Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanallah Wata”allah karena berkat dan
rahmatnya, rahman dan rahim-nya, kodrat dan iradat-ntya. Penyusun dapat menyusun
menyelesaikan cerita di desa Tanah Abang Selatan Kecamatan Tanah Abang Selatan, Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir

Terima kasih penyusun ucapkan kepada sesepuh-sesepuh desa atau tetua desa Tanah
Abang Selatan yang telah mengisahkan dan memebrikan informasi tentang desa Tanah Abang
dengan jelas, meskipun ada sedikit kendala tetapi tidak membuat penyusun berhenti
menyelesaikan cerita rakyat ini.

Penyusun juga mengucapkan maaf, apabila cerita yang di buat ini tidak berkenan dengan
keinginan masyarakat d desa Tanah Abang Selatan khususnya dan Kecamatan Tanah Abang
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, karena cerita ini tidak tepat dengan cerita aslinya,
disamping itu juga cerita ini mungkin kurang atau ditambah oleh penyusun.

Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari masyarakat
Tanah Abang dan dari pembaca umumnya. Karena mungkin kisah yang di susun ini jauh dari
kata kesempurnaan

Terima kasih

Hormat Saya

Sakdan.S.Pd
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

Tabel 1.1 Kisah di Tanah Abang

Tabel 1.2 Tali Udin Melawan Belanda

Tabel 1.3 Tuan Rijal Yang Sakti

Tabel 1.4 Asal Mula Tanah Abang


Tanah Abang

Konon pada zaman dahulu kala ada sebuah desa yang cukup ramai. Desa itu terletak disebelah
dusun Tanah Abang Selatan sekarang ini, tepatnya di tepi sungai lematang , di sebelah batang
hari kecil, desa itu bernama Bumi Ayu

Menurut cerita pada masa itu banyak sekali lahir pemuda / pemudi yang gagah berani.
Diantaranya ada nama salah-satu pemuda itu Tali Udin yang kini makamnya dikeramatkan di
Naneng . tokoh keduanya adalah tuan Rijal yang makamnya dikeramatkan dipemakaman umum
atau yang biasa disebut “Puyang Seberang” dusun Tanah Abang Selatan. Masih ada tokoh-tokoh
lainnya seperti “Puyang Siak dan Puyang Panjang, sayang kedua tokoh puyang Siak dan Puyang
Panjang penulis cerita kurang mengetahui tentang riwayat hidup mereka.

Riwayat Tali udin, mnurut sejarah Tali Udin adalah sosok anak muda yang bertubuh kecil,
tubuhnya dihuni penyakit kulit yang biasa di sebut penyakit Kurap, Namun kesaktiannya yang
memiliki ilmu kejayaan saat itu sangat sulit ditandingin alias tiada bandningnya. Konon ilmu itu
di dapatkannya dari betapa di Gua Tulung Sungai Batu Ampar. Sebagai bukti di sana masih
terdapat tanah yang telah menjadi batu berbentuk lekukan punggung manusia yang dapat
menjadi bukti sejarah. Disanalah ia mendapatkan ilmu-ilmu yang dimilikinya, bahkan dengan
mengucapkan “bissmillahirrahmaniirrahim” Tali Udin mampu terbang diatas kain putih, mampu
menahan peluru-peluru senjata Belanda hanya dengan ibu jarinya saja.

Sebelum agama islam masuk ke daerah ini, penduduk pada masa itu memeluk agama Hindu-
Budha warisan leluhur Candi Gedebong Undang yang berada di Desa Bumi Ayu.

Pada masa kesultanan Palembang Darussalam, Belanda mulai masuk wialayh Sumatera Selatan.
Sehingga kesultanan Palembang mencari dan mengumpulkan Pemuda/I yang sakti dan gagah
berani dari berbagai daerah.

