KERJA PRAKTEK
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Disusun Oleh :
Nama : Raka Shidqi Fadllika
Nim : 15522278
Perancangan Ulang Tata Letak PASTY (Pasar Satwa dan Tanaman Hias
Yogyakarta) Untuk Mengurangi Kepadatan Lalu Lintas Dalam Pasar
(Studi Kasus PASTY)
Disusun Oleh:
Nama: Raka Shidqi Fadllika
Nim: 15522278
Perancangan Ulang Tata Letak PASTY (Pasar Satwa dan Tanaman Hias
Yogyakarta) Untuk Mengurangi Kepadatan Lalu Lintas Dalam Pasar
(Studi Kasus PASTY)
Disusun Oleh:
Nama: Raka Shidqi Fadllika
Nim: 15522278
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala atas berkat rahmat dan nikmat-Nya sehingga program kerja praktek dan
penyusunan laporan kerja praktek dengan judul “Perancangan Ulang Tata Letak
PASTY (Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta) Untuk Mengurangi Kepadatan
Lalu Lintas Dalam Pasar” dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa sholawat dan salam
senantiasa penulis panjatkan kepada Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya hingga akhir zaman yang telah
berjuang dan membimbing kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang
benderang untuk menggapai ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Pelaksanaan Kerja Praktek merupakan salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar
sarjana Strata Satu pada program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia. Kerja Praktek ini bertujuan untuk menyelaraskan ilmu
yang telah diperoleh dibangku kuliah dengan realita yang terjadi di dunia industri.
Harapan yang ingin dicapai setelah melakukan kerja praktek ini adalah, penulis mampu
menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan baik.
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak Muhamamd Ridwan Andi Purnomo, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Jurusan
Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia.
3. Bapak Dr. Taufiq Immawan, S.T., M.M. selaku Ketua Program Studi S1 Teknik
Industri Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.
4. Bapak Danang Setiawan, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian Kerja Praktek
serta memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Bapak Dedi Suryaman, S.T. selaku pembimbing Kerja Praktek yang telah memberi
arahan dan bimbingan serta telah meluangkan waktunya untuk konsultasi dan
pengambilan data pada saat melakukan Kerja Praktek di UPT PASTY.
6. Orang tua penulis, Bapak Wisnu Adi dan Ibu Inah Nuroniah yang telah
memberikan doa, semangat, dan motivasi selama melaksanakan Kerja Praktek.
7. Seluruh pegawai DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA
YOGYAKARTA yang telah memberikan informasi dan penjelasan dengan ramah.
8. Muhammad Panji Domily selaku partner Kerja Praktek di UPT PASTY yang sudah
bekerjasama dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
9. Kawan-kawan Teknik Industri UII dan semua pihak yang telah mendoakan dan
membantu proses penyelesaian laporan Kerja Praktek. Semoga kebaikan-kebaikan
yang diberikan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga laporan
kerja praktek ini dapat digunakan sebagai mana mestinya serta berguna khususnya bagi
penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
PENDAHULUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kerja Praktek ini antara lain:
1. Umum
Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa dalam rangka menerapkan atau
membandingkan serta menganalisis teori dan pengetahuan dengan kondisi yang
sebenarnya di lapangan.
2. Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah
sebagai berikut.
a. Melakukan analisis terhadap sistem yang ada pada perusahaan berdasarkan teori
dan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.
b. Memahami secara umum kegiatan – kegiatan yang ada di perusahaan.
c. Merancang serta memodelkan usulan sistem baru untuk pengembangan sistem
lama di perusahaan.
Pada penulisan laporan Kerja Praktik ini terdapat beberapa batasan yang bertujuan
agar solusi yang ditawarkan berfokus pada permasalahan yang ada serta agar
penelitian ini dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Adapun batasan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Kerja Praktik yang dilakukan terbatas pada ruang lingkup keilmuan Teknik Industri
di UPT PASTY.
2. Gambaran umum mengenai instansi yang dijelaskan dalam kerja praktik ini adalah di
UPT PASTY secara keseluruhan dan khususnya di Pasar Satwa dan Tanaman Hias.
3. Luaran dari penelitian ini adalah Perancangan Ulang Tata Letak PASTY Untuk
Mengurangi Kepadatan Lalu Lintas Dalam Pasar.
