SALINAN
it1 a:-;loii\
R f Pr-:B:.,r. tr.L --,'.iS i,-
Mengingat
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Mengingat 5 ayat (1) serta Pasal 20 ayat (1) dan ayat (2) Undang_
I_^.31
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun L94s;
DAN
MEMUTUSI(AN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
5.Simpul ...
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
5. Simpul adalah tempat. yalg diperuntukkan
pergantian
- bagi
antarmodi dan iit"r*La" yang berupa
Terminal, stasiun kereta api, pelab;h";
sungai dan danau, dan/atau bandar
laut, pelabuhan
udara.
6' Prasarana Laru Lintas dan Angkutan
Jalan adalah Ruang
LaIu Lintas,- Terminal, a""_"p.ri""gr.lp"r,
meliputi **I1l rambu, Alat pemb;;ii;y;r.t Jalan yang
alat pengendali dan pengaman pengguna Jalan,Latu Lintas,
pengawasan dan pengamanan Jd;;, alat
pendukung. serta fasilitas
15. Parkir .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-4-
15' Parkir adarah keadaan Kendaraan
bergerak untuk beberapa berhenti atau tidak
pengemudinya.
saat dan ditinggalkan
25.penumpang...
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-5-
25 Pe.nympang adflah orang yang berada
selain Pengemudi dan ,.*.f K"rrdu.r."rr. di Kendaraan
35. Penyidik
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-6-
35' Penyidik adalah pejabat Kepolisian
Indonesia atau Negara Republik
ee.lauat ne-sa1ai
diberi wewenang khusus olehr,r.g..i Sipil tertentu yang
undang_undang untuk
melakukan penyidikan.
36' Penyidik pembantu adarah pejabat
Republik Indonesia yang k*.rr^ Kepoiisian Negara
tertentu dapat aiil..i wewenang
melakulan tugas p.ryiJitun yang
dalam Undang_Unaang ini. diatur
40[:'it,f
",:i'J:ffi ,J"*,fi;Ai"'.:?H,,llo,?,1""i?.,iot;l
penanggung- j.1wap.
.p.rryJr.nggaraan fungsi
vans meliputi bidans 'A:l keporisian
k;;;;
masyarakat, p.rr.gukun hukum, ketertiban
pengayoman, dan pelayana" perlindungan,
t.p"J. *.rr.Jutu,.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
d. asas
WPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7
d. asas partisipatif;
e. asas bermanfaat;
f. asas efisien dan efektif;
g. asas seimbang;
h. asas terpadu; dan
i. asas mandiri.
Pasal 3
BAB III
BAB IV
W PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
-8-
BAB IV
PEMBINAAN
Pasal 5
Pasal 6 .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-9-
Pasal 6
_10_
BAB V
PEI\TYELENGGARAAN
Pasal 7
Pasal 8 .
I)RESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11_
Pasal 8
Penyelenggaraan di bidang,
Jalan meliputi kegiatan
,
pengaturan, pembinaan, p"*b..rgunan, dan pengawasan
prasarana Jaran sebagaimana dimik""a'a"i*.
pasal 7 ayat
(2) huruf a, yaitu:
a rnventarisasi tingkat pelayanan Jalan dan
permasalahannya;
b penJrusunan rencana dan prograrn
penetapan tingkat pelayanan pelaksanaannya serta
.1il"" yl"g ;iirr;;;.",
c. perencanaan, pembangunan,
pemanfaatan ruas dan optimalisasi
Jalan;
d. geometrik ruas Jalan dan/atau
s#rlu* persimpangan
e. penetapan kelas Jalan pada
setiap ruas Jalan;
f. uji kelaikan fungsi Jaran sesuai dengan
dan keselamatai bertalu fi","J, standar keamanan
o
a""
b. informasi dan komunikasi di bidang
ff1ff*:1ffi":t"tem
Pasal 9
Penyelenggaraan- di bidang sErrana dan prasarana Lalu
dan Angkutan Jalan Lintas
ayat (2) huruf b meliputi: e-----
";Gilana dimaksud dalam pasal 7
a' j:i$l'* rencana umum Lalu Lintas
dan Angkutan
b. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;
c' persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan
d. perizinan angkutan umum; Bermotor;
e' pengembangan sistem informasi dan
sarana dan prasarana Lalu komunikasi di bidang
f. pembinaan sumb.er_daya manusia
;;;;;giltan
Lint". Jaran;
dan prasarana f,alu f,inias Jan penyelenggara sarana
Angkutan Jalan; dan
g' penyidikan terhadap pelanggaran
umum, persyaratan teknis ain perizinan angkutan
Bermotor yang memerlukan
tetaikil;;Ln Kendaraan
keahllan dan,/atau peralatan
khusus yant dilaksanakan sesuai
Undang-Undang ini. dengan ketentuan
Pasal 10
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-72-
Pasal 10
Penyelenggaraan di^bidang industri
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal T ayat (2) huru"f c meliputi: o------i
a' penJruS,nan rencana dan program pelaksanaan
pengembangan industri Kendaraa'
n"?*oior;
b' pengembangan industri perlengkapan
Berm-otor yTg menjamin Keamana-n Kendaraan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan d"., Keselamatan
c. pengembangan industri perlengkapan
menjamin Keamanan Jalan yang
dan resetariatan Laru Lintas dan
Angkutan Jalan.
Pasal 1 1
pasal 12
f. penegakan
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-13-
f. penegakan hukum_ yalg meliputi penindakan
pelanggaran
dan penanganan Xecetikaan'Lalu f,inias; ---
g. pendidikan berlalu lintas;
h' pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas; dan
i' pelaksanaan manajemen operasional Laru
Lintas.
Pasal 13
(1) Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
sebagaimana dimaksud dalam p"J-z
secara terkoordinasi. "*, tr) dilakukan
(2) Koordinasi penyerenggaraan Lalu Lintas
dan Angkutan
Jalan sebagaimarrr. ai*aksud pada
oleh fonrm trt dilakukan
"v"t
LaIu Lintas dan Angkutan.lalan.
(3) Forum LaIu Lintas dan Angkutan Jalan
bertugas
melakukan koordinasi antarinstrnsG."v"r.nggara
memerrukan keterpaduan daram *"rlr"^rrakan yang
menyelesaikan masarah LaIu Lint.* a..reigkutandan
Jalan.
(4) Keanggotaan forum Lalu Lintas dan
sebagaimana dimaksud pada Angkutan Jalan
"v"t iii-t"rai.i atas unsur
pembina, penyelenggara, akademi"i,'a".r-*"syarakat.
BAB VI
JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN
Bagian Kesatu
Rencana Induk Jaringan Latu Lintas
dan Angkutan Jalan
Pasal 14
(1) Untuk mewujudkan Laru Lintas dan Angkutan
yang terpadu dilakukan pengembangan Jalan
Jaringan
Lintas dan Angkutan Jaian untuk menghubungkanLalu
semua wilayah di daratan.
(2) Pengembangan-.Jaringan Laru Lintas
dan Angkutan Jaian
sebagaimana dimalsua pugu
_.v;;l;;ri.ao**n
Rencana Induk Jaringanlaru Lintas
ian elgtutan
pada
sesuai dengan kebutuhan. Jaran
(3) Rencana .
I:IFiESII.)LN
REPUE}LIK INDONESIA
-74-
(3) Rencana Induk Jaringan Laru Lintas dan Angkutan
Jaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (l) terdiri it.",
a. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Nasional;
b. Rencana Induk-Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Provinsi; dan
c' Rencana Induk Jaringan Laru Lintas dan Angkutan
Jalan Kabupaten/Kota.
pasal 15
(1) Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Nasional sebagaimana dimaksud daram p""Ei
i+ ayat (3)
huruf a disusun secara berkala dengan
mempertimbangkan kebutuhan transportasi dan
kegiatan berskala nasional. ."I"g
(2) Proses penyusu_nan dan penetapan Rencana
Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Induk
sebagaimana dimaksud_ padl -- -iif Nasional
harus
"y.i
memperhatikan Rencana Tata Ruang wit.yarr'Nasional.
(3) Rencana Induk Jaringan Laru Lintas
dan Angkutan Jaran
Nasional memuat:
a. prakiraan perpindahan or.rrq. dan/atau barang
menurut asal tujuan pedalu.rran1ingt **ional;
b' arah dan kebijakan peranan Laru "p Lintas
Angkutan Jaran nasionar dalam keseluruhan dan
transportasi; moda
c. rencana lokasi dan kebutuhan Simpul
nasional; dan
d, rencana kebutuhan Ruang Lalu Lintas
nasional.
pasal 16
(1) Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Provinsi sebagaimarri di*"ksut daram p"..T-i+ ayat (3)
huruf b disusun berkala dengan
lnempertimbangkan
"""^r. Lalu Lintas
kebutuhan
Angkutan Jalan dan
dan ruang kegiatan berskala piovinsi.
(2) Proses penJrusunan dan penetapan
Jaringan Lalu Lintas dan^ AngkutanRencana
Jaran
Induk
provinsi
sebagaimana dimaksud pada .y"1
memperhatikan: 1t; dilakur<an dengan
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi; dan
c. Rencana
PRESI DE N
REPUBLIK INDONESIA
-15-
c. Rencana Induk Jaringan Laru Lintas dan Angkutan
Jalan Nasional.
(3) Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Provinsi memuat: Jaran
a. prakiraan perpindahan orang dan/atau barang
menurut asal tujuan perjalananlingkup provinsi;
b. arah dan kebijakan peranan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan provinsl daram keseruruhan
moda
transportasi;
c' renca'na lokasi dan kebutuhan simpur provinsi;
dan
d. rencana kebutuhan Ruang Lalu Linlas provinsi.
pasal 17
d. rencana
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-16-
d. rencana kebutuhan Ruang Lalu Lintas
kabupaten/kota.
Pasal 18
Bagian Kedua
Ruang Lalu Lintas
Paragraf I
Kelas Jalan
Pasal 19
c. jalan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-L7-
c kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal,
llt"."
lingkungan yang dan
dapat dilatui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran rebai tidak melebihi 2.ioo
laua ,iuu
seratus) milimeter, ukuran panjang tidak'rr,"t.uihi
9.000 (sembilan ribu) milimetlr, Lk "r.r, p"fi"e
3.500 (tiga ribu- Iima ratus) milimeter, i"" tinggi
sumbu terberat g (delapan) ton; dan ,i."atan
d jalan kelas khusus, yaitu j.l*
arteri yang dapat
dilalui Kendaraan Bermotoi d.engan
melebihi 2.50O (dua ribu lima ratus) lebar
"6r"imilimeter,
ukuran panjang melebihi lg.OOO
^(lelapan
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 b"1"" ribu)
ratus) milimeter, dan *r.di sumbu (;;p;liU,, ar.
dari 10 (sepuluh) ton. terberat lebih
Pasal 20
(1) Penetapan kelas jalan pada setiap
ruas jalan d,akukan
oleh:
a. Pemerintah, untuk jalan nasional;
b. pemerintah provinsi, untuk jalan
provinsi;
c. pemerintah kabupaten, untuk jalan
kabupaten; atau
d. pemerintah kota, untuk jalan kota.
(2) Kelas jalan. sebagaimana dimaksud
dinyatakan denganhamUrt t alu Lintas. pada ayat (1)
Paragraf 2 . .
PRESI D E N
REPUBLIK INDONESIA
-18-
Paragraf 2
Penggunaan dan perlengkapan Jalan
Pasal 2 1
(1) setiap Jalan mem,iki batas kecepatan paring
ditetapkan secara nasional. tinggi yang
Pasal 22
(1) Jalan yang- dioperasikan harus
laik fungsi memenuhi persyaratan
Jaran secara ieknis dan administratif.
(2) Penyelenggara.Jaran wajib
melaksanakan uji keraikan
fungsi Jalan sebelum p".r"gop.rasian
Jalan.
(3) Penyelenggar,a Jaran wajib
merakukan
Jalan pada uji keraikan fungsi
.Jalan Iane'";;;h;;;;;*1
daram jangka *u'ktr"p"ri"g 1"."." berkara
lama'l,
dan/atau sesuai d.rrgai r."u-"t.rn;;. '" (sepuruh)
(r( tahun
(4) Uji kelaikan fungsi Jalan sebagaimana dimaksud
ayat (2) dan..ayat (3) d,akukan".Irh-ri--uji pada
Jalan yang dibentui< otef, penyelenggara laik fungsi
Jalan.
(5) Tim uji rai\. fungsi Jalan sebagaimana
ayat (4) terdiri atas un-sul dimaksud pada
yang bertanggung jawab ai pglyelenggara Jalan, instansi
Liaang #;;;an prasarana
k}i tiilil jffi f,:eku tan u at.,,, ""
-19-
(6) H.asil uji kelaikan fungsi Jaran wajib dipublikasikan
ditindaklanjuti oleh.pinyelenggara Jalan. instansi dan
yang
P:tl""egung jawab ai uidang 1-"r.rr^ dan prasarana
Untas.dan Angkutan Jalanl d,an/ata X"pofi.Ln Lalu
Republik Indonesia Nega.a
Pasal 23
Pasal24
(1) Penyelenggara Jalan wajib
memperbaiki Jalan V*gsegera dan patut untuk
rusak
mengakibatkan yang dapat
Kecelaka"r, f,.t, Lintas.
(2) Dalam hal belum dapat dilakukan
rusak sebagaimanl dimaksud perbaikan
-
pada
Jalan yang
penyelenggara Jaran wajib ayat (l),
*"*u"ri ,r"al .,1,,
fl:*_i;13,."1ff Ly, #: "r ""i"
r * ;;;;ri
-ie rambu
4 a a i nya
pasal 25
f. alat
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-20-
f. alat pengawasan dan pengamanan Jalan;
g' fasilitas untuk sepeda, pejaran Kaki, dan penyandang
cacat; dan
h. fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas
dan
Angkutan Jalan dg 6.r"a" di Jalan dan di luar
badan Jalan.
(2) Ketentuan rebih ranjut mengenai perlengkapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Jaran
peraturan pemerintah. d-iatur dengan
pasal 26
pasal 27
Pasal 28
(1) Setiap orang dilarang melakukan
mengakibatkan perbuatan yang
kerusakan dan/htau L""egL fungsi
Jalan.
BagianKetiga,..
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-2r-
Bagian Ketiga
Dana preservasi Jalan
Pasal 29
(1) untuk mendukung pelayanan Laru Lintas dan
A'gkutan
{"]* -yang aman, Lelamat, tertib, dan lancar kondisi
Jalan harus dipertahankan.
(2) Untuk mempertahankan kondisi Jalan
dimaksud pada ayat (1), diperluka., - olrr.sebagaimana
preservasi
Jalan.
(3) Dana preservasi j"lT digunakan khusus
pemeliharaan, rehabilita"I, d"rr r.t untuk kegiatan
orr.i*tJi .lrtr..,.
(4) Dana preservasi Jaran dapat bersumber pengguna
dari
Jalan dan pengelolaurrr,yl sesuai dengan
peraturan perundang_undan ketentuan
gan.
Pasal 30
Pengelolaan Dana preservasi
Jalan harus
berdasarkan Rlinsip berkelanj"t"", -- dilaksanakan
transparansi, akuntabilitas,
keseimbangan, dan kesesuaian.
Pasal 31
Dana Preservasi Jalan dikerora
Preservasi Jaran yang bertanggungoleh unit pengelola Dana
jawab kepada Menteri di
bidang Jalan.
Pasal 32
Ketentuan mengenai organisasi dan
Dana preservasi'Jaran dfu;; tata kerja unit pengelola
;;ngan peraturan presiden.
Bagian Keempat
Terminal
Paragraf 1
Fungsi, Klasifikasi, dan Tipe Terminal
Pasal 33
(1) Untuk menunjang kelancaran perpindahan
dan/atau -serta
be1arrg orang
keterpaduan intramoda dan
antarmoda di tempat tertentu, -
diselenggarakan - dapat dib"rrg.-,., dan
f."r*irr.i.
(2) Terminal
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-22-
(2) Terminal sebagaimana dimaksud pada
Terminal penumpang dan/atau Termi""l ayat (1) berupa
,;;;";.
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Setiap Kendaraan Bermotor
singgah di Terminal yans Umum dalam trayek wajib
sudah ditentukan, kecuali
ditetapkan lain datam irii tia], k.
Paragraf 2
penetapan Lokasi
Terminal
Pasal 37
(1) Penentuan rokasi Terminal
memperhatikan rencana d,akukan
--i.r,,irr.rdengan
kebutuhan yang
merupakan bagian dari Rencana
Lintas dan Angliutan Jalan. Induk Jaringan Lalu
(2)
Terminal dilakukan dengan
r"Tniffitik"lrro,k..i
a. tingkat aksesibilitas pengguna Jasa angkutan;
b. kesesuaian l.aha1 aerrgan Rencana Tata
Wilayah Nasional, R..rf.rr._ Tata Ruang Ruang
Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota; Wilayah
c. kesesuaian
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-23-
c. kesesuaian dengan rencana pengembangan
kinerja jaringa,- Jalan, jaringan trayek,-dandan/atau
jaringan
lintas;
d. kesesuaian dengan rencana pengembangan
dan/atau
pusat kegiatan;
e. keserasian dan keseimbangan dengan
kegiatan lain;
f. permintaan angkutan;
g. kelayakan teknis, finansial, dan ekonomi;
h. Keamanan dan Keselamatan LaIu Lintas
Angkutan Jalan; dan/atau dan
i. kelestarian lingkungan hidup.
Paragraf 3
Fasilitas Terminal
pasal 3g
Paragraf 4
Lingkungan Kerja Terminal
Pasal 39
(1) Lingkungan kerja Terminor merupakan
diperuntukkan blgi daerah yang
fasilitas Terminal.
(2) Lingkungan keda Terminar sebagaimana
ayat (1) dikelola dimaksud pada
penyelenggara
.olehplt.t*rr."r, Terminar dan
digunakan untuk pembangunan,
pengembangan, dan pengoperasian
fasititaJierli.r.r.
(3) Lingkungan
E
PRESIDEN
REPUBLIK INDCNESIA
-24-
(3) k-erja Terminal sebagaimana dimaksud
!]Tk"lgan
ayat (1) ditetapkan dengan pada
kabupaten/kota, peraturan daerah
khusus pTovinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta ditetapka., -J.rrg.r, peraturan
Provinsi. Daerah
Paragraf 5
Pembangunan dan pengoperasian
Terminal
Pasal 40
(1) Pembangunan Terminal harus
dilengkapi de ngan
a. rancang bangun;
b. buku kerja rancang bangun;
c. rencana induk Terminai;
d. analisis dampak Lalu Lintas; dan
e. analisis mengenai dampak lingkungan.
(2) Pengoperasian Terminal meliputi
kegiatan:
a perencanaan;
b pelaksanaan; dan
c, pengawasan operasional
Terminal
pasal 41
(1) t..O.O penyelenggara
Terminal wajib memberikan
pelayanan jasa - Terminai sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan.
paragraf 6
Pengaturan Lebih Lanjut
Pasal 42
Ketentuan rebih lanjut mengenai
penetapan,ou""::^Ssititas, fungsi, krasifikasi, tipe,
.tinikung;;'?A"l p.*uu.,sunan,
rerminai diltur d:;s;.
i#r.rrL:fl:perasian peraturan
Bagian Kelima
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-25-
Bagian Kelima
Fasilitas Parkir
Pasal 43
Pasal 44
Penetapan lokasi dan pembangunan
umum dilakukan oleh Pemerintah fasilitas parkir untuk
memperhatikan: Daerah dengan
a rencana umum tata ruang;
b analisis dampak lalu lintas;
dan
c. kemudahan bagi pengguna
Jasa.
Bagian Keenam
Fasilitas pendukung
Pasal 45
(1) Fasilitas pendukungpenyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan meliputi: -
a. trotoar;
b. lajur
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
_26_
b. lajur sepeda;
c. tempat penyeberangan pejalan Kaki;
d. Halte; dan/atau
e. fasilitas khusus bagi penyandang
cacat dan manusia
usia lanjut.
(2) Penyediaan fasilitas pendukung sebagaimana
pada ayat (1) diselenggarakan oilf,, dimaksud
a. Pemerintah untuk jalan nasional;
b. pemerintah provinsi untuk jalan
provinsi;
c. pemerintah kabupaten untuk jatan
jalan desa; kabupaten dan
d pemerintah kota untuk jalan kota;
dan
e. badan usaha jalan tol untuk jalan tol.
Pasal 46
BAB VII
KENDARAAN
Bagian Kesatu
Jenis dan Fungsi Kendaraan
Pasal 47
(1) Kendaraan terdiri atas:
a. Kendaraan Bermotor; dan
b. Kendaraan Tidak Bermotor.
(2) Kendaraan Bermotor- sebagaimana-dimaksud
(1) huruf a dikelompokkan Eerdasarkan pada ayat
jenis:
a. sepeda motor;
b. mobil .
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
-27 -
b. mobil penumpang;
c. mobil bus;
d. mobil barang; dan
e. kendaraan khusus
(s) Kendaraan Bermoto^r sebagaimana
(2) huruf b, huruf c, pada
ayat
berdasarkan fungsi:
ain fruruf^dimaksud
a ait<etJmpokkan
a. Kendaraan Bermotor perseorangan;
dan
b. Kendaraan Bermotor Umum.
Bagian Kedua
Persyaratan Teknis dan Laik
Jaran Kendaraan Bermotor
Pasal 48
(1) setiap Kendaraan Bermotor yalg
harus memenuhi persyaratan dioperasikan di Jaran
teknis dan laik jalan.
(2) teknis sebagaimana dimaksud pada
l;llil?tan ayat (1)
a. susunan;
b. perlengkapan;
c. ukuran;
d. karoseri;
e. ranc€rngan teknis kendaraan
peruntukannya; sesuai dengan
f, pemuatan;
o
b penggunaan;
h penggandengan Kendaraan
Bermotor; dan/atau
i. penempelan Kendaraan Bermotor.
b. kebisingan. , .
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-28-
b.
kebisingan suara;
c. efisiensi sistem rem utama;
d. efisiensi sistem rem parkir;
e. kincup roda depan;
f. suara klakson;
o daya pancar
b. dan arah sinar iampu utama;
h. radius putar;
i. akurasi alat penunjuk kecepatan;
j kesesuaian kinerja roda dan kondisi ban;
dan
k. kesesuaian daya mesin penggerak
terhadap berat
Kendaraan.
