Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lilia Karisa

NIM : 201910410311235
Kelas : E

Tugas steril meringkas

Review: Disinfektan, Antiseptik, dan Kegunaannya untuk Infeksi


Pengendalian mikrooroganisme sangat penting untuk mencegah infeksi. Pencegahan infeksi dilakukan dengn
berbagai cara, salah satunya adalah penggunaan desinfektan dan antiseptik.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah disinfektan, antiseptik dan antibiotik. Disinfektan adalah
bahan kimia yang digunakan pada permukaan benda mati untuk menghancurkan jamur, bakteri, dan virus yang
dapat menginfeksi tetapi tidak menghancurkan spora. Antiseptik adalah bahan kimia yang menghambat atau
menghancurkan mikroorganisme dalam jaringan hidup, termasuk kulit, rongga mulutm dan luka terbuka
(Farmakope,2013).yang membedkan disinfektan digunakan untuk membersihkan permukaan benda mati (meja,
bangku, alat bedah dll), sedangkan antiseptik dibuat untuk jaringan hidup (hand sanitizer, pencuci tangan, scrub
bedah dll). Baik disinfektan maupun antiseptik merupakan bahan kimia yang dapat menonaktifkan bakteri dengan
menghambat pertumbuha mikroorganime (-statis) atau membunuh mikroorganisme (-sidal).
Antibiotik adala bahan obat yang digunakan untuk membunuh bakteri pada makhluk hidup yang
terinfeksi (Pelczar dan Chan,2008). Antibiotik hanya bekerja pada sel prokariotik sedangkan disinfektan bekerja
pada sel prokriotik dan juga bekerja pada sel eukariotik (manusia). Tidak dibenarkan jika disinfektan digunakan
sebagai antiseptik pada kulit. Dari segi bahanm secara umum konsentrasi bahan dengan biosida disinfektan lebih
tinggi dan toksik dibandingkan dengan antiseptik. Disinfektan berbahaya jia digunakan dalam jaringan kehidupan,
dapat mengganggu ekosistem kesehatan tubuh lora, menyebabkan asma, iritasi kulit, mata, serta gangguan
pernapasan seperti asma (Rosenman,2006). Disinfektan tidak dapat digunakan sebagai jaringan antibiotik dan
antiseptik karena dapat membahayakan jaringan kehidupan. Antiseptik tidak berpotensi sebagai disinfektan dan
antibiotik, serta antibiotik sbagai pengganti baha desinfektan dan antiseptik karena memicu terjadinya resistensi.

Macam – macam Desifektan


Alkohol
Alkohol adalah biosida spektrum luas yang digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik. Mekanisme alkohol
sebagai biosida adalah dengan mendenaturasi protein sehingga mikroorganisme mengalami lisis dan mati.
Jenis alkohol yang banyak digunakan sebagai bahan pembasmi kuman adalah etil alkohol (etanol) dan
isopropil alkohol (isopropanol).
Yasuda-Yasukidkk.,1978). Isopropil alkohol berpotensimelawan virus lipid, tetapi tidak aktif terhadap
enterovirus non-lipid (Baertschidkk., 2015). Metil alkohol (metanol) merupakan jenis alkohol yang jarang
digunakan sebagai desinfektan atau antiseptik karena aktivitas bakterinya yang rendah.Tilleyand
Schaffer,1926).
Konsentrasi optimum alkohol sebagai bakterisida adalah60-90%. Tetapi aktivitas penghancuran
mikroorganisme dari alkohol menurun ketika diencerkan di bawah 50%. Alkohol mudah menguap dan
mudah terbakar.Alkohol harus disimpan di tempat yang sejuk denganventilasi yang terkontrol
(RutaladanWeber, 2008).

Aldehid
Aldehid dapat digunakan sebagai desinfektan, pengawer dan sterilan karena aldehida bersift sporosida.
Aldehida tidak digunakan sebagai antiseptik karena bersifat toxic, mengiritasi kulit, mengiritasi mata,
menyebabkan gangguan saluran pernapasan atas dan dapat memicu kanker (karsinogenik). Formaldehida
banyak digunakan di masyarakat sebagai desinfektan da sterilitas, bakterisidam sporosida, dan virucidal.

Tabel 1: Keuntungan dan kelemahan kelompok alkohol

Spektrum luas (termasuk membunuh Spora), tindakan Tidak mengandung sporiside, mudah rusak,
cepat, tidak korosif, mudah menguap sehingga residu lebih tidak kaku untuk permukaan besar, bukan
sedikit, membuat kulit kering (McDonnell dan Russell,1999). surfaktan (Rutala dan Weber, 2008).
Biguanida
Klorheksin
Klorheksidin merupakan antimikroba biguanida yang banyak digunankan sebagai antiseptik, pencuci
tangan,dan produk oral, serta desinfektan dan pengawet ( Hennessey,1973). Ini karena klorheksidin memiliki
spektrum yang luas. Klorheksidin memiliki aktivitas antivirus yang bervariasi tetapi tidak efektif terhadap
rotavirus, HAV, orpolio.Tylerdkk.,1990). Rendahnya mengiritasi kulit Tabel3. Namun, aktivitas klorheksidin
dibatasi oleh pH 12 lebih baik pada pH basa daripada pada pH asam, dan aktivitasnya berkurang karena
adanya zat organik dan tidak fungisida.
Fenolik
Fenol adalah agen biosidal yang digunakan sebagai desinfektan, tetapi tidak untuk antiseptik. Turunan dari
fenol adalah Bis-fenol dan Halofenol. Kekurangan fenol sebagai desinfektan adalah meninggalkan residu di
permukaan Tabel
6. Fenol sangat beracun, korosif, dan mudah diserap olehkulit. Perlu menggunakan alat pelindung (seperti
sarung tangan lateks) jika ingin menggunakan fenol sebagai desinfektan (Belofskydkk.,2014;Hegna,1977).
Senyawa klorin
Larutan klorin merupakan biosida spektrum luas yang dapat digunakan sebagai desinfektan dan sterilan
karena bersifat sporisidal. Klorin tidak mahal, banyak tersedia di pasaran, dan relatif cepatbekerja4. Namun,
larutan klorin bersifat korosif, tidak stabil, dan aktivitas biosida dengan cepat menghilang karena adanya
logam berat. Klorin memiliki toksisitas tinggi, dan zat ini harus digunakan di area dengan ventilasi yang baik (
McDonnell dan Russell,1999;Shiraidkk.,2000).

