Anda di halaman 1dari 4

1.

Entamoeba

Entamoeba Histolytica, merupakan kelompok rhizopoda yang bersifat pathogen


dan menyebabkan penyakit diare amoeba. Diare seperti ini biasanya disertai
dengan darah dan lender akibat infeksi Entamoeba Histolytica.

Entamoeba Histolytica, merupakan protozoa parasit anaerob, bagian genus


Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan
menulari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku yang menyatakan
bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain
menyatakan setidaknya 90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba
kedua yaitu E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa menjadi transit
infeksi, tetapi tidak ada bukti mengenai kontribusi nyata untuk terjadinya
penularan dari kedua hewan ini.

Entamoeba Histolytica, dapat menyebabkan penyakit infeksi seperti penyakit


usus amuba atau disentri amuba yang di sebabkan oleh protozoa ini. Penyakit
infeksi yang disebabkan oleh protozoa ini merupakan penyakit disentri parah
dimana kontaminasi ini dapat terjadi dikarenakan sistem pembuangan air kotor
dan tinja tidak dikelola dengan baik sehingga dapat mencemari makanan dan
minuman. Selain itu perilaku tidak mencuci tangan dengan menggunakan sabun
setelah buang air besar dan penanganan makanan yang belum memenuhi aspek
sanitasi makanan menyebabkan mikroorganisme penyebab diare leluasa
menginfeksi host (manusia). Adapun hostpes dari protozoa ini adalah manusia dan
nama penyakit yang disebabkan adalah amebiasis.

SIKLUS HIDUP DAN HABITAT

Siklus hidup dimulai dari manusia menelan makanan/minuman yang


terkontaminasi oleh parasit tersebut, di lambung parasit tersebut tercerna, tinggal
bentuk kista yang berinti empat (kista masak) yang tahan terhadap asam lambung
masuk ke usus. Disini karena pengaruh enzym usus yang bersifat netral dan
sedikit alkalis, dinding kista mulai melunak, ketika kista mencapai bagian bawah
ileum atau caecum terjadi excystasi menjadi empat amoebulae. Amoebulae
tersebut bergerak aktif, menginvasi jaringan dan membuat lesi di usus besar
kemudian tumbuh menjadi trophozoit dan mengadakan multiplikasi disitu, proses
ini terutama terjadi di caecum dan sigmoidorectal yang menjadi tempat
habitatnya. Dalam pertumbuhannya amoeba ini mengeluarkan enzym proteolytic
yang melisiskan jaringan disekitarnya kemudian jaringan yang mati tersebut
diabsorpsi dan dijadikan makanan oleh amoeba tersebut. Amoeba yang
menginvasi jaringan menjalar dari jaringan yang mati ke jaringan yang sehat,
dengan jalan ini amoeba dapat memperluas dan memperdalam lesi yang
ditimbulkannya, kemudian menyebar melalui cara percontinuitatum, hematogen
ataupun lymphogen mengadakan metastase ke organ-organ lain dan menimbulkan
amoebiasis di organ-organ tersebut.

2. Plasmodium

Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh


genus ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini sentiasa mempunyai dua inang
dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra. Sekurang-kurangnya
sepuluh spesies menjangkiti manusia. Spesies lain menjangkiti hewan lain,
termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat.

3. Ascaris lumbricoides

Ascaris lumbricoides adalah nematoda usus atau cacing usus yang ditularkan
melalui tanah (soil transmitted helminth) yang dapat meyebabkan penyakit
ascariasis, cacing ini disebut juga dengan cacing gelang. Dalam periode hidupnya
cacing ini memerlukan tanah untuk berkembang dan penularan cacing ini melalui
perantara tanah.

