Lingkup Pekerjaan :
1. Rehab Peningkatan Penataan Ruang Administrasi Kantor
2. Pekerjaan Jalan (Pavingisasi)
3. Pekerjaan Gapura Masuk
4. Pekerjaan Rehab Pagar (Papan Nama)
B. KOORDINASI PEKERJAAN
1. Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan
mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan
Pelaksanaan seperti yang di uraikan di dalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan/atau perbedaan
dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk mendapatkan penyelesaian.
2. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam
kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu
agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/memerinci setiap
pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat
persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis kegiatan/Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran.
3. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-syarat pelaksanaan,
gambar-gambar dan instruksi-instruksi tertulis dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran.
4. PPTK/Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor
pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian dalam pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan
atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
5. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar atau
instruksi tertulis harus diperbaiki atau dibongkar, semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.
C. PERSETUJUAN BAHAN
1. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan sebelum bahan/produk akan
dibeli/dipesan/diprodusir/didatangkan, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi
lapangan/Pengawas lapangan atas bahan/produk tersebut.
2. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas sepenuhnya merupakan
tanggung jawab Kontraktor, atau tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
3. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/ brosur seperti tersebut di atas tidak melepaskan
tanggung jawab Kontraktor dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini untuk mengadakan bahan/
produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan diterima/ disetujuinya
seluruh bahan/ produk tersebut di lapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa seluruh bahan/
produk yang digunakan sesuai contoh brosur yang telah disetujui.
D. GAMBAR KERJA / SHOP DRAWINGS
1. Untuk bagian-bagian pekerjaan di mana gambar pelaksanaan (Construction Drawings) belum cukup
memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan pelaksanaan, Kontraktor wajib untuk
mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci yang akan memperlihatkan cara pelaksanaan
tersebut.
2. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Pengawas lapangan.
Gambar kerja harus diajukan kepada Pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuannya untuk
mana gambar–gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).
3. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemesanan bahan.
E. IJIN PELAKSANAAN PEKERJAAN (REQUEST)
1. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa di mana pelaksanaan pekerjaan berlangsung,
Kontraktor wajib untuk menyerahkan kepada Pengawas lapangan satu rencana mingguan yang berisi
rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu
berikutnya.
2. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor wajib menyerahkan kepada
Pengawas lapangan satu rencana bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai
rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam
bulan berikutnya.
3. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan rencana mingguan maupun bulanan dinilai sama
dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Pengawas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Kontraktor diwajibkan untuk memberitahu
Pengawas lapangan mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.
1. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa berada dalam keadaan rapi
dan bersih.
2. Kontraktor bertanggung jawab atau keamanan di area kerja, termasuk apabila diperlukan tenaga,
peralatan dan atau tanda–tanda khusus.
3. Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan
bahan/meterial dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan
kerja di lokasi dapat tercapai.
PEKERJAAN LANTAI 2
A.9 PEKERJAAN BETON
1. Kolom Kolom Struktur Uk. 25x25 cm (C2)
Kolom Praktis Uk. 12x12 cm (C3)
Mutu Beton K-250
B. PEKERJAAN JALAN
(PAVINGISASI)
1. Pasang pasir urug Pasir urug kasar bawah pasangan
paving
2. Pekerjaan pasang Paving Hexagonal tebal 6 cm K-200
3. Kanstin Nok Beton Uk. 10x20x50 cm
4. Pasir pasang Pasir muntilan untuk pengisi nat
pasangan paving.
5. Tanah urug Padas
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/ dilihat dan tercantum pada Bill Of
Quantity (BQ).
Untuk pekerjaan bongkaran, bahan material dipakai kembali (Pintu P3, P5, J2, rangka kuda-kuda,
gording, usuk dan reng, penutup atap genteng), sedangkan bahan material yang berupa puing-
puing bekas bongkaran dibersihkan dan dibuang.
