Makalah Sederhana B. Indonesia Tarmelia Afifa-1
Makalah Sederhana B. Indonesia Tarmelia Afifa-1
Makalah Sederhana B. Indonesia Tarmelia Afifa-1
Di susun oleh:
Nim : 204210432
Kelas : Tingkat II
Dosen Pembimbing:
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Dalam penulisan makalah ini penulis dapat banyak tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bias teratasi. oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyusun makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II ..........................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
1. Investigasi Wabah.............................................................................................................
A. Pengertian Investigasi Wabah
B. Sejarah Investigasi Wabah
C. 3 Komponen Wabah
D. Alasan melakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah
E. Kriteria Kerja Wabah / KLB
F. Langkah Investigasi wabah
G. Tujuan Penyelidikan Wabah / KLB
2. Bentuk-Bentuk Wabah......................................................................................................
3. Upaya Penanggulangan Wabah........................................................................................
4. Tujuan Pokok Penanggulangan Wabah............................................................................
5. Langkah-langkah Melakukan Investigasi Wabah.............................................................
BAB III.........................................................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................................................
A. KESIMPULAN...........................................................................................................
B. SARAN.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan
kuman cholera oleh john snow sehingga ia terkenal dengan metode investigasi wabah
cholera di London ( 1854 ).
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang
lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area
tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan
terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi
adanya suatu kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus
yang signifikan dari jumlah biasanya.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter,
perawat , atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus.
Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi
dalam rentang waktu dan tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknya
kasus dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan
tidak diketahui.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan investigasi wabah ?
2. Kriteria kerja wabah/ KLB ?
3. Langkah dalam melakukan investigasi wabah ?
4. Tujuan penyelidikan wabah/ KLB ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah tugas dari mata kuliah epidemiologi
dan menambah wawasan penulis tentang epidemiologi khususnya tentang Investigasi
Wabah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. INVESTIGASI WABAH
1. Pengertian Investigasi Wabah
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang
lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area
tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan
terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi
adanya suatu isolate microbial atau kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya
peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.
Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi dari
normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah
baik kelompok maupun para ahli diantaranya :
a. Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah
besar orang didaerah luas ( KBBI : 1989 ).
b. Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas
secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit (Depkes RI, DirJen
P2MPLP : 1981).
c. Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU RI No. 4 tahun
1984).
Selain kata wabah dikenal pula letusan (outbreak) apabila kejadian tersebut terbatas
dan dapat ditanggulangi sendiri oleh pemerintah daerah dan kejadian luar biasa (KLB)
apabila penanggulangannya membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat (DirJen
P2MPLP tahun 1981). Di Indonesia pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan
oleh mentri kesehatan.
2. Sejarah Investigasi Wabah
Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan
kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenal dengan metode investigasi wabah
kolera di London (1854).
3. Tiga Komponen Wabah
a. Kenaikan jumlah penduduk
b. Kelompok penduduk disuatu daerah
c. Waktu tertentu
4. Alasan melakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah
a. Mengadakan penanggulangan dan pencegahan
1) Ganas tidaknya penyakit
2) Sumber dan cara penularan
3) Ada atau tidaknya cara penanggulangan dan pencegahan
b. Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
c. Pertimbangan program
d. Kepentingan umum, politik, dan hukum
5. Kriteria Kerja Wabah / KLB
Kepala wilayah / daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah (KJB
penyakit menular) diwilayahnya atau tersangka penderita penyakit yang dapat
menimbulkan wabah, wajib seera melakukan tindakan – tindakan penanggulangan
seperlunya, dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak berkembang menjadi
wabah (UU No. 4 dan PerMenKes 560/ MenKes/ Per/ VIII/ 1989).
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.
b. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus – menerus selama tiga kurun waktu
berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).
c. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
d. Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
e. Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua kali lipat atau
lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari tahun sebelumnya.
f. Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari periode
sebelumnya.
g. Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan periode,
h. kurun waktu atau tahun sebelumnya.
i. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean demam
berdarah dengue.
Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya ( pada daerah endemis ). Terdapat
satu atau lebih penderita baru dimana pada periode empat minggu sebelumnya, daerah
tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
a. Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebih sebagai KLB.
b. Keracunan makanan
c. Keracunan pestisida
d. Satu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani seperti
penyakit poliomylitis dan tetanus neonatorum kasus dianggap KLB dan perlu
penanganan khusus.
Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu wabah
(pseudo epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa karena :
Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai
timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit
belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan
periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :
B. Bentuk-bentuk Wabah
Pengertian wabah dalam bidang epidemiologi modern pada saat ini lebih ditekankan
pada konsep prevalensi yang berlebihan dan tidak selalu menyangkut pada penyakit
menular, walaupun demikian sesuai dengan prioritas masalah kesehatan di Indonesia
yang dimaksudkan dengan wabah dalam pengertian oleh Depkes RI hamper selalu adalah
wabah penyakit menular. Menurut cara transmisinya wabah dibedakan atas:
1. Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle epidemic)
2. ingesti bersama makanan dan minuman,misal : salmonellosis
3. inhalasi bersama udara pernapasan,misal: demam Q (di lab)
4. inokulasi melalui intravena atau subkutan,misal : hepatitis serum.
5. Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu (epidemics
propagated by serial transfer from host to host).
6. penjalaran melalui rute pernapasan (campak),rute anal-oral (shigellosis), rute genitalia
(sifilis), dsb.
7. Penjalaran melalui debu
8. Penjalaran melalui vektor (serangga dan atropoda)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang
lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area
tertentu atau diantara kelompok tertentu. Dan dugaan terhadap suatu wabah mungkin
muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang tidak
biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya dan
diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi.
B. Saran
Investigasi wabah adalah peristiwa yang lebih banyak dari biasanya, misalnya
wabah DBD. Mencegah lebih baik daripada mengobati, maka dari itu investigasi wabah
dilakukan untuk mencegah KLB yang bisa saja terjadi di kemudian hari.
Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saran
dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptanya
makalah yang lebih baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.
Pesan dari saya mulailah pelajari dari suatu hal yang sangat kecil untuk dapat mengetahui
suatu hal yang lebih besar. Dan jadikanlah pelajaran sebagai wadah untuk mendapatkan
ilmu sebanyak-banyaknya.
DAFTAR PUSTAKA