TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI
TEKNIK INFORMATIKA
2018
Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan kebutuhan yang
dirasakan oleh sivitas akademika Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia
dalam menulis karya ilmiah berupa skripsi atau tugas akhir. Pedoman ini merupakan
pedoman resmi yang harus diikuti oleh segenap sivitas akademika dalam penulisan
skripsi atau tugas akhir.
Dengan tersusunnya pedoman ini, tidak lupa kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan
menyusun pedoman ini.
Team Akademik
LAMPIRAN .............................................................................................................. 62
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Mata kuliah Tugas Akhir merupakan mata kuliah mandiri yang harus ditempuh oleh
seorang mahasiswa menjelang akhir studinya untuk mendapatkan gelar sarjana atau
ahli madya. Tugas akhir ini merupakan sarana pembuktian kemampuan mahasiswa
dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah sesuai dengan disiplin ilmunya.
Hasil mata kuliah ini berupa penulisan karya ilmiah berisi hasil penelitian yang disebut
skripsi atau Tugas Akhir yang disusun secara sistematis berdasarkan ketentuan metode
penelitian ilmiah. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata kuliah Tugas
Akhir setelah yang bersangkutan memenuhi persyaratan tertentu. Tugas akhir
dikerjakan secara mandiri oleh mahasiswa di bawah bimbingan seorang dosen
pembimbing.
1.2. Tujuan
Penulisan tugas akhir bertujuan untuk menguji kemampuan berpikir kritis, kreatif dan
analitis mahasiswa dan memperkaya ilmu pengetahuan teoritis yang diperoleh di
bangku kuliah dengan pengalaman-pengalamannya selama melakukan penelitian di
lapangan sehingga mahasiswa memiliki kompetensi sesuai dengan standar kualitas
lulusan. Melalui penulisan tugas akhir ini mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Mengidentifikasikan dan merumuskan masalah penelitian yang berdasarkan
rasional tertentu yang dinilai penting dan bermanfaat ditinjau dari beberapa
segi
2. Melaksanakan penelitian, mulai dari penyusunan rancangan penelitian,
pelaksanaan penelitian, sampai pelaporan hasil penelitian
3. Melakukan kajian secara kuantitatif atau kualitatif, dan menarik kesimpulan
yang jelas serta mampu merekomendasikan hasil penelitiannya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dengan pemecahan masalah.
4. Mempresentasikan hasil Tugas Akhir dalam forum seminar dan
mempertahankannya dalam ujian lisan di hadapan tim dosen penguji.
Apabila karya ilmiah tersebut terbukti bertentangan dengan ketentuan di atas maka
Skripsi / Tugas Akhir tersebut dinyatakan BATAL.
A. Halaman Depan
Halaman depan memuat: judul usulan penelitian, bidang teknologi yang akan diteliti,
nama dan NRP mahasiswa, lambang STIKI.
Contoh format halaman depan proposal dapat dilihat pada bagian Lampiran.
Contoh format lembar persetujuan proposal dapat dilihat pada bagian Lampiran.
a. Topik yang diangkat baru dan mempunyai dampak terhadap perkembangan ilmu
dan penerapannya.
b. Mengajukan suatu konsep yang berbeda dengan yang telah ada.
c. Mencari jawaban atas penyelesaian suatu masalah.
Dalam memilih atau menentukan judul, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen
yang mengasuh disiplin ilmu yang terkait dengan masalah yang akan diteliti.
Mahasiswa dapat juga menghubungi instansi lain seperti dinas-dinas teknis, lembaga-
lembaga penelitian, pusat-pusat studi dan pengembangan. Pencarian judul juga dapat
dilakukan melalui pustaka seperti jurnal, kumpulan hasil penelitian (proceeding), buku
ajar dan lain-lain.
2. Latar Belakang
Latar belakang masalah memuat fakta-fakta yang relevan dengan masalah penelitian
sebagai titik tolak merumuskan masalah penelitian, alasan-alasan mengapa masalah
yang dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang penting untuk diteliti, ditinjau
dari aspek teoritis, normatik, faktual dan teknis.
Panduan Tugas Akhir Page 6
Di dalam latar belakang harus dikemukakan:
1. Objek penelitian
2. Alasan (pendapat peneliti) kenapa judul karya ilmiah yang dimaksud perlu
dibuat.
3. Sifat/ tujuan penelitian
4. Strategi pencapaian tujuan
5. Tinjauan teoritis yang mendukung penelitian
6. Bila perlu dapat juga dikemukakan hambatan yang akan ditemukan dalam
proses penyelesaian/ penelitiannya nanti. Konsep yang tertuang dalam latar
belakang akan menjadi dasar dari penyelesaian penulisan karya ilmiah.
3. Rumusan Masalah
Perumusan masalah memuat proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks
dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti (researchable problems), atau
merumuskan kaitan antara kesenjangan pengetahuan ilmiah atau teknologi yang akan
diteliti dengan kesenjangan pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Di dalam
menyampaikan perumusan masalah harus relevan dengan judul yang akan diteliti.
Perumusan masalah tidak selalu berupa kalimat tanya.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik maksud atau tujuan
yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Maksud-maksud yang terkandung
di dalam kegiatan tersebut baik maksud utama maupun tambahan, harus dikemukakan
dengan jelas.
5. Batasan Masalah
Masalah yang akan dicari pemecahannya harus terbatas ruang lingkupnya agar
pembahasannya dapat lebih terperinci. Batasan masalah memuat materi pokok yang
akan dibahas kaitannya dengan proses penalaran dari karya ilmiah, sehingga diperoleh
gambaran keseluruhan konteks isi karya ilmiah yang akan diselesaikan. Diharapkan
batasan masalah tidak menyajikan hal-hal yang tidak dibahas.
6. Manfaat Penelitian
Berisi uraian tentang manfaat yang dapat diperoleh bila tujuan penelitian tercapai.
Manfaat tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan juga manfaat bagi obyek
yang diteliti.
7. Metodologi penelitian
Metodologi penelitian adalah tahapan yang harus ditentukan terlebih dahulu sebelum
melakukan penyelesaian masalah yang akan dibahas. Dengan adanya metodologi
penelitian, maka penelitian akan memiliki alur yang terarah dan sistematis. Metodologi
penelitian akan menjadi kerangka dasar berpikir logis bagi pengembangan penelitian ke
arah penarikan kesimpulan secara ilmiah.
8. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir memuat uraian secara garis besar tentang isi tugas
akhir pada tiap bab. Penyusunan garis-garis besar sebuah bab, merupakan langkah
pertama yang sangat berguna dalam pembuatan suatu karya ilmiah. Sistematika
penulisan tidak sama dengan daftar isi. Sistematika penulisan isi hanya terdiri dari
gagasan pokok dalam masing-masing bab (atau sub bab).
9. Daftar Pustaka
Bahan-bahan yang merupakan referensi/literatur dari penelitian yang dilakukan
hendaknya dikemukakan secara jelas. Daftar pustaka tersebut disusun dengan aturan
penulisan daftar pustaka seperti lazimnya digunakan dalam penulisan tugas akhir.
B. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Batasan Masalah
1.5. Manfaat Penelitian
1.6. Metodologi Penelitian
1.7. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
3.1. Analisa
3.1.1 ................
3.1.2 .................
3.2. Perancangan
3.2.1 ................
3.2.2 .................
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
4.1. Impementasi
4.1.1 ................
4.1.2 .................
4.2. Pembahasan
4.2.1 ................
4.2.2 .................
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
2. Halaman Logo
Halaman ini berisi halaman kosong dengan logo STIKI yang dicetak timbul (tidak
berwarna)
3. Halaman Judul
Halaman judul berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul depan dengan
sedikit tambahan, yaitu di bawah jenis laporan, tuliskan penjelasan maksud dari tugas
akhir, yaitu:
Untuk Prodi Teknik Informatika
“sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada
program studi TEKNIK INFORMATIKA”.
4. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat tanggal, bulan dan tahun tugas akhir
dipertahankan di depan dewan penguji, tanda tangan Ketua STIKI, tanda tangan dari
masing-masing dosen penguji dan tanda tangan dosen pembimbing.
5. Abstrak
Berisi tentang intisari/uraian singkat tetapi lengkap yang menggambarkan isi
tugas akhir. Intisari ditulis dalam bahasa Indonesia dan tidak lebih dari 500 kata.
7. Kata Pengantar
Kata pengantar sebaiknya dibuat ringkas dalam satu atau dua halaman. Fungsi
utama kata pengantar adalah mengantarkan pembaca pada masalah yang akan dicari
8. Daftar Isi
Daftar isi memuat gambaran menyeluruh tentang isi tugas akhir secara garis
besar dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin melihat secara langsung suatu
pokok bahasan. Bab-bab dapat dibagi menjadi sub bab, sub bab dapat dibagi sub-sub
bab dan seterusnya.
Dalam daftar isi harus dicantumkan halaman, dengan ketentuan halaman pada
bagian awal dengan angka romawi kecil pada bagian pokok dan akhir dengan angka
latin.
9. Daftar Tabel
Bagian ini berisi daftar tabel yang dicantumkan pada laporan tugas akhir. Daftar
disusun secara berurutan sesuai nomor tabel dan disertai halaman di mana tabel
diletakkan .