Senyawa amonium kuarterner (QAC)

QAC, juga disebut Quat, adalah agen aktif permukaan kationik yang dapat digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan. Tema mekanisme kerja QAC adalah agen kationik di QAC bereaksi dengan fosfolipid di
membran sitoplasma bakteri yang menyebabkan lisis. Konsentrasi efektif QAC sebagai disinfektan adalah
0,1-2% untuk membersihkan lantai dan dinding. Sifat korosif dan iritatif QAC rendah, tetapi QAC tidak cukup
untuk menghilangkanbio ilms. Biasanya, waktu yang dibutuhkan QAC untuk membunuh mikroorganisme
dalam 10 menit dan meninggalkan residu yang harus dibersihkan setelah disinfeksi (Gerba,2015;McDonnell
dan Burke,2011).
Benzalkonium klorida (BAC)
BAC banyak digunakan sebagai pembersih pakaian, desinfektan, pengawet pada kondisioner rambut, serta
sabun antimikroba. Beberapa BAC yang disebutkan beracun, mengiritasi kulit7. EPA mengklasifikasikan BAC
sebagai toksisitas kategori I yang mengiritasi mata dan kulit. Namun, sebagian besar penelitian dan lembaga
pemerintah setuju bahwa BAC bukanlah zat berbahaya bila digunakan dalam konsentrasi kecil
(Marpledkk.,2004;Pereira dan Tagkopoulos,2019).

Tabel 2 Keuntungan dan Kelemahan Gugus Aldehid

Aktivitas spektrum luas Toksik dan iritan, tidak stabil, bau menyengat, adanya bahanorganik
termasukmembunuh spora, (darah, dahak, tanah) menurunkan aktivitas sporisidal aldehida.
tidak korosif terhadap baja
tahan karat

Tabel 3: Keuntungan dan kelemahan Biguanide

Aktivitas spektrum luas, toksisitas Tidak membunuh spora, aktivitas dibatasi oleh kisaran pH,dan
rendah, tidakkorosif, mudah dibersihkan aktivitas berkurang karena adanya bahan organik 20
(Mitradkk., 2005).

Tabel 4 Keuntungan dan Kelemahan Senyawa Klorin


Aktivitas spektrum luas (termasuk sporisida), efektif pada Korosif terhadap logam, aktivitas menurun
konsentrasi kecil.McDonnell dan Russell(1999). ketika ada bahan organik

Tabel 5: Keuntungan dan kelemahan senyawa yodium

Bekerja cepat sebagai bakterisida, fungisida, tuberkulosis, Ini mengiritasi pada konsentrasi tinggi dan
virusida,dan sporisida. Tidak terlalu reaktif dibandingkan menyebabkan pewarnaan berlebihan, tidak
dengan klorin, bekerja cepat pada konsentrasi kecil stabil dalam larutan (McDonnell dan
(McDonnell dan Russell,1999). Russell,1999).

Tabel 6: Keuntungan dan kelemahan fenolik

Aktivitas spektrum luas, tindakan cepat, Tidak sporisidal, (Russell,1990) mudah terbakar, tajam, beracun
toleran terhadap tanah (diserap oleh seluruh rute), (Radulovicdkk., 2018)meninggalkan
residu di permukaan, dinonaktifkan oleh air sadah, aktivitas
berkurang oleh deterjen nonionik.

Tabel 7: Keuntungan dan kelemahan senyawa amonium kuaterner

Aktivitas spektrum luas, stabilitas luar biasa, tidak korosif, tidak beracun pada konsentrasirendah
Tidak bersifat sporisidal, meninggalkan residu pada permukaan, kurang efektif terhadap bakteri gram
negatif, fungistatik (tidak fungisida) (McDonnell,2007).

Tabel 8: Oksidator kelebihan dan kelemahan

Spektrum luas, sporosida pada suhu Mudah terbakar di tempat tinggi Konsentrasi
tinggi, tidak meninggalkan residu
beracun, ramah lingkungan.

Tabel 9: Penggunaan dan Inaktivasi Agen dalam Jenis Biosida


Kelompok Penggunaan Dapat menginaktivasi4
vegetatif Lipovirus Nonlipid mikobak- Sporisida
bakteri Virus bersifat membunuh

etanol Antiseptik, desin- 3 3 *


fectant, pengawet-
tive
isopropanol Antiseptik, desin- 3 3 *
fectant, pengawet-
tive
Biguanida Antiseptik, 3 3 *
(Chlorhexidine) agen antiplak,
pengawet,antijamur
Klorin dan Antiseptik, desin- 3 3 3 3 3 pada
zat klorin fectant 5000
ppm)
Formaldehida Disinfektan, ster- 3 3 3 3 3
ilan, pengawet
Glutaraldehid Disinfektan, ster- 3 3 3 3 3
ilan, pengawet
fenolik Desinfektan, 3 3 *
pengawet
Kuarter Desinfektan, 3 3
amonium agen pembersih,
senyawa antiseptik

Anda mungkin juga menyukai