Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN TARIF JASA

PEMANDU GUNUNG (GUIDE) STUDI KASUS KOMUNITAS SHELTER


OUTDOOR NGAWI
Oleh :
NOVIKI DWI S. / 102190150 / SM.F

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk sosial yang mana saling membutuhkan satu
sama lain. Komunikasi dan interaksi tentunya sangat dibutuhkan untuk mencapai
kemajuan terutama dalam bidang perekonomian. Dalam Islam terdapat istilah
muamalah. Muamalah adalah aturan yang mengatur hubungan antara dua orang atau
lebih dengan urusan duniawi dalam mengembangkan dan mendapatkan harta.1
Ruang lingkup muamalah antara lain jual beli (al-bai’ al-tijarah), gadai (al-rahn),
upah (ujrat al’amal), sewa-menyewa (al-ijarah), dan lain sebagainya.
Islam mengajarkan kepada umatnya agar berusaha memenuhi kebutuhan
hidup dengan cara yang benar dan sesuai dengan aturan agama Islam. Namun tidak
semua umat Islam mengerti akan pelaksanaan kegiatan muamalah yang baik dan
benar. Dalam pelaksaanya muamalah juga memiliki larangan-larangan dan aturan
yang harus diperhatikan dan tidak boleh dilanggar. Seiring maunya zaman dan
kebutuhan hidup semakin langka, banyak larangan-larangan yang diatur dalam fiqh
muamalah tapi justru dilakukan dalam kehidupan sehari-hari banyak aturan yang
dilanggar dan sudah menjadi kebiasaan dan rutinitas. Contohnya seperti riba, gharar,
dan batil. 2
Menjalankan kegiatan muamalah harus paham terlebih dahulu terkait rukun,
syarat, dan hukum-hukumnya. Banyak macam muamalah seperti halnya sewa-
menyewa. Sewa-menyewa (ijarah) adalah kegiatan dilakukan oleh manusia yang
menukar sesuatu untuk mendapatkan imbalan.3 Ruang lingkup sewa-menyewa tidak
hanya dalam bentuk barang saja melainkan ada sewa-menyewa dalam bentuk jasa.
Prinsipnya ijarah hampir sama dengan jual beli, namun terdapat perbedaan pada

1
Suhendi Hendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 2
2
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah (Figh Muamalah), (Jakarta: Kharisma Putri Utama, 2012), hlm. 6
3
Ibid, hlm 155
objek yang dalam hal ini berupa jasa atau manfaat, dan kepemilikan dalam hal ini
terdapat batas waktu tertentu.
Jasa dapat diartikan sebagai tindakan atau aktivitas yang melibatkan adanya
berbagai interaksi dengan konsumen atau dengan berbagai barang milik, namun
tidak terjadi kegiatan pindah kepemilikan. 4 Sektor jasa pada masa sekarang ini
perkembangannya semakin pesat. Saat ini kegiatan bisnis dalam sektor jasa yang
semakin berkembang. Banyak macam sektor jasa seperti jasa transportasi, jasa
kesehatan, jasa konsultasi hukum, jasa pendidikan, jasa pemandu, dan lain
sebagainya. Beberapa sektor jasa tersebut akan laku di pasaran jika mempunyai
keahlian dalam bidangnya dan tepat sasaran. Seperti halnya dalam mendaki
terutama mendaki gunung.
Gunung merupakan permukaan tanah yang lebih tinggi yang memiliki
puncak 2000 kaki atau 610 meter. Gunung memiliki beberapa ciri seperti memiliki
lereng yang curam, dan memiliki beberapa puncak. Gunung dapat terbentuk karena
faktor alam seperti karena tumbukan lempeng benua dan keluarnya material dari
perut bumi. Gunung memiliki banyak fungsi seperti sebagai pengendali sumber air,
tempat hidup tanaman dan binatang, dan sebagai tempat beraktivitas seperti halnya
mendaki gunung.5
Mendaki gunung merupakan kegiatan sebagai sarana untuk melatih dan
relaksasi fisik. Kegiatan ini memiliki daya tarik dalam hal petualangan sehingga
para pendaki dituntut untuk bertahan dalam keadaan apapun saat di gunung. 6
Mendaki gunung di Indonesia sendiri surah menjadi tren bagi masyarakat, mulai
dari orang tua, orang dewasa, bakan anak kecil. Tentu saja dalam mendaki gunung
yang dibutuhkan adalah jasa pemandu. Jasa ini nantinya akan membantu dan
mempermudah perjalanan pendaki.
Pemandu gunung adalah seseorang yang membantu dalam kegiatan
pemanduan pendakian. Banyak sekali tugas pemandu gunung, antara lain
mengarahkan perjalanan, memberikan informasi terkait adat atau informasi
lingkungan sekitar. Selain itu pemandu gunung harus memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang luas tentang manajemen perjalanan, navigasi, survival, SAR, dan

