Anda di halaman 1dari 2

1.

Indonesia adalah surga bagi industri terbakau (CISDI, 2018)


2. Negara dengan produksi roko terbanyak di Asia Tenggara pada 2019
3. Penghasil tembakau terbesar ke-6 di dunia pada april 2019
4. Jumlah perokok aktif mencapai 90 juta jiwa pada 2016 dan bertambah setiap tahunnya (BPPK
Kemenkes RI, 2018)
5. Perokok anak usia 10-18 tahun meningkat 9,1% (2018) dibandingkan 7,2% (2016)
6. Indonesia gagal menurunkan angka perokok pada anak pada 2019
7. Permintaan yang besar akan produksi rokok di Indonesia
8. Indonesia belum mengaksesi dan meratifikasi FCTC
9. Tidak sinkronnya pendapat kementerian terknis terkait :
 Pengendalian tembakau
 Intervensi industri rokok
10. Belum berhasilnya kebijakan cukai di Indonesia, karena :
 Rendah dan terbatasnya tarif cukai
 Kenaikan tarif fitentukan target penerima cukai
 Tarif dipengaruhi kondisi dan aspirasi industri rokok, rapat industri rokok, dan direktorat
jenderal bea cukai
 Produk terbakau tergolong rumit dan belum tersimplikasi

 Terkait Advokasi
1. UU No.39 Yh.2007 pasal 1 ayat 1 tentang cukai
2. UU No.36 Th.2009 pasal 46 ayat 3 butir c tentang promosi rokok yang memperagakan wujud
rokok
3. PP No.109 Th.2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk
tembakau
4. Permenkes No.40 Th.2013 tentang peta jalan pengendalian dampak konsumsi rokok bagi
kesehatan
5. WHO-FCTC article No.11 tentang packaging & labeling rokok
6. Surat Menkes No TM.04.01/Menkes/314/2019 tentang pemblokiran iklan rokok di internet
 Terkait
1. Interaksi yang tidak perlu dengan industri tembakau
2. Pengenaan cukai pada produk tembakau
3. Pemkot dan Pemkab membuat Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok
4. Implementasi EMPOWER Key WHO-FCTC
 Monitor tobacco use and prevention policies
 Protect people from tobacco use
 Offer help to tobacco use
 Warn about the dangers of tobacco
 Enforce bans on tobacco advertising, promoting, and sponsorship

1. Perlu adanya revisi PP 109 Th.2012 tentang poin KTR agar mencakup seluruh ruang fasilitas
publik
2. Mengimplemasikan WHO-FCTC
3. Kementerian teknis perlu meningkatkan cukai secara berkala dan mensimplikasi tiers
4. Kemenkes perlu meningkatkan edukasi masyarakat terkait pelaksanaan KTR, larangan
penjualan, serta iklan-promosi rokok dengan GERMAS
5. Kolaborasi dan koordinasi penting dalam pengendalian tembakau
6. Perlu adanya advokasi secara berkelanjutan pada lembaga non pemerintahan

Indikator Kinerja % % an
(%)
Kota/Kab yang 40 42,2 106
melaksanakan KTR (218 kota/kab)
minimal 50%
sekolah
Sampai dengan tahun 2018 terdapat 340 kab/kota (67,5%)
yang telah memiliki peraturan mengenai Kawasan Tanpa
Rokok. Diantaranya 200 kab/kota (38,9%) dalam bentuk Perda
Kawasan Tanpa Rokok dan 127 kab/kota (24,7%) dalam bentuk
peraturan Bupati atau Walikota. Masih tersisa 174 (33,%)
kab/kota baik yang belum memiliki peraturan, ataupun masih
dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan.
Namun sayangnya, implementasinya belum maksimal sehingga
iklan, promosi dan sponsor masih mudah untuk dijumpai. Pada
jangka panjang, paparan iklan rokok dan lingkungan dengan
jumlah perokok yang tinggi pada remaja sejak usia dini
menyebabkan timbulnya presepsi positif terhadap aktifitas
merokok.

Anda mungkin juga menyukai