Anda di halaman 1dari 12

Value Chain sagu di kabupaten meranti

No Alat Analisis Key Point Metode Hasil


1 Peta Value Chain:
Proses Apa saja proses inti Studi
dalam rantai nilai? Literatu
r

Pelaku Siapa para pelaku yang Studi Petani Sagu, Pengepul, Kilang Sagu Basah, Pabrik Sohun, Pedangang Industri
terlibat dalam proses Literatu Rumah Tangga, Konsumen.
tersebut dan apa yang r
mereka lakukan?
Aktivitas Apa saja aktivitas pada Studi • Petani Sagu: Produsen utama
pelaku? Literatu • Pengepul: Mengumpulkan batang sagu
r • Kilang Sagu Basah: Pengolahan batang menjadi pati sagu
• Pabrik Sohun: Pengolahan pati sagu
• Industri Rumah Tangga: Pengolahan sagu basah
• Konsumen:Mengonsumsi
Output Apa output dari Studi • Petani: Batang pohon sagu
aktivitas pelaku? Literatu • Pedagang Pengumpul: Ampas dan pati sagu
r • Kilang Sagu Basah: Sagu basah
• Pabrik Sohun: Sohun dan tepung hunkwe
• Industri Rumah Tangga: Mie sagu
Informasi & Seperti apa alur produk, Studi
Pengetahuan informasi, dan Literatu
pengetahuan di dalam r
rantai nilai? Alur Produk
Produsen
Proses Pengumpulan Pendistribusian konsumen
Utama
Input Batang pohon Ampas dan pati Sagu basah
sagu sagu
Output Batang Ampas dan pati Sagu basah
pohon sagu
sagu
Alur Informasi

Petani - Pedagang Pedagang pengumpul – Pedagang


Pelaku
pengumpul perantara
Masa panen, Beragam harga tergantung grade (grade A,
Jenis alur penanganan pasca B+, B dan C), kuantitas produksi
informasi panen, harga jual.

Kapasitas Berapa volume produk, Pemetaan Volume


(Volume) jumlah pelaku, dan
jumlah lapangan kerja?

Jumlah Pelaku dan Pegawai


Nilai Bagaimana perubahan Studi
nilai di sepanjang Literatu
rantai? r

Relasi Dari mana asal produk Studi


(atau layanan), dan Literatu
kemana perginya? r
Peta Risiko & Apa hambatan utama Studi Petani Pengepul Pabrik Sohun
Adaptasi dalam rantai nilai, dan Literatu
Kesulitan Faktor cuaca, lahan Proses pembersihan Menghasilkan
apa saja potensi solusi r
yang kotor. pelepah daun pada produksi sohun
nya? batang sagu. dan hunkwe
sesuai keinginan
konsumen,
Solusi Menggunakan Memilah pohon sagu Memperhatikan
sistem penanaman yang dibeli dari petani. proses pembuatan
menggunakan jalur sesuai dengan alur
tanam. yang telah dibuat.
Lokasi Dimana lokasinya? Studi Kabupaten kepulauan meranti, Riau, Indonesia.
Literatu
r

