Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN II

Judul : Karbohidrat
Tujuan : Untuk mengidentifikasi terdapatnya karbohidrat dalam suatu sampel
Hari/Tanggal : Jumat/11 Maret 2022
Tempat : Laboratorium Kimia Organik/Biokimia FKIP ULM Banjarmasin

I. DASAR TEORI

Pada umumnya karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam
pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida yang tidak larut dalam
air. Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula.
Kebanyakan monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa adalah gula pereduksi. Sifat
mereduksi disebabkan adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul larutannya
(Lehninger, 1982). Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama. Jumlah kalori yang
dapat dihasilkan oleh 1 g karbohidrat adalah 4 kal (kkal). Beberapa golongan karbohidrat
menghasilkan serat-serat yang berguna bagi pencernaan. Karbohidrat mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan
lain-lain (Yasrin & Mukaromah, 2018). Karbohidrat adalah disakarida (berasal dari bahasa
latin yaitu gula. Senyawa sakarida adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi yang
mengandung unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), dengan rumus empiris total
(CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida diantaranya glukosa dengan
rumus molekul (C6H12O6) (Maggy & Thenawidjaja, 1990). Karbohidrat memiliki peranan
penting yaitu sebagai sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Sumber-sumber
karbohidrat berasal dari padi-padian atau serelia, umbi-umbian, kacang-kacangan kering dan
gula. Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)n atau (CH2O)n. Secara alami ada tiga
bentuk karbohidrat yang terpenting yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Polisakarida merupakan kelompok yang paling banyak di alam (Nurfadilah, Yuntarso, &
Herawati, 2019).
Sintesis kimia karbohidrat memungkinkan berbagai metode untuk otomotis rantai
oligosakarida yang meningkatkan kebutuhan penyusun karbohidrat. Produksi penyusun
karbohidrat ini disintesis dengan menggunakan glikan dalam mensintesis monosakarida
secara selektif dan otomatis (Pan, Cai, Liu, & Linhardt, 2020). Karbohidrat termasuk dalam
penyusun dasar berbagai gula dan serat yang ditemukan di alam. Karbohidrat berperan dalam
menjaga proses metabolisme dan integritas struktural organisme hidup (Shum, Asha, &
Narain, 2021). Karbohidrat menyediakan energi untuk banyak reaksi dan proses yang
mengalir di dalam sel. Dalam karbohidrat, organisme dapat mengatur metabolisme sesuai
dengan ketersediaan komponen makanan. Efek fisiologi karbohidrat tergantung pada jenis
dan dosisnya. Asupan karbohidrat yang rendah dapat membatasi energi organisme yang
tersedia (Ramesh, Neethu, & Harini, 2019).
Analisis kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas reaksi-reaksi warna yang
dipengaruhi oleh produk-produk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan
berbagai senyawa organik, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari
gugusan hidroksil yang berdekatan. Reaksi dengan asam-asam kuat seperti asam sulfat,
hidroklorat, dan fosfat pada karbohidrat menghasilkan pembentukan produk terurai yang
berwarna. Beberapa analisis kualitatif karbohidrat yang sering dilakukan adalah Uji Molisch,
Uji Seliwanof, Uji Antron, dan Uji Fenol (Fitriana & Fitri, 2020).
1. Uji Molisch
Uji Molisch dilakukan untuk mengetahui keberadaan karbohidrat dalam suatu zat.
menggunakan αnapthol yang dapat membantu dalam memberikan warna ungu/violet pada
suatu senyawa karbohidrat. Sedangkan H2SO4 akan membantu menghidrolisis karbohidrat
sehingga mengalami dehidrasi menjadi gugus furfural. Gugus furfural inilah yang akan
membentuk cincin berwarna ungu apabila uji positif mengandung karbohidrat (Lestari,
Sukrama & Suardana, 2019).
2. Uji Antron
Uji antron merupakan uji umum untuk karbohidrat. Antron yang merupakan bentuk
keton dari 9-hidroksiantraen, bereaksi dengan karbohdirat dan menghasilkan suatu produk
yang berwarna hijau atau hijau biru (Syahmani, 2022).
3. Uji Pikrat
Gula-gula pereduksi mengubah asam pikrat menjadi asam pikramat. Asam pikrat bersifat
larut dalam air dan memiliki nilai pKa 0.38. gula pereduksi (contohnya glukosa) mampu
bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana basa membentuk asam pikramat dan asam
glukonat. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan asam pikrat mampu mengisolasi
karbohidrat juga selain gelatin (Suseno & Roswiem, 2018).
4. Uji Iodin
Uji iodin dilakukan untuk mendeteksi adanya karbohidrat jenis polisarida. Reaksi yang
menghasilkan perubahan warna antara yodium dan polimer dari glukosa (dekstrin dan pati)
digunakan untuk mendeteksi keberadaannya dalam suatu sampel Dekstrin akan memberikan
reaksi warna merah ke ungu dengan yodium (Safitri & Roosdiana, 2021).
Uji iodin dapat dilakukan dengan menggunakan amilum. Mula-mula amilum dilarutkan
dalam air sampai terbentuk suspensi. Kemudian, suspensi ini dipanaskan hingga membentuk
koloid. Jika larutan kolid ditetesi iodin, maka akan terbentuk warna biru yang berasal dari
senyawa kompleks yang terbentuk dari amilosa (yang terlarut dalam air) dengan larutan
iodin. Adapun amilopektin tidak membentuk senyawa kompleks dengan larutan iodin ini
(Sutresna, 2007).
5. Uji Benedict
Sampel yang diuji benedict bertujuan untuk menentukan gula pereduksinya, serta
menguji larutan tersebut merupakan monosokarida atau polisakarida, karena uji benedict
akan negatif jika diuji dengan polisakarida (Galung, 2021)
6. Uji Barfoed
Pereaksi Barfoed terdiri dari kupri asetat dan asam asetat. Endapan merah oranye
menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel. Pereaksi barfoed digunakan untuk
membentuk senyawa kompleks berwarna dengan karbohidrat (Adlina, Rahmawati & Yuliana,
2021).