Hasil penelitian yang dilakukan selama melaksanakan Kerja Praktik dapat menjadi
masukan bagi instansi terkait dalam menentukan kebijakan maupun keputusan pada
masa yang akan datang khususnya dalam bidang teknologi dan industri.
PROFIL INSTANSI
Setelah itu di dalam Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 1959 pasal 8 sebagai
nomor A3579/M/SK/1959 merupakan bagian dari Dinas Perindustrian Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kemudian berdaasarkan surat keputusan kepala Daerah
Istimewa Yogyakarta nomor 14/K/1960 pada 14 Maret 1960 terbentuklah Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kemudian pada 14 Januari 2009 pindah di jalan
Kusumanegara nomor 9 Yogyakarta.
1. Visi
Terwujudnya Sektor Perindustrian dan Perdagangan sebagai Pusat Pengembangan
Perekonomian, Wisata dan Edukasi.
2. Misi
a. Mengembangkan industri kreatif dan menengah berbasis komoditas unggulan
daerah.
b. Mengembangkan industri kreatif dan IKM yang berwawasan lingkungan.
c. Meningkatkan promosi dan pengembangan perdagangan.
d. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian perdagangan.
e. Mempertahankan Kota Yogyakarta sebagai daereah tertib ukur (DTU) dalam
rangka pengawasan dan pengamanan perdagangan.
f. Mewujudkan sarpras, kebersihan, keamanan, dan ketertiban pasar yang mampu
mengikuti perkembangan dan kenyamanan pengguna pasar.
g. Mewujudkan penataan pemanfaatan lahan yang produktif dan inovatif guna
mendukung optimalisasi pendapatan.
h. Meningkatkan pemberdayaan pedagang pasar tradisional
i. Meningkatkan pendapatan melalui sistem yang mampu mengikuti
perkembangan teknologi.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta memiliki kantor pusat yang
berada di kota Yogyakarta. Lokasi Kantor Pusat Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Yogyakarta berada di Jalan Pabringan No. 1 Ngupasan,
Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, kode pos 55122.
Gambar 2.2 Peta Lokasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta
Kemudian untuk UPT PASTY berlokasi di Jl. Bantul KM.1 No.141, Gedongkiwo,
Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55142 atau
terletak disebelah selatan PASTY Zona Tanaman.
Unit kerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta terbagi menjadi
10 bagian, yaitu :
1. Bidang Bimbingan Teknis dan Sarana Produksi Perindustrian
2. Bidang Bimbingan Usaha, Pengendalian dan Pengawasan Perdagangan
3. Bidang Sarana, Prasarana, Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban Pasar
4. Bidang Penataan, Pengembangan dan Pendapatan Pasar
5. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Logam
6. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemungutan Retribusi Wilayah I
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemungutan Wilayah Retribusi II
8. Unit Pelaksana Teknis (UP) Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta
9. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Bisnis
10. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Metrologi Legal
2.6 Tugas dan Fungsi
Manajemen operasi adalah bidang manajemen yang fokus pada produksi barang,
serta menggunakan alat dan teknik khusus untuk memecahkan masalah produksi.
(Daft, Richard L., 2006). Kegiatan menciptakan produk dan jasa tersebut dilakukan
di dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah organsisasi kegiatan menciptakan produk
dan jasa dilakukan secara terstruktur. Selain pengertian diatas, manajemen operasi
dapat didefinisikan sebagai sistem manajemen atau serangkaian proses dalam
pembuatan produk atau penyediaan jasa. (Stevenson, William J., 2009).
Pada sistem manajamen operasi ini akan dijelaskan mengenai proses bisnis,
manajemen sumber daya manusia (human capital management), dan sistem
informasi manajemen dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta.
Menurut Paul Harmon (2003) menyatakan bahwa proses bisnis adalah serangkaian
aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis dimana mencakup inisiasi input,
transformasi dari suatu informasi, dan menghasilkan output. Menurut Weske (2007)
sebuah proses bisnis terdiri dari serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
koordinasi di lingkungan bisnis dan teknis. Serangkaian kegiatan ini bersama-sama
mewujudkan strategi bisnis. Suatu proses bisnis biasanya diberlakukan dalam suatu
organisasi, tapi dapat juga saling berinteraksi dengan proses bisnis yang dilakukan
oleh organisasi lain.
