Anda di halaman 1dari 2

Nama : Cilsa Nabila Hilal Mandaliko

NIM : 190384205058

Reap the crop wild relatives for breeding future crops


Abhishek Bohra1, Benjamin Kilian2, Shoba Sivasankar3, Mario Caccamo4, Chikelu Mba5, Susan
R. McCouch6, and Rajeev K. Varshney7

Salah satu jurnal yang diambil dari Elseiver.com adalah jurnal mengenai tanaman kerabat
liar untuk perkembangbiakkan tanaman di masa depan. Jurnal yang dibuat pada awal bulan April
mengambil sampel dari beberapa tanaman genom dari species liar di berbagai tanaman meliputi
beras, kedelai, tomat, dan gandum. Metode penelitian menggunakan metode survey yang dimana
peneliti turun ke lapangan dan melakukan beberapa eksperimen pada sampel kepada tanaman
yang dirawat oleh petani local.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa teknologi penanda DNA dalam program
backcross memiliki tujuan ganda untuk mempercepat pemulihan genom dari induk tanaman
secara berulang dan dapat mengurangi jumlah genom donor yang tidak diinginkan. Pemilihan
yang tepat untuk lokus yang di targetkan dapat membantu meminimalkan hambatan linkage.
Menggunakan kombinasi ulang genetik yang difasilitasi oleh persilangan meiosis (COs) adalah
pendorong utama untuk mengganggu hambatan hubungan. Namun pada eukariota, COs terbatas
dan biasanya dalam kisaran satu sampai tiga per kromosom tidak akan dapat merata di sepanjang
kromosom. Misalnya, 80% CO di Arabidopsis thaliana (arabidopsis) terdeteksi hanya pada
seperempat genom, dan titik panas rekombinasi yang mengandung gugus CO serta titik dingin
rekombinasi, umumnya daerah sentromerik yang tidak memiliki CO telah di dokumentasikan
dengan baik.

Jadi dari hasil paparan penelitian jurnal di atas dapt disimpulkan bahwa CWR dan
varietas landrace tradisional mengandung berbagai sifat bermanfaat yang penting untuk
meningkatkan ketahanan tanaman di iklim yang keras dan untuk mempertahankan pasokan
makanan global. Menurut sumber infertilitas disebutkan telah membantu industri benih dalam
menghindari wabah hama dan dapat membantu industri benih meningkatkan kinerja tanaman
melalui kekuatan hibrida. Kemajuan dalam teknologi fenotipe tinggi telah secara dramatis
meningkatkan pembuatan data dan menurunkan biaya per titik data yang mengarah ke banyak
informasi numerik tentang keragaman genetik, biokimia, dan fisiologis pada berbagai
tahap. Jenis terobosan dalam teknologi pengeditan genom yang diterapkan pada spesies tanaman
yang berbeda telah memungkinkan para ilmuwan untuk menargetkan perubahan genom dan
lebih memahami konsekuensi fenotipik dan kinerja dari modifikasi spesifik, serta dapat
memecahkan beberapa masalah yang melekat pada hambatan pengikatan local pada tingkat
genom. Perbaikan teknis dalam pengeditan genom akan diperlukan untuk dapat secara andal dan
serentak menargetkan ratusan atau ribuan lokus untuk pengeditan dalam genom tanaman. Tentu
hal ini akan menghilangkan varian yang diduga merusak seluruh genom untuk meminimalkan
beban genetik dan menentukan sejauh mana mereka memaksakan hambatan terhadap kinerja
keseluruhan, terutama pada lintas spesies. Ada kebutuhan untuk mengidentifikasi kesenjangan
kritis dalam koleksi bank gen, meningkatkan strategi konservasi benih,  dan menginformasikan
strategi pengumpulan plasma nutfah di masa depan, serta mendukung inisiatif jangka panjang
untuk mencegah erosi genetik. Sejalan dengan konsep RPBP tentang inovasi terkoordinasi dan
pelibatan multi-stakeholder, pemotongan domestikasi dipahami sebagai proses pembelajaran
berulang yang melibatkan perubahan dalam diri manusia hubungan sosial dan munculnya pasar
dan perdagangan bersama dengan inovasi agronomi dan perubahan genetik luas yang
mempengaruhi banyak sifat. Penelitian genetik tentang domestikasi di berbagai tanaman seperti
tomat, jagung, padi, dan kedelai telah menunjukkan bahwa gen efek utama bertanggung jawab
atas transisi yang paling jelas dari liar ke jinak.
Jurnal ini dapat tercipta karena bantuan dari Dewan Riset Sains dan Teknik (SERB) dari
Departemen Sains dan Teknologi (DST), Pemerintah India, dan Pemerintah Norwegia.
Dengan banyaknya kelebihan yang ada pada jurnal tersebut, terdapat juga kelemahannya.
Salah satunya yang utama bagi saya pribadi adalah terdapat beberapa kosakata yang terlalu baku
dalam suatu kalimat walau sudah diterjemahkan secara manual, sehingga jika diuraikan dalam
bahasa sendiri terdengar ambigu.

Anda mungkin juga menyukai