Anda di halaman 1dari 199

Pekerjaan Jasa Konsultan Perencana Penyusunan

Master Plan dan Detail Engineering Design


Pemukiman Township Tanah Putih

UNTUK LELANG

SPESIFIKASI TEKNIS
Infrastruktur, Perumahan & Bangunan Penunjang

No. Dok. 3642-ST-002A


Rev. A
Nopember 2016

Disiapkan oleh

PT BITA ENARCON ENGINEERING


Engineers • Architects • Consultants
BITA
DAFTAR ISI SPESIFIKASI TEKNIS

1. DIVISI 1 PERSYARATAN UMUM

01320 Pengukuran
01400 Uji Beton
01500 Fasilitas dan Pengendalian Sementara

2. DIVISI 2 KONSTRUKSI LAHAN

02315 Penggalian, Pengurukan Kembali dan Pemadatan


02335 Persiapan Tanah Dasar
02500 Jaringan Utilitas
02721 Lapisan Pondasi Bawah
02722 Lapisan Pondasi Atas
02740 Perkerasan Aspal Beton
02765 Marka Jalan
02780 Perkerasan Blok Beton

3. DIVISI 3 BETON

03210 Baja Tulangan


03300 Beton Cor di Tempat
03600 Adukan Encer (Grout)

4. DIVISI 4 PASANGAN

04060 Adukan dan Pelesteran


04210 Bata Merah
04400 Batu Kali

5. DIVISI 5 METAL

05120 Baja Struktur


05500 Berbagai Jenis Metal

6. DIVISI 7 PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB

07100 Lapisan Kedap Air (Waterproofing)


07465 Papan Kalsium Silikat
07600 Lembaran Pelindung dan Metal Lembaran
07920 Penutup dan Pengisi Celah

7. DIVISI 8 PINTU DAN JENDELA

08110 Pintu Baja dan Kusen


08120 Pintu dan Jendela Aluminium
08700 Alat Penggantung dan Pengunci
08800 Kaca dan Aksesori

D:\RPU\Project\2016\16-3642\Spek\Lelang\Paket-2\daf-isi.doc 1 dari 2
BITA
DAFTAR ISI SPESIFIKASI TEKNIS

8. DIVISI 9 PENYELESAIAN

09910 Cat

9. DIVISI 11 PERALATAN

11390 Unit Pengolah Limbah

10. DIVISI 13 KONSTRUKSI KHUSUS

13100 Sistem Penyalur Petir dan Pembumian


13730 Sistem Pengamat

11. DIVISI 16 ELEKTRIKAL

16225 Disel/Unit Pembangkit Listrik


16270 Transformator
16345 Kubikal Tegangan Menengah
16400 Distribusi Tegangan Rendah
16500 Penerangan
16720 Sistem Telekomunikasi
16820 Sistem Tata Suara

D:\RPU\Project\2016\16-3642\Spek\Lelang\Paket-2\daf-isi.doc 2 dari 2
DIVISI 1
PERSYARATAN UMUM
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

01320

PENGUKURAN

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan lahan
dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau yang
ditentukan Manajer Proyek dan termasuk penyediaan tim ukur yang berpengalaman dan
peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis ini.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

Tidak ada.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Data Standar Pengukuran

Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan
disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan
Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistim koordinat tersebut, maka dalam 1
(satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara
tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Manajer
Proyek.

3.2. Persyaratan Pengukuran

Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk


mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Manajer
Proyek.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan
Poligon Tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon Tertutup adalah
sebagai berikut :

- Kerangka Horizontal (Poligon):

· salah penutup sudut = 10  n


(n = banyak titik/sudut).
· salah relatif  1/10000.

- Kerangka Vertikal (Sipat Datar):

· salah penutup beda tinggi = 10  D km (mm).


(D = total jarak terpendek).

Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01320


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-3
BITA

3.3. Patok/Bench Mark

3.3.1. Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun


patok-patok yang dibuatnya.

3.3.2. Pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain harus
dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan
pada patok harus dilaporkan kepada Manajer Proyek.
Kontraktor setiap waktu bertanggung-jawab memperbaiki dan mengganti patok
yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.

3.3.3. Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton
dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut :

c
f

d
b
a

Beton

Lapisan Batu
10

e Tanah Dasar Dipadatkan


Kepadatan Tanah 90-95%

a b c d e f
Tanah Lunak : 100 90 15 20 45 2,5 cm
Tanah Keras : 70 50 15 15 15 2,5 cm

Biaya pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.3.4. Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus dilindungi
dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.

3.3.5. Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 50mm x 50mm panjang
300mm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 20mm di atas
permukaan tanah dengan paku di tengahnya sebagai tanda, atau dengan cara
lain yang ditentukan oleh Manajer Proyek.

3.4. Tim Pengukur dan Peralatan

Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu oleh
Manajer Proyek, dan mereka bertanggung jawab memberikan informasi dan data yang
berkaitan dengan pengukuran kepada Manajer Proyek. Kontraktor harus
menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki
sertifikat dan disetujui Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01320


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-3
BITA

4.0 BAHAN-BAHAN

Tidak ada.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Perhitungan dan Catatan Pengukuran

Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapih dan teratur.
Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama.
Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap katagori berikut :

- Pemeriksaan melintang.
- Ketinggian patok.
- Lokasi pengukuran.
- Konstruksi pengukuran.
- Potongan melintang.

Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung sebelum
pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang
menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang
aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Manajer
Proyek.

5.2. Pemeriksaan Ketepatan

Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus diperiksa Manajer


Proyek pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan proyek. Kontraktor harus
membantu Manajer Proyek selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan :

Kesalahan sudut menyilang e1 = 1' n

Kesalahan garis menyilang e2 =  (L² + D²)

L = perbedaan antara garis lintang Utara dan garis lintang Selatan.


D = perbedaan antara titik keberangkatan Timur dan titik keberangkatan Barat.

e
Ketepatan = --------------
perimeter

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan
diulang tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat
jelas selama pemeriksaan.
Setiap pemeriksaan yang dilakukan Manajer Proyek tidak membebaskan Kontraktor
dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan,
elevasi, kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01320


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-3
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

01400

UJI BETON

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup prosedur yang harus dilakukan guna pengambilan contoh beton
selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton.
Pekerjaan ini mencakup penyedian peralatan seperti:

- Alat-alat laboratorium dan peralatan yang dibutuhkan.


- Perlengkapan penyimpanan.
- Landasan pencampur dekat lokasi gudang.
- Cetakan kedap air dengan alas, dengan dimensi  150mm x tinggi 300mm untuk bentuk
silinder dan 150mm x 150mm x 150mm untuk bentuk kubus.
- Batang besi untuk memadatkan contoh adukan beton dengan  16mm (5/8"), panjang
600mm.
- Kerucut slump.
- Sekop dan sendok tangan.
- Kotak-kotak untuk pengangkutan silinder.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 03-1972-2008 - Metode Pengujian Slump.


- SNI 1974-2011 - Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.
- SNI 03-2458-2008 - Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
- SNI 03-2492-2002 - Metode pengambilan dan pengujian beton inti
- SNI 2493-2011 - Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
- SNI 03-3403-1994 - Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran
- SNI 03-4810-1998 - Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
lapangan.

2.2. American Society of Testing and Materials (ASTM):

- ASTM C31 - Test Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the
Field.
- ASTM C39 - Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete
Specimens.
- ASTM C42 - Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete.
- ASTM C143 - Test Method for Slump of Hydraulic Cement Concrete.
- ASTM C172 - Practice of Sampling Freshly Mixed Concrete.
- ASTM C231 - Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the
Pressure Method.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-5
BITA

2.3. American Concrete Institute (ACI):

- ACI 308 - Standard Practice for Curing Concrete.

2.4. Spesifikasi Teknis 03300 - Beton Cor di Tempat.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh adukan beton harus diambil sesuai dengan prosedur ASTM C 172 dan/atau
SNI 03-2458-2008 atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini.

3.2. Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan terdiri dari
berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam kelompok pencampuran.
3
Komposisi contoh harus terdiri tidak kurang dari 28,320 cm (1 cu.ft.).

3.3. Sebanyak minimal 3 (tiga) buah benda uji, atau 1 (satu) benda uji untuk setiap mutu
3
beton untuk setiap volume 5m beton harus dibuat selama penggunaan setiap
kelompok pencampuran kecuali pada awal dan akhir pencampuran, dan
menempatkannya pada sebuah tempat metal seperti kereta dorong.
Tingkat penggunaan kelompok pencampuran ditentukan oleh tingkat kecepatan alat
pencampur dan bukan oleh ukuran bukaan pintu.
Pengambilan contoh dilakukan dengan menempatkan wadah atau menuangkan
campuran beton ke dalam kereta dorong. Harus diperhatikan agar aliran campuran
beton tidak menyebabkan terpisahnya bahan-bahan beton.

3.4. Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh keseragaman. Uji
slump contoh harus dilakukan segera setelah pengambilan contoh.

4.0 BAHAN-BAHAN

Lihat butir 5.0. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Uji Slump

Uji slump harus dilakukan setiap kali pembuatan contoh uji beton. Metode harus
memenuhi standar SNI 03-1972-2008, ASTM C 143 atau dengan cara sebagai
berikut:

- Kerucut slump harus dibersihkan dengan baik dan dibasahi.


- Isi kerucut dengan adukan beton dengan ketebalan setiap lapis 1/3 dari ketinggian
kerucut.
- Sebelum ditambah dengan lapisan berikutnya, terlebih dahulu lapisan yang
pertama dipadatkan dengan cara menusuk-nusukan batang besi dengan hati-hati
dan merata sebanyak 25 (duapuluh lima) kali.
- Ratakan puncak kerucut dengan perlahan sehingga kerucut slump terisi penuh.
- Bersihkan adukan beton yang berserakan di sekitar alas kerucut.
- Angkat kerucut slump dari adukan beton dan biarkan selama 5 (lima) detik, dan
kerucut harus diangkat hanya ke arah vertikal.
- Pengukuran nilai slump harus dilakukan segera. Nilai slump adalah perbedaan
antara tinggi kerucut slump dengan tinggi contoh adukan beton.

Nilai slump harus sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam SNI 03-1972-2008
dan/atau ASTM C143.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-5
BITA

5.2. Pembuatan Benda Uji Beton

Benda uji beton dapat berupa silinder atau kubus sesuai ASTM C31 atau SNI 03-4810-
1998.
Contoh diusahakan tidak berubah pada saat pengangkutan. Bila bahan akan diangkut
ke tempat yang jauh dari tempat pengambilan contoh, beton harus diaduk dengan
sekop sebelum dimasukkan ke dalam cetakan.
Caranya sebagai berikut :

- Letakkan cetakan di atas pelat dasar yang rata, bersih dan kuat, disarankan dibuat
dari pelat besi.
- Isi cetakan dengan adukan beton sebanyak 3 (tiga) lapis.
- Tiap lapis adukan ini harus dipadatkan dengan menggunakan batang besi  16mm
yang ditusuk-tusukkan pada adukan tersebut dengan merata dan berhati-hati
sebanyak 25 (duapuluh lima) kali.
- Ratakan permukaan dengan perlahan dan tutup dengan kaca atau pelat metal
agar tidak terjadi penguapan air. Jangan sekali-sekali menggunakan kayu.

5.3. Perawatan Benda Uji di Laboratorium

5.3.1. Benda uji berbentuk kubus harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai ketentuan
SNI 03-2493-2011.

5.3.2. Benda uji berbentuk silinder harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai ketentuan
ASTM C39, SNI 1974-2011 dan SNI 03-2493-2411.

5.4. Penyimpanan dan Pengiriman Benda Uji Beton

5.4.1. Perawatan benda uji harus memenuhi standar ASTM C 31.

5.4.2. 24 jam pertama setelah pembuatan silinder sangatlah penting. Benda uji
hanya boleh dipindahkan dari tempat pencetakkan ke gudang penyimpan, dan
dijaga harus tetap dalam posisi vertikal dan hindarkan dari getaran dan
benturan. Benda uji boleh disimpan di tempat yang tertutup rapat, kotak kayu
yang kuat, atau bangunan sementara selama temperatur di sekitarnya
berkisar antara 15,6C - 26,7C dan penguapan dari contoh dapat dicegah.

5.4.3. Pada umur 1 (satu) hari setiap kelompok benda uji harus diperiksa untuk
perawatan dan pengujian. Tempatkan benda uji pada kotak yang kuat untuk
pengiriman. Jarak antara benda uji dan kotak harus diisi dengan pasir basah
atau serbuk gergaji. Setiap kelompok benda uji harus dilengkapi dengan
catatan waktu/tanggal pembuatan benda uji.

5.4.4. Bila memungkinkan mengirim benda uji yang baru berumur 1 (satu) hari,
benda uji harus dilembabkan terus menerus dengan pasir basah sampai akhir
periode 24 jam, dan harus tetap lembab pada temperatur 21C-24,5C sampai
saat pengiriman. Benda uji harus dikirim secepat mungkin dan paling lambat
beberapa hari sebelum periode 7 (tujuh) hari tercapai, karena laboratorium
harus menerima benda uji-benda uji tersebut sehari atau lebih sebelum
pengujian 7 (tujuh) hari.

5.4.5. Kontraktor harus menyediakan tempat terlindung dan kotak berisolasi yang
dapat dikunci dalam ukuran yang memadai, untuk menyimpan peralatan dan
merawat benda uji di lokasi pekerjaan dan menyediakan tenaga kerja yang
diperlukan untuk mempersiapkan contoh benda uji.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-5
BITA

5.5. Pengujian Benda Uji

5.5.1. Laboratorium penguji resmi harus diadakan oleh Kontraktor dan harus
disetujui Manajer Proyek.
Pengujian semen dan batu pecah dapat dilakukan untuk memastikan
kesesuaiannya dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis 03300.

5.5.2. Pengujian kandungan udara dilakukan setiap kali penyiapan satu set benda uji
untuk uji kuat tekan.
Pengujian harus sesuai ketentuan ASTM C231.

5.5.3. Kontraktor harus bekerjasama dengan laboratorium penguji untuk


melaksanakan pengujian.
Kontraktor harus memberitahu laboratorium penguji dan Manajer Proyek
minimal 24 jam sebelum penempatan beton, untuk diperiksa dan pengujian
beton di lokasi pencampuran dan lokasi proyek, dan untuk pemeriksaan acuan
dan penulangan. Kontraktor harus menyediakan tempat terlindung dan kotak
berisolasi yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai untuk menyimpan
peralatan dan contoh benda uji di lokasi proyek, dan segala yang dibutuhkan
tenaga kerja dalam menyiapkan contoh benda uji.

5.5.4. Pengambilan, pembuatan, pengiriman, penyimpanan, perawatan,


pemeriksaan dan pengujian benda uji harus dilakukan hanya oleh staf
laboratorium penguji.

5.5.5. Pemeriksaan dan pengujian di tempat pembuatan campuran beton harus


mencakup ketentuan minimal berikut:

- Pengambilan contoh dan pengujian bahan-bahan campuran beton.


- Mempelajari dan memeriksa campuran desain usulan Kontraktor.
- Pemeriksaan instalasi dan peralatan untuk pengukuran, pencampuran dan
pengiriman beton.
- Pemeriksaan pengoperasian batching dan pencampuran.
- Pemeriksaan campuran beton

5.5.6. Pengujian dan pemeriksaan lapangan harus mencakup ketentuan minimal


sebagai berikut:

- Memeriksa nomor truk dan/atau bukti pengiriman dari tempat pembuat


campuran beton.
- Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran beton, jika
diijinkan, di lapangan.
- Membuat uji slump sesuai ASTM C143.
- Membuat contoh benda uji untuk uji kuat tekan di laboratorium.
- Mencatat temperatur beton saat dicampur, saat disimpan, dan pada saat
perawatan beton.
- Mencatat temperatur selama penempatan dan perawatan beton.
- Memeriksa prosedur penempatan dan perawatan beton.
3
Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 30m atau setiap kedatangan
truk.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-5
BITA

5.5.7. Pengujian laboratorium dan pemeriksaan harus termasuk ketentuan minimal


sebagai berikut:

- Pengujian kuat tekan sesuai ASTM C39:

· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk kekuatan


umur 7 (tujuh) hari.
· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk kekuatan
umur 28 (duapuluh delapan) hari.
· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan umur 7
(tujuh) hari.
· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan umur 28
(duapuluh delapan) hari.
· Uji kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan.
· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium dan lapangan
untuk kekuatan 3 (tiga) hari dan kekuatan pada hari yang ditentukan di
mana kuat tekan telah mencapai kekuatan yang ditentukan, bila
menggunakan bahan tambahan percepatan pengerasan.

- Penimbangan semua contoh benda uji.

5.5.8. Pengujian inti pada beton yang telah keras harus dilakukan sebagai berikut:

- Pengujian inti beton harus dilakukan bila uji kuat beton laboratorium tidak
memuaskan atau bila diketahui adanya kesalahan pengecoran beton.
- Manajer Proyek berhak meminta/menentukan bahwa contoh diambil dari
bagian pekerjaan untuk tujuan pemeriksaan dan pengujian. Peralatan
pemotong dan metode pengambilan inti harus disetujui Manajer Proyek.
Contoh inti beton harus diambil dan diuji sesuai ketentuan ASTM C42.
Pengambilan inti beton dari suatu pekerjaan harus dibuat dengan baik dan
disetuji Manajer Proyek.
- Biaya pengujian inti beton yang dibutuhkan karena kesalahan pengujian
benda uji, atau karena kegagalan pengujian inti beton, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

5.5.9. Bila pengujian dan laporan mengindikasikan bahwa beton yang dibuat tidak
sesuai kuat tekannya, Manajer Proyek akan memberi peringatan tertulis
kepada Kontraktor. Manajer Proyek boleh meminta perawatan tambahan dan
modifikasi campuran desain beton untuk sisa pekerjaan beton yang belum
terlaksana; atau meminta pembuangan dan penggantian beton; dan semua
biaya yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.6. Kondisi Lingkungan

Pengecoran beton tidak boleh dilakukan selama hujan atau ketika diperkirakan akan
hujan kecuali bila pekerjaan dapat dilindungi dari hujan dan/atau aliran air permukaan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-5
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

01500

FASILITAS DAN PENGENDALIAN SEMENTARA

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada :

- Pembuatan bangunan sementara,


- Pembuatan drainase sementara,
- Pembuatan jalan masuk sementara,
- Pengamanan proyek dan daerah kerja,
- Perlengkapan keselamatan kerja,
- Pembuatan utilitas sementara,
- Pembuatan pagar batas sementara,
- Pembuatan papan nama proyek,
- Pembersihan,
- Dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

Pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku dan sesuai petunjuk Manajer
Proyek.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Alat-alat Kerja

Kontraktor harus mendatangkan alat-alat kerja yang dibutuhkan, sesuai dengan jenis
pekerjaan yang berkaitan.
Daftar alat-alat yang akan digunakan harus diberikan kepada Manajer Proyek untuk
disetujui terlebih dahulu.

3.2. Fasilitas Konstruksi

Kontraktor harus membuat daftar fasilitas konstruksi dan pengendalian sementara


yang meliputi seluruh fasilitas yang diperlukan selama masa pelaksanaan, untuk
dipelajari dan disetujui Manajer Proyek.

4.0. BAHAN-BAHAN

Bahan-bahan dan peralatan untuk pekerjaan ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai
ketentuan dalam butir 5.0. dari Spesifikasi Teknis ini.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-4
BITA

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti ditunjukkan


dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Manajer Proyek.
Barang-barang bekas bongkaran yang masih bisa digunakan kembali harus disimpan
dan diserahkan kepada Pemilik Proyek melalui Manajer Proyek.

5.2. Pembuatan Bangunan Sementara

5.2.1. Kontraktor wajib mendirikan bangunan sementara dalam ukuran yang


memadai.
Bangunan sementara ini berlantai papan tebal 25mm yang terletak
400-600mm dari permukaan tanah.
Bangunan berkonstruksi kayu, berdinding kayu lapis 6mm (dua muka),
berventilasi selebar 200mm pada sekeliling dinding atasnya dan beratapkan
seng gelombang ini, harus dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci.

5.2.2. Kecuali ditentukan lain dalam Dokumen Kotrak, bangunan sementara harus
terdiri dari dari:

- Gudang untuk penyimpanan dan mengamankan bahan-bahan bongkaran


maupun bahan-bahan yang baru datang dan akan dipasang, serta
peralatan kerja Kontraktor.
- Direksi Kit untuk Pengawas Harian yang dilengkapi dengan peralatan
berikut:

· 1 (satu) buah meja ukuran 600mm x 1200mm dari bahan kayu lapis
dan kayu.
· 2 (dua) buah kursi duduk dari bahan kayu.
· 1 (satu) buah white board ukuran 600mm x 1200mm lengkap dengan
spidol dan penghapusnya.

Ruang Direksi Kit harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah jendela nako.
Letak dan arah hadapnya akan ditentukan oleh Manajer Proyek. Ruang ini
juga harus diberi langit-langit dari bahan kayu lapis tebal 4mm dengan
rangka kayu 50mm x 70mm.
- Los Kerja untuk pekerjaan fabrikasi.

5.2.3. Bangunan sementara ini harus dibongkar dan bekas bongkarannya


ditempatkan pada tempat yang ditentukan oleh Manajer Proyek, bila proyek
telah selesai dilaksanakan.

5.3. Pembuatan Drainase Sementara

Jika dianggap perlu, Kontraktor harus membuat saluran drainase sementara selama
proyek berlangsung, baik untuk pengeringan air hujan, maupun air tanah sehingga
dapat menjamin terhindarnya proyek dari kemungkinan genangan air yang
mengganggu kelancaran pekerjaan maupun daerah kerja sekitarnya.

5.4. Pembuatan Jalan Masuk Sementara

Kontraktor harus membuat jalan masuk sementara menuju lokasi pekerjaan.


Lokasi dan arah jalan masuk akan ditentukan kemudian oleh Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-4
BITA

5.5. Keamanan Proyek dan Pengamanan Daerah Kerja

5.5.1. Kontraktor harus menjamin keamanan proyek, baik untuk barang-barang milik
kontraktor maupun barang-barang milik Pemilik Proyek.
Kontraktor harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam
setiap hari selama proyek berlangsung.

5.5.2. Kontraktor wajib memasang rambu-rambu peringatan pada tempat-tempat


yang mudah dilihat baik oleh pejalan kaki maupun pengemudi kendaraan
bermotor.

5.6. Perlengkapan Keselamatan Kerja

Kontraktor harus menyediakan alat-alat P3K dan keselamatan kerja secukupnya


selama proyek berlangsung untuk kepentingan para pekerja dan semua yang terlibat
dalam pekerjaan tersebut.

5.7. Pembuatan Utilitas Sementara

Kontraktor wajib membuat dan mengadakan utilitas sementara selama proyek


berlangsung, yang antara lain terdiri sebagai berikut :

- Pengadaan air kerja.


- Pembuatan fasilitas sanitasi (KM/WC).
- Fasilitas komunikasi.
- Pembuatan penerangan.
- Fasilitas daya listrik.
- Pemadam kebakaran.

5.8. Pembuatan Pagar Sementara

Kontraktor wajib membuat pagar batas proyek untuk keamanan proyek. Pagar harus
dibuat dari bahan baja lembaran lapis seng yang diberi warna/cat seragam sebagai
tanda pengenal dan harus dipasang pada rangka dan pondasi yang kuat dan kokoh.
Bahan pagar dan cara pemasangannya harus disetujui Manajer Proyek.

5.9. Pembuatan Papan Nama

Kontraktor wajib membuat papan nama proyek dalam ukuran yang memadai dan
dipasang kokoh pada tempatnya, dengan besar tulisan yang dapat terbaca pada jarak
yang cukup. Bahan papan nama dapat dibuat dari papan kayu atau baja pelat
lembaran lapis seng.

5.10. Pembersihan

5.10.1. Selama proyek berlangsung, Kontraktor harus menjaga kebersihan dan


mengatur lokasi bahan bangunan dan alat kerja serta daerah kerja sehingga
kelancaran pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat karenanya.

5.10.2. Pembersihan tumbuh-tumbuhan yang ada pada lokasi peruntukan kerja sesuai
petunjuk Gambar Kerja dan Manajer Proyek.

5.10.3. Kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan pembersihan dari puing-puing hasil


bongkaran dan dengan segera mengangkutnya atau mengeluarkan dari
daerah kerja sejauh maksimal 2km, bila pekerjaan bongkaran dianggap
selesai menurut Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-4
BITA

5.10.4. Sesudah proyek selesai dan sebelum dilakukan penyerahan pekerjaan kepada
pemilik proyek, kontraktor harus membersihkan seluruh daerah kerja dari
segala macam peralatan tersebut, sisa-sisa bahan bangunan, bekas
bongkaran dan bangunan-bangunan sementara, termasuk pengangkutannya
ke suatu tempat di lingkungan Pemilik Proyek tanpa tambahan biaya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERSYARATAN UMUM NO. SPEK : 01500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-4
DIVISI 2
KONSTRUKSI LAHAN
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

02315

PENGGALIAN, PENGURUKAN KEMBALI DAN PEMADATAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

- Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga kerja


yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara jika
diperlukan.
- Penggalian, pengurukan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan
galian dan/atau urukan kembali seperti jalan, saluran terbuka, gorong-gorong, jalur utilitas,
pondasi dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu tempat
pembuangan yang telah ditentukan.
- Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
- Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

3.4. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).

3.5. American Society for Testing and Materials (ASTM).

3.6. Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Penggalian

3.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Manajer Proyek. Lebar galian harus
dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan
pekerjaan.

3.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan
Manajer Proyek dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap
perlu.

3.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada
Manajer Proyek untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.

3.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas
dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Manajer Proyek sebelum menempatkan bahan
urukan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02315


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-6
BITA

3.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Manajer
Proyek, sampai kedalaman di mana daya dukung yang sesuai tercapai.

3.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air
permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.
Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan
tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang galian.
Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan
menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.

3.1.7. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor
harus diperbaiki sesuai petunjuk Manajer Proyek tanpa tambahan biaya dari
Pemilik Proyek.
Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan
peralatan standar seperti power shovel, bulldozer atau excavator.
Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukannya kepada
Manajer Proyek yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian
dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus
memberitahu Manajer Proyek, dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali
setelah Manajer Proyek menyetujui kedalaman penggalian dan sifat lapisan
tanah pada dasar penggalian tersebut.

3.2. Pengurukan dan Penimbunan

3.2.1. Pekerjaan urukan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urukan dan
lokasi pengerjaan urukan/timbunan telah disetujui Manajer Proyek.

3.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurukan sebelum peker-


jaan terdahulu disetujui Manajer Proyek.

3.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urukan dan timbunan dapat disimpan
oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan
pengangkutan selama pekerjaan pengurukan dan penimbunan berlangsung.
Lokasi penumpukan harus disetujui Manajer Proyek.

3.2.4. Pengurukan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton
minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau
setelah mendapat persetujuan dari Manajer Proyek.

3.3. Pemadatan

Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk


memadatkan urukan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif
digunakan self propelled tamping rollers atau towed sheep roller. Smooth steel wheel
vibratory roller digunakan untuk memadatkan bahan urukan berbutir. Pemadatan
dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai
nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak
dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai
petunjuk Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02315


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-6
BITA

4.0. BAHAN-BAHAN

Lihat butir 5.0. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Penggalian

5.1.1. Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai
elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Manajer
Proyek.

5.1.2. Semua bahan galian harus dikumpulkan dan/atau ditumpuk pada tempat
tertentu sesuai petunjuk Manajer Proyek. Bila disetujui Manajer Proyek, bahan
galian tersebut dapat digunakan untuk bahan urukan atau dibuang dari lokasi
proyek.

5.1.3. Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Manajer Proyek, yang
disebabkan karena kesalahan Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak
dapat dibayar dan Kontraktor harus memperbaiki daerah tersebut sesuai
Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.

5.1.4. Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak
patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua
kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung-
jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan
atau waktu.

5.1.5. Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah
elevasi akhir pada kedalaman minimal 150mm di bawah elevasi akhir
rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras dalam batuan dasar
3
asli, dan batu besar dengan volume lebih dari 0,5cm atau berukuran lebih
besar dari 100cm, yang harus disingkirkan dengan alat khusus dan/atau
diledakkan.

5.2. Pengurukan dan Penimbunan

5.2.1. Bahan Urukan

- Bahan urukan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu,
bahan-bahan lain yang mengganggu dan butiran batu lebih besar dari
100mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan
lancar.
- Ketentuan bahan yang baik yang dapat digunakan sebagai bahan urukan
adalah sebagai berikut:

 Tidak ekspansif
 Tidak menyebar
 Nilai CBR minimal 5%

2
Mencapai nilai kohesi minimal 0,5kg/cm untuk tanah liat yang
dipadatkan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02315


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-6
BITA

- Bila menurut pendapat Manajer Proyek, suatu bahan tidak dapat


diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur dengan
tanah dapat diijinkan, dalam hal ini, bahan yang lebih besar dari 150mm
dan lebih kecil dari 50mm tidak diijinkan digunakan, dan persentase pasir
harus berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk kepadatan
tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai.
- Semua bahan galian kecuali tanah tidak dijinkan digunakan sebagai
bahan urukan kecuali disetujui oleh Manajer Proyek seperti disebutkan
dalam butir 5.1.2 dari Spesifikasi Teknis ini.
- Bahan urukan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari
12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi
penyimpangan pada bahan urukan yang telah disetujui tersebut.
- Setiap lapisan bahan urukan, bila kering, harus dibasahi merata sampai
tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang
disyaratkan.

5.2.2. Persiapan

Sebelum penempatan bahan urukan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus sudah


dikerjakan sebelumnya:

- Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar Kerja


dan Spesifikasi Teknis.
- Kontraktor harus memberitahu Manajer Proyek sebelum memulai
penempatan bahan urukan dan Manajer Proyek akan memeriksa kondisi
lokasi yang telah disiapkan untuk maksud tersebut.
- Lokasi yang akan diberi bahan urukan/timbunan harus dikeringkan dahulu
dari genangan air menggunakan pompa atau alat lain yang disetujui
Manajer Proyek.

5.2.3. Penempatan Bahan Urukan

- Bahan urukan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
- Bahan urukan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan
lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal 300mm (keadaan lepas) dan
harus dipadatkan dengan baik.
- Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urukan harus dipadatkan sampai
kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya atau sesuai
ketentuan dalam butir 5.3. dari Spesifikasi Teknis ini.
- Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urukan harus dipadatkan sesuai
nilai kepadatan yang ditentukan dalam butir 5.3. dari Spesifikasi Teknis
ini.
- Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus, alat
pemadat tangan tidak diijinkan sebagai pengganti alat pemadat mekanis.
- Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urukan sebelum
pemadatan lapisan terdahulu disetujui Manajer Proyek.
- Pengurukan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Manajer
Proyek.

5.3. Pemadatan

5.3.1. Umum

- Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar


air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai
kepadatan yang sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang seragam
pada seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02315


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-6
BITA

Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan pneumatic


tire rollers, grid rollers, three-wheeled power rollers, vibratory, sheep foot
atau tamping rollers atau alat pemadatan lain yang disetujui.
- Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan
dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah dengan
cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan
yang sama.
- Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus-menerus
3
untuk setiap 600m , atau penempatan bahan setiap jam. Bila beberapa
timbunan kecil berada di beberapa tempat sehingga sebuah mesin gilas
tidak dapat memadatkan dengan baik, harus disediakan mesin gilas
tambahan.
- Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan
sedemikian rupa agar efisien.

5.3.2. Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal

Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan


berdasarkan metoda ASTM D1557 atau AASHTO T180 yang umum dikenal
sebagai Modified Proctor Test.

5.3.3. Pengawasan Kelembaban

Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan


urukan dan permukaan yang akan menerima bahan urukan harus memiliki
kadar air yang disyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan melakukan pemadatan
sampai dicapai kadar air sesuai dengan yang disyaratkan. Kontraktor harus
melembabkan bahan urukan atau permukaan yang akan diuruk bila
kondisinya terlalu kering. Bahan urukan yang terlalu basah harus dikeringkan
sampai dicapai kadar air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan
mekanis.

5.3.4. Penggilasan

- Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas


atau dipotong sesuai petunjuk Manajer Proyek, untuk memastikan adanya
tanah lunak yang ada di lokasi tersebut. Kontraktor harus menggunakan
truk bermuatan, mesin gilas atau peralatan pemadatan lainnya yang
disetujui. Jenis ukuran dan berat peralatan harus sesuai petunjuk Manajer
Proyek.
- Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urukan pada
tempat rendah. Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus
memberitahukannya kepada Manajer Proyek agar dapat ditentukan
perbaikannya. Lokasi yang mendukung struktur/konstruksi harus diawasi
selama pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui Manajer Proyek
sebelum pekerjaan dilanjutkan.

5.3.5. Kepadatan Tanah Kohesif

Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel yang melalui
saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan
ASTM D1557 atau AASHTO T180, dan dinyatakan dalam persentase
kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat pemadatan harus
memenuhi ketentuan di halaman berikut.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02315


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-6
BITA

Daerah Pemadatan Kepadatan Relatif Kadar Air


% %*
Pemadatan Umum 90 -3 W o +3
Jalan Utama dan Daerah Parkir Kendaraan Berat (100cm
lapisan atas) 95 -4 W o +2
Jalan Penghubung dan Daerah Parkir Kendaraan Ringan
(50cm lapisan atas) 95 -4 W o +3
Lantai Gudang dan Bengkel (50cm lapisan atas) 95 -4 W o +2
Pemadatan Saluran (kecuali ditentukan lain) 90 -3 W o +3
* W o = Kadar Air Optimal

5.3.6. Kepadatan Tanah Tidak Kohesif.

Tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang melalui
saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan
ASTM D1557 atau AASHTO T180, dan dinyatakan dalam persentase
kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat pemadatan harus
memenuhi ketentuan berikut:

Daerah Pemadatan Kepadatan Relatif


(%)

Timbunan di bawah lapisan drainase Tidak ada persyaratan khusus. Cukup


digilas dengan bulldozer (misalnya D-6)
Timbunan pengisi di bawah pelat lantai 95
Bisa juga diperiksa dengan beberapa kali
lintasan roller sesuai petunjuk Manajer
Proyek
Dasar jalan 95
Pemadatan saluran 92
Saluran Tidak ada persyaratan khusus

5.4. Pembuangan Bahan Galian

Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk urukan.
Bahan yang tidak sesuai untuk pengurukan harus dibuang pada tempat yang
ditentukan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02315


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6-6
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

02335

PERSIAPAN TANAH DASAR

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah untuk lapis
pondasi bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).

2.2. Semua standar lokal yang berlaku, yang terkuat yang berlaku.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Perlindungan terhadap pekerjaan yang telah selesai.

3.2. Permukaan tanah yang telah disiapkan harus dilindungi terhadap pengeringan dan
retak.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena keteledoran Kontraktor, harus diperbaiki
atas biaya Kontraktor sepenuhnya.

4.0 BAHAN-BAHAN

Lihat butir 5.0. dari Spesifikasi Teknis ini.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan-bahan yang
tidak diinginkan.
Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan serta
dipadatkan sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal, sehingga lapisan pondasi
jalan ketika dipadatkan, akan memberikan formasi yang sama pada semua elevasi.
Semua bahan sampai kedalaman 150mm di bawah tanah permukaan pada galian dan
sampai kedalaman 300mm pada timbunan harus benar-benar dipadatkan sampai
minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan kering AASHTO T99 dengan nilai CBR
sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02335


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN :1-2
BITA

5.2. Permukaan Tanah pada Galian Tanah

Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah harus dibentuk
sesuai bentuk melintang dan memanjang, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Tanah harus dipadatkan dengan alat yang disetujui. Sebelum pemadatan, kadar air
bahan timbunan harus diatur sedemikian rupa sampai mendekati Kadar Air Optimum
(W o), sehingga diperoleh tingkat kepadatan yang disyaratkan.
Bila keadaan tanah tidak memungkinkan untuk mencapai nilai minimal CBR, tanah
yang tidak sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan diganti dengan yang se-
suai, atau dengan cara stabilisasi tanah seperti yang disyaratkan.
Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan digolongkan sebagai galian
umum. Pada elevasi permukaan tanah, Kontraktor harus mengisi lubang-lubang yang
disebabkan oleh pembongkaran akar-akar, bonggol tanaman dan batu-batu besar,
dengan bahan pengisi yang sesuai.

5.3. Permukaan Tanah pada Timbunan

Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan-persyaratan berikut


harus dipenuhi:

- Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus dipadatkan


dan dilindas sesuai ketentuan dan/atau petunjuk Manajer Proyek.
- Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata sampai
ketebalan lepas maksimal 200mm setiap lapisnya dengan menggunakan alat
perata jalan/grader dan digilas secara terus-menerus.
Rata-rata kecepatan penggilas jalan adalah 5km/jam dan kecepatan ini harus
tetap terjaga sampai pekerjaan selesai.
Selama pemadatan dengan mesin gilas, kadar air bahan timbunan harus tetap
terjaga. Jumlah lintasan harus minimal 6 (enam) kali sampai maksimal 8
(delapan) kali, atau sesuai ketentuan Manajer Proyek.
- Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang sama dengan di
atas sampai pekerjaan urukan selesai dan disetujui Manajer Proyek.

5.4. Permukaan Subgrade pada Batu

Bila permukaan berada di atas potongan batu, batu tersebut harus dipotong sehingga
membentuk profil yang sesuai dengan yang diinginkan.
Kontraktor harus menyingkirkan semua bahan lepas dan membentuk permukaan
dengan menambah bahan pengisi, dipadatkan dan dibentuk sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.
Tidak boleh ada batu yang menonjol pada permukaan tanah.

5.5. Perlindungan Pekerjaan

Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Manajer Proyek harus
dilindungi dari kekeringan/retak dan air.
Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor, harus diperbaiki
sesuai petunjuk Manajer Proyek tanpa biaya tambahan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02335


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN :2-2
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

02500

JARINGAN UTILITAS

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan
pemasangan jaringan utilitas yang lengkap di luar bangunan seperti ditentukan dan/atau
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Sistem pemipaan ini meliputi:

– Pemipaan distribusi air bersih,


– Pemipaan air kebakaran,
– Pemipaan air kotor,
– Pompa distribusi air bersih,
– Pompa air kebakaran,
– Peralatan penangkal kebakaran,
– Peralatan pengolah air,
– Tangki air bawah dan atas,
– Pengujian seluruh sistem sehingga semua jaringan utilitas dapat bekerja dengan baik.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.2. International Standard Organization (ISO).

2.3. Standar Nasional Indonesia (SNI).

2.4. American National Standards Institute (ANSI).

2.5. American Water Works Association (AWWA).

2.6. Spesifikasi Teknis:

- 02315 - Penggalian, Pengurukan Kembali dan Pemadatan.


- 03300 - Beton Cor di Tempat.
- 05500 - Berbagai Jenis Metal.
- 09910 - Cat.
- 15100 - Sistem Plambing.
- 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

3.1.1. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/brosur dari bahan yang
akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Manajer Proyek terlebih
dahulu, sebelum mendatangkannya ke lokasi.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1 - 15
BITA

3.1.2. Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

3.1.3. Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, Kontraktor harus
menjelaskan perbedaan tersebut secara tertulis, dengan permohonan
penggantian, bersamaan dengan alasan penggantian, sehingga bila diterima,
tindakan yang sesuai dapat dilakukan untuk penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal ini maka Kontraktor tidak dibebaskan dari tanggung jawab
untuk menghasilkan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


pekerjaan jaringan utilitas yang disebutkan di sini, atau yang membutuhkan
koordinasi dengan pekerjaan lain.

