Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

E-LEARNING MASA PANDEMI COVID 19

Disusun Oleh:

Muhammad Rouf Ulinnuha

044323652

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT SEMARANG

1
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “E-learning pada masa pandemi Covid-19”,
dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.

Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi
kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas Terbuka maupun di masyarakat.

Semarang, 17 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

Penyebaran pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga


pendidikan di Indonesia. Untuk itu mengantisipasi penularan virus tersebut Pemerintah
mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing, hingga pembatasan
sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuska masyarakat untuk tetap diam di
rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di ruma. Akibat dari kebijakan tersebut membuat
sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan proses
pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan
secara daring, E-learning yang bisa dilaksanakan di rumah masinng – masing Siswa dan
Mahasiswa.

Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa pandemi Covid-19 penyebaran corona virus diases
(COVID-19) menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui
pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan
tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini
memerlukan perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain
sebagai perantara ysng tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet. Data statistika
2019 menunjukkan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 95,2 juta,
tumbuh 13,3% dari 2017 yang sebanyak 84 pengguna. Pada tahun selanjutnya pengguna
internet di Indonesia akan semakin meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
10,2% pada periode 2018 – 2023.

Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedarutan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKMMD). Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat
dan menyebar luas ke Wilayah Wuhan dan negara lain.

Dampak dari adanya Covid-19 menyebabkan perekonomian di Indonesia menjadi


merosot, menjatuhkan Nilai tukar Rupiah, herga barang naik, terutama alat – alat
kesehatan. Penanggulangan ekstrem sepeti Lockdwon suatu daerah bahkan suatu negara
dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut
(Zahrotunni’mah, 2020 : 248).

Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan
akhir-akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip oleh Arizona (2020 : 66),
Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran / pelatihan jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi internet telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-
ROOM (secara langsung maupun tidak langsung). Pembelajaran online menghubungkan
pembelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur,

4
perpustkaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat salinng
berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi ( secara langsung maupun tidak langsung).

Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah Google Classroom. Menurut
Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan media
Google Classroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian materi pembelajaran
(berupa slide power point, e-book, video pembelajaran, tugas (mandiri atau kelompok),
sekaligus penilaian. Pengajar dan pendidik dalam aplikasi ini dimungkinkan untuk berinteraksi
melalui forum diskusi (stream) terkait dengan permasalahan materi dan jalannya pembelajaran
secara interaktif.

5
BAB II

PEMBAHASAN

E-learing merupakan sebuah metode pembelajaran berbasis internet atau belajar


online yang harus dijalani semua siswa-siswi hingga mahasiswa-mahasiswa di Indonesia
bahkan seluruh wilayah di dunia yang terkendala karena social distancing atau tidak
berkerumunan untuk membantu mencegah penyebaran Covid-19. Di Indonesia, sistem E-
learning bukan lagi sesuatu yang asing, hanya saja tidak semua sekolah – sekolah yang
berada didaerah terpencil atau desa - desa. Pada dasarnya, E-learning memiliki dua tipe yaitu
synchronous dan asynchronous.

Sistem synchronous berarti waktu yang sama proses pembelajaran terjadi saat yang
sama antara pendidik dan peserta didik. Hal Ini kemungkinan interaksi langsung antara
pendidik dan peserta didik secara online. Dalam pelaksanaan, synchronous training
mengharuskan pendidik dan peserta didik mengakses secara bersamaan. Peserta didik juga
dapat mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun melalui chat window.
Synchronous merupakan pembelajaran secara nyata namun secara Virtual dan semua peserta
didik terhubung oleh internet. Synchronous disebut juga Virtual Classroom.

Proses belajar berbasis E-learninng siswa-siswi membutuhkan sarana dan prasarana


yang mendukung agar pembelajaran dapat berlangsung dan memiliki kualitas pembelajaran
yang lebih baik ( Rustiani,dkk,2019) sarana dan prasana tersebut diantaranya adalah
Smartphone/handphone pintar, laptop, dan alat komunikasi yang bisa di akses internet secara
virtual. Namun, tidak semua keluarga peserta didik mampu untuk memfasilitasi anak-anak
mereka belajar dengan penghasilan mereka pas-pasan untuk kebutuhan sehari. Dari harapan
keluarga peserta didik agar supaya pemerintah memberikan kebijakan yang lebih lanjut,
terkait dengan pembelajaran metode internet daring virtual.

Pemanduan belajar secara tradisional (offline) dan oline adalah suatu keputusan
demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebrangan sumber belajar elektronik (e-
learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber belajar yang
digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya tehnologi yang
digunakan belum mampu menggantikan pembelajaran tatap muka konvesional masih jauh
lebih efektif dalam tatap muka cara pemahaman pengajaran pun lebih jelas secara tatap muka
di bandingkan secara daring / e-learning.

Keefektifan pembelajaran online Salma, dkk (2013 : 105) menjelaskan persiapan


sebelum memberikan layanan belajar merupakan salah satu faktor penentu dalam
keberhasilan belajar, terutama pada online learning di mana adanya jarak antara peserta didik
dan pendidik. Pada pembelajaran ini pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip belajar dan
bagaimana peserta didik belajar.

Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan


tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang Undang-Undang aturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomorn 4 Tahun 2020

6
Tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus
Disease (Covid-19) yang berlaku untuk seluruh masyarakat Indonesia. Disamping keharusan
belajar dalam jaringanyang menjadi kendala lainnya adalah kurangnya fasilitas penunjang
pembelajaran online seperti yang dialami oleh beberapa SDN 1 Pasucen, memang dapat
dikatakan sebagai sebuah kendala dalam proses berlangsungnya pembelajaran online, namun
usaha tetap harus dilakukan semaksimal mungkin, mengingat, sebagai orang tua wajib
memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya termasuk harta berupa pendidikan.

Disisi lain, tingkat semangat belajar murid juga memicu akan efektif atau tidaknya
pembelajaran online ini mengingat budaya belajar tatap muka yang masih melekat dalam diri
sehingga, selama kegiatan belajar online inin tidak jarang murid banyak yang merasa jenuh
atau bosan, sehingga membuat hasil belajar tidaklah efektif.

7
BAB III

PENUTUP

Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntasnya


wabah Covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran virus Covid-19 hingga
sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk
pembelajaran tatap muka. Kurangnya sarana dan prasarana ysng dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dan ketidaksiapan tehnologi juga menjadi hambatan dalam prosesnya kegiatan
belajar online, sehingga hasil belajar yang di berikan oleh pengajar tidak 100% efektif
lancar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020) Dampak Covid-19 terhadap Implementasi


Pembelajaran Daring disekolah Dasar Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April
2020. (online) Tersedia : https://edukatif/artikel/view/89 (Diakses : 7 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai