PERTEMUAN 11.
Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi adalah upaya pemerintah meningkatkan kinerja melalui berbagai cara dengan
tujuan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas. Dengan demikian, reformasi birokrasi berarti:
a. perubahan cara berpikir (pola pikir, pola sikap, dan pola tindak);
b. perubahan penguasa menjadi pelayan;
c. mendahulukan peranan dari wewenang;
d. tidak berpikir hasil produksi tetapi hasil akhir;
e. perubahan manajemen kerja; mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan
profesional, bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), melalui penataan kelembagaan,
penataan ketatalaksanaan, penataan sumber daya manusia, akuntabilitas kinerja yang
berkualitas efisien, efektif, dan kondusif, serta pelayanan yang prima (konsisten dan
transparan).
Agar reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik dan menunjukkan cepatnya keberhasilan, faktor
sukses penting yang perlu diperhatikan dalam reformasi birokrasi adalah:
a. Faktor Komitmen pimpinan; karena masih kentalnya budaya paternalistik dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
b. Faktor kemauan diri sendiri; diperlukan kemauan dan keikhlasan penyelenggara
pemerintahan (birokrasi) untuk mereformasi diri sendiri.
c. Kesepahaman; ada persamaan persepsi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi terutama dari
birokrat sendiri, sehingga tidak terjadi perbedaan pendapat yang menghambat reformasi.
d. Konsistensi; reformasi birokrasi harus dilaksanakan berkelanjutan dan konsisten, sehingga
perlu ketaatan perencanaan dan pelaksanaan.