Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan
masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok“.Setiap kali
menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam
racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga
mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita
pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi
orang di sekitarnya.
Pertanyaan:
واالتجار فيه؟9ما حكم شرب الدخان؟ وهل هو حرام أم مكروه؟ وما حكم بيعه
“Apakah hukum menghisap rokok? Apakah haram ataukah makruh? Dan apa hukum
membeli dan memperdagangkannya?”
Hukum rokok adalah haram, karena tidak baik (buruk) dan mengandung berbagai
mudharat (bahaya) yang banyak. Allah Ta’ala hanyalah membolehkan untuk umatnya berbagai
hal yang baik (thayyib), baik berupa makanan, minuman dan lainnya, dan mengharamkan
berbagai hal yang buruk (khabits).
Allah Ta’ala berfirman,
“Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan
yang mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf: 157)
Adapun rokok dengan segala jenisnya bukanlah termasuk perkara yang thayyib, bahkan
termasuk dalam perkara yang khabits. Demikian juga semua yang memabukkan termasuk
dalam perkara yang khabits. Tidak boleh menghisap, membeli, dan memperdagangkan rokok
karena terdapat bahaya yang besar dan dampak (akibat) yang jelek.
Kewajiban bagi orang yang suka menghisap dan memperdagangkan rokok adalah
segera bertaubat dan kembali kepada Allah Ta’ala. Juga menyesal atas apa yang telah
diperbuat dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Barangsiapa yang bertaubat dengan
jujur, Allah Ta’ala akan menerima taubatnya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
ََوتُوبُوا ِإلَى هَّللا ِ َج ِميعًا َأيُّهَا ْال ُمْؤ ِمنُونَ لَ َعل َّ ُك ْم تُ ْفلِ ُحون
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu
beruntung.” (QS. An-Nuur [24]: 31)
Allah Ta’ala juga berfirman,
“Dan sesungguhnya Aku Maha pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal
shalih, kemudian tetap di jalan yang benar.” (QS. Thaha: 82)
“Orang yang bertaubat dari dosa itu seperti orang yang tidak memiliki dosa.” (HR Ibnu
Majah. Syaikh Albani mengatakan hasan)
Kami memohon kepada Allah Ta’ala untuk memperbaiki keadaan kaum muslimin dan
melindungi mereka dari semua hal yang bertentangan dengan syariat. Sesungguhnya Allah
Ta’ala Maha mendengar lagi Maha mengabulkan doa. Bahaya merokok terhadap kesehatan
tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok
pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok
meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan
pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus,
bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria
dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk
menderita kanker paru-paru. Bila melihat sejarahnya, merokok untuk pertama kalinya dilakukan
oleh suku bangsa Indian di Amerika. Merokok oleh bangsa Indian dilakukan untuk keperluan
ritual seperti memuja dewa atau roh. Selanjutnya pada abad ke 16, Ketika bangsa Eropa
menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kebiasaan merokok kemudian
mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tetapi, berbeda dengan bangsa Indian yang
merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan. Sampai
akhirnya pada abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok
mulai masuk negara-negara Islam.
Dari sekitar 4000 macam zat kimia yang ada dalam rokok , setidaknya 200 diantaranya
dinyatakan berbahaya bagi kesehatan manusia. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan
karbon monoksida.
Mainstream smoke : asap rokok yang dihisap dan dihembuskan kembali oleh perokok
Konsentrasi senyawa asam rokok Sidestream smoke > Mainstream smoke. Dalam sebatang
rokok terdiri dari komponen gas (85%) terdiri dari CO, (karbonmonoksida), hidrosianat,
sianogen, aldehid, keton, polynuclear aromatic hydrocarbons (PAH), nitrosamin dan lain-lain.
Komponen partikel (15%) terdiri dari Nikotin, Uap air dan Tar.
Karbon monoksida (CO) atau Gas CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini
dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang
dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja. Oleh
orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang berada dalam
satu ruangan. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian asap utama ( Mainstream
smoke ), sedangkan 2/3 bagian asap sampingan (sidestream smoke), menyebar ke udara. Asap
Sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, karena tidak melalui proses penyaringan
yang cukup, perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar. Gas CO
mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah
(eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga Karbon monoksida mengusir oksigen keluar
dari sel darah merah, akibatnya jaringan tubuh, termasuk jantung kurang mendapat oksigen
padahal jantung membutuhkan banyak oksigen karena pengaruh nikotin. Sehingga akan terjadi
pengerasan dan penurunan elastisitas dinding pembuluh darah dam membuat darah lebih mudah
membeku maka sumbatan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana.
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 mg, dan semuanya diserap, sehingga
di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50 ng/ml. Nikotin bukan merupakan komponen
karsinogenik. Tapi hasil pembakaran dari nikotin sepertidibensakridin, dibensokarbasol, dan
nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru, nikotin dapat menghambat aktivitas silia.
Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif.
Berkat efesiensi paru dan pembuluh darah, nikotin dapat mencapai otak dalam 7 detik setelah
mulai merokok. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan
keterikatan fisik. Hal itulah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti.
Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang
bersifat memacu jantung dan berakibat timbulnya Hipertensi. Hal ini di perburuk oleh karbon
monoksida dari asap tembakau.
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi
hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar pada rokok antara
0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker
pada jalan nafas dan paru-paru. Dan masih banyak lagi zat yang terkandung dalam satu batang
rokok diantaranya Kadmium, Amoniak, Hidrogen Sianida (HCN), Formaldehid (Formalin),
Metanol dan lain-lain.
Perokok pasif juga memiliki risiko yang untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok.
Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena
turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang diembuskan balik oleh perokok).
Oleh karena itu, dapat dipahami mengapa angka kejadian penyakit akibat rokok makin
meningkat.
3. Kerusakan paru
COPD atau PPOM ( Penyakit Paru Obstuktif Menahun ) dikenal sebagai bronkhitis kronis
dan emfisema. Seperti halnya kanker dan penyakit jantung, pada PPOM angka kematiannya
berbanding lurus dengan rokok yang dihisap. Pada perokok paparan asap rokok yang terus
menerus akan terjadi penyempitan diameter saluran napas karena adanya mekanisme pertahanan
tubuh yaitu dengan peningkatan produksi mukus (dahak) maka akan mengakibatkan juga
terjadinya bronkokonstriksi sehingga akan terjadi hambatan aliran udara. Hambatan aliran udara
yang terus menerus akan memicu kerusakan pada kantung udara (alveoli) hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya emfisema. Akibat kerusakan kantung udara (alveoli) tersebut maka
penderita akan sulit bernafas yang makin lama bertambah berat.
4. Impotensi
Hasil pembakaran rokok yaitu Karbon monoksida ( CO ) dan Nikotin : dapat menyebabkan
terjadinya penyempitkan pembuluh darah arteri yang menuju penis sehingga mengurangi aliran
darah dan tekanan darah menuju penis.
UPAYA PENCEGAHAN MEROKOK DI MASYARAKAT
“...dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalamkebinasaan dan berbuat baiklah,
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”.(QS. Al-Baqarah: 195)
“ Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (QS. An-Nisa’: 29).
Revisi PP No 81 Thn 1999 ( Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan ) menjadi PP No 19 Thn 2003
(10-03-03). Kadar nikotin dalam setiap batang rokok di wilayah Indonesia tidak boleh melebihi
1,5 mg, dan kadar kandungan tar maksimal 20 mg.
KESIMPULAN
· Berani “katakan tidak pada rokok”
· Jangan mau menjadi perokok pasif
· Jadikan rumah sebagai zona "aman" asap rokok
· Di kantor, mintalah kebijakan dari pihak manajemen agar diberlakukan "kawasan kerja bebas
rokok".
· Rokok adalah racun yang bahaya bagi kesehatan.
· Perlu upaya yang sinergis dari perokok, masyarakat, tenaga kesehatan dan pemerintah agar
program antirokok dapat berhasil.
· Jika anda sayang pada diri anda sendiri, sayang pada keluarga, peduli dengan orang-orang
sekitar anda, dan juga lingkungan anda ….. Segera Berhentilah Merokok !
Daftar Pustaka
· Perda Kota Bandung Tanggal 15 Maret 2005 tentang Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban
(Perda K3).