Anda di halaman 1dari 2

Resume Jurnal

Judul : Dispersive liquid-liquid microextraction for the isolation and HPLC-DAD determination of
three major capsaicinoids in Capsicum annuum L./ Mikroekstraksi cair-cair dispersive untuk
isolasi dan penentuan tiga jenis Capsicum annuum L utama dengan HPLC-DAD.
Penulis : Jude CALEB, Usama ALSHANA, Azmi HANOGLU, Ihsan CALIS
Institusi : Departemen Kimia Analitik, Fakultas Farmasi, Universitas Timur Dekat, Lefkoşa, TRNC,
Mersin 10, Turki 2. Departemen Botani Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Timur
Dekat, Lefkoşa, TRNC, Mersin 10, Turki 3. Departemen Farmakognosi, Fakultas Farmasi,
Universitas Timur Dekat, Lefkoşa, TRNC, Mersin 10, Turki
Abstrak
Metode Dispersive liquid-liquid microextraction (DLLME) yang dikombinasikan dengan
HPLC detektor DA telah ditemukan sebagai suatu metode untuk ekstraksi dan kuantitasi tiga jenis
capsaicinoids yang utama yaitu capsaicin, dihydrocapsaicin dan nordihydrocapsaicin dari cabai
(Capsicum annuum L.), dimana nilai nilai R2 dan %RSD nya masing-masing lebih dari 0.9962 dan
<2.5%, %relatif perolehan kembalinya ada di rentang 92.0% - 108.0% dengan %kemurniannya
>98.0%. Hal tersebut telah dibuktikan dengan analisa menggunakan LC-MS dan NMR. Kelebihan
dari metode ini yaitu secara signifikan dapat mengurangi waktu ekstraksi dan konsumsi pelarut
organik.
Persiapan Alat dan Bahan
Disiapkan alat dan bahan, Acetonitril, Tetrahidrofuran, Cloroform, Diklorometan, Natrium klorida,
Natrium hidrokisida, Etil asetat, Asam asetat, Heksan, Toluen, Silika gel, Air deionisasi, Standar
Capsaicinoids, Metanol, HPLC, MPLC, LC-MS, FT-NMR.
Persiapan Larutan Standar
Disiapkan larutan standar Capsaicin, Dihidrocapsaicin dan Nordihydrocapsaicin dengan konsentrasi
1000 µg mL–1 dengan pelarutnya Methanol kemudian disimpan padasuhu -4 oC. Dicampurkan ketiga
larutan standar dengan dilarutkan dengan 50mM NaOH/MeOH (45/55%, v/v), kemudian disaring
dengan menggunakan vakum filtrasi membrane selulosa 0,20m.
Persiapan Sampel
Disiapkkan kultivar segar Capsicum annuum L. dan acar cabai hijau yang sebelumnya dicuci dengan
air DI (Deionisasi), lalu dibiarkan kering pada suhu kamar, kemudian dipotong kecil-kecil,
dikeringkan semalaman dalam oven pada suhu 60 oC. Kemudian dihaluskan dengan cara diblender,
terkahir disimpan sampel kedalam botol kaca rapat dan gelap. Selanjutnya sampel ditimbang 1,00 ±
0,01 g, kemudian diekstraksi dengan 50 mL pelarut melalui ultrasonikasi selama 30 menit pada suhu
25oC, kemudian larutan disaring dengan kapas dan dimasukkan ke syringe dengan filter 0.45 µL.
Kemudian dimasukkan filtrate kedalam labu ukur 50 mL, kemudian dilarutkan dan dihimpitkan
dengan asetonitril/ air 50/50 (%, v/v). Kemudian dipipet sampel 5,0 mL, dicampur dengan 2,0 mL
larutan NaCl jenuh kemudian divorteks selama 30 detik, disentrifugasi selama 3 menit pada
kecepatan 6000 rpm. Dipipet 1,2 mL larutan kemudian dilakukan proses salting out dengan
asetonitril. 1,0 mL larutan ini kemudian akan digunakan dalam proses Mikroekstraksi cair-cair
dispersive.
Tahap Mikroekstraksi cair-cair dispersive
Dipipet 1,o mL sampel hasil salting out kemudian dimasukkan kedalam tabung sentrifuga yang akan
ditambah volumenya hingga 15 mL dengan menggunakan air DI, kemudian ditambahkan dengan 250
μL asetonotril, 100 μL kloroform, 100 μL asam asetat kemudian divorteks 30 detik, lalu disentrifugasi
selama 3 menit pada kecepatan 6000 rpm. Kloroform yang mengendap didasar dipindahkan
seluruhnya ke tabung mikrotube snaplock, kemudian diekstraksi kembali kedalam 300 μL 50mM
NaOH/MeOH (45/55%, v/v), divorteks 15 detik, disentrifugasi 3 menit pada kecepatan 6000 rpm,
kemudian dipipet 5 μL dari ekstrak air dari atas lapisan yang terbentuk. Kemudian dianalisa dengan
HPLC-DAD.