DAFTAR PUSTAKA DASTER


Adlina, Rahmawati, & Yuliana. (2021). The Use Of Tofu Waste As A Nutrition Subsitution
In Media Growth Of Staphylococcus Aureus. Journal Of Pharmacopolium, 4(2), 57-66.
Fitriana, Y. A., & Fitri, A. S. (2020). Analisis Kadar Vitamin C Pada Buah Jeruk
Menggunakan Metode Titrasi Iodometri. Sainteks, 17(1), 27-32.
Galung, F, S. (2021). Analysis of Carbohydrate Content (Glucose).Journal Of Agritech
Science, 5(1), 13-21.
Lehninger. (1982). Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Lestari, N, K, L., Sukrama, D, M., & Suardana, I, W. (2019). Karakteristik Fisikokimia dan
Uji Aktivitas Antimikroba Bakteriosin dari Isolat Bakteri Asam Laktat 15B Hasil
Isolasi Kolon Sapi Bali. Buletin veteriner Udayana,11(1), 65-70.
Maggy, & Thenawidjaja. (1990). Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Nurfadilah, Yuntarso, A., & Herawati, D. (2019). Perbandingan Metode Standar Nasional
Indonesia dan Nonstandar Nasional Indonesia dalam Penentuan Kadar Karbohidrat
Total. Jurnal Sains Health, 3(2), 37-41.
Pan, L., Cai, C., Liu, C., & Linhardt, R. J. (2020). Recent Progress and Advanced
Technology in Carbohydrate-Based Drug Development. Biotechnology Journal,
69(10), 191-198.
Ramesh, B. Y., Neethu, B. K., & Harini, B. P. (2019). Carbohydrate and Protein are an
Attribute to Enhance the Life-History Determinants in Droshopila. International
Journal of Advanced Research, 2(1), 527-536.
Safitri, A., & Roosdiana, A. (2021). Biokimia Bahan Alam : Analisis dan Fungsi. Jakarta :
Media Nusa Creative Publishing.
Shum, C., Asha, A. B., & Narain, R. (2021). Carbohydrate Biosensors and Aplications.
Science and Chemical Engineering Journal, 26(5), 112-126.
Suseno, D., Roswiem, A, P. (2018). Isolasi Dan Identifikasi Gelatin pada Sediaan Obat
Tablet yang tidak Berbahan Aktif Protein. Jurnal EnviScience, 2(2), 85-90.
Sutresna, N, (2007). Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XII. Jakarta : Grafindo Media
Pratama.
Syahmani .(2022). Panduan Praktikum Biokimia. Banjarmasin : FKIP ULM.
Yasrin, & Mukaromah, A. H. (2018). Proses Hidrolisis Onggok dengan Variasi Asam pada
Pembuatan Etanol. Jurnal Nasional Unimus, 2(3), 20-25.

Anda mungkin juga menyukai