank sebesar 5%
dari nilai kontrak.
11.3.2 Pihak kedua berkewajiban melengkapi syarat-syarat administrasi sebagai berikut :
11.3.2.1 Kwitansi dari perusahaan dan KU-17;
11.3.2.2 SPP/SPM
11.3.2.3 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);
11.3.2.4 Tanda penerimaan/penyerahan barang (faktur barang);
11.3.2.5 Faktur pajak;
11.3.2.6 Bukti pungutan pajak/SSP;
11.3.2.7 Surat perintah tim komisi;
11.3.2.8 Berita acara prestasi pekerjaan oleh tim komisi
11.3.2.9 Surat Perjanjian kontrak;
11.3.2.10 Pakta integritas;dan
Paraf
Pihak I Pihak II
15
11.3.2.11Surat kuasa bermetrai dilampiri foto kopi KTP/identitas yang sah apabila
pengambilan hak dikuasakan kepada orang lain dengan menunjukan identitas asli
dari pemberi dan penerima kuasa.
11.3.3 Untuk keperluan administrasi dokumen tersebut diatas dibuat rangkap 7 (tujuh)
dan diserahkan kepada pihak pertama untuk dibuatkan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP), pembayaran dilaksanakan oleh Paku Makoakmil NA.02.06.02.
Pasal 12
Paraf
Pihak I Pihak II
16
Pasal 13
13.1Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi dilapangan pada saat pelaksanaan, dengan
gambar dan/atau bestek yang ditentukan dalam dokumen kontrak, pihak pertama dan pihak
kedua dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi :
13.1.1 Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
13.1.2 Menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
13.1.3 Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dilapangan;
13.1.4 Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan; dan
13.1.5 Mengubah jadwal pelaksanaan.
13.2 Perubahan kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat 13.1 dilaksanakan dengan
ketentuan :
13.2.1 Tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam
perjanjian/kontrak awal; dan
13.2.2 Tersedianya anggaran.
13.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat pihak pertama secara tertulis kepada pihak kedua
ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam perjanjian/kontrak;
13.4 Bila pihak pertama belum menyetujui pelaksanaan pekerjaan tambah/kurang ini secara
tertulis akan tetapi pihak kedua tetap melaksanakannya maka segala akibat dari pelaksanaan
kerja tambah/kurang ini menjadi tanggungan pihak kedua dan pihak kedua tidak berhak
menuntut pembayaran apapun juga kepada pihak pertama; dan
13.5Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
amandemen kontrak.
Pasal 14
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
14.1 Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak
dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi
tidak dapat dipenuhi:
14.2 .yang digolongkan keadaan kahar meliputi namun tidak terbatas pada :
14.2.1 Bencana alam;
14.2.2 Bencana non alam;
14.2.3 Bencana sosial;
14.2.4 Pemogokan;
14.2.5 Kebakaran; dan/atau
14.2.6 Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan
bersama Menteri keuangan dan Menteri teknis terkait.
Paraf
Pihak I Pihak II
17
14.3 Apabila terjadi keadaan Kahar, maka pihak kedua memberitahukan kepada pihak
pertama paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya keadaan Kahar, dengan
menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
14.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang
tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar;
14.5Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang dilaporkan paling
lambat 14 hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi; dan
14.6 Pada saat terjadinya keadaan kahar, kontrak ini akan dihentikan sementara hingga
keadaan kahar berakhir dengan ketentuan, pihak kedua berhak untuk menerima pembayaran
sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. jika selama
masa keadaan kahar pihak pertama memerintahkan secara tertulis kepada pihak kedua
untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka pihak kedua berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. penggantian
biaya ini harus diatur dalam suatu adendum kontrak.
Pasal 15
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN OLEH PIHAK KETIGA
Pasal 16
16. 1Pihak pertama berhak membatalkan surat perjanjian Kontrak kerja konstruksi ini, secara
sepihak apabila pihak kedua ;
Paraf
Pihak I Pihak II
18
16.1.1 Dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender terhitung mulai tanggal berlakunya
kontrak kerja konstruksi ini, tidak atau belum memulai dengan pekerjaan secara fisik
dilapangan;
16.1.2 Dalam waktu 1 (satu) bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan, apabila
pekerjaan tersebut mengalami kemacetan;
16.1.3 Secara langsung maupun tidak langsung dengan sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan;
16.1.4 Memberi keterangan-keterangan tidak benar yang merugikan atau diperkirakan
dapat merugikan pihak pertama;
16.1.5 Penyedia barang/Jasa terbukti melakukan KKN, kecurangan dan atau
pemalsuan administrasi dalam proses pengadaan Barang/Jasa yang diputuskan oleh
Instansi yang berwenang;
16.1.6 Ada pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan atau
pelanggaran dalam pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa oleh Instansi yang berwenang;
16.1.7 Pihak kedua tidak mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan pengadaan
Barang/Jasa sesuai yang tercantum dalam surat perjanjian ini;
16.1.8 Semua pembiayaan sebagai akibat dari pembatalan surat perjanjian ini oleh
Pihak pertama sebagaimana tercantum dalam pasal 16.1 menjadi tanggung jawab
Pihak kedua; dan
16.1.9 Pihak kedua berhak membatalkan kontrak kerja konstruksi ini secara sepihak
apabila Pihak pertama tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya seperti yang
tercantum dalam pasal 2 surat perjanjian ini.
Pasal 17
17.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena cedera janji, pekerjaan sudah selesai atau
terjadi Keadaan Kahar;
17.2Dalam hal kontrak dihentikan, maka pihak pertama wajib membayar kepada pihak
kedua sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk :
17.2.1 Biaya
langsung pengadaan bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
perlengkapan ini harus diserahkan oleh pihak kedua kepada pihak pertama selanjutnya
menjadi hak milik pihak pertama;
17.2.2 Biayalangsung pembongkaran dan demobilisasi hasil pekerjaan sementara dan
peralatan; dan
17.2.3 Biaya langsung demobilisasi personil.
Paraf
Pihak I Pihak II
19
Paraf
Pihak I Pihak II
20
Pasal 18
DIREKSI PEKERJAAN
18.1 Selama pekerjaan dimaksud dalam Pasal 6 Surat Perjanjian ini dilaksanakan oleh pihak
kedua, pihak pertama menunjuk pengawas teknis yang dapat dibantu oleh satu kelompok
tenaga ahli pembantu untuk melaksanakan pengawasan pekerjaan sehari-hari di lapangan;
18.2 Atas perintah pihak pertama melalui pengawas teknis, pihak kedua wajib memberi
penjelasan-penjelasan tentang segala sesuatu mengenai jalannya pelaksanaan pekerjaan
yang telah dan atau sedang berlangsung;
18.3Setelah menerima pemberitahuan/laporan mengenai kemajuan pekerjaan dari pihak
kedua, pengawas teknis selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari sudah melakukan
pemeriksaan atas kemajuan pekerjaan yang diberitahukan/dilaporkan tersebut;
18.4 Hasil kemajuan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini dicantumkan
dalam laporan mingguan, laporan bulanan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan; dan
18.5 Direksi pekerjaan untuk pengawasan ditunjuk oleh pihak pertama berdasarkan Surat
Perintah dan akan diberitahukan kepada pihak kedua.
Pasal 19
19.1 Ditempat pekerjaan harus selalu ada penanggung jawab pekerjaan sebagai wakil pihak
kedua (Site Manager) yang ditunjuk sebagai pelaksana dan mempunyai wewenang atau kuasa
penuh untuk mewakili pihak kedua, yang dapat menerima dan menyelesaikan segala perintah
dan petunjuk-petunjuk dari Direksi. penunjukan petugas ini sebelumnya harus ada persetujuan
dari pihak pertama; dan
19.2 Apabila wakil pihak kedua dinilai tidak mampu oleh pihak pertama dalam melaksanakan
pekerjaan maka pihak kedua harus mengganti wakil pihak kedua tersebut sesuai
ketentuan/kemampuannya.
Pasal 20
PAJAK DAN BEA METERAI
20.1 Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dan Pajak Penghasilan (PPh) dibebankan kepada pihak
kedua dan pembayaran dipotong langsung oleh Paku Makoakmil NA.2.06.02. untuk
selanjutnya disetorkan kepada kas negara; dan
20.2 Biaya meterai dalam kontrak pengadaan barang/jasa dan pengeluaran biaya yang
berhubungan dengan pembuatan kontrak pengadaan barang/jasa ini menjadi beban pihak
kedua sesuai peraturan yang berlaku
Paraf
Pihak I Pihak II
21
Pasal 21
PENGAMANAN PELAKSANAAN
21.1 Pihak kedua diwajibkan menghindari segala bahaya yang dapat timbul atas pekerjaan-
pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaannya dan apabila terjadi kecelakaan, maka segala
akibatnya menjadi tanggung jawab pihak kedua;
21.2Untuk menyimpan bahan bangunan dan alat kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan,
maka pihak kedua harus membuat gudang yang baik/memenuhi syarat;
21.3Untuk menghindari pencurian bahan-bahan bangunan perlu diadakan penjagaan yang
cukup; dan
21.4 Segala perubahan tuntutan para pekerja maupun sub penyedia Barang/Jasa pelaksanaan
konstruksi menjadi beban tanggung jawab sepenuhnya dari pihak kedua, dan pihak kedua
membebaskan pihak pertama dari segala tuntutan pihak ketiga berkenaan dengan pekerjaan
ini, baik didalam maupun diluar pengadilan.
Pasal 22
22.1 Pihak kedua harus melaksanakan materi kontrak pekerjaan seperti tersebut dalam pasal
2 sesuai spesifikasi teknis dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dilingkungan Kemhan dan
TNI serta ketentuan teknis;
22.2 Gambar- gambar detail dan rencana syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan dengan semua
perubahan sesuai dengan berita acara penjelasan, sebagaimana menjadi lampiran dan tidak
dapat dipisahkan dari Surat Perjanjian ini;
22.3 Syarat-syarat umum untuk pemborongan pelaksanaan konstruksi dilingkungan Kemhan
dan Tentara Nasional Indonesia selanjutnya disebut syarat-syarat umum; dan
22.4 Semua ketentuan-ketentuan teknis yang tercantum dalam peraturan;
Paraf
Pihak I Pihak II
22
Pasal 23
KEGAGALAN KONSTRUKSI/BANGUNAN
23.1 Kegagalan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik sebagian maupun
keseluruhan sebagai akibat kesalahan pihak pertama atau pihak kedua dalam periode
pelaksanaan kontrak;
23.2 Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserah terimakan
pertama (PHO) oleh pihak kedua kepada pihak pertama menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau keselamatan
umum sebagai akibat kesalahan pihak kedua atau pihak pertama;
23.3 Apabila kegagalan konstruksi pada pelaksana pekerjaan dan masa pemeliharaan, maka
pihak pertama dan/atau pihak kedua bertanggung jawab konstruksi sesuai dengan kesalahan
masing-masing selama umur konstruksi yang tercantum dalam kontrak tetapi tetapi lebih dari
10 tahun, dan dalam kontrak pada umur konstruksi agar di cantumkan lama pertanggungan
terhadap kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila rencana umur konstruksi kurang dari 10
tahun;
23.4Pihak pertama maupun pihak kedua berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara
semua dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama 10 tahun; dan
23.5 Apabila terjadi kegagalan bangunan disebabkan oleh pihak kedua dan hal tersebut
terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, pihak kedua wajib bertanggung jawab sesuai
dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.
