674-Article Text-2065-1-10-20230614
674-Article Text-2065-1-10-20230614
Abstrak
22 Kelompok tani di Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung saat ini beralih budidaya talas beneng,
pengepul dan pembeli yang datang menerima hasil penjualan daun talas kering dengan kualitas terbaik
dengan harga Rp 20,000,- (dua puluh ribu rupiah), Satu kelompok tani beranggotakan 20 - 30 petani talas
dengan total luas kebun 14 hektar, Tanaman talas termasuk dalam keluarga umbi, buah umbi, batang, dan
daunnya dapat diolah menjadi makanan, obat dan daunnya sebagai pengganti daun tembakau sebagai
bahan baku rokok. Kendala yang dialami oleh para petani dalam budidaya talas beneng adalah dalam
menentukan harga jual terutama untuk penjualan yang bersifat masal dalam hal ini hasil panen daun talas
dapat dipetik tiga bulan sekali dan bisa direncanakan per dua minggu, karena sifat talas yang tumbuh dan
berkembang sepanjang tahun dan tidak terlalu terpengaruh oleh musin, maka para petani di Kecamatan
Jumo Kabupaten Temanggung menjadikan talas sebagai alternatif apabila tanaman tembakau sedang tidak
musim tanam. Dalam kasus ini penulis melakukan pengabdian masyarakat dalam membantu menentukan
harga jual dan mempertemukan pembeli/ eksportir yang menerima hasil panen dengan kuantitas kontrak
8 ton/ bulan. Tentu saja banyak kendala diawal pengabdian ini, untuk itu pada mulanya dilakukan analisa
pemasaran, dilanjutkan pembinaan budidaya, dan standar peralatan/mesin pengolahan daun talas
sehingga kualitas terbaik yang diproduksi dijual dengan harga yang lebih baik, akses kepada eksportir atau
bahkan buyer di luar negeri adalah tujuan utama dalam penelitian ini, adapun metodologi yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis diskriptif dengan kesimpulan harga pokok
produksi dan harga titik impas menjadi faktor utama dalam penentuan harga jual dan menentukan
keuntungan seluruh anggota kelompok tani talas beneng.
Kata Kunci : Talas beneng, Daun talas, Harga jual talas, Break even poin daun talas.
Abstrct
22 Farmer groups in Jumo District, Temanggung Regency are currently shifting to beneng taro cultivation,
collectors and buyers who come to receive the best quality dried taro leaves at a price of IDR 20,000 (twenty
thousand rupiah). One farmer group consists of 20 - 30 taro farmers with a total garden area of 14 hectares.
Taro belongs to the tuber family, tubers, stems and leaves can be processed into food, medicine and the leaves
can be used as a substitute for tobacco leaves as raw material for cigarettes. The obstacle experienced by
farmers in beneng taro cultivation is in determining the selling price, especially for mass sales, in this case the
taro leaf harvest can be picked once every three months and can be planned every two weeks, due to the nature
of taro which grows and develops throughout the year and not too affected by the season, the farmers in Jumo
District, Temanggung Regency make taro as an alternative when the tobacco plant is not in the growing
season. In this case the author does community service in helping to determine the selling price and bring
together buyers/exporters who receive crops with a contract quantity of 8 tons/month. Of course there were
many obstacles at the beginning of this service, for this reason, initially a marketing analysis was carried out,
followed by cultivation guidance, and standard equipment/machines for processing taro leaves so that the
best quality produced was sold at better prices, access to exporters or even overseas buyers was The main
objective of this study, while the methodology used in this study is to use descriptive analysis with the
conclusion that the cost of goods manufactured and the break-even price are the main factors in determining
the selling price and determining the profits of all members of the taro beneng farmer group.
Keywords: Taro beneng, taro leaves, selling price of taro, break even point of taro leaves .
DUSUN Dusun
JOMBO GEMAH SUJON
7 PENGILON SUKO Toyomerto
R RIPAH O 1 Sebendo Sabar
DESA JOMBOR MART RT.03
9 h Daim
Dusun Jombor O RW.01Desa
JOMBO Loh Suwah Sukomarto
8 Kidul Desa
R Jinawi man
Jombor Dusun
SUKO
Dusun Carikan 2 Murosi Bentisan Kidul
KERTO Tarumar marjon MART Sejambu
9 1 Rt 03 Rw 001 0 d Desa
SARI tani VI o O
Desa Kertosari sukomarto
F.Analisa SWOT
Gambar 9 Standar Packaging
Matrix IFAS
D. Strategi Tempat Faktor S trategis Internal (IFAS ) Bobot Rating S kor Ket
Strategi dalam memilih tempat PELUANG
bisa masuk ke sentra produksi di desa 1. Pesaing daerah lain 0.10 5.0 0.5
2. Cuaca 0.10 3.0 0.3
Sukomarto dekat dengan jalan Provinsi. Di 3. Lahan dan tumpang sari tanaman 0.08 2.0 0.16
pilihnya sentra produksi di Sukomarto 4. Kebijakan Kesehatan
5. Alat Produksi
0.08
0.08
2.0
1.0
0.16
0.08
karena terdapat lapangan bola, dan Sub Total B 0.44 1.20
Matrix EFAS tembakau sehingga ada resistensi dari
Faktor S trategis Eksternal (EFAS ) Bobot Rating S kor Ket kebijakan kesehatan. Disamping itu alat
KEKUATAN
1. Pasar Eksport 0.12 8.0 0.96 produksi yang cepat rusak karena
2. Infrastruktur
3. SDM
0.12
0.12
7.5
6.0
0.90
0.72
menggunakan mesin produksi yang
4. Kebijakan Pemeritah 0.10 6.0 0.60 digunakan untuk tembakau juga .
5. Dukungan Dana
Sub Total A
0.09
0.55
5.0 0.45
3.63
Peluang (Opportunity)
KELEMAHAN Peluang dari Pasar Australia, Turki,
dan Hongkong dalam kebutuhan
1. Pesaing daerah lain 0.10 4.0 0.400
2. Cuaca 0.09 4.0 0.360
3. Lahan dan tumpang sari tanaman 0.09 3.0 0.270 pengganti daun tembakau adalah bisnis
4. Kebijakan Kesehatan 0.09 2.0 0.180
5. Alat Produksi 0.08 2.0 0.160 baru yang sangat mungkin berkembang,
Sub Total B 0.45 1.37 dibangunnya tol Semarang Jogja dan tol
Total A+ B 1.00 5.00
Semarang Jakarta menjadikan akses
Matrix SFAS infrastruktur di Kabupaten Temanggung
Faktor S trategis Analisis S umary (S FAS ) Bobot Rating S kor Ket
1.Kekuatan & Peluang Pasar Export 0.14 8.00 1.12 Jangka Panjang lebih terbuka dalam kecepatan
2.Kekuatan & Peluang Infrastruktur
3.Kekuatan & Peluang SDM
0.13
0.13
5.00 0.65
5.00 0.65
Jangka Panjang
Jangka Panjang
pengantaran barang.
4.Kekuatan & Peluang Kebijakan Pemerintah 0.12 3.00 0.36 Jangka M enengah Hambatan (Threats)
5.Kekuatan & Peluang Dukungan Dana
6. Ancaman & Kelemahan Pesaing daerah lain
0.12
0.12
4.00 0.48
4.00 0.48
Jangka Pendek
Jangka M enengah
Pesaing Daerah lain telah terlebih
7. Ancaman & Kelemahan Cuaca alam 0.11 2.00 0.22 Jangka Panjang dahulu mengenalkan daun talas dan telah
membuat industri rokok dari daun talas,
8. Ancaman & Kelemahan Lahan dan tanaman 0.11 2.00 0.22 Jangka Pendek
9. Ancaman & Kelemahan kebijakan kesehatan 0.08 4.00 0.32 Jangka Panjang
10. Ancaman & Kelemahan alat produksi 0.07 2.00 0.14 Jangka M enengah dan di jual di pasar domestik, pengadaan
alat produksi yang sering terlambat
Total 1.13 4.64
Nurmalina R, Tintin S, Arif K. 2010. Studi kelayakan Setyowati, M., I. Hanarida dan Sutoro.
bisnis. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi (2007). Karakteristik Umbi Plasma Nutfah
dan Manajemen IPB. Bogor. Tanaman Talas (Colocasia esculenta). Buletin
Plasma Nutfah, Vol. 13 (2): 49 – 55.
Pepi Nur, S. 2020. Budidaya Talas Varietas Beneng.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Banten. Swinkels, Rob and Turk, Carrie. (2003).
Strategic Planning for Poverty Reduction in
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Vietnam: Progress and challenges for meeting the
Alfabeta. Bandung. localized Millennium Development Goals (MDGs)
(Policy Research Working Paper 2961), World
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Bank, January
Praktis. Andi Offset. 2003 di internet path http://www.ssrn.com
Yogyakarta
Widowati, S dan D.S. Damardjati. (2001).
Suhono, Budi. 2010. Ensiklopedia Biologi Dunia Menggali Sumberdaya Pangan Lokal dalam Rangka
Tumbuhan 7 (Tumbuhan Paku). PT. Lentera Abadi. Ketahanan Pangan.Majalah PANGAN No 36/X/Jan
Jakarta /2001. BULOG, Jakarta.
Suketi, K., B.S. Purwoko, D. Supandi, I.H. Somantri, Yursak Z, Susilawati PN. (2017). Talas Beneng “Si
I.S. Dewi, dan Minantyorini. 2001. “Karakterisasi Raksasa” Dari Banten. Serang: Balai Pengkajian
dan konservasi in vitro plasma nutfah talas serta Teknologi
seleksi adaptasi untuk mendukung tumpangsari”. Pertanian Banten
Laporan Hasil Penelitian, Institut Pertanian Bogor
dan Badan Litbang Pertanian. Dhanty Dwika Amelia, (2016).”Analisis Usahatani
Talas Stoimo di Desa Suka Sari Kabupaten
Kartina, A.M., R. Pancasasti, W. Kepahiang”.Fakultas Pertanian. Universitas
Ichwanuddin dan N. Hermita. (2015). Dehasen Bengkulu.
Pengaruh Elevasi Terhadap Kadar
Asam Oksalat Talas Beneng Habib, 2017. Analisis pendapatan dan strategi
(Xanthosoma undipes K.Koch) di pengembangan tanaman ubi jalar sebagai
Sekitar Kawasan Gunung Karang pendukung program diversivikasi pangan sumatera
Provinsi Banten. Laporan Penelitian MP3EI. utara. Jurnal ilmu pertanian . Medan.
Muttakin S. (2010). Beneng Primadona Selamet D.S,2009. Klasifikasih Tanaman Talas Dan
Banten. [Terhubung Berkala]. Nilai Gizi Tanaman Talas.majalah gizi dan makanan
http://banten.litbang.deptan. jilid 4, hal 26, Pusat Penelitian dan
go.id/ind/index.php?option=com_cont Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Jakarta.
ent&view=article&id=228&Itemid=11.
Soekartawi, 2006.Analisis Usaha tani.Penerbit
Pancasasti, Ranthy. (2013). Pemanfaatan Universitas Indonesia.UI-Press.
Talas Beneng Sebagai Produk Unggulan, Penggerak Jakarta.
Ekonomi Perdesaan, dan Pemberdayaan
Masyarakat di Kabupaten Pandeglang Provinsi Rawuh, Sugeng. 2008. Penghilang Rasa Gatal Pada
Banten. Pengumuman Hasil Evaluasi Program Talas.
(KKN - PPM) Bagi Dosen Perguruan Tinggi Tahun http://yellashakti.wordpress.com/2008/01/30pe
2013 Nomor nghilang-rasa-gatal-pada-talas.
1487/E5.3/KPM/2013 tanggal 27
Mei 2013. Kementerian Pendidikan Saragih. B. 2001. Agribisnis. Paradigma Baru
Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian.
Pendidikan Tinggi Penerbit PT. Surveyor Indonesia.
(Skripsi)
ANALISIS KELAYAKAN USAHA RAJANGAN DAUN
TALAS BENENG SEBAGAI PENGGANTI TEMBAKAU
BERNIKOTIN YANG DITINJAU BERDASARKAN
ASPEK NON FINANSIAL
(Studi Pada PT Santy Abadi Mandiri)