Siklus Hidup Ascaris lumbricoides Siklus hidup Ascaris lumbricoides) Ascaris


lumbricoides dewasa hidup di dalam usus, cacing betina mampu bertelur rata-rata
200.000 butir perhari, telur ini kemudian keluar dari tubuh hospes bersama tinja.
Apabila ditanah kondisinya menguntungkan dalam jangka waktu 3 minggu akan
menjadi infektif. Apabila telur infektif tertelan manusia telur akan menetas
menjadi larva rhabditiform di usus, kemudian larva akan menembus dinding usus
dan masuk ke vena atau pembuluh limfe, ikut dalam sirkulasi darah, ke jantung
dan kemudian sampai paru-paru. Dalam kapiler alveoli larva rhabditiform
kemudian menembus dinding alveoli, masuk ke rongga alveoli, bergerak ke atas
menuju bronkhus dan sampai glottis. Kemudian dari glottis larva tertelan masuk
esofagus dan tumbuh menjadi dewasa di usus. Lama siklus hidup cacing ini dari
terjadinya infeksi sampai cacing dewasa bertelur memerlukan waktu sekitar 2
bulan, dan cacing dewasa dapat hidup selama 12 – 18 bulan
4. Taenia saginata

Taenia saginata adalah sejenis cacing pita yang dapat hidup dan berkembang
di dalam tubuh sapi. Cacing ini berwarna putih, berbentuk pipih, dan bisa tumbuh
hingga panjangnya mencapai 5–25 meter. Selain itu, Taenia saginata juga mampu
memproduksi telur hingga kurang lebih 200 juta telurMengenal Taenia Saginata,
Cacing Pita pada Daging Sapi – Alodokter Cacing Taenia saginata dapat hidup di
mana saja, terutama wilayah subtropis atau tropis seperti Indonesia. Cacing ini
juga masih banyak ditemukan di wilayah dengan sanitasi lingkungan yang buruk
atau tidak tersedia air bersih. Cacing Taenia saginata dapat menyebabkan infeksi
jika seseorang mengonsumsi daging sapi yang sudah terkontaminasi cacing ini,
terutama jika daging sapi tersebut tidak dimasak hingga matang.

Proses Terjadinya Infeksi Cacing Taenia saginata

Infeksi cacing Taenia saginata berawal ketika seseorang menjalani pola hidup
tidak sehat, misalnya buang air besar di tempat terbuka dan mengeluarkan tinja
yang sudah terkontaminasi telur cacing Taenia saginata. Telur cacing tersebut
kemudian akan bertahan hingga berbulan-bulan di alam terbuka dan
mengontaminasi lingkungan, tanah, atau tanaman di sekitarnya.Ketika tanaman
yang sudah terkontaminasi telur cacing tersebut termakan oleh sapi, telur cacing
Taenia saginata akan masuk ke dalam tubuh sapi untuk menetas dan berkembang
biak di sana. Penularan dari sapi ke manusia dapat terjadi ketika seseorang
mengonsumsi daging sapi mentah atau setengah matang yang telah terkontaminasi
telur cacing

5. Pengertian Fasciolopsis buski

Fasciolopsis buski adalah salah satu trematoda usus yang bersifat hermaprodit
yang dapat menimbulkan penyakit fasciolopsiasis. Hospes definitif parasit ini
adalah manusia, babi, kadang-kadang anjing, hospes intermedier 1 nya keong air,
sedangkan hospes intermedier 2 nya adalah tumbuhan air.

Siklus Hidup Telur menetas di air → keluar mirasidium → dimakan hospes


perantara 1 (keong air dari genus Segmentina, Hippeutis, Cyarulus) → dalam
tubuh keong berkembang menjadi sporokista → redia → serkaria dan keluar dari
tubuh keong → hidup bebas di air → menempel di hospes perantara 2 (tumbuhan
air seperti enceng gondok, teratai) dan berkembang biak menjadi metaserkaria
dalam waktu 3 – 4 minggu → manusia terinfeksi jika makan tumbuhan air yang
mengandung metaserkaria dalam kista → ekskistasi dalam duodenum →
melekatkan diri pada mukosa usus halus dan berkembang menjadi dewasa dalam
waktu ± 1 bulan.

Anda mungkin juga menyukai