Anda di halaman 1dari 202

,l

SALINAN
it1 a:-;loii\
R f Pr-:B:.,r. tr.L --,'.iS i,-

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 22 TAHUN 2OO9
TENTANG

LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran


strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi
nasional sebagai bagian dari upaya memajukan
kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;

b. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian


dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan
potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan
Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan
ekonomi dan pengembangan wilayah;

C bahwa perkembangan lingkungan strategis nasional dan


internasional menuntut penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknoiogi, otonomi daerah, serta
akuntabilitas penyelenggaraan negara;

d. bahwa Undang-Undang Nomor L4 Tahun l9g2 tentang


Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi, perubahan lingkungan strategis, dan
kebutuhan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan saat ini sehingga perlu diganti dengan undang-
undang yang baru;

e bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana drmaksud


dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu
membentuk Undang-Undang tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;

Mengingat
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-2-
Mengingat 5 ayat (1) serta Pasal 20 ayat (1) dan ayat (2) Undang_
I_^.31
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun L94s;

Dengan persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSI(AN:

Menetapkan UNDANG-UNDANG TENTANG LALU LINTAS


DAN ANGKUTAN
JALAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud


dengan:
1. Lalu Lintas dan
-Angkutan Jalan adarah satu kesatuan
sistem yang terdiri Lta" Lalu r,i"t""l engkutan Jalan,
Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, prasarana
Lalu Lintas- dan Angkutan Jalarl Kendaraan, pengemudi,
Pengguna Jalan, serta pengelolaannya. - ---

2' Lalu Lintas ad_arah gerak Kendaraan dan orang


di Ruang
Lalu Lintas Jalan.

3' Angkutan adalah _perpindahan orang dan/atau barang


dari satu tempat ke [empat lain a"ig;---enggunakan
Kendaraan di Ruang Lalu Lirrta" Jalan.

4' Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jaran adarah


serangkaian simpur dan/atau ruang kegiatan yang
terhubungkal untuk penyelenggu.r:r.u.rr-t;i" Lintassaling
dan
Angkutan Jalan.

5.Simpul ...
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA

-3-
5. Simpul adalah tempat. yalg diperuntukkan
pergantian
- bagi
antarmodi dan iit"r*La" yang berupa
Terminal, stasiun kereta api, pelab;h";
sungai dan danau, dan/atau bandar
laut, pelabuhan
udara.
6' Prasarana Laru Lintas dan Angkutan
Jalan adalah Ruang
LaIu Lintas,- Terminal, a""_"p.ri""gr.lp"r,
meliputi **I1l rambu, Alat pemb;;ii;y;r.t Jalan yang
alat pengendali dan pengaman pengguna Jalan,Latu Lintas,
pengawasan dan pengamanan Jd;;, alat
pendukung. serta fasilitas

7 ' Kendaraan adarah suatu sarana angkut


di jalan yang
terdiri atas Kendaraan Bermotor a"i- [.rrdaraan
Bermotor. Tidak

8' Kendaraan Bermotor adalah se.tiap Kendaraan


digerakkan oreh peraratan mekanik L"-p" yang
Kendaraan yang berjalan di atas rel. -') mesin selain

9' Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap


digerakkan oreh tenaga manusia dan/atauKendaraan yang
hewan.
10' Kendaraan Bermotor umum adalah
yang digunakan untuk angkutan setiap Kendaraan
dengan
b;;;"g ; anf atau orang
dipungut bayaran.
1 l. Ruang Lalu Lintas .l.ll, adalah prasarana yang
diperuntukkan bagi gerak pinaah
.
K"li.r...r, orang,
dan/atau barang - ya-ng berupa Jalan dan fasilitas
pendukung.

12' Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk


pelengkap bangunan
perrengliapannya
-r*rri, yang
, $an
bagi Lalu Lintas diperuntukkan
yang berada pada permukaan
tanah, di atas permuka"r, t"rr"fr, ai Uawafr
permukaan
lT"h dan/atau air, serta di atas
jalan ;;;;;an air, kecuali
rel dan jalan kabel.
13' Terminal adalah pangkalan Kendaraan
Bermotor Umum
yang digunakan untuk mengatur kedatangan
keberangkatan, menaikkan a.r, menun-rnkan dan
dan/atau barang, serta perpindat orang
*LJa angkutan.
""
14' Halte adalah tempat pemberhentian Kendaraan Bermotor
Umum untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang.

15. Parkir .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-4-
15' Parkir adarah keadaan Kendaraan
bergerak untuk beberapa berhenti atau tidak
pengemudinya.
saat dan ditinggalkan

16' Berhenti adarah keadaan Kendaraan


untuk sementara dan tidak ar,r"gg"i["" tidak bergerak
pengemudinya.
17 ' Rambu LaIu Lintas adarah
yang berupa lambang, hrlruf,bagian perlengkapan Jaran
perpaduan-yang berfinqs, ;gk": k;timat, dan/atau
perintah, atau petunjukiagi:*"*;- i"ri"g"ran,
p.;-gg;; jur..,. larangan,
18' Marka Jalan adarah suatu
permukaan Jatan atau tanda yang berada di
meliputi di ;?";;"iaan Jatan yans
peralatan .t", tanda
membujur, B&ris melintang, garisi**'*embentuk garis
yang berfungsi untuk mengaraht.r,serong, serta lambane
membatasi daerah kepentiig;i;; "rr"'Lalu Lintas aai
;;;".
19' AIat pemberi Isyarat La-ru
elektronik Lintas adalah perangkat
vSrrg menssunak3.n
dilengkap-i dengan iai*"t i;;;;, t*o, yans dapat
bunyi ;;ilk' mengatur Lalu
renor.r.L' ai p.r"ir.,pansan atau
iilfr"' T33*.,1i;r"tau
20' sepeda Motor adarah Kendaraan
dengan Bermotor beroda dua
atau.t*p. **uh_*mah dan
i<'"a"'u" -8.;;;"r
dengan atau tanpa
LHfJffifliH;H" beroda tiga

2L' Perusahaan Angkutan umum


adarah badan hukum yang
"ll1
[:f,T',?]ffi #f , ffi:[?*"Jtru 7
",", i"'.il!
22 ' Pengguna rah
11-* ,ado jasaperseorangan atau badan hukum
yang menggunakan perusahJan A"Jir,.r,
Umum.
23 ' orans yans mensemudikan
;:|f,j|o}ri i.dd*
Jalan yang telah ;;;il.t Kendaraan
tutr.g.*raili s.,."i-- ilr.,
24' Kecelakaan LaIu
Lintas
yans tidak diduga "d"J3l.suatu peristiwa di Jalan
Kendaraan
dan tidak;il.;;;; metibatkan
dengan""t""-i-rpa penggu.r"
i.r.r, Iain yang
korban manusia*a".,2.i",,
il??ftrfff." kerugian

25.penumpang...
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-5-
25 Pe.nympang adflah orang yang berada
selain Pengemudi dan ,.*.f K"rrdu.r."rr. di Kendaraan

26 Pejalan Kaki adarah setiap orang yang


Lalu Lintas Jalan. berjalan di Ruang

27. Pengguna Jalan adalah o rang


yang menggunakan Jalan
untuk berlalu lintas.
28' Dana preservasi Jalan adalah dana
yang khusus
digunakan untu{ kegiatan pemeriharaan,
rehab,itasi,
dan rekonstruksi .laLn secara berkeranjutan
dengan standar yang ditetapkan. sesuai

29. Manajemen dan Rekayasa


LaIu Lintas adalah
serangkaian usaha dan kegiatan
perencanaan, yang meriputi
pengadaan,.pemasanga.n,
pemeriharaan fasilitas perre"-gk;;;a;pengaturan, clan
mewujudkan, mendukung din'mem.iir,"r" daram rangka
keselamatan, ketertiban, a"" t.ru"t*urr'Lalu keamanan,
Lintas.
30' Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan
keadaan terbebasnya ..ti.p ;r""*; Jaran"ilI"r,g,
adarah suatu
Kendaraan dari g.rrggu.n perbuaian dan/atau
dan/atau rasa tafut Eif"r" berlalu melawan hukum,
lintas.
31' Keselamatan Lalu Lintas dan
suatu keadaan terhindarnya Angkutan Jaran adalah
setiap orang
kecelakaan- serama uertaiu rintas dari risiko
manusia, Kendaraan, Jalan, a u" yang disebabkan oleh
g..r.
U
"i""'iirr!irr.
32' Ketertiban Laru Lintas dan Angkutan
keadaan u11ta{u tintas Jalan adalah suatu
t;;s u".rr".,j";;;'secara
sesuai dengan hak dan iiewajrban teratur
setiap pengguna Jalan.
33' Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan
keadaan berlaru rintas a"" p"r.ggunaanJalan adarah suatu
bebas dari hambatan a"., t.*.cetan angkutan yang
di Jalan.
34' sistem Informasi dan Komunikasi
Angkutan Jaran adalah Laru Lintas dan
sekumpui"r,-",lu"istem yang
saling berhubungan dengan. melalui penggabungan,
pemrosesan, penyimpanan,.
dan p""ai.libusian data
yang ,"rk"r:,i"ngan - penyetenge"ri"o-i;L
Angkutan Jaran. Lintas dan

35. Penyidik
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-6-
35' Penyidik adalah pejabat Kepolisian
Indonesia atau Negara Republik
ee.lauat ne-sa1ai
diberi wewenang khusus olehr,r.g..i Sipil tertentu yang
undang_undang untuk
melakukan penyidikan.
36' Penyidik pembantu adarah pejabat
Republik Indonesia yang k*.rr^ Kepoiisian Negara
tertentu dapat aiil..i wewenang
melakulan tugas p.ryiJitun yang
dalam Undang_Unaang ini. diatur

37 ' Pemerintah Fusat, selanjutnya


disebut pemerintah,
adalah presiden
.
nepuui*< r"a;";i;";;", memesans
kekuasaan pemerintahan negara
Repubrik Indonesia
sebagaimana dimaksud d:F-';"ju'#*lr,.,dang
Negara Republik Indonesia Tahun Dasar
194S.
38' Pemerintah Daerah adalah.
.- gub.ernur, bupati/walikota,
3ffi"ffi1il;[T".Xg:r, ..uigai ;;.;' penyerenssara

39. Menteri adalah pembantu. presiden


kementerian negara yang memimpin
dan bertanggung jawab atas
pemerintahan di bidang urusan
.lara"rr-,-' b-i;il
Prasarana Lalu t intas -dan sarana dan
oJ"J".r,
Angkutan bidang
;:i::llilJ'3il-r.ff ilfl:Til*" Iekn or'o gi, an g
"t^, bid

40[:'it,f
",:i'J:ffi ,J"*,fi;Ai"'.:?H,,llo,?,1""i?.,iot;l
penanggung- j.1wap.
.p.rryJr.nggaraan fungsi
vans meliputi bidans 'A:l keporisian
k;;;;
masyarakat, p.rr.gukun hukum, ketertiban
pengayoman, dan pelayana" perlindungan,
t.p"J. *.rr.Jutu,.

BAB II
ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Angkutan Jatan diserenggarakan


h'*rllltr-# dengan
a. asas transparan;
b. asas akuntabel;
c. asas berkelanjutan;

d. asas
WPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-7
d. asas partisipatif;
e. asas bermanfaat;
f. asas efisien dan efektif;
g. asas seimbang;
h. asas terpadu; dan
i. asas mandiri.
Pasal 3

dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan


l*1',I"jt",""
a' terwujudnya perayanan Laru Lintas dan Angkutan
yang am€Ln, selamat, tertib, rancar, Jalan
moda angkutan a"r, t"rpadu dengan
rain untuk
nasional, memajukan *""aoro"g perekonomian
kesejaht"r?a1
-
memperkukuh umum,
-bu.rrg".,
persatuan dan r..r"i"^r,
marnpu menjunjung tinggi martabat serta
b"rg.";
b' terwujudnya etika berlaru lintas dan
budaya bangsa; dan
c' terwujudnya penegakan hukum dan
kepastian hukum
bagi masyarakat.

BAB III

RUANG LINGKUP KEBERLAKUAN


UNDANG.UNDANG
Pasal 4
Undang-Undang ini berlaku
menyelenggarakan Laru Lintas untuk membina dan
aman, selamat, tertib, dan lancar d"? n"gr."t"r" Jaran yang
melalui:
a. kegiatan o--s
gerak pindah
vuruarr Aenqaraan'
Kendr orang' dan/atau barang
di Jalan;
b. kegiatan y"lg- menggunakan
fasilitas penduku"g i".roi1"tas sarana, prasarana, dan
dan Angkutan Jaran; dan
c' kegiatan yang berkaitan dengan
registrasi dan identilikasi
Kendaraan Bermotor dan plrrg.*udi,
lintas, Manajemen d; H.kryu"u ,ili,, pendidikan berlalu
penegakan hukum Lalu Lintas Lintas, serta
dan engkuia, Jalan.

BAB IV
W PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

-8-
BAB IV
PEMBINAAN

Pasal 5

-dan jawab atas


(1)
itleS3ra bertanggung
Angkutan Lalu Lintas dan
'raran plmbirr.".rrry. dilaksanakan oleh
Pemerintah.

(2) Pembinaan Lalu_Li1tL". d"l.Angkutan


dimaksud pada ayat (t) melipuf : Jalan sebagaimana
a. perencanaan;
b. pengaturan;
c. pengendalian; dan
d. pengawasan.

(3) Pembinaan Lalu. Lint""


dimaksud pada ayat q1l
Angkutan Jalan sebagaimana
-
(2) diiaksanakan oreh instansi
sesuai dengan t"gut fotor. 4..,- rrrg"i"yu yans
*t#i[ii
a urusan pemerintahan di bidang Jalan,
kementeriannegara yang bertanggung jawab oleh
bidang Jalan; di
b urLlsan pemerintahan
di
Prasarana Lalu Lintas aan bidang sarana dan
Angkutan Jalan, oleh
kementerian negara yang bertanggung
bidang sarana d..,"p."S.r.rr. jawab di
Angkutan Jalan; Lalu Lintas dan
c urusan pemerintahan di bidang pengembangan
industri Lalu Lintas d;; fngkutan Jalan, oleh
kementerian negara yang bertanggung
bidang industri; jawab di
d urusan pemerintahan di
teknologi Lalu Lintas d"" bidang pengembangan
fngkutan
kementerian nega-ra yang bertanggungJalan, oleh
bidang pengembangan iekn"otoli;
jawab di
dan
e urusan pemerintahan di bidang
Identifikasi Kendaraan g".*;to. Registrasi dan
Penegakan Hukum, Operasional dan pengemudi,
Rekayasa Laru Lint"", Manajemen dan
oleh Kepolisian Negara ".i,"
p.iiiait"r, u"'.i"rr-iintas,
n"p"[fii. Indonesia.

Pasal 6 .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-9-
Pasal 6

(1) Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jaian yang


dilakukan oleh instansi pembina sedagaim"rru di*^ksud
dalam Pasal 5 ayat (3) meliputi:
a. penetapan sasaran dan arah kebijakan
pengembangan sistem Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan nasional;
b. penetapan norma, standar, pedoman, kriteria,
dan
prosedur penyerenggaraan Lahr Lintas'dan Angkutan
Jalan yang berlaku secara nasional;
c. penetapan kompetensi pejabat yang melaksanakan
fungsi di bidang Lalu Li,t-. aln "nngt.,t.r, Jaran
secara nasional;
d. pemberian . bimbingan, pelatihan, sertifikasi,
pemberian izin, dan bantuan teknis
pemerintah provinsi dan pemerint"t kepada
t.u"p"ten/kota;
dan
e. pengawasan.terhadap pelaksanaan norma,
standar,
pedoman, kriteria, dan prosedur y."g
d1i;f,ukan oleh
Pemerintah Daerah.

(2) Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana


pada ayat (1), pemerintah dapat menyerahkandimaksud
sebagian
urusannya kepada pemerintah p.o"irr"i-- dan/atau
pemerintah kabupaten / kota.
(3) urusan pemerintah provinsi daram merakukan
pembinaan LaIu Lintas dan Angkutan
Jalan
a' penetapan sasaran dan arah kebijakanmeriputi:
sistem Lalu
Lintas dan Angkutan JaIa; pro,ri.r"i dan
kabupaten/kota Vllg jaringannya melampaui batas
e
wilayahkabupate"/tot.;
b. pemberian bimbingan,pelatihan, sertifikasi, dan izin
kepada perusaha"rr..rgkrtan umum
di provinsi; dan
c pengawasan terhadap peraksanaan
Angkutan Jalan provinsi.
Lalu Lintas dan

(4) u*:Tr pemerin-tah kabupaten/kota


pembinaan Lalu Lintas dan angkutan dalam meiakukan
Jalan meliputi:
a' penetapan sasaran dan arah kebijakan sistem Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. kabupaten/kota
jaringannya berida di wilayah yang
k"r;;;""71"o,
b, pemberian . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

_10_

b pemberian bimbingan, pelatihan,


sertifikasi, dan izin
kepada perusahaan' angkutan umum di
kabupaten/kota; dan
c pengawasan terhadap pelaksanaan Lalu
Lintas dan
Angkutan Jalan kabupaten/ kota.

BAB V
PEI\TYELENGGARAAN

Pasal 7

(1) Penyelenggaraan Laru Lintas dan Angkutan


Jaran daram
{egiatan pelayanan rangsung kepada masyarakat
dilakukan oleh pemerintah] pemerintah Daerah, badan
hukum, dan/atau masyarakat.
(2) Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan oreh
Pemerintah sebagaimana aimaksuj
dilaksanakan sesuai dengan -trg.. il; ayat (1)
instansi masing-masing me"liputi :
pokok dan fungsi
a urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh
kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang Jalan;
b urusan pemerintahan di bidang
Prasarana Lalu Lintas dan Angku-tansarana dan
kementerian negara yang bertanggung;i;;, oleh
jawab
bidang sarana d"r, -pru3.r.r" Lalu di
Angkutan Jalan; Lintas dan
c. urusan pemerintahan di bidang pengembangan
industri Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, oleh
kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang industri;
d urusan pemerintahan di bidang pengembangan
teknologi Lalu Lintas dan arrgt it.;
kementerian negara yang bertanggung J'.Iil oreh
bidang pengembangan iekn"otogi; dan
jawab di
e urusan pemerintahan di bidang Registrasi
Identifikasi Kendaraan e.r*t1o. dan dan
pengemudi,
Penegakan Hukum, Operasional
Rekayasa
irf"rrE.*.-r. dan
Lalu Lintu.", p"rraioit"r, b;;i;I, ri.,t"",
oleh Kepolisian Negara ""itu.
n.prilit Indonesia.

Pasal 8 .
I)RESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 11_

Pasal 8
Penyelenggaraan di bidang,
Jalan meliputi kegiatan
,
pengaturan, pembinaan, p"*b..rgunan, dan pengawasan
prasarana Jaran sebagaimana dimik""a'a"i*.
pasal 7 ayat
(2) huruf a, yaitu:
a rnventarisasi tingkat pelayanan Jalan dan
permasalahannya;
b penJrusunan rencana dan prograrn
penetapan tingkat pelayanan pelaksanaannya serta
.1il"" yl"g ;iirr;;;.",
c. perencanaan, pembangunan,
pemanfaatan ruas dan optimalisasi
Jalan;
d. geometrik ruas Jalan dan/atau
s#rlu* persimpangan
e. penetapan kelas Jalan pada
setiap ruas Jalan;
f. uji kelaikan fungsi Jaran sesuai dengan
dan keselamatai bertalu fi","J, standar keamanan
o
a""
b. informasi dan komunikasi di bidang
ff1ff*:1ffi":t"tem
Pasal 9
Penyelenggaraan- di bidang sErrana dan prasarana Lalu
dan Angkutan Jalan Lintas
ayat (2) huruf b meliputi: e-----
";Gilana dimaksud dalam pasal 7
a' j:i$l'* rencana umum Lalu Lintas
dan Angkutan
b. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;
c' persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan
d. perizinan angkutan umum; Bermotor;
e' pengembangan sistem informasi dan
sarana dan prasarana Lalu komunikasi di bidang
f. pembinaan sumb.er_daya manusia
;;;;;giltan
Lint". Jaran;
dan prasarana f,alu f,inias Jan penyelenggara sarana
Angkutan Jalan; dan
g' penyidikan terhadap pelanggaran
umum, persyaratan teknis ain perizinan angkutan
Bermotor yang memerlukan
tetaikil;;Ln Kendaraan
keahllan dan,/atau peralatan
khusus yant dilaksanakan sesuai
Undang-Undang ini. dengan ketentuan

Pasal 10
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-72-
Pasal 10
Penyelenggaraan di^bidang industri
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal T ayat (2) huru"f c meliputi: o------i
a' penJruS,nan rencana dan program pelaksanaan
pengembangan industri Kendaraa'
n"?*oior;
b' pengembangan industri perlengkapan
Berm-otor yTg menjamin Keamana-n Kendaraan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan d"., Keselamatan
c. pengembangan industri perlengkapan
menjamin Keamanan Jalan yang
dan resetariatan Laru Lintas dan
Angkutan Jalan.

Pasal 1 1

Penyelenggaraan di bidang pengembangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal teknologi
meliputi: 7 ayat (2) huruf d

a. penyusunan rencana dan


pengembangan teknologi K.,-,d-;r"#3?1ffi lak sanaan
b. pengembangan teknologi perlengkapan,"rpe
Bermotor yang menjamin Keamanan Kendaraan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan dan Keselamatan
c pengembangan perrengkapan
.teknologi Jalan
menjamin Ketertiban d; Kerancaran Lalu Lintasyang
dan
Angkutan Jalan.

pasal 12

Penyelenggaraan bidang Registrasi dan Identifikasi


Kendaraan Bermotor .di dan p-engemudi, penegakan
operasionar Manajemen dan- Fekayasa Hukum,
pendidikan berralu rintas.sebagaim""" i;fi Lintas, serta
7 ayat (2) huruf e meliputi, o ai*"r.Jrd daram pasal
a' pengujian dan penerbitan Surat
Kendaraan Bermotor; lzin Mengemudi
b' pelaksanaan registrasi dan identifikasi
Bermotor; Kendaraan
c' pengumpulan, pemantauan, p_engolahan,
data Lalu Lintal dan angkuian Jalan; dan penyajian
d' pengel0lar'-py.?t pengendalian sistem
Komunikasi Lalu Linias ian Angkutan j;laoInformasi dan
e pengaturan, penJagaan, pengawalan,
Lintas; dan patroii Lalu

f. penegakan
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-13-
f. penegakan hukum_ yalg meliputi penindakan
pelanggaran
dan penanganan Xecetikaan'Lalu f,inias; ---
g. pendidikan berlalu lintas;
h' pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas; dan
i' pelaksanaan manajemen operasional Laru
Lintas.
Pasal 13
(1) Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
sebagaimana dimaksud dalam p"J-z
secara terkoordinasi. "*, tr) dilakukan
(2) Koordinasi penyerenggaraan Lalu Lintas
dan Angkutan
Jalan sebagaimarrr. ai*aksud pada
oleh fonrm trt dilakukan
"v"t
LaIu Lintas dan Angkutan.lalan.
(3) Forum LaIu Lintas dan Angkutan Jalan
bertugas
melakukan koordinasi antarinstrnsG."v"r.nggara
memerrukan keterpaduan daram *"rlr"^rrakan yang
menyelesaikan masarah LaIu Lint.* a..reigkutandan
Jalan.
(4) Keanggotaan forum Lalu Lintas dan
sebagaimana dimaksud pada Angkutan Jalan
"v"t iii-t"rai.i atas unsur
pembina, penyelenggara, akademi"i,'a".r-*"syarakat.

(5) Ketentuan rebih


fanjut mengenai forum Laru Lintas dan
Angkutan Jaran diatur dengan peraturan pemerintah.

BAB VI
JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN
Bagian Kesatu
Rencana Induk Jaringan Latu Lintas
dan Angkutan Jalan

Pasal 14
(1) Untuk mewujudkan Laru Lintas dan Angkutan
yang terpadu dilakukan pengembangan Jalan
Jaringan
Lintas dan Angkutan Jaian untuk menghubungkanLalu
semua wilayah di daratan.
(2) Pengembangan-.Jaringan Laru Lintas
dan Angkutan Jaian
sebagaimana dimalsua pugu
_.v;;l;;ri.ao**n
Rencana Induk Jaringanlaru Lintas
ian elgtutan
pada
sesuai dengan kebutuhan. Jaran

(3) Rencana .
I:IFiESII.)LN
REPUE}LIK INDONESIA

-74-
(3) Rencana Induk Jaringan Laru Lintas dan Angkutan
Jaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (l) terdiri it.",
a. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Nasional;
b. Rencana Induk-Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Provinsi; dan
c' Rencana Induk Jaringan Laru Lintas dan Angkutan
Jalan Kabupaten/Kota.
pasal 15
(1) Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Nasional sebagaimana dimaksud daram p""Ei
i+ ayat (3)
huruf a disusun secara berkala dengan
mempertimbangkan kebutuhan transportasi dan
kegiatan berskala nasional. ."I"g
(2) Proses penyusu_nan dan penetapan Rencana
Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Induk
sebagaimana dimaksud_ padl -- -iif Nasional
harus
"y.i
memperhatikan Rencana Tata Ruang wit.yarr'Nasional.
(3) Rencana Induk Jaringan Laru Lintas
dan Angkutan Jaran
Nasional memuat:
a. prakiraan perpindahan or.rrq. dan/atau barang
menurut asal tujuan pedalu.rran1ingt **ional;
b' arah dan kebijakan peranan Laru "p Lintas
Angkutan Jaran nasionar dalam keseluruhan dan
transportasi; moda
c. rencana lokasi dan kebutuhan Simpul
nasional; dan
d, rencana kebutuhan Ruang Lalu Lintas
nasional.
pasal 16
(1) Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Provinsi sebagaimarri di*"ksut daram p"..T-i+ ayat (3)
huruf b disusun berkala dengan
lnempertimbangkan
"""^r. Lalu Lintas
kebutuhan
Angkutan Jalan dan
dan ruang kegiatan berskala piovinsi.
(2) Proses penJrusunan dan penetapan
Jaringan Lalu Lintas dan^ AngkutanRencana
Jaran
Induk
provinsi
sebagaimana dimaksud pada .y"1
memperhatikan: 1t; dilakur<an dengan
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi; dan

c. Rencana
PRESI DE N
REPUBLIK INDONESIA

-15-
c. Rencana Induk Jaringan Laru Lintas dan Angkutan
Jalan Nasional.
(3) Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Provinsi memuat: Jaran
a. prakiraan perpindahan orang dan/atau barang
menurut asal tujuan perjalananlingkup provinsi;
b. arah dan kebijakan peranan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan provinsl daram keseruruhan
moda
transportasi;
c' renca'na lokasi dan kebutuhan simpur provinsi;
dan
d. rencana kebutuhan Ruang Lalu Linlas provinsi.

pasal 17

(1) Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas


dan
Kabupaten/Kota_sebagaimana dimaksud Angkutan Jalan
pasal
dar,am
ayat (3) huruf c disusun secara berkara 14
dengan
lnempertimbangkan kebutuhan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan serta ruang kegiatan berskala
kabupaten/kota.
(2) Proses penJrusunan dan penetapan
Rencana Induk
Jaringan Lalu Lintas dan ^ engkutan
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksuj Jaran
dilakukan dengan meniperhatikan: pada ayat (1)
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
b' Rencana
fndu-k Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Nasional;
c. Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi;
d' Rencana Induk.Jaringan Laru Lintas
dan Angkutan
Jalan provinsi; dan
e. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

(3) Rencana tn{r1k Jaringan Laru Lintas


dan Angkutan Jaran
Kabupate n / Kota meriuat :
a. prakiraan perpindahan or g dan/atau
menurut asal tujuan barang
,. erjalanan lingkufr
kabupaten/kota;
b, arah dan kebijakan peranan Lalu Lintas
Angkutan Jalan kabupate n dan
moda
/kota daram keseruruhan
trzutsportasi;
c. rencana lokasi dan kebutuhan
kabupaten/kota; dan Simpul

d. rencana
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-16-
d. rencana kebutuhan Ruang Lalu Lintas
kabupaten/kota.

Pasal 18

Ketentuan lebih mengenai_r,en5rusunan dan penetapan


Rencana Induk B":P,
Jaringan iaru Lintas dan Angkutan Jalan
diatur dengan peraturan pemerintah.

Bagian Kedua
Ruang Lalu Lintas

Paragraf I

Kelas Jalan

Pasal 19

(1) Jalan dikerompokkan daram beberapa


kelas
a' fungsi dan intensitas Lalu Lintas gunaberdasarkan:
pengaturan penggunaan Jaran kepentingan
dan" Kerancar^., Gtu
Lintas dan Angkut"., Jalan; dan
b. daya dukung untuk menerima muatan
terberat dan dimensi sumbu
Kendaraan g"r*;ior.
(2) Pengelompokan Jalan menurut
keras
dimaksud pada ayat (1) terJiri atas: Jalan sebagaimana
a. jalan I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang
ke.l-as
dapat dilarui Kendaiaan Bermotor
rebar tidak merebihi 2.500 (dua ,ib;dengan ukuran
rima ratus)
m,imeter, ukuran panjang iia"r. me'ieuihi
(delapan 1g.ooo
belas ribu)'miiime-te., ,trr"i
4'200 (empat ribu dua ratus) milimeter, paring tinggi
sumbu terberat 1O (sepuluh) [on; ----vev', dan muatan
b' jalan kelas II, yaitu jalan arteri,
korektor, rokar, dan
lingkunga: yang daiat dilalui k""a-.*u'
dengan ukuran lebai tidak melebihl Bermotor
lima ratus) milimeter, ukur";t;;;j;.rg- i.soo (dua ribu
12,000 (dua belas ribu) *itim;e-o..krr"r, io^L melebihi
tinggi 4'2oo paling
ribu ratus) m,imeter,
muatan sumbu -(empat
terberat g .!ua
(delapanl ton;
dan

c. jalan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-L7-
c kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal,
llt"."
lingkungan yang dan
dapat dilatui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran rebai tidak melebihi 2.ioo
laua ,iuu
seratus) milimeter, ukuran panjang tidak'rr,"t.uihi
9.000 (sembilan ribu) milimetlr, Lk "r.r, p"fi"e
3.500 (tiga ribu- Iima ratus) milimeter, i"" tinggi
sumbu terberat g (delapan) ton; dan ,i."atan
d jalan kelas khusus, yaitu j.l*
arteri yang dapat
dilalui Kendaraan Bermotoi d.engan
melebihi 2.50O (dua ribu lima ratus) lebar
"6r"imilimeter,
ukuran panjang melebihi lg.OOO
^(lelapan
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 b"1"" ribu)
ratus) milimeter, dan *r.di sumbu (;;p;liU,, ar.
dari 10 (sepuluh) ton. terberat lebih

(3) Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan


sebagaimana dimaksud padl- ayat keras III
ditetapkan muatan sumbu teiberai 'k;;;;; c d.apat
1zt rrurur
(delapan) ton. dari 8
(4) Kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan
prasarana jalan diatur ...rr.i -ketentuan
peraturan perundang_undangan dengan
di Uia""fJ.f"rr.
(s) Ketentuan lebih ranjut mengenai jaran
sebagaimana dimaksud prJr'-"y"t kelas khusus
dengan peraturan
(2) huruf d diatur
pemerintah.

Pasal 20
(1) Penetapan kelas jalan pada setiap
ruas jalan d,akukan
oleh:
a. Pemerintah, untuk jalan nasional;
b. pemerintah provinsi, untuk jalan
provinsi;
c. pemerintah kabupaten, untuk jalan
kabupaten; atau
d. pemerintah kota, untuk jalan kota.
(2) Kelas jalan. sebagaimana dimaksud
dinyatakan denganhamUrt t alu Lintas. pada ayat (1)

(3) Ketentuan r;.bih lanjut mengenai pengelompokan


jalan sebagaim".," di*.ksud keras
daram a.J 19 dan tata
ca'ra penetapan kelas jaran.sebagaim"""-ai*"ksud
avat (1) dan avat (2) diatur a..,g"i-p"[;;; pada
pemerintah.

Paragraf 2 . .
PRESI D E N
REPUBLIK INDONESIA

-18-
Paragraf 2
Penggunaan dan perlengkapan Jalan

Pasal 2 1
(1) setiap Jalan mem,iki batas kecepatan paring
ditetapkan secara nasional. tinggi yang

(2) Batas kecepatan paling tinggi sebagaimana


pada ayat (1) - diteitukan berdi.sarkandimaksud
permukimal, klwasan perkot-.r,, -r,,,"rto,a,
kawasan
jalan bebas hambatan. i.t* dan

(3) Atas pertimbangan keselamatan


atau pertimbangan
khusus lainnva, pemerint"rr-o"".ah _
batas kecepdtan qaling ti;* setempat dapat menetapkan
dinyatakan dengan Ram6u ui.,i tirrta". yang harus
(4) pata.s kecepatan paling rendah
- a"""g""-uataspada jalan bebas
hambatan ditetapkan
puluh) kilometer per jam da'iam (enam
kondisi"u"orrit-?o
arus bebas.
(s) Ketentuan rebih ranjut mengenai
sebagaimana dimaksud batas kecepatan
p"au dan ayat (2) diatur
dengan peraturan pemerintah. "y"t
(1)

Pasal 22
(1) Jalan yang- dioperasikan harus
laik fungsi memenuhi persyaratan
Jaran secara ieknis dan administratif.
(2) Penyelenggara.Jaran wajib
melaksanakan uji keraikan
fungsi Jalan sebelum p".r"gop.rasian
Jalan.
(3) Penyelenggar,a Jaran wajib
merakukan
Jalan pada uji keraikan fungsi
.Jalan Iane'";;;h;;;;;*1
daram jangka *u'ktr"p"ri"g 1"."." berkara
lama'l,
dan/atau sesuai d.rrgai r."u-"t.rn;;. '" (sepuruh)
(r( tahun
(4) Uji kelaikan fungsi Jalan sebagaimana dimaksud
ayat (2) dan..ayat (3) d,akukan".Irh-ri--uji pada
Jalan yang dibentui< otef, penyelenggara laik fungsi
Jalan.
(5) Tim uji rai\. fungsi Jalan sebagaimana
ayat (4) terdiri atas un-sul dimaksud pada
yang bertanggung jawab ai pglyelenggara Jalan, instansi
Liaang #;;;an prasarana
k}i tiilil jffi f,:eku tan u at.,,, ""

"it" ii Jp o ri. i ",, ivffi "


(6) Hasil
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-19-
(6) H.asil uji kelaikan fungsi Jaran wajib dipublikasikan
ditindaklanjuti oleh.pinyelenggara Jalan. instansi dan
yang
P:tl""egung jawab ai uidang 1-"r.rr^ dan prasarana
Untas.dan Angkutan Jalanl d,an/ata X"pofi.Ln Lalu
Republik Indonesia Nega.a

(7) uji kelaikan fungsi Jaran dilaksanakan


ketentuan peraturan perundang_undangan.sesuai dengan

Pasal 23

(i) Penyelenggara Jalan dalam melaksanakan preservasi


Jalan dan/atau peningkatan kapasitas
Jaran wajib
menjaga Keamanan, Keselam"t"rr,---iltertiban,
Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan;uf"". dan

(2) Penyelenggara Jalan dalam melaksanakan


sebagaimana dimaksud pada -tii kegiatan
dengan instansi yang birtanggung berkoordinasi
"v"i jawaU di bidang
sarana dan prasarani Laru Lint-a"
i"" "
dan Kepolisian Negara n.puUfit I";";;;il.errgkutan Jalan

Pasal24
(1) Penyelenggara Jalan wajib
memperbaiki Jalan V*gsegera dan patut untuk
rusak
mengakibatkan yang dapat
Kecelaka"r, f,.t, Lintas.
(2) Dalam hal belum dapat dilakukan
rusak sebagaimanl dimaksud perbaikan
-
pada
Jalan yang
penyelenggara Jaran wajib ayat (l),
*"*u"ri ,r"al .,1,,
fl:*_i;13,."1ff Ly, #: "r ""i"
r * ;;;;ri
-ie rambu
4 a a i nya

pasal 25

(1) s"{3p-ialan yang digunakan untuk


waj i b dilen gkapi din gln Lalu Lintas umum
p. ri."elupu" J;i;;*p.,
a. Rambu Lalu Lintas;
b. Marka Jalan.
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. alat penerangan Jalan;
e. alat pengendali dan
pengaman pengguna Jalan;

f. alat
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-20-
f. alat pengawasan dan pengamanan Jalan;
g' fasilitas untuk sepeda, pejaran Kaki, dan penyandang
cacat; dan
h. fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas
dan
Angkutan Jalan dg 6.r"a" di Jalan dan di luar
badan Jalan.
(2) Ketentuan rebih ranjut mengenai perlengkapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Jaran
peraturan pemerintah. d-iatur dengan

pasal 26

(1) Penyediaan pe-rlengkapan Jalan sebagaimana


dalam pasal 25 ayit 1rj aisetenggarakan dimaksud
oleh:
a. Pemerintah untuk jalan nasional;
b. pemerintah provinsi untuk jalan provinsi;
c. pemerintah,. kabupaten/kota untuk
kabupaten/kota dan jalan d..a; .;alan
atau
d. badan usaha jalan tol untuk jalan tol.
(2) Penyediaan perlengkapan Jalan
pada ayat (1) dilaksanakan sebagaimana dimaksud
peraturan
sesuai dengan ketentuan
perundang_undangan.

pasal 27

(1) Perlengkapan Jalan pada jalan


disesuaikan dengan kapasitas,
. lingkungan tertentu
LaIu Lintas.
intensitas, dan volume

(2) Ketentuan mengenai pemasangan


perlengkapan Jalan
lingkungan tertentu diatur dengan
5:3il1r"" peraturan

Pasal 28
(1) Setiap orang dilarang melakukan
mengakibatkan perbuatan yang
kerusakan dan/htau L""egL fungsi
Jalan.

(2) Setiap orang dilarang melakuka-n perbuatan


mengakibatkan gangguan p"g" fungsi yang
Jalan sebagaim"rr" airilksud perlengkapan
i"f.* pasal 25 ayat (l).

BagianKetiga,..
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-2r-
Bagian Ketiga
Dana preservasi Jalan
Pasal 29
(1) untuk mendukung pelayanan Laru Lintas dan
A'gkutan
{"]* -yang aman, Lelamat, tertib, dan lancar kondisi
Jalan harus dipertahankan.
(2) Untuk mempertahankan kondisi Jalan
dimaksud pada ayat (1), diperluka., - olrr.sebagaimana
preservasi
Jalan.
(3) Dana preservasi j"lT digunakan khusus
pemeliharaan, rehabilita"I, d"rr r.t untuk kegiatan
orr.i*tJi .lrtr..,.
(4) Dana preservasi Jaran dapat bersumber pengguna
dari
Jalan dan pengelolaurrr,yl sesuai dengan
peraturan perundang_undan ketentuan
gan.
Pasal 30
Pengelolaan Dana preservasi
Jalan harus
berdasarkan Rlinsip berkelanj"t"", -- dilaksanakan
transparansi, akuntabilitas,
keseimbangan, dan kesesuaian.

Pasal 31
Dana Preservasi Jalan dikerora
Preservasi Jaran yang bertanggungoleh unit pengelola Dana
jawab kepada Menteri di
bidang Jalan.

Pasal 32
Ketentuan mengenai organisasi dan
Dana preservasi'Jaran dfu;; tata kerja unit pengelola
;;ngan peraturan presiden.
Bagian Keempat
Terminal
Paragraf 1
Fungsi, Klasifikasi, dan Tipe Terminal

Pasal 33
(1) Untuk menunjang kelancaran perpindahan
dan/atau -serta
be1arrg orang
keterpaduan intramoda dan
antarmoda di tempat tertentu, -
diselenggarakan - dapat dib"rrg.-,., dan
f."r*irr.i.
(2) Terminal
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-22-
(2) Terminal sebagaimana dimaksud pada
Terminal penumpang dan/atau Termi""l ayat (1) berupa
,;;;";.
Pasal 34

(1) Terminal penumpang sebagaimana dimaksud


3-3 ayat (Z)
dalam
1"."d
dalam tipe :r"T"rul ne-favanannya dikelompokkan
A, tipe B, dan tipl C."
(2) Setiap tipe sebagaimana dimaksud.pada
ayat (1) dibagi
dd"*..P"berapa kelas ueraasarkan intensitas
yang dilayani. Kendaraan

Pasal 35

Untuk kepentingan sendiri, badan usaha


usaha milik daerah, dan swasL aapat milik negara, badan
*"*u"rrgrn
barang sesuai dengan peraturan perundang_undangan. Terminal

Pasal 36
Setiap Kendaraan Bermotor
singgah di Terminal yans Umum dalam trayek wajib
sudah ditentukan, kecuali
ditetapkan lain datam irii tia], k.

Paragraf 2
penetapan Lokasi
Terminal
Pasal 37
(1) Penentuan rokasi Terminal
memperhatikan rencana d,akukan
--i.r,,irr.rdengan
kebutuhan yang
merupakan bagian dari Rencana
Lintas dan Angliutan Jalan. Induk Jaringan Lalu

(2)
Terminal dilakukan dengan
r"Tniffitik"lrro,k..i
a. tingkat aksesibilitas pengguna Jasa angkutan;
b. kesesuaian l.aha1 aerrgan Rencana Tata
Wilayah Nasional, R..rf.rr._ Tata Ruang Ruang
Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota; Wilayah

c. kesesuaian
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-23-
c. kesesuaian dengan rencana pengembangan
kinerja jaringa,- Jalan, jaringan trayek,-dandan/atau
jaringan
lintas;
d. kesesuaian dengan rencana pengembangan
dan/atau
pusat kegiatan;
e. keserasian dan keseimbangan dengan
kegiatan lain;
f. permintaan angkutan;
g. kelayakan teknis, finansial, dan ekonomi;
h. Keamanan dan Keselamatan LaIu Lintas
Angkutan Jalan; dan/atau dan
i. kelestarian lingkungan hidup.

Paragraf 3
Fasilitas Terminal
pasal 3g

(1) penyelenggara Terminal


P.11*p
fasilitas wajib
-----memenuhi menyediakan
Terminal yang persyaratan
ke selamatan dan k.a-".rarr].
(2) Fasilitas Terminal sebagaimana. dimaksud
meliputi fasilitas utama dan fasilitas pada ayat (1)
penu":i"g'
(3) Untuk menjaga kondisi fasilitas Terminal
dimaksud pada ayat (2), penyelenggara sebagaimana
melakukan pemeliharaan. L r- i.r_i.r"f wajib

Paragraf 4
Lingkungan Kerja Terminal

Pasal 39
(1) Lingkungan kerja Terminor merupakan
diperuntukkan blgi daerah yang
fasilitas Terminal.
(2) Lingkungan keda Terminar sebagaimana
ayat (1) dikelola dimaksud pada
penyelenggara
.olehplt.t*rr."r, Terminar dan
digunakan untuk pembangunan,
pengembangan, dan pengoperasian
fasititaJierli.r.r.

(3) Lingkungan
E

PRESIDEN
REPUBLIK INDCNESIA

-24-
(3) k-erja Terminal sebagaimana dimaksud
!]Tk"lgan
ayat (1) ditetapkan dengan pada
kabupaten/kota, peraturan daerah
khusus pTovinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta ditetapka., -J.rrg.r, peraturan
Provinsi. Daerah

Paragraf 5
Pembangunan dan pengoperasian
Terminal
Pasal 40
(1) Pembangunan Terminal harus
dilengkapi de ngan
a. rancang bangun;
b. buku kerja rancang bangun;
c. rencana induk Terminai;
d. analisis dampak Lalu Lintas; dan
e. analisis mengenai dampak lingkungan.
(2) Pengoperasian Terminal meliputi
kegiatan:
a perencanaan;
b pelaksanaan; dan
c, pengawasan operasional
Terminal
pasal 41
(1) t..O.O penyelenggara
Terminal wajib memberikan
pelayanan jasa - Terminai sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan.

(2) Pelayanan jasa Terminar sebagaimana


ayat (1) dikenak_an retribusi dimaksud pada
dengan ketentuan peratur"r, p ,..,g dilaksanakan sesuai
Jrrrrrdan g_undan gan.

paragraf 6
Pengaturan Lebih Lanjut

Pasal 42
Ketentuan rebih lanjut mengenai
penetapan,ou""::^Ssititas, fungsi, krasifikasi, tipe,
.tinikung;;'?A"l p.*uu.,sunan,
rerminai diltur d:;s;.
i#r.rrL:fl:perasian peraturan

Bagian Kelima
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-25-
Bagian Kelima
Fasilitas Parkir

Pasal 43

(1) Penyediaan fasilitas parkir untuk umum


diselenggarakan di ruar Ruang Milik Jaran hanya dapat
sesuai dengan
izin yang diberikan.
(2) Penyelenggaraart fasilitas Parkir di luar
Ruang Milik
Jalan sebagaimana dimaksud p"ir-ly"t (1) dapat
dilakukan gl"! perseorangan warga
atau badan hukum Indones'la U"r"pii negara Indonesia
a. usaha khusus perparkiran; atau
b. penunjang usaha pokok.
(3) Fasilitas parkir di dalam Ruang Milik
Ja-lan hanya dapat
diselenggarakan di tempat tertentu
kabupaten, jalan desa, atau jalan pada jalan
dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas,
kota yang harus
Jalan.
dan/atau Marka

(4) Ketentuan lebih ranjut mengenai pengguna


Parkir, Jasa fasilitas
perizinan,... persyaratan, dan tata
penyelenggaraan fasilitis dan parkir cara
dengan peraturan pemerintah.
untuk umum diatur

Pasal 44
Penetapan lokasi dan pembangunan
umum dilakukan oleh Pemerintah fasilitas parkir untuk
memperhatikan: Daerah dengan
a rencana umum tata ruang;
b analisis dampak lalu lintas;
dan
c. kemudahan bagi pengguna
Jasa.

Bagian Keenam
Fasilitas pendukung

Pasal 45
(1) Fasilitas pendukungpenyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan meliputi: -
a. trotoar;
b. lajur
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

_26_

b. lajur sepeda;
c. tempat penyeberangan pejalan Kaki;
d. Halte; dan/atau
e. fasilitas khusus bagi penyandang
cacat dan manusia
usia lanjut.
(2) Penyediaan fasilitas pendukung sebagaimana
pada ayat (1) diselenggarakan oilf,, dimaksud
a. Pemerintah untuk jalan nasional;
b. pemerintah provinsi untuk jalan
provinsi;
c. pemerintah kabupaten untuk jatan
jalan desa; kabupaten dan
d pemerintah kota untuk jalan kota;
dan
e. badan usaha jalan tol untuk jalan tol.

Pasal 46

(1) Pemerintah datam melaksa-nakan pembangunan,


pengelolaan, dan pemeriharaan
pJ"i"t"ng Lalu
fasilitas
Lintas dan Angkutan -laran- sebagaimana
dalam pasal a5 ayat (2) aapai dimaksud
swasta.
L.t"4a"sam;-;;";., pihak

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembangunan,


pengelolaan, pemelihaiu."rr,
_
serta
fasilitas pendukung Lalu Lintas danspesifikasi teknis
diatur dengan peraturan pemerintah. Angkutan Jalan

BAB VII
KENDARAAN

Bagian Kesatu
Jenis dan Fungsi Kendaraan

Pasal 47
(1) Kendaraan terdiri atas:
a. Kendaraan Bermotor; dan
b. Kendaraan Tidak Bermotor.
(2) Kendaraan Bermotor- sebagaimana-dimaksud
(1) huruf a dikelompokkan Eerdasarkan pada ayat
jenis:
a. sepeda motor;
b. mobil .
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

-27 -

b. mobil penumpang;
c. mobil bus;
d. mobil barang; dan
e. kendaraan khusus
(s) Kendaraan Bermoto^r sebagaimana
(2) huruf b, huruf c, pada
ayat
berdasarkan fungsi:
ain fruruf^dimaksud
a ait<etJmpokkan
a. Kendaraan Bermotor perseorangan;
dan
b. Kendaraan Bermotor Umum.

(4) Kendaraan Tidak Bermotor sebagaimana


ayat (1) huruf b dikelompokkan dimaksud pada
aalam:
a. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga
b. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang; dan
hewan.

Bagian Kedua
Persyaratan Teknis dan Laik
Jaran Kendaraan Bermotor

Pasal 48
(1) setiap Kendaraan Bermotor yalg
harus memenuhi persyaratan dioperasikan di Jaran
teknis dan laik jalan.
(2) teknis sebagaimana dimaksud pada
l;llil?tan ayat (1)
a. susunan;
b. perlengkapan;
c. ukuran;
d. karoseri;
e. ranc€rngan teknis kendaraan
peruntukannya; sesuai dengan
f, pemuatan;
o
b penggunaan;
h penggandengan Kendaraan
Bermotor; dan/atau
i. penempelan Kendaraan Bermotor.

(3) Persyaratan laik, jd*l sebagaimana


dimaksud IB.r*oto,
nada ayat
(I
) ditentukan oreh kine{dili;;; rHff..*
yang diukur sekurang_t uia"g"ya
terdiri atas:
a. emisi gas buang;

b. kebisingan. , .
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-28-
b.
kebisingan suara;
c. efisiensi sistem rem utama;
d. efisiensi sistem rem parkir;
e. kincup roda depan;
f. suara klakson;
o daya pancar
b. dan arah sinar iampu utama;
h. radius putar;
i. akurasi alat penunjuk kecepatan;
j kesesuaian kinerja roda dan kondisi ban;
dan
k. kesesuaian daya mesin penggerak
terhadap berat
Kendaraan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan


laik jalan sebagaimana aimik""d;;J;]v., teknis dan
(3) diatur dengan peraturan pemerintah. (2) dan ayat

Bagian Ketiga
Pengujian Kendaraan Bermotor

Pasal 49

(1) Kendaraan Bermotor, kereta gandengan,


tempelan yanq diimpor, dan kereta
dibuat dan/atau
negeri.yang akan dioperasikan di iatarr- dirakit di dalam
pengujian. *u:iu d,akukan

(2) Pengujian sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) meliputi:
a. uji tipe; dan
b. qji berkala.

Pasal 50
(1) Uji tipe sebagaimana dimaksud dalam pasal
huruf a wajib dilakuka" 49 ayat (2)
b;;i";iap Kend.r-u.r, n.rmotor,

i*_=,1
q:Umt,m rii*:i**,r," J*'*x,Trx,
Kendaraan *."iUauf".r'
Bermotor yang p.*i"t tip..
"r,
(2) uji tipe sebagaimana dimaksud pada ayar (1)
terdiri atas:
a' pengujian fisik untuk pemenuhan
persyaratan teknis
1* .laik jalan yang d,akukan tlrrrli"J''rarrda"r.r,
Kendaraan Bermotoidan Kendaraan
keadaan lengkap; dan Bermotor dalam

b.penelitian...
PRESID EN
REPUBLIK INDONESIA

-29-
b' penelitian rancarlg- bangun dan rekayasa
Kendaraan
Bermotor yang ditakulian terhadaf" r"L"rr_rumah,
bak muatan, kereta gandengan, keret.
Kendaraan Bermo tor yan g di-modifi kasi
t.*p.lan, dan
tip;;y".
(3) Uji tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh unit
perat".". uji tipe pemerintah,
(4) Ketentuan lebih lanjut-.mengenai uji tipe dan unit
.
pelaksana sebagaimaria aimatJuO.pada
(3) diatur dengan peraturan pemerintah.
ayat (l) dan ayat

Pasal 51
(1) Landasan Kendaraan Bermotor dan
dalam keadaan.Jengkap y;; telah Kendaraan
lulus
Bermotor
sertifikat lulus uji tipe. uji tipe diberi

(2) Rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan,


tempelan, dan modifikasi tipe r."a*.-a' kereta
telah lurus uji tipe diterbitkan rrrat Bermotor yang
pengesahan rancang bangun keputusan
dan ,.t"V".".
(3) Penanggung jawab pembuatan,
perakitan, pengimporan
landasan Kendaraa" g.rrrrotor
din Kendaraan Bermotor
dalam keadaan lengkap, rumah_ru*ufr,
kereta gandengan da-n kereta tempelan, U^t muatan,
serta Kendaraan
|:Jnffi
vans dimodi fi kasi r, aru!-;;;; r*.,.""',ip.
"

(4) sebagai bukti terah dilakukan registrasi


sebagaimana dimaksud tipe produksi
nlda "rJ \-t, fiberikan tanda
bukti sertifikat registrasi .I.;i tip.." (3i,

(5) Sebagai. jaminan kesesuaian


produksinya terhadap sertifikat spesifikasi teknik seri
sampel oleh unit pelaksana uji
,I:l-,rp., d,akukan uji
tipe irem!rirr,"r,.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai
modifikasi dan uji tipe
diatur dengan peraturan pemerintdh.

Pasal 52
,l \!
\

lrRESil._rEt!
REPUBLIK INDONESIA

_30_

Pasal 52
(1) Modifikasi Kendaraan Bermotor sebagaimana
dalam Pasal 50 ayat (1) dapat berupa dimaksud
mesin, dan kemampuan daya angkut. iloaifitu"i dimensi,

(2) Modifikasi Kendaraan Bermotor sebagaimana


pada ayat (1) tidak boleh membahayakan dimaksud
berlalu ,r1]i:: mengganggu arus talu keselamatan
lapis lintas, serta
X},.fi::U
perkeiasan /daya a"r""g jalan yans

(3) setiap Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi


mengubah sehingga
persyaratan konstruksi dan materiar
dilakukan uji tipe ulang. wajib

(4) Bagi Kendaraan Bermotor yang telah diuji tipe ulang


sebagaimana dimaksud pada
registrasi dan identifikasi ulang. \-,' i^rr"
*"t - (a); --ql d,akukan

Pasal 53

(1) Uji berkara s-ebagaimana dimaksud daram pasal


(2) huruf b diwajibkan untut 49 ayat
moUit *;;*pang umum,
mobil bus, mobii barang, kereta gandengan,
tempelan yang dioperasifan di Jalin. ---o+ dan kereta
(2) sebagaimana dimaksud pada ayat
l'ii,Hf?"?iiffia (1)
a. pemeriksaan dan pengujian lisik
Bermotor; dan Kendaraan
b. pengesahan hasil uji.
(3) Kegiatan pemeriksaan dan
.pengujian fisik Kendaraan
Bermotor sebagaimana dimaf#;;.
dilaksanakan oleh: ;;;, (2) huruf a
a. unit pelaksana pengujian
kabupaten/kota; pemerintah
b. unit pelak:Ta agen t"lgq.l pemegang
mendapat izin dari pemerintah;-"tur- . merek yang
c. unit pelaksana pengujian swasta yang
mendapatkan
izin dari pemerintahl -

Pasal 54
W FJRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 31 -
pasal 54

(1) Pemeriksaan .la.n pengujian fisik mobil


umum, mobil bus, mobii barang, kendaraan penumpang
khusus]
\9ref gandengan, dan kereta tempelan sebagaimana
dimaksud dalam pasar s3 ayat (2i huruf a meriputi
pengujian terhadap persyarat.., t"t ri.
a"" f"iq:alan.
(2) Pengujian terhadap. persyaratan teknis
dimaksud pada .y"[ 1ri
_ sebagaimana
meiiputi:
a. susunan;
b. perlengkapan;
c. ukuran;
d. karoseri; dan
e' rancangan teknis Kendaraan Bermotor sesuai
peruntukannya. dengan

(3) Pengujian terhadap persyaratan laik jalan


dimaksud pada ayit [ry sebagaimana
""trr.r,g_k";;;ya meriputi:
a. emisi gas buang Kendaraan Bermotor;
b. tingkat kebisingan;
c. kemampuan rem utama;
d. kemampuan rem parkir;
e. kincup roda depan;
f. kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama;
g. akurasi alat penunjuk kecepatan; dan
h. kedalaman alur ban.
(4) Pengujian terhadap persyaratan laik jaran
gandengan dan kereta tlmpllan kereta
rem, kedalaman alur ban, dan uji-.rip"ii uji kemampuan
"i;i:;l;p".
(5) Bukti lulus uji berkala hasil pemeriksaan
fisik sebagaimana dimaksud dan pengujian
pemberian kartu uji dan tanda .pada (1) berupa
uji. --- "V^t
(6) Kartu uji berkala sebagaimana dimaksud
memuat keterangan tentang i,i."tin[""ipada ayat (5)
Bermotor dan. identitas pemiti-t .p."ifiilt Kendaraan
,
uji, dan masa berlaku trasit uji. ' ----l teknis, hasir

(7) Tanda uj i,berkala sebagaimana dimaksud pada


memuat keterangan tentang identifikasi ayat (S)
Bermotor dan masa berlaku ha-sil uji. - -- Kendaraan

Pasal 55
PRE SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-32_
Pasal 55
(1) Pengesahan_hasir.uji..seb.paimana dimaksud dalam pasal
53 ayat (2) huruf U aiUeritL oleh:
a petugas yang memiliki kompetensi
yang ditetapkan
oleh Menteri yang Uertang!.rng jawab-
sara.na dan prasarana Lalu t iitas di bidang
d"" Lngkutan
Jalan atas usul gubernur untuk pengujian
dilakukan yang
oleh unit pelakr.rra pengujian pemerintah
kabupaten/kota; dan-
b petugas swasta yang memiliki
kompetensi yang
ditetapkan oleh trlentel y.rrg -t".,"rrge,:r,g
bidang sarana dan p.".".?rr" Lalu jlwau ai
Angkutan Jalan untuk p."grii"r, yang Lintas dan
dilakukan
unit pelaksana p"rrgrji..," i*.1 tunggal pemegang oleh
merek dan unit pelaksana peniujian
silstu.-----
(2) Kompetensi petugas sebagaimana.
dibuktikan dengan sertifitat tandadimaksud pada ayat (1)
pelatihan. lurus pendidikan dan

Pasal 56

Ketentuan lebih ranjut mengenai


dimaksud dalam pasar si, F"r"l uji berkara sebagaimana
dengan peraturan pemerintah. 54, dan pasal 5s diatur

Bagian Keempat
Perlengkapan Kendaraan Bermotor

pasal 57

(1) Setiap Kendaraan Bermotor


wajib dilengkapi denganyang dioperasikan di Jalan
perlengkapan Kendaraan
Bermotor.

(2) Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi


Sepeda Motor berufa helm standar
nasional Indonesia.
(3) Perlengkapan sebagaimana dimaksud
Kendaraan Bermotor beroda empat pada ayat (1) bagi
kurangnya terdiri atas: atau rebih sekurang-
a. sabuk keselamatan;
b. ban cadangan;
c. segitiga .
I,RESIt.,rEN
REPUBL-IK INDONESIA

-33-
c segitiga pengaman;
d dongkrak;
e pembuka roda;
f. helm dan romoi pemantul cahaya bagi pengemudi
Kendaraan Bermotor beroda empat atau
tidak lebih yang
memiliki rumah-rumah; dan
g' peralatan pertorongan pertama pada
Kecelakaan Lalu
Lintas.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perlengkapan
Kendaraan Bermotor se6agaimurruti*.k"JJ-pada
(1), ayat (2), dan ayat [sy---Jratur dengan ayat
pemerintah. peraturan

pasal 5g

Setiap Kendaraan Bermotor yang


dioperasikan di Jalan
dilarang memasang-.perlengkapan yang
keselamatan berlatri tirrt"". " dapat mengganggu

Pasal 59

(1) Untuk kepentingan tertentu, Kendaraan


dilengkapi dengan lampu isyarat dan/atauBermotor dapat
sirene.
(21
*T,:,HymJ,.oagaimana dimaksud pada ayat (1)
a. merah;
b. biru; dan
c. kuning.
(3) Lampu isyarat warna merah
dimaksud pada. ayat (2) huruf atau biru sebagaimana
sebagaimana dirnak"iri a dan hu*r u serta sirene
p"a" LJrrr'g.i sebagai
"v"t-iii
tanda Kendaraan Bermoto, y.rrg
memiliki hak utama.
(4) Lampu isyarat warna kuning
pada ayat (2) huruf c berfung"i sebagaimana dimaksud
kepada pengguna Jalan lain. ""p.giil"rra. peringatan
(5) Penggunaan isyarat dan sirene sebagaimana
.lampu
dimaksud pada ayat (1)-4il ayat (2) sebagai berikut:
a. lampu isyarat warna biru dan si.ene digunakan
untuk Kendaraan Be petugas
NegaraRepubliklnaor,""l[otot Kepolisian

b. lampu...
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-34-
b Iarnp-u isyarat warna merah dan sirene
digunakan
untuk Kendaraan Bermotor tahanan, p."?u*^f.r.,
Tentara Nasional Indonesia, pemadam'keb"akaran,
ambulans, palang merah, ,""roL, dan jenazafr;
J".,
c lamp,u isyarat warna kuning tanpa sirene
digunakan
untuk Kendaraan Bermotor patroli jalan tol,
pengawasan sarana dan prasarana
Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, perawatan dan pembersihan
umum, menderek Kendaraan, dln angkutan fasilitas
khusus. bu...rg

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan,


dan tata cara prosedur,
.pemasangan lampu
-pada isyarat dan sirene
sebagaimana dimaksud ayat (1)
peraturan pemerintah. diatur dengan

(7) Ketentuan lebih, lanjut mengenai tata cara


lampu isyarat dan Liren. penggunaan
ayat (1) diatur. d:rg.l peraturan
"Juug"imana aimltsua pada
Negara Republik Indoriesia.'
Kepala Kepolisian

Bagian Kelima
Bengkel Umum Kendaraan Bermotor

Pasal 60
(1) Bengkel umum Kendaraan Bermotor
memperbaiki dan merawat Kendaraan berfungsi untuk
memenuhi
Bermotor, wajib
persyaratan teknis dan fark.;afan.
(2) Bengkel umum yalq mempunyai akreditasi
tertentu dapat melakukan pengujian berkaradan kualitas
Bermotor. Kendaraan

(3) Penyelenggarlll bengkel umum sebagaimana


pada ayat dimaksud
"p"r"V"ratan
Jtt wajlU memenuhi yang
ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di
bidang industri,

(4) Penyelenggaraan bengkel umum


sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus mendapatkan izin da;i- pemerintah
kab rpa-ten/kota berdasarkan rekomendasi
Kepolisian Negara Republik tndonesla. dari

(5) pengawasan .
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA

-35_
(5) Pengawasan terhadap bengkel
umum Kendaraan
Bermotor sebagaimaia'a,iriarcsud-";;"
.
dilaksanakan olef, p" *"iin t"r, ayat (1)
UUup^t.il.o t..
(6) Ketentuan lebih ranjut mengenai
*ii""'
persyaratan dan tata
;H:,,i:ffi:"#::flffi bengker
""i"*' ;;";;;
Bagian Keenam
Kendaraan Tidak Bermotor

pasal 61

(1) Setiap Kendaraan Tidak Bermotor


yang dioperasikan di
memenuhi persyaratan tiesetamatan,
#rlirrr,*"i'o
a . persyaratan teknis;
dan
b persyaratan tata
cara memuat barang.
(2) Persyaratan teknis sebagaimana
huruf a sekura"g_t".u"i"yu dimaksud pada ayat (1)
meliputi
a. konstruksi; :

b. sistem kemudi;
c. sistem roda;
d. sistem rem;
e. lampu dan pemantul cahayai
f. alat peringatan dengan bunyi. dan
(3) Persyaratan tata cara r
trL*"#i, mih1.,TXi, o'ffi :_,:: li?:il:;:
(4) Ketentuan
_ lebih . hnjuj -mengenai persyaratan
5ffiffi::""d:Hft'ilffi1,h"ffi-ffi: avat ( 1) diatur

Pasal 62
(1) memberikan kemudahan
ffil"J::!}:1[:-" berraru rintas

(2) Pesepeda
W
iTRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-36-
(2) Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung
keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan keLr".r"., dalam
berlalu
untas.

Pasal 63

(1) Pemerintah Daerah dapat menentukan jenis


penggunaan Kendaraan Tidak Bermotor dan
sesuai dengan
di daerah;t;
karakteristik dan kebutuhan daerah.
(2) Ketentuan t:pih lanjut mengenai jenis dan
penggunaan
Kendaraan Tidak Bermotor
".u"g*i**r
ayat (1) diatur dengan peraturan Jl-^ksud pada
daerah kabupaten/kota.
(3) Ketentuan t:pih lanjut mengenai jenis
dan penggunaan
Kendaraan Tidak Bermotor ..u"g"i*".,.
di*"ksud pada
(1) yang bersifat rintas kabupat..rTt
]vat
dengan peraturan daerah provinsi. ot" diatur

Bagian Ketujuh
Registrasi dan Identifikasi Kendaraan
Bermotor
Pasal 64

(1) Setiap Kendaraan Bermotor wajib


diregistrasikan
(2) Registrasi sebagaimana dimaksud pada
a. registrasi Kendaraan Bermotor baru; ayat (1) meliputi:
b' registrasi perubahan identitas Kendaraan Bermotor
dan pemilik;
c registrasi perpanjangan Kendaraan Bermotor;
dan/atau
d. registrasi pengesahan Kendara€Ln
Bermotor.
(3) Registrasi Kendaraan Bermotor sebagaimana
pada ayat (1) bertujuan untuk: dimaksud
a. tertib administrasi;
b pengendalian dan pengawa
Kendaraan Bermotor
yang dioperasitan di Inlonesia;
c. mempermudah penyidikan pelanggaran
kejahatan; dan/atau

d. perencanaan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-37-
d' perencanaan, operasional Manajemen
dan Rekayasa
Lalu Lintas dan Angkutan Jalanidan
e. perencanaan pembangunan nasional.

(4) Registrasi Kendaraan Bermotor dilaksanakan


Kepolisian Negara Republik Indonesia oleh
manajemen registrasi melalui sistern
Kendaraan Bermotor.
(s) Data registrasi dan identifikasi Kendaraan
Bermotor
y:*plkan bagian dari sistem Informasi aan xomunikasi
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan digun;k""
forensik kepolisian. untuk

(6) Ketentuan lebih lanjrl! mengenai registrasi


sebagaimana
dimaksud pada aryi 121 diaiur deng"an p;;;,";;n
Kepolisian Negara Repu'Utit Indonesia. Kepala

Pasal 65

(1) Registrasi Kendaraan Bermotor


dimaksud pasar
baru sebagaimana
daram 64 ayat (2) hurur a
kegiatan: meriputi
a' registrasi dan identifikasi Kendaraan
Bermotor dan
pemiliknya;
b' penerbitan Buku pemilik Kendaraan
Bermotor; dan
c' penerbitan Surat randa Nomor
Kendaraan Bermotor
dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor.
(2) sebagai bukti bahwa Kendaraan
Bermotor terah
diregisrrasi, pemilik diberi 8"il----p";irk
Bermotor, Kendaraan
Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor,
Tanda Nomor Kendaraan Be.motor. dan

Pasal 66

Registrasi dan identifikasi


pertama kali harus memenuhi Kendaraan Bermotor untuk
persyaratan:
a. memiliki sertifikat registrasi uji tipo;
b' memiliki bukti kepem,ikan Kendaraan
Bermotor yang sah;
c' memiliki hasil pemeriksaan cek fisik
Kendaraan Bermotor.

Pasal 67 .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-38-
Pasal 67

(1) Registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor,


pembayaran pajak Kendaraan Bermotor,
pembayaran Sumbangan wajib Dana Kecelakaan dan
Lintas dan Angkutan Jalan diselenggurut.r, secara Lalu
terintegrasi dan terkoordinasi dalam siJfm Administrasi
Manunggal Satu Atap.

(2) Sarana dan prasarana penyelenggaraan Sistem


Administrasi Manunggal Satu Atap sebagaimana
dimaksud pada ayat -[t; disediakan
_
oleh pemerintah
Daerah.

(3) Mekanisme penyerenggaraan sistem Administrasi


Manunggal satu Atap rikoordinasikan oleh-
Negara Republik Indonesia. Keporisian

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan


prosedur serta pelaksanaan sistem dan
Administrasi
Manunggal Satu Atip sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1) diatur dengan peraturan presiden.

Pasal 68
(1) setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan
wajib dilengkapi dengan surat tanaa Nomor di Jalan
Bermotor dan Tand. Norrro, Kendaraan Kendaraan
Bermotor.
(2) surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor sebagaimana
dimaksud p"d3 ayat (1) memuat
.
Bermotor, identitas ;;i" Kendaraan
pemirik, nomor registrasi Kendaraan
Bermotor, dan *".rb"rlaku.
(3) Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
dimaksud sebagaimana
pada ayat (1) memuat kode wilayah,
registrasi, dan masa berlaku. nomor

(4) Tanda Nomor Kendaraan Bermotor


syarat bentuk, harus memenuhi
ukuran, bahah, warna, dan cara
pemasangan.

(s) selain Tanda Nomor Kendaraan Bermotor


djmaksud pada ayat (3) dapat Jikeluarkan sebagaimana
Kendaraan Bermotor khusus dan/atau Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor rahasia. Tanda Nomor

(6) Ketentuan...
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA

-39_
(6) Ketentuan rebih ranjut mengenai surat
Tanda Nomor
Kendaraan Bermotoi dan landa Nomor
Bermotor diatur- d.engan peraturan Kepala Kendaraan
Negara Republik Indonisia.' Kepolisian

Pasal 69

(1) setiap Kendaraan Bermotor yang berum


diregistrasi dapat
dioperasikan di Jalan untuk"kep";ii"g"ri
t"rt"r,tu den gan
dilengkapi surat Tanda coba Kendaiaa''Bermotor
Tanda Coba Nomor Kendaraan Bermotor. dan

(2) Surat Tanda coba Kendaraan Bermotor


Nomor Kendaraan Bermotor_ sebagaim.rr"dan Tanda coba
Ji*"ksud pada
ayat (1) diberikan oleh x"pofsian--N"g.r.
Indonesia kepada badan Republik
,"ih. di bida'ng penjualan,
pembuaran, perakitan, atau impor
K;"J;;;"r Bermotor.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan
cara pemberian dan penggunaan Surat dan tata
Kendaraan Bermotor aan r'anaa coba Tanda Coba
Bermotor dr,"l.y., d.engan peraturan Nomo. Kendaraan
Negara Republik Indon"esia.'
Kepala Kepolisian

Pasal 70
(1) Buku pemitik Kendaraan Bermotor
kepemilikannya tidak berraku
-" serama
d ipinJah t"rrg.rrt"r..
(2) surat randa Nomor Kendaraan Bermotor
Nomor Kendaraan Bermotor berraku dan Tanda
tahun, yang harus dimintakan ""iu-. s (lima)
pengesahan setiap tahun.
(3) sebelum berakhirnya jangka waktu
dimaksud pada sebagaimana
aylt
(2), Su.at Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor dan Tand"'No*or Kendaraar-glr-otor
diajukan permohon.r, wajib
p.rf"njangan.
Pasal 71

(1) Pemilik Kendaraan Bermotor wajib


Kepolisian Negara Republik 1.,ao.,."i. meraporkan
jika:
kepada
a. bukti registrasi hilang atau rusak;
b' spesifikasi teknis dan/atau fungsi
Bermotor diubah; Kendaraan

c.kepemilikan...
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-40-
c kepemilikan Kendaraan Bermotor beralih; atau
d Kendaraan Bermotor digunakan secara terus_
menerus lebih
$ari g (tiga) bulan di luar wilayah
Kendaraan diregistrasi.

(2) Pelaporan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud


pada.ayat (1) huruf a, huruf b, dan himf
Ji""*paikan
" di tempat
!1tna9a Kepolisian Negara Republik Indonesia
Kendaraan Bermotor tersebut ierakhir diregistrasi.

(s) Pelaporan Kendaraan Bermotor sebagaimana


dimaksud
-f."p"a" Kepolisian
P3d. ayat (1) l.Y."l d. disampaikan
Negara Republik Indonesia
Bermotor tersebut dioperasikan.
di t"*p"i- Kendaraan

Pasal 72

(1) Registrasi Kendaraan Bermotor Tentara Nasional


Indonesia diatur dengan peraturan pangrima Tentara
Nasional Indonesia_
.
din diraporkan pendataan
""t,ir.
kepada Kepolisian Negara RepuUtit Indonesia.

(2) Registrasi Kendaraan Bermotor Kepolisian Negara


Republik Indonesia diatur dengan peraturan
Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia
(3) Registrasi Kendaraan Bermotor perwakilan
negara asing
de'n
-lembaga internasionar diaiur dengan -peraturan
Kepala Kepolisian Negara Republik IndonJsia. '

Pasal 73
(1) Kendaraan Bermotor Umum yang telah
diregistrasi dapat
dihapus dari daftar registra.i d.r, identifikasi
Bermotor Umum atas dasar: Kendaraan
a' permintaan pemilik Kendaraan Bermotor Umum; atau
b. usu-lan pejabat yang berwenang memberi izin
angkutan umum.
(2) Setiap Kendaraan Bermotor Umum yang
digunakan sebagai angkutan umum wajib tidak lagi
dihapuskan
dari daftar registrasi dan identifikasi Kendaraan
Bermotor
Umum.

Pasal 74 .
IJRESIIJfN
REPLJE}LIK INDONESIA

-4t-
Pasal T4

(1) Kendaraan Bermotor yang telah diregistrasi


sebagaimana
dimaksud daram pasd 6? ayat (r)-dlpat dihapus
dari
daftar registrasi dan identifika"i x"rri"ru."r, Bermotor
atas dasar:
a. permintaan pemilik Kendaraan Bermotor; atau
b' pertimbangan pejabat yang berwenang meraksanakan
registrasi Kendaraan Bermotor.

(2) Penghapusan registrasi dan identifikasi Kendaraan


Bermotor sebagaimana dimaksud p"J"-"y"t (1) huruf b
dapat dilakukan jika:
a' Kendaraan Bermotor rusak berat sehingga tidak
dapatdioperasikan; atau
b' pemilik Kendaraan Bermotor tidak merakukan
registrasi urang sekurang-kurangnvi z (dua)
tahun
setelah habis masa beilaku Sirrat randa Nomor
Kendaraan Bermotor.
(3) Kendaraan Bermotor yang telah dihapus
sebagaimana
dimaksud pada avat (li tid;k a"p"t Jii"[i"t""i
kembari.
Pasal 75
Ketentuan lebih lanjut mengenai Buku pemilik
Bermotor, penghapus"r, regi#asi dan Kendaraan
identifikasi
Bermotor sebagaimana diriaksud dalam pasJ Kendaraan
dan Pasal T4 d;alur dengan peraturan Kepara pasa r 23,
70,
Negara Republik Indonesia. Keporisian

Bagian Kedelapan
Sanksi Administratif

Pasal 76
(1) Setiap orang y"1q melanggar ketentuan pasal
Pasal 54 ayat (2j atau llat (3), atau pasal 53 ayat (1),
dikenai sanksi administ..iif b..Lp., 60 ayat (3)
a. peringatan tertulis;
b. pembayaran denda;
c. pembekuan izin; dan/atau
d. pencabutan izin.

(2) Setiap
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

_42_
(2) Setiap orang yalgmenyelenggarakan bengkel umum
yang melanggar ketentuan pasal 60 ayat
sanksi administratif berupa: ls) dikenai
a. peringatan tertulis;
b, pembayaran denda; dan/atau
c. penutupan bengkel umum.
(3) Setiap petugas pengesah swasta yang
ketentua" melanggar
13.."1 s4 ayit (2) atau ayat (3) dikenai sanksi
administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembayaran denda;
c, pembekuan sertilikat pengesah; dan/atau
d. pencabutan sertifikat pengesah.

(4) Setiap petugas penguji atau pengesah


uji berkala 1,ang
melanggar ketentuin pasal s+ TVit
dikenai sanksi administratif^ til atau ayat (3)
peraturan perundang_ undangan."."r"i-a'Jrlg"., ketentuan
(5) Ketentuan rebih lanjut mengenai kriteria
dan tara cara
pengenaan sanksi administratif sebagaimana
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat dimaksud
peraturan pemerintah. fdt diatur dengan

BAB VIII
PENGEMUDI

Bagian Kesatu
Surat Izin Mengemudi

Paragraf 1
Persyaratan pengemudi

Pasal 77
(1) Setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor di
Jalan wajib *.-ititi surai Izin rra."g.*"ii sesuai
dengan jenis Kendaraa.,g"r;otor yang dikemudikan.

(2) Surat
TJRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-43_
(2) surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas 2 (dua)jenis:
a' surat rzin Mengemudi Kendaraan Bermotor
perseorangan; dan
b' surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor umum.
(3) Untuk mendapatkan Surat lzin Mengemudi, calon
Pengemudi harus memiliki kompetensi mengemudi
yang
9".p?, diperoleh merarui pendidik"r, a"rr-p.i"iin"" atau
belajar sendiri.
(4) Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi
Bermotor Umum,. calon pengemudi wajib Kendaraan
pendidikan dan pelatihan eengJmudi angkutan mengikuti
umum.
(s) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud
pada
lYat (a) hanya diikuti oleh orang yang telah memiliki
surat rzin Mengemudi untuk Kendaraan Bermotor
perseorangan.

Paragraf 2
Pendidikan dan pelatihan pengemudi

Pasal 78

(1) Pendidikan dan pelatihan mengemudi


oleh lembaga yang mendapat izin dan diselenggarakan
terakreditasi dari
Pemerintah.
(2) lzin penyelenggaraan pendidikan dan
mengemudi yang peratihan
diberikan-oreh pemerintah seuagaimana
dimaksud pada ayat (1) d,aksanakln -Lr"r, pemerintah
Daerah,
(3) lzin penyele_nggar1ln pendidikan
mengemudi yang diberikin.. dan pelatihan
oreh pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada
"v"r- rzl dilaksanakan
berdasarkan norma, standar, p.o"idur,'dan
ditetapkan,oreh-Menteri yang rnembidangi kriteria yang
Prasarana Lalu Lintas aan angtutan sarana dan
Kepolisian
.r"i"" serta Kepara
Negara Republik Indonesia
(4) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan
peraturan perundang_undangan. ketentuan

Pasal 79
W PRESID EN
REPUBLIK INDONESIA

-44-
Pasal 79

(1) setiap calon pengemudi pada saat belajar mengemudi


atau mengikuti ujian praktik mengemuai ai Jalai
didampingi instruktur Ltau penguji. wajib

(2) Instruktur atau penguji sebagaimana dimaksud


pada
(1) bertanggung jawab atrs pelangg*.rr-
]Yat. aan/atau
Kecelakaan LaIu t intas yang terjadi saat calon
Pengemudi belajar atau menjalanlujian.

Paragraf 3
Bentuk dan penggolongan Surat Izin Mengemudi

Pasal 80

Surat lzin Mengemudi untuk


perseorangan sebagaimana dimaksud Kendaraan Bermotor
dalam pasal 77 ayat (i)
huruf a digolongkan menjadi:
a' Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan
mobil penumpang dan barang perseorangan
jumlah berat yang dip"rbolehkan"tidJ-mlbbihi dengan
ribu lima ratus) titogi"*; 3.s00 (tiga
b' surat Izin Mengemudi B I berraku untuk
mengemudikan
mobil penumpang dan b-a1ang perseorangan
jumlah berat V?"E diperbolehk; dengan
ieUifr dari 3.SOO (tiga
ribu lima ratus) kilogram;
c' Surat Izin Mengemudi B II berlaku untuk
mengemudikan
Kendaraan arat berat, Kendaraan penarik,
Bermotor dengan menarik kereta 'temperan atau Kendaraan
gandengan perseorangan dengan atau
berat yang diperborehkan
untuk kereta tempelin atau gandengan tJu*r
(seribu) kilogram; aari 1.000
d' surat Izin Mengemudi c berraku untuk mengemudikan
Sepeda Motor; dan
e' surat Izin Mengemudi D berlaku untuk mengemudikan
kendaraan khusus bagi penyandang
cacat.
Pasal 81
(1) untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi sebagaimana
dimaksud daram pasar TZ, setiap or""g
persyaratan usia, administratif, rrurus memenuhi
kese-hatan, dan lulus
ujian.

(2) Syarat...
I)RESIDEN
TILPUBL IK INDONESIA

-45-
(2) syarat usia
-.sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan paling,endah sebagai U"rit rt,
a. usia rz (tujuh belas) tahun untuk surat Izin
Mengemudi A, Surat Izin Mengemudi C, dan Sr..i
Izin Mengemudi D;
b. usia 20 .l{"u puluh) tahun untuk Surat Izin
Mengemudi B I; dan
c. usia 2l (d.ua puluh satu) tahun untuk surat lzin
Mengemudi B II.

