Anda di halaman 1dari 5

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang merdeka pada tahun 1945 atau
tepatnya pada tanggal 17 agustus. Tentu sampai pada titik itu tidaklah mudah, banyak
pengorbanan yang di berikan, baik tenaga, materi, maupun pikiran. Sampai-sampai diri
sendiri tidak dipikirkan walaupun nyawa harus melayang, hanya demi sebuah
kemerdekaan suatu bangsa.
Tentu hal inilah suatu yang perlu kita ingat, kenapa kita bisa sampai posisi yang
senyaman ini, tidak dijajah, tidak dilanda kelaparan, tidak melihat setiap harinya jasad
bergelimpangan, tentu hal ini berkat jasa-jasa para pahlawan bangsa kita yang telah
berjuang untuk merebut Kemerdekaan Negara indonesia dari para penjajah.
Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk mengenang dan memberikan penghargaan kepada
jasa-jasa para pahlwan kita. Tidak dengan memberikannya hadiah ataupun menghidupi
anak-anak keturunannya. Cukup dengan mengingat sejarahnya, dan membuat negara
yang telah di merdekakannya dulu tetap baik dan kokoh berdiri. Maka di kesempatan
kali ini saya akan membahas tentang “Empat Pilar Bangsa Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pilar Bangsa indonesia?
b. Bagaimana sejarah 4 pilar bangsa Indonesia?
c. Bagaimana cara pengimplementasian terhadap 4 pilar bangsa Indonesia?
Bab II
Pembahasan

A. Pengertian 4 pilar bangsa Indonesia


Ketua MPR RI Taufiq Kiemas merupakan pencetus 4 pilar kebangsaan. Beliau
menerima gelar kehormatan dari universitas trisaki berupa gelar doctor honoris apertura
(H.C). Berikut adalah 4 pilar kebangsaan yang dicetuskan oleh beliau.
 Pancasila
 Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
 Bhineka Tunggal Ika
1. Pancasila
Pancasila merupakan landasan atau pilar pertama yang menyokong kekokohan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Pemikiran tersebut muncul karena 5 sila yang terdapat dalam
pancasila merupakan wujud dari sistem kepercayaan (belief system) yang dimiliki
Indonesia.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan keanekaragaman
yang dimilikinya. Oleh karena itu sistem kepercayaan yang dimiliki diharapkan mampu
mengakomodir atau menjembatani seluruh keberagaman tersebut.
Sila pertama dalam pancasila berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Sila ini dapat
diterima oleh seluruh agama tanpa terkecuali. Masing-masing agama tentunya memiliki
Tuhan yang sembah. Sila ini memiliki maksud agar rakyat Indonesia memiliki agama,
memeluk keyakinan dan memiliki satu Tuhan yang disembah.
Kata ‘satu’ bukan berarti harus sama, selama rakyat Indonesia memiliki ‘satu’ nya
masing-masing maka itu sudah menjadi wujud pasti dari sila ini. Sila pertama ini
bahkan diakui sebagai common denominator oleh bangsa Indonesia.
Selanjutnya dalam sila kedua disebutkan ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’. Sila ini
merupakan wujud penghormatan atas hak asasi manusia yang dimiliki oleh seluruh
warga negara. Semua rakyat Indonesia pada dasarnya memiliki harkat dan martabat
yang sama.
Pengakuan tersebut didapatkan secara adil dan beradab. Yang terpenting adalah
pancasila dianggap sebagai pilar penyangga kokoh bagi bangsa Indonesia yang
pluralistik.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Dasar 1945 atau yang disingkat UUD 1945 menjadi pilar kedua yang
menyangga kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat luas dapat memahami
makna yang dimaksudkan dalam teks pembukaan UUD 1945.
Pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 merupakan batang tubuh. Oleh karena itu,
jika tidak memahami makna dari teks pembukaan UUD 1945 tidak akan mungkin bisa
mengevaluasi batang tubuh yang menjadi derivatnya.

3. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)


Masing-masing negara di dunia memiliki bentuk negaranya sendiri. Bentuk negara yang
dimiliki indonesia adalah negara kesatuan yaitu NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia).
Sebelumnya, para pendiri bangsa memiliki banyak pertimbangan untuk memiliki NKRI
sebagai bentuk negara Indonesia. Pertimbangan utamanya adalah karena strategi devide
et impera (pecah belah) yang dimiliki Belanda mampu membuat mereka bertahan
selama 350 tahun menjajah Indonesia.
Pada masa itu Indonesia masih terpecah belah dalam bentuk kerajaan. Pertimbangan
para pendiri bangsa terbukti mampu membuat Indonesia lebih kokoh dan tidak mudah
terpecah belah. Setelah berbentuk negara kesatuan taktik pecah belah Belanda dapat
dipatahkan dengan mudah.

4. Bhineka Tunggal Ika


Bhineka Tunggal Ika memiliki arti walau berbeda-beda namun namun tetap satu jua.
Semboyan ini merupakan semboyan negara Indonesia yang pertama kali dicetuskan
oleh Mpu Tantular.
Semboyan ini kemudian dituangkan Mpu Tantular dalam karyanya dengan bunyi
‘Bhinna Ika Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa’. Mpu Tantular sendiri merupakan
seorang pujangga di Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayamwuruk
(1350-1389).
Pada masa itu, rakyat kerajaan Majapahit hidup rukun dengan berpegang pada prinsip
Bhineka Tunggal Ika. Seperti diketahui, rakyat Majapahit menganut berbagai
kepercayaan yang berbeda.
Oleh karena itu tujuan dari dibuatnya semboyan ini adalah untuk mencegah perpecahan
di kalangan masyarakat. Meskipun mereka menganut kepercayaan atau agama yang
berbeda, namun mereka tetap sama dalam satu pengabdian.
B. Sejarah Singkat 4 Pilar Kebangsaan
Sejarah tercetusnya 4 Pilar Kebangsaan diprakarsai oleh Taufiq Kiemas, ketua MPR
yang terpilih secara aklamasi pada tahun 2009. Setelah terpilih, Taufiq secara marathon
melakukan berbagai rapat dengan ketua fraksi MPR untuk membuat sebuah program
sosialisasi Undang-Undang Dasar 1945 dan juga Pancasila.
Dari sinilah gagasan 4 pilar kebangsaan berawal. Gagasan ini dibuat untuk
menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan serta mengamalkan
pancasila.
Pada awal kemunculannya, gagasan 4 pilar kebangsaan dihadapkan pada kritik dan
perdebatan yang cukup keras. 4 pilar kebangsaan yang berasal dari Pancasila, UUD
1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dianggap tidak pantas disejajarkan.
Terutama karena Pancasila yang merupakan dasar negara memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan 3 pilar lainnya. Selain itu, perdebatan juga muncul dari penetapan tanggal
lahirnya pancasila pada 1 juni 1945. Beberapa pihak berpendapat jika pancasila lahir
pada 18 agustus 1945 setelah disahkan oleh PPKI menjadi dasar negara Indonesia.
Namun secara perlahan, Taufiq Kiemas mampu meyakinkan seluruh pihak jika 1 juni
1945 menjadi hari lahirnya pancasila. Hal itu dikarenakan pada tanggal 1 juni 1945
Bung Karno pertama kalinya berpidato dan mengeluarkan gagasan mengenai 5 pokok
dasar negara dihadapan sidang BPUPKI.
Sedangkan 18 agustus kini diperingati sebagai hari konstitusi karena pada hari itu PPKI
mengesahkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi negara.
Diplomasi Taufiq Kiemas yang lembut dan bergagasan membuat semua perdebatan
yang ada kini tidak pernah muncul. MPR RI secara konsisten selalu memperingati 1
juni sebagai hari lahirnya pancasila dan 18 agustus sebagai hari konstitusi.

C. Implementasi 4 Pilar Kebangsaan


Implementasi 4 Pilar Kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari dapat dimulai dari hal
yang sederhana. Salah satunya adalah peka terhadap lingkungan yang ada di sekitar.
Sebagai sesama warga negara tentunya kita harus saling tolong menolong jika ada
warga negara lainnya yang kesulitan.
Selain itu toleransi akan keberagaman juga perlu diperkuat. Seperti misalnya dalam satu
daerah ada banyak bangunan tempat ibadah, akan tetapi bangunan masjid menjadi
bangunan yang paling besar dan luas.
Kita harus memahami hal ini dikarenakan umat islam menjadi mayoritas dan memiliki
umat yang paling banyak. Oleh karena itu, bangunan masjid di bangun lebih besar dan
luas agar mampu menampung seluruh umatnya untuk beribadah.
Dan sebaliknya, umat islam yang menjadi mayoritas tidak boleh sombong. Mayoritas
seharusnya mengayomi minoritas agar tetap bersatu dalam keberagaman. Menjaga
kesatuan dalam keberagaman bukanlah hal yang mudah, namun selama kita berpegang
teguh pada 4 pilar kebangsaan hal tersebut tidak sulit untuk dilakukan.
Contoh lainnya misalnya dalam mengamalkan pancasila, menjadikan pancasila sebagai
pedoman hidup, menjaga persatuan bangsa sebagaimana yang tercantum dalam sila ke
tiga “persatuan Indonesia”, dengan saling menghargai, menghormati baik secara
personal maupun perkelompok. Dengan ada perbedaan bukan menjadi sebuah hambatan
tetapi sebuah keindahan karena keragaman tadi. Dan masih banyak lagi nilai-nilai yang
terkandung dalam silanya.
Misalnya juga menaati peraturan sebagaiamana negara kita yang mempunyai dasar
negara yaitu UUD 1945, yang menjadi landasan kita dalam berbangsa dan bernegara,
tentu dengan kita menaati peraturan yang ada maka kita semua akan merasa aman,
nyaman, dan tentram.

Anda mungkin juga menyukai