Anda di halaman 1dari 54

DEPARTEMENDAIAM NEGERI

REPUBLIKINDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERT

NOMOR 13 TAHUN2006

TENTANG
PEDOMANPENGELOLAAN
KEUANGANDAERAH

DENGANRAHMATTU}IAN YANG MAHA ESA,

MENTERIDALAMNEGERT,

Menimbang: bahwa untuk melakanakanPasal155 PeraturanPemerintahNomor


58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuanganDaerah, perlu
ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang pedoman
Pengelolaan
KeuanganDaerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor28 Tahun1999tentangpenyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 1999
Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia
Nomor3851);
2. undang-undangNomor L7 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, TambahanLembaranNegara RepublikIndonesia
Nomor4286);
3. Undang-Undang Nomor1 Tahun 2004tentang Perbendaharaan
Negara (LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun zoo4
Nomor5, TambahanLembaran NegaraRepublikIndonesiaNomor
4355);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2004 Nomor53, TambahanLembaranNegara
RepublikIndonesiaNomor4389);
5. undang-undangNomor 1s rahun zao4 tentang pemeriksaan
Pengelolaandan Tanggungjawab KeuanganNegara(Lembaran
NegaraRepublikIndonesiaTahun za04 Nomor 66, Tambahan
LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomoraa}e;
6. Undang-undangNomor zs rahun 2004 tentang sistem
PerencanaanPembangunan Nasional(LembaranNegaraRepublik
IndonesiaTahun2004Nomor104,TarnbahanLembaranNegara
RepublikIndonesiaNomoraaZl;
-2-

7. Undang-Undang Nomor32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (LembaranNegara RepublikIndonesia Tahun 2004
Nomor tZs, TambahanLembaranNegara RepublikIndonesia
Nomor4437)sebagaimana telahdiubahdenganUndang-Undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang PenetapanPeraturanPemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
PerubahanUndang-UndangNomor 32 Tahun 2A04 tentang
PemerintahanDaerah menjadi Undang-Undang(Lembaran
NegaraRepublikIndonesiaTahun 2005 Nomor 108, Tambahan
LembaranNegaraRepublikIndonesianomor 4548);
8. Undang-UndangNomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
KeuanganAntara PemerintahPusat dan PemerintahanDaerah
(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 2004 Nomor 126,
TambahanLembaran NegaraRepublikIndonesiaNomor4438);
9. PeraturanPemerintahNomor24 Tahun 2004 tentangKedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
PerwakilanRakyatDaerah(LembaranNegaraRepublikIndonesia
Tahun 2004 Nomor90, TambahanLembaranNegaraRepublik
Indonesia Nomor 44L6) sebagaimanatelah diubah dengan
PeraturanPemerintahNomor37 Tahun 2005 tentangPerubahan
Atas Peraturan PemerintahNomor 24 Tahun 2004 tentang
KedudukanProtokolerdan KeuanganPimpinandan Anggota
Dewan PenruakilanRakyatDaerah(LembaranNegaraRepublik
IndonesiaTahun 2005 Nomor94, TambahanLembaranNegara
RepublikIndonesiaNomora5aQ;
10. PeraturanPemerintah
Nomor23 Tahun2005tentangPengelolaan
KeuanganBadan LayananUmum (LembaranNegaraRepublik
IndonesiaTahun 2005 Nomor48, TambahanLembaranNegara
RepublikIndonesiaNomor4502);
1 1 . PeraturanPemerintahNomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
AkuntansiPemerintahan(LembaranNegara RepublikIndonesia
Tahun 2005 Nomor49, TambahanLembaranNegaraRepublik
IndonesiaNomor4503);
12. PeraturanPemerintahNomor54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun 2005
Nomor 136, TambahanLembaranNegara RepublikIndonesia
Nomor 4574);
1 3 . Peraturan PemerintahNomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2005
Nomor L37, TambahanLembaranNegara RepublikIndonesia
Nomor4575);
L4, PeraturanPemerintahNomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun2005Nomor138,TambahanLembaranNegara
RepublikIndonesiaNomora576);
1 5 . PeraturanPemerintahNomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah
KepadaDaerah(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun
2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomora577);
-3-

1 6 . Peraturan Nomor58 Tahun2005tentangpengelolaan


Pemerintah
KeuanganDaerah(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun
2005 Nomor L40, Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor4578);
T 7 , PeraturanPemerintahNomor65 Tahun 2005 tentang pedoman
Penyusunan dan Penerapan standar pelayanan Minimal
(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 2005 Nomor150,
TambahanLembaran NegaraRepublik
IndonesiaNomor4585);
1 8 . PeraturanPemerintahNomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangandan KinerjaInstansi Pemerintah(LembaranNegara
RepublikIndonesiaTahun2006Nomor25, TambahanLembaran
NegaraRepublikIndonesiaNomora6tfi;
1 9 . KeputusanPresidenNomor 109 Tahun 2001 tentang unit
organisasidan TugasEselonI Departemensebagaimana telah
presidenNomor
beberapakali diubahterakhirdenganKeputusan
BBTahun2003;
20. Keputusan
MenteriDalamNegeriNomor130Tahun2003tentang
Organisasi
danTata KerjaDepartemen
DalamNegeri;

MEMUTUSI(AN:
MCNCTAPKAN
: PEMTURAN MENTERI DA1AM NEGERI TENTANGPEDOMAN
PENGELOI.AAN
KEUANGANDAERAH.

BAB I
KETENTUANUMUM

Bagian Peftama
Pengeftian

Pasal1
DalamPeraturan
Menteriini yangdimaksud
dengan:
1. PemerintahPusat, selanjutnyadisebut pemerintah,adalah presidenRepublik
Indonesiayang memegangkekuasaanpemerintahanNegaraKesatuanRepublik
Indonesiasebagaimana dimaksuddalamUndang-Undang DasarNegaraRepublik
Indonesia
Tahun1945.
2, PemerintahanDaerah adalah penyelenggaraanurusan pemerintahanoleh
pemerintahdaerahdan dewan perwakilanrakyat daerah(DPRD)menurutasas
otonomi dan tugas pembantuandenganprinsipotonomi seluas-luasnyadalam
sistemdan prinsipNegaraKesatuanRepublikIndonesiasebagaimana dimaksud
dalamUndang-Undang DasarNegaraRepublik Indonesia
Tahun1945.
3. PemerintahDaerahadalahgubernur,bupati,dan/atauwalikota,dan perangkat
daerahsebagaiunsurpenyefenggarapemerintahan daerah.
4. Daerahotonom,selanjutnya disebutdaerah,adalahkesatuanmasyarakat
hukum
yang mempunyaibatas-batas wilayahyang bennrenangmengaturdan mengurus
urusanpemerintahan dan kepentinganmasyarakat setempatmenurutprakarsa
sendiriberdasarkan
aspirasimasyarakatdalamsistemNegaraKesatuanRepublik
Indonesia.
-4-

5. Desa atau yang disebut dengan nama fain, selanjutnyadisebut desa adalah
kesatuanmasyarakathukumyang memilikibatas-batas wilayahyang berwenang
untuk mengaturdan menguruskepentinganmasyarakatsetempat,berdasarkan
asal-usuldan adat istiadatsetempatyang diakuidan dihormatidalam sistem
pemerintahan NegaraKesatuanRepublikIndonesia.
6. KeuanganDaerah adalah semua hak dan kewajibandaerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerahyangdapatdinilaidenganuangtermasuk
didalamnyasegala bentuk kekayaanyang berhubungandengan hak dan
kewajibandaerahtersebut.
7. PeraturanDaerahadalah peraturanperundang-undangan yang dibentukoleh
DPRDdenganpersetujuanbersamakepaladaerah,termasukQanunyang berlaku
di ProvinsiNanggroeAceh Darussalam dan PeraturanDaerahProvinsi(Perdasi)
yangberlakudi ProvinsiPapua.
8 . PengelolaanKeuanganDaerah adalah keseluruhankegiatan yang , meliputi
perencanaan, pelaksanaan,penatausahaan, pelaporan,pertanggungjawaban,dan
pengawasan keuangan daerah.
9. AnggaranPendapatan dan BelanjaDaerah,selanjutnyadisingkatAPBDadalah
rencanakeuangantahunan pemerintahan daerahyang dibahasdan disetujui
bersamaoleh pemerintahdaerahdan DPRD,dan ditetapkandenganperaturan
daerah.
10. SatuanKerjaPerangkatDaerahyangselanjutnyadisingkatSKPDadalahperangkat
daerahpadapemerintah daerahselakupengguna anggaran/penggunabarang.
1 1 . Satuan Kerja PengelolaKeuanganDaerahyang selanjutnyadisingkatSKPKD
adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah setaku pengguna
anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaankeuangan
daerah.
t2. Organisasiadalahunsur pemerintahandaerahyang terdiri dari DPRD,kepala
daerah/wakilkepaladaerahdan satuankerjaperangkatdaerah.
13. KepalaDaerahadalahgubernurbagi daerahprovinsiatau bupati bagi daerah
kabupatenatauwalikotabagidaerahkota.
14, Pemegang Kekuasaan PengelolaanKeuangan Daerahadalahkepaladaerahyang
karena jabatannya mempunyaikewenanganmenyelenggarakan keseluruhan
pengelolaan keuangandaerah.
1 5 . PejabatPengelolaKeuanganDaerahyang selanjutnyadisingkatPPKDadalah
kepalasatuankerjapengelolakeuangan daerahyangselanjutnya disebutdengan
kepalaSKPKDyang mempunyaitugas melaksanakan pengelolaanAPBDdan
beftindaksebagaibendahara umumdaerah.
1 6 . BendaharaUmum Daerahyang selanjutrrya disingkatBUD adalah PPKDyang
bertindakdalamkapasitas sebagaibendahara umumdaerah.
1 7 , PenggunaAnggaran adalah pejabat pemegang kewenanganpenggunaan
anggaranuntukmelaksanakan tugaspokokdanfungsiSKPDyangdipimpinnya.
18. PenggunaBarangadalahpejabatpemegangkewenanganpenggunaanbarang
milikdaerah.
19. KuasaBendaharaUmum Daerahyang selanjutnya disingkatKuasaBUDadalah
pejabatyangdiberikuasauntukmelaksanakan sebagiantugasBUD.
20. KuasaPengguna Anggaranadalahpejabatyangdiberikuasauntuk melaksanakan
sebagiankewenangan penggunaanggarandalammelaksanakan sebagiantugas
danfungsiSKPD.
2T, PejabatPenatausahaan KeuanganSKPDyang selanjutnyadisingkatPPK-SKPD
adalahpejabatyangmelaksanakan fungsitata usahakeuanganpadaSKPD.
-5-

22. PejabatPelaksanaTeknis Kegiatanyang selanjutnya


disingkatppTK adalah
pejabatpada unit kerja SKPDy.ng melafsanakan
satu atau beberapakegiatan
darisuatuprogramsesuaidenganbiOang tugasnya
23. Bendahara
Penerimaan
adafahpejabatfungsional
yangditunjuk
untukmenerima,
menyimpan,menyetorkan,menatausaha-kan,
dan'mempeftanggungjawabkan
uangpendapatan
daerahdalamrangkapelaksanaan
ApBDpadasKpD.
24, BendaharaPengeluaranadalah pejabat fungsionalyang
ditunjuk menerima,
menyimpan,membayarkan,menatausahakan, dan meripertanggungjawabkan
uang untuk keperluanbelanjadaerahdalam rangka pelaksanaln
nFeo pada
SKPD.
25, Entitaspelaporanadalahunit pemerintahan
yang terdiri atas satuatau lebih
entitasakuntansiyang menurutketentuanperaturbnperundang-unoangan
wajib
menyampaikan laporanpertanggungjawabanberupalaporankeuangan.
26, Entitasakuntansiadalahunit pemerintahan
penggunaanggaran/pengguna
dan oleh karenanyawajib menyetenggarakan barang
ikuntansf oun menyusunlaporan
keuangan untukdigabungkanpadaentiiaspelaporan,
27. unit kerja adalah bagian dari SKPDyang melaksanakan
safu atau beberapa
program.

28. RencanaPembangunan
JangkaMenengahDaerahyang selanjutnya disingkat
RPJMD adalahdokumenperencanaanunt-ukperiodes (limi) ianun.
29. Rencana'PembangunanTahunan Daerah,setanjutnya
disebut RencanaKerja
PemerintahDaerah(RKPD),adalahdokumenperencanaan Daerahuntukperiode1
(satu)tahun.

30. T'im AnggaranPemerintahDaerahyang selanjutnyadisingkat


TAPDadalahtim
yang dibentukdengankeputusankepila daerah
dan diiimpin oleh sekretaris
daerahyang mempunyaitugasmenyiapkan serta melaksanakan kebijakankepala
daerahdalam rangka penyusunanAPBDyang anggotanya
perencana terdiri dari pejabat
daerah, PPKDdan pejabatlainnyasesuai-aingan kebutuhan.
3 1 . KebijakanUmum AIBD yang selanjutnyadisingkatKUA
adalahdokumenyang
memuat kebijakanbidang pendapatan,belanja,dan pembiayaan
yangmendasarinya sefta asumsi
untukperiode1 (safu)tahun.
32. Prioritasdan PlafonAnggaranSementarayang selanjutnyadisingkatppAS
adatah
rancanganprogram prioritas dan patokan batas maksimal
anggaranyang
!i!9rt]<ankepadaSKPDuntuk setiap programsebagai..u.n aalam-ienyusunan
RKA-SKPD sebelumdisepakati
denganOp{0.
3 3 . Prioritasdan PlafonAnggaranygng selanjutnyadisingkatppA
adalah program
prioritasdan patokan batas maksimalanggaranyang
diberikankepadaSKpD
untuk setiap prog]r9l sebagai acuan da-l5mpenyusunan
. RKA-5KpDsetefah
disepakatidenganDPRD.
34. RencanaKerjadan AnggaranSKPDyang selanjutnyadisingkat
RIG-SKPD
-rencana adalah
dokumen perencanaandan penganggaran yang berisi pendapatan,
rencanabelanjaprogramdan kegiatan-SrpDsertl rencanapembiayaan
sebagai
dasarpenyusunanApBD.
-6-

3 5 . KerangkaPengeluaran JangkaMenengah adalahpendekatan penganggaran


berdasarkan kebijakan,denganpengambilan keputusanterhadapkebijakan
tersebutdilakukan dalamperspektif lebihdari satu tahun anggaran, dengan
mempeftimbangkan implikasibiaya akibat keputusan yang bersangkutan pada
yang
tahunberikutnya dituangkan dalam prakiraanmaju.
36. Prakiraan Maju (forwardestimate)adalah perhitungan kebutuhandana untuk
tahun anggaranberikutnyadari tahun yang direncanakan guna memastikan
kesinambungan programdan kegiatanyangtelah disetujuidan menjadidasar
penyusunan anggaran tahunberikutnya.
3 7 . Kinerjaadalahkeluaran/hasil darikegiatan/program yangakanatautelahdicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitasdan kualitasyang
terukur,
38. Penganggaran Terpadu(unifredbudgeting) adalahpenyusunan rencana keuangan
tahunanyang dilakukansecaraterintegrasi untuk seluruh jenis belanjaguna
melaksanakan kegiatanpemerintahan yangdidasarkan padaprinsippencapaian
alokasi
efisiensi dana.
39. Fungsiadalah perwujudantugas kepemerintahan dibidangtertentu yang
dilaksanakandalamrangkamencapai tujuanpembangunan nasional.
40. Urusanpemerintahan pemerintahan
adalahfungsi-fungsi. yangmenjadihak dan
kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untukmengatur dan
mengurusfungsi-fungsi tersebutyang menjadikewenangannya dalam rangka
melindungi,melayani, memberdayakan, danmensejahterakan masyarakat.
4L, Program adalahpenjabaran kebijakanSKPDdalambentukupayayangberisisatu
ataulebihkegiatan .dengan menggunakan sumberdayayangdisediakan untuk
mencapai hasilyangterukursesuai denganmisiSKPD.
42. Kegiatan adalahbagiandariprogram yangdilaksanakan olehsatuataulebihunit
kerjapadaSKPDsebagaibagiandari pencapaian sasaranterukurpadasuatu
program danterdiridarisekumpulan tindakan pengerahan sumberdayabaikyang
berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatandan
teknologi,dana,ataukombinasi dari beberapa atau kesemua jenissumber daya
tersebutsebagaimasukan(inpuQuntukmenghasilkan keluaran(ouQuAdalam
bentukbarang/jasa.
43. Sasaran (targeQadalahhasilyangdiharapkan darisuatuprogram ataukeluaran
yangdiharapkan darisuatukegiatan.
44. Keluaran (outputladalahbarangataujasayangdihasilkan olehkegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasarandan tujuanprogramdan
kebijakan.
45, Hasil(outcome)adalahsegalasesuatuyang mencerminkan
berfungsinyakeluaran
dalamsatu
darikegiatan-kegiatan program.
46. KasUmumDaerahadalahtempatpenyimpanan uangdaerahyangditentukan oleh
kepaladaerah untuk menampungseluruh penerimaandaerah dan digunakan
untukmembayarseluruhpengeluaran daerah.
47. RekeningKasUmum Daerahadalahrekeningtempatpenyimpanan uang daerah
yang ditentukanoleh kepala daerah untuk menampungseluruh penerimaan
daerahdan digunakanuntuk membayarseluruhpengeluaran daerahpada bank
yangditetapkan.
48. Penerimaan Daerahadalahuangyangmasukke kasdaerah.
49. PengeluaranDaerahadalahuangyangkeluardarikasdaerah'
50. Pendapatan Daerahadalahhak pemerintahdaerahyangdiakuisebagaipenambah
nilaikekayaanbersih.
- 7-

5 1 . Belanja Daerah adalah kewajibanpemerintahdaerah yang


diakui sebagai
pengurangnilaikekayaan
bersih.
5 2 , SurplusAnggaranDaerahadalahselisihlebih antara pendapatan
daerahdan
belanjadaerah.
5 3 . .De.nstAnggaranDaerahadalahselisihkurangantara pendapatan
daerahdan
belanjadaerah.
54, PembiayaanDaerah adalah semua penerimaanyang perlu
dibayar kembali
dan/ataupengeluaran yang akan diterimakembali,nJit'pada tahun anggaran
yangbersangkutan maupunpadatahun-tahun anggaranberikutnya.
5 5 . SisaLebihPerhitungan Anggaranyang selanjutnya disingkatSiLpAadalahsetisih
lebih realisasipenerimaandan pengeluarinanggaranselama
i.tu- periode
anggaran.
55. PinjamanDaerahadalahsemuatransaksiyang mengakibatkan daerahmenerima
sejumlahuangataumenerimamanfaatyangbernilaii.ng dari pihaklain
sehingga
daerahdibebanikewajibanuntukmembayaikembali.
5 7 . PiutangDaerahadalahjumlahuangyangwajibdibayarkepadapemerintah
daerah
dan/atauhak pemerintahdaerahyang Oapjt dinilaldenganuang
sebagaiakibat
perjanjianatau akibatlainnyaberdasarkan peraturanperundanglunaarigan atau
akibatlainnyayangsah,
5 8 . Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah
daerah
dan/atau kewajibanpemerintahdaerah yang dapal dinilai
dengan uang
berdasarkan peraturanperundang-undangan,-peiianjian,atau berdasarkan sebab
lainnya yangsah.
59. Dana Cadanganadalahdana yang disisihkanguna mendanai
kegiatanyang
memerlukandana relatif besar yang tidak oaplt dipenuhidalam
satu tahun
anggaran.
6 0 . Investasiadalahpenggunaan aset untuk memperoleh manfaatekonomisseperti
bunga,deviden,royalti,manfaatsosialdan/ataumanfaatlainnya
sehinggadapat
meningkatkankemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan
kepada
masyarakat.
6 1 . DokumenPelaksanaan AnggaranSKPDyang selanjutnyadisingkatDpA-sKpD
adalah dokumen yang memuat pendapatari,belanja dan pembiayaan
yang
digunakan sebagai dasarpelakanaan anggaran olehpengguna anggaran.
62. DokumenPelaksanaan PerubahanAnggaranSKPDyang selanjutnyadisingkat
DPPA-SKPD adalah.dokumenyang memuatperubahahpEnaapatan, belanjadan
pembiayaan yangdigunakan sebagaidasarpelaksanaan perubahan anggaranoleh
pengguna anggaran.
63. AnggaranKas adalahdokumenperkiraanarus kas masukyang bersumber
dari
penerimaandan perkiraanarus kas keluaruntuk mengatur
ketersediaan dana
yangcukupgunamendanaipelaksanaan kegiatandalamr.tiup periode.
64, surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkatspD adalahdokumenyang
menyatakantersedianyadana untuk melaksJnakankegiatan
sebagaidasar
penerbitan SPP.
6 5 . surat PermintaanPembayaran yang selanjutnyadisingkatspp adalahdokumen
yang diterbitkanoleh pejabat yang bertanggungjawab
atas pelaksanaan
kegiata n/bendahara pengeluara
n untuk-mengaiukan f,ermintaan pembayaran.
6 6 . SPPUang Persediaan yang selanjutnyadisingkatSpp-Upadalahdokumenyang
diajukanoleh bendaharapengeluaran untuk permintaanuang mut<ak;rj; yang
bersifat pengisiankembali (revolving)yang tidak dapat dilakukan
dengan
pembayaran langsung.
-8-

67. SPPGantiUangPersediaan yang selanjutnya


disingkatSPP-GUadalahdokumen
yang diajukanoleh bendaharan untuk permintaanpenggantiuang
pengeluaran
persediaan denganpembayaran
yangtidakdapatdilakukan langsung.

68. SPP TambahanUang Persediaanyang selanjutnyadisingkatSPP-TUadalah


dokumenyangdiajukanolehbendaharapengeluaran
untukpermintaantambahan
uangpersediaan kegiatanSKPDyang bersifatmendesak
guna melaksanakan dan
untukpembayaran
tidakdapatdigunakan dan uangpersediaan.
langsung

69. SPPLangsungyang selanjutnyadisingkatSPP-15adalahdokumenyang diajukan


oleh bendaharapengeluaranuntuk permintaanpembayaranlangsungkepada
pihakketigaatas dasarperjanjiankontrakkerjaatau surat perintahkerja lainnya
dan pembayarangaji dengan jumlah, penerima, peruntukan,dan waKu
pembayaran teftentuyangdokumennya disiapkanoleh PPTK.

70. Surat PerintahMembayaryang selanjutnyadisingkatSPMadalahdokumenyang


penggunaanggaranuntuk
oleh penggunaanggaran/kuasa
digunakan/diterbitkan
penerbitanSP2DatasbebanpengeluaranDPA-SKPD.

7 1 , Surat PerintahMembayarUang Persediaan yang selanjutnyadisingkatSPM-UP


adalah dokumen yang diterbitkanoleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaranuntuk penerbitanSP2Datasbebanbeban pengeluaran DPA-SKPD yang
dipergunakansebagaiuangpersediaan untukmendanai kegiatan.
yang selanjutnyadisingkatSPM-
72. SuratPerintahMernbayarGantiUangPersediaan
GU adalahdokumenyang diterbitkanoleh penggunaanggaran/kuasapengguna
anggaranuntuk penerbitanSP2D atas beban pengeluaranDPA-SKPD yang
untukmengganti
dananyadipergunakan uang persediaan
yangtelahdibelanjakan.
yang selanjutnya
TambahanUangPersediaan
73. SuratPerintahMembayar disingkat
SPM-TUadalah dokumen yang diterbitkanoleh pengguna anggaran/kuasa
penggunaanggaranuntuk penerbitanSPZDatas bebanpengeluaran DPA-SKPD,
karenakebutuhan dananyamelebihidarijumlahbataspaguuangpersediaan
yang
telahditetapkansesuaidenganketentuan,
74. Surat PerintahMembayarLangsungyang selanjutnyadisingkatSPM-LSadalah
dokumenyang diterbitkanoleh penggunaanggaran/kuasa penggunaanggaran
untukpenerbitanSP2Datasbebanpengeluaran
DPA-SKPD kepadapihakketiga.

Danayangselanjutnya
75. SuratPerintahPencairan disingkatSP2Dadalahdokumen
yang digunakansebagai dasar pencairandana yang diterbitkanoleh BUD
berdasarkanSPM.
,
76. BarangMilikDaerahadalahsemua barang yang dibeliatau diperolehatas beban
APBDatauberasaldari perolehan yang
lainnya sah.

77. KerugianDaerahadalahkekuranganuang,suratberharga,dan barangyangnyata


dan pasti jumlahnyasebagaiakibat perbuatanmelawanhukum baik sengaja
maupunlalai.
78. BadanLayananUmumDaerahyangselanjutnya disingkatBLUDadalahSKPD/unit
kerja pada SKPD di lingkunganpemerintahdaerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanankepadamasyarakat berupapenyediaan barangdan/atau
jasayangdijualtanpamengutamakan mencarikeuntungan,dan dalammelakukan
didasarkan
kegiatannya dan produktivitas,
padaprinsipefisiensi
-9-

BagianKedua
RuangLingkup

Pasal2
Ruanglingkupkeuangandaerahmeliputi:
a' hak daerahuntuk memungutpajakdaerahdan retribusi
daerahsertamelakukan
pinjaman;
b' kewajibandaerah untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahandaerahdan
membayartagihanpihakketiga;
c. penerimaandaerah;
d. pengeluaran
daerah;
e' kekayaandaerahyang dikelolasendiriatau oleh pihak lain
berupauang,surat
berharga,piutang,barang,serta hak-haklain yang Oapatdinilai
dengan
--"- uang,
termasukkekayaan yangdipisahkanpadaperusahaan daeraf';Oun
f' kekayaanpihak lain yang dikuasaioleh pemerintahdaerah
dalam rangka
penyelenggaraantugaspemerintahandaerahdan/ataukepentingan umum.

pasal 3
Pengelolaan keuangandaerah yang diatur dalam peraturanmenteri
ini meliputi
kekuasaan pengelolaankeuangandaerah,azasumumdan strukur ApBo,
rancanganAPBD,penetapan fenyusunan
APBD,penyusunan dan penetapan
ApBDbagidaerahyang
belum memiliki DPRD, pelaksanaa.n APBD, perubahanApBD, pengelolaankas,
penatausahaan 'keuangan
keuangandaerah,akuntansi daerah,p.tt.njgungjawaban
pelaksanaan APBD, pembinaan pengawasan pengelolaan
.dan keuangandaerah,
kerugiandaerah,dan pengerolaan
keuangan-gLuo.

BagianKetiga
Azas umum pengeroraan
KeuanganDaerah

Pasal4
( 1 ) Keuangan daerahdikelolasecaratertib,taat padaperaturanperundang-undangan,
efektif, efisien, ekonomis,.transparan,dan bertanggungjawab
dengan
memperhatikan azaskeadilan,kepatutan, dan manfaat,nt-r-fmasyarakat.
(2) secara tertib sebagaimanadimaksudpada ayat (1)
adalah bahwa keuangan
daerahdikelolasecaratepat wgktudan tepatgunayang
didukungoenganbukti-
buktiadministrasiyangdapatdipertanggungjawabkan.
(3) Taat padaperaturanperundang-undangan sebagaimana dimaksudpadaayat (1)
adalah.
bahwapengelolaan keuangandlerah ha-rusuerpeJomanpada peraturan
perundang-undangan.
(4) Efektifsebagaimana dimaksudpadaayat(1) merupakan pencapaian hasilprogram
dengantargetyangtelahditetapkan, yaitud.nguncaramembandingkan keluaran
denganhasil.
(s) Efisiensebagaimanadimaksud.pada ayat (1) merupakanpencapaiankeluaran
yang maksimumdenganmasukantertentultau penggunaan
masukanterendah
untukmencapai keluarantertentu.
(6) Ekonornis sebagaimana dimaksud padaayat(1) merupakan pemerolehanmasukan
dengankualitasdan kuantitastertentupadaiingkathargayang
terendah.
-10-

(7) Transparan sebagaimanadimaksudpadaayat (1) merupakan prinsipketerbukaan


yang memungkinkanmasyarakatuntuk mengetahuidan mendapatkanakses
informasi tentangkeuangan
seluas-luasnya daerah.
(B) Bertanggung jawabsebagaimana dimalsudpadaayat (1) merupakan perwujudan
kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendaliansumber daya dan pelaksanaankebijakanyang dipercayakan
kepadanya dalamrangkapencapaiantujuanyangtelahditetapkan.
(9) Keadilansebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalahkeseimbangan distribusi
kewenangandan pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusihak dan
pertimbangan
kewajibanberdasarkan yangobyeKif.
(10) Kepatutansebagaimanadimaksudpadaayat (1) adalahtindakanatausuatusikap
yangdilakukandenganwajardan proporsional.
(11) Manfaatuntuk masyarakatsebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalahbahwa
keuangan daerahdiutamakanuntukpemenuhan kebutuhanmasyarakat.

BAB II
KEKUASAANPENGELOI.AANKEUANGANDAERAH

Bagian Peftama
PemegangKekuasaanPengelolaanKeuanganDaerah

Pasal5
(1) Kepaladaerahselakukepalapemerintahdaerahadalahpemegangkekuasaan
pengelolaankeuangandaerahdan mewakilipemerintah daerahdalamkepemilikan
kekayaan daerahyangdipisahkan.
(2) Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangandaerahsebagaimana dimaksudpada
ayat(1) mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentangpelaksanaan APBD;
b. menetapkan keb'rjakantentang pengelolaanbarang daerah;
c. menetapkan kuasapengguna anggaran/pengguna barang;
d. menetapkan bendahara penerimaan da.n/ataubendahara pengeluaran;
e. menetapkanpejabat yang bertugas ,melakukan pemungutanpenerimaan
daerah;
f. menetapkanpejabat yang bertugas'melakukanpengelolaanutang dan
piutangdaerah;
g. menetapkanpejabatyang bertugasmelakukanpengelolaanbarang milik
daerah;dan
h. menetapkanpejabatyang bertugasmelakukanpengujianatas tagihandan
memerintahkan pembaya ran.
(3) Kepala daerah selaku pemegangkekuasaanpengelolaankeuangandaerah
melimpahkan sebagian atauseluruhkekuasaannya kepada:
a. sekretarisdaerahselakukoordinator pengelola keuangan daerah;
b. kepalaSKPKD selakuPPKD;dan
c. kepalaSKPDselakupejabatpengguna anggaran/pengguna barang.
(4) Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkandengankeputusan
kepala daerah berdasarkanprinsip pemisahan kewenanganantara yang
memerintahkan,menguji,danyangmenerima ataumengeluarkan uang,
- 1 1-

BagianKedua
Koordinator pengeroraanKeuanganDaerah

Pasal6
( 1 ) sekretarisdaerahselakukoordinatorpengelolaankeuangandaerahsebagaimana
dimaksuddalamPasal5 ayat (3) hurufiberkaitan aenirn p"r.n
-d.n' dan fungsinya
dalam membantukepaladaerah menyusunkeb'rjakan
mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusanpemerintahan daerahteimasukfengelotaankeuangan
daerah.
(2) sekretarisdaerahselakukoordinatorpengelolaan keuangandaerahsebagaimana
dimaksud padaayat(1) mempunyai tugaskoordinariJiui?ing,
a. penyusunan dan pelaksanaankebijakanpengelolaan ApBD;
b' penyusunan dan pelaksanaankebijakanpengelolaan barangdaerah;
c. penyusunan rancanganAPBDdanrancangan perubahan ApBD;
d. penyusunanRaperdaAPBD,perubahanAPBD,dan pertanggungjawaban
pelaksanaanApBD;
e. tugas-tugaspejabat perencanadaerah, ppKD, dan pejabat
pengawas
keuangan daerah;dan
f' penyusunanlaporankeuangandaerahdalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaanApBD.
(3) Selain mempunyaitugas koordinasisebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
sekretaris
daerahmempunyai tugas:
a. meniimpin TApD;
b. menyiapkan pedoman pelaksanaanApBD;
c. menyiapkan pedomanpengelolaan barangdaerah;
d. memberikan persetujuanpengesahan DpA-sKpD/DppA-SKpD; dan
e' melaksanakan tugas-tugaskoordinasi
pengelolaan keuangandaerahlainnya
berdasarkankuasayangdirimpahkan orehrieparadaerah.
(4) Koordinator pengelolaan
keuangandaerahbertanggung jawab atas pelaksanaan
tugassebagaimana dimaksudpadaayat(2) oanay5[(:iklpada kepaladaerah.

Bagian Ketiga
Pejabat PengelolaKeuanganDaerah

Pasaf7
(1) KepalaSKPKD selakuPPKDsebagaimana dimaksuddalampasat5 ayat(3) hurufb
mempunyaitugas:
a' menyusun dan melaksanakankebijakanpengelolaan
keuangandaerah;
b. menyusunrancangan ApBDdan rancangan perubahanApBD;
c. melaksanakan pemungutanpendapatan daerahyangtelahditetapkandengan
Peraturan
Daerah;
d. melaksanakan fungsiBUD;
e. menyusunlaporankeuangandaerahdalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan
ApBD;dan
f , melaksanakantugaslainnyaberdasarkankuasayangdilimpahkanolehkepala
daerah.
-t2-

(2) PPKDdalammelaksanakan fungsinyaselakuBUDberwenang:


a. menyusun kebijakan dan pedomanpelaksanaan APBD;
b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
c. melakukan pengendalian pelaksanaanAPBD;
d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaansistem penerimaan dan
pengeluaran kasdaerah;
e. melaksanakan pemungutan pajakdaerah;
f. menetapkan SPD;
g. menyiapkanpelaksanaan pinjamandan pemberianpinjamanatas nama
pemerintahdaerah;
h. melaksanakan sistemakuntansidan pelaporan daerah;
keuangan
i. menyajikan informasikeuangan daerah;dan
j. melaksanakan kebijakandan pedoman pengelolaansefta penghapusan
barangmilikdaerah.
(3) ppKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungansatuan kerja pengelola
keuangan daerahselakukuasaBUD.
(4) ppKD bertanggungjawab atas pelaKanaantugasnya kepada kepala daerah
melaluisekretarisdaerah.

Pasal8
(1) penunjukan kuasaBUDsebagaimana dimalauddalamPasal7 ayat (3) ditetapkan
dengankeputusan kePaladaerah.
(2) KuasaBUDsebagaimana dimaksudpadaayat(1), mempunyai tugas:
a. menyiapkan anggarankas;
b. menyiapkan SPD;
c. menerbitkan SP2D;
d. menyimpan seluruhbuKi aslikepemilikan daerah;
kekayaan
e. memantau pelaksanaanpenerimaandan pengeluaranAPBD oleh bank
dan/ataulembagakeuanganlainnyayangditunjuk;
f, mengusahakan dan mengaturdana yang diperlukandalam pelaksanaan
APBD;
g. menyimPan uangdaerah;
h. melaksanakan penempatanuang daerah dan mengelola/menatausahakan
investasidaerah;
i. melakukan pembayaran berdasarkanpermintaanpejabatpengguna anggaran
atasbebanrekeningkasumum daerah;
j. melaksanakan pemberian pinjamanatasnamapemerintah daerah;
k. melakukan utangdan piutangdaerah;dan
pengelolaan
l. melakukan penagihanpiutangdaerah.
(3) KuasaBUDbertanggung jawab tugasnyakepadaBUD.
ataspelaksanaan

Pasal9
ppKD dapat melimpahkankepada pejabat lainnya dilingkunganSKPKD untuk
sebagaiberikut:
tugas-tugas
melaksanakan
a. menyusun rancanganAPBDdan rancangan APBD;
Perubahan
b. melakukan pelaKanaan
pengendalian APBD;
c. melaksanakanpemungutan pajakdaerah;
-13-

d. menyiapkan pelaksanaanpinjamart
dan pemberian
jaminanatasnamapemerintah
daerah;
e. melaksanakan sistemakuntansi '
dan pelaporan
keuangandaerah;
f, menyajikaninformasikeuangandaerah;dan
9. melaksanakan kebijakandan pedomanpengelolaan serta penghapusan
barang
milikdaerah.

BagianKeempat
Pejabat PenggunaAnggaran/penggunaBarang

Pasal10
KepalaSKPDselaku pejabat penggunaanggaran/pengguna barang sebagaimana
dimaksud
dalamPasal5 ayat(3) hurufc mempunyai tugas:-
a. menyusun RIG-SKPD;
b. menyusun DPA-SKPD;
c. melakukantindakan yang mengakibatkan pengeluaranatas beban anggaran
belanja;
d. melaksanakan anggaranSKPDyangdipimpinnya;
e. melakukan pengujianatastagihandan memerintahkanpembayaran;
f. melakanikanpemungutan penerimaanbukanpajak;
g. mengadakan ikatan/perjanjian
kerjasamadenganpihaklaindalambatasanggaran
yangtelahditetapkan;
h. menandatangani SPM;
i. mengelolautang dan piutang yang menjadi tanggungjawab SKpD yang
dipimpinnya;
j. mengelolabarangmilik daerah/kekayaan daerahyang menjaditanggungjawab
SKPDyangdipimpinnya;
k. menyusun dan menyampaikan laporankeuanganSKPDyangdipimpinnya;
l. mengawasi pelaksanaananggaransKpDyangdipimpinnya;
m. melaksanakantugas-tugaspengguna anggaran/pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasayangdirimpahkanolehkepiladaerah;dln
n. bertanggung jawab atas pelaksanaantugasnyakepadakepaladaerahmelalui
sekretaris
daerah.

BagianKelima
PejabatKuasapenggunaAnggaranlKuasapenggunaBarang

Pasal11
(1) Pejabatpenggunaanggaran/pengguna barangdalammelaksanakan tugas-tugas
sebagaimanadirnaksud dalam Pasal 10 dapat melimpahkanlebagian
kewenangannya kepadakepalaunit kerja pada SKPDselakukuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang.
(2) Pelimpahansebagian kewenangansebagaimanatersebut pada ayat (1)
berdasarkanpertimbangan tingkatandaerah,besaranSKPD,besaranjumlahua'n6
yang dikelola,beban kerja, lokasi,kompetensidan/ataurentang kendalidan
pertimbanganobjektiflainnya.
(3) Pelimpahansebagian kewenangansebagaimanadimaksud pada ayat (1)
ditetapkan
olehkepaladaerahatasusulkepalasKpD,
-t4-

(4) Kuasapenggunaanggaran/kuasapenggunabarangsebagaimanadimaksudpada
ayat (1) bertanggungjawab atas tugasnya kepada pengguna
pelaksanaan
anggaran/penggunabarang.

BagianKeenam
Pejabat PelaksanaTeknis KegiatanSKPD

Pasal12
(1) Pejabat pengguna anggaran/penggunabarang dan kuasa pengguna
anggaran/kuasa penggunabarangdalam melaksanakan programdan kegiatan
menunjukpejabatpadaunit kerjaSKPDselakuPPTK.
(2) Penunjukanpejabat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berdasarkan
pertimbangankompetensijabatan, anggarankegiatan, beban kerja, lokasi,
dan/ataurentangkendalidan peftimbangan objeKiflainnya.
(3) PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beftanggung jawab atas pelalsanaan
tugasnyakepadapenggunaanggaran/pengguna barang.
(4) PPTKyang ditunjuk oleh kuasa penggunaanggaran/kuasa penggunabarang
sebagaimana dimaKud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnyakepadakuasa pengguna anggaran/kuasapengguna barang.
(5) PPTKmempunyai tugasmencakup:
a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b. melaporkan perkembangan pelaksanaankegiatan;dan
c. menyiapkandokumen anggaranatas beban pengeluaranpelaksanaan
kegiatan.
(6) Dokumenanggaransebagaimana dimaksudpada ayat (5) huruf c mencakup
dokumen administrasikegiatan maupun dokumen administrasiyang terkait
dengan persyaratanpembayaranyang ditetapkansesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.

BagianKetujuh
Pejabat PenatausahaanKeuanganSKPD

Pasal13
(1) Untuk melaksanakan anggaranyang dimuat dalam DPA-SKPD, kepalaSKPD
menetapkan pejabatyang melaksanakan fungsitata usahakeuanganpadaSKPD
sebagaiPPK-SKPD.
(2) PPK-SKPD sebagaimana dimaksudpadaayat(1) mempunyai tugas:
a. menelitikelengkapan SPP-15 pengadaan barangdan jasa yang disampaikan
olehbendahara pengeluaran dandiketahui/disetujuiolehPPTK;
b. meneliti kelengkapanSPP-UP,SPP-GU,SPP-TUdan SPP-LSgaji dan
tunjanganPNS serta penghasilan lainnyayang ditetapkansesuaidengan
ketentuanperundang-undangan yangdiajukanolehbendahara pengeluaran;
c. melakukan verifikasiSPP;
d. menyiapkan SPM;
e. melakukan verifikasiharianataspenerimaan;
f. melaksanakan akuntansi SKPD;dan
g. menyiapkan laporan keuangan SKPD.
-15-

(3) PPK-SKPD
tidak boleh merangkapsebagaipejabat yang bertugasmelakukan
pemungutan
penerimaannegara/daerah, dan/atauppTk.
bendahara,

BagianKedelapan
BendaharaPenerimaandan Bendaharapengeluaran

Pasal14
(1) KepaladaerahatasusulPPKDmenetapkan bendahara penerimaandan bendahara
pengeluaran untuk melaksanakanfugas kebendaharaandalam
rangka
pelaksanaananggaran padaSKPD,
(2) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaransebagaimana dimaksudpada
ayat(1) adalahpejabatfungsional.
(3) Bendahara penerimaandan bendahara pengeluaranbaiksecaralangsungmaupun
tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdaganga;,
iekerjaan
pemborongan dan penjualanjasa atau bertindaksebagaipenjaminataskegijtan/
pekerjaan/penjualan,
serta membukarekening/giro por atau menyimpanuang
padasuatubankataulembagakeuangan lainnyaatasnamapribadi.
(4) Bendaharapenerimaandan/ataubendaharapengeluarandalam melaksanakan
tugasnya dapat dibantu oleh bendaharapenerimaanpembantu dan/atau
bendahara pengeluaranpembantu.
(5) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional
bertanggungjawabataspelaksanaan tugasnyakepadappKDselakuBUD.

BAB III
AZAS UMUM DAN STRUKTURAPBD

Bagian Pertama
AzAsUmum APBD

Pasal15
( 1 ) APBDdisusunsesuai dengan kebutuhanpenyelenggaraan pemerintahandan
kemampuan pendapatan daerah.
(2) Penyusunan APBDsebagaimana dimaksudpada ayat (1) berpedomankepada
RKPDdalamrangkamewujudkan pelayanankepadamasyarakat
untuktercapainya
tujuanbernegara.
(3) APBDmempunyai fungsiotorisasi,perencanaan,
pengawasan,alokasi,distribusi,
danstabilisasi.
(4) APBD,perubahan APBD,dan pertanggungjawaban pelaksanaan
ApBDsetiaptahun
ditetapkan
denganperaturan daerah,

Pasal16
( 1 ) Fungsiotorisasisebagaimanadimakud dalamPasal15 ayat (3) mengandung
arti
bahwa anggarandaerah menjadidasar untuk melaksanatinpenj'apatandan
belanjapadatahunyangbersangkutan.
(2) Fungsiperencanaan sebagaimanadimakuddalamPasal15 ayat(3) mengandung
arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemendalam
merencanakan kegiatanpadatahunyangbersangkutan.
-16-

(3) Fungsipengawasan dimaksuddalamPasal15 ayat (3) mengandung


sebagaimana
afti bahwaanggarandaerahmenjadipedomanuntuk menilaiapakahkegiatan
penyelenggaraan pemerintahandaerah sesuai dengan ketentuanyang telah
ditetapkan.
(4) Fungsialokasisebagaimana dimaksuddalamPasal15 ayat (3) mengandung arti
bahwa anggarandaerah harus diarahkanuntuk menciptakanlapangankerja/
mengurangipengangguran dan pemborosansumberdaya, serta meningkatkan
dan
efisiensi perekonomian.
efeKivitas
(5) Fungsidistribusi dimaksuddalamPasal15 ayat(3) mengandung
sebagaimana arti
bahwa kebijakananggarandaerah harus memperhatikanrasa keadilandan
kepatutan.
(6) Fungsistabilisasi
sebagaimanadimaksuddalamPasal15 ayat(3) mengandungarti
bahwa anggaran pemerintahdaerah mpnjadi alat untuk memeliharadan
mengupayakan keseimbangan
fundamentalperekonomiandaerah.

Pasal17
(1) Penerimaandaerahterdiridari pendapatandaerahdan penerimaanpembiayaan
daerah.
(2) Pendapatandaerahsebagaimana dimaksudpada ayat (1) merupakanperkiraan
yangterukursecararasionalyangdapatdicapaiuntuksetiapsumberpendapatan.
(3) Penerimaanpembiayaansebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalahsemua
penerimaanyang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaranyang
bersangkutanmaupunpadatahun-tahun anggaranberikutnya.

Pasal18
(1) Pengeluaran daerah terdiri dari belanjadaerahdan pengeluaranpembiayaan
daerah.
(2) Belanjadaerahsebagaimana dimaKudpadaayat(1) merupakanperkiraanbeban
pengeluaran daerahyang dialokasikan secaraadil dan merataagar relatifdapat
dinikmatiolehseluruhkelompokmasyarakat tanpadiskriminasi,
khususnya dalam
pemberian pelayananumum.
(3) Pengeluaranpembiayaansebagaimana ,dimaksudpada ayat (1) adalah
pengeluaranyang akan diterima kembali baik pada tahun anggaranyang
bersangkutan maupunpadatahun-tahun anggaranberikutnya.

Pasal19'
Dalam menyusunAPBD,penganggaran pengeluaran
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal18 ayat (1) harusdidukungdenganadanyakepastiantersedianyapenerimaan
dalamjumlahyangcukup.

Pasal20
(1) Pendapatan,belanjadan pembiayaan daerahyangdianggarkan
dalamAPBDharus
berdasarkanpadaketentuanperaturanperundang-undangan.
(2) Seluruhpendapatan daerah,belanjadaerah,dan pembiayaan
daerahdianggarkan
secarabrutodalamAPBD.

Pasal2t
APBDmerupakandasar pengelolaankeuangandaerahdalam masa 1 (satu) tahun
terhitungmulaitanggal1 Januarisampaidengantanggal31 Desember.
anggaran
-17_

Bagian Kedua
Struktur APBD

Pasal22
(1) strukturAPBDmerupakan satukesatuanterdiridari:
a. pendapatan daerah;
b. belanjadaerah;dan
c. pembiayaan daerah.
(2) StrukturAPBDsebagaimana dimakud pada ayat (1) diklasifikasikan
menurut
urusan pemerintahandaerah dan organisasi yang bertanggung jawab
melaksanakan urusanpemerintahan
tersebutsesuaidenganperaturanperunAang-
undangan.
(3) KlasifikasiAPBD menurut urusan pemerintahandan organisasisebagaimana
dimaksudpada ayat (2) dapat disesuaikandengan kebutuhanberdasarkan
ketentuanyangditetapkandenganperaturanperunding-undangan.

Pasal23
(1) Pendapatan daerahsebagaimana dimaksuddalam pasal22 ayat (1) huruf a
meliputisemua penerimaanuang melaluirekeningkas umum daerah,yang
menambah ekuitasdana,merupakan hak daerahdalim satutahun anggarandan
tidakperludibayarkembaliolehdaerah.
(2) Belanjadaerahsebagaimana dimaksuddalamPasalZZ ayat(1) huruf b meliputi
semuapengeluaran dari rekeningkas umum daerahyang mengurangiekuitas
dana,merupakankewajibandaerahdalamsatu tahun anggaran'dantiaaf akan
diperolehpembayarannya kembaliolehdaerah.
(3) Pembiayaan daerahsebagaimana dimaksudPasal22 ayat (1) huruf c meliputi
semua transaGi keuanganuntuk menutupdefisit atau untuk memanfaatkan
surplus.

Pasal24
(1) Pendapatan daerahsebagaimana dimaksuddalamPasal22 ayat(1)hurufa dirinci
menuruturusanpemerintahan kelompok,jenis, obyek dan
daerah,organisasi,
rincianobyekpendapatan.
(2) Belanjadaerahsebagaimana dimakud dalamPasal22 ayat (1) huruf b dirinci
menuruturusanpemerintahan daerah,organisasi,
program,kegiatan,kelompok,
jenis,obyekdan rincianobyekbelanja.
(3) Pembiayaan daerahsebagaimana dimaksuddalamPasal22 ayat(1)hurufc dirinci
menuruturusanpemerintahan daerah,organisasi,
kelompok,ienis, obyek dan
rincianobyekpembiayaan.

Bagian Ketiga
PendapatanDaerah

Pasal25
Pendapatan daerah sebagaimana dimaksuddalam pasal 22 ayat (1) huruf a
dikelompokanatas:
a. pendapatan aslidaerah;
b, danaperimbangan; dan
c. lain-lain
pendapatandaerahyangsah.
-18-

Pasal26
asli daerahdibagimenurutjenis pendapatan
(1) Kelompokpendapatan yang terdiri
atas:
a. pajakdaerah;
b. retribusidaerah;
c. hasilpengelolaan kekayaan daerahyangdipisahkan;dan
d. lain-lainpendapatan aslidaerahyangsah.
(2) Jenispajak daerahdan retribusidaerahsebagaimana dimaksudpada ayat (1)
huruf a dan huruf b dirincimenurutobyek pendapatan sesuaidenganundang-
undangtentangpajakdaerahdanretribusidaerah.
(3) Jenishasilpengelolaan kekayaandaerahyang dipisahkan sebagaimanadimaksud
padaayat(1) hurufc dirincimenurutobyekpendapatan yang mencakup:
a. bagianlabaataspenyeftaan modalpadaperusahaan milikdaerah/BUMD;
b. bagianlabaataspenyertaan modalpadaperusahaan milikpemerintah/BUMN;
dan
c. bagian laba atas penyeftaanmodal pada perusahaanmilik swastaatau
kelompokusahamasyarakat,
(4) Jenislain-lainpendapatan aslidaerahyangsah sebagaimana dimaksudpadaayat
(1) huruf d, disediakanuntuk menganggarkan penerimaandaerahyang tidak
termasukdalam jenis pajak daerah,retribusidaerah,dan hasil pengelolaan
kekayaandaerah yang dipisahkandirinci menurut obyek pendapatanyang
mencakup:
a. hasilpenjualankekayaan daerahyangtidakdipisahkan;
b, jasagiro;
c. pendapatan bunga;
d. penerimaan atastuntutangantikerugiandaerah;
e. penerimaankomisi, potonganataupun bentuk lain sebagaiakibat dari
dan/ataupengadaan
penjualan barangdan/ataujasaolehdaerah;
f, penerimaankeuntungandari selisihnilai tukar rupiahterhadapmata uang
asing;
g. pendapatandendaatasketerlambatan pelaksanaan pekerjaan;
h. pendapatandendapajak;
i. pendapatandendaretribusi;
j. pendapatan atasjaminan;
hasileksekusi
k. pendapatan dari pengembalian;
l. fasilitassosialdan fasilitasumum;
m. pendapatan dari penyelenggaraan dan pelatihan;dan
pendidikan
n. pendapatan dariangsuran/cicilanpenjualan.

Pasal27
(1) Kelompok pendapatan
dana perimbangandibagimenurutjenis pendapatan
yang
terdiriatas:
a. danabagihasil;
b. danaalokasiumum;dan
c. danaalokasikhusus.
-19-

(2) Jenisdanabagihasildirinci
menurut
objekpendapatan
yangmencakup:
a. bagihasilpajak;dan
b. bagihasilbukanpajak.
(3) Jenisdanaafokasiumumhanyaterdiriatasobjekpendapatan
danaalokasiumum.
(4) Jenisdana afokasikhususdirincimenurutobjek pendapatanmenurut
kegiatan
yangditetapkan
olehpemerintah.

Pasal28
Kelompok lain-lain
pendapatandaerahyangsahdibagimenurutjenispendapatan yang
mencakup:
a. hibah berasal dari pemerintah,pemerintahdaerah lainnya, badan/lembaga/
organisasiswastadalamnegeri,kelompokmasyarakat/perorangan, dan lembjga
luarnegeriyangtidakmengikat;
b' dana daruratdari pemerintahdalamrangkapenanggufangan korban/kerusakan
akibatbencana alam;
c. danabagihasilpajakdariprovinsikepadakabupaten/kota;
d' dana penyesuaian dan dana otonomikhususyang ditetapkanoleh pemerintah;
dan
e. bantuankeuangandariprovinsiataudaripemerintah daerahtainnya.

Pasal29
Hibahsebagaimana dimaksuddalamPasal28 hurufa adalahpenerimaan daerahyang
berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembagaasing,
badan/lembaga
internasional,
pemerintah,badan/lembagJ dalamnegeriaiau perorangan,baik dalam
bentuk devisa, rupiah maupun barang dan/ataujuru, teimasuk
t6naga ahli dan
pelatihan
yangtidakpertudibayarkembJli.

Pasal30
( 1 ) Pajak daerah, hasil pengelolaankekayaandaerah yang dipisahkan,lain-lain
pendapatanasli daerahyang sah yang ditransferlangsun6f.. kas daerah,dana
perimbangandan lain-lain
pendapatandaerahyangsatiOiaiggarkan padaSkpro.
(2) Retribusidaerah, komisi, potongan,keuntunganselisih
nilai tukar rupiah,
pendapatandari. penyelanggaraan pendidikandan pelatihan,hasil penjualan
kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dan hasil pemanfaatan
atau
pendayagunaankekayaan daerah yang tidak dipisahkan
yang dibawah
penguasaanpengguna anggaran/penggunabarangdianggarkan padaskpo.

BagianKeempat
Belanja Daerah

Pasal31
(1) Belanjadaerah sebagaimana dimaksuddalam pasal 22 ayat (1) huruf b
dipergunakan dalam rangka.mendanaipelaksanaanurusanpemerintahan yang
menjadikewenangtnptouinsiatau kabupaten/kota
yangterdiridari urusanwajib,
urusan pilihan dan urusanyang penanganannya dalam bagianatau bidjng
tertentuyang dapat dilaksanakan
bersamaantara pemerintalidan pemerintah
daerah atau antar pemerintahdaerah yang ditetapkandengan'ketentuan
perundang-undangan,
-20-

(Z) Belanjapenyelenggaraan urusanwajib sebagaimana dimaksudpada ayat (1)


untukmelindungi
diprioritaskan kualitaskehidupanmasyarakat
dan meningkatkan
dalam upaya memenuhikewajibandaerah yang diwujudkandalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar,pendidikan, fasilitassosialdan fasilitas
kesehatan,
umum yang layaksefta mengembangkan sistemjaminansosial.
(3) peningkatan kualitaskehidupanmasyarakatsebagaimanadimaksudpadaayat(2)
diwuludkan melalui prestasi
kerja dalampencapaianstandar pelayananminimal
sesuaidengan peraturanperundang-undangan.

Pasal32
belanjamenuruturusanpemerintahan
(1) Klasifikasi sebagaimana dimaksuddalam
pasal31 ayat(1) terdiridaribelanjaurusanwajibdan belanjaurusanpilihan.
belanjamenuruturusanwajib sebagaimana
(Z) Klasifikasi dimaKud pada ayat (1)
mencakup:
a, pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum;
d. perumahan rakYat;
e. Penataan ruang;
f , perencanaan Pembangunan;
g. perhubungan;
h. lingkungan hiduP;
'i. pertanahan;
j. kependudukan dan catatansiPil;
k. pemberdayaan PeremPuan;
l. keluargaberencana dan keluargasejahtera;
m. sosial;
n. tenagakerja;
o. koperasidan usahakecildan menengah;
p. penanaman modal;
q. kebudaYaan;
r. pemudadan olahraga;
s. kesatuanbangsadan politikdalamnegeri;
t. pemerintahan umum;
u. kepegawaian;
v. pemberdayaan masyarakat dan desa;
w. statistik;
x. arsiP;dan
y. komunikasi dan informatika.
dimaksudpadaayat (1)
belanjamenuruturusanpilihansebagaimana
(3) Klasifikasi
mencakuP:
a. peftanian;
b. kehutanan;
c. energidan sumberdaYamineral;
d. pariwisata;
e. kelar,rtandan Perikanan;
f. perdagangan;
- 2 1_

g. perindustrian;
dan
h. transmigrasi.
(4) Belanjamenuruturusanpemerintahan yang penanganannya dalambagianatau
bidang tertentu yang dapat difaksanakan bersama antara pemerintahdan
pemerintah
.daerah yang ditetapkandengan ketentuanperundang-undangan
dijabarkandalam bentuk programdan kegiatanyang
diklasifikasikan
menurut
urusanwajibdanurusanpilihan.

Pasal33
Klasifikasi
belanja menurut fungsi yang digunakan
untuktujuankeselarasan
keterpaduan
dan
pengelolaan
keuangannegaraterdiri
dari:
a. pelayanan umum;
b. ketertiban
dan ketentraman;
c. ekonomi;
d. lingkungan
hidup;
e. perumahandanfasilitas
umum;
f. kesehatan;
9. pariwisata
dan budaya;
h. pendidikan;
dan
i. perlindungan
sosial.

Pasal34
Kfasifikasi
belanjamenurutorganisasi
sebagaimanadimaksuddalampasal24 ayat(Z)
disesuaikan
dengansusunanorganisasi
padi masing-masinj
femerintahdaerah.

pasal35
Klasifikasi
belanjamenurutprogramdan kegiatansebagaimana dimaksuddalampasal
24 ayat (2) disesuaikandengan urusan pemerintahinyang
menjadikewenangan
daerah.
pasal 36
(1) Belanjamenurutkelompokbelanjasebagaimana
dimaksuddalampasal24 ayat
(2) terdiridari:
a. belanjatidaklangsung;
dan
b. belanjalangsung.
(2) Kelompokbelanjatidak lang.sung
sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a
merupakanbefanja yang dianggarkantidak terkait secara
langsungdengan
pelaksanaan
programdan kegiatin.
(3) Kelompokbelanja langsungsebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b
merupakanbelanjayangdianggarkanterkaitsecaralangsungdengan'p"fukrun..n
programdan kegiatan.
-22-

Paragraf 1
BelanjaTidak Langsung

Pasal37
Kelompok belanjatidaklangsungsebagaimana dimaksuddalamPasal36 ayat(1) huruf
a dibagimenurutjenisbelanjayangterdiridari:
a. belanjapegawai;
b, bunga;
c. subsidi;
d. hibah;
e. bantuansosial;
f. belanjabagihasil;
g. bantuankeuangan; dan
h. belanjatidakterduga.