(3) Syarat administratif sebagaimana dimaksud pada


ayat (1)
meliputi:
a' identitas diri berupa Kartu Tanda penduduk;
b. pengisian formulir permohonan; dan
c. rumusan sidik jari.
(4) syarat kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (i)
meliputi:
a' sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter;
dan
b. sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis.
(5) syarat lulus ujian sebagaimana dimaksud pada
meliputi: ayat (1)
a. ujian teori;
b. ujian praktik; dan/atau
c. ujian keterampilan melalui simulator.
(6) selain.persyaratan sebagaimana
ayat (3), ayal $), d; ayat dimaksud
(S),
pada ayat (2),
setiap pengemudi
Kendaraan Bermotor yang 'akan mengajukan
permohonan:
a' Surat Izin-Mengemudi B I harus mem,iki Surat
Mengemudi A sekurang_kurangnv" li (dua Izin
belas)
bulan; dan
b' surat Izin-Mengemudi B II harus mem,iki Surat Izin
Mengemudi B i sekurang-tcurhng;t;-L (dua
belas)
bulan.

Pasal 82
f:rRfslt)[N
REPUBLIK INDONESIA

-46-
Pasal 82

Surat rzin Mengemudi untuk Kendaraan


sebagaimana dimaksud daram pasal Ti Bermotor Umum
digolongkan menjadi: "v", @ huruf b
a. Surat rzin Mengemudi A Umum berlaku untuk
mengemudikan kendaraan bermotor umum dan uur^.rg
-tidak
le1san jum.l.ah -berat yang diperbolehkan melebihi
3.500 (tiga ribu lima ralusl-titogram;
b' surat rzin Mengemudi B I umum berraku untuk
mengemudika,n
-
mobil penumpang dan barang umum
9:"g.r, jumlah berat yang aipeiuoiehkan teuitr dari 3.500
(tiga ribu lima ratus) kilogiam; dan
c. surat rzin Mengemudi B II Umum berlaku untuk
mengemudikan Kendaraan penarik atau Kendaraan
Bermotor dengan menarik kereta tempeiar,
gandengan dengan atau
berat yang
diperbolehkan untuk kereta
tempelan atau gandengan - teuih dari i.ooo
kilogram. lseribu)

Pasal 83
(1) setiap.orang yang mengajukan permohonan
memiliki surat - untuk dapat
-rzin
Bermotor umum harus
Mengemudi untuk Kendaraan
mem"enuhi p.r.yar.tan usia dan
persyaratan khusus.

(2) syarat usia untuk mendapatkan Surat Izin


Kendaraan Mengemudi
Bermotor Umum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan paling r""a"fi ..1"g",
berikut:
a. usia 20 puluh) tahun untuk Surat rzin
Mengemudi-(dua
A Umum;
b. usia 22 (gr1 puluh dua) tahun untuk Surat
MengemudiBlUmum; dan tzin
c. usia 23 (gr1a puluh tiga) tahun untuk Surat
Mengemudi B II Umum. tzin

(3) Persyaratan,khusus sebagaimana


sebagai berikut: aksud pada ayat (i)
a. lulus ujian teori yang meliputi pengetahuan
mengenal:
1. pelayanan angkutan umum;
2. fasilitas umum dan fasilitas sosial;
3. pengujian Kendaraan Bermotor;
4. tata cara mengangkut orang dan/atau barang;

5. tempat
If,RESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-47 -

5. tempat penting di wilayah domisili;


6. jenis barang berbahaya; dan
7. pengoperasian peralatan keamanan.
b. lulus ujian praktik, yang meliputi:
1. menaikkan dan menurunkan penumpang
dan/atau barang di Terminal dan di tempat
tertentu lainnya;
2 tata cara mengangkut orang dan/atau barang;
3 mengtsl surat muatan;
4 etika Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum;
dan
5 pengoperasian peralatan keamanan.

(4) Dengan memperhatikan syarat


Kendaraan Bermotor yangusia, setiap pengemudi
permohonan:
akan mengajukan
a. surat Izin Mengemudi A Umum harus mem,iki
Izin Mengemudi A sekurang-kurangn ya t2 (dua Surat
belas)
bulan;
b' untuk Surat rzin Mengemudi B I Umum harus
memiliki Surat Izin Mengemudi B I atau
Mengemudi A Umum ..-kr.".rg-kurangnya
surat Izin
belas)
12 (dua
bulan; dan
c' untuk surat rzin Mengemudi B II Umum harus
memiliki surat Izin Mengemudi B II atau surat
Mengemudi B I Umum ..t r.r"rrg.krr"rrgrry" Izin
belas) bulan. 12 (dua

(5) Selain harus memenuhi persyaratan


persyaratal khu.sus sebagaimana usia dan
dimaksud pada
dan ayat (3), setiap o.".riy.ng mengajukan "y";Ai
untuk memperoleh surai rzln rrr.iig.*"aipermohonan
Bermotor Umum harus memenuhi Kendaraan ketentuan
sebagaimana dimaksud daram p"";i-aJ-Ivat tst dan ayat
(4).

Pasal 84
surat rzin Mengemudi untuk Kendaraan
Bermotor dapat
digunakan sebigai surat rri"---rr,r'.ii,,.Iai
Bermotor yang jumlah beratn}ra sama Kendaraan
sebagai berikut: atau lebih rendah,
a' Surat rzin Mengemudi A Umum dapat berraku
mengemudikan Kendaraan Bermotor untuk
menggunakan Surat Izin vang
- ( seharusnya
Mengemudi A;
b. Surat
trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

_48_
b' surat rzin- Mengemudi B I dapat berlaku
mengemudikan Kendaraan untuk
BermotSr yang seharusnya
menggunakan Surat Izin Mengemudi A;
c' surat Izin Jvlengemudi B I Umum dapat berraku
mengemudikan Kendaraan B_ermotor'yang untuk
menggunakan seharusnya
surat rzin Mengemudi A, surat rzin
Mengemudi A Umum, dan Surat ZTn Vf..rgemudi
B I;
d' Surat rzin Mengemudi B II dapat berraku
- Kendaraan
mengemudikan untuk
Bermotor yang seharusnya
menggunakan Surat rzin Mengemudi
-
Mengemudi B I; atau
e a"" surat lzin
e' surat Izin Mengemudi B II Umum dapat berraku
mengemudikan Kendaraan B_ermotor'yurrg untuk
menggunakan surat rzin Mengemudi seharusnya
Mengemudi A Umum, surat Izin M"eng.*ralA, Surat lzin
B I, Sura tlzin
Mengemudi B I Umum, dan Surat IrffM;ilemudi
B II.
Pasal 85
(1) Surat Izin Mengemudi berbentuk kartu
bentuk lain. erektronik atau

(2) surat Izin Mengemudi berlaku selama


dapat diperpanjang. 5 (lima) tahun dan

(3) surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud pada ayat


di seluruh wilayah nregara x"l"ir",
IiLH:,$y Republik

(4) Dalam hal perjanjian b,aterar atau murtiraterar


_terdapat
antara Negara Kesatuan Rlpublik tndone.sia dan
lain' surat rzin Mengemuai y..,g diterbitkan negara
dapat pura berraki di -nega.a lain di Indonesia
Mengemudi yang diterbitkan oreh dan Surat rzin
negara lain berlaku di
Indonesia.

(5) Pemeganc Izin Mengemudi


111" g) dapat *"*"plroleh sebagaimana
avTt f1ra,t suria-i;i"
dimaksud
Mengemudi
diterbitkan or.r," ?.Jori.i^" ;.rA;;
ilTlt?il",11"Jtrf

Paragraf4.
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA

_49_

Paragraf 4
Fungsi Surat Izin Mengemudi

Pasal 86
(1) Surat lzin Mengemudi berfungsi sebagai
kompetensi mengemudi. bukti

(2) Surat rzin Mengemudi berfungsi sebagai


Pengemudi Kendaraan Bermltor - - registrasi
keterangan identitas lengkap pengemudi.'r".r* memuat

(3) Data pada registrasi pengemudi dapat


mendukung kegiatan plnyelidikan, digunakan untuk
identifikasi foreniik kepoiisian. f-.'rryiaiUrr, dan

Bagian Kedua
Penerbitan dan penandaan Surat Izin
Mengemudi
Paragraf 1

Penerbitan Surat Izin Mengemudi

Pasal 87
(1) Surat rzin Mengemudi diberikan
Pengemudi yang
kepada setiap caron
Iulus ujian mengemudi.
(2) surat Izin Mengemudi sebagaimana
(1) diterbitkan oleh Kepolisiandimaksud pada ayat
Negara Repubrik Indonesia.
(3) Kepolisian Negara Republik
menyelenggarakan sistem informasi Indonesia wa3ib
penerbitan Sura t Izin
Mengemudi.

(4) petugas Kepolisian JVegara Republik


P:li"p
bidang penerbitan Surat Izin" Meng";uai Indonesia di
dimaksud ..J.g.i*.r,u
pada
Jyat
penerbitan Surat _Izin
(2) waj *..r."ii prosedur
Mengemudi.

Pasal 88

Ketentuan lebih lanjut mengenai


pengujian, dan penerbitan Surat tata cara, persyaratan,
dengan peraturan lzin Mengemudi diatur
Indonesia.
Kepala Kepolisian Negara Republik

Paragraf 2
W PRESII-)EN
REPUBLIK IND(.)NESIA

-50-
Paragraf 2
Pemberian Tanda pelanggaran pada
Surat Izin Mengemudi
Pasal 89
(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia
memberikan tanda atau data pera.rgg^.u., berwenang
Izin Mengemudi milik pengemfJi - ierhadap Surat
pelanggaran tindak pidana r""*
"
merakukan
Lalu Lintas.
(2) Kepolisian Negara Repubrik Indonesia
menahan sementara atau mencabut berwenang untuk
Mengemudi sementara sebetum arpui". Surat rzin
J"r, pengad,an.
(3) Ketentuan rebih lanjut mengenai pemberian
data pelanggar"r, tanda atau
dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), diatur".b"gaimana
a.rigar. p.r",**-?.!.f"
Negara Republik Indones'ia. Kepolisian

Bagian Ketiga
Waktu Kerja pengemudi

Pasal 90

(1) setiap perusahaan Angkutan Umum


memberlakukan keteniuan mengenaiwajib mematuhi dan
istirahat, dan pergantian pengemudi waktu kerja, waktu
Kendaraan Bermotor
dengan ketlntuan peratu* p"rrndang-
Yfr:ff;suai
(2) w3ktu.kerja ba.gi Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum
sebagaimanadl*.k;;
(delapan)jamsehari.'-'pla. ;il-?illrri.,g lama 8
(3) Pengemudi Kendaraan Bermotor
mengemudikan Kendaraan sela13 Umum ---G-p"t) seterah
+ jam
wajib u..i"tir"ir", p"ti.rg
i":T"*t-turut setengah
"irrgr..i
(4) Dalam hal tertentu pengemudi
lama 12 (dua beras) dapat dioekerjakan paiing
selama I (satu)jam.
:""i ..ri"ri i..masuk waktu istirahat

Bagian Keempat
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-51 -

Bagian Keempat
Sanksi Administratif

Pasal 91

(1) P:!i"p petugas Kepolisian Negara Repubrik Indonesia


bidang penerbitan Surat rrin fte.,g;;;;i;.ng di
ketentuan sebagaimana dimaksul dalam pasal metanggar
(4) dikenai sanksi administratif -""rrtri gr ayat
beruf" disiprin
dan/atau etika profesi kepolisian.

(2) Ketentuan lebih ranjut mengenai tata cara


dan prosedur
pengenaan sanksi administratif sebagaimana
pada ayat (Il dimaksud
.1i"j"r dengan peraturan Kepara Kepolisian
Negara Republik Indonesla.

Pasal 92

(1) Setiap perusahaan Angkutan umum yang


mematuhi dan memberlakukan t tidak
waktu kerja, waktu istirahat, dan perg""ti"r_, mengenai
"t.rrtr.., pengemudi
Kendaraar UTrp sebagaimana dimaksud
90 dikenai sanksi admin[tratif. dalam pasal

(2) Sanksi administratif se bagaimana dimaksud pada ayat


(1 ) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pemberian denda administratif;
c. pembeku an izin; dan/ atau
d. pencabutan izin.

(3) Ketentuan lebih lanjut


.mengenai kriteria dan tata cara
pengenaan sanksi administratif
sebagaima; dimaksud
pada ayat (2) diatur dengan p"r",.rr^r,
pemerintah.

BAB IX
WF,F]LSII)L.N
REPUBLIK tNDOr\lEStA

-52-
BAB IX
LALU LINTAS

Bagian Kesatu
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

Paragraf I
Pelaksanaan Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas

Pasal 93
(1) Manajemen d"r Rekayasa Lalu
untuk mengoptimarkan penggunaanLintas d,aksanakan
jaringan Jaran dan
gerakan Lalu Lintas dalarn *l_*I"
*.rri"rii., Keamanan,
Keseramatan, Ketertiban, dan Kera.r."rur
Angkutan Jalan. Laru Lintas dan

(2) Manajemen dan Rekayasa Laru


Lintas sebagaimana
dimaksud pada ayat (t; iitat<ui<"_d.;;;;;
a. penetapan prioritas angkutan massal
penyediaan laj ur atau j alur"ata" j"r"i-ilrru melalui
b' pemberian prioritas keselamatan dan su s ;

Pejalan Kaki; kenyamanan


c. pemberian kemudahan bagi penyandang
cacat;
d. pemisahan atay pemilahan pergerakan
Lintas berdasarkan peruntukai arus Lalu
aksesibilitas; lahan, mobilitas, dan
e pemaduan berbagai moda angkutan;
f. pengendalian Lalu Lintas pada
persimpangan;
o
b pengendalian Lalu Lintas pada
ruas Ja,an; dan/atau
h perlindungan terhadap lingkungan.
(3) Manajemen dan Rekayasa Laru
Lintas meriputi kegiatan
a. perencanaan;
b. pengaturan;
c. perekayasaan;
d. pemberdayaan; dan
e. pengawasan.

Pasal 94
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-53-
Pasal 94

( 1) S"giTBl perencanaan sebagaimana


Pasal 93 ayat (3) huruf a metf,uti: dimaksud
----'r daram
a. identifikasi masalah LaIu Lintas;
b' inventarisasi dan anarisis situasi arus Laru
Lintas;
c' inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan
dan barang; orang
d' inventarisasi dan analisis ketersediaan
tampung jalan; atau daya
e' inventarisasi dan anarisis ketersediaan
tampung Kendaraan; arau daya
f inventarisasi dan analisis angka pelanggaran
Kecelakaan Lalu Lintas; dan
g inventarisasi dan analisis dampak
E'
Lalu Lintas;
h. penetapan tingkat pelayanan;
dan
i. penetapan rencana
penggunaan jaringan Jalan
kebijakan pengaturan
dan gerakan Lalu Lintas.
(2) Kegiatan-pengaturan s-ebagaimana
93 ayat (3) huruf b metipuii: dimaksud dalam pasar
a. penetapan kep.ijakan penggunaan jaringan
gerakan Lalu Lint"" p"a. jfringan Jalan dan
.l.f.ri[rtentu;
b' pemberian informasi klpada masyarakat aan
pelaksanaan kebijakan yan; dalam
tehh ait.i"p[.".
(3) Kegiatan perekayasaln sebagaimana
Pasal 93 ayat (3) iruruf *Lripili, dimaksud dalam
a "
geometrik
ll:L19"
perslmpangan
ruas Jalan dan/atau
serta, perlengkapan
berkaitan langsung a."g"" -F;;;gr".Jala" V..rg tidak
Jatan
b pengadaan, pemasangan, perbaikan, ;

pemeliharaan oerlengkai".r' dan


langsung aengan pengguna Jalan;
Jalan yang berkaitan
dan
c o-ptimalisasi operasional. rekayasa
rangka meninskatkan t.t.rtiU".r,Lalu Lintas dalam
efektivita. p".r.i.tan hukum.-' kelancaran, dan

(4) Kegiatan pemberdayaan sebagaimana


Pasal 9.3 ayat (3) huruf J dimaksud daram
a. arahan; ;;ti;iri pemberian:
b. bimbingan;
c. penyuluhan;

d. pelatihan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-54-
d. pelatihan; dan
e. bantuan teknis

(s) pengawasan sebagaimana dimaksud


feSiltga
Pasal 93 ayat (3) huruf e melifuti:
daiam
a. penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan;
b. tindakan korektif terhadap kebSakan; dan
c. tindakan penegakan hukum.
Pasal 95

(1) Penetapa_n kebijakan penggunaan jaringan


gerakan LaIu Lint*. ."bu.gir*..," Jalan dan
dimaksud dalam pasal
94 ayat (21 huruf berupa perintah,
" .Vlig
peringatan, atau petunjuk Ii"tr. d"rrg.rr, ----'
larangan,
a' peraturan Mente_ri yang membidangi sarana
Prasarana Lalu Lintls I.r, Angkutan dan
jalan nasional; Jalan untuk
b. peraturan daerah provinsi
untuk jalan provinsi;
c. peraturan daerah kabupaten
untuk jalan kabupaten
dan jalan desa; atau
d. peraturan daerah kota untuk jalan
kota.
(2) Perintah, larang3.n, peringatan, atau
sebagaimana petunjuk
dimik.yg p"a" iy"t (1) harus dinyatakan
dengan Rambu LaIu Linta., tta^it.
Pemberi Isyarat Lalu Lintas.
v*'s'r' ilf'atau
i.r.rr" sqrr/' et"t

Paragraf 2
Tanggung Jawab peraksanaan
Manajemen dan Rekayasa Laru Lintas

Pasal 96

(1) Menteri yang. membidangi sarana


Lintas dan Angkutan .lifa-n bertanggung dan prasarana Laru
pelaksanaan Ivlanajemen dan jawab atas
sebagaimana dimaksud dalam p^"""r
R;kdr.;;, LuL Lintas
94
huruf b, huruf_c, huruf e, huruf g, huruf-,h,ayat (r) huruf a,
Pasal 94 ayat (2), pasal 94 ay.at dan huruf i,
1SJ frur"i U, easat 94 ayat
(4), serta p?:.1 9! avgt (S)
jarlngan jalan nasional. r ' hurui a danlur,.rr b untuk

(2) Menteri
W PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-55-
(2) Menteri yang membidangi Jaian bertanggung
jawab atas
pelaksanaan Ivlanajemen dan
n"t"yl"" Lalu Lintas
sebagaimana dimatiua daram p"rJ-g'a
huruf ayat (1) huruf a,
b, huruf d, huruf g, fr"rri fr,-ju' huruf
Pasal 94 ayat (3) huruf i, serta
untuk jalan
nasionar.
"
(3) Kepala Keporisian Negara Republik
bertanggung jawab Indonesia
atas peraksanaan
Rekayasa Laru Lintas sebagaim;;-- Manajemen dan
Pasal 94 dimaksud daram
_ayat (1) huruf a, huiuf U, fr"*f f, huruf g, dan
huruf i, pasal 94' ayat (3) huruf a.r, pJ. al94 ayat (5).
",
(4) Gubernur bertanggung jawab atas
Manajemen dan nJr."y""" Lalu pelaksanaan
dimaksud nlda avat (1)?"1 Lintas sebagaimana
*izr ""i"u jalan provinsi
setelah mendapal rekomendasr
dari irr"t"rr*i terkait.
(5) Bupati bertanggung jawab atas pelaksanaan
dan Rekaya"a-Latu Linta" sebalaima.r"-ai*"ksud Manajemen
ayat (1) dan ayat (2) untuk ji""-#;paten pada
jalan desa seteiah *."a.put dan/atau
rekomendasi dari instansi
terkait.
(6) walikota bertanggung jawab
Manajemen atas pelaksanaan
n-.t"lru.u
9."aylt (r) Lalu Lintas sebagaimana
dimaksud pada ar.,
setelah mendapat iekomendasi "*, fri',-il,rU jalan kota
dari i""t^rr"i terkait.

Pasal 97
(1) Dalam hal. terjadi perubahan
tiba-tiba a-tau arus Laru Lintas secara
situasiorr.i, x.potisian Ggara Repubrik
Indonesia dapat melaksan-t
Lalu Lintas kepolisian.
.r, a"., Rekayasa
^a"""J;;i
(2) Manajemen
13" - Rekayasa
sebagaim"T dy+.ua Laru Lintas kepolisian
p.a. I'i'r.irtun dengan
menggunakan "r-.ilrt
Rambu t itu t ini.., 'er.t-
i.mberi Isyarat
Lalu Lintas, serta aiat penge5rdali dan pengaman
Pengguna Jalan yang Uir.lfat sementara.
(3) Kepolisian
rekomendasiryegrrl Repubtik_Indonesia dapat memberikan
pelakr"rr.urr-t t"n4emen J.i
Lintas kepada instansi terkait. n.rr"vasa Laru

Pasal 98
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-56-
Pasal 98

(1)
I"1ra1qgng jawab pelaksana Manajemen dan
Rekayasa
laty l'iltas wajib berkoordinasi d"i',
-.*L".tanarisis,
evaluasi, dan laporan pelaksanaan berdasarkan
kinerjanya. data dan

(2) Laporan pelaksanaan.sebagaimana


(1) disampaikan kepada rorirm r.au
dimaksud pada ayat
Lintas J;; h"gkutan
Jalan.

Bagian Kedua
Analisis Dampak Lalu Lintas
pasal 99

(1) Setiap rencana


. -pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infiastruktir yang akan menimbulkan
gangguan Keamanan, Keselamatan,
Kelancaran Laru Lintas aa" Angkutan Ketertiban, dan
dilakukan analisis dampak i.f" f,irrt".. .latan wajib
(2) Analisis dampak Laru Lintas sebagaimana
pada ayat (1) sekurang-t u..rrgrrya dimaksud
memuat:
a' analisis bangkitan dan tarikan Lalu Lintas
Angkutan Jalan; dan
b' simulasi kinerja Laru Lintas tanpa
adanya pengem-bangan; dan dengan
c. rekomendasi dan rencana implementasi penanganan
dampak;
d' tanggung jawab Pemerintah dan
pengembang atau
pembangun dalam penanganan
damp"t] au"
e. rencana pemantauan dan evaluasi.
(3) Hasil analisis dampak Lalu Lintas sebagaimana
dimaksud pada ayat lt) me.upakan
pengembang
salah-".r, syarat
P^gi untuk mendapatkan izin pemerintah
'p.rutr...,
dan/atau pemJrintah ou.r"r.
*..,r*i
perundang-undangan.

Pasal 10O
(1) Analisis dampak Laiu Lintas sebagaimana
dalam Pasal gg ayat (1) dilakukan dimaksud
konsultan yang memiliki tenaga ahli oleh lembaga
bersertifikat.

(2) Hasil ...


WPR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-57-
(2) Hasil anarisis dampak Laru Lintas
dimaksud sebagaimana
daram s7
persetujuan dari fasar "vil (3)
instansi y.r,s
harus *..,J?p"tkan
terkait di uia^.rg Laru
Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 101
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
dampak Lalu Lint.. anarisis
".b.gui*"ri"-
dan pasar 1oo diatur dengan
Ji-aksud daram pasar 99
peraturan pemerintah.

Bagian Ketiga
Pengutamaan Alat pemberi Isyarat
Lalu Lintas,
Rambu Lalu Lintas, Marka Jaran, dan petugas
yang Berwenang

paragraf 1

syarat dan prosedY pgqasangan


Alat pemberi Isyarat Laru Lintas,
Rambu Lalu Lintas, dan Marka.l.t".,

Pasal 102
(1) Alat pemberi Isyarat Laru
Lintas,
dan/atau Marka Jalan yang UersiLiRambu Lalu Lintas,
p.ri"t"fr,
peringatan, atau-petunjuk puau:arind;- larangan,
pemasangannya harus disere.saika' u,", ruas Jalan
piting
puluh) hari sejak tanggal p"*U'J.f,r.., rama oo t"".*
Menteri yang. membidanli
. peraruran
sarana dan prasarana Laru
Lintas dan Angkutan jalan
sebagaimana dimaksud dalam pasal "t""95p.r",rr..,
ayat (1).
daerah

(2) Alat pembe-ri Isyarat Lalu Lintas, Rambu


dan/atau MarkaJalan sebagaimana Laru Lintas,
(1) mempunyai kekuatan aimatsud pada ayat
r,.itr* tG ;;;raku
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal pemasangan. mengikat
(3) Ketentuan rebih lanjut mengenai
kekuatan hukum Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Rambu
dan/atau Marka Jalan diatur l;;"" Laru Lintas,
pemerintah. peraturan

Paragraf 2
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-58-
Paragral 2
Pengutamaan Alat pemberi Isyarat
Laru Lintas dan Rambu Laru Lintas

Pasal 103
(1) Alat pemberi Isyarat Laru Lintas yang
atau larangan hams diutamak"" bersifat perintah
Lintas dan/atau t"iipJJu n.*bu Lalu
Marka ..laian.
(2) Rambu Laru Lintas-yang bersifat
harus diutamakan darip?Ja Markaperintah atau rarangan
Jalan.
(3) Daram har terjadi kondisi kemacetan
tidak -.*urrgkinkan grrat Kendaraan, Lalu Lintas yang
kotak kuning haru" airliamatan -
fungsi marka
Isyarat Laru Lintas yang bersifat daripada Arat pemberi
p.ri.rtir, .1.., rarangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Marka Jaran, dan/atau niat.p"*beri Rambu Laju Lintas,
sebagaimana dimaksud Isyarat
-li",rr
Laru Lintas
peraturan Menteri yang *a. "vu.l- irjj^*.U dengan
bertanggurrg di bidang
sarana dan prasarana Liru
Lint"J?"""ei!i*rr.r, Jaran.

paragraf 3
Pengutamaan petugas

Pasal 104
(1) Dalam keadaan tertentu untuk
Kelancaran LaIu Lintas Ketertiban dan
d-i
Angkutan--;;-r"", petugas
Negara Repubtik-iraor,"""i"
ffi:*H ;";il;etakukan
a. memberhentikan arus Lalu
Pengguna Jalan; Lintas dan/atau
b. memerintahkan pengguna Jalan
untuk jalan terus;
mempercepat arus Lalu Lintas;
:
d. memperlambat arus Lalu
Lintas; dan/atau
e. mengalihkan arah arus Lalu Lintas.
(2) Tindakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
diutamakan aaip"d"
;.;;# yang diberikan orehwajib
AIat-',; Lintas,
5#ii;" fffii'r;,#:-'ifi;., n-"muu

(3) Pengguna
{.ffi
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-59-
(3) Pgngguna Jalan wajib mematuhi perintah yang
diberikan
oleh petugas Keporisian Negara nepuutit< Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan


sebagaimana dimaksud pada ayat (tfait"t"pkan dalam
peraturan Kepala Keporisian Negara itepublik Indonesia.

Bagian Keempat
Tata Cara Berlalu Lintas

Paragraf I
Ketertiban dan Keselamatan

Pasal 105

Setiap orang yang menggunakan Jalan


wajib:
a. berperilaku tertib; dan/atau
b' mencegah hal-har-yarg dapat merintangi, membahayakan
Keamanan dan Keselimatan Laru Lint-as
dan
Jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan Ang"k"t""
Jalan.
Pasal 106
(1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Jatan wajib mensemudika, k""i;;;;;;;; Bermotor di
dan penuh konsentrasi. dengan wajar

(2) sedap orang yang mengemudikan Kendaraan


Bermotor cri
Jalan waji! mengutamakan keselamatan pejalan
dan pesepeda. Kaki

(3) Setiap orang yang mengemudikan


Kendaraan Bermotor di
Jalan wajib mematuhi ketentuan tentang persyaratan
teknis dan laik jalan.
(4) setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Jalan wajib memituhi fetentuanl Bermotor di
a. rambu perintah atau rambu larangan;
b. Marka Jalan;
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. gerakan Lalu Lintas;
e. berhenti dan parkir;

f. peringatan
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA

-60-
t. peringatan dengan bunyi dan sinar;
g. kecepatan maksimal atau minimal; dan/atau
h. tata cara penggandengan dan penempelan dengan
Kendaraan 1ain.

(s) Pada saat diadakan pemeriksaan Kendaraan Bermotor


Jalan setiap orang yang mengemudikan Kendaraandi
Bermotor wajib menunjukkln :
a' Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau surat
Tanda Coba Kendaraan Bermotor;
b. Surat Izin Mengemudi;
c. bukti luius uji berkala; dan/atau
d. tanda bukti lain yang sah.
(6) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Bermotor
beroda empat atau iebit, ai .l.t.n dan p."r*p.ng
yang
duduk di sampingnya wajib *;";;;;k;" sabuk
keselamatan.

(71 orang yang mengemudikan


fltiap
oeroda empat
Kendaraan Bermotor
1!"y
rumah-rumah di, .lebih yang tidak dilengkapi dengan
Jalan dan p-enumpang yang duduk di
sampingnya waji-b mengenakan sabuk keselamatan
mengenakan helm yang memenuhi standar dan
Indonesia. nasional

(8) Setiaporang y"lg mengemudikan Sepeda


Penumpang Sepedi tvtotoi wajib mengenakan Motor dan
memenuhi standar nasional Indonesia. helm yang

(e) Setiap orang yalq mengemudikan Sepeda


Motor tanpa
samping dilarangL"*b"*u. penumpang
|e1ef
1 (satu) lebih dari
orang.

paragraf 2
Penggunaan Lampu Utama
Pasal 107
(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor wajib
lampu utama Kendaraan Bermotor yang menyarakan
digunakan
Jalan pada maram hari dan pada kondisi di
tertentu.

(2) Pengemudi
,

PRESIIJIN
REPUBLIK INDONESIA

-61 -
(2) Pengemudi Sepeda Motor serain mematuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud qada ayat (1) wajib menyalakan
lampu utama pada siang hari.

Paragraf 3
Jalur atau Lajur Lalu Lintas

Pasal 108
(1) Dalam berlalu lintas pengguna Jalan harus
menggunakan jalur Jalan sebelah firi.
fgngsrlnaan jatur Jalan sebelah kanan hanya dapat
(2)
dilakukan jika:
a' Pengemudi bermaksud akan melewati Kendaraan di
depannya; atau
b. diperintahkan. oleh petugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia untuk- digunakan sementara
sebagai jalur kiri.

(3) Sepeda Motor, Kendaraan Bermotor


lebih rendah, mobit barang, danyang kecepatannya
Kendaraan
Bermotor Tidak
berada pada lajur t<iii .faan.
(4) Penggunaan lajur sebelah kanan hanya diperuntukkan
bagi Kendaraan dengan kecepatan lebih
membelok kanan, mengubah arah, atau tinggi, akan
Kendaraan lain. mendahului

pasal 109

(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor yang


akan merewati
Kendaraan lain harus m(
Jaran seberah kanan o".i,ilSEIff
;*,? :t#XY,
mempunyai jarak pandang yang ueuas] "#ii
ruang yang cukup. dan tersedia

(2) Dalam keadaan tertentu, gemudi sebagaimana


dif*.r".d. pu.du ayat (1) dapat menggunakan tajur Jalan
sebelah kiri dengan tetap memperhatikan
Keamanan darr
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.

(s) Jika
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-62-
(3) Jika Kendaraan yang akan dilewati telah memberi isyarat
akan menggunakan lajur atau jarur jaran ..u.i"r, kanan,
Pengemudi sebagaimana dimaksud
melewati iada ayat (i) dilarang
Kendaraan tersebut.

Pasal 1 10
(1) Pengemu{i vurrg berpapasan dengan Kendaraan lain
arah berlawanan pada jalan -a.," ;^h dari
dipisahkan secara *Liiu
*"* tidak
-Jelas memberikan gerak
yang cukup di sebelah kanan Kendaraan. ^rang
(2) Pengemudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jika
terhalang oleh sua.tu rintangan atau eenggunl Jalan
rain
di depannya wajib mendlhulukan Kl-ndaraan yang
datang dari arah berlawanan.

pasal 11 1

Pada ja]an yalg menanjak atau menurun yang


tidak
memungkinkan bagi Kendaraan untuk saling berpapasan,
Pengemudi Kendaraan yang arahnya menurun
iajib
kesempatan jalan kepada Kindaraan yang mendaki. memberi

Paragraf 4
Belokan atau Simpangan

Pasal 1 12
(1) Pengemudi Kendaraan yang akan berbelok
arah wajib mengamati situasi Lalu Lintas atau berbalik
di depan, di
samping, dan di belakang Kendaraan serta
memberikan
isyarat dengan lampu -penunjuk arah atau
isyarat
tangan.

(2) Pengemudi Kendaraan yang akan berpindah


bergerak ke.sampirrg *"jib mengamati situasi lajur atau
Laru Lintas
di depan, di dan di #tak;;g x.rra"raan
.samping,
memberikan isyarat. serta

(3) Pada persimpangan Jaran yang dilengkapi


Alat pemberi
Isyarat Lalu Ljntas-,. pengemudi KJndaraan dirarang
.
langsung be_rbelok kiri, kecuali ditentukan rain oleh
Rambu Lalu Lintas atau Alat pemberi Isyaiat
Laru Lintas.

Pasal 1 13
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-63-
Pasal 1 13

(1) Pada persimpangan sebidang yang tidak dikendarikan


dengan Alat
.pemberi Isyarat Lalu Lintas, pengemudi
wajib memberikan hak utama kepada:
a' Kendaraan yang datang dari arah depan dan/atau
dari arah cabang persimpangan yang lain jika har itu
dinyatakan dengan Rambu r,aru tiitas atau Marka
Jalan;
b. Kendaraan dari Jaran utama jika pengemudi tersebut
datang dari. cabang persimp-arrg"o y'"rrg lebih
atau dari pekarangan y"rrg blrba-tas"r, a"-.rg." kecil
.;^f.r;-
c. Kendaraan yang datang dari arah cabang
persimpangan sebelah kiri jika cabang persimpargri
4 (empat) atau lebih dan sama besar;
d' Kendaraan yang datang dari arah cabang
di persimpangan 3 (tiga) yang tidak tegak lurus; kiri
sebelah
atau
e. Kendaraan yang datang dari arah cabang
persimpangan yang lurus p"a^ persimpangan 3 (tiga)
tegak lurus.

(2) 9i\. persimpar,g?r


Lalu Lintas -dilengkapi dengan alat pengendali
yang berbentul bundara]n, n.rrg"rrrudi
memberikan hak utama kepada Kendaraan lainharus
yang
datang dari arah kanan.

Pasal 1 14

Pada'perlintasan sebidang antara jalur


Pengemudi Kendaraan *^lib,
kereta api dan Jaran,
a' berhenti ketika sinyar sudah berbunyi, parang pintu kereta
api sudah mulai dilutup, dan/atau ;J;;;;;;t
lain;
b. mendahulukan kereta api; dan
c memberikan hak u tarna kepada Kendaraan
dahulu melintasi rel. yang lebih

Paragraf 5
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-64-

Paragraf 5
Kecepatan

Pasal 1 15

Pengemudi Kendaraan Bermotor di Jalan


dilarang:
a' mengemudikan Kendaraan merebihi batas kecepatan
paling tinggi^yang diperbolehkan
dalam pasal 21; dan/atau dimaksud
";b;g;;;na
b' berbalapan dengan Kendaran Bermotor lain.
Pasal 1 16

(1) Pengemudi memperlambat kendaraannya sesuai


l."Tr.
dengan Rambu Lalu Lintls.
(2) selain sesuai- dengan Rambu Laru Lintas
dimaksud pada.ay"t sebagaimana
1r1 Pengemudi harus memperlambat
kendaraannya jika:
a. akan melewati Kendaraan Bermotor Umum
sedang menurLlnkan dan menaikkan penumpang;yang
b' akan merewati Kendaraan Tidak Bermotor
ditarik oleh hewan, hewan yang ditunggangi, yang
hewan yang digiring; atau
c. cuaca hujan dan/atau genangan air;
d' memasuki pusat kegiatan masyarakat
dinyatakan dengan RImUu Lalu ii"t*; - yang berum
e' mendekati persimpangan atau perlintasan
kereta api; dan/atau sebidang
f' melihat dan mengetahui ada pejalan
Kaki yang akan
menyeberang.

Pasal 1 17

Pengemudi yang memperrambat kendaraannya harus


mengamati situasi."5T
Laru Lintas di ."*q;;; d.; di berakang
[:;$#::l ,.,1]"*u" cara yans tidak- membahayarcai

Paragraf 6
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-65-
Paragraf 6
Berhenti

Pasal 118
selain Kendaraan Bermotor umum dalam
Kendaraan Bermotor trayek, setiap
dapat berhenti di-setiap Jaran, kecuali:
a' terdapat rambu larangan berhenti dan/atau
Marka Jalan
yang bergaris utuh;
b' pada tempat tertentu yang dapat membahayakan
.
keamanan, keseramatan mengganggu Ketertiban dan
""it-
Kelancaran Laru Lintas dan Angkutan Jalan; dan/atau
c. di jalan tol.
Pasal 1 19
(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor
sekolah yang sedang berhentiumum
untuk
atau mob, bus
dan/atau menaikka, F.rrr*ru"* wajib menurunkan
tanda berhenti. memberi isyarat

(2) Pengemudi Kendaraan yang berada di belakang


Kendaraan Bermotor Umum atlu
mob, bus sekolah yang
sedang berhenti sebagaimu..,.--di*"k""J-;;l;
waj ib mengh en tikan t .-" a.r""., ayat (1)
nya semen tara.

Paragraf Z

Parkir

Pasal 120
Parkir Kendaraan di Jalan dilakukan
membentuk sudut menurut secara sejajar atau
Lalu Lintas.
"r"f,
Pasal 121
(1) setiap Pengemudi Kendaraan Befmotor
segitiga pengaman, -i.y"r.t wajib memasang
lampu bahaya,
atau isyarat lain pada saat berhenti.peringatan
ata* parkir daram
keadaan darurat al Uatan.

(2) Ketentuan
i)RESIDLI\
REPUBLIK IND'JNESIA

-66-
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku untuk pengemudi sepeda Motor i;;p. kereta
samping.

Paragraf 8
Kendaraan Tidak Bermotor

pasal 122

(1) Pengendara Kendaraan Tidak Bermotor dilarang:


a. d..lg.! sengaja membiarkan kendaraannya
oleh Kendaraan Bermotor dengan t e".p"t..,ditarik
yang
dapat membahayakan keselamatan ;
b. mengangkut atau menarik benda yang dapat
merintangi atau mem bahayakan Pengguna Jalan lain;
dan/atau
c *."lggyrralan jalur jaian Kendaraan Bermotor jika
telah disediakan jalur jaran khusus bagi Kendaraan
Tidak Bermotor.

(2) Pesepeda dilarang membawa Penumpang,


kecuali jika
sepeda tersebut telah dilengkapi dengan tempar
Penumpang.

(3) Pengendara gerobak atau kereta dorong yang


berjalan
beriringan harus memberikan ruang yang cukup
Kendaraan lain untuk mendahului. bagi

pasal 123

Pesepeda tunarungu harus menggunakan


yang ditempatkan pada bagiai" tanda pengenal
-
sepedanya.
d.;; dan belakang

Paragraf 9
Tata cara Berlaru Lintas bagi pengemudi
Kendaraan Bermotor Umum
Pasal 124
(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum
untuk angkutan
orang dalam trayek wajib:
a. mengangkut penumpang yang membayar sesuai
dengan tarif yang telah aitetaptan

b. memindahkan .
W
ITRESIDLN
REPUBLIK INDONESIA

-67 -

b memindahkan penumpang dalam perjalanan ke


Kendaraan lain yang sejenii dalam trayek yang sama
tanpa dipungut biaya tambahan jila k.rrl.r."r,
mogok, rusak, kecelakaan, atau atas perintah
petugas;
c menggunakan lajur Jalan yang telah ditentukan
atau
menggunakan lajur paling kiri, kecuali saat akan
mendahului atau mengubah arah;
d. memberhentikan kendaraan serama
menaikkan
dan/ atau menurunkan penumpang;
e. menutup pintu selama Kendaraan berjalan; dan
f. mematuhi batas kecepatan paling tinggi untuk
angkutan umum.

(2) Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum untuk angkutan


orang dalam dengan tarif ekonomi wajib
lray9k
mengangkut anak sekolah.
pasal 125

Pengemudi Kendaraan Bermotor angkutan barang


wajib
Tenggunakan jaringan jalan sesuai de-ngan kelas jalln y;;
ditentukan.

Pasal 126
Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum angkutan orang
dilarang:
a' memberhentikan Kendaraan seiain di tempat yang telah
ditentukan;
b. mengetem selain di tempat yang telah ditentukan;
c' menurunkan penumpang serain di tempat pemberhentian
dan/atau di tempat iujrian tanpa arasan yang
mendesak; dan/atau patut dan
d' melewati jaringan jalan selain yang ditentukan dalam izin
trayek.

Bagian Kelima
W PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-68-
Bagian Kelima
Penggunaan Jaran selain untuk Kegiatan
Lalu Lintas
Paragraf 1
Penggunaan Jaran selain untuk
Kegiatan Lalu Lintas yang Diperborehkan
Pasal 127

(1) Penggunaan jaran untuk penyelenggaraan


luar fun gsinya dapat d ilakui<a""p.J"TJ"rr*n kegiatan di
as i o n ar, j al an
provinsi, jalan kabupaten/kota,
aa" ;"fan d""r.
(2) Penggunaan jalan nasional dan jaran
sebagaim*1. provinsi
dimaksud pada
untuk kepentingan umum yang bersifat"v"t-ilt ilp",
diizinkan
nasional.
(3) Penggunaan_ j3*. kabupaten/kota dan jalan
desa
untuk kepentingan umum yang bersifat
dan/atau kepentingan priUlai. - nasional, daerah,

Paragraf 2
Tata cara Penggunaan Jalan Selain
untuk Kegiatan Lalu Lintas
Pasal 128
(1)
f11ss"""3r' jaran sebagaimana dimaksud
127 ayat (1) yang daram pasar
mengakibatkan penutupan Jaran dapat
diizinkan j ika ada 3 af an" af ternatif.

(2) Pengalihan arus


Lalu Lintas jalan arternatir.
sebagaimana dimaklud pad*-ryat ke
(l)
dengan Rambu Lalu Linti" ..*."tara. harus dinyatakan
(3)
l'i" .pglggunaan. Jalan sebagaimana dimaksud daram
Pasal r2Z ayat (2) dan
'-'
"),"i-G;;iberikan
Negara Republik Indonesia. ;i;il-K.potisian

Paragraf 3
Tanggung jawab

Pasal 129
(1) Pengguna Jalan di luar
lungsi Jalan bertanggung jawab
atas semua akibat yang ditiribulkan.

(2) Pejabat .
,tz

PRESI D L N
REPUBLIK INDONESIA

-69-
(2) Pejabat memberikan izin sebagaimana dimaksud
dalam rang
Pasal t2g ayat (31 U.rtl""ggu"! jawab
menempatkan petugas pada ruas Jalan untik
menjaga
Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kll"rr""r..,
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 130

Ketentuan lebih
_lanjut mengenai penggunaan Jaran selain
yntu-k kegiatan Lalu Lintas -seuaglimila ai*"t.ra daram
Pasal L27, pasar r2g, dan pasat diatur aengan peraturan
Kepala Kepolisian Negara Republik!2b
Indonesia. '

Bagian Keenam
Hak dan Kewajiban pejalan Kaki dalam Berlalu
Lintas
Pasal 131

(1) Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan


pendukung fasilitas
yang berupa trotoar, tempat penyeberangan,
dan fasilitas lain.

(2) Pejalan Kaki berhak mendapatkan prioritas pada


menyeberang Jalan di tempat-penyeberangan. saat

(3) Dalam har berum tersedia fasilitas sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), p;j.i;- Kaki
menyeberang berhak
.di tempat dipilih a."g",
memperhatikan keselamatan .. .y""g ---r
dirinyaf
Pasal 132
(1) Pejalan Kaki wajib:
a' menggun-"I3" bagian Jalan yang diperuntukkan
Pejalan Kaki atau Jalan yang paling bagi
iepi; atau
b. menyeberang di tempat yang telah ditentukan.
(2) Dalam hal tidak
.terdapat tempat penyeberangan yang
ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
Pejalan Kaki *3Jib memperhatikan KeJeramatan
.
Kelancaran Lalu dan
Lintas.

(3) Pejalan
WPRESIDE I.I
REPUBLIK INDONESIA

-70-
(3) Pejalan Kaki penyandang cacat harus mengenakan
khusus yang jelas dan Ludah diken"fl pE"ggna tanda
lain. Jalan

Bagian Ketujuh
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
pasal 133
(1) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penggunaan Ruang Laru Lintas dan
pergerakan Lalu Lintas, diselenggarakan mengendarikan
kebutuhan Lalu Lintas berda""rt"ir-t iteria: rianaiemen
a' perbandinga, volume Lalu Lintas Kendaraan
Bermotor dengan kapasitas Jalan;
b. ketersediaan jaringan dan pelayanan angkutan
umum; dan
c. kualitas lingkungan.
(2) Manajemen kebutuhan Latu Lintas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
cara:
a. pembatasan Lalu Lintas Kendaraan p....o.rrrg".,
pada koridor atau kawasan tertentu
p.d', waktu dan
Jalan tertentu;
b' pembatasan Laru Lintas Kendaraan barang pada
koridor atau kawasan tertentu pada waktu
tertentu; dan Jaran
c' pembatasan Lalu Lintas Sepeda Motor pada koridor
atau kawasan tertentu pada waktu dan Jalan
tertentu;
d' pembatasan Laru Lintas Kendaraan
Bermotor Umum
sesuai dengan klasifikasi fungsi Jalan;
e' pembatasan ruang parkir pada
kawasan tertentu
dengan batasan ruang parkir maksimal;
dan/atau
f' pembatasan Lalu Lintas Kendaraan
Umum pada koridor ata kawasanTidak Bermotor
waktu dan Jalan tertentu t.rilrrt, pada
(3) Pembahsan Lalu sebagaimana dimaksud pada
,Lintas
avat (2) huruf a dan huruf b iapat d,;k;k;n dengan
pengenaan retribu.si pengendalian
Laru iirr,." yang
diperuntukkan bagi peningi-ta, kinerja
peningkatan pelayanan arigkutan Lalu Lintas dan
umum
ketentuan peraturan perundang_undangan.sesuai dengan

(4) Manajemen
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-7t-
(4) Ma.ajemen kebutuhan Laru Lintas
dievaluasi secara berkala oleh ditetapkan dan
Mentlri yang
bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana
Lalu Lintas dan Angkutan JaLn, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten/koia dengan
"."r"i instansi
lingkup kewenangannya dengan melibatkan
terkait.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai manajemen
kebutuhan LaIu Lintas diatur dengan p.ritur..,
pemerintah

Bagian Kedelapan
Hak Utama Pengguna Jalan untuk Kelancaran

Paragraf 1

Pengguna Jalan yang Memperoleh Hak Utama

Pasal 134
Pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk
didahulukan sesuai dengan rrri^r, berikut:
a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang
melaksanakan tugas;
b. ambulans yang mengangkut orang sakit;
c Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada
Kecelakaan Lalu Lintas;
d Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik
Indonesia;
e. Kendaraan pimpinan dan pejabat
negara asing serta
lembaga internasional yang *.rr3uai t.*ri
f. iring-iringan pengantar jenazah;
dan
".g"ru;
ct
b. konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan
tertentu
menurut pertimbangan petugas Kepofis[n Negara
Republik Indonesia.
paragraf 2
Tata Cara Pengaturan Kelancaran

pasal 135

f.end-araan yang mendapat hak utama sebagaimana


(1)
dimaksud dalam pasar t5+ harus dikawal oleh petugas
Kepolisian- Negara Repubrik Indonesia dan/atau
menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan
sirene. bunyi

(2) Petugas
WPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-72-
(2) Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia
melakukan pengamanan jika mengetahui adanya
"paaa
Pengguna Jalan sebagaimana-dimaksud ayat ( 1).

(3) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas dan Rambu Lalu Lintas
tidak berlaku bagi Kendaraan yang mendapatkan hak
utama sebagaimana dimaksud dalam pasal 1i+.

Bagian Kesembilan
Sanksi Administratif

Pasal 136
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 99-iyat (1), pasal 100 iyat (l-),
dan Pasal 128 dikenai sanksi administratif.

(2) sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara pelayanan umum;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. denda administratif;
e. pembatalan izin; dan/atau
f. pencabutan izin.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata
pengenaan sanksi administratif sebagaimana cara
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur-a""g.r., dimaksud
pemerintah. peraturan

BAB X
ANGKUTAN

Bagian Kesatu
Angkutan Orang dan Bar

Pasal 137
(1) Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.

(2) Angkutan
W
PRE"SIIJLN
REPUBLIK INDUI!ESIA

-73-
(2) Angkutan orang yang menggunakan Kendaraan Bermotor
berupa Sepeda Motoi, Mobifpenumpang, atau bus.

(3) Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor wajib


menggunakan mobil barang.
(4) Mobil barang dilarang digunakan untuk angkutan orang,
kecuali:
a. rasio Kendaraan Bermotor untuk angkutan orang,
kondisi geografis, dan prasarana jalan di
provinsi/ kabupaten/ kota belum memadai;
b. untuk pengerahan atau peratihan Tentara Nasional
Indonesia dan/atau Kepolisian Negara Repubrik
Indonesia; atau
c. kepentingan lain berdasarkan pertimbangan
Kepolisian Negara Republik Indonesla dan/arau
Pemerintah Daerah.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai mobil barang yang


digunakan ultuk angkutan orang sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diatur dengan peraturan
pemerintah

Bagian Kedua
Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum

Pasal 138
(1) Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya
memenuhi kebutuhan angkutan yang selamat, ,*..,
nyarnan, dan terjangkau.

(2) Pemerintah bertanggung jawab atas penyerenggaraan


angkutan umum sebagaimana dimaksud pad" ayat"(l),
(3) Angkutan umum orang dan/atau barang hanya
dilakukan . dengan Kendaraan Bermotor Umum.

Pasal 139
(1) Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan
umum
untuk jasa angkutan orang dan/atau barang antarkota
antarprovinsi serta lintas batas negara.

(2) Pemerintah
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-74-
(2) Pemerintah Daerah provinsi wajib menjamin tersedianya
angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau
barang antarkota dalam provinsi.

(3) Pemerintah Dagrah kabupaten/kota wajib menjamin


tersedianya angkutan umum untuk
i""" "illriu,., orang
dan/atau barang dalam wilayah kaUupaie;li;;"
(4) Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan
oleh
badan usaha milik rregara, badan usaha milik daerah,
dan/atau badan hukum lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum

Paragraf 1

Umum

Pasal 140

Pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor


Umum terdiri atas:
a. angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum
dalam trayek; dan
b angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor umum
tidak
dalam trayek,

Paragraf 2
Standar Pelayanan Angkutan Orang

Pasal l4l
(1) Perusahaan Angkutan Umum wajib memenuhi
standar
pelayanan minimal yang meliputi:
a. keamanan;
b. keselamatan;
c. kenyamanan;
d. keterjangkauan;
e. kesetaraan; dan
t. keteraturan.
(2) Standar
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-75-
(2) standar p_elayanan minimal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan


minimal sebagaimana dimaksud pada ayat trt diat.r.
fengan peraturan Menteri yang bertanggung jawab di
bidang sarana dan Prasarana Lalu Lint* a"" Angkutan
Jalan.

Paragraf 3
Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Travek

Pasal 142

J_enis pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor


umum dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam pasal 140
huruf a terdiri atas:
a. angkutan lintas batas negara;
b. angkutan antarkota antarprovinsi;
c. angkutan antarkota dalam provinsi;
d. angkutan perkotaan; atau
e. angkutan perdesaan.
Pasal 143

Kriteria gglayanan angkutan orang dengan Kendaraan


Bermotor Umum dalam trayek sebagai-m"rr" ii*.ksud dalam
Pasal 140 huruf a harus:
a memiliki rute tetap dan teratur;
b terjadwal, berawal, berakhir, dan menaikkan atau
menurunkan penumpang di Terminal untuk angkutan
antarkota dan lintas batas negara; dan
c menaikkan dan menurunkan penumpang pada tempat
yang ditentukan untuk angkutan- pirkotaan dan
perdesaan.

Pasal 144

Jaringan- trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum


disusun berdasarkan:
a. tata ruang wilayah;
b. tingkat permintaan jasa angkutan;
c. kemampuan .
',1 z

I'JR E S II) L. I.1


REPUBLIK INDONESIA

-76_
c. kemampuan penyediaan jasa angkutan;
d. ketersediaan jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jaran;
e. kesesuaian dengan kelas jalan;
f. keterpaduan intramoda angkutan; dan
g. keterpaduan antarmoda angkutan.

Pasal 145

(1) Jaringan trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor


Umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 144 disusun
dalam bentuk rencana umum jaringan trayek.

(2) Penyusunan rencana umum jaringan trayek sebagaimana


dimaksud pada ayat (t) dilakutin secara terkoordinasi
dengan instansi terkait.
(3) Rencana umum jaringan trayek sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. jaringan trayek lintas batas negara;
b. jaringan trayek antarkota antarprovinsi;
c, jaringan trayek antarkota dalam provinsi;
d. jaringan trayek perkotaan; dan
e. jaringan trayek perdesaan.
(4) Rencana uTum jaringan trayek sebagaimana dimaksud
gada ayat (1) dikaji urang secara berkala paling lama 5
(lima) tahun.

Pasal 146
(1) Jaringan trayek perkotaan sebagaimana dimaksud daiam
Pasal 145 ayat (3) huruf d disusi" ui.a""artan
kawasan
perkotaan.
(2) Kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan
sebagaimana dimaksud pada ayat ditetapkan
it1 oreh:
a. Menteri yang_bertanggung jawab di bidang sarana
dan Prasana Laru Lintas a"r, nrrgkutan Jalan untuk
kawasan perkotaan yang melam-paui batas wilayah
provinsi;
b. gubernur untuk kawasan perkotaan yang melampaui
batas wilayah kabupaten/kota daram satu provinsi;
atau
c. bupati/walikota untuk kawasan perkotaan yang
-
berada dalam wilayah kabupaten/kota.

Pasal 147
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-77 -

Pasal 147
(1)
ii"i"g"l trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor
Umum lintas batas negara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 145 ayat (3) huruf a ditetapkan oleh Menteri yang
pgrtanss-ung jawab di bidang sarana dan prasarana Laru
Lintas dan Angkutan Jaran sesuai dengan perjanjian
antarnegara.
(2) Perjanjian antarnegara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibuat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 148
Jaringan trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum
sebagaimana dimaksud dalam pasar r4s ayat (1) dan ayat (C)
huruf b, huruf c, dan huruf d ditetapkan oliLr:
a' Menteri yanq bertanggung jawab di bidang sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk jarrngan
trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum
antarkota antarprovinsi dan perkotaan yang melampaui
batas 1 (satu) provinsi;
b' gubernur untuk jaringan trayek dan kebutuhan
Kendaraan Bermotor Umum antarkota dalam provinsi
9"1 perkotaan yang melampaui batas 1 (satu)
kabupaten/kota
lalam 1 [satu) provinsi seterah mendapal
persetujuan dari Menteri yana bertanggung jawab di
bidang sarana dan prasarana Laru Lint"" a"" ingkutan
Jalan; atau
c. bupati/walikota untuk jaringan trayek dan kebutuhan
Kendaraan Bermotor Umum perkotaan daram 1 (satu)
wilayah kabupaten/kota seteiah mendapat persetujuan
dari Menteri yang bertanggung jawab di biiang sarana dan
Prasarana Lalu Lintas datAnEiutan Jalan.

Pasal 149
Jaringan trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum
perdesaa-n sebagaimana dimaksud dalam pasal
145 ayat (3)
huruf e ditetapkan oleh:
a. bupati untuk kawasan perdesaan yang menghubungkan 1
(satu) daerah kabupaten;
b' gubernur untuk- kawasan perdesaan yang merampaui 1
(satu) daerah kabupaten dalam r (satu) d"aerah piovinsi;
atau
c. Menteri
\
,l

PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

-78-
c Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jaran untuk
kawasan perdesaan yang melampaui satu daerah provinsi.

Pasal 150
Ketentuan lebih lanju! mengenai angkutan orang dengan
Kendaraan Bermotor Umum dalam tayek diatui denfan
peraturan pemerintah.

Paragraf 4
Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak
dalam Trayek
Pasal 151

Pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor


Umum tidak dalam trayek seba[aimana dimaksud dalam
Pasal 14O huruf b terdiri atas:
a. angkutan orang dengan menggunakan taksi;
b. angkutan orang dengan tujuan tertentu;
c. angkutan orang untuk keperluan pariwisata; dan
d. angkutan orang di kawasan tertentu.
Pasal 152
(1) Angkutan orang dengan menggunakan taksi
sebagaimana dimaksud dalam pasar lst huruf a harus
digunakan untuk pelayanan angkutan dari pintu ke
pintu dengan wilayah operasi darari karrasan
ferkotaan.
(2) wilayah operasi dalam kawasan perkotaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat:
a. berada dalam wilayah kota;
b. berada dalam wilayah kabupaten;
c. melampaui wilayah kota atau wilayah kabupaten
dalam 1 (satu) daerah provinsi; atau
d. melampaui wilayah provinsi.
(3) wilayah operasi dalam kawasan perkotaan sebagaimana
dir3k-qud pada ayat (2) dan juml"h *ut"imal kebutuhan
taksi ditetapkan oleh:
a' wa-likota untuk- taksi yang wilayah operasinya berada
dalam wilayah kota;

b. bupati .
,l

PRE SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-79 -

b. bupati untuk taksi yang wiiayah operasinya berada


dalam wilayah kabupaten;
c. gubernur untuk _taksi yang wilayah operasinya
melampaui wilayah kota atiu wiliyah kabupatln
dalam 1 (satu) wilayah provinsi; atau
d' Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan
Prasarana Lalu lintas dan Angkutan Jalan untuk
taksi yang wilayah operasinya melampaui wilayah
provinsi.

Pasal 153

(1) Angkutan 9r3rg dengan tujuan tertentu sebagaimana


dimaksud dalam pasal 151 huruf b dilarang menaikkan
dan/atau menurunkan penumpang di- sepanjang
perjalanan untuk keperluan lain di luar p.iuyu.,un
angkutan orang dalam trayek.

(2) Angkutan or€Lng dengan tujuan tertentu diselenggarakan


dengan menggunakan mobil penumpang umum atau
mobil bus umum.

Pasal 154

(1) Angkutan orang untuk keperluan pariwisata


sebagaimana dimaksud dalam pasal 151 huruf c harus
digunakan untuk pelayanan angkutan wisata.
(2) Penyelenggaraan angkutan orang untuk keperruan
pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (ii harus
menggunakan mobil penumpang umum dan mobil bus
umum dengan tanda khusus.
(3) Angkutan orang untuk keperluan pariwisata tidak
diperbolehkan menggunakan Kendaraan Bermotor
umum dalam trayek, kecuali di daerah yang belum
tersedia angkutan khusus untuk pariwisata.

Pasal 155

(1) Angkutan di kawasan tertentu sebagaimana dimaksud


dalam Pasal l s t huruf d harus dillksanakan melalui
pelayanaan angkutan di jalan rokal dan jalan lingkungan.

(2) Angkutan
WITRESID EN
REPUBLIK INDONESIA

-80-
(2) Angkutan orang di kawasan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus menggunakan mobil
penumpang umum.

Pasal 156

Evaluasi wilayah operasi dan kebutuhan angkutan orang


tidak dalam
-
trayek dilakukan sekurang-kurangnya sekali
dalam 1 (satu) tahun dan diumumkan tepida masyarakat.
Pasal 157

Ketentuan lebih lanjut mengenai angkutan orang dengan


Kendaraan Bermotor umum tidak dalari trayek diatrlr
peraturan Menteri yang bertanggung jawab di bidang den[an
dan Prasarana Lalu Lintas dan Anghtan Jalan. ".rlr*

Paragraf 5

Angkutan Massal

Pasal 158
(1) Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal
berbasis Jalan untuk memenuhi kebutrlhan angkutan
orang dengan Kendaraan Bermotor Umum di kawasan
perkotaan,

(2) Angkutan massal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


harus didukung dengan:
a. mobil bus yang berkapasitas angkut massal;
b. lajur khusus;
c' trayek angkutan umum rain yang tidak berimpitan
dengan trayek angkutan massal; din
d. angkutan pengumpan.
Pasal 159

Ketentuan lebih lanjut ,r,"rr angkutan massal


sebagaimana dimaksud dalam pasar lsg diatur
peraturan Menteri yjlg bertanggung jawab di bidang d..rg..,
dan Prasarana LaluLintas dan LngkItu" Jalan. "^rir^

Bagian Keempat
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-81 -

Bagian Keempat
Angkuta, Barang dengan Kendaraan Bermotor Umum

Paragraf 1

Umum

Pasal 160
Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum
atas: terdiri
a. angkutan barang umum; dan
b. angkutan barang khusus.

Paragraf 2
Angkutan Barang Umum

Pasal 161
Pengangkutan barang umum sebagaimana dimaksud
daram
Pasal 160 huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. prasarana Jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas
Jalan;
b' tersedia pusat distribusi logistik dan/atau tempat untuk
memuat dan membongkar barang; dan
c. menggunakan mobil barang.

paragraf 3
Angkutan Barang Khusus dan Alat Berat
pasal 162

(1) Kendaraan Bermotor yang mengangkut barang


khusus
wajib:
a memenuhi persyaratan keselhmatan sesuai dengan
sifat dan bentuk barang yang diangkut;
b. diberi tanda tertentu sesuai dengan barang yang
diangkut;
c memarkir Kendaraan di tempat yang ditetapkan;

d.membongkar...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-82-
d membongkar dan memuat barang di
ditetapkan dan dengan menggunakantempatalat
yang
sesuai
dengan sifat dan bentuk baranfyang diangkut;
e beroperasi pad? waktu yang tidak mengganggu
_
Keamanan, Keselamatan, fltariaran, dan Ketertiban
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
f. mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

(2) Kendaraan Bermotor umum yang mengangkut


dengan dimensi vang merebi"hi iil;;;:1"r,* arat berat
sebagaimana dimatsua daram pasal ig ditetapkan
pengawalan dari Keporisian Negara
ir"rr" mendapat
Repuuiit< Indonesia.
(3) Pengemudi- dan pembantu pengemudi
Bermotor Umum yang mengangkut Kendaraan
barang khusus wajib
memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan
sifat dan

Pasal 169
(1) Pemilik, agen ekspedisi muatan
angkutan barang, atau
pengirim yalg menyerahkan b;-r';;-'khusus
memberitahukan wajib
- kepada
dan/atau penyelengg"..
pengeloia pergudangan
angkutL
barang dimuat
barang seberum
ke dar-am Kendaraan Bermotor Umum.
(2) Penyelenggara angkutan
kegiatan p"rrg"rr[kutan barang yang melakukan
baraig '-kli.."r" wajib
menyediakan tempat penyimparr"ii
jawab terhadap
. -p"rrj-",irr.r, ..rt. bertanggung
sistem
penanganan barang khusus dan/atau dan prosedur
barang tersebut ultum dimuat k; J;; berbahay"
Bermotor Umum.
".t"*,
Kendaraan

Pasal 164
Ketentuan lebih mengenai angkutan barang dengan
l*jy_t
Kendaraan Bermotoi umum Eiatur dengan peraturan Menteri
Iilg bertaneeung jawab di biJLg sarana
Lintas dan Angkutan Jalan dan prasarana Lalu

Bagian Kelima
FTRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA

_83_

Bagian Kelima
Angkutan Multimoda

Pasal 165
( 1) Angkutan umum di Jaian yang merupakan bagian
angkutan multimoda dilaksanakan oleh badan hukum
angkutan multimoda.

(2) Kegiatan angkutan umum daram angkutan


multimoda
dilaksanakan berdasarkan perjanjian
;.;;
badan hukum angkutan Jalan dan dibuat
antara
badan hukum
angkutan multimoda d.anf ata.u badan hukum moda
lain.
(3) Pelayanan angkutan multimoda harus terpadu
secara
sistem dan mendapat izin dari pemerintah-

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai angkutan


murtimoda,
persyaratan, dan tata cara memperolet
izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur d;;;" peraruran
pemerintah,

Bagian Keenam
Do.kumen Angkutan Orang dan Barang
dengan Kendaraan Berm--otor Umum
pasal 166

(1) Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor


yang melayani trayek tetap lintas batas umum
;"g;;;,;ntarkota
antarprovinsi, dan antarkota dalam p?o"i""i
dilengkapi dengan dokumen. harus

(2) Dokumen angkutan orang sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) meliputi:
a. tiket penumpang umum untuk angkutan dalam
trayek;
b. tanda pengenal bagasi; dan
c. manifes.
(s) Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor
wajib dilengkapi dengan dokumen yang umum
meliputi:
a. surat perjanjian pengangkutan; dan
b. surat muatan barang.
Pasal 16Z ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-84-
Pasal 167

(1) Perusahaan Angkutan Umum orang wajib:


a. menyerahkan tiket penumpang;
b. menyerahkan tanda bukti pembayaran
pengangkutan untuk angkutan tidak dalam trayek;
c. menyerahkan tanda pengenal bagasi kepada
Penumpang; dan
d. menyerahkan manifes kepada pengemudi.
(2) Tiket Penumpang harus digunakan oleh orang yang
namanya tercantum dalam tiket sesuai dengan a&umei
identitas diri yang sah.
pasal 169

(1) Perusahaan Angkutan Umum yang mengangkut barang


w4iib membuat surat muatan birang"seb"agai
bagiai
dokumen perjalanan.

(2) Perusahaan Angkutan Umum yang mengangkut barang


wajib membuat surat perjanjian pengangkutan barang.

Bagian Ketujuh
Pengawasan Muatan Barang

Pasal i69
(1) Pengemudi dan/atau perusahaan Angkutan Umum
barang wajib mematuhi ketentuan mengenai tata cara
pemuatan, daya angkut, dimensi Kenda[an, d.an kelas
jalan.

(2) Untuk mengawasi pemenuhan terhadap ketentuan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
pengawasan muatan angkutan barang.

(s) Pengawasan muatan angkutan barang dilakukan dengan


menggunakan alat penimbangan.

(4) Ala!. penimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


terdiri atas:
a. alat penimbangan yang dipasang secara tetap; atau
b. alat penimbangan yang dapat dipindahkan.
Pasal 17O
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-85-

pasal LZO

(1) Alat penimbangT yang dipasang secara


sebagaimana dimaksuddal"a- p"."t tetap
rOIO ayail+) f,r.rf ,
dipasang pada lokasi tertentu.
(2) Penetapan lokasi, pe-ngoperasian, dan
penimbangan yang. dipasang secara penutupan alat
sebagaimana aimiksua pada ayat (1) tetap pada Jalan
Pemerintah. dilakukan oreh

(3) Pengoperasian dan perawatan- alat penimbangan yang


dipasang secara tetap dilakukan ol!tr--
unit pelaksana
penimbangan yang ditunjuk oleh pemerintafr.

(4) Petugas alat penimbangan yang dipasang


secara tetap
wajib mendata jenis barang yang diangkut,
angkutan, dan asal tujuan. berat

Pasal l7t
(1) Alat penimfa3san_yang dapat dipindahkan
dimaksud dalam plsal- to9 ayat (r)rJif sebagaimana
dalam pemeriksaan Kendaraan Bermotor b digunakan
penyidikan tindak pidana pelanggaran di Jalan dan
muatan.
(2) Pengoperasian alat penimbangan
untuk pemeriksaan
Kendaraan Bermotor di Jalan"..U"gJrrr^rr.
pada ayat (1) d,akukan oleh dimaksud
Kendaraan Bermotor. f,etugas pemeriksa

(3) Pengoperasian_ alat penimbangan


sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diiakukan b.r"ama--a.rrg^,
Kepolisian petugas
Negara Republik Indonesia.

Pasal 172
Ketentuan lebih ranjut mengenai pengawasan
angkutan barang diatui muatan
dengar, peraturan pemerintah.

Bagian Kedelapan .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-86-
Bagian Kedelapan
Pengusahaan Angkutan

Paragraf 1
Perizinan Angkutan

Pasal 173
(1) Perusahaan Angkutan Umum yang
angkutan orang dan/atau barang wajibmenyelenggarakan
memiliki:
a. izin penyelenggaraan angkutan orang dalam
trayek;
b. izin penyelenggaraan angkutan orang tidak
trayek; dan/atau dalam
c. izin penyelenggaraan angkutan barang khusus
alat berat. atau

(2) Kewajiban memiliki izin sebagaimana


ayat (l) tidak berlaku untuk: dimaksud pada
a. pengangkutan orang sakit dengan menggunakan
ambulans; atau
b. pengangkutan jenazah.

Pasal 174
(1) rzin sebagaimana dimaksud daram pasar
berupa dokumen kontrak dan/atau r73 ayat (1)
Lu.ii*.r.ktronik yang
terdiri atas surat keputusan, surat pernyataan,
pengawasan. dan kartu

(2) Pemberian izin sebagaimana


dilaksanakan melalul sereksidimaksud
atau
pada ayat (l)
pelerangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan_undangan.

(3) Izin sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat berupa
izin pada I (satu) trayek atau piau
dalam satu kawasan. tiU"r"p" trayek

Pasal 175
(1) l.zin
jangka -penyerenggaraan angkutan
e umum berraku untuk
waktu tertentu.

(2) Perpanjangan
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

-87-
(2) Perpanjangan izin harus meialui proses
sereksi atau
prlelangan sebagaimana dimaksud dltam pasai
(2).
rr4 ayat

paragraf 2
Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang dalam Trayek

Pasal 176
rziy penyelenggaraan angkuran orang
daram trayek
sebagaimana dimaksud dalim pasal
diberikan tis' (1) huruf a
oleh: ^v^t
a' Menteri yanF bertanggung jawab di bidang
Prasarana Lalu Lintas t"r, Angkutan sarana dan
penyelenggaraan angkutan orang yang Jaran untuk
melayani:
1' trayek lintas batas negara sesuai dengan perjanjian
antarnegara;
2' trayek antarkabupaten/kota yang melampaui
1 (satu) provinsi; wilayah
3' trayek angkutan perkotaan yang merampaui
w,ayah
(satu) provinsi; dan 1

4. trayek perdesaan yang melewati wilayah 1


provinsi. (satu)
b gubernur untuk penyelenggaraan
melayani:
angkutan orang yang
1. trayek antarkota. yang melampaui wilayah
kabupaten/kota dalarn-t (satu) , I (satu)
2' irovinsi;
trayek angkutan perkotaan yang melampaui
(satu) kabupatenTkota dalam satu wilayah 1
provinsi; dan
3. trayek perdesaan yang melampaui wilayah
kabupaten dalam satu 1 (satu)
f,rovinsi.
c Gubernur Daerah Khusus Ibukota
penyelenggaraan angkutan orang.-yang Jakarta untuk
merayani
I*g seluruhnya berada dalam wilayah provinsi trayek
Khusus Ibukota Jakarta. Daerah
d bupati untuk penyelenggaraan ahgkutan
melayani: orang yang
1' trayek perdesaan yang berada dalam 1 (satu) w,ayah
kabupaten; dan
2' lra.vek perkotaan yang berada dalam (satu) wilayah
I
kabupaten.

e. walikota
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-88-
e walikota untuk penyelenggaraan angkutan orang
m.9lay1ni trayek perlotaai- yang berida yang
wilayah kota.
dalam 1 (satu)

Pasal I77
Pemegang izin penyerenggaraan angkutan
wajib: orang dalam trayek
a' melaksanakan ketentuan yang ditetapkan daram izin yang
diberikan; dan
b mengoperasikan Kendaraan Bermotor
99.g"r, standar pelayanan minimal Umum sesuai
sebagaimana
dimaksud dalam pasal lal ayat (1).
pasal l7g

Ketentuan lebih ranjut mengena i izin penyerenggaraan


angkutan orang dalam trayef aiatui---a";;;"
Menteri y?rg bertanggung jawau di bi;;;; peraruran
Prasarana Lalu sarana dan
Lintas au",{"[tutan Jalan.
Paragraf 3
Izin Penyelenggaraan Angkutan orang Tidak
dalam Trayek
Pasai 179
(1) Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak
sebagaimana dimaksud daram pasarizs dalam trayek
diberikan oleh: "v"tll; rrurur u
a. Menteri yang bertanggung jawab di bidang
Prasarana Lalu Lintas a"" arrgtut"r, sarana dan
angkutan orang yang melayani:
Jalan untuk
L angkutan taksi yang wilayah operasinya
melampaui 1 (satu) daerah provinsi; r -
2. angkutan dengan tujuan tertentu; atau
3. angkutan pariwisata.
b gubernur untuk angkutan taksr yang
operasinya melampaui lebih dari r "t""t'"f wilayah
kabupaten/kota daerah
dalam 1 (satu) provinsi;
c Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta
angkutan taksi dan angkutan kawasan tertentuuntuk
yang
yilayah operasinya berada daram wilayah provinsi
Daerah Khusus lbukota Jakarta; dan

d.bupati...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-89-
d. bupati/walikota untuk taksi dan angkutankawasan
te.rtentu yang wilayah operasinya berada dalam
wilayah kabupaten / kota.
(2) Ketentuan iebih lanjut mengenai tata cara dan
persyaratan pemberian izin sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) diatur. g.-".g." peraturan Menteri yang
P:t!""g.g"ng jawab di bilang dan prasarana Laru
Lintas dan Angkutan Jalan. ".r^."

Paragraf 4
lzin Penyelenggaraan Angkutan Barang Khusus
dan Alat Berat

Pasal 180
(1) rziy penyelenggaraan angkutan barang
sebagaimana khusus
dimaksud darari pasar r75 ayat (1) huruf c
diberikan oreh Menteri yang bertanggu"g.;.*"u
di bidang
sarana dan prasarana t alu t int""--d"r".i,rrgkutan
dengan rekomendasi dari instansi terkait. Jalan

(2) Izin penyel.elssalaan angkutan alat berat sebagaimana


dimaksud daram pasal rr\ ayat (1) huruf
c diberikan oleh
Menteri yang, brefanggung jiwat'di biJang
Prasarana LaIu Lintas lan"ingkut"" sarana dan
.l.f.r.-
(3) Ketentuan lebih- lanjut mengenai tata
persyaratan pemberian izin penyerengg"o"r,cara dan
barang khusus dan alat be.rat diatur angkutan
a;;""
Menteri yang, bertanggung jawab di bi;;g peraturan
Prasarana sarana dan
Lalu Lintas ian-angkut.r, .-l"l"r.,

Bagian Kesembilan
Tarif Angkutan
Pasal 181
(l) Tarif angkutan terdiri atas tarif 'penumpang
barang. dan tarif

(2)
sebagaimana dimaksud pada ayat
Iill,r;Hlo*r (1)

a. untuk angkutan orang dalam trayek;


:HIPenumpang

b. tarif
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-90_
b' tarif penumpang untuk angkutan orang tidak daram
trayek.

Pasal 182
(1) Tarif Penumpang untuk angkutan orang daram trayek
terdiri atas:
a. tarif kelas ekonomi; dan
b. tarif kelas nonekonomi.
(21 Penetapan tarif keras ekonomi sebagaimana
pada ayat (l) dimaksud
dilakukan oleh:
a. Menteri yan_g pertanggung jawab di bidang
Prasarana LaIu Liniis J"" a"gm-t.r, sarana dan
angkutan. of.rrg yang melayaii trayek
Jaran untuk
antarprovinsi, angkutan perkotaan, iu., antarkota
perdesaan -p"t"y"rr"rrrry" angkutan
{"rg wilayah melampaui
wilayah provinsi;
b. gubernur untuk angkutan orang yang melayani
trayek antarkota daram provinsi angkutan
"Lrtubatas
perkotaan dan perdesaan yang melampaui
satu
kabupaten/koti dalam satu provinsi;
c. bupati unt]l! angkutan orang yang melayani trayek
antarkota dalam kabupater, .rigtrrl.r, perkotaan
fan perdesaa, y".,g ".rt.
witayah p;i;t;;;nnya dalam
kabupaten; dan
d' walikota untuk angkutan orang yang
merayani trayek
angkutan. perkotaan yang wilayah pelayanannya
dalam kota.
(3) Tarifpenum palg angkutan
orang dalam trayek kelas
nonekonomi ditetapkan oleh pirusahaan
Umum. Angkutan

(4) Ketentuan tebj.h lanjut mengenai


sebagaimana dimaksud pada ""y;, tarif penumpang
peraturan Menteri yang bgrjanggung'1if'ai"trr dengan
jawab di biJ;;;
sarana dan prasarana r-alu r-int;";;;
eriltutu' Jaran.
Pasal 183
(1) Tarif penumpang untuk angkutan orang
tidak daram
trayek dengan menggunr.ku.r, t"k.i - sebagaimana
dimaksud dalam pasJ-tsr huruf a-ditetapkan
Perusahaan Angkutan Umum - oleh
Pemerintah atas persetujuan
sesuai dengan kewenang.rr-*."ing-masing
berdasarkan stanoar peiiyanan minimal
yang ditetapkan.

(2) Tarif
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 91 -

(2) Tarif. Penumpang untuk angkutan orang


tidak daiam
trayek dengan tujuan tert-entu, pariwi"sata,
kawasan tertentu_ sebagaimana dimaksud dan di
dalam pasal
J51. huruf b, huruf c, dan huruf d ditetapkan
berdasarkan kesepakatan' antara pengguna
Perusahaan Angkutan Umum.
Jasa dan

Pasal 184

Tl|,f angkutan barang s.ebagaimana dimaksud


181 ayat (2) huruf u-ait.tJph, berdasarkan dalam pasal
antara Pengguna Jasa dan peiusahaan kesepakatan
A*gku;; Umum.
Bagian Kesepuluh
Subsidi Angkutan penumpang Umum

pasal 195

(1) Angkutan penumpang umum dengan tarif


keras ekonomi
P"d1 trayek tertentu dapat diberi subsidi oreh pemerintah
dan/atau Pemerintah Dlerah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian
angkutan Penumpang umum sebagaim"rru- airrraksudsubsidi
pada ayat (1) diatur dengan peraturan
pemerintah.

Bagian Kesebelas
Kewajiban, Hak, dan Tanggung Jawab perusahaan
Angkutan Umum
Paragraf 1
Kewajiban perusahaan Angkutan Umum

Pasal 186

Perusahaan Angkutan Umum


y"jib mengangkut orang
dan/atau barang setelah disepakati perjanjian a,gkuta'
dan/atau dilakukan pembayaran biaya angkutan
Penumpang dan/atau pengirini barang. oleh
.

Pasal 187

Perusahaan Angkutan Umum wljib mengembalikan


angkutan- yang biaya
.telah dibayar oterr e""""*p""g dan/atau
pengirim barang jika terjadi pembatalan p"*uJ*rrgkatan.

Pasal 188
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-92-
Pasal 188
Perusahaan Angkutan umum wajib mengganti
diderita oleh penumpang atau pengirim-E"r"rrgkerugian yang
dalam melaksanakan peliyanan angkutan. karena lalai

Pasal 189
Perusahaan Angkutan Umum wajib
tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud mengasuransikan
daram pasal 1gg.
Pasal 190
Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum
penumpang dan/afay b1lang dapat menurunkan
pemberhentian terdekat jika p.J"ng diangkut pada tempat
"l;*p;g'a"rr7"t", barang
y.rrg- diangkut - dapat memban"y.t-ari li"*".ru.r, dan
keselamatan angkutan.

Pasal 191
Perusahaan Angkutan Umum bertanggung
kerugian yang aiauuattan oreh segala jawab atas
p"?u""'r"" orang yang
dipekerjakan daram kegiatan penyelenggaraan
angkutan.
Pasal 192
(1) Perusahaan Angkutan Umum bertanggung
jawab atas
kerugian vang diderita oleh pen;;a?;ang
dunia atau luka akibat RelVelengglo"r, meninggar
kecuali disebabkan oleh .r.i, t":"aifflLg angkutan,
dicegah atau tidak dapat
dihindari atau karena kesarahan
Penumpang.

(2) Kerugian sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dihitung
berdasarkan lierugian yang nyata-nyata
bagian biaya pelayinan. - diarami atau

(3) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud


dimulai sej_ak Penu.miang diangkut danpada ayat (i)
tempat tujuan yang disepaiati. berakhir di

(4) Pengangkut ,id{ bertanggung jawab atas kerugian


barang bawaan. penumpaig, [.".,"fi iit" penumpang
dapat membuktikan bahwa kerugian
teriebut disebabkan
oleh kesalahan atau kelalaian pengangkut.

(5) Ketentuan
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-93-

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai besarnya ganti


kerugian
diatur dengan peraturan pemerintah.

Pasal 193
(1) Perusahaan Angkutan umum bertanggung jawab
kerugian yang diderita oreh p""girii' barang atas
barang karena
musnah, hilang, atau rusak
penyerenggaraan angkutan, kecuari terbukti akibat
musnah, hilang, atau rusaknya barang disebabkanbahwa
suatu kejadian yang tidak dapat aiceg?tr atau oleh
atau kesalahan pengirim. dihindari

(2) Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat


(1)
berdasarkan kerugian yang nyata_nyata dialami. dihitung

(3) Tanggung.jawab sebagaimana dimaksud pada


dimulai ayat (1)
barang diangkut
di tempat".i+
luiuan yds;;Jpakati.""rrrp;i;;;ang diserahkan
(4) Perusahaan Angkutan Umum tidak bertanggung
jawab
jika kerugian disebabkan oleh p..r".rtrman
yang tidak sesuai dengan surat muatanketerangan
barang. angkutan

(5) Ketentuan rebih ranjut mengenai besaran ganti


diatur dengan peraturan pemerintah. kerugian

Pasal 194
(1) Perusahaan Angkutan Umum tidak
bertanggung jawab
atas kerugian yang diderita o]e!
qirratGiG", kecuali jika
pihak ketiga dapat membukiitr.r, U"i*. kerugian
tersebut disebabkan oreh kesalahan perusahaan
Angkutan Umum.
(2) Hak untuk mengajukan keberatan dan permintaan
kerugian pihak- ketiga kepada p"ru"at ganti
Umum sebagaimana dimaksud Angkutan
"a' ayat
disampaikan selambat_lambatn,u SO;; (1)
G;;
terhitung mulai tanggal terjadinj" r..."gi;il putuh) hari

Paragraf 2
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

-94 -
paragraf 2
Hak Perusahaan Angkutan Umum

Pasal 195
(1) Perusahaan Angkutan umum berhak untuk
menahan
barang yal.g diangkut jika pengirim atau penerima
memenuhi kewajiban dalam baLs waktu yang tidak
ditetapkan
sesuai dengan perjanjian angkutan. J
(2) Perusahaan Angkutan Umum berhak memungut
biaya
tambahan atas- barang yang disimpan a"., tia*
sesuai dengan kesepakatan. diambil

(3) Perusahaan Angkutan umum berhak


menjual barang
yang diangkut secara lelang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan jika pengirimketentuan
penerima tidak memenuhi f"*"iiua" atau
kesepakatan sebagaimana dimaksui
lesuai dengan
;;;" ayat 1r I
Pasal 196
Jika .barang angkutan tidak diambil oleh pengirim
penerima atau
sesuai dengan batas w_aktu yang teiah disepakati,
Perusahaan Angkuta' Umum berhak
yang sifatnya berbahaya atau rrr.rir.=.r"hkan
mengganggu dalam
barang
penyimpanannya sesuai dengan
perundang-undangan. ketent-r]an peraturan

Bagian Kedua Belas


Tanggung Jawab penyelenggara

pasal 197

(1) Pemerintah dan pemerintah Daerah


penyelenggara angkutan wajib: sebagai
a. memberikan jaminan kepada pengguna Jasa
angkutan umum untuk *."d"p"ttan p.iiil""";
b. memberikan_ perlindungan kepada perusahaan
Angkutan Umum dengin menjaga keseimbangan
antara penyediaan dan permintaan-angkutan
dan umum;
c. melakukan pemantauan dan pengevaluasian
terhadap angkutan orang dan barang. ---o-'

(2) Ketentuan
i

PRESIDENJ
REPUBLIK INDONESIA

-95-
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab
_
penyelenggara angkutan umum sebagaimffa dimaksud
dr."tr11 dgngan peraturan Menteri yans
|]*_1|]l]11
9:nanggung jawab di bidang sarana dan prasarana Laru
Lintas dan Angkutan Jalan.

Bagian Ketiga Belas


Industri Jasa Angkutan Umum
pasal 199

(1)
/":. angkutan umum harus dikembangkan menjadi
industri jasa yang memenuhi standa. pil.y".r"rl
mendorong dan
persaingan yang sehat.

(2) Untuk qewujud.kan pelayanan


dan persaingan
.standar
yang sehat sebagaimana dimaksud p"J. - ayat (l),
Pemerintah dan / atiu pemerintah Daerah'h..u.,'
a. menetapkan segmentasi dan klasifikasi pasar;
b. menetapkan standar pelayanan
minimal;
c. menetapkan kriteria persaingan yang
seha|
d. mendorong terciptanya pasar; dan
e. mengendalikan dan mengawasi pengembangan
.
industri jasa angkutan ,*r*]
(3) Ketentuan lebih ranjut mengenai standar pelayanan
persaingan dan
yang sehat diatur dengan "peraturan
pemerintah.

Bagian Keempat Beias


Sanksi Administratif

Pasal 199
(1)
?:fi"p olarg yalg melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pisal 167]"pasal.16g, pr"ail73, pasal
!77,-P1sal 186, pasal lg7, pasal 1g9, pasal tg2, dan
Pasal 1.93 dikenai sanksi administratif berupa:
a. penngatan tertulis;
b. denda administratif;
c. pembekuan izin; dan/atau
d. pencabutan izin.

(2) Ketentuan
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA

-96-
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata
pengenaan sanksi administratif sebagaimana cara
dimaksud
Sada ayat (1) di.atyl dengan peraturan Menteri yang
lgrtans-eung
jawab di bidarig sarana dan prasarana
Lintas dan Angkutan Jalan. Lalu

BAB XI
KEAMANAN DAN KESEI.AMATAN LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN
Bagian Kesatu
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Pasal 200

(1) Kepolisian- Negara Republik Indonesia bertanggung


atas terselenggaranya kegiatan dala* ;";:ir.lka' jawab
memelihara Keamanan Laru Lintas dan Angkutan da.,
Jalan.
(2) Penyelenggaraan kegiatan sebagaimana
ayat (1) dilakukan meralui kerji sama dimaksud pada
""t"ru pernbina
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan-dan masy.r"t.t.

(3) U.ntuk
.mewujudkan dan memelihara Keamanan Lalu
Linta.l da1.r Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan kegiatan:
penyusunan program nasionar Keamanan
Laru Lintas
dan Angkutan.lalan;
b. penyediaan pemeliharaan fasilitas dan
perlengkapan _1.r,
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
c pelaksanaan pendidikan, pelatihan,
pembimbingan,
penyuluhan, dT penerangan berlalu
rangka meningkatkan kesidaran hukum
lintas clalam
masyarakat dalam berlalu lintas;
dan etika
d, pengkajian masalah Keamanan
Angkutan Jalan;
Lalu Lintas dan
e. manajemen keamanan Lalu
Lintas;
f. pengaturan, penjagaan, pengawalan,
patroli; dan/atau
g. registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor
dan
Pengemudi; dan
h. penegakan hukum Lalu Lintas.

Pasal 201
PRESID EN
REtJUBLIK II,JDONESIA

-97 -

Pasal 201
(1) Perusahaan Angkutan Umum wajib
melaksanakan, dan membuat,
menyempurnakan sistem keamanan
9.:g3l berpedom"r, p"d" piog."* nasional Keamanan
Lalu Lintas dan Angkutan J;#.
(2) Kendaraan Bermotor Umum harus-
dilengkapi dengan
alat pemberi informasi untuk memudahkan
kejadian kejahatan di Kendar* Bermotor. pendeteksian

Pasal 202

Ketentuan lebih la:ut mengenai penetapan


Keamanan Lalu Lintas d; ;"akutan program nasionar
dimaksud daram pasal 20o dan- pasar i"il sebagaimana
peraturan Kepala Keporisian Negara 2o1 diatur dengan
Republik Indonesia.

Bagian Kedua
Keselamatan La-lu Lintas dan Angkutan
Jalan
Pasal 203
(1) Pemerint bertanggung jawab
Keselamatan Lalu Lini"as jan Angkutanatas terjanrinnya
Jalan.
(2) Untuk meniamin Keseramatan Lalu
Jalan sebagaim*u al*"iiua padaLintas dan Angkutan
rencana umum nasional KeseLmad ayat (1), ditetapkan
Angkutan Jalan, meliputi: i"i" Lintas dan
a penyusunan Drogram nasional
LaIu Lintas dan ,{ngkutan jil;
kegiatan Keselamatan
b penyediaan dan pemeliharaan
perlengkapan Kesellmatan-- fasilitas dan
Angkutan Jalan. Lalu Lintas dan
c' pengkajian masalah Keselamatan
Angkutan Jalan; dan Laru Lintas dan
d. Keselamatan Latu Lintas dan
fl?ff]"*en Angkutarr

pasal 204
(i) Perusahaan A-ngkutan Umum
melaksanakan, dan meny.*prr.rakan wajib membuat,
keselamatan dengan u".p"af*an sisiem manajemen
nasionar Keseramatan Laru Lintas pada rencana ,murn
dan Angkutan Jaran.

(2) Kendaraan
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

_98_
(2) Kendaraan Bermotor umum harus
d,engkapi dengan
alat pemb:l ilfo.iql"i terjadinya Kecerakaan
ke Rrsat Kendali sistem Keselamat.r, i"r, Laru Lintas
Angkutan Jalan. Lintas dan

Pasal 205

Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan


nasional Keseramatan LalJ Lintas rencana umunr
sebagaimana dimaksud dalam pasal #-;;;kutan Jalan
kewajiban perusahaan a"ght"., u*r* 2o3 'ayat (2) dan
melaksanakan, membuat,
dan rrr"rrya*purnakan sistem
keselamatan ser-t3 p.."y"r.i* alat pemberimanajemen
Kecelakaan Laru Lintas r"u"g"i*ana informasi
2O4 diatur dengan peraturan
dimaksud dalam pasai
femerintah.

Bagian Ketiga
Pengawasan Keaman€Ln dan Keselamatan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Pasal 206

(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan


program Keamanan
dan Keselamatan Laru Lintas aan .fngmtan Jalan
meliputi:
a. audit;
b. inspeksi; dan
c. pengarnatan dan pemantauan.
(2) Audit bidang Keamanan Laru Lintas dan
sebagaimana dimaksud pada ayatAngkutan Jaran
dilaksanakan oleh auditor (1) huruf a
irra.p"rralrr-r"rr*
ditentuka.
oleh Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
(3) Audit bidang Keselamatan Laru Lintas
dan Angkutan
Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf
dilaksanakan oreh auditor ina.penaerr-'ylrrg ditentukana
oleh pembina Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
(4) I-nspeksi bidang Keamanan Laru Lintas dan Angkutan
Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan_ secara periodik b.rd;;;rJri
oleh Kepala Kepolisian Negara Republik "ur. prroritas
Indonesia.

(5) Inspeksi .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-99-
(s) Inspeksi bidang Keseramatan Lalu Lintas
dan Angkutan
{:tq" sebagaimana dimaksud pada .V"i]it huruf b
dilaksanakan secara periodik berdasarkan
oleh setiap pembina Lalu Lintas da" .tli" prioritas
A"gtut"rr.l.f"rr.
(6) Pengamatan dan pemantauan sebagaimana
dimaksud
P"q". ayat (1) huruf c wajib dilaksanakan
.
berkelanjutan oleh secara
setiap p.*Uirr" Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
(7) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
ditindaklanjuti dengan" tinaar.an korektif
penegakan hukum. dan/atau

Pasal 207
Ketentuan lebih,lanjut mengenai pengawasan
Keselamatan LaIu Linta" ai" e"gku-tan Keamanan dan
dimaksud daram pasar 206 iyat (1) .1"r." sebagaimana
pemerintah. diatur dengan peraturan

Bagian Keempat
Budaya Keamanan dan Keselamatan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Pasal 208
(1) Pembina Laru Lintas dan Angkutan
Jaran bertangggung
jawab membangun dan mewu3udkan
dan Keselamatan Lalu Lintas dln budaya Keamanan
a"gml"" Jalan.
(2) upaya membangun dan mewujudkan
"ii!r.rr"r,
dan Keselamatan Laru Lintas a;; budaya Keamanan
sebagaimana Jaran
dimaksud pada ayat (1) dilakukan meralui:
a. pelaksanaan pendidikan berralu
lintas sejak usia dini;
b' sosialisasi dan internarisasi tata cara
berlalu lintas dan etika
serta program Keamanan dan
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
c. pemberian penghargaan .terhadap
Keamanan dan . -KesElamatan tindakan
Angkutan Jalan;
Lalu Lintas dan
d. penciptaan lingkungan R-uang Lalu Linms yang
mendorong pen gguni.i alan be rpZ ril-aiirr
; d an te rtib
e. penegakan hukum secara konsisten
berkelanjutan. dan

(3) Pembina
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA

-100-
(3) Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menetapkan
kebijakan dan program untuk *.*".;"af."" buday.a
Keamanan dan Keselamatan berlalu lintas.

BAB XII
DAMPAK LINGKUNGAN

Bagian Kesatu
Perlindungan Kelestarian Lingkungan Laru Lintas
dan Arrgkutan Jaran
Pasal 2O9
(1)
9"1"t menjamin
kegiatan
kelestarian lingkungan, daram setiap
di bidang Lalu Lintas dan Ang-kutan Jalan harus
dilakukan pencegahan dan penangguLrg.., pencemaran
lingkungan hidup untuk memenuhi ketentuan baku
mutu
-lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencegahan dan
p.l"lqgulangan pencemaran lingkungan hidrip di bidang
Lalu Lintas dan Angkutan Jaran sebigaim"r* di-^ksud
pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

Bagian Kedua
_Pencegahan dan penanggulangan
Dampak- Lingkungan Lalu Lintas Ei" e"Igtutan Jalan

Pasal 210

(1) Setiap Kendaraan Bermotor yang beroperasi di Jalan


wajib memenuhi persyaratan .*b.rrg batas .*i.i Sr;
buang dan tingkat kebisingan.
(2) Ketentuan.lebih lanjut mengenai tata car.a, persyaratan,
dan prosedur perrartgana' ambang batas emisi gas
dan tingkat kebisingln yo.rg aiau-uattan oleh buang
Kendaraan
Bermotor sebagaimana diriak."a p.a" ayat
dengan peraturan pemerintah.
(1) diatur

Pasal 2 11

Setiap pemilik dan/atau pengemudi Kendaraan


Perusahaan Angkutan UmJm wajib mencegah Bermotor dan
pencemaran udara dan kebisingan. terjadinya

Pasal2l2
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-I01 -

Pasal2L2
Setiap pemitik dan/atau pengemudi Kendaraan
Perusahaan Angkutan umuL wajib merakukan Bermotor dan
perbaikan
terhadap kendaraannya jika terjadi k.r,r".["" yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran udara dan dapat
iebilingan .

Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban

Paragraf 1
Kewajiban pemerintah

Pasal 213

(1) Pemerintah wajib rnengawasi kepatuhan pengguna Jara'


untuk menjaga kelestarian ringkungan niaup dararn
penyelenggar^Arr Lalu Linras dan Angki,t..,
Jalan.
(21 Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada pemerintah
ayat (1), wajib:
a. merumuskan dan menyiapkan kebijakan, strategi,
9.t- program pembangunan Lalu Lintas clan
Angkutan Jalan yang ramah lingkungan;
b membangun dan mengembangkan sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dun Angkutan .Jalan yang
ramah lingkungan;
C melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
Perusahaan Angkutan Umum, pemilik, danlatau
Pengemudi Kendaraan Bermotor yang beroperasi
jalan; di
dan
d menyampaikan informasi yang benar dan akurar
tentang kelestarian lingkung"., di bidang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.

Paragraf 2
Hak dan Kewajiban perusahaan Angkutan Umum

Pasal 2 14

(1) Perusahaan Angkutan Umum berhak memperoleh


kemudahan dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang ramah hnlkungan.

(2) Perusahaan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-ro2-

(2) Perusahaan Angkutan Umum berhak


memperoleh
informasi menqenai kelestarian ringkungan
Lalu Lintas dariAngkutan di bidang
J"r.".
pasal 215

Perusahaan Angkutan Umum wajib:


a' melaksan*3l program pembangunan Lalu
Angkutan Lintas dan
{.J"1 y.r,g iamah lingkungan yang tetah
ditetapkan oleh pemeriitah;
b' menyediakan sarana Laru Lintas dan Angkutan
ramah lingkungan; Jalan yang
c. memberi informasr yang jelas, benar, dan jujur
kondisi jasa angkutan tilum; mengenai
d' memberi penjelasan mengenai penggunaan,
dan pemeliharaan sarana angkutan perbaikan,
;;;;;;^"
e. mematuhi baku mutu lingkungan hidup.

paragraf 3
Hak dan Kewajiban Masyarakat

Pasal 216

(1) Masyarakat berhak mendapatkan Ruang


yang ramah lingkungan. Lalu Lintas

(2) Masyarakat berhak memperoleh


kelestarian lingkungan bidang Lalu informasi tentang
Jalan. Lintas aan angtu-t-ari

Pasal2LT

Masyarakat waiib menjaga kelestarian


Lintas dan AngLutan Jalan. lingkungan bidang Laru

Bagian Keernpat
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-103-
Bagian Keempat
Sanksi Administratif

Pasal 2 18

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai dampak


lingkungan Lalu Lintas dan anjkutan Jalan
sebagaimana dimaksud daiam pasal z t t iitenai sanksi
administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda administratif;
c. pembekuan izin; dan/atau
d. pencabutan izin.
(2) Ketentuan lebih tanjut mengenai tata cara dan kriteria
pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

BAB XIII
PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN TEKNOLOGI
SARANA
DAN PRASARANA LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 219
(1) Pengembangan industri dan teknologi sarana
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan.latan meriputi: dan
a. rancang bangun dan pemeliharaan Kendaraan
Bermotor;
b. peralatan penegakan hukum;
c. peralatan uji laik kendaraan;
d. fasilitas Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan
Kelancaran LaIu Lintas dan Angkutan Jalan;
e. peralatan registrasi dan identifikasi Kendaraan
dan
Pengemudi;
f. t_eknologi serta informasi Laru Lintas dan Angkutan
Jalan;
g' fasilitas pendirlikan dan pelatihan personer Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan; dan
h. komponen pendukung Kendaraan Bermotor.
(2) Pemberdayaan
PRESIDEN
REPUELII( INDONESIA

-104-
(2) fepbeldayaan industri d1.- pengembangan teknorogi
Lalu Lintas d_an Angkutan Jalan se-bagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui:
a' pengembangan riset dan rancang bangun Kendaraan
Bermotor;
b' pengembangan standardisasi Kendaraan dan/atau
komponen Kendaraan Bermotor;
c. pengalihan teknologi;
d. penggunaan sebanyak_banyaknya muatan lokal;
e. pengembangan industri bahan baku dan komponen;
f' pemberian kemudahan fasilitas pembiayaan dan
perpajakan;
g. pemberian fasilitas kerja sama dengan industri
sejenis; dan/atau
h' pemberian fasilitas kerja sama pasar pengguna
di
dalam dan di luar negeri-.

Bagian Kedua
Pengembangan Rancang Bangun Kendaraan Bermotor

Pasal 220

(1) Pengembargal. rancang bangun Kendaraan Bermotor


sebagaimana dimaksud daram pasal 2r9 iyat
(I) huruf a
{an pengembangan riset rancang bangun sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a aitatut<in oleh:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah;
c. badan hukum;
d. lembaga penelitian; dan/atau
e. pergurLlan tinggi.
(2) Pengembangan rancang bangun Kendaraan
Bermotor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memperhatikan:
a. dimensi utama dan konstruksi Kendaraan Bermotor;
b. kesesuaian material;
c. kesesuaian motor penggerak;
d. kesesuaian daya dukung jalan;
e. bentuk fisik Kendaraan Bermotor;
f. dimensi . .
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-105-
f. dimensi, konstruksi. posisi, dan jarak tempat duduk;
g. posisi lampu;
h. jumlah tempat duduk;
i. drmensi dan konstruksi bak muatan/volume tangki;
j. peruntukan Kendaraan Bermotor; dan
k. fasilitas keluar darurat.
(3) Rancang bangun, sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus mendapatl.* pengesahan dari Menteri ya;g
bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana
Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 221

Pemberdayaan industri_ pengembangan tek.orogi Lalu


Lintas Angkutan {"r sebagaim.ni
Jalan
^dan ai*aksud daram
Pasal 219 avat (2) dilaksanakai ;;;A;--Lemanfaatkan
sumber daya nasionar, menerapkan stan?",
k""*anan dan
keselamatan, serta memperhatikan kelestarian
lingkungan.

Bagian Ketiga
Pengembangan Industri dan Teknologi prasarana
Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan

Pasal 222

(1) Pemerintah wajib mengembangkan industri


prasarana dan teknologi
yang menjamin Keamanan, Kesela:natarri,
Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.

(2) industri dan teknorogi prasarana Lalu


fgnsembangan
Lintas d."l Angkutan Jalan dilakukin
dengan dukungan semua sektor terkait. ".l.ru
terpadu

(3) Pengembangan industri dan tgknorogi


sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi modernisasi fasilitas:
a. pengatur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
b. penegakan hukum;
c. uji kelaikan Kendaraan;
d. Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, serta
-
Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan;afan;

e. pengawasan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-106_
e. pengawasan LaIu Lintas dan
Angkutan Jalan;
f' registrasi dan identifikasi Kendaraan
pengemudi; Bermotor dan
g' sistem Informasi dar: Komunikasi Laru
Angkutan Jalan; dan Lintas dan
h. keselamatan pengemudi dan/atau penumpang.
(4) Metode pengembangan industri
dan teknorogi meliputi:
a. pemahamanteknologi;
b. pengalihan teknologi; dan
c. fasilitasi riset teknologi.
(5) Pengembangan industri teknologi
S#i|;i*:l*mj lii' i,";"li," mendapa fii",sebagaimana
pe nge sah an

Bagian Keempat
Pemberdayaan Industri prasarana
Laru Lintas dan Angkutan
Jaian
Pasal 223
(1) untuk mengembangkan
industri
,ffi'6,'?ilii:X1*";; prasarana Laru
;;;Jl,o Lintas
3;?
mendorong
o.,u,, P;;i
i"au"tri alri#".g""-""uq'rl p"*u..a.y"".
(2) untuk *r"golgng.pengembangan
s bagaimana industri dalam negeri
e
dimif';d'-iriJ..rtif
pemberian fasilitas, ;;; " *],"J iil ;i,"-ukan m er ar tr i
-
bidang tertentu, dan
p'oduk peralat.,i 1,.i,
frffi?#Tr*1"oar Lintas dan

Pasal 224
(1) PengembangSn industri prasarana
Angkutan Jalan t"rairi
.i".,
Lalu Lintas dan
a. rekayasa;
b, produksi;
c. pera_kitan; dan/atau
d. pemeliharaan dan perbaikan.

(2) Pengembangan . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA.

-LO7-

(2) Pengembangan industri prasarana


Angkutan Jalan mencakup Lalu Lintas dan
disesuaikan teknologi yang
dengan kearifan tot"t. "iih

Bagian Kelima
pengaturan Lebih
Lanjut
Pasal 225
Ketentuan lebih ranjrlt
teknologi prasarana LaluSengenai pengembangan industri dan
Li"ntas dan AngkuLn Jaran
dengan peraturan pemerintah. diatur

BAB XIV
KECELAIGAN LALU LINTAS

Bagian Kesatu
Pencegahan Kecelakaan
Laiu Lintas

Pasal 226
(1) encegah Kecelakaan Latu
H:lI:f Lintas ditaksanakan
a. partisipasi para pemangku kepentingan;
b. pemberdayaan masyarakat;
c. penegakan hukum; dan
d. kemitraan global
(2) Pencegahan Kecelakaan
dimaksud Lalu Lintas sebagaimana
uv.,-'^ f rt ditak;i;; dengan
-fq" meliputi p:1g:am.yangka
penahapa, yurrq pola
menengah, dan jangki p..ri.rrg. pendek, jangka

(3) Pen5rusunan pro-gram pence_gahan


dilakukan oleh f6ru* l"r"'rinras Kecerakaan Laru Lintas
bawah koordina.i x.pori.il;n;;r; u;;-A"J;uran Jaran di
R.ilBil* rndonesia,

Bagian Kedua
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

108 -

Bagian Kedua
Penanganan Kecelakaan Lalu
Lintas
paragraf 1
Tata Cara penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas
Pasal 227
Dalam har teriadi Kecelak."r
t1ly Lintas, petugas Kepoiisian
il:53,1"X'X*1, jrl : n'3,"h *., kan pe n an sa n a n
a. mendatangi tempat kejadian ll, ^uu

b. menolong korban; dengan segera;


c melakukan tindakan pertama
d
di tempat kejadian perkara;
mengolah tempat kejadian
perkara;
e. mengatur kelancaran
arus Lalu Lintas;
f. mengarnankan barang
o
bukti; dan
b. melakukan penyidikan
perk;.;.'
Pasal 22g

[:::tHl''i]l liv:' mensenai tata cara penanganan


r{.p;i i. ;li. idH nlffi * iff H. j::,s;; Peraturan Kepala

Penggoronsan dan pena"::::-ji:kara


Kecelakaan Lalu Lintas
Pasal 229
(1) Kecelakaar
a r.".r.rl#:iTn,T:".,:::::n atas :

b. Kecelakaan LaIu Lintas


c. Kecelakaan Lalu Lintas sedang; atau
berat.
(2) Kecelakaan LaIu
pada .r", Lintas ri
h"d-
,_t,,
mengaki batkan t.*."ti'"'r!lir|il:-iffiffi_jjr^I:::
x.., I[*' oiriru,uu
o
(3) baran g.

Ililffi Li"rllL'i"0..#T* sebagaimana. crimaksud


*' ;#-#'il1' [H.:i'.'i" lXil ;ftr
:::i-i:f ?hH -'

(4) Kecelakaan .
.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-109-

(4) Kecelakaan LaIu Lintas


pada ayat (1) huruf c berat sebagaimana dimaksud
merupak"rr- k.".rakaan
mengakibatkan korban meninggar yang
a""i*"tau ruka berat.
(5) Kecerakaan.LaluLintas sebagaimana dimaksud
(t) dapat disebabkan oi"r,"r"i;;t;;.;ssunapada ayat
ketidakraikan x"rra.r--rr,
- -*"'
dan/ atau lingkung"rr. serta ketidakraikan Jaran,
Jaran

Pasal 230
Perkara Kecelakaan Laru
Pasal 229 avat tzl, Lintas sebagaimana dimaksud
uvut (4) diproses dengan daram
-T..,gu.,
"iit7i)i'fr acara
ffffi"'i::- Xil}i." """"li r.i.,,tu.,,
peraturan

Paragraf 3
pertolongan
dan perawatan Korban

Pasal 23I
(1)
ffi"*ifr:S:,T;H'an Bermotor vang terribat
Kecerakaan
a. menghentikan Kendaraan
yang dikemudikannya;
b. memberikan perto,";;;;
kepada korban;

.d. r.?ffi?,f ffi *'."":l.liu-*, r.,*""rffi .i.,, Negara


r"t.r.rre"i-yans
ilH:i:,tr terkait dengan kejadian
(2) Pengemudi Kendaraan Ber:
memaksa tiaut-;;;;'*?tol,.vang karena keadaan
sebagaim*" Ji*Ltrli"Sla melaksanakan- r..t"..tu^,,
ayat (1) huruf
a dan h;;i
P, segera *"frporl-*- ff;" kepada Kepolisia;n...il;
Rtpuu]itlndonesia terdekat.
Pasal 232

:.",j1T"',ffi?J"ilf #;?ffi
a. memberikan pertolongan
fi l,I"Jffi
Ldan/ataumengetahui
Lintas; kepada korban Kecelakaan Lalu

b. melaporkan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 110-
b melaporkan kecelakaan tersebut
kepada Keporisian Negara
Republik Indonesia; dan/atau
c.
f;'."fi8i?1X1""5:,T:"nsan kepada Keporisian Negara

Paragraf 4
pendataan Kecelakaan
Lalu Lintas
Pasal 233
(1) Setiap kece-lakaan wajib dicatat daram formulir data
Kecelakaan Lalu t intasl
(2) Data Kecelakaan Laru Lintas sebagaimana
pada ayat (1) merupak.r, dimaksud
U.gi.r, dari d.ta forensik.
(3) Data Kecer-akaan Laru Lintas
sebagaimana dimaksud
dlengkapi aengai-;;,;
_

I:*.;HJ |)"1,1*. yans berasa I

(4) Data Kecerakaan Lalu Lintas


pada ayat (1) dikerola sebagaimana dimaksud
"il'"ilo-risian
Indonesia dan a"p"i-air"""iul',u' Negara Repubrik
Lintas dan Angkutan Jalan. oreh pembina Laru

Bagian Ketiga
Kewajiban dan Tanggung
Jawab

Paragraf 1

Pem,ik-ff X#*X#?11il:HX? jffi^i.'.:::iT#l"gku,an


Pasal 234
(1)
K;;daraar Bermotor,
I:ffif;:Xl f;fr['[" dan/atau
I::d *ng di-deri,.
","*,'F*"HH_-ffii ^11lml;
;flHi."odan/atau plr,at ketigl ?I[r,^ kera]aian

(2) Setiap pengemudi, pemilik


dan/atau p.n 'irrgt Kendaraan Bermotor,
j "arru"r,j
awab ata s keru sakan r,.rr--uil'r.il bertanggung
karena kelalaian atau aI".",a"" U3i.; ;;il"
t.."f"n"n pengemudi. gkap an j alan

(3) Ketentuan .
W
PRESIDEI!
REPUBLIK INDONESIA

_112_
(2) Perusahaan
-.Angkutan Umum wajib mengasuransikan
orang yang dipekerjakan sebagai awak kendaraan.

Paragraf 2
Kewajiban dan Tanggung
Jawab pemerintah

Pasal 23g
(1) Pemerintah menyediakan
dan/atau memperbaiki
x.'*:i:Tf*r.H3i:".!;;L#:sarana Laru r.intis yan*
(2) Pemerintah meny-ediakan
arokasi dana untuk pencegahan
dan penanganan r.""r.r.L.r,
;;" Lintas.
Pasal 239
(1) Pemerintah mS.ngembangkan
Kecelakaan Latu Li";; ;;;i'rtn,r.nprogram
Jatan.
asuransi

(2) Pemerintah membentuk


perusahaan asuransi
Lalu Lintas dan Angkutai;;"" Kecerakaan
perundans-;rrdLg.rr. sesuai dengan peraturan

Bagian Keempat
Hak Korban

Pasa] 240
Korban Kecelakaan Lalu
Lintas berhak mendapatkan:
a' pertorongan dan perawatan
,;HfJff dari pihak
te4adinv" x.."r"r""i-ilil, yang bertanggung
, iliir"" dan / atau
b
i".: uai"vl-'fi i.hk;*i';;il i,fil'f., Htan
ggun g j awa b a ta s
c santunan Kecelakaan
asuransi ^aarl LaIu
Lalu Lintas dari perusahaan

Pasal 241
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 113 -
Pasal 24L
Setiap korban Kecelakaan Laru Lintas
pengutamaan pertolongan pertama berhak memperoreh
rumah sakit terdekat dan p"r.*.t"r, pada
dengan t.t"it""r, peraturan
perundang-undangan. """r"i

BAB XV
PERLAKUAN KHUSUS BAGI PEI\TYANDANG
CACAT,
MANUSIA USIA LANJUT, ANAK-ANAK,
WANITA HAMIL, DAN ORANG SAKIT

Bagian Kesatu
Ruang Lingkup perlakuan Khusus

pasal 242

(1) Pemerintah, pemerintah Daerah,


Angkutan umum wajib *"*u.ritandan/atau
perusahaan
perrakuan khusus di
bidang Lalu Lintas aan - e.rgi.uiar,
penyandang cacat, manusia .ra-t-an kepada
wanita hamil, dan orang sakit.
usia lanjut, anak_anak,

(2) khustts sebagaimana dimaksud pada


lfi,lttin ayat (1)

a. aksesibilitas;
b. prioritas pelayanan; dan
c. fasilitas pelayanan.
(3) Ketentuan lebih, lanjut
khusus di bidang r,atumengenai
-ii-rias pemberian perlakuan
kepada penyandan[ cacat, *.r,r.i"dan Angkutan Jaran
anak, usia lanjut, anak_
wanita hamil, dan o...rg sakit diatur
peraturan pemerintah. dengan

Pasal 243
Masyarakat secara kelompok
engajukan gugatan
kepada Pemerintarr aan/atlu pemerint"rr-
^dapat 61"..r, mengenai
pemenuhan perrakuan khusus
sebagai*"""-Ji*aksud daram
sesuai dengan keientuan peraturan
:::X'"-'li. peru,<rang-

Bagian Kedua .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-174-
Bagian Kedua
Sanksi Administratif

Pasal 244
(1) Perusahaan Angkutan umum
kewajiban menyediakan ."ru..r" yang tidak memenuhi
kepada penyat dang ai" ir"""iana perayanan
manusia usia lanjut, anak-
anak, wanita hariil, ".""i,
d; orang sakit sebagaimana
dimaksud pasar ii
{4*
administratif berupa:
uy^t (1) dapat dikenai sanksi
a. peringatan tertulis;
b. denda administratif;
c. pembekuan izin; dan/arau
d. pencabutan izin.
(2) Ketentuan lebih l.anjut mengenai
pengenaan sanksi administotir kriteria dan tata cara
pada ayat (1) diatur a.G" ..ud;;;"" dimaksud
peraturan pemerintah.

BAB XVI
SISTEM INFORMASI DAN
KOMUNIIGSI
LALU LINTAS DAN ANCXUTAN
JALAN

Bagian Kesatu
Penyelenggaraan Sistem
Informasi dan Komunikasi

Pasal 245
(1) Untuk mendukung Keamanan,
dan Kerancaran Laru Lintas --;;T;;kutan
Keselamatan, Ketertiban,
Jalan
*'fflh-:arakan
sistem i#or-".i dan komunikasi yang

(2) Penyelenggaraan sistem


Informasi. dan Komunikasi
Lintas dan Angkuta* Laru
Pemerintah, pemerintah Jaran' eii"k;;nakan oreh
provinsi,
kabupaten/kota ;;; pemerintah
u.rJar"rta, k;,t.r;;;,
.
perundang-undangan. peraturan

(3) Sistem
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

- 115 _

(3) Sistem Informasi dan Komunikasi


Angkutan Jaran.sebagaimana Laru Lintas dan
digunakan untuk kefiatan perencanaan,paaa ayat (1)
dimaksuJ-
pengendalian, pengaturan,
.dan pengawu.san serta operasionar
Lintas dan AngkutanJal"an Laru
yang meliputi:
a. bidang prasarana Jalan;'
b' bidang sarana dan prasarana Laru Lintas
Angkutan Jalan; dan dan
c' bidang registrasi dan identifikasi Kendaraan
dan Pengemudi, penegakan Bermotor
Manajemen dan 'Rekayasa Lalu hukum, operasional
pendidikan berlalu lintas.
Lintas, serta

Pasal 246
(1) sistem Informasi dan Komunikasi
Angkutan Jaran Laru Lintas dan
.sebagairnana
avat (2) merupakan subsistem dimaksrJa"r"* pasar 245
dan Komunikasi Lalu Linias d;i;;Jlr",, rnformasi
aan Angkutan Jalan.
(2) sistem Informasi dan Komunikasi
Angkutan J*."" terpadu sebagaim;.Latu Lintas dan
avat (1) dikendarikan oreh ;r*aksud pada
mengintegrasikan data, informasi,;;;; iendari yans
setiap subsistem dan komunikasi dari
(s) Data' informasi, dan komunikasi
pada ayat (21 h?*? dapat sebagaimana dimaksud
LaIu Lintas
ai"f."..
jJ;;: oleh setiap pembina
dan Angkuta'n

Bagian Kedua
Pengelolaan Sistem Informasi
dan Komunikasi
Pasal 242
(1) Dalam mewujudkan Sistem Informasi dan Komunikasi
LaIu Lintas. dan- Angkutan Jaran
dalam Pasf 2a6 ayit sebagaimana dimaksud
Angkutan iri ..ti"p p.*tii" i.r, Lintas dan
{d3"
komunikasi Lalu -"jiu *""g"roi.'".u"i"t.rl' irrfor*asi dan
Li"t""--t""
dengan kewenang€Lnnya. Angkutan Jalan sesuai
(2) subsistem informasi dan
setiap pembina Laru komunikasi
iirrt-"
yang dibangun oleh
dan Angkutan
terintegrasi
!a]am pusat kendali sistem informasiJalan
Komunikasi Lalu f,irit"" J^, dan
Angkutan Jalan.

(3) Pusat.
PRESIOE N
REPUBLIK INDONESIA

- 116 -
(3) Pusat kendali sebagaimana dimaksud
dikelola oteh Kepolisiin NA;;. pada ayat (2)
iepublik Indonesia.

Bagian Ketiga
Pengembangan sistem Informasi
dan Komunikasi
Pasal 248
(1) Untuk *"T^T_"!i tugas- pokok
pemangku kepentingar:, dan fungsi berbagai
aitembangkan d;1;* Informasi
dan Komuniklsi r,at"" Lmi"".
d3r, afiil; Jalan yans
ari n ga; ?; r; ;;
ilixHll;S:n Tf.'# [Hl i i,
". : "'i,, eu,l
(2) Sistem terstruktur,
_Jarlngan informasi,
komunikasi, dan pusat data Jartngan
meliputi:
perencanaan;
a.
b. perumusan kebijakan;
c. pemantauan;
d. pengawasan;
e. pengendalian;
f. informasi geografi;
8. pelacakan;
h. informasi pengguna
Jalan;
i. pendeteksian arus
Lalu Lintas;
j. tanda nomor Kendaraan
ffliffifn Bermotor;
k pengidentifikasian
___-*.. Kendaraan Be
LaIJLrnt"". ^wrrLril.raan Eermotor di Ruang

Bagian l(eempat
Pusat Kendaii Sistem Inforrnasi
dan Komunikasi
pasal 249

(1) Pusat kendali sistem Informa


Lintas dan Angkutan Jalan b.rfurrgsi n Komunikasi Laru
sebagai pusat:
a. kendali;
b. koordinasi;
c. komunikasi;

d. data
PRESIDEN
REPL]BLIK INDONESIA

-tr7-
d. data dan informasi terpadu;
e. pelayanan masyarakat; dan
f. rekam jejak elektronis untuk penegakan hukum.
(2) pusat kendari Sistem Informasi dan
Pengelo.laan
Komunikasi Lalu Lintas dan e"gkri"r, Jala,
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertujuan untuk
mewujudkan pelayanan ialu Lintas
yang aman, selamat, tertib, lancar, dan a.,gkutu, Jaran
a"" t.rpJJr.
(3) pusat kendali Sistem Informasi dan
J<e.siat-a.n
Lalu Komunikasi
Lintas dan Angkutan J"f"r, sekurang_kurangnya
meliputi:
a. pelayanan kebutuhan data, informasi,
komunikasi tentang Lalu Lintas dan dan
Angkutan Jaran;
b. dukungan tindakan cepat terhadap peianggaran,
kemacetan, dan kecelaka'an serta
berdampak terhadap Laru iintas te3aaian lain yang
dan Angkutan Jaran;
c. analisis, evaluasi terhadap pelangga."rr,
dan Kecelakaan Lalu Lintai; k.*acetan,
d' dukungan penegakan hukum dengan
dan secara langsung; ara.t elektronik
e. jrky"g3" pelayanan Surat lzin Mengemudi,
Tanda Nomor Kendaraa" g;r*otor, Surat
Kendaraan Bermotor; dan Buku pemirik
f . pemberian informasi hilang temu Kendaraan
Bermotor;
g' pemberian informasi kuaritas baku
h' dukungan pengendalian Larumutu udara;
pengaturan, penjagaan, pengawalan, Lintas dengan
i' dukungan pengendarian pergerakan dan patroli;.
Angkutan Jalan; dan Laru Lintas dan
j' pemberian informasi tentang
pelayanan publik. kondisi Jalan d.an

Pasal 250
Data dan informasi pada pusat
Komunikasi Laru Lintas a"r, kendati sistem Informasi rlan
argkutan J;il harus dapat
diakses dan digunakan ot.t, *..yarakat.

Pasal 251
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-118_
Pasal 251

Sistem Informasl d* Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan


""i"t p;";s;;;
digunaka* hukum yans
#,T"riapat
a penyelidikan dan penyidikan
dan Angkutan Jalan
tindak pidana Lalu Lintas
b tindakan penanganan
G;hatan tain;
"il kecelakaan,
kemacetan Lalu Lintas oreh--Iieporisianpelanggaran, dan
Indonesia; dan/atau Negaia Republik
C pengejaran, penangkapan, dan
,penghadangan,
penindakan terhadap -'aan/atau
p.toi, f.r,i*..r_, yang
terlibat kejahatan atau pelanggaran
Lalu Lintas.