2. Persyaratan Bahan :
Urugan tanah adalah tanah padas
Pekerjaan Lantai 2
a. Kolom struktur (C2) Ukuran 25x25 cm, (C3) Ukuran 12x12, K-250
b. Ringbalk (B4) Ukuran 20x25 cm, K-250
c. Balok (B1) Ukuran 20x35, K-250
d. Balok Teras (B2) Ukuran 20x50 cm, K-250
e. Balok Talang dan Balok Konsol (B3) Ukuran 15x20 cm, K-250
f. Plat Sirip beton K-175 tebal 8 cm
2. Pengendalian Pekerjaan
Pekerjaan ini harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03, PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964, PBI NI-2 tahun
1971 terutama mengenai :
a. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 3 Pasal 3.1 sampai
dengan Pasal 3.9) ;
b. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 4-5-6 seluruh pasal) ;
c. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV Bab 8 seluruh pasal).
b. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 (≥ Ø 12) dan U-39 menurut PBI 1971 yaitu
baja lunak dengan tegangan leleh 1400 kg/cm2 dan tegangan patah minimum 2400-5-6. Untuk mutu
baja yang menggunakan U-24 terdapat pada jenis tulangan ( polos ) dengan ≥ Ø 12, sedangkan
Untuk mutu baja yang menggunakan U-39 terdapat pada jenis tulangan ( ulir ) dengan Ø > 12.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (Lumpur, lemak dan karat). Kawat
pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
c. Bekisting
- Semua pekerjaan bekisting menggunakan bahan terbuat dari Multiplex dengan ketebalan 9
mm. Balok-balok penyangga berukuran 5/7 cm atau yang lebih dikenal dengan nama balok
kaso, sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang keras.
- Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan kejutan gaya
yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting harus
diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar menghasilkan bidang beton yang rata. Khususnya
untuk pekerjaan balok dan plat lantai harus rapi dan rata dikarenakan untuk pekerjaan dack
compound.
- Celah-celah antara cetakan harus rapat agar pada waktu mengecor air tidak menembus keluar.
Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran.
4. Pelaksanaan Pekerjaan :
b. Pekerjaan Persiapan
Membuat shop drawing dan mengkoordinasikan / melaporkan kepada Konsultan Pengawas,
untuk selanjutnya mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana dan diketahui Pimpinan
Proyek ;
Memeriksa kembali gambar serta perhitungan konstruksi yang dibuat oleh Konsultan Perencana,
jika terdapat hal yang dianggap meragukan serta membahayakan, Kontraktor Pelaksana harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan dilanjutkan kepada Konsultan
Perencana. Sebelum ada kepastian dari kebenaran perhitungan tersebut, Kontraktor Pelaksana
tidak diijinkan meneruskan bagian pekerjaan tersebut.
c. Pekerjaan Penulangan
Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan gambar kerja dan
mengikuti persyaratan yang tercantum di dalam PBI 1971 (Bab 5 pasal 3-4-5) ;
Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sengkang harus dilakukan dengan kuat
menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-tulangan tersebut tidak berubah tempat
selama pengecoran dan penggetaran berlangsung ;
Rangka tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak bebas dari
bekisting atau lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang diperlukan ( antara 2 cm – 3 cm ).
e. Pengecoran
Pengecoran beton dapat dilakukan setelah :
1) Direksi / Pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui acuan / bekisting yang dibuat
2) Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian yang akan di cor,
dan harus bersih dari kotoran
3) Direksi / Pengawas lapangan telah menerima Campuran Beton untuk pengecoran.
Pemadatan struktur plat lantai dan balok dilakukan dengan menggunakan alat penggetar (
Vibrator ) dengan kondisi baik.
Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya Matahari, hujan maupun angin sampai beton
tersebut mengeras dengan baik dan untuk pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan
perawatan sebagai berikut :
1) Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut di bongkar.
2) Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14 hari terus menerus setelah adukan
beton cukup keras.
f. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti petunjuk Konsultan
Pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk dibebani segera. Setelah cetakan
dibongkar permukaan beton diperiksa, jika terdapat permukaan yang cacat akibat
pembungkaran bekisting maupun oleh proses pengecoran maka kontraktor harus segera
memperbaikinya.
Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya 4 ( empat ) hari sebelum cetakan dibuka untuk
bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan lainnya sampai 7 ( tujuh )
hari untuk dinding-dinding pemikul serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul beban dan plat
lantai.
Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera dikumpulkan serta
segera dkeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Seluruh pekerjaan dan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai dengan PBI 1971.
g. Ceklist Pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pengecoran dilakukan, terlebih dahulu kontraktor pelaksana membuat form
cheklist pekerjaan untuk diajukan ke Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk
persetujuan mengenai pekerjaan penulangan. Apabila pada pengecekan penulangan tidak sesuai
dengan gambar kerja, maka terlebih dahulu Kontraktor Pelaksana memperbaiki atau membongkar
pekerjaan tersebut sampai dengan adanya persetujuan dari Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas serta diketahui oleh Kuasa Pengguna Anggaran.
Lingkup pekerjaan seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan pemasangan harus
benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-
gambar persyaratan disini.
2. Pengendalian Pekerjaan :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
PUBI
NI-3-1982
NI-19-1973
SII-0021-1978
NII-88-1972
NI-10-1978.
3. Persyaratan Bahan :
a. Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat terpilih sesuai dengan persyaratan-
persyaratan dalam NI-10-1973. Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut diatas,
maka Ahli dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan-
persyaratan yang ditentukannya.
b. Batu belah / batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-belah
menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
c. Semen portland harus memenuhi NI – 18 (Gresik, Holcim, Tiga Roda).
d. Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2.
e. Air harus memenuhi PBVI - 1982 pasal 9
f. Adukan / spesi untuk seluruh dinding bata merah harus berupa campuran 1 pc : 6 pasir.
g. Adukan / spesi untuk seluruh pasangan pondasi batu belah campuran 1 pc : 5 pasir.
h. Adukan/spesi untuk seluruh pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 6 pasir.
i. Contoh-contoh
- Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud
dapat dibawa ke lapangan kerja untuk dipasang.
- Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada di lapangan akan dilakukan
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas guna keperluan Pengujian.
- Bahan yang tidak sesuai, akan ditolak dan harus segera disingkirkan dari lapangan dalam waktu
2 x 24 jam.
j. Pekerjaan dan Penyimpanan
Bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang disetujui Konsultan
Pengawas, untuk menghindarkan dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap
barang tersebut.
4. Pelaksanaan Pekerjaan :
4.1 Pekerjaan Pasangan pondasi batu belah
- Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 5 pasir.
- Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang terbaik yang dikenal disini , batu
kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak .
- Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan melakukan
pekerjaan lanjutan.
- Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk -bentuk yang di
tunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan sempurna, semua batu harus di pasang
diatas lapisan adukan dan di cetak di tempatnya sehingga tegak. Adukan harus mengisi penuh
rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan integral.
2. Persyaratan Bahan :
Keramik Lantai 1
Ukuran
No Lokasi / Penempatan Warna Type/Merk
Keramik
1. Lantai Teras 40x40 cm Motif KW 1/ Asia tile, Mulia
2. Lantai Ruangan 40x40 cm Polos KW 1/ Asia tile, Mulia
3. Lantai KM/WC 20x20 cm Motif KW 1/ Asia tile, Mulia
4. Dinding KM/WC 20x25 cm Motif KW 1/ Asia tile, Mulia
5. Tangga 40x40 cm Motif KW 1/ Asia tile, Mulia
Keramik Lantai 2
Ukuran
No Lokasi / Penempatan Warna Type/Merk
Keramik
1. Lantai Ruangan 40x40 cm Polos KW 1/ Asia tile, Mulia
Keterangan : (bentuk, motif dan warna keramik menyesuaikan sesuai dengan persetujuan Kuasa
Pengguna Anggaran);
Plafon
- Gypsumboard tebal 9 mm ex. Jayaboard, Knauf.
3. Pelaksanaan Pekerjaan :
3.1 Pekerjaan Pasang Keramik Lantai
- Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, Pemborong wajib mengadakan pengecekan kembali
peil lantai dan kemiringannya disesuaikan dengan gambar kerja dan persyaratan teknis yang sudah
ditentukan.
- Keramik lantai harus dikerjakan secara presisi, rata, rapih, kuat, dan mempunyai permukaan yang
tidak bergelombang, serta didapatkan nat-nat yang lurus dan tegak lurus.
- Didalam pemasangan harus menggunakan rentangan benang yang diukur dengan water pass dan
dipindahkan pada setiap keramik.
- Peil lantai yang diinginkan harus diperiksa betul-betul bila terdapat hal-hal yang berbeda dengan
rencana yang disetujui, maka pelaksanaan pekerjaan ini harus segera dilaporkan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran/Pengawas untuk dicarikan jalan keluarnya.