Pasal38
(1) Belanjapegawaisebagaimana dimaksuddalam Pasal37 huruf a merupakan
belanjakompensasi,dalambentukgaji dan tunjangan,sertapenghasilan
lainnya
yang diberikankepada pegawainegeri sipil yang ditetapkansesuaidengan
ketentuanperundang-undangan.
dan tunjanganpimpinandan anggotaDPRDsefta gaji dan
(2) Uang representasi
tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah sefta penghasilandan
penerimaanlainnya yang ditetapkansesuai dengan peraturan perundang-
undangan dianggarkandalambelanjapegawai.

Pasal39
(1) Pemerintahdaerahdapat memberikantambahanpenghasilan kepadapegawai
negeri sipil berdasarkanpertimbanganyang obyektif dengan memperhatikan
kemampuan keuangandaerahdan memperoleh persetujuanDPRDsesuaidengan
ketentuanperaturanperundang-undangan.
(2) Tambahanpenghasilan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diberikandalam
rangkapeningkatankesejahteraan pegawaiberdasarkan bebankerja atau tempat
beftugasatau kondisikerjaatau kelangkaanprofesiatau prestasi
kerja.
(3) Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksudpada
ayat (2) diberikankepada pegawai negerisipil yang dibebanipekerjaan untuk
menyelesaikan yangdinilaimelampaui
tugas-tugas bebankerjanormal.
(4) Tambahanpenghasilan berdasarkantempatbertugassebagaimana dimaksudpada
ayat(2) diberikankepadapegawainegerisipilyangdalammelaksanakan tugasnya
beradadi daerahmemilikitingkatkesulitantinggidandaerahterpencil.
(5) Tambahanpenghasilan berdasarkan kondisikerja sebagaimana dimaksudpada
ayat(2) diberikankepadapegawainegerisipilyangdalammelaksanakan tugasnya
beradapadalingkungan kerjayangmemilikiresikotinggi.
(6) Tambahanpenghasilan berdasarkan kelangkaanprofesisebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikankepadapegawainegerisipil yang dalam mengemban
tugasmemilikiketrampilan khususdan langka.
(7) Tambahanpenghasilan berdasarkan prestasikerja sebagaimana dimaksudpada
ayat(2) diberikankepadapegawainegerisipilyangdalammelaksanakan tugasnya
dinilaimempunyai prestasi
kerja.
-23-

(B) Kriteriapemberiantambahanpenghasilan
ditetapkandengan peraturankepala
daerah.

Pasal40
Belanjabunga sebagaimana dimaksuddalam Pasal37 huruf b digunakanuntuk
menganggarkan pembayaran bungautangyalg dihitungatas kewajibJnpokokutang
(principa/ outstanding)berdasarkanpe-{anjianpinjarian jangka
pendek, jangka
menengah, danjangkapanjang.
Pasal41
(1) Belanjasubsidisebagaimana dimaksud dalampasal37 hurufc digunakan untuk
menganggarkan bantuan biaya produksikepadaperusahaan/lenibaga tertentu
agar hargajual produksi/jasayang dihasilkandapai terjangkauoleh"masyarakat
banyak.
(2) Perusahaan/lembaga tertentu sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah
perusahaan/lembaga yang menghasilkan produk atau jasa pelayananumum
masyarakat.
(3) Perusahaan/lembaga penerimabelanjasubsidisebagaimana dimaksudpadaayat
(1) harusterlebihdahuludilakukan auditsesuaidenganketentuanpemeriksaan
pengelolaandantanggung jawabkeuangan negara.
(4) Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD, penerima subsidi
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban penggunaan danasubsidifepjda kepatadaerah.
(5) Belanjasubsidisebagaimana dimaksudpadqayat (1) dianggarkan sesuaidengan
keperluanperusahaan/lembaga penerima subsjbioirir peraturandaerahtentang
APBDyang peraturanpelaksanaannya lebih lanjut ditulngkandalam peraturan
kepaladaerah.

Pasal42
(1) Belanjahibahsebagaimana dimaksuddalamPasal37 huruf d digunakan untuk
menganggarkan pemberianhibah dalam bentuk uang, barang-dan/ataujasa
kepadapemerintahatau pemerintahdaerahlainnya,oin kelompok
masyarakat/
perorangan yangsecaraspesifiktelahditetapkan
peruntukannya.
(2) Pemberianhibah datam bentuk uang dapat dianggarkan
apabilapemerintah
daerahtelahmemenuhiseluruhkebutuhanbelaniau-irsanwaiib guna
memenuhi
standar pelayananminimum yang ditetapkandalam peraturan perundang-
undangan.
(3) Pemberian hibah dalambentukbarangdapatdilakukanapabilabarangtersebut
tidakmempunyai nilaiekonomisbagipemerintahdaerahyang bersangkutan tetapi
bermanfaatbagi pemerintahatau pemerintah daerahlainnyadan/ataukelompok
masyarakat/peroranga n.
(4) Pemberian hibahdalambentukjasadapatdianggarkan apabilapemerintah daerah
telahmemenuhiseluruhkebutuhanbelanjaurusanwajibguna
memenuhistandar
pelayananminimumyangditetapkan dalamperaturanperundang-undangan.
(5) Pemberian hibahdalambentukuangatau dalambentukbarangataujasa
dapat
diberikan kepada pemerintahdaerah tertentu sepanjang
Jit"t pL.n dalam
peratura
n perundang-undangan.

Pasal43
(1) Hibah kepada pemerintah bertujuan untuk
menunjang peningkatan
penyelenggaraan
fungsipemerintahan
di daerah.
-24-

(2) Hibah kepadaperusahandaerahbeftujuanuntuk menunjangpeningkatan


pelayanan
kepadamasyarakat.
(3) Hibahkepada
pemerintah
daerahlainnya
beftujuan
untukmenunjangpeningkatan
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah danlayanandasarumum.
(4) Hibah kepada badan/lembaga/organisasi swasta dan/atau kelompok
masyarakat/perorangan
bertujuan untuk meningkatkanpartisipasidalam
penyelenggaraan
pembangunandaerah.

Pasal44
(1) Belanjahibahsebagaimana dimaksuddalamPasal42 bersifatbantuanyangtidak
mengikat/tidaksecara terus menerusdan harus digunakansesuai dengan
persyaratanyangditetapkandalamnaskahperjanjianhibahdaerah.
(2) Belanjahibahkepadapemerintah dikelolasesuaidenganmekanisme ApBN,serta
hibah kepada pemerintahdaerah lainnya dan kepada perusahaandaerah,
badan/lembaga/organisasiswasta dan/atau kelompokmasyarakat/perorangan
dikeloladenganmekanisme APBDsesuaidenganperaturanperundang-undangan.

Pasal45
(1) Bantuansosialsebagaimana dimaksuddalamPasal37 huruf e digunakanuntuk
menganggarkan pemberianbantuandalambentukuangdan/ataubarangkepada
yang bertujuanuntukpeningkatan
masyarakat kesejahteraan
masyarakat.
(2) Bantuansosialsebagaimanadimaksudpadaayat (1) diberikantidaksecaraterus
menerus/tidakberuhng setiaptahun anggaran,selektifdan memilikikejelasan
peruntukanpenggunaannya.
(3) UntukmemenuhifungsiAPBDsebagaiinstrumenkeadilandan pemerataan dalam
upaya peningkatanpelayanandan kesejahteraan masyarakat,bantuandalam
bentuk uang dapat dianggarkanapabilapemerintahdaerah telah memenuhi
seluruhkebutuhanbelanjaurusanwajib guna terpenuhinyastandarpelayanan
minimumyangditetapkan dalamperaturan perundang-undangan.
(4) Bantuankepada partai politik diberikansesuai dengan ketentuanperaturan
perundang-undangandianggarkan dalambantuansosial.

Pasal46
,
Belanjabagi hasil sebagaimana
dimaksuddalam Pasal37 huruf f digunakanuntuk
menganggarkan dana bagi hasil yang bersumberdari pendapatanprovinsikepada
kabupaten/kotaatau pendapatankabupaten/kotakepada pemerintah desa atau
pendapatanpemerintahdaerahtertentu kepadapemerintahdaerah lainnyasesuai
denganketentuanperundang-undangan.

Pasal47
(1) Bantuankeuangansebagaimana dimaksuddalam Pasal37 huruf g digunakan
untuk menganggarkan bantuankeuanganyang bersifatumum atau khususdari
provinsikepadakabupaten/kota,
pemerintahdesa,dan kepadapemerintah
daerah
lainnya atau dari pemerintahkabupaten/kotakepada pemerintahdesa dan
pemerintahdaerah lainnya dalam rangka pemerataandan/atau peningkatan
kemampuan keuangan.
(2) Bantuankeuanganyang bersifatumum sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
peruntukandan penggunaannya diserahkansepenuhnyakepada pemerintah
daerah/pemerintah desapenerimabantuan.
-25-

( 3 ) Bantuankeuanganyang bersifat
peruntukan \husus sebagaimanadimaksudpada ayat (1)
dan pengelolaannya
diarahkan/ditetapkan
oleh pemerintahdaerah
pemberibantuan.
(4) Pemberibantuanbersifatkhusussebagaimanadimaksudpada ayat (3) dapat
mensyaratkanpenyediaandana pendampingdalam ApBD atau .nggurun
pendapatan
dan belanjadesapenerima
bantuan.

Pasal48
( 1 ) Belanjatidakterdugasebagaimana dimaksud dalamPasal37 hurufh merupakan
belanjauntuk kegiatanyang sifatnyatidak biasaatau tidak diharapkanbeiulang
sepertipenanggulangan bencanaalamdan bencanasosialyangtidakdiperkirakan
sebelumnya, termasukpengembatian atas kelebihanpenerimaandaerahtahun-
tahunsebelumnya yangtelahditutup.
( 2 ) Kegiatanyang bersifattidak biasasebagairnana dimaksudpada ayat (1) yaitu
untuk tanggapdaruratdalam rangkapencegahan gangguanterhadapstiUilitas
penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanyalieaminan, ketentiamandan
ketertibanmasyarakatdi daerah.
(3) Pengembalian atas kelebihanpenerimaan daerahtahun-tahunsebelumnya yang
telahditutupsebagaimana dimakud padaayat (1) harusdidukungdenganUufct'r-
buKiyangsah.

Pasal49
(1) Belanja pegawaisebagaimanadimaksud dalamPasal37 hurufa dianggarkan pada
belanjaorganisasiberkenaan
sesuaidenganperaturanperundang-un|5ng.n.
(2) Belanjabunga,belanjasubsidi,be,lanja
hibah,belanjabantuansosial,belanjabagi
hasil, belanja bantuan keuangan,dan belanja tidak terduga sebagaimana
dimaksuddalamPasal37 hurufb, hurufc, huruid, hurufe, hu1lf f, huru?g, dan
hurufh hanyadapatdianggarkan padabelanjasrpko.

Paragraf2
BelanjaLangsung

Pasal50
Kelompok belanjalangsungdarisuatukegiatan sebagaimana dimaksuddalampasal36
ayat(1) hurufb dibagimenurutjenisbelanjayangteidiridari:
a. belanjapegawai;
b. belanjabarangdanjasa; dan
c. belanjamodal.

Pasal51
Belanjapegawaisebagaimana
dimaksuddalam Pasal50 huruf a untuk pengeluaran
honorarium/upah
dalammelaKanakan
programdankegiatanpemerintahan daerah.

Fasal52
(1) Belanja barangdanjasasebagaimanadimaksuddalampasal50 hurufb digunakan
untuk pengeluaran pembelian/pengadaan
barangyang nilai manfaatnyJkurang
dari 12 (duabelas)
bulandan/ataupemakaian
jaia'dal|m melaksanakanprogram
dankegiatan pemerintahan
daerah.
-26-

(2) Pembelian/pengadaan barangdan/ataupemakaian jasa sebagaimana dimaksud


padaayat (1) mencakupbelanjabarangpakaihabis,bahan/material, jasa kantor,
premi asuransi, perawatan kendaraanbermotor, cetaVpenggandaan, sewa
rumah/gedung/gudang/parkir,sewa sarana mobilitas,sewa alat berat, sewa
perlengkapan dan peralatankantor,makanandan minuman,pakaiandinasdan
pakaiankerja,pakaiankhususdan hari-haritertentu,perjalanan
atributnya, dinas,
perjalanan
dinaspindahfugasdan pemulangan pegawai.

Pasal53
(1) Belanjamodalsebagaimana dimaksuddalamPasal50 huruf c digunakanuntuk
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau
pembangunan aset tetap berwujudyang mempunyainilai manfaatlebih dari t2
(duabelas)bulan untuk digunakandalamkegiatanpemerintahan, sepertidalam
bentuktanah, peralatandan mesin,gedungdan bangunan,jalan, irigasidan
jaringan,dan asettetaplainnya.
(2) Nilaipembelian/pengadaan
atau pembangunanasettetap berwujudsebagaimana
dimaksudpada ayat (1) yang dianggarkan
dalambelanjamodalhanyasebesar
hargabeli/bangun
aset.
(3) Belanjahonorariumpanitiapengadaan pembelian/pembangunan
dan administrasi
untukmemperoleh setiapasetyangdianggarkanpadabelanjamodalsebagaimana
dimaksudpada ayat (2) dianggarkan pada belanjapegawaidan/ataubelanja
barangdanjasa.
l.

Pasal54 ,
Belanjalangsungyang terdiri dari belanjapegawai,belanjabarangdan jasa, sefta
belanja modal untuk melaksanakan programdan kegiatan pemerintahandaerah
dianggarkanpadabelanjaSKPDberkenaan.

BagianKelima
Surplus/(Defisit) APBD

Pasal55
Selisihantara anggaran pendapatandaerah dengan anggaranbelanja daerah
mengakibatkanterjadinyasurplusataudefisitAPBD.

Pasal56
(1) SurplusAPBDsebagaimana dimaksuddalamPasal55 terjadiapabilaanggaran
pendapatan lebihbesardarianggaranbelanjadaerah.
daerahdiperkirakan
(2) Dalam hal APBD diperkirakansurplus,diutamakanuntuk pembayaranpokok
utang, penyeftaan modal (investasi)daerah, pemberian pinjaman kepada
pemerintah pusat/pemerintahdaerah lain dan/atau pendanaan belanja
peningkatanjaminansosial.
(3) Pendanaan jaminansosialsebagaimana
belanjapeningkatan dimaksudpadaayat
(2) diwujudkandalambentukprogramdan kegiatan pelayanan
dasarmasyarakat
yang dianggarkanpada SKPDyang secarafungsionalterkait dengantugasnya
melaksanakan programdan kegiatantersebut.
-27

Pasal57
( 1 ) Defisitanggaransebagaimana dimaksud dalamPasal55 terjadiapabilaanggaran
pendapatan daerahdiperkirakan
lebihkecildarianggaranbelanjadaerah.
( 2 ) Batasmaksimaldefisit APBDuntuk setiaptahun anggaran
berpedomanpada
penetapan batasmaksimaldefisitAPBDolehMenteriKeuingan.
(3) DalamhalAPBDdiperkirakan defisit,ditetapkan
pembiayaan untukmenutupdefisit
tersebutyangdiantaranyadapatbersumber dari sisalebihperhitungananggaran
tahunanggaransebelumnya, pencairan danacadangan, hasilpeniualanre[jyaan
daerah yang dipisahkan,penerimaanpinjaman, aan penerimaankembali
pemberian pinjamanataupenerimaan piutang.

Pasal58
(1) Pemerintahdaerahwajib melaporkan
posisisurplus/defisit
ApBDkepadaMenteri
Dalam Negeridan MenteriKeuangansetiap semesterdalam tahun anggaran
berkenaan.
(2) Pelanggaranterhadapketentuansebagaimana dimaksudpada ayat (1), dapat
dilakukan
penundaanataspenyaluran
dina perimbangan.

BagianKeenam
PembiayaanDaerah

Pasal59
Pembiayaan
daerahsebagaimana
dimaksuddalamPasal22 ayat(l) hurufc terdiridari
penerimaan
pembiayaandanpengeluaran
pembiayaan.

Fasal60
( 1 ) Penerimaanpembiayaansebagaimanadimaksud dalampasal59 mencakup:
a. sisalebihperhitungan
anggarantahunanggaran sebelumnya(SiLpA);
b. pencairandanacadangan;
c. hasilpenjualankekayaandaerahyangdipisahkan;
d. penerimaan pinjamandaerah;
e. penerimaan kembalipemberianpinjaman;dan
f. penerirnaanpiutangdaerah.
(2) Pengeluaran pembiayaan sebagaimanadimaksuddatampasal5g mencakup:
a. pembentukan danacadangan;
b. penyertaanmodal(investasi)
pemerintah
daerah;
c. pembayaran pokokutang;dan
d. pemberian pinjamandaerah.

Pasal61
(1) Pembiayaanneto merupakanselisihantara penerimaanpembiayaandengan
pengeluaran
pembiayaan.
(2) Jumlahpembiayaan
netoharusdapatmenutupdefisitanggaran.
-28-

Paragraf1
Sisa Lebih PerhitunganAnggaranTahun Anggaran Sebelumnya(S|LPA)

, Pasal62'
Sisa lebih perhitungananggarantahun anggaransebelumnya(SiLPA)sebagaimana
dimakud dalam Pasal50 ayat (1) huruf a mencakuppelampauanpenerimaan PAD,
pelampauanpenerimaandana perimbangan,pelampauanpenerimaanlain-lain
pendapatandaerahyang sah, pelampauanpenerimaanpembiayaan,penghematan
belanja,kewajiban kepadafihakketigasampaidenganakhirtahunbelumterselesaikan,
dansisadanakegiatanlanjutan.

Paragraf 2
Dana Cadangan

Pasal63
(1) Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadanganguna mendanaikegiatan
yang penyediaan dananyatidak dapat sekaligus/sepenuhnyadibebankan dalam
satutahunanggaran.
(2) Pembentukan dana cadangansebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan
denganperaturandaerah.
(3) Peraturandaerahsebagaimana dimaksudpada ayat (2) mencakuppenetapan
tujuan pembentukan dana cadangan,programdan kegiatanyang akan dibiayai
dari dana cadangan,besarandan rincian,tahunandana cadanganyang harus
dianggarkan dan ditransferke rekeningdanacadangan,sumberdanacadangan,
dantahunanggaranpelaksanaan danacadangan.
(4) Rancangan peraturandaerahtentangpembentukan danacadangansebagaimana
dimakud pada ayat (2) dibahasbersamaandengan pembahasanrancangan
peraturandaerahtentangAPBD.
(5) Penetapanrancanganperaturandaerahtentang pembentukandana cadangan
sebagaimana dimaksudpadaayat (4) ditetapkanoleh kepaladaerahbersamaan
denganpenetapanrancanganperaturandaerahtentangAPBD.
(6) Dana cadangansebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat bersumberdari
penyisihan atas penerimaan daerah,kecualidari dana alokasikhusus,pinjaman
daerahdan penerimaanlain yang penggunaannya dibatasiuntuk pengeluaran
tertentuberdasarkan peraturanperundang-undangan.
(7) Danacadangansebagaimana dimaksudpadaayat (1) ditempatkan padarekening
tersendiri.
(B) Penerimaan hasilbunga/deviden rekeningdanacadangandan penempatan dalam
portofoliodicantumkan sebagaipenambah danacadangan berkenaandalamdaftar
danacadanganpadalampiranrancangan peraturandaerahtentangAPBD.
(9) Pembentukan danacadangan dianggarkanpadapengeluaran pembiayaan dalam
tahunanggaran yangberkenaan.