A. Latar Belakang
Menjelaskan tentang kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan
teoritik maupun kesenjangan praktis yang melatar-belakangi masalah yang diteliti. Pada
latar belakang masalah harus dikemukakan hal-hal berikut:
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Perumusan masalah
merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang
akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas dan
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-
variabel tersebut dan subyek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat
diuji untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan
antara penggunaan sistem informasi berbasis komputer dengan peningkatan efisiensi
biaya tetap (fixed cost) suatu produk?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sesuatu yang ingin dicapai dalam
penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah
penelitian.
D. Batasan Masalah
Keterbatasan peneliti tidak harus selalu ada dalam penelitian, namun demikian
keterbatasan sering kali digunakan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian
sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjukkan pada suatu
keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi
menyangkut dua hal:
1. Keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan
prosedural, teknik penelitian ataupun faktor logistik.
2. Keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adaptasi, tradisi,
etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari
data yang diinginkan.
E. Manfaat Penelitian
Memuat penjelasan tentang manfaat yang akan diperoleh dengan dicapainya
tujuan, baik bagi peneliti maupun pihak lain yang terkait termasuk bagi perkembangan
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
F. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah tahapan yang harus ditentukan terlebih dahulu
sebelum melakukan penyelesaian masalah yang akan dibahas. Dengan adanya
metodologi penelitian, maka penelitian akan memiliki alur yang terarah dan sistematis.
Metodologi penelitian akan menjadi kerangka dasar berpikir logis bagi pengembangan
penelitian ke arah penarikan kesimpulan secara ilmiah.
Metodologi penelitian biasanya mencakup aspek-aspek berikut:
1. Tempat dan waktu penelitian
Tempat dan waktu penelitian diuraikan secara jelas. Uraian lokasi penelitian
dapat meliputi wilayah administrasi (desa, kecamatan, kabupaten, dan
propinsi), institusi, perguruan tinggi, atau laboratorium milik balai penelitian.
Panduan Tugas Akhir Page 12
Bila kegiatan penelitian di laboratorium maka ditulis nama laboratorium dan
institusinya. Waktu penelitian diuraikan baik bulan maupun tahun dilakukannya
kegiatan penelitian mulai dari persiapan hingga akhir pelaksanaan penelitian.
Penyajian jadwal dapat dilakukan dengan menggunakan format tabel.
2. Bahan dan alat penelitian
Bahan dan alat penelitian dijelaskan secara lengkap spesifikasinya sehingga
dapat diketahui validitas penelitian dan agar peneliti yang lain yang ingin
menguji ulang penelitian itu tidak mengalami kesalahan.
3. Pengumpulan data dan informasi
Bagian ini menguraikan langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data, kualifikasi dan jumlah petugas yang
terlibat dalam proses pengumpulan data, serta jadwal dan waktu pelaksanaan
pengumpulan data.
4. Analisa data
Dalam menganalisa data dapat digunakan model analisa statistik. Dilihat dari
metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif
dan statistik inferensial.
5. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian disajikan secara lengkap dan terinci. Langkah-langkah yang
diambil pada pelaksanaan penelitian dapat digambarkan dalam bentuk diagram
alir penelitian. Berikut ini diberikan contoh prosedur penelitian untuk desain
sistem penunjang keputusan dan prosedur penelitian untuk rekayasa perangkat
lunak pengenalan sidik jari.
Planning
Research
Analysis
Design problem
Design User Design knowledge
prosessing system Design Database
Interface component
(Model Base)
Construction
Implementation
Stop
Ambil Citra
Prapemrosesan citra
Ya Ya
Database
Tidak
Pembelajaran Selesai
Ya
END
G. Sistematika Penulisan
Penyusunan garis-garis besar isi dari tiap bab merupakan langkah pertama
yang sangat berguna dalam pembuatan laporan karya ilmiah. Rancangan isi hanya
terdiri dari gagasan pokok dalam masing-masing bab (atau sub bab). Dalam penyusunan
kerangka isi hendaknya diingat adanya pendahuluan, analisis/ penjabaran materi
beserta pembahasannya serta penyajian kesimpulan
A. Analisa
B. Perancangan
Apabila topik yang dipilih adalah desain grafis dan multimedia maka
perancangan yang harus dibuat adalah perancangan dari aspek seni
(elemen konsep, elemen rupa, proses kreatif /pemilihan komponen,
proses kreatif, dan lain-lain) dan perancangan dari aspek teknis (user
interface, skenario, penggunaan S/W dan H/W pendukung, database,
dan lain-lain)
B. Pembahasan
Bagian ini menggambarkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
pengujian, untuk memastikan apakah solusi yang diberikan telah sesuai dengan
tujuan dan manfaat yang diharapkan. Pengujian dilakukan dengan cara :
1. membuat skenario pengujian dan membuktikan bahwa hasil
implementasi telah sesuai atau tidak
2. melakukan uji langsung pada obyek penelitian dan melakukan
pengumpulan kuisioner
B. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan-temuan
penelitian, pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar
dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari
rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya jika orang lain hendak
melaksanakan saran tersebut tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau
melaksanakannya. Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya lebih spesifik. Saran
B. Lampiran
Daftar lampiran berisi tabel, surat keterangan, instrumen penelitian, listing
program/coding, peraturan-peraturan dan sebagainya yang berfungsi melengkapi
laporan penelitian. Lampiran diberi nomor angka latin.
Dalam penulisan karya ilmiah atau tugas akhir, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mengutip yaitu :
Kutipan akan dijumpai paling banyak dalam bagian inti yang membahas
landasan-landasan teori. Kutipan dapat diambil dari naskah-naskah atau cetakan seperti
buku, hasil penelitian, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Dapat juga diambil dari
hasil wawancara atau hasil rekaman yang didokumentasi.
Paul, Richard & Elder, Linda. (2001). Critical Thinking. New York : Prentice Hall.
Beer, M., Einstant, R.A., & spector, B. (1990), The Critical Path to Corporate Renewal.
Boston : Harvard Bussiness School Press
Senge, Peter. et. al. (2000). School that Learn. New York : Dubleday.
Elmore, R.F. (ed). Restructuring School : The Next Generation of Educational Reform.
San Francisco : Jossey-Bass.
2) Artikel Jurnal
Penulisan artikel dalam jurnal mengikuti urutan : nama pengarang, tahun
penerbitan, judul artikel, nama jurnal, nomor jurnal dan halaman.
Contoh :
Artikel dengan satu pengarang
Abdur Rahman As’ari. (2001). “Penggunaan Strategi Pemampatan dalam Pembelajaran
Matematika.” Jurnal MIPA (Nomor 1 tahun 30). Hlm. 1-14.
3) Artikel Majalah
Contoh :
Tatang Iskarna. (2002). “Diaspora dan Post-kolonialisme”. Ekspresi. Hlm. 20-21
4) Artikel Surat Kabar
Contoh :
(2002). “Islam, Agama Populer atau Elitis.” Kompas. (6 September 2002). Hlm.4
5) Penelitian, Tesis, Disertasi yang diterbitkan
Contoh :
Foster-Havercamp. M.E. (1982). “An Analysis of the Relationship betweer. Preservice
Teacher Training and Directed Teaching Performance.” Doctoral dissertation.
University of Chicago. 1981. Dissertation Abstract International. 42.4409A.
Firman. (2001). “Daya Prediksi Nilai Rapor dan STTB terhadap Prestasi Belajar jalur
PMDK FPTK UNP.” Tesis tidak diterbitkan. PPs-UNP.
Tugas Akhir atau karangan ilmiah lainnya, merupakan bagian dari suatu
karangan faktawi, yaitu suatu jenis karangan khususnya mengenai sesuatu topik
keilmuan dan pada umumnya ditujukan kepada sidang pembaca yang berkecimpung
dalam bidang pengetahuan ilmiah yang bersangkutan. Tata cara pemaparan dan bentuk
susunan karangan ilmiah harus mengikuti pola, tertib, dan kelaziman yang berlaku pada
masyarakat ilmiah.
a. Titik pandang ketatabahasaan harus taat asas, dalam hal ragam dan modus maupun
mengenai kata diri dan kata ganti diri.
b. Karangan ilmiah berbeda dari susastra dalam hal pengunaan istilah khusus yang
ditakrifkan khusus sehingga perkataan yang sama dalam bahasa keilmuan dan
bahasa umum dapat berbeda artinya.
c. Tingkat bahasa yang dipakai dalam karangan ilmiah, ialah tingkat bahasa resmi dan
bukan bahasa harian.
d. Dalam karangan ilmiah dihindari bahasa usang, kolot dan basi.
e. Dalam karangan ilmiah dihindari ungkapan ekstrem berlebihan dan haru.
f. Dalam karangan ilmiah dihindari kata-kata yang mubazir.
g. Bahasa keilmuan tenang dan moderat.
h. Bahasa keilmuan lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan.
i. Kalimat dan alinea dalam karangan ilmiah panjangnya sedang.
Keterangan pemakaian bahasa Indonesia dalam tata kalimat yang baik, meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Struktur Kalimat
Bahasa Indonesia (BI) mempunyai struktur yang berbeda dengan yang lain.
Menggunakan struktur suatu bahasa untuk bahasa yang lain, dapat menimbulkan
kesukaran dan kebingungan dalam memahami maksudnya. Sebagai contoh, struktur
kalimat dalam bahasa Ingris tidak dapat ditiru dalam menyusun kalimat Indonesia.
Perhatikan beberapa kata-kata berikut:
a. Non baku:
b. Baku:
b.1. Dua pertiga dari komposisi genetik ditentukan oleh B. taurus.
c. Catatan:
c.1. Baik kata dari maupun kata daripada tidak dapat dipakai untuk menyatakan
hubungan milik (a.2, a.3).
c.2. Kata daripada dipakai dalam kalimat perbandingan. Juga, dalam bentukan
daripadanya, daripadamu, dan lain-lain.
c.3. Kata dari dipakai untuk menyatakan bagian dari keseluruhan (b.1).
c.4. Kata dari juga dipakai untuk keterangan tempat (misalnya: dari rumah) atau
keterangan waktu (misalnya: dari abad ke-10).
d. Non baku:
d.1. Daerah tropis di mana sapi hasil silangan beradaptasi dengan baik.
d.3. Orang kepada siapa saya minta tolong berasal dari Unair.
e. Baku:
e.1. Daerah tropis tempat sapi hasil silangan beradaptasi dengan baik.
Ada lagi cara penyusunan kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan baku, yakni dengan menghilangkan awalan kata kerja,
misalnya: Saya akan pilih lokasi penelitian A dan B. kalimat itu seharusnya 'Saya akan
memilih lokasi penelitian A dan B'. Hal tersebut sesuai dengan kaidah bahwa kata kerja
aktif dalam bahasa Indonesia, biasanya menggunakan awalan me- (-m, -n, -ng), seperti
membawa, memukul, menulis, mengobati dan sebagainya. Dalam penulisan makalah
ilmiah hal tersebut harus dilakukan (tidak seperti pada gaya bahasa lisan yang informal).
d. Kiranya tidak akan terwujud di dalam penyusunan karya tulis ini seandainya
tanpa bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak.
Seharusnya: kata di dalam dihilangkan, supaya jelas mana subjeknya,
sedangkan kata tanpa diganti dengan penulis tidak mendapat.
Bentuk baku lainnya, baik menyangkut tata bentuk maupun tata kalimat, sesuai
dengan kaidah tata bahasa yang baik dapat diperiksa dalam Badudu (1984) dan
Surnyaman (1985).
Supaya pesan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca, penulis seyogyanya
menguasai bermacam-macam kalimat dan memilih kalimat efektif yang
mengkombinasikan gagasannya secara efektif dan efisien. Macam kalimat dalam bahasa
Indonesia dapat dibagi menjadi:
1. Kalimat Biasa
Adalah kalimat yang sering kita baca dan tulis, cukup panjang, mengandung subjek dan
predikat, dan bentuknya boleh kalimat tunggal atau majemuk, yang terdiri dari kalimat
induk dan anak kalimat. Kalimat biasa, umumnya dikembangkan dari kalimat dasar.
3. Kalimat Periodik
Di dalam kalimat periodik gagasan pokoknya ditangguhkan serta ditempatkan
pada bagian akhir kalimat untuk mendapatkan efek yang lebih besar. Dengan cara
begitu perhatian dan keingintahuan pembaca dibangkitkan, dan ia tidak akan berhenti
membaca sebelum sampai pada inti maknanya. Ini dilakukan dengan menggunakan
serangkaian frasa atau anak kalimat, semakin banyak rangkaian yang dipakai semakin
besar efeknya.
Contoh:
Kalau engkau belajar keras tahun ini, kemudian dapat lulus ujian, dan kalau
nilainya baik, engkau akan saya ajak ke Australia
4. Kalimat Efektif
Setelah mengetahui berbagai macam kalimat tersebut, kita perlu pula dapat
menggunakan kalimat efektif untuk menyampaikan gagasan dengan seefektif dan
seefisien mungkin. Pada dasarnya kalimat efektif adalah kalimat yang maknanya
dipahami oleh pembaca seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Suatu hal yang perlu
diingat ialah bahwa kalimat itu ditulis dengan maksud untuk mengembangkan tema
dalam paragraf. Kalimat efektif mempunyai empat ciri, yakni:
a. Kesatuan (unity)
Kalimat yang baik mempunyai kesatuan pikiran yang mengandung gagasan
tunggal. Karena itu hendaknya jangan menulis penggalan atau bagian
kalimat saja, yang tidak menyatakan gagasan yang lengkap dan akan
membuat pembaca termangu-mangu menunggu kelanjutannya.
Contoh:
a.1. Kalau populai sample cukup tinggi: Ini merupakan bagian dari suatu
gagasan, bukan kalimat; hanya penggalan, dan membuat orang akan
bertanya kelanjutannya.
b. Kehematan (economy)
Intinya ialah hendaknya jangan memakai kata atau ungkapan secara
mubazir (redundant), yang mengakibatkan kalimat panjang dan berliku-liku
dengan pilihan kata yang kurang tepat sehingga makna pokoknya sering
menjadi kabur.
Contoh:
b.1. Saya menjadi demikian mualnya, sehingga isi perut saya keluarkan
semuanya. (mubazir)
Prinsip hemat perlu diterapkan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dapat
dilakukan dengan banyak latihan, dan membaca kembali kalimat yang
sudah ditulis di dalam draft.
c. Penekanan (emphasis)
Seringkali ada hal-hal tertentu dalam kalimat yang ingin ditonjolkan melalui
penekanan. Ada beberapa cara untuk memberi penekanan ini, yakni dengan
posisi dalam kalimat, pengulangan, pertentangan, dan akhiran penekanan –
lah dan –pun, contohnya adalah sebagai berikut:
c.1. Saya mengusulkan agar masalah ini dibicarakan pada hari lain saja.
(penekanan: posisi kalimat).
c.3. Peternak tidak menginginkan usaha yang ekstensif, tetapi usaha yang
intensif. (penekanan: pertentangan)
Variasi dalam pemilihan kata atau struktur kalimat juga perlu diperhatikan
untuk membuat kalimat efektif. Selain agar kalimat menjadi lebih efektif,
variasi menghindari adanya struktur kalimat yang sama, yang dapat
menyebabkan kebosanan.
Paragraf juga disebut dengan alinea, adalah suatu unit karangan yang terdiri dari
serangkaian kalimat yang mengembangkan satu tema atau gagasan. Kalau gagasan
sentral yang dikembangkan dalam esei disebut tesis (yang dimaksud bukan kata tesis,
sebagai terjemahan thesis) maka gagasan sentral dalam paragraf dinamai topik atau
tema. Kalau esei mempunyai struktur yang mengembangkan tesisnya secara logis dan
runtut, maka paragraf juga mengembangkan topik secara logis dan runtut sesuai
dengan struktur atau kerangkanya. Itulah sebabnya setiap kalimat dalam paragraph,
harus jelas-jelas berkaitan secara langsung dengan topiknya. Dalam hubungan ini dapat
disebutkan ciri-ciri paragraf yang baik, yakni kelengkapan (completeness), kesatuan
(unity), urut-urutan (order) dan keterpaduan (coherence).
Dalam paragraf yang baik, urutan kalimatnya jelas, logis, dan runtut. Urutan ini
menunjukkan arah jalan pikiran yang dapat dibedakan dari:
Selain menguasai kaidah penyusunan kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi
paragraf, seorang penulis juga harus menguasai cara pemilihan kata yang tepat sesuai
dengan konteksnya. Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi
seseorang dapat dibagi atas beberapa macam katagori sesuai dengan penggunaannya.
Salah satu di antaranya adalah kata ilmiah lawan kata populer.
Sebagaian besar kata ilmiah, atau kata yang khusus dipergunakan oleh kaum
pelajar, berasal dari bahasa asing. Pada saat pertama kali kata itu dimasukkan dalam
pemakaian bahasa Indonesia, umumnya ciri-ciri asingnya tetap dipertahankan. Namun
lambat laun kata-kata tersebut disesuaikan dengan struktur kata bahasa Indonesia asli,
sehingga tidak terasa lagi sebagai kata asing. Proses penyesuaian ini disebut adaptasi,
baik adaptasi morfologis maupun adaptasi fonologis.
1. Bahasa Asing
Pemasukan istilah asing dapat dilakukan apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Istilah asing yang dipilih lebih cocok, karena konotasinya atau lebih bermakna
tepat jika dibandingkan dengan persediaan kata yang ada.
Contoh:
c. Kadang-kadang terdapat istilah yang diijinkan, yakni istilah yang timbul karena
adanya istilah asing yang diakui dan istilah Indonesia secara besama. Namun
perlu dipertimbangkan pemakaiannya, sebagai kata-kata ilmiah (I) atau popular
(P).
Contoh:
d. Pemasukan istilah asing dapat juga diterima secara utuh (sebagaimana adanya).
Namun diperlukan beberapa syarat penulisannya dalam karangan ilmiah
seperti: (1) dicetak miring atau (2) diberi garis bawah.
Contoh:
d.6. in vitro
2. Bahasa Daerah
Bahasa Daerah di Indonesia adalah bagian dari bahasa Indonesia, sehingga
untuk kemantapan bahasa akademik, dan memperkaya bahasa Indonesia, perlu diserap.
1. Tanda Titik ( . )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat (bukan seruan/pertanyaan), pada akhir
singkatan nama orang atau unsurnya.
Contoh:
a.1. Sukanto S. A.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan atau unsur singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dan sapaan.
Contoh:
d. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf, dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
Contoh:
C. ……
1. Patokan Umum
1.2. Ilustrasi
1.3 ……
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Contoh:
f. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf awal suku kata,
atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di dalam akronim, yang sudah
diterima oleh masyarakat.
Contoh:
g. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
g.1. Cu = kuprum
g.2. cm = sentimeter
g.3. Rp = rupiah
g.4. kg = kilogram
h. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
i. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan alamat surat, atau
nama dan alamat penerima surat.
2. Tanda Koma ( , )
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam rincian atau pembilangan.
Contoh:
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata (akan) tetapi, melainkan, sedangkan.
Contoh:
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induknya apabila
anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Bilamana induk kalimat
mendahului anak kalimat, tidak perlu memakai tanda koma.
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
d.1. . . . Oleh karena itu, untuk masa yang akan datang, kamu harus lebih
berhati-hati.
e. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam acuan.
Contoh:
f. Tanda koma dipakai di antara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun
terbit.
Contoh:
Faunce, R.C. dan Bossing N.L. Developing The Core Curriculum. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, 1956.
g. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Contoh:
Dalam kecelakaan itu, selain kakinya patah, ia juga mengalami gegar otak;
kakaknya hanya menderita luka ringan.
Yang sudah dipesan untuk keperluan kantor kami ialah barang yang berikut:
lemari, meja tulis, dan kursi.
b. Tanda titik dua tidak dipakai bila rangkaian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh:
c. Tanda titik dua sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
d. Tanda titik dua dipakai pada penulisan bibliografi, yaitu di antara tempat
penerbit dan nama penerbit.
Contoh:
Dari contoh tersebut (d) tanda titik dua juga dipakai di antara judul dan anak
judul.
5. Tanda Hubung ( - )
a. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku kata dasar yang terpisah oleh
penggantian baris. Juga pada pemenggalan akhiran dan awalan pada
penggantian baris.
Contoh:
c. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh:
s-e-y-o-g-i-a-n-y-a
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka dengan -an, dan
(4) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh:
d.1. se-Indonesia
di-reshuffle, men-tackle.
6. Tanda Pisah ( – )
a. Tanda pisah (panjangnya dua kali tanda hubung) membatasai penyisipan kata
atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangunan kalimat.
Contoh:
b. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti 'sampai
dengan' atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke' atau 'sampai'.
Contoh:
7. Tanda Elipsis ( . . . )
Tanda elipsis yaitu tiga tanda titik berturut-turut dipakai dalam kutipan, untuk
pengganti beberapa kata yang dihilangkan dari sebuah kalimat. Sedangkan
tanda elipsis yang berupa empat buah titik berturut-turut, dipakai dalam
kutipan yang satu atau lebih kalimat dihilangkan.
9. Tanda Kurung ( (. . .) )
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri karangan.
Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Pada masa yang akan datang percobaan Dr. Wells akan men[g]gunakan
konstruksi genetik baru yang beragam.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh:
a.1. Nilai relatif berat susu dalam satuan "simpangan baku genetik".
a.2. "Penjurus pejantan" produksi lemak dan protein untuk sapi Red
Danish masing-masing adalah 1 dan 3,8.
b. Tanda petik mengapit judul karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam
kalimat.
Contoh:
a.2. Arti pentingnya pengakuan dan ucapan terima kasih itu tersurat dan
tersirat dalam arti istilah 'copyright', 'plagiarism' dan 'patent law'.
No. 124/PP/Pes./VI/82.
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan atau, per, atau nomor
alamat.
Contoh:
b.2. pelopor/perintis
Contoh :
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
Tahun penyusunan
Sampul samping terdiri dari nama dan NRP penyusun, judul dan tahun
penyusunan. Jarak antara judul dan tahun penyusunan adalh 3 cm, jarak ini nantinya
akan digunakan untuk menempelkan identitas buku diperpustakaan. Contoh format
ketikan sampul samping adalah sbb :
Pada tiap sudut kanan cover tugas akhir (dua pada sampul depan dan dua pada
sampul belakang) dijepit dengan menggunakan kllip cover yang berwarna kuning
keemasan.
