Anda di halaman 1dari 2

0

PERTEMUAN 11.

Reformasi Birokrasi

Pengertian Reformasi Birokrasi


Reformasi merupakan proses upaya sistematis, terpadu, dan komprehensif, dengan tujuan
untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik. Good governance (tata pemerintahan yang baik)
adalah sistem yang memungkinkan terjadinya mekanisme penyelenggaraan pemerintahan negara
yang efektif dan efisien dengan menjaga sinergi yang konstruktif di antara pemerintah, sektor
swasta, dan masyarakat. Birokrasi menurut pemahamannya sebagai berikut.
a. Birokrasi merupakan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang dijalankan pegawai negeri
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
b. Birokrasi adalah struktur organisasi yang digambarkan dengan hierarki yang pejabatnya
diangkat dan ditunjuk, garis tanggung jawab dan kewenangannya diatur oleh peraturan yang
diketahui (termasuk sebelumnya), dan justifikasi setiap keputusan membutuhkan referensi
untuk mengetahui kebijakan yang pengesahannya ditentukan oleh pemberi mandat di luar
struktur organisasi itu sendiri.
c. Birokrasi adalah organisasi yang memiliki jenjang diduduki oleh pejabat yang
ditunjuk/diangkat disertai aturan kewenangan dan tanggung jawabnya, dan setiap kebijakan
yang dibuat harus diketahui oleh pemberi mandat.
d. Birokrasi adalah suatu organisasi formal yang diselenggarakan berdasarkan aturan, bagian,
unsur, yang terdiri atas pakar yang terlatih. Wujud birokrasi berupa organisasi formal yang
besar, merupakan ciri nyata masyarakat modern dan bertujuan menjalankan tugas
pemerintahan serta mencapai keterampilan dalam bidang kehidupan.

Reformasi birokrasi adalah upaya pemerintah meningkatkan kinerja melalui berbagai cara dengan
tujuan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas. Dengan demikian, reformasi birokrasi berarti:
a. perubahan cara berpikir (pola pikir, pola sikap, dan pola tindak);
b. perubahan penguasa menjadi pelayan;
c. mendahulukan peranan dari wewenang;
d. tidak berpikir hasil produksi tetapi hasil akhir;
e. perubahan manajemen kerja; mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan
profesional, bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), melalui penataan kelembagaan,
penataan ketatalaksanaan, penataan sumber daya manusia, akuntabilitas kinerja yang
berkualitas efisien, efektif, dan kondusif, serta pelayanan yang prima (konsisten dan
transparan).

Visi dan Misi Reformasi Birokrasi


a. V isi
Terwujudnya pemerintahan yang amanah atau terwujudnya tata pemerintahan yang baik.
b. Misi
Mengembalikan cita dan citra birokrasi pemerintahan sebagai abdi Negara dan abdi
masyarakat serta dapat menjadi suri teladan dan panutan masyarakat dalam menjalani
kehidupan sehari hari.

Tujuan Reformasi Birokrasi


Secara umum tujuan reformasi birokrasi adalah mewujudkan pemerintahan yang baik, didukung
oleh penyelenggara negara yang profesional, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercapai pelayanan prima.

Sasaran Reformasi Birokrasi


a. Terwujudnya birokrasi profesional, netral dan sejahtera, mampu menempatkan diri sebagai
abdi negara dan abdi masyarakat guna mewujudkan pelayanan masyarakat yang lebih baik.
b. Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yang proporsional, fleksibel, efektif, efisien di
lingkungan pemerintahan pusat dan daerah.
c. Terwujudnya ketatalaksanaan (pelayanan publik) yang lebih cepat tidak berbelit, mudah, dan
sesuai kebutuhan masyarakat.
Siswanto, S.Pd, S.Kep, Ners, M.Kes.
Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi,
Semester III Prodi D III Keperawatan Blora 2020
1

Agar reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik dan menunjukkan cepatnya keberhasilan, faktor
sukses penting yang perlu diperhatikan dalam reformasi birokrasi adalah:
a. Faktor Komitmen pimpinan; karena masih kentalnya budaya paternalistik dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
b. Faktor kemauan diri sendiri; diperlukan kemauan dan keikhlasan penyelenggara
pemerintahan (birokrasi) untuk mereformasi diri sendiri.
c. Kesepahaman; ada persamaan persepsi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi terutama dari
birokrat sendiri, sehingga tidak terjadi perbedaan pendapat yang menghambat reformasi.
d. Konsistensi; reformasi birokrasi harus dilaksanakan berkelanjutan dan konsisten, sehingga
perlu ketaatan perencanaan dan pelaksanaan.

Siswanto, S.Pd, S.Kep, Ners, M.Kes.


Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi,
Semester III Prodi D III Keperawatan Blora 2020

Anda mungkin juga menyukai