3.2.2. Gambar Kerja hanya menunjukkan secara garis besar lokasi bahan dan
peralatan. Gambar Kerja harus diikuti dengan se-seksama mungkin. Gambar
Struktur dan Gambar lainnya yang terkait, dan semua elemen yang dipasang
harus diperiksa dimensi dan kebutuhan ruang geraknya sebelum
pemasangan.

3.2.3. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan kepada Manajer Proyek se-
segera mungkin sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu
untuk memeriksa, dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila
mengabaikan hal ini.
Gambar Detail pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.

3.2.4. Kontraktor harus mendapatkan, atas biayanya, semua ijin yang diperlukan dan
mengatur semua pemeriksaan yang dibutuhkan yang berhubungan dengan
jaringan utilitas yang disebutkan di sini.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

3.3.1. Setiap bahan, peralatan, pipa (satu panjang utuh), sambungan dan
perlengkapan lain yang digunakan dalam jaringan utilitas harus mempunyai
tanda/merek yang jelas dari pabrik pembuatnya dan kelas produk bila
ditentukan oleh standar yang berlaku.

3.3.2. Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari segala
jenis kerusakan.

3.4. Ketidaksesuaian

3.4.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah maupun
pemasangan dan lain-lain.

3.4.2. Semua perlengkapan pemipaan utilitas yang didatangkan atau dipasang tanpa
tanda/merek harus disingkirkan dan diganti dengan yang sesuai tanpa
tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2 - 15
BITA

3.5. Garansi

Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek surat garansi yang menyatakan
bahwa jaringan utilitas telah bekerja dengan baik untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
atau sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontrak, sejak tanggal penyerahan terakhir.
Selama periode tersebut Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti kerusakan
dan membayar biaya setiap perbaikan atau penggantian.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang harus
dalam keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas baik.

4.2. Pemipaan Air Bersih

4.2.1. Pipa

Pipa untuk distribusi air bersih harus dari pipa polietilena/polyethylene tipe PE
100 kelas S-8 dengan tekanan kerja PN 10, yang memenuhi standar SNI
4829.2-2015, ISO 4065, ISO 4427 dan atau DIN 8075, seperti buatan Vinilon,
Maspion, Eurapipe, Wavin atau yang setara.
Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.

4.2.2. Sambungan Pipa

Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple, tee


dan sebagainya, harus terbuat dari bahan PE yang sesuai untuk pipa PE 100
kelas S-8, memenuhi SNI 4829.3-2015, serta berasal dari merek yang sama
dengan merek pipa.

4.2.3. Sistem Penyambungan

Sistem penyambungan pipa terdiri dari heat-fusion butt welding, electrofusion


socket welding (sambungan panas) atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuat
pipa PE. Sistem sambungan yang dipilih harus disetujui Manajer Proyek.

4.2.4. Katup (Valve)

Katup bertekanan kerja 10kg/cm²/150psi yang dibuat dari bahan kuningan


dengan jenis dan diameter sesuai Gambar Kerja, harus berasal dari merek
yang dikenal seperti Nibco, Kitzatawa, Fortune.
Katup harus memiliki tanda tekanan kerja, diameter dan arah aliran yang
diterakan pada badan katup.
Katup dengan diameter sampai dengan 65mm harus memiliki ulir untuk
penyambungan dengan pipa.

4.3. Pompa

4.3.1. Pompa Air Bersih

Pompa air bersih harus dari dari tipe, kapasitas, daya hisap, kecepatan dan
tegangan kerja sesuai Gambar Kerja, seperti merek Aurora, Ronald, Ebara
Indonesia.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3 - 15
BITA

4.3.2. Aksesori

- Pompa harus dilengkapi dengan sambungan fleksibel, katup-katup dan


pengukur tekanan, pelampung (floating valve) seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
- Pompa harus dilengkapi dengan sambungan fleksibel, katup-katup dan
pengukur tekanan, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Pengkabelan dan sistem elektrikal harus sesuai ketentuan Spesifikasi
16400.
- Pompa harus dilengkapi pula dengan:

· Pelat identifikasi yang menyebutkan nomor kode setiap unit, yang


sesuai dengan nomor kode yang ditunjukkan pada skema sistem di
dalam Gambar Kerja.
· Pelat spesifikasi yang menunjukkan detail lengkap ukuran pompa,
kecepatan, amper, diameter impeller, lubrikasi, karakteristik pompa,
kapasitas, tegangan kerja dan keterangan penting lainnya yang
diminta Manajer Proyek.
· Pelat nama pabrik pembuat yang berisi nama pabrik pembuat, nomor
seri pompa, model pompa dan tanggal pembuatan.

Semua pelat di atas harus terpasang dengan kuat pada tempatnya.

4.4. Pemipaan Air Kebakaran

4.4.1. Di atas Tanah

a. Pipa

Pemipaan air kebakaran di atas tanah harus digunakan pipa baja karbon
skedul 40 yang memenuhi standar ASTM A 53 Tipe E grade B, seperti
merek Bakrie, PPI, Bumi Kaya atau yang setara.
Pipa dengan diameter sampai dengan 65mm harus memiliki ulir pada
bagian sambungan.
Pipa dengan diameter lebih besar dari 65mm harus dilengkapi flensa pada
bagian sambungannya atau disambung dengan cara las tumpul yang
memenuhi standar AWWA C 208. Jenis sambungan yang digunakan
harus sesuai dengan kebutuhan dan petunjuk dari Manajer Proyek.

b. Sambungan Pipa

Sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple, tee dan
sebagainya, harus terbuat dari bahan baja karbon yang sesuai untuk pipa
baja karbon skedul 40, serta berasal dari merek yang dikenal.
Sambungan dengan diameter sampai dengan 65mm harus dilengkapi ulir
untuk penyambungan, sedang sambungan dengan diameter lebih besar
dari 65mm harus dilengkapi dengan flensa atau dengan las tumpul yang
memenuhi ketentuan AWWA C 208.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4 - 15
BITA

4.4.2. Di dalam Tanah

a. Pipa

Pipa untuk distribusi air kebakaran harus dari pipa polietilena/polyethylene


tipe PE 100 dengan tekanan kerja PN 16, yang memenuhi standar SNI
4829.2-2015, ISO 4065, ISO 4427 dan atau DIN 8075, seperti buatan
Vinilon, Maspion, Eurapipe, Wavin atau yang setara.
Diameter dan panjang pipa harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

b. Sambungan Pipa

Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple,


tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan PE yang sesuai untuk pipa
PE 100, memenuhi SNI 4829.3-2015, serta berasal dari merek yang sama
dengan merek pipa.

c. Sistem Penyambungan.

Sistem penyambungan pipa terdiri dari heat-fusion butt welding,


electrofusion socket welding (sambungan panas) atau sesuai petunjuk dari
pabrik pembuat pipa PE. Sistem sambungan yang dipilih harus disetujui
Manajer Proyek.

4.5. Perlengkapan Pemipaan Air Kebakaran

4.5.1. Flensa

Flensa harus memenuhi standar ANSI B 16.5 kelas 150 jenis raised face.
Flensa tipe slip-on harus memiliki diameter yang sesuai dengan pipa atau
peralatan yang akan disambung.

4.5.2. Paking

Paking harus memenuhi standar ANSI kelas 150, terbuat dari karet gulungan
spiral tebal minimal 3mm.
Diameter paking harus sesuai dengan diameter dan jenis flensa yang akan
digunakan.
Jumlah pengadaan paking harus dilebihkan 10% dari jumlah yang seharusnya
diadakan.

4.5.3. Baut, Mur untuk Flensa

Baut, mur lengkap dengan cincin per dan cincin pelat, harus terbuat dari baja
hitam kelas 4.6., dengan sistem ulir metrik, digunakan untuk pemasangan
flensa.
Diameter dan panjang baut harus disesuaikan dengan dimensi flensa. Sisa ulir
setelah pemasangan minimal 3 (tiga) ulir.
Jumlah pengadaan baut dan mur dilebihkan 10% dari jumlah yang seharusnya
diadakan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5 - 15
BITA

4.5.4. Katup (Valve)

a. Umum

- Semua katup dengan tekanan kerja 10kg/cm² (150psi) yang dibuat


dari besi tuang (cast iron), harus baru, dan semua katup dari tipe yang
sama harus berasal dari satu merek.
Semua katup untuk penangkal kebakaran harus UL Listed, sesuai atau
setara dengan produk SCI yang dibuat oleh Siam Cast Iron Works Co.
Ltd. atau Nibco atau yang setara yang disetujui.
- Semua badan katup harus memenuhi ASTM A 126 Class B, dengan
disc seat ring, cover gasket dan O-ring yang memenuhi ASTM D 2000
AA 7008. Semua katup harus menerakan nama pabrik pembuat,
tekanan kerja, diameter dan arah aliran, dengan jenis/tipe katup dan
diameter sesuai Gambar Kerja.
- Semua katup harus lengkap dan siap untuk digunakan dengan
komponen dan aksesori yang sesuai dengan standar yang berlaku,
dan memiliki kemampuan untuk dioperasikan dalam jangka panjang,
bebas dari gangguan membutuhkan sedikit perawatan/pemeliharaan.
- Katup dengan diameter sampai 65mm harus memiliki ulir untuk
sambungan.
Katup dengan diameter lebih besar dari 65mm harus dilengkapi
dengan flensa yang sesuai dengan ANSI B 16.1 CL 150 yang bersatu
dengan badan katup.

b. Katup Penahan (Check Valve)

Katup penahan harus dari tipe anti water hammer dengan tekanan kerja
minimal 10kg/cm².

c. Katup Pelepas Udara (Air Release Valve)

Katup pelepas udara harus memiliki tekanan minimal 5kg/cm².

d. Katup Pengatur Tekanan (Pressure Reducing Valve)

Katup pengatur tekanan harus dari tipe yang memiliki tekanan yang dapat
diatur dengan tekanan masuk minimal 10kg/cm². Buatan Yoshitake,
Fushiman atau yang setara.

4.5.5. Flow Swicth

Flow switch harus memiliki tekanan kerja 10kg/cm² dengan kapasitas aliran
minimal 300 liter/menit, dibuat dari bahan stainless steel, seperti dari Johnson
Control.

4.5.6. Flexible Joint

Flexible joint harus terbuat dari serat sintetis (synthetic fiber) yang dilapisi
karet sintetis khusus, dilengkapi flensa dari bahan baja lunak, dari tipe Twin-
Sphere Connector, dengan diameter sesuai dengan diameter peralatan yang
akan disambung, seperti buatan Tozen atau Proco.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6 - 15
BITA

4.6. Pompa Kebakaran

4.6.1. Pompa Elektrik (Electric Fire Pump)

- Pompa elektrik harus dari tipe, kapasitas dan daya hisap sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja, lengkap dengan motor, sambungan-
sambungan, katup dan aksesori, dan memenuhi persyaratan NFPA 20,
seperti Aurora, Amstrong atau ITT.
Pompa harus beroperasi dengan halus pada semua kecepatan dengan
menyetel komponen rotasi.
- Pompa harus dilengkapi dengan komponen pelindung yang memenuhi
standar NFPA 20 dan harus dibuat secara khusus serta harus sesuai
dengan peralatan penting agar pompa dapat bekerja dengan baik.
Semua pengkabelan harus diberi label yang jelas sesuai petunjuk Gambar
Kerja.
- Pompa elektrik harus dilengkapi antara lain dengan aksesori berikut:

· Panel kontrol yang memenuhi NFPA 20.


· Berbagai jenis katup sesuai petunjuk Gambar Kerja.
· Pengukur tekanan.
· Saringan.
· Pengukur aliran.
· Sambungan fleksibel.
· Kopling.
· Dan aksesori penting lainnya.

4.6.2. Pompa Disel (Diesel Pump)

- Pompa disel harus dari tipe dan kapasitas sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Pompa disel harus memenuhi persyaratan NFPA 20, seperti Aurora,
Amstrong atau ITT.
- Pompa harus dilengkapi dengan komponen pelindung yang memenuhi
standar NFPA 20 dan diperuntukan khusus untuk pompa disel.
Komponen pelindung harus ditempatkan dalam kotak.
Pengisi baterai harus bekerja otomatis dan memenuhi standar NFPA 20.
- Semua pengkabelan harus diberi label yang jelas sesuai petunjuk Gambar
Kerja.
- Pompa disel harus dilengkapi dengan aksesori berikut:

· Berbagai jenis katup.


· Pengukur tekanan.
· Pengukur aliran.
· Sambungan fleksibel.
· Pipa-pipa pelengkap.
· Dan aksesori penting lainnya sesuai ketentuan Gambar Kerja.

- Disel untuk menggerakkan pompa disel harus memenuhi standar NFPA


20.
Disel harus memiliki daya yang cukup memadai untuk menggerakkan
pompa disel.
Disel harus dari tipe pemasangan di dalam ruang dan harus memiliki
aksesori standar seperti tersebut berikut :

· Panel kontrol yang memenuhi NFPA 20.


· Stub shaft.
· Variasi kecepatan, mesin berlubrikasi untuk mengatur kecepatan.
· Air cleaner, intake silencer.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 7 - 15
BITA

· Alternator.
· Starter.
· Sistem pendinginan.
· Pompa suplai bahan bakar dan saringan bahan bakar.
· Lube oil filter, lube oil cooler.
· Run-stop control.
· Manual start contactor.
· Exhaust manifold.
· Junction box.
· Pemanas mesin.
· Perlengkapan standar lainnya yang harus disediakan, sesuai
ketentuan NFPA 20.

4.6.3. Pompa Pemacu (Jockey Pump).

- Pompa pemacu harus dari tipe yang sesuai dengan ketentuan Gambar
Kerja, dilengkapi dengan saringan, katup dan aksesori penting lainnya.
Pompa pemacu harus memenuhi persyaratan NFPA 20, dari Aurora,
Amstrong atau ITT.
- Pompa harus dilengkapi dengan komponen pelindung yang harus dibuat
secara khusus dan harus sesuai dengan peralatan penting agar pompa
dapat bekerja dengan baik. Semua pengkabelan harus diberi label yang
jelas sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Motor elektrik untuk pompa pemacu harus bekerja pada tegangan kerja
dan putaran serta dengan daya sesuai kapasitas pompa seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Aksesori pompa pemacu yang sesuai dengan standar dari pabrik
pembuatnya, antara lain harus seperti berikut :

· Berbagai jenis katup seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.


· Pengukur tekanan.
· Kopling dan penutupnya.
· Sambungan fleksibel.
· Pengukur aliran.
· Dan aksesori penting lainnya.

4.7. Hydrant Pillar

Hydrant pillar tipe 2 (dua) arah dengan katup utama harus dari ukuran 1000mm x
650mm x 650mm, seperti Appron atau yang setara.

4.8. Pemipaan Air Buangan

4.8.1. Pipa

Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar SNI 06-0084-2002 dengan
kelas tekanan kerja 10kg/cm², seperti Wavinsafe buatan Wavin, Pralon,
Vinilon atau yang setara. Pipa harus dari jenis sambungan solvent cement.
Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 8 - 15
BITA

4.8.2. Sambungan Pipa

Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solvent cement seperti


elbow, reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan dan kelas
yang sama dengan pipa PVC dan memenuhi standar SNI 06-0135-1989, dari
merek yang sama dengan merek pipa yang disetujui digunakan.

4.8.3. Perekat

Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang


direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.

4.9. Peralatan Pengolah Air

4.9.1. Umum

Peralatan pengolah air harus memiliki karakteristik, spesifikasi dan ketentuan


lain sesuai standar pabrik pembuat/penyedia peralatan pengolah air, seperti
PT Bestindo Putra Mandiri, PT Alam Hijau Semesta atau PT Beta Pramesti.
Jumlah unit atau set setiap peralatan harus sesuai dengan sistem yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan disetujui oleh Manajer Proyek.

4.9.2. Peralatan

a. Penyaring Pasir (Sand Filter)

Penyaring pasir (sand filter) harus memiliki kapasitas sesuai ketentuan


Gambar Kerja, dibuat dari bahan baja lunak dengan lapisan fiber glass
pada bagian dalamnya dan lapisan epoksi pada bagian luarnya.
Tangki harus dilengkapi dengan perlengkapan sesuai standar dari pabrik
pembuat, antara lain pompa penyaring (filter) yang berfungsi ganda
sebagai pompa backwash.

b. Klorinasi dan Dosing Pump

Sistem klorinasi dan dosing pump digunakan untuk mengoksidasi bahan


kimia yang ada dalam air dan untuk membunuh kuman/bakteri serta dapat
menurunkan kadar warna akibat senyawa organik.

c. Static Mixer

Pengaduk statis untuk mencampur air dan larutan klorin harus terbuat dari
PVC dengan ukuran sesuai dengan standar pabrikan.

d. Unit Flokulasi dan Koagulasi

Peralatan pengolah air harus dilengkapi dengan unit flokulasi dan unit
koagulasi sesuai standar pabrik pembuat.

4.10. Tangki Air

4.10.1. Tangki air bawah harus dibuat dari beton cor di tempat yang kedap air dengan
kapasitas sesuai petunjuk Gambar Kerja. Bahan beton cor di tempat harus
sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 9 - 15
BITA

4.10.2. Tangki air atas dengan dimensi dan kapasitas sesuai petunjuk Gambar Kerja
harus berupa konstruksi panel-panel yang dibuat dari bahan fibreglass
reinforced plastic (FRP) atau glassfibre reinforced polyester (GRP) yang
dibentuk dengan cara vacuum injection moulding atau matched metal die,
seperti Dural buatan Induro atau Sekisui GRP Panel Tank.

4.11. Bahan Elektrikal

Bahan-bahan elektrikal seperti panel, kabel daya, konduit dan lainnya yang dibutuhkan
untuk pemasangan pompa harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Semua tenaga kerja harus ahli dan mampu serta berpengalaman dan disetujui
Manajer Proyek.

5.1.2. Semua lokasi dan dimensi perlengkapan sistem pemipaan harus sesuai
Gambar Kerja dan petunjuk Manajer Proyek.

5.1.3. Semua bahan, baik yang disebutkan maupun yang tidak disebutkan atau
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, harus disediakan dan dipasang untuk
melengkapi sistem sesuai mutu pemasangan terbaik dan disetujui Manajer
Proyek.

5.2. Pemasangan

5.2.1. Pemipaan

- Semua sistem pemipaan yang dipasang harus tetap bersih, dan bekerja
dengan baik melalui pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai
pekerjaan diserahkan dan diterima Pemilik Proyek.
- Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.
- Kontraktor bertanggung jawab mengadakan bagian sambungan yang
diperlukan sehingga membentuk pemasangan yang lengkap. Semua
sambungan harus diperiksa dengan teliti untuk memastikan semua bagian
yang harus disediakan tersebut sudah lengkap.
- Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan
peralatan, harus dilengkapi dengan sambungan pipa atau flensa yang
sesuai seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini.
- Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
- Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambungan reducer
atau increaser.
- Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus
ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang
cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran, penggantian dengan batang
pengoperasian ke arah horisontal atau vertikal.
- Pipa pembuangan air kotor harus dipasang menurun 10mm setiap 100cm
panjang pipa, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Sebelum
pipa pembuangan air kotor dipasang, Kontraktor harus memeriksa di
lapangan semua pipa yang akan dipasang untuk memeriksa benar-
tidaknya sistem pemipaan sehingga pipa-pipa tersebut dapat dipasang
sesuai persyaratan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 10 - 15
BITA

- Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang


ditempatkan sesuai Gambar Kerja, sehingga setiap peralatan dapat
diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu peralatan lainnya.
- Penggalian, pengurukan dan penimbunan pekerjaan pemipaan dan
peralatan utilitas lainnya harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis 02315.

5.2.2. Penumpu dan Alat Pengencang

- Semua pipa, sambungan dan peralatan harus ditumpu dan diikat dengan
kuat dan aman.
- Penumpu pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga arah dan
kemiringan pipa tetap terjaga dan cukup kuat memegang pipa dan
pemuaian yang disebabkan karena perubahan panas.
- Penumpu pipa harus dipasang dengan jarak sebagai berikut:

Diameter Pipa Batas Maksimal Ruang


(mm) Jarak Mendatar (m) Jarak Tegak (m)
s.d. 20 1,8 2,0
25 s.d. 40 2,0 3,0
50 s.d. 80 3,0 4,0
100 s.d. 150 4,0 4,0

- Jenis penggantung/penumpu adalah sebagai berikut:

· Baja pelat.
· Baja siku.
· Atau baja profil lainnya sesuai Gambar Kerja.

- Penggantung dan penumpu harus ditempatkan pada lokasi berikut:

· Perubahan arah aliran.


· Titik percabangan.
· Beban terpusat karena adanya katup dan peralatan lain yang sejenis.

- Bahan penumpu/penggantung dan penumpu lain yang dibutuhkan harus


memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 05500.

5.2.3. Roughing-In

- Roughing-in untuk pipa dan sambungan harus dilakukan sepanjang


konstruksi, dan harus dikoordinasikan antara Manajer Proyek dan
Kontraktor.
- Lokasi bukaan dengan ukuran yang tepat untuk lewatnya pipa harus
disediakan bila diperlukan. Lokasi sesuai ketentuan Gambar Kerja, dan
koordinasi posisi terakhir harus dibicarakan dengan Manajer Proyek.
- Semua bahan seperti pengikat saluran dan perlengkapan lainnya yang
ditanam dalam beton harus bersih dari segala jenis karat, kerak dan cat.

5.2.4. Pemasangan Pompa Air Bersih

- Sebelum pemasangan pompa, setiap pompa harus sudah diuji di pabrik


pembuatnya sesuai dengan standar pengujian yang berlaku, dan ketika
didatangkan ke lokasi, setiap pompa harus dilengkapi sertifikat pengujian
pabrik dan kurva penampilan.
- Semua pompa harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 11 - 15
BITA

- Pengerjaan yang baik dan unjuk kerja pompa-pompa yang telah terpasang
dengan lengkap termasuk motor penggerak, komponen pelindung dan
aksesori lainnya menjadi tanggung-jawab pembuat/pemasok pompa.
- Pompa harus dipasang pada posisi dan lokasi sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.
- Semua angkur dan alat pengencang harus disediakan oleh Kontraktor
untuk dipasang pada saat pelaksanaan pekerjaan beton di mana
dibutuhkan.
- Sistem pekerjaan elektrikal harus dikerjakan sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja dan ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

5.2.5. Pemasangan Pompa Kebakaran

- Sebelum pemasangan pompa, setiap pompa harus sudah diuji di pabrik


pembuatnya sesuai ketentuan NFPA 20, dan ketika didatangkan ke lokasi,
setiap pompa harus dilengkapi dengan sertifikat pengujian pabrik dan
kurva penampilan.
- Semua pompa harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.
- Pengerjaan yang baik dan unjuk kerja pompa-pompa yang telah terpasang
dengan lengkap termasuk motor penggerak, komponen pelindung dan
aksesori lainnya menjadi tanggung-jawab pembuat/pemasok pompa.
- Sistem pekerjaan elektrikal harus dikerjakan sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja dan ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

5.2.6. Peralatan Penangkal Kebakaran

Fire hydrant harus dipasang dengan cara yang sesuai dengan standar
pemasangan dari pabrik pembuatnya dan Gambar Detail Pemasangan yang
telah disetujui, pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.2.7. Pemasangan Peralatan Pengolah Air

Peralatan pengolah air harus dipasang lengkap dengan pemipaan, panel


kontrol, pengkabelan dan kelengkapan lainnya agar peralatan pengolah air
bekerja dengan baik, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik
pembuatnya dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.

5.2.8. Pemasangan Tangki

- Pengerjaan tangki penyimpan air bawah tanah dari bahan beton cor di
tempat yang kedap air harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam
Spesifikasi Teknis 03300 dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah
disetujui, dan pada tempat-tempat yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Penggalian, pengurukan dan pemadatan tanah untuk penanaman/
penempatan tangki penyimpan air harus dilaksanakan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis 02315.
- Pemasangan tangki air bertekanan harus dipasang sesuai dengan
petunjuk pemasangan tertulis dari pabrik pembuatnya dan Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui.

5.3. Pengujian

5.3.1. Pemipaan

- Semua bagian pipa yang telah selesai harus dipisahkan dan diberi
pengujian tekanan 1,5 (satu setengah) kali tekanan kerja yang ditentukan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 12 - 15
BITA

- Tekanan harus dijaga selama minimal 8 jam dan jalur pipa harus tetap
rapat selama pengujian.
- Pompa penguji, manometer, meter air, bahan dan peralatan pengujian
lainnya yang dibutuhkan harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor.
- Bila suatu bagian sistem pemipaan akan ditutup sebelum seluruh
pemasangan selesai, bagian tersebut harus diuji terpisah pada tekanan
yang sama dengan tekanan yang digunakan untuk seluruh sistem dan
disaksikan Manajer Proyek.

5.3.2. Pompa Air Bersih

- Sebelum penerimaan terakhir unit-unit pompa yang terpasang, Kontraktor


harus melakukan pengujian lapangan semua pompa, dengan bantuan
wakil dari pabrik pembuat pompa atau pemasoknya. Pengujian di
lapangan harus disaksikan oleh wakil Pemilik Proyek.
- Setiap cacat atau kerusakan yang ditemukan selama pengujian harus
diperbaiki segera dan unit tersebut harus diuji ulang sampai diperoleh
hasil yang memuaskan.
- Selama pengujian lapangan, semua aksesori dan sistem tanda bahaya
juga harus diuji.

5.3.3. Pompa Air Kebakaran

- Sebelum penerimaan terakhir unit-unit pompa yang terpasang, Kontraktor


harus melakukan pengujian lapangan sesuai NFPA 20, dengan bantuan
wakil dari pabrik pembuat pompa atau pemasoknya. Pengujian di
lapangan harus disaksikan oleh wakil Pemilik Proyek.
- Setiap cacat atau kerusakan yang ditemukan selama pengujian harus
diperbaiki segera dan unit tersebut harus diuji ulang sampai diperoleh
hasil yang memuaskan.
- Setiap pompa harus dioperasikan dengan hasil yang memuaskan minimal
selama 1 (satu) jam dan harus dilaksanakan sebanyak jumlah
pengoperasian yang disyaratkan oleh NFPA 20, sebelum instalasi tersebut
dianggap memenuhi.
- Selama pengujian lapangan, semua aksesori dan sistem tanda bahaya
juga harus diuji.

5.3.4. Peralatan Penangkal Kebakaran

Semua peralatan penangkal kebakaran, seperti fire hydrant pillar harus diuji
dan mendapatkan sertifikat dari Dinas Kebakaran setempat.

5.4. Pembersihan dan Penyesuaian

5.4.1. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua saluran/pipa, untuk


mencegah masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelah selesai pemasangan
setiap sistem pemipaan harus dihembus langsung dengan udara selama
mungkin untuk membersihkan seluruh sistem pemipaan.

5.4.2. Setelah seluruh sistem terpasang lengkap, Kontraktor harus menjalankan


peralatan pada kondisi normal untuk membuat semua penyesuaian penting
menyeimbangkan katup, kontrol tekanan otomatis dan lainnya, sampai semua
persyaratan tercapai.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 13 - 15
BITA

5.5. Pengujian Sistem Saluran Bertekanan

5.5.1. Setelah selesai pemasangan dan roughing-in, seluruh sistem pemipaan harus
diuji pada tekanan hidrostatis 1,5 (satu setengah) kali tekanan kerja nominal
dan dibiarkan pada tekanan tersebut selama minimal 8 jam. Tekanan kerja
nominal untuk air bersih dan air kebakaran harus sesuai dengan ketentuan
dalam Gambar Kerja.

5.5.2. Bila suatu bagian sistem pemipaan akan ditutup sebelum seluruh pemasangan
selesai, bagian tersebut harus diuji terpisah pada tekanan yang sama dengan
tekanan yang digunakan untuk seluruh sistem dan disaksikan oleh Manajer
Proyek.

5.5.3. Seluruh jaringan pipa air bersih harus dibilas dengan baik dan di-desinfeksi
dengan klorin, sebelum diserahkan kepada Pemilik Proyek melalui Manajer
Proyek.

5.6. Disinfektan Sistem Suplai Air Bersih

5.6.1. Pada akhir pemasangan seluruh suplai air bersih, Kontraktor harus menyapu,
mengelap dan membersihkan tangki air dan membilas bersih unit pompa, jaringan
pipa distribusi dan pusat pemompaan sesuai kebutuhan dengan berhati-hati dan
bukaan-bukaan yang berhubungan ke jaringan pipa ditutup rapat dan benda-benda
asing tidak dapat masuk ke dalamnya. Hanya air dari PDAM yang digunakan
untuk pembersihan tersebut.

5.6.2. Tangki penyimpan air kemudian harus diisi dengan air yang dicampur dengan
larutan kapur klorida dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan konsentrasi
40ppm klorin dalam air.

5.6.3. Air dengan kandungan klorin harus dibiarkan dalam tangki penyimpan dan
pemipaan semalaman dan dikuras bersih hari berikutnya. Sistem suplai air
kemudian dapat dioperasikan.

5.6.4. Pada akhir prosedur klorinasi, contoh air harus diambil oleh petugas laboratorium
yang berwenang untuk pengujian dan pembuatan sertifikasi bahwa air aman untuk
konsumsi manusia.

5.6.5. Kontraktor harus memastikan bahwa catatan peringatan yang sesuai disediakan
sampai sertifikat telah diterima oleh Manajer Proyek.

5.6.6. Tidak seorang pekerjapun diijinkan masuk ke dalam tangki setelah proses klorinasi
diterima, yang dengan kesesuaian tersebut menjadi tanggung-jawab Kontraktor
sepenuhnya. Bila menurut Manajer Proyek Kontraktor mengabaikan hal ini,
Kontraktor harus mengulangi proses disinfektan sampai diterima Manajer Proyek,
dan tidak ada biaya tambahan, ongkos, tagihan, dan lainnya pada Kontrak.

5.7. Pengujian Sistem Saluran Pembuangan

5.7.1. Seluruh sistem saluran pembuangan dan sistem pembuangan udara harus
dilengkapi lubang-lubang yang dapat ditutup dengan rapat sehingga seluruh
sistem dapat diisi dengan air sampai elevasi tertinggi batang saluran
pembuangan udara seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.7.2. Sistem ini harus menahan air tersebut selama 30 menit dan dalam waktu
tersebut ketinggian air tidak berubah.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 14 - 15
BITA

5.7.3. Bila menurut pendapat Manajer Proyek dibutuhkan pengujian tambahan,


seperti pengujian asap/udara pada sistem saluran pembuangan, Kontraktor
harus melaksanakan pengujian tersebut tanpa tambahan biaya kepada
Pemilik Proyek.

5.8. Cat Pelindung

5.8.1. Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat yang dibuat dari
bahan baja harus dicat dalam warna sesuai Skema Warna yang akan
diterbitkan kemudian. Semua pipa yang terlihat harus diberi tanda arah aliran.

5.8.2. Bahan cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis 09910.

5.8.3. Fire hydrant pillar harus diberi cat sistem bakar dalam warna merah di pabrik
pembuatnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 15 - 15
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

02721

LAPIS PONDASI BAWAH

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan bahan lapis
pondasi bawah pada tanah dasar yang telah disiapkan sesuai garis, kelas, dimensi dan
potongan melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).

2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.3. Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku, yang tertinggi atau terkuat yang
berlaku.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Kontruksi lapis pondasi bawah tidak dapat dikerjakan kecuali bila tanah dasar telah
disiapkan dengan baik sesuai dengan garis, kelas dan bentuk seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

3.2. Kepadatan bahan yang dipadatkan harus sesuai ketentuan AASHTO Test T191 atau
T181. Pengujian dilakukan pada kedalaman penuh lapisan pada lokasi yang
ditentukan Manajer Proyek, yang berjarak tidak lebih dari 200meter satu sama lain.
Lubang pengujian harus segera diuruk dan dipadatkan oleh Kontraktor.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Bahan untuk lapis pondasi bawah harus bahan alam atau campuran buatan dari
butiran keras agregat mineral yang diseleksi dari sumber pengambilan yang disetujui.
Bahan tersebut harus bebas dari gumpalan tanah liat, tumbuh-tumbuhan, tanah
organik dan tidak mudah hancur pada perubahan cuaca dan kelembaban.

4.2. Bila ketebalan lapis pondasi bawah yang dibutuhkan lebih dari 200mm, ketebalan
tersebut harus dibagi menjadi sebuah lapisan bagian atas tebal 150mm dan sebuah
lapisan bagian bawah tebal minimal 50mm.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02721


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-2
BITA

Gradasi bahan untuk lapisan bagian atas harus memenuhi ketentuan berikut:

Ukuran Saringan Persentasi Berat


yang Lolos
Standar (mm) Alternatif (inci)

50 2” 100
25 1” 60 – 100
9,5 3/8” 30 – 100
4,75 No. 4 15 – 100
2,00 No. 10 10 – 70
0,425 No. 40 5 – 40
0,075 No. 200 2 – 25

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Persiapan Lapis Pondasi Bawah

Tanah dasar dan semua pekerjaan drainase harus diselesaikan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini minimal 50meter di muka lokasi penempatan bahan lapis pondasi
bawah. Lapisan pondasi bawah disebarkan dan dibentuk dengan cara yang disetujui
yang tidak akan menyebabkan terpisahnya batuan halus dan batuan kasar. Bahan
lapis pondasi bawah harus memiliki kadar air yang sesuai agar tercapai tingkat
kepadatan yang disyaratkan dengan cara menyemprot sejumlah air dan dicampur
merata dengan road grader sampai dicapai kadar air yang seragam.

5.2. Penggilasan dan Pemadatan

Segera setelah pencampuran dan pembentukan, setiap lapisan dengan tebal


maksimal 200mm harus dipadatkan dengan peralatan pemadatan yang sesuai yang
disetujui Manajer Proyek. Penggilasan harus dimulai sepanjang sisi atau tepi dan
berlanjut menuju ke arah tengah. Penggilasan harus dilanjutkan sampai bekas mesin
penggilas tidak terlihat dan dipadatkan merata sampai permukaan keras. Kecepatan
peralatan pemadatan harus tetap pada 5km/jam. Kepadatan kering harus 90-95%
seperti ditentukan dalam AASHTO Test T180 Method D dengan nilai CBR 50 atau
tidak kurang dari ketentuan yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.3. Toleransi Lapis Pondasi Bawah

Permukaan yang telah selesai dapat bervariasi maksimal 15mm di atas atau di bawah
permukaan rencana pada setiap titik, dan ketebalan minimal lapis pondasi bawah tidak
kurang dari 15mm di bawah ketebalan yang ditentukan pada setiap titik.
Lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi toleransi ini harus diperbaiki dengan
melonggarkan, membentuk kembali dan memadatkan kembali sesuai petunjuk
Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02721


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-2
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

02722

LAPIS PONDASI ATAS

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini akan terdiri dari pengangkutan, penyebaran, penyiraman, penggilasan dan
pemadatan bahan batu bergradasi di atas permukaan tanah yang telah disiapkan untuk
membentuk jalan sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini akan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada pengadaan tenaga kerja, peralatan,
bahan dan kelengkapan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).

2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.3. Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku.

3.0. PROSEDUR UMUM

Lihat butir 5.0. dari Spesifikasi Teknis ini.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Bahan agregat harus diseleksi dari tempat yang disetujui. Agregat kasar yang
tertinggal di saringan berukuran 4,75mm harus terdiri dari bahan keras yang tahan
lama, atau bagian-bagian batu atau krikil. Batu harus memiliki gradasi yang seragam
dan harus disaring serta dicuci.
Batu yang hancur ketika dibasahkan atau dikeringkan harus dibuang.
Agregat halus yang melewati saringan berukuran 4,75mm harus terdiri dari bahan-
bahan alam yang halus.

4.2. Semua batu harus bebas dari lumpur, kotoran-kotoran dan harus memenuhi keten-
tuan-ketentuan seperti tersebut dalam tabel berikut:

Saringan Persentase Berat


Melalui Saringan
Standar (mm) Alternatif (mm)

50 2” 100
25 1” 65
9,50 3/8” 40 – 60
4,75 No. 4 25 – 45
2,00 No. 10 12 – 30
0,425 No. 40 6 – 16
0,075 No. 200 0–8

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02722


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN :1-3
BITA

Pecahan yang melalui saringan no. 200 tidak boleh lebih besar dari 2/3 dari pecahan
yang melalui saringan no. 40.
Setelah direndam 4 hari, ketika dipadatkan sampai 90-100% kepadatan kering maksi-
mal sesuai AASHTO T180, agregat harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari 80.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Persiapan Permukaan

5.1.1. Bila agregat akan ditempatkan di atas permukaan yang telah disiapkan
sebagai lapis pondasi jalan/base course atau konstruksi lainnya, permukaan
tersebut harus telah selesai paling sedikit sekitar 100meter panjang atau lebih
besar dari jumlah luas agregat yang akan ditempatkan.

5.1.2. Bila agregat akan ditempatkan langsung di atas permukaan tanah yang ada,
maka permukaan tanah tersebut harus dikasarkan secukupnya agar dapat
ditembus dan dipadatkan kembali.

5.1.3. Pemadatan kembali dilaksanakan setelah penambahan agregat, asalkan


ketebalan seluruh permukaan yang dikasarkan dan bahan agregat tambahan
tidak lebih dari ketebalan lapisan lepas yang diijinkan.

5.1.4. Gumpalan tanah yang lebih besar dari 50mm yang dihasilkan dari pengasaran
harus dibuang atau dipecahkan sebelum penambahan agregat dilaksanakan.
Pencampuran permukaan tanah yang dikasarkan dengan agregat baru tidak
diijinkan.

5.1.5. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk pekerjaan pengasaran permukaan dan
pemadatan karena pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan persiapan
permukaan.

5.2. Penghamparan

Agregat dihamparkan merata selebar badan jalan, lapis demi lapis sampai ketebalan
lepas maksimal 200mm, atau sesuai petunjuk Manajer Proyek.
Bila jumlah lapisan lebih dari satu, ketebalan masing-masing lapisan harus diusahakan
sama.
Bahan dapat disebarkan dan dibentuk dengan cara yang disetujui yang tidak akan
menyebabkan terpisahnya agregat halus dan agregat kasar. Setiap bagian agregat
kasar atau halus yang terpisah harus diperbaiki atau disingkirkan dan diganti dengan
bahan yang bergradasi. Bahan harus memiliki kadar air yang sesuai untuk
menghasilkan tingkat kepadatan dengan menyemprotkan sejumlah air yang tepat.
Pencampuran dilakukan dengan motor grader sampai tercapai kadar air yang seragam
dan merata.

5.3. Pemadatan

5.3.1. Segera setelah pencampuran dan pembentukan selesai, setiap lapis dengan
tebal minimal 200mm harus dipadatkan dengan alat yang sesuai. Pemadatan
dimulai dari titik terendah menuju ke garis tengah jalan dalam kecepatan
teratur ± 5km/jam.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02722


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN :2-3
BITA

5.3.2. Arah pemadatan harus tumpang tindih ke arah longitudinal. Pada tikungan,
pemadatan dimulai dari sisi yang terendah menuju ke sisi yang lebih tinggi.
Pemadatan harus berjalan terus sampai permukaan padat, keras dan bekas-
bekas roda alat pemadat tidak terlihat lagi.

5.3.3. Bila agregat terlalu basah atau terlalu kering untuk dipadatkan pada nilai
kepadatan tertentu, maka agregat tersebut harus dikeringkan atau diperciki
air, sebelum memulai pemadatan. Tidak ada biaya tambahan untuk pekerjaan
ini.

5.3.4. Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan penambahan air atau
pengeringan bahan.