2 Kualitatif
Tata Kelola: Memahami koordinasi
Koordinasi, rantai nilai, termasuk
Regulasi dan perusahaan (pelaku)
Kendali utama dan mekanisme
utama (yaitu kontrak,
perjanjian, layanan),
dan mengapa struktur
koordinasi ini muncul
dan berkembang
Memetakan peraturan,
regulasi, dan standar
formal dan informal • Peraturan, regulasi, dan standar formal dan informal yang mempengaruhi
yang mempengaruhi rantai nilai
rantai nilai, cara
memonitor kepatuhan Peraturan 1 Peraturan 2 Peraturan 3 Peraturan 4
atas aturan tersebut, Petani
serta sanksi dan insentif Pengepul
apa yang digunakan Pedagang
Perantara
untuk memastikan Konsumen
terjadinya kepatuhan
Mengkaji dampak
peraturan pada berbagai Peraturan 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
pelaku, khususnya Pemberdayaan petani
kelompok-kelompok Peraturan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional
yang tertinggal Indonesia
Mengkaji bagaimana Peraturan 3 UU No 7 Tahun 2014 tentang perdagangan
Peraturan 4 UU No 8 1999 tentang Perlindungan konsumen
berbagai kelompok
peserta rantai nilai
menerima (atau kurang
memiliki akses pada)
bentuk dukungan yang
memadai yang dapat
membantu mereka
meraih standar yang
disyaratkan
Keterkaitan, Mengidentifikasi Tingkat kepercayaan harus diberi peringkat berdasarkan suatu skala:
Keterhubungan keterhubungan secara
(-1) tidak percaya dan cenderung curiga
dan Kepercayaan geografis dan secara
sosial (0) tidak percaya
Menjabarkan
(1) sedikit percaya
keterhubungan antara
berbagai pelaku dalam (2) cukup percaya
rantai nilai dan
(3) percaya sepenuhnya
hubungan mereka
dengan pelaku-pelaku Petani Pengepul Pabrik Sohun Konsumen
inti dalam terbentuknya Petani 3 1 2 2
rantai nilai Pengepul 1 0 3 1
Pabrik Sohun 1 3 -1 3
Konsumen 3 2 3 3
Kesimpulan :
• Hubungan kepercayaan timbal balik terjadi antara nelayan dan pengepul yaitu
pada skor sedikit percaya. Hal ini dikarenakan karena adanya kekhawatiran
petani mengenai harga beli dari pengepul yang terlalu murah, dengan maksud
mendapatkan untung besar dengan menjual harga tinggi.
Opsi Peningkatan Menganalisis efisiensi • Pengetahuan dan teknologi yang diterapkan dalam rantai nilai sagu
Pengetahuan, & efektivitas teknologi
Sarana Input
Keterampilan, yang digunakan dalam
Teknologi dan rantai nilai Masih menggunakan alat manual dalam proses pembersihan lahan untuk
Existing penanaman abut (bibit sagu) sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama
Layanan Mengkategorikan menyelesaikan penanaman dengan area lahan yang luas.
Pendukung teknologi yang ada saat Menggunakan alat bantu seperti mesin pembersih lahan galian bibit sagu
Upgrading
Lainnya ini dan teknologi yang sehingga proses penanaman lebih cepat.
diperlukan dalam rantai Pengolahan
nilai Proses pengolahan tual menjadi sagu basah yang di produksi pada proses ini
Existing biasa memiliki kualitas bervariasi, seperti tidak seluruhnya putih bersih (masi
mengandung sisa serat dan butiran pati) sehingga dapat menurunkan kualitas.
Menganalisis ketepatan Upgrading Menggunakan metode pengolahan tual menjadi sagu yang lebih efektif
teknologi dengan mempekerjakan pekerja yang terampil dalam bidang tersebut
Pedagang Perantara
(keterjangkauan,
kesesuaian, Proses produksi sohun seperti penjemuran masih menggunakan cara manual
Existing yaitu dengan sinar matahari sehingga membutuhkan waktu lebih ketika cuca
aksesibilitas,
tidak stabil.
kemampuan tereplikasi, Menggunakan mesin pengering agar hasil lebih merata dan efektif karena
dan kemampuan Upgrading
tidak tergantung dengan cuaca (cahaya matahari).
dipertukarkan) yang
dicocokkan dengan • Kriteria kualitas pada rantai nilai sagu
ketrampilan teknologi
di berbagai tingkatan
yang berbeda di dalam
rantai nilai
Menganalisis opsi-opsi
peningkatan
(upgrading) dalam
rantai nilai yang
menghasilkan kualitas
keluaran yang
dipersyaratkan
Menganalisis dampak
investasi eksternal pada
pengetahuan dan
teknologi (inovasi dan
Penelitian dan
Pengembangan)
Memahami penyebab • Peluang peningkatan sagu dengan menerapkan keterampilan, pengetahuan dan
kesenjangan/hambatan teknologi
yang ada melalui
Petani Pengepul Pedagang Perantara
analisis atas: Menggunakan bibit Membah pengetahuan Meningkatkan packaging
Ketrampilan, dan pupuk yang terkait pengolahan tual pada hasil olahan sagu
Produk
pengetahuan, dan berkualitas agar menghasilkan sagu basah
basah yang berkualitas.
teknologi yang ada dan Proses pemisahan hampas Menambah variasi metode
yang diterapkan; dan dan pati sagu pemasaran kepada
Proses menggunakan mesin agar masyarakat.
Upaya-upaya di masa mengurangi biaya tenaga
lalu untuk kerja.
meningkatkan Fungsi Memperluas target pasar Memperluas target pasar
ketrampilan, • Opsi teknologi yang tersedia secara relatif dikaitkan dengan tingkat investasi
pengetahuan, dan
Penanaman pohon Membandingkan
teknologi serta sagu pada daerah penggunaan binder Memperluas jenis
dampaknya yang memiliki kadar terhadap kekerasan olahan dari sagu
Mengidentifikasi air tinggi sohun
kebutuhan dan peluang Uraian singkat Pohon sagu dapat Perbedaan penggunaan Produk olahan yang
untuk meningkatkan menyerap air dengan binder sangat memanfaatkan sagu
baik jika berada di berpengaruh terhadap seperti briket atau
ketrampilan,
daerah yang berkadar tekstur sohun, dalam arang bernilai jual
pengetahuan, dan air tinggi sehingga hal kekerasan dan tinggi.
teknologi dapat mempengaruhi kelengketan.
Menganalisis kualitas sagu yang
kemungkinan dihasilkan nanti.
menyediakan peluang Keuntungan Kualitas sagu yang Kualitas sohun yang Dapat memperluas
lebih baik. lebih konsisten. target pasar.
peningkatan Kerugian - Biaya pengujian Biaya pembelian
(upgrading) melalui Biaya perbandingan binder mesin dan pegawai
layanan sematan, pada sohun. yang terampil.
layanan eksternal,
dan/atau tindakan dan
pembelajaran kolektif • Gambaran umum layanan yang potensial (berpeluang) untuk ditingkatkan
Keterampilan Pengetahuan Teknologi
Pekerja degan kapabilitas Informasi/permasalahan target Good handling practices
tinggi yang sesuai pasar (GHP)
Pelatihan pekerja Standar dan kontrol Riset pengolahan produk
dan bioteknologi
Bekerja dalam kelompok Teknik marketing yang sesuai Metode pemutihan sagu
dengan target pasar
3 Kuantitatif
Biaya dan Margin Biaya masuk
Distribusi biaya dan
margin
Perubahan biaya dan
margin
Perbandingan rantai
nilai
Tolok ukur kinerja

Distribusi Menganalisis dampak • Distribusi penjualan sagu perhari didalam tingkatan rantai nilai sagu
Pendapatan partisipasi dalam rantai
nilai terhadap distribusi
pendapatan di dalam Volume penjualan (Kg/Hari)
dan di antara berbagai 1400
tingkatan rantai nilai di 1200
tingkat masing-masing 1000
pelaku. 800
Menganalisis dampak 600
sistem tata kelola rantai 400
nilai yang berbeda-beda 200
terhadap distribusi 0
Petani Pengepul Pedagang perantara
pendapatan dan
terhadap harga akhir
suatu produk. Distribusi pendapatan didalam tingkatan rantai nilai sagu
Menganalisis distribusi
pendapatan di tingkat 14000
kegiatan usaha secara 12000
keseluruhan dan
10000
menganalisis
dampaknya terhadap 8000
partisipasi dalam rantai 6000
nilai serta dalam 4000
pengambilan keputusan.
2000
0
Petani Pengepul Pedagang perantara

Keuntungan (Rp/Kg) Harga Jual (Rp/Kg)

Rendahnya pendapatan/keuntungan di tingkatan rantai nilai dikarenakan belum


ada informasi yang memadai terkait pengetahuan dan teknologi yang dapat
meningkatkan mutu dari olahan sagu tersebut.
Distribusi Menganalisis dampak
Lapangan Kerja rantai nilai pada pengelompokan penggunaan tenaga kerja
distribusi lapangan 6
kerja di dalam dan di
antara berbagai 5
tingkatan rantai nilai di
4
tingkat pelaku.
Menguraikan distribusi 3
lapangan kerja pada
rantai nilai dan pada 2
berbagai kelas
1
kekayaan; dan
menentukan cara kaum 0
miskin dan kelompok Jan-Feb Mar-Apr Mei-Jun Jul-Aug Sep-Okt Nov-Des
tertinggal lainnya
Makmur Rata-rata Miskin
berpartisipasi dalam
rantai. Rantai nilai yang telah dijalankan mengubah taraf hidup kaum miskin dan
Menguraikan dinamika
lapangan kerja di dalam makmur yang semakin meningkat.
dan di sepanjang rantai
nilai, serta inklusi dan
eksklusi kaum miskin
dan kelompok tertinggal
lainnya.
Menganalisis dampak
sistem tata kelola rantai
nilai yang berbeda
terhadap distribusi
lapangan kerja
Menganalisis dampak
strategi peningkatan
rantai nilai yang
berbeda terhadap
distribusi lapangan
kerja.

Anda mungkin juga menyukai