Bagian Ketiga
Pengujian Kendaraan Bermotor
Pasal 49
Pasal 50
(1) Uji tipe sebagaimana dimaksud dalam pasal
huruf a wajib dilakuka" 49 ayat (2)
b;;i";iap Kend.r-u.r, n.rmotor,
i*_=,1
q:Umt,m rii*:i**,r," J*'*x,Trx,
Kendaraan *."iUauf".r'
Bermotor yang p.*i"t tip..
"r,
(2) uji tipe sebagaimana dimaksud pada ayar (1)
terdiri atas:
a' pengujian fisik untuk pemenuhan
persyaratan teknis
1* .laik jalan yang d,akukan tlrrrli"J''rarrda"r.r,
Kendaraan Bermotoidan Kendaraan
keadaan lengkap; dan Bermotor dalam
b.penelitian...
PRESID EN
REPUBLIK INDONESIA
-29-
b' penelitian rancarlg- bangun dan rekayasa
Kendaraan
Bermotor yang ditakulian terhadaf" r"L"rr_rumah,
bak muatan, kereta gandengan, keret.
Kendaraan Bermo tor yan g di-modifi kasi
t.*p.lan, dan
tip;;y".
(3) Uji tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh unit
perat".". uji tipe pemerintah,
(4) Ketentuan lebih lanjut-.mengenai uji tipe dan unit
.
pelaksana sebagaimaria aimatJuO.pada
(3) diatur dengan peraturan pemerintah.
ayat (l) dan ayat
Pasal 51
(1) Landasan Kendaraan Bermotor dan
dalam keadaan.Jengkap y;; telah Kendaraan
lulus
Bermotor
sertifikat lulus uji tipe. uji tipe diberi
Pasal 52
,l \!
\
lrRESil._rEt!
REPUBLIK INDONESIA
_30_
Pasal 52
(1) Modifikasi Kendaraan Bermotor sebagaimana
dalam Pasal 50 ayat (1) dapat berupa dimaksud
mesin, dan kemampuan daya angkut. iloaifitu"i dimensi,
Pasal 53
Pasal 54
W FJRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 31 -
pasal 54
Pasal 55
PRE SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-32_
Pasal 55
(1) Pengesahan_hasir.uji..seb.paimana dimaksud dalam pasal
53 ayat (2) huruf U aiUeritL oleh:
a petugas yang memiliki kompetensi
yang ditetapkan
oleh Menteri yang Uertang!.rng jawab-
sara.na dan prasarana Lalu t iitas di bidang
d"" Lngkutan
Jalan atas usul gubernur untuk pengujian
dilakukan yang
oleh unit pelakr.rra pengujian pemerintah
kabupaten/kota; dan-
b petugas swasta yang memiliki
kompetensi yang
ditetapkan oleh trlentel y.rrg -t".,"rrge,:r,g
bidang sarana dan p.".".?rr" Lalu jlwau ai
Angkutan Jalan untuk p."grii"r, yang Lintas dan
dilakukan
unit pelaksana p"rrgrji..," i*.1 tunggal pemegang oleh
merek dan unit pelaksana peniujian
silstu.-----
(2) Kompetensi petugas sebagaimana.
dibuktikan dengan sertifitat tandadimaksud pada ayat (1)
pelatihan. lurus pendidikan dan
Pasal 56
Bagian Keempat
Perlengkapan Kendaraan Bermotor
pasal 57
-33-
c segitiga pengaman;
d dongkrak;
e pembuka roda;
f. helm dan romoi pemantul cahaya bagi pengemudi
Kendaraan Bermotor beroda empat atau
tidak lebih yang
memiliki rumah-rumah; dan
g' peralatan pertorongan pertama pada
Kecelakaan Lalu
Lintas.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perlengkapan
Kendaraan Bermotor se6agaimurruti*.k"JJ-pada
(1), ayat (2), dan ayat [sy---Jratur dengan ayat
pemerintah. peraturan
pasal 5g
Pasal 59
b. lampu...
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-34-
b Iarnp-u isyarat warna merah dan sirene
digunakan
untuk Kendaraan Bermotor tahanan, p."?u*^f.r.,
Tentara Nasional Indonesia, pemadam'keb"akaran,
ambulans, palang merah, ,""roL, dan jenazafr;
J".,
c lamp,u isyarat warna kuning tanpa sirene
digunakan
untuk Kendaraan Bermotor patroli jalan tol,
pengawasan sarana dan prasarana
Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, perawatan dan pembersihan
umum, menderek Kendaraan, dln angkutan fasilitas
khusus. bu...rg
Bagian Kelima
Bengkel Umum Kendaraan Bermotor
Pasal 60
(1) Bengkel umum Kendaraan Bermotor
memperbaiki dan merawat Kendaraan berfungsi untuk
memenuhi
Bermotor, wajib
persyaratan teknis dan fark.;afan.
(2) Bengkel umum yalq mempunyai akreditasi
tertentu dapat melakukan pengujian berkaradan kualitas
Bermotor. Kendaraan
(5) pengawasan .
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA
-35_
(5) Pengawasan terhadap bengkel
umum Kendaraan
Bermotor sebagaimaia'a,iriarcsud-";;"
.
dilaksanakan olef, p" *"iin t"r, ayat (1)
UUup^t.il.o t..
(6) Ketentuan lebih ranjut mengenai
*ii""'
persyaratan dan tata
;H:,,i:ffi:"#::flffi bengker
""i"*' ;;";;;
Bagian Keenam
Kendaraan Tidak Bermotor
pasal 61
b. sistem kemudi;
c. sistem roda;
d. sistem rem;
e. lampu dan pemantul cahayai
f. alat peringatan dengan bunyi. dan
(3) Persyaratan tata cara r
trL*"#i, mih1.,TXi, o'ffi :_,:: li?:il:;:
(4) Ketentuan
_ lebih . hnjuj -mengenai persyaratan
5ffiffi::""d:Hft'ilffi1,h"ffi-ffi: avat ( 1) diatur
Pasal 62
(1) memberikan kemudahan
ffil"J::!}:1[:-" berraru rintas
(2) Pesepeda
W
iTRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-36-
(2) Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung
keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan keLr".r"., dalam
berlalu
untas.
Pasal 63
Bagian Ketujuh
Registrasi dan Identifikasi Kendaraan
Bermotor
Pasal 64
d. perencanaan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-37-
d' perencanaan, operasional Manajemen
dan Rekayasa
Lalu Lintas dan Angkutan Jalanidan
e. perencanaan pembangunan nasional.
Pasal 65
Pasal 66
Pasal 67 .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-38-
Pasal 67
Pasal 68
(1) setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan
wajib dilengkapi dengan surat tanaa Nomor di Jalan
Bermotor dan Tand. Norrro, Kendaraan Kendaraan
Bermotor.
(2) surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor sebagaimana
dimaksud p"d3 ayat (1) memuat
.
Bermotor, identitas ;;i" Kendaraan
pemirik, nomor registrasi Kendaraan
Bermotor, dan *".rb"rlaku.
(3) Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
dimaksud sebagaimana
pada ayat (1) memuat kode wilayah,
registrasi, dan masa berlaku. nomor
(6) Ketentuan...
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA
-39_
(6) Ketentuan rebih ranjut mengenai surat
Tanda Nomor
Kendaraan Bermotoi dan landa Nomor
Bermotor diatur- d.engan peraturan Kepala Kendaraan
Negara Republik Indonisia.' Kepolisian
Pasal 69
Pasal 70
(1) Buku pemitik Kendaraan Bermotor
kepemilikannya tidak berraku
-" serama
d ipinJah t"rrg.rrt"r..
(2) surat randa Nomor Kendaraan Bermotor
Nomor Kendaraan Bermotor berraku dan Tanda
tahun, yang harus dimintakan ""iu-. s (lima)
pengesahan setiap tahun.
(3) sebelum berakhirnya jangka waktu
dimaksud pada sebagaimana
aylt
(2), Su.at Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor dan Tand"'No*or Kendaraar-glr-otor
diajukan permohon.r, wajib
p.rf"njangan.
Pasal 71
c.kepemilikan...
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-40-
c kepemilikan Kendaraan Bermotor beralih; atau
d Kendaraan Bermotor digunakan secara terus_
menerus lebih
$ari g (tiga) bulan di luar wilayah
Kendaraan diregistrasi.
Pasal 72
Pasal 73
(1) Kendaraan Bermotor Umum yang telah
diregistrasi dapat
dihapus dari daftar registra.i d.r, identifikasi
Bermotor Umum atas dasar: Kendaraan
a' permintaan pemilik Kendaraan Bermotor Umum; atau
b. usu-lan pejabat yang berwenang memberi izin
angkutan umum.
(2) Setiap Kendaraan Bermotor Umum yang
digunakan sebagai angkutan umum wajib tidak lagi
dihapuskan
dari daftar registrasi dan identifikasi Kendaraan
Bermotor
Umum.
Pasal 74 .
IJRESIIJfN
REPLJE}LIK INDONESIA
-4t-
Pasal T4
Bagian Kedelapan
Sanksi Administratif
Pasal 76
(1) Setiap orang y"1q melanggar ketentuan pasal
Pasal 54 ayat (2j atau llat (3), atau pasal 53 ayat (1),
dikenai sanksi administ..iif b..Lp., 60 ayat (3)
a. peringatan tertulis;
b. pembayaran denda;
c. pembekuan izin; dan/atau
d. pencabutan izin.
(2) Setiap
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_42_
(2) Setiap orang yalgmenyelenggarakan bengkel umum
yang melanggar ketentuan pasal 60 ayat
sanksi administratif berupa: ls) dikenai
a. peringatan tertulis;
b, pembayaran denda; dan/atau
c. penutupan bengkel umum.
(3) Setiap petugas pengesah swasta yang
ketentua" melanggar
13.."1 s4 ayit (2) atau ayat (3) dikenai sanksi
administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembayaran denda;
c, pembekuan sertilikat pengesah; dan/atau
d. pencabutan sertifikat pengesah.
BAB VIII
PENGEMUDI
Bagian Kesatu
Surat Izin Mengemudi
Paragraf 1
Persyaratan pengemudi
Pasal 77
(1) Setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor di
Jalan wajib *.-ititi surai Izin rra."g.*"ii sesuai
dengan jenis Kendaraa.,g"r;otor yang dikemudikan.
(2) Surat
TJRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-43_
(2) surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas 2 (dua)jenis:
a' surat rzin Mengemudi Kendaraan Bermotor
perseorangan; dan
b' surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor umum.
(3) Untuk mendapatkan Surat lzin Mengemudi, calon
Pengemudi harus memiliki kompetensi mengemudi
yang
9".p?, diperoleh merarui pendidik"r, a"rr-p.i"iin"" atau
belajar sendiri.
(4) Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi
Bermotor Umum,. calon pengemudi wajib Kendaraan
pendidikan dan pelatihan eengJmudi angkutan mengikuti
umum.
(s) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud
pada
lYat (a) hanya diikuti oleh orang yang telah memiliki
surat rzin Mengemudi untuk Kendaraan Bermotor
perseorangan.
Paragraf 2
Pendidikan dan pelatihan pengemudi
Pasal 78
Pasal 79
W PRESID EN
REPUBLIK INDONESIA
-44-
Pasal 79
Paragraf 3
Bentuk dan penggolongan Surat Izin Mengemudi
Pasal 80
(2) Syarat...
I)RESIDEN
TILPUBL IK INDONESIA
-45-
(2) syarat usia
-.sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan paling,endah sebagai U"rit rt,
a. usia rz (tujuh belas) tahun untuk surat Izin
Mengemudi A, Surat Izin Mengemudi C, dan Sr..i
Izin Mengemudi D;
b. usia 20 .l{"u puluh) tahun untuk Surat Izin
Mengemudi B I; dan
c. usia 2l (d.ua puluh satu) tahun untuk surat lzin
Mengemudi B II.
Pasal 82
f:rRfslt)[N
REPUBLIK INDONESIA
-46-
Pasal 82
Pasal 83
(1) setiap.orang yang mengajukan permohonan
memiliki surat - untuk dapat
-rzin
Bermotor umum harus
Mengemudi untuk Kendaraan
mem"enuhi p.r.yar.tan usia dan
persyaratan khusus.
5. tempat
If,RESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-47 -
Pasal 84
surat rzin Mengemudi untuk Kendaraan
Bermotor dapat
digunakan sebigai surat rri"---rr,r'.ii,,.Iai
Bermotor yang jumlah beratn}ra sama Kendaraan
sebagai berikut: atau lebih rendah,
a' Surat rzin Mengemudi A Umum dapat berraku
mengemudikan Kendaraan Bermotor untuk
menggunakan Surat Izin vang
- ( seharusnya
Mengemudi A;
b. Surat
trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_48_
b' surat rzin- Mengemudi B I dapat berlaku
mengemudikan Kendaraan untuk
BermotSr yang seharusnya
menggunakan Surat Izin Mengemudi A;
c' surat Izin Jvlengemudi B I Umum dapat berraku
mengemudikan Kendaraan B_ermotor'yang untuk
menggunakan seharusnya
surat rzin Mengemudi A, surat rzin
Mengemudi A Umum, dan Surat ZTn Vf..rgemudi
B I;
d' Surat rzin Mengemudi B II dapat berraku
- Kendaraan
mengemudikan untuk
Bermotor yang seharusnya
menggunakan Surat rzin Mengemudi
-
Mengemudi B I; atau
e a"" surat lzin
e' surat Izin Mengemudi B II Umum dapat berraku
mengemudikan Kendaraan B_ermotor'yurrg untuk
menggunakan surat rzin Mengemudi seharusnya
Mengemudi A Umum, surat Izin M"eng.*ralA, Surat lzin
B I, Sura tlzin
Mengemudi B I Umum, dan Surat IrffM;ilemudi
B II.
Pasal 85
(1) Surat Izin Mengemudi berbentuk kartu
bentuk lain. erektronik atau
Paragraf4.
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
_49_
Paragraf 4
Fungsi Surat Izin Mengemudi
Pasal 86
(1) Surat lzin Mengemudi berfungsi sebagai
kompetensi mengemudi. bukti
Bagian Kedua
Penerbitan dan penandaan Surat Izin
Mengemudi
Paragraf 1
Pasal 87
(1) Surat rzin Mengemudi diberikan
Pengemudi yang
kepada setiap caron
Iulus ujian mengemudi.
(2) surat Izin Mengemudi sebagaimana
(1) diterbitkan oleh Kepolisiandimaksud pada ayat
Negara Repubrik Indonesia.
(3) Kepolisian Negara Republik
menyelenggarakan sistem informasi Indonesia wa3ib
penerbitan Sura t Izin
Mengemudi.
Pasal 88
Paragraf 2
W PRESII-)EN
REPUBLIK IND(.)NESIA
-50-
Paragraf 2
Pemberian Tanda pelanggaran pada
Surat Izin Mengemudi
Pasal 89
(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia
memberikan tanda atau data pera.rgg^.u., berwenang
Izin Mengemudi milik pengemfJi - ierhadap Surat
pelanggaran tindak pidana r""*
"
merakukan
Lalu Lintas.
(2) Kepolisian Negara Repubrik Indonesia
menahan sementara atau mencabut berwenang untuk
Mengemudi sementara sebetum arpui". Surat rzin
J"r, pengad,an.
(3) Ketentuan rebih lanjut mengenai pemberian
data pelanggar"r, tanda atau
dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), diatur".b"gaimana
a.rigar. p.r",**-?.!.f"
Negara Republik Indones'ia. Kepolisian
Bagian Ketiga
Waktu Kerja pengemudi
Pasal 90
Bagian Keempat
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-51 -
Bagian Keempat
Sanksi Administratif
Pasal 91
Pasal 92
BAB IX
WF,F]LSII)L.N
REPUBLIK tNDOr\lEStA
-52-
BAB IX
LALU LINTAS
Bagian Kesatu
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
Paragraf I
Pelaksanaan Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas
Pasal 93
(1) Manajemen d"r Rekayasa Lalu
untuk mengoptimarkan penggunaanLintas d,aksanakan
jaringan Jaran dan
gerakan Lalu Lintas dalarn *l_*I"
*.rri"rii., Keamanan,
Keseramatan, Ketertiban, dan Kera.r."rur
Angkutan Jalan. Laru Lintas dan
Pasal 94
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-53-
Pasal 94
d. pelatihan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-54-
d. pelatihan; dan
e. bantuan teknis
Paragraf 2
Tanggung Jawab peraksanaan
Manajemen dan Rekayasa Laru Lintas
Pasal 96
(2) Menteri
W PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-55-
(2) Menteri yang membidangi Jaian bertanggung
jawab atas
pelaksanaan Ivlanajemen dan
n"t"yl"" Lalu Lintas
sebagaimana dimatiua daram p"rJ-g'a
huruf ayat (1) huruf a,
b, huruf d, huruf g, fr"rri fr,-ju' huruf
Pasal 94 ayat (3) huruf i, serta
untuk jalan
nasionar.
"
(3) Kepala Keporisian Negara Republik
bertanggung jawab Indonesia
atas peraksanaan
Rekayasa Laru Lintas sebagaim;;-- Manajemen dan
Pasal 94 dimaksud daram
_ayat (1) huruf a, huiuf U, fr"*f f, huruf g, dan
huruf i, pasal 94' ayat (3) huruf a.r, pJ. al94 ayat (5).
",
(4) Gubernur bertanggung jawab atas
Manajemen dan nJr."y""" Lalu pelaksanaan
dimaksud nlda avat (1)?"1 Lintas sebagaimana
*izr ""i"u jalan provinsi
setelah mendapal rekomendasr
dari irr"t"rr*i terkait.
(5) Bupati bertanggung jawab atas pelaksanaan
dan Rekaya"a-Latu Linta" sebalaima.r"-ai*"ksud Manajemen
ayat (1) dan ayat (2) untuk ji""-#;paten pada
jalan desa seteiah *."a.put dan/atau
rekomendasi dari instansi
terkait.
(6) walikota bertanggung jawab
Manajemen atas pelaksanaan
n-.t"lru.u
9."aylt (r) Lalu Lintas sebagaimana
dimaksud pada ar.,
setelah mendapat iekomendasi "*, fri',-il,rU jalan kota
dari i""t^rr"i terkait.
Pasal 97
(1) Dalam hal. terjadi perubahan
tiba-tiba a-tau arus Laru Lintas secara
situasiorr.i, x.potisian Ggara Repubrik
Indonesia dapat melaksan-t
Lalu Lintas kepolisian.
.r, a"., Rekayasa
^a"""J;;i
(2) Manajemen
13" - Rekayasa
sebagaim"T dy+.ua Laru Lintas kepolisian
p.a. I'i'r.irtun dengan
menggunakan "r-.ilrt
Rambu t itu t ini.., 'er.t-
i.mberi Isyarat
Lalu Lintas, serta aiat penge5rdali dan pengaman
Pengguna Jalan yang Uir.lfat sementara.
(3) Kepolisian
rekomendasiryegrrl Repubtik_Indonesia dapat memberikan
pelakr"rr.urr-t t"n4emen J.i
Lintas kepada instansi terkait. n.rr"vasa Laru
Pasal 98
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-56-
Pasal 98
(1)
I"1ra1qgng jawab pelaksana Manajemen dan
Rekayasa
laty l'iltas wajib berkoordinasi d"i',
-.*L".tanarisis,
evaluasi, dan laporan pelaksanaan berdasarkan
kinerjanya. data dan
Bagian Kedua
Analisis Dampak Lalu Lintas
pasal 99
Pasal 10O
(1) Analisis dampak Laiu Lintas sebagaimana
dalam Pasal gg ayat (1) dilakukan dimaksud
konsultan yang memiliki tenaga ahli oleh lembaga
bersertifikat.
-57-
(2) Hasil anarisis dampak Laru Lintas
dimaksud sebagaimana
daram s7
persetujuan dari fasar "vil (3)
instansi y.r,s
harus *..,J?p"tkan
terkait di uia^.rg Laru
Lintas dan Angkutan Jalan.
Pasal 101
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
dampak Lalu Lint.. anarisis
".b.gui*"ri"-
dan pasar 1oo diatur dengan
Ji-aksud daram pasar 99
peraturan pemerintah.
Bagian Ketiga
Pengutamaan Alat pemberi Isyarat
Lalu Lintas,
Rambu Lalu Lintas, Marka Jaran, dan petugas
yang Berwenang
paragraf 1
Pasal 102
(1) Alat pemberi Isyarat Laru
Lintas,
dan/atau Marka Jalan yang UersiLiRambu Lalu Lintas,
p.ri"t"fr,
peringatan, atau-petunjuk puau:arind;- larangan,
pemasangannya harus disere.saika' u,", ruas Jalan
piting
puluh) hari sejak tanggal p"*U'J.f,r.., rama oo t"".*
Menteri yang. membidanli
. peraruran
sarana dan prasarana Laru
Lintas dan Angkutan jalan
sebagaimana dimaksud dalam pasal "t""95p.r",rr..,
ayat (1).
daerah
Paragraf 2
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-58-
Paragral 2
Pengutamaan Alat pemberi Isyarat
Laru Lintas dan Rambu Laru Lintas
Pasal 103
(1) Alat pemberi Isyarat Laru Lintas yang
atau larangan hams diutamak"" bersifat perintah
Lintas dan/atau t"iipJJu n.*bu Lalu
Marka ..laian.
(2) Rambu Laru Lintas-yang bersifat
harus diutamakan darip?Ja Markaperintah atau rarangan
Jalan.
(3) Daram har terjadi kondisi kemacetan
tidak -.*urrgkinkan grrat Kendaraan, Lalu Lintas yang
kotak kuning haru" airliamatan -
fungsi marka
Isyarat Laru Lintas yang bersifat daripada Arat pemberi
p.ri.rtir, .1.., rarangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Marka Jaran, dan/atau niat.p"*beri Rambu Laju Lintas,
sebagaimana dimaksud Isyarat
-li",rr
Laru Lintas
peraturan Menteri yang *a. "vu.l- irjj^*.U dengan
bertanggurrg di bidang
sarana dan prasarana Liru
Lint"J?"""ei!i*rr.r, Jaran.
paragraf 3
Pengutamaan petugas
Pasal 104
(1) Dalam keadaan tertentu untuk
Kelancaran LaIu Lintas Ketertiban dan
d-i
Angkutan--;;-r"", petugas
Negara Repubtik-iraor,"""i"
ffi:*H ;";il;etakukan
a. memberhentikan arus Lalu
Pengguna Jalan; Lintas dan/atau
b. memerintahkan pengguna Jalan
untuk jalan terus;
mempercepat arus Lalu Lintas;
:
d. memperlambat arus Lalu
Lintas; dan/atau
e. mengalihkan arah arus Lalu Lintas.
(2) Tindakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
diutamakan aaip"d"
;.;;# yang diberikan orehwajib
AIat-',; Lintas,
5#ii;" fffii'r;,#:-'ifi;., n-"muu
(3) Pengguna
{.ffi
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-59-
(3) Pgngguna Jalan wajib mematuhi perintah yang
diberikan
oleh petugas Keporisian Negara nepuutit< Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Bagian Keempat
Tata Cara Berlalu Lintas
Paragraf I
Ketertiban dan Keselamatan
Pasal 105
f. peringatan
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA
-60-
t. peringatan dengan bunyi dan sinar;
g. kecepatan maksimal atau minimal; dan/atau
h. tata cara penggandengan dan penempelan dengan
Kendaraan 1ain.
paragraf 2
Penggunaan Lampu Utama
Pasal 107
(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor wajib
lampu utama Kendaraan Bermotor yang menyarakan
digunakan
Jalan pada maram hari dan pada kondisi di
tertentu.
(2) Pengemudi
,
PRESIIJIN
REPUBLIK INDONESIA
-61 -
(2) Pengemudi Sepeda Motor serain mematuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud qada ayat (1) wajib menyalakan
lampu utama pada siang hari.
Paragraf 3
Jalur atau Lajur Lalu Lintas
Pasal 108
(1) Dalam berlalu lintas pengguna Jalan harus
menggunakan jalur Jalan sebelah firi.
fgngsrlnaan jatur Jalan sebelah kanan hanya dapat
(2)
dilakukan jika:
a' Pengemudi bermaksud akan melewati Kendaraan di
depannya; atau
b. diperintahkan. oleh petugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia untuk- digunakan sementara
sebagai jalur kiri.
pasal 109
(s) Jika
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-62-
(3) Jika Kendaraan yang akan dilewati telah memberi isyarat
akan menggunakan lajur atau jarur jaran ..u.i"r, kanan,
Pengemudi sebagaimana dimaksud
melewati iada ayat (i) dilarang
Kendaraan tersebut.
Pasal 1 10
(1) Pengemu{i vurrg berpapasan dengan Kendaraan lain
arah berlawanan pada jalan -a.," ;^h dari
dipisahkan secara *Liiu
*"* tidak
-Jelas memberikan gerak
yang cukup di sebelah kanan Kendaraan. ^rang
(2) Pengemudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jika
terhalang oleh sua.tu rintangan atau eenggunl Jalan
rain
di depannya wajib mendlhulukan Kl-ndaraan yang
datang dari arah berlawanan.
pasal 11 1
Paragraf 4
Belokan atau Simpangan
Pasal 1 12
(1) Pengemudi Kendaraan yang akan berbelok
arah wajib mengamati situasi Lalu Lintas atau berbalik
di depan, di
samping, dan di belakang Kendaraan serta
memberikan
isyarat dengan lampu -penunjuk arah atau
isyarat
tangan.
Pasal 1 13
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-63-
Pasal 1 13
Pasal 1 14
Paragraf 5
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-64-
Paragraf 5
Kecepatan
Pasal 1 15
Pasal 1 17
Paragraf 6
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-65-
Paragraf 6
Berhenti
Pasal 118
selain Kendaraan Bermotor umum dalam
Kendaraan Bermotor trayek, setiap
dapat berhenti di-setiap Jaran, kecuali:
a' terdapat rambu larangan berhenti dan/atau
Marka Jalan
yang bergaris utuh;
b' pada tempat tertentu yang dapat membahayakan
.
keamanan, keseramatan mengganggu Ketertiban dan
""it-
Kelancaran Laru Lintas dan Angkutan Jalan; dan/atau
c. di jalan tol.
Pasal 1 19
(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor
sekolah yang sedang berhentiumum
untuk
atau mob, bus
dan/atau menaikka, F.rrr*ru"* wajib menurunkan
tanda berhenti. memberi isyarat
Paragraf Z
Parkir
Pasal 120
Parkir Kendaraan di Jalan dilakukan
membentuk sudut menurut secara sejajar atau
Lalu Lintas.
"r"f,
Pasal 121
(1) setiap Pengemudi Kendaraan Befmotor
segitiga pengaman, -i.y"r.t wajib memasang
lampu bahaya,
atau isyarat lain pada saat berhenti.peringatan
ata* parkir daram
keadaan darurat al Uatan.
(2) Ketentuan
i)RESIDLI\
REPUBLIK IND'JNESIA
-66-
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku untuk pengemudi sepeda Motor i;;p. kereta
samping.
Paragraf 8
Kendaraan Tidak Bermotor
pasal 122
pasal 123
Paragraf 9
Tata cara Berlaru Lintas bagi pengemudi
Kendaraan Bermotor Umum
Pasal 124
(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum
untuk angkutan
orang dalam trayek wajib:
a. mengangkut penumpang yang membayar sesuai
dengan tarif yang telah aitetaptan
b. memindahkan .
W
ITRESIDLN
REPUBLIK INDONESIA
-67 -
Pasal 126
Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum angkutan orang
dilarang:
a' memberhentikan Kendaraan seiain di tempat yang telah
ditentukan;
b. mengetem selain di tempat yang telah ditentukan;
c' menurunkan penumpang serain di tempat pemberhentian
dan/atau di tempat iujrian tanpa arasan yang
mendesak; dan/atau patut dan
d' melewati jaringan jalan selain yang ditentukan dalam izin
trayek.
Bagian Kelima
W PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-68-
Bagian Kelima
Penggunaan Jaran selain untuk Kegiatan
Lalu Lintas
Paragraf 1
Penggunaan Jaran selain untuk
Kegiatan Lalu Lintas yang Diperborehkan
Pasal 127
Paragraf 2
Tata cara Penggunaan Jalan Selain
untuk Kegiatan Lalu Lintas
Pasal 128
(1)
f11ss"""3r' jaran sebagaimana dimaksud
127 ayat (1) yang daram pasar
mengakibatkan penutupan Jaran dapat
diizinkan j ika ada 3 af an" af ternatif.
Paragraf 3
Tanggung jawab
Pasal 129
(1) Pengguna Jalan di luar
lungsi Jalan bertanggung jawab
atas semua akibat yang ditiribulkan.
(2) Pejabat .
,tz
PRESI D L N
REPUBLIK INDONESIA
-69-
(2) Pejabat memberikan izin sebagaimana dimaksud
dalam rang
Pasal t2g ayat (31 U.rtl""ggu"! jawab
menempatkan petugas pada ruas Jalan untik
menjaga
Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kll"rr""r..,
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Pasal 130
Ketentuan lebih
_lanjut mengenai penggunaan Jaran selain
yntu-k kegiatan Lalu Lintas -seuaglimila ai*"t.ra daram
Pasal L27, pasar r2g, dan pasat diatur aengan peraturan
Kepala Kepolisian Negara Republik!2b
Indonesia. '
Bagian Keenam
Hak dan Kewajiban pejalan Kaki dalam Berlalu
Lintas
Pasal 131
(3) Pejalan
WPRESIDE I.I
REPUBLIK INDONESIA
-70-
(3) Pejalan Kaki penyandang cacat harus mengenakan
khusus yang jelas dan Ludah diken"fl pE"ggna tanda
lain. Jalan
Bagian Ketujuh
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
pasal 133
(1) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penggunaan Ruang Laru Lintas dan
pergerakan Lalu Lintas, diselenggarakan mengendarikan
kebutuhan Lalu Lintas berda""rt"ir-t iteria: rianaiemen
a' perbandinga, volume Lalu Lintas Kendaraan
Bermotor dengan kapasitas Jalan;
b. ketersediaan jaringan dan pelayanan angkutan
umum; dan
c. kualitas lingkungan.
(2) Manajemen kebutuhan Latu Lintas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
cara:
a. pembatasan Lalu Lintas Kendaraan p....o.rrrg".,
pada koridor atau kawasan tertentu
p.d', waktu dan
Jalan tertentu;
b' pembatasan Laru Lintas Kendaraan barang pada
koridor atau kawasan tertentu pada waktu
tertentu; dan Jaran
c' pembatasan Lalu Lintas Sepeda Motor pada koridor
atau kawasan tertentu pada waktu dan Jalan
tertentu;
d' pembatasan Laru Lintas Kendaraan
Bermotor Umum
sesuai dengan klasifikasi fungsi Jalan;
e' pembatasan ruang parkir pada
kawasan tertentu
dengan batasan ruang parkir maksimal;
dan/atau
f' pembatasan Lalu Lintas Kendaraan
Umum pada koridor ata kawasanTidak Bermotor
waktu dan Jalan tertentu t.rilrrt, pada
(3) Pembahsan Lalu sebagaimana dimaksud pada
,Lintas
avat (2) huruf a dan huruf b iapat d,;k;k;n dengan
pengenaan retribu.si pengendalian
Laru iirr,." yang
diperuntukkan bagi peningi-ta, kinerja
peningkatan pelayanan arigkutan Lalu Lintas dan
umum
ketentuan peraturan perundang_undangan.sesuai dengan
(4) Manajemen
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-7t-
(4) Ma.ajemen kebutuhan Laru Lintas
dievaluasi secara berkala oleh ditetapkan dan
Mentlri yang
bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana
Lalu Lintas dan Angkutan JaLn, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten/koia dengan
"."r"i instansi
lingkup kewenangannya dengan melibatkan
terkait.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai manajemen
kebutuhan LaIu Lintas diatur dengan p.ritur..,
pemerintah
Bagian Kedelapan
Hak Utama Pengguna Jalan untuk Kelancaran
Paragraf 1
Pasal 134
Pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk
didahulukan sesuai dengan rrri^r, berikut:
a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang
melaksanakan tugas;
b. ambulans yang mengangkut orang sakit;
c Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada
Kecelakaan Lalu Lintas;
d Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik
Indonesia;
e. Kendaraan pimpinan dan pejabat
negara asing serta
lembaga internasional yang *.rr3uai t.*ri
f. iring-iringan pengantar jenazah;
dan
".g"ru;
ct
b. konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan
tertentu
menurut pertimbangan petugas Kepofis[n Negara
Republik Indonesia.
paragraf 2
Tata Cara Pengaturan Kelancaran
pasal 135
(2) Petugas
WPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-72-
(2) Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia
melakukan pengamanan jika mengetahui adanya
"paaa
Pengguna Jalan sebagaimana-dimaksud ayat ( 1).
(3) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas dan Rambu Lalu Lintas
tidak berlaku bagi Kendaraan yang mendapatkan hak
utama sebagaimana dimaksud dalam pasal 1i+.
Bagian Kesembilan
Sanksi Administratif
Pasal 136
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 99-iyat (1), pasal 100 iyat (l-),
dan Pasal 128 dikenai sanksi administratif.
BAB X
ANGKUTAN
Bagian Kesatu
Angkutan Orang dan Bar
Pasal 137
(1) Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.
(2) Angkutan
W
PRE"SIIJLN
REPUBLIK INDUI!ESIA
-73-
(2) Angkutan orang yang menggunakan Kendaraan Bermotor
berupa Sepeda Motoi, Mobifpenumpang, atau bus.
Bagian Kedua
Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum
Pasal 138
(1) Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya
memenuhi kebutuhan angkutan yang selamat, ,*..,
nyarnan, dan terjangkau.
Pasal 139
(1) Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan
umum
untuk jasa angkutan orang dan/atau barang antarkota
antarprovinsi serta lintas batas negara.
(2) Pemerintah
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-74-
(2) Pemerintah Daerah provinsi wajib menjamin tersedianya
angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau
barang antarkota dalam provinsi.
Bagian Ketiga
Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum
Paragraf 1
Umum
Pasal 140
Paragraf 2
Standar Pelayanan Angkutan Orang
Pasal l4l
(1) Perusahaan Angkutan Umum wajib memenuhi
standar
pelayanan minimal yang meliputi:
a. keamanan;
b. keselamatan;
c. kenyamanan;
d. keterjangkauan;
e. kesetaraan; dan
t. keteraturan.
(2) Standar
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-75-
(2) standar p_elayanan minimal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan.
Paragraf 3
Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Travek
Pasal 142
Pasal 144
-76_
c. kemampuan penyediaan jasa angkutan;
d. ketersediaan jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jaran;
e. kesesuaian dengan kelas jalan;
f. keterpaduan intramoda angkutan; dan
g. keterpaduan antarmoda angkutan.
Pasal 145
Pasal 146
(1) Jaringan trayek perkotaan sebagaimana dimaksud daiam
Pasal 145 ayat (3) huruf d disusi" ui.a""artan
kawasan
perkotaan.
(2) Kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan
sebagaimana dimaksud pada ayat ditetapkan
it1 oreh:
a. Menteri yang_bertanggung jawab di bidang sarana
dan Prasana Laru Lintas a"r, nrrgkutan Jalan untuk
kawasan perkotaan yang melam-paui batas wilayah
provinsi;
b. gubernur untuk kawasan perkotaan yang melampaui
batas wilayah kabupaten/kota daram satu provinsi;
atau
c. bupati/walikota untuk kawasan perkotaan yang
-
berada dalam wilayah kabupaten/kota.
Pasal 147
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-77 -
Pasal 147
(1)
ii"i"g"l trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor
Umum lintas batas negara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 145 ayat (3) huruf a ditetapkan oleh Menteri yang
pgrtanss-ung jawab di bidang sarana dan prasarana Laru
Lintas dan Angkutan Jaran sesuai dengan perjanjian
antarnegara.
(2) Perjanjian antarnegara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibuat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 148
Jaringan trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum
sebagaimana dimaksud dalam pasar r4s ayat (1) dan ayat (C)
huruf b, huruf c, dan huruf d ditetapkan oliLr:
a' Menteri yanq bertanggung jawab di bidang sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk jarrngan
trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum
antarkota antarprovinsi dan perkotaan yang melampaui
batas 1 (satu) provinsi;
b' gubernur untuk jaringan trayek dan kebutuhan
Kendaraan Bermotor Umum antarkota dalam provinsi
9"1 perkotaan yang melampaui batas 1 (satu)
kabupaten/kota
lalam 1 [satu) provinsi seterah mendapal
persetujuan dari Menteri yana bertanggung jawab di
bidang sarana dan prasarana Laru Lint"" a"" ingkutan
Jalan; atau
c. bupati/walikota untuk jaringan trayek dan kebutuhan
Kendaraan Bermotor Umum perkotaan daram 1 (satu)
wilayah kabupaten/kota seteiah mendapat persetujuan
dari Menteri yang bertanggung jawab di biiang sarana dan
Prasarana Lalu Lintas datAnEiutan Jalan.
Pasal 149
Jaringan trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum
perdesaa-n sebagaimana dimaksud dalam pasal
145 ayat (3)
huruf e ditetapkan oleh:
a. bupati untuk kawasan perdesaan yang menghubungkan 1
(satu) daerah kabupaten;
b' gubernur untuk- kawasan perdesaan yang merampaui 1
(satu) daerah kabupaten dalam r (satu) d"aerah piovinsi;
atau
c. Menteri
\
,l
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
-78-
c Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jaran untuk
kawasan perdesaan yang melampaui satu daerah provinsi.
Pasal 150
Ketentuan lebih lanju! mengenai angkutan orang dengan
Kendaraan Bermotor Umum dalam tayek diatui denfan
peraturan pemerintah.
Paragraf 4
Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak
dalam Trayek
Pasal 151
b. bupati .
,l
PRE SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-79 -
Pasal 153
Pasal 154
Pasal 155
(2) Angkutan
WITRESID EN
REPUBLIK INDONESIA
-80-
(2) Angkutan orang di kawasan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus menggunakan mobil
penumpang umum.
Pasal 156
Paragraf 5
Angkutan Massal
Pasal 158
(1) Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal
berbasis Jalan untuk memenuhi kebutrlhan angkutan
orang dengan Kendaraan Bermotor Umum di kawasan
perkotaan,
Bagian Keempat
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-81 -
Bagian Keempat
Angkuta, Barang dengan Kendaraan Bermotor Umum
Paragraf 1
Umum
Pasal 160
Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum
atas: terdiri
a. angkutan barang umum; dan
b. angkutan barang khusus.
Paragraf 2
Angkutan Barang Umum
Pasal 161
Pengangkutan barang umum sebagaimana dimaksud
daram
Pasal 160 huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. prasarana Jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas
Jalan;
b' tersedia pusat distribusi logistik dan/atau tempat untuk
memuat dan membongkar barang; dan
c. menggunakan mobil barang.
paragraf 3
Angkutan Barang Khusus dan Alat Berat
pasal 162
d.membongkar...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-82-
d membongkar dan memuat barang di
ditetapkan dan dengan menggunakantempatalat
yang
sesuai
dengan sifat dan bentuk baranfyang diangkut;
e beroperasi pad? waktu yang tidak mengganggu
_
Keamanan, Keselamatan, fltariaran, dan Ketertiban
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
f. mendapat rekomendasi dari instansi terkait.
Pasal 169
(1) Pemilik, agen ekspedisi muatan
angkutan barang, atau
pengirim yalg menyerahkan b;-r';;-'khusus
memberitahukan wajib
- kepada
dan/atau penyelengg"..
pengeloia pergudangan
angkutL
barang dimuat
barang seberum
ke dar-am Kendaraan Bermotor Umum.
(2) Penyelenggara angkutan
kegiatan p"rrg"rr[kutan barang yang melakukan
baraig '-kli.."r" wajib
menyediakan tempat penyimparr"ii
jawab terhadap
. -p"rrj-",irr.r, ..rt. bertanggung
sistem
penanganan barang khusus dan/atau dan prosedur
barang tersebut ultum dimuat k; J;; berbahay"
Bermotor Umum.
".t"*,
Kendaraan
Pasal 164
Ketentuan lebih mengenai angkutan barang dengan
l*jy_t
Kendaraan Bermotoi umum Eiatur dengan peraturan Menteri
Iilg bertaneeung jawab di biJLg sarana
Lintas dan Angkutan Jalan dan prasarana Lalu
Bagian Kelima
FTRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA
_83_
Bagian Kelima
Angkutan Multimoda
Pasal 165
( 1) Angkutan umum di Jaian yang merupakan bagian
angkutan multimoda dilaksanakan oleh badan hukum
angkutan multimoda.
Bagian Keenam
Do.kumen Angkutan Orang dan Barang
dengan Kendaraan Berm--otor Umum
pasal 166
-84-
Pasal 167
Bagian Ketujuh
Pengawasan Muatan Barang
Pasal i69
(1) Pengemudi dan/atau perusahaan Angkutan Umum
barang wajib mematuhi ketentuan mengenai tata cara
pemuatan, daya angkut, dimensi Kenda[an, d.an kelas
jalan.
-85-
pasal LZO
Pasal l7t
(1) Alat penimfa3san_yang dapat dipindahkan
dimaksud dalam plsal- to9 ayat (r)rJif sebagaimana
dalam pemeriksaan Kendaraan Bermotor b digunakan
penyidikan tindak pidana pelanggaran di Jalan dan
muatan.
(2) Pengoperasian alat penimbangan
untuk pemeriksaan
Kendaraan Bermotor di Jalan"..U"gJrrr^rr.
pada ayat (1) d,akukan oleh dimaksud
Kendaraan Bermotor. f,etugas pemeriksa
Pasal 172
Ketentuan lebih ranjut mengenai pengawasan
angkutan barang diatui muatan
dengar, peraturan pemerintah.
Bagian Kedelapan .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-86-
Bagian Kedelapan
Pengusahaan Angkutan
Paragraf 1
Perizinan Angkutan
Pasal 173
(1) Perusahaan Angkutan Umum yang
angkutan orang dan/atau barang wajibmenyelenggarakan
memiliki:
a. izin penyelenggaraan angkutan orang dalam
trayek;
b. izin penyelenggaraan angkutan orang tidak
trayek; dan/atau dalam
c. izin penyelenggaraan angkutan barang khusus
alat berat. atau
Pasal 174
(1) rzin sebagaimana dimaksud daram pasar
berupa dokumen kontrak dan/atau r73 ayat (1)
Lu.ii*.r.ktronik yang
terdiri atas surat keputusan, surat pernyataan,
pengawasan. dan kartu
Pasal 175
(1) l.zin
jangka -penyerenggaraan angkutan
e umum berraku untuk
waktu tertentu.
(2) Perpanjangan
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
-87-
(2) Perpanjangan izin harus meialui proses
sereksi atau
prlelangan sebagaimana dimaksud dltam pasai
(2).
rr4 ayat
paragraf 2
Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang dalam Trayek
Pasal 176
rziy penyelenggaraan angkuran orang
daram trayek
sebagaimana dimaksud dalim pasal
diberikan tis' (1) huruf a
oleh: ^v^t
a' Menteri yanF bertanggung jawab di bidang
Prasarana Lalu Lintas t"r, Angkutan sarana dan
penyelenggaraan angkutan orang yang Jaran untuk
melayani:
1' trayek lintas batas negara sesuai dengan perjanjian
antarnegara;
2' trayek antarkabupaten/kota yang melampaui
1 (satu) provinsi; wilayah
3' trayek angkutan perkotaan yang merampaui
w,ayah
(satu) provinsi; dan 1
e. walikota
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-88-
e walikota untuk penyelenggaraan angkutan orang
m.9lay1ni trayek perlotaai- yang berida yang
wilayah kota.
dalam 1 (satu)
Pasal I77
Pemegang izin penyerenggaraan angkutan
wajib: orang dalam trayek
a' melaksanakan ketentuan yang ditetapkan daram izin yang
diberikan; dan
b mengoperasikan Kendaraan Bermotor
99.g"r, standar pelayanan minimal Umum sesuai
sebagaimana
dimaksud dalam pasal lal ayat (1).
pasal l7g
d.bupati...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-89-
d. bupati/walikota untuk taksi dan angkutankawasan
te.rtentu yang wilayah operasinya berada dalam
wilayah kabupaten / kota.
(2) Ketentuan iebih lanjut mengenai tata cara dan
persyaratan pemberian izin sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) diatur. g.-".g." peraturan Menteri yang
P:t!""g.g"ng jawab di bilang dan prasarana Laru
Lintas dan Angkutan Jalan. ".r^."
Paragraf 4
lzin Penyelenggaraan Angkutan Barang Khusus
dan Alat Berat
Pasal 180
(1) rziy penyelenggaraan angkutan barang
sebagaimana khusus
dimaksud darari pasar r75 ayat (1) huruf c
diberikan oreh Menteri yang bertanggu"g.;.*"u
di bidang
sarana dan prasarana t alu t int""--d"r".i,rrgkutan
dengan rekomendasi dari instansi terkait. Jalan
Bagian Kesembilan
Tarif Angkutan
Pasal 181
(l) Tarif angkutan terdiri atas tarif 'penumpang
barang. dan tarif
(2)
sebagaimana dimaksud pada ayat
Iill,r;Hlo*r (1)
b. tarif
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-90_
b' tarif penumpang untuk angkutan orang tidak daram
trayek.
Pasal 182
(1) Tarif Penumpang untuk angkutan orang daram trayek
terdiri atas:
a. tarif kelas ekonomi; dan
b. tarif kelas nonekonomi.
(21 Penetapan tarif keras ekonomi sebagaimana
pada ayat (l) dimaksud
dilakukan oleh:
a. Menteri yan_g pertanggung jawab di bidang
Prasarana LaIu Liniis J"" a"gm-t.r, sarana dan
angkutan. of.rrg yang melayaii trayek
Jaran untuk
antarprovinsi, angkutan perkotaan, iu., antarkota
perdesaan -p"t"y"rr"rrrry" angkutan
{"rg wilayah melampaui
wilayah provinsi;
b. gubernur untuk angkutan orang yang melayani
trayek antarkota daram provinsi angkutan
"Lrtubatas
perkotaan dan perdesaan yang melampaui
satu
kabupaten/koti dalam satu provinsi;
c. bupati unt]l! angkutan orang yang melayani trayek
antarkota dalam kabupater, .rigtrrl.r, perkotaan
fan perdesaa, y".,g ".rt.
witayah p;i;t;;;nnya dalam
kabupaten; dan
d' walikota untuk angkutan orang yang
merayani trayek
angkutan. perkotaan yang wilayah pelayanannya
dalam kota.
(3) Tarifpenum palg angkutan
orang dalam trayek kelas
nonekonomi ditetapkan oleh pirusahaan
Umum. Angkutan
(2) Tarif
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 91 -
Pasal 184
pasal 195
Bagian Kesebelas
Kewajiban, Hak, dan Tanggung Jawab perusahaan
Angkutan Umum
Paragraf 1
Kewajiban perusahaan Angkutan Umum
Pasal 186
Pasal 187
Pasal 188
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-92-
Pasal 188
Perusahaan Angkutan umum wajib mengganti
diderita oleh penumpang atau pengirim-E"r"rrgkerugian yang
dalam melaksanakan peliyanan angkutan. karena lalai
Pasal 189
Perusahaan Angkutan Umum wajib
tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud mengasuransikan
daram pasal 1gg.
Pasal 190
Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum
penumpang dan/afay b1lang dapat menurunkan
pemberhentian terdekat jika p.J"ng diangkut pada tempat
"l;*p;g'a"rr7"t", barang
y.rrg- diangkut - dapat memban"y.t-ari li"*".ru.r, dan
keselamatan angkutan.
Pasal 191
Perusahaan Angkutan Umum bertanggung
kerugian yang aiauuattan oreh segala jawab atas
p"?u""'r"" orang yang
dipekerjakan daram kegiatan penyelenggaraan
angkutan.
Pasal 192
(1) Perusahaan Angkutan Umum bertanggung
jawab atas
kerugian vang diderita oleh pen;;a?;ang
dunia atau luka akibat RelVelengglo"r, meninggar
kecuali disebabkan oleh .r.i, t":"aifflLg angkutan,
dicegah atau tidak dapat
dihindari atau karena kesarahan
Penumpang.
(5) Ketentuan
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-93-
Pasal 193
(1) Perusahaan Angkutan umum bertanggung jawab
kerugian yang diderita oreh p""girii' barang atas
barang karena
musnah, hilang, atau rusak
penyerenggaraan angkutan, kecuari terbukti akibat
musnah, hilang, atau rusaknya barang disebabkanbahwa
suatu kejadian yang tidak dapat aiceg?tr atau oleh
atau kesalahan pengirim. dihindari
Pasal 194
(1) Perusahaan Angkutan Umum tidak
bertanggung jawab
atas kerugian yang diderita o]e!
qirratGiG", kecuali jika
pihak ketiga dapat membukiitr.r, U"i*. kerugian
tersebut disebabkan oreh kesalahan perusahaan
Angkutan Umum.
(2) Hak untuk mengajukan keberatan dan permintaan
kerugian pihak- ketiga kepada p"ru"at ganti
Umum sebagaimana dimaksud Angkutan
"a' ayat
disampaikan selambat_lambatn,u SO;; (1)
G;;
terhitung mulai tanggal terjadinj" r..."gi;il putuh) hari
Paragraf 2
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
-94 -
paragraf 2
Hak Perusahaan Angkutan Umum
Pasal 195
(1) Perusahaan Angkutan umum berhak untuk
menahan
barang yal.g diangkut jika pengirim atau penerima
memenuhi kewajiban dalam baLs waktu yang tidak
ditetapkan
sesuai dengan perjanjian angkutan. J
(2) Perusahaan Angkutan Umum berhak memungut
biaya
tambahan atas- barang yang disimpan a"., tia*
sesuai dengan kesepakatan. diambil
pasal 197
(2) Ketentuan
i
PRESIDENJ
REPUBLIK INDONESIA
-95-
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab
_
penyelenggara angkutan umum sebagaimffa dimaksud
dr."tr11 dgngan peraturan Menteri yans
|]*_1|]l]11
9:nanggung jawab di bidang sarana dan prasarana Laru
Lintas dan Angkutan Jalan.
(1)
/":. angkutan umum harus dikembangkan menjadi
industri jasa yang memenuhi standa. pil.y".r"rl
mendorong dan
persaingan yang sehat.
Pasal 199
(1)
?:fi"p olarg yalg melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pisal 167]"pasal.16g, pr"ail73, pasal
!77,-P1sal 186, pasal lg7, pasal 1g9, pasal tg2, dan
Pasal 1.93 dikenai sanksi administratif berupa:
a. penngatan tertulis;
b. denda administratif;
c. pembekuan izin; dan/atau
d. pencabutan izin.
(2) Ketentuan
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
-96-
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata
pengenaan sanksi administratif sebagaimana cara
dimaksud
Sada ayat (1) di.atyl dengan peraturan Menteri yang
lgrtans-eung
jawab di bidarig sarana dan prasarana
Lintas dan Angkutan Jalan. Lalu
BAB XI
KEAMANAN DAN KESEI.AMATAN LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN
Bagian Kesatu
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Pasal 200
(3) U.ntuk
.mewujudkan dan memelihara Keamanan Lalu
Linta.l da1.r Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan kegiatan:
penyusunan program nasionar Keamanan
Laru Lintas
dan Angkutan.lalan;
b. penyediaan pemeliharaan fasilitas dan
perlengkapan _1.r,
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
c pelaksanaan pendidikan, pelatihan,
pembimbingan,
penyuluhan, dT penerangan berlalu
rangka meningkatkan kesidaran hukum
lintas clalam
masyarakat dalam berlalu lintas;
dan etika
d, pengkajian masalah Keamanan
Angkutan Jalan;
Lalu Lintas dan
e. manajemen keamanan Lalu
Lintas;
f. pengaturan, penjagaan, pengawalan,
patroli; dan/atau
g. registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor
dan
Pengemudi; dan
h. penegakan hukum Lalu Lintas.
Pasal 201
PRESID EN
REtJUBLIK II,JDONESIA
-97 -
Pasal 201
(1) Perusahaan Angkutan Umum wajib
melaksanakan, dan membuat,
menyempurnakan sistem keamanan
9.:g3l berpedom"r, p"d" piog."* nasional Keamanan
Lalu Lintas dan Angkutan J;#.
(2) Kendaraan Bermotor Umum harus-
dilengkapi dengan
alat pemberi informasi untuk memudahkan
kejadian kejahatan di Kendar* Bermotor. pendeteksian
Pasal 202
Bagian Kedua
Keselamatan La-lu Lintas dan Angkutan
Jalan
Pasal 203
(1) Pemerint bertanggung jawab
Keselamatan Lalu Lini"as jan Angkutanatas terjanrinnya
Jalan.
(2) Untuk meniamin Keseramatan Lalu
Jalan sebagaim*u al*"iiua padaLintas dan Angkutan
rencana umum nasional KeseLmad ayat (1), ditetapkan
Angkutan Jalan, meliputi: i"i" Lintas dan
a penyusunan Drogram nasional
LaIu Lintas dan ,{ngkutan jil;
kegiatan Keselamatan
b penyediaan dan pemeliharaan
perlengkapan Kesellmatan-- fasilitas dan
Angkutan Jalan. Lalu Lintas dan
c' pengkajian masalah Keselamatan
Angkutan Jalan; dan Laru Lintas dan
d. Keselamatan Latu Lintas dan
fl?ff]"*en Angkutarr
pasal 204
(i) Perusahaan A-ngkutan Umum
melaksanakan, dan meny.*prr.rakan wajib membuat,
keselamatan dengan u".p"af*an sisiem manajemen
nasionar Keseramatan Laru Lintas pada rencana ,murn
dan Angkutan Jaran.
(2) Kendaraan
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
_98_
(2) Kendaraan Bermotor umum harus
d,engkapi dengan
alat pemb:l ilfo.iql"i terjadinya Kecerakaan
ke Rrsat Kendali sistem Keselamat.r, i"r, Laru Lintas
Angkutan Jalan. Lintas dan
Pasal 205
Bagian Ketiga
Pengawasan Keaman€Ln dan Keselamatan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Pasal 206
(5) Inspeksi .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-99-
(s) Inspeksi bidang Keseramatan Lalu Lintas
dan Angkutan
{:tq" sebagaimana dimaksud pada .V"i]it huruf b
dilaksanakan secara periodik berdasarkan
oleh setiap pembina Lalu Lintas da" .tli" prioritas
A"gtut"rr.l.f"rr.
(6) Pengamatan dan pemantauan sebagaimana
dimaksud
P"q". ayat (1) huruf c wajib dilaksanakan
.
berkelanjutan oleh secara
setiap p.*Uirr" Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
(7) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
ditindaklanjuti dengan" tinaar.an korektif
penegakan hukum. dan/atau
Pasal 207
Ketentuan lebih,lanjut mengenai pengawasan
Keselamatan LaIu Linta" ai" e"gku-tan Keamanan dan
dimaksud daram pasar 206 iyat (1) .1"r." sebagaimana
pemerintah. diatur dengan peraturan
Bagian Keempat
Budaya Keamanan dan Keselamatan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Pasal 208
(1) Pembina Laru Lintas dan Angkutan
Jaran bertangggung
jawab membangun dan mewu3udkan
dan Keselamatan Lalu Lintas dln budaya Keamanan
a"gml"" Jalan.
(2) upaya membangun dan mewujudkan
"ii!r.rr"r,
dan Keselamatan Laru Lintas a;; budaya Keamanan
sebagaimana Jaran
dimaksud pada ayat (1) dilakukan meralui:
a. pelaksanaan pendidikan berralu
lintas sejak usia dini;
b' sosialisasi dan internarisasi tata cara
berlalu lintas dan etika
serta program Keamanan dan
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
c. pemberian penghargaan .terhadap
Keamanan dan . -KesElamatan tindakan
Angkutan Jalan;
Lalu Lintas dan
d. penciptaan lingkungan R-uang Lalu Linms yang
mendorong pen gguni.i alan be rpZ ril-aiirr
; d an te rtib
e. penegakan hukum secara konsisten
berkelanjutan. dan
(3) Pembina
PRE SID EN
REPUBLIK INDONESIA
-100-
(3) Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menetapkan
kebijakan dan program untuk *.*".;"af."" buday.a
Keamanan dan Keselamatan berlalu lintas.
BAB XII
DAMPAK LINGKUNGAN
Bagian Kesatu
Perlindungan Kelestarian Lingkungan Laru Lintas
dan Arrgkutan Jaran
Pasal 2O9
(1)
9"1"t menjamin
kegiatan
kelestarian lingkungan, daram setiap
di bidang Lalu Lintas dan Ang-kutan Jalan harus
dilakukan pencegahan dan penangguLrg.., pencemaran
lingkungan hidup untuk memenuhi ketentuan baku
mutu
-lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencegahan dan
p.l"lqgulangan pencemaran lingkungan hidrip di bidang
Lalu Lintas dan Angkutan Jaran sebigaim"r* di-^ksud
pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.
Bagian Kedua
_Pencegahan dan penanggulangan
Dampak- Lingkungan Lalu Lintas Ei" e"Igtutan Jalan
Pasal 210
Pasal 2 11
Pasal2l2
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-I01 -
Pasal2L2
Setiap pemitik dan/atau pengemudi Kendaraan
Perusahaan Angkutan umuL wajib merakukan Bermotor dan
perbaikan
terhadap kendaraannya jika terjadi k.r,r".["" yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran udara dan dapat
iebilingan .
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban
Paragraf 1
Kewajiban pemerintah
Pasal 213
Paragraf 2
Hak dan Kewajiban perusahaan Angkutan Umum
Pasal 2 14
(2) Perusahaan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-ro2-
paragraf 3
Hak dan Kewajiban Masyarakat
Pasal 216
Pasal2LT
Bagian Keernpat
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-103-
Bagian Keempat
Sanksi Administratif
Pasal 2 18
BAB XIII
PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN TEKNOLOGI
SARANA
DAN PRASARANA LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 219
(1) Pengembangan industri dan teknologi sarana
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan.latan meriputi: dan
a. rancang bangun dan pemeliharaan Kendaraan
Bermotor;
b. peralatan penegakan hukum;
c. peralatan uji laik kendaraan;
d. fasilitas Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan
Kelancaran LaIu Lintas dan Angkutan Jalan;
e. peralatan registrasi dan identifikasi Kendaraan
dan
Pengemudi;
f. t_eknologi serta informasi Laru Lintas dan Angkutan
Jalan;
g' fasilitas pendirlikan dan pelatihan personer Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan; dan
h. komponen pendukung Kendaraan Bermotor.
(2) Pemberdayaan
PRESIDEN
REPUELII( INDONESIA
-104-
(2) fepbeldayaan industri d1.- pengembangan teknorogi
Lalu Lintas d_an Angkutan Jalan se-bagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui:
a' pengembangan riset dan rancang bangun Kendaraan
Bermotor;
b' pengembangan standardisasi Kendaraan dan/atau
komponen Kendaraan Bermotor;
c. pengalihan teknologi;
d. penggunaan sebanyak_banyaknya muatan lokal;
e. pengembangan industri bahan baku dan komponen;
f' pemberian kemudahan fasilitas pembiayaan dan
perpajakan;
g. pemberian fasilitas kerja sama dengan industri
sejenis; dan/atau
h' pemberian fasilitas kerja sama pasar pengguna
di
dalam dan di luar negeri-.
Bagian Kedua
Pengembangan Rancang Bangun Kendaraan Bermotor
Pasal 220
-105-
f. dimensi, konstruksi. posisi, dan jarak tempat duduk;
g. posisi lampu;
h. jumlah tempat duduk;
i. drmensi dan konstruksi bak muatan/volume tangki;
j. peruntukan Kendaraan Bermotor; dan
k. fasilitas keluar darurat.
(3) Rancang bangun, sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus mendapatl.* pengesahan dari Menteri ya;g
bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana
Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Pasal 221
Bagian Ketiga
Pengembangan Industri dan Teknologi prasarana
Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Pasal 222
e. pengawasan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-106_
e. pengawasan LaIu Lintas dan
Angkutan Jalan;
f' registrasi dan identifikasi Kendaraan
pengemudi; Bermotor dan
g' sistem Informasi dar: Komunikasi Laru
Angkutan Jalan; dan Lintas dan
h. keselamatan pengemudi dan/atau penumpang.
(4) Metode pengembangan industri
dan teknorogi meliputi:
a. pemahamanteknologi;
b. pengalihan teknologi; dan
c. fasilitasi riset teknologi.
(5) Pengembangan industri teknologi
S#i|;i*:l*mj lii' i,";"li," mendapa fii",sebagaimana
pe nge sah an
Bagian Keempat
Pemberdayaan Industri prasarana
Laru Lintas dan Angkutan
Jaian
Pasal 223
(1) untuk mengembangkan
industri
,ffi'6,'?ilii:X1*";; prasarana Laru
;;;Jl,o Lintas
3;?
mendorong
o.,u,, P;;i
i"au"tri alri#".g""-""uq'rl p"*u..a.y"".
(2) untuk *r"golgng.pengembangan
s bagaimana industri dalam negeri
e
dimif';d'-iriJ..rtif
pemberian fasilitas, ;;; " *],"J iil ;i,"-ukan m er ar tr i
-
bidang tertentu, dan
p'oduk peralat.,i 1,.i,
frffi?#Tr*1"oar Lintas dan
Pasal 224
(1) PengembangSn industri prasarana
Angkutan Jalan t"rairi
.i".,
Lalu Lintas dan
a. rekayasa;
b, produksi;
c. pera_kitan; dan/atau
d. pemeliharaan dan perbaikan.
(2) Pengembangan . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA.
-LO7-
Bagian Kelima
pengaturan Lebih
Lanjut
Pasal 225
Ketentuan lebih ranjrlt
teknologi prasarana LaluSengenai pengembangan industri dan
Li"ntas dan AngkuLn Jaran
dengan peraturan pemerintah. diatur
BAB XIV
KECELAIGAN LALU LINTAS
Bagian Kesatu
Pencegahan Kecelakaan
Laiu Lintas
Pasal 226
(1) encegah Kecelakaan Latu
H:lI:f Lintas ditaksanakan
a. partisipasi para pemangku kepentingan;
b. pemberdayaan masyarakat;
c. penegakan hukum; dan
d. kemitraan global
(2) Pencegahan Kecelakaan
dimaksud Lalu Lintas sebagaimana
uv.,-'^ f rt ditak;i;; dengan
-fq" meliputi p:1g:am.yangka
penahapa, yurrq pola
menengah, dan jangki p..ri.rrg. pendek, jangka
Bagian Kedua
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
108 -
Bagian Kedua
Penanganan Kecelakaan Lalu
Lintas
paragraf 1
Tata Cara penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas
Pasal 227
Dalam har teriadi Kecelak."r
t1ly Lintas, petugas Kepoiisian
il:53,1"X'X*1, jrl : n'3,"h *., kan pe n an sa n a n
a. mendatangi tempat kejadian ll, ^uu
(4) Kecelakaan .
.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-109-
Pasal 230
Perkara Kecelakaan Laru
Pasal 229 avat tzl, Lintas sebagaimana dimaksud
uvut (4) diproses dengan daram
-T..,gu.,
"iit7i)i'fr acara
ffffi"'i::- Xil}i." """"li r.i.,,tu.,,
peraturan
Paragraf 3
pertolongan
dan perawatan Korban
Pasal 23I
(1)
ffi"*ifr:S:,T;H'an Bermotor vang terribat
Kecerakaan
a. menghentikan Kendaraan
yang dikemudikannya;
b. memberikan perto,";;;;
kepada korban;
:.",j1T"',ffi?J"ilf #;?ffi
a. memberikan pertolongan
fi l,I"Jffi
Ldan/ataumengetahui
Lintas; kepada korban Kecelakaan Lalu
b. melaporkan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 110-
b melaporkan kecelakaan tersebut
kepada Keporisian Negara
Republik Indonesia; dan/atau
c.
f;'."fi8i?1X1""5:,T:"nsan kepada Keporisian Negara
Paragraf 4
pendataan Kecelakaan
Lalu Lintas
Pasal 233
(1) Setiap kece-lakaan wajib dicatat daram formulir data
Kecelakaan Lalu t intasl
(2) Data Kecelakaan Laru Lintas sebagaimana
pada ayat (1) merupak.r, dimaksud
U.gi.r, dari d.ta forensik.
(3) Data Kecer-akaan Laru Lintas
sebagaimana dimaksud
dlengkapi aengai-;;,;
_
Bagian Ketiga
Kewajiban dan Tanggung
Jawab
Paragraf 1
(3) Ketentuan .
W
PRESIDEI!
REPUBLIK INDONESIA
_112_
(2) Perusahaan
-.Angkutan Umum wajib mengasuransikan
orang yang dipekerjakan sebagai awak kendaraan.
Paragraf 2
Kewajiban dan Tanggung
Jawab pemerintah
Pasal 23g
(1) Pemerintah menyediakan
dan/atau memperbaiki
x.'*:i:Tf*r.H3i:".!;;L#:sarana Laru r.intis yan*
(2) Pemerintah meny-ediakan
arokasi dana untuk pencegahan
dan penanganan r.""r.r.L.r,
;;" Lintas.
Pasal 239
(1) Pemerintah mS.ngembangkan
Kecelakaan Latu Li";; ;;;i'rtn,r.nprogram
Jatan.
asuransi
Bagian Keempat
Hak Korban
Pasa] 240
Korban Kecelakaan Lalu
Lintas berhak mendapatkan:
a' pertorongan dan perawatan
,;HfJff dari pihak
te4adinv" x.."r"r""i-ilil, yang bertanggung
, iliir"" dan / atau
b
i".: uai"vl-'fi i.hk;*i';;il i,fil'f., Htan
ggun g j awa b a ta s
c santunan Kecelakaan
asuransi ^aarl LaIu
Lalu Lintas dari perusahaan
Pasal 241
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 113 -
Pasal 24L
Setiap korban Kecelakaan Laru Lintas
pengutamaan pertolongan pertama berhak memperoreh
rumah sakit terdekat dan p"r.*.t"r, pada
dengan t.t"it""r, peraturan
perundang-undangan. """r"i
BAB XV
PERLAKUAN KHUSUS BAGI PEI\TYANDANG
CACAT,
MANUSIA USIA LANJUT, ANAK-ANAK,
WANITA HAMIL, DAN ORANG SAKIT
Bagian Kesatu
Ruang Lingkup perlakuan Khusus
pasal 242
a. aksesibilitas;
b. prioritas pelayanan; dan
c. fasilitas pelayanan.
(3) Ketentuan lebih, lanjut
khusus di bidang r,atumengenai
-ii-rias pemberian perlakuan
kepada penyandan[ cacat, *.r,r.i"dan Angkutan Jaran
anak, usia lanjut, anak_
wanita hamil, dan o...rg sakit diatur
peraturan pemerintah. dengan
Pasal 243
Masyarakat secara kelompok
engajukan gugatan
kepada Pemerintarr aan/atlu pemerint"rr-
^dapat 61"..r, mengenai
pemenuhan perrakuan khusus
sebagai*"""-Ji*aksud daram
sesuai dengan keientuan peraturan
:::X'"-'li. peru,<rang-
Bagian Kedua .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-174-
Bagian Kedua
Sanksi Administratif
Pasal 244
(1) Perusahaan Angkutan umum
kewajiban menyediakan ."ru..r" yang tidak memenuhi
kepada penyat dang ai" ir"""iana perayanan
manusia usia lanjut, anak-
anak, wanita hariil, ".""i,
d; orang sakit sebagaimana
dimaksud pasar ii
{4*
administratif berupa:
uy^t (1) dapat dikenai sanksi
a. peringatan tertulis;
b. denda administratif;
c. pembekuan izin; dan/arau
d. pencabutan izin.
(2) Ketentuan lebih l.anjut mengenai
pengenaan sanksi administotir kriteria dan tata cara
pada ayat (1) diatur a.G" ..ud;;;"" dimaksud
peraturan pemerintah.
BAB XVI
SISTEM INFORMASI DAN
KOMUNIIGSI
LALU LINTAS DAN ANCXUTAN
JALAN
Bagian Kesatu
Penyelenggaraan Sistem
Informasi dan Komunikasi
Pasal 245
(1) Untuk mendukung Keamanan,
dan Kerancaran Laru Lintas --;;T;;kutan
Keselamatan, Ketertiban,
Jalan
*'fflh-:arakan
sistem i#or-".i dan komunikasi yang
(3) Sistem
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
- 115 _
Pasal 246
(1) sistem Informasi dan Komunikasi
Angkutan Jaran Laru Lintas dan
.sebagairnana
avat (2) merupakan subsistem dimaksrJa"r"* pasar 245
dan Komunikasi Lalu Linias d;i;;Jlr",, rnformasi
aan Angkutan Jalan.
(2) sistem Informasi dan Komunikasi
Angkutan J*."" terpadu sebagaim;.Latu Lintas dan
avat (1) dikendarikan oreh ;r*aksud pada
mengintegrasikan data, informasi,;;;; iendari yans
setiap subsistem dan komunikasi dari
(s) Data' informasi, dan komunikasi
pada ayat (21 h?*? dapat sebagaimana dimaksud
LaIu Lintas
ai"f."..
jJ;;: oleh setiap pembina
dan Angkuta'n
Bagian Kedua
Pengelolaan Sistem Informasi
dan Komunikasi
Pasal 242
(1) Dalam mewujudkan Sistem Informasi dan Komunikasi
LaIu Lintas. dan- Angkutan Jaran
dalam Pasf 2a6 ayit sebagaimana dimaksud
Angkutan iri ..ti"p p.*tii" i.r, Lintas dan
{d3"
komunikasi Lalu -"jiu *""g"roi.'".u"i"t.rl' irrfor*asi dan
Li"t""--t""
dengan kewenang€Lnnya. Angkutan Jalan sesuai
(2) subsistem informasi dan
setiap pembina Laru komunikasi
iirrt-"
yang dibangun oleh
dan Angkutan
terintegrasi
!a]am pusat kendali sistem informasiJalan
Komunikasi Lalu f,irit"" J^, dan
Angkutan Jalan.
(3) Pusat.
PRESIOE N
REPUBLIK INDONESIA
- 116 -
(3) Pusat kendali sebagaimana dimaksud
dikelola oteh Kepolisiin NA;;. pada ayat (2)
iepublik Indonesia.
Bagian Ketiga
Pengembangan sistem Informasi
dan Komunikasi
Pasal 248
(1) Untuk *"T^T_"!i tugas- pokok
pemangku kepentingar:, dan fungsi berbagai
aitembangkan d;1;* Informasi
dan Komuniklsi r,at"" Lmi"".
d3r, afiil; Jalan yans
ari n ga; ?; r; ;;
ilixHll;S:n Tf.'# [Hl i i,
". : "'i,, eu,l
(2) Sistem terstruktur,
_Jarlngan informasi,
komunikasi, dan pusat data Jartngan
meliputi:
perencanaan;
a.
b. perumusan kebijakan;
c. pemantauan;
d. pengawasan;
e. pengendalian;
f. informasi geografi;
8. pelacakan;
h. informasi pengguna
Jalan;
i. pendeteksian arus
Lalu Lintas;
j. tanda nomor Kendaraan
ffliffifn Bermotor;
k pengidentifikasian
___-*.. Kendaraan Be
LaIJLrnt"". ^wrrLril.raan Eermotor di Ruang
Bagian l(eempat
Pusat Kendaii Sistem Inforrnasi
dan Komunikasi
pasal 249
d. data
PRESIDEN
REPL]BLIK INDONESIA
-tr7-
d. data dan informasi terpadu;
e. pelayanan masyarakat; dan
f. rekam jejak elektronis untuk penegakan hukum.
(2) pusat kendari Sistem Informasi dan
Pengelo.laan
Komunikasi Lalu Lintas dan e"gkri"r, Jala,
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertujuan untuk
mewujudkan pelayanan ialu Lintas
yang aman, selamat, tertib, lancar, dan a.,gkutu, Jaran
a"" t.rpJJr.
(3) pusat kendali Sistem Informasi dan
J<e.siat-a.n
Lalu Komunikasi
Lintas dan Angkutan J"f"r, sekurang_kurangnya
meliputi:
a. pelayanan kebutuhan data, informasi,
komunikasi tentang Lalu Lintas dan dan
Angkutan Jaran;
b. dukungan tindakan cepat terhadap peianggaran,
kemacetan, dan kecelaka'an serta
berdampak terhadap Laru iintas te3aaian lain yang
dan Angkutan Jaran;
c. analisis, evaluasi terhadap pelangga."rr,
dan Kecelakaan Lalu Lintai; k.*acetan,
d' dukungan penegakan hukum dengan
dan secara langsung; ara.t elektronik
e. jrky"g3" pelayanan Surat lzin Mengemudi,
Tanda Nomor Kendaraa" g;r*otor, Surat
Kendaraan Bermotor; dan Buku pemirik
f . pemberian informasi hilang temu Kendaraan
Bermotor;
g' pemberian informasi kuaritas baku
h' dukungan pengendalian Larumutu udara;
pengaturan, penjagaan, pengawalan, Lintas dengan
i' dukungan pengendarian pergerakan dan patroli;.
Angkutan Jalan; dan Laru Lintas dan
j' pemberian informasi tentang
pelayanan publik. kondisi Jalan d.an
Pasal 250
Data dan informasi pada pusat
Komunikasi Laru Lintas a"r, kendati sistem Informasi rlan
argkutan J;il harus dapat
diakses dan digunakan ot.t, *..yarakat.
Pasal 251
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-118_
Pasal 251
Bagian Kelirrra
pengaturan Lebih
Lanjut
Pasal 252
Ketentuan lebih lanjut mengenai
Sistem
a"" e""gt, t"., Jar an' Informasi dan
f.'#r[ff ;"lli:"HlL' aiatu r d e n ga r.r
BAB XWI
SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal 253
(1) Pembina L4, Lintas
dan.Angkutan Jalan wajib
sumber dava" --*.r,rriu
frHffif,,?skan ,,rtrr.
k";;;;;;Tf.iiXET.,ITf, ,L':T:,iX?,u.i?l#,:Tli*
(2) Pengembangan sumber
daya manusia di bidang Laru
Lintas dan Angkutan- J"rJi-
""u.g"i**r,-dimatsud
(1) dilaksanakan melatui pada
i[il, dililtk;r,*d.r, pelatiha,
a. Pemerintah;
b. Kepolisian Negara Republik
Indonesia; dan/atau
c. lembaga swasta yang
terakreditasi.
Pasai 254
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
- 119 -
Pasal 254
(1) Pemerintah dan pemerintah Daerah
layanan dan wajib
kemudahan serta memberikan
menjamin
terselenggaranya pendidikan
mekanik dan pengemudi.
dan pelatihan bagi tenaga
pasal 255
BAB XVIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 256
(1) Masyarakat berhak untuk
penyelenggaraan Lalu berperan serta
Lintas dan A;;k;;" Jaran. dalam
(2)
:;f?r)Hnofl'"v"r.k", sebagaimana dimaksud pada
a. pemantauan- dan penjagaan_Kgamanan,
Keselamatan,
dan x.t",l"u"an Lalu t intas'aan
fiH:',Otn, Angkuran
b' masukan kepada instansi pembina.
Lalu Lintu.. du., a"gt"tl dan penyerenggara
Jalan
daerah dalam p."V?*pi rl11r, di tingkat pusat dan
dan standar i.trii. -ii peratu-ran, pedoman,
Angkutan Jalan; uiar,g Laru Lintas dan
c' pendapat dan pertimbanqan
kepada instansi pembina
dan penyerenggara i.r" ii"tas
tingkat pusat dan rlaerah dan Angkutan Jaran di
penyelenggaraan Lalu ,.rn"-i"p kegiatan
Lintas d;' o?&.,,"r,
yang menimbulkan dampak
lingk""*""i"i"" Jaran
d' p.,ry.1..,gg"r".., Laru Lintas
ixffir-#rr;,Ho"o dan
(3) Pemerintah .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_120_
(3) Pemerintah. dan/atau pemerintah
-
mempertimbangkan Daerah
dan menindar.r"":"ti masukan,
pendapat, danf atau dukurgal yang
masyarakat s e bagaiman a a iriak s disampaikan
-ayat oreh
u J p-aa a ZI
1
Pasal 257
Peran serta masvarakAt selraoa.
dimaksud dalam Pasal
2s6 dapat
organisasi
6:ffim "".?ffit*ana
-u
profesi, u.o.r,
"Sfr::"t":itff,
lain sesu"i a"r,g"n SilXT,l*;
f:fiff#rakatan prinsip keierbukaan dan
Pasal 258
BAB XIx
PEI{YIDIKAN DAN PENINDAKAN
PELANGGARAN
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN
Bagian Kesatu
Penyidikan
Pasal 259
(1)
5;igffi:il"i,lf:lnpidana Laru Lintas dan Angkutan
a' Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia; dan
b' Penyidik pegawai Negeri sip,
tertentu yang
wewenang khusus menurut
ura""L_GI"il diberi ,.,.
(2) Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia di bidang
Lalu Lintas dan Angkuian J;l;"
pada ayat (1) huruf i t.rJiri;.tls, sebagaimana dimaksud
a. Penyidik; dan
b. Penyidik pembantu.
Paragraf 1 .
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
- 1,2L -
Paragraf 1
Kewenangan penyidik Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Pasal 260
(1) Dalam hal. p-enindakan- peranggaran
tindak pidana, penyidik -Keporisian dan penyidikan
Indonesia se.lain yang diatur Negara
-ftituu Republik
Undang -acira di
--pid"rr" dalam Undang-
Hukum
tentang Kepolisian Negara iepublikJ;; U;ang_Undang
Lalu Lin ta s d an An gku"tan ; lnaonesia, di bidang
U..*.
a. memberhentikan, melarang,
"f "r, " ""rL",'
atau
pengoperasian dan menyita-""*"","iu menunda
Bermotor yans patut diiuga Kendaraan
berlalu lintas ;;i;;ilr peraturan
*"*puk"r,
"t"" t?.r/atau hasil
kejahatan; "f.i
b' melakukan pemeriksaan
.atas kebenaran keterar:gan
berkaitan dengan e."yia,.""
,i"a"i.;;;;" di bidang
Lalu Lintas dan angmtan Jalan;
c. meminta keterangan dari. pengemudi,
Kendaraan. Berriotor, dan/atau perusahaan pemilik
Angkutan Umum;
d. melakukan. penyitaan terhadap
_
Mengemudi, re.rd".""., Bermotor,- Surat lzin
Tanda Nomor Kendaraan R-ermotor,_rrl.r^.r, Surat
Coba Kendaraan Bermolo., Surat Tanda
sebagai barang bukti;
O.r./atau taiaa lulus uji
e melakukan penindakan terhadap
pelanggaran --Lalu dndak pidana
kejahatan Lintas menurut
"t., perundang-undangan;
ketentuan peraturan
f. membuat dan menandatangani
pemeriksaan; berita acara
g' penvidikan jika tidak terttapar
ffffl""tikan cukup
h' melakukan oenah,anan-{ang berkaitan
pidana kejahatan Lalu dengan rindak
.i' merakukan L-inta's; dan/atau
Hndakan rain m urut hukum
bertanggung jawab. secara
(2) Pelaksanaan
'''
Ifffiff.-J:3lll#f,,l"JiTffiilo T:oI":#-i,j
perundan*-ri;:Ifrr. dengan ketentuai peraturan
pasal 261 . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-122-
Pasal 261
Penyidik Pembantu sebagaimana
ayat (2) huruf b^ me-mp_unyai dimaksud dalam pasal 259
dimaksud dalam pasal *;;;;;"g sebagaimana
ioo' ayat
penahanan sebagaimana dimaksud (1), pasat keruali mengenai
huruf h vang *".iiu diberitan dld;.daiam 260 ayat (r)
;il;;."
dari Penyidik Kepolisian rv.gur. nepuurit wewenans
Lalu Lintas dan Angkutan.lii.r. r.rio.r..i. di bidang
Paragraf 2
Kewenangan penyidik pegawai
Negeri Sipil
Pasal 262
(1) Pegawai Neger-i Sipil sebagaimana
l.lnarlpasal
dalam dimaksud
259 ayat tlt rr"r,iit U.r*E".rri,irtrt,
a. melakukan pemeriksaan atas
persyaratan teknis dan laik
.- pelanggaran
-i.rrd".^^r,
Bermotor
jalan
yang pembuktiannya memerrukan
dan peralatan kirusus; keahrian
b' melakuk€rn pemeriksaan atas peranggaran
angkutan orang dan/atau u"r""g perizinan
Bermotor Umum; J.'"g;^ia.ndaraan
c' melakukan pemeriksaan atas pelanggaran
dan/atau dimensi Kendaraan -gr.r.,6lo. muatan
penimbangan yang dipasang di tempat
secara tetap;
d. melarang .:iy menunda p.rrgop.rasian
Kendaraan
!ern-ro.!or yang tidak memlnuhi persyaratan teknis
dan laik jalan;
e. meminta keterangan dari pengemudi,
pemilik
Kendaraan Bermolor, .i., perusahaan,angtutan
_
Umum atas pelanggaran p"r.y".utan
teknis
"p dan laik
guj ianxtt' a
-
BL rm o,o r, a
'alli ;,?T ^t"tn "','
er izin an ;
(3) Dalam
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-t23-
(3) Dalam hal kewen.:g3rr- sebagaimana
(1) dlaksanakan di-Jara;; dimaksud pada ayat
wajib berkoordir'""i- f;;ilif, ;;;;H"ilJgeri sipl
d;il;* ril
Petugas Kepoli sia" rv.g"r-u harus- JiJ".oi"gi oreh
t" J,ltrit Indone sia.
Paragraf 3
Koordinasi dan pengawasan penyidik
pegawai Negeri
sipir
Pasal 263
(1)
Negara Republik rndonesia,
l:ffi?i:,X-"o#,","" seraku
i;*ii,"#,:#ff;?"#!?f
9::bidang Lalu
di Lintas dan Angkutan Jalan. fffi t.#i,k;
(2) Dalam melaksan.I3,
kewenangannya penyidik pegawai
il:5n:, j,i,1*.[*;"hr;H:*1ii"d::t:'l''..;,,0,u
(s) Penyidik Pegawai...Negeri
pada ayat (1) wqiib sipil sebagaimana dimaksud
*""v"rJrrkan
penyidikan peranggaran berkas perkara
LaIu Lintas dan Angkutan hasil
iH:113 #ru4:*:,1.r#il:::-.:** ;:ffi
Jaran
Pe nyi d i k
pe n in
d ak., .","r**3fflr.frt tH,."
d an An gku tan Jar an
paragraf
Pemeriksaan Kendaiaa, 1g"rmotor
di Jalan
Pasal 264
Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor di Jaran d,akukan
a. Petugas Kepolisian Negara oreh:
Republik Indonesia; dan
b' rv'gJi sip, ai bidang r,ur,
ff:il'i|lJi:ffi] r,i,tas dan
Pasal 265
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-724-
Pasal 265
(1) Pemeriksaan Kendaraan Bermotor
di Jalan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 264 meliputi pemeiik""".,,
a. surat Izin Mengemudi, Surat Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor, Surat randa coba Kendaraan
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Bermotor,
Tanda Coba
Kendaraan Bermotor; "L,
b. tanda bukti lulus uji bagi kendaraan wajib uji;
c. fisik Kendaraan Bermotor;
d. daya angkut dan/atau cara pengangkutan
dan/atau barang;
e. izin penyelenggaraan angkutan.
(2) Pemeriksaan Kendaraan Bermotor
di Jalan sebagaimana
dimaksud p1d." ayat (r) Japat dilakukan
atau insidental sesuai dengan kebutuhan, secara berkara
(3) Untuk melaksant.., pemeriksaan
Kendaraan Bermotor
sebagaim""l giT.ksud pada ayat (1),
perugas Kepolisian
Negara Republik Indonesia t.*...rrg
untuk:
a. menghentikan Kendaraan Bermotor;
b. meminta keterangan kepada pengemudi;
c' melakukan tindakan lain menurut dan/atau
bertanggung jawab.
hukunr secara
Pasal 266
(1) Pemeriksaan Kendaraan Bermotor
dimaksut dalam pasar 265 ayatdi(1)
Jaran sebagaima.a
secara insidental oleh petugas dapat dirakukarr
Republiklndonesia! I ---- Kepoiisian Negara
(4) Penyidik .
PRESIDEN
REPUBLIK INDOI.IESIA
-125-
(4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil
pemeriksaan Kendaraan Bermttor dalam melaksanakan
dimaksud pada ay3fi e) wajib aiaampingi di Jalan
""bag"i*"r*
JiJi p",rg""
Kepolisian Negara n"p,-,Utit -I-ir Jonesia.
pasal 269
(2) Sebagian
l-)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-126-
(2) Sebagian penerimaal nggara bukan pajak
dimaksud pada ayat (1) dlarokasik"r sebagaimana
p"t.,g3: Kepolisian Negara Republik::"b"g"i-ili"".,tif bagi
Penyidik Pegawai Indonesia dan
penegakan Jv:s_.1i
.
Sipil yang melaksanakan
hukum di .latan yang pelaksanaannya sesuai
dengan ke ten tuan peraturan
b" ;,iJ;;:ilil"*;"
.
Bagian Ketiga
Penanganan Benda Sitaan
Pasal 270
(1) Penyidik Kepolisian Negara Republik
berwenang milakuka' Indonesia
penyitaan, penyimpanan, dan
penitipan ben{a yane
diauga UJrfrriUrrrgan
:it??r,
tindak pidana Lalu Lint.. d"r, Angkutan Jalan. dengan
(2) Benda sitaan disimpan di rumah penyimpanan benda
sitaan negara.
Pasal2Tl
(1) Penyidik waiib mengidentifikasi
benda sitaan Kena.r.i., B;;*;1", dan mengumumkan
pemiliknya melalui media ;.;;;. yang belum diketahui
(3) Pengumuman
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-t27-
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada
harus dilakukan p.tirrg sedikit 1 (satu) kali ayat ( I )
(enam) bulan. dalam 6
Pasal 272
(1) Untuk mendukung.kegiatan penindakan
bidang Lalu LintaJaariangkuian Jaran, pelanggaran di
peralatan elektronik. dapat digunakan
BAB XX
KE"TENTUAN PIDANA
Pasal 273
(1) Setiap penyelenggara
Jalan lang tidak dengan segera dan
patut memperbaiki .lalan".
mengakibatkan Kecelakaan Laluv.;; rusak yang
dimaksud dalam pasal Liitas sebagaimana
24 ayat (1) sehingga menimbulkan
korban ruka ringan dan/atau' t.*"??L' Kendaraan
dan/atau barang difid^.r, penjara paling lama 6
(enam) bulan atau l:"g?r,
pari"i ua;;;;,
(dua belas juta l:ld" '-
rupiah),
2. 0oo. 00o, o0
(4) penyelenggara...
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-128-
(4) Penyerenggara Jalan yang tidak memberi tanda
rambu atau
3ada jdT yurrg rusak dan belum diperbaiki
sebagaimana dimatsua Jaram p^".r
dengan pidana.penjara paring i+ ayat (2) dipidana
denda paling
ru*u o iena-; buran atau
. lanyar npi.Fob.6i,o;d' (satu juta tima
ratus ribu rupiah).
Pasal 274
(1) Setiap yang
,or1rrg
mengakibatkan _rnelakukan perbuatan yang
kerusaka, clan/atau "g"rrggr".,
Jalan sebagaimana dimaksud i"i; fungsi
dipidana dengan pidana penjara p"fi"g dasat 28 ayat (1)
tahun atau denda-pating i""y;k lama 1 (satu)
puluh empat juta rupiah). dpzi.ooo.000,0O (dua
(2) Ketentuan ancaman pidana sebagaimana
avat (1) b_er]aku pula bagi setiaf';;;;';ang dimaksud pada
perbuatan y.lg- *..,guftuattal merakukan
perlengkapan jaran se-bagaimana ;;;"*"" pada fungsi
28 ayat (2). - --( dimatsud dalam pasal
Pasal 275
(1) Setiap oraxg yang melakukan
mengakibatkan _ perbuatan yang
_ .g""gguan_pada fungsr Rambu Lalu
Lintas, MTT" Ja[.n, Ti"t .pimberi i"rir", Latu Lintas,
fasilitas pejalan Kaki, aan atat
sebagaimana dimaksud altam q*S";rie"r,ggrna
^p#D;'"yat Jalan
dengan pigr" rr"*"ga" paling (2) dipidana
denda paling banyaf- h;;i
.Iatu) buran atau
puluh ribu rupiah). $id6itil,fo' ftlr.
ratus lima
(2) Setiap oranE yang merusak
Rambu Laru Lintas, Marka
Jalan' Alat pemu"ri r"v*"t r,aru
Lint"", ]"",itas pejalan
Kaki, dan atat p.rrgu*L' p""ggr*-l;l#
berfungsi sehingga tidak
s.ebagai*;; ;i*ar<"ia dal-ailpasar
dipidana aelsan piJ"""-'penja.ra_paling 28 ayat (2)
tahun atau_dJ3aa'patirrg banyak rama 2 (dua)
puluh juta '
rupiah).
o ' nirsO.iiOO.O00,0O (tima
Pasal 226
Setiap oranp
r/,,,"t ."ffi ,Ii:f, .,*[1:fTr*Xmf;
dimaksud datam :tiX-:,THIT,
ii-qipiE;".
i":"1 a.,rgur,
paling rama (satu) u"r""-- atau dendafia.r," kurungan
paling
Rp2 5 0. 000, O0 (dua ratus banyak
ir*"' p"r olr" .,Ii,"flf
"il,
Pasal 2TT
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-129-
Pasal 277
Pasal 278
Pasal 280
Pasal 281
PRE SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-130-
Pasal 281
setiap orang y?lg- mengemudikan
Jalan yang tiait mJ*liti Kendaraan Bermotor di
Sura t lzin Mengemudi
sebagaimana dimaksud d;l;* pasal
dengan pidana kurungan- TZ ayat (1) dipidana
denda paling banyak n"pf ffi;g
rama 4 (empat) bulan atau
-O5O.ObO,OO (satu juta rupiah).
Pasal 282
setiap Pengguna Jalan
_yang tidak mematuhi perintah yang
diberikan oreh,petug". K"p;lisian
N&;;;;;plur,.
sebagaimana dimak-sud ;;h; pasar to4 ayat (3)rndonesia
dipidana
dengan pidana k".l"e;;;tq
tama 1 (satu) bulan atau
ffitff}lig banyak npzdo.rjo6,oo
rar. ;;;. ri,,.,u p,r,n
Pasal 293
setiap orang yStg mengemudikan
Kendaraan Bermotor di
Jalan secara tigatr *":"id""lr"t"trrtan
dipengaruhi oleh kegiatan rain arau
.r"i"--i.."d..r,
gangguan konsentrasi dalam yang mengakibatkan
sebagaimana mengemudi di Jalan
dimaksud daram pasar 106 ayat
dengan pidana *ry"ST-;i;"g (1) dipidana
tama 3 (tiga) butan atau
ffitt|fl1l]g
banvak ilpzs5.o6o,0o (tujuh
;;il.
rma puruh
Pasal 284
Pasal 285
(1) setiap orang yang mengemudikan
yang tidak memenuhi Sepeda Motor cri Jaran
l*r"y*atan tcknis dan laik jalan
yang meliputi kaca. spion,
rem, lampu penunju'k rir"r.!on, ffiil,r.rrr., Iampu
"r"h, "r"t
pengukur kecepatan, knalpot, ir"*.Iti ".rr.ya, alat
sebagaimana dimaksucl a"i"* pasar
dan f."aJa*an alur ban
Pasal 48 ayat (2). dan 106 ayat (3) juncto
kurungan paling rama r"v"t rsl -;r*;;"" irr*"., pidana
b*I?t lsatul uuia' aLu'aenaa
rupiah).
Rp2SO.OOO,OO (ar" ratus lima putuhparing
ribu
(2) Setiap. . .
:
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-131 -
(4) Setiap
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-t32-
(4) setiap orang ya.ng mengemudikan
Jalan yang melanggar"ketentuan Kendaraan Bermotor di
mengenai penggurraan
atau n"\ utama- bagi Kendaraarr--8..*oto,
menggun.IT yang
,I"t peringatan dengan bunyi dan
sebagaimana dimaksua sinar
(4) huruf
daaT {;JGg]pu".t 106 ayat
I atau pasal 134 aipial"i,d.rrg"r, pidana
kurungan i (satu), U.rt.r, atau denda paling
IIj$^ lama
banyak Rp2so.ooo,o,
rupiah). thua ;t";- l#; puluh ribu
Pasal 288
(1) Setiap orang yang.mengemudikan
Kendaraan Bermotor
di Jalan yang tidak iiGrrgt.pi dengan
Nomor Kendaraan Be.motor Surat .l.anda
Kendaraan Bermotor it"u sirui Tanda coba
r""* aitetapr<an'].r, Kepolisian
Negara Republik rnao"e"Ja
Pasal 106 ayat (s) huruj".uagaim^r" *i",rg"r,
d]maksua dararn
" ;l;il;;;
kurungan q31i"g j;* t-.iuat pidana
uriari^;;"; denda paling
banyak np5Oo. o"Oo, oolf i"rl .atu s ribu rupiah) .
(2) Setiap orang yarg mengemudikan
Jalan yang tid;k da; menunjukkan Kendaraan Bermotor di
Mengemudi yang sah sebagaimanl surat rzin
pasat 106
r,"i"r Ji*.t"ra dalam
"13t 1s,
kurungan paling'lama 6 ;6i;;rJ.i"r,g.r, pidar:a
J lq^,.rt bulan dan/atau denda
paling banvak npzso.ooo,do
rupiah). rair" ;;.," j;"
puluh ribu
(3) Setiap
PRESIDE I\
REPUBLIK INDONESIA
-133-
Pasal 299
setiap orang yang mengemudikan
Penumpang yang dudui Kendaraan Bermotor atau
mengenakan sabuk keseramatan Ji pr"g.*udi yang tidak
""*pi"g
datam pasat 1!6 -sebagaimana dimaksud
paling lama lsltu;' ,avat 1;ntil"r,. a.n[lT;l;""" kurungan
t;6; atau aEnaa oaling banvak
Rp2 50' o0 o, oo (dua
;il. ri-l' p"iri*"0i",.]it"i.r .
Pasal 290
Setiap -"f.,Jffi:
K;;;,.;orans .H?S.i:ijtr r1T, f..#*,fflf
dilengkapi dengan rumah-rumah
sabuk dan ilil mengenakan
keselamatan dan *"rrg.rr".t.r,
dimaksud daram-pasar ioo-"y"t fr.i* sebagaimana
aipia.""'i"rrg".,
tzt pidana
#it:ss,:sl?s.f *;,J1.fi Hi?x,ffi ?nf ffi ffi "ri,,sbanyak
Pasal 291
(1) setiap orang y1"q mengemudikan
mengenakan helm Jtandar sepeda Motor tidak
sebagaimana dimaksud """i"rlr Indonesia
daram p"""i"r
dipidana dengan pidana rii"r*"-;;i;* oo ayat (g)
bulan arau g"foL--ril"; rama I (satu)
.npzgo.ooo,oo
ratus banyak
----J E-L .uJ.L,\ (dua
lima puluh ribur,rplirrl.
(2) Setiap orang yang mengemudikan
Sepeda Motor yang
membiarkan penumpa"j"v3.
iia.ri' "ir.'r[..,akan helm
p".i'"ioo -isi
iil*rili#i?Ii*f;l'il-'
u,ir." -p;fH'!:T.?l? r;#grieffi "v^.
"t""puluh
ratus lima .a""a"
ribu.rpilnl. ,t,il:?
Pasal 292 .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONES IA
-134-
Pasal 292
Pasal 293
(1) Setiap orang yang mengemudikan
Jalan tanpa menyalakin rampu Kendaraan Bermotor di
dan kondr"i.,":l.itu sebagai*.r*utama pada malam hari
7OT ayat (1) dipidana aJigan
ai"r"[""d dalam pasa]
lama 1 (satui bulan pidana kurungan pating
.d9nd1 paling banyak
"t.,puluh
Rp250.000,00 (dua ratus lila
ribu rupiah).
(2) Setiap orang y."lg mengemudikan
tanpa menyalakin. lampy utama sepeda Motor di Jarar-r
sebagaimana dimaksuc ' dalam . pada siang hari
dipidana dengan pidana kurungan
p."ii-ioz ayat (2)
belas) hari atau paling
lama 15 (rima
-
.denda
(seratus ribu_ rupiah).
pafin[
r U""V"t" hp10C.000,00
Pasal 294
setiap orang yang mengemudikan
akan memberok atau ueiuatik Kendaraan Bermotor yang
dengan lamou penunjukarah., t""p"--.*berikan
-l;yarat isyarat
alah
sebagaimana dim"k.;J l;l"m pasar..t"; tangan
dengan pidana t rL2 avat (1) dipidana
"*"g"" *ilg ]l*. 1 (satu) bulan atau
ffith|,?lig banvak ipzdo'tib6,oo (d"; ;;;s rima puruh
Pasal 295
setiap orang yang-mengemudikan
akan berpindah rajur --b.rg...-t
Kendaraan Bermotor yang
-f,*"".rrpirrg
utur-,
memberikan isyarat.sebagaimana tanpa
ayat (2) dipidana dengai p-ia""uaimaksuJ a"r"* pasar 1r2
kurungan paring lama 1
(satu) bulan ttl:,i:lE; qii*
ratus lima puluh ribu rupiah;. ' banvak Rp2sb.ooo,oo (dua
Pasal 296
PRESID E I{
REPUBLIK INDONESIA
-135-
Pasal 296
setiap orang yang mengemudikan
perlintasan antaia keita Kendaraan Bermotor pada
ketika sinyal sudah ueruu"vi,"pia"., .1"i." v""g tidak berhenti
palang pi",ii-tEreta api sudah
mulai ditutup, dan/atau '"aL is/aiat
dimaksud dalam pasal f f + fr.*rf lain- sebagaimana
a- dipid"rr"'a.rrgan pidana
kurungan paring s ttie"i;;ran atair-;;;" p"ling banyak
r"T.,"trl.lila
Rp750.000,00 (tujuf, puluh ribu rupiah).
Pasal 292
setiap orartg
,y3.rg mengemudikan Kendaraan
berbalapan di Jalariseb"g""i-^r* Bermotor
huruf b dimaksud J"r"*
pasar i 15
dipidana.dengare o-ia"r" kurungan paring
lama I
dendi o"r*s u""v"r.-niJ.bcio ooS,oo
J:t151;,: """ lugi
Pasal 298
setiap orang yang mengemudikan
tidak memasang segi,gi Kendaraan Bermotor yang
p;;;;Tr"n,
bahaya, atau isyarat -rain p-ada lampu isyarat peringatan
dalam keadaan darurat ai Lt"r, saat berhenti atau parkir
dalam Pasal L2L ayat (r) JipiJana sebagaimana dimaksud
paling ' dengan pidana kurungan
lama 2. 1dual U"fJ"- .t.y. denda pating banyak
Rp500.0OO,OO (limu. rr.ir"
ribri rupiah).
Pasal 299
orang yang mengendarai Kendaraan
!-etian.dengan
yang Tidak
sengaja bErp"g"rrg pada Kendaraan Bermotor
untuk -
ditarik, menarik U".ra._U.rr;;-- yang Bermotor
membahayakan pengguna Jalan dapat
jalur jalan tenfarf:n ..u"gli*""" lain, dan7"i", menggunakan
122 huruf a, huruf b, atau ?r*"1. dimaksud dalam pasal
kurungan paling aipia""Ji.rgu, pidana
luf-"
banyak Rp 1 o 0. 0bo,
la ;;
d;;.belas) fr..i *.*' denda paling
o o 1".rdi" li u" .,1pi'"iii.
"
Pasal 300
Dipidana dengan pidana kurungan
paring lama I (satu) buran
atau denda p.lirq banvak nizso'.06-ii,-oo-'iJ".
puluh ribu ruoiah), setLp R.ig.*rdi ratus lima
Umum yang: Kendaraan Bermotor
a' tidak menggun.Ir rajur yang telah
menggunakan, lajur paiing kiri, ditentukan atau tidak
r..l".li
mendahului atau mengubah arah sebagaimanasaat akan
dalam pasal 124 ayat --o------J dimaksud
f,"*f
tI)
";
b. tidak
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-136-
b tidak memberhentikan kendaraannya selama menaikkan
dan/atau menurunkan R.rrr*p"rrg sebagaimana
dimaksud dalam pasal tz+ ayii(1)
huruf d; atau
c tidak menutuo pintu kendaraan selama
Kendaraan
ffiHiT
sebagaimi'na aima[""] a"r.*
il; D4 ayat (r)
Pasal 301
fettan orang
angkutan
yang mengemudikan Kendaraan
barang Bermotor
-yans tidak menggunakan jaringan jalan
sesuai dengan yang ditentukan sebagaimana
dimaksud pasal lfB"
[.h".
dalam izs aipiad";;+"iiia""a
paling lama (satu)
l. ratus
Rp250.000,00 (dua
u"r.i atau dJnda paringkurungan
banyak
ti*" p,rtrh ribu rupiah).
Pasal 302
setiap orang yang mengemudikan
Umum angkutan Kendaraan Bermotor
yane tidak
?r*g *"t;.t"_, b"d;;li Lui, di tempar
yang telah ditentukan,
selain *"rrururrk,
di tempat pemberh"rrt?"r, atau
selain yang ditentuka" *"t.*u.tffiffi;fjXilf
dimaksud daram pasar
iJ"* izin a;;t"k sebagaimana
paling lama (satu) U"f"I-
rio aipja""" ;;d;iia.r,^ kurungan
atau aenaa oaling banyak
Rp2 5 0' 0oo, oo (dua ratu*
ii*" p"i.t*rroi" ili,"irr .
Pasal 303
setiap orang yang mengemudikan
mengangkut orang keculii mob, barang untuk
-;d";"
dimaksud dalam- p-""J- rs7'ayat d"rrg"r, sebagaimana
huruf c dipidana aengan ,pia'.rr. t+t huruf a, huruf b, dan
(satu) bulan atau..denia kurungan paling lama 1
nfu"g u""v.t'Riirb.ooo,oo (dua
ratus lima puluh ribu *pi"fri.---'
Pasal 304
Setiap orang yang mengemudikan
oengan tujuan tertentu yang Kendaraan angkutan orang
Penumpans lail_ d.r ..p3I,J;E menaikkan atau menurunkan
p.t.r*d;'
Kendaraan angkutan'tidak 3.1,.r.i ;;; rnenss,nakan
keperluan lain sebag"i*"rr" aimat dengan angkutan untuk
(1) dipidana dengan pidana i^r.rrr-i"sar
"ua paling 1.53 ayat
bulan atau denda, q+il; L"V"f. f.rryrrg"1 lama i (satu)
lima puluh ribu rupiafr1. o ----J Rp2SO.OOO,oO
laua ratus
Pasal 305
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-737-
Pasal 305
setiap orang yang mengemudikan
mengangkut barang khrlsu. y*rrg Kendaraan Bermotor yang
tentang persyaratan keserurri"i"rr,tidak merrrenurri ketentuan
pemberian tanda barang,
Parkir, bongkar. dan muail-*"r.,"."p;;;;i;an
dari instansi terkait seuagar*J-r, rekomendasi
ayat (1) huruf a, huruf u, ["r"i", dimaksua a.i.* pasal 162
f dipidana dengan pidana f."*rrgr' huruf d, huruf e, atau huruf
-iffi.
pating
paling banvak ip5oo.boo,6o lama 2 (dua) bulan
i:X[rj:"d" ratus ribu
Pasal 306
Pasal 307
Setiap orang yalg mengemudikan
Angkutan umum B;r"";-;;;; Kendaraan Bermotor
mengenai tata cara p"muu.tu.r, tidak ;;;;;hi ketentuan
kendaraan sebagai*.".'ti*"I.ud daya angkut, dimensi
dipidana dengan- pidana k;;;3l daram p.!ir 169 ayat (r)
paling bany.r
-nisoo.o0o,Ad-ljj;.
paling lama 2 (dua) buran
fi;hl:".. ratus ribu
Pasal 308
Dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 2 (dua) buran
uanvar< np-soo.oo6;6d-'0t-"
ffiL"l:"13,,I3'T_- ratus ribu
B;il-.[, ffii";T;* vans mensemudikan Kendaraan
a' tidak mem,iki izin menyelenggarakan
dalam trayek ."u"g"i-"rir angkutan orang
ayat (I) huruf a; ai"iatsuJ- aJ.* pasar rz'
b' tidak mem,iki izin menyerengg"*k"r,
tidak datam kayek ..u.j.i*ana angkutan orang
t73 ayat (t) huruf b; --o-- dimaksud daram pasar
c' tidak memiliki izin menyelenggarakan
khusus dan arat angkutan barang
773 ayat (1) huruf-l.r"t.;il;aimana
o dimaksud daram pasar
c; atau
d. menyimpang
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-138_
d' menyimpang dari izin yang ditentukan
dimaksud dalam pasal tZi.- sebagaimana
Pasal 309
Setiap ora.ng yTq tidak mengasur"rr.:il..l tanggung jawabnya
untuk penggantiin
pengirim barang, .kerugia"-yarrg diderita o-tTt pr.rumpang,
p*r*'ketiga
dalam pasat rs! 1!.uaipia;;;;.;san
sebagaimana dimaksud
pidanf
lama 6 (enam) 'u"r." ;l;" d.enda kr*.,gan paling
Rp 1 .500.OOO,OO (satu paling banyak
iut" ii*" latus ribu rupiah).
Pasal 310
(1) Setiap o1T'* y..rg- mengemudikan
Kendaraan Bermotor
yang karena ketilaianiya mengakibatkan
Laru Lintas dengan kerusaka"" Kecerakaan
barang sebagaimaira aimlksud x"rra"raa.n dan/atau
a"r"r'pJ"
dipidana dengan piaana p?."j"r* ar 22g ayat (2),
bulan dan/atau ae"a. paling paling lama 6 (enam)
(satu juta rupiah). l Uanyat- Rp1.000.000,00
Pasal 31 1
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-139-
Pasal 31 1
(1) setiap orang yang dengan
Kendaraan girmot"i a."gln sengaja mengemudikan
membahay*", cara atau keadaan yang
bagi nyawi ulul baranj dipiau.,"
pidana nenjl1 paling" tama 1 (satu) tahun ataudengan
denda
pating banyak nf s. oo6. o o o, o o f ,iC:l1t"?rii"r.t .
-140-
Pasal 313
setiap orang yT_g tidak mengasuransikan
awak
l,Tf"""mpangnya sebagai*irr. dimaksua a"r"* Kendaraan
pasar 237
orprdana dengan pidana t
atau denda parjns banyak "*"gl1paring r^*.? (enam) buran
ratus ribu rupiah). nir.soo.ooo,oo (satu juta lima
Pasal 314
!,.,rir" nja3n1
prdana
p_enjara, kurungan,.atau denda, pelaku
Lalu LintT. g.p1t arjiiuhi pia"".- tindak
pencabutan sura.t I1i1 Menjlmu,ai -"t"" tribahan berupa
diakibatkan oleh tindak pi;;;'i"lu g".,ij'k.rugi"r, yang
tintas.
Pasal 315
Pasal 316
(2) Ketentuan
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-141 -
pasal 317
BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 318
Pada saat Undang-undang ini
pelatihan pengemudi murai berraku, pendidikan dan
pendidikan dan petatitr"ig diselengg"r"r.il'oreh rembaga
sesuai dengan izin
ari e.rrg.*rai tetap berlangsung
vang diberika'n ;;;;;"tllrr,,r.n
jangka waktu o3Jins r.ir" daram
dengan Undang-gnd"ang ini.
i-ia"o t;ffi;';.]iu
- ai".suaikan
Pasal 319
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, audit yang
sedang dilaksanakan oreh pemerintah tetap dijarankan
"rdito,
sampai dengan selesainya audit.
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
pasal 320
Pasal 321
Forum Laru Lintas dan Angkutan
Jalan harus dibentuk paling
lama 1 (satu) tahun sejak Undang-undang
ini murai berraku.
Pasal 322
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-142-
Pasal 322
Pusat kendari si_stem Informasi-dan
dan Angkutan Komunikasi Lalu Lintas
.Jaran hil;;;f":"t-
tahun sejak Undang_U"a.rrgij r."ir,]*,"r'u 2 (dua)
mulai berlaku.
Pasal 323
Unit Pengelola Dana preservasi
lama Jaran harus berfungsi paling
I (satu) tahun sejak unaang-undang
ini mulai berlaku.
Pasal 324
Pada saat ,llT*-rrgTs
peraturan peraksanian iri mulai berlaku, semua
1992 tentang u"i"rrg-undang Nomor t4 Tahun
!{" ii",.""il"
Negara Repubrik r"aor".iu Angkutin j"i"r, (Lembaran
Lembaran Negara Republik r"t.,., tggz wo*oi-+g, Tambahan
dinyatakan teta! u"rr.t,iJ.p'r,.;"ng rnaonesia
. tidak Nomor 34g0)
* d igan ti d e n gan yan g u"., r?
-u. i.rt.r,t.ngan atau
lr",* ".;;; u., a.r, g_ u nd an g
Pasal 32S
Pada saat Undang-yrglng
ini murai
Nomor 14 Tahun Lgg2 i"rrt.rrg .berraku, Undang-Undang
Jalan (Lembaran Negara
nlp"u$-Lalu f,irrt"-aan Angkutan
Nomor 49, Tamu"r,"riiJ*ili"" r"J""J"i. Tahun 1gg2
Nomor 3480) dicabui d;;;;;.kan
Negara *"oiu,,r. Indonesia
tidak uerrarcu.
Pasal 326
undang-Undang ini murai
berlaku pada tanggal diundangkan
Agar
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-143-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 22 Juni 2OOg
ttd
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 22 Juni 2OO9
ttd
ANDI MATTALATTA
-.b
*
;J
Setio pto Nugroho
&1
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2OOg
TENTANG
I. UMUM
1) urusan
PRESIDE I,J
REFUBLIK INDONESIA
-2-
1) urusan pemerintahan di bidang prasarana Jalan,
yang bertanggung jawab oleh kementerian
di bidang Jalan;
2) urusan pemerintahan di bidang sarana dan prasarana
dan Angkutan Jalan, oleh keminterian Lalu Lintas
bidang sarana dan prasarana t {.rg bertanggung jawab di
t irrt^" i"rr'engkutan Jalan;
3) urusan pemerinta,han di bidang^t,pengembangan
industri Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, oreh kerierrt.i.r, y"rr-g-b.rtanggung
bidang industri; jawab di
4l urusan pemerintahan di bidang pengembangan
dan Angkutan Jaran, oleh kerienterian yang teknologi Lalu Lintas
bidang teknologi; bertanggung jawab di
dan
s) urusan pemerintaha'n di bidang
Bermotor dan pengemudi, " registrasi dan Hukum,
identifikasi Kendaraan
_ .penegakan
Manajemen dan Rekayasa t atu r:,n!""I."rtu Operasional
oleh Kepolisian Negari Republik Indonesia. p"rraiaitan berialu lintas
Dalam
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-3-
Dalam Undang-Undang ini juga disempurnakan
terminologi mengenai
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjadi Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu
lintas, jalan,
Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, prasarana angkutan
Angkutan Jalan, Kendaraan, pengemudi, pengguna Lalu Lintas dan
pengelolaannya.
Jalan, serta
rekonstruksi .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-4-
rekonstruksi jalan, yang pengelolaannya dilaksanakan
prinsip berkelanjutan, akuntabilitas, transparansi, berdasarkan
keseimbangan, dan
kesesuaian' Dana Preservasi Jalan dikelola oleh
Unit pengelola Dana
Preservasi Jalan yang dibentuk oreh dan bertanggung
jawab kepada
Menteri yang membidangi jatan, yang pelaksanaannya
dilakukan sesuai
dengan ketentuan perundang_undangan.
Untuk
PR ESID E N
REPIJBLIK INDONESIA
-5-
Untuk meningkatkan pelayanan di bidang keamanan,
keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran laru lintas, unda-rig-undang
ini mengatur dan
mengamanatkan adanya Sistem Informasi dan
Komunikasi Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan yang didukung oreh subsistem
yang dibangun oreh
setiap Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
terpadu. pengelolaan sistem
Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan dilakukan oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan, sedangkan
mengenai operasionalisasi
Sistem Informasi dan Komunikasi Laru Lintas
dan Angkutan Jalan
dilaksanakan secara teri'tegrasi melalui pusat kendali
dan data.
Undang-Undang ini iuga menegaskan keberadaan
pelaksanaan sistem Administrasi Manunggal serta prosedur
satu Atap (SAMSAT) untuk
menjamin kelancaran pelayanan administrasi
Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan yang meliputi registrasi dan identifikasi
Kendaraan Bermotor dan
Pengemudi serta Pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor dan sumbangan
Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas (SWDKLL).
Dalam .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Dalam Undang-Undang ini diatur pula mengenai
Rekayasa Lalu Lintas dengan tujuan untuk
Manajemen dan
mengoptimarkan penggunaan
jaringan Jalan dan gerakan Laru Lintas
daram rangka
keamanan, keselamatan, ketertiban dan kerancaran menjamin
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas tersebut ralu rintas.
perencanaan, pengaturan, perekayasaan, meliputi kegiatan
pengawasan.
pemberdayaan, dan
Undang-Undang . . .
PR ESID E N
REPIJBLIK INDONESIA
-7
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan "asas transparan,, adarah
keterbukaan
dalam penyelenggaraan Lalu Lintag a"r, e"gf."i"r
Jalan kepada
masyarakat luas.datam mempero-reh informfsi yang
benar,
dan jujur sehingga masyarakat *.*prriy.i Jlras,
kesempatan
berpartisipasi bagi peng.*b"r,g.r, Laru Lintas dan
Angkutan
Jalan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "asas akuntabel" adalah
penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan
dipertanggungi awabkan.
Jalan yang dapat
Huruf c
Yang dimaksud. dengan "asas berkeranjlltan,, adarah
penjaminan kualitas fungsj lingkungan merjui
persyaratan teknis laik kendaraan- dan p"rrg"trru.r,
pembangunan serta pengembangan Jaringan rencana umum
Angkutan Jalan. Laru Lintas dan
Huruf d
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Huruf d
Yang dimaksud dengan "agas partisipatif, adalah pengaturan
peran serta masyarakat dalam prosei penyusunan-
pengawasan keiiiakan,
.terhadap pelaksanaan t<Luiiat<an, p..,.rrianan
kecelakaan, dan peraporin atas peristiwa yang terkait dengan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "asas bermanfaat,, adalah
kegiatan penyelenggaraan semua
Lalu Lintas dan engkutan Jalan yang
dapat memberikan nilai tambah
""b.".r-blsarnya dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Huruf f
Yang dimaksud dengan "asas efisien dan
pelayanan da1am. penyelenggaraan Laru efektif, adalah
Lintas
Jalan yang dilakukan oi6L setiap p.r"ui* dan Angkutan
pemerintahan secara berdaya guna dan pada jenjang
berhasii guna.
Huruf g
Yang dimaksud_ dengan ,,asas seimbang,,
penyelenggaraan Latu Lintas dan Angkutan adalah
dilaksanakan atas dasar keseimba"?"o Jaran yang harus
sarana dan
prasarana serta pemenuhan hak dan ""i.r.pengguna Jasa
kewajiban
dan penyelenggara.
Huruf h
Yang dimaksud dengan "asas terpadu,,
pelayanan Lalu Lintas dan angkutanadarah penyelenggaraan
dengan mengutamakan keserasLn dan.latan yang dilakukan
t"""rirrguerganrungan
kewenangan dan tanggung jawab antarinstansi
pembina.
Huruf i
Yang dimaksud dengan ,,asas mandiri,, adalah
penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan upaya
pengembangan dan pemberdayaan sumbe-r Jalan melalui
daya nasional.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6 . .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-9 -
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 1 1
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "forum Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan,,
adalah badan ad ioc yang sebagai;a;;.
menyinergikan_ tugas - pof,ok_berfungsi untuk
da;-
penyelenggara Lalu Lintai dan Angkutan
fungsi--s"G;' instansi
Jalan dalam rangka:
a. menganalisis permasalahan;
b' menjembatani, menemukan sorusi, dan meningkatkan
kualitas pelayanan; dan
c. bukan sebagai aparat penegak hukum.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 14
WPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10_
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 3 1
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-L2-
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "fasilitas utama,, adarah jalur
-
keberangkatan, jalur kidatangan, rLrang tunggu penumpang,
tempat naik turun penumpang, tempat parkir tEnaaiaarr, pu.p"r,
informasi, kantor pengendali tErminal, d; loket.
Yang dimaksud dengan "fasilitas penunjang,, antara lain adalah
fasilitas ,lllk penyandang cacai, fasilitas- kesehatan, fasilitas
umum, fasilitas peribadatan, pos kesehatan, pos polisi, dan
alat
pemadam kebakaran.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 39
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "lingkungan kerja Terminal,, adarah
lingkungan yang berliaitan tangsuig dengan fasiltas Terminal
dan dibatasi dengan pagar,
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "penyerenggara Terminal,, adarah
pelaksana teknis dari pemerinlafr Oiirah. unit
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
PRESIDEI.J
REPUBLIK INDONESIA
-13-
Pasal 43
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "parkir untuk u.mLlm,,
untuk memarkir kendaraan dengan dipungut adarah tempat
biaya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
yang dimaksud dengan
"tempat- penyeberangan,, dapat
berupa zebra cross dan penyeberangan
jembatan atau terowongan. yang berupa
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayar. (2)
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-t4_
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ,,mobil penumpang,,
Kendaraan Bermotor angkutan orang yang adalah
mem,iki
duduk maksimal g (Jelapan) orirrg, "termasuf tempat
Pengemudi atau.y.ang beratnya tidak f.Uif, untuk
ribu lima ratus) kilogiam. dari 3.500 (tiga
Huruf c
Yang dimaksud dengan "mobil bus,, adalah
Bermotor angkutan orang yang memiliki Kendaraan
lebih dari 8 (delapan)- tempat duduk
9r;;, termasuk untuk pengemudi
atau yang beratnya lebih dari 3.500 (tiga
kilogram. ,ib, ti*" ratus)
Huruf d
fang dimaksud
.dengan "mobil barang,, adarah Kendaraan
Bermotor yang digunakan untuk angkutan barang.
Huruf e
yang dimaksud dengan ,,kendaraan
Kendaraan Bermotor yang dirancang khusus,, adarah
fungsi dan rancang bangu"n t.ri..rtr, khusus yang mem,iki
antara rain:
a. Kendaraan Bermotor Tentara Nasionar Indonesia;
b. Kendaraan Bermotor Keporisian Negara
Indonesia; Republik
c. arat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin g,as
(stoomutaltz),
forklifi, load,er, excauator, d,att crane; serta
d. Kendaraan khusus penyandang cacat.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 48
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-15-
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan ,,susunan,, terdiri atas:
a. rangka landasan;
b. motor penggerak;
c. sistem pembuangan;
d. sistem penerus daya;
e. sistem roda-roda;
f. sistem suspensi;
g. sistem alat kemudi;
h. sistem rem;
i. sistem lampu dan ala t pemantul cahaya, terdiri atas
1. lampu utama dekat, warna putih, atau kuning
muda;
2. lampu utama jauh, warna putih, atau kuning muda;
3. lampu penunjuk arah, warna kuning tua dengan
sinar kelap-kelip;
4. lampu rem, warna merah;
5. lampu posisi depan, warna putih atau kuning muda;
6. lampu posisi belakang, warna merah; dan
7. lampu mundur, warna putih atau kuning muda;
J komponen pendukung, yang terdiri atas:
1. pengukur kecepat an (speed.ometer);
2. kaca spion;
3, penghapus kaca kecuah sepeda motor;
4. klakson;
5. spakbor; dan
6. bumper kecuali sepeda motor.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ,,perlengkapan,,
terdiri atas:
a. sabuk keselamatan;
b. ban cadangan;
c. segitiga pengaman;
d. dongkrak;
e. pembuka roda;
f. helm dan lompi pemant cahaya bagi pengemudi
Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih, yang
tidak memiliki rurrrah_rumah; dan
g. peralaun pertolongan pertama pada
kecelakaan.
Huruf c
PRESIDE N
REPUBLIK INDONHSIA
_16_
Huruf c
Yang dimaksud dengan ,'ukuran,, ad.alah dimensi utama
Kendaraan Bermotor, antara
julur depan (front ouer hang),lain panjang, lebar, tinggi,
jutur Uetafang 1r.o, ii.,
hangl, dan sudut pergi (departuri angle).
Huruf d
Yang dimaksud dengan ,,karoseri,, adalah badan
kendaraan,
antara lain kaca-kaca, pintu,_engsel, tempat dudut,
pemasangan tanda nomor Kendaraan -Bermotor, temp"t
keluar darurat (khusus mobil bus), *gl" (khusustempat
bus), dan perisai kolong (khusus mobil bar-ang). mobil
Huruf e
Yang dimaksud dengan "rancangan teknis kendaraan
sesuai dengan peruntukannya,, aialah rancangan yang
sesuai dengan fungsi:
a. kendaraan bermotor untuk mengangkut orang; atau
b' kendaraan bermotor untuk *..,!.rrgkut barang.
Huruf f
Yang dimaksud.dengan "pemuatan,, adalah
tata cara untuk
memuat orang dan/atau barang.
Huruf g
Yang dimaksud dengan "penggunaan" adalah cara
menggunakan Kendaraan Bermotor sesuai ,Cengan
peruntukannya.
Huruf h
Yang dimaksud dengan ,,penggandengan
Bermotor,, adalah _ Kendaraan
menggandengkan Kendaraan
""iuakan
B e rmo tor den gan men ggun
i"".' r."i.
"Tiip"
Huruf i
Yang dimaksud dengan "penempelan
Kendaraan
adalah cara menempelkan Kendaraa' g.rrrro; Bermotor,,
dengan:
a. menggunakan alat perangkai;
b' menggunakan roda kelima yang d,engkapi dengan
pengunci; dan arat
c. dilengkapi kaki-kaki penopang.
Ayat (3)
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-t7-
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 5O
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasa-l 53
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "izin d,an pemerintah,,
adalah izin
dari kementerian. nEgara yang membidangi sarana
Prasarana Lalu Lirrtas dan Angkutan dan
rekomendasi da. kementerig
Jalan berdasarkan
dan Kepolisian i""s *"*tiarrrgi industri,
Negara Republik i"aJ"".i".--
Huruf c
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas
Pasal 55
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
-18-
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Yang dimaksud dengan "perlengkapan yang
dapat mengganggu
keselamatan berralu lin[as', iautur, pemasangan
perlengkapan, atau benda peralatan,
p"a"
l"i" rintas,
membahayakan keselamatan raru Kendaraan yang dapat
bumper tanduk
antara rain pemasangarr
dan lampu menyilaukan.
Pasal 59
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "kepentingan tertentu,,
Kendaraan yang adaiah
karenaiir"t a""?""[sinya diberi lampu isyarat
berwarna merah atau biru sebag"i-,?"a"
memiliki hak utama
untuk kelancaran dan lampu i.57"r"i-uerwarna
tanda yang memerlukan peihatian khusus t;ning sebagai
dari pengguna Jaran
untuk keselamatan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksu-d dengan "Kendaraan
Bermotor
utama" adarah Kendaraan Bermotor yang yang memiliki hak
dan wajib didahulukan dari p.;#;;; mendapat prioritas
ialan lain,
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Pasal 60 .
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESI,A
-19_
Pasal 60
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "mempunyai kualitas
tertentu,, adalah
bengkel uTuT yang mampu melakukan j;; pekedaan
perayatan berkara, perbaikan kecil, perbaikar--L"."r,
perbaikan sasis dan bodi. serta
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 61
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "dimensi,, adalah
didasarkan pada pa:,i.iang, lebar, aan tinggtukuran muatan yang
memenuhi persyaratan keselamatan x"rrd.r""rr, ilk k;;;1r""., yang
dan pengguna Jalan lain. F.rrg"mudi,
Yang dimaksud dengan "berat,, adarah
beban yang sesuai
dengan kem.ampuan pina.rik atau p.rrdororrg,
kemampuan renl,
dukung slmbu roda ;;;i-;;ils;;;;"
S:,L:"r" dukung
Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 62
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) . .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESJA
-20-
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan-"fasilitas pendukung,,
lajur khusus sepeda,. fasilitas *"ry"u"rang antara
khusus
lain berupa
bersamaan dengan pejalan Kaki. J dan/atau
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud
-dengan "cek fisik Kendaraan Bermotor,, adalah
cek fisik yang disesuaikan denga' jom*"" h;;ii-,r]i tip. a".,
dokumen pendukung lain.
Pasal 67
Cukup jelas,
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "kepentingan
tertentu,, meliputi:
a' memindahkan kendaraan dari tempat penjual,
atau pabrikan ke tempat tertentu - untuk distributor,
-mengganti
melengkapi komponen penting dari xendaiia, atau
bersangkutan atau ke 'tempa? pendaftaran yang
Kendaraan
Bermotor
b' memindahkan dari satu tempat penyimpanan
di suatu pabrik
ke tempat penyimpanan ai paUril lain; '
c' m encoba Kendaraa' Bermotor baru seberum
tersebut dijual; kendaraan
d' mencoba Kendaraan Bermotor yang sedang
daram taraf
penelitian; atau
e. memindahkan .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-2t-
e. m emindahkan Kendaraan Bermotor dari tempat penjuar
tempat pembeli. ke
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 70
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang
.lr:*:"d dengan ,,pengesahan setiap tahun,, adalah
sebagai tihu""" t.irr"o"p registrasi dan identifikasi
pengawasan
Kendaraan Bermotor serta
pajak Kendaraan Bermotor.-.r,u*tuhkan kepatuhan wajib
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 71
Ayat (t)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "bukti registrasi
hilang
ldalatr kehilangan atau kerusakan Buku pemilikatau rusak,,
Bermotor, Surat Tanda Nomoi li"rra*a"r, Kendaraan
Tanda Nomor g.r*oi;.. B";;;;r, dan/atau
Kendaraan
Huruf b
Yang dimaksud dengan "spesifikasi
..
Bermotor diubah" teknis Kerrdaraan
aaiarr perubahan yang terjadi pada
spesilikasi teknis Kendaraan germotor,
mesin penggerak, pembahan karoseri,
,rri"r. rain perubahan
d;;difikasi.
Yatrg dimaksud dengan "fungsi Kendaraan
Bermotor diubah,,
39d"r' te{a$i1ya perubahan fungsi Kendaraan
Umum menjadi Kindaraan Bermotor perseorangan Bermotor
sebaliknya. atau
Huruf c
Yang dimaksud dengan "berarih,, adalah
yang telah dijual atau dihibahkan. Kendaraan Bermotor
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (2)
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA,
-22-
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasai 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan "akreditasi,, mencakup
instruktur, kurikuturn, kendaraan, peratihan, kelembagaa,,
dan sarana rain.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-23-
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "Kendaraan alat berat,, antara
traktor, lain
stoomwartz, forklifi, road.er, excantator, burd.ozer, dan
crane.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1
Angka 5 . .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-24-
Angka 5
Cukup jelas
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 84
Cukup jelas.
Pasal 85
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan 'surat rzin Mengemudi
adalah surat rzin Mengemudi yang u.itrtrry. bentuk lain,,
dengan perkembangan teknologi. " disesuaikan
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 86
Cukup jelas.
Pasal 87
Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Cukup jelas.
Pasal 90
Cukup jelas.
Pasal 91
Cukup jelas.
Pasal 92
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-25-
Pasal 92
Cukup jelas.
Pasal 93
Cukup jelas.
Pasal 94
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
yang dimaksud dengan
"tingkat pelayanan,,
kuantitatif (rasio uorr*.. p.i t.pl"it""y dan adalah ukuran
menggambarkan kondisi operasionar, kuJiatif yang
seperti
waktu pedalanan, kebebasan Uerger;t, - tll*".r".r, kecepatan,
keseramatan, ketertiban, a"" t.i"ncaran
Lintas serta penilaian ir."g.*"Ji terhadap dalam arus Lalu
Lalu Lintas. kondisi arus
Huruf i
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3) .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-26-
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud denga, "perbaikan geometrik ruas jaran,,
adalah perbaikan terhadap bentuk dan dimensi jalan,
antara lain radius, _kemiringin, alinyemen (atijiment), rebar,
dan kanalisasi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 95
Cukup jelas.
Pasal 9o
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Yang dimaksud dengan "jaran kota,, adarah
seluruh Jaringan
Jalan yang berada daram wilayah administratif
jalan nasional dan jalan provinsi. kota, kecuali
Pasa] 97
Cukup jelas.
Pasal 98
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-27 -
Pasal 98
Cukup jelas.
Pasal 99
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktu/' adJah p.*L*grrr^,
perubahan. penggunaan lahan, perubahan baru,
lahan dan / atau perluasan rantai barrgrrr..,
lntensitl" tat. guna
dan / atau perubahan
intensitas penggunaan, perubahan- kerapata" - ga..r^
tertentu, penggunaan lahan tertentu, antara lain lahan
Parkir untuk umum di ruar R.gang Milik uaran,l"*p", Terminal,
bahan pengisian
bakar minyak, dan fasilitas umum tain.
Analisis dampak laru lintas daram implementasinya
diintegrasikan dengan analisis *""g";"i dapat
dampak lingkungan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 100
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud_dengan "instansi terkait
dan Angkutan Jalan-" adalah instansi yangdi bidang Lalu Lintas
instansi yang membidangi sarana dan pias;;;;membidangi Jalan,
Angkutan Jalan, serta Kepolisian Negara Laru Lintas dan
n"p"uiir. Indonesia,
Pasal 101
Cukup jela_s.
Pasal 102
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud de.r.1gsn jangka waktu 30 (tiga puluh) hari adalah
waktu yang disediakarr ritrt memberit<ir'inrormasi kepada
Pengguna Jalan.
Ayat (3)
PR E SIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-28-
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 103
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "marka kotak kuning,, adalah
Marka
Jalan berbentu\ segi empat berwarna kunin[
untuk melarang Kendaraan berhenti di suat, v."g( berfungsi
"i...
Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 104
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu,, adarah
keadaan
sistem Lalu Lintas tidik berfungsi untuk Kelancaran
yang disebabkan, antara lain, oGh, Lalu Lintas
a' perubahan Lalu Lintas secara tiba-tiba atau situasional;
b. Alat pemberi Isyarat Lalu Lintas tidak berfungsi;
c. adanya pengguna Jalan yang diprioritaskan;
d. adanya pekerjaan jalan;
e. adanya bencana alam; dan/atau
f. adanya Kecelakaan Lalu Lintas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 105
Cukup jelas.
Pasal 106
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-29 -
Pasal 106
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "penuh konsentrasi,, adalah setiap orang
yang mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan p.nuh
perhatiandan tidak terganggu perhatiannya karena sakit, lelah,
mengantuk, menggunakan telepon atau menonton televisi atau
video yang terpasang di Kendaraan, atau meminum minuman
yang mengandung alkohol atau obat-obatan sehingga
memengaruhi kemampuan dalam mengemudikan Kendaraan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "tanda bukti lain yang sah,, adalah
surat tanda bukti penyitaan sebagai penggantf surat Tanda
Nomor Kendaraan Bermotor, atau Surat Tanda coba
Kendaraan Bermotor, Surat Izin Mengemudi, dan
kartu uji
berkala.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Pasal 107
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-30-
Pasal 107
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "kondisi tertentu" adalah kondisi jarak
pandang terbaras karena gelap, hujan lebat, terowongan,
kabut. dan
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 108
Cukup jelas.
Pasal 109
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu,, adalah
sebelah.|<ana1 atlu paling kanan daram keadaan 3ika lajtrr
macet, antara
Iain akibat Kecelakaan Laru Lintas, pohon tumbang, jalan
berlubang, genangan air, Kendaraan mogok, antrean
mengubah
arah, atau Kendaraan bermaksud berbet& kiri.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 110
Cukup jelas.
Pasal 1 1 1
Cukup jelas.
Pasal 1 12
Cukup jelas.
Pasal 1 13
Cukup jelas.
Pasal 1 14
Cukup jelas.
Pasal I 15
Cukup jelas.
Pasal 116. .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 31 -
Pasal 1 16
Cukup jelas
Pasal 117
Cukup jelas.
Pasal 1 18
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ,,tempat tertentu yang dapat
membahayakan" adalahr
a. tempat penyeberangan pejalan Kaki atau tempat
penyeberangan sepeda yang telah ditentukan;
b. jalur khusus pejalan Kaki;
c. tikungan;
d. di atas jembatan;
e. tempat yang mendekati perlintasan sebidang dan
persimpangan;
f. di muka pintu keluar masuk pekarangan;
g' tempat.yang dapa! menutupi Rambu Lalu Lintas atau
Pemberi Isyarat Lalu Lintas; atau Alat
h' berdekatan dengan keran pemadam kebakaran
atau sumber
air untuk pemadam kebakaran.
Huruf c
Cukup jelas
Pasal I 19
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan ,,i syarat tanda berhenti,,
peralatan elektronik atau mekanik yang dapat berupa
menunjukkan isyarat
dengan tulisan berhenti
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 120
Cukup jelas.
Pasal 12i
PRESID EN
REPUBLIK INDONESIA
-32-
Pasal 121
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "isyarat lain,, antara
dan senter. lain lampu darurat
Yang dimaksud dengan "keadaan darurat,,
adalah Kendaraan
keadaan *og&, Kecelakaan Lalu Lintas,
i1f", dan mengganti
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal L22
Cukup jelas.
Pasal 123
Cukup jelas.
Pasal 124
Cukup jelas.
Pasal 125
Yang dimaksud
-dengan "jaringan Jalan,, adalah satu kesatuan
jaringan vang terdiri .t.. .i.t"Ti"i1"q;iri*., dan sistem jaringan
Jalan sekunder yang terjalin dalam h;'b";;"n
hierarkis.
Pasal 126
Cukup jelas.
Pasal 127
Ayat ( 1)
Yang dimaksud dengan "penyelenggaraan
fungsinya" antara lainl kegiatan di ruar
a. kegiatan keagamaan;
b. kegiatan kenegaraan;
c. kegiatan olahraga; dan/atau
d. kegiatan budaya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "kepentingan pribadi,,
pesta perkawinan, kematian, atau kegLtan antara lain untuk
lain.
Pasal 128.
PRESIDEN
REPUELIK INDONfSIA
-33-
Pasal 12g
Cukup jelas.
Pasal 129
Cukup jelas.
Pasal 130
Cukup jelas.
Pasal 131
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 132
Cukup jelas.
Pasal 133
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
yang dimaksud
dengan ,,retribusi pengendarian
adalah dana yang dipungut Laru Lintas,,
dari
memasuki ruas jalan ataui.*u;; Rengguna Jalan yang akan
;;il";ffi;,1'.iloi."".
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 134
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b .
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-34-
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
yang dimaksud dengan_
"kepentingan tertentu,, adarah
kepentingan yang memerlukan'
lain, Kendaraan untuk p.rr*g*an segera, antara
Kendaraan p..ri.rg** €rncarnan bom,
-pengangkut- p-""ulL, Kendaraan untuk
dan- Kendaraan untuk penanganan
B;ffiffi,juru_hara,
Pasal 135
Cukup jelas.
Pasal 136
Cukup jelas.
Pasal 137
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-35-
Huruf c
yang dimaksud dengan
kepentingan yang ditakukan "kepentingan rain,, adalah
permasarahan keamanan, sosiar, untuk mengatasi
dan kead..r, a..rrat yang
j;:r;|$?irss* dapat';;ils""akan ;;ir ].,,,*p.,,g
Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 138
Cukup jelas.
Pasal 139
Cukup jetas.
Pasal 140
Yang dimaksud dengan ,,trayek,,
adarah rintasan Kendaraan Bermotor
umum untuk perayinan
:"p.angkutanr yang mempunyai asal dan
ietap, slrta rintisan i.tJ,p, u.*
Ltlfft.T;t#x*' u"ii"J*.r maupun
Pasal 141
Cukup jelas.
Pasal 142
Huruf a
Yang dimaksud dengan "angkutan
angkutan dari satu i-ota ke rintas batas negara,,
i"tu.l*"'i.r€ merewati lintasadarah
batas
Hf,fr"#:f,:" menssunakan *;ilit'b;; ;;;';;;s terikat
Huruf b
Yang dimaksud dengan "angkutan
adalah angkutan dari "satu koti antarkota antarprovinsi,,
t" t ot. lain yang melalui daerah
r" vans merewati a J",ar, i.o,,?,,;i;;.
5:tH?::;i[: ""ir- s te rika t
Huruf c
Yang dimaksud dengan "angkutan
adalah angkutan dari satu'kota ant kota daram provinsi,,
ke kota rain antardaerah
[X]:fl:*
n / kota dalam
""i"
t""r.r, pro'ir,-.i-vrr,e terikat daram
Huruf d
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-36-
Huruf d
Yang dimaksud dengan "angkutan perkotaan,,
dari satu tempat ke tempat Tain daram t^*as"r,adalah angkutan
terikat dalam trayek. perkotaan yang
Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 146
Cukup jeias.
Pasal l4T
Cukup jelas.
Pasal 148
Cukup jelas.
Pasal 149
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-37 -
Pasal 149
Cukup jelas.
Pasal 150
Cukup jelas.
Pasal 151
Cukup jelas.
Pasal 152
Ayat (1)
Yang dimaksud denga.n ,,dari pintu ke pintu,,
taksi dari tempat asal ke tempat trjru.r, adarah pelayanan
b ;;on.
iaoo,
Yang dimaksud dengan "wilayah operasi,,
adalah kawasan
taksi beroperasi berda"*k.r, iri., yans
l:il?il""1ngkutan
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 153
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan ,,keperruan lain,
digunakan untuk karyawan- dan keperluanadarah angkutan yang
melayat, olahraga, dan hajatan. -r scsiar, antara lain,
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 154
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "tanda khusus',
tulisan pariwisata dan narna perusahaan. antara lain adalah
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasai 155
Cukup jelas.
Pasal 156
W PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-38-
Pasal 156
Cukup jelas.
Pasal 157
Cukup jelas.
Pasal 158
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "angkutan
-
adarah suatu sistem Lgkutai massal berbasis Jalan,,
;."-
dengan lajur khusus vang terprotekii menggunakan mob, bus
penin gkatan kapasitas' angkut sehingga memungkinkan
yan g bersifat massal.
Yang derrgan -kawasan perkotaan,, adalah
lr^riatsud
perkotaan megapolitan, kawasan il"t.opotitan, kawasan
- dan
besar iesuai dengan k;te;;;an peraturan kawasan
ffiU'j]il. perundang-
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan 'lajur khusus,,
disediakan untuk adalah lajur yang
Las"ar berbasis jalan sesuai
"igr."t"r, perundang_undangan.
dengan ketentuan perituran
Huruf c
Yang dimaksud dengan "tidak
angkutan umum berimpitan,, adalah trayek
memiliki I
u',[k.rt.,, *"*"r. .."hifi;;'fr:ffi:H,"f;l*T*d?ff1
persaingan yang tidak s"fr"i
Huruf d
Yang dimaksud dengan
-,,angkutan pengumpan lfeedef,,
adalah angkutan ymum deng"an
dengan trayek angkutan ;;rfi: trayek yang berkeranjutan
Pasal 159
Cukup jetas.
Pasal 160
Huruf a
Yang dimaksud dengan "angkutan
barang umum,, adarah
angkutan barang p"d" ,rrrrrrirry., yaitu
berbahaya dan dAai b-arang yang tidak
*.-.rf"t"" sarana khusus.
Huruf b
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
-39-
Huruf b
Yang dimaksud dengan "angkutan barang khusus,,
angkutan yang membutuhkai adalah
.mobil u"r"rig yang dirancang
khusus untuk mengangkut benda yang u.ruZrrt.rk
dan gas, peti kemas, tumbuhan, rr.*i, hia;;, dancurah, cair,
serta membawa barang berbahaya, antara lain:
alat berat
a, barang yang mudah meledak;
b gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan
temperatur atau
tertentu;
c. cairan mudah menyala;
d. padatan mudah menyala;
e. bahan penghasil oksidan;
f. racun dan bahan yang mudah
menular;
c,
b' barang yang bersifat radioaktif; dan
h. barang yang bersifat korosif.
Pasal 161
Cukup jelas.
Pasal 162
Cukup jelas.
Pasal 163
Cukup jelas.
Pasal 164
Cukup jelas.
Pasal 165
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "angkutan multimoda,,
barang dengan adalah angkutan
angkutan yang -**gg.""uf"., pati;; sedikit 2 (dua) moda
berbeda atas a..ui 1-
menggunakan dokumen angkutan multimoda .(satu) kontrak yang
tempat penerrmaan bar"l:g oien ofeoto. dari 1 (satu)
angkutan murtimoda
tempat yang ditentukan untuk pEnyerahan
lrr_ilif barang
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat @)
Cukup jelas.
Pasal 166
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-40_
Pasal 166
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "tiket penumpang,,adalah
yang memuat informasi paling sedikif: dokumen
a. nomor, tempat duduk, dan tanggal penerbitan;
b. nama Penumpang dan nama pengangkut;
c' tempat, tanggar, dan waktu pemberangkatan
tujuan perjalanan; serta
d. nomor pemberangkatan; dan
e' pernyataan bahwa.pengangkut tunduk pada
dalam Undang-Undang fni. " ketentuan
Huruf b
Yang dimaksud dengan "tanda pengenar
tanda yang paling sedikit memuat infoimasi bagasi,, adarah
ten?ang,
a nomor tanda pengenal bagasi;
b. kode tempat keberangkatan dan tempat
tujuan; dan
c. berat bagasi.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
yang dimaksud dengan
"surat perjanjian pengangkutan
barang" adalah buktipemu"v*"" sah antara pengangkut
barang dan pengirim -.'
biraill
Huruf b
Yang dimaksud dengan "surat
muatan barang,,
vang menerangkan jenis dan juml"h b;;;-..il adajah surat
tujuan pengirimarr. asar dan
-p.r,g.rrgit.,i"., barang dengan surat
barang tidak teimasuk angkutari ,.,trt
il[Til barang
Pasal 167
Cukup jelas.
Pasal 168
Cukup jelas.
Pasal 169
PRESIDE N
REPUELIK INDONESIA
-41 -
Pasal 169
Cukup jelas.
Pasal 170
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "lokasi tertentu,, adalah tempat
pengawasan angkutan barang yang dilakukan secara
efisien. au.,
"r"ktif
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 171
Cukup jelas.
Pasal 172
Cukup jelas.
Pasal 173
Cukup jelas.
Pasal 174
Cukup jelas.
Pasal 175
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "jangka waktu tertentu,,
berlaku izin penyelenggaraan ingkutan - adalah masa
"*"*.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 176
Cukup jelas.
Pasal 177
Cukup jeias.
Pasal 178
PR ESIDE I.J
REPUBLIK INDONESIA
-42_
Pasal 178
Cukup jelas.
Pasal 179
Cukup jelas.
Pasal 180
Cukup jelas.
Pasal 181
Cukup jelas.
Pasal 182
Cukup jelas,
Pasal 183
Cukup jelas.
Pasal 184
Cukup jelas.
Pasal 185
Ayat (1)
yang dimaksud dengan
"trayek tertentu,, adarah trayek angkutan
penumpang umum orang yang secara finansial belum
menguntungkan, termasuk t
"y.t ingkutan p.ri"["."
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 186
Cukup jelas.
Pasal 187
Cukup jelas.
Pasal 188
Cukup jelas.
Pasal 189
Cukup jelas.
Pasal 190
Cukup jelas.
Pasal 191
PRESIDE N
REPUBLIK .JDONESIA
-43-
Pasal 191
Cukup jelas.
Pasal 192
Cukup jelas
Pasal 193
Cukup jelas
Pasal 194
Cukup jelas
Pasal 195
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "memungut biaya tambahan,,
pengenaan. biaya tambahan di luar biaya yang adarah
telah disepakati
gleh- pengirim atau penerima barang -kep-ada pr*.uh".r,
Angkutan umum karena adanya biayi penyimpanan
sebagai akibat keterlambatan pengambiian barang. barang
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 196
Cukup jelas.
Pasal 197
Cukup jelas.
Pasal 198
Cukup jelas.
Pasal 199
Cukup jelas.
Pasal 200
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-44-
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan
-"program nasional Keamanan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan,, Irrt.ru 6;,
a. polisi Sahabat Anak;
b. Cara Aman ke Sekolah;
c. patroli Keamanan Sekolah;
d' pramuka Saka Bhayangkara Krida Lalu Lintas;
e. Kemitraan Lalu Lintas; dan
f' pedoman sistem Keamanan bagi perusahaan Angkutan
Umum.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "fas,itas dan perlengkapan
Keamanan Laru Lint"" Jr.r, a"gt"i"riaran,
antara lain:
a' pusat manajeman Lalu Lintas (traffic management
centre);
b. pusat komunikasi dan sambungan rangsu
ng (cail centre
and hotline);
c. sirkuit terevisi terbatas (crosed. circuit tereuision);
d. alat pemberi isyarat terjadinya bahaya;
e. pos polisi;
f. sarana peraga; dan
g' tombol untuk pemberitahuan keadaan panik
button); (panic
Huruf c
Yang dimaksud dengan "peraksanaan
pelatihan,, - pendidikan dan
antara lain:
a. cara aman dan selamat ke sekolah;
dan
b. cara aman dan selamat berkendara.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Pasal 201
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-45-
Pasal 201
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "alat pemberi informasi,, adarah
perangkat elektronik yang berisi informasi dan
komunikasi
dengan menggunakan- isyarat, gelombang radio, dan/atau
gelombang satelit untuk mLmberikin informasi
dan komunikasi
terjadinya tindak pidana, antara lain rampu isyarat, alat
pelacakan, dan alat petunjuk posisi geografis (gtobal
positioning
system).
Pasal 202
Cukup jelas.
Pasal 203
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "program nasional Keselamatan
Lalu Lintas dan Angkutan Jara;" antara rain:
a Polisi Mitra Kampus (potice Goes to Campus);
b Cara Berkendara dengan Selamat (safety Ridirug);
c Forum Lalu Lintas (Traffic. Board.);
d Karrrpanye Keselamatan Lalu Lintas;
e. Taman Lalu Lintas;
f, Sekolah Mengemudi; dan
o
b. Kemitraan Global Keselamatan Lalu Lintas (Global Road.
Safety Partnership).
Huruf b
Yang dimaksud dengan ,,fasilitas dan perlengkapan
Keselamatan Lalu Lintas,, antara lain alat pemantau
kecepatan dan alat pemantau kema6etan.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 2O4 .
PRESIDEN]
R EPtJBI_lK il\ D i_)r,tf s Ii,,
-46-
Pasal 204
Cukup jelas.
Pasal 2O5
Cukup jelas.
Pasal 206
Cukup jelas.
Pasal 207
Cukup jelas.
Pasal 20g
Cukup jeias.
Pasal 2O9
Cukup jelas.
Pasal 210
Cukup jelas.
Pasal 2I1
Cukup jelas.
Pasal 212
Cukup jelas.
Pasal 213
Cukup jelas.
Pasal 214
Cukup jelas.
Pasal 215
Cukup jelas,
Pasal 216
Cukup jelas,
Pasal2tT
Cukup jelas.
Pasal 218
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-47 _
Pasal 218
Cukup jelas.
Pasal 219
Cukup jelas.
Pasal 220
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "badan hukum,, adalah
(perkumpuran dan sebagainya) yang daram badan
hukum diakui
sebagai subjek hukum yang'dapa-t ditetatt a,
kewajiban hukum, seperti- perseroan, yayasan,hak dan
Iembaga. dan
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 22 1
Cukup jelas.
Pasal 222
Cukup jelas.
Pasal 223
Cukup jeias.
Pasal 224
Cukup jelas.
Pasal 225
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-48-
Pasal 225
Cukup jelas.
Pasal 226
Cukup jelas.
Pasil 222
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
yang dimaksud dengan
"menorong korban,, adalah upaya
d,akukan untuk m-e,mbant" ;;;:";ankan yang
korban akibat Kecelakaan Laru beban penderitaan
pertolongan pertama di tempai iir.L., antara lain memberikan
ke rumah sa[it.
t.;"ai"r, dan membawa korban
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Pasal 228
Cukup jelas.
Pasal 229
Ayar (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
-49-
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "lr{" ringan" adarah
mengakibatkan korban luka yang
menderit" y^rrg tidak memerlukan
perawatan inap di rumah sakit atau""tlt
selain yang di klasifikasikan
dalam luka berat.
Ayat (a)
Yang dimaksud dengan "ruka berat,,
mengakibatkan korban: adalah ruka yang
a jatuh sakit dan tidak ada harapan
sembuh sama sekali atau
menimbulkan bahaya maut;
b tidak mampu terus-menerus untuk menjarankan
jabatan atau pekerjaan rugas
;
c. kehilangan salah satu pancarndra;
d. menderita cacat berat atau
lumpuh;
e. terganggu daya pikir
selama a (empat) minggu lebih;
f. gugur atau matinya kandu.ngan
seorang perempuan; atau
G llk3-{""g memlltuhkan plrawatan di rumah sakit rebih
dari 3O (tiga puluh) hari. r- ---
b.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 230
Cukup jelas.
Pasal 231
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dengan "keadaan memaksa,, adalah
lokasi - t"""r"r...1.' 'i*rr* dapat
-!rmaks1d.
lingkungan situasi di
keseramLtan drri pengemudi, mengancam
kondisi Pengemudi y.rg tidak terutaria dari. amukan massa dan
pertolongan. beiaaya untuk memberikan
Pasal 232
Cukup jelas.
Pasal 233
Cukup jelas.
Pasal 234
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-50-
Pasal 234
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "bertanggung jawab" adalah
pertanggungjawaban disesuaikan
dengan tingkat kesalahan
akibat kelalaian.
yang dimaksud dengan
"pihak ketiga,, adalah :
a. orang yang berada di luar Kendaraan Bermotor; atau
b' instansi yang bertanggung jawab di bidang Jalan
sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutinlatan. serra
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "keadaan memaksa,,
keadaan termasuk
lang secara ieknis tidak mungkin-ai.t.tt
P:rg:prdi, seperti gerakan orang dan/atau hewan"n oleh
secarer
tiba_tiba.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Pasal 235
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan membantu berupa
adalah bantuan biaya yang diberikan u"#o" biaya pengobata,
pengobatan dan pera*Ltan atas dasar korban, termasuk
kemanusiaan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 236
Cukup jelas
Pasal 237
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "awak kendaraan,,
adalah pengernudi,
Pengemudi cadangan, kondektur, dan pembantu pengemudi.
Pasal 238
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
-51 -
Pasal 238
Cukup jelas.
Pasal 239
Cukup jelas.
Pasal 240
Cukup jelas.
Pasal 241
Cukup jelas.
Pasal 242
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "perlakuan
khusus,, adalah pemberian
kemudahan berupa -".r.rru dan pru"ur4rr4
yang bersifat fisik dan nonfisik
umum serta infoimasi. yang diperlukan bagi
penyandang cacat, manusia usia
hamil, dan orang sakit untuklanjut, Irr"tr".rJ, wanita
memperoleh
kesempatan. kesetaraan
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud ciengan ,,prioritas
pela5ranan,, adalah
pengutamaan pemberiap peiayanan
khusus."
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 243
Cukup jelas.
Pasal 244
Cukup jelas.
Pasal 245
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
WPR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-52-
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "bidang prasarana Jaran,,
lain informasi tentang: antara
1 . jaringan Jalan;
-53-
Pasal 246
Cukup jelas.
Pasal 242
Cukup jelas.
Pasal 248
Cukup jelas.
Pasal 249
Ayat(1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan *pusat-
adarah wadah r3.g ueryun[si pelayanan masyarakat,,
sebagai penyedia informasi
dan sarana berkoiru"iili';..y.i.t.t
Lintas dan Angkutan Jalan. di uiau.,g Laru
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas,
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 250
Cukup jelas.
Pasal 251
Cukup jelas.
Pasal 252
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-54-
Pasal 252
Cukup jelas.
Pasal 253
Cukup jelas.
Pasal 254
Cukup jelas.
Pasal 255
Cukup jelas.
Pasal 256
Cukup jelas.
Pasal 257
Cukup jelas.
Pasal 258
Cukup jelas.
Pasal 259
Cukup jelas.
Pasa] 260
Cukup jelas.
Pasa] 261
Cukup jelas.
Pasal 262
Cukup jelas.
Pasal 263
Cukup.jelas.
Pasal 264
Cukup jelas.
Pasal 265
Ayat (t)
Cukup jelas
Ayat (2)
PR E SIDE N
REF)UBLIK INDONESIA
-55_
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "berkara,, adarah pemeriksaan
dilakukan secara bersama-sarna demi efisiensi dan yang
efektivitas
agar .Id"k terjadi pemeriksaan yang berulang-urang
merugikan dan
masyarakat.
Yang dimaksud dengan ,,insidental,, adalah
termasuk tindakan
petugas terhadap peranggaran yang tertangkap
pelaksanaan operasi- kepoli-sian dengan tangan,
Keseramatan, Ketertibanl au.r, Kelancaran
sasaran Keamanan,
Angkutan Jalan, serta penanggulangan kej Laru Lintas dan
ahatan.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 266
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu,, adalah adanya
peningkatan antara lain:
a. angka pelanggaran dan Kecelakaan Laru Lintas
b' angfa kejahatan yang menyangkut Kendaraan di Jalan;
c' jumlah Kendaraan Bermotor yang trdak Bermotor;
persyaratan teknis dan persyaratan-railijalan; memenuhi
d' tingkat ketidaktaatan pem,ik dan/atau pengusaha
untuk melakukan pengujian Kendaraan -Bermotor a,gkutan
waktunya; pada
e' tingkat peranggaran perizinan angkutan umum;
f. tingkat peranggaran kerebihan mr]atan angkutandan/atau
barang.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 267
Cukup jelas.
Pasal 268
Cukup jelas.
Pasal 269
W PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-56-
Pasal 269
Cukup jelas.
Pasal 270
Cukup jelas.
Pasal27I
Cukup jelas.
Pasal 272
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "peralatan elektronik,, adarah alat
perekam kejadian untuk menyimpan informasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasil 273
Cukup jelas.
Pasal 274
Cukup jelas.
Pasal 275
Cukup jelas.
Pasal 276
Cukup jelas.
Pasal 277
Cukup jelas.
Pasal 278
Cukup jelas
Pasal 279
Cukup jelas
Pasai 280
Cukup jelas.
Pasal 28i
Cukup jelas.
Pasal 282
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-57-
Pasal 282
Cukup jelas.
Pasal 283
Cukup jelas.
Pasal 284
Cukup jelas.
Pasal 285
Cukup jelas.
Pasal 286
Cukup jelas.
Pasal 287
Cukup jelas.
Pasal 288
Cukup jelas.
Pasal 289
Cukup jelas.
Pasal 290
Cukup jelas.
Pasal 291
Cukup jelas.
Pasal 292
Cukup jelas.
Pasal 293
Cukup jelas.
Pasal 294
Cukup jelas,
Pasal 295
Cukup jelas.
Pasal 296
PRESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-58-
Pasal 296
Cukup jelas
Pasal 297
Cukup jelas
Pasal 298
Cukup jelas
Pasal 299
Cukup jelas,
Pasal 300
Cukup jelas.
Pasal 301
Cukup jelas.
Pasal 302
Cukup jelas
Pasal 303
Cukup jelas.
Pasal 304
Cukup jelas.
Pasal 305
Cukup jelas,
Pasal 306
Cukup jelas.
Pasal 307
Cukup jelas
Pasal 308
Cukup jelas,
Pasal 309
Cukup jelas
Pasal 310 .
PR ESID E N
REPUBLIK INDONESIA
-59_
Pasal 310
Cukup jelas.
Pasa] 311
Cukup jelas.
Pasal 312
Cukup jelas.
Pasal 313
Cukup jelas.
Pasal 3 14
Cukup jelas.
Pasal 315
Cukup jelas.
Pasal 316
Cukup jelas.
Pasal 317
Cukup.;elas.
Pasal 318
Cukup jelas.
Pasal 319
Cukup jelas.
Pasal 320
Cukup jelas.
Pasal 321
Cukup jelas.
Pasal 322
Cukup jelas.
Pasal 323
Cukup jelas.
Pasal 324
PR ESIDE N
REPUBLIK INDONESIA
-60-
Pasal 324
Cukup jelas.
Pasal 325
Cukup jelas.
Pasal 326
Cukup jelas.