5.3.5. Setiap penyimpangan permukaan yang terjadi setelah pelaksanaan, harus


diperbaiki dengan membuang beberapa bagian dan menggantinya dengan
bahan yang baik sesuai ketentuan yang ditetapkan.
Setiap lapisan agregat harus dipadatkan minimal 95% kepadatan kering
maksimal sesuai AASHTO T180.

5.4. Permukaan dan Toleransi Ketebalan

Permukaan yang telah dipadatkan atau bentuk yang telah selesai dapat bervariasi
tidak lebih dari 10mm di atas atau di bawah elevasi rencana pada semua titik.
Setiap penyimpangan dari ketentuan di atas harus diperbaiki, dan menjadi tanggung
jawab Kontraktor untuk memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya.
Bila agregat akan ditempatkan pada tempat dengan ketebalan permukaan yang
bervariasi, ketebalan tersebut harus dalam batas-batas yang diijinkan, seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pengaturan ketebalan harus disetujui Manajer Proyek.

5.5. Pemeriksaan dan Pengujian

Kepadatan bahan yang dipadatkan ditentukan berdasarkan ASTM D 1557 atau


AASHTO T180. Pengujian dilakukan pada kedalaman penuh dari seluruh lapisan,
pada lokasi atau titik-titik yang akan ditentukan oleh Manajer Proyek, yang satu sama
lain berjarak minimal 200meter. Lubang pengujian harus diisi/ditutup dengan bahan
yang sama dan segera dipadatkan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02722


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN :3-3
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

02740

PERKERASAN ASPAL BETON

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi Teknis ini adalah seperti berikut tetapi tidak
terbatas pada:

- Penyediaan tenaga kerja terlatih, teknisi dan enjinir serta tenaga tak terlatih.
- Penyediaan bahan-bahan, alat-alat kerja yang sesuai, mesin-mesin/peralatan, Unit
Pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant – AMP) dan alat/mesin lain yang dibutuhkan
dalam pekerjaan ini.
- Persiapan pengupasan, perataan permukaan tanah, pengaturan kemiringan, pemadatan
permukaan tanah, penghamparan dan pemadatan lapisan sirtu dan/atau batu pecah
sesuai Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
- Penghamparan aspal beton sebagai lapisan perataan permukaan/ levelling dan lapisan
penutup/overlay, dengan alat yang sesuai, dengan ketebalan dan pada tempat-tempat
sesuai Gambar Kerja.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).

2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.3. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 03-1737-1991 - Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (LASTON) untuk
Jalan Raya.

2.4. Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya (Edisi Terakhir).

2.5. Spesifikasi Teknis:

- 02315 - Penggalian, Pengurukan Kembali dan Pemadatan.


- 02335 - Persiapan Tanah Dasar.
- 02721 - Lapis Pondasi Bawah.
- 02722 - Lapis Pondasi Atas.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan

Contoh bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus diserahkan terlebih dahulu kepada
Manajer Proyek untuk diuji dan disetujui.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02740


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-6
BITA

3.2. Tahapan Pekerjaan

3.2.1. Setiap akan memulai tahapan pekerjaan, Kontraktor harus memberi tahu
secara resmi kepada Manajer Proyek, paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
pekerjaan dimulai.
Bila Kontraktor melaksanakan pekerjaan tanpa ijin dari Manajer Proyek, maka
segala ketidak-sesuaian dan kerusakan yang diakibatkan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.2.2. Setiap selesai melaksanakan tahapan pekerjaan, Kontraktor harus


memberitahukan kepada Manajer Proyek untuk melakukan pemeriksaan,
sebelum melanjutkan tahapan pekerjaan berikutnya.

3.2.3. Kontraktor harus menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan, yang
dilengkapi dengan jumlah dan kapasitas, untuk diperiksa kesesuaiannya dan
disetujui Manajer Proyek.

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Bahan Timbunan untuk Persiapan Tanah Dasar

Bahan timbunan yang diperlukan dalam pekerjaan persiapan tanah dasar harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 02315.

4.2. Bahan Lapis Pondasi Bawah

Bahan sirtu untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis
02721.

4.3. Bahan Lapis Pondasi Atas

Bahan agregat harus bebas dari lumpur dan kotoran lainnya yang merusak dan
susunan gradasi harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 02722.

4.4. Bahan Perkerasan Aspal Beton

4.4.1. Bahan Utama

Bahan-bahan utama pekerjaan perkerasan aspal beton seperti:

- Agregat kasar,
- Agregat halus,
- Pengisi/filler,
- Aspal keras,
- Aspal cair emulsi,

harus memenuhi salah satu gradasi seperti ditentukan dalam SNI 03-1737-
1991.

4.4.2. Aspal Beton

Aspal beton tipe MS 744 tebal minimal 40mm harus digunakan sebagai lapis atas
(lapis aus), kecuali bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02740


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-6
BITA

4.5. Peralatan

4.5.1. Peralatan Lapangan

- Alat Pemadat:
· Vibrator Roller
· Tandem Roller 4-6 ton
· Tandem Roller 8-10 ton
· Pneumatic Tire Roller 10-12 ton
- Grader.
- Dump Truck.
- Asphalt Sprayer dan Asphalt Finisher.
- Kompresor.
- Tangki Air.
- Sekop, garu, sikat, balok kayu, roda dorong, dan alat bantu lainnya.
- Hand Compactor.

4.5.2. Peralatan Pencampur Aspal

- Unit Pencampur Aspal/Asphalt Mixing Plant.


- Shovel Loader.
- Sekop, pahat dan alat bantu lainnya.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Persiapan Tanah Dasar

Persiapan tanah dasar harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 02235.

5.2. Persiapan Lapis Pondasi Bawah

Persiapan lapis pondasi bawah harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
02721.

5.3. Persiapan Lapis Pondasi Atas

Persiapan lapis pondasi atas harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
02722.

5.4. Pekerjaan Perkerasan Aspal Beton

5.4.1. Perencanaan Campuran

Untuk mendapatkan campuran aspal yang baik perlu dilakukan perencanaan


campuran.
Data perencanaan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

- Jenis dan mutu agregat,


- Gradasi agregat,
- Jenis aspal keras,
- Rencana tebal lapisan,
- Jenis bahan pengisi.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02740


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-6
BITA

Persentase aspal (dalam berat) yang akan ditambahkan pada agregat kering,
ditentukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium.
Melalui metoda Uji Marshall akan diperoleh kadar aspal optimal yang harus
memenuhi persyaratan-persyaratan SNI 03-1737-1991.

5.4.2. Pengambilan Contoh di Lokasi Unit Pencampur Aspal

Pengambilan contoh campuran dilakukan minimal satu kali setiap hari


produksi, kecuali ditentukan lain oleh Manajer Proyek.

5.4.3. Produksi Campuran

Perbandingan bahan campuran harus sesuai dengan rencana campuran.


Pencampuran harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sampai bahan
tercampur baik dan merata.
Agregat dipanaskan maksimal sampai suhu 175C. Suhu aspal lebih rendah
dari pada suhu agregat, dengan perbedaan maksimal 15C.
Suhu campuran ditentukan oleh jenis aspal yang digunakan, dengan
ketentuan sebagai berikut :

- untuk penetrasi 60 130C - 165C,


- untuk penetrasi 80 124C - 162C.

5.4.4. Persiapan Lapangan

Sebelum penghamparan dilaksanakan, permukaan yang akan diberi beton


aspal, harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

- Bentuk permukaan ke arah memanjang dan melintang harus telah


dipersiapkan sesuai dengan Gambar Kerja.
- Permukaan harus bebas dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki seperti
debu dan bahan-bahan lepas lainnya.
- Permukaan yang tidak menggunakan bahan pengikat (beraspal) harus
cukup lembab (tidak terlalu kering).
Permukaan yang menggunakan bahan pengikat harus kering.
- Permukaan yang menggunakan bahan pengikat harus diberi lapisan
pengikat/tack coat sebanyak maksimal 0,5liter/m², sesuai dengan
Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya edisi terakhir.
- Permukaan yang tidak menggunakan bahan pengikat, harus diberi lapis
resap/prime coat, sebanyak 0,6 -1,5liter/m², sesuai dengan Peraturan
Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya edisi terakhir.

5.4.5. Pengangkutan

- Pengangkutan dilakukan dengan dump truck dengan bak terbuat dari


metal, rapat, bersih dan telah disemprot dengan air sabun, bensin atau
larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal pada bak dump truck.
- Selama pengangkutan, campuran aspal harus ditutup dengan terpal, untuk
melindungi dari pengaruh cuaca.

5.4.6. Penghamparan

- Penghamparan dilakukan untuk 2 (dua) jenis lapisan, yaitu lapisan


perataan permukaan dan lapisan penutup, atau sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02740


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-6
BITA

- Penghamparan dimulai dari posisi terjauh dari kedudukan Unit Pencampur


Aspal (Asphalt Mixing Plant – AMP) dan berakhir di posisi terdekat dengan
AMP.
- Hamparan disesuaikan dengan ketebalan dalam Gambar Kerja.
- Campuran aspal harus dihampar pada suhu minimal 115C.
- Penghamparan dilakukan dengan menggunakan mesin penghampar yang
telah disetujui.

5.4.7. Pemadatan

- Pemadatan adalah tahapan pekerjaan akhir dari serangkaian kegiatan


pembuatan lapisan konstruksi jalan yang harus diawasi terus-menerus,
dengan urutan pekerjaan sebagai berikut:

· Pemadatan awal dilakukan pada suhu minimal 110C,


menggunakan mesin gilas roda tiga/tandem roller 4 - 6ton sebanyak
dua sampai empat lintasan pada kecepatan 3 - 4km/jam.
· Segera setelah pemadatan pertama selesai, dilakukan pemadatan
antara dengan menggunakan mesin gilas roda karet berat 10 - 12ton
dengan tekanan angin 70 -80psi pada kecepatan 5 - 10km/jam.
· Pemadatan akhir dilakukan dengan Tandem Roller 8 -10ton langsung
setelah pemadatan antara berakhir, sampai alur-alur bekas roda
pemadat hilang, dengan kecepatan 5 - 8km/jam.
Pada saat suhu minimal 60C atau sedikit di atas titik leleh aspal yang
digunakan, pemadatan harus sudah berakhir.

- Cara pemadatan adalah seperti berikut:

· Pada jalan lurus, pemadatan dimulai dari tepi perkerasan sejajar garis
tengah jalan menuju ke tengah.
· Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang rendah dan
langsung menuju ke bagian yang tinggi.
· Pada bagian tanjakan dan turunan harus dimulai dari bagian yang
terendah sejajar garis tengah jalan menuju ke bagian yang tinggi.
· Untuk mencegah pelekatan campuran aspal pada mesin gilas, roda
mesin gilas harus dibasahi dengan air.
· Roda penggerak mesin gilas pada lintasan pertama ditempatkan di
muka.

5.4.8. Sambungan-Sambungan

Penghamparan dan pemadatan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga


tidak terlalu banyak terjadi sambungan-sambungan.
Bila sambungan harus diadakan, hendaknya diperhatikan agar dicapai
pelekatan yang sempurna dan dengan ketebalan yang sama.
Dalam penempatan campuran aspal baru terhadap lapisan yang telah digilas,
hendaknya diusahakan bahwa bidang kontak harus vertikal (dengan cara
lapisan lama dipotong tegak lurus) dan pada bidang vertikal tersebut harus
diberi lapis pengikat/tack coat untuk menambah daya lekat pada permukaan
sambungan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02740


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-6
BITA

5.4.9. Pengawasan Saat Penghamparan

Pengawasan saat penghamparan meliputi:

- Pemeriksaan jumlah dan kerataan lapis pengikat.


- Pemeriksaan kerataan, kemiringan, sambungan-sambungan, tebal
hamparan dan suhu hamparan yang akan dipadatkan.
- Pemeriksaan suhu setiap pemadatan, cara pemadatan dan hasil
pemadatan.

Jalan beton aspal dapat dibuka untuk lalu lintas kecepatan rendah setelah
pemadatan akhir selesai dan suhu telah di bawah titik lembek aspal (sesuai
dengan jenis aspal yang digunakan) atau sekitar ± 2 (dua) jam.
Dibuka untuk lalu lintas penuh setelah 4 (empat) jam.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02740


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6-6
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

02765

MARKA JALAN

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pengaplikasian semua marka jalan pada permukaan
jalan untuk mengatur lalu lintas kendaraan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat
dan peralatan yang akan digunakan untuk mempersiapkan permukaan, pengaplikasian cat,
memperbaiki setiap cacat dan membersihkan tetesan cat pada pekerjaan lainnya. Semua cat
harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini atau petunjuk Manajer Proyek.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO):

– AASHTO M 249 - Standard Specification for White and Yellow Reflective


Thermoplastic Striping Material

2.2. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 34/2014 tentang Marka Jalan.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Detail Produk

3.1.1. Detail produk/bahan dan pabrik pembuat yang diusulkan harus diserahkan
kepada Manajer Proyek sebelum pelaksanaan untuk diperiksa dan disetujui.
Kelalaian melakukan hal di atas dapat menyebabkan penolakan bahan di
lokasi proyek dan tidak memenuhi prosedur persetujuan.
Semua bahan harus berkualitas untuk mendapatkan hasil terbaik dan
penyelesaian yang tahan lama dan minimal memiliki standar yang sama
dengan yang disyaratkan.

3.1.2. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat dari pabrik pembuat cat marka jalan
yang memenuhi ketentuan regulasi setempat.

3.2. Panel Contoh dan Bidang Pengujian

3.2.1. Sebelum memulai pengecatan marka jalan, Kontraktor harus mengecat


bidang pengujian atau panel contoh untuk menunjukkan bahwa ketebalan dan
penyelesaian tertentu lapisan cat dapat dihasilkan, dan semuanya harus
disetujui Manajer Proyek.

3.2.2. Cat, peralatan dan metode pengaplikasian yang digunakan untuk bidang
pengujian atau panel contoh harus menjadi wakil/acuan cat yang digunakan
untuk pekerjaan.
Bidang pengujian atau panel contoh harus disimpan dan harus menjadi
standar untuk semua pekerjaan berikutnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02765


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-4
BITA

3.2.3. Kontraktor bertanggung-jawab menyediakan contoh bahan dan panel-panel


contoh.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan cat harus merupakan persediaan baru dan harus berkualitas, yang
dikirim ke lokasi proyek dalam kemasan asli dari pabrik pembuat yang belum dibuka,
disimpan di ruang yang kering, kedap air dan dapat dikunci.
Semua bahan cat harus dalam kemasan/kaleng yang memiliki segel dan label yang
dengan jelas menunjukkan nama produk, nomor formula atau spesifikasi, nomor
produksi, warna, tanggal pembuatan dan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.

3.4. Pemeriksaan dan Pengujian

Manajer Proyek harus diberi kebebasan menuju ke semua lokasi pekerjaan dan
fasilitas gudang, dan berhak memeriksa persiapan semua permukaan dan aplikasi
semua cat.

3.5. Ketidaksesuaian

3.5.1. Sebelum melakukan perubahan yang menyimpang dari Spesifikasi Teknis ini,
Manajer Proyek harus diberitahu untuk mendapatkan persetujuannya.
Kelalaian melakukan hal di atas tidak membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar dan
prosedur yang telah ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

3.5.2. Manajer Proyek berhak menolak setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini atau yang terkait. Biaya
yang ditimbulkan karena perbaikan pekerjaan yang ditolak menjadi tanggung-
jawab Kontraktor sepenuhnya.
Sebab-sebab penolakan pekerjaan atau bagian pekerjaan akan termasuk
tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

- Persiapan permukaan yang dianggap tidak memuaskan oleh Manajer


Proyek.
- Kegagalan Kontraktor mengaplikasikan jumlah lapisan minimal untuk
ketebalan yang memadai.
- Kegagalan Kontraktor memenuhi waktu pengeringan yang ditetapkan
untuk antar lapisan.

3.6. Jaminan

Kontraktor harus menyerahkan jaminan tertulis yang ditanda-tangani oleh pabrik


pembuat cat dan aplikator yang menyetujui untuk memperbaiki atau mengganti cat
marka jalan yang tidak memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini dalam
jangka waktu 5 tahun setelah tanggal penyelesaian. Jaminan tidak termasuk
kerusakan atau kesalahan aplikasi cat marka jalan karena fenomena cuaca yang tidak
umum, kegagalan persiapan permukaan, formasi retak-retak baru yang lebih lebar dari
1,5mm, kebakaran, pengrusakan, atau penyalahgunaan oleh lalu lintas truk, atau
peralatan pemeliharaan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02765


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-4
BITA

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

4.1.1. Semua bahan cat harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis ini dan
persyaratan lainnya yang disebutkan.

4.1.2. Semua cat yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus berasal dari pabrik
pembuat yang sama, dan tidak boleh dicampur dengan cat dari merek yang
lain atau dari komposisi yang berbeda.

4.2. Cat Marka Jalan

Cat marka jalan harus dibuat dari akrilik berbahan dasar air yang sesuai untuk
penandaan di dalam dan di luar ruang seperti penguat tepi dan garis pada jalan
masuk, trotoar, tempat parkir dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Cat marka jalan ini harus memenuhi ketentuan berikut:

– Daya rekat yang baik pada beton, aspal atau permukaan pelesteran yang
memerlukan proses pengeringan yang cepat,
– Cepat kering,
– Sangat mudah dilihat,.
– Tahan abrasi,
– Dapat ditambahkan butir kaca untuk membuat tanda reflektif,
– Bersahabat dengan lingkungan,

seperti Traffikote TFK - 108 WB buatan Propan atau yang setara yang disetujui.

4.3. Warna

Warna garis lalu lintas dan marka jalan harus putih, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.

4.4. Tipe Marka Jalan

Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, tipe marka jalan termasuk, tetapi tidak
terbatas pada :

- Garis memanjang/membujur (garis putus-putus atau menerus).


- Garis melintang (garis berhenti, garis menunggu dan penyeberangan jalan (zebra
cross).
- Garis serong.
- Marka lambang.

4.5. Ukuran Marka Jalan

Ukuran, jarak dan pola/corak garis membujur, garis melintang dan marka jalan lainnya
harus sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. PM
34/2014 atau peraturan lokal yang berlaku, dan sesuai dengan petunjuk dalam
Gambar Kerja.

4.6. Peralatan

Peralatan untuk pengaplikasian cat marka jalan harus sesuai dengan


standar/ketentuan dari pabrik pembuatnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02765


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-4
BITA

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan

5.1.1. Umum

- Semua cat harus digunakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dari


pabrik pembuat.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih dan kering sebelum dilakukan
persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Cat lama pada
permukaan yang akan dicat kembali harus dibersihkan dengan cara
sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin terlihat baru kembali.
- Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat
pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala
di atas 38C.

5.1.2. Penandaan

Ukur dan posisikan garis marka jalan dengan menggunakan tali dan buat titik-
titik dengan kapur atau cat putih yang mudah dibersihkan.

5.2. Pengaplikasian Cat

5.2.1. Dua (2) lapis cat berbahan dasar air @200mikron atau 2m²/kg, bila
menggunakan rol atau kuas, atau

5.2.2. Satu (1) lapis cat berbahan dasar air 200mikron atau 2m²/kg, bila
menggunakan semprotan.

5.2.3. Ketebalan setiap lapisan cat di atas (dalam keadaan kering) harus sesuai
dengan ketentuan dan/atau standar dari pabrik pembuat cat yang telah
disetujui untuk digunakan.

5.2.4. Garis-garis marka jalan harus memiliki sudut-sudut lurus yang seragam
dengan lebar dan panjang sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

5.3. Kondisi Lingkungan

Tidak diijinkan mengaplikasikan cat marka jalan pada waktu hujan, berembun atau
berkabut, atau pada saat cuaca yang tidak mengijinkan selama aplikasi dan periode
perawatan.

5.4. Perlindungan dan Pembersihan

Marka jalan yang baru saja diaplikasikan harus dilindungi terhadap kerusakan atau
keausan selama 10 sampai 15 menit setelah aplikasi dan sebelum siap untuk lalu
lintas.
Bersihkan marka jalan sesaat sebelum pemeriksaan. Gunakan bahan-bahan bersih
dan dengan prosedur yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat cat marka jalan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02765


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-4
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

02780

PERKERASAN BLOK BETON

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan bahan, tenaga, alat-alat bantu lainnya dan
pemasangan perkerasan blok beton pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 03-0691-1996 - Bata Beton (Paving Block).


- SNI 2442:2008 - Spesifikasi kereb beton untuk jalan.

2.2. Spesifikasi Teknis:

- 02315 - Penggalian, Pengurukan Kembali dan Pemadatan.


- 02335 - Persiapan Tanah Dasar.
- 02721 - Lapis Pondasi Bawah.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

3.1.1. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan dan data teknis bahan yang
dibutuhkan kepada Manajer Proyek untuk disetujui, sebelum pengadaan
bahan.
Data teknis harus meliputi deskripsi, karakteristik dan petunjuk pemasangan.

3.1.2. Biaya pengadaan contoh dan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada Manajer Proyek


sebelum memulai pekerjaan. Gambar Detail Pelaksanaan harus mengacu kepada
Gambar Kerja dalam bentuk, ukuran, dimensi dan mutu beton yang disyaratkan dalam
Spesifikasi ini.

3.3. Pemeriksaan dan Pengujian

3.3.1. Semua pekerjaan perkerasan blok harus diperiksa dan diuji. Setiap
pemasangan yang dinilai tidak sesuai harus disingkirkan dan diganti dengan
yang baru tanpa tambahan dari Pemilik Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02780


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-3
BITA

3.3.2. Blok beton yang tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi ini akan ditolak dan
Kontraktor harus mengganti dengan blok beton yang memenuhi persyaratan
tanpa tambahan biaya.

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Blok Beton

Blok beton harus dibuat campuran semen portland, air dan agregat yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga memiliki kuat tekan minimal 200kg/cm², kecuali bila
ditentukan lain oleh Manajer Proyek dan harus memenuhi ketentuan SNI 03-0691-
1996, sesuai atau setara dengan produk Cisangkan.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, blok beton harus dari tipe Trupave
dengan warna sesuai ketentuan Skema Warna dan dengan ketebalan 60mm.

4.2. Blok Beton Koral Sikat

Blok beton koral sikat harus merupakan blok beton pracetak yang difabrikasi di lokasi
dari bahan beton cor di tempat, dengan permukaan berupa butiran batu berdiameter
maksimal 50mm dalam warna sesuai Skema Warna. Ukuran dan corak blok beton
sikat harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja.
Bahan beton harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.

4.3. Penguat Tepi/Kanstein

Penguat tepi perkerasan blok beton harus dari bentuk dan ukuran yang sesuai dengan
Gambar Kerja, memiliki kuat tekan minimal 300kg/cm², memenuhi ketentuan SNI
2442:2008, produk lokal yang setara dengan produk Cisangkan dan yang disetujui
Manajer Proyek.

4.4. Pasir

Pasir untuk alas dan pengisi celah pasangan blok beton harus keras, bersih, bebas
dari tanah liat dan lumpur dan harus digradasi dengan baik serta disetujui Manajer
Proyek.
Gradasi pasir harus memenuhi ketentuan berikut:

Saringan Persentase Berat Melalui Saringan

Pasir Alas Pasir Pengisi

9,52mm 100 -
4,75mm 95 – 100 -
2,36mm 80 – 100 100
1,18mm 50 – 85 90 – 100
0,600mm 25 – 60 60 – 90
0,300mm 10 – 30 30 – 60
0,150mm 5 – 15 15 – 30
0,075mm 0 – 10 5 – 10

Kadar Air (%)  10  5

Kadar Lempung (%) 3  10

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02780


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-3
BITA

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Lapisan Pasir

5.1.1. Tanah dasar, lapis pondasi bawah dan lapis pondasi atas harus disiapkan
sesuai bentuk melintang dan memanjang dan memiliki kemiringan ke arah
dua sisi sebesar 2%.
Tanah dasar harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 02335

5.1.2. Lapis pondasi bawah harus dihampar secara merata mengikuti kemiringan
permukaan yang telah disiapkan, dengan ketebalan sesuai petunjuk Gambar
Kerja dan mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi Teknis 02721.

5.1.3. Lapisan pasir alas disebarkan di atas lapis pondasi bawah secara merata,
dengan ketebalan (setelah dipadatkan) 50mm, atau sesuai petunjuk Gambar
Kerja.

5.2. Pemasangan Blok Beton

5.2.1. Blok beton harus diletakkan secara manual di atas lapisan pasir yang belum
dipadatkan, sesuai dengan pola yang ditentukan dalam Gambar Kerja.

5.2.2. Pemotongan blok beton di bagian tepi harus dilakukan dengan gergaji mesin
dengan ukuran yang tepat dengan daerah yang akan dipasang.

5.2.3. Setelah pemasangan, perkerasan blok beton harus dipadatkan untuk


mendapatkan lapisan pasir yang kuat pada elevasi dan bentuk permukaan
yang diinginkan, tidak kurang dari 3 (tiga) lintasan, dengan alat pemadatan
yang sesuai.

5.2.4. Pasir untuk pengisi celah harus disebarkan di atas perkerasan blok dan harus
disapu sedemikian rupa agar celah terisi.
Kelebihan pasir harus disingkirkan dari permukaan dan celah harus
dipadatkan dengan alat penggetar minimal 2 (dua) lintasan.

5.3. Pemasangan Blok Beton Koral Sikat

Blok beton koral sikat harus dilaksanakan sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan
Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui dan dengan prosedur pengerjaan
beton mengikuti ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.

5.4. Pemasangan Penguat Tepi

Penguat tepi harus ditempatkan pada tepi pasangan blok beton seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
Galian untuk pondasi pinggiran beton harus dipadatkan, diberi lapisan beton mutu
K-175 dengan tebal minimal 30mm atau sesuai petunjuk Gambar Kerja. Kedalaman
pondasi harus dibuat sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Bahan-bahan asing yang mengganggu harus disingkirkan dari pondasi.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI LAHAN NO. SPEK : 02780


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-3
DIVISI 3
BETON
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

03210

BAJA TULANGAN

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan termasuk semua mesin, peralatan, tenaga kerja,
dan pemasangan bahan baja tulangan beton seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Spesifikasi ini akan lebih kuat dari pada Gambar Kerja bila ada perbedaan detail yang
mungkin terjadi.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 03-6816-2002 - Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.


- SNI 2052:2014 - Baja Tulangan Beton.

2.2. American Concrete Institute (ACI):

- ACI 315 - Details and Detailing of Concrete Reinforcement.

2.3. American Welding Society (AWS):

- AWS D1.4 - Structural Welding Code - Reinforcing Steel.

2.4. Spesifikasi Teknis 03300 - Beton Cor di Tempat.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik

3.1.1. Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajer Proyek, contoh bahan beserta
sertifikat pabrik bahan penulangan beton untuk disetujui.

3.1.2. Sebelum pengadaan bahan, semua daftar bahan dan daftar pemotongan
harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Manajer Proyek untuk
disetujui.
Persetujuan yang diberikan tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
tanggung-jawabnya untuk memastikan kebenaran daftar pemesanan dan
daftar pemotongan.
Setiap penyimpangan dari daftar bahan dan daftar penulangan yang telah
disetujui menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk menggantinya atas
biayanya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03210


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-3
BITA

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan oleh Kontraktor kepada
Manajer Proyek untuk disetujui:

- Daftar penulangan yang menunjukkan pembengkokkan, ukuran kait,


lewatan, sambungan dan lainnya yang memenuhi ACI 315 dan/atau SNI
03-6816-2002.
- Gambar harus menunjukkan spasi tulangan, selimut dan jarak antara,
pasak besi dan penahan jarak/gelang-gelang.

3.2.2. Kontraktor diijinkan mengganti ukuran rencana penulangan beton yang


ditunjukkan dalam Gambar Kerja selama penggantian tersebut dianalisa
dengan teliti dan Kontraktor telah memeriksa bahwa kekuatan yang dinginkan
tetap terpenuhi. Penggantian harus disetujui Manajer Proyek sebelum
pelaksanaan pekerjaan.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

Bahan-bahan untuk penulangan beton setiap waktu harus dilindungi dari kerusakan
dan harus ditempatkan di atas balok-balok untuk mencegah menempelnya lumpur
atau benda asing lainnya pada tulangan beton. Tempat penyimpanan harus dinaikkan
agar aman dari air permukaan.

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Semua bahan baja tulangan untuk penulangan beton harus dalam keadaan baru, tidak
berkarat atau memiliki cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini.

4.2. Baja Tulangan Polos

Kecuali ditentukan lain, baja tulangan polos dengan diameter < 10mm harus dari baja
mutu BjTP-24 dengan tegangan leleh minimal 2400kg/cm², dan memenuhi ketentuan
SNI 2052:2014.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.3. Baja Tulangan Sirip

Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, baja tulangan sirip dengan diameter
 10mm harus dari mutu BjTS-40 dengan tegangan leleh minimal 4000kg/cm², dan
memenuhi ketentuan SNI 2052:2014.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.4. Aksesori

Penahan jarak, gelang-gelang dan lainnya harus memiliki ukuran dan bentuk yang
memadai untuk menumpu penulangan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03210


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-3
BITA

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Kait dan Pembengkokkan

Penulangan harus dilengkapi dengan kait/bengkokan minimal sesuai ketentuan SNI


03-6816-2002, atau sesuai petunjuk Manajer Proyek dan/atau Gambar Kerja.

5.2. Pemotongan

Panjang baja tulangan beton yang melebihi ketentuan Gambar Kerja (kecuali lewatan)
harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat pemotong yang disetujui Manajer
Proyek.
Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk dudukan mesin, peralatan dan alat
utilitas lainnya, tulangan beton harus dipotong sesuai dengan besar atau ukuran
bukaan.

5.3. Pasak Besi/Dowel

Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, pasak besi harus digunakan untuk
meningkatkan kekuatan sambungan.
Untuk lantai beton dengan tebal sampai dengan 130mm digunakan pasak besi dari
baja tulangan diameter 12mm dan panjang 600mm pada setiap jarak 250mm, kecuali
bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
Untuk lantai beton tebal 150mm sampai 200mm digunakan pasak besi dari baja
tulangan dengan diameter 12mm dan panjang 800mm pada setiap jarak 200mm,
kecuali bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.

5.4. Penempatan dan Pengencangan

5.4.1. Sebelum pemasangan, tulangan beton harus bebas dari debu, karat, kerak
lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.

5.4.2. Semua tulangan beton harus dipasang dengan baik, sesuai dengan mutu,
dimensi dan lokasi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Penahan jarak
dengan bentuk balok persegi atau gelang-gelang harus dipasang pada setiap
m² atau sesuai petunjuk Manajer Proyek. Batu, bata atau kayu tidak diijinkan
digunakan sebagai penahan jarak atau sisipan.
Semua penahan jarak atau sisipan harus diikat dengan kawat no. AWG 16 (
1,62mm) atau yang setara. Las titik dapat dilakukan pada baja lunak pada
tempat-tempat yang disetujui Manajer Proyek.

5.5. Pengecoran Beton

Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03210


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-3
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

03300

BETON COR DI TEMPAT

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton cor di tempat, yang dilaksanakan sesuai
dengan garis, mutu dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Semua pekerjaan, bahan dan unjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di tempat harus
sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan Spesifikasi Teknis dan standar terkait.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

- Seluruh pekerjaan beton struktural dan non-struktural seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
- Beton tumbuk, lantai kerja dan beton ringan serta beton non-struktural lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 2049:2015 - Semen Portland


- SNI 2847:2013 - Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.

2.2. American Concrete Institute (ACI):

- ACI 318 - Building Code Requirements for Reinforced Concrete


- ACI 347 - Formwork for Concrete.

2.3. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO):

- AASHTO M6 - Standard Specification for Concrete Aggregates.


- AASHTO M153 - Preformed Sponge Rubber and Cork Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction.
- AASHTO T11 - Amount of Material Finer than 0.075mm (No. 200) Sieve in
Aggregate.
- AASHTO T 26 - Quality of Water
- AASHTO T27 - Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate.
- AASHTO T112 - Clay Lumps and Friable Particles in Aggregate.
- AASHTO T113 - Lightweight Pieces in Aggregate.

2.4. American Society for Testing and Materials (ASTM):

- ASTM C33 - Specification for Concrete Aggregate.


- ASTM C 94 – Specification for Ready-Mixed Concrete.
- ASTM C150 - Specification for Portland Cement.
- ASTM C260 - Standard Specification for Air-Entraining Admixtures for Concrete.
- ASTM C494 - Standard Specification for Chemical Admixtures for Concrete.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1 - 12
BITA

- ASTM C685 - Specification for Concrete Made by Volumetric Batching and


Continuous Mixing.

2.5. Spesifikasi Teknis:

- 01400 - Uji Beton.


- 02315 - Penggalian, Pengurukan Kembali dan Pemadatan.
- 03210 - Baja Tulangan.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Gambar Detail Pelaksanaan

Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor kepada Manajer


Proyek untuk disetujui, dan harus meliputi:

- Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan,


sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 03210.
- Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran, sambungan,
sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
- Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja, peralatan dan alat-
alat kerja.

3.2. Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian

3.2.1. Pemeriksaan Lapangan

- Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan tersebut di


bawah akan dilakukan oleh Manajer Proyek dengan biaya Kontraktor.
Pengujian tambahan harus dilakukan bila diperlukan.
Kontraktor harus mengacu kepada hasil campuran percobaan dan
estimasi yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
- Kontraktor harus membantu Manajer Proyek dalam pelaksanaan
pengambilan contoh dan pengujian. Pengujian pendahuluan akan meliputi
penentuan hal-hal berikut:

· Keawetan.
· Karakteristik batu pecah.
· Tipe dan kualitas semen.
· Pemilihan dan dosis bahan tambahan.
· Perbandingan kelas batu pecah dalam campuran.
· Kekuatan semen.
· Faktor air semen.
· Pengujian slump.
· Karakteristik berbagai campuran beton segar.
· Kuat tekan.
· Kerapatan air.
· Ketahanan terhadap cuaca.
· Ketahanan terhadap reaksi bahan kimia.

Pengujian-pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh campuran yang


sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2 - 12
BITA

3.2.2. Pengambilan Contoh dan Pengujian

Semua pengambilan contoh dan pengujian harus dilakukan oleh Kontraktor


tanpa tambahan biaya. Pekerjaan ini akan berlangsung terus selama
pelaksanaan pekerjaan beton.
Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh Manajer Proyek,
seperti tersebut di bawah:

- Semen

Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat, yang menunjukkan


berat per zak, bahan alkali yang sesuai.

- Agregat

Agregat harus sesuai dan diuji menurut standar ASTM C 33. Pengujian
dimulai 30 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.

- Beton

Minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus


membuat percobaan campuran untuk pengujian, bahan-bahan yang akan
digunakan, dan metode yang akan digunakan untuk pekerjaan ini.
Percobaan campuran harus sesuai ketentuan dalam butir 3.3. dari
Spesifikasi Teknis ini.

- Bahan Tambahan

Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar ASTM C
260 dan ASTM C 494 minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai.
Bahan tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa persetujuan Manajer
Proyek.

3.3. Pengujian Campuran/Campuran Percobaan

3.3.1. Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton, setiap tipe dan kuat
tekan yang diaplikasikan, sebelum pelaksanaan pengecoran beton.

3.3.2. Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen, kadar air, kadar
bahan tambahan, kadar semen, kadar agregat, gradasi agregat, slump, kadar
udara dan kuat tekan. Untuk nilai slump minimal dan maksimal tertentu untuk
setiap tipe dan kuat tekan beton berat normal, harus dibuat 4 pengujian
campuran, dengan menggunakan rasio air-semen yang bervariasi.

3.3.3. Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang dirawat dan diuji
dalam kondisi lab, kuat tekannya akan melebihi kuat tekan yang diperlukan.
Untuk setiap pengujian campuran, buat 6 contoh benda uji untuk kuat tekan
umur 7 hari dan 28 hari. Kuat tekan umur 7 hari harus memiliki nilai minimal
65% dari kuat tekan umur 28 hari.
Pengujian beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
01400.

3.3.4. Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk
disetujui, dan penempatan beton di lokasi tidak diijinkan tanpa hasil pengujian
yang memuaskan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3 - 12
BITA

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Beton

4.1.1. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Manajer
Proyek, beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda yang terdiri dari:

- Mutu beton f’c= 25Mpa (K-300) untuk beton struktural pada bangunan,
perkerasan jalan, saluran tertutup di bawah perkerasan jalan dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Mutu beton f’c= 18,5Mpa (K-225) untuk beton saluran terbuka dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Mutu beton f’c= 14,5Mpa (K-175) untuk beton umum seperti kolom praktis,
balok pengaku dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Mutu beton f’c= 10,4MPa (K-125) untuk beton pengisi dan lantai kerja
pondasi dan perkerasan blok beton.

4.1.2. Beton ready mixed harus memenuhi ketentuan ASTM C 94.

4.1.3. Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh Manajer
Proyek dan harus memenuhi kondisi berikut:

- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 01400.


- Campuran alternatif harus digunakan sebelum disetujui Manajer Proyek.
- Tanpa air yang berasal dari batu pecah.

4.2. Semen

Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SNI 2049:2015 atau ASTM C 150.
Semen harus berasal dari satu merek dagang, seperti Semen Padang, Semen
Baturaja, Indocement, Holcim atau Gresik.

4.3. Air

Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari
unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan anorganik lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di atas,
harus diuji dan memenuhi ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui Manajer Proyek.

4.4. Agregat Halus

4.4.1. Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan harus disetujui
Manajer Proyek. Agregat halus harus memenuhi ketentuan berikut:

JENIS BAHAN METODA UJI BERAT %


AASHTO MAKSIMAL
Gumpalan tanah liat T 112 0.5%
Batubara dan bahan terbakar T 113 0.5&
Bahan lolos saringan no. 200 T 11 3%

4.4.2. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan anorganik, asam, alkali
dan bahan lain yang merusak.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4 - 12
BITA

Agregat halus harus merata digradasi dan harus memenuhi ketentuan gradasi
berikut:

SARINGAN % BERAT YANG LOLOS (AASHTO T 27)


3/8” (9,5mm) 100
No. 4 (4,75mm) 95 – 100
No. 16 (1,18mm) 45 – 80
No. 50 (0,300mm) 10 – 30
No. 100 (0,150mm) 2 – 10

4.5. Agregat Kasar

4.5.1. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu pecah atau
bahan lainnya yang disetujui yang memiliki karakteristik serupa yang keras,
tahan lama dan bebas dari bahan-bahan yang tidak diinginkan.
Agregat kasar harus bebas dari bahan-bahan yang merusak dan harus
memenuhi ketentuan berikut:

BAHAN METODA UJI AASHTO BERAT % MAKSIMAL

Gumpalan tanah liat T 112 0,25%


Bahan lolos saringan no. 200 T 11 1%
Bahan tipis panjang lebih dari 5x ketebalan - 10%
maksimal

Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas persentase yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan/atau disetujui Manajer Proyek.

4.5.2. Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A 33:

UKURAN PERSENTASE BERAT LOLOS SARINGAN %


MAKSIMAL
BATU PECAH UKURAN SARINGAN
(CM) 5,08 2,54 1,905 1,27 0,952 No. 4 No. 8 No. 16
3,81 95-100 - - - 10-30 0-5 - -
1,905 - 100 90-100 - 20-55 0-10 0-5 -
0,952 - - - 100 85-100 10-30 0-10 0-5

4.5.3. Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran lain
dengan perbandingan berat atau volume untuk menghasilkan batuan yang
memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.

4.6. Bahan Perawatan

Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan berikut:

DESKRIPSI METODE UJI


Tikar katun untuk perawatan beton AASHTO M 73
Lembaran kain dari serat/goni AASHTO M 182
Kertas kedap air untuk perawatan beton AASHTO M 139
(ASTM C 171)
Lapisan cairan untuk perawatan beton AASHTO M 148
Lembaran polyethylene putih untuk perawatan beton AASHTO M 171

Metode lain untuk perawatan beton harus disetujui Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5 - 12
BITA

4.7. Bahan Tambahan

4.7.1. Bahan tambahan untuk menahan gelembung udara untuk semua beton
ekspos harus memenuhi ketentuan ASTM C 260.

4.7.2. Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat pengerasan beton,
bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe B dan D.

4.7.3. Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton, bila diperlukan,


harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.

4.7.4. Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air pada beton, jika
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan diinstruksikan oleh Manajer Proyek,
harus memenuhi BS 1881: Part 122 untuk penyerapan air atau ASTM C 494
tipe A.

4.7.5. Superplasticiser harus dari tipe-tipe berikut:

- Tipe non-retarding harus sesuai ASTM C494 tipe F,


- Tipe slump-retaining harus sesuai ASTM C494 tipe G,
- Tipe retarding harus sesuai ASTM C494 tipe G,

dari BASF, Cementaid, Fosroc atau Sika.


Tipe superplasticiser yang akan digunakan harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik pembuat bahan tambahan dan disetujui Manajer Proyek.

4.8. Pengisi Sambungan (Joint Filler) dan Joint Sealant

4.8.1. Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 153 dan US Federal
Specification HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Bitumen Impregnated Board
buatan Sika, Flexcell atau yang setara yang disetujui.

4.8.2. Joint sealant harus memenuhi persyaratan US Federal Specification SS-S-200


D/TT-S-00227 E type II, BS 4254, seperti Masterflex 700, Thiolex 600 atau
yang setara yang disetujui.

4.9. Waterstop

4.9.1. Tipe Swellable

Water stop harus dari tipe/jenis blended natural & synthetic rubbers dan
unique hydroswelling polymer yang memenuhi ketentuan JIS K 6258, K 6350,
JIS K 6253 (A), JIS K 6251, JIS K 6251, seperti Masterflex 610 dari BASF,
SikaSwell S2 atau yang setara yang disetujui.

4.9.2. Tipe PVC

Water stop harus dibuat dari PVC lentur kualitas tinggi untuk daya tahan yang
lama yang sesuai untuk tekanan air tinggi, dan dapat ditempatkan di bagian
tengah atau bagian luar dinding dan lantai beton, seperti Waterbars buatan
Sika, atau Fosroc atau yang setara yang disetujui, dari tipe dan ukuran yang
sesuai dengan penggunaan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6 - 12
BITA

4.10. Floor Hardener

Floor hardener untuk memperkuat permukaan lantai beton pada tempat-tempat


tertentu seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, harus dari tipe non-metallic, yang
antara lain memiliki karakteristik sebagai berikut:

– Siap pakai,
– Berwarna natural,
– Tidak menarik debu,
– Tahan terhadap gesekan dan benturan,

seperti Mastertop 100 100 dari BASF, Chapdur dari Sika atau Nitoflor Hardtop dari
Fosroc.
Floor hardener harus dilengkapi dengan bahan cairan untuk perawatan permukaan
beton yang telah diberi floor hardener, dan harus berasal dari satu pabrik pembuat.

4.11. Baja Tulangan dan Dowel Bar

Baja tulangan dan dowel bar harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 03210.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Perancah dan Acuan

5.1.1. Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai untuk
menerima beban tanpa penurunan.

5.1.2. Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan diperkuat
dengan perancah tambahan yang sesuai. Sebelum menempatkan perancah,
gambar rancangan pemasangan/penempatan perancah harus diserahkan
kepada Manajer Proyek untuk disetujui.

5.1.3. Acuan harus memenuhi ketentuan berikut:

- Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang


memadai untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah pemasangan baja
tulangan.
- Bahan acuan harus dari papan kayu tebal minimal 20mm, kayu lapis tebal
minimal 12mm, baja pelat lembaran tebal minimal 0,6mm, atau bahan
lain yang disetujui.
Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan di-ekspos
harus menggunakan acuan kayu lapis.
- Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi tanggung-
jawab Kontraktor.
- Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang diakibatkan
oleh tekanan alat penggetar dan beban beton atau lainnya.
- Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan konstruksinya
sebelum pengecoran.
- Semua sudut sambungan/pertemuan harus kaku untuk mencegah
terbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran berlangsung. Kontraktor
bertanggung jawab untuk acuan dan penopangnya yang memadai.
- Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun sedemikian rupa
sehingga ketika acuan dibuka, semua metal harus berada tidak kurang
dari 50mm dari permukaan beton ekspos.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 7 - 12
BITA

- Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus


disingkirkan sampai kedalaman minimal 25mm dari permukaan beton
tanpa merusak.
- Kerucut yang sesuai harus disediakan. Cekungan-cekungan harus diisi
dengan adukan dan permukaan harus tetap halus, rata dan seragam
dalam warna.

5.1.4. Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus dibiarkan
terbuka, atau perlengkapan lain harus disediakan sehingga bahan-bahan asing
dapat disingkirkan dari acuan dengan mudah sebelum penempatan beton.

5.1.5. Semua dinding acuan harus diberi lapisan oli yang disetujui sebelum
penempatan baja tulangan, dan acuan dari kayu harus dibasahi dengan air
sebelum penempatan beton.
Bahan pelapis yang akan menyebabkan perubahan warna asli beton tidak
boleh digunakan.

5.2. Toleransi

Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah


pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada bagian beton
yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja. Variasi ketinggian lantai
harus diukur sebelum pembongkaran pelindung dan penumpu.
Toleransi harus memenuhi ketentuan ACI 347 dan/atau disetujui Manajer Proyek.

5.3. Penempatan Pipa Konduit dalam Beton

5.3.1. Pipa konduit kabel listrik dan/atau telekomunikasi yang akan ditanam dalam
beton harus dipasang sebelum pengecoran, dengan tanpa mengurangi
kekuatan beton. Pipa-pipa tersebut harus dilindungi sehingga tidak akan terisi
adukan beton sewaktu pengecoran.

5.3.2. Pipa konduit harus dari bahan pipa PVC yang mempunyai tekanan kerja
10kg/cm² yang memenuhi ketentuan SNI 06-0084-2002, seperti buatan
Wavin, Vinilon, Pralon. Diameter pipa PVC harus sesuai ketentuan Gambar
Kerja.

5.4. Sambungan Konstruksi

Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat-tempat sesuai Gambar Kerja


atau sesuai petunjuk Manajer Proyek.
Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap garis utama tekanan dan umumnya
ditempatkan pada titik-titik minimal gaya geser pada sambungan konstruksi horisontal.
Batang pasak, alat penyalur beban dan alat pengikat yang diperlukan harus
ditempatkan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.5. Sambungan Terbuka

Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dengan
menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal atau bahan lain
yang disetujui.
Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan tanpa merusak pinggiran atau
sudut beton.
Penulangan tidak boleh melewati sambungan terbuka kecuali bila ditentukan lain.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 8 - 12
BITA

5.6. Pengisi Sambungan

5.6.1. Sambungan muai yang diisi harus dibuat serupa dengan sambungan terbuka.
Bila ditentukan pembentukan ulang sambungan muai, ketebalan pengisi yang
dipasang sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja. Pengisi sambungan harus
dipotong dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan permukaan yang akan
disambung.

5.6.2. Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton yang telah
ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak bergeser bila
disampingnya ditempatkan beton.

5.6.3. Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk mengisi
sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan celah di antaranya
diisi dengan aspal kelas 18kg, dan salah satu sisinya harus ditutup dengan
aspal panas agar tersimpan dengan baik.

5.6.4. Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai harus diperiksa


dengan teliti.

5.6.5. Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong dengan rapih
dan dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan sebesar 3mm atau lebih
muncul pada sambungan yang akan dilalui lalu lintas, bukaan tersebut harus
ditutup dengan ter panas atau aspal sesuai petunjuk Manajer Proyek.

5.7. Sambungan Besi dan Water Stop

Sambungan besi harus ditempatkan pada semua sambungan konstruksi yang


berhubungan langsung dengan tanah atau air bawah tanah dan tempat-tempat lain
sesuai Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Manajer Proyek.
Waterstop harus ditempatkan secara menerus dan teliti, dan harus ditumpu dengan
aman untuk mencegah perubahan posisi. Sambungan harus dilakukan sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

5.8. Perbandingan dan Campuran Beton

5.8.1. Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau dengan metode


yang disetujui Manajer Proyek.
Perbandingan volume tidak diijinkan tanpa persetujuan Manajer Proyek.

5.8.2. Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran harus
sesuai dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.

5.8.3. Slump yang diijinkan minimal 65mm dan maksimal 75mm. Pencampuran
beton tidak boleh dimulai tanpa memastikan persediaan bahan yang
memadai, dalam batas yang aman, agar pengecoran beton dapat
dilaksanakan.

5.8.4. Bila pengecoran tidak dapat dihentikan, Kontraktor harus menyediakan


peralatan tambahan yang memadai yang disetujui Manajer Proyek.

5.8.5. Beton ready-mixed harus dicampur dan didatangkan sesuai ketentuan ASTM
C 685.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 9 - 12
BITA

5.9. Penempatan Beton

5.9.1. Beton tidak boleh ditempatkan sampai semua acuan, penulangan, sisipan,
block out dan lainnya telah disetujui Manajer Proyek.
Acuan harus dibersihkan, bebas dari guncangan, celah, mata kayu, kotoran
dan bengkokan sebelum pengecoran.

5.9.2. Metode dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini
dan petunjuk Gambar Kerja.
Bagian yang dipersiapkan dan disetujui untuk dicor tidak boleh lebih luas dari
16,83m² setiap bloknya, kecuali bila ditentukan lain oleh Mannajer Proyek.
Pada setiap pelaksanaan, pengecoran harus dilakukan blok demi blok.

5.9.3. Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama
pengecoran.
Penggetaran terus-menerus pada jarak 380-500mm harus tetap terjaga untuk
mencegah kropos dan untuk mendapatkan permukaan yang halus.
Selama penggetaran beton, tangkai penggetar harus dipegang tegak lurus
terhadap permukaan horisontal beton segar.

5.10. Corong dan Saluran

5.10.1. Beton harus ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah terpisahnya


bahan-bahan dan bergesernya baja tulangan.
Bila dibutuhkan kemiringan yang tajam, corong harus dilengkapi dengan
papan-papan berukuran pendek yang mengubah arah gerakan. Semua
corong, saluran dan pipa harus dijaga agar bebas dari beton yang mengeras
dengan cara menyiram air setiap kali setelah penuangan. Siraman air harus
jauh dari beton yang baru saja selesai ditempatkan.

5.10.2. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1500mm kecuali
melalui corong tertutup atau pipa. Setelah ikatan awal beton, acuan tidak
boleh digetarkan dan tekanan tidak boleh dilakukan pada ujung pelindung
tulangan. Beton harus diangkat dari mesin pengaduk dan diangkut dalam
waktu 1 jam ke lokasi akhir yang disetujui Manajer Proyek.
Hal ini untuk memastikan bahwa beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan
pada waktu penempatan dan Kontraktor harus menjaga pengangkutan beton
yang menerus/tidak terputus-putus.

5.10.3. Semua peralatan, mesin dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan ini
harus bersih, dan bekerja dengan baik. Bila memungkinkan, sebuah unit
pengganti atau suku cadang harus disediakan di lokasi.

5.10.4. Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa sehingga aliran
beton tidak terganggu. Benda-benda tajam harus disingkirkan.

5.10.5. Kadar air dan ukuran partikel batuan harus diawasi dengan teliti ketika beton
dipompa untuk mencegah pemampatan.
Kemiringan saluran untuk mengalirkan beton segar harus dipilih dengan tepat
sehingga beton dengan kadar air rendah dapat mengalir dalam aliran seragam
tanpa pemisahan semen dan batuan.

5.10.6. Bila beton ditempatkan langsung di atas tanah, alas atau dasar harus bersih
dan padat, dan bebas dari air atau aliran air.
Permukaan lantai kerja yang akan diberi beton harus benar-benar bersih dari
lumpur, batu lepas, kotoran dan bahan lapisan lain yang mengganggu.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 10 - 12
BITA

Untuk mencegah perembesan air ke beton, tempatkan lapisan kedap air


berupa bahan lembaran plastik polyethylene warna hitam tebal minimal
0,5mm pada permukaan lantai kerja, kecuali bila ditentukan dalam Gambar
Kerja.
Prosedur ini harus diketahui dan disetujui Manajer Proyek.

5.11. Pembongkaran Acuan

Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Manajer Proyek.
Persetujuan Manajer Proyek tidak membebaskan Kontraktor dari keamanan pekerjaan
tersebut. Jadwal pembongkaran harus ditentukan oleh Manajer Proyek.

5.12. Perbaikan Beton

5.12.1. Kontraktor harus meminta Manajer Proyek untuk memeriksa permukaan beton
segera setelah pembongkaran acuan.

5.12.2. Kontraktor, atas biayanya, harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan
garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan.
(Jangan menambal, mengisi, memulas, memperbaiki atau mengganti beton
ekspos kecuali atas petunjuk Manajer Proyek).

5.12.3. Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di
tempat menggunakan acuan khusus.
Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan permukaan yang akan
dicat harus bersih dari tambalan, memiliki sirip-sirip dan tetesan adukan yang
tersikat halus, dan memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup dan
debu.

5.12.4. Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah
pembongkaran acuan.
Bahan tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan melebihi kekuatan beton.

5.12.5. Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau
beton yang akan dicat dengan:

- Semprotan pasir ringan.


- Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang
diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut,
kemudian disiram dengan air.
Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid,
biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.
- Pembersihan dengan larutan asam muriatik yang mengandung tidak
kurang dari 2% dan tidak lebih dari 5% asam dalam volume, yang
diaplikasikan pada permukaan yang sebelumnya telah dilembabkan
dengan air bersih.
- Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak
karena asam.
- Tambalan kapur.
- Mengikir dan menggerinda.

5.13. Penyelesaian Beton

5.13.1. Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan setelah
pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 11 - 12
BITA

5.13.2. Floor hardener harus diaplikasikan pada permukaan beton yang masih segar
secara merata, dengan cara pelaksanaan dan dalam jumlah sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuatnya, atau sebanyak 5kg/m², kecuali bila
ditentukan lain oleh Manajer Proyek.
Permukaan floor hardener harus dirawat dengan cairan khusus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat floor hardener.
Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan setelah
pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.14. Pengurukan

Bahan urukan ditempatkan lapis demi lapis setebal maksimal 200mm dan dipadatkan
secara menerus segera setelah uji beton menunjukkan kekuatan 28 hari. Semua
bahan urukan harus disetujui Manajer Proyek sebelum memulai pekerjaan
pengurukan, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis 02315.

5.15. Perawatan dan Perlindungan

Ketentuan-ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton segar yang


baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton mengeras dengan baik,
dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat:

- Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai saat
pembongkaran.
- Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus-menerus
selama 14 hari setelah pengecoran.
- Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan lantai atap yang akan ditutup
dengan karung lembab atau dilindungi terhadap kekeringan dengan bahan lain
yang sesuai.
- Tidak diijinkan menyimpan bahan-bahan di atas beton atau melintas di atas
konstruksi, yang menurut pendapat Manajer Proyek, belum cukup mengeras.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03300


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 12 - 12
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

03600

ADUKAN ENCER (GROUT)

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan serta pemasangan adukan
cair pada pekerjaan-pekerjaan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai
petunjuk Manajer Proyek.
Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal berikut:

- Adukan encer untuk pemasangan baut angkur dan pelat landasan.


- Adukan encer untuk pemasangan tiang dan kolom baja struktural.
- Adukan encer untuk pemasangan mesin dan peralatan.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.2. British Standard (BS).

2.3. Standar Pabrik Pembuat.

2.4. Spesifikasi Teknis:

- 03300 - Beton Cor di Tempat.


- 05500 - Berbagai Jenis Metal.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

Contoh, brosur dan/atau data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Manajer Proyek untuk disetujui terlebih dahulu sebelum didatangkan ke lokasi.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan

Kantong kemasan asli dari pabrik harus dalam keadaan tertutup rapat dan harus
disimpan dalam gudang yang cukup ventilasinya, tidak terkena air, tidak berubah
warna dan tidak berbongkah serta diletakkan pada tempat yang tingginya 300mm dari
lantai.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03600


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-3
BITA

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Adukan Encer

Adukan encer harus dibuat dari bahan dasar semen, dan harus memiliki karakteristik
minimal sebagai berikut:

- Merupakan campuran siap pakai,


- Tahan terhadap pukulan dan getaran,
- Jenis non-shrinkage, non-metallic, dan tidak beracun,
- Memenuhi standar ASTM C-1107,
- Memiliki kuat tekan minimal 610kg/cm² pada umur 7 hari, sesuai ASTM C-109
atau 650kg/cm² sesuai BS 1881 part 116,

seperti Sika Grout 214-11, Conbextra GPXtra dari Fosroc, Masterflow 810 dari BASF
atau yang setara yang disetujui Manajer Proyek.

4.2. Air

Air sebagai bahan pencampur/pengencer harus air yang bersih seperti disyaratkan
dalam Spesifikasi Teknis 03300.

4.3. Cetakan/Acuan

Bahan cetakan/acuan dibuat dari bahan besi pelat atau kayu lapis dengan ketebalan
yang sesuai, yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
ditunjukan dalam Gambar Kerja.
Cetakan/acuan harus sama pada semua tempat yang menghendaki ukuran dan
bentuk yang sama.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Persiapan

5.1.1. Cetakan/acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga adukan encer dapat
dialirkan seluruhnya selama pelaksanaan. Jalan masuk yang baik harus
disediakan.

5.1.2. Cetakan/acuan harus sudah disiapkan dan bagian yang akan menerima
adukan encer harus dibersihkan dari minyak, gemuk dan segala kotoran
lainnya yang akan mengurangi daya lekat. Debu harus ditiup keluar dari
cetakan.

5.1.3. Angkur-angkur, baut pengencang dan pelat landasan harus sudah tepat
elevasinya sebelum penuangan adukan encer.

5.2. Cuaca

Cuaca pada saat akan melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
dari pabrik pembuat adukan encer bersangkutan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03600


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-3
BITA

5.3. Campuran Adukan Encer

Perbandingan campuran antara bahan adukan encer dengan air sesuai petunjuk dari
pabrik pembuat.
Pencampuran harus dilakukan dengan cara mekanis, dengan alat pencampur
bertenaga atau tangkai pengaduk yang sesuai yang dipasang pada mesin bor
kecepatan rendah.

5.4. Pelaksanaan

5.4.1. Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan/acuan


atau sesuai petunjuk pabrik pembuat.
Penggetaran halus akan memperlancar aliran.

5.4.2. Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang
berjarak lebih dari 100cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai
melancarkan aliran adukan encer - cara ini harus dilakukan sedemikian rupa
agar tidak terbentuk ruang kosong).

5.4.3. Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga
cetakan dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya.
Penempatan adukan encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : BETON NO. SPEK : 03600


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-3
DIVISI 4
PASANGAN
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

04060

ADUKAN DAN PELESTERAN

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan pelesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.2. American Concrete Institute (ACI).

2.3. Standar Nasional Indonesia (SNI).

2.4. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).

2.5. Spesifikasi Teknis:

- 03300 - Beton Cor di Tempat.


- 04210 - Bata Merah.
- 04400 - Batu Kali.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan

Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan

3.2.1. Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.

3.2.2. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan
kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang
memadai, dan bebas dari benda-benda asing.
Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200mm agar tidak berhamburan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04060


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-5
BITA

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Adukan dan Pelesteran Dibuat di Tempat

4.1.1. Semen

Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 2049:2015 atau ASTM C 150 serta
Spesifikasi Teknis 03300, seperti semen Semen Padang, Semen Baturaja
Indocement, Holcim atau Gresik.
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.

4.1.2. Pasir

Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran lain yang merusak.
Perbandingan butir-butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada
yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.

4.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah


daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti Barra Emulsion
57 atau yang setara yang disetujui.

4.2. Adukan Pasangan dan Pelesteran Siap Pakai

4.2.1. Adukan untuk Pasangan Bata

Adukan siap pakai untuk pemasangan bata harus terdiri dari bahan semen,
pasir silika dengan besar butir maksimal 3mm, bahan pengisi untuk
meningkatkan kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang dicampur
rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya
menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-301 buatan PT Cipta
Mortar Utama atau PM-210 buatan PT Prima Mortar Indonesia.

4.2.2. Adukan untuk Pelesteran Bata

Adukan siap pakai untuk pelesteran bata harus terdiri dari semen, pasir silikat
diameter minimal 1,2mm dan maksimal 2,4mm, bahan tambahan larut air,
dicampur dalam keadaan kering, menjadi adukan siap pakai dengan
menambahkan sejumlah air, seperti MU-100 dari PT Cipta Mortar Utama atau
PM-200 dari PT Prima Mortar Indonesia.

4.2.3. Acian Siap Pakai

Acian siap pakai untuk permukaan pelesteran pada semua pasangan bata
harus terdiri dari semen, tepung batu kapur, bahan tambahan lainnya yang
telah dicampur rata dalam keadaan kering, sehingga adukan siap pakai
dengan hanya menambahkan sejumlah air, seperti MU-200 buatan PT Cipta
Mortar Utama atau PM-300 by PT Prima Mortar Indonesia.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04060


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-5
BITA

4.3. Air

Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organik yang bersifat
merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya
semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan
AASHTO T26 dan/atau disetujui Manajer Proyek.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Pelesteran

5.1.1. Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan
kedap air 150mm di bawah permukaan tanah sampai 200mm di atas lantai,
tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, pelesteran permukaan
beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.

5.1.2. Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan
pelesteran selain tersebut di atas.

5.1.3. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.

5.2. Pencampuran

5.2.1. Umum

Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal
1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.

5.2.1. Adukan Siap Pakai

Adukan siap pakai untuk pasangan bata beton harus dicampur sesuai petunjuk
dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

5.3. Persiapan dan Pembersihan Permukaan

5.3.1. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau pelesteran harus
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang
mengganggu.

5.3.2. Pekerjaan pelesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan


instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima pelesteran
telah terlindung di bawah atap.
Permukaan yang akan dipelester harus telah berusia tidak kurang dari dua
minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan
air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10mm dan dibersihkan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04060


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-5
BITA

5.4. Pemasangan

5.4.1. Pasangan Bata Merah

Lihat Spesifikasi Teknis 04210.

5.4.2. Pelesteran Bata Merah

- Pekerjaan pelesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan


pembersihan selesai.
- Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
pelesteran dibagi-bagi dengan kepala pelesteran yang dipasangi kelos-
kelos sementara dari bambu.
- Kepala pelesteran dibuat pada setiap jarak 100cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6mm untuk patokan
kerataan bidang.
- Setelah kepala pelesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan pelesteran sampai rata dan
tidak ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam pelesteran.
- Seluruh permukaan pelesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
aka dilapis dengan bahan lain.
- Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
- Tali air (naad) selebar 4mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan
menggunakan baja tulangan.

5.4.3. Pelesteran Permukaan Beton

- Permukaan beton yang akan diberi pelesteran harus dikasarkan,


dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
dipelester.
- Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak,
lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan pelesteran dimulai.
- Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah
pelesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan pelesteran dirawat
dengan penyiraman air.
- Pelesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak,
tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.

5.5. Ketebalan Adukan dan Pelesteran

5.5.1. Adukan dan Pelesteran Dibuat di Tempat

Tebal adukan dan/atau pelesteran minimal 10mm, kecuali bila dinyatakan lain
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Manajer Proyek.

5.5.2. Adukan dan Pelesteran Siap Pakai.

Sesuai petunjuk dari pabrik pembuat.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04060


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-5
BITA

5.6. Pengacian

Pengacian dilakukan setelah pelesteran disiram air sampai jenuh sehingga pelesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak
dan setelah pelesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang-
kurangnya dua kali setiap harinya.

5.7. Pemeriksaan dan Pengujian.

Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Manajer Proyek untuk dapat mengambil
contoh pada bagian yang telah diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan
cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04060


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-5
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

04210

BATA MERAH

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu yang dibutuhkan,
bahan dan semua pasangan bata merah pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

- pasangan bata merah,


- adukan,
- pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan,

sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 15-2094-2000 – Bata merah pejal untuk pasangan dinding

2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.3. Spesifikasi Teknis:

- 03300 - Beton Cor di Tempat.


- 04060 - Adukan dan Pelesteran.
- 07920 - Penutup dan Pengisi Celah.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan

Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan MK


untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek. Contoh bahan
bata merah harus diserahkan sebanyak minimal 10 buah, untuk keperluan pengujian
kuat tekan yang disyaratkan. Biaya pengadaan contoh dan pengujian menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan.


Bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150cm.
Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera
nama pabrik serta merek dagangnya.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04210


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-3
BITA

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Bata Merah

4.1.1. Bata merah harus dari mutu yang terbaik dengan pembakaran sempurna dan
merata, produksi setempat dengan ukuran nominal 52mm x 100mm x
210mm, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat
atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda
dengan ukuran tersebut di atas, harus diusahakan supaya tidak terlalu
menyimpang dari ukuran- ukuran tersebut.

4.1.2. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25kg/cm²,
sesuai ketentuan SNI 15-2094-2000.

4.2. Bata Beton Ventilasi

Beton kerawang harus memiliki dimensi 200mm x 200mm x 100mm dan harus sesuai
atau setara dengan tipe R.01 atau R.02 atau R.03 atau R.11 produk Cisangkan, atau
buatan lokal yang setara yang disetujui.

4.3. Adukan dan Pelesteran

Adukan dan pelesteran untuk pasangan bata merah harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis 04060.

4.4. Bahan Penutup dan Pengisi Celah

Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis
07920.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Adukan

Bahan adukan dan jumlah campuran adukan serta pengerjaannya harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis 04060.

5.2. Pemasangan

5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan


seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan di tempat pekerjaan tersebut di
atas yang akan dilaksanakan. Sebelum digunakan, bata merah harus
direndam dalam air menggunakan bak air/drum hingga jenuh. Dinding harus
dipasang dan didirikan menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan
ketinggian yang disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.2.2. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%
dan yang patah lebih dari dua.

5.2.3. Pasangan dinding bata merah yang luasnya lebih besar dari 12m² harus
ditambahkan kolom dan balok penguat dengan ukuran minimal
120mm x 120mm, sesuai dengan lebar bata, dengan tulangan pokok minimal
4  10mm, sengkang  8mm – 200mm atau sesuai dengan Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04210


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-3
BITA

5.2.4. Kolom bangunan yang akan berhubungan dengan pasangan bata merah harus
diberi penguat/pengikat berupa stek-stek besi  8mm setiap jarak 500mm,
panjang 500mm dan dibengkokkan. Ujung yang satu ditanamkan ke dalam
kolom bangunan dan ujung lainnya yang panjangnya 250mm dibiarkan
menjorok untuk dimasukkan ke dalam pasangan bata merah.

5.2.5. Pasangan dinding bata dengan luas setiap 6m² yang terletak di luar bangunan
yang langsung mendapat beban angin harus diberi kolom praktis ukuran
minimal 120mm x 120mm dengan tulangan dan sengkang seperti di atas.

5.2.6. Pemasangan dinding bata merah dilaksanakan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengcoran kolom
praktis.

5.2.7. Kecuali ditentukan lain, tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10mm dan
adukan harus padat sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang
lurus/menerus dan rata.

5.2.8. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih sedalam
10mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian disiram air.

5.2.9. Sebelum dipelester, pasangan bata merah harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu sampai jenuh.

5.3. Perawatan dan Perlindungan

5.3.1. Pasangan bata merah harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari
setelah didirikan.

5.3.2. Pasangan bata merah yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.

5.3.3. Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan
bukaan dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan
pengisi celah seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis 07920.

5.4. Pelesteran dan Pengacian

Pelesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis


04060.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04210


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-3
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

04400

BATU KALI

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi konstruksi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Manajer Proyek yang dibuat dari pasangan batu kali, seperti pondasi, saluran air, headwalls,
dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan semua
pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu kali, sesuai batas,
tingkat, bagian dan dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

Spesifikasi Teknis 04060 - Adukan dan Pelesteran.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan

Contoh bahan batu seberat minimal 20kg harus diserahkan terlebih dahulu kepada
Manajer Proyek untuk disetujui.

3.2. Pemeriksaan dan Pengujian

Pemeriksaan dan pengujian harus dikerjakan pada setiap bagian pekerjaan seperti
tersebut berikut:

- Tata letak,
- Penggalian,
- Bahan di lokasi termasuk alat dan peralatan,
- Penempatan pasir alas,
- Setiap tinggi pemasangan 120cm.

Selama pengujian, Kontraktor harus menyediakan tenaga pengawas mutu dan fasilitas
untuk Manajer Proyek tanpa biaya tambahan kepada Pemilik Proyek.

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Batu Kali

Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150mm, dan memiliki minimal 3
bidang kontak.
Batu kali harus keras, bersifat kekal dan tidak boleh mengandung bahan yang dapat
merusak.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN :1-3
BITA

4.2. Adukan

Adukan dan pelesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 04060.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

Semua peralatan seperti alat pencampur beton harus disetujui Manajer Proyek
sebelum pelaksanaan pekerjaan. Alat harus dalam keadaan baru, dengan mesin
cadangan atau suku cadang yang mudah diperoleh.
Semua peralatan pengoperasian, alat-alat dan lainnya, harus dalam keadaan baru dan
berkualitas baik. Semuanya harus disetujui Manajer Proyek.

5.2. Pemilihan dan Penempatan Bahan

5.2.1. Bila pasangan batu kali akan ditempatkan di atas pondasi yang telah
disediakan, pondasi tersebut harus kokoh dan padat, normal terhadap dinding,
dan harus disetujui Manajer Proyek. Perhatian khusus harus diberikan untuk
mencegah rangkaian yang terdiri dari batu-batu kecil atau batu-batu berukuran
sama. Batu-batu besar digunakan untuk pasangan pada bagian daar dan batu-
batu besar yang terpilih digunakan pada bagian sudut.

5.2.2. Semua batu harus dibersihkan secara menyeluruh dan dibasahi sebelum
dipasang dan bagian yang akan menerima batu-batu tersebut harus
dibersihkan, bebas dari bahan-bahan anorganik, dan harus dilembabkan
terlebih dahulu sebelum diberi adukan. Batu-batu harus diletakkan dengan
bagian terpanjang menghadap arah horisontal dengan adukan penuh, dan
sambungan-sambungan harus ditutup dengan adukan.

5.2.3. Permukaan ekspos batu-batu individual harus dipasang paralel dengan


permukaan dinding di mana batu tersebut dipasang.

5.2.4. Selama konstruksi, batu-batu harus diperlakukan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu atau merusak batu-batu yang telah terpasang. Peralatan yang
sesuai harus disediakan untuk memasang batu-batu berukuran lebih besar
dari 2 pasangan. Tidak diijinkan menggulingkan atau memutar batu-batu yang
telah terpasang. Bila sebuah batu terlepas setelah adukan mengeras, maka
harus segera disingkirkan, adukannya dibersihkan dan diganti dengan adukan
baru.

5.2.5. Toleransi elevasi akhir saluran harus bervariasi tidak lebih dari 10mm di atas
atau di bawah elevasi desain pada setiap titik.

5.3. Alas/Landasan dan Sambungan

Tebal alas/landasan untuk permukaan batu harus bervariasi dari 20mm sampai 50mm
dan tidak boleh lebih dari lima batu pada garis lurus.
Tebal sambungan dapat bervariasi dari 20mm sampai 50mm dan tidak boleh lebih
dari 2 batu pada garis lurus.
Semua harus membentuk sudut dengan bidang vertikal dari 0 sampai 45.
Permukaan batu harus mengikat minimal 150mm pada arah longitudinal dan 50mm
pada arah vertikal. Tidak boleh terjadi sudut dari 4 buah batu saling bersebelahan satu
sama lain.
Alas melintang untuk permukaan vertikal harus rata, dan untuk dinding miring, alas
bisa bervariasi dari rata sampai tegak lurus terhadap permukaan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN :2-3
BITA

5.4. Headers

Header atau saluran pembagi harus didistribusi secara seragam ke seluruh struktur
dinding sehingga membentuk 1/5 dari permukaan ekspos.
Saluran tersebut harus memiliki panjang sedemikian rupa dari permukaan dinding ke
dalam minimal 300mm. Bila tebal dinding 45mm atau kurang, saluran pembagi harus
memiliki panjang penuh dari permukaan muka ke belakang.

5.5. Backing

Backing atau penumpu harus dibuat dari batu-batu berukuran besar dan harus
dipasang dengan cara yang rapi. Batu-batu yang membentuk dinding penumpu harus
terikat baik dengan batu-batu yang membentuk permukaan dinding. Semua celah atau
bukaan kecil harus diisi dengan adukan. Batu-batu berupa pecahan kecil harus
digabungkan dan dikelilingi dengan adukan, dipadatkan ke dalam celah.

5.6. Batas

Sambungan alas dan vertikal harus diisi dengan adukan dan penyelesaian harus rata
dengan permukaan batu ekspos.

5.7. Perlindungan terhadap Cuaca

Semua pasangan batu harus dilindungi terhadap cuaca pada bagian atasnya dengan
menambahkan lapisan adukan setebal 20mm sehingga diperoleh permukaan yang
rata seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan diselesaikan dengan tepi berbentuk
miring.

5.8. Lubang Drainase

5.8.1. Semua dinding penahan tanah harus dilengkapi dengan lubang drainase.

5.8.2. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, lubang drainase harus
ditempatkan pada titik terendah pada bagian yang leluasa dan dipasang pada
setiap jarak tidak lebih dari 200cm dengan diameter maksimal 50mm.
Lubang drainase harus dibuat dari pipa PVC yang memiliki tekanan kerja
2
10kg/cm yang memenuhi ketentuan SNI 06-0084-2002, seperti dari Wavin,
Pralon, Vinilon.

5.8.3. Batu pecah yang sesuai untuk penyaring harus ditempatkan di belakang setiap
lubang drainase.

5.9. Pembersihan Permukaan

Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali yang terli-
hat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus dijaga
sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.

5.10. Perawatan

Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus-menerus
harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga) hari setelah pekerjaan
selesai.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PASANGAN NO. SPEK : 04400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN :3-3
DIVISI 5
METAL
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

05120

BAJA STRUKTUR

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan, fabrikasi, pemeriksaan di pabrik atau


lapangan serta pemasangan baja struktur, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau
Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 1729:2015 - Spesifikasi untuk bangunan gedung baja strktural.

2.2. American Institute of Steel Construction (AISC).

2.3. American Welding Society (AWS):

- D1.1 - Structural Welding Code- Steel (edisi terakhir).

2.4. American Society for Testing and Materials (ASTM):

- ASTM A36/A36M - Specification for Structural Steel.


- ASTM A307 - Specification for Carbon Steel Externally Threaded Standard
Fasteners.
- ASTM A123 - Specification for Zinc (Hot-Dip Galvanized) Coatings on Iron and
Steel Products.
- ASTM A325/A325M - Specification for High-Strength Bolts for Structural Steel
Joints.

2.5. Japanese Industrial Standard (JIS):

- JIS G 3101 - Rolled Steel for General Structure (SS 400).

2.6. Spesifikasi Teknis:

- 05500 - Berbagai Jenis Metal.


- 09910 - Cat.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Sertifikat Pabrik

3.1.1. Sertifikat pabrik yang mencakup dimensi, unsur kimia, bahan, data pengujian
benturan, perlakuan panas dan dimensi semua jenis baja yang akan
digunakan, harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk disetujui sebelum
memulai fabrikasi.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05120


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-8
BITA

3.1.2. Sebelum pengadaan bahan, semua daftar pemesanan harus dibuat oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Manajer Proyek untuk disetujui.

3.1.3. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan beberapa


dokumen di bawah ini kepada Manajer Proyek:

- Fasilitas yang dimiliki Fabrikator.


- Bahan-bahan yang akan digunakan dan bahan dari pabrik pembuat dan
pemasok
- Setifikat Pabrik dan sertifikat pengujian.
- Prosedur dan jadwal Gambar Detail Pelaksanaan.
- Pita pengukur yang akan digunakan.
- Metode dan prosedur pengawasan kualitas.
- Prosedur dan jadwal kerja seperti penandaan, pemotongan,
pembengkokan, pengeboran, pembuatan dan perlakuan permukaan geser
/gesek untuk sambungan baut, dan lainnya.
- Prosedur dan fasilitas perakitan di pabrik.
- Detail pengelasan yang diusulkan pabrik pembuat untuk:
· flux, gas, welding rod dan kawat bersamaan dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat untuk penyimpanan.
· Pengelasan sementara, prosedur dan urutan pengelasan, pemanasan
awal, aksesori dan peralatan pengelasan, arcair gausing/chipping.
- Metode pemasangan baut angkur dan penyetelan pelat dasar/landasan.
- Prosedur pemasangan dan toleransi yang diijinkan untuk lokasi baut
angkur
- Pemeriksaan termasuk pemeriksaan gambar dalam ukuran penuh,
menandai pemeriksaan gambar, pemeriksaan perakitan, pemeriksaan
pengelasan, pemeriksaan bahan dan produk.
- Sebuah salinan catatan pemeriksaan Kontraktor harus diserahkan. Format
catatan pemeriksaan yang diajukan harus dilampirkan.
- Pengajuan metode perbaikan pekerjaan yang gagal.
- Metode pengecatan.
- Penyimapan di lapangan dan di lokasi.
- Fasilitas dan jalur pengangkutan dari pabrik menuju lokasi
- Kualifikasi tukang las dan ahli lainnya.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada Manajer


Proyek untuk disetujui, sebelum fabrikasi.
Data-data berikut harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan:

- Spesifikasi bahan.
- Nomor penandaan.
- Daftar bagian bahan.
- Detail fabrikasi.
- Detail pengelasan.
- Pengecatan.
- Detail dan lokasi penyambungan.

3.2.2. Persetujuan Gambar Detail Pelaksanaan oleh Manajer Proyek tidak


membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab memperbaiki kesalahan.

3.2.3. Perubahan terhadap Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui tidak
diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05120


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-8
BITA

3.2.4. Perubahan yang dilakukan Kontraktor untuk kemudahan harus dengan


persetujuan Manajer Proyek dan atas biaya Kontraktor.

3.3. Pemeriksaan dan Pengujian

3.3.1. Bahan-bahan, sambungan dan cara pengerjaan secara umum harus dapat
diuji atau diperiksa di pabrik, bengkel dan lapangan.

3.3.2. Pengujian dan pemeriksaan harus dilakukan oleh orang yang ahli atau
laboratorium penguji yang disewa Kontraktor dan disetujui Manajer Proyek.
Kontraktor harus menyediakan semua bahan untuk pengujian dan jalan masuk
ke tempat pengujian, atau menangani bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
melakukan pengujian bahan.

3.3.3. Periksa perakitan dan pengelasan di bengkel untuk kesesuaian terhadap


persyaratan.

3.3.4. Bersihkan, gerinda dan siapkan semua area sesuai kebutuhan untuk pengujian
ultrasonik dan radiografi.

3.3.5. Manajer Proyek setiap saat berhak memerintahkan pengujian dan


pemeriksaan. Manajer Proyek berhak, pada waktu yang memungkinkan,
memasuki bengkel fabrikasi milik Kontraktor untuk pengujian dan
pemeriksaan pekerjaan. Semua pekerja dan alat-alat yang dibutuhkan untuk
pengujian dan pemeriksaan di bengkel fabrikasi harus disediakan oleh
Kontraktor.