Pasal 24
TATA LINGKUNGAN
24.1Pihak kedua harus membatasi daerah operasi sekitar tempat pekerjaan dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan;
24.2 Pihak kedua harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan pemakai jalan bersih dari
alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu
lintas baik kendaraan maupun pejalan kaki selama pelaksanaan pekerjaan;
24.3 Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Pihak kedua harus memelihara kebersihan
bangunan yang sedang dikerjakan beserta halaman sesuai dengan batas yang telah ditentukan
oleh Direksi);
24.4 Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk
melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan
lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
kontrak ini;
Paraf
Pihak I Pihak II
23
Pasal 25
PENYELESAIAN PERSELISIHAN/SENGKETA
25.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya
selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini;
25.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak dapat
dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
25.3Penyelesaian perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan dalam perselisihan atau
sengketa dapat dilakukan dengan cara :
25.3.1 Melalui pihak ketiga yaitu Mediasi dan Konsiliasi; dan
25.3.2 Arbitrasi melalui lembaga Arbitrasi atau Arbitrasi Ad Hoc.
25.4 Peyelesaian sengketa secara mediasi atau konsiliasi dapat dibantu penilai ahli untuk
memberi pertimbangan profesional aspek.
Pasal 26
Paraf
Pihak I Pihak II
24
Pasal 27
PERUBAHAN KONTRAK/AMANDEMEN
27.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka
pihak pertama bersama pihak kedua dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi
antara lain :
27.1.1 Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
27.1.2 Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
27.1.3 Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lokasi pekerjaan; dan/atau
27.1.4 Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup kontrak awal.
27.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh persen) dari nilai kontrak awal;
27.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pihak pertama secara tertulis kepada pihak
kedua kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal;
27.4Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
adendum kontrak;
27.5 Penyimpangan-penyimpangan dan/atau perubahan-perubahan yang merupakan
penambahan atau pengurangan pekerjaan dan hanya dapat dikerjakan oleh pihak kedua
sesudah mendapat perintah tertulis dari pihak pertama yang jelas menyebutkan jenis dan
perincian pekerjaan;
27.6 Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
disejutui oleh kedua belah pihak, yang tidak tercantum dalam daftar harga satuan pekerjaan;
27.7 Perubahan kontrak harus dibuat apabila terjadi perubahan kontrak antara lain :
27.7.1Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak
dalam kontrak sehingga merubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
27.7.2 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan; dan
Paraf
Pihak I Pihak II
25
27.7.3 Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan
pelaksanaan pekerjaan, perubahan kontrak atau amandemen bisa dibuat apabila disetujui
oleh para pihak.
27.8 Prosedur perubahan kontrak atau amandemen adalah sebagai berikut :
27.8.1Pejabat pembuat komitmen memberi perintah secara tertulis kepada penyedia jasa
untuk melaksanakan perubahan kontrak, atau penyedia jasa mengusulkan perubahan
kontrak;
Penyedia jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan kontrak dari
27.8.2
pejabat pembuat komitmen dan mengusulkan perubahan harga (apabila ada) selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari;
Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita acara hasil
27.8.3
negosiasi; dan
27.8.4 Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat amandemen kontrak
Pasal 28
ITIKAD BAIK
28.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak
yang terdapat dalam kontrak; dan
28.2Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan
kepentingan masing-masing pihak. Apabila selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan,
maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
Pasal 29
HAL-HAL LAIN
29.1 Tanggung jawab pelaksanaan kontrak ini tidak dapat dipindahkan ke pihak lain (pihak
ketiga) baik secara keseluruhan maupun sebagian tanpa persetujuan tertulis dari pihak
pertama; dan
29.2 Perubahan-perubahan terhadap kontrak ini hanya berlaku apabila disetujui dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak .
Paraf
Pihak I Pihak II
26
Pasal 30
PENUTUP
30.1 Kontrak ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh kedua belah pihak dan
berakhir setelah semua hak dan kewajiban kedua belah pihak dipenuhi seperti tersebut dalam
kontrak ini;
30.2Kontrak kerja konstruksi ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di
Magelang pada hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut di atas, yang aslinya dalam rangkap
dua masing-masing dibubuhi meterai secukupnya dan kedua-duanya mempunyai kekuatan
hukum yang sama; dan
30.3 Kontrak ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing untuk pihak pertama dan
pihak kedua serta 10 (sepuluh) tindasan atau sesuai kebutuhan untuk keperluan administrasi
pihak pertama.
Paraf
Pihak I Pihak II