Anda di halaman 1dari 34

i

ANALISIS DAMPAK REVITALISASI PASTY (PASAR SATWA DAN


TANAMAN HIAS YOGYAKARTA) TERHADAP PENGEMBANGAN
FASILITAS PASAR DAN PENDAPATAN PEDAGANG
(Studi Kasus PASTY)

KERJA PRAKTEK
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Disusun Oleh :
Nama : Raka Shidqi Fadllika
Nim : 15522278

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Perancangan Ulang Tata Letak PASTY (Pasar Satwa dan Tanaman Hias
Yogyakarta) Untuk Mengurangi Kepadatan Lalu Lintas Dalam Pasar
(Studi Kasus PASTY)

Disusun Oleh:
Nama: Raka Shidqi Fadllika
Nim: 15522278

Yogyakarta, 8 Oktober 2020 Menyetujui,


Pembimbing Lapangan Kerja Praktek

(Dedi Suryaman, S.T)


LEMBAR PENGESAHAN

Perancangan Ulang Tata Letak PASTY (Pasar Satwa dan Tanaman Hias
Yogyakarta) Untuk Mengurangi Kepadatan Lalu Lintas Dalam Pasar
(Studi Kasus PASTY)

Disusun Oleh:
Nama: Raka Shidqi Fadllika
Nim: 15522278

Yogyakarta, 10 April 2019


Menyetujui,
Dosen Pembimbing Kerja Praktek

(Danang Setiawan, S.T., M.T.)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta

(Dr. Taufiq Immawan S.T., M.M)


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala atas berkat rahmat dan nikmat-Nya sehingga program kerja praktek dan
penyusunan laporan kerja praktek dengan judul “Perancangan Ulang Tata Letak
PASTY (Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta) Untuk Mengurangi Kepadatan
Lalu Lintas Dalam Pasar” dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa sholawat dan salam
senantiasa penulis panjatkan kepada Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya hingga akhir zaman yang telah
berjuang dan membimbing kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang
benderang untuk menggapai ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Pelaksanaan Kerja Praktek merupakan salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar
sarjana Strata Satu pada program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia. Kerja Praktek ini bertujuan untuk menyelaraskan ilmu
yang telah diperoleh dibangku kuliah dengan realita yang terjadi di dunia industri.
Harapan yang ingin dicapai setelah melakukan kerja praktek ini adalah, penulis mampu
menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan baik.

Dalam penyusunan laporan Kerja Praktek di UPT PASTY Penulis banyak


mendapatkan bantuan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak Muhamamd Ridwan Andi Purnomo, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Jurusan
Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia.
3. Bapak Dr. Taufiq Immawan, S.T., M.M. selaku Ketua Program Studi S1 Teknik
Industri Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.
4. Bapak Danang Setiawan, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian Kerja Praktek
serta memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Bapak Dedi Suryaman, S.T. selaku pembimbing Kerja Praktek yang telah memberi
arahan dan bimbingan serta telah meluangkan waktunya untuk konsultasi dan
pengambilan data pada saat melakukan Kerja Praktek di UPT PASTY.
6. Orang tua penulis, Bapak Wisnu Adi dan Ibu Inah Nuroniah yang telah
memberikan doa, semangat, dan motivasi selama melaksanakan Kerja Praktek.
7. Seluruh pegawai DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA
YOGYAKARTA yang telah memberikan informasi dan penjelasan dengan ramah.
8. Muhammad Panji Domily selaku partner Kerja Praktek di UPT PASTY yang sudah
bekerjasama dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
9. Kawan-kawan Teknik Industri UII dan semua pihak yang telah mendoakan dan
membantu proses penyelesaian laporan Kerja Praktek. Semoga kebaikan-kebaikan
yang diberikan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga laporan
kerja praktek ini dapat digunakan sebagai mana mestinya serta berguna khususnya bagi
penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 8 Oktober 2020

Raka Shidqi Fadllika


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri merupakan salah satu penggerak perekonomian di Indonesia. Peran lembaga


pendidikan untuk ikut serta dalam menyumbangkan pemikiran dan karya nyata
dalam membangun bangsa dan negara dari sektor industri juga sangat diperlukan.
Berdasarkan hal tersebut, menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
profesional dalam bidangnya merupakan salah satu luaran yang harus dicapai oleh
lembaga pendidikan.

Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta


menyadari akan keterkaitan yang besar antara dunia kampus dan dunia usaha yang
merupakan suatu tali rantai yang saling terkait. Pelaksanaan kuliah Kerja Praktek ini
merupakan salah satu model untuk mendekatkan keterkaitan dan kesepadanan antara
pengetahuan di perkuliahan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Kuliah Kerja
Praktek merupakan alternatif dalam menerapkan kurikulum nasional sebagai mata
kuliah yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang profesional dalam
bidangnya. Mata kuliah Kerja Praktek merupakan bentuk perkuliahan melalui
kegiatan bekerja langsung di lapangan kerja.

Kerja Praktek (KP) adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di masyarakat


maupun di perusahaan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan melihat
relevansinya di dunia kerja serta mendapatkan umpan balik dari perkembangan ilmu
pengetahuan dari masyarakat maupun jalur pengembangan diri dengan memahami
bidang ilmu tertentu dan aplikasinya.
1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kerja Praktek ini antara lain:
1. Umum
Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa dalam rangka menerapkan atau
membandingkan serta menganalisis teori dan pengetahuan dengan kondisi yang
sebenarnya di lapangan.
2. Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah
sebagai berikut.
a. Melakukan analisis terhadap sistem yang ada pada perusahaan berdasarkan teori
dan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.
b. Memahami secara umum kegiatan – kegiatan yang ada di perusahaan.
c. Merancang serta memodelkan usulan sistem baru untuk pengembangan sistem
lama di perusahaan.

1.3 Batasan Kerja Praktik

Pada penulisan laporan Kerja Praktik ini terdapat beberapa batasan yang bertujuan
agar solusi yang ditawarkan berfokus pada permasalahan yang ada serta agar
penelitian ini dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Adapun batasan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Kerja Praktik yang dilakukan terbatas pada ruang lingkup keilmuan Teknik Industri
di UPT PASTY.
2. Gambaran umum mengenai instansi yang dijelaskan dalam kerja praktik ini adalah di
UPT PASTY secara keseluruhan dan khususnya di Pasar Satwa dan Tanaman Hias.
3. Luaran dari penelitian ini adalah Perancangan Ulang Tata Letak PASTY Untuk
Mengurangi Kepadatan Lalu Lintas Dalam Pasar.

1.4 Manfaat Kerja Praktik

Manfaat yang didapatkan berbagai pihak yang bersangkutan dari


terselenggarakannya program Kerja Praktik ini antara lain:
1.4.1 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

a. Sebagai referensi maupun pembaruan informasi terkait perkembangan teknologi


dan industri di Indonesia.
b. Membina kerjasama yang baik antara lingkungan akademis dengan lingkungan
kerja.

1.4.2 Manfaat Bagi Instansi

Hasil penelitian yang dilakukan selama melaksanakan Kerja Praktik dapat menjadi
masukan bagi instansi terkait dalam menentukan kebijakan maupun keputusan pada
masa yang akan datang khususnya dalam bidang teknologi dan industri.

1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dan data-data yang


diperoleh selama Kerja Praktik kedalam sebuah laporan Kerja Praktik.
b. Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan pengalaman yang di
dapat dari kerja praktik untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan tugas akhir.
c. Mengenalkan dan membiasakan mahasiswa terhadap suasana kerja sebenarnya
sehingga dapat membangun etos kerja yang baik.
d. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang kondisi real dunia kerja dan
memiliki pengalaman terlibat langsung dalam akivitas industri.
BAB II

PROFIL INSTANSI

2.1 Status Kepemilikan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta dibentuk berdasarkan


Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta dan dilanjutkan dengan Peraturan
Walikota Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Yogyakarta merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah dalam
urusan perindustrian dan perdagangan.

Gambar 2.1 Logo Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta

2.2 Sejarah Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta pada awalnya dibentuk


dengan nama Caraultalis Burcam Vaunhijeun, pada tahun 1920. Setelah itu oleh
Jepang diganti dengan nama Kantor Kerajinan pada tahun 1922. Barulah bulan
September 1994 oleh Jepang Kantor Kerajinan diserahkan pada pemerintah
kesultanan di kantor Lepas
Pamirdyan Ekonomi semula tetap dengan nama Kantor Kerajinan atau Lapas
Pakaryan Ekonomi. Pada Agustus 1945 berdirilah pemerintah Republik Indonesia.
Sejak berlakunya undang-undang nomor 1 tahun 1994 pasal 2, pemerintahan
kesultanan mengatur rumah tangga sendiri. Nama Lapas Pamirdyan Ekonomi
dirubah menjadi Jawatan Perekonomian dan Kantor kerajinan menjadi bagiannya.

Dalam undang-undang nomor 3 tahun 1950 bab II pasal 4 disebutkan bahwa,


Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengurusi urusan kerajinan dalam negri,
perindustrian dan koperasi. Maka surat keputusan Jawatan Perekonomian Daerah
Istimewa Yogyakarta diganti dengan nama Jawatan Dalam Perindustrian dan
Koperasi. Berdasarkan surat keputusan Kepala Daerah nomor 1 tahun 1950, Jawatan
Kerajinan Dalam Perindustrian dan Koperasi berganti nama menjadi Dinas
Perindustrian Perekonomian Daerah Yogyakarta dengan 3 bagian yaitu bagian
umum, bagian perindustrian dan bagian perdagangan dalam negri.

Setelah itu di dalam Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 1959 pasal 8 sebagai
nomor A3579/M/SK/1959 merupakan bagian dari Dinas Perindustrian Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kemudian berdaasarkan surat keputusan kepala Daerah
Istimewa Yogyakarta nomor 14/K/1960 pada 14 Maret 1960 terbentuklah Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kemudian pada 14 Januari 2009 pindah di jalan
Kusumanegara nomor 9 Yogyakarta.

Pada peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 3 tahun 2015 tentang


Kelembagaan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menetapkan
pemisahan. yang semula Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM) menjadi dua lembaga yang terpisah, yaitu Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah (UKM).

2.3 Visi Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

1. Visi
Terwujudnya Sektor Perindustrian dan Perdagangan sebagai Pusat Pengembangan
Perekonomian, Wisata dan Edukasi.
2. Misi
a. Mengembangkan industri kreatif dan menengah berbasis komoditas unggulan
daerah.
b. Mengembangkan industri kreatif dan IKM yang berwawasan lingkungan.
c. Meningkatkan promosi dan pengembangan perdagangan.
d. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian perdagangan.
e. Mempertahankan Kota Yogyakarta sebagai daereah tertib ukur (DTU) dalam
rangka pengawasan dan pengamanan perdagangan.
f. Mewujudkan sarpras, kebersihan, keamanan, dan ketertiban pasar yang mampu
mengikuti perkembangan dan kenyamanan pengguna pasar.
g. Mewujudkan penataan pemanfaatan lahan yang produktif dan inovatif guna
mendukung optimalisasi pendapatan.
h. Meningkatkan pemberdayaan pedagang pasar tradisional
i. Meningkatkan pendapatan melalui sistem yang mampu mengikuti
perkembangan teknologi.

2.4 Lokasi Instansi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta memiliki kantor pusat yang
berada di kota Yogyakarta. Lokasi Kantor Pusat Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Yogyakarta berada di Jalan Pabringan No. 1 Ngupasan,
Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, kode pos 55122.

Gambar 2.2 Peta Lokasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta
Kemudian untuk UPT PASTY berlokasi di Jl. Bantul KM.1 No.141, Gedongkiwo,
Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55142 atau
terletak disebelah selatan PASTY Zona Tanaman.

Gambar 2.3 Peta Lokasi UPT PASTY

2.5 Unit Kerja

Unit kerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta terbagi menjadi
10 bagian, yaitu :
1. Bidang Bimbingan Teknis dan Sarana Produksi Perindustrian
2. Bidang Bimbingan Usaha, Pengendalian dan Pengawasan Perdagangan
3. Bidang Sarana, Prasarana, Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban Pasar
4. Bidang Penataan, Pengembangan dan Pendapatan Pasar
5. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Logam
6. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemungutan Retribusi Wilayah I
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemungutan Wilayah Retribusi II
8. Unit Pelaksana Teknis (UP) Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta
9. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Bisnis
10. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Metrologi Legal
2.6 Tugas dan Fungsi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta dibentuk berdasarkan


Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta dan dilanjutkan dengan Peraturan
Walikota Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2016 tentang  Pembentukan Susunan
Organisasi ,Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Yogyakarta merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah dalam
urusan perindustrian dan perdagangan. Dinas mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan otonomi dan tugas pembantuan di bidang
Perindustrian dan Perdagangan.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
Dinas mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Perindustrian dan Perdagangan.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang Perindustrian dan Perdagangan.
c. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan urusan di bidang Perindustrian dan
Perdagangan.
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Perindustrian dan Perdagangan.
e. Pengelolaan kesekretariatan meliputi perencanaan umum, kepegawaian, keuangan,
evaluasi dan pelaporan.
f. Pelaksanaan pengawasan,pengendalian evaluasi, dan pelaporan di bidang
perindustrian dan perdagangan.
BAB III

DESKRIPSI SISTEM INDUSTRI

3.1 Sistem dan Manajemen Operasi

Manajemen operasi adalah bidang manajemen yang fokus pada produksi barang,
serta menggunakan alat dan teknik khusus untuk memecahkan masalah produksi.
(Daft, Richard L., 2006). Kegiatan menciptakan produk dan jasa tersebut dilakukan
di dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah organsisasi kegiatan menciptakan produk
dan jasa dilakukan secara terstruktur. Selain pengertian diatas, manajemen operasi
dapat didefinisikan sebagai sistem manajemen atau serangkaian proses dalam
pembuatan produk atau penyediaan jasa. (Stevenson, William J., 2009).