4
https://accurate.id/bisnis-ukm/jasa-adalah/ diakses pada 27 Maret 2022 pukul 20.35 WIB
5
A. Yanuar, Seri Sains Gunung, (Semarang: Alprin, 2019) hlm. 1-5
6
MAPALA PASCA IAIN PONOROGO, Gunung Hutan, (Ponorogo: CV. Nata Karya, 2021), hlm.2
lain sebagainya. 7 Maka dari itu, tidak jarang pemandu gunung membentuk suatu
komunitas pemandu gunung seperti Shelter Outdoor, Jejak Panthera, dan lain
sebagainya. Komunitas menentukan tarif sebagai upah dalam mengawal rombongan
pendaki. Pada umumnya sebelum melakukan kegiatan, setiap komunitas pemandu
gunung dan para rombongan pendaki membicarakan tentang gunung yang akan
dituju dan berapa tarifnya untuk bayar pemandu gunung.
Namun, pada praktiknya penulis mendapakan informasi bahwasannya ada
tambahan tarif bayar di komunitas Shelter Outdoor Ngawi ketika mengantar
rombongan pendakian gunung Lawu. Shelter Outdoor Ngawi merupakan salah satu
komunitas yang menyewakan alat camping dan mengadakan open trip gunung. Pada
waktu itu sekelompok pendaki yang melakukan pendakian di Gunung Lawu terkena
biaya tambahan tanpa ada akad atau pembicaraan sebelumnya terkait tambahan tarif
bayar. Kelompok tersebut dikenakan biaya tambahan 100% karena kelebihan waktu
yang diakibatkan oleh faktor alam yaitu badai. Karena faktor tersebut pendakian
yang berlangsung ada tambahan hari sekaligus tarif bayarnya. Hal ini tidak adanya
transparasi diawal kesepakatan sehingga para pendaki mengalami kerugian cukup
besar. Jika sebelumnya ada kesepakatan pastinya para pendaki tersebut dapat
mematok harga sesuai dengan kempuanya. Dalam sistem pembayaran tarif seperti
ini menimbulkan perdebatan dikalangan pendaki. Biasanya, pendaki yang masih
pemula belum mengerti tentang tarif yang seharusnya diberikan dan bagaimaa teknis
pembayarannya.
Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis memandang perlu untuk
meneliti dan mengkaji lebih lanjut dalam sebuah skripsi yang berjudul
“TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN TARIF JASA
PEMANDU GUNUNG (GUIDE) STUDI KASUS KOMUNITAS SHELTER
OUTDOOR NGAWI”

7
Ibid, hlm. 5
B. RUMUSAN MASALAH :
1. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap akad jasa pemandu gunung (guide)
di komunitas Shelter Outdoor Ngawi?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap penerapan tarif jasa pemandu
gunung (guide) di komunitas Shelter Outdoor Ngawi?

C. DEFINISI ISTILAH
Definisi istilah berisi penjelasan mengenai beberapa pengertian istilah yang
digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah penjelasan beberapa istilah:
1. Hukum Islam :8
Menurut Abdul Ghani Abdullah, hukum Islam sebagai hukum yang
bersumber dan menjadi bagian dari agama islam. Beliau pun juga menyebutkan
bahwa konsepsi hukum Islam sebagai dasar dan kerangka hukum yang
ditetapkan oleh Allah. Tidak hanya mengatur antara manusia dengan Tuhannya
saja tetapi mengatur antar hubungan manusia dengan manusia, dan manusia
dengan alam semesta. Amir Syarifuddin berpendapat bahwasanya hukum Islam
merupakan perangkat peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang
tingkah laku manusia mukalaf yang diakui dan diyakini. Sedangkan hukum
Islam menurut Eva Iryani adalah syariat islam yang berisi sistem kaidah-kaidah
yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rosul mengenai tingkah
laku orang yang sudah dapat dibebani kewajiban, yang diakui dan diyakini,
yang mengikat semua pemeluknya. Dari beberapa pengertian penulis
menyimpulkan bahwa hukum Islam adalah kaidah atau aturan yang bersumber
dari Allah SWT dan sunnah Rasul. Pada penelitian inti nantinya akan
membahas tentang ijarah.
2. Tarif jasa pemandu gunung adalah ketentuan biaya yang akan dikeluarkan oleh
pendaki ketika menyewa pemandu gunung dalam berkegiatan pendakian.
Pembayaranya dihitung berdasarkan hari ketika pendakian. Pendakian ini
dilakukan di Gunung Lawu, Jawa Timur. Pada mulanya tidak dijelaskan terkait
adanya tambahan biaya ketika ada tambahan hari akibat kecelakaan faktor

8
https://penerbitbukudeepublishcom.cdn.ampproject.org/v/s/penerbitbukudeepublish.com/materi/pengerti
an-hukum-islam diakses pada 5 Juni 2022, Pukul 17.00 WIB
alam. Ketidak transparan inilah yang menimbulkan kerugian bagi para pendaki
dan mendatangkan keuntungan bagi penjual jasa pemandu gunung.
3. Komunitas Shelter Outdoor Ngawi merupakan salah satu komunitas pendaki
yang ada di Ngawi, Jawa Timur. Komunitas ini bergerak dalam bidang
penyewaan alat camping dan mengadakan open trip gunung.

D. KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka merupakan penjelasan mengenai ilmu pengetahuan yang
digunakan dalam melakukan penelitian. Penjelasan tersebut meliputi kajian atau
penelitian terdahulu sehingga dengan adanya kajian pustaka ini dapat mengetahui
ada atau tidaknya penelitian yang akan dilakukan dengan yang terdahulu. Tujuan
kajian pustaka untuk menentukan dan membatasi permasalahan penelitian,
menghindari duplikasi, dan lain sebagainya. Setelah ditelusuri ada beberapa
penelitian berupa skripsi yang tema dan pembahasannya hampir mirip, yaitu:
Pertama, penelitian oleh Siti Nur Latifah pada tahun 2018 dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Tarif Jasa Pemandu Gunung Jawa Timur
Di Komunitas JPF (Jejak Pendaki Fakir) Nusantara Surabaya”. Penelitian tersebut
menjelaskan bahwa komunitas tersebut mengulur waktu sampai 8 jam demi
mendapatkan keuntungan yang mewajibkan pendaki membayar biaya tambahan
sebesar Rp. 100.000. tambahan biaya tersebut tidak ada pembicaraan diawal
pertemuan. Selain itu tidak ada penjelasan harga jasa pemandu secara tertulis. 9
Kedua, penelitian oleh Rendy Fernanda Setiawan pada tahun 2020 dengan
judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Pembayaran Upah Porter Studi
Kasus di Gunung Seminung, Kabupaten Lampung Barat”. Penelitian tersebut
menjelaskan mengenai praktik pembayaran porter di Gunung Siminung belum jelas
karena upah mengupah pada kuli pengangkut barang (porter) belum memenuhi
rukun dan syarat upah-mengupah dalam Islam. Upah belum jelas dan belum sesuai
dengan kesepakatan sehingga mengakibatkan kerugian diantara kedua belah
pihak. 10

9
Siti Nur Latifah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Tarif Jasa Pemandu Gunung Jawa Timur Di
Komunitas JPF (Jejak Pendaki Fakir) Nusantara Surabaya” (Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya,
2018).
10
Rendy Fernanda Setiawan, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Pembayaran Upah Porter Studi
Kasus di Gunung Seminung, Kabupaten Lampung Barat” (Skripsi UIN Raden Intan Lampung, 2020)
Dari beberapa penelitian diatas, terdapat beberapa perbedaan pada masing-
masing penelitian dan tentunya berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh penulis. Perbedaan dengan penelitian pertama yaitu mengenai adanya
tambahan biaya jasa pemandu gunung akibat pertambahan jam yang disebabkan
oleh faktor alam yaitu badai atau anging kencang disertai hujan. Selain itu tidak ada
ttransparasi atau bukti tertulis terkait hal tersebut. Perbedaan dengan penelitian
yang kedua adalah akad pembayarannya belum memenuhi syarat dan rukun dalam
Islam. Sedangkan persamaan dengan kedua penelitian tersebut adalah pembayaran
tarif jasa dan tinjauan hukum Islam. Selanjutnya dari kasus tersebut penulis
mencoba untuk menganalisis kasus tersebut dengan kajian tinjauan hukum Islam.

E. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Penelitian “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembayaran Tarif Jasa
Pemandu Gunung (Guide) Studi Kasus Komunitas Shelter Outdoor Ngawi”
merupakan penelitian lapangan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
data di lapangan serta menggunakan metode penelitian kualitatif.
Menggunakan metode penelitian tersebut karena memuat prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif yang berasal dari tulisan atau lisan dari
beberapa orang selaku pelaku kegiatan yang telah diamati.
2. Objek penelitian
Objek penelitian merupakan himpunan elemen paling penting dan
merucut dapat berupa orang, benda atau organisasi yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini objek penelitiannya adalah pelaku usaha pemandu gunung.
3. Data yang dikumpulkan
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan dari
rumusan masalah seperti: a) proses dan akad transaksi pendaki dengan
menggunakan jasa pemandu gunung, b) Anggota komunitas Shelter Outdoor
Ngawi.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yang merupakan
sumber pertama yang terkait dalam kegiatan tersebut. Data tersebut diperoleh
dari:
a. Ketua komunitas shelter outdoor Ngawi.
b. Pemandu pendakian gunung lawu komunitas shelter outdoor Ngawi.
c. Pendaki yang menyewa jasa pemandu gunung komunitas shelter outdoor
ngawi.
5. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan daya yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Observasi, Objek akan diteliti dengan metode pengamatan dan pencatatan.
b. Wawanara, pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan pihak
yang terkait.
c. Dokumentasi, Pendokumentasian tentang apa yang