Pasal 64
( 1 ) Pencairan danacadangan sebagaimanadimaksud dalamPasal60 ayat(1) hurufb
digunakanuntuk menganggarkan pencairandana cadangandari rekeningdana
cadangan ke rekeningkasumumdaerahdalamtahunanggaranberkenaan.
(2) Jumlahyangdianggarkan tersebutpadaayat(1) yaitusesuaidenganjumlahyang
telah ditetapkandalam peraturandaerahtentangpembentukan dana cadangan
berkenaan.
-29-

pasal 65
Penggunaan atas dana cadanganyang dicairkandari rekekningdana
cadanganke
rekening kas umum daerah sebagaimanadimalaud
dalam pasal 64 ayat (1)
dianggarkandalam betanjalangsungSKPDpenggunadana
cadanganberkenaan,
kecualidiaturtersendiri
dalamperatur-nperrndrnglino.ng.n.

Paragraf3
Hasil PenjualanKekayaanDaerahyang dipisahkan

Pasal66
Hasilpenjualankekayaandaerahyangdipisahkan dimaksuddalampasal
sebagaimana
60 ayat (1) huruf c digunakanantara lain.untuk r-enganggarkan
perusahaan hasil penjuatan
milik daerah/BUMDdan penjualanaset milii pemerintahdaerahyang
dikerjasamakandenganpihakketiga,atau hasildivestasi
penyertaan
modalpemerintah
daerah.

Paragraf4
penerimaanpinjaman Daerah

Pasal67
Penerimaanpinjamandaerahsebagaimana dimaksuddalampasal60 ayat (1) hurufd
digunakan
'untukmenganggarkan fienerimaanpinjamandaerahtennailr r].n.rimaan
atas penerbitanobligasidaerah yang akan direalisasikan
pada tahun anggaran
berkenaan.

Paragraf 5
pemberian pinjaman daerah
dan
PenerimaanKembali pemberian pinjaman Daerah

pasal 68
(1) Pemberianpinjamansebagaimana dimaksuddalam pasal 60 ayat (z) huruf d
digunakanuntuk menganggarkan pinjamanyang diberikanpeploa'pemerintah
pusatdan/ataupemerintahdaerahlainnya.
(2) Penerimaan kembalipemberianpinjamansebagaimanadimaksuddalampasal60
ayat (1) huruf e digunakanuntuk menganggarkanposisipenerimaankembali
pinjamanyang diberikankepadapemerinlah-fiusat
dan/ataupernerinlah daerah
lainnya.

Paragraf 6
penerimaanpiutang Daerah

Pasal69
Penerimaan piutangsebagaimanadimaksuddalampasal60 ayat(1) huruff digunakan
untuk menganggarkan penerimaanyang bersumberdari petunasanpiutang
ketiga,sepertiberupapenerimaan fihak
piutangdaerahdaripendapatan
daerah,pemerintah,
pemerintahdaerahlain,lembagakeuanglnbank,lembagakeuanganbukan
penerimaan bankdan
piutangfainnya.
30-

Paragraf 7
Investasi PemerintahDaerah

Pasal70
Investasipemerintah dimaksuddalamPasal60 ayat (2) huruf b
daerahsebagaimana
digunakan kekayaan
untukmenganggarkan daerahyangdiinvestasikan
pemerintah baik
dalamjangkapendekmaupunjangkapanjang'

Pasal71
(1) Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera
ditujukan dalamrangkamanajemenkas dan beresiko
diperjualbelikan/dicairkan,
rendahseftadimilikiselamakurangdari12 (duabelas) bulan.
(2) Investasi jangkapendeksebagaimana dimaksud pada ayat(1) mencakup deposito
berjangkawaKu 3 (tiga) bulansampaidengan12 (duabelas)bulanyang dapat
diperpanjangsecara otomatis,pembeliansurat utang negara (SUN), sertifikat
bankindonesia (SBI)dan suratperbendaharaan negara(SPN).
(3) Investasijangka panjangmerupakaninvestasiyang dimaksudkan untuk dimiliki
lebih dari LZ (duabelas)bulan yang terdiri dari investasi permanen dan non
permanen.
(4) Investasijangka panjangsebagaimana dimaksudpada ayat (3) antaralain surat
berhargayang dibeli pemerintahdaerahdalam rangka mengendalikan suatu
badanusa'ha, hisalnya pembeliansuratberhargauntuk menambahkepemilikan
modalsahampada suatu badanusaha,surat berhargayang dibeli pemerintah
daerah untuk tujuan menjagahubunganbaik dalam dan luar negeri, surat
berharga yangtidakdimaksudkan untukdicairkan dalammemenuhikebutuhan kas
jangkapendek.
(5) Investasipermanensebagaimana dimaksudpadaayat(3) bertujuanuntukdimiliki
secaraberkelanjutantanpa ada niat untuk diperjualbelikan atau tidak ditarik
kembali, sepefti kerjasama daerah dengan pihak ketiga dalam bentuk
penggunausahaan/pemanfaatan aset daerah, penyertaanmodal daerah pada
BUMDdan/ataubadanusahalainnyadan investasi permanenlainnyayangdimiliki
pemerintah daerah untuk menghasilkanpendapatan atau meningkatkan
pelayanan kepadamasYarakat.
(6) Investasinon permanensebagaimana dimalsud pada ayat (3) beftujuanuntuk
dimilikisecaratidak berkelanjutan atauada niat untukdiperjualbelikan atauditarik
kembali,seperti pembelianobligasiatau surat utang jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimilikisampaidengantanggal jatuh tempo, dana yang
disisihkan pemerintahdaerahdalamrangkapelayanan/pemberdayaan masyarakat
sepertibantuan modal kerja, pembentukan dana secara bergulirkepada kelompok
masyarakat, pemberian pendanaan
fasilitas kepada usahamikro dan menengah.
(7) Investasipemerintahdaerah dapat dianggarkanapabila jumlah yang akan
disertakandalam tahun anggaranberkenaantelah ditetapkandalam peraturan
daerahtentangpenyertaanmodaldenganberpedoman pada PeraturanMenteri
DalamNegeri.

Pasal72
daerahsebagaimana
(1) Investasi,pemerintah dalamPasal60 ayat(2) huruf
dimaksud
dalam
b, dianggarkan pembiayaan.
pengeluaran
- 3 1-

(2) Divestasipemerintahdaerahdianggarkan
dalam penerimaan
pembiayaan
pada
jenishasilpenjualankekayaan daerahyangdipisahkan.
(3) Divestasipemerintahdaerah yang dialihkan untuk diinvestasikan
kembali
dianggarkandalam pengeluaranpembiayaanpada jenis penyertaanmodal
(investasi)
pemerintah daerah.
(4) Penerimaan hasilatas investasi
pemerintahdaerahdianggarkan
dalamketompok
pendapatan asli daerahpada jenis hasil pengelolaan-iekayaan
daerahyang
dipisahkan.

Pasal73
(1) Investasidaerah jangka pendek dalam bentuk deposito pada bank
umum
dianggarkandalam pengeluaran pembiayaanpada jenis penyertaanmodal
(investasi)
pemerintahdaerah.
(2) Pendapatanbunga atas deposito sebagaimanadimaksud pada
ayat (1)
dianggarkandalam kelompokpendapatanasli daerah pada jenis lain-lain
pendapatanaslidaerahyangsah.

Paragraf8
pembayaranpokok Utang

Pasal74
Pembayaran pokok utang sebagaimana dimaksuddalam Pasal60 ayat (2) huruf c
digunakanuntuk menganggarkan pembayarankewajibanatas pokok utang yang
.
dihitungberdasarkanperjanjianpinjamanjangka pendek,jangka menengah,
jangkapanjang. dan

Bagian Ketujuh
Kode Rekeningpenganggaran

Pasal75
( 1 ) Setiapurusanpemerintahan
daerahdan organisasi
yangdicantumkandalamApBD
menggunakan kodeurusanpemerintahandaerahdan toOeorganisasi.
(2) Kode pendapatan,kode belanjadan kode pembiayaanyang digunakan
dalam
penganggaranmenggunakan kodeakunpendapatan, kodeakuhbeianja,dan kode
akunpembiayaan.
(3) Setiap program, kegiatan, kelompok,jenis, obyek serta rincian obyek yang
dicantumkandalam APBDmenggunakinkode program,kode kegiaian,icoOe
'
kefompok, kodejenis,kodeobyekdan koderincianobyek.
(4) Untuktertib penganggarankodesebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3) dihimpunmenjadisatu kesatuankodeanggaranyang diiebut kode
rekening.

Pasal76
Urutansusunan
fode rekeningAPBDdimulaidari kode urusanpemerintahan
daerah,
organisasi,
l<ode kodeprogram,kodekegiatan,kodeakun,kodekelompok,kodejenis,
kodeobyek,dan koderincianobyek,
-32-

Pasal 77
(1) Kode dan klasifikasiurusanpemerintahan daerahdan organisasisebagaimana
dimaksuddalam Pasal 75 ayat (2) tercantumdalam LampiranA.I peraturan
menteriini.
(2) Kode akun pendapatan,kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan
sebagaimana dimaksuddalamPasal75 ayat(3) merupakan bagiansusunankode
akunkeuangan daerahyangtercantumdalamLampiran A.II peraturanmenteriini.
(3) Koderekeningpendapatan sebagaimana dimaKuddalamPasal24 ayat(1) untuk
A.III peraturanmenteriini.
provinsitercantumdalamLampiran
(4) Koderekeningpendapatan sebagaimana dimaksuddalamPasal24 ayat(1) untuk
kabupaten/kotatercantumdalamLampiranA.IV peraturanmenteriini.
fungsitercantumdalamLampiranA.V peraturanmenteriini.
(5) Kodedan klasifikasi
(6) Kode dan klasifikasibelanja daerah menurut fungsi untuk keselarasandan
keterpaduanpengelolaankeuangan negarasebagaimana dimaksuddalamPasal33
tercantumdalamLampiranA.VI peraturanmenteriini.
(7) Kode dan daftar programdan kegiatanmenuruturusanpemerintahan daerah
tercantumdalamLampiranA.VII peraturan
menteriini.
(B) Koderekeningbelanjadaerahsebagaimana dimaksuddalam Pasal24 ayat (2)
tercantumdalamLampiranA.VIUperaturanmenteriini.
(9) Dalamrangkasinkronisasi programdan kegiatanpemerintahdenganpemerintah
daerah,daftarprogram dan kegiatansebagaimanadimaksudpadaayat (7) secara
berkalaakandisempurnakan sesuaidenganperkembangan kebutuhandaerah.
(10) Koderekeningpembiayaan daerahsebagaimanadimaksuddalamPasal24 ayat
A.IXperaturan
(3) tercantumdalamLampiran menteriini.
(11) Untuk memenuhikebutuhanobjeKif dan karaKeristikdaerahserta keselarasan
penyusunanstatistik keuangan negara, perubahandan penambahankode
rekeningrincianobjek belanjadapatdiaturlebihlanjutdenganperaturankepala
denganMenteriDalamNegeri.
daerahsetelahdikonsultasikan

BAB IV
MNCANGANAPBD
PENYUSUNAN

Bagian Peftama
Azas Umum

Pasal78
(1) Penyelenggaraanurusanpemerintahanyangmenjadikewenangan daerahdidanai
daridan atasbebanAPBD
(2) Penyelenggaraanurusanpemerintahanyang menjadikewenangan pemerintah
di
daerahdidanaidaridan atasbebanAPBN.
(3) Penyelenggaraanurusanpemerintahan provinsiyang penugasannyadilimpahkan
kepadakabupaten/kotadan/ataudesa,didanaidaridan atasbebanAPBDprovinsi,
urusan pemerintahankabupaten/kotayang penugasannya
(4) Penyelenggaraan
desa,didanaidaridanatasbebanAPBDkabupaten/kota.
kepada
dilimpahkan
-33

Pasal79
(1) Seluruhpenerimaandan pengeluaran pemerintahan
daerahbaik dalambentuk
uang, barang dan/atau jasa pada tahun anggaranyang berkenaanharus
dianggarkan
dalamAPBD.
(2) Penganggaranpenerimaan dan pengeluaran
APBDharusmemilikidasarhukum
penganggaran.

Pasal80
Anggaranbelanjadaerahdiprioritaskan
untuk melaksanakan
kewajibanpemerintahan
daerahsebagaimanaditetapkan
dalam peraturanperundang-undangan.

BagianKedua
RencanaKerja pemerintahanDaerah

Pasal81
(1) Untuk menyusunAPBD,pemerintahdaerahmenyusunRKpDyang merupakan
penjabarandari RPJMDdenganmenggunakan bahan dari Renja SKpDuntuk
jangkawaktu1 (satu)tahunyangmengacu -pemerintah.
kepadaRencana Kerja
(2) RKPDsebagaimana dimaksudpadaayat(1) memuatrancangan kerangka ekonomi
daerah,prioritaspembangunandan kewajiban daerah,rencJnakerjai.ng terukur
danpendanaannya, baikyangdilaKanakan langsungolehpemerinfahj pemerintah
daerahmaupunditempuhdenganmendorongpartisipasi masyarakat.
(3) Kewajibandaerah sebagaimana dimaksudpada ayat (Z) mempeftimbangkan
prestasicapaianstandar pelayananminimalyang ditetapkansesuaidengan
peratura
n perunda ng-undangan.

Pasal82
(1) RKPDdisusununtukmenjamin
keterkaitan
dan konsistensi
antaraperencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan,
danpengawasan.
(2) Penyusunan
RKPDdiselesaikan
palinglambatakhir bulan Mei sebelumtahun
anggaran berkenaan.
(3) RKPDsebagaimana dimaksudpadaayat (i) ditetapkandenganperaturankepala
daerah.
(4) Tata cara penyusunanRKPDsebagaimana dimaksudpada ayat (Z) berpedoman
padaperaturan perundang-undangan.

BagianKetiga
Kebijakan Umum ApBD sefta
Prioritas dan PlafonAnggaran Sementara

Paragraf1
KebijakanUmum ApBD

Pasal83
(1) Kepaladaerah menyusunrancanganKUA berdasarkanRKpD dan pedoman
penyusunan
APBDyangditetapkan
MenteriDalamNegerisetiaptahun.
-34-

(2) Pedomanpenyusunan dimaksudpadaayat (1) memuatantara


APBDsebagaimana
lain:
a. pokok-pokokkebijakanyang memuat sinkronisasikebijakanpemerintah
denganpemerintah daerah;
penyusunan
b, prinsipdan kebijakan APBDtahunanggaranberkenaan;
c. teknispenyusunan APBD;dan
d, hal-halkhususlainnya.

Pasal84
(1) Rancangan KUAmemuattarget pencapaian kinerjayang terukurdari program-
programyang akan dilaksanakan oleh pemerintahdaerahuntuk setiapurusan
pemerintahan daerahyang diseftaidenganproyeksipendapatan daerah,alokasi
belanja daerah,sumber dan penggunaanpembiayaanyang diseftai dengan
asumsiyangmendasarinya.
(2) Program-program sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diselaraskan dengan
prioritaspembangunanyangditetapkan olehpemerintah.
(3) Asumsi yang mendasari sebagaimanadimaksud pada ayat (1) yakni
mempertimbangkan perkembangan ekonomimakrodan perubahanpokok-pokok
yang
kebijakanfiskal ditetapkanolehpemerintah.

Pasal85
(1) Dalammenyusun rancangan KUAsebagaimanadimakud Pasal83 ayat(1), kepala
daerahdibantuolehTAPDyangdipimpinolehsekretarisdaerah.
(2) RancanganKUA yang telah disusunsebagaimana dimaksudpada ayat (1),
olehsekretaris
disampaikan pengelola
daerahselakukoordinator keuangandaerah
kepadakepaladaerah,palinglambatpadaawalbulanJuni.

Pasal86
(1) Rancangan KUA sebagaimana dimaksuddalam Pasal85 ayat (2) disampaikan
kepala daerah kepada DPRD paling lambat peftengahanbulan Juni tahun
anggaranberjalanuntukdibahasdalampembicaraan pendahuluanMPBD tahun
anggaranberikutnya.
(2) Pembahasan sebagaimana dimaksudpadaayat (1) dilakukanolehTAPDbersama
panitiaanggaranDPRD.
(3) RancanganKUA yang telah dibahassebagaimana dimaksudpada ayat (2)
selanjutnyadisepakatimenjadiKUA paling lambatminggu pertamabulan Juli
tahunanggaranberjalan.
(4) FormatKUAtercantumdalamLampiran A.Xperaturan menteriini.

Paragraf 2
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

Pasal87
(1) Berdasarkan KUAyang telah disepakatisebagaimana dimaksuddalam Pasal86
ayat(3), pemerintah
daerahmenyusun rancanganPPAS.
(2) Rancangan PPASsebagaimana dimaksudpadaayat (1) disusundengantahapan
sebagaiberikut:
a. menentukan skalaprioritasuntukurusanwajibdan urusanpilihan;
-35-

b. menentukan urutanprogramuntukmasing-masing urusan;dan


c. menyusunplafonanggaran sementarauntukmasing-masing program.
(3) Kepaladaerahmenyampaikan rancanganPPASyang telahdisusunsebagaimana
dimaksud padaayat(1) kepadaDPRD-untuk dibahas-palinglambatminggukedua
bulanJulitahunanggaran berjalan.
(4) Pembahasan sebagaimana dimakud padaayat (3) dilakukanolehTApDbersama
panitiaanggaranDPRD.
(5) RancanganPPASyang telah dibahassebagaimana dimaksudpada ayat (4)
selanjutnyadisepakati
menjadiPPApalinglam-batakhirbulanJulitahunanggaran
berjalan.
(6) FormatPPAStercantumdalamLampiran A.XIperaturanmenteriini.

Pasal88
(1) KUAsertaPPAyang telahdisepakati sebagaimana dimaksuddalampasatg6 ayat
(3) dan Pasal87 ayat (5), masing-masing dituangkanke dalamnota kesepakatan
yangditandatangani bersamaantarakepaladaerahdenganpimpinanDpRD.
(2) Dalam hal kepala daerah berhalangdh, yang bersangkutandapat menunjuk
pejabatyang diberiwewenanguntuk menanditangani nota kepakatanKUAdan
PPA.
(3) Dalamhal kepaladaerahberhalangan tetap, penandatanganannota kepakatan
KUAdan PPAdilakukanolehpenjabatyangditunjukolehpelabatyangberwenang.
(4) Formatnota kesepakatan sebagaimana dimaksudpadaayat (1,)tercantumdalam
Lampiran A.XII peraturanmenteriini.