Pada sistem manajamen operasi ini akan dijelaskan mengenai proses bisnis,
manajemen sumber daya manusia (human capital management), dan sistem
informasi manajemen dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta.

3.1.1 Proses Bisnis

Menurut Paul Harmon (2003) menyatakan bahwa proses bisnis adalah serangkaian
aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis dimana mencakup inisiasi input,
transformasi dari suatu informasi, dan menghasilkan output. Menurut Weske (2007)
sebuah proses bisnis terdiri dari serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
koordinasi di lingkungan bisnis dan teknis. Serangkaian kegiatan ini bersama-sama
mewujudkan strategi bisnis. Suatu proses bisnis biasanya diberlakukan dalam suatu
organisasi, tapi dapat juga saling berinteraksi dengan proses bisnis yang dilakukan
oleh organisasi lain.

Berikut merupakan gambaran proses bisnis dari Dinas Perindustrian dan


Perdagangan Kota Yogyakarta :
Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, proses bisnis terdiri dari 3
proses yaitu proses utama, proses pendukung, dan proses manajamen. Dimana pada
proses utama terdiri dari 3 poin kegiatan yaitu INDAG.O1 tentang peningkatan
pengelolaan pasar rakyat, INDAG.02 tentang pengawasan, pengendalian, promosi dan
pengembangan perdagangan, INDAG.03 tentang pengembangan perindustrian. Lalu
pada proses pendukung juga terdapat 3 poin kegiatan antara lain yaitu INDAG.04
tentang pengelolaan peraturan perundang-undangan, INDAG.05 tentang pengelolaan
data dan informasi, INDAG.06 tentang pengelolaan pelayanan dan informasi publikasi.
Pada proses manajemen juga terdapat 3 poin antara lain yaitu INDAG.07 tentang
pengelolaan keuangan, INDAG.08 tentang pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian dan INDAG.09 tentang pengelolaan dan perencanaan, evaluasi dan
pelaporan.
Kemudian dari ketiga proses tersebut memiliki 3 input yaitu kebijakan atau regulasi
sebagai pemerintah, lalu permintaan informasi, konsultasi dan layanan yang ditujukan
untuk pedagang, UKM dan IKM, dan yang terakhir permintaan informasi, kerja sama,
dan layanan ditujukan untuk dunia usaha. Pada proses bisnis ini selain terdapat input
tentunya juga memiliki output yang terdiri dari 3 poin antara lain akuntabilitas atau
pelaporan sebagai pemerintah, layanan administrasi, pelatihan, fasilitasi yang ditujukan
untuk pedagang, UKM, dan IKM, kemudian output yang terakhir yaitu berupa MOU,
data, dll yang ditujukan untuk dunia usaha.
Adapun penjelasan untuk tiap poin kegiatan dalam proses bisnis utama di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta sebagai berikut :

Dalam proses INDAG.01 atau tentang peningkatan pengelolaan pasar rakyat terdiri dari
3 sub poin kegiatan yaitu INDAG.01.01 tentang peningkatan pemeliharaan sarana
prasarana kebersihan, keamanan, dan ketertiban pasar lalu pada INDAG.01.02 atau
tentang peningkatan penataan, pengembangan dan pendapatan pasar dan yang terakhir
yaitu INDAG.01.03 atau tentang pengembangan pusat bisnis.
Proses INDAG.01 ini berkaitan juga pada poin-poin yang ada diproses pendukung dan
proses manajemen, dimana poin-poin tersebut menjadi sumber dari input dan output
pada proses INDAG.01 ini. Sebagai contoh berdasarkan gambar diatas, pada INDAG.01

ini memiliki input berupa draft peraturan dan output berupa penetapan peraturan yang
bersumber pada INDAG.04.

Dalam proses INDAG.02 atau tentang peningkatan pengelolaan pasar rakyat yang juga
sebagai salah satu dari 3 poin pada proses utama terdiri dari 1 sub poin kegiatan yaitu
INDAG.02.01 tentang pembinaan dan pengendalian perdagangan.

Sama halnya dengan INDAG.01, pada poin proses INDAG.02 ini juga berkaitan dengan
poin-poin yang ada diproses pendukung dan proses manajemen, dimana poin-poin
tersebut menjadi sumber dari input dan output pada proses INDAG.02 ini. Sebagai
contoh berdasarkan gambar diatas, pada INDAG.02 ini memiliki input draft peraturan
dan output penetapan peraturan yang bersumber pada INDAG.04.
Dalam proses INDAG.03 atau tentang pengembangan perindustrian terdiri dari 2 sub
poin kegiatan yaitu INDAG.03.01 tentang pembinaan perindustrian dan INDAG.03.02
tentang pengembangan industri logam.

Sama halnya dengan INDAG.01 dan INDAG.02, pada poin proses INDAG.03 ini juga
berkaitan dengan poin-poin yang ada diproses pendukung dan proses manajemen,
dimana poin-poin tersebut menjadi sumber dari input dan output pada proses
INDAG.03 ini. Sebagai contoh berdasarkan gambar diatas, pada INDAG.03 ini
memiliki input draft peraturan dan output penetapan peraturan yang bersumber pada
INDAG.04.
3.2 Human Capital Management
Secara harfiah, human capital berarti modal manusia dalam bahasa Indonesia. Human
capital merupakan nilai tambah kepada SDM dari suatu organisasi setiap hari melalui
motivasi, komitmen, kompetensi, serta efektivitas kerja tim.

Dalam hal manajemen human capital yang ditemukan di perusahaan, konsep ini berarti
proses menginvestasikan skill, knowledge, dan nilai organisasi kepada anggotanya.
Sehingga human capital dapat diartikan sebagai kekayaan pengetahuan, keterampilan,
dan nilai yang ada di dalam diri manusia (dalam hal organisasi terhadap SDM-nya).
3.2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang
dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007). Struktur organisasi yang baik dapat
menciptakan kenyamanan dan kekompakan dalam kerja. Struktur organisasi pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut :
3.2.2 Job Description

1. Kepala Dinas
Kepala dinas mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perindustrian dan perdagangan. Kepala Dinas mempunyai beberapa fungsi, antara lain;
pengkoordinasian perumusan kebijakan teknis, pengkoordinasian penyelenggaraan
urusan pemerintah dan pelayanan umum, pengkoordinasian penyelenggaraan urusan,
pengkoordinasian pembinaan dan pelaksanaan tugas, pengkoordinasian pembinaan dan
pelaksanaan tugas, pengkoordinasian pengelolaan kesekreariatan meliputi perencanaan,
umum, kepegawaian keuangan, evaluasi dan pelaporan; dan pengkoordinasian
pelaksanaan pengawasan, pengendalian evaluasi dan pelaporan di bidang perindustrian
dan perdagangan.

2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan
mengendalikan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, evaluasi
dan pelaporan bidang umum, perlengkapan, kepegawaian, dan keuangan. Untuk
melaksanakan tugas, secretariat mempunyai fungsi: penyiapan bahan koordinasi,
pengolahan data dan penyusunan program kerja di lingkungan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan; penyiapan bahan administrasi, akuntansi dan peloran keuangan;
pengelolaan administrasi kepegawaian; pengelolaan persuratan, tata naskah dinas,
kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, perjalanan dinas, kehumasan dan protokol; dan
penyiapan bahan penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan program kerja dinas.

3. Bidang Bimbingan Usaha, Pengendalian dan Pengawasan Perdagangan


Bidang Bimbingan Usaha, Pengendalian dan Pegawasan Perdagangan dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan
program bidang Bimbingan Usaha, Pengendalian dan Pengawasan Perdagangan. Untuk
melaksanakan tugas, Bidang Bimbingan Usaha, Pengendalian dan Pengawasan
Perdagangan mempunyai beberapa fungsi: pelaksanaan kebijakan dan penyiapan bahan
koordinasi penyusunan program kerja; perencanaan program kegiatan, penyusunan
petunjuk teknis dan naskah dinas; pengkoordinasian, pengembangan dan fasilitasi
program kerja; pembinaan, pengawasan dan pengendalian program kerja; pelaksanaan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan program kerja di bidang Bimbingan Usaha,
Pengendalian dan Pengawasan Perdagangan.

4. Bidang Bimbingan Teknis dan Sarana Produksi Perindustrian Bidang Bimbingan


Teknis dan Sarana Produksi Perindustrian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
memiliki tugas membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan program bidang
Bimbingan Teknis dan Sarana Produksi Perindustrian. Untuk melaksanakan tugas,
Bidang Bimbingan Teknis dan Sarana Produksi Perindustrian mempunyai fungsi:
pelaksaanaan kebijakan dan penyiapan bahan koordinasi penyusunan program kerja;
perencanaan program kegiatan, penyusunan petunjuk teknis dan naskah dinas;
pengkoordinasian, pengembangan dan fasilitasi program kerja; pembinaan, pengawasan
dan pengendalian program kerja; pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
program kerja di bidang Bimbingan Teknis dan Sarana Produksi Perindustrian.

5. Bidang Sarana Prasarana, Kebersihan, Keamanan dan Keteriban Pasar


Bidang Sarana Prasarana, Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban Pasar dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan
program di bidang Sarana Prasarana, Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban Pasar.
Terdapat beberapa fungsi untuk melaksanakan tugas, Bidang Sarana Prasarana,
Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban Pasar, antara lain: pelaksanaan kebijakan dan
penyiapan bahan koordinasi penyusunan program kerja; perencanaan program kegiatan,
penyusunan petunjuk teknis dan naskah dinas; pengkoordinasian, pengembangan dan
fasilitas program; pembinaan, pengawasan, dan pengendalian program; pelaksanaan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan program di bidang Sarana Prasarana, Kebersihan,
Keamanan dan Ketertiban Pasar.

6. Bidang Penataan, Pengembangan dan Pendapatan Pasar


Bidang Penataan, Pengembangan dan Pendapatan Pasar dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan program bidang
Penataan, Pengembangan dan Pendapatan Pasar. Terdapat beberapa fungsi untuk
melaksanakan tugas, Bidang Penataan, Pengembangan dan Pendapatan Pasar, antara
lain: pelaksanaan kebijakan dan penyiapan bahan koordinasi penyusunan program kerja;
perencanaan program kegiatan, penyusunan petunjuk teksnis dan naskah dinas;
pengkoordinasian, pengembangan dan fasilitasi program; pembinaan, pengawasan dan
pengendalian program; pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program di
bidang Penataan, Pengembangan dan Pendapatan Pasar.

7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) PASTY


Unit Pelaksana Teknis (UPT) PASTY merupakan unsur pelaksana tugas teknis
operasional dan atau kegiatan teknis penunjang tertentu pada Dinas dibidang
pengelolaan
pasar satwa dan tanaman hias. UPT PASTY dipimpin oleh seorang kepala UPT yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Adapun
tugas dari UPT PASTY yaitu menyelenggarakan perencanaan, program, anggaran dan
laporan; melaksanakan pengelolaan teknis operasional pasar dan pemungutan retribusi;
melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga; dan melaksanakan analisis dan
pengembangan kinerja.

3.2.3 Proses Recruitment


Rekruitmen merupakan kegiatan mencari dan mempengaruhi tenaga kerja agar mau
melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong di perusahaan. “Mencari” yaitu
menetapkan sumber-sumber tenaga kerja yang akan ditarik. “Mempengaruhi” adalah
menetapkan cara-cara penarikannya, seperti melalui iklan pada media massa dan atau
melalui para karyawan yang telah ada. (Hasibuan, 2011). Pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Yogyakarta sendiri telah menerapkan recruitment karyawan sesuai
masing – masing Pejabat Pembuat Komitmen.

3.2.4 Penggajian
Sistem penggajian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta
dilakukan setiap awal bulan yaitu tanggal 1 di setiap bulannya, sedangkan nominal gaji
yang diberikan sesuai dengan lamanya waktu bekerja dan jabatan, yang sudah diberikan
pemotongan berupa BPJS Tenaga kerja bagi pegawai honorer dan BPJS Kesehatan yang
sudah di subsidi oleh pemerintah bagi Pegawai Negeri Sipil. Pemberian gaji sebanyak
12

kali dalam setahun.

3.2.5 Waktu Kerja


Waktu kerja yang ditetapkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta
adalah dari hari Senin-Jum’at dengan jam kerja efektif total selama 34 jam/minggu.
Berikut merupakan jadwal kerja yang ada pada perusahaan:
1. Senin – Kamis
g. 07.30-12.00 : Bekerja
h. 12.00-13.00 : Istirahat Makan dan Beribadah
c. 13.00-15.30 : Bekerja
2. Jum’at
a. 07.30-11.40 : Bekerja
b. 11.40-13.00 : Istirahat Makan dan Beribadah
c. 13.00-14.30 : Bekerja
3.3 Sistem Informasi Manajemen
Menurut Laudon (2010) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sistem informasi
adalah suatu komponen yang saling bekerja satu sama lain untuk mengumpulkan,
mengolah, menyimpan dan juga menyebarkan informasi untuk mendukung kegiatan
suatu organisasi, seperti pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis
masalah, dan juga visualisasi dari organisasi.. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Yogyakarta menggunakan system informasi berupa website yang dapat digunakan
untuk mengelola sistem bagian keuangan, perencanaan evaluasi dan pelaporan, SIM
Pasar yang digunakan terkait administrasi dan pelayanan pasar, SIM Perencanaan, SIM
INMEN, SIM SIPKD, SIM Monev, SIM LKIP, dan SiRUP. Berikut ini merupakan
tampilan dari beberapa website yang digunakan sebagai sistem informasi dan
manajemen oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta.
BAB IV

TUGAS KHUSUS

4.1 Latar Belakang

Pasar adalah salah satu pusat transaksi jual dan beli dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Sejalan dengan dinamika kegiatan perekonomian masyarakat,
menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan keberadaan pasar tradisional
maupun modern. Keberadaan pasar tradisional bila dibandingkan dengan pasar
modern masih memiliki kekurangan. Beberapa kondisi tersebut antara lain adalah
lokasi yang terkadang menyebabkan kemacetan arus lalu lintas, kumuh, kurang
tertata, terbatasnya runag pada lapak yang sempit, kurangnya tempat sampah, terlalu
banyaknya pedagang pinggir jalan, lemahnya pengelolaan, dan fasilitas penyimpanan
dengan infrastruktur pasar yang tidak memadai (Mahendra, 2008). Kondisi seperti
ini menimbulkan rasa kurang nyaman dari pengunjung yang akan berbelanja di pasar
tradisional. Akan tetapi keberadaan pasar tradisional masih memiliki peran dan
potensi yang cukup signifikan dalam perekonomian masyarakat, bila mengingat
bahwasanya mayoritas masyarakat masih gemar berbelanja melalui pasar tradisional.

Wujud dari eksistensi pasar tradisional dapat dilihat pada Pasar Satwa dan
Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY). Meningkatnya aktifitas masyarakat dalam
kegiatan mengkoleksi berbagai jenis hewan dan tanaman hias menyebabkan
keberadaan PASTY menjadi penting. Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta
masih menunjukkan kondisi yang terbilang kurang tertata antara lain jumlah
pedagang yang kian meningkat, pengelolaan lahan yang belum efektif dan penataan
bangunan yang masih buruk. Fungsi Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta
juga menimbulkan kurang seimbangnya runag aktivitas dagang dimana terjadi
perpindahan dan pembukaan lapak dagang di sembarang tempat yang menyebabkan
adanya ruang-ruang yang tidak dimanfaatkan pada lokasi pasar induk.

Ketidakseimbangan aktivitas tersebut sangat berdampak buruk terhadap lalu


lintas atau pola pergerakan yang tidak semestinya. Menurut Rustiadi, et al. (2011)
menjelaskan wilayah dapat di definisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas
spesifik tertentu di mana komponenkomponen wilayah tersebut satu sama lain saling
berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik
dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis. Komponen-komponen wilayah mencakup
komponen biofisik alam, sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-
bentuk kelembagaan. Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar
manusia dengan sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu Batasan
unit geografis tertentu. Maka sangat penting untuk menganalisa lebih lanjut model
penataan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta, sehingga dapat terciptanya
aktivitas interaksi masyarakat di dalam pasar yang saling menguntungkan antara
penjual dan pembeli dari segi kenyamanan maupun kepuasan.

Pasar Satwa memiliki luas tanah 15.605 m 2 dan luas bangunan 5.500 m2.
Fasilitas yang tersedia pada Pasar Satwa yaitu terdapat kios, toilet, mushola, tempat
parkir, tempat pembuangan kotoran satwa/komposter, layanan pengaduan, pos
penjagaan, pos Kesehatan hewan dan layanan air siap minum. Pasar Satwa menjual
bermacam jenis burung yaitu terdapat burung beo, burung nuri, burung kakak tua,
burung kutilang, burung perkutut, burung anis merah, burung merpati, love bird,
burung cucak rowo, dan lain-lain. Para pedagang di Pasar Satwa juga menjual
berbagai macam perlengkapan untuk memelihara burung seperti pakan kering, pakan
basah (ulat, jangkrik dan semut) dan sangkar burung. Terdapat juga aneka satwa lain
yang dijual seperti anjing, kucing, hamster, kelinci, ikan hias, unggas dan ular.
Jumlah pedagang di Pasar Satwa adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Pedagang Pasar Satwa


No Jenis Dagangan Jumlah Pedagang
1. Burung kicauan 119
2. Burung merpati 37
3. Burung anggungan 3
4. Unggas hias 7
5. Satwa selain burung 48
Jumlah 214
Sumber : Profil Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta Tahun 2012

Terdapat 214 total pedagang di Pasar Satwa, ini menunjukkan bahwa banyak
limbah kotoran yang dihasilkan oleh satwa-satwa yang dijual. Kotoran ini menjadi
polusi udara, berbau tidak sedap, dan dapat mengganggu kenyamanan para
pengunjung apabila tidak dibuang pada tempat yang semestinya. Kotoran satwa juga
bisa menjadi bibit penyakit apabila tidak diolah dan dibiarkan begitu saja. Pengelola
Pasar Satwa menyediakan komposter sebagai tempat untuk menampung dan
mengolah kotoran satwa. Komposter juga mampu mencegah penularan bibit
penyakit oleh satwa dan lokasi dari komposter tersebut jauh dari jangkauan supaya
tidak mencemari udara di sekitar lokasi perdaganagan. Namun para pedagang banyak
yang belum memanfaatkan komposter tersebut secara optimal sehingga komposter
tidak digunakan dan dibiarkan terbengkalai. Banyak dari pedagang yang membuang
limbah kotoran satwa di tempat sampah dan ada juga yang membuangnya di selokan.
Sejatinya tempat sampah dan selokan bukan tempat yang tepat untuk membuang
kotoran satwa karena dapat mencemari lingkungan sekitar. Para pedagang perlu
mendapatkan edukasi tentang pembuangan limbah kotoran satwa supaya pedagang
lebih memperhatikan pengelolaan limbah kotoran satwa,

Dari beberapa permasalahan diatas, maka perlu ada pengembangan lebih


lanjut pada Pasar Satwa di PASTY. Sarana dan prasarana sudah seharusnya dikelola
dengan baik dan dimanfaatkan sesuai kegunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan Pasar Satwa di PASTY guna meningkatkan kualitas
pelayanan dan perekonomian masyarakat khususnya para pedagang di Pasar Satwa
tersebut.

4.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan di latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana ?
2. Bagaimana dampak revitalisasi terhadap pengembangan fasilitas pasar dan
pendapatan pedagang di PASTY?
4.3 Batasan Masalah
Pada penelitian kali ini terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan batasan dalam
melakukan penelitian yaitu :
1. Penelitian dilakukkan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) PASTY.
2. Objek yang teliti adalah kawasan wisata Pasty Movement Point (PMP).
3. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2020.
4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Blue Ocean Strategy.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Upaya pemerintah dalam melakukan revitalisasi adalah langkah yang sangat tepat.
Karena revitalisasi pasar memberikan dampak positif bagi sebagian besar pedagang dari
segi kenyamanan melihat infrastruktur PASTY lebih modern, penataan kios yang
teratur, tata ruang lingkungan pasar yang lebih lenggang, serta sarana prasarana yang
lebih memadai dan tepat guna. Implikasi dari program revitalisasi ini terbukti mampu
meningkatkan eksistensi dari PASTY melalui fasilitas dan desain gaya bangunan yang
futuristik. Pasca revitalisasi, PASTY juga menjadi lebih bersih, teratur dan tertib
sehingga mampu meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi pasar.
a. Penjualan
Penjualan menjadi hal yang sangat fundamental demi meningkatkan
pendapatan para pedagang. Berdasarkan wawancara dan penelitian
dengan para pedagang di PASTY, sebagian besar pedagang sepakat
bahwa revitalisasi mampu meningkatkan kapasitas penjualan mereka.
Salah satunya disebabkan oleh penataan ruang pasar yang mengalami
perubahan secara signifikan. Hal itu ternyata cukup kredibel dalam
menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja di PASTY.
b. Keuntungan
Dari sisi keuntungan, para pedagang di PASTY memberikan tanggapan
bahwa setelah dilakukan revitalisasi, keuntungan mereka meningkat
pesat. Ramainya para pengunjung setiap hari, khususnya di akhir pekan
dan hari libur nasional membuat penjualan mereka kian melonjak.
Bahkan tidak jarang pedagang yang kehabisan stok barang sehingga para
pembeli harus rela kembali mengunjungi PASTY di kemudian hari demi
menanti barang yang diinginkan tersedia kembali.
c. Penghasilan
Penghasilan adalah tujuan akhir dari segala upaya yang dilakukan oleh
para pedagang. Mayoritas pedagang menyatakan bahwa mereka mendapatkan
penghasilan yang peningkatannya tak terduga dari hasil upaya revitaliasasi ini.
Banyak dari pedagang yang menceritakan tentang penghasilan dari berjualan di
pasar yang lama itu tak seberapa, dan pasca revitalisasi ini mereka
mendapatkan penghasilan yang cukup bahkan lebih dari cukup.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwasanya dari sisi
penjualan, keuntungan dan penghasilan pedagang, upaya revitalisasi PASTY
ini sangat berdampak positif bagi sebagian besar pedagang di pasar tradisional
Ngasem, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Saran

1. Untuk pihak UPT PASTY perlu melakukan upaya lebih lanjut dalam
meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan pasar seperti
memperhatikan kelayakan fasilitas serta kondisi sarana prasarana pasar yang
mengalami degradasi atau kecacatan. Hal tersebut sangat penting dilakukan
demi kenyamanan dalam keberlangsungan aktivitas jual beli antara
pedagang dan masyarakat yang berkunjung. Selain itu dari segi keamanan
dan pengawasan, pihak UPT PASTY harus meminimalisir segala resiko
buruk yang bakal terjadi di lingkungan pasar.
2. Untuk para pedagang di PASTY, hendaknya bersikap kooperatif dan
bersedia mengikuti arahan dari pihak UPT PASTY perihal menjaga
kebersihan, ketertiban dan keamanan pasar.

Anda mungkin juga menyukai