Anda di halaman 1dari 4

RESUME

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA KEPERAWATAN


SEKSUALITAS

Dosen pembimbing :

Oleh :
Nelly Marlinda Ulva pradani
1610070

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
Th 2018/2019
KONSEP SEKSUALITAS DALAM PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA
A. seksual : ekspresi perasaan yang dilakukan kedua orang individu yg saling
mengharagai, menyayangi sehingga menimbulkan hub timal balik.
B. Seksual dibagi menjadi : biologis ( anfis, organ dll ),sosial budaya ( pandangan
budaya / keyakinan yg berlaku di masyarakat terhdap kebutuhan seksual serta
perilakunya), psikologis ( identitas jenis kelamin)
C. Komponen seksual (
1. konsep seksual diri, : kapan , dimana dg siapa dan bagaimana seseorang
mengekspresikan seksualitasnya
2. body image, : bagaimana sesorang merasakan atau melihat tubuhnya yg
berhubungan dengan seksualnya.
3. Identitas gender dan : jenis kelaminnya
4. orientasi seksual : bagaimana seseorang menykai kesukaan berhubungan
intim.
D. Perilaku seksual.
1. Berfantasi : membayangkan dan mengimajinasikan aktivitas seksual yang
bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme
2. Pegangan tangan : perilaku ini tidak menimbubulkan gairah tetapi memacu
untuk keinginan berseksual.
3. Cium kering : berupa sentuhan pipi dengan pipi, kening dengan kening.
4. Cium basah : berupa sentuhan bibir dengan bibir.
5. Meraba : merupakan kegiatan begian- bagian sensitif rangsangan seksual,
seperti leher, breast, paha, alat kelamin dll
6. Berpelukan : aktivitas ini menimbulkan perasaan tenang.
7. Masturbnasi ( wanita ) , opnani ( laki – laki ) : perilaku merangsakan organ
kelamin utk memperoleh kepuasan seksual .
8. Oral seks : memasukkan alat kelamin ke mulut.
9. Petting : menempelkan alamat kelamin.
10. Intercouse : senggama
E. Teori perkembangan seksual
1. Oral stage : ( 0-1 tahun )
2. Anal stage : ( 1-3 tahun )
3. Phalic or oediphal stage ( 3-6 tahun )
4. Latency stage ; ( 6-11 tahun )
5. Adolesscence
F. Tahap perkembangan seksual.
1. Bayi ( 0- 12 bulan )
Penentuang gender laki-laki atau perempuan, bayi laki-laki mengalami ereksi
penis, perempuan mengalami lubrikasi vagina , stimulasi taktil ( sentuhan
menyusu,memeluk dll )
2. Todler ( 1-3 tahun )
Gender berkembang secara terus menerus, mampu mengenali gender sendiri,
mulai menirukan gaya orang tua.
3. Pra sekolah ( 4-5 tahun )
Mulai mengeplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain. Mempelajari
anggota tubuh dengan benar, mulai menyukai/nyaman dengan ortu yg berbeda
jenis.
4. Usia sekolah ( 6-12 tahun)
Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, senang berteman dengan sesama
jenis, mempunyai indentifikasi yang kuat dengan orang tua yang berjenis
sama.
5. Remaja ( 12-18 tahun )
Karakter seks mulai berkembang, sudah mulai pubertas dengan contoh
masturbasi/onani. Dan dapat membedakan homoseks/heteroseks. Mencari
perawatan kesehatan tanpa diketahui orang tua.
6. Dewasa awal ( 18-40 tahun )
Terjadi aktivitas seksual, ancaman body image.
7. Dewasa tengah ( 40-65 thn)
Penurunan produksi hormon, wanita : menopause, memperkokoh standart
moral dan etik.
8. Dewasa akhir.
Seksual berkurang, sekresi ( pelumas) vagina berkurang. Laki-laki
menghasilkan sperma yg sedikit.
G. Faktor yang mempengaruhi seksualitas
1. Budaya .
Berpaikaian dan berperilaku sesuai dengan tata cara norma.
2. Nilai keagamaan.
Aturan atau batasan yang boleh atau tidak boleh dilakukan terkait seksualitas,
cth : larangan aborsi, hub seks sebelum nikah.
3. Status kesehatan
Dapat mengalami penurunan gairah sksualitas karena kondisi tubuh yang
kurang stabil.
H. Masalah yang berhubungan dengan seksual.
1. Penganinayaan seksual.
Pelecehan seksual, pemerkosaan, pedofilia, inses, pornografi anak.
2. Aborsi.
3. PMS.
I. Perubahan dalam kesehatan seksual.
1. Infertilitas
2. Pelecehan seksual
3. Disfungsi seksual ( vaginismus )
4. Disfungsi ereksi
5. Disfungsi orgasme
J. Bentuk anormal seksual
1. Prostitusi
2. Perzinaan
3. Frigiditas ( tidak mempunyai gairah seks )
4. Impotensi
5. Ejakulasi prematur
6. Vaginismus ( ketegangan vagina )
7. Dispareunia ( sulit senggama )
8. Anorgasme ( kegagalan sampai klimaks)
9. Kesukaran koitus pertama.
K. Faktor yang mempengaruhi masalah seksual.
1. Tidak ada panutan atau role model
2. Gangguan struktur dan fungsi tubuh.
3. Kurang pengetahuan atau informasi mengenai seksual
4. Penganinayaan scr fisik.
5. Ada penyimpangan psikoseksual
6. Konflik terhadap nilai
7. Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian.

Anda mungkin juga menyukai