Dalam proses INDAG.01 atau tentang peningkatan pengelolaan pasar rakyat terdiri dari
3 sub poin kegiatan yaitu INDAG.01.01 tentang peningkatan pemeliharaan sarana
prasarana kebersihan, keamanan, dan ketertiban pasar lalu pada INDAG.01.02 atau
tentang peningkatan penataan, pengembangan dan pendapatan pasar dan yang terakhir
yaitu INDAG.01.03 atau tentang pengembangan pusat bisnis.
Proses INDAG.01 ini berkaitan juga pada poin-poin yang ada diproses pendukung dan
proses manajemen, dimana poin-poin tersebut menjadi sumber dari input dan output
pada proses INDAG.01 ini. Sebagai contoh berdasarkan gambar diatas, pada INDAG.01
ini memiliki input berupa draft peraturan dan output berupa penetapan peraturan yang
bersumber pada INDAG.04.
Dalam proses INDAG.02 atau tentang peningkatan pengelolaan pasar rakyat yang juga
sebagai salah satu dari 3 poin pada proses utama terdiri dari 1 sub poin kegiatan yaitu
INDAG.02.01 tentang pembinaan dan pengendalian perdagangan.
Sama halnya dengan INDAG.01, pada poin proses INDAG.02 ini juga berkaitan dengan
poin-poin yang ada diproses pendukung dan proses manajemen, dimana poin-poin
tersebut menjadi sumber dari input dan output pada proses INDAG.02 ini. Sebagai
contoh berdasarkan gambar diatas, pada INDAG.02 ini memiliki input draft peraturan
dan output penetapan peraturan yang bersumber pada INDAG.04.
Dalam proses INDAG.03 atau tentang pengembangan perindustrian terdiri dari 2 sub
poin kegiatan yaitu INDAG.03.01 tentang pembinaan perindustrian dan INDAG.03.02
tentang pengembangan industri logam.
Sama halnya dengan INDAG.01 dan INDAG.02, pada poin proses INDAG.03 ini juga
berkaitan dengan poin-poin yang ada diproses pendukung dan proses manajemen,
dimana poin-poin tersebut menjadi sumber dari input dan output pada proses
INDAG.03 ini. Sebagai contoh berdasarkan gambar diatas, pada INDAG.03 ini
memiliki input draft peraturan dan output penetapan peraturan yang bersumber pada
INDAG.04.
3.2 Human Capital Management
Secara harfiah, human capital berarti modal manusia dalam bahasa Indonesia. Human
capital merupakan nilai tambah kepada SDM dari suatu organisasi setiap hari melalui
motivasi, komitmen, kompetensi, serta efektivitas kerja tim.
Dalam hal manajemen human capital yang ditemukan di perusahaan, konsep ini berarti
proses menginvestasikan skill, knowledge, dan nilai organisasi kepada anggotanya.
Sehingga human capital dapat diartikan sebagai kekayaan pengetahuan, keterampilan,
dan nilai yang ada di dalam diri manusia (dalam hal organisasi terhadap SDM-nya).
3.2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang
dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007). Struktur organisasi yang baik dapat
menciptakan kenyamanan dan kekompakan dalam kerja. Struktur organisasi pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut :
3.2.2 Job Description
1. Kepala Dinas
Kepala dinas mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perindustrian dan perdagangan. Kepala Dinas mempunyai beberapa fungsi, antara lain;
pengkoordinasian perumusan kebijakan teknis, pengkoordinasian penyelenggaraan
urusan pemerintah dan pelayanan umum, pengkoordinasian penyelenggaraan urusan,
pengkoordinasian pembinaan dan pelaksanaan tugas, pengkoordinasian pembinaan dan
pelaksanaan tugas, pengkoordinasian pengelolaan kesekreariatan meliputi perencanaan,
umum, kepegawaian keuangan, evaluasi dan pelaporan; dan pengkoordinasian
pelaksanaan pengawasan, pengendalian evaluasi dan pelaporan di bidang perindustrian
dan perdagangan.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan
mengendalikan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, evaluasi
dan pelaporan bidang umum, perlengkapan, kepegawaian, dan keuangan. Untuk
melaksanakan tugas, secretariat mempunyai fungsi: penyiapan bahan koordinasi,
pengolahan data dan penyusunan program kerja di lingkungan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan; penyiapan bahan administrasi, akuntansi dan peloran keuangan;
pengelolaan administrasi kepegawaian; pengelolaan persuratan, tata naskah dinas,
kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, perjalanan dinas, kehumasan dan protokol; dan
penyiapan bahan penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan program kerja dinas.