3.3.6. Manajer Proyek berhak menolak bahan-bahan dan/atau pengerjaan yang tidak
sesuai dengan Gambar Kerja setiap saat sebelum penyerahan terakhir.
Persetujuan Manajer Proyek atas bahan-bahan dan pengerjaan tidak
mencegah penolakan berikutnya bila kemudian ditemukan cacat-cacat.
Kontraktor harus menyingkirkan bahan-bahan terpasang yang ditolak Manajer
Proyek dan menggantinya tanpa biaya tambahan kepada Pemilik Proyek.

3.3.7. Semua tukang las harus memiliki ijin yang masih berlaku. Jika dibutuhkan
oleh Manajer Proyek, Kontraktor harus melakukan pengujian keahlian tukang
las.
Pengujian, jika dibutuhkan, harus dilakukan tanpa biaya tambahan ke Pemilik
Proyek.

3.4. Cuaca

Pekerjaan tidak diijinkan dilanjutkan , bila menurut pendapat Manajer Proyek, cuaca
tidak akan membantu menghasilkan pekerjaan yang baik, atau kondisi tidak memung-
kinkan dilakukannya pemeriksaan.

3.5. Pengiriman dan Penyimpanan

3.5.1. Semua bahan baja yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik
asli.

3.5.2. Semua bahan baja harus diangkut dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan goresan atau tekukan, seperti ditentukan Manajer Proyek.

3.5.3. Bahan-bahan harus disimpan tanpa bersentuhan dengan tanah dan pada
lokasi yang mencegah timbulnya karat.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05120


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-8
BITA

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Semua bahan baja harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis
ini, kecuali bila ditentukan lain.

4.2. Baja Struktur

4.2.1. Semua bahan baja untuk struktur harus baru dan bebas dari cacat yang
mempengaruhi kekuatan, keawetan atau penampilan dan harus dari kualitas
terbaik, dan harus memenuhi standar yang berlaku.

4.2.2. Bahan baja profil, baja pelat setrip atau lembaran, tali atau kawat dan lainnya
harus dari baja mutu Bj.37 dengan kekuatan leleh minimal 24kg/mm², dan
memenuhi ketentuan SNI 1729:2015 atau baja mutu SS 400 dengan kekuatan
leleh minimal 24kg/mm² dan kekuatan tarik  41kg/mm² sesuai JIS G 3101.

4.2.3. Baja yang akan digunakan tidak boleh memiliki cacat structural dan tidak
berkarat. Bentuk dan dimensi termasuk toleransi dimensi baja profil dan yang
terkait harus sesuai ketentuan SNI, JIS dan ASTM terkait.

4.3. Baut Angkur, Baut dan Mur

4.3.1. Baut angkur, baut dan mur standar lengkap dengan cincin harus sesuai
ketentuan ASTM A 307 seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis 05500.

4.3.2. Baut dan mur tegangan tinggi dan cincin dengan lapisan seng celup panas
harus dari mutu ASTM A-325 atau ISO 8.8.
Lapis seng celup panas harus memenuhi ketentuan ASTM A-123.
Diameter dan panjang baut harus sesuai dengan Gambar Kerja dan Gambar
Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.

4.3.3. Baut angkur yang dibuat dari baja bulat lapis seng celup panas dan memiliki
kekuatan leleh minimal 6470kg/cm² harus memenuhi ketentuan ASTM A-325,
lengkap dengan mur dan cincin lapis seng celup panas yang memenuhi ASTM
A-325. Lapis seng celup panas harus memenuhi ketentuan ASTM A-123.
Diameter dan panjang baut angkur harus sesuai dengan Gambar Kerja dan
Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.

4.4. Kawat Las

Semua bahan pekerjaan pengelasan harus memenuhi standar AWS D1.1, dan kawat
las harus memenuhi ketentuan berikut:

Kekuatan leleh Jenis las Bahan pengisi Metal pengisi


bahan dasar dengan
hidrogen
rendah
Sama atau kurang Fillet weld dan penetrasi
dari 25,4kg/mm² penuh groove weld E 70XX -
Lebih dari 25,4kg/mm² Fillet weld dan penetrasi
penuh - E 70XX

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05120


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-8
BITA

Bila bahan dasar metal dari kekuatan leleh yang berbeda dilas bersama, metal pengisi
harus dipilih berdasarkan bahan dasar metal yang memiliki kekuatan leleh lebih tinggi.

4.5. Adukan Encer

Adukan encer untuk pengisi lubang angker, landasan pelat dasar dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 03600.

4.6. Cat Dasar dan Cat Akhir

Cat dasar dan cat akhir untuk seluruh permukaan baja struktur harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis 09910.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Fabrikasi

5.1.1. Umum

- Kontraktor harus memberitahukan kepada Manajer Proyek 1 (satu)


minggu sebelum memulai pekerjaan fabrikasi.
- Bahan baja harus dari ukuran, bentuk dan konstruksi seperti ditunjukkan
atau ditentukan.
- Sebelum fabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan harus dilakukan
dan diperiksa sesuai prosedur pengedalian kualitas yang ditetapkan AISC.
- Kecuali ditentukan lain, bahan-bahan harus difabrikasi sesuai metoda
yang efisien.
- Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan dan
kelalaian dalam pembuatan detail, tata letak dan fabrikasi atas biaya
Kontraktor.

5.1.2. Lokasi Fabrikasi

Baja struktur harus difabrikasi dan dirakit di bengkel Kontraktor atau di lokasi
yang disetujui Manajer Proyek.

5.1.3. Pengelasan

- Pengelasan harus dilaksanakan oleh yang ahli las yang ditetapkan dalam
AWS D1.1 edisi terakhir. Catatan hasil pengujian dan serifikat ahli las
harus diberikan kepada Manajer Proyek atas permintaannya.
- Keahlian khusus diperlukan untuk pengelasan satu sisi dari las tabung
penetrasi sambungan penuh tanpa alas bagian belakang.
- Setiap ahli las dan operator pengelasan harus dilengkapi dengan kapur
warna atau nomor untuk menandai hasil kerjanya pada setiap jarak tidak
lebih dari 100cm.
- Semua bagian yang tidak diberi tanda dengan jelas akan ditolak oleh
Manajer Proyek.
- Sebelum memulai pekerjaan pengelasan, Kontraktor harus membuat
prosedur pengelasan barbagai bagian struktur dengan jelas seperti detail
sambungan dalam Gambar Kerja, sesuai dengan standar AWS D1.1 edisi
terakhir.
- Spesifikasi prosedur pengelasan harus diserahkan Kontraktor kepada
Manajer Proyek untuk diperiksa dan disetujui sebelum memulai pekerjaan
pengelasan setiap sambungan yang akan digunakan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05120


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-8
BITA

- Prosedur pengelasan termasuk pemanasan pendahuluan dan metoda


pengawasan lainnya yang direncanakan.
- Hanya prosedur yang disetujui yang boleh digunakan.
- Manajer Proyek berhak meminta dilakukannya radiography test/x-ray test
pada bagian-bagian tetentu dari baja struktur.
- Semua biaya radiography test/x-ray test menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

5.1.4. Sambungan Baut

a. Diameter Lubang

Semua lubang untuk sambungan baut harus memiliki diameter 1,5875mm


lebih besar dari diameter baut yang akan digunakan, kecuali bila
ditentukan lain.

b. Baut

Lubang baut harus rata sehingga baut dapat dipasang tanpa merusak ulir.
Kepala baut dan mur harus berada tepat terhadap baja.
Baut tak berulir yang akan meneruskan gaya harus diberi ulir sampai
panjang sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari satu ulir masih berada
dalam batang struktur.
Panjang baut harus sedemikian rupa sehingga ujung baut muncul tidak
lebih dari 6,35mm di luar mur. Kepala baut dan mur harus diputar kuat
terhadap permukaan bidang dengan alat pengencang tidak kurang dari
38,1mm.
Kepala baut harus dipukul dengan palu ketika mur dikencangkan. Setelah
pengencangan, mur harus disikat dan dicat.

c. Pembuatan Lubang

Semua lubang harus dibor pada sudut tegak lurus dengan permukaan baja
dan tidak boleh dilebarkan dengan pembakaran. Pelebaran lubang
dilakukan dengan kikir dengan persetujuan Manajer Proyek.
Lubang harus dibersihkan tanpa mengkasarkan pinggiran. Sisa-sisa
pengeboran harus disingkirkan dengan alat pembuat kemiringan sebesar
1,5875mm. Semua lubang harus dibor dan dikikir seperlunya sebelum
pemberian lapisan pelindung.

d. Perkuatan Lubang

Bila lubang disediakan untuk sambungan dengan peralatan atau untuk


kabel dan pemipaan, dan akan mempengaruhi batang struktur, batang
dimaksud harus diberi perkuatan yang memadai sesuai petunjuk Manajer
Proyek.

5.1.5. Pemotongan, Pelurusan dan Pengguntingan

Pelurusan, pemotongan dengan pembakaran dan pengguntingan harus


dilakukan dengan berhati-hati menggunakan alat mekanis. Semua pinggiran
harus bersih dari kerak. Setiap pinggiran lereng yang rusak harus diperbaiki
sesuai toleransi minimal.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05120


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6-8
BITA

5.1.6. Toleransi Fabrikasi

Lokasi setiap batang sangat penting dalam desain struktur. Setiap batang
harus ditempatkan dengan tepat sesuai petunjuk Gambar Kerja, dalam batas
toleransi fabrikasi standar AISC.

5.1.7. Ikatan Angin Sementara

Kontraktor dapat menggunakan ikatan angin sementara, atas biayanya,


selama masa pelaksanaan pekerjaan.

5.1.8. Lapisan Pelindung

Semua bagian baja struktur yang telah selesai difabrikasi harus diberi lapisan
pelindung anti karat berupa cat dasar yang memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis 09910.

5.2. Pemasangan

5.2.1. Pengangkatan/Pick Up

- Kontraktor bertanggung jawab atas kekuatan dari struktur atau bagian dari
struktur bila struktur tersebut diangkat atau dipindahkan.
- Kontraktor harus melaksanakan analisa struktur untuk menjamin bahwa
pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa merusak kekuatan ataupun bentuk
struktur tersebut.
- Kontraktor harus menyerahkan metoda pengangkatan untuk disetujui
Manajer Proyek. Bahan tambahan dan biaya fabrikasi yang diperlukan
untuk menahan beban yang diakibatkan oleh alternatif metoda
pengangkatan harus disediakan oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya
kepada Manajer Proyek/Pemilik Proyek.

5.2.2. Toleransi Pemasangan

- Kontraktor harus mendirikan bangunan pada lokasi yang telah ditentukan


dengan terlebih dahulu melihat dan memperhitungkan lokasi serta kondisi
lapangan yang ada, dan membuat laporan tertulis yang ditujukan kepada
Manajer Proyek, yang mencakup segala kondisi yang akan menghalangi
pelaksanaan baja struktur, dengan tetap memperhatikan toleransi-
toleransi yang disyaratkan dalam AISC.
- Semua baja struktur harus didirikan dengan toleransi yang sesuai dengan
Spesifikasi Teknis ini dan AISC, kecuali bila disebutkan lain.
- Semua batang-batang yang dipasang harus ditopang dengan penyangga
selama pemasangan baja struktur dilaksanakan.
- Semua penyangga sementara yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus
diperhitungkan dengan kondisi pembebanan yang ada selama
pemasangan.

5.2.3. Pengencangan Baut

- Sebelum pekerjaan pemasangan dimulai, semua pekerjaan yang


berhubungan dengan baut, hubungan-hubungan, penjajaran, harus sudah
selesai. Bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini harus pula telah disiapkan pada tempat yang semestinya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05120


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 7-8
BITA

- Baut harus dikencangkan dengan calibrated torque wrench sampai baut


tersebut mampu memikul gaya-gaya yang diperhitungkan padanya.

5.2.4. Pemasangan Adukan Encer

Pemasangan adukan encer harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis


03600, pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, Gambar
Detail Pelaksanaan yang disetujui dan/atau sesuai petunjuk Manajer Proyek.

5.3. Perlindungan Baja

Semua baja struktur yang telah diberi cat dasar dan telah terpasang dengan baik
harus diberi cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 09910.
Setiap lapisan pada permukaan baja yang tergores, hilang atau rusak selama pen-
gangkutan/pemasangan dan lainnya, harus diperbaiki dengan cara sesuai ketentuan
dalam Spesifikasi Teknis 09910.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05120


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 8-8
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

05500

BERBAGAI JENIS METAL

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan kerja dan
pemasangan bahan-bahan metal yang berhubungan dengan pekerjaan non-struktural, seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

- Susuran tangan dan tangga,


- Kisi-kisi,
- Pelat landasan dan angkur,
- Baut, mur dan cincin,
- Dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM):

- ASTM A123 - Specification for Zinc (Hot-Dip Galvanized) Coatings on Iron and
Steel Products.
- ASTM A36/A36M - Specification for Structural Steel.
- ASTM A307 - Specification for Carbon Steel Externally Threaded Standard
Fasteners.
- ASTM A780/A780M - Standard Practice for Repair of Damaged and Uncoated
Areas of Hot-Dip Galvanized Coatings

2.2. American Welding Society (AWS).

2.3. American Institute of Steel Construction (AISC).

2.4. American National Standard Institute (ANSI).

2.5. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 1729:2015 - Spesifikasi untuk bangunan gedung baja strktural.

2.6. Spesifikasi Teknis:

- 03600 - Adukan Encer (Grout).


- 09910 - Cat.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-5
BITA

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik

Contoh bahan-bahan metal beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik,
data teknis/brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Manajer
Proyek untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan


Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui oleh Manajer Proyek.
Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan:

- Spesifikasi teknis bahan.


- Dimensi bahan.
- Detail fabrikasi.
- Detail penyambungan dan pengelasan.
- Detail pemasangan.
- Data jumlah setiap bahan.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan metal yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang
menyatakan bahwa bahan metal tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Semua bahan metal harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga
terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.

3.4. Ketidaksesuaian

3.4.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun
pemasangan dan lainnya.

3.4.2. Manajer Proyek berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi yang tidak
sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.

3.4.3. Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya
tambahan biaya dan waktu.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

4.1.1. Semua bahan metal harus baru, bebas dari karat, cacat dan kerusakan
lainnya serta dari kualitas baik dan memiliki dimensi, tebal dan berat yang
memenuhi toleransi yang diijinkan untuk masing-masing bahan metal, sesuai
standar yang berlaku.

4.1.2. Bahan baja seperti baja siku, baja berongga, baja pelat setrip maupun
lembaran, baja tulangan dan lainnya harus dari baja mutu Bj.37 serta memiliki
tegangan leleh minimal 2400kg/cm² yang memenuhi ketentuan SNI
1729:2015.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-5
BITA

4.2. Pipa Baja

4.2.1. Pipa baja untuk susuran tangan dan tangga, dan lainnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja harus dari pipa baja hitam kelas medium yang
memenuhi SNI 0039:2013, seperti produk Bakrie, Spindo atau yang setara,
dengan diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.

4.2.2. Pipa baja anti karat (stainless steel) untuk susuran tangan dan susuran tangga
harus dari AISI 304, dengan tebal minimal 2mm dan memenuhi JIS G 3459,
seperti produk Spindo atau Prana. Diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.

4.3. Pipa Persegi Berongga

4.3.1. Pipa persegi berongga (hollow steel) untuk susuran tangan dan tangga, kisi-
kisi dan pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dengan
mutu baja memenuhi ketentuan SNI 1729:2015, harus memiliki ukuran
sebagai berikut:

– 40mm x 60mm x 1,3mm,


– 40mm x 40mm x 1,3mm,
– 20mm x 20mm x 1,0mm,
– Dan ukuran lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

4.3.2. Grating sebagai kisi-kisi untuk penutup saluran harus berupa produk
prefabrikasi dari susunan baja tulangan polos atau baja tulangan sirip dan/atau
baja pelat dan baja profil lainnya sesuai standar pabrik pembuat dengan
ukuran dan tipe yang sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja, dan diberi
lapisan seng celup panas di pabrik pembuatnya, seperti buatan Webforge atau
yang setara yang disetujui.

4.4. Pelat Landasan dan Angkur

4.4.1. Pelat landasan dan angkur harus dibuat dari bahan baja dengan tegangan
leleh minimal 2400kg/cm², sesuai ketentuan SNI 1729:2015 dengan ukuran
sesuai Gambar Kerja.

4.4.2. Angkur kimia (chemical anchor) dan atau angkur ekspansi (expansion anchor
bolt) harus sesuai atau setara dengan produk Hilti atau Ramset atau Fischer,
dengan tipe sesuai petunjuk Manajer Proyek. Diameter dan panjang masing-
masing angkur harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan sesuai
rekomendasi pabrik pembuat.

4.5. Baut, Mur dan Cincin

4.5.1. Baut dan mur harus memenuhi ASTM A-307, dan harus berlapis seng, kecuali
bila ditentukan menggunakan baut jenis kelas tinggi seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis 05120.

4.5.2. Cincin pelat dan cincin per selain yang berhubungan dengan baut kelas tinggi
harus sesuai ANSI B 18.22.1.
Semua cincin harus berlapis seng.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-5
BITA

4.6. Bahan Metal Lainnya

Bahan metal yang diperlukan sebagai penumpu, penggantung atau lainnya yang tidak
disebutkan secara khusus dalam Spesifikasi Teknis ini, harus memenuhi standar yang
berlaku untuk masing-masing bahan metal, dengan bentuk dan dimensi sesuai keten-
tuan Gambar Kerja.

4.7. Lapisan Seng Celup Panas

4.7.1. Metode pelapisan seng celup panas yang dilakukan di pabrik harus memenuhi
ketentuan ASTM A123 dan tebal lapisan seng minimal 55mikron atau
2
390gr/m .

4.7.2. Lapis seng celup panas harus diaplikasikan pada berbagai jenis metal, pelat
landasan dan baut angkur serta lainnya seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis ini dan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Berbagai jenis metal harus berukuran, berbentuk dan dibentuk dari bahan-
bahan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Kecuali ditentukan lain, semua bahan harus berasal dari produk yang dikenal,
dan difabrikasi sesuai standar.
Sebelum fabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan harus diperiksa sesuai
persyaratan AISC.

5.1.2. Desain dan jumlah sambungan setiap bagian struktur yang tidak diperlihatkan
dalam Gambar Kerja harus dilengkapi dalam Gambar Detail Pelaksanaan.

5.1.3. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam


penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.

5.2. Fabrikasi dan Pemasangan

5.2.1. Umum

- Fabrikasi bahan-bahan metal harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam


Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan fabrikasi dengan pengelasan harus memenuhi standar AWS
D1.1 edisi terakhir.
- Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, ketebalan las minimal 3mm
menggunakan kawat las E70XX.
- Untuk fabrikasi pekerjaan ekspos, gunakan bahan-bahan yang halus dan
permukaannya bebas cacat termasuk lubang, tanda sambungan, tanda
pengerolan, cap, dan kekasaran. Bersihkan cacat dengan menggerinda,
atau dengan las dan gerinda sebelum pembersihan, perawatan dan
aplikasi penyelesaian permukaan.
- Pemasangan bahan metal dengan jenis, ukuran dan jarak seperti terlihat
dalam Gambar Kerja, harus dilaksanakan sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja dan Spesifikasi Teknis pekerjaan terkait, serta sesuai dengan
Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-5
BITA

- Baut angkur, perakitan baut angkur dan baut kait harus disediakan dan
dipasang sesuai dengan Gambar Kerja dan sesuai petunjuk Manajer
Proyek. Semua angkur baja yang ditanam dalam beton harus benar-benar
bersih dari karat, kerak-kerak lepas, oli dan bahan lain yang mengganggu
agar diperoleh ikatan yang kuat ke beton.
Adukan encer untuk pemasangan angkur harus sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi Teknis 03600.
- Sediakan angkur yang sesuai dengan tipe yang ditentukan dengan struktur
penumpu. Fabrikasi dan berikan jarak perlengkapan angkur agar diperoleh
penumpu yang memadai untuk pekerjaan dimaksud.
- Hubungan ekspos dengan sambungan rapat yang rata harus dibentuk
menggunakan pengencang terbenam bila memungkinkan. Gunakan
pengencang ekspos dari tipe yang ditentukan atau, bila tidak diperlihatkan
dalam Gambar Kerja, gunakan sekrup atau baut countersunk.

5.2.2. Susuran Tangan dan Susuran Tangga

- Atur susuran tangan dan tangga sebelum memasang di tempatnya untuk


memastikan posisi yang tepat pada sambungan dan atur kerataan
sepanjang susuran.
- Tiang susuran harus tegak lurus pada setiap arah. Pasang tiang dan akhir
susuran tangan dan tangga pada konstruksi bangunan.
- Tiang penumpu susuran tangan dan tangga harus dilas ke pelat dasar
dengan flensa, tipe siku atau tipe lantai, sesuai dengan kondisi yang
dibutuhkan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja. Kemudian tiang berikut
alasnya harus dibaut ke bagian penumpu seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

5.3. Pengecatan dan Perbaikan Lapisan Seng Celup Panas

5.3.1. Semua bahan metal harus diberi cat anti karat dan cat akhir dalam warna
sesuai Skema Warna yang akan diberikan terpisah, kecuali permukaan metal
yang sudah memiliki lapisan pelindung dari pabrik pembuatnya dan bila
ditentukan lain oleh Manajer Proyek.

5.3.2. Bahan cat dan pengerjaan pengecatan harus sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat cat serta harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 09910.

5.3.3. Lapisan seng celup panas yang rusak karena penanganan, transportasi,
pemotongan, pengelasan atau pemasangan baut harus diperbaiki dengan cat
perbaikan khusus untuk lapisan seng. Tidak diijinkan memanaskan permukaan
yang baru saja diperbaiki dengan cat perbaikan.

5.3.4. Prosedur perbaikan lapisan seng celup panas harus memenuhi ketentuan
ASTM A780/A780M.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : METAL NO. SPEK : 05500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-5
DIVISI 7
PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

07100

LAPISAN KEDAP AIR (WATERPROOFING)

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, alat-alat bantu, peralatan dan
pemasangan lapisan kedap air pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini akan mencakup hal-hal berikut, tetapi tidak terbatas pada :

- Lapisan kedap air pada bagian ekterior dan interior seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
- Mengisi celah dan memberi lembaran lapisan lindung (flashing).
- Penyelesaian penembusan lapisan kedap air oleh struktur dan lainnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.2. Spesifikasi Teknis:

- 03300 - Beton Cor di Tempat.


- 04060 - Adukan dan Pelesteran.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

Sebelum pengadaan bahan, contoh berikut data teknis bahan-bahan yang akan
digunakan harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk diperiksa dan disetujui.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


untuk persetujuan Manajer Proyek. Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus
segera diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh waktu yang
cukup untuk memeriksa.
Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi semua informasi
detail yang diperlukan.

3.2.2. Bila ada perbedaan antara antara Gambar Kerja yang satu dengan yang lain
atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis ini, Kontraktor harus
memberitahukan perbedaan ini kepada Manajer Proyek untuk dicari
pemecahannya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07100
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-6
BITA

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

3.3.1. Semua bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, bebas dari segala
cacat, dan harus dilengkapi label, data teknis dan data lain yang diminta
dalam Spesifikasi ini.

3.3.2. Semua bahan harus tetap berada dalam kemasannya dan disimpan pada
tempat yang aman, bebas dari kerusakan.

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Semua bahan untuk pekerjaan lapisan kedap air harus berasal dari produk yang
dikenal dan disetujui Manajer Proyek.

4.2. Lapisan Kedap Air Tipe Lembaran

4.2.1. Lapisan Kedap Air

- Lapisan kedap air harus merupakan lembaran berperekat yang memiliki


ketebalan minimal 1,5mm, terdiri atas komposisi polyethylene kepadatan
tinggi dan bahan campuran aspal/karet berperekat.
Lapisan kedap air harus melekat kuat dan tetap pada tempatnya sehingga
membentuk lapisan penahan air yang menerus tanpa pemberian perekat,
bahan panas, pengencang mekanis atau peralatan khusus.
- Lembaran lapisan kedap air harus memiliki karakteristik sebagai berikut:

· Mampu menahan hydrostatic head saat dibebani penuh.


· Stabil dalam dimensi, tahan tarikan tinggi, tekanan dan bantingan.
· Lentur dan tahan bahan kimia,
· Tahan terhadap perbedaan cuaca yang besar,
· Ketebalan yang seragam pada seluruh lembaran,
· Pemasangan yang cepat,
· Memenuhi ketentuan ASTM D146, D 412 dan D 570, ASTM E 96 dan
E 154,

seperti Blue Chip 300, Proofex GP, Masterpren 1000, atau Bituthene
3000.

4.2.2. Cat Dasar

Cat dasar untuk semua permukaan beton atau permukaan pasangan harus
berasal dari pembuat lapisan kedap air yang disetujui.

4.2.3. Mastic

Bahan mastic harus dipasang pada semua titik kritis seperti terminasi, lubang
pembuangan, penembusan pipa, dan harus berasal dari pabrik pembuat yang
sama dengan lapisan kedap air.

4.3. Lapisan Kedap Air Tipe Cairan

4.3.1. Bahan kedap air tipe cairan harus dari tipe satu komponen, sesuai untuk
daerah tropis dan ketika diaplikasikan, akan melindungi permukaan beton.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07100
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-6
BITA

4.3.2. Lapisan kedap air tipe cairan harus memiliki karakteristik minimal sebagai
berikut:

- Berwarna putih,
- Melindungi beton dari kerusakan,
- Tahan terhadap perubahan cuaca,
- Elastis dan tahan terhadap UV,
- Mencegah masuknya oli ke dalam beton,
- Pemasangan yang cepat dan menghemat biaya pemeliharaan,
- Tidak licin,
- Mencegah kebocoran air dan karat pada tulangan,
- Memenuhi ketentuan ASTM C1549 dan E1980,

seperti Sikalastic 560 atau yang setara yang disetujui.

4.4. Lapisan Kedap Air Berbahan Dasar Semen

Lapisan kedap air berbahan dasar semen harus terdiri dari dua komponen, yang sudah
ditakar di pabrik pembuat sehingga siap digunakan, dan memiliki karasteristik sebagai
berikut:

- Berupa takaran siap pakai,


- Mudah dicampur dan digunakan,
- Memiliki daya lekat yang baik,
- Dapat diaplikasikan dengan menggunakan kuas atau trowel,
- Fleksibel,
- Kedap air,
- Tahan terhadap gesekan dan keausan,
- Tahan terhadap perubahan cuaca,
- Tidak berkarat dan tidak terbakar,
- Pemasangan yang cepat dan menghemat biaya pemeliharaan,
- Tidak beracun,
- Tidak menyusut atau retak bila diaplikasikan sesuai instruksi,

seperti SikaTop 107 Seal, Brushbond dari Fosroc, atau Barra Lastic dari BASF.

4.5. Adukan dan/atau Pelesteran

Adukan dan/atau pelesteran untuk melengkapi lapisan kedap air, jika diperlukan, harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 03300 dan 04060.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Semua pekerjaan lapisan kedap air harus dilaksanakan sesuai rekomendasi
dan petunjuk pemasangan pabrik pembuat dan di bawah pengawasan ahli
yang ditunjuk oleh pabrik pembuat.

5.1.2. Untuk permukaan dengan lubang buangan, permukaan harus dibuat dengan
kemiringan ± 1% ke arah lubang buangan.
Sebelum pemasangan lapisan kedap air, lubang buangan harus sudah
terpasang dengan baik.

5.1.3. Pemasangan lapisan kedap air harus dimulai dari titik terendah.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07100
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-6
BITA

5.2. Persiapan Permukaan

- Permukaan yang halus dan padat diperlukan untuk pelekatan lapisan kedap air
yang baik/sempurna.
- Permukaan harus bebas dari celah, lubang-lubang, kropos, batuan lepas dan
benda-benda tajam.
- Bersihkan permukaan dari debu, oli dan kotoran dengan menggunakan sapu,
pengisap debu atau kompresor udara.
- Permukaan harus bebas dari bagian-bagian yang basah.
- Beton harus sudah matang dan kering sebelum pemasangan lapisan kedap air.

5.3. Pemasangan Lapisan Kedap Air Tipe Lembaran

5.3.1. Cat Dasar

Laburkan cat dasar pada permukaan beton atau pasangan dengan rol wol
domba sampai mencapai ketebalan yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuat lapisan kedap air.
Biarkan cat dasar menjadi kering atau sampai kering sentuh.
Beri cat dasar hanya pada tempat-tempat yang akan diberi lapisan kedap air
pada hari yang sama.
Bahan metal atau permukaan lain yang tidak memerlukan cat dasar, harus
dalam keadaan bersih, kering, bebas dari cat-cat lepas, karat atau bahan lain
yang dapat merusak.
Bagian permukaan yang tidak sempat diberi lapisan kedap air pada hari yang
sama harus diberi cat dasar ulang.

5.3.2. Temperatur

Pemasangan lapisan kedap air dilakukan hanya pada cuaca cerah ketika
udara dan temperatur permukaan di atas 5C.

5.3.3. Penutup Tepi/Pinggiran

Pada pemasangan vertikal, lapisan kedap air harus dipasang melewati tepi
bagian lantai permukaan atau melampaui puncak pondasi atau dinding. Bila
lembaran berhenti pada permukaan vertikal, maka harus dilengkapi dengan
lembaran lapis pelindung atau lembaran dapat dihentikan pada beton dengan
menekan kuat-kuat pada dinding.
Tekan tepi-tepi dengan alat metal atau kayu keras seperti palu atau pegangan
pisau.
Kegagalan menggunakan tekanan kuat pada perhentian akan mengakibatkan
penutupan yang jelek.
Memaku lembaran biasanya tidak dibutuhkan.
Berikan bahan penutup celah yang direkomendasikan, pada semua perhentian
vertikal maupun horisontal.

5.3.4. Penutup Celah

Semua tepi harus diberi lewatan minimal 75mm dan sambungan akhir harus
diberi lewatan minimal 150mm, atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat
lapisan kedap air.
Untuk pekerjaan ini, sebuah garis penunjuk harus dibubuhkan pada lembaran.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07100
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-6
BITA

5.3.5. Detail Sudut

Tutup semua sudut dalam dan luar dengan strip awal selebar minimal 300mm
yang ditempatkan di tengah-tengah sudut, diikuti pemasangan lapisan kedap
air dalam lebar penuh.
Sudut luar harus bebas dari tepi-tepi yang tajam. Periksa permukaan yang
bersebelahan dengan semua sudut dan perbaiki jika perlu agar diperoleh
permukaan yang rata dan halus. Sudut dalam harus diberi lapisan tipis yang
dibentuk dari adukan modifikasi lateks dan kemudian ditutup lapisan kedap air
sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.

5.3.6. Perlindungan

- Lembaran lapisan kedap air harus dilindungi untuk mencegah kerusakan


karena pekerjaan lain, bahan-bahan konstruksi atau tanah uruk.
- Perlindungan harus diberikan pada dinding pondasi dan permukaan
horisontal dengan lalu lintas ringan.
- Lindungi dek horisontal dengan lalu lintas konstruksi berat dengan papan
partikel berkandungan aspal tebal 3mm, atau sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat lapisan kedap air.
- Lapisan kedap air yang akan berada di bawah lantai beton bertulang harus
ditempatkan di atas lapisan pasir tebal 25mm dan adukan tebal minimal
300mm, atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat lapisan kedap air.
- Bahan adukan harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 04060.
- Perlindungan harus diberikan pada hari yang sama dengan pemasangan
lembaran lapisan kedap air atau segera setelah pengujian 24 jam tanpa
kebocoran.

5.4. Pemasangan Lapisan Kedap Air Tipe Cairan

5.4.1. Aplikasikan lapisan kedap air hanya pada cuaca cerah ketika udara dan
temperatur sekitar di atas 5C dan di bawah 45C.

5.4.2. Aplikasikan lapisan kedap air dengan menyemprotkannya pada permukaan


yang telah bersih (bila akan diaplikasikan pada permukaan beton, maka beton
harus sudah berumur minimal 28 hari), dengan jumlah aplikasi rata-rata 2 kali
@ 0,9-1,4kg/5m² sehingga tebal total lapisan menjadi 5mm, atau sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat, dan tergantung pada porositas permukaan.

5.4.3. Aplikasi juga dapat dilakukan dengan menuangkan cairan kedap air pada
permukaan dan meratakannya dengan kuas atau rol.

5.5. Pemasangan Lapisan Kedap Air Berbahan Dasar Semen

5.5.1. Pencampuran

Pencampuran 2 komponen bahan lapisan kedap air harus dilaksanakan sesuai


dengan petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

5.5.2. Pengaplikasian

- Aplikasikan lapisan kedap air hanya pada cuaca cerah ketika udara dan
temperatur sekitar di atas 5C dan di bawah 45C.
- Aplikasikan lapisan kedap air dengan kuas berbulu sintetis pada
permukaan vertikal. Gunakan rubber slide atau push-broom untuk
permukaan horisontal.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07100
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-6
BITA

- Bila menggunakan sekop, untuk lapisan pertama gunakan sekop bergigi


3mm, dan untuk lapisan kedua gunakan sekop biasa.
- Jumlah lapisan minimal harus 2 lapis, lapisan pertama diaplikasikan pada
saat permukaan masih basah, lapisan kedua diaplikasikan setelah lapisan
pertama mulai mengeras dan mampu menopang lapisan berikutnya,
biasanya setelah 2 – 6 jam, tergantung pada cuaca.
- Penyelesaian dilakukan dengan menyikat permukaan dengan
menggunakan busa kering pada saat lapisan kedua mulai mengeras.
- Permukaan yang telah diberi lapisan kedap air harus dilindungi terhadap
cahaya matahari langsung dan angin yang kuat. Gunakan karung goni
basah atau lembaran plastik. Lindungi lapisan kedap air dari hujan dan
cipratan air sampai benar-benar mengeras (± 6 jam).
- Jumlah penggunaan lapisan kedap air maksimal 2kg/m² untuk setiap lapis,
atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat yang disetujui untuk
diaplikasikan.
- Untuk atap atau bagian struktur lainnya yang berhubungan langsung
dengan matahari, lapisan kedap air harus dilindungi dengan 20 – 30mm
adukan.
Adukan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 04060.

5.6. Instalasi Lain

Bila daerah yang akan dilapisi kedap air memiliki penembusan utilitas (pipa, kabel dan
lain-lain) atau saluran buangan, maka pelapisan kedap air dilakukan setelah lembar
pelindung/flashing di sekeliling peralatan tadi selesai dipasang. Lembar pelindung ini
harus dilewatkan dan dilipatkan pada lapisan kedap air sehingga dapat dijamin suatu
sambungan yang kedap air pula.
Lembaran pelindung yang akan digunakan harus disetujui Manajer Proyek.

5.7. Perbaikan

Semua permukaan yang rusak harus diperbaiki kembali menurut rekomendasi pabrik
pembuat bahan sehingga menghasilkan permukaan yang rata dan tidak akan
mengganggu pemasangan lapisan permukaan akhir/finishing.

5.8. Pengujian dan Jaminan

5.8.1. Kontraktor harus melakukan percobaan dengan cara memberi air di atas
permukaan yang diberi lapisan kedap air minimal selama 24jam, dan
percobaan tersebut harus dilakukan dengan persetujuan Manajer Proyek.

5.8.2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas hasil
pekerjaannya terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya selama
masa pemeliharaan, dan memperbaiki serta mengganti segala jenis
kerusakan yang terjadi.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07100
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6-6
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

07456

PAPAN KALSIUM SILIKAT

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini akan meliputi pengadaan dan pemasangan papan kalsium silikat untuk
pekerjaan-pekerjaan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 7705:2011- Lembaran rata kalsium silikat.

2.2. Spesifikasi Teknis:

- 05500 - Berbagai Jenis Metal.


- 07920 - Penutup dan Pengisi Celah.
- 08120 - Pintu dan Jendela Aluminium.
- 09910 - Cat.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

3.1.1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus menyerahkan


contoh bahan, data teknis dan detail pemasangan pekerjaan ini kepada
Manajer Proyek untuk disetujui.

3.1.2. Bahan-bahan di sini diindentifikasikan dengan nama suatu produk/merek.


Bahan-bahan dengan merek lain yang dikenal dan setara dapat digunakan
selama bahan pengganti tersebut memiliki karakteristik dan kemampuan yang
sama dengan produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini dan
disetujui Manajer Proyek.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua papan kalsium silikat harus disimpan di atas lantai kering yang rata, dan harus
ditutup dengan dengan papan pelindung yang bertulis yang berasal dari pabrik
pembuat papan.
Tumpukan papan harus ditutup dengan terpal yang longgar agar udara dapat
bersirkulasi dengan bebas di sekitar tumpukan.

NO. PROYEK : 18.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07456
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-4
BITA

3.3. Ketidaksesuaian

Manajer Proyek berhak menolak setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai
ketentuan yang disyaratkan atau tidak sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.
Semua biaya yang ditimbulkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan menjadi
beban Kontraktor.
Penolakan dapat disebabkan antara lain kesalahan Kontraktor dalam pemasangan
bahan yang tidak sesuai, atau pengaplikasian yang tidak sesuai dengan ketentuan
Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Papan Kalsium Silikat

Papan kalsium silikat harus dibuat dari bahan baku semen dan tepung pasir alam yang
diperkuat dengan serat selulosa sebagai penulangan, dan dengan proses pengeringan
autoclave, dan memiliki sifat dan karakteristik sebagai berikut:

- Tidak mengandung asbes,


- Stabil dan tidak mudah mengalami muai-susut,
- Tahan air,
- Tidak mudah terbakar dan tidak menyebarkan nyala api,
- Tidak mudah lapuk dan membusuk,
- Mudah dipotong, dipaku atau disekrup,
- Tahan rayap dan binatang kecil lainnya,
- Memiliki permukaan yang rata sehingga tidak memerlukan dempul atau meni,
- Memenuhi SNI 7705:2011,

produk KalsiBoard Ling, KalsiPart buatan Eternit Gresik, atau Versaboard buatan
Bakrie Building Industries atau yang setara yang disetujui.
Ketebalan dan ukuran harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

4.2. Rangka

Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu papan kalsium silikat harus berupa
produk jadi (prefabrikasi) yang dibuat dari bahan baja ringan lapis paduan seng dan
aluminium seperti Zincalume atau Galvalum dalam bentuk dan ukuran yang dibuat
khusus untuk pemasangan papan kalsium silikat dan sesuai standar pabrik pembuat,
seperti buatan Eternit Gresik, Jayaboard, Knauf, Jof Metal, Buman.

4.3. Bahan Penutup dan Pengisi Celah

Bahan penutup dan pengisi celah untuk setiap sambungan dan celah antara papan
semen berserat harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 07920.

4.4. Pengecatan

Pengecatan untuk penyelesaian permukaan papan harus sesuai dengan rekomendasi


dari pabrik pembuat papan dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 09910.

NO. PROYEK : 18.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07456
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-4
BITA

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Papan kalsium silikat digunakan untuk pemasangan interior maupun eksterior
pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.1.2. Papan kalsium silikat harus diolah dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk dari
pabrik pembuatnya.

5.2. Persiapan

5.2.1. Papan kalsium silikat memiliki permukaan yang halus yang membutuhkan
persiapan minimal sebelum penyelesaian.

5.2.2. Papan kalsium silikat harus dipotong dengan alat pemotong yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan sehingga akan dihasilkan potongan
yang rata dan licin.

