Anda di halaman 1dari 2

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau

bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Bagian tanaman sawi
yang bernilai ekonomis adalah daun maka upaya peningkatan produksi diusahakn pada
peningkatan produk vegetatif untuk mendukung upaya tersebut dilakukan pemupukan.
Tanaman sawi memerlukan unsur hara yang cukup dan tersedia bagi pertumbuhan dan
perkembangannya untuk menghasilkan produksi yang maksimal (Wahyudi, 2010). Bagian
ekonomis dari tanaman sawi ini sangat mudah rusak sehingga harus dilakukan perlakuan-
perlakuan khusus agar menjaga kualitas dari hasil ekonomis sawi ini. Dalam menjaga kualitas
dari sawi yaitu pada bagian daun dapat dilakukan dengan pemanenan dan pasca panen yang
benar.

Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan panen ini adalah umur panen dan cara
panennya. Panen harus dilakukan pada waktu yang tepat agar sesuai dengan keinginan
konsumen dan baik kualitasnya. Sawi yang dipanen terlalu tua akan menjadi keras dan tidak
enak untuk dikonsumsi, sedangkan apabila dipanen terlalu muda produksinya menjadi sedikit
dan harga jualnya rendah karena tidak memenuhi standar yang diinginkan oleh konsumen.
Tanaman sawi yang siap dipanen adalah yang berumur 40-50 hari, selain berdasarkan
umurnya kriteria sawi yang siap dipanen adalah dengan melihat keadaan fisik tanaman seperti
warna, bentuk, dan ukuran daun. Menurut Haryanto dan Tini (2002), apabila daun terbawah
sudah mulai menguning maka sawi harus secepatnya dipanen karena hal ini menandakan
bahwa tanaman mulai memasuki fase generatif atau akan segera berbunga. Jika tanaman
dipanen belum berbunga maka sawi yang dihasilkan segar dan tidak keras atau kasar apabila
dikonsumsi. Sawi yang telah dilakukan kegiatan panen sawi tersebut tetap bernafas dan hidup
sehingga perlu dilakukan penanganan hasil panen secara tepat. Cara panen sawi ada dua
macam yakni cara pertama adalah dengan cara mencabut seluruh tanaman beserta akarnya.
Cara panen seperti ini dilakukan untuk jenis lahan yang lembap atau gembur seperti di
dataran tinggi atau media hidroponik. Cara panen yang kedua adalah dengan cara memotong
bagian pangkal batang yang berada diatas tanah dengan menggunakan pisau yang tajam. Cara
panen seperti ini biasanya dilakukan untuk lahan yang kering.

Menjaga kualitas hasil dari sawi dilakukan dengan pasca panen yang benar. Adapun
tujuan pasca panen adalah agar sayur yang dipanen tetap memiliki mutu yang baik hingga
sampai ke tangan konsumen. Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan
Biofarmaka (2008) bahwa pasca panen merupakan kegiatan penanganan sayur yang telah
selesai dipanen (sortasi, pengkelasan, pengemasan dan penyimpanan) berdasarkan ukuran
dan standar mutu yang telah ditentukan hingga siap didistribusikan ke konsumen. Tujuan
dilakukan sortasi adalah untuk memilih atau memisahkan antara pakcoy yang baik dengan
yang kurang baik, daun-daun yang terkena penyakit, rusak atau abnormal sebaiknya dibuang.
Kriteria sortasi dilhat dari sejauh mana batang atau daun rusak. Kerusakan maksimum yang
ditolerir sewaktu penyortiran adalah 10% dari seluruh bagian (Haryanto dan Tini, 2002).
Sortasi dilanjutkan dengan pengemasan yang bertujuan untuk memudahkan dalam
pengiriman, menjaga kerusakan serta membuat penampilan lebih menarik. Petani atau
pedagang pengumpul pengemasan masih dilakukan dalam jumlah besar. Sawi diikat bagian
pangkalnya sekitar 3-6 batang, kemudian sawi diletakkan dalam karung plastik yang
dilebarkan lantas disatukan dalam gulungan atau ikatan besar. Kemudian selanjutnya
penyimpanan yang umunya dilakukan pada suhu 0C, dengan demikian kadar air yang
terdapat dalam pakcoy tetap dipertahankan sekitar 95% hingga pakcoy dapat tetap segar
sampai ke tangan konsumen. Apabila sawi disimpan di tempat yang baik dan tepat maka
pakcoy dapat bertahan hingga 3-4 minggu.

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarma. 2008. SOP budidaya Pakcoy.
Departemen Pertanian, Jakarta.

Haryanto, E. dan T. Suhartini. 2002. Sawi dan selada. Penebar Swadaya, Jakarta.

Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai