Burung Garuda juga dinamai 'Sang Raja Wali', seperti yang disebutkan dalam
cerita Ramayana dan Bharatayuda. Lambang Garuda Pancasila sebagai lambang
negara memiliki arti dan makna simbolik.
Helai bulu sayap, leher, dan badan Burung Garuda pada lambang negara
mewakili tanggal 17 Agustus 1945 atau tanggal Proklamasi Kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dikumandangkan dwi-tunggal
Soekarno-Hatta di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 Jakarta, yang kini
menjadi Jalan Proklamasi. Lambang negara Indonesia dirumuskan dalam
rapat Panitia Perancangan Undang-Undang Dasar 1945 pada 13 Juli 1945.
Tokoh yang mengusulkan lambang negara adalah Parada Harahap. Panitia
Indonesia Raya dibentuk pada 16 November 1945 yang bertugas
menyelidiki arti lambang-lambang dalam peradaban bangsa Indonesia
sebagai langkah awal persiapan bahan kajian tentang lambang negara.
Ketua Panitia Indonesia Raya adalah Ki Hajar Dewantara dan sekretaris
umum Muhammad Yamin.
1. Warna
Seluruh burung garuda, bintang, kapas, padi, dan rantai: kuning emas
Ruangan perisai di tengah-tengah: kiri atas dan kanan bawah adalah
merah, kanan atas dan kiri bawah adalah putih
Dasar bintang yang berbentuk perisai: hitam
Kepala banteng: hitam
Pohon beringin: hijau
Pita: putih
Huruf: hitam
2. Jumlah bulu Burung Garuda
Pada sayap: 17 helai
Pada ekor: 8 helai
Bulu di bawah perisai: 19 helai
Bulu leher burung garuda: 45 helai
3. Perisai
Perisai atau tameng berbentuk jantung yang digantungkan dengan rantai
emas pada leher burung garuda. Makna perisai yang ada di tengah lambang
Garuda Pancasila adalah lambang perlindungan atas perjuangan bangsa.
Garis melintang di tengah perisai melambangkan khatulistiwa atau ekuator.
Hal ini menunjukkan kepulauan Indonesia seperti ratna mutu manikam
bertaburan di sekitar garis khatulistiwa.
4. Ruangan pada Perisai
Lima ruangan pada perisai memuat simbol-simbol dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yaitu:
Simbol sila pertama Pancasila yaitu Nur-Cahaya berbentuk bintang
bersudut lima yang artinya adalah lambang dasar ketuhanan Yang
Maha Esa.
Simbol sila kedua Pancasila yaitu rantai bermata bulat sebagai
lambang pria dan rantai bermata persegi sebagai lambang wanita
saling berkaitan mata rantai persatuan.
Simbol sila ketiga Pancasila yaitu pohon beringin yang artinya adalah
lambang persatuan Indonesia atau kebangsaan.
Simbol sila keempat Pancasila yaitu kepala banteng, yang artinya
adalah lambang tenaga rakyat dan dasar kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Simbol sila kelima Pancasila yaitu kapas dan padi (sandang dan
pangan) yang artinya lambang tujuan kemakmuran bersama, yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.