Utusan dari kesultanan Palembang berperahu menyelusuri sungai Lematang untuk mencari para
pemuda. Diterimalah tali udin sebagai wakil utusan pemuda dari desa bumi ayu. setelah semua
pemuda berkumpul dari berbafgai desa, akhirnya mereka pulang setela hari siang dan malam hari
mereka berperahu menuju Palembang,mereka tibalah di Palembang.
Mereka tiba di Palembang dan berkumpul di kesultanan,merka di panggil satu persatu untuk
menunjukan kehebatan atau kesaktian mereka masing-masing,singkat cerita tibalah giliran
kesempatan pemuda dari Desa Bumi Ayu,yaitu Tali Udin.Memandang tubuh Tali pendek,kecil
dan kerupan semua orang tertawa mengejek Tali Udin.bahwa sultan pun berkata “apa yang di
lakukan anak seperti ini ?”Tali Udin tersinggung dan langsung pulang. Setelah pertemuan selesai
sultan memanggil sultan memanggil kembali utusan dari desa Bumi Ayu tadi,semua yang hadir
mengatakan bahwa Tali Udin sudah pulang.sultan terkejut “siapa yang mengantarnya dan
mengendarai apa dia pulang?”Merka menjawab,Tali Udin pulang terbang hanya dengan
selembar kain putih. Sultan bertambah kaget dan langsung menyuruh utusannya untuk menjeput
Tali Udin balik (kembali).

Semenjak itulah tali udin dipercaya sebagai pucuk pimpinan untuk menentang kolonuial belanda
di wilayah desa Bumi Ayu.

Semasa hidupnya Tali Udin ditemani oleh seekor anjing. Konon kisahnya Anjing Tali Udin
sebesar kuda karena pada masa itu orang sering mengadu dan menyambung Ayam. Menurut
ceirta Tali Udin sering mengadu Anjing hingga ke desa jemenang, Rambak Kapak Tengah.
Anjing yang dipelihara Tali Udin tidak pernah kalah, karena anjing orang jemenang kecil-kecil.
Pada hari berikutnya orang jemenang menyiapkan seratus ekor Anjing untuk menghadapi anjing
Tali Udin. Tentu saja meskipun Anjing Tali udin besar, namun akhirnya kalah juga.

Asal usul jemenang berasal dari hari je menang atau orang yang tidak mau kalah. Jemenang juga
bergelar rambang Kapak Tengah. Pada zaman dulu orang jemenang mencari pemuda-pemuda
gagah, berbakat dan sakti untuk dijadikan begal atau penyamun.

Setiap bayi lahir laki-laki di Rambang Kapak Tengah. Pada zaman dulu orang jemenang mencari
pemuda-pemuda gagah, berbakat dan sakti untuk dijadikan Begal dan Penyamun.

Setiap bayi lahir laki-laki di Rambang Kapak Tengah diletakan dilumpang atau dibaringkan di
lesung tempat menumbuk padi. Bayi itu dipotong tengah atau dibelah dua bagian . apabila ada
kelainan pada bayi itu atau bayi bayi itu tidak luka maka selamatlah bayi itu. Itulah asal-usul
Rambang Kapak Tengah. Peristiwa di desa Benakat juga melibatkan Tali Udin. Pada masa itu
penduduk warga desa Benakat hampir habis karena dimakan harimau.
Setelah Tali Udin datang kesana untuk melihat kebenaran berita itu, ternyata benar, Tali Udin
pun tinggal disana untuk beberapa hari. Setelah beberapa lama, Tali Udin disana muncullagh
lima ekor auman harimau yang mencari mangsa di desa benakat. Warga yang masih tersisa
menutup pintu rumah mereka karena takut. Tali udin pun turun dari rumah untuk menghadapi
kelima ekor harimau itu.

Kelima ekor harimau itu tidak dapat bergerak di hadapan Tali Udin dan salah-satu harimau itu
disuruh pulang menghadapi raja mereka. Tali Udin berpesan kepada Harimau yang disuruh
pualang tadi “katakanlah kepada rajamu bahwa desa Benakat ada seorang anak yang
menantangnya.” Harimau itu kembali dan melaporkan kisah mereka di desa Benakat. Bahwa
kalau raja tidak datang, keempat aum harimau yang ada di Benakat tidak akan kembali lagi untuk
selama-lamanya. Raja Harimau tersebut tidak terkejut alias kaget bahkan berkata ‘Mengapa
orang tersebut kalian hadapi, dan orang itu bukanlah tandningan kalian”. Rupanya Raja Harimau
sudah tahu bahwa oranfg yang mereka hadapi tak lain Tali Udin.

Akhirnya Raja Harimau Turun Bersama rombongannya dengan membawa sekapur sirih, mereka
datang menghadapi Tali udin untuk meminta maaf lalu mereka berdamai dan terjadilah
perjanjian mereka. Bahwa seluruh anak cucu desa Benakat tidak boleh diganggu atau di makan
oleh harimau, kecuali kata Raja Harimau”kalau orang itu sudah takdirnya mati di makan
harimau”.
TALI UDIN MELAWAN BELANDA

Konon Tali Udin hanya berteman dengan seorang kemudi perahu, hanya dengan menggunakan
perahu kecil Tali Udin menghadapi Armada Belanda. Tatkala Tali udin dihujani oleh peluru, ia
hanya menggunakan tameng kain putih. Setelah penuh perahu Tali udin oleh peluru senjata
Belanda, Tali Udin pun berkata kepada juru mudi “Lautkan perahu kita, rapatkan perahu kita”
setelah sampai perahu Tali Udin pada Kapal Belanda, kapal Belanda Tenggelam.

Bukti sejarah sampai kini kapal-kapal itu masih ada, diantaranya di sungai lematang, di hilir desa
Muara Sungai dan di Sungai Perayun desa Lunas Jaya.

Belanda merasa takut gentar menghadapi Tali Udin. Akhirnya Belanda dengan akal liciknya
mengajak sultan di Palembang mengadakan perundingan dan berdamai dengan Belanda. Belanda
member hadiah lampu emas, piring emas, cangkir emas, dan semua peralatan yang terbuat dari
emas. Dengan jaminan Tali udin tidak boleh diajak berperang. Tali udin mengikuti jalannya
perundinghan tetapi tali udin tidak sependapat dengan sultan. Tali Udin menolak hasil
perundingan. Tali Udin tidak mau menerima semua hadiah pemberian Belanda. Namun, sultan
tertipu dan tergiur dengan tawaran dan hadiah-hadiah dari Belanda.

Sultan pun setuju dengan hasil perundingan dengan cara sepihak tanpa mufakat dengan Tali
Udin.

Tali Udin pulang membawa kekecewaan. Namun, dikemudian hari Belanda tetap menguasai
seluruh wilayah di Palembang. Setiap kapal Belanda masuk desa Bumi Ayu, kapal-kapal itu
member signal atau tanda bunyian seruling kapal. Karena Tali Udin seorang ksatria pantang
melanggar sumpah. Dia tidak mau melihat dan mendengar suara bahkan hingga akhir hayatnya
beliau menetap di Naneng. Itulah sebabnya ia mendapatkan gelar Puyang Naneng. Sedikit kisah
perjalanan hidup Tali Udin.
TUAN RIJAL YANG SAKTI

ASAL MULA TANAH ABANG

Awal mulanya desa Tanah Abang belum ada desa Tanah Abang dan sekitarnya, yang ada
hanyalah dusun Bumi Ayu. Dusun Bumi Ayu terletak di tepi sungai lematang, tepatnya di
seberang dusun 1 Tanah AbangSelatan sekarang ini.

Sebelum merdeka sudah banyak pendatang para perantau dari pulau jawa datang ke daerah ini.
Bagi perantau yang ingin bertani atau untuk berkebun, mereka mencari tuan-tuan tanah untuk
berkebun. Kebun-kebun mereka kebanyakkan terletak di desa Tanah Abang Selatan yang saat itu
masih belantara.

Dikala mereka dikunjungi ataupun bertemu dengan penduduk asli. Bila mereka bertanya “kamu
berkebun di lahan atau tanah siapa?” mereka pun menjawab “tuh, di Tanah Abang” setiap kali
ada yang bertanya itulah jawaban mereka yang artinya mereka berkebun di tanah kakak.

Lama kelamaan penduduk desa Bumi Ayu banyak yang berpuindah karena tanah di pinggir/ tepi
sungai lematang terjadi erosi tanah longsor di tambah lagi factor ekonomi. Karena sejak zaman
dahulu rakyat Bumi Ayu umumnya mata pencaharian mereka sehari-hari adalah menyadap karet
atau mantang (red) sedang diwilayah seberang sungai lematang tidak ada tanah lain karena setiap
tahun wilayah ini dilanda banjir. Semua lading penduduk terletak wilayah di Tanah Abang atau
Kecamatan Tanah Abang sekarang ini.

Mereka tetap menamakan desa mereka desa Bumi Ayu. Sebagai lagi pindah ke daerah
perkebunan perantau. Berasal dari itulah terbentuknya kampong kecil yang mereka sebut
kampong Tanah Abang karena para perantau menumpang berkebun di tanah-tanah milik abang-
abang mereka.

Asal kata menumpang berkebun di tanah kakak itulah menjadi nama “Desa Tanah Abang.” Desa
Bumi Ayu kurang perkembangannya. Tanah kakaklah semakin hari semakin berkembang dan
kini sudah menjadi ibu kota kecamatan.
ASAL MULA MUARA SUNGAI

alkisah pada zaman dahulu Nenek moyang orang Tanah Abang membuat perahu “Bahanan” atau
“Perahu Jalur”, di tenagh hutan setiap hari ia bekerja melobangi balok kayu yang akan dijadikan
perahu.

Namun, Nenak Moyang kebingungan setiap pagi ia akan bekerja, ada tanda bekas pekerjaan
orang lain melubangi balok kayu itu membantu Nenek Moyanng membuat perahu tanpa
sepengathuannya. Sedangkan alat-alat yang di gunakan untuk membuat perahu masih tersimpan
rapi di tempat biasa.

Setelah tiga hari iktu berturut-turut ikut berpartisipasi membuat perahu, Nenek Moyang pun
penasaran ingin tahu siapa yang nimbrung untuk membuat perahu. Nenek Moyang sengaja
pulang tidak terlalu petang, Nenek Moyang pura-pura pulang dan mengintip mengintai dari jauh
untuk mengehathui orang yang nimbrung tersebut. Setelah diintai tak lama kemudian muncullah
seorang tanpa sehelai benang pun di tubuhnya datang ketempat itu.

Ternyata orang itu suka meniru apapun yang dilakukan oleh Nenek Moyang orang Tanah Abang.
Tetapi saying bentuk dan cirri-ciri orang tersebut kurang jelas sejarah dan kisahnya.

Setelah tahu dan melihat tingkah laku orang itu, Nenek Moyang langsung pulang dan mencari
akal dan cara untuk menangkap orang tersebut.

Keesokan harinya nenek moyang mulai mencoba menerapkan akal dan cara (untuk menangkap
orang tersebut) yang sudah didapat dan dipersiapkannya dengan harapan orang itu meniru apa
yang dilakukan beliau.

Nenek Moyang mulai bekerja empat gulungan dari rotan, dua diantaranya apabila kedua lututu
ditekukan atau duduk dengan berjongkok kedua rotan itu bias dimasukkan ke lutut ditekukan
atau duduk dengan berjongkok kedua rotan itu bias dimasukkan ke lutut yang keduanya lagi
untuk di susupkan pada kedua siku. Nenek moyang pura-pura pulang dengan meninggalkan
gulungan-gulungan rotan itu.

Setelah diintainya taka lama kemudian orang itupun datang dan meniru memasukkan kedua rotan
itu kelututnya orang itu meniru apa saja yang dilakukan oleh Nenek Moyang.
Begitu seluruh gulungan rotan tadi sudah terpasang di kedua lutut dan kedua siku orang itu,
orang tersebut terkejut dan terguling terperangkap oleh Nenenk Moyang. Orang itupun tergulung
tak berdaya.

Kemudian orang itu di bawa ke dusun, sesampai di dusun tubuhnya yang dekil sdan tak terurus
dibersihkan, dirawat dan dipelihara, dibimbing serta diajari cara-cara hidup mahnusia layaknya.
Kemudian diajari berbicara setelah dirasa mampu untuk hidup secara normal. Singkat cerita,
suudah seeprti manusia biasa (normal) . orang itu dicarikan istri, dia disuruh berladang dan diberi
sebidang tanah oleh Nenek Moyang yang terletak sebelah hilir desa Muara Sungai sekarang ini.
Dari anak cucu keturunan orang tanpa sehelai bennag itulah terjadinya desa Muara Sungai

Anda mungkin juga menyukai