B. Halaman judul
Font yang digunakan adalah Times New Roman size 14 dan posisi centre. Contoh
halaman judul :
C. Halaman pengesahan
Mulai
Tidak
Memenuhi syarat ?
Ya
Mengumpulkan berkas pengajuan ke Mengumpulkan Proposal baru
BAAK ke BAAK
A C B
Tidak
Tidak
Melakukan pengambilan
di FRS ?
Ya
Mengambil SK TA di BAAK
Selesai
3. Seminar Akhir
Tahap ini adalah tahap akhir penyelesaian TA. Mahasiswa yang telah
dinyatakan layak dapat mengajukan seminar akhir pada Ka. Prodi dengan
menyerahkan berkas yang dibutuhkan (Form pengajuan dapat diambil di BAAK).
Pada seminar akhir, mahasiswa mempresentasikan dan mempertahankan
tugas akhirnya. Dosen pembimbing berperan sebagai moderator dan staf penguji
adalah dosen yang ditunjuk dan mendapat SK menguji.
Bila sampai batas berakhirnya masa SK, mahasiswa belum berhasil
menyelesaikan Tugas akhirnya maka mahasiswa harus melakukan perpanjangan
tugas akhir. Yang dimaksud dengan perpanjangan tugas kahir adalah pengajuan
ulang pengambilan tugas akhir dengan judul dan pembimbing yang sama dengan
tujuan untuk melanjutkan penyelesaiannya.
Mulai
Tidak
Ya
Seminar I
Tidak
Revisi Tugas Akhir / melakukan
Lulus seminar I ? penyesuaian yang diperlukan
Ya
Melanjutkan penyelesaian TA
Belum
Bab I – Bab V & program
selesai?
Ya
Seminar II
Tidak
Revisi Tugas Akhir / melakukan
Lulus seminar II ? penyesuaian yang diperlukan
Ya
Tidak
Ya
Mengumpulkan berkas Ujian yang telah di Acc
Ka. Prodi ke BAAK ( Prodi TI = rangkap 5)
Seminar Akhir
Memenuhi administrasi
ujian ulang
Lulus
Revisi
Revisi laporan/program
Revisi ?
Mulai
b) Biaya Perpanjangan
Biaya perpanjangan dikenakan bila sampai dengan tanggal SK berakhir
mahasiswa yang bersangkutan belum melaksanakan seminar II. Biaya
perpanjangan TA hanya dibayarkan satu kali.
Seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, dalam pengambilan Tugas Akhir ada
tahapan – tahapan yang harus ditempuh, salah satunya adalah tahap evaluasi.
Sebelum Tugas Akhir ini diujikan dalam suatu forum tertutup (seminar TA), maka
perlu adanya seminar awal ( I dan II ).
A. Tujuan
1. Sebagai evaluasi terhadap kesiapan mahasiswa yang bersangkutan
2. Menggali/menyempurnakan ide dari audience
3. Melatih mahasiswa untuk mempresentasikan hasil karya
4. Mempublikasikan hasil karyanya
5. Menggugurkan hasil karya bila ternyata merupakan jiplakan / plagiat
A. Pengajuan Sidang TA
1. Sidang dapat dilaksanakan bila yang bersangkutan telah melakukan Pra
Seminar II serta dinyatakan siap maju oleh dosen pembimbing (pembimbing
utama dan Co. Pembimbing) TA
6.3 Penyelesaian TA
Tahap 1 : Jika penulisan TA sudah sampai bab 3 dan masa bimbingan ≤ 4 bulan
dari SK TA, Mahasiswa bisa mengajukan Pra Seminar I.
Jika penulisan TA sudah sampai bab terakhir dan program sudah 90%
selesai dan masa bimbingan ≤ 6 bulan dari tanggal SK TA maka
Mahasiswa bisa mengajukan Pra Seminar II.
Tahap 2 : Jika Tahap 1 belum selesai dan batas waktu melebihi (masa bimbingan >
6 bulan dari tanggal SK TA) maka mahasiswa dikenakan perpanjangan
Tahap 3 : Bila Tahap 2 belum selesai, maka TA harus diprogram ulang pada
semester berikutnya.
Penilaian TA didapatkan dari 2 komponen, yaitu nilai bimbingan dan nilai ujian
seminar akhir dengan unsur dan pembobotan seperti tabel berikut:
Pembimbing
(Maksimum 10
dari rata-rata
penguji)
2 Ujian Penguji I 60 %
Penguji II
Penguji III
Nilai ujian seminar akhir didapatkan dari unsur dan pembobotan seperti pada
tabel berikut:
NILAI
NO ITEM PENILAIAN BOBOT
Normatif Akhir
1 Presentasi/Penyajian (56-90)