Tahap Karakterisasi

Hasil dari proses Mikroekstraksi cair-cair dispersive kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan
instrument HPLC 1200 series, Agilent Technologies untuk proses pemisahan dan identifikasi,
Medium-pressure liquid chromatograph (MPLC) (BÜCHI Labortechnik) untuk proses isolasi sampel,
LC-MS with electrospray ionization (ESI) untuk analisis massa molekul, (FT-NMR) Spectroscopy
(Agilent Technologies) untuk elusidasi struktur dan analisa spektra.
Hasil
Pelarut yang cocok dilihat dari kemampuannya mengekstrak analit dari larutan sampel dan
tidak larut dalam fasa air. Dari grafik, dapat dilhat bahwa diklorometana (DCM) memiliki efektivitas
ekstraksi tertinggi, namun volume perolehan kembali dari kloroform (CF) lebih tinggi, sehingga
kloroform dipilih sebagai pelarut.
Pengaruh volume kloroform yang digunakan diamati dari 100 hingga 300 uL, dengan interval 50 uL.
Luas puncak pembacaan semakin menurun setelah 100 uL, sehingga 100 uL kloroform digunakan
sebagai jumlah/volume pelarut yang optimal.
Acetonitrile digunakan sebagai pendispersi pelarut karena sebelum DLLME dilakukan, ada perlakuan
SOE (salting-out extraction). Jika dilihat dari grafik, volume yang optimal untuk acetonitrile adalah
1250 uL.
Secara teoritis, garam dapat berfungsi sebagai demulsifier, sehingga membuat waktu pemisahan fasa
lebih cepat, namun efektivitas ekstraksinya berkurang. Pada penelitian ini, benar bahwa garam
mengurangi efektivitas ekstraksi (ditunjukkan oleh berkurangnya luas puncak), sehingga tidak
digunakan untuk ekstraksi. Waktu DLLME di mana tercapainya kesetimbangan berada pada waktu 30
detik.
Kloroform yang diperoleh dari DLLME tidak cocok dengan HPLC fasa terbalik, sehingga ekstraksi
kembali analit memerlukan injeksi BES (Back-Extraction Solvent). Efek dari volume BES diamati
dari 100 hingga 400 uL. Jika dilihat dari grafik, volume 300 uL merupakan volume yang optimal
untuk BES. Dengan kondisi ini, kesetimbangan tercapai dalam waktu 15 menit.
Kesimpulan
Dari penelitian, telah ditunjukkan bahwa DLLME memiliki beberapa keuntungan yaitu hemat biaya,
hemat pereaksi, waktu pengerjaannya cepat, memiliki efisiensi ekstraksi yang tinggi, dan selektif.
Walaupun matrix yang diuji kompleks, hasil yang didapatkan memiliki recovery yang tinggi,
linearitas yang baik, serta presisi (reprodusibilitas dan ripitabilitas) yang stabil.
Maka dari itu, metode DLLME-HPLC-DAD ini dapat digunakan untuk menganalisis capsaicinoid
dalam sampel lada/cabai secara kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai