Makalah Sederhana B. Indonesia Tarmelia Afifa-1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Epidemiologi Konsep Investigasi Wabah

Di susun oleh:

Nama : Tarmelia Afifa

Nim : 204210432

Kelas : Tingkat II

Dosen Pembimbing:

Dra. Ratna Sari Dewi Pohan. M. Pd

Prodi : DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Dalam penulisan makalah ini penulis dapat banyak tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bias teratasi. oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyusun makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 15 mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................................

BAB I............................................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II ..........................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
1. Investigasi Wabah.............................................................................................................
A. Pengertian Investigasi Wabah
B. Sejarah Investigasi Wabah
C. 3 Komponen Wabah
D. Alasan melakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah
E. Kriteria Kerja Wabah / KLB
F. Langkah Investigasi wabah
G. Tujuan Penyelidikan Wabah / KLB
2. Bentuk-Bentuk Wabah......................................................................................................
3. Upaya Penanggulangan Wabah........................................................................................
4. Tujuan Pokok Penanggulangan Wabah............................................................................
5. Langkah-langkah Melakukan Investigasi Wabah.............................................................
BAB III.........................................................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................................................
A. KESIMPULAN...........................................................................................................
B. SARAN.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan
kuman cholera oleh john snow sehingga ia terkenal dengan metode investigasi wabah
cholera di London ( 1854 ).
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang
lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area
tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan
terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi
adanya suatu kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus
yang signifikan dari jumlah biasanya.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter,
perawat , atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus.
Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi
dalam rentang waktu dan tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknya
kasus dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan
tidak diketahui.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan investigasi wabah ?
2. Kriteria kerja wabah/ KLB ?
3. Langkah dalam melakukan investigasi wabah ?
4. Tujuan penyelidikan wabah/ KLB ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah tugas dari mata kuliah epidemiologi
dan menambah wawasan penulis tentang epidemiologi khususnya tentang Investigasi
Wabah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. INVESTIGASI WABAH
1. Pengertian Investigasi Wabah
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang
lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area
tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan
terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi
adanya suatu isolate microbial atau kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya
peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.
Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi dari
normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah
baik kelompok maupun para ahli diantaranya :
a. Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah
besar orang didaerah luas ( KBBI : 1989 ).
b. Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas
secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit (Depkes RI, DirJen
P2MPLP : 1981).
c. Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU RI No. 4 tahun
1984).

Selain kata wabah dikenal pula letusan (outbreak) apabila kejadian tersebut terbatas
dan dapat ditanggulangi sendiri oleh pemerintah daerah dan kejadian luar biasa (KLB)
apabila penanggulangannya membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat (DirJen
P2MPLP tahun 1981). Di Indonesia pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan
oleh mentri kesehatan.
2. Sejarah Investigasi Wabah
Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan
kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenal dengan metode investigasi wabah
kolera di London (1854).
3. Tiga Komponen Wabah
a. Kenaikan jumlah penduduk
b. Kelompok penduduk disuatu daerah
c. Waktu tertentu
4. Alasan melakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah
a. Mengadakan penanggulangan dan pencegahan
1) Ganas tidaknya penyakit
2) Sumber dan cara penularan
3) Ada atau tidaknya cara penanggulangan dan pencegahan
b. Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
c. Pertimbangan program
d. Kepentingan umum, politik, dan hukum
5. Kriteria Kerja Wabah / KLB
Kepala wilayah / daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah (KJB
penyakit menular) diwilayahnya atau tersangka penderita penyakit yang dapat
menimbulkan wabah, wajib seera melakukan tindakan – tindakan penanggulangan
seperlunya, dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak berkembang menjadi
wabah (UU No. 4 dan PerMenKes 560/ MenKes/ Per/ VIII/ 1989).
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.
b. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus – menerus selama tiga kurun waktu
berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).
c. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
d. Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
e. Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua kali lipat atau
lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari tahun sebelumnya.
f. Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari periode
sebelumnya.
g. Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan periode,
h. kurun waktu atau tahun sebelumnya.
i. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean demam
berdarah dengue.

Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya ( pada daerah endemis ). Terdapat
satu atau lebih penderita baru dimana pada periode empat minggu sebelumnya, daerah
tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.

a. Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebih sebagai KLB.
b. Keracunan makanan
c. Keracunan pestisida
d. Satu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani seperti
penyakit poliomylitis dan tetanus neonatorum kasus dianggap KLB dan perlu
penanganan khusus.

Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu wabah
(pseudo epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa karena :

a. Perubahan cara pencatatan


b. Ada cara – cara dignosis baru
c. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
d. Ada penyakit lain dengan gejala sama
e. Jumlah penduduk bertambah
6. Langkah Investigasi wabah
Langkah melakukan investigsi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang
sistemik yang terdiri dari :
a. Persiapan Investigasi di Lapangan
Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu:
1) Investigasi : pengetahuan ilmiah perlengkapan dan alat
2) Administrasi : prosedur administrasi termasuk izin dan pengaturan perjalanan
3) Konsultasi : peran masing – masing petugas yang turun kelapangan
b. Pemastian Adanya Wabah
Dalam mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1) Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa
minggu atau bulan sebelumnya.
2) Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang
diharapkan.
3) Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya
a) Catatan hasil surveilans
b) Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dan lain-lain.
c) Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau
data nasional.
d) Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi penyakit
yang biasanya ada.
4) Pseudo endemik (jumlah kasus yang dilaporkan belum tentu suatu wabah)
a) Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita
b) Adanya cara diagnosis baru
c) Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
d) Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
e) Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
c. Pemastian Diagnosis
Semua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah, hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut
2) Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan peningkatan
kasus yang dilaporkan
3) Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensi
4) Kunjungan terhadap satu atau dua penderita
d. Pembuatan Defenisi Kasus
Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah
seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh
waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti
(compirmed), mungkin (probable), meragukan (possible), sensivitasdan spefsifitas.
e. Penemuan dan Penghitungan Kasus
Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan kejadian
yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi
berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus :
1) Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )
2) Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan )
3) Data klinis
4) Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit
5) Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan
balik
f. Epidemiologi Deskriptif
1. gambaran waktu berdasarkan waktu
Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang
berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :
a) Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana
kemungkinan kelanjutannya
b) Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada
periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya.
c) Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian mengetahui apakah
bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya.

Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan :

a) Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata


b) Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu
masa inkubasi rata-rata
c) Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendek

Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai
timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit
belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan
periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :

a) Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya


b) Buat frekuensi kumulatifnya
c) Tentukan posisi kasus paling tengah
d) Tentukan kelas median
e) Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara waktu
pemaparan dan kasus median
2. gambaran wabah berdasarkan tempat
Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot
map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang
menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis
kejadian namun mengabaikan populasi.
3. Gambaran wabah berdasarkan ciri orang
Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada
hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu
penyakit.Misalnya karakteristik inang (umur, jenis kelamin, ras/suku, status
kesehatan) atau berdasarkan pemaparan (pekerjaan, penggunaan obat-obatan)
g. Pembuatan Hipotesis
Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformulasikan
hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang
mengakibatkan sakit.
1) Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:
a) Apa reservoir utama agen penyakitnya?
b) Bagaimana cara penularannya?
c) Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
d) Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
2) Wawancara dengan beberapa penderita
3) mengumpulkan beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan.
4) Kunjungan rumah penderita
5) Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
6) Epidemiologi diskriptif
h. Penilaian Hipotesis
Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara
1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau
2. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan
menyelidiki peran kebetulan.
3. Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.
i. Perbaiki hipotesis dan penelitian tambahan
Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini
1. Penelitian Epidemiologi ( epidemiologi analitik )
2. Penelitian Laboratorium ( pemeriksaan serum ) dan Lingkungan (pemeriksaan
tempat pembuangan tinja )
j. Pengendalian dan pencegahan
Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan
biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui Pada umumnya,
upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan
penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya,
atau reservoirnya.
k. Penyampaian hasil penyelidikan
Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada
pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas
mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan
tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranya :
1) Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan
2) Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran
harus dapat dipertahankan secara ilmiah
3) Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan
tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi,
kesimpulan, dan saran)
4) Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
5) Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan
rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang
7. Tujuan Penyelidikan Wabah / KLB
a. Tujuan umum penyelidikan KLB / wabah
1) Upaya penanggulangan dan pencegahan
2) Surveilans ( lokal, nasional, dan internasional )
3) Penelitian
4) Pelatihan
5) Menjawab keingintahuan masyarkat
6) Pertimbangan program
7) Kepentingan politik dan hukum
8) Kesadaran masyarakat
b. Tujuan khusus penyelidikan KLB / wabah
1) Memastikan diagnosa
2) Memastikan bahwa terjadi KLB/ wabah
3) Mengidentifikasi penyebab KLB
4) Mengidentifikasi sumber penyebab
5) Rekomendasi : cepat dan tepat
6) Mengetahui jumlah korban dan populasi rentan, waktu dan periode KLB, serta
tempat terjadinya KLB (variabel orang, waktu dan tempat)

B. Bentuk-bentuk Wabah
Pengertian wabah dalam bidang epidemiologi modern pada saat ini lebih ditekankan
pada konsep prevalensi yang berlebihan dan tidak selalu menyangkut pada penyakit
menular, walaupun demikian sesuai dengan prioritas masalah kesehatan di Indonesia
yang dimaksudkan dengan wabah dalam pengertian oleh Depkes RI hamper selalu adalah
wabah penyakit menular. Menurut cara transmisinya wabah dibedakan atas:
1. Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle epidemic)
2. ingesti bersama makanan dan minuman,misal : salmonellosis
3. inhalasi bersama udara pernapasan,misal: demam Q (di lab)
4. inokulasi melalui intravena atau subkutan,misal : hepatitis serum.
5. Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu (epidemics
propagated by serial transfer from host to host).
6. penjalaran melalui rute pernapasan (campak),rute anal-oral (shigellosis), rute genitalia
(sifilis), dsb.
7. Penjalaran melalui debu
8. Penjalaran melalui vektor (serangga dan atropoda)

C. Upaya Penanggulangan Wabah


Berikut ini adalah beberapa upaya penaggulangan wabah yaitu :
1. Penyelidikan epidemiologis
2. Mengetahui sebah-sebab penyakit wabah
3. Menemukan factor penyebab timbulnya wabah
4. Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah
5. Menemukan cara penanggulangan
Mengadakan penyelidikan epidemiologis dengan melakukan kegiatan :

1. Pengumpulan data morbiditas dan mortalitas penduduk


2. Pemeriksaan klinis, fisik, lab, dan penegakan diagnosis
3. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup dan benda-
benda yang ada dalam suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit
wabah.
4. Pemeriksaan, pengobatan, perwatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan
karantina
5. Memberikan ertolongan medis pada penderita agar sembuh dan mencegah agar
mereka tidak menjadi sumber penular
6. Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi mengandung
penyakit menular
7. Pencegahan dan pengebalan, adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk
memberikan perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit tapi mempunyai
resiko terkena penyakit.
8. Pemusnahan penyebab penyakit, dilakukan terhadap ;
9. Bibit penyakit/kuman
10. Hewan, tumbuhan dan atau benda yang mengandung penyebab penyakit.
11. Penanganan jenazah akibat wabah. Penanganan jenazah yang kematiannya
diakibatkan oleh penyakit yang menimbulkan wabah atau jenazah yang merupakan
sumber penyakit yang dapat menimbulkan wabah harus dilakukan secara khusus
menurut jenis penyakitnya tanpa meninggalkan norma agama dan harkatnya sebagai
manusia. Penanganan secara khusus meliputi :
12. Pemeriksaan kesehatan oleh pejabat kesehatan
13. Perlakuan terhadap jenazah dan sterilisasi bahan-bahan dan alat yang digunakan
dalam penanganan jenazah diawasi oleh pejabat kesehatan.
14. Penyuluhan kepada masyarakat, adalah kegiatan komunikasi yang bersifat persuasive
edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar mereka mengerti
sifat-sifat penyakit.
15. Upaya penanggulangan lainnya, : tindakan khusus untuk masing-masing penyakit
Upaya penanggulangan wabah tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup serta mengikutsertakan masyarakat secara aktif. Dalam upaya
penanggulangan wabah ini harus mempertimbangkan keadaan masyarakat setempat.
Dengan demikian diharapkan upaya penanggulangan wabah tidak mengalami hambatan
dari masyarakat.