3.2.4 Penggajian
Sistem penggajian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta
dilakukan setiap awal bulan yaitu tanggal 1 di setiap bulannya, sedangkan nominal gaji
yang diberikan sesuai dengan lamanya waktu bekerja dan jabatan, yang sudah diberikan
pemotongan berupa BPJS Tenaga kerja bagi pegawai honorer dan BPJS Kesehatan yang
sudah di subsidi oleh pemerintah bagi Pegawai Negeri Sipil. Pemberian gaji sebanyak
12
TUGAS KHUSUS
Pasar adalah salah satu pusat transaksi jual dan beli dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Sejalan dengan dinamika kegiatan perekonomian masyarakat,
menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan keberadaan pasar tradisional
maupun modern. Keberadaan pasar tradisional bila dibandingkan dengan pasar
modern masih memiliki kekurangan. Beberapa kondisi tersebut antara lain adalah
lokasi yang terkadang menyebabkan kemacetan arus lalu lintas, kumuh, kurang
tertata, terbatasnya runag pada lapak yang sempit, kurangnya tempat sampah, terlalu
banyaknya pedagang pinggir jalan, lemahnya pengelolaan, dan fasilitas penyimpanan
dengan infrastruktur pasar yang tidak memadai (Mahendra, 2008). Kondisi seperti
ini menimbulkan rasa kurang nyaman dari pengunjung yang akan berbelanja di pasar
tradisional. Akan tetapi keberadaan pasar tradisional masih memiliki peran dan
potensi yang cukup signifikan dalam perekonomian masyarakat, bila mengingat
bahwasanya mayoritas masyarakat masih gemar berbelanja melalui pasar tradisional.
Wujud dari eksistensi pasar tradisional dapat dilihat pada Pasar Satwa dan
Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY). Meningkatnya aktifitas masyarakat dalam
kegiatan mengkoleksi berbagai jenis hewan dan tanaman hias menyebabkan
keberadaan PASTY menjadi penting. Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta
masih menunjukkan kondisi yang terbilang kurang tertata antara lain jumlah
pedagang yang kian meningkat, pengelolaan lahan yang belum efektif dan penataan
bangunan yang masih buruk. Fungsi Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta
juga menimbulkan kurang seimbangnya runag aktivitas dagang dimana terjadi
perpindahan dan pembukaan lapak dagang di sembarang tempat yang menyebabkan
adanya ruang-ruang yang tidak dimanfaatkan pada lokasi pasar induk.
Pasar Satwa memiliki luas tanah 15.605 m 2 dan luas bangunan 5.500 m2.
Fasilitas yang tersedia pada Pasar Satwa yaitu terdapat kios, toilet, mushola, tempat
parkir, tempat pembuangan kotoran satwa/komposter, layanan pengaduan, pos
penjagaan, pos Kesehatan hewan dan layanan air siap minum. Pasar Satwa menjual
bermacam jenis burung yaitu terdapat burung beo, burung nuri, burung kakak tua,
burung kutilang, burung perkutut, burung anis merah, burung merpati, love bird,
burung cucak rowo, dan lain-lain. Para pedagang di Pasar Satwa juga menjual
berbagai macam perlengkapan untuk memelihara burung seperti pakan kering, pakan
basah (ulat, jangkrik dan semut) dan sangkar burung. Terdapat juga aneka satwa lain
yang dijual seperti anjing, kucing, hamster, kelinci, ikan hias, unggas dan ular.