- Pelaksanaan pemasangan keramik dilaksanakan dengan adukan 1 pc: 5 psr. Pekerjaan finishing
lantai baru dapat dimulai setelah seluruh pekerjaan plafond dan dinding selesai dikerjakan.
- Pola pemasangan keramik bila tidak jelas terdapat pada gambar kerja harus ditanyakan kepada
Kuasa Pengguna Anggaran/Pengawas untuk mendapat penjelasan. Nat antara keramik dibuat
sekecil mungkin dan diisi dengan semen berwarna sama dengan dasar keramik yang dipakai.
Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air hingga tidak muncul gelembung-gelembung
udara kemudian ditiriskan sampai tidak ada lagi air yang menetes.
- Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain. Sedapat mungkin
pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih kecil dari setengah ukuran, kecuali
tercantum dalam gambar Potongan dilakukan tanpa bergerigi.
- Pemasangan keramik wajib memperhatikan nilai estetikanya. Tidak diharuskan untuk membasahi
lantai dengan air secara terus menerus selama satu minggu dan lantai ditutup dengan lembaran
plastik untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
- Lantai keramik yang dipasang harus, sesuai dengan contoh yang sudah disetujui Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengawas.
- Permukaan lantai harus rata dan tidak bergelombang. Garis-garis siar harus lurus dan saling tegak
lurus. Kuasa Pengguna Anggaran/Pengawas berhak untuk menolak bidang keramik yang telah
terpasang apabila tidak memenuhi persyaratan di atas dan resiko penolakan adalah menjadi
tanggung jawab Pemborong.
2. Pengendalian Pekerjaan :
Semua pekerjaan kusen dan pintu alumunium harus dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan
standar-standar antara lain:
The Aluminium Association (AA) ;
Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA) ;
American Society for Testing Materials (ASTM).
Bahan-bahan
Lantai 1
Lantai 2
No Lokasi / Penempatan Bahan Warna Type/Merk
1. Pintu Utama (P1) Kusen Rangka Alumunium 4” Brown ALEXINDO, YKK
Daun Pintu Rangka Alumunium Brown
Kaca Rayband 5 mm
Accessoris Engsel, Handel, Kunci
2. Kusen Jendela Kusen Kayu Ukuran 6/12 cm Kruing
Daun Jendela Rangka Kayu Ukuran 3/7 cm Kruing
Kaca Bening 5 mm
Accesoris Engsel, Hak angin, Kunci
3. Pelaksanaan Pekerjaan :
3.1 Pekerjaan Kusen Pintu Alumunium
a. Pengerjaan
Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standar pengerjaan
disetujui Konsultan Pengawas ;
Pemakaian alat-alat terbaik ;
Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun ;
Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata, bersih dari goresan-goresan, serta cacat-
cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium.
b. Pemasangan
Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini. Setiap sambungan
dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi sealant.
Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodizing, yaitu “rack” atau “gipper” yang timbul di
permukaan aluminium harus dihilangkan.
2. Persyaratan bahan :
3. Pelaksanaan Pekerjaan :
3.1 Pemasangan Rangka Kuda-kuda kayu
- Rangka Kuda-kuda kayu lama dipasang kembali.
- perhatikan tempat sambungan disesuaikan dengan panjang
kayu normal (yang ada di pasaran). Posisi sambungan harus diusahakan sedemi-
kian rupa (pada batang pertemuan).
- Tiap sambungan harus di beri balok kunci sebagai penguat.
- Letak baut + beugel harus di perhatikan ( sesuai gb. kerja yang betul ).
2. Persyaratan Bahan :
a. Pemasangan jaringan instalasi listrik tidak diperkenankan ditanam pada plat lantai melainkan pada
luar plat lantai apabila terjadi konsleting mudah untuk mengontrol. Instalasi pengkabelan dari panel
menuju stop kontak, saklar, untuk instalasi penerangan memakai jenis kabel NYM 3×2,5 mm, 2x2,5 mm
dengan arde. Setiap sambungan kabel tidak diperkenankan menggunakan selotip, tetapi harus
menggunakan konektor khusus/ lasdop.
b. Jaringan listrik dalam dinding harus ditanam dalam pipa PVC pada belokan menggunakan pipa
fleksibel. Pada setiap cabang pengkabelan harus menggunakan boks lengkap dengan tutupnya.
Setiap lampu downlight/ saklar/ stop kontak harus menggunakan boks dus dengan mutu yang bagus
sebagaimana standar kelistrikan.
c. Komponen lampu yang digunakan adalah merek Philips atau Osram, atau setara. Saklar lampu
sesuai dengan jenis penggunaan sesuai gambar, ada yang tunggal, seri, dan saklar kelompok.
Semua komponen tersebut merek Clipsal, Broco atau setara. Stop kontak yang digunakan adalah
buatan Clipsal, Broco atau setara.
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:
NI-3-1970
NI-4
2. Persyaratan Bahan-Bahan :
- Cat tembok untuk bagian luar menggunakan kualitas eksterior
- Cat tembok untuk bagian dalam ruangan/bangunan kualitas interior
-
1. Pengecatan tembok Kualitas interior / eksterior Petalux, Avitex, Envitek
2. Pengecatan plafon Warna putih V-tex, Decolith, Maxilite
3. Pengecatan kayu Kusen, Lisplank, Daun pintu Impra, avian/avitex
3. Pelaksanaan Pekerjaan :
Sebelum dilaksanakannya pengecatan bidang permukaaan yang akan dicat harus dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran-kotoran yang menempel pada bidang yang akan dicat. Pelaksanaaan pengecatan
atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat. Kontraktor
harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan pemakaian cat dari pabrik pembuat cat yang
disetujui Konsultan Pengawas. Apabila diperlukan, Kontraktor harus melakukan konsultasi kepada
pabrik/pengawas teknis pabrik.
2. Persyaratan Bahan :
Pekerjaan Pondasi Footplat
- Pembesian besi ulir SNI D13 mm – 15 cm
- Semen (Gresik, Holcim, Tiga Roda)
- Pasir Muntilan
- Kericak/koral uk. 2/3 cm
2. Persyaratan Bahan :
Pekerjaan Sloof, Kolom
- Pembesian besi Polos SNI d 10 mm, d 12 mm
- Beugel besi polos SNI d 8 mm – 15 cm
Pekerjaan Plat beton
- Pembesian besi polos SNI d 10 mm – 12 cm
- Semen (Gresik, Holcim, Tiga Roda)
- Pasir Muntilan
- Kericak/koral uk. 2/3 cm
2. Persyaratan Bahan :
Pekerjaan Balok Tengah Gapura (B1)
- Pembesian besi polos/ulir SNI D 13 mm dan d12 mm
- Beugel besi polos SNI d 8 mm – 15 cm
- Semen (Gresik, Holcim, Tiga Roda)
- Pasir Muntilan
- Kericak/koral uk. 2/3 cm
2. Persyaratan Bahan :
Pekerjaan Sloof, Kolom dan Ringbalk
- Pembesian besi polos SNI d 10 mm dan d 12 mm
- Beugel besi polos SNI d 8 mm – 15 cm
- Semen (Gresik, Holcim, Tiga Roda)
- Pasir Muntilan
- Kericak/koral uk. 2/3 cm
2. Persyaratan Bahan :
- Urugan tanah (tanah padas)
- Pasir pengisi nat paving (sawuran atas paving) pasir muntilan
- Paving yang digunakan adalah paving hexagonal tebal 6 cm dengan mutu/kualitas paving K-200.
- Kansteen beton Nok Ukuran 10/20x50 cm
3. Pelaksanaan Pekerjaan :
3.1 Urugan Tanah dan Pemadatan
- Khusus untuk urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu diurug dengan tanah urug
yang didatangkan dari luar lokasi (tanah urug padas).
- Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15-20 cm dipadatkan
dengan mesin pemadat/ kompaktor yang diijinkan.
- Seluruh bahan/ material yang akan digunakan untuk urugan harus mendapat persetujuan dari
Pengawas lapangan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa pengawasan
Pengawas lapangan.
M. LAIN-LAIN
Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, kontraktor diwajibkan pula antara lain :
1. Menghitung / mengecek kembali :
a. Bill of Quantity (BQ) yang disampaikan Konsultan Perencana kepada peserta lelang TIDAK
MENGIKAT, hanya sebagai ancar-ancar dalam menghitung, peserta lelang harus menghitung
kembali RAB berdasarkan gambar, RKS serta perubahan-perubahan yang tertuang dalam BA.
Penjelasan Pekerjaan (BA. Aanwijzing).