Bagian Keempat
PenyusunanRenqrna Kerja dan Anggaran sKpD

Pasal89
( 1 ) Berdasarkan nota kesepakatansebagaimana dimaksuddalam pasalgg ayat (1),
TAPD menyiapkanrancangansurat edaran kepala daerah tentang pedoman
penyusunan RKA-SKPD sebagaiacuankepalaSKPDdalammenyusunnfR-SfpO.
(2) Rancangan surat edarankepafadaerahtentangpedomanpenyusunan RKA-SKpD
sebagaimana dimaksud padaayat(1) mencakup :
a' PPA yang dialokasikanuntuk setiap program SKpD berikut rencana
pendapatan dan pembiayaan;
b. sinkronisasiprogram dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD
berkenaan sesuaidenganstandarpelayanan minimalyangditetapkan;
c. bataswaktupenyampaian Rl(A-sKpD kepadappKD;
d. hal-hallainnyayang perlumendapatkan perhatiandari SKpDterkaitdengan
prinsip-prinsip
peningkatanefisiensi,
efektifitas,
tranparansidan akuntabilitas
penyusunan anggarandalamrangkapencapaian prestasikerja;dan
e. dokumensebagailampiranmeliputiKUA,PPA,kode rekeningApBD,format
RKA-SKPD, analisisstandarbelanjadanstandarsatuanharga.
( 3 ) Suratedarankepaladaerahperihalpedomanpenyusunan R1(A-SKpD
'lambat sebagaimana
dimaksudpada ayat (1) diterbitkanpaling awal bulan Agustui tahun
anggaranberjalan.
-36-

BagianKelima
RencanaKerjadan AnggaranSKPD

Pasal90
pedoman
(1) Berdasarkan penyusunan
RI(A-SKPDsebagaimana
dimaksud
dalamPasal
89ayat(3),kepala
SKPDmenyusunRM-SKPD.
(2) RKA-SKPD disusundenganmenggunakan pendekatankerangkapengeluaran
jangkamenengahdaerah,penganggaran
terpadudanpenganggaran
berdasarkan
prestasi
kerja.

Pasal9t'
(1) Pendekatankerangka pengeluaranjangka menengahdaerah sebagaimana
dimaksuddalam Pasal90 ayat (2) dilaksanakan denganmenyusunprakiraan
maju.
(2) Prakiraanmaju sebagaimana dimaksudpadaayat (1) berisiperkiraankebutuhan
anggaranuntuk programdan kegiatanyangdirencanakan dalamtahunanggaran
berikutnyadaritahunanggaran yangdirencanakan.
(3) Pendekatan penganggaran terpadusebagaimana dimaksuddalamPasal90 ayat
(2) dilakukan
denganmemadukan seluruhprosesperencanaan dan penganggaran
pendapatan, belanja,dan pembiayaan di lingkunganSKPDuntuk menghasilkan
dokumenrencanakerjadananggaran.
(4) Pendekatanpenganggaran berdasarkanprestasikerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal90 ayat (2) dilakukandenganmemperhatikan keterkaitanantara
pendanaandengan keluaranyang diharapkandari kegiatandan hasil sefta
manfaatyangdiharapkan termasukefisiensi dalampencapaianhasildan keluaran
tersebut. ,

Pasal92
( 1 ) Untuk terlaksananya penyusunan RKA-SKPD berdasarkan pendekatan
sebagaimana dimaksuddalamPasal90 ayqt (2) dan terciptanyakesinambungan
RKA-SKPD, kepalaSKPDmengevaluasi hasilpelaksanaanprogramdan kegiatan2
(dua) tahun anggaransebelumnyasampai dengan semesterpertama tahun
anggaranberjalan.
(2) Evaluasisebagaimana dimaksudpada ayat (1) bertujuanmenilaiprogramdan
kegiatanyangbelumdapatdilaksanakan dan/ataubelumdiselesaikantahun-tahun
sebelumnyauntuk dilaksanakandan/atau diselesaikan pada tahun yang
direncanakanatau 1 (satu)tahunberikutnyadaritahunyangdirencanakan.
(3) Dalam hal suatu program dan kegiatan merupakantahun terakhir untuk
pencapaianprestasikerjayangditetapkan,.
kebutuhandananyaharusdianggarkan
padatahunyangdirencanakan.

Pasal93
(1) Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasikerjasebagaimana dimaksuddalam
Pasal90 ayat (2) berdasarkan pada indikatorkinerja,
capaian atau targetkinerja,
analisisstandarbelanja,standarsatuanharga,danstandar pelayanan minimal.
(2) Indikatorkinerjas€bagaimana dimaksudpadaayat(1) adalahukurankeberhasilan
yangakandicapaidari program dan kegiatanyangdirencanakan.
(3) Capaiankinerjasebagaimana dimaksudpadaayat (1) merupakanukuranprestasi
kerjayang akandicapai yang berwujudkualitas,kuantitas,efisiensidan efektifitas
pelaksanaan dari setiapprogram dan kegiatan.
- 3 7-

(4) Analisisstandar belanja sebagaimanadimaksudpada


ayat (1) merupakan
penilaiankewajaran atas beban kerja dan biaya yang
digunakan untuk
melakanakan suatukegiatan.
(5) Standarsatuanharga sebagaimana dimaksudpada ayat (1) merupakanharga
satuansetiap unit barang/jasayang berlakudisuatu'Oaerin yang
ditetapkin
dengankeputusan kepaladaerah.
(6) Standarpelayananminimalsebagaimana dimakudpadaayat(1) merupakan tolok
ukur kinerjadalammenentukan capaianjenis dan mutu pelayanan dasaryang
merupakan urusanwajibdaerah.

Pasal94
(1) RKA-SKPD sebagaimana dimaksuddalam Pasalg0 ayat (1) memuat rencana
pendapatan, rencanabelanjauntuk masing-masingprogramban kegiatan,serta
rencanapembiayaan untuktahunyangdirencanakan dirincisampaide-nganrincian
objek pendapatan,belanja,dan pembiayaanserta prakiraanmaju uritut tahun
berikutnya.
(2) RKA-SKPD sebagaimana dimaksudpadaayat (1) juga memuatinformasitentang
urusanpemerintahan dae.rah,
organisasi,
standarbiaya,prestasikerjayangakan
dicapaidariprogramdan kegiatan.

Pasal95
(1) Rencana pendapatan sebagaimana dimaksuddalampasal94 ayat (1) memuat
kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan aaeran, yang
dipungut/dikelola/
diterimaolehSKPDsesuaidengantugas - pokokdan fungrinyu]
ditetapkan berdasarkan peraturanperundang-undingan.
(2) Peraturanperundang-undangan sebagaimana dimaksudpada ayat' (1)
\ adalah
peraturan daerah,peraturanpemerintah atauundang-undang.
(3) Rencanabelanja sebagaimanadimaksuddalam pasal
94 ayat (1) memuat
kelompokbelanja tidak langsungdan belanjalangsungyang
masing-masing
diuraikan menurutjenis,obyekdan rincianouyekbelaiia.
(4) Rencanapembiayaan sebagaimana dimaksuddalam pasal94 ayat (1) memuat
kelompokpenerimaanpembiayaan yang dapatdigunakanuntuk menulupdefisit
APBDdan pengeluaran pembiayaanyangdigunakJnuntuk memanfaatkan surplus
APBDyang masing-masing diuraikanmenurutjenis, obyek dan rincianobyek
pembiayaan.
(5) Urusanpemerintahan daerahsebagaimana dimaksuddalam pasal 94 ayat (2)
memuatbidangurusanpemerintahan daerahyang dikelolasesuaidengan
pokokdanfungsiorganisasi. 'l tugas
(6) Organisasi sebagaimana dimakud dalam Pasal94 ayat (Z) memuat nama
organisasiataunamasKpDselakupengguna anggaran/pengguhi barang.
(7) Prestasi kerjayanghendakdicapaisebagaimana dimaksuddatampasal9a ayat(2)
terdiridariindikator,tolokukurkinerjadln targetkinerja.
(8) Programsebagaimana dimaksuddalamPasal94 ayat (2) memuatnamaprogram
yangakandilaksanakan sKpDdalamtahunanggaran berftenaan.
(9) Kegiatan sebagaimana dimakud dalamPasal92 ayat(2) memuatnamakegiatan
yangakandilaksanakan sKpDdalamtahunanggaran berkenaan.

Pasal96
(1) Indikatorsebagaimana
dimaksuddalam Pasal95 ayat (7) meliputimasukan,
keluaran
danhasil.
-38-

(2) Tolok ukur kinerjasebagaimana dimaksuddalam Pasal95 ayat (7) merupakan


ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan semula dengan
mempertimbangkan faKor kualitas,kuantitas,efisiensidan efektifitaspelaksanaan
darisetiapprogramdan kegiatan.
(3) Target kinerjasebagaimana dimaksuddalamPasal95 ayat (7) merupakan hasil
yang diharapkandari suatu programatau keluaranyang diharapkandari suatu
kegiatan.

Pasal97
(1) Belanjalangsungyangterdiridari belanjapegawai,belanjabarangdanjasa,sefta
belanjamodaldianggarkandalamRKA-SKPD padamasing-masing SKPD.
(2) Belanjabunga,belanjasubsidi,belanjahibah,belanjabantuansosial,belanjabagi
hasil,belanjabantuankeuangan,dan belanjatidak terdugahanyadianggarkan
dalamRIG-SKPD padaSKPKD.

Pasal98
Penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan pembiayaan dalamRKA-
daerahdianggarkan
SKPDpadaSKPKD.

Pasal99
(1) Baganalir pengerjaan
RKA-SKPD sebagaimana dimaksuddalamPasal90 ayat(1)
tercantumdalamLampiranA.)CIIperaturanmenteriini.
(2) FormatRKA-SKPD sebagaimanadimaksuddalam Pasal90 ayat (1) tercantum
dalamLampiran A.XIVperaturanmenteriini.

BagianKeenam
PenyiapanRaperdaAPBD

Pasal100
(1) RIG-SKPD yangtelahdisusunolehSKPDdisampaikan kepadaPPKDuntukdibahas
lebihlanjutolehTAPD.
(2) Pembahasan oleh TAPDsebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukanuntuk
menelaahkesesuaian antara RIG-SKPD denganKUA,PPA,prakiraanmaju yang
telah disetujuitahun anggaransebelumnya, dan dokumenperencanaan lainnya,
serta capaian kinerja, indikator kinerja, kelompoksasaran kegiatan,standar
analisis belanja, standar satuan harga,' standar pelayananminimal, serta
programdan kegiatanantarSKPD.
sinkronisasi
(3) Dalamhal hasil pembahasanRKA-SKPD terdapatketidaksesuaian
sebagaimana
dimaksudpadaayat(2) kepalaSKPDmelakukan penyempurnaan.

Pasal101
(1) RKA-SKPDyangtelahdisempurnakan kepadaPPKD
olehkepalaSKPDdisampaikan
sebagaibahan penyusunanrancanganperaturandaerah tentang APBD dan
peraturankepaladaerahtentangpenjabaran
rancangan APBD.
(2) RancanganperaturandaerahtentangAPBDsebagaimana dimaksudpadaayat(1)
denganlampiran
dilengkapi yangterdiridari:
a. ringkasan
APBD;
b. ringkasanAPBDmenuruturusanpemgrintahan daerahdanorganisasi;
-39_

c. rincianAPBDmenuruturusanpemerintahan daerah,organisasi, pendapatan,


belanjadan pembiayaan;
d. rekapitulasibelanja menurut urusan pemerintahandaerah, organisasi,
programdan kegiatan;
e. rekapitulasibelanja daerah untuk kesefarasan dan keterpaduanurusan
pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangkapengelolaankeuangan
negara;
f . daftarjumlahpegawaipergolongan dan perjabatan;
g. daftarpiutangdaerah;
h. daftarpenyertaan modal(investasi)
daerah;
i. daftarperkiraanpenambahan danpengurangan asettetapdaerah;
j. daftarperkiraanpenambahan danpengurangan asetlain-lain;
k. daftar kegiatan-kegiatantahun anggaran sebelumnya yang belum
diselesaikan
dan dianggarkankembalidalamtahunanggaran inij
l. daftardanacadangan daerah;dan
m. daftarpinjaman daerah.
(3) Formatrancangan peraturandaerahtentangAPBDbesertatampiransebagaimana
dimaksud padaayat(1) tercantumdatamLampiran A.xr/peraturanmenteriini.

Pasal102
(1) Rancangan.
peraturankepala daerahtentang penjabaranApBD sebagaimana
dimaksud
dalamPasal101ayat(1) dilengkapi
denganlampiranyangterdiridari:
a. ringkasan
penjabaranApBD;
b. penjabaranAPBD menurut urusan pemerintahandaerah, organisasi,
program,kegiatan,kelompok,
jenis, obyek, rincian obyek pendapatan,
belanjadan pembiayaan.
(2) Rancangan peraturankepaladaerahtentang penjabaranAPBDwajib memuat
penjelasan
sebagaiberikut:
a' untuk pendapatan mencakup dasar hukum, target/volume yang
direncanakan, tarif pungutan/harga;
b. untuk belanja mencakupdasar hukum, safuanvotume/tolokukur, harga
satuan,lokasikegiatandansumberpendanaankegiatan;
c. untuk pembiayaanmencakupdasar hukum, sasaran,sumberpenerimaan
pembiayaan dan tujuanpengeluaranpembiayaan.
(3) Format rancanganperaturan kepala daerah beserta lampiran
sebagaimana
dimaksudpadaayat(1) tercantumdalamLampiranA.XVIperaturanmenteriini.

Pasal103
(1) Rancanganperaturandaerah tentang APBD yang telah disusun
oleh ppKD
disampaikan kepadakepaladaerah
(2) Rancangan peraturandaerahtentangAPBDsebagaimana dimaksudpadaayat (1)
sebelumdisampaikan kepadaDPRDdisosialisasikan
kepadamasyarakat.
(3) Sosialisasi
rancanganperaturandaerahtentang ApBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bersifat memberikaninformasihengenai hak
dan kewajiban
pemerintahdaerahserta masyarakat dalampelaksanaan ApBDtahun anggaran
yangdirencanakan,
(4) Penyebarluasan rancanganperaturandaerahtentang APBDdilaksanakan oleh
sekretaris
daerahselakukoordinatorpengelolaankeuarigan
daerah.
-40-

BABV
PENETAPANAPBD

BagianPeftama
Penyampaiandan Pembahasan
RancanganPeraturanDaerahtentang APBD

Pasal104
(1) Kepaladaerahmenyampaikan rancangan peraturandaerahtentangAPBDbesefta
lampirannya kepadaDPRD paling lambatpada minggupeftamabulan OKober
tahun anggaransebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk mendapatkan
persetujuanbersama. ;i
(2) Pengambilan keputusanbersamaDPRDdan kepaladaerahterhadaprancangan
peraturandaerahtentangAPBDdilakukanpalinglama 1 (satu) bulan sebelum
tahunanggaranyangbersangkutan dilaksanakan.
(3) Atas dasar persetujuanbersamasebagaimana dimaksudpada ayat (2), kepala
daerah menyiapkanrancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD.
(4) Penyampaian rancanganperaturandaerahsebagaimana dimaksudpadaayat (1)
diseftaidengannotakeuangan.
(5) Dalam hal kepaladaerah dan/ataupimpinanDPRDberhalangantetap, maka
pejabat yang ditunjuk dan ditetapkanoleh pejabat yang berwenangselaku
penjabat/pelaksanatugas kepaladaerahdan/atauselaku pimpinansementara
DPRDyangmenandatangani persetujuan bersama.
(6) Formatsusunannota keuangansebagaimana dimaksudpadaayat (5) tercantum
dalamLampiranA.)0/II peraturanmenteriini.

Pasal105
(1) Penetapan agendapembahasan rancanganperaturandaerahtentangAPBDuntuk
mendapatkan persetujuan
bersamasebagaimana dimaksuddalamPasal104 ayat
(1) disesuaikan daerah.
dengantata tertibDPRDma.sing-masing
(2) Pembahasan rancanganperaturandaerahberpedoman padaKUA,sertaPPAyang
bersamaantara
telahdisepakati pemerintahdaerah
dan DPRD.
(3) Dalamhal DPRDmemerlukan tambahanpenjelasanterkaitdenganpembahasan
program dan kegiatanteftentu, dapat meminta RKA-SKPD berkenaankepada
kepaladaerah.
(4) Formatpersetujuanbersamasebagaimana dimaksudpada ayat (2) tercantum
dalamLampiranA.)0/I[ peraturanmenteriini.

Pasal106
(1) ApabilaDPRDsampaibataswaKu sebagaimana dimaksuddalamPasal104 ayat
(2) tidak menetapkanpersetujuanbersamadengan kepala daerah terhadap
rancanganperaturan daerah tentang APBD, kepala daerah melaksanakan
pengeluaran sebesarangkaAPBDtahun anggaransebelumnya
setinggi-tingginya
untukmembiayai keperluan setiapbulan.
(2) Pengeluaransetinggi-tingginya untuk keperluansetiap bulan sebagaimana
dimaksud.pada untuk belanjayang bersifatmengikatdan
ayat (1) diprioritaskan
belanjayangbersifatwajib.
-4r-

(3) Belanjayang bersifatmengikatsebagaimana


dimaksudpadaayat (2) merupakan
belanjayang dibutuhkansecara,terus menerusdan harus dialokasikan
oleh
pemerintahdaerahdenganjumlah yang cukup untuk keperluan
setiap bulan
dalam tahun anggaranyang bersangkutan, seperti belanja p.g.*.i, belanja
barangdanjasa.
(4) Belanjayang bersifatwajib adalah belanjauntuk terjaminnya
kelangsungan
pemenuhan pendanaanpelayanandasarmasyarakat antaralain pendidikan dan
kesehatandan/ataumelaksanakan kewajiban
kepadafihakketiga.

Pasal107
(1) Rencana pengeluaransebagaimana dimaksuddalamPasal106 ayat (1) disusun
dalamrancangan peraturankepaladaerahtentangAPBD.
(2) Rancangan peraturankepaladaerahtentangAPBDsebagaimana dimakud pada
ayat (1) dapatdilaksanakansetelahmempeioleh pengesJhandari MenteriDalam
Negeribagiprovinsidan gubernurbagikabupaten/kotJ.
(3) Pengesahan rancanganperaturankepaladaerah tentang ApBD sebagaimana
dimaksudpadaayat (2) ditetapk?ndengankeputusan MenteriDalamNegeribagi
provinsidan keputusangubemurbagikabupaten/kota.
(4) Rancangan peraturankepaladaerahtentangAPBDsebagaimana dimaksudpada
ayat(3) dilengkapidenganlampiranyangterdiridari:
a. ringkasan ApBD;
b. ringkasan APBDmenuruturusanpemerintahan daerahdan organisasi;
c. rincianAPBDmenurut urusanpemerintahan daerah,organisasi,program,
kegiatan,kelompok,jenis, obyek,rincianobyek pendapitan,neGnjj
Oan
pembiayaan;
d. rekapitulasibelanja menurut urusan pemerintahandaerah, organisasi,
programdan kegiatan;
e' rekapitulasibelanja daerah untuk kesetarasan
dan keterpaduanurusan
pemerintahandaerah dan fungsi dalam kerangkapengelolaan
keuangan
negara;
f. daftarjumlahpegawaiper gorongan danperjabatan;
g. daftarpiutangdaerah;
h. daftarpenyertaanmodal(investasi)
daerah;
i. daftarperkiraan
penambahan dan pengurangan
asettetapdaerah;
j. daftarperkiraan
penambahan dan pengurangan
asetlain-lain;
k' daftar kegiatan-kegiatantahun anggaran sebelumnya yang
belum
diselesaikan
dan dianggarkankembali
dJlim tahunanggaran ini;
l. daftardanacadangan daerah;dan
m. daftarpinjamandaerah.
(5) Format rancanganperaturan kepala daerah beserta
lampiran sebagaimana
dimaksudpadaayat(4) tercantumdalamLampiran A.XIXperaturanmenteriini.