Jumlah pedagang di Pasar Satwa adalah sebagai berikut :
Terdapat 214 total pedagang di Pasar Satwa, ini menunjukkan bahwa banyak
limbah kotoran yang dihasilkan oleh satwa-satwa yang dijual. Kotoran ini menjadi
polusi udara, berbau tidak sedap, dan dapat mengganggu kenyamanan para
pengunjung apabila tidak dibuang pada tempat yang semestinya. Kotoran satwa juga
bisa menjadi bibit penyakit apabila tidak diolah dan dibiarkan begitu saja. Pengelola
Pasar Satwa menyediakan komposter sebagai tempat untuk menampung dan
mengolah kotoran satwa. Komposter juga mampu mencegah penularan bibit
penyakit oleh satwa dan lokasi dari komposter tersebut jauh dari jangkauan supaya
tidak mencemari udara di sekitar lokasi perdaganagan. Namun para pedagang banyak
yang belum memanfaatkan komposter tersebut secara optimal sehingga komposter
tidak digunakan dan dibiarkan terbengkalai. Banyak dari pedagang yang membuang
limbah kotoran satwa di tempat sampah dan ada juga yang membuangnya di selokan.
Sejatinya tempat sampah dan selokan bukan tempat yang tepat untuk membuang
kotoran satwa karena dapat mencemari lingkungan sekitar. Para pedagang perlu
mendapatkan edukasi tentang pembuangan limbah kotoran satwa supaya pedagang
lebih memperhatikan pengelolaan limbah kotoran satwa,
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya pemerintah dalam melakukan revitalisasi adalah langkah yang sangat tepat.
Karena revitalisasi pasar memberikan dampak positif bagi sebagian besar pedagang dari
segi kenyamanan melihat infrastruktur PASTY lebih modern, penataan kios yang
teratur, tata ruang lingkungan pasar yang lebih lenggang, serta sarana prasarana yang
lebih memadai dan tepat guna. Implikasi dari program revitalisasi ini terbukti mampu
meningkatkan eksistensi dari PASTY melalui fasilitas dan desain gaya bangunan yang
futuristik. Pasca revitalisasi, PASTY juga menjadi lebih bersih, teratur dan tertib
sehingga mampu meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi pasar.
a. Penjualan
Penjualan menjadi hal yang sangat fundamental demi meningkatkan
pendapatan para pedagang. Berdasarkan wawancara dan penelitian
dengan para pedagang di PASTY, sebagian besar pedagang sepakat
bahwa revitalisasi mampu meningkatkan kapasitas penjualan mereka.
Salah satunya disebabkan oleh penataan ruang pasar yang mengalami
perubahan secara signifikan. Hal itu ternyata cukup kredibel dalam
menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja di PASTY.
b. Keuntungan
Dari sisi keuntungan, para pedagang di PASTY memberikan tanggapan
bahwa setelah dilakukan revitalisasi, keuntungan mereka meningkat
pesat. Ramainya para pengunjung setiap hari, khususnya di akhir pekan
dan hari libur nasional membuat penjualan mereka kian melonjak.
Bahkan tidak jarang pedagang yang kehabisan stok barang sehingga para
pembeli harus rela kembali mengunjungi PASTY di kemudian hari demi
menanti barang yang diinginkan tersedia kembali.
c. Penghasilan
Penghasilan adalah tujuan akhir dari segala upaya yang dilakukan oleh
para pedagang. Mayoritas pedagang menyatakan bahwa mereka mendapatkan
penghasilan yang peningkatannya tak terduga dari hasil upaya revitaliasasi ini.
Banyak dari pedagang yang menceritakan tentang penghasilan dari berjualan di
pasar yang lama itu tak seberapa, dan pasca revitalisasi ini mereka
mendapatkan penghasilan yang cukup bahkan lebih dari cukup.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwasanya dari sisi
penjualan, keuntungan dan penghasilan pedagang, upaya revitalisasi PASTY
ini sangat berdampak positif bagi sebagian besar pedagang di pasar tradisional
Ngasem, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Saran
1. Untuk pihak UPT PASTY perlu melakukan upaya lebih lanjut dalam
meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan pasar seperti
memperhatikan kelayakan fasilitas serta kondisi sarana prasarana pasar yang
mengalami degradasi atau kecacatan. Hal tersebut sangat penting dilakukan
demi kenyamanan dalam keberlangsungan aktivitas jual beli antara
pedagang dan masyarakat yang berkunjung. Selain itu dari segi keamanan
dan pengawasan, pihak UPT PASTY harus meminimalisir segala resiko
buruk yang bakal terjadi di lingkungan pasar.
2. Untuk para pedagang di PASTY, hendaknya bersikap kooperatif dan
bersedia mengikuti arahan dari pihak UPT PASTY perihal menjaga
kebersihan, ketertiban dan keamanan pasar.