Bagian Kelirrra
pengaturan Lebih
Lanjut
Pasal 252
Ketentuan lebih lanjut mengenai
Sistem
a"" e""gt, t"., Jar an' Informasi dan
f.'#r[ff ;"lli:"HlL' aiatu r d e n ga r.r

BAB XWI
SUMBER DAYA MANUSIA

Pasal 253
(1) Pembina L4, Lintas
dan.Angkutan Jalan wajib
sumber dava" --*.r,rriu
frHffif,,?skan ,,rtrr.
k";;;;;;Tf.iiXET.,ITf, ,L':T:,iX?,u.i?l#,:Tli*
(2) Pengembangan sumber
daya manusia di bidang Laru
Lintas dan Angkutan- J"rJi-
""u.g"i**r,-dimatsud
(1) dilaksanakan melatui pada
i[il, dililtk;r,*d.r, pelatiha,
a. Pemerintah;
b. Kepolisian Negara Republik
Indonesia; dan/atau
c. lembaga swasta yang
terakreditasi.

Pasai 254
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

- 119 -
Pasal 254
(1) Pemerintah dan pemerintah Daerah
layanan dan wajib
kemudahan serta memberikan
menjamin
terselenggaranya pendidikan
mekanik dan pengemudi.
dan pelatihan bagi tenaga

(2) Pemerintah dan pemerintah


pembinaan terhaa^p *"rruj.minDaerah wajib merakukan
pe.usarraarr--angkutan
Umum untuk meningk"tt
.
Keamanan, Keselama,"", "r. .- kualitas
X",.rtiban, dan
pelayanan,
Kelancaran
Lalu Lintas dan Angkutan'J;";.

pasal 255

Ketentuan lebih_lanjut mengenai


manusia di bidang Lalu Lii.-;; !:ig:rrbangan sumber daya
dengan peraturan pemerintah. dan Angkutan Jaran diatur

BAB XVIII
PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 256
(1) Masyarakat berhak untuk
penyelenggaraan Lalu berperan serta
Lintas dan A;;k;;" Jaran. dalam
(2)
:;f?r)Hnofl'"v"r.k", sebagaimana dimaksud pada
a. pemantauan- dan penjagaan_Kgamanan,
Keselamatan,
dan x.t",l"u"an Lalu t intas'aan
fiH:',Otn, Angkuran
b' masukan kepada instansi pembina.
Lalu Lintu.. du., a"gt"tl dan penyerenggara
Jalan
daerah dalam p."V?*pi rl11r, di tingkat pusat dan
dan standar i.trii. -ii peratu-ran, pedoman,
Angkutan Jalan; uiar,g Laru Lintas dan
c' pendapat dan pertimbanqan
kepada instansi pembina
dan penyerenggara i.r" ii"tas
tingkat pusat dan rlaerah dan Angkutan Jaran di
penyelenggaraan Lalu ,.rn"-i"p kegiatan
Lintas d;' o?&.,,"r,
yang menimbulkan dampak
lingk""*""i"i"" Jaran
d' p.,ry.1..,gg"r".., Laru Lintas
ixffir-#rr;,Ho"o dan

(3) Pemerintah .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

_120_
(3) Pemerintah. dan/atau pemerintah
-
mempertimbangkan Daerah
dan menindar.r"":"ti masukan,
pendapat, danf atau dukurgal yang
masyarakat s e bagaiman a a iriak s disampaikan
-ayat oreh
u J p-aa a ZI
1

Pasal 257
Peran serta masvarakAt selraoa.
dimaksud dalam Pasal
2s6 dapat
organisasi
6:ffim "".?ffit*ana
-u
profesi, u.o.r,
"Sfr::"t":itff,
lain sesu"i a"r,g"n SilXT,l*;
f:fiff#rakatan prinsip keierbukaan dan

Pasal 258

Y:f::t:1 waji! berperan serta dalam pemetiharaan


oan prasarana ialan, pengembangan sarana
disiplin
lirttas, dan u..partisipaJi ;;L* p"-.iihuraandan etika berlalu
Keselamatan, -Kelancar.rr-L.r, Keamanan,
Kitertibarr, a..,
Angkutan Jalan. Lintas dan

BAB XIx
PEI{YIDIKAN DAN PENINDAKAN
PELANGGARAN
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN
Bagian Kesatu
Penyidikan

Pasal 259
(1)
5;igffi:il"i,lf:lnpidana Laru Lintas dan Angkutan
a' Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia; dan
b' Penyidik pegawai Negeri sip,
tertentu yang
wewenang khusus menurut
ura""L_GI"il diberi ,.,.
(2) Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia di bidang
Lalu Lintas dan Angkuian J;l;"
pada ayat (1) huruf i t.rJiri;.tls, sebagaimana dimaksud
a. Penyidik; dan
b. Penyidik pembantu.

Paragraf 1 .
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

- 1,2L -

Paragraf 1
Kewenangan penyidik Kepolisian
Negara Republik Indonesia

Pasal 260
(1) Dalam hal. p-enindakan- peranggaran
tindak pidana, penyidik -Keporisian dan penyidikan
Indonesia se.lain yang diatur Negara
-ftituu Republik
Undang -acira di
--pid"rr" dalam Undang-
Hukum
tentang Kepolisian Negara iepublikJ;; U;ang_Undang
Lalu Lin ta s d an An gku"tan ; lnaonesia, di bidang
U..*.
a. memberhentikan, melarang,
"f "r, " ""rL",'
atau
pengoperasian dan menyita-""*"","iu menunda
Bermotor yans patut diiuga Kendaraan
berlalu lintas ;;i;;ilr peraturan
*"*puk"r,
"t"" t?.r/atau hasil
kejahatan; "f.i
b' melakukan pemeriksaan
.atas kebenaran keterar:gan
berkaitan dengan e."yia,.""
,i"a"i.;;;;" di bidang
Lalu Lintas dan angmtan Jalan;
c. meminta keterangan dari. pengemudi,
Kendaraan. Berriotor, dan/atau perusahaan pemilik
Angkutan Umum;
d. melakukan. penyitaan terhadap
_
Mengemudi, re.rd".""., Bermotor,- Surat lzin
Tanda Nomor Kendaraan R-ermotor,_rrl.r^.r, Surat
Coba Kendaraan Bermolo., Surat Tanda
sebagai barang bukti;
O.r./atau taiaa lulus uji
e melakukan penindakan terhadap
pelanggaran --Lalu dndak pidana
kejahatan Lintas menurut
"t., perundang-undangan;
ketentuan peraturan
f. membuat dan menandatangani
pemeriksaan; berita acara
g' penvidikan jika tidak terttapar
ffffl""tikan cukup
h' melakukan oenah,anan-{ang berkaitan
pidana kejahatan Lalu dengan rindak
.i' merakukan L-inta's; dan/atau
Hndakan rain m urut hukum
bertanggung jawab. secara

(2) Pelaksanaan
'''
Ifffiff.-J:3lll#f,,l"JiTffiilo T:oI":#-i,j
perundan*-ri;:Ifrr. dengan ketentuai peraturan
pasal 261 . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-122-
Pasal 261
Penyidik Pembantu sebagaimana
ayat (2) huruf b^ me-mp_unyai dimaksud dalam pasal 259
dimaksud dalam pasal *;;;;;"g sebagaimana
ioo' ayat
penahanan sebagaimana dimaksud (1), pasat keruali mengenai
huruf h vang *".iiu diberitan dld;.daiam 260 ayat (r)
;il;;."
dari Penyidik Kepolisian rv.gur. nepuurit wewenans
Lalu Lintas dan Angkutan.lii.r. r.rio.r..i. di bidang

Paragraf 2
Kewenangan penyidik pegawai
Negeri Sipil
Pasal 262
(1) Pegawai Neger-i Sipil sebagaimana
l.lnarlpasal
dalam dimaksud
259 ayat tlt rr"r,iit U.r*E".rri,irtrt,
a. melakukan pemeriksaan atas
persyaratan teknis dan laik
.- pelanggaran
-i.rrd".^^r,
Bermotor
jalan
yang pembuktiannya memerrukan
dan peralatan kirusus; keahrian
b' melakuk€rn pemeriksaan atas peranggaran
angkutan orang dan/atau u"r""g perizinan
Bermotor Umum; J.'"g;^ia.ndaraan
c' melakukan pemeriksaan atas pelanggaran
dan/atau dimensi Kendaraan -gr.r.,6lo. muatan
penimbangan yang dipasang di tempat
secara tetap;
d. melarang .:iy menunda p.rrgop.rasian
Kendaraan
!ern-ro.!or yang tidak memlnuhi persyaratan teknis
dan laik jalan;
e. meminta keterangan dari pengemudi,
pemilik
Kendaraan Bermolor, .i., perusahaan,angtutan
_
Umum atas pelanggaran p"r.y".utan
teknis
"p dan laik
guj ianxtt' a
-
BL rm o,o r, a
'alli ;,?T ^t"tn "','
er izin an ;

f' lelakukan penyitaan surat tanda rulus


surat izin penyelenggaraan uji dan/atau
pelanggaran
angkutan umum atas
..etagaiilana dimaksud pada huruf a,
huruf b, dan ["*i-- dengan membuat dan
menandatangani "
berita acara pemeriksaan.
(2) Kewenangan penyidik pegawai Negeri
dimaksud pada sip, sebagaimana
lvat
dan/atau tempat alat rrt dilaksanakan di Terminal
penimbanga, yang dipasang secara
tetap.

(3) Dalam
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-t23-
(3) Dalam hal kewen.:g3rr- sebagaimana
(1) dlaksanakan di-Jara;; dimaksud pada ayat
wajib berkoordir'""i- f;;ilif, ;;;;H"ilJgeri sipl
d;il;* ril
Petugas Kepoli sia" rv.g"r-u harus- JiJ".oi"gi oreh
t" J,ltrit Indone sia.

Paragraf 3
Koordinasi dan pengawasan penyidik
pegawai Negeri
sipir
Pasal 263
(1)
Negara Republik rndonesia,
l:ffi?i:,X-"o#,","" seraku
i;*ii,"#,:#ff;?"#!?f
9::bidang Lalu
di Lintas dan Angkutan Jalan. fffi t.#i,k;
(2) Dalam melaksan.I3,
kewenangannya penyidik pegawai
il:5n:, j,i,1*.[*;"hr;H:*1ii"d::t:'l''..;,,0,u
(s) Penyidik Pegawai...Negeri
pada ayat (1) wqiib sipil sebagaimana dimaksud
*""v"rJrrkan
penyidikan peranggaran berkas perkara
LaIu Lintas dan Angkutan hasil
iH:113 #ru4:*:,1.r#il:::-.:** ;:ffi
Jaran
Pe nyi d i k

(4) Ketentuan mengenai


sebagaimana dimaksud pembinaan
-;;;; dan pengawasan
ayat (1) dilaksanakan
dengan ketentuln: peraturan
.::,1"i
undangan. perundang_

pe n in
d ak., .","r**3fflr.frt tH,."
d an An gku tan Jar an
paragraf
Pemeriksaan Kendaiaa, 1g"rmotor
di Jalan
Pasal 264
Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor di Jaran d,akukan
a. Petugas Kepolisian Negara oreh:
Republik Indonesia; dan
b' rv'gJi sip, ai bidang r,ur,
ff:il'i|lJi:ffi] r,i,tas dan

Pasal 265
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-724-
Pasal 265
(1) Pemeriksaan Kendaraan Bermotor
di Jalan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 264 meliputi pemeiik""".,,
a. surat Izin Mengemudi, Surat Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor, Surat randa coba Kendaraan
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Bermotor,
Tanda Coba
Kendaraan Bermotor; "L,
b. tanda bukti lulus uji bagi kendaraan wajib uji;
c. fisik Kendaraan Bermotor;
d. daya angkut dan/atau cara pengangkutan
dan/atau barang;
e. izin penyelenggaraan angkutan.
(2) Pemeriksaan Kendaraan Bermotor
di Jalan sebagaimana
dimaksud p1d." ayat (r) Japat dilakukan
atau insidental sesuai dengan kebutuhan, secara berkara
(3) Untuk melaksant.., pemeriksaan
Kendaraan Bermotor
sebagaim""l giT.ksud pada ayat (1),
perugas Kepolisian
Negara Republik Indonesia t.*...rrg
untuk:
a. menghentikan Kendaraan Bermotor;
b. meminta keterangan kepada pengemudi;
c' melakukan tindakan lain menurut dan/atau
bertanggung jawab.
hukunr secara

Pasal 266
(1) Pemeriksaan Kendaraan Bermotor
dimaksut dalam pasar 265 ayatdi(1)
Jaran sebagaima.a
secara insidental oleh petugas dapat dirakukarr
Republiklndonesia! I ---- Kepoiisian Negara

(2) Pemeriksaan Kendaraan Bermotor


dimaksud dalam pasal 26i ayatdi(1) Jaran sebagaimana
dengan huruf e.dapat aiLtur.Ln huruf b sampai
Penyidik pegawai Negeri sipii. -- secara insidentar oleh

(3) Pemeriksaan Kendaraan Ber or


berkala sebagaimana dimaksud di Jalan seca.ra
dalam pu""flO5 ayat (2)
dalam keadaan tertentu d,akukan
secara gabungan
petugas Kepolisian Negara Republik oreh
Penyidik pegawai Negeri Indonesia dan
Sipil.

(4) Penyidik .
PRESIDEN
REPUBLIK INDOI.IESIA

-125-
(4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil
pemeriksaan Kendaraan Bermttor dalam melaksanakan
dimaksud pada ay3fi e) wajib aiaampingi di Jalan
""bag"i*"r*
JiJi p",rg""
Kepolisian Negara n"p,-,Utit -I-ir Jonesia.

Tata cara penindakan ,.r'fiffiLaru Lintas dan Angkutan Jalan


pasd 262
(1)
?:,9o-f1Tg.s*T di bidang Lalu Lintas dan Angkutan
ranan yang diperiksa *.rrrilt acara pemeriksaan cepat
pidana a."a" b.;;J;;i;;;";.".tapan
i3|ii*flf"'t
(2) Acara pemeriksaan cepat sebagaimana
ayat (1) dapat dilaksanakan tanpa dimaksud pada
kehadiran peranggar.
(3) Pelanggar yang tidak dapat
hadir sebagaimana dimaksud
5iX"i,i::[? $3*1t,-' " i tipt"" a e n a a ;;;;
"ke
;"" k van g
(4) Jumlah denda vang dititipkan
kepada bank sebagaimana
dimaksud pada (3)-sebesai
.ayat denda *.tJ*d
dikenakan untuk setiap pJll,ggu."., Lalu Lintasyang
Angkutan Jalan. dan
(s) Bukti penitinan uang denda wajib
berkas bukti pelanggaran. dilampirkan dalam

pasal 269

(i) Dalam hal


,pr!P"3r, pengadilan menetapkan pidana
denda lebih liec,-a"riplJ"
uang denda vang dititipkan,
ffirilX?ffi,lda haru's il",,;f, ;#i&da peranggar

(2) sisa uang denda-


.sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang tidak diambil dal-am.waktu. f ir^t"f tahun
penetapan putusan pengadilan se.;ak
diset;ri;;" kas negarq.
Pasal 269
(1) Uang denda vang_ ditetapkan pengadilan
dimaksud dalam- pasal 227 ayat sebagaimana
negara sebagai penerima", ,r"g""ra (1) disetorkan ke kas
Uut<an p":"i.

(2) Sebagian
l-)

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-126-
(2) Sebagian penerimaal nggara bukan pajak
dimaksud pada ayat (1) dlarokasik"r sebagaimana
p"t.,g3: Kepolisian Negara Republik::"b"g"i-ili"".,tif bagi
Penyidik Pegawai Indonesia dan
penegakan Jv:s_.1i
.
Sipil yang melaksanakan
hukum di .latan yang pelaksanaannya sesuai
dengan ke ten tuan peraturan
b" ;,iJ;;:ilil"*;"
.

Bagian Ketiga
Penanganan Benda Sitaan

Pasal 270
(1) Penyidik Kepolisian Negara Republik
berwenang milakuka' Indonesia
penyitaan, penyimpanan, dan
penitipan ben{a yane
diauga UJrfrriUrrrgan
:it??r,
tindak pidana Lalu Lint.. d"r, Angkutan Jalan. dengan
(2) Benda sitaan disimpan di rumah penyimpanan benda
sitaan negara.

(3) Dalam hat berum ada rumah penyimpanan


negara di tempat yang U.i"."gt benda sitaan
benda sitaan_ a.p"i diiat ukan ?i it^l penyirnpanan
Negara n"publil tnaonesia, ai [.rrto, Kepolisian
r...,toi tffi""n negeri, di
kantor pengad,an han daram tl.a.ur. memaksa
""s.ri,
di tempat penyimp.rr.]r, tain, atau tetap di tempat semura
benda itu disila,

(4) penyitaan, g.enyimpanan, dan penitipan


I:ll :.r..
srtaan sebagaimana dimat<sua benda
p.d" i]f'ailakukan
"y"t uuln
ketentuan Kitab Undang_Undang
;ffiHf, rn Acara

Pasal2Tl
(1) Penyidik waiib mengidentifikasi
benda sitaan Kena.r.i., B;;*;1", dan mengumumkan
pemiliknya melalui media ;.;;;. yang belum diketahui

(2) Pengumuman sebagaimana di ksud pada ayat (l)


menyebutkan ciri-ciri Kendaraan
penyimpanan, dan tanggal p."yit""rr. Bermotor tempat

(3) Pengumuman
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-t27-
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada
harus dilakukan p.tirrg sedikit 1 (satu) kali ayat ( I )
(enam) bulan. dalam 6

(4) Benda sitaan Kendaraan Bermotor sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) setelah lewat *"tir'
tahun dan berum I (satu)
dikitahui pem,iknya dapat d,erang
untuk negara berdasarkan penltapan pengadilan.

Pasal 272
(1) Untuk mendukung.kegiatan penindakan
bidang Lalu LintaJaariangkuian Jaran, pelanggaran di
peralatan elektronik. dapat digunakan

(2) H.asil penggunaan peralatan elektronik


dimaksud pada. sebagaimana
dapat
"y.t 1t; I ---
bukti di pengadilan.
digunakar, ..U"gui alat

BAB XX
KE"TENTUAN PIDANA

Pasal 273
(1) Setiap penyelenggara
Jalan lang tidak dengan segera dan
patut memperbaiki .lalan".
mengakibatkan Kecelakaan Laluv.;; rusak yang
dimaksud dalam pasal Liitas sebagaimana
24 ayat (1) sehingga menimbulkan
korban ruka ringan dan/atau' t.*"??L' Kendaraan
dan/atau barang difid^.r, penjara paling lama 6
(enam) bulan atau l:"g?r,
pari"i ua;;;;,
(dua belas juta l:ld" '-
rupiah),
2. 0oo. 00o, o0

(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana


(1) mengakibatkan ruka berat, dimaksud pada ayat
.pelaku dipidana denga'
pidana penjala-p{irg lam^a 1 (satu)
paling banyak npz+.doo.ooo,oo tahun atau denda
rupiah). ia"l *ri n empat juta
(3) Dalam har perbuatan sebagaimana
(1) mengakibatka, dimaksud pada ayat
.o.r.rrg
dipidana dengan pidanJ
i.ir, *"rriil;J;"nia, pelaku
tahun atau d:".d" pating
penjara
i;ffi i"*. s (lima)
nfirio.o0o.000,0o
r ---- --r--
(seratus dua puluh juta *p"i"h1..uuny"i-

(4) penyelenggara...
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-128-
(4) Penyerenggara Jalan yang tidak memberi tanda
rambu atau
3ada jdT yurrg rusak dan belum diperbaiki
sebagaimana dimatsua Jaram p^".r
dengan pidana.penjara paring i+ ayat (2) dipidana
denda paling
ru*u o iena-; buran atau
. lanyar npi.Fob.6i,o;d' (satu juta tima
ratus ribu rupiah).

Pasal 274
(1) Setiap yang
,or1rrg
mengakibatkan _rnelakukan perbuatan yang
kerusaka, clan/atau "g"rrggr".,
Jalan sebagaimana dimaksud i"i; fungsi
dipidana dengan pidana penjara p"fi"g dasat 28 ayat (1)
tahun atau denda-pating i""y;k lama 1 (satu)
puluh empat juta rupiah). dpzi.ooo.000,0O (dua
(2) Ketentuan ancaman pidana sebagaimana
avat (1) b_er]aku pula bagi setiaf';;;;';ang dimaksud pada
perbuatan y.lg- *..,guftuattal merakukan
perlengkapan jaran se-bagaimana ;;;"*"" pada fungsi
28 ayat (2). - --( dimatsud dalam pasal

Pasal 275
(1) Setiap oraxg yang melakukan
mengakibatkan _ perbuatan yang
_ .g""gguan_pada fungsr Rambu Lalu
Lintas, MTT" Ja[.n, Ti"t .pimberi i"rir", Latu Lintas,
fasilitas pejalan Kaki, aan atat
sebagaimana dimaksud altam q*S";rie"r,ggrna
^p#D;'"yat Jalan
dengan pigr" rr"*"ga" paling (2) dipidana
denda paling banyaf- h;;i
.Iatu) buran atau
puluh ribu rupiah). $id6itil,fo' ftlr.
ratus lima
(2) Setiap oranE yang merusak
Rambu Laru Lintas, Marka
Jalan' Alat pemu"ri r"v*"t r,aru
Lint"", ]"",itas pejalan
Kaki, dan atat p.rrgu*L' p""ggr*-l;l#
berfungsi sehingga tidak
s.ebagai*;; ;i*ar<"ia dal-ailpasar
dipidana aelsan piJ"""-'penja.ra_paling 28 ayat (2)
tahun atau_dJ3aa'patirrg banyak rama 2 (dua)
puluh juta '
rupiah).
o ' nirsO.iiOO.O00,0O (tima

Pasal 226
Setiap oranp
r/,,,"t ."ffi ,Ii:f, .,*[1:fTr*Xmf;
dimaksud datam :tiX-:,THIT,
ii-qipiE;".
i":"1 a.,rgur,
paling rama (satu) u"r""-- atau dendafia.r," kurungan
paling
Rp2 5 0. 000, O0 (dua ratus banyak
ir*"' p"r olr" .,Ii,"flf
"il,
Pasal 2TT
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-129-
Pasal 277

setiap orang yang memasukkan


gandengan, dan. kereta tempelanKendaraan Bermotor, kereta
Indonesia, membuat, merati,, ke dalam *ii"y"r, Repubrik
Bermotor yang menyebabkan memodifikasi Kendaraan
",., perubahan tipe, kereta
gandengan, kereta tempelan,--t"r, ^
dioperasikan di.tly k";;;r;; khusus yang
uji tipe sebagaimana"Lg"ri i*g tidak *"*"rrrhi kewajiban
dimaksuJ dalam p;; 50 ayat (1)
dipidana dengan pidana- p"".;"i1^p_aling
paling banvak R pic+'ooo .006, oo -(d"aI (satu) tahun
lama
jTff,slil) puruh .*p"i

Pasal 278

Setiap orang yang


-mengemudikan Kendaraan Bermotor
beroda empat atau lebih di Jalan v""r-;i;* dilengkapi
dengan perlengkapan -- u"rrp.
pengaman, dongkrak, pembukaban ""ua.rrg.rr, segitiga
pertolongan pertama _ .oa",--- a". peralatan
padai""J.t"an
dalam Pasal 57 ayat-(3) dipidana sebagaimana crimaksud
paling lama 1 (satu) buian a.rrg"rr-pia.na kurungan
dendaffiiif
Rp250.000,00 (dua "t"r, ribu rupiahj.paring banyak
;"il;;;'irrrn
Pasal 279
Setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor di
Jalan yang dipasangi p"h""g-t"pan.yang
keselamatan berlaru iintas dapat mengganggu
Pasal 58 dipidana ?oagaimana dimaksud daram
(dua) bulan .dengan ot*l- kurungan paring rama 2
"t1l ae"ai pailrfi
' o U..,yak RpS'O.oOO,o, (lima
ratus ribu rupiah).

Pasal 280

setiap orang yang mengemudikan


Jalan yang ridak a1ryr^ig, r""i" Kendaraan Bermotor di
vang ditetapkal ol-eh Kelo[sian_ Negarar.ir.r.u' Bermoror
r.r"*.i
sebagaimana dim"k."a--f,ir.H-i;;T-# nepuutit
]ixl
Indonesia
dengan pidana kr:r:e3!
;;il"s lama 2
rrr dipidana
(dua)
denda paling banyak bulan atau
np'soo.ooo,oo 1li*. *t,-,. riuu rupiah),

Pasal 281
PRE SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-130-
Pasal 281
setiap orang y?lg- mengemudikan
Jalan yang tiait mJ*liti Kendaraan Bermotor di
Sura t lzin Mengemudi
sebagaimana dimaksud d;l;* pasal
dengan pidana kurungan- TZ ayat (1) dipidana
denda paling banyak n"pf ffi;g
rama 4 (empat) bulan atau
-O5O.ObO,OO (satu juta rupiah).

Pasal 282
setiap Pengguna Jalan
_yang tidak mematuhi perintah yang
diberikan oreh,petug". K"p;lisian
N&;;;;;plur,.
sebagaimana dimak-sud ;;h; pasar to4 ayat (3)rndonesia
dipidana
dengan pidana k".l"e;;;tq
tama 1 (satu) bulan atau
ffitff}lig banyak npzdo.rjo6,oo
rar. ;;;. ri,,.,u p,r,n
Pasal 293
setiap orang yStg mengemudikan
Kendaraan Bermotor di
Jalan secara tigatr *":"id""lr"t"trrtan
dipengaruhi oleh kegiatan rain arau
.r"i"--i.."d..r,
gangguan konsentrasi dalam yang mengakibatkan
sebagaimana mengemudi di Jalan
dimaksud daram pasar 106 ayat
dengan pidana *ry"ST-;i;"g (1) dipidana
tama 3 (tiga) butan atau
ffitt|fl1l]g
banvak ilpzs5.o6o,0o (tujuh
;;il.
rma puruh
Pasal 284

?:,!'t, 9l3lg yang mengemudikan Kendaraan


dengan tidak mengutamala, keselamatan pejaran Bermotor
pesepeda sebaqaimana dimaksud Kaki atau
daram
dipidana dengair pidana tr*rrg"r_paring p."i 106 ayat (2)
atau denda paring banyak ipsoo.ooo,oorama 2 (dua) buran
rupiah), (lima rarus ribu

Pasal 285
(1) setiap orang yang mengemudikan
yang tidak memenuhi Sepeda Motor cri Jaran
l*r"y*atan tcknis dan laik jalan
yang meliputi kaca. spion,
rem, lampu penunju'k rir"r.!on, ffiil,r.rrr., Iampu
"r"h, "r"t
pengukur kecepatan, knalpot, ir"*.Iti ".rr.ya, alat
sebagaimana dimaksucl a"i"* pasar
dan f."aJa*an alur ban
Pasal 48 ayat (2). dan 106 ayat (3) juncto
kurungan paling rama r"v"t rsl -;r*;;"" irr*"., pidana
b*I?t lsatul uuia' aLu'aenaa
rupiah).
Rp2SO.OOO,OO (ar" ratus lima putuhparing
ribu

(2) Setiap. . .
:

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-131 -

(2) Setiap orang yang mengemudikan


Kendaraan Bermotor
beroda empat atau rebili di Jalan
persyaratan teknis yang meliputi v""gla.k
-kal memenuhi
lampu ujalla, spion, r.r"r..o",
ldp"-
dimensi badan kendaraan,
*.rrrd...,
f"*p" tanda batas
lampu gr.I-ra.rrg..,, lampu
rem, lampu penunjuk ar.t,
"t.t'p.*iltul
pengukur kecepatan, kedalaman cahaya, alat
il;;",
spakbor, bumper,- pengganclerrgarl,-plrr.*pelan,
kaca depan,
penghapus kaca sebigaiilana atau
diirak"ra
ayat (3) iuncto pasar 4g ayat (2) dipidanaaa.*
pasal 106
kurungan garing lama z 'u"r"" dengan pidana
ldua)
banyak RpSOO.ObO,OO (lima ratus ll"u denda paling
ribu rupiah).
Pasal 286

!1tiap orang yang mengemudikan Kendaraan


beroda empat atau - Bermotor
lebih di . Jalan yang tidak memenuhi
persyaratan laik jarSn s-ebagaim"rr"
(3) pasat aS"ayat (3)
ii*it ..,a dalam pasal
Jli.y:,_ paling
Kurungan ,juncto dipidarru a.r,g"n pidana
lama 2 (dua) bulan atau d.;d" paring
Rp500.000,00 (lima ratus .ibu banyak
rupiaf,).
Pasal 287
(1) setiap orang yalg mengemudikan
Jalan yang Kendaraan Bermotor di
.melanggar" aturan perintah atau rarangan
yang dinyatakan dengan Rambu Laru
dimaksud dalam paslt t 06 ayat (4) r,inias sebagaimana
Jalan sebagaimana dimak.rd a.iar"huruf a atau Marka
p"r"r 106 ayat
huruf b dipidana dengan pia..r" kurungan (4)
(dua) bulan atau aenaa' paling paring rama 2
(lima ratus ribu rupiah). b";t;k'Rp500.000,00
(2) setiap orang yarg mengemudikan Kendaraan
Jalan yang melanggar" aturan perintah Bermotor di
yang dinyatakan dengan Alat pemberi atau rarangan
sebagaimana dimak.Id d^r"* pasal
i.*o, Laru Lintas
dipidana dengan pidana kurungan 106 ayat (4) huruf c
paling
bulan atau a."19" pafi"f banyak RpSOO.OOO,OO lama 2 (dua)
ratus ribu rupiah). (tima
(3) Setiap orang yang mengemudikan
Jallan yans ;t".;; t;;#; Bermotor di
Tendaraan
. .1n"13r,ggl
sebagaimana dimak.i-,l a.t"*.pasar ralu lintas
1o6 ayat (4) huruf d
atau tata cara berhenti dan parkii' sebagaimana
dimaksud dalam pasal avSt t+i-iir*r . dipidana
10Q.
dengan pidana kurungan parini rama'r
denda paling i"","r buran atau
.b.Tvu[
puluh ribu rupiah).
npzsolooo,oo- (d;; ratus ]ima

(4) Setiap
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-t32-
(4) setiap orang ya.ng mengemudikan
Jalan yang melanggar"ketentuan Kendaraan Bermotor di
mengenai penggurraan
atau n"\ utama- bagi Kendaraarr--8..*oto,
menggun.IT yang
,I"t peringatan dengan bunyi dan
sebagaimana dimaksua sinar
(4) huruf
daaT {;JGg]pu".t 106 ayat
I atau pasal 134 aipial"i,d.rrg"r, pidana
kurungan i (satu), U.rt.r, atau denda paling
IIj$^ lama
banyak Rp2so.ooo,o,
rupiah). thua ;t";- l#; puluh ribu

(5) Setiap orang yalg mengemudikan


Jalan yang melanggar" .irr"r, Kendaraan Berurotor di
batas kecepatan
tinggi atau paling il"a"r, -.ebagaiman. -a-ilut.ud paling
Pasar 106 ayat-(4) huruf g dalam
It"o-F."Ii'
dipidana dengan pid.rr. tr1..rrrS..., r rs huruf a
bulan qaling lama 2 (dua)
"r"1_ {.:gi p"ri"J banyak npsoB.ooo,oo (lima
ratus ribu rupiah).
(6) setiap orang y.lg mengemudikan
Jalan yang merairggar""iur.r, Kendaraan Bermotor di
tata cara penggandengan
dan penemperan lErrg*-iG"a"r.^"'r;rl'
dimaksud dalam p""ii ioo sebagaimana
dengan pidana kurungan "v?t oi r.i."r r. dipidana
denda paling n"11S lama 1 (satu) bulan
atau
.b.anyaf niiso.ooo,oo (dua ratus rima
puluh ribu rupiah).

Pasal 288
(1) Setiap orang yang.mengemudikan
Kendaraan Bermotor
di Jalan yang tidak iiGrrgt.pi dengan
Nomor Kendaraan Be.motor Surat .l.anda
Kendaraan Bermotor it"u sirui Tanda coba
r""* aitetapr<an'].r, Kepolisian
Negara Republik rnao"e"Ja
Pasal 106 ayat (s) huruj".uagaim^r" *i",rg"r,
d]maksua dararn
" ;l;il;;;
kurungan q31i"g j;* t-.iuat pidana
uriari^;;"; denda paling
banyak np5Oo. o"Oo, oolf i"rl .atu s ribu rupiah) .
(2) Setiap orang yarg mengemudikan
Jalan yang tid;k da; menunjukkan Kendaraan Bermotor di
Mengemudi yang sah sebagaimanl surat rzin
pasat 106
r,"i"r Ji*.t"ra dalam
"13t 1s,
kurungan paling'lama 6 ;6i;;rJ.i"r,g.r, pidar:a
J lq^,.rt bulan dan/atau denda
paling banvak npzso.ooo,do
rupiah). rair" ;;.," j;"
puluh ribu

(3) Setiap
PRESIDE I\
REPUBLIK INDONESIA

-133-

(3) Setiap or.lg yang mengemudikan mobil penumpang


umum, mobit -bus, mobil
kereta temperan. v.r,s, .b-arang, k;;.1;;andengan, dan
tigilTi'i?ffii
keterangan uji uirt"iu dan dengan surat
tanda
sebagaimana dimaksud dalam p""Jlodayat uji berkara
tutus
dipidana dengan piaana r"*G;; 1sy huruf c
bulan atau a..19" p;ii"s
ratus ribu rupiah). u""i.il ;;;* rama 2 (dua)
Fitoo.ooo,oo (lima

Pasal 299
setiap orang yang mengemudikan
Penumpang yang dudui Kendaraan Bermotor atau
mengenakan sabuk keseramatan Ji pr"g.*udi yang tidak
""*pi"g
datam pasat 1!6 -sebagaimana dimaksud
paling lama lsltu;' ,avat 1;ntil"r,. a.n[lT;l;""" kurungan
t;6; atau aEnaa oaling banvak
Rp2 50' o0 o, oo (dua
;il. ri-l' p"iri*"0i",.]it"i.r .

Pasal 290
Setiap -"f.,Jffi:
K;;;,.;orans .H?S.i:ijtr r1T, f..#*,fflf
dilengkapi dengan rumah-rumah
sabuk dan ilil mengenakan
keselamatan dan *"rrg.rr".t.r,
dimaksud daram-pasar ioo-"y"t fr.i* sebagaimana
aipia.""'i"rrg".,
tzt pidana
#it:ss,:sl?s.f *;,J1.fi Hi?x,ffi ?nf ffi ffi "ri,,sbanyak
Pasal 291
(1) setiap orang y1"q mengemudikan
mengenakan helm Jtandar sepeda Motor tidak
sebagaimana dimaksud """i"rlr Indonesia
daram p"""i"r
dipidana dengan pidana rii"r*"-;;i;* oo ayat (g)
bulan arau g"foL--ril"; rama I (satu)
.npzgo.ooo,oo
ratus banyak
----J E-L .uJ.L,\ (dua
lima puluh ribur,rplirrl.
(2) Setiap orang yang mengemudikan
Sepeda Motor yang
membiarkan penumpa"j"v3.
iia.ri' "ir.'r[..,akan helm
p".i'"ioo -isi
iil*rili#i?Ii*f;l'il-'
u,ir." -p;fH'!:T.?l? r;#grieffi "v^.
"t""puluh
ratus lima .a""a"
ribu.rpilnl. ,t,il:?

Pasal 292 .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONES IA

-134-
Pasal 292

yang mengemudikan sepeda Motor


3-tlr*r:'T-g
samprng yang mengangkut penumpang tanpa kereta
lebih
orang sebagaimana dimaksud dalam "p"".i-- dari 1 (satu)
dipidana dengan pidana ku.ungarr^p_afing roo ayat (9)
rama
atau denda paring banyak np'zso.ooo,6o*a;.1(satu) buran
puluh ribu rupiah). ratus iima

Pasal 293
(1) Setiap orang yang mengemudikan
Jalan tanpa menyalakin rampu Kendaraan Bermotor di
dan kondr"i.,":l.itu sebagai*.r*utama pada malam hari
7OT ayat (1) dipidana aJigan
ai"r"[""d dalam pasa]
lama 1 (satui bulan pidana kurungan pating
.d9nd1 paling banyak
"t.,puluh
Rp250.000,00 (dua ratus lila
ribu rupiah).
(2) Setiap orang y."lg mengemudikan
tanpa menyalakin. lampy utama sepeda Motor di Jarar-r
sebagaimana dimaksuc ' dalam . pada siang hari
dipidana dengan pidana kurungan
p."ii-ioz ayat (2)
belas) hari atau paling
lama 15 (rima
-
.denda
(seratus ribu_ rupiah).
pafin[
r U""V"t" hp10C.000,00

Pasal 294
setiap orang yang mengemudikan
akan memberok atau ueiuatik Kendaraan Bermotor yang
dengan lamou penunjukarah., t""p"--.*berikan
-l;yarat isyarat
alah
sebagaimana dim"k.;J l;l"m pasar..t"; tangan
dengan pidana t rL2 avat (1) dipidana
"*"g"" *ilg ]l*. 1 (satu) bulan atau
ffith|,?lig banvak ipzdo'tib6,oo (d"; ;;;s rima puruh
Pasal 295
setiap orang yang-mengemudikan
akan berpindah rajur --b.rg...-t
Kendaraan Bermotor yang
-f,*"".rrpirrg
utur-,
memberikan isyarat.sebagaimana tanpa
ayat (2) dipidana dengai p-ia""uaimaksuJ a"r"* pasar 1r2
kurungan paring lama 1
(satu) bulan ttl:,i:lE; qii*
ratus lima puluh ribu rupiah;. ' banvak Rp2sb.ooo,oo (dua

Pasal 296
PRESID E I{
REPUBLIK INDONESIA

-135-
Pasal 296
setiap orang yang mengemudikan
perlintasan antaia keita Kendaraan Bermotor pada
ketika sinyal sudah ueruu"vi,"pia"., .1"i." v""g tidak berhenti
palang pi",ii-tEreta api sudah
mulai ditutup, dan/atau '"aL is/aiat
dimaksud dalam pasal f f + fr.*rf lain- sebagaimana
a- dipid"rr"'a.rrgan pidana
kurungan paring s ttie"i;;ran atair-;;;" p"ling banyak
r"T.,"trl.lila
Rp750.000,00 (tujuf, puluh ribu rupiah).
Pasal 292
setiap orartg
,y3.rg mengemudikan Kendaraan
berbalapan di Jalariseb"g""i-^r* Bermotor
huruf b dimaksud J"r"*
pasar i 15
dipidana.dengare o-ia"r" kurungan paring
lama I
dendi o"r*s u""v"r.-niJ.bcio ooS,oo
J:t151;,: """ lugi
Pasal 298
setiap orang yang mengemudikan
tidak memasang segi,gi Kendaraan Bermotor yang
p;;;;Tr"n,
bahaya, atau isyarat -rain p-ada lampu isyarat peringatan
dalam keadaan darurat ai Lt"r, saat berhenti atau parkir
dalam Pasal L2L ayat (r) JipiJana sebagaimana dimaksud
paling ' dengan pidana kurungan
lama 2. 1dual U"fJ"- .t.y. denda pating banyak
Rp500.0OO,OO (limu. rr.ir"
ribri rupiah).
Pasal 299
orang yang mengendarai Kendaraan
!-etian.dengan
yang Tidak
sengaja bErp"g"rrg pada Kendaraan Bermotor
untuk -
ditarik, menarik U".ra._U.rr;;-- yang Bermotor
membahayakan pengguna Jalan dapat
jalur jalan tenfarf:n ..u"gli*""" lain, dan7"i", menggunakan
122 huruf a, huruf b, atau ?r*"1. dimaksud dalam pasal
kurungan paling aipia""Ji.rgu, pidana
luf-"
banyak Rp 1 o 0. 0bo,
la ;;
d;;.belas) fr..i *.*' denda paling
o o 1".rdi" li u" .,1pi'"iii.
"
Pasal 300
Dipidana dengan pidana kurungan
paring lama I (satu) buran
atau denda p.lirq banvak nizso'.06-ii,-oo-'iJ".
puluh ribu ruoiah), setLp R.ig.*rdi ratus lima
Umum yang: Kendaraan Bermotor
a' tidak menggun.Ir rajur yang telah
menggunakan, lajur paiing kiri, ditentukan atau tidak
r..l".li
mendahului atau mengubah arah sebagaimanasaat akan
dalam pasal 124 ayat --o------J dimaksud
f,"*f
tI)
";
b. tidak
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-136-
b tidak memberhentikan kendaraannya selama menaikkan
dan/atau menurunkan R.rrr*p"rrg sebagaimana
dimaksud dalam pasal tz+ ayii(1)
huruf d; atau
c tidak menutuo pintu kendaraan selama
Kendaraan
ffiHiT
sebagaimi'na aima[""] a"r.*
il; D4 ayat (r)
Pasal 301

fettan orang
angkutan
yang mengemudikan Kendaraan
barang Bermotor
-yans tidak menggunakan jaringan jalan
sesuai dengan yang ditentukan sebagaimana
dimaksud pasal lfB"
[.h".
dalam izs aipiad";;+"iiia""a
paling lama (satu)
l. ratus
Rp250.000,00 (dua
u"r.i atau dJnda paringkurungan
banyak
ti*" p,rtrh ribu rupiah).
Pasal 302
setiap orang yang mengemudikan
Umum angkutan Kendaraan Bermotor
yane tidak
?r*g *"t;.t"_, b"d;;li Lui, di tempar
yang telah ditentukan,
selain *"rrururrk,
di tempat pemberh"rrt?"r, atau
selain yang ditentuka" *"t.*u.tffiffi;fjXilf
dimaksud daram pasar
iJ"* izin a;;t"k sebagaimana
paling lama (satu) U"f"I-
rio aipja""" ;;d;iia.r,^ kurungan
atau aenaa oaling banyak
Rp2 5 0' 0oo, oo (dua ratu*
ii*" p"i.t*rroi" ili,"irr .

Pasal 303
setiap orang yang mengemudikan
mengangkut orang keculii mob, barang untuk
-;d";"
dimaksud dalam- p-""J- rs7'ayat d"rrg"r, sebagaimana
huruf c dipidana aengan ,pia'.rr. t+t huruf a, huruf b, dan
(satu) bulan atau..denia kurungan paling lama 1
nfu"g u""v.t'Riirb.ooo,oo (dua
ratus lima puluh ribu *pi"fri.---'

Pasal 304
Setiap orang yang mengemudikan
oengan tujuan tertentu yang Kendaraan angkutan orang
Penumpans lail_ d.r ..p3I,J;E menaikkan atau menurunkan
p.t.r*d;'
Kendaraan angkutan'tidak 3.1,.r.i ;;; rnenss,nakan
keperluan lain sebag"i*"rr" aimat dengan angkutan untuk
(1) dipidana dengan pidana i^r.rrr-i"sar
"ua paling 1.53 ayat
bulan atau denda, q+il; L"V"f. f.rryrrg"1 lama i (satu)
lima puluh ribu rupiafr1. o ----J Rp2SO.OOO,oO
laua ratus

Pasal 305
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-737-
Pasal 305
setiap orang yang mengemudikan
mengangkut barang khrlsu. y*rrg Kendaraan Bermotor yang
tentang persyaratan keserurri"i"rr,tidak merrrenurri ketentuan
pemberian tanda barang,
Parkir, bongkar. dan muail-*"r.,"."p;;;;i;an
dari instansi terkait seuagar*J-r, rekomendasi
ayat (1) huruf a, huruf u, ["r"i", dimaksua a.i.* pasal 162
f dipidana dengan pidana f."*rrgr' huruf d, huruf e, atau huruf
-iffi.
pating
paling banvak ip5oo.boo,6o lama 2 (dua) bulan
i:X[rj:"d" ratus ribu

Pasal 306

::::I_ of1* y."lg mensemudikan kendaraan


oarang yang tiq.k dilengkapi
surai
--r"i",.., angkutan
perjalanan sebagaimana airi"l;"a dokumen
daram
dipidana dengan- pidana t"r"isi1-paling p-& 168 ayat (i)
atau denda -
u.rry.t np250.000,00
rama I (satu) buran
"1'."g
puluh ribu rupiah). (dua ratus rima

Pasal 307
Setiap orang yalg mengemudikan
Angkutan umum B;r"";-;;;; Kendaraan Bermotor
mengenai tata cara p"muu.tu.r, tidak ;;;;;hi ketentuan
kendaraan sebagai*.".'ti*"I.ud daya angkut, dimensi
dipidana dengan- pidana k;;;3l daram p.!ir 169 ayat (r)
paling bany.r
-nisoo.o0o,Ad-ljj;.
paling lama 2 (dua) buran
fi;hl:".. ratus ribu

Pasal 308
Dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 2 (dua) buran
uanvar< np-soo.oo6;6d-'0t-"
ffiL"l:"13,,I3'T_- ratus ribu
B;il-.[, ffii";T;* vans mensemudikan Kendaraan
a' tidak mem,iki izin menyelenggarakan
dalam trayek ."u"g"i-"rir angkutan orang
ayat (I) huruf a; ai"iatsuJ- aJ.* pasar rz'
b' tidak mem,iki izin menyerengg"*k"r,
tidak datam kayek ..u.j.i*ana angkutan orang
t73 ayat (t) huruf b; --o-- dimaksud daram pasar
c' tidak memiliki izin menyelenggarakan
khusus dan arat angkutan barang
773 ayat (1) huruf-l.r"t.;il;aimana
o dimaksud daram pasar
c; atau

d. menyimpang
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-138_
d' menyimpang dari izin yang ditentukan
dimaksud dalam pasal tZi.- sebagaimana

Pasal 309
Setiap ora.ng yTq tidak mengasur"rr.:il..l tanggung jawabnya
untuk penggantiin
pengirim barang, .kerugia"-yarrg diderita o-tTt pr.rumpang,
p*r*'ketiga
dalam pasat rs! 1!.uaipia;;;;.;san
sebagaimana dimaksud
pidanf
lama 6 (enam) 'u"r." ;l;" d.enda kr*.,gan paling
Rp 1 .500.OOO,OO (satu paling banyak
iut" ii*" latus ribu rupiah).
Pasal 310
(1) Setiap o1T'* y..rg- mengemudikan
Kendaraan Bermotor
yang karena ketilaianiya mengakibatkan
Laru Lintas dengan kerusaka"" Kecerakaan
barang sebagaimaira aimlksud x"rra"raa.n dan/atau
a"r"r'pJ"
dipidana dengan piaana p?."j"r* ar 22g ayat (2),
bulan dan/atau ae"a. paling paling lama 6 (enam)
(satu juta rupiah). l Uanyat- Rp1.000.000,00

(2) Setiap orllg y..lg. mengemudikan


yang karena keralaiann'ya Kendaraan Bermotor
Lalu Lintas denga, ko.t., mengakibatkan Kecelakaan
Kendaraan danf atau ;;="gruka ringan dan kerusakan
sebagaimana dimaksud
datam pasal 2?s ,y^J-1s;, "aipia"i"^.i"rrgr.,
-
penjara paling lama 1 (satu) pidana
paling banyak Rp2.000.0ob,oo fanun dan/atau denda
ia". i"1" Iupiarrt.
(3) setiap orang y."lg mengemudikan
yang karena,keralaianriya Kendaraan Berrnotor
Lalu mengakibatkan Kecerakaan
Lintas k;;;"" lufa ilr; sebagaimana
-pu".i-i
.dengan
dimaksud daram
pidana p"?T1 parint ,IT: z3 t+i"aipiar.," dengan
:s pil;i
"yiy.. l"ir,. dan,,arau
u"t'v.t- npro.ooo.ooo,od-'(sepuruh
lix,xx,.'aling jura

(4) Dalam har kecelakaan sebagaimana


(3) yang mengakibatkan- or"rrg dimaksud pada ayat
dipidana de, y-san pidana pi":fi rain meninggar dunia,
niir"* ;ma 6 (enam)
tahun dan/atau dgl{" pitirrs banyak
(dua belas juta rupiah). --.- Rp12.ooo.ooo,oo

Pasal 31 1
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-139-
Pasal 31 1
(1) setiap orang yang dengan
Kendaraan girmot"i a."gln sengaja mengemudikan
membahay*", cara atau keadaan yang
bagi nyawi ulul baranj dipiau.,"
pidana nenjl1 paling" tama 1 (satu) tahun ataudengan
denda
pating banyak nf s. oo6. o o o, o o f ,iC:l1t"?rii"r.t .

(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana


(1) mengakibatkan x...titr."r, dimaksud pada ayat
kerusakan r,.r-r--ii't". dengan
a-""latau
dimaksud dalam p...f ZZ,g ayar barang
-Kendara""
(Z),
sebagaimana
pEtar<u
dengan pidana qenjarg dipidana
paling -utt'v"t ,",i"*-i#"i,f5,ll)
-Ip+-.ooo.ooo,oo- tahun atau
ffi,lx,. (empat juta
(3) Dalam hal nerfyatan
_sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengakibatkan r..Ji[uu,
korban luka ringan Laru Linras dengan
dan kerusakan r.rra".""I dan/atau
barang sebagaimana dimaksud
pelaku dalam p"""iiig ayat (3),
dipidana a."g"o pla""a
(empat) tahun .t?l aJ"a.'putirrg penjara paling lama 4
(delapan juta rupiah). banyak Rpg.000.000,00

(4) Dalam hal perbuatan_sebagaimana


(1) mengakibatkan r..rrit""" dimaksud pada ayat
korban luka berat. sebagaimana dimaksud Lalu LinLs dengan
229 ayat (4), pelaku Jril; dalam pasal
paling lama dengan
-,"r,,1" pidana penjara
lo^
banyak Rp20.00o.cjoo,oolJla[utuh
^f:"^pyl,ir,f ?i""- JJ"tu paling
juta rupiah).
(s) Dalam hal perbuatan sebagaimana.dimaksud
(4) mengakibatkan pada ayat
.o-rang Lir, *.ninggal dunia, pelaku
lutffi&ff "sq::*lth,;h"lHtH,fftu'i;$;
(dua puluh empat juta
rupiuh)."
Pasal 312
setiap orang yang mengemudikan
terlibat Kecelakaan t alu Lintas Kendaraan Bermotor yang
menghentikan kendaraan"^ dengan sengaja tidak
9",*.*u"?it"n
ri-alr.
atau fidak melaporkan xi""t"tu"; -i;i;"i,i.,,r.
pertolongan,
kepada
i,'J:i:tr
huruf
ffiil.;::x,"B,ii,#f ifl r*::,rrrx,,Tt;
c tanpa a1a"1.v""s 7",.r, dipidana-d..rg.., pidana
ffiHA S*t: Jffi Ultlf llltl $ff,f arln g 6
";t;r
Pasal 313...
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-140-
Pasal 313
setiap orang yT_g tidak mengasuransikan
awak
l,Tf"""mpangnya sebagai*irr. dimaksua a"r"* Kendaraan
pasar 237
orprdana dengan pidana t
atau denda parjns banyak "*"gl1paring r^*.? (enam) buran
ratus ribu rupiah). nir.soo.ooo,oo (satu juta lima

Pasal 314

!,.,rir" nja3n1
prdana
p_enjara, kurungan,.atau denda, pelaku
Lalu LintT. g.p1t arjiiuhi pia"".- tindak
pencabutan sura.t I1i1 Menjlmu,ai -"t"" tribahan berupa
diakibatkan oleh tindak pi;;;'i"lu g".,ij'k.rugi"r, yang
tintas.
Pasal 315

(1) Dalam har tindak pidana d,akukan


Angkutan umum, pertanggungiawaban oreh perusahaan
terhadap perusairaan "i"g?"t"" pidana dikenakan
pengurusnya. umum dan/atau
(2) Daram h1 tindak pidana
Perusahaan Angkutan'-- U*rr.r,laru lintas dilakukan
dijatuhkan ""t"i. pidana yang
l::h"g:o pengurus sebagaimana dimaksud
pada ayat- (1), aiiatuf*a?r. plla pid;;;- denda
banyak dikalikan" s paiing
itis") . a-ari ;rd;
ditentukan dalam setiap p?r.f denda yang
dalam Bab inr..
(3) Selain pidana denda, perusahaan
dijatuhi pidana tambahan berupa Angkutan Umum dapat
atau pencabutan pembekuan sementara
izin penyerengg;;;;'-ingkutan bagi
kendaraan yang digunakan.

Pasal 316

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud


Pasal 2ZS qyat 1rJ, R"""i 2i6, pa=ai dalam pasar 274,
280, pas"t p..
,*;;; sat 2Te,pasal
Fasat iaC, at Za',,p.i.t
28S, pasa! ?l!,
296, ie7, p""af 284, pasat
290, pas"l lasal
pasal Zeg, i.."f 2g9, pasal
ig2', p_^ral 293, pasat
295, pas"l ?21, pasal 297', p_^ral 294, pasal
??g, pasal
300, pasal 301, 29g', i."^f 299, pasal
SOZ, e3raf SOi, i"""f 304, pasal
30S, pasal 306, pasat 307, pasal
Pasal 313 adalah pelanggaran. SOg,- ilsa 309, dan

(2) Ketentuan
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-141 -

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal


I"."1 175 ayat (-), pasal 2TZ, iasal 310, pasat 311, 2zs,
Pasal312 adalah kejahatan. dan

pasal 317

Dalam hal nilai tukar mata uang rupiah


besaran nilai denda sebagaimana mengalami
penurunan,
dalam Bab X)( dapat ditetapkan dengan dimaksud
pemerintah. peraturan

BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 318
Pada saat Undang-undang ini
pelatihan pengemudi murai berraku, pendidikan dan
pendidikan dan petatitr"ig diselengg"r"r.il'oreh rembaga
sesuai dengan izin
ari e.rrg.*rai tetap berlangsung
vang diberika'n ;;;;;"tllrr,,r.n
jangka waktu o3Jins r.ir" daram
dengan Undang-gnd"ang ini.
i-ia"o t;ffi;';.]iu
- ai".suaikan

Pasal 319
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, audit yang
sedang dilaksanakan oreh pemerintah tetap dijarankan
"rdito,
sampai dengan selesainya audit.

BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP

pasal 320

Peraturan pelaksanaan Undang-Undang


ini harus ditetapkan
yallns lama 1 (satu) tahun s"]at Undp -Undang ini
berlaku. murai

Pasal 321
Forum Laru Lintas dan Angkutan
Jalan harus dibentuk paling
lama 1 (satu) tahun sejak Undang-undang
ini murai berraku.

Pasal 322
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-142-

Pasal 322
Pusat kendari si_stem Informasi-dan
dan Angkutan Komunikasi Lalu Lintas
.Jaran hil;;;f":"t-
tahun sejak Undang_U"a.rrgij r."ir,]*,"r'u 2 (dua)
mulai berlaku.
Pasal 323
Unit Pengelola Dana preservasi
lama Jaran harus berfungsi paling
I (satu) tahun sejak unaang-undang
ini mulai berlaku.
Pasal 324
Pada saat ,llT*-rrgTs
peraturan peraksanian iri mulai berlaku, semua
1992 tentang u"i"rrg-undang Nomor t4 Tahun
!{" ii",.""il"
Negara Repubrik r"aor".iu Angkutin j"i"r, (Lembaran
Lembaran Negara Republik r"t.,., tggz wo*oi-+g, Tambahan
dinyatakan teta! u"rr.t,iJ.p'r,.;"ng rnaonesia
. tidak Nomor 34g0)
* d igan ti d e n gan yan g u"., r?
-u. i.rt.r,t.ngan atau
lr",* ".;;; u., a.r, g_ u nd an g

Pasal 32S
Pada saat Undang-yrglng
ini murai
Nomor 14 Tahun Lgg2 i"rrt.rrg .berraku, Undang-Undang
Jalan (Lembaran Negara
nlp"u$-Lalu f,irrt"-aan Angkutan
Nomor 49, Tamu"r,"riiJ*ili"" r"J""J"i. Tahun 1gg2
Nomor 3480) dicabui d;;;;;.kan
Negara *"oiu,,r. Indonesia
tidak uerrarcu.
Pasal 326
undang-Undang ini murai
berlaku pada tanggal diundangkan

Agar
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-143-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 22 Juni 2OOg

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 22 Juni 2OO9

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd
ANDI MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OOg


NOMOR 96

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARI.AT NEGARA RI
Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
Perekonomian dan Industri,
AT

-.b

*
;J
Setio pto Nugroho
&1
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2OOg

TENTANG

LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

I. UMUM

Berkat rahmat T\-rhan yang Maha Esa, Negara


Indonesia telah Kesatuan Republik
dianugerahi sebagai negara kepulauan yang
beribu pulau, terletak memanjang di garis terdiri atas
khatulistiwa, serta di antara
dua benua dan dua samudera, mempunyai
posisi dan peranan yang
sangat penting dan strategis untuk
mendukung pembangunan ekonomi,
pemantapan integrasi nasional guna
memperkukuh ketahanan nasional,
serta menciptakan ketertiban dunia dan
kehidupan berbangsa dan
bernegara daram rangka memajukan
kesejahteraan umum sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

LaIu Lintas dan Angkutan Jaran mempunyai


mendukung pembangunan dan integrasi peran strategis dalam
nasionar sebagai bagian dari
uPaya memajukan kesejahteraan
umum sebagaimana diamanatkan oleh
undang-Undang Dasar Negara Republik
Indoriesia Tahun 1945. Sebagai
bagian dari sistem transportasi nasional,
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan
keamanan, kesejahteraan, ketertiban
bertalu
dalam rangka mendukung pembangunan lintas dan Angkutan Jalan
ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomiekonomi dan pengembangan
penyelenggaraarl negara. daerah, serta akuntabilitas

Dalam Undang-Undang ini pembinaan


bidang Laru Lintas dan Angkutan
Jalan dilaksanakan secara bersama-sama
oleh semua instansi terkait
(stakelalders) sebagai berikut:

1) urusan
PRESIDE I,J
REFUBLIK INDONESIA

-2-
1) urusan pemerintahan di bidang prasarana Jalan,
yang bertanggung jawab oleh kementerian
di bidang Jalan;
2) urusan pemerintahan di bidang sarana dan prasarana
dan Angkutan Jalan, oleh keminterian Lalu Lintas
bidang sarana dan prasarana t {.rg bertanggung jawab di
t irrt^" i"rr'engkutan Jalan;
3) urusan pemerinta,han di bidang^t,pengembangan
industri Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, oreh kerierrt.i.r, y"rr-g-b.rtanggung
bidang industri; jawab di
4l urusan pemerintahan di bidang pengembangan
dan Angkutan Jaran, oleh kerienterian yang teknologi Lalu Lintas
bidang teknologi; bertanggung jawab di
dan
s) urusan pemerintaha'n di bidang
Bermotor dan pengemudi, " registrasi dan Hukum,
identifikasi Kendaraan
_ .penegakan
Manajemen dan Rekayasa t atu r:,n!""I."rtu Operasional
oleh Kepolisian Negari Republik Indonesia. p"rraiaitan berialu lintas

Pembagian kewenangan pembinaan


tersebut dimaksudkan agar tugas dan
tanggung jawab setiap pembina bidang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
terlihat lebih jelas dan transparan sehingga
penyelenggara€rn Laru Lintas
dan Angkutan Jalan dapat terraksan" -J"rrg.r,
seramat, arnan, tertib,
lancar, dan efisien, serta dapat dipertanggurgl.*"bkan.

Terhadap har-har yang bersifat teknis


operasional, yang semura daram
Undang-undang Nomor 14 Tahun tgg2
tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan diatur aa]y peraturan pemerintah
dan peraturan pelaksanaannya,
dalam Undang-Undang ini telah diatur
secara
maksud agar ada kepastian hukum dalam tegas dan terperinci dengan
pengaturannya sehingga tidak
memerlukan lagi banyak peraturan
pelaksanaannya.
pemerintah dan peraturan

Penajaman formulasi mengenai


ini' selain untuk menciptakan asas dan tujuan dalam Undang_Undang
Laru Lintas dan Angkutan Jaran yang
arnan, seramat, tertib, lancar, dan
juga mempunyai tujuan untuk terpadu dengan moda angkutan rain,
mendorong perekonomian nasional,
mewujudkan kesejahteraan ralcyat, persatuan
mampu menjunjung tinggi martabat bangsa, dan kesatuan bangsa, serta
mendapatkan perhatian yang ditekanka, Aspek keamanan juga
ditam
dan Angkutan Jaran. selain itu, di daram pengaturan LaIu Lintas
ditekankan terwujudnya undang-undang ini juga
etika berlalu rintas dan budaya bangsa (iust
atlfure) melalui upaya pembinaan, pemberian
bimbingan, dan pendidikan
berlalu lintas sejak usia dini serta dilaksanakan
berkesinambungan.
melalui program yang

Dalam
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-3-
Dalam Undang-Undang ini juga disempurnakan
terminologi mengenai
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjadi Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu
lintas, jalan,
Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, prasarana angkutan
Angkutan Jalan, Kendaraan, pengemudi, pengguna Lalu Lintas dan
pengelolaannya.
Jalan, serta

Dalam rangka mengantisipasi perkembangan


lingkungan strategis global
yang membutuhkan ketangguhan bangsa
persaingan global serta untuk memenuhi
untuk berkompetisi daram
tuntutan paradigma baru yang
mendambakan pelayanan pemerintah yang
lebih baik, transparan, dan
akuntabel' di dalam undang-undang ini dirumuskan
berbagai terobosan
yang visioner dan perubahan yang cukup
signifikan jika dibandingkan
dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun rgg2
tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.

Undang-Undang ini berdasar pada semangat


bahwa penyelenggaraan Lalu
Lintas dan Angkutan Jatan yang bersifat lintas
sektor harus dilaksanakan
secara terkoordinasi oleh para pembina
beserta para pemangku
kepentingan (stakehold.ers) lainnya. Guna
mengatasi permasalahan yang
sangat kompleks, Undang-Undang ini
mengamanatkan dibentuknya forum
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


tersebut merupakan baclan ad. hoc
yang berfungsi sebagai wahana untuk
menyinergiskan tugas pokok dan
fungsi setiap instansi penyerenggara Laru
Lintas dan Angkutan Jaran
dalam rangka menganalisis permasalahan,
menjembatani, menemukan
solusi, serta meningkatkan kuaritas perayanan,
dan bukan sebagai aparat
penegak hukum.

Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


tersebut
melakukan koordinasi antarinstansi penyerenggara mempunyai tugas
keterpaduan daram merencanakan yang memeriukan
dan menyelesaikan masarah Lalu
Lintas dan Angkutan.Ialan, sedangkan keanggotaan
atas unsur pembina, penyelenggara,
forum tersebut terdiri
akademisi, dad masyarakat.
untuk mempertahankan kelaikan kondisi jalan
dan untuk menekan angka
kecelakaan, dalam Undang-undang ini
lerah dicantumkan puia dasar
hukum mengenai Dana Preservasi Jalan.
Dana preservasi Jalan hanya
digunakan khusus untuk kegiatan pemeliharaan,
rehabilitasi, dan

rekonstruksi .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-4-
rekonstruksi jalan, yang pengelolaannya dilaksanakan
prinsip berkelanjutan, akuntabilitas, transparansi, berdasarkan
keseimbangan, dan
kesesuaian' Dana Preservasi Jalan dikelola oleh
Unit pengelola Dana
Preservasi Jalan yang dibentuk oreh dan bertanggung
jawab kepada
Menteri yang membidangi jatan, yang pelaksanaannya
dilakukan sesuai
dengan ketentuan perundang_undangan.

Dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan


industri di bidang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, dalam Unlang-Undang
Pemerintah berkewajiban mendorong industri
ini ditegaskan bahwa
dalam negeri, antara lain
dengan cara memberikan fasilitas, insentif,
dan
produk peralatan Lalu Lintas dan Angkutan menerapkan standar
industri mencakup pengembangan Prasarana Lalu
Jalan. pengembangan
Lintas dan Angkutan
Jalan dengan cara dan metode rekayasa, produksi,
pemeliharaan
perakitan, dan
serta perbaikan.

untuk menekan angka Kecelakaan Lalu Lintas yang


dirasakan sangat
tinggi, upaya ke depan diarahkan pada penanggulangan
komprehensif yang mencakup ,pu.y. pembinaan, secara
pencegahan,
pengaturan, dan penegakan hukum.
Upaya pembinaan tersebut dilakukan
melalui peningkatan intensitas pendidikan
berlalu lintas dan penyuluhan
hukum serta pembinaan sumber daya manusia.

Upaya pencegahan dilakukan melalui peningkatan


jalan' sarana dan Prasarana jalan, pengawasan kelaikan
serta t etait an Kendaraan, termasuk
pengawasan di bidang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan yang lebih intensif.
Upaya pengaturan meliputi Manaj"*"r,
d"r, Rekayasa Lalu Lintas dan
modernisasi sarana dan prasarana Laru
Lintas. Upaya penegakan hukum
dilaksanakan rebih efektif melalui perumusan
ketentuan lukum yang
lebih jelas serta penerapan sanksi yang
lebih tegas.
Dalam rangka mewujudkan kesetaraan
di bidang pelayanan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, Undang-Undang ini
mengatur pura perrakuan
khusus bagi penyandang cacat, manusia
usia lanjut, anak-anak, wanita
hamil, dan orang sakit. Bentuk perlakuan
khusus yang diberikan oreh
Pemerintah berupa pemberian kemudahan
sarana dan prasarana fisik
atau nonfisik yang meliputi aksesibilitas, prioritas
pelayanan, dan fasilitas
pelayanan.

Untuk
PR ESID E N
REPIJBLIK INDONESIA

-5-
Untuk meningkatkan pelayanan di bidang keamanan,
keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran laru lintas, unda-rig-undang
ini mengatur dan
mengamanatkan adanya Sistem Informasi dan
Komunikasi Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan yang didukung oreh subsistem
yang dibangun oreh
setiap Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
terpadu. pengelolaan sistem
Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan dilakukan oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan, sedangkan
mengenai operasionalisasi
Sistem Informasi dan Komunikasi Laru Lintas
dan Angkutan Jalan
dilaksanakan secara teri'tegrasi melalui pusat kendali
dan data.
Undang-Undang ini iuga menegaskan keberadaan
pelaksanaan sistem Administrasi Manunggal serta prosedur
satu Atap (SAMSAT) untuk
menjamin kelancaran pelayanan administrasi
Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan yang meliputi registrasi dan identifikasi
Kendaraan Bermotor dan
Pengemudi serta Pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor dan sumbangan
Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas (SWDKLL).

Dalam rangka memajukan usaha di bidang


angkutan umum, Undang_
undang ini juga mengatur secara terperinci ketentuan
teknis operasional
mengenai persyaratan badan usaha angkutan
Jalan agar
sehat' berkembang, dan kompetitif secara nasional mampu tumbuh
selanjutnya, untuk membuka daerah terpencil dan internasional.
Indonesia, Undang-undang ini tetap menjamin
di seluruh wilayah
perayanan angkutan Jalan
perintis dalam upaya peningkatan kegiatan
ekonomi.

Untuk menjamin terwujudnya penyelenggaraan


Laru
Jalan yang memenuhi standar keseramatan dan Lintas dan Angkutan
keamanan, Undang-
Undang ini mengatur persyaratan teknis dan
uji berkala kendaraan
bermotor' Setiap jenis Kendaraan Bermotor yang
berpotensi menyebabkan
Kecelakaan Lalu Lintas dan menimburkan
p.rr..*"ran ringkungan wajib
dilakukan uji berkata.

unuk memenuhi kebutuhan angkutan publik, dalam


Undang ini juga ditegaskan bahwa tanggung jawab norma Undang_
tersedianya angkutan umum yang selamat, untuk menjamin
terjangkau menjadi tanggung jawab pemerintah
aman, nyaman, dan
dan daram pelaksanaanya
Pemerintah dapat melibatkan swasta.

Dalam .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-6-
Dalam Undang-Undang ini diatur pula mengenai
Rekayasa Lalu Lintas dengan tujuan untuk
Manajemen dan
mengoptimarkan penggunaan
jaringan Jalan dan gerakan Laru Lintas
daram rangka
keamanan, keselamatan, ketertiban dan kerancaran menjamin
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas tersebut ralu rintas.
perencanaan, pengaturan, perekayasaan, meliputi kegiatan
pengawasan.
pemberdayaan, dan

Untuk menangarli masarah Kecelakaan Lalu Lintas,


pencegahan
kecelakaan dilakukan melalui partisipasi para pemangku
pemberdayaan masyarakat, penegakan kepentingan,
hukum, dan kemitraan global.
Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas dimaksud,
penahapan, yaitu program jangka pendek, jangka
dilakukan dengan pola
menengah, dan jangka
panjang. Seiain itu, untuk menyusun program
pencegahan kecerakaan
dilakukan oreh forum Lalu Lintas dan engkuian
Jaian.
Berkaitan dengan tugas dan wewenang penyidik pegawai
(PPNS) bidang Laru Lintas dan Angkutan
Negeri Sipir
Jaran, daram Undang-Undang ini
diatur bahwa dalam rangka melaksanakan tugas
dan fungsinya ppNS agar
selalu berkoordinasi dengan Kepolisian trtegarl
Republik Indonesia sebagai
koordinator dan pengawas penyidik pegawai
Negeri Sipil. Har ini
dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tiriarr
kewenangan serta adanya
kepastian hukum sebagaimana telah diatur
dalam peraturan perundang-
undangan, antara rain undang-Undang tentang
(KUHAP).
Hukum Acara pidana

Dalam Undang-Undang ini, pengaturan dan penerapan


diatur lebih tegas. Bagi pelanggaran yang sifatnya sanksi pidana
ringan, dikenakan
sanksi pidana kurungan atau denda yant relatif
tebih ringan. Namun,
terhadap pelanggaran berat dan terdapat
unsur kesengajaan dikenakan
sanksi pidana yang jauh lebih berat. Hal ini
dimaksudkan agar dapat
menimburkan efek jera bagi peraku pelanggaran
dengan tidak terralu
membebani masyarakat.

Selain sanksi pidana, daram Undang-Undang


ini juga
sanksi administratif yang dikenakan bagi peirsahaan diatur mengenai
angkutan berupa
peringatan, pembekuan izin, pencabutan
izin, pemberian denda.
Ketentuan mengenai sanksi pidana dan administratif
diancamkan pula
kepada pejabat atau penyelenggara Jalan. Di
sisi lain, dalam
meningkatkan efektivitas penegakan hukum diterapkan rangka
penghargaan dan hukuman (reward and punishment) sistem
berupa pemberian
insentif bagi petugas yang berprestasi.

Undang-Undang . . .
PR ESID E N
REPIJBLIK INDONESIA

-7

Undang-Undang ini pada dasarnya diatur secara komprehensif


dan
terperinci' Namun, untuk melengkapi secara operasional,
diatur ketentuan
secara teknis ke dalam peraturan pemerintah, peraturan
Menteri, dan
peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Dengan berlakunya undang-Undang ini, Undang-Undang


Nomor
Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dicabut 14
dan
dinyatakan tidak berraku. Untuk menghindari kekosongan
peraturan pelaksanaan dinyatakan tetap berraku hukum, semua
sepanjang tidak
bertentangan atau berum diganti dengan yang baru
berdasarkan Undang-
Undang ini.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan "asas transparan,, adarah
keterbukaan
dalam penyelenggaraan Lalu Lintag a"r, e"gf."i"r
Jalan kepada
masyarakat luas.datam mempero-reh informfsi yang
benar,
dan jujur sehingga masyarakat *.*prriy.i Jlras,
kesempatan
berpartisipasi bagi peng.*b"r,g.r, Laru Lintas dan
Angkutan
Jalan.

Huruf b
Yang dimaksud dengan "asas akuntabel" adalah
penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan
dipertanggungi awabkan.
Jalan yang dapat

Huruf c
Yang dimaksud. dengan "asas berkeranjlltan,, adarah
penjaminan kualitas fungsj lingkungan merjui
persyaratan teknis laik kendaraan- dan p"rrg"trru.r,
pembangunan serta pengembangan Jaringan rencana umum
Angkutan Jalan. Laru Lintas dan

Huruf d
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-8-
Huruf d
Yang dimaksud dengan "agas partisipatif, adalah pengaturan
peran serta masyarakat dalam prosei penyusunan-
pengawasan keiiiakan,
.terhadap pelaksanaan t<Luiiat<an, p..,.rrianan
kecelakaan, dan peraporin atas peristiwa yang terkait dengan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "asas bermanfaat,, adalah
kegiatan penyelenggaraan semua
Lalu Lintas dan engkutan Jalan yang
dapat memberikan nilai tambah
""b.".r-blsarnya dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Huruf f
Yang dimaksud dengan "asas efisien dan
pelayanan da1am. penyelenggaraan Laru efektif, adalah
Lintas
Jalan yang dilakukan oi6L setiap p.r"ui* dan Angkutan
pemerintahan secara berdaya guna dan pada jenjang
berhasii guna.
Huruf g
Yang dimaksud_ dengan ,,asas seimbang,,
penyelenggaraan Latu Lintas dan Angkutan adalah
dilaksanakan atas dasar keseimba"?"o Jaran yang harus
sarana dan
prasarana serta pemenuhan hak dan ""i.r.pengguna Jasa
kewajiban
dan penyelenggara.
Huruf h
Yang dimaksud dengan "asas terpadu,,
pelayanan Lalu Lintas dan angkutanadarah penyelenggaraan
dengan mengutamakan keserasLn dan.latan yang dilakukan
t"""rirrguerganrungan
kewenangan dan tanggung jawab antarinstansi
pembina.
Huruf i
Yang dimaksud dengan ,,asas mandiri,, adalah
penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan upaya
pengembangan dan pemberdayaan sumbe-r Jalan melalui
daya nasional.
Pasal 3
Cukup jelas.

Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.

Pasal 6 . .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-9 -

Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.

Pasal 1 1
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "forum Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan,,
adalah badan ad ioc yang sebagai;a;;.
menyinergikan_ tugas - pof,ok_berfungsi untuk
da;-
penyelenggara Lalu Lintai dan Angkutan
fungsi--s"G;' instansi
Jalan dalam rangka:
a. menganalisis permasalahan;
b' menjembatani, menemukan sorusi, dan meningkatkan
kualitas pelayanan; dan
c. bukan sebagai aparat penegak hukum.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.

Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 14
WPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-10_
Pasal 14
Cukup jelas.

Pasal 15
Cukup jelas.

Pasal 16
Cukup jelas.

Pasal 17
Cukup jelas.

Pasal 18
Cukup jelas.

Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)

dengan ,,keadaan tertentu,, adalah dalam


;l;f,Jl"raksud hal
a' Laru Lintas yang membutuhkan prasarana
Lalu Lintas dengan muatan sumbu terberat Jalan adarah
(delapan) ton; dan/atau tri".,g dari g
b' Penyelenggara Jaran
membiayai penyediaan
LaluT?*pu
prasarana Jalan untuk ?.1-"T
r,intas dengan muatan sumbu
terberat paling berat g (delapa"f ;;;

Ayat (a)
Cukup jelas.

Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.

Pasal 21
Cukup jelas

Pasal 22
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

- 11-
Pasal 22
Cukup jelas.

Pasal 23
Cukup jelas.

Pasal 24
Cukup jelas.

Pasal 25
Cukup jelas.

Pasal 26
Cukup jelas.

Pasal 27
Cukup jelas.

Pasal 28
Cukup jelas.

Pasal 29
Cukup jelas.

Pasal 30
Cukup jelas.

Pasal 3 1
Cukup jelas.

Pasal 32
Cukup jelas.

Pasal 33
Cukup jelas.

Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.

Pasal 36
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-L2-
Pasal 36
Cukup jelas.

Pasal 37
Cukup jelas.

Pasal 38
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "fasilitas utama,, adarah jalur
-
keberangkatan, jalur kidatangan, rLrang tunggu penumpang,
tempat naik turun penumpang, tempat parkir tEnaaiaarr, pu.p"r,
informasi, kantor pengendali tErminal, d; loket.
Yang dimaksud dengan "fasilitas penunjang,, antara lain adalah
fasilitas ,lllk penyandang cacai, fasilitas- kesehatan, fasilitas
umum, fasilitas peribadatan, pos kesehatan, pos polisi, dan
alat
pemadam kebakaran.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 39
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "lingkungan kerja Terminal,, adarah
lingkungan yang berliaitan tangsuig dengan fasiltas Terminal
dan dibatasi dengan pagar,
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "penyerenggara Terminal,, adarah
pelaksana teknis dari pemerinlafr Oiirah. unit

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.

Pasal 42
Cukup jelas.

Pasal 43
PRESIDEI.J
REPUBLIK INDONESIA

-13-

Pasal 43
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "parkir untuk u.mLlm,,
untuk memarkir kendaraan dengan dipungut adarah tempat
biaya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.

Pasal 44
Cukup jelas.

Pasal 45
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
yang dimaksud dengan
"tempat- penyeberangan,, dapat
berupa zebra cross dan penyeberangan
jembatan atau terowongan. yang berupa

Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayar. (2)
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-t4_
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Yang dimaksud dengan ,,mobil penumpang,,
Kendaraan Bermotor angkutan orang yang adalah
mem,iki
duduk maksimal g (Jelapan) orirrg, "termasuf tempat
Pengemudi atau.y.ang beratnya tidak f.Uif, untuk
ribu lima ratus) kilogiam. dari 3.500 (tiga

Huruf c
Yang dimaksud dengan "mobil bus,, adalah
Bermotor angkutan orang yang memiliki Kendaraan
lebih dari 8 (delapan)- tempat duduk
9r;;, termasuk untuk pengemudi
atau yang beratnya lebih dari 3.500 (tiga
kilogram. ,ib, ti*" ratus)
Huruf d
fang dimaksud
.dengan "mobil barang,, adarah Kendaraan
Bermotor yang digunakan untuk angkutan barang.
Huruf e
yang dimaksud dengan ,,kendaraan
Kendaraan Bermotor yang dirancang khusus,, adarah
fungsi dan rancang bangu"n t.ri..rtr, khusus yang mem,iki
antara rain:
a. Kendaraan Bermotor Tentara Nasionar Indonesia;
b. Kendaraan Bermotor Keporisian Negara
Indonesia; Republik
c. arat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin g,as
(stoomutaltz),
forklifi, load,er, excauator, d,att crane; serta
d. Kendaraan khusus penyandang cacat.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 48
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-15-
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan ,,susunan,, terdiri atas:
a. rangka landasan;
b. motor penggerak;
c. sistem pembuangan;
d. sistem penerus daya;
e. sistem roda-roda;
f. sistem suspensi;
g. sistem alat kemudi;
h. sistem rem;
i. sistem lampu dan ala t pemantul cahaya, terdiri atas
1. lampu utama dekat, warna putih, atau kuning
muda;
2. lampu utama jauh, warna putih, atau kuning muda;
3. lampu penunjuk arah, warna kuning tua dengan
sinar kelap-kelip;
4. lampu rem, warna merah;
5. lampu posisi depan, warna putih atau kuning muda;
6. lampu posisi belakang, warna merah; dan
7. lampu mundur, warna putih atau kuning muda;
J komponen pendukung, yang terdiri atas:
1. pengukur kecepat an (speed.ometer);
2. kaca spion;
3, penghapus kaca kecuah sepeda motor;
4. klakson;
5. spakbor; dan
6. bumper kecuali sepeda motor.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ,,perlengkapan,,
terdiri atas:
a. sabuk keselamatan;
b. ban cadangan;
c. segitiga pengaman;
d. dongkrak;
e. pembuka roda;
f. helm dan lompi pemant cahaya bagi pengemudi
Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih, yang
tidak memiliki rurrrah_rumah; dan
g. peralaun pertolongan pertama pada
kecelakaan.

Huruf c
PRESIDE N
REPUBLIK INDONHSIA

_16_
Huruf c
Yang dimaksud dengan ,'ukuran,, ad.alah dimensi utama
Kendaraan Bermotor, antara
julur depan (front ouer hang),lain panjang, lebar, tinggi,
jutur Uetafang 1r.o, ii.,
hangl, dan sudut pergi (departuri angle).

Huruf d
Yang dimaksud dengan ,,karoseri,, adalah badan
kendaraan,
antara lain kaca-kaca, pintu,_engsel, tempat dudut,
pemasangan tanda nomor Kendaraan -Bermotor, temp"t
keluar darurat (khusus mobil bus), *gl" (khusustempat
bus), dan perisai kolong (khusus mobil bar-ang). mobil

Huruf e
Yang dimaksud dengan "rancangan teknis kendaraan
sesuai dengan peruntukannya,, aialah rancangan yang
sesuai dengan fungsi:
a. kendaraan bermotor untuk mengangkut orang; atau
b' kendaraan bermotor untuk *..,!.rrgkut barang.
Huruf f
Yang dimaksud.dengan "pemuatan,, adalah
tata cara untuk
memuat orang dan/atau barang.