D. Tujuan Pokok Penanggulangan Wabah


Berikut ini adalah beberapa tujuan pokok penanggulangan wabah yaitu:
1. Berusaha memperkecil angka kematian akibat wabah dengan pengobatan
2. Membatasi penularan dan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah
banyak dan wabah tidak meluas ke daerah lain.

Masalah wabah dan penanggulangannya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan


bagian dari upaya kesehatan nasional yang berkaitan dengan sector non kesehatan serta
tidak lepas dengan keterpadua pembangunan nasional. Karantina adalah isolasi orang
atau hewan yang terjangkit penyakit (tersangka terjangkit penyakit) untk mencegah
penjalaran penyakit lebih lanjut. Tindakan karantina adalah tindakan terhadap kapal dan
pesawat udara beserta isinya dan daerah pelabuhan untuk mencegah berjangkitnya dan
menjalarnya penyakit karantina. Tujuan karantina adalah menolak dan mencegah keluar
dan masuknya penyakit karantina dengan sarana angkutan darat, laut dan udara.

E. Langkah-langkah Melakukan Investigasi Wabah


Berikut ini adalah beberapa langkah-langkah melakukan investasi wabah yaitu:
1. Konfimasi / menegakkan diagnosa
2. Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan
3. Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang
4. Rumuskan suatu hipotesa sementara
5. Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji hipotesis
6. Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan
7. Buatlah analisa dan interpretasi data
8. Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan
9. Lakukan tindakan penanggulangan
10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut.
a. Pendahuluan
b. Latar Belakang
c. Uraian tentang penelitian yang dilakukan
d. Hasil penelitian
e. Analisis data dan kesimpulan
f. Tindakan penanggulangan
g. Dampak-dampak penting
h. Saran rekomendasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang
lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area
tertentu atau diantara kelompok tertentu. Dan dugaan terhadap suatu wabah mungkin
muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang tidak
biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya dan
diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi.

B. Saran
Investigasi wabah adalah peristiwa yang lebih banyak dari biasanya, misalnya
wabah DBD. Mencegah lebih baik daripada mengobati, maka dari itu investigasi wabah
dilakukan untuk mencegah KLB yang bisa saja terjadi di kemudian hari.
Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saran
dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptanya
makalah yang lebih baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.
Pesan dari saya mulailah pelajari dari suatu hal yang sangat kecil untuk dapat mengetahui
suatu hal yang lebih besar. Dan jadikanlah pelajaran sebagai wadah untuk mendapatkan
ilmu sebanyak-banyaknya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rajab,Wahyudin.2009.Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa


Kebidanan.Jakarta:EGC.
2. Rianti,Emy,DKK.2009.Buku Ajar Epidemiologi dalam Kebidanan.Jakarta:Trans Info
Media.
3. Kunthi, Dian. 2007. “Epidemiologi dan Informatika Kesehatan”http://epid-
infokes.blogspot.com/2007/08/investigasi-wabah.html, diakses pada 15 mei 2022 pukul
12.54 WIB.

Anda mungkin juga menyukai