Pasal108
(1) Penyampaian rancanganperaturankepaladaerahuntukmemperoleh pengesahan
sebagaimana dimaksuddalamPasal107ayat(3) palinglama15 (limabeias)hari
kerjaterhitungsejakDPRDtidak menetapkan't<eputusJn
bersamadengankepala
daerahterhadaprancanganperaturandaerahtentangAPBD.
-42-

(2) Apabila dalam batas waktu 30 (tiga puluh) hari kerja Menteri Dalam
Negeri/gubernur
tidak mengesahkan peraturankepaladaerahtentang
rancangan
APBD sebagaimanadimakud pada ayat (1), kepala daerah menetapkan
rancangan menjadiperaturankepaladaerah.
peraturankepaladaerahdimaksud

Pasal109
Pelampuan batas teftinggi dari jumlah pengeluaran
sebagaimana ditetapkandalam
Pasal106 ayat (1), hanya diperkenankan apabilaada kebijakanpemerintahuntuk
kenaikangaji dan tunjanganpegawainegerisipilsefta penyediaandana pendamping
atas programdan kegiatanyang ditetapkanoleh pemerintahserta bagi hasil pajak
daerahdanretribusidaerahyangditetapkan dalamundang-undang.

Bagian Kedua
EvaluasiRancanganPeraturanDaerahtentang APBDdan
RancanganPeraturan KepalaDaerahtentang PenjabaranAPBD

Pasal110
(1) Rancangan peraturandaerahprovinsitentangAPBDyangtelahdisetujuibersama
DPRDdan rancanganperaturangubernurtentang penjabaranAPBDsebelum
ditetapkanoleh gubernurpaling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan
terlebih
dahulukepadaMenteriDalamNegeriuntukdievaluasi.
(2) Penyampaian
rancangan dimaksudpadaayat(1) disertaidengan:
sebagaimana
a. persetujuanbersama antara pemerintahdaerah dan DPRD terhadap
rancanganperaturandaerahtentangAPBD;
b. KUAdan PPAyangdisepakatiantarakepaladaerahdan pimpinanDPRD;
c. risalahsidangjalannyapembahasanterhadaprancanganperaturandaerah
tentangAPBD;dan
d. pengantar
nota keuangandan pidato kepaladaerahperihalpenyampaian
notakeuanganpadasidangDPRD.
(3) Evaluasisebagaimanadimaksudpada ayat (1) bertujuan untuk tercapainya
keserasianantara kebijakandaerahdan keb'rjakannasional,keserasianantara
kepentingan publikdan kepentingan
aparaturserta untuk menelitisejauhmana
APBDprovinsitidak bertentangan dengankepentinganumum, peraturanyang
lebih tinggi dan/atau peraturandaerahlainnyayang ditetapkanoleh provinsi
bersangkutan.
(4) Untuk efeKivitaspelaksanaan evaluasisebagaimana dimalsud pada ayat (1),
MenteriDalam Negeridapat mengundang pejabatpemerintahdaerahprovinsi
yangterkait.
(5) Hasilevaluasisebagaimana dimaksudpadaayat (1) dituangkandalamkeputusan
MenteriDalamNegeridan disampaikan kepadagubernurpalinglama 15 (lima
rancangan
belas)harikerjaterhitungsejakditerimanya dimaksud.
(6) ApabilaMenteriDalamNegerimenyatakan peraturan
hasilevaluasiatasrancangan
daerahtentang APBDdan rancanganperaturangubernurtentang penjabaran
APBD sudah sesuai dengan kepentinganumum dan peraturanperundang-
undangan.yanglebihtinggi,gubernurmenetapkan rancangandimaksudmenjadi
peraturan
daerahdan gubernur.
peraturan
-43-

(7) Dalamhal MenteriDalamNegerimenyatakanbahwa


hasil evaluasirancangan
peraturandaerah tentang APBDdan rancanganperaturangubernur
tentang
penjabaranAPBD bertentangandengan kepentinganumum'
dan peraturan
perundang-undangan yang teUintingii, gubernur bersamaDPRD melakukan
penyempurnaan palinglama7 (tujuh)hari kerjaterhitungsejakditerimanya
hasil
evaluasi.
(8) Apabilahasilevaluasitidakditindaktanjuti
olehgubernurdan DpRD,dan gubernur
tetap menetapkanrancanganperaturandaerih tentang ApBD dan rancangan
peraturangubernurtentang penjabaranAPBDmenjadiperaturan
daerahdan
peraturangubernur,MenteriDalamNegerimembatalkan peraturandaerahdan
peraturangubernurdimaksud sekaligus
menyatakan berlakunya paguApBDtahun
sebelumnya.
(9) Pembatalanperaturan daerah dan peraturan gubernur
sefta pernyataan
berlakunyapagu APBDtahunsebelumnya sebagaim-anadimaksudp.i" ayat (g)
ditetapkan
denganperaturanMenteriDalamNegeri,

Pasal111
( 1 ) Rancangan peraturandaerahkabupaten/kota tentangAPBDyang telah disetujui
bersamaDPRD rancangan peraturanbupati/wltikotatentang penjabaran
9tn
APBDsebelumditetapkanoleh bupati/walikota paling lama 3 (tiga) hari kerja
disampaikan kepadagubernuruntukdievaluasi.
( 2 ) Penyampaian rancangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disertaidengan
dokumen sebagaimana dimaksud dalamPasal110ayat(2) peraturan menteriini.
( 3 ) Evaluasisebagaimanadimaks.udpada ayat (1) bertujuan
untuk tercapainya
keserasian an[ar. kebijakandaerahdan kebijakannasional,keserasian antara
kepentingan publikdan kepentingan aparaturserta untuk menelitisejauhmana
APBDkabupaten/kota tidak bertentangandengankepentingan umum, peraturan
yang lebih tinggi dan/atau peraturandaerJh lainnya y-ang
ditetapkanoleh
kabupaten/kota bersangkutan.
(4) Untuk efektivitaspelaksanaan evaluasisebagaimana dimaksudpada ayat (1),
gubernur dapat mengundang pejabatpemeiintahdaerahkabupaten/kota yang
terkait.
(s) Hasilevaluasisebagaimana dimaksudpadaayat (1) dituangkan dalamkeputusan
gubernurdan disampaikan kepadabupati/walikotapalinglarira15 (limabefas)hari
kerjaterhitungsejakditerimanya rancangandimaksud.
(6) Apabilagubernurmenetapkan pernyataanhasitevaluasiatasrancangan peraturan
daerah tentang APBD dan rancanganperaturan bupati/walilota
tentang
penjabaranAPBD sudah sesuai dengan kepentingan
umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggt bupati/walik-otamenetapkanrancangan
dimaksudmenjadiperaturan daerahdan peraturanbupati/walikota.
(7) Dalam hal gubernur menyatakanhasil evaluasirancangan
peraturandaerah
tentangAPBDdan ra.ncangan peraturanbupati/walikota
teitang penjabaran ApBD
tidaksesuaidengan.kepentingan umumdan peraturanperundang-undangan yang
lebih tinggi, bupati/walikota bersamaDPRDmelakukanp.ny.rpurnaan paling
lama7 (tujuh)hari kerjaterhitungsejakditerimanya hasitevaluasi.
(8) Apabilahasil evaluasitidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikotadan DpRD,dan
bupati/walikota tetap menetapkan rancangan peraturandaerahtentangApBDdan
rancangan peraturanbupati/walikota tentangpenjabaran APBDmeniaJiperaturan
daerahdan peraturanbupati/walikota, gublrnur membatalkan peraturandaerah
dan peraturanbupati/walikota dimaksudsekaligusmenyata[anberlakunyapagu
APBDtahunsebelumnya.
-44-

(9) Pembatalanperaturandaerah dan peraturanbupati/walikota


dan pernyataan
berlakunyapaguAPBDtahun sebelumnyasebagaimana dimaksudpadaayat (B)
denganperaturangubernur.
ditetapkan

Pasal112
( 1 ) Palinglama7 (tujuh)hari kerjasetelahpembatalan sebagaimana
dimaksuddalam
Pasal110ayat (8) dan Pasal111 ayat (8), kepaladaerahharusmemberhentikan
pelaksanaanperaturandaerahdan selanjutnyaDPRDbersamakepaladaerah
mencabut peraturandaerahdimaksud.
(2) Pencabutan
peraturandaerahsebagaimana
dimaksudpada ayat (1) dilakukan
denganperaturandaerahtentangpencabutan
peraturandaerahtentangAPBD.
(3) Pelaksanaan
pengeluaranatas pagu APBDtahun sebelumnya sebagaimana
dimaksuddalamPasal110ayat(8) dan Pasal111ayat(B) ditetapkan.dengan
peraturan
kepala
daerah.

Pasal113
Evaluasirancangan peraturandaerahtentangAPBDdan rancanganperaturankepala
daerahtentangpenjabaran APBDsebagaimana dimaksuddalamPasal110ayat(3) dan
Pasal111ayat(3), berpedoman padaPeraturan
MenteriDalamNegeri.

Pasal114
(D Penyempurnaan hasilevaluasisebagaimanadimaksuddalam Pasal110 ayat (7)
dan Pasal111ayat(7) dilakukankepaladaerahbersamadenganpanitiaanggaran
DPRD.
(2) Hasil penyempumaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkanoleh
pimpinanDPRD,
(3) KeputusanpimpinanDPRDsebagaimana dimaksudpadaayat (2) dijadikandasar
penetapanperaturandaerahtentangAPBD.
(4) KeputusanpimpinanDPRDsebagaimana dimaksudpadaayat (3) bersifatfinaldan
padasidangparipurnaberikutnya.
dilaporkan
(5) Sidangparipurnaberikutnyasebagaimana dimaksudpada ayat (a) yaknisetelah
sidangparipurnapengambilankeputusan bersamaterhadaprancangan peraturan
daerahtentangAPBD.
(6) KeputusanpimpinanDPRDsebagaimana dimaksudpada ayat (4) disampaikan
kepadaMenteriDalamNegeribagiAPBDprovinsidan kepadagubernurbagiAPBD
kabupaten/kotapaling lama 3 (tiga) hari kerja setelah keputusantersebut
ditetapkan.
(7) Dalamhal pimpinanDPRDberhalangan tetap, maka pejabatyang ditunjukdan
ditetapkanoleh pejabatyang benruenang
selakupimpinansementaraDPRDyang
menandatangani pimpinanDPRD.
keputusan

Pasal115
Gubernurmenyampaikan hasil evaluasiyang dilakukanatas rancanganperaturan
daerahkabupaten/kota
tentangAPBDdan rancangan peraturanbupati/walikota
tentang
penjabaran
APBDkepadaMenteriDalamNegeri.
-45-

BagianKetiga
Penetapanperaturan Daerahtentang ApBD dan
Peraturan Kepala Daerahtentang penjabaran APBD

Pasal116
( 1 ) Rancanganperaturandaerah tentangAPBDdan rancanganperaturan
kepala
daerahtentangpenjabaranAPBDyang telah dievaluasid'itetapkan oleh kepala
daerahmenjadiperaturandaerahtentangAPBDdan peraturankepaladaerah
tentangpenjabaran ApBD.
(2) Penetapanrancanganperaturandaerahtentang APBD dan peraturan
kepala
daerahtentangpenjabaran APBDsebagaimana dimaksudpadaayat (1) dilakukan
palinglambattanggal31 Desember tahunanggaransebetr-rmnya.
(3) Dalamhal kepaladaerahberhalangan tetap, maka pejabatyang ditunjukdan
ditetapkanoleh pejabatyang berwenangselaicupenia'UatTpelaksan-a
tugai kepala
daerahyang menetapkan peraturandaerahtentangAPBDdan peraturankepala
daerahtentangpenjabaran ApBD.
(4) Kepaladaerah menyampaikan peraturandaerahtentang ApBD dan peraturan
kepaladaerah tentang penjabaranAPBDkepada MenteriDalam Negeri
bagi
provinsidan gubernurbagikabupaten/kota
palingtama7 (tujuh)harikerjasetelah
ditetapkan.
(s) Format penetapanrancanganperaturandaerah tentang APBD sebagaimana
dimaksudpadaayat(2) tercantumdalamLampiran A.)X peiaturanmenteriini.
(6) Formatpenetapanrancanganperaturankepaladaerahtentangpenjabaran
ApBD
sebagaimana dimaksudpadaayat(2) tercantumdalamLampiran n.rcff peraturan
menteriini.
(7) Jadwalpenyusunan APBDtercantumdalamLampiran A.)ml perafuranmenteriini.

BAB VI
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN
APBD
BAGI DAERAHYANGBELUMMEMILIKI DPRD

Pasal117
( 1 ) Untuk sinkronisasidan keterpaduansasaranprogram
dan kegiatandengan
kebijakanpemerintahdibidangkeuangannegara dan menjagakelangsungan
penyelenggaraanpemerintahan, pembangunandaerah,
sefta pelayanan
-
masyarakat,
kepaladaerahmenyusunrancanganKUAdan rancangan ppAS.
(2) RancanganKU4 dan rancanganPPASsebagaimana dimaksudpada ayat (1)
dikonsultasikan
kepadaMenteriDalamNegeri-bagi
provinsidan kepadagubernur
bagikabupaten/kota.
(3) KUA dan rancangan PPA yang telah dikonsultasikan
dijadikan pedoman
penyusunanRKA-SKPD sebagaimanadimaksuddalamPasal89 peraturanmenteri
ini.

Pasal118
Penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksuddalam pasal LI7 ayat (3) berlaku
ketentuanPasal90, Pasal91, pasal92,pasal93, pasal94, pasal95, Pasal96, Pasal
97,
Pasal98 dan Pasal99.
-46_

Pasal119
(1) RIG-SKPDyang telah disempurnakan oleh SKPDdisampaikankepada PPKD
sebagaibahanpenyusunan rancanganperaturankepaladaerahtentangAPBD.
(2) Rancangan peraturankepaladaerahtentangAPBDsebagaimana dimaksudpada
ayat (1) dapatdilaksanakan
setelahmemperoleh pengesahandari MenteriDalam
Negeribagiprovinsidan gubernurbagikabupaten/kota.
(3) Formatrancangan peraturankepaladaerahtentangAPBDsebagaimana dimaksud
padaayat(2) berlakuketentuandalamPasal107ayat(a) dan ayat(5).

Pasal120
(1) Penyampaian rancangan peraturankepaladaerahuntukmemperoleh pengesahan
sebagaimana dimaKuddalamPasal119ayat(2) palinglama30 (tiga puluh)hari
kerjaterhitungsejak KUAdan PPAdikonsultasikan denganMenteriDalamNegeri
bagiprovinsidan gubernurbagikabupaten/kota.
(2) Pengesahan atasrancangan peraturankepaladaerahtentangAPBDsebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlakuketentuandalamPasal107ayat(3).

Pasal121
PeraturankepaladaerahtentangAPBDsebagaimanadimaksuddalamPasal119 ayat
(2) dijadikandasarpenyusunan untukpelaksanaan
DPA-SKPD APBD.

BABVII
PELAKSANAANAPBD

Bagian Peftama
Azas Umum PelaksanaanAPBD

Pasal122
(1) Semuapenerimaan daerahdan pengeluarandaerahdalam rangkapelaksanaan
urusanpemerintahan
daerahdikelola
dalam,APBD.
(2) SetiapSKPDyang mempunyaitugasmemungutdan/ataumenerimapendapatan
daerah wajib melaksanakanpemungutandan/atau penerimaanberdasarkan
dalamperaturan
yangditetapkan
ketentuan perundang-undangan.
(3) Penerimaan SKPDdilarangdigunakanlangsunguntuk membiayaipengeluaran,
kecualiditentukanlainolehperaturanperundang-undangan.
(4) Penerimaan SKPDberupauang atau cek harusdisetorke rekeningkas umum
daerahpalinglama1 (satu)harikerja.
(5) Jumlahbelanjayang dianggarkan dalamAPBDmerupakanbatasteftinggiuntuk
setiappengeluaranbelanja.
(6) Pengeluarantidak dapat dibebankanpada anggaran belanja jika untuk
pengeluarantersebuttidaktersediaatautidakcukuptersediadalamAPBD.
(7) Pengeluaran sebagaimana dimaksudpada ayat (5) dapat dilakukanjika dalam
keadaandarurat,yang selanjutnyadiusulkandalamrancanganperubahanAPBD
dan/ataudisampaikan dalamlaporanrealisasianggaran.
(8) Kriteriakeadaandaruratsebagaimana dimakud padaayat (6) ditetapkansesuai
dengan perundang-undangan.
peraturan
-47-

(9) SetiapSKPDdilarangmelakukan pengeluaran


atasbebananggarandaerahuntuk
tujuanlaindariyangtelahditetapkan
datamAPBD.
(10) Pengeluaranbefanjadaerahmenggunakan prinsiphemat,tidak mewah,efektif,
efisiendansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.

BagianKedua
Dokumen pelaksanaan
AnggaranSKpD

Paragraf1
PenyiapanDokumenpelaksanaanAnggaransKpD

Pasal123
(1) PPKDpalinglama 3 (tiga) hari kerja setelahperaturandaerah
tentangAPBD
ditetapkan,memberitahukankepada semua kepala SKPD agar menyusun
rancanganDpA-SKpD.
(2) Rancangan DPA-SKPD sebagaimana dimaksudpadaayat(1), merincisasaran
yang
hendakdicapai,program,kegiatan,anggaranyang disediakanuntuk mencapai
sasarantersebut,dan rencanapenarikandana tiap-tiapSKpDserta pendapatan
yangdiperkirakan.
(3) KepalaSKPDmenyerahkan rancanganDPA-SKPD kepadappKD palinglama 6
(enam)harikerjasetelahpemberitahuan sebagaimana
dimaksud padaayat(t).
(4) Format DPA-SKPD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tercantumdalam
LampiranB.I peraturanmlnteri ini.

Pasal124
(1) TAPDmelakukanverifikasirancanganDPA-SKPD bersama-sama dengankepala
SKPDpalinglama 15 (lima hari kerjasejakditetapkannyaperatJran
?:F:) kepala
daerahtentangpenjabaran ApBD.
(2) Berdasarkanhasil verifikasi sebagaimanadimaksud pada
ayat (1), ppKD
mengesahkan rancangan DPA-SKPD denganpersetujua n sekretaris
daerah.
(3) DPA-SKPD yangtelahdisahkansebagaimana dimaksudpadaayat (2) disampaikan
kepadakepalaSKPD,satuankerja pengawasan daerah,dan gjaan pemerika
Keuangan palinglama7 (tujuh)harikerjJsejaktanggaldisahkan.
(4) DPA-SKPD sebagaimana dimaksudpada ayat (Z) digunakansebagaidasar
pelaksanaananggaranoleh kepalaSKPDsefakup.nggun. anggaran/pengguna
barang.

Paragraf 2
Anggaran Kas

Pasal12S
(1) KepalaSKPDberdasarkanrancangan
DPA-SKPD menyusunrancangan anggaran
kasSKPD.
(2) Rancangan
anggaran kasSKPDsebagaimana
dimaksud
padaayat(1) disampaikan
kepadaPPKDselakuBUDbersamaandenganrancangan
DpA-sKpD.
(3) Pembahasanrancangananggarankas SKPDdilaksanakanbersamaan dengan
pembahasan
DpA-SKPD.
-99-

(3) ApabilaMenteriDalam Negerimenyatakanhasil evaluasirancanganperaturan


daerahtentangpertanggungjawabanpelaksanaan
APBDdan rancrriganperaturan
gubernurtentang penjabaranpertanggungjawaban pelakanaan ApBD sudah
sesuaidengankepentinganumumdan peraturanperundang-undangan yanglebih
tinggi, gubernur menetapkanrancanganperaturan dalrah Ojn iun.ungun
peraturangubernurmenjadiperaturan
daerahdan peraturangubernur.

Pasal304
(1) Dalamhal MenteriDalamNegerimenyatakan hasilevaluasirancanganperaturan
daerahtentangpertanggungjawaban pelaksanaanAPBDdan ranc.n!.n peraturan
gubernur tentang penjabaran pertanggungjawabanpelaksanaan ApBD
bertentangandengan kepentinganumum dan peraturanperundang-undangan
yang lebih tinggi, gubernurbersamaDPRDwajib melakukanpenylmpurnaan
palinglama7 (tujuh)harikerjaterhitungsejakditerimanyahasilevaluasi.
(2) Apabilahasilevaluasitidakditindaklanjuti
olehgubernur dan DpRD,dan gubernur
tetap menetapkanrancanganperaturandaerah tentang pertanggungJawaban
pelaksanaanAPBD dan rancanganperaturangubernur tentang peniabaran
pertanggungjawaban pelaksanaanAPBDmenjadiperaturandaerahdan peraturan
gubernur,MenteriDalamNegerimembatalkan peraturandaerahdan peraturan
gubernurdimaksudsesuaidenganperaturanperundang-undangan.

Pasal305
(1) Rancanganperaturan daerah kabupaten/kotatentang pertanggungjawaban
pefaksanaan APBDyang telahdisetujuibersamaDPRDdan rancun'glnperaturan
bupati/walikotatentang penjabaranpertanggungjawaban pelaksanaanApBD
sebelum ditetapkan oleh bupati/walikotapaling tama 3 (tiga) hari kerja
disampaikan kepadagubernuruntukdievaluasi.
(2) Hasilevaluasidisampaikan olehgubemurkepadabupati/walikota palinglama15
(lima belas)hari kerja terhitungsejak diterimanyarancanganperaturandaerah
kabupaten/kota dan rancanganperaturanbupati/walikotJ tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBDsebagaimana dimaksudpadJayatit).
(3) Apabilagubernurmenyatakan hasilevaluasirancanganperaturandaerahtentang
peftanggungjawaban pelaksanaan APBDdan rancangan peraturanbupati/watikoti
tentangpenjabaran pertanggungjawaban pelakanaanAPBDsudahsesuaidengan
kepentinganumum dan peraturan perundang-undangan yang lebih Unlgi,
bupati/walikota
menetapkan rancangan dimaksudmeniadipeiatuiandaerahdan
peraturanbupati/wa likota.

Pasal306
( 1 ) Dalam hal gubernurmenyatakanhasil evaluasirancanganperaturan
daerah
tentang pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD dan rancanganperaturan
bupati/walikota
tentangpenjabaran pertanggungjawaban pelaksanaanApBDtidak
sesuaidengankepentingan umumdan peraturanperundang-undangan yangfebih
tinggi,bupati/walikotabersamaDPRDmelakukanpenyempumaan palinglima 7
(tujuh)harikerjaterhitungsejakditerimanyahasilevaluasi.'
(2) Apabilahasil evaluasitidak ditindaklanjutioleh bupati/walikota
dan DpRD,dan
bupati/walikotatetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang
peftanggungjawaban pelaksanaanAPBDdan rancangan peraturanbupati/walikota
tentangpenjabaranpertanggungjawaban pelaksanaan APBDmenjadiperaturan
daerahdan peraturanbupati/walikota, Gubernurmembatalkan peraturandaerah
dan peraturanbupati/walikota dimaksudsesuaidengan peraturanperundang-
undangan.
-100-

Pasal307
Gubernurmenyampaikan peraturandaerahkabupaten/kota
hasil evaluasirancangan
tentang peftanggungjawabanpelaksanaanAPBD dan rancangan peraturan
tentang penjabaranpertanggungjawaban
bupati/walikota pelaksanaanAPBDkepada
MenteriDalamNegeri.

BABXIII
PENGELOI.AAN
PEMBINAANDAN PENGAWASAN KEUANGANDAERAH

BagianPeftama
Pembinaandan Pengawasan

Pasal308
Pemerintahmelakukanpembinaandan pengawasan pengelolaankeuangandaerah
daerahyangdikoordinasikan
kepadapemerintah olehMenteriDalamNegeri.

Pasal309
(1) Pembinaan sebagaimana dimaksuddalamPasal308 meliputipemberianpedoman,
bimbingan, pendidikan
konsultasi,
superyisi, dan pelatihan.
(2) Pemberian pedoman sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mencakup
perencanaan dan penyusunan APBD,pelaksanaan,penatausahaan dan akuntansi
keuangandaerah, pertanggungjawaban keuangandaerah, pemantauan dan
seftakelembagaan
evaluasi, pengelolaan
keuangan daerah.
(3) Pemberian dan
bimbingdr,supervisi, konsultasi
sebagaimana dimaksudpadaayat
(1) mencakup perencanaan dan penyusunan APBD,pelaksanaan,penatausahaan
dan akuntansikeuangandaerah,serta pertanggungjawaban keuangandaerah
yang dilaksanakansecara berkala dan/atau sewaKu-waktu, baik secara
menyeluruhkepada seluruh daerah maupun kepada daerah teftentu sesuai
dengankebutuhan.
(4) Pendidikandan pelatihansebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan
secaraberkalabagi kepala daerah atau wakil kepala daerah, pimpinandan
anggotaDPRD,perangkatdaerah,dan pegawainegerisipil daerahsertakepada
bendahara penerimaan dan bendaharapengeluaran.

Pasal310
Pembinaan sebagaimanadimaksuddalam Pasal309 ayat (1) untuk kabupaten/kota
oleh
dikoordinasikan gubernur
selakuwakilpemerintah.

Pasal311
(1) DPRDmelakukan pengawasanterhadap peraturan
pelaksanaan daerahtentang
APBD.
(Z) Pengawasan dimakudpadaayat (1) bukanpemeriksaan
sebagaimana tetapi
pengawasan untukmenjamin
yanglebihmengarah pencapaian yangtelah
sasaran
dalamperaturan
ditetapkan daerah APBD.
tentang

Pasal312
pengelolaan
Pengawasan keuangandaerah berpedomanpada ketentuanperaturan
perundang-undangan.
-101-

BagianKedua
PengendalianIntern

Pasal313
(1) Dalamrangkameningkatkan kinerjatransparansi
dan akuntabilitaspengelolaan
keuangandaerah, kepala daerah mengatur dan menyelengg.r.k.nsistem
pengendalian interndi lingkunganpemerintahan daerahyangdipi-ripinnya.
(2) Pengendalian internsebagaimana dimaksudpadaayat (1) merupakan prosesyang
dirancanguntuk memberikankeyakinanyang memadaimengenaipencapaian
tujuan pemerintahdaerahyang tercermindari keandalanlaporankeuangan,
efisiensidan efeKivitas pelaksanaanprogram dan kegiatanserta dipatuhinya
peraturan perundang-u ndangan.
(3) Pengendalian intern sebagaimana dimaksudpada ayat (2) sekurang-kurangnya
memenuhi kriteriasebagaiberikut:
a. terciptanya lingkungan pengendalian yangsehat;
b. terselenggaranya penilaian
risiko;
c. terselenggaranya aktivitaspengendalian;
d, terselenggaranya sisteminformasi dan komunikasi;
dan
e, terselenggaranya kegiatanpemantauan pengendalian.
(4) Penyelenggaraan pengendalianintern sebagaimanadimaksudpada ayat (1)
berpedoman padaketentuanperaturanperundang-undangan.

. Bagian Ketiga
PemeriksaanEkstern

Pasal314
Pemeriksaanpengelolaan
dan pertanggungjawaban
keuangandaerahdilakukanoleh
BPKsesuaidenganperaturanperundang-undangan.

BAB XIV
KERUGIANDAERAH

Pasal315
(1) Setiapkerugiandaerahyang disebabkan oleh tindakanmelanggarhukumatau
kelalaian seseorang harus segera diselesaikansesuai OJrigan ketentuan
perundang-undangan.
(2) Bendahara, pegawainegerisipilbukanbendahara, atau pejabatlain yang karena
perbuatannyamelanggarhukum atau melalaikankewaji-ban yang diblbankan
kepadanyasecara langsung merugikankeuangandaerah, wajiU mengganti
kerugiantersebut.
(3) KepalaSKPDdapat segeramelakukantuntutanganti rugi, setelahmengetahui
bahwa dalam SKPDyang bersangkutan terjadi tierugian-akibatperbuatandari
pihakmanapun.

Pasal316
(1) Kerugiandaerahwajibdilaporkanolehatasanlangsung atau kepalaSKpDkepada
kepaladaerahdan diberitahukan kepadaAnf piling lama 7 (tujuh) hari ke6a
setelahkerugian
daerahitu diketahui.
-102-

(2) Segerasetelahkerugiandaerahtersebutdiketahui,kepadabendahara,pegawai
negerisipil bukan bendahara,atau pejabatlain yang nyata-nyatamelanggar
hukumatau melalaikan kewajibannyasebagaimana dimaksuddalamPasal315
segeradimintakansurat pernyataankesanggupan dan/ataupengakuanbahwa
kerugiantersebutmenjaditanggungjawabnyadan bersediamenggantikerugian
daerahdimaksud.
(3) Jikasuratketerangan tanggungjawab mutlaktidak mungkindiperolehatautidak
dapat menjamin pengembaliankerugian daerah, kepala daerah segera
mengeluarkan surat keputusanpembebanan penggantiankerugiansementara
kepadayangbersangkutan,

Pasal317
( 1 ) Dalamhal bendahara, pegawainegerisipil bukanbendahara,atau pejabatlain
yang dikenai tuntutan ganti kerugian daerah berada dalam pengampuan,
melarikandiri, atau meninggaldunia, penuntutandan penagihanterhadapnya
beralih kepada pengampu/yangmemperolehhalVahli waris, terbatas pada
kekayaan yang dikelolaatau diperolehnya,
yang berasaldari bendahara,pegawai
negerisipilbukanbendahara, ataupejabatlainyangbersangkutan.
(2) Tanggungjawab pengampu/yang mempefolehha(ahli waris untuk membayar
ganti kerugiandaerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menjadi hapus
apabiladalamwaKu 3 (tiga)tahunsejakkeputusan pengadilan yangmenetapkan
pengampuankepadabendahara,pegawainegerisipil bukan bendahara,atau
pejabatlain yang bersangkutan, atau sejak bendahara,pegawainegeribukan
bendahara,atau pejabatlain yang bersangkutan diketahuimelarikandiri atau
meninggaldunia,pengampu/yang memperoleh halVahliwaris tidak diberitahu
olehpejabatyangbenvenang mengenai adanyakerugiandaerah.

Pasal318
(1) Ketentuanpenyelesaian kerugiandaerahsebagaimana diatur dalam peraturan
menteriini berlakupula untuk uang dan/ataubarangbukan milik daerah,yang
beradadalampenguasaan bendahara,pegawainegerisipilbukanbendahara,atau
pejabatlainyangdigunakan dalampenyelenggaraantugaspemerintahan.
(2) Ketentuan penyelesaian
kerugiandaerahdalamperaturanmenteriini berlakupula
untuk pengelola perusahaan daerah dan badan-badan lain yang
menyelenggarakan pengelolaan keuangandaerah,sepanjangtidak diaturdalam
peraturanperundang-undangan tersendiri.

Pasal319
( 1 ) Bendahara,pegawainegerisipil bukanbendahara,
dan pejabatlain yang telah
ditetapkanuntuk menggantikerugiandaerahdapat dikenaisanksiadministratif
dan/atausanksipidanasesuaidenganperaturan
perundang-undangan.
(2) Putusanpidana atas kerugiandaerahterhadapbendahara,pegawainegerisipil
bukanbendaharadan pejabatlain tidak membebaskan yang bersangkutandari
tuntutangantirugi.

Pasal320
Kewajibanbendahara, pegawainegerisipilbukanbendahara,atau pejabatlain untuk
membayar ganti jika
rugi, menjadikedaluwarsa dalam waktu 5 (lima) tahun sejak
kerugiantersebutatau dalamwaKu 8 (delapan)tahun sejakterjadinya
diketahuinya
kerugian
tidakdilakukan gantirugiterhadapyangbersangkutan.
penuntutan
-I

il,:J
'ii.

-103-
'.

Pasal321
(1) Pengenaangantikerugiandaerahterhadapbendahara
ditetapkan
olehBPK.
(2) Apabiladalam pemeriksaan kerugiandaerah ditemukanunsur pidana,BPK
menindaklanjutinya
sesuaidenganperaturanperundang-undangan.

Pasal 322
Pengenaan ganti kerugiandaerahterhadappegawainegerisipil bukanbendahara
ditetapkan
olehkepaladaerah.

Pasal323
Ketentuanlebih lanjut mengenaitata cara tuntutan ganti kerugiandaerahdiatur
denganperaturan daerahdenganberpedoman padaperaturan perundang-undangan.

BABn/
PENGELOLAAN
KEUANGAN
BADANLAYANANUMUM DAERAH

Pasal 324
(1) Pemerintah daerahdapatmembentuk BLUDuntuk:
a. menyediakan barangdan/atau jasa untuklayananumum;dan
b. mengeloladana khusus dalam rangka meningkatkanekonomidan/atau
pelayanan kepadamasyarakat.
(2) Instansiyang menyediakan barangdan/ataujasa sebagaimana dimaksudpada
ayat (1) huruf a, antara lain rumah sakit daerah,penyelenggara pendidikan,
penerbitlisensidan dokumen,penyelenggara jasa penyiaranpubli( penyedia
jasa
penelitiandan pengujian,
sertainstansilayananumumlainnya.
(3) Dana khususdalam rangkameningkatkan ekonomidan/ataupelayanankepada
masyarakatsebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, antaralain instansi
yangmelaksanakan pengelolaandanasepertidanabergulirusahakecilmenengah,
tabungan perumahan, pengelola
dan instansi danalainnya.

Pasal325
(1) BLUDdibentukuntuk meningkatkan
pelayanan
kepadamasyarakat dalamrangka
memajukankesejahteraan
umumdan mencerdaskan kehidupan bangsa.
(2) KekayaanBLUDmerupakankekayaan daerahyangtidak dipisahkansertadikelola
dan dimanfaatkansepenuhnyauntuk menyelenggarakan kegiatanBLUDyang
bersangkutan.

Pasal326
(1) PembinaankeuanganBLUDdilakukan olehPPKDdan pembinaan teknisdilakukan
oleh kepala SKPDyang bertanggungjawab atas urusan pemerintahan yang
bersangkutan.
(2) PembinaankeuanganBLUD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi
pemberianpedoman,bimbingan,supervisi,pendidikandan pelatihandibidang
pengelolaan
keuanganBLUD.
(3) Pembinaanteknis sebagaimanadimaksudpada ayat (1) meliputipemberian
pedoman, bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan dibidang
penyelenggaraan
programdan kegiatan
BLUD.
-104-

Pasal327
BLUD
dapatmemperoleh
hibahatausumbangan
darimasyarakat
ataubadanlaln.

Pasal328
pendapatan
Seluruh BLUDdapatdigunakan
langsung
untukmembiayai
belanja
BLUD
yangbersangkutan.

Pasal329
Pedomanteknismengenaipengelolaan
keuanganBLUDdiaturlebihlanjutoleh Menteri
pertimbangan
DalamNegerisetelahmemperoleh MenteriKeuangan.

BAB)ry'I
PENGELOI.AAN
PENGATURAN KEUANGANDAEMH

Pasal330
( 1 ) Ketentuantentang pokok-pokokpengelolaan keuangandaerahdiatur dengan
peraturandaerahsesuaidenganketentuanperaturan
perundang-undangan.
(2) Berdasarkan peraturandaerah sebagaimanadimaksudpada ayat (1), kepala
daerah menetapkanperaturankepala daerah tentang sistem dan prosedur
pengelolaankeuangan daerah.
(3) Sistemdan prosedurpengelolaan keuangandaerahsebagaimana dimaksudpada
ayat (2) mencakuptata cara penyusunan,pelaksanaan, penatausahaan dan
pelaporan;
akuntansi, pengawasandan pertanggungjawaban
keuangan daerah'
(4) Peraturankepaladaerahtentang sistemdan prosedurpengelolaan keuangan
daerahsebagaimana dimaksudpadaayat(2),juga memuat tata carapenunjukan
pejabatyang diberi wewenangBUD, kuasa BUD, penggunaanggaran/kuasa
penggunaanggaran,bendaharapenerimaan,dan bendaharapengeluaran
berhalangansebagaimana dimaksuddalamPasal216ayat(B),Pasalztl ayat(3),
Pasal194,dan Pasal226.

BAB XVII
KETENTUANPERALIHAN

Pasal331
Padasaat peraturanmenteriini semuaperaturanperundang-undangan
ditetapkan,
yang berkaitandenganpengelolaan keuangandaerahsepanjangbelum digantidan
denganperaturanmenteriini dinyatakan
tidakbertentangan tetapberlaku.

Pasal332
Denganditetapkannyaperaturanmenteriini:
a. Ketentuan sebagaimana dimaksuddalamPasal14 ayat(1), Pasal90 ayat (2), dan
Pasal296 ayat (4), tentangbendahara penerimaandan bendaharapengeluaran,
penyusunan RKA-SKPD denganmenggunakan pendekatanberdasarkan prestasi
kerja,dan penyusunan laporankeuangan pemerintahdaerahberdasarkan standar
akuntansipemerintahandilaksanakan secarabertahapmulai tahun anggaran
2006.
b. Ketentuan sebagaimana dimaksuddalamPasal87 ayat(1) dan Pasal116ayat(1)
tentangpenyusunan rancanganPPASdan penetapanAPBDsetelahdievaluasi
mulai dilaksanakan untuk penyusunan dan pelaksanaanAPBDtahun anggaran
2007.
-105-

Ketentuansebagaimana dimaksuddalam Pasal233 ayat (2) tentang sistem


akuntansi pemerintahandaerah yang mengacu pada standar akuntansi
pemerintahandilaksanakan
secarabertahapmulaitahunanggaran2007,
d. Ketentuansebagaimana dimaksuddalamPasal90 ayat (2) tentangpenyusunan
RKA-SKPD dengan menggunakanpendekatankerangka pengeluaranjangka
menengah daerahdilaksanakan mulaitahunanggaran2009.
e. Peraturandaerahtentangpokok-pokok pengelolaan
keuangandaerahditetapkan
palinglambat2 tahunsejakditetapkanperaturanmenteriini.

Pasal333
Padasaat peraturanmenteri ini ditetapkan,bagi pemerintahdaerahyang belum
menetapkanRPJMDsebagaimana dimaksuddalam Pasal 81 ayat (1), dokumen
perencanaan
daerahlainnyadapatdiguhakan sebagaipedomanpenyusunan RKPD.

BAB )ffIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal334
(1) DirekturJenderalBinaAdministrasi
Keuangan DaerahDepartemen DalamNegeri
melakukanfasilitasipelaksanaan
peraturan
menteriini.
(2) Fasilitasi
sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mencakupmengkoordinasikan,
menyempurnakanlampiran-lampiran sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan,melaksanakansosialisasi,supervisidan bimbinganteknis, serta
memberikan asistensi penerapan
untukkelancaran peraturanmenteriini.

Pasal335
Denganditetapkannya peraturanmenteriini, KeputusanMenteriDalamNegeriyang
mengaturtentang pedoman pengurusan,pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangandaerah sefta tata cara penyusunananggaranpendapatandan belanja
daerah,pelaksanaantata usahakeuangandaerahdan belanjadaerah,sertapetunjuk
pelaksanaannya,
dicabutdan dinyatakan
tidakberlaku.

Pasal336
Peraturan
menteriini mulaiberlakupadatanggalditetapkan.

Ditetapkandi Jakarta
padatanggal15 Mei2006

MENTERIDALAMNEGERI,

trd

H. MOH.MA'RUF,SE.
i dengan
aslinya
R OH U K U M ,
*ii
{-ddq^^^tu-
RWIM \

Anda mungkin juga menyukai