Huruf g
Yang dimaksud dengan "penggunaan" adalah cara
menggunakan Kendaraan Bermotor sesuai ,Cengan
peruntukannya.

Huruf h
Yang dimaksud dengan ,,penggandengan
Bermotor,, adalah _ Kendaraan
menggandengkan Kendaraan
""iuakan
B e rmo tor den gan men ggun
i"".' r."i.
"Tiip"
Huruf i
Yang dimaksud dengan "penempelan
Kendaraan
adalah cara menempelkan Kendaraa' g.rrrro; Bermotor,,
dengan:
a. menggunakan alat perangkai;
b' menggunakan roda kelima yang d,engkapi dengan
pengunci; dan arat
c. dilengkapi kaki-kaki penopang.

Ayat (3)
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-t7-
Ayat (3)
Cukup jelas

Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 49
Cukup jelas.

Pasal 5O
Cukup jelas.

Pasal 51
Cukup jelas.

Pasal 52
Cukup jelas.

Pasa-l 53
Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Yang dimaksud dengan "izin d,an pemerintah,,
adalah izin
dari kementerian. nEgara yang membidangi sarana
Prasarana Lalu Lirrtas dan Angkutan dan
rekomendasi da. kementerig
Jalan berdasarkan
dan Kepolisian i""s *"*tiarrrgi industri,
Negara Republik i"aJ"".i".--
Huruf c
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas

Pasal 55
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

-18-
Pasal 55
Cukup jelas.

Pasal 56
Cukup jelas.

Pasal 57
Cukup jelas.

Pasal 58
Yang dimaksud dengan "perlengkapan yang
dapat mengganggu
keselamatan berralu lin[as', iautur, pemasangan
perlengkapan, atau benda peralatan,
p"a"
l"i" rintas,
membahayakan keselamatan raru Kendaraan yang dapat
bumper tanduk
antara rain pemasangarr
dan lampu menyilaukan.
Pasal 59
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "kepentingan tertentu,,
Kendaraan yang adaiah
karenaiir"t a""?""[sinya diberi lampu isyarat
berwarna merah atau biru sebag"i-,?"a"
memiliki hak utama
untuk kelancaran dan lampu i.57"r"i-uerwarna
tanda yang memerlukan peihatian khusus t;ning sebagai
dari pengguna Jaran
untuk keselamatan.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Yang dimaksu-d dengan "Kendaraan
Bermotor
utama" adarah Kendaraan Bermotor yang yang memiliki hak
dan wajib didahulukan dari p.;#;;; mendapat prioritas
ialan lain,
Ayat (a)
Cukup jelas.

Ayat (5)
Cukup jelas.

Ayat (6)
Cukup jelas.

Ayat (7)
Cukup jelas.

Pasal 60 .
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESI,A

-19_
Pasal 60
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "mempunyai kualitas
tertentu,, adalah
bengkel uTuT yang mampu melakukan j;; pekedaan
perayatan berkara, perbaikan kecil, perbaikar--L"."r,
perbaikan sasis dan bodi. serta

Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 61
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "dimensi,, adalah
didasarkan pada pa:,i.iang, lebar, aan tinggtukuran muatan yang
memenuhi persyaratan keselamatan x"rrd.r""rr, ilk k;;;1r""., yang
dan pengguna Jalan lain. F.rrg"mudi,
Yang dimaksud dengan "berat,, adarah
beban yang sesuai
dengan kem.ampuan pina.rik atau p.rrdororrg,
kemampuan renl,
dukung slmbu roda ;;;i-;;ils;;;;"
S:,L:"r" dukung

Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 62
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2) . .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESJA

-20-
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan-"fasilitas pendukung,,
lajur khusus sepeda,. fasilitas *"ry"u"rang antara
khusus
lain berupa
bersamaan dengan pejalan Kaki. J dan/atau
Pasal 63
Cukup jelas.

Pasal 64
Cukup jelas.

Pasal 65
Cukup jelas.

Pasal 66
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud
-dengan "cek fisik Kendaraan Bermotor,, adalah
cek fisik yang disesuaikan denga' jom*"" h;;ii-,r]i tip. a".,
dokumen pendukung lain.
Pasal 67
Cukup jelas,
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "kepentingan
tertentu,, meliputi:
a' memindahkan kendaraan dari tempat penjual,
atau pabrikan ke tempat tertentu - untuk distributor,
-mengganti
melengkapi komponen penting dari xendaiia, atau
bersangkutan atau ke 'tempa? pendaftaran yang
Kendaraan
Bermotor
b' memindahkan dari satu tempat penyimpanan
di suatu pabrik
ke tempat penyimpanan ai paUril lain; '
c' m encoba Kendaraa' Bermotor baru seberum
tersebut dijual; kendaraan
d' mencoba Kendaraan Bermotor yang sedang
daram taraf
penelitian; atau

e. memindahkan .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-2t-
e. m emindahkan Kendaraan Bermotor dari tempat penjuar
tempat pembeli. ke

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 70
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang
.lr:*:"d dengan ,,pengesahan setiap tahun,, adalah
sebagai tihu""" t.irr"o"p registrasi dan identifikasi
pengawasan
Kendaraan Bermotor serta
pajak Kendaraan Bermotor.-.r,u*tuhkan kepatuhan wajib

Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 71
Ayat (t)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "bukti registrasi
hilang
ldalatr kehilangan atau kerusakan Buku pemilikatau rusak,,
Bermotor, Surat Tanda Nomoi li"rra*a"r, Kendaraan
Tanda Nomor g.r*oi;.. B";;;;r, dan/atau
Kendaraan
Huruf b
Yang dimaksud dengan "spesifikasi
..
Bermotor diubah" teknis Kerrdaraan
aaiarr perubahan yang terjadi pada
spesilikasi teknis Kendaraan germotor,
mesin penggerak, pembahan karoseri,
,rri"r. rain perubahan
d;;difikasi.
Yatrg dimaksud dengan "fungsi Kendaraan
Bermotor diubah,,
39d"r' te{a$i1ya perubahan fungsi Kendaraan
Umum menjadi Kindaraan Bermotor perseorangan Bermotor
sebaliknya. atau

Huruf c
Yang dimaksud dengan "berarih,, adalah
yang telah dijual atau dihibahkan. Kendaraan Bermotor

Huruf d
Cukup jelas.

Ayat (2)
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA,

-22-
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 72
Cukup jelas.

Pasal 73
Cukup jelas.

Pasai 74
Cukup jelas.

Pasal 75
Cukup jelas.

Pasal 76
Cukup jelas.

Pasal 77
Cukup jelas.

Pasal 78
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan "akreditasi,, mencakup
instruktur, kurikuturn, kendaraan, peratihan, kelembagaa,,
dan sarana rain.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Huruf a
Cukup jelas

Huruf b
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-23-
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "Kendaraan alat berat,, antara
traktor, lain
stoomwartz, forklifi, road.er, excantator, burd.ozer, dan
crane.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.

Pasal 83
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1

Yang dimaksud dengan "tempat tertentu lainnya,,


antara lain, Halte, pusat disiribusi pr.ut
pemerintah.an, pusat pendidikan,barang,-
d..r"'
perekonomian. iusat
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.

Angka 5 . .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-24-
Angka 5
Cukup jelas
Ayat (a)
Cukup jelas.

Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 84
Cukup jelas.

Pasal 85
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan 'surat rzin Mengemudi
adalah surat rzin Mengemudi yang u.itrtrry. bentuk lain,,
dengan perkembangan teknologi. " disesuaikan

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 86
Cukup jelas.
Pasal 87
Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Cukup jelas.
Pasal 90
Cukup jelas.
Pasal 91
Cukup jelas.

Pasal 92
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-25-
Pasal 92
Cukup jelas.

Pasal 93
Cukup jelas.

Pasal 94
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c
Cukup jelas.

Huruf d
Cukup jelas.

Huruf e
Cukup jelas.

Huruf f
Cukup jelas.

Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
yang dimaksud dengan
"tingkat pelayanan,,
kuantitatif (rasio uorr*.. p.i t.pl"it""y dan adalah ukuran
menggambarkan kondisi operasionar, kuJiatif yang
seperti
waktu pedalanan, kebebasan Uerger;t, - tll*".r".r, kecepatan,
keseramatan, ketertiban, a"" t.i"ncaran
Lintas serta penilaian ir."g.*"Ji terhadap dalam arus Lalu
Lalu Lintas. kondisi arus

Huruf i
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3) .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-26-
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud denga, "perbaikan geometrik ruas jaran,,
adalah perbaikan terhadap bentuk dan dimensi jalan,
antara lain radius, _kemiringin, alinyemen (atijiment), rebar,
dan kanalisasi.

Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c
Cukup jelas.

Ayat (a)
Cukup jelas.

Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 95
Cukup jelas.

Pasal 9o
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Yang dimaksud dengan "jaran kota,, adarah
seluruh Jaringan
Jalan yang berada daram wilayah administratif
jalan nasional dan jalan provinsi. kota, kecuali

Pasa] 97
Cukup jelas.

Pasal 98
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-27 -

Pasal 98
Cukup jelas.

Pasal 99
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktu/' adJah p.*L*grrr^,
perubahan. penggunaan lahan, perubahan baru,
lahan dan / atau perluasan rantai barrgrrr..,
lntensitl" tat. guna
dan / atau perubahan
intensitas penggunaan, perubahan- kerapata" - ga..r^
tertentu, penggunaan lahan tertentu, antara lain lahan
Parkir untuk umum di ruar R.gang Milik uaran,l"*p", Terminal,
bahan pengisian
bakar minyak, dan fasilitas umum tain.
Analisis dampak laru lintas daram implementasinya
diintegrasikan dengan analisis *""g";"i dapat
dampak lingkungan.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 100
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Yang dimaksud_dengan "instansi terkait
dan Angkutan Jalan-" adalah instansi yangdi bidang Lalu Lintas
instansi yang membidangi sarana dan pias;;;;membidangi Jalan,
Angkutan Jalan, serta Kepolisian Negara Laru Lintas dan
n"p"uiir. Indonesia,
Pasal 101
Cukup jela_s.

Pasal 102
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Yang dimaksud de.r.1gsn jangka waktu 30 (tiga puluh) hari adalah
waktu yang disediakarr ritrt memberit<ir'inrormasi kepada
Pengguna Jalan.

Ayat (3)
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-28-
Ayat (3)
Cukup jelas

Pasal 103
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "marka kotak kuning,, adalah
Marka
Jalan berbentu\ segi empat berwarna kunin[
untuk melarang Kendaraan berhenti di suat, v."g( berfungsi
"i...
Ayat (a)
Cukup jelas.

Pasal 104
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu,, adarah
keadaan
sistem Lalu Lintas tidik berfungsi untuk Kelancaran
yang disebabkan, antara lain, oGh, Lalu Lintas
a' perubahan Lalu Lintas secara tiba-tiba atau situasional;
b. Alat pemberi Isyarat Lalu Lintas tidak berfungsi;
c. adanya pengguna Jalan yang diprioritaskan;
d. adanya pekerjaan jalan;
e. adanya bencana alam; dan/atau
f. adanya Kecelakaan Lalu Lintas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Ayat (a)
Cukup jelas.

Pasal 105
Cukup jelas.

Pasal 106
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-29 -

Pasal 106
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "penuh konsentrasi,, adalah setiap orang
yang mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan p.nuh
perhatiandan tidak terganggu perhatiannya karena sakit, lelah,
mengantuk, menggunakan telepon atau menonton televisi atau
video yang terpasang di Kendaraan, atau meminum minuman
yang mengandung alkohol atau obat-obatan sehingga
memengaruhi kemampuan dalam mengemudikan Kendaraan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "tanda bukti lain yang sah,, adalah
surat tanda bukti penyitaan sebagai penggantf surat Tanda
Nomor Kendaraan Bermotor, atau Surat Tanda coba
Kendaraan Bermotor, Surat Izin Mengemudi, dan
kartu uji
berkala.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.

Pasal 107
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-30-
Pasal 107
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "kondisi tertentu" adalah kondisi jarak
pandang terbaras karena gelap, hujan lebat, terowongan,
kabut. dan

Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 108
Cukup jelas.

Pasal 109
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu,, adalah
sebelah.|<ana1 atlu paling kanan daram keadaan 3ika lajtrr
macet, antara
Iain akibat Kecelakaan Laru Lintas, pohon tumbang, jalan
berlubang, genangan air, Kendaraan mogok, antrean
mengubah
arah, atau Kendaraan bermaksud berbet& kiri.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 110
Cukup jelas.
Pasal 1 1 1
Cukup jelas.
Pasal 1 12
Cukup jelas.
Pasal 1 13
Cukup jelas.
Pasal 1 14
Cukup jelas.

Pasal I 15
Cukup jelas.

Pasal 116. .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 31 -

Pasal 1 16
Cukup jelas

Pasal 117
Cukup jelas.

Pasal 1 18
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Yang dimaksud dengan ,,tempat tertentu yang dapat
membahayakan" adalahr
a. tempat penyeberangan pejalan Kaki atau tempat
penyeberangan sepeda yang telah ditentukan;
b. jalur khusus pejalan Kaki;
c. tikungan;
d. di atas jembatan;
e. tempat yang mendekati perlintasan sebidang dan
persimpangan;
f. di muka pintu keluar masuk pekarangan;
g' tempat.yang dapa! menutupi Rambu Lalu Lintas atau
Pemberi Isyarat Lalu Lintas; atau Alat
h' berdekatan dengan keran pemadam kebakaran
atau sumber
air untuk pemadam kebakaran.
Huruf c
Cukup jelas

Pasal I 19
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan ,,i syarat tanda berhenti,,
peralatan elektronik atau mekanik yang dapat berupa
menunjukkan isyarat
dengan tulisan berhenti

Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 120
Cukup jelas.

Pasal 12i
PRESID EN
REPUBLIK INDONESIA

-32-
Pasal 121
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "isyarat lain,, antara
dan senter. lain lampu darurat
Yang dimaksud dengan "keadaan darurat,,
adalah Kendaraan
keadaan *og&, Kecelakaan Lalu Lintas,
i1f", dan mengganti

Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal L22
Cukup jelas.
Pasal 123
Cukup jelas.

Pasal 124
Cukup jelas.

Pasal 125
Yang dimaksud
-dengan "jaringan Jalan,, adalah satu kesatuan
jaringan vang terdiri .t.. .i.t"Ti"i1"q;iri*., dan sistem jaringan
Jalan sekunder yang terjalin dalam h;'b";;"n
hierarkis.
Pasal 126
Cukup jelas.

Pasal 127
Ayat ( 1)
Yang dimaksud dengan "penyelenggaraan
fungsinya" antara lainl kegiatan di ruar
a. kegiatan keagamaan;
b. kegiatan kenegaraan;
c. kegiatan olahraga; dan/atau
d. kegiatan budaya.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "kepentingan pribadi,,
pesta perkawinan, kematian, atau kegLtan antara lain untuk
lain.

Pasal 128.
PRESIDEN
REPUELIK INDONfSIA

-33-
Pasal 12g
Cukup jelas.

Pasal 129
Cukup jelas.

Pasal 130
Cukup jelas.

Pasal 131
Ayat (1)

Hl?"1'il*:Hi?5il?:,|,,*" rain,, antara rain rampu yans

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 132
Cukup jelas.
Pasal 133
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
yang dimaksud
dengan ,,retribusi pengendarian
adalah dana yang dipungut Laru Lintas,,
dari
memasuki ruas jalan ataui.*u;; Rengguna Jalan yang akan
;;il";ffi;,1'.iloi."".
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 134
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-34-
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
yang dimaksud dengan_
"kepentingan tertentu,, adarah
kepentingan yang memerlukan'
lain, Kendaraan untuk p.rr*g*an segera, antara
Kendaraan p..ri.rg** €rncarnan bom,
-pengangkut- p-""ulL, Kendaraan untuk
dan- Kendaraan untuk penanganan
B;ffiffi,juru_hara,
Pasal 135
Cukup jelas.

Pasal 136
Cukup jelas.

Pasal 137
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-35-
Huruf c
yang dimaksud dengan
kepentingan yang ditakukan "kepentingan rain,, adalah
permasarahan keamanan, sosiar, untuk mengatasi
dan kead..r, a..rrat yang
j;:r;|$?irss* dapat';;ils""akan ;;ir ].,,,*p.,,g
Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 138
Cukup jelas.
Pasal 139
Cukup jetas.
Pasal 140
Yang dimaksud dengan ,,trayek,,
adarah rintasan Kendaraan Bermotor
umum untuk perayinan
:"p.angkutanr yang mempunyai asal dan
ietap, slrta rintisan i.tJ,p, u.*
Ltlfft.T;t#x*' u"ii"J*.r maupun
Pasal 141
Cukup jelas.
Pasal 142
Huruf a
Yang dimaksud dengan "angkutan
angkutan dari satu i-ota ke rintas batas negara,,
i"tu.l*"'i.r€ merewati lintasadarah
batas
Hf,fr"#:f,:" menssunakan *;ilit'b;; ;;;';;;s terikat
Huruf b
Yang dimaksud dengan "angkutan
adalah angkutan dari "satu koti antarkota antarprovinsi,,
t" t ot. lain yang melalui daerah
r" vans merewati a J",ar, i.o,,?,,;i;;.
5:tH?::;i[: ""ir- s te rika t
Huruf c
Yang dimaksud dengan "angkutan
adalah angkutan dari satu'kota ant kota daram provinsi,,
ke kota rain antardaerah
[X]:fl:*
n / kota dalam
""i"
t""r.r, pro'ir,-.i-vrr,e terikat daram

Huruf d
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-36-
Huruf d
Yang dimaksud dengan "angkutan perkotaan,,
dari satu tempat ke tempat Tain daram t^*as"r,adalah angkutan
terikat dalam trayek. perkotaan yang

Kawasan perkotaan yang dimaksud berupa:

1 kota sebagai daerah otonom;


b' bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan;
c' kawasan yang berada daram bagian dari dua atau
daerah yang berbatasan t""gJrrrg ;;; atau lebih
perkotaan. memitiki ciri
Huruf e
Yang dimaksud "angkutan perdesaan,, adalah angkutan
dari satu tempatfgnsan
kJtempafr"i' daram satu daerarr
yang tidak bersinggungan dengan kabupaten
trayek angkutan perkotaan.
Pasal 143
Cukup jelas.
Pasal 144
Cukup jelas.
Pasal 145
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan *instansi terkait,,
pernbrna LaIu Lintas adalah instansi
dan AngkutanJAan.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 146
Cukup jeias.
Pasal l4T
Cukup jelas.
Pasal 148
Cukup jelas.

Pasal 149
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-37 -
Pasal 149
Cukup jelas.
Pasal 150
Cukup jelas.
Pasal 151
Cukup jelas.
Pasal 152
Ayat (1)
Yang dimaksud denga.n ,,dari pintu ke pintu,,
taksi dari tempat asal ke tempat trjru.r, adarah pelayanan
b ;;on.
iaoo,
Yang dimaksud dengan "wilayah operasi,,
adalah kawasan
taksi beroperasi berda"*k.r, iri., yans
l:il?il""1ngkutan
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 153
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan ,,keperruan lain,
digunakan untuk karyawan- dan keperluanadarah angkutan yang
melayat, olahraga, dan hajatan. -r scsiar, antara lain,

Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 154
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "tanda khusus',
tulisan pariwisata dan narna perusahaan. antara lain adalah
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasai 155
Cukup jelas.

Pasal 156
W PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-38-
Pasal 156
Cukup jelas.
Pasal 157
Cukup jelas.
Pasal 158
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "angkutan
-
adarah suatu sistem Lgkutai massal berbasis Jalan,,
;."-
dengan lajur khusus vang terprotekii menggunakan mob, bus
penin gkatan kapasitas' angkut sehingga memungkinkan
yan g bersifat massal.
Yang derrgan -kawasan perkotaan,, adalah
lr^riatsud
perkotaan megapolitan, kawasan il"t.opotitan, kawasan
- dan
besar iesuai dengan k;te;;;an peraturan kawasan
ffiU'j]il. perundang-

Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan 'lajur khusus,,
disediakan untuk adalah lajur yang
Las"ar berbasis jalan sesuai
"igr."t"r, perundang_undangan.
dengan ketentuan perituran
Huruf c
Yang dimaksud dengan "tidak
angkutan umum berimpitan,, adalah trayek
memiliki I
u',[k.rt.,, *"*"r. .."hifi;;'fr:ffi:H,"f;l*T*d?ff1
persaingan yang tidak s"fr"i
Huruf d
Yang dimaksud dengan
-,,angkutan pengumpan lfeedef,,
adalah angkutan ymum deng"an
dengan trayek angkutan ;;rfi: trayek yang berkeranjutan

Pasal 159
Cukup jetas.
Pasal 160
Huruf a
Yang dimaksud dengan "angkutan
barang umum,, adarah
angkutan barang p"d" ,rrrrrrirry., yaitu
berbahaya dan dAai b-arang yang tidak
*.-.rf"t"" sarana khusus.

Huruf b
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

-39-
Huruf b
Yang dimaksud dengan "angkutan barang khusus,,
angkutan yang membutuhkai adalah
.mobil u"r"rig yang dirancang
khusus untuk mengangkut benda yang u.ruZrrt.rk
dan gas, peti kemas, tumbuhan, rr.*i, hia;;, dancurah, cair,
serta membawa barang berbahaya, antara lain:
alat berat
a, barang yang mudah meledak;
b gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan
temperatur atau
tertentu;
c. cairan mudah menyala;
d. padatan mudah menyala;
e. bahan penghasil oksidan;
f. racun dan bahan yang mudah
menular;
c,
b' barang yang bersifat radioaktif; dan
h. barang yang bersifat korosif.
Pasal 161
Cukup jelas.
Pasal 162
Cukup jelas.
Pasal 163
Cukup jelas.
Pasal 164
Cukup jelas.
Pasal 165
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "angkutan multimoda,,
barang dengan adalah angkutan
angkutan yang -**gg.""uf"., pati;; sedikit 2 (dua) moda
berbeda atas a..ui 1-
menggunakan dokumen angkutan multimoda .(satu) kontrak yang
tempat penerrmaan bar"l:g oien ofeoto. dari 1 (satu)
angkutan murtimoda
tempat yang ditentukan untuk pEnyerahan
lrr_ilif barang

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat @)
Cukup jelas.

Pasal 166
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-40_
Pasal 166
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "tiket penumpang,,adalah
yang memuat informasi paling sedikif: dokumen
a. nomor, tempat duduk, dan tanggal penerbitan;
b. nama Penumpang dan nama pengangkut;
c' tempat, tanggar, dan waktu pemberangkatan
tujuan perjalanan; serta
d. nomor pemberangkatan; dan
e' pernyataan bahwa.pengangkut tunduk pada
dalam Undang-Undang fni. " ketentuan

Huruf b
Yang dimaksud dengan "tanda pengenar
tanda yang paling sedikit memuat infoimasi bagasi,, adarah
ten?ang,
a nomor tanda pengenal bagasi;
b. kode tempat keberangkatan dan tempat
tujuan; dan
c. berat bagasi.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
yang dimaksud dengan
"surat perjanjian pengangkutan
barang" adalah buktipemu"v*"" sah antara pengangkut
barang dan pengirim -.'
biraill
Huruf b
Yang dimaksud dengan "surat
muatan barang,,
vang menerangkan jenis dan juml"h b;;;-..il adajah surat
tujuan pengirimarr. asar dan
-p.r,g.rrgit.,i"., barang dengan surat
barang tidak teimasuk angkutari ,.,trt
il[Til barang

Pasal 167
Cukup jelas.
Pasal 168
Cukup jelas.

Pasal 169
PRESIDE N
REPUELIK INDONESIA

-41 -
Pasal 169
Cukup jelas.

Pasal 170
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "lokasi tertentu,, adalah tempat
pengawasan angkutan barang yang dilakukan secara
efisien. au.,
"r"ktif
Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (s)
Cukup jelas.

Ayat (a)
Cukup jelas.

Pasal 171
Cukup jelas.

Pasal 172
Cukup jelas.

Pasal 173
Cukup jelas.

Pasal 174
Cukup jelas.

Pasal 175
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "jangka waktu tertentu,,
berlaku izin penyelenggaraan ingkutan - adalah masa
"*"*.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 176
Cukup jelas.

Pasal 177
Cukup jeias.

Pasal 178
PR ESIDE I.J
REPUBLIK INDONESIA

-42_
Pasal 178
Cukup jelas.

Pasal 179
Cukup jelas.
Pasal 180
Cukup jelas.
Pasal 181
Cukup jelas.

Pasal 182
Cukup jelas,
Pasal 183
Cukup jelas.

Pasal 184
Cukup jelas.
Pasal 185
Ayat (1)
yang dimaksud dengan
"trayek tertentu,, adarah trayek angkutan
penumpang umum orang yang secara finansial belum
menguntungkan, termasuk t
"y.t ingkutan p.ri"["."
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 186
Cukup jelas.
Pasal 187
Cukup jelas.
Pasal 188
Cukup jelas.
Pasal 189
Cukup jelas.
Pasal 190
Cukup jelas.

Pasal 191
PRESIDE N
REPUBLIK .JDONESIA

-43-
Pasal 191
Cukup jelas.

Pasal 192
Cukup jelas

Pasal 193
Cukup jelas

Pasal 194
Cukup jelas

Pasal 195
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "memungut biaya tambahan,,
pengenaan. biaya tambahan di luar biaya yang adarah
telah disepakati
gleh- pengirim atau penerima barang -kep-ada pr*.uh".r,
Angkutan umum karena adanya biayi penyimpanan
sebagai akibat keterlambatan pengambiian barang. barang

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 196
Cukup jelas.

Pasal 197
Cukup jelas.

Pasal 198
Cukup jelas.

Pasal 199
Cukup jelas.

Pasal 200
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (3)
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-44-
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan
-"program nasional Keamanan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan,, Irrt.ru 6;,
a. polisi Sahabat Anak;
b. Cara Aman ke Sekolah;
c. patroli Keamanan Sekolah;
d' pramuka Saka Bhayangkara Krida Lalu Lintas;
e. Kemitraan Lalu Lintas; dan
f' pedoman sistem Keamanan bagi perusahaan Angkutan
Umum.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "fas,itas dan perlengkapan
Keamanan Laru Lint"" Jr.r, a"gt"i"riaran,
antara lain:
a' pusat manajeman Lalu Lintas (traffic management
centre);
b. pusat komunikasi dan sambungan rangsu
ng (cail centre
and hotline);
c. sirkuit terevisi terbatas (crosed. circuit tereuision);
d. alat pemberi isyarat terjadinya bahaya;
e. pos polisi;
f. sarana peraga; dan
g' tombol untuk pemberitahuan keadaan panik
button); (panic
Huruf c
Yang dimaksud dengan "peraksanaan
pelatihan,, - pendidikan dan
antara lain:
a. cara aman dan selamat ke sekolah;
dan
b. cara aman dan selamat berkendara.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.

Pasal 201
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-45-

Pasal 201
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "alat pemberi informasi,, adarah
perangkat elektronik yang berisi informasi dan
komunikasi
dengan menggunakan- isyarat, gelombang radio, dan/atau
gelombang satelit untuk mLmberikin informasi
dan komunikasi
terjadinya tindak pidana, antara lain rampu isyarat, alat
pelacakan, dan alat petunjuk posisi geografis (gtobal
positioning
system).
Pasal 202
Cukup jelas.
Pasal 203
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "program nasional Keselamatan
Lalu Lintas dan Angkutan Jara;" antara rain:
a Polisi Mitra Kampus (potice Goes to Campus);
b Cara Berkendara dengan Selamat (safety Ridirug);
c Forum Lalu Lintas (Traffic. Board.);
d Karrrpanye Keselamatan Lalu Lintas;
e. Taman Lalu Lintas;
f, Sekolah Mengemudi; dan
o
b. Kemitraan Global Keselamatan Lalu Lintas (Global Road.
Safety Partnership).
Huruf b
Yang dimaksud dengan ,,fasilitas dan perlengkapan
Keselamatan Lalu Lintas,, antara lain alat pemantau
kecepatan dan alat pemantau kema6etan.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.

Pasal 2O4 .
PRESIDEN]
R EPtJBI_lK il\ D i_)r,tf s Ii,,

-46-
Pasal 204
Cukup jelas.

Pasal 2O5
Cukup jelas.

Pasal 206
Cukup jelas.

Pasal 207
Cukup jelas.

Pasal 20g
Cukup jeias.

Pasal 2O9
Cukup jelas.

Pasal 210
Cukup jelas.

Pasal 2I1
Cukup jelas.

Pasal 212
Cukup jelas.

Pasal 213
Cukup jelas.

Pasal 214
Cukup jelas.

Pasal 215
Cukup jelas,
Pasal 216
Cukup jelas,

Pasal2tT
Cukup jelas.

Pasal 218
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-47 _

Pasal 218
Cukup jelas.

Pasal 219
Cukup jelas.

Pasal 220
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c
Yang dimaksud dengan "badan hukum,, adalah
(perkumpuran dan sebagainya) yang daram badan
hukum diakui
sebagai subjek hukum yang'dapa-t ditetatt a,
kewajiban hukum, seperti- perseroan, yayasan,hak dan
Iembaga. dan

Huruf d
Cukup jelas.

Huruf e
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 22 1

Cukup jelas.

Pasal 222
Cukup jelas.
Pasal 223
Cukup jeias.
Pasal 224
Cukup jelas.

Pasal 225
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-48-
Pasal 225
Cukup jelas.

Pasal 226
Cukup jelas.

Pasil 222
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
yang dimaksud dengan
"menorong korban,, adalah upaya
d,akukan untuk m-e,mbant" ;;;:";ankan yang
korban akibat Kecelakaan Laru beban penderitaan
pertolongan pertama di tempai iir.L., antara lain memberikan
ke rumah sa[it.
t.;"ai"r, dan membawa korban
Huruf c
Cukup jelas.

Huruf d
Cukup jelas.

Huruf e
Cukup jelas.

Huruf f
Cukup jelas.

Huruf g
Cukup jelas.
Pasal 228
Cukup jelas.

Pasal 229
Ayar (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

-49-
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "lr{" ringan" adarah
mengakibatkan korban luka yang
menderit" y^rrg tidak memerlukan
perawatan inap di rumah sakit atau""tlt
selain yang di klasifikasikan
dalam luka berat.

Ayat (a)
Yang dimaksud dengan "ruka berat,,
mengakibatkan korban: adalah ruka yang
a jatuh sakit dan tidak ada harapan
sembuh sama sekali atau
menimbulkan bahaya maut;
b tidak mampu terus-menerus untuk menjarankan
jabatan atau pekerjaan rugas
;
c. kehilangan salah satu pancarndra;
d. menderita cacat berat atau
lumpuh;
e. terganggu daya pikir
selama a (empat) minggu lebih;
f. gugur atau matinya kandu.ngan
seorang perempuan; atau
G llk3-{""g memlltuhkan plrawatan di rumah sakit rebih
dari 3O (tiga puluh) hari. r- ---
b.

Ayat (s)
Cukup jelas.

Pasal 230
Cukup jelas.
Pasal 231
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Yang dengan "keadaan memaksa,, adalah
lokasi - t"""r"r...1.' 'i*rr* dapat
-!rmaks1d.
lingkungan situasi di
keseramLtan drri pengemudi, mengancam
kondisi Pengemudi y.rg tidak terutaria dari. amukan massa dan
pertolongan. beiaaya untuk memberikan
Pasal 232
Cukup jelas.
Pasal 233
Cukup jelas.

Pasal 234
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-50-
Pasal 234
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "bertanggung jawab" adalah
pertanggungjawaban disesuaikan
dengan tingkat kesalahan
akibat kelalaian.
yang dimaksud dengan
"pihak ketiga,, adalah :
a. orang yang berada di luar Kendaraan Bermotor; atau
b' instansi yang bertanggung jawab di bidang Jalan
sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutinlatan. serra
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "keadaan memaksa,,
keadaan termasuk
lang secara ieknis tidak mungkin-ai.t.tt
P:rg:prdi, seperti gerakan orang dan/atau hewan"n oleh
secarer
tiba_tiba.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Pasal 235
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan membantu berupa
adalah bantuan biaya yang diberikan u"#o" biaya pengobata,
pengobatan dan pera*Ltan atas dasar korban, termasuk
kemanusiaan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 236
Cukup jelas

Pasal 237
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "awak kendaraan,,
adalah pengernudi,
Pengemudi cadangan, kondektur, dan pembantu pengemudi.

Pasal 238
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,

-51 -

Pasal 238
Cukup jelas.
Pasal 239
Cukup jelas.
Pasal 240
Cukup jelas.
Pasal 241
Cukup jelas.
Pasal 242
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "perlakuan
khusus,, adalah pemberian
kemudahan berupa -".r.rru dan pru"ur4rr4
yang bersifat fisik dan nonfisik
umum serta infoimasi. yang diperlukan bagi
penyandang cacat, manusia usia
hamil, dan orang sakit untuklanjut, Irr"tr".rJ, wanita
memperoleh
kesempatan. kesetaraan

Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud ciengan ,,prioritas
pela5ranan,, adalah
pengutamaan pemberiap peiayanan
khusus."
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 243
Cukup jelas.
Pasal 244
Cukup jelas.
Pasal 245
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
WPR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-52-
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "bidang prasarana Jaran,,
lain informasi tentang: antara
1 . jaringan Jalan;

2 . kondisi Jalan dan jembatan;


3 . tingkat pelayanan Jalan dan jembatan;
4 . bangunan pelengkap;
5 . pemeliharaan Jalan; dan
6,. pembangunan Jalan;
Huruf b
Yang dimaksud denga_n "bidang sarana
dan prasarana Laru
Lintas dan Angkutan Jaran,, ,.rriu.r. rain
informasi tentang:
1. jaringan angkutan;
2. Terminal;
3. izin trayek;
4. perlengkapa.ri jalan;
5. aturan perintah dan larangan;
6. pengujian Kendaraan Bermotor;
7. alat penimbang Kendaraan Bermotor; dan
8. fasilitas pendukung.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "bidang registrasi
Kendaraan Bermoto' dan pengemudi, penegakan dan ide,tifikasi
operasional Manajemen dan Rekayasa Huktrm,
pendidikan berralu lintas" antara rain t sertat
"irl-li.,tr",
infor*u"i tentang:
1' registrasi din identifikasi Kendaraan Bermotor;
2. Kecelakaan Lallr Lintas;
3. pelanggaran Lalu Lintas;
4. situasi dan kondisi Lalu Lintas;
5. administrasi manunggal satu atap;
6. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas kepolisian;
7. manajemen operasional lalu lintas kepolisian;
8. pendidikan berlalu lintas; dan
9. pelayanan, pelaporan, dan pengaduan
masyarakat.
Yang dimaksud de'gan "manajemen
oengelolaan pergeralian dararn sistem'operasionai,, adala^
Angkutan Jalan, antara lain pengaturan, LJ;- Lintas dan
pengawalan, patroli, kendali, koordinisi, penjagaan,
informasi di bidang r,alu Lintasda" komunikasi, dan
A";L;;J}..,.
Pasal 246
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-53-
Pasal 246
Cukup jelas.
Pasal 242
Cukup jelas.

Pasal 248
Cukup jelas.

Pasal 249
Ayat(1)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c
Cukup jelas.

Huruf d
Cukup jelas.

Huruf e
Yang dimaksud dengan *pusat-
adarah wadah r3.g ueryun[si pelayanan masyarakat,,
sebagai penyedia informasi
dan sarana berkoiru"iili';..y.i.t.t
Lintas dan Angkutan Jalan. di uiau.,g Laru
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas,

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 250
Cukup jelas.

Pasal 251
Cukup jelas.

Pasal 252
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-54-
Pasal 252
Cukup jelas.

Pasal 253
Cukup jelas.

Pasal 254
Cukup jelas.

Pasal 255
Cukup jelas.

Pasal 256
Cukup jelas.

Pasal 257
Cukup jelas.

Pasal 258
Cukup jelas.

Pasal 259
Cukup jelas.

Pasa] 260
Cukup jelas.

Pasa] 261
Cukup jelas.

Pasal 262
Cukup jelas.

Pasal 263
Cukup.jelas.

Pasal 264
Cukup jelas.

Pasal 265
Ayat (t)
Cukup jelas

Ayat (2)
PR E SIDE N
REF)UBLIK INDONESIA

-55_
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "berkara,, adarah pemeriksaan
dilakukan secara bersama-sarna demi efisiensi dan yang
efektivitas
agar .Id"k terjadi pemeriksaan yang berulang-urang
merugikan dan
masyarakat.
Yang dimaksud dengan ,,insidental,, adalah
termasuk tindakan
petugas terhadap peranggaran yang tertangkap
pelaksanaan operasi- kepoli-sian dengan tangan,
Keseramatan, Ketertibanl au.r, Kelancaran
sasaran Keamanan,
Angkutan Jalan, serta penanggulangan kej Laru Lintas dan
ahatan.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 266
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu,, adalah adanya
peningkatan antara lain:
a. angka pelanggaran dan Kecelakaan Laru Lintas
b' angfa kejahatan yang menyangkut Kendaraan di Jalan;
c' jumlah Kendaraan Bermotor yang trdak Bermotor;
persyaratan teknis dan persyaratan-railijalan; memenuhi
d' tingkat ketidaktaatan pem,ik dan/atau pengusaha
untuk melakukan pengujian Kendaraan -Bermotor a,gkutan
waktunya; pada
e' tingkat peranggaran perizinan angkutan umum;
f. tingkat peranggaran kerebihan mr]atan angkutandan/atau
barang.
Ayat (a)
Cukup jelas.

Pasal 267
Cukup jelas.

Pasal 268
Cukup jelas.

Pasal 269
W PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-56-
Pasal 269
Cukup jelas.

Pasal 270
Cukup jelas.

Pasal27I
Cukup jelas.

Pasal 272
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "peralatan elektronik,, adarah alat
perekam kejadian untuk menyimpan informasi.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasil 273
Cukup jelas.

Pasal 274
Cukup jelas.

Pasal 275
Cukup jelas.

Pasal 276
Cukup jelas.

Pasal 277
Cukup jelas.

Pasal 278
Cukup jelas

Pasal 279
Cukup jelas

Pasai 280
Cukup jelas.

Pasal 28i
Cukup jelas.

Pasal 282
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-57-
Pasal 282
Cukup jelas.

Pasal 283
Cukup jelas.

Pasal 284
Cukup jelas.
Pasal 285
Cukup jelas.

Pasal 286
Cukup jelas.

Pasal 287
Cukup jelas.

Pasal 288
Cukup jelas.

Pasal 289
Cukup jelas.

Pasal 290
Cukup jelas.

Pasal 291
Cukup jelas.

Pasal 292
Cukup jelas.

Pasal 293
Cukup jelas.

Pasal 294
Cukup jelas,

Pasal 295
Cukup jelas.

Pasal 296
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-58-
Pasal 296
Cukup jelas

Pasal 297
Cukup jelas

Pasal 298
Cukup jelas

Pasal 299
Cukup jelas,

Pasal 300
Cukup jelas.

Pasal 301
Cukup jelas.

Pasal 302
Cukup jelas

Pasal 303
Cukup jelas.

Pasal 304
Cukup jelas.

Pasal 305
Cukup jelas,

Pasal 306
Cukup jelas.

Pasal 307
Cukup jelas

Pasal 308
Cukup jelas,

Pasal 309
Cukup jelas

Pasal 310 .
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA

-59_
Pasal 310
Cukup jelas.
Pasa] 311
Cukup jelas.

Pasal 312
Cukup jelas.

Pasal 313
Cukup jelas.

Pasal 3 14
Cukup jelas.

Pasal 315
Cukup jelas.

Pasal 316
Cukup jelas.

Pasal 317
Cukup.;elas.

Pasal 318
Cukup jelas.
Pasal 319
Cukup jelas.

Pasal 320
Cukup jelas.

Pasal 321
Cukup jelas.

Pasal 322
Cukup jelas.

Pasal 323
Cukup jelas.

Pasal 324
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA

-60-
Pasal 324
Cukup jelas.

Pasal 325
Cukup jelas.

Pasal 326
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 5025

Anda mungkin juga menyukai