5.2.3. Pengebor elektris dapat digunakan untuk melubangi papan untuk penempatan
peralatan, seperti armatur lampu, kisi-kisi udara dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.3. Pengencangan

5.3.1. Semua bahan pengencang harus memiliki lapisan anti karat, seperti lapis
galbani/seng atau lapis kadmium.
Bahan pengencang dapat berupa paku yang tersedia di pasaran.

5.3.2. Penempatan paku harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan.
Paku harus terbenam sampai rata dengan permukaan papan.
Kepala paku kemudian ditutup dengan dempul agar diperoleh permukaan
papan yang halus.

5.4. Sambungan

5.4.1. Setiap sambungan papan, baik sambungan terbuka/bercelah ataupun


berbentuk garis, harus diisi dengan bahan penutup dan pengisi yang bersifat
lentur dan tahan cuaca seperti direkomendasikan pabrik pembuat papan, atau
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 07920.

5.4.2. Bahan pengisi sambungan harus diaplikasikan di atas batang penumpu yang
memilikii ukuran yang sesuai, seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuat
bahan pengisi.

5.4.3. Agar diperoleh permukaan yang halus dan menerus tanpa sambungan,
sambungan harus ditutup dengan semen penyambung yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan.

5.5. Aplikasi

5.5.1. Untuk aplikasi langit-langit dan lainnya, pemasangan antara lain harus sebagai
berikut:

- Papan harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan ukuran di
lokasi pekerjaan.

NO. PROYEK : 18.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07456
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-4
BITA

- Papan dipasang pada rangka baja yang sudah diberi lapisan anti karat
dengan menggunakan alat pengencang dalam ukuran yang sesuai.
- Sambungan antara papan harus ditutup/diisi dengan pita penyambung dan
semen penutup sesuai rekomendasi pabrik pembuat papan.
- Sudut pertemuan langit-langit dan dinding harus ditutup dengan
aluminium bentuk siku yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis
08120, dengan ukuran sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

5.5.2. Untuk aplikasi papan pada pintu aluminium, tebal papan dan ukuran harus
sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja dan tipe profil aluminium yang
disetujui untuk digunakan.

5.6. Penyelesaian

5.6.1. Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan harus diamplas


ringan dengan amplas halus dan setiap debu harus disingkirkan dari
permukaan dengan kain kasar yang bersih.
Butir-butir lepas yang menempel pada permukaan harus dihilangkan dengan
pengikis besi.

5.6.2. Papan kemudian dilapisi dengan 2 (dua) lapis cat acrylic emulsion seperti
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis 09910.

5.6.3. Warna-warna cat harus sesuai Skema Warna yang akan ditentukan kemudian.

NO. PROYEK : 18.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07456
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-4
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

07600

LEMBARAN PELINDUNG DAN METAL LEMBARAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan alat, bahan serta pemasangan lembaran pelindung dan
metal lembaran untuk talang air hujan, lapisan anti bocor dan perlengkapan atap lainnya pada
seluruh bangunan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI).

2.2. Spesifikasi Teknis:

- 05500 - Berbagai Jenis Metal.


- 07100 - Lapisan Kedap Air (Waterproofing).
- 09910 - Cat.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Manajer Proyek untuk mendapatkan persetujuan.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar


Detail Pelaksanaan untuk diperiksa dan disetujui Manajer Proyek.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencantumkan ukuran-ukuran, bentuk, cara
pemasangan dan detail lain yang diperlukan.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan yang didatangkan harus segera disimpan di tempat yang kering dan
terlindung dari kerusakan, baik sebelum dan selama pemasangan.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Saringan Talang

Saringan talang/pembuangan tipe dome grate dari bahan besi tuang, ukuran dan
bentuk lubang yang sesuai dengan talang tegak, atau sesuai Gambar Kerja, seperti
buatan Batur Artha Yulis atau Sanwell Austindo.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07600
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-4
BITA

4.2. Talang Air Hujan

4.2.1. Talang tegak harus dibuat dari pipa PVC dengan kelas tekanan kerja 8kg/cm²
yang memenuhi ketentuan SNI 06-0084-2002, seperti Wavinsafe buatan
Wavin, Vinilon, Pralon. Pipa harus dari jenis sambungan solvent cement.
Perekat untuk PVC harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat pipa PVC.
Diameter dan panjang pipa PVC yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.

4.2.2. Talang datar harus dibuat dari bahan baja lembaran berlapis seng campur
aluminium, seperti Zincalume atau Galvalum, dengan tebal lembaran sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
Dimensi dan bentuk talang datar sesuai ketentuan Gambar Kerja.

4.2.3. Penumpu talang datar terdiri dari baja pelat setrip dan baja profil yang dibuat
sedemikian rupa dengan dimensi dan bentuk sesuai Gambar Kerja.
Bahan baja pelat setrip dan baja profil harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis 05500.

4.2.4. Talang datar dari bahan beton yang dicor bersatu dengan struktur bangunan
harus memiliki dimensi dan bentuk sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Bahan beton untuk pekerjaan talang datar harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis 03300.

4.3. Lembaran Pelindung (Flashing)

4.3.1. Lembaran pelindung dari metal untuk menutup sambungan atap vertikal ke
horisontal atau sebaliknya, lembah pertemuan atap dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, harus terdiri dari bahan baja lembaran
berlapis seng campur aluminium, seperti Zincalume atau Galvalum untuk
panel metal tanpa lapisan warna, dan Zincalume dengan lapisan Clear
Colorbond untuk panel metal dengan lapisan warna.
Tebal lembaran dan ukuran yang digunakan harus sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.

4.3.2. Lembaran pelindung lentur harus dibuat dari aspal kilang dengan perekat,
ditutup lembaran aluminium untuk menahan UV dan pertukaran cuaca, dapat
menempel pada semua jenis permukaan seperti beton, fibreglass, metal,
plastik, kayu, kaca, keramik dan lain-lain, seperti Ritoband atau Evo-Stik.

4.4. Lapisan Pelindung

Lapisan pelindung untuk penumpu talang yang dibuat dari bahan baja harus terdiri dari
cat dasar anti karat dan cat akhir yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 09910.

4.5. Lapisan Kedap Air

Lapisan kedap air pada permukaan bagian dalam talang datar bahan beton harus
berbentuk cairan anti bocor yang tahan terhadap sinar matahari, kedap air, anti karat,
tidak beracun, kenyal dan elastis, seperti ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis 07100.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07600
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-4
BITA

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Pekerjaan fabrikasi dan pemasangan talang harus dilaksanakan sesuai


ketentuan dalam Gambar Kerja dan harus dikerjakan oleh tukang yang ahli
dalam bidangnya.

5.1.2. Pekerjaan fabrikasi dan pemasangan talang dari bahan baja harus sesuai
Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui dan memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis 05500.

5.1.3. Pekerjaan fabrikasi dan pemasangan talang tegak dari bahan PVC harus
sesuai petunjuk dari pabrik pembuat pipa PVC.

5.2. Pemasangan Talang

5.2.1. Hubungan antara talang datar dan talang tegak harus dikerjakan dengan cara
yang sesuai dan disetujui sehingga rapi, kuat dan tidak bocor.

5.2.2. Talang datar harus dibuat sedemikian rupa sehingga terjadi kemiringan ke
arah lubang talang tegak dan air dapat mengalir dengan lancar ke talang
tegak tanpa menimbulkan genangan air.

5.2.3. Talang datar harus ditumpu pada setiap jarak tertentu seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

5.2.4. Pembuatan talang datar dari bahan beton dengan bentuk dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja harus dilaksanakan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis 03300.

5.2.5. Setiap lubang menuju talang tegak harus dilengkapi dengan saringan talang
yang ditanam dengan baik ke dalam lubang talang tegak dan setiap belokan
talang tegak harus dilengkapi elbow dari bahan yang sama dengan bahan
talang tegak.

5.2.6. Pemasangan dan penempatan talang tegak harus sesuai ketentuan Gambar
Kerja dan harus diikatkan ke struktur bangunan dengan cara yang disetujui
seperti ditunjukkan dalam Gambar Detail Pelaksanaan.

5.3. Pemasangan Lembaran Pelindung

Lembaran pelindung pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja,


harus dibuat, dibentuk dan dipasang sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja dan
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

5.4. Lapisan Pelindung

Penumpu talang datar yang dibuat dari bahan baja harus diberi lapisan cat dasar anti
karat dan cat akhir dalam warna sesuai ketentuan Skema Warna.
Bahan cat dan cara pengecatan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 09910.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07600
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-4
BITA

5.5. Lapisan Kedap Air

Talang datar dari beton harus diberi lapisan kedap air. Cara pemasangan lapisan
kedap air harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuat lapisan kedap air serta Gambar Detail Pelaksanaan yang telah
disetujui.
Bahan lapisan kedap air harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 07100.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07600
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-4
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

07920

PENUTUP DAN PENGISI CELAH

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan bahan penutup dan pengisi celah
termasuk di antaranya, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

- celah antara kusen pintu/jendela dengan dinding,


- celah antara dinding dengan kolom bangunan,
- celah antara peralatan dengan dinding, lantai atau langit-langit,
- celah antara langit-langit dan dinding,
- dan celah-celah lainnya yang memerlukannya, seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis terkait.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.2. Spesifikasi Teknis:

- 04210 - Bata Merah.


- 08110 - Pintu Baja dan Kusen.
- 08120 - Pintu dan Jendela Aluminium.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

Contoh bahan beserta data teknis dan/atau brosur bahan harus diserahkan kepada
Manajer Proyek untuk disetujui sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baru, utuh/masih disegel,
bermerek jelas dan harus disimpan di tempat yang kering, bersih dan aman, dan
dilindungi dari kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi udara.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07920
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-3
BITA

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Tipe Umum

Bahan penutup dan pengisi celah untuk bagian-bagian bangunan yang sifatnya non-
struktural dan tidak akan ditutup cat harus merupakan produk yang dibuat dari bahan
silikon, yang sesuai untuk daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan dapat
diaplikasikan pada berbagai jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795 Silicone
Building Sealant, GE Silglaze N 10, IKA Glazing Netral.
Untuk permukaan yang berpori harus digunakan pelapis dasar yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat bahan penutup dan pengisi celah.

4.2. Tipe Akrilik

Bahan penutup dan pengisi celah untuk bagian-bagian bangunan yang akan dicat
harus dari tipe akrilik yang dapat dicat setelah 2 jam pengeringan, tahan terhadap air,
jamur dan lumut, memiliki daya rekat yang baik pada segala jenis bahan, seperti IKA
Glazing Acrylic, PROseal PAS-100 atau yang setara yang disetujui Manajer Proyek.

4.3. Tipe Polyurethane

Bahan penutup dan pengisi celah untuk papan semen berserat seperti papan kalsium
silikat harus dapat dicat setelah 2 jam pengeringan, tahan terhadap air, tahan terhadap
cuaca, awet dan kuat, rendah VOC, memiliki daya rekat yang baik pada segala jenis
bahan, seperti IKA Super PU, 3M Polyurethane Adhesive Sealant 550, Sikaflex 221
atau yang setara yang disetujui Manajer Proyek.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Persiapan

Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus
bebas dari debu, air, minyak dan segala kotoran.
Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan
bahan pembersih yang tidak mengandung minyak seperti methyl.

5.2. Desain Pertemuan

Desain pertemuan pada lokasi bahan penutup celah akan ditempatkan tidak lebih
lebar dari 12,7mm dan tidak lebih sempit dari 4mm, dengan kedalaman tidak lebih
besar dari 6,4mm dan tidak lebih kecil dari 4mm.

5.3. Cara Pengaplikasian

5.3.1. Batang penyangga dari bahan polyethylene closed cell foam dipasang pada
dasar celah/tempat yang akan diberi bahan penutup atau pengisi celah untuk
mendapatkan kedalaman celah yang tepat.

5.3.2. Daerah di sekitar tempat yang akan diberi bahan penutup celah harus
dilindungi dengan lembaran pelindung.
Lembaran pelindung ini tidak boleh menyentuh bagian permukaan yang akan
diberi bahan penutup celah.
Lembaran pelindung harus segera dibuka setelah bahan penutup celah selesai
diaplikasikan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07920
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-3
BITA

5.3.3. Pelapis dasar harus diaplikasikan terlebih dahulu pada permukaan yang
berpori, agar bahan penutup dan pengisi celah dapat melekat dengan baik.

5.3.4. Bahan penutup celah harus diaplikasikan secara menerus (tidak terputus-
putus).

5.3.5. Lembaran pelindung harus segera dibuka setelah bahan penutup celah selesai
diaplikasikan.

5.3.6. Bahan penutup celah yang baru saja terpasang tidak boleh diganggu paling
sedikit selama 48 (empat puluh delapan) jam.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERLINDUNGAN PANAS DAN LEMBAB NO. SPEK : 07920
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-3
DIVISI 8
PINTU DAN JENDELA
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

08110

PINTU BAJA DAN KUSEN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, dan fabrikasi serta pemasangan pintu baja
berikut kusen, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 1729:2015 - Spesifikasi untuk bangunan gedung baja strktural.

2.2. American Welding Society (AWS).

2.3. Standar Pabrik Pembuat.

2.4. Spesifikasi Teknis:

- 07920 - Penutup dan Pengisi Celah.


- 08700 - Alat Penggantung dan Pengunci.
- 08800 - Kaca dan Aksesori.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

Contoh bahan dasar untuk pembuatan pintu baja berikut data teknis dan daftar alat
penggantung dan pengunci harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk disetujui
lebih dahulu sebelum pengadaan bahan dan pelaksanaan.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan Gambar Detail


Pelaksanaan untuk diperiksa dan disetujui Manajer Proyek.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup jenis bahan dan perlengkapannya,
dimensi, bentuk, detail-detail penyambungan dan pemasangan serta detail lain yang
diperlukan dalam pekerjaan ini.

3.3. Penanganan dan Penyimpanan Bahan

Bahan-bahan rangka dan pintu baja harus disimpan dengan baik dan dilindungi
terhadap kerusakan akibat cuaca.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08110
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-3
BITA

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Pintu baja dan kusen harus dikonstruksi dan difabrikasi dari bahan baja yang
memenuhi ketentuan SNI 1729:2015 atau ASTM A36/36M, dan terdiri sebagai berikut:

- Lembaran baja untuk panel pintu dalam ketebalan dan ukuran yang ditentukan.
- Profil baja untuk kusen pintu dalam bentuk dan ukuran yang ditentukan
- Polyurethane atau isolasi mineral untuk pengisi bagian dalam daun pintu.
- Panel intip dari kaca berkawat bila ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Jalusi baja seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

4.2. Pintu Baja

4.2.1. Kusen Pintu

Kusen pintu harus dibuat dari bahan pelat baja dengan mutu baja yang
memenuhi SNI 1729:2015 atau ASTM A36/36M, dengan tebal minimal 2mm
dan dalam bentuk dan dimensi sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja atau
sesuai standar pabrik pembuat.

4.2.2. Panel Pintu

Panel pintu baja harus dibuat dari pelat baja dengan mutu baja yang
memenuhi SNI 1729:2015 atau ASTM A36/36M, dengan tebal minimal 0,8mm
dan ukuran panjang serta lebar sesuai Gambar Kerja

4.2.3. Kerangka Pintu

Kerangka pintu baja terdiri dari susunan baja galbani dalam bentuk profil
sesuai Gambar Kerja atau sesuai standar pabrik pembuat, harus dirangkai
dengan cara yang disetujui, sedemikian rupa sehingga terbentuk rangka yang
kokoh dan kuat dalam ukuran sesuai ketentuan.

4.3. Alat Penggantung dan Pengunci

Alat penggantung dan pengunci pintu baja seperti pegangan pintu, kunci, engsel dan
lainnya harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 08700.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Sebelum memulai pekerjaan, Gambar Detail Pelaksanaan harus telah


disetujui Manajer Proyek.

5.1.2. Semua ukuran harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dengan tetap
memperhatikan ukuran-ukuran yang ada di lokasi.

5.1.3. Semua pengerjaan fabrikasi harus dilaksanakan sesuai standar yang berlaku
seperti AWS.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08110
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-3
BITA

5.2. Fabrikasi

5.2.1. Pintu Baja

Kerangka pintu baja dibuat dan dirangkai dengan cara las sedemikian rupa
sesuai Gambar Kerja dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.
Kerangka harus dilengkapi perkuatan untuk engsel, kunci dan hendel.
Lembaran baja pelat (utuh/tanpa sambungan) kemudian ditutupkan ke
kerangka pada kedua bidangnya dengan cara las menerus, sehingga tebal
nominal pintu 55mm.
Hasil akhir fabrikasi daun pintu baja ini harus bersih dan bebas dari
kerak-kerak las.

5.2.2. Kusen Pintu Baja

Kusen pintu harus dibuat dan difabrikasi sesuai dengan ukuran dalam Gambar
Kerja.
Kusen pintu ini harus dilengkapi dengan angkur pada jarak-jarak tertentu untuk
pengikatan dengan dinding bangunansehingga kusen dapat berdiri kokoh.
Sekeliling kusen pintu harus dilengkapi pula dengan profil penahan pintu agar
pintu tidak bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah bukaan pintu yang
seharusnya.

5.3. Pemasangan

5.3.1. Pintu beserta alat penggantung dan pengunci harus terpasang sedemikian
rupa sehingga pintu dan perlengkapannya berfungsi dengan baik.

5.3.2. Kusen beserta pintu baja harus diberi cat dasar dan cat akhir dalam warna
sesuai Skema Warna yang akan ditentukan kemudian.
Bahan cat harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 09910.

5.3.3. Celah-celah antara kusen pintu dengan dinding harus ditutup/diisi dengan
bahan penutup dan pengisi celah sesuai ketentuan dalam Spesifikasi Teknis
07920.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08110
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-3
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

08120

PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan kusen pintu dan jendela, daun
pintu dan daun jendela serta pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan profil aluminium,
sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI).

- SNI 07-0603-1989 - Produk Aluminium Ekstrusi untuk Arsitektur.

2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).

- ASTM B221M - Specification for Aluminium-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire,


Shapes and Tubes.

2.3. Spesifikasi Teknis:

- 07456 - Papan Kalsium Silikat.


- 07920 - Penutup dan Pengisi Celah.
- 08700 - Alat Penggantung dan Pengunci.
- 08800 - Kaca dan Aksesori.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

3.1.1. Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe aluminium
ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada
Manajer Proyek untuk disetujui sebelum pengadaan bahan ke lokasi
pekerjaan.

3.1.2. Contoh bahan produk aluminium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk
Manajer Proyek atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk:

- Ketebalan lapisan,
- Keseragaman warna,
- Berat,
- Karat,
- Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m² untuk masing-
masing tipe,
3
- Ketahanan terhadap udara minimal 15m /jam,

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08120
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-4
BITA

- Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m².

3.1.3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Gambar Detail Pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan


rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengangkuran seluruh
pekerjaan, harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Manajer
Proyek untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.

3.2.2. Semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukkan dalam
Gambar Detail Pelaksanaan.

3.2.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir


penyetelan semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain dan
semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan
yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan
Gambar Kerja.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

3.3.1. Pekerjaan aluminium dan kelengkapannya harus diadakan sesuai dengan


ketentuan Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.

3.3.2. Segera setelah didatangkan, pekerjaan aluminium dan kelengkapannya harus


ditumpuk dengan baik di tempat yang bersih dan kering dan dilindungi
terhadap kerusakan atau gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
pelesteran, cat dan lainnya.

3.4. Garansi

Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan
lainnya seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah
tanggal penerimaan. Selama periode ini, Kontraktor wajib memperbaiki dan mengganti
pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Aluminium

4.1.1. Aluminium untuk kusen pintu/jendela, daun pintu/jendela dan jalusi adalah dari
jenis aluminium alloy 6063-T5 yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989
dan ASTM B 221 M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik,
dengan lapisan clear anodized tebal minimal 10mikron yang diberi lapisan
warna akhir di pabrik pembuat dalam warna sesuai ketentuan Skema Warna.
Tebal profil minimal 1,35mm, seperti merek Alakasa, Alexindo, Indalex atau
yang setara dengan ukuran dan bentuk sesuai Gambar Kerja.
Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis profil yang nanti disetujui.

4.1.2. Kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08120
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-4
BITA

4.2. Alat Pengencang dan Aksesori

Alat pengencang dan aksesori untuk melengkapi pemasangan adalah sebagai berikut:

- Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat AISI seri 300 dengan
pemasangan kepala tertanam untuk mencegah reaksi elektrolitik antara alat
pengencang dan komponen yang dikencangkan.
- Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
- Penahan udara dari bahan vinyl.
- Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis 07920.

4.3. Panel Pintu

4.3.1. Jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja bahwa panel pintu menggunakan papan
kalsium silikat, maka papan kalsium silikat tersebut harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis 07456.
Tebal panel harus disesuaikan dengan tipe profil aluminium yang disetujui
untuk digunakan.

4.3.2. Panel pintu dari lembaran baja anti karat (stainless steel) harus memenuhi
ketentuan AISI 304 dengan ketebalan dan ukuran sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.

4.4. Kaca dan Neoprene/Gasket

4.4.1. Kaca untuk pintu dan jendela aluminium harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis 08800.

4.4.2. Neoprene/gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca pekerjaan


aluminium harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 08800.

4.5. Perlengkapan Pintu dan Jendela

Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis 08700.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Fabrikasi

5.1.1. Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum


Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Manajer
Proyek.

5.1.2. Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan
ukuran dalam Gambar Kerja dan ukuran aktual di lokasi serta dipasang pada
lokasi yang telah ditentukan.

5.2. Pemasangan

5.2.1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Manajer Proyek sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08120
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-4
BITA

5.2.2. Kontraktor bertanggung-jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.


Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
sambungan-sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan
tekanan yang harus diterimanya.
Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.

5.2.3. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm.

5.2.4. Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan semen atau adukan
harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan elemen baja harus
dilapisi dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk
mencegah kerusakan komposisi aluminium.

5.2.5. Berbagai perlengkapan bukan aluminium yang akan dipasang pada bagian
aluminium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektrolitik,
seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.

5.2.6. Semua pengencang harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.


Semua sambungan harus rata dengan pemotongan dan pengeboran yang
dikerjakan sebelum pelaksanaan anodisasi.

5.2.7. Pemasangan kaca pada profil aluminium harus dilengkapi dengan gasket
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 08800.

5.2.8. Tipe panel dan pemasangan panel pintu harus sesuai dengan Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui.

5.2.9. Kunci, engsel dan perlengkapan lainnya harus dipasang sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja dan memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 08700.

5.2.10. Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 07920.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08120
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-4
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

08700

ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan/atau
Spesifikasi Teknis.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar dari Pabrik Pembuat.

2.2. Spesifikasi Teknis:

- 08110 - Pintu Baja dan Kusen.


- 08120 - Pintu dan Jendela Aluminium.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk disetujui, sebelum
dibawa ke lokasi proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan jika


diinstruksikan oleh Manajer Proyek.
Gambar Detail Pelaksanaan harus meliputi detail-detail, pemasangan, pengencangan,
tata letak, dimensi dan detail lain yang diperlukan.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam kemasan asli
dari pabrik pembuatnya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas
dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.

3.4. Ketidaksesuaian

Manajer Proyek berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08700
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-3
BITA

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik,
buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembaban
lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan
harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut di bawah.

4.2. Alat Penggantung dan Pengunci

4.2.1. Set Kunci

Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknis ini, set kunci untuk semua
pintu luar harus dari Fino atau Dekkson.
Semua kunci harus terdiri dari:

- Rumah kunci atau badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari
bahan baja lapis seng dengan tipe yang sesuai dengan tipe pintu dan
lebar rangka tepi pintu (besi, kayu atau aluminium), yang dilengkapi
dengan lidah siang (latch bolt), lidah malam (dead bolt), lubang silinder,
face plate dari stainless steel atau kuningan atau besi lapis seng, lubang
untuk pegangan pintu dan dilengkapi strike plate dari bahan baja anti karat
atau kuningan, semuanya harus memenuhi ketentuan standar pembuat.
- Kunci tipe silinder rangkap dari bahan kuningan, dengan 3 (tiga) buah
anak kunci

4.2.2. Pegangan Pintu

Pegangan pintu atau hendel di atas pelat, atau hendel tarik di atas pelat, atau
tombol di atas pelat atau hendel di atas piringan lengkap dengan escutcheon,
kecuali ditentukan lain oleh Manajer Proyek, semua hendel harus sesuai
dengan jenis pintu.

4.2.3. Engsel

- Kecuali ditentukan lain, engsel tipe kupu-kupu untuk pintu aluminium tipe
ayun dengan bukaan satu arah, harus dibuat dari baja lapis stainless steel
dengan ukuran 102 mm x 76mm x 2mm.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu baja tipe ayun dengan bukaan
satu arah harus sesuai standar pabrik pembuat pintu baja.
- Engsel jendela tipe kupu-kupu tanam yang dibuat dari baja lapis stainless
steel dalam ukuran 76mm x 64mm x 2mm.
- Engsel jendela tipe friction stay harus dari ukuran yang sesuai dengan
ukuran dan berat jendela.

4.2.4. Hak Angin

Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dari
tipe Kend V70 atau yang setara yang disetujui.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08700
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-3
BITA

4.2.5. Pengunci Jendela

Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dan friction stay
harus dari jenis spring knip yang dilengkapi hendel, kecuali bila ditunjukkan
lain dalam Gambar Kerja.

4.2.6. Penahan Pintu (Door Stop)

Penahan pintu dari bahan karet yang diperkuat dengan tulangan baja untuk
mencegah benturan daun pintu dengan dinding harus dari tipe pemasangan di
dinding dan/atau di lantai, sesuai atau setara dengan Kend 9916.

4.3. Warna/Lapisan

Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna polished stainless steel/US 32,
kecuali bila ditentukan lain.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

5.1.2. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada
tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.

5.2. Pemasangan Pintu

5.2.1. Kunci pintu dipasang pada ketinggian 1000mm dari lantai.

5.2.2. Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah


engsel, kecuali pintu yang membuka ke dua arah.

5.2.3. Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu
dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu,
sedang engsel tengah dipasang di antara kedua engsel tersebut.

5.2.4. Penahan pintu (door stop) harus dipasang di lantai atau dinding pada jarak
sedemikian rupa agar pegangan pintu tidak membentur dinding, dengan cara
pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.

5.3. Pemasangan Jendela

5.3.1. Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan 2 (dua) buah engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara
pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dan ketentuan dalam
Gambar Kerja.

5.3.2. Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2


(dua) buah friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara
pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.

5.3.3. Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang diinginkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi
dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pegangan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08700
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-3
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

08800

KACA DAN AKSESORI

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan-bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 15-0047-2005 - Kaca Lembaran.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Manajer Proyek dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk
dapat diuji kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan data
teknisnya.
Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung sehingga
terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak diinginkan.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Kaca Polos

Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar
dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi
ketentuan SNI 15-0047-2005, seperti tipe Indoflot buatan Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan nominal kaca harus sesuai petunjuk Gambar Kerja.

4.2. Neoprene/Gasket

Neoprene/gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan


pemasangan kaca pada rangka aluminium.
Dimensi neoprene/gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca dan
jenis profil aluminium yang digunakan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08800
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-3
BITA

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah
ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan
besarnya toleransi harus diukur di tempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran
di tempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk
dari Manajer Proyek, bila dikehendaki lain.

5.1.2. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,
ketebalan kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapat persetujuan dari
Manajer Proyek.

5.1.3. Semua bahan harus dipasang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.

5.2. Pemasangan Kaca

5.2.1. Sela dan Tolerannsi Pemotongan

Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut:

- Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.


- Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
- Kedalaman celah minimal 16mm.
- Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau
-1.5mm.
- Sela untuk gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang
digunakan.

5.2.2. Persiapan Permukaan

- Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi


dan bagian-bagian lain yang akan diberi kaca harus diperiksa bahwa
mereka dapat bergerak dengan baik.
- Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan
terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca
selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai
petunjuk pabrik.
- Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab
dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.

5.2.3. Neoprene/Gasket dan Seal

Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi
dengan neoprene/gasket yang sesuai.
Neoprene/gasket juga dipasang pada bidang antara kusen dengan daun pintu
dan jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08800
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-3
BITA

5.3. Penggantian dan Pembersihan

Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih,
tidak ada lagi merek-merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PINTU DAN JENDELA NO. SPEK : 08800
REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-3
DIVISI 9
PENYELESAIAN
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

09910

CAT

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Steel Structures Painting Council (SSPC).

2.2. Swedish Standard Institution (SIS).

2.3. Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Data Teknis dan Kartu Warna

Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Manajer Proyek.
Semua warna ditentukan oleh Manajer Proyek dan akan diterbitkan secara terpisah
dalam suatu Skema Warna.

3.2. Contoh dan Pengujian

3.2.1. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek
dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan
indentitas cat yang ada di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2
(dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.

3.2.2. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Manajer Proyek mengambil
1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak dari
kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PENYELESAIAN NO. SPEK : 09910


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-6
BITA

3.2.3. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat
tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau papan kalsium silikat
berukuran 300mm x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh
disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Manajer Proyek guna
memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan
tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.

3.2.4. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna cat menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

4.1.1. Cat harus mengandung bahan-bahan yang tidak beracun dan aman bagi
kesehatan manusia, harus ramah lingkungan, tidak berbau dan mengandung
kadar VOC (Volatile Organic Compound) yang rendah.

4.1.2. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar cat.

4.1.3. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi
Dulux dan atau Catylac.

4.2. Cat Dasar

4.2.1. Cat dasar berbahan dasar air untuk permukaan interior pelesteran, papan
kalsium silikat dan beton, seperti Dulux Catylac Cat Dasar atau yang setara
yang disetujui.

4.2.2. Cat dasar berbahan dasar air untuk permukaan eksterior papan kalsium silikat,
pelesteran dan beton seperti Dulux Catylac Cat Dasar Exterior atau yang
setara yang disetujui.

4.2.3. Solvent-based anti corrosive zinc phosphate untuk permukaan baja dan
berbagai jenis metal, seperti Dulux Quick-Drying Universal Primer Green atau
yang setara yang disetujui.

4.3. Cat Akhir

4.3.1. High durable emulsion (Acrylic Copolymer Emulsion) dengan tampilan semi
kilap untuk permukaan interior pelesteran, papan kalsium silikat dan beton,
seperti Dulux Catylac Interior atau yang setara yang disetujui.

4.3.2. Durabond latex (water resistant) untuk permukaan eksterior papan kalsium
silikat, pelesteran dan beton, seperti Dulux Catylac Exterior atau yang setara
yang disetujui.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PENYELESAIAN NO. SPEK : 09910


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-6
BITA

4.3.3. High quality alkyd-based high quality gloss finish untuk permukaan baja dan
berbagai jenis metal, seperti Dulux Synthetic Supergloss atau yang setara
yang disetujui.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan

5.1.1. Umum

- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,


permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan
dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum pelaksanaan
persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala di atas 38C.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jatuh di atas permukaan cat yang baru dan basah.

5.1.2. Permukaan Pelesteran dan Beton

Permukaan pelesteran dan beton umumnya hanya boleh dicat sesudah


sedikitnya selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka.
Semua pekerjaan pelesteran atau beton yang cacat harus dipotong dengan
tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya
bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
Permukaan pelesteran dan beton yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak,
minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran
dibasahi secara meneyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan
genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk
kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air
dapat diserap.

5.1.3. Permukaan Papan Kalsium Silikat

Permukaan papan kalsium silikat harus kering dan bersih sebelum melakukan
pengecatan lapisan pertama. Minyak, lemak atau bercak karat harus
benar-benar dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan alat yang lain
yang sesuai dengan rekomendasi.
Sesudah cat lapisan pertama mengering dan sebelum dilakukan pengecatan
akhir, perlu dilakukan pengecatan perbaikan setempat pada tempat-tempat
yang meresap catnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PENYELESAIAN NO. SPEK : 09910


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-6
BITA

5.1.4. Permukaan Barang Baja

a. Baja Baru

Permukaan baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya
harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan
pasir/sand blasting sesuai standar Sa 2/SP-6.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan
dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua
permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan
yang disyaratkan.

b. Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel

Bahan cat dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek


yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan di lokasi proyek dan
memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi
terhadap karat, baik sebelum maupun sesudah pemasangan dengan cara
segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan
debu, kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian permukaan yang tergores atau berkarat harus dibersihkan
dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan
kemudian dicat kembali (touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan
yang telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

c. Baja Lapis Seng/Galbani

Permukaan baja berlapis seng/galbani yang akan dilapisi cat warna harus
dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khusus yang diproduksi
untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersihkan
permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum
pengaplikasian cat dasar.
Permukaan lapisan seng yang tidak akan dicat harus dibersihkan dengan
pelarut pembersih.

5.2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan

Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini
harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di
atas.

5.3. Pelaksanaan Pengecatan

5.3.1. Umum

- Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna
dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna
dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan
ketebalan yang sama.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PENYELESAIAN NO. SPEK : 09910


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-6
BITA

- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk


bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan
lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah
diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.

5.3.2. Proses Pengecatan

- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan yang


berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,
disesuaikan dengan keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat
cat dimaksud, dan sesuai ketentuan berikut:

a. Permukaan Interior Pelesteran, Papan Kalsium Silikat dan Beton

Cat dasar : Satu (1) lapis water-based sealer (8m²/liter).


Cat akhir : Dua (2) lapis acrylic copolymer emulsion (@8m²/kg).

b. Permukaan Eksterior Pelesteran, Papan Kalsium Silikat dan Beton

Cat dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer (10m²/liter).


Cat akhir : 2 (dua) lapis durabond latex (water resistant)
(@11m²/kg).

c. Permukaan Besi/Baja

Cat dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc


phosphate primer (45mikron atau 12m²/liter).
Cat akhir : 2 (dua) lapis high quality alkyd-based high quality
gloss finish (@30mikron atau 12m²/liter).

- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar dari pabrik pembuat cat yang telah disetujui
untuk digunakan.

5.3.3. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran

- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda


mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan oleh pabrik
pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5liter zat pengencer yang baik
untuk 4 liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
Kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PENYELESAIAN NO. SPEK : 09910


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-6
BITA

5.3.4. Metode Pengecatan

- Cat dasar untuk permukaan pelesteran, papan kalsium silikat dan beton
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

5.4. Pemasangan Kembali Barang-barang yang Dilepas

Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus


dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PENYELESAIAN NO. SPEK : 09910


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6-6
DIVISI 11
PERALATAN
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

11390

UNIT PENGOLAH LIMBAH

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan pemasangan
unit pengolah limbah yang lengkap seperti ditentukan dan/atau ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM).

2.2. Standar Nasional Indonesia (SNI).

2.3. Standar/Petunjuk Pemasangan dari Pabrik Pembuat.

2.4. Spesifikasi Teknis :

– 02315 - Penggalian, Pengurukan Kembali dan Pemadatan.


– 03300 - Beton Cor di Tempat.
– 05500 - Berbagai Jenis Metal.
– 15100 - Sistem Plambing.
– 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Data Teknis dan Daftar Bahan

3.1.1. Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur bahan-bahan yang akan


dipergunakan untuk disetujui Manajer Proyek terlebih dahulu, sebelum
mendatangkannya ke lokasi.

3.1.2. Kontraktor juga harus membuat dan menyerahkan daftar bahan/peralatan


yang akan digunakan untuk disetujui Manajer Proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


pekerjaan unit pengolah limbah kepada Manajer Proyek untuk disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sesegera mungkin sebelum
pengadaan bahan sehingga diperoleh waktu yang cukup untuk memeriksa,
dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.

3.2.2. Gambar Detail Pelaksanaan harus meliputi tipe, merek, kapasitas, dimensi,
tata letak, detail penyambungan, detail pemasangan dan detail lain yang
diperlukan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERALATAN NO. SPEK : 11390


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-5
BITA

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

3.3.1. Setiap bahan dan peralatan yang didatangkan dan akan digunakan dalam
pekerjaan ini harus mempunyai tanda/merek yang jelas dari pabrik
pembuatnya.

3.3.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan di tempat yang aman dan
terlindung dari segala jenis kerusakan.

3.4. Ketidaksesuaian

3.4.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah maupun
pemasangan dan lainlain.

3.4.2. Bila bahan dan perlengkapan yang didatangkan atau dipasang ternyata tidak
sesuai dengan yang telah disetujui, Manajer Proyek berhak menolaknya.
Semua perbaikan atau penggantian yang diakibatkan karena hal di atas
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

3.5. Jaminan

Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek surat jaminan yang menyatakan
bahwa seluruh unit pengolah limbah dan kelengkapannya telah bekerja dengan baik
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal penyerahan terakhir. Selama periode
tersebut Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti kerusakan dan membayar
biaya setiap perbaikan atau penggantian.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

4.1.1. Semua bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kondisi baik,
baru, bebas dari segala cacat dan kerusakan dan harus berasal dari produk
atau distributor yang dikenal luas.

4.1.2. Unit pengolah limbah dengan kapasitas:

– Total waste flow


– Influent BOD
– Total BOD loading
– Effluent BOD

sesuai kebutuhan yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja, terdiri dari tipe
dengan cara kerja yang berbeda seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis
ini,

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERALATAN NO. SPEK : 11390


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-5
BITA

4.2. Unit Pengolah Limbah

Unit pengolah limbah yang terdiri dari unit paket dengan badan tangki terbuat dari
bahan fiberglass reinforced plastic (FRP), dengan kapasitas sesuai ketentuan dalam
dalam Gambar Kerja, antara lain harus terdiri dari:

– Tangki pengolah (badan dan penutup) dibuat dari bahan fiberglass reinforced
plastic (FRP) dalam ukuran sesuai standar pabrik pembuat,
– Ruang-ruang untuk biomedia yang dibuat dari nylon multifilaments dan
monofilaments, PE, PP,
– Lubang untuk pipa exhaust,
– Kontaktor biologis permanen dari polietilena (PE),
– Lubang transfer, tabung klorin dan aerasi,
– Pemipaan untuk aliran masuk dan keluar,
– Air blower dengan konsumsi daya listrik sesuai standar pabrik pembuat,
– Dan kelengkapan lainnya sesuai standar pabrik pembuat unit pengolah limbah,

seperti Bio-Master tipe HUB-SE Series dari PT Alam Hijau Semesta atau yang setara
yang disetujui.

4.3. Pipa dan Sambungan

Kecuali ditentukan lain, pipa dan sambungan yang dibuat dari PVC dengan
sambungan tipe solvent cement harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
Spesifikasi Teknis 15100.

4.4. Alas

Alas untuk unit pengolah limbah harus dibuat dari beton cor di tempat dalam dimensi
dan mutu beton sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Bahan beton harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.

4.5. Angkur

Angkur harus memenuhi ketentuan SNI 1729:2015 seperti disebutkan dalam


Spesifikasi Teknis 05500 dan dalam diameter dan panjang sesuai rekomendasi pabrik
pembuat unit pengolah limbah.

4.6. Bahan Elektrikal

Bahan elektrikal yang diperlukan dalam pekerjaan ini, seperti kabel daya, konduit dan
lainnya, harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis 16400.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Semua tenaga kerja harus ahli dan mampu serta berpengalaman dan disetujui
Manajer Proyek.

5.1.2. Semua bahan, baik yang disebutkan maupun yang tidak disebutkan atau
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, harus disediakan dan dipasang untuk
melengkapi sistem dengan mutu pemasangan terbaik dan disetujui Manajer
Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERALATAN NO. SPEK : 11390


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-5
BITA

5.1.3. Unit pengolah limbah harus dipasang dengan cara-cara yang sesuai dengan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.

5.1.4. Lokasi pemasangan sesuai ketentuan Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Manajer Proyek.

5.1.5. Permukaan yang akan menjadi alas unit pengolah limbah harus sudah
dipersiapkan sesuai dengan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui
dan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.1.6. Semua peralatan yang diperlukan untuk pemasangan seperti alat pengangkat
dan lainnya harus disediakan oleh Kontraktor.

5.2. Pemasangan

5.2.1. Unit pengolah limbah dengan bentuk dan dimensi serta kelengkapan yang
sesuai dengan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui, harus
ditempatkan pada lokasi sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Manajer Proyek.

5.2.2. Kontraktor bertanggung-jawab mengadakan bagian sambungan yang


diperlukan sehingga terbentuk pemasangan yang lengkap. Semua bagian
harus diperiksa dengan teliti untuk memastikan bahwa semua bagian yang
harus disediakan sudah lengkap.

5.2.3. Pemasangan unit pengolah limbah harus dilakukan dengan mengikuti instruksi
pemasangan dari pabrik pembuatnya.

5.2.4. Pekerjaan galian dan urukan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 02315.

5.2.5. Pekerjaan beton untuk alas dan lantai beton di atas tangki seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja, harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
03300.

5.3. Pemipaan

Pemipaan harus dikerjakan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan ketentuan Spesifikasi
Teknis 02500.

5.4. Pekerjaan Elektrikal

Pekerjaan elektrikal harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

5.5. Pengujian

5.5.1. Pengujian Pemipaan

Pengujian pemipaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis


02500 atau sesuai petunjuk dari Manajer Proyek.

5.5.2. Pengujian Unit Pengolah Limbah dan Kelengkapannya

– Peralatan berdaya listrik harus diuji sesuai ketentuan PUIL-2011 (SNI


0225-2011) dan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERALATAN NO. SPEK : 11390


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-5
BITA

Unit pengolah limbah harus diuji-operasikan secara keseluruhan dengan


lama pengujian sesuai rekomendasi dari pabrik pembuatnya. Hasil
keluaran unit pengolah limbah harus diperiksa dan diuji di lembaga yang
berwenang atau laboratorium yang ditunjuk sehingga diperoleh BOD yang
sesuai dengan yang direncanakan.
– Semua biaya pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.6. Pengecatan

5.6.1. Semua pipa yang terlihat harus diberi kode warna dengan cat dalam warna
sesuai Skema Warna yang akan diterbitkan terpisah.

5.6.2. Bahan cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis 09910.

5.7. Pemeliharaan dan Pelatihan

5.7.1. Kontraktor harus menyerahkan 4 (empat) buku petunjuk pengoperasian dan


pemeliharaan berikut daftar peralatan lengkap dengan spesifikasi
masing-masing peralatan.

5.7.2. Kontraktor harus memberikan pelatihan pada operator yang ditunjuk Pemilik
Proyek. Biaya pelatihan menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : PERALATAN NO. SPEK : 11390


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-5
DIVISI 13
KONSTRUKSI KHUSUS
SPESIFIKASI TEKNIS

13100

SISTEM PENYALUR PETIR DAN PEMBUMIAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan dan pemasangan peralatan sistem
penyalur petir dan pembumian seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis ini.
Pekerjaan ini akan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal berikut:

- Kepala penyalur petir.


- Alas dan penumpu.
- Kabel penghantar.
- Kotak pembumian.
- Batang pembumian.
- Konduit.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 0225:2011 - Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL - 2011).


- SNI 03-7015-2004 - Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.

2.2. Spesifikasi Teknis 03300 - Beton Cor di Tempat.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

3.1.1. Contoh bahan yang dilengkapi data teknis/brosur dari bahan-bahan untuk
pekerjaan ini harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk disetujui terlebih
dahulu, sebelum bahan-bahan dimaksud didatangkan ke lokasi.

3.1.2. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.1.3. Bila contoh bahan yang diserahkan berbeda dari yang disyaratkan, Kontraktor
harus membuat penjelasan khusus mengenai perbedaan ini dalam sebuah
surat lengkap dengan permohonan penggantian yang disertai alasannya,
sehingga bila usulan penggantian tersebut diterima, tindak lanjut dapat segera
diambil untuk penyesuaian.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI KHUSUS NO. SPEK : 13100


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-5
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


untuk disetujui Manajer Proyek.
Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus segera diserahkan sebelum
pengadaan bahan agar diperoleh waktu yang cukup untuk memeriksa.
Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan harus berisi semua
informasi yang mendetail dan dibutuhkan.

3.2.2. Bila terdapat perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya atau
Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikan hal
ini kepada Manajer Proyek untuk pemecahannya.

3.2.3. Gambar Kerja umumnya menunjukkan lokasi bahan dan peralatan, jalur kabel
dan sambungan.
Gambar-gambar Kerja ini harus diikuti se-seksama mungkin.
Dalam menyiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, Gambar Arsitektural,
Struktural dan Gambar lain yang berhubungan, serta semua elemen harus
diperiksa dimensi dan ruang bebasnya.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

3.3.1. Semua bahan yang didatangkan harus dalam kondisi baik, baru, bebas dari
segala cacat, dan harus dilengkapi dengan label, data teknis dan data lainnya
yang diperlukan.

3.3.2. Semua bahan harus tetap berada dalam kemasan masing-masing dan harus
dibebaskan dari kerusakan dan kelembaban.

3.4. Ketidaksesuaian

Manajer Proyek berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau dipasang yang
tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang
dinilai oleh Manajer Proyek tidak sesuai, tanpa biaya dari Pemilik Proyek.

4.0. BAHAN-BAHAN

Lihat butir 5.0. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Sistem

5.1.1. Sistem penyalur petir harus dari tipe ‘early streamer emission’ yang
menghasilkan elektron bebas atau emisi secara dini untuk menangkap
serangan petir dari suatu daerah yang telah ditentukan dan membawa arus ke
bumi tanpa elektrifikasi langsung ke bangunan yang dilindungi.

5.1.2. Sistem yang lengkap harus terdiri dari kepala penyalur petir, penumpu
mekanis, kabel penghantar ke bawah dan sistem pembumian sesuai
Spesifikasi Teknis ini.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI KHUSUS NO. SPEK : 13100


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-5
5.1.3. Kontraktor harus melengkapi semua peralatan dan perlengkapan yang
penting, agar diperoleh sistem yang lengkap dan terbaik.

5.2. Kepala Penyalur Petir

5.2.1. Kepala penyalur petir harus memiliki karakteritik sebagai berikut:

- Berat minimal sesuai standar pabrik pembuat,


- Dibuat dari bahan bermutu tinggi yang tidak menghantar listrik sehingga
se-segera petir menyambar ujung kepala penyalur petir, aliran tersebut
masuk menuju ke bumi,
- Puncak dibuat dari bahan kuningan lapis krom,
- Tidak mengandung radio aktif,
- Tidak menggunakan radio elemen, baterai, kapasitor, dioda maupun
tahanan elektris,
- Mampu menerima sambaran petir hingga 150kA,
- Memberikan efek radius proteksi cukup luas yang tergantung pada
ketinggian pemasangan dan intensitas sambaran,

seperti LPI Guardian Terminal buatan Lightning Protection International Pty


Ltd (LPI), dengan tingkat proteksi sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

5.2.2. Kepala penyalur petir yang ditempatkan sesuai Gambar Kerja harus
dibumikan ke tanah dengan kabel penghantar double shielded down conductor
70mm² dan dibumikan di kotak pembumian.

5.2.3. Kepala penyalur petir harus diisolasi dari bangunan yang dilindungi dan tidak
memiliki bagian yang bergerak.

5.3. Penumpu Kepala Penyalur Petir

5.3.1. Struktur penumpu kepala petir harus dibuat sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat, Gambar Kerja dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui
Manajer Proyek.

5.3.2. Struktur penumpu harus mampu untuk pemasangan kantilever dan mampu
menahan angin topan bila dipasang 300cm di atas struktur.

5.3.3. Struktur penumpu juga harus mampu diberi kabel penumpu untuk menahan
kondisi angin topan jika dipasang pada 400, 500 atau 600cm di atas struktur.

5.4. Kabel Penghantar

5.4.1. Penghantar bawah harus terdiri dari dua (2) penghantar yang diisolasi satu
sama lain dan lepas dari bangunan.

5.4.2. Susunan penghantar harus sedemikian rupa sehingga yang satu secara
koaksial ditempatkan di sekeliling yang lain.

5.4.3. Setiap penghantar harus memiliki luas penampang minimal 70mm² dari kabel
koaxial.

5.4.4. Sambungan antara penghantar tembaga harus dari tipe las, dan memiliki
ketahanan minimal.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI KHUSUS NO. SPEK : 13100


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-5
5.4.5. Media isolasi antara penghantar tembaga dan penghantar bagian luar harus
memiliki reaksi 1/50 mikrodetik menahan tidak kurang dari 209kV.

5.4.6. Bagian dalam penghantar harus mampu dipres langsung ke dasar kepala
penyalur petir.

5.4.7. Penghantar ke bawah harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat dan tidak boleh ditekuk dengan radius kurang dari 600mm.

5.4.8. Sepanjang 300cm menuju tanah dan pada bagian ekspos yang berhubungan
dengan manusia, kabel penghantar harus ditempatkan dalam pipa konduit/
pelindung dari PVC dengan ketebalan dinding minimal 3mm agar tidak terjadi
kerusakan mekanikal dan menjamin keamanan.

5.4.9. Dasar penghantar bawah harus dilebihkan dan dihubungkan dengan erat ke
ikatan pembumian di luar bangunan.

5.5. Pembumian dan Pengikatan

5.5.1. Batang pembumian diameter 20mm (minimal) dengan panjang sesuai


ketentuan Gambar Kerja, harus terbuat dari konduit/pipa baja lapis seng kelas
medium standar SNI.0039:2013 dan harus dilengkapi elektroda pembumian
dari bahan tembaga atau baja berlapis tembaga setebal 2,5mm.
Batang pembumian berikut elektroda pembumian harus ditanam ke dalam
tanah, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.5.2. Sambungan pembumian harus terletak dalam kotak untuk memudahkan


pemeriksaan.

5.5.3. Pada setiap titik pembumian harus dibuat bak pemeriksaan untuk keperluan
pengukuran seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.5.4. Bak pemeriksaan dibuat dari beton dengan penutup pelat beton dan berukuran
sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Pada dasar bak diberi lapisan pasir setebal minimal 150mm seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Bahan beton dan pengerjaan beton harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
03300.

5.5.5. Konstruksi bangunan yang terdiri dari baja dan sistem elektrikal harus
dihubungkan dengan pembumian seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.5.6. Sambungan kabel pembumian harus dibuat secara lengkap baik elektrikal
maupun mekanikal.

5.5.7. Penghantar yang menuju ke bawah harus diklem seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

5.5.8. Semua bahan metal yang tidak meneruskan arus, seperti pipa, peralatan
pengkondisian udara, pompa dan lainnya harus dihubungkan dan
diketanahkan ke ikatan di tanah atau ke tempat pembumian terdekat di ruang
peralatan, atau sesuai ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI KHUSUS NO. SPEK : 13100


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-5
5.6. Pengujian dan Pemeriksaan

5.6.1. Seluruh instalasi harus diperiksa secara mekanis dan elektris.

5.6.2. Tahanan pada setiap kotak pembumian harus berukuran 2ohm yang diukur
pada keadaan tanah kering atau setelah 2 (dua) hari berturut-turut tanpa
hujan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI KHUSUS NO. SPEK : 13100


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-5
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

13730

SISTEM PENGAMAT

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat kerja serta
pemasangan sistem pengamat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi
Teknis ini.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 0225:2011 - Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL - 2011).


- SNI 03-7015-2004 – Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.

2.2. Standar Pabrik Pembuat

2.3. Spesifikasi Teknis 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Data Teknis dan Daftar Bahan

Sebelum pengadaan bahan ke lapangan, data teknis/brosur bahan dan peralatan


untuk pekerjaan ini harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk dipelajari dan
disetujui.
Kontraktor juga harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Manajer Proyek untuk disetujui.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


sistem pengamat kepada Manajer Proyek untuk disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan
sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan
waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.

3.2.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus menyampaikannya kepada Manajer Proyek untuk dicarikan jalan ke
luarnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI KHUSUS NO. SPEK : 13730


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-4
BITA

3.2.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan peralatan,
jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seseksama mungkin.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak
yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja
lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.

3.2.4. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan


Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah
ditentukan.

3.3. Pengujian Pabrik

3.3.1. Semua peralatan sistem pengamat dan kelengkapannya harus sudah lulus uji
dari pabrik pembuatnya.

3.3.2. Pada saat didatangkan, semua peralatan harus dilengkapi dengan sertifikat
pengujian pabrik.

3.4. Pengiriman dan Penyimpanan

3.4.1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan
data lain yang diperlukan.

3.4.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat
yang aman dan terlindung dari kerusakan.

3.5. Ketidaksesuaian

3.5.1. Manajer Proyek berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

3.5.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud
bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.

3.6. Garansi

Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek surat garansi yang menyatakan
bahwa bahan/peralatan dan instalasi sistem pengamat pada seluruh bagian bekerja
dengan baik, untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, dimulai sejak seluruh sistem
dinyatakan berjalan dan berfungsi dengan baik. Selama periode ini Kontraktor harus
memperbaiki dan mengganti kerusakan yang ada dan membayar semua biaya
perbaikan atau penggantian.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI KHUSUS NO. SPEK : 13730


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-4
BITA

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Semua peralatan dan aksesori sistem pengamat harus berasal dari kualitas terbaik
dan dalam kondisi terbaik, dan harus sesuai dengan standar yang diberlakukan,
dengan persyaratan dan karakteristik seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan
disebutkan dalam Spesifikasi Tekni ini, seperti buatan Samsung, Panasonic, Bosch
atau yang setara yang disetujui.

4.2. Kamera

Kamera untuk luar ruang sistem IP yang terdiri dari tipe fixed dan zoom, harus
memenuhi ketentuan berikut:

- Maximum 2 Megapixel resolution


- 16:9 Full HD (1080p) resolution support
- Built-in 20x optical zoom lens (4.45~89mm)
- H.264 & MJPEG dual codec
- Bi-directional audio
- Built-in SD memory clot
- Intelligent Video Analytics
- IP66, IK 10, Bi-directional audio support.

4.3. Kabel

Kabel untuk pemasangan luar ruang harus dari kabel fiber optic tipe multimode 4 core
dari ukuran yang sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja seperti buatan
Belden, Netviel Prysmian atau yang setara yang disetujui.
Kabel harus dilengkapi join closure untuk koneksi ke kamera seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

4.4. Bahan Elektrikal

Bahan-bahan elektrikal yang diperlukan dalam pekerjaan ini, seperti konduit, kotak
terminal, penumpu dan lainnya harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Pemasangan sistem pengamat harus dilaksanakan oleh perusahaan yang ahli
dalam bidangnya dan yang disetujui Pemilik Proyek.

5.1.2. Perusahaan yang terpilih harus melengkapi semua perlengkapan penting dan
aksesori, termasuk kabel-kabel, sambungan-sambungan dan elemen-elemen
lain agar diperoleh sistem pengamat yang lengkap dan terbaik.

5.2. Pemasangan

5.2.1. Pemasangan semua peralatan sistem pengamat harus dilaksanakan sesuai


petunjuk pemasangan dari masing-masing pabrik pembuat peralatan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI KHUSUS NO. SPEK : 13730


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-4
BITA

5.2.2. Semua peralatan sistem pengamat harus dipasang pada tempat-tempat


seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pemilik Proyek
atau Manajer Proyek di lapangan.

5.2.3. Sistem elektrikal yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini harus dikerjakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

5.3. Uji Penerimaan

Setelah pemasangan lengkap dan selesai, Kontraktor harus melakukan uji penerimaan
menggunakan cara pengujian yang disetujui untuk mengoperasikan peralatan sesuai
ketentuan.
Kontraktor harus memberitahukan hal ini 15 hari sebelum melakukan pengujian.

5.4. Pelatihan

Kontraktor harus mengadakan program pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan


untuk 2 (dua) orang yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek. Program pelatihan diberikan
pada saat pelaksanaan pekerjaan selama jam kerja normal untuk total keseluruhan 48
jam dan akan dimulai setelah sistem berfungsi dengan baik tetapi sebelum
penerimaan akhir pengujian.
Segala biaya yang dibutuhkan untuk pelatihan tersebut menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : KONSTRUKSI KHUSUS NO. SPEK : 13730


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-4
DIVISI 16
ELEKTRIKAL
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

16225

DISEL/UNIT PEMBANGKIT LISTRIK

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan
serta pemasangan dan pengujian disel/unit pembangkit listrik, sehingga dapat berfungsi
dengan baik dan dengan hasil pengerjaan yang terbaik.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 0225:2011 - Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL - 2011).


- SNI 03-7015-2004 - Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.

2.2. International Electrotechnical Commision (IEC).

2.3. Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).

2.4. Spesifikasi Teknis:

- 03300 - Beton Cor di Tempat.


- 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Daftar Bahan dan Data Teknis

Kontraktor harus menyerahkan daftar bahan dan/atau peralatan yang akan dipasang
secara rinci.
Daftar bahan dan/atau peralatan tersebut harus menyebutkan nama pabrik, merek,
tipe, lengkap dengan data teknis yang meliputi tegangan kerja, konsumsi daya,
dimensi dan data lainnya, untuk mendapat persetujuan Manajer Proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail


Pelaksanaan kepada Manajer Proyek untuk disetujui terlebih dahulu.

3.2.2. Kontraktor harus memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak-sesuaian, baik dari segi besaran maupun pemasangan dan
lain-lain.

3.2.3. Kontraktor harus mengerjakan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam Gambar Kerja maupun Spesifikasi Teknis.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16225


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-5
BITA

3.3. Ketidaksesuaian

3.3.1. Bahan dan/atau peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

3.3.2. Bila terdapat ketidak-sesuaian antara bahan dan/atau peralatan yang dipasang
dengan Spesifikasi Teknis, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan dan/atau peralatan tersebut dengan yang sesuai, tanpa tambahan biaya
dan waktu.

3.4. Pengiriman dan Penyimpanan

Bahan motor disel yang akan digunakan harus sudah diuji di pabrik pembuatnya, dan
saat didatangkan ke lokasi harus dilengkapi dengan sertifikat pengujian pabrik, yang
mencantumkan data-data berikut:

- Tipe disel.
- Nomor seri/nomor produksi.
- Daya.
- Tegangan kerja dan frekwensi.
- Putaran.
- Pengujian daya dan beban.
- Sistem pendinginan.
- Faktor daya dan kelas isolasi.
- Dimensi dan berat.

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Disel yang terdiri dari mesin (engine) dan alternator, harus berkualitas baik, baru, tidak
rusak dan dari merek yang dikenal, dan didatangkan dalam bentuk CBU (Completely
Built Up), seperti Cummins, Perkins atau JK-Power.

4.2. Mesin Disel

4.2.1. Kecuali ditentukan lain, mesin disel harus dari tipe kedap suara (silent) dengan
kapasitas sesuai Gambar Kerja, dan minimal memenuhi ketentuan berikut:

- Putaran : sesuai standar pabrik pembuat.


- Tegangan Kerja : 380/220V 3 fasa.
- Frekwensi : 50 Hz.
- Sistem Pendinginan : Radiator.
- Faktor Daya : 0,8.
- Kelas Isolasi : H.
- Tipe : Stand-by.

4.2.2. Mesin disel harus dilengkapi dengan perlengkapan standar seperti berikut:

- Tangki bahan bakar harian dan mingguan, masing-masing dengan


kapasitas sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
- Radiator.
- Air Filter.
- Electric Starter.
- Flensa Knalpot.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16225


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-5
BITA

- Aki, kabel aki dan klem aki.


- Panel yang terdiri dari:
· water temperature meter,
· oil pressure meter,
· kunci kontak.

- Wall mounted switch board yang terdiri dari :


· 1 buah volt meter,
· 1 buah frekwensi meter,
· 1 buah selector switch volt,
· 1 buah auto breaker/MCCB,
· 3 buah ampere meter.

 Buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan.

4.2.3. Mesin disel ini juga harus dilengkapi dengan perlengkapan tambahan yang
sesuai, seperti tersebut berikut:

- Overspeed protection.
- Heated air outlet duct flange.

4.3. Alternator

4.3.1. Alternator harus dari jenis synchronous, foot mounted, drip proof, self
ventilated, screen protected dan disambung langsung ke mesin dengan
fleksibel kopling. Aternator harus dilengkapi dengan damper cage, dan harus
memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut:

- Tegangan beban penuh (nominal) harus 220/380V, 3 fasa, 4 kawat, 50Hz


dengan titik netral dibawa keluar melalui terminal terpisah. Frekuensi
harus dijaga pada ± 0,5Hz. setiap saat dalam kondisi berbagai nilai
pembebanan, termasuk beban lebih transien yang terjadi akibat start
motor. Alternator harus tersusun atas main alternator (armature dan field
pole), penguat tanpa sikat (pilot exciter), modul rotating racifier, yang
kesemuanya membentuk brushless alternator.
- Alternator harus dirancang untuk bekerja dengan baik dalam iklim tropis
pada temperatur 30°C dengan kelembaban 90%.
- Isolasi yang digunakan harus jenis non hycroscopis, kelas B untuk pilot
exciter, kelas F untuk stator main alternator dan kelas H untuk main
exciter. Pendingin alternator harus secara aksial oleh suatu kipas.

4.3.2. Reaksi subtransien alternator tidak boleh lebih besar dari 25%. Penggunaan
reaktor atau resistor untuk mendapatkan reaktansi ekivalen yang sama
dengan persyaratan-persyaratan di atas tidak diperkenankan.

4.3.3. Pembangkitan tegangan (voltage build up) harus terjadi secara otomatis
dengan memanfaatkan tegangan sisa dari remanensi magnit melalui pengatur
tegangan solid state (solid state static automatic voltage regulator/AVR).
AVR harus mampu mengatur tegangan +1% tidak tergantung dari faktor daya.
Response pada beban penuh dan pf (cos phi) = 0,8lag, tegangan output
mencapai steady dengan toleransi +2% dapat dipenuhi dalam waktu 0,25
detik. Tegangan keluaran harus dapat diatur + 5% dari besarnya tegangan
nominal.
AVR harus mampu bekerja pada kondisi operasi terpisah maupun paralel.
Juga dalam kondisi beban lebih dan hubung-singkat simetris yang masih
dalam batas operasi alternator.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16225


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-5
BITA

Fasa,dilengkapi radio frequency interference suppressor. AVR harus tidak


menggunakan kapasitor jenis elektrolit. Komponen semikonduktor yang
digunakan harus sesuai dengan standar pabrik dengan rating 1,5kali kondisi
kerja yang mungkin terjadi.

4.3.4. Modul rotating rectifier harus diimpregnasi dengan resin epoksi dan harus
mampu menahan, tanpa mengalami kerusakan, pengaruh panas dan gaya
sentrifugal atau tekanan-tekanan lainnya yang timbul akibat operasi normal
ataupun gangguan (short circuit).
Jenis penyearah yang digunakan harus silicon rectifier.

4.4. Kabel dan Aksesori

Kabel dan aksesori seperti alat terminasi dan lainnya harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis 16400.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Peralatan yang dipasang harus sesuai dengan persetujuan yang telah diberi-
kan, serta sesuai dengan data-data dalam Sertifikat Pengujian Pabrik.
Peralatan tersebut harus dilengkapi dengan :

- daftar bagian bahan (spare part),


- buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan.

5.1.2. Pemasangan harus dilaksanakan sesuai Gambar Detail Pelaksanaan yang


telah disetujui dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam
Gambar Kerja, Spesifikasi Teknis ini serta petunjuk dari pabrik pembuat.

5.2. Pemasangan

5.2.1. Disel harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.

5.2.2. Pembuatan landasan/pondasi khusus untuk motor disel harus disesuaikan


dengan dimensi motor disel tersebut dan telah memperhitungkan jarak bersih
yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan.
Pembuatan landasan/pondasi beton harus sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis 03300.

5.2.3. Saluran kabel harus dibuat dan dipasang terpisah dari saluran-saluran lainnya,
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pembuatan saluran kabel, saluran pembuangan dan saluran lain yang
dibutuhkan, harus disesuaikan dengan tempat keluaran dari motor disel
bersangkutan.

5.2.4. Pengkabelan harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16225


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-5
BITA

5.3. Pengujian dan Pengoperasian

5.3.1. Bila pemasangan motor disel beserta kelengkapannya telah selesai,


Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui bahwa keseluruhan instalasi motor disel berfungsi
dengan baik dan memenuhi persyaratan/ketentuan pengujian yang telah
dilaksanakan di pabrik pembuat.
Pengujian harus disaksikan Manajer Proyek.

5.3.2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek melalui Manajer


Proyek, buku asli pengoperasian/ pemeliharaan peralatan berikut salinannya
dalam jumlah tertentu, sesuai persyaratan kontrak.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16225


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-5
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

16270

TRANSFORMATOR

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta
pengujian dan pemasangan transformator berikut penyerahannya dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 04-0225-2011 - Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2011).


- SNI 03-7015-2004 - Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.

2.2. International Electrotechnical Commission (IEC).

2.3. Spesifikasi Teknis:

- 03300 - Beton Cor di Tempat.


- 05500 - Berbagai Jenis Metal.
- 13100 - Sistem Penyalur Petir dan Pembumian.
- 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis

Kontraktor harus menyerahkan contoh, data teknis dan/atau brosur bahan beserta
perlengkapan yang akan dipasang, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Manajer
Proyek, sebelum mendatangkannya ke lokasi proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


yang mencakup tipe, ukuran/dimensi, sambungan dan detail lain yang diperlukan
untuk diperiksa dan disetujui Manajer Proyek.

3.3. Pengujian Pabrik

3.3.1. Bahan transformator yang akan digunakan harus diuji terlebih dahulu di pabrik
pembuatnya untuk mengetahui kelaikan bahan dimaksud.
Manajer Proyek harus diberi kesempatan menyaksikan jalannya pengujian.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16270


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-6
BITA

3.3.2. Pengujian transformator harus dilaksanakan sesuai standar IEC dan VDE.
Biaya pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Pengujian harus meliputi, tetapi tidak dibatasi pada hal berikut:

- Pengujian tanpa beban,


- Kehilangan tanpa beban,
- Kehilangan beban,
- Kehilangan total,
- Kenaikan temperatur oli,
- Pengujian arus singkat,
- Pengujian gulungan,
- Pengujian isolasi,
- Tegangan impedansi.

3.4. Pengiriman dan Penyimpanan

3.4.1. Bahan yang didatangkan harus bahan yang sama yang telah diuji di pabrik
dan dilengkapi sertifikat pengujian, daftar suku cadang/buku manual dan kartu
jaminan pemakaian selama setahun.

3.4.2. Sertifikat pengujian pabrik yang disahkan oleh pejabat yang berwenang, harus
mencakup antara lain hal-hal berikut:

- Tipe dan nomor seri.


- Daya.
- Frekwensi.
- Tegangan primer dan tegangan sekunder.
- Arus.
- Rasio transformator dan vector group.
- Pengujian tanpa beban.
- Pengujian hubungan singkat.
- Pengujian ketahanan isolasi.
- Tegangan impedansi.
- Pengujian kenaikan temperatur.

Sertifikat pengujian pabrik, daftar suku cadang/buku manual dan kartu


jaminan harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk diteruskan ke Pemilik
Proyek.

3.5. Ketidaksesuaian

3.5.1. Manajer Proyek berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang ternyata tidak sesuai dengan Gambar Kerja dan/atau
Spesifikasi Teknis. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti
setiap pekerjaan yang dinilai tidak sesuai oleh Manajer Proyek, tanpa
tambahan biaya ke Pemilik Proyek.

3.5.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud
bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16270


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-6
BITA

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

4.1.1. Transformator harus berasal dari merek yang dikenal luas yang diakui PLN,
seperti Schneider atau yang setara yang disetujui.

4.1.2. Transformator harus sesuai untuk daerah dengan temperatur sekeliling maksi-
mal 40C, dan harus difabrikasi dan diuji sesuai standar SPLN 50/82, SLI dan
IEC.

4.1.3. Tranformator harus mampu menghantar kapasitas nominal pada 105%


tegangan nominal dengan faktor kerja 80% tanpa melampaui batas kenaikan
temperatur maksimal yang diijinkan.

4.1.4. Pada kondisi saat temperatur sekitar dalam keadaan rendah dan pada saat
terjadi beban berlebih, transformator harus mampu menahan beban berlebih
yang lebih besar dari pada beban nominal yang tertera pada pelat nama.

4.1.5. Transformer harus dari tipe basah (oil immersed-self) dengan sistem
pendingin ONAN, dan beltan dari bahan tembaga (Cu) untuk pemasangan di
dalam ruang dan memiliki kapasitas nominal dan tegangan kerja sesuai
ketentuan dalam Gambar

4.2. Transformator

4.2.1. Kelengkapan Transformator

- Transformator harus dilengkapi dengan pelat nama yang mencantumkan


data-data berikut:

· Nomor seri dan tanggal produksi.


· Kapasitas sesuai Gambar Kerja, 3 fasa dan frekwensi 50Hz.
· Tegangan primer 20kV dan sekunder 400/231V.
· Arus.
· Impedansi.
· Vector group sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
· Tipe pendinginan.
· Jumlah oli.
· Diagram putaran kumparan.
· Berat transformator.

- Setiap transformator harus dilengkapi dengan perlengkapan standar


sebagai berikut:

· Gelas penduga level minyak.


· Termometer tanpa kotak.
· Lubang pengisi minyak.
· Keran penguras minyak.
· Kuping pengangkat.
· Bushing tegangan tinggi dan tegangan rendah.
· Komutator.

- Setiap transformator harus dilengkapi dengan perlengkapan tambahan


sebagai berikut:

· MV plug-in bushing (elastimol).

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16270


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-6
BITA

· Kotak pelindung untuk secondary bushing.


· Integrated safety detector dan komponen pengendali dan pelindung
(shunt trip).

4.2.2. Inti Transformator

Inti transformator terbuat dari cold rolled grain oriented silicon steel sheet
dengan metode wound core yang membentuk sirkuit magnetis tertutup.
Inti harus dijepit dengan kuat untuk menjamin kekuatan mekanik mengurangi
getaran dan tingkat kebisingan.

4.2.3. Kumparan

Kumparan transformator harus dapat menahan tegangan impulsif atau


tegangan lebih.
Kumparan primer dan sekunder terbuat dari PVF enamel kawat tembaga,
kawat tembaga berisolasi kertas atau lembaran.
Setiap lapisan kumparan harus diberi isolasi dari kelas A (105C) atau kelas
yang lebih tinggi, sesuai kebutuhan.
Konstruksi kumparan harus sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan
dielektrik dan mekanik yang kuat, berkarakteristik baik dan sirkulasi minyak
dapat dengan baik melalui kumparan.

4.3. Pelindung Transformator

4.3.1. Arrester

Arrester terhadap tegangan lebih harus digunakan untuk melindungi bagian-


bagian penting seperti kabel gardu induk, recloser, peralatan dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Arrester harus memiliki karakteristik minimal sebagai berikut:

- Sistem tegangan nominal : 20/11,5kV


- Sistem tegangan maksimal : 24/13,8kV
- Star point earthing : low resister
- Nominal discharge current : 10kV untuk kabel dan 5kV untuk untuk
peralatan

4.3.2. Fuse Cut Out

Fuse cut out untuk melokalisir gangguan yang terjadi pada transformator
harus memiliki unjuk kerja yang sesuai dengan peralatan proteksi lainnya.

4.4. Tangki dan Tutup Tangki

4.4.1. Tangki harus terbuat dari bahan pelat baja tahan karat yang dilas dengan kuat
sehingga dapat menahan gaya yang terjadi saat transformator dioperasikan.
Bagian dalam tangki harus diberi lapisan cat tahan minyak, sedang
permukaan luar tangki harus diberi lapisan cat anti karat.
Pemberian lapisan cat dilaksanakan dan sesuai ketentuan dan standar dari
pembuat pembuat transformator bersangkutan.

4.4.2. Tutup tangki tipe conservator harus dilengkapi paking neoprene untuk
menjamin kekedapan terhadap air dan udara.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16270


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-6
BITA

4.5. Minyak Transformator

Minyak transformator harus memiliki fungsi ganda baik sebagai isolasi maupun
pendingin.
Minyak transformator harus sesuai dengan tegangan nominal dan sesuai standar PLN.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum.

5.1.1. Semua bahan dan perlengkapan yang akan dipasang harus dalam keadaan
baru, tidak rusak, bukan barang bekas dan tidak bercacat, serta telah diuji di
pabrik pembuatnya.

5.1.2. Transformator harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dengan
tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.

5.1.3. Pengkabelan harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

5.1.4. Pembumian harus dilaksanakan sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 13100.

5.2. Penyambungan Kabel

Penyambungan kabel dari dan ke transformator harus dengan terminasi tipe heat-
shrinkable termination system seperti buatan Raychem, dan dari jenis yang sesuai
dengan besar tegangan kerja kabel dimaksud.
Penyambungan harus dilaksanakan sesuai petunjuk dari pembuat alat penyambung
kabel dimaksud.

5.3. Pelindung Transformator

Untuk melindungi transformator dari beban lebih dan arus hubung singkat yang
mungkin terjadi, pada sisi primer transformer harus dilengkapi dengan fuse cut out
20kV, dan arrester 20kV untuk perlindungan terhadap sambungan langsung petir
Sistem pemasangan harus mengacu pada standar konstruksi PLN.

5.4. Pemasangan Transformator

Detail pemasangan untuk pemasangan transformer lengkap dengan saluran untuk


menampung oli harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan yang harus dibuat
oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Manajer Proyek untuk disetujui terlebih
dahulu, sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.

5.5. Pemeriksaan dan Pengujian

5.5.1. Pemeriksaan selama pelaksanaan harus meliputi penyetelan dan


pemasangan perlengkapan suplai daya seperti:

- Pemasangan yang adekuat dari semua bagian.


- Penyetelan dan perataan unit saklar dan transformator.
- Konstruksi rangka pelindung saluran kabel dan pemasangan kabel.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16270


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-6
BITA

5.5.2. Dokumen-dokumen penting yang diperlukan untuk pengujian dan uji


percobaan harus diperoleh Manajer Proyek 30 hari sebelum uji pengoperasian
dilaksanakan.

5.5.3. Bagian-bagian peralatan berikut harus didaftar lengkap dengan keterangan


lokasi, nomor seri lengkap dengan data besaran:

- Transformator.
- Pemutus arus.
- Arus dan tegangan kerja transformator.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16270


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6-6
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

16345

KUBIKAL TEGANGAN MENENGAH

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua transportasi, pengadaan bahan, tenaga kerja, alat-alat bantu,
pemasdangan, pengujian dan uji pengoperasian kubikal tegangan menengah seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. International Electrotechnical Commission (IEC).

2.2. Association of Short-Circuit Testing Authorities (ASTA).

2.3. Spesifikasi Teknis 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Data Teknis dan Daftar Bahan

3.1.1. Sebelum pengadaan, semua data teknis dan/atau brosur bahan dan peralatan
untuk pekerjaan ini harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk dipelajari
dan disetujui.

3.1.2. Kontraktor harus membuat daftar bahan dan peralatan yang akan digunakan
untuk disetujui Manajer Proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


sistem elektrikal kepada Manajer Proyek untuk disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan
sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan
waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.

3.2.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus menyampaikannya kepada Manajer Proyek untuk dicarikan jalan ke
luarnya.

3.2.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan peralatan,
jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seseksama mungkin.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16345


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-4
BITA

Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak


yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja
lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.

3.2.4. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan


Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah
ditentukan.

3.3. Pengujian Pabrik

3.3.1. Kubikal tegangan menengah harus diperiksa untuk pengujian


bermacam-macam pengukuran dan pengujian di pabrik.

3.3.2. Hasil pengujian harus digabungkan ke dalam laporan pengujian dan sertifikat
pengujian yang diterbitkan oleh ASTA.

3.4. Pengiriman dan Penyimpanan

3.4.1. Semua bahan dan peralatan harus didatangkan dalam keadaan baik, baru,
bebas dari segala jenis cacat, dan harus dilengkapi dengan label, sertifikat
pengujian pabrik, data teknis dan data lain yang dibutuhkan.

3.4.2. Semua bahan dan peralatan harus tetap dalam kemasannya masing-masing
dan harus dihindarkan dari kerusakan dan kelembaban.

3.5. Ketidaksesuaian

3.5.1. Manajer Proyek berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

3.5.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud
bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

4.1.1. Kubikal tegangan menengah harus dari kualitas terbaik dan berasal dari pabrik
pembuat yang telah dikenal luas dalam pasaran produk ini.

4.1.2. Kubikal tegangan menengah harus didesain untuk iklim tropis dengan
temperatur maksimal 40C dan harus difabrikasi dan diuji sesuai standar IEC.

4.1.3. Kubikal tegangan menengah harus memiliki kapasitas nominal atau jangkauan
dan tegangan kerja sesuai petunjuk Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16345


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-4
BITA

4.2. Kubikal Tegangan Menengah

4.2.1. Kubikal tegangan menengah terdiri dari incoming dan/atau outgoing, dari tipe
sulphur hexafluoride (SF6) yang bisa ditempatkan di lokasi pelayanan
elektrikal sesuai standar IEC.

4.2.2. Kubikal incoming harus memiliki perlengkapan minimal sesuai dengan standar
pabrik pembuatnya, antara lain sebagai berikut:

- Manual fixed type,


- SF6 LBS 630A,
- Saklar pembumian.
- 630A three-phase busbars.
- Elemen pemanas 220V/50W.

seperti tipe IM SM6 buatan Schneider atau yang setara yang disetujui.

4.2.3. Kubikal outgoing harus perlengkapan minimal sesuai dengan standar pabrik
pembuatnya, antara lain sebagai berikut:

- Manual fixed type


- SF6 LBS 630A
- Saklar pembumian
- Busbars 630A
- Pemanas
- Indikator tegangan kerja
- Auxiliary relay

seperti tipe QM SM6 buatan Schneider atau yang setara yang disetujui.

4.3. Kabel Tegangan Menengah

Kabel tegangan menengah dengan tegangan kerja 12/20kV, harus terdiri dari
penghantar/konduktor tembaga atau aluminium, pelindung penghantar, isolasi XLPE,
pelindung isolasi, pita tembaga, pita polyester selubung luar dari PVC, yang
memenuhi ketentuan IEC 502 dan SPLN 43-5, dari tipe dan ukuran yang sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar Kerja, buatan Voksel, Kabelindo, Supreme, Extrana
atau Kabelmetal.

4.4. Bahan Elektrikal

Bahan-bahan elektrikal yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini, seperti kabel daya,
konduit dan lainnya, harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Kubikal dan perlengkapannya yang akan dipasang harus barang yang sama
yang telah diuji di pabrik.

5.1.2. Kubikal harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya
dan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan/atau petunjuk Manajer Proyek.

5.1.3. Pengkabelan dan pengkawatan harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16345


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-4
BITA

16400.

5.1.4. Sistem pembumian harus dipasang sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis


13100.

5.2. Pemasangan

5.2.1. Kontraktor harus memastikan bahwa ruang yang disediakan harus memadai
untuk operasi alat, terminasi kabel daya dan dan pemeliharaan.

5.2.2. Bahan isolasi karet lebar 100cm dan sepanjang kubikal yang memenuhi BS
921, harus disediakan di depan kubikal.

5.2.3. Jika diperlukan, Kontraktor harus menyediakan dan memasang tambahan


relays, contactors, wiring, fuses, MCB, terminasi pengkawatan dan lainnya
pada kubikal yang didatangkan untuk memastikan pengoperasian yang benar
dan aman.

5.3. Pengecatan

Semua bahan metal kubikal harus diberi lapisan cat anti karat dan dilapis dengan cat
bubuk polyester (polyester powder coated) di pabrik pembuatnya. Warna akhir kubikal
harus sesuai standar dari pabrik pembuatnya, kecuali bila ditentukan lain oleh Pemilik
Proyek.

5.4. Pemeriksaan dan Uji Pengoperasian

5.4.1. Detail lengkap jenis/tipe pengujian harus diserahkan untuk disetujui bila
diminta oleh Manajer Proyek.

5.4.2. Pemeriksaan selama pemasangan harus mencakup penyetelan dan


pemasangan peralatan catu daya seperti berikut:

- Pemasangan yang baik untuk seluruh pekerjaan.


- Penyetelan dan pengaturan unit saklar.
- Konstruksi rangka proteksi untuk saluran kabel dan pemasangan kabel.

5.4.3. Dokumen utama yang diperlukan untuk pengujian dan uji pengoperasian harus
diberikan kepada Manajer Proyek 30 hari sebelum uji pengoperasian peralatan
terpasang.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16345


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-4
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

16400

DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta pemasangan
berikut penyerahan sistem elektrikal dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Pekerjaan ini mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :

- Panel-panel pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.


- Jaringan kabel feeder dari sumber daya yang ada ke panel-panel seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):

- SNI 0225:2011 - Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2011).


- SNI 03-7015-2004 - Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.

2.2. International Electrotechnical Commission (IEC).

2.3. Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).

2.4. Japanese Industrial Standard (JIS).

2.5. British Standars (BS).

2.6. Spesifikasi Teknis 02315 - Penggalian, Pengurukan Kembali dan Pemadatan.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan

3.1.1. Sebelum diadakan ke lapangan, contoh dan/atau brosur/ data teknis


bahan/peralatan untuk pekerjaan sistem elektrikal tersebut harus diajukan
dahulu kepada Manajer Proyek untuk disetujui.

3.1.2. Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Manajer Proyek untuk disetujui.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan sistem elektrikal dimulai, Kontraktor harus


membuat dahulu Gambar Detail Pelaksanaan serta diajukan kepada Manajer
Proyek untuk mendapatkan persetujuan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-6
BITA

3.2.2. Dalam membuat Gambar Detail Pelaksanaan dan dalam pelaksanaan


pekerjaan, Kontraktor harus bekerja sama dengan Kontraktor lain yang
mungkin bekerja pada lokasi yang sama agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

3.2.3. Kontraktor harus membuat Gambar Kerja yang diperlukan untuk mendapatkan
ijin dari PLN.

3.2.4. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan secara garis besar letak dari
peralatan, instalasi, jalur kabel, titik penomoran pada sambungan-sambungan.
Pemasangan harus dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi setempat di
lapangan.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

3.3.1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan akan dipasang harus
dalam keadaan baru, tidak rusak, bukan barang bekas dan tidak bercacat dan
harus dilengkapi dengan data teknis yang jelas yang menyebutkan bahwa
bahan-bahan tersebut sesuai dengan yang telah disetujui.

3.3.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat
yang aman dan terlindung dari kerusakan.

3.4. Ketidaksesuaian

3.4.1. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai
dengan yang telah disetujui, maka Kontraktor wajib menggantinya dengan
bahan yang sesuai dan yang disetujui Manajer Proyek.

3.4.2. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

3.5. Persyaratan Lainnya

3.5.1. Pekerjaan sistem elektrikal harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang terdaftar
di PLN dan memiliki surat ijin dari PLN yang masih berlaku, minimal Pas PLN
kelas C, dan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

3.5.2. Kontraktor diwajibkan untuk mendidik petugas-petugas dari Pemilik Proyek


sehingga memahami seluruh sistem elektrikal ini dan dapat menjalankannya
dengan baik.

3.5.3. Dalam hal ada perbedaan antara satu pernyataan dengan pernyataan lain
atau antara Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini, maka Kontraktor harus
menginformasikan masalah tersebut kepada Manajer Proyek untuk
pemecahannya.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Panel

4.1.1. Panel dari tipe pemasangan di luar sesuai petunjuk Gambar Kerja, harus
terdiri dari unit–unit modular yang tertutup yang dilengkapi pintu depan,
bagian belakang dan samping panel yang dapat dibuka, yang memungkinkan
untuk penambahan modular panel pada saat pengembangan, dengan IP 65
untuk pemasangan di luar, seperti buatan Simetri, Prastiwahyu.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-6
BITA

4.1.2. Kecuali ditentukan lain, badan dan pintu panel harus dibuat dari pelat baja
tebal minimal 2mm, bagian atas badan panel yang akan dilalui kabel masuk,
harus dibuat dari bahan pelat aluminium, baik untuk panel daya maupun panel
penerangan dan lainnya, dengan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja dan harus memenuhi BS 5486 Part 1 dan IEC 439.1.
Panel harus dibuat pada rangka yang kuat dengan pengaku dan penumpu
yang dibutuhkan.
Pemisah/separasi dalam panel harus dibuat minimal sesuai dengan standar
Form 2.

4.1.3. Kecuali ditentukan lain, setiap panel harus menggunakan cat powder coating
Dulux (auto colour) sistem oven, dengan tebal kering 100mikron dalam warna
sesuai ketentuan dari Pemilik Proyek.

4.1.4. Pintu panel dipasang ke badan panel menggunakan engsel sebanyak 2 buah,
dan pintu panel harus dilengkapi dengan kunci tipe lock handle, yang
semuanya harus berasal dari kualitas terbaik.

4.1.5. Sekeliling bidang bukaan/pintu panel harus dilengkapi dengan gasket untuk
mencegah masuknya debu dan air.

4.1.6. Bus bar harus dibungkus dengan isolasi tipe heat-shrink. Kapasitas bus bar
harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.1.7. Kecuali ditentukan lain, seluruh komponen untuk semua panel harus buatan
Schneider, LS, kecuali bila ditentukan lain.
Tipe dan besaran komponen panel yang akan dipasang harus sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar Kerja atau disesuaikan dengan tipe paralatan yang
akan digunakan.

4.1.8. Komponen-komponen pengaman yang dipakai harus dari tipe mini circuit
breaker (MCB), moulded case circuit breaker (MCCB) dan air circuit breaker
(ACB), kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Untuk MCCB dan
ACB yang mempunyai kapasitas amper yang besar maka tipe komponen yang
digunakan harus menggunakan tipe draw out, seperti buatan Schneider.

4.1.9. Setiap pintu panel harus dilengkapi dengan lampu indikator petunjuk fasa
serta lampu pijar yang ditempatkan di dalam panel, yang semuanya harus
berasal dari kualitas terbaik. Kabel untuk lampu-lampu tersebut harus dari
jenis yang tahan terhadap hubung singkat.

4.2. Kabel

4.2.1. Kabel-kabel feeder untuk penanaman langsung pada 600V/1kV atau lebih
rendah, harus dari tipe NYFGbY (SNI 04-2700-1999) buatan Voksel,
Kabelindo, Supreme, Extrana atau Kabelmetal, dengan ukuran yang sesuai
ketentuan Gambar Kerja.

4.2.2. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, kabel daya dan penerangan
yang dipasang di dalam konduit untuk tegangan kerja 600V/1kV atau lebih
rendah, harus dari tipe NYY (SNI 04-2701-1999) atau NYM (SNI 04-2699-
1999), buatan Voksel, Kabelindo, Supreme, Extrana atau Kabelmetal

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-6
BITA

4.2.3. Kecuali ditentukan lain, standar warna kabel yang digunakan adalah sebagai
berikut:

- Netral : Biru.
- Ground : Hijau-Kuning.
- Fasa : Merah, Hitam, Kuning.

4.2.4. Alat penyambung kabel/mof harus dari merek yang dikenal seperti 3M atau
Raychem dan dari jenis yang sesuai dengan tipe kabel yang akan disambung.

4.2.5. Semua kabel yang masuk ke panel harus dilengkapi dengan cable gland yang
dibuat dari bahan kuningan, dengan diameter yang disesuaikan dengan
diameter kabel.

4.3. Konduit

4.3.1. Konduit untuk kabel-kabel yang menuju stop kontak, saklar, titik lampu dan
peralatan harus dari pipa uPVC tipe high impact yang memenuhi standar BS
6099, seperti Ega, Clipsal atau yang setara, dengan diameter sesuai petunjuk
Gambar Kerja.

4.3.2. Kabel yang ditanam dalam tanah, di bawah atau melintang jalan dan
perkerasan harus ditempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa baja lapis
galbani kelas medium standar SNI 0039:2010, dengan diameter sesuai
Gambar Kerja.

4.3.3. Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang memenuhi standar
BS 4607, seperti Egaflex atau yang setara, digunakan pada tempat-tempat
tertentu sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Konduit fleksibel ini harus
tahan cuaca, panas, tidak mudah pecah, serta kedap air dan debu.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Prinsip Suplai Listrik

Suplai daya untuk penerangan dan lainnya akan ditentukan kemudian dan
harus terdiri dari 5 (lima) kawat (4 kawat dan 1 kawat pembumian), 3 fasa,
380/220/50 Hz.

5.1.2. Prinsip Distribusi

- Distribusi secara radial dari panel distribusi utama ke panel-panel.


- Distribusi daya untuk penerangan, dipisahkan dari distribusi daya untuk
peralatan lainnya.

5.1.3. Prinsip Proteksi

- Sistim listrik harus dilengkapi dengan proteksi terhadap hubung singkat di


panel penerangan, proteksi terhadap beban berlebih dan hubung singkat
untuk panel distribusi utama dan panel daya, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.
- Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel PE
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-6
BITA

- Termasuk dalam hal ini adalah, tetapi tidak terbatas pada kolom
bangunan, konduit, peralatan elektrikal, rangka motor dan lainnya.
- Sistim pembumian harus sesuai ketentuan SNI 03-7015-2004 dan
Gambar Deatil Pelaksanaan yang telah disetujui.

5.2. Panel dan Komponen

5.2.1. Sebelum fabrikasi dan pengadaan panel, Kontraktor harus menyerahkan


Gambar Detail Pelaksanaan kepada Manajer Proyek untuk disetujui.

5.2.2. Panel-panel harus difabrikasi dan dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja.

5.2.3. Semua komponen panel harus dipasang sesuai notasi dalam Gambar Kerja
atau sesuai instruksi Manajer Proyek.

5.2.4. Seluruh panel kontrol, panel daya, pemutus daya (CB), saklar pengaman dan
peralatan elektrikal lainnya, harus dibuatkan papan nama untuk identifikasi
dan petunjuk penggunaan alat tersebut.

5.2.5. Papan nama (direktori) harus dibuat dari pelat logam dengan huruf timbul.
Keseluruhan papan nama harus berukuran 1,5" (3,81cm) tinggi dengan lebar
seperlunya. Tinggi huruf 1,0" (2,54cm). Ketebalan pelat minimal 3mm.
Papan nama harus menempel dengan kokoh dengan cara dibaut atau dirivet.

5.2.6. Setiap daun pintu dari masing-masing panel harus disambungkan/


dipasangkan kawat pembumian ke badan panel.

5.2.7. Setiap panel harus dibumikan (grounded) dengan harga tahanan pembumian
maksimum 2ohm. Sistem pembumian sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

5.2.8. Lubang penarik pada panel harus berukuran sesuai dengan ukuran dan jumlah
konduit, penghantar dan konfigurasi penghantar.

5.2.9. Pada semua jalur masuk ke panel, lubang penarik atau lubang ke luar tanpa
leher berulir, konduit harus diikat pada tempatnya dengan mur pengunci di
luar kotak dan dengan mur pengikat dan bantalan pada bagian dalam kotak.
Bantalan harus dari jenis penyekat.

5.2.10. Setiap panel harus dilengkapi dengan diagram pengkabelan/bagan aliran arus
dan kartu direktori yang ditempatkan di bagian dalam pintu panel.
Kartu direktori harus diisi lengkap oleh Kontraktor dengan mencantumkan
semua beban terhubung.

5.3. Pemasangan Kabel

5.3.1. Pemasangan kabel di dalam tanah harus dilakukan dengan cara sedemikian
rupa sehingga kabel itu cukup terlindung terhadap kerusakan mekanis dan
kimiawi yang mungkin timbul pada tempat kabel tersebut dipasang.

5.3.2. Kabel ditanam minimal 800mm dari permukaan tanah dan harus diletakkan di
dalam pasir, di atas galian tanah yang stabil, kuat, rata dan bebas dari batu-
batuan dengan ketentuan tebal lapisan pasir tidak kurang dari 100mm.
Sebagai timbunan perlindungan, di atas urukan pasir harus dipasang beton
atau batu bata pelindung.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-6
BITA

5.3.3. Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam konduit
pipa baja lapis galbani/seng atau PVC, seperti ditentukan dalam Spesifikasi
Teknis ini, dengan diameter sesuai Gambar Kerja.
Pemasangan dan jenis konduit yang dipilih sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.

5.3.4. Pekerjaan galian, urukan kembali dan pemadatan yang dibutuhkan untuk
penanaman kabel harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
02315.

5.3.5. Letak penanaman kabel harus ditandai dengan patok tanda kabel yang kuat
dan jelas.

5.3.6. Setiap tarikan kabel feeder yang memerlukan sambungan harus dilengkapi
dengan alat penyambung kabel.

5.3.7. Pembengkokan dan pengukuran harus seragam dan simetris tanpa


memipihkan atau merusak permukaan konduit. Pembengkokan harus dibuat
dengan alat dan perlengkapan standar yang dibuat khusus untuk maksud
tersebut. Jari-jari pembengkokan konduit minimal 15 (lima belas) kali diameter
konduit.

5.4. Pengujian dan Commissioning/Testing

5.4.1. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap
perlu oleh Manajer Proyek untuk memastikan bahwa seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.

5.4.2. Peralatan, fasilitas pengujian, pengawasan pengujian dan pemeliharaan


peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh Kontraktor.

5.4.3. Catatan pengujian harus dibuat oleh Kontraktor dan diserahkan secara resmi
kepada Manajer Proyek sebelum serah terima pekerjaan.

5.4.4. Pengujian dan uji pengoperasian akan ditentukan oleh Manajer Proyek.

5.4.5. Seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.

5.4.6. Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah dipasang harus lulus uji tahanan
isolasi. Tahanan isolasi dari semua bagian yang tidak diketanahkan baik
antara hantaran maupun antara hantaran dan tanah, sekurang-kurangnya
1000ohm untuk setiap satu volt tegangan nominal.

5.4.7. Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah dipasang harus lulus uji kotinuitas.

5.4.8. Dalam masa pemeliharaan pekerjaan sistem elektrikal ini, Kontraktor wajib
mengatasi segala kerusakan dan kekurangan.

5.4.9. Kontraktor bertanggung-jawab mengganti setiap peralatan/perlengkapan yang


rusak sampai pada saat pemeriksaan terakhir dan penyerahan kepada
Manajer Proyek.

5.4.10. Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajer Proyek semua buku asli
petunjuk/manual pemeliharaan dan cara pengoperasiannya dalam bahasa
Inggris dan Indonesia, yang selanjutnya akan diteruskan kepada Pemilik
Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16400


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6-6
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

16500

PENERANGAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta pemasangan
berikut penyerahan seluruh sistem penerangan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR/RUJUKAN

2.1. Illuminating Engineering Society (IES).

2.2. Spesifikasi Teknis:

- 09910 - Cat.
- 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan

3.1.1. Sebelum diadakan ke lapangan, contoh dan/atau brosur/ data teknis


bahan/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada Manajer
Proyek untuk disetujui.

3.1.2. Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Manajer Proyek untuk disetujui.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


kepada Manajer Proyek untuk disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan
sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan
waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi tata letak dan detail-
detail yang diperlukan.

3.2.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus menyampaikannya kepada Manajer Proyek untuk dicarikan jalan
keluarnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-4
BITA

3.2.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan peralatan,
jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seseksama mungkin.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak
yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja
lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.

3.2.4. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan


Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua bahan dapat dipasang pada tempat yang telah
ditentukan.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

3.3.1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan
data lain yang diperlukan.

3.3.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat
yang aman dan terlindung dari kerusakan.

3.4. Ketidaksesuaian

3.4.1. Manajer Proyek berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

3.4.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud
bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Semua bahan penerangan harus berasal dari produk yang dikenal luas serta dalam
keadaan baru, bebas dari segala cacat dan disetujui Manajer Proyek.

4.2. Lampu Compact Fluorescent

Lampu compact fluorescent tipe PL-C warna putih (840) dengan dudukan tipe G24d,
buatan Philips, dan dengan kapasitas lampu sesuai ketentuan Gambar Kerja,
digunakan untuk armatur berikut:

– Penerangan langit-langit tipe Roset.


– Penerangan dinding tipe Xeon seperti dalam Gambar Kerja,

semuanya buatan Artolite atau yang setara yang disetujui.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-4
BITA

4.3. Lampu High Intensity Discharge

4.3.1. Lampu high intensity discharge tipe HPL-N dengan dudukan E40, lengkap
dengan balas, kapasitor yang menghasilkan faktor daya 0,55, semuanya
buatan Philips, digunakan untuk armatur penerangan jalan tipe RL ARTO B,
buatan Artolite, dengan kapasitas lampu sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja.

4.3.2. Armatur harus dilengkapi tiang lampu dari pipa baja lapis galbani/seng
berbentuk kerucut dengan mutu baja memenuhi JIS G3444 STK41, seperti
buatan Bumi Kaya, PPI atau Bakrie, dengan diameter dan tinggi tiang sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.

4.4. Lampu LED

Lampu LED tipe BCP414 30xLED-HB/RGB 100-240V dengan IP66, seperti Vaya
Flood RGB, buatan Philips, lengkap dengan controller tipe DMX512 dan aksesori
standar, semuanya buatan Philips. digunakan untuk armatur penerangan flood.

4.5. Bahan Elektrikal

Bahan-bahan elektrikal seperti panel, kabel daya, konduit dan lainnya harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

4.6. Penumpu/Penopang

Semua penumpu/penopang yang dibutuhkan peralatan dalam Spesifikasi Teknis ini


harus disediakan.
Penumpu/penopang dapat terdiri dari rangka baja, pelat, rak dan bentuk lain dengan
ukuran yang memadai, dan harus dipasang dengan baut, sekrup atau las. Semua
penumpu/penopang baja dan/atau metal harus memenuhi ketentuan Gambar Kerja.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Pemasangan Penerangan

5.1.1. Kontraktor harus melengkapi semua armatur, perlengkapan penerangan,


komponen, tenaga kerja dan bahan pemasangan yang diperlukan agar sistem
penerangan terpasang dengan lengkap seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.

5.1.2. Semua armatur dan peralatan penerangan harus dipasang lengkap dengan
aksesori penggantung, rumah lampu, soket, pemegang, reflektor, penyebar
cahaya, balas, kapasitor dan komponen lain yang diperlukan serta seluruh
pengkabelan yang dibutuhkan.

5.1.3. Perlengkapan penerangan yang tidak sesuai dengan ketentuan tidak diijinkan
dipasang.

5.1.4. Jika Kontraktor bermaksud menggunakan perlengkapan penerangan selain


dari yang telah ditentukan, perlengkapan pengganti berikut data fotometrik
harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk disetujui dengan mengacu
pada ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Informasi tambahan seperti cara menggantung, penyelesaian dan/atau contoh
bahan perlengkapan harus diserahkan atas permintaan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-4
BITA

5.2. Pengujian dan Commissioning/Testing

5.2.1. Setelah selesainya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Kontraktor harus


melakukan pengujian lengkap dan pengukuran yang dianggap perlu dengan
dihadiri Manajer Proyek. Semua sistem dan peralatan harus dioperasikan agar
berfungsi sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

5.2.2. Peralatan, fasilitas pengujian, pengawasan pengujian dan pemeliharaan


peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh Kontraktor.

5.2.3. Catatan pengujian harus dibuat Kontraktor dan diserahkan secara resmi
kepada Manajer Proyek sebelum serah terima pekerjaan.

5.2.4. Pengujian dan uji pengoperasian harus ditentukan oleh Manajer Proyek.

5.2.5. Semua peralatan harus lulus uji fungsional.

5.2.6. Kontraktor bertanggung jawab untuk mengganti setiap peralatan/perlengkapan


yang rusak, termasuk kaca, plastik atau penyebar cahaya sampai pada saat
pemeriksaan terakhir dan penyerahan kepada Manajer Proyek.

5.3. Pembersihan

Kontraktor dari waktu ke waktu harus menjaga agar tempat kerja dan sekitarnya bersih
dari segala bahan-bahan terbuang atau kotoran yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Pada akhir pekerjaan, Kontraktor harus menyingkirkan semua kotoran, alat-alat,
perancah dan bahan sisa dari lokasi pekerjaan, sehingga pekerjaan terlihat bersih dan
siap untuk digunakan.

5.4. Lapisan Pelindung

Kecuali ditentukan lain, semua bahan metal yang terlihat, seperti penopang/penumpu,
konduit, tiang lampu dan lainnya, harus diberi lapisan pelindung cat anti karat dalam
warna sesuai Skema Warna.
Bahan cat dan cara pengecatan harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis
09910.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16500


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-4
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

16720

SISTEM TELEKOMUNIKASI

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua
sistem komunikasi di seluruh bangunan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.
Tercakup dalam lingkup pekerjaan sistem telekomunikasi ini meliputi tetapi tidak terbatas
pada:

- Kabel telepon tanam.


- Pengujian seluruh sistem komunikasi.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar PT Telkom.

2.2. Standar Nasional Indonesia (SNI).

2.3. Standar Pabrik Pembuat Peralatan.

2.4. Spesifikasi Teknis:

- 02315 - Penggalian, Pengurukan Kembali dan Pemadatan.


- 09910 - Cat.
- 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan

3.1.1. Contoh bahan berikut brosur/data teknis semua bahan sistem komunikasi dan
perlengkapannya harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk disetujui,
sebelum pengadaan bahan.

3.1.2. Kontraktor wajib menyerahkan daftar bahan yang akan digunakan, seperti
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini, kepada Manajer Proyek untuk
diperiksa dan disetujui.
Daftar bahan meliputi tipe, model, nama pabrik pembuat, jumlah, ukuran dan
data lain yang diperlukan.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


sistem komunikasi kepada Manajer Proyek untuk disetujui.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16720


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-6
BITA

Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan


sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan
waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.

3.2.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus menyampaikannya kepada Manajer Proyek untuk dicarikan jalan
keluarnya.

3.2.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan peralatan,
jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seseksama mungkin.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak
yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja
lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.

3.2.4. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan


Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah
ditentukan.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

3.3.1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan
data lain yang diperlukan serta dilengkapi dengan sertifikat lulus uji pabrik dari
pabrik pembuatnya.

3.3.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat
yang aman dan terlindung dari kerusakan.

3.4. Ketidaksesuaian

3.4.1. Manajer Proyek berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

3.4.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud
bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

Semua bahan yang didatangkan dan akan dipasang harus baru, bebas dari segala
cacat/kerusakan, kualitas terbaik dari produk yang dikenal dan sesuai untuk daerah
tropis.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16720


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-6
BITA

4.2. Sistem Telekomunikasi

4.2.1. Pesawat Telepon

Pesawat telepon tipe IP harus dari tipe desk top multifungsi dengan tombol
tekan dan sesuai dengan tipe IPBX yang ada, seperti buatan LG, Panasonic,
NEC atau yang setara yang disetujui.
Setiap unit harus dilengkapi dengan kabel sepanjang 10meter.

4.2.2. Kotak Kontak (Outlet)

Kotak kontak telepon harus dari tipe rata permukaan (flush mounted) dengan
pelat muka tipe RJ45 lengkap dengan simbol telepon, dari Schneider, Boss,
MK atau Legrand.

4.2.3. Kabel Telepon

a. Kabel dalam Bangunan

Kabel yang keluar dari kotak telepon sampai ke pesawat harus dari jenis
kabel berisolasi PVC dengan pita pelindung statis, seperti tipe R-V (Pe) V,
yang memenuhi ketentuan SNI 04-2077-1990, produksi Voksel,
Kabelindo, Supreme, Kabelmetal, Tranka atau setara, dengan ukuran
kabel sesuai ketentuan Gambar Kerja.

b. Kabel luar Bangunan

Kabel untuk pemasangan luar ruang harus dari kabel fiber optic tipe
multimode 4 core dari ukuran yang sesuai dengan ketentuan dalam
Gambar Kerja seperti buatan Belden, Netviel Prysmian atau yang setara
yang disetujui.
Kabel harus dilengkapi dengan converter dan joint closure.

c. Kabel Tanah

Kabel tanah harus dari tipe isolasi PE dan berlapis aluminium berisi jeli
seperti T-EJ (Pem) E, harus memenuhi ketentuan STEL-K-007 dan SNI
04-2069-1990, produksi Voksel, Kabelindo, Supreme, Kabelmetal atau
yang setara yang disetujui, dengan ukuran kabel sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.

4.1.1. Kotak Distribusi Utama (Main Distribution Frame – MDF)

Kotak dirtribusi utama harus dari tipe pemasangan dan dengan kapasitas
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, harus memiliki karakteristik minimal
sebagai berikut:

- Rumah dibuat dari baja pelat,


- Dilengkapi dengan pintu yang dapat dilepas untuk terminasi kabel,
- Dilengkapi dengan ventilasi pada bagian atas dan bawah untuk sirkulasi
udara dan mencegah kelembaban,

seperti buatan Krone, PT Timur Agung Kencana (Taken) atau yang setara
yang disetujui.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16720


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-6
BITA

4.1.2. Kotak Terminal

Kotak terminal dengan tipe dan kapasitas sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja, harus memiliki karakteristik minimal sebagai berikut :

- Dapat dipasang di tiang atau di dinding,


- Mudah dipasang,
- Ringan dan kuat,
- Kotak dibuat dari resin daur ulang,
- Bagian metal dibuat dari bahan baja anti karat AISI 304,
- Dapat dibuka sampai 90°,
- Tahan terhadap UV dengan proteksi indeks IP 53/54,
- Dapat dikunci,
- Disetujui oleh Telkom,

seperti buatan PT Timur Agung Kencana (Taken) atau yang setara yang
disetujui.

4.1.3. Optical Distribution Panel

Optical distribution panel (ODP) atau kabinet untuk menyimpan switch/hub di


luar bangunan harus memiliki lebar 19”, tipe standing, IP 65, ukuran kabinet
1035mm x 770mm x 460mm (tinggi x lebar x dalam), buatan ZTE atau yang
setara yang disetujui.

4.1. Konduit

Pipa konduit untuk kabel telepon dan kabel data harus sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis 16400.
Diameter pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja atau
disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan di dalamnya.

4.2. Overvoltage Arresters

Kecuali ditentukan lain, overvoltage arrester untuk sitem komunikasi harus diadakan
sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang dengan Kontraktor lain untuk
memastikan semua peralatan dan perlengkapannya dapat dipasang pada
tempat yang telah ditentukan.

5.1.2. Kontraktor harus segera memperbaiki setiap pekerjaan yang dinilai tidak
sesuai oleh Manajer Proyek.

5.1.3. Kontraktor secara teratur harus membuang kotoran dan bahn tak terpakai agar
dapat bekerja dengan aman.

5.1.4. Kontraktor harus menyediakan semua alat kerja, peralatan pemasangan,


peralatan pengujian dan melaksanakan pengujian serta mencatatnya.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16720


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-6
BITA

5.2. Pemasangan Peralatan Sistem Telekomunikasi

5.2.1. Peralatan sistem telekomunikasi harus dipasang dengan benar dan baik
sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dan sesuai
dengan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.

5.2.2. Kabel yang akan ditanam di dalam bagian bangunan (di lantai atau di dinding)
harus ditempatkan di dalam konduit tahan karat seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis 16400.

5.2.3. Untuk ruangan tanpa langit-langit, kabel harus ditempatkan di dalam konduit
atau rak kabel dan diklem ke beton pelat pada setiap jarak 100cm.

5.2.4. Untuk ruang dengan langit-langit, kabel harus ditempatkan di dalam konduit
atau rak kabel dan diklem dengan penggantung ke beton pelat pada setiap
jarak 100cm.

5.2.5. Seluruh kabel harus diberi tanda dengan tanda kabel.

5.2.6. Soket telepon harus ditempatkan pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk dari Manajer Proyek.

5.2.7. Kabel dengan 5 (lima) warna yang berbeda (misalnya kuning/putih,


putih/hitam, putih/hijau, putih/merah, putih/biru) harus digunakan untuk kode
warna pekerjaan marshalling.

5.2.8. Kontraktor harus menyiapkan diagram pemasangan kotak terminal.

5.2.9. Semua kabel komunikasi harus ditempatkan di dalam konduit.

5.2.10. Tinggi maksimal pemasangan kotak terminal sambung ± 160cm dan tinggi
minimal ± 40cm.

5.3. Lapisan Pelindung

5.3.1. Semua bahan yang dipasang harus sudah memiliki lapisan pelindung.

5.3.2. Konduit kabel telekomunikasi dan data harus diberi cat dalam warna sesuai
Skema Warna yang akan diberikan kemudian.
Bahan cat dan cara pengerjaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
09910.

5.4. Pengujian dan Uji Penampilan

5.4.1. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap
perlu oleh Manajer Proyek untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.

5.4.2. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan tenaga kerja untuk pengujian
dan perawatan peralatan pengujian dan perlengkapannya agar tetap dalam
kondisi baik selama waktu pengujian.

5.4.3. Hasil pengujian harus dicatat oleh Kontraktor dan diserahkan secara resmi
kepada Manajer Proyek sebelum serah terima pekerjaan.

5.4.4. Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh
Manajer Proyek.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16720


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-6
BITA

5.5. Manual Pemasangan dan Pemeliharaan

Kontraktor harus menyerahkan Manual Pemasangan dan Pemeliharaan Sistem


Komunikasi sejumlah 3 salinan termasuk aslinya untuk setiap bangunan pada saat
penyelesaian semua pekerjaan. Manual harus dijilid dengan rapi.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16720


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6-6
BITA

SPESIFIKASI TEKNIS

16820

SISTEM TATA SUARA

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja dan pemasangan sistem tata
suara pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini akan meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :

- Public address,
- Pemanggilan kendaraan.
- Pengujian dan pengoperasian seluruh sistem.

2.0 STANDAR/RUJUKAN

2.1. Standar dari Pabrik Pembuat.

2.2. Spesifikasi Teknis:

- 13100 - Sistem Penyalur Petir dan Pembumian.


- 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Data Teknis dan Daftar Bahan

Sebelum diadakan ke lapangan, semua data teknis/brosur bahan-bahan dan peralatan


untuk pekerjaan ini harus diserahkan kepada Manajer Proyek untuk dipelajari dan
disetujui.
Kontraktor harus membuat daftar bahan dan peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Manajer Proyek untuk disetujui.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


sistem tata suara kepada Manajer Proyek untuk disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan
sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan
waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan serta mencakup data-data berikut:

- Nama perangkat tata suara,


- Jumlah unit,
- Tata letak/susunan alat tata suara,
- Dimensi,
- Detail pemasangan dan detail lain yang diperlukan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16820


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 1-6
BITA

3.2.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus menyampaikannya kepada Manajer Proyek untuk dicarikan jalan ke
luarnya.

3.2.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan peralatan,
jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seseksama mungkin.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak
yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja
lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.

3.2.4. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan


Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah
ditentukan.

3.3. Pengujian Pabrik

3.3.1. Semua peralatan sistem tata suara berikut aksesorinya harus sudah diuji di
pabrik pembuatnya sebelum didatangkan ke lokasi pekerjaan.

3.3.2. Hasil pengujian harus digabungkan ke dalam laporan pengujian dan sertifikat
pengujian yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang.

3.4. Pengiriman dan Penyimpanan

3.4.1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan
data lain yang diperlukan.

3.4.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat
yang aman dan terlindung dari kerusakan.

3.5. Ketidaksesuaian

3.5.1. Manajer Proyek berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

3.5.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud
bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian.
Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.

3.6. Garansi

Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajer Proyek, garansi tertulis yang


mencakup bahan dan kelancaran pengoperasian peralatan selama 1 (satu) tahun,
dimulai dari saat penerimaan pengujian pengoperasian. Selama periode ini, Kontraktor
atau pabrik pembuat/pemasok harus memperbaiki atau mengganti dan menanggung
biaya setiap bahan/pekerjaan yang rusak atau cacat.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16820


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 2-6
BITA

4.0 BAHAN-BAHAN

4.1. Umum

4.1.1. Semua perangkat sistem tata suara harus dalam keadaan baru, dilengkapi
sertifikat lulus uji pabrik dan petunjuk pemasangan serta penggunaan dari
pabrik pembuatnya, seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

4.1.2. Semua perangkat sistem tata suara harus dilengkapi dengan data-data
berikut:

- Merek dan nama pabrik


- Tipe
- Tegangan kerja dan frekwensi
- Konsumsi daya
- Impedansi
- Tanggapan frekwensi
- Dimensi
- Dan data lainnya yang diperlukan.

4.2. Sistem Public Address

4.2.1. Sistem public address dari TOA, Panasonis atau Bosch harus terdiri dari
serangkaian peralatan, minimal sebagai berikut:

- Panel monitor
- Mixer amplifier
- Power amplifier
- Selektor pengeras suara
- Pengeras suara kolom dan horn
- Rak perangkat dan aksesori

4.2.2. Perangkat di atas harus memiliki karakteristik sesuai standar pabrik pembuat
yang disetujui dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam Gambar
Kerja.

4.3. Pemanggilan Kendaraan (Car Call).

4.3.1. Pemanggilan kendaraan (car call) dari TOA, Panasonis atau Bosch harus
terdiri dari serangkaian perangkat, minimal sebagai berikut:

- Mixer amplifier
- Horn loudspeaker
- Paging microphon car call

4.3.2. Perangkat di atas harus memiliki karakteristik sesuai standar pabrik pembuat
yang disetujui dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam Gambar
Kerja.

4.4. Kabel

Kabel untuk system tata suara harus dari tipe NYMHY dipasang di dalam konduit,
produksi Jembo, Voksel atau Yamanaka

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16820


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 3-6
BITA

4.5. Bahan Elektrikal

Bahan-bahan elektrikal seperti kabel daya, kabel kontrol, kotak penyambung, konduit,
soket dan lainnya harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis 16400.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Semua perangkat sistem tata suara harus dipasang sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya dan Gambar Detail Pelaksanaan yang
disetujui serta diagram pengkabelan yang telah disetujui, dengan tetap
memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.

5.1.2. Pengkabelan dan penempatan kabel harus memenuhi persyaratan Spesifikasi


Teknis 16400.

5.2. Public Address dan Pemanggilan Kendaraan

5.2.1. Pengeras suara langit-langit, pengeras suara kolom, corong pengeras harus
dipasang menyebar pada seluruh bangunan seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

5.2.2. Pengontrol volume suara harus dilengkapi saklar relay override selama
panggilan.

5.2.3. Sistem pemanggilan/paging system ditempatkan pada tempat-tempat seperti


ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan pada posisi penyetelan volume
amplifier, dengan volume control bypass menggunakan relay override dan
saklar pada setiap kontrol volume.

5.2.4. Sistem pemanggilan digunakan untuk pengumuman atau selama keadaan


darurat tanda kebakaran dan atau evakuasi.

5.3. Pemasangan

5.3.1. Umum

Semua perangkat utama yang yang saling berhubungan satu sama lain harus
ditempatkan pada ruang khusus seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.3.2. Rak Perangkat

- Rak harus dipasang bersisian dan dibaut bersama atau terpisah.


Perangkat dengan fungsi yang sama harus dikelompokan bersama,
secara vertikal atau bersisian.
- Bagian kosong pada rak perangkat harus ditutup dengan panel kosong
sehingga seluruh bagian muka rak terisi penuh dengan panel.
- Masukan audio dan inter-koneksi harus dibuat dengan kabel terlindung
dan konektor tusuk kontak. Sambungan keluaran dapat dengan tipe
terminal sekrup.
- Semua sambungan ke suplai daya harus menggunakan tusuk kontak dan
kotak kontak yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16820


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 4-6
BITA

- Masukan, sambungan keluaran, titik pengujian dan relay harus mudah


dicapai pada bagian belakang rak untuk kemudahan pemeliharaan dan
pengujian.
- Setiap perangkat harus dapat dengan mudah dikeluarkan dari rak tanpa
mengganggu sambungan-sambungan atau perangkat lainnya.

5.4. Pengkabelan

Kabel harus dipasang dalam konduit atau rak kabel sesuai ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis 16400.
Pengkabelan untuk mikrofon, pembumian, pengeras suara dan kabel daya harus
dipisahkan satu sama lain dengan isolasi dan pelindung metal.
Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.

5.5. Pembumian

Semua pembumian harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 13100.


Antena harus dibumikan secara terpisah.

5.6. Pengujian dan Uji Penampilan

5.6.1. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap
perlu oleh Manajer Proyek untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan dan seluruh
peralatan harus lulus uji fungsional.

5.6.2. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran,


pengujian dan uji penampilan.

5.6.3. Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh
Manajer Proyek.

5.6.4. Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji
kesinambungan.

5.6.5. Pengujian sistem tata suara harus menggunakan peralatan ukur yang sesuai
dengan kebutuhan, pengujian secara indera kasat mata dan telinga sama
sekali tidak diperkenankan.

5.7. Uji Penerimaan

Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji penerimaan/


acceptance test, dengan prosedur pengujian yang disetujui, untuk menunjukkan
bahwa semua perangkat bekerja dan beropeasi dengan baik sesuai ketentuan.
Kontraktor harus memberitahukan Pemilik Proyek 15 hari sebelum pelaksanaan uji
penampilan.
Uji penerimaan akan meliputi memperoleh dan menerima berita pada stasiun tertentu,
pada tingkat volume yang baik, tanpa campuran suara dari sumber lain atau unit lain.

5.8. Pemeliharaan dan Pengoperasian Peralatan

5.8.1. Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan dalam
Kontrak. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk
mengatasi segala kerusakan-kerusakan serta kekurangan-kekurangan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16820


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 5-6
BITA

5.8.2. Kontraktor wajib menyerahkan kepada Pemilik Proyek, 3 (tiga) bulan sebelum
serah terima, sebanyak 4 (empat) set manual pengoperasian dan
pemeliharaan semua peralatan.

NO. PROYEK : 16.3642 DIVISI : ELEKTRIKAL NO. SPEK : 16820


REVISI :A TANGGAL : November 2016 HALAMAN : 6-6
BITA ENARCON ENGINEERING

HEAD OFFICE
Jl. Pahlawan No.74, Bandung – 40124, West Java, Indonesia
Phone : +62 227202748 (Hunt), Fax: +62 22 7202749
Email : bita@bita.co.id

JAKARTA OFFICE
Jl. Prof DR Satrio No.289, 3rd Floor Karet Kuningan, Jakarta – 12930, Indonesia
Phone : +62 21 5790 1030, 7093 1291, Fax: +62 21 5790 1291
Email : bita-eng@indo.net.id

BALIKPAPAN OFFICE
Jl. Attaka Besar (Pasir Ridge), Komplek Bena Kutai Blok F No.7, Balikpapan 76111
Phone : +62 542 – 7070515 / 7070514, Fax : +62 542 418394
Email : bita_bpn@bita.co.id

YOGYAKARTA OFFICE
Jl. Palagan Tentara Pelajar No.27, Yogyakarta – 55581, Indonesia
Phone / Fax : +62 274 885370
Email : bita_yogya@bita.co.id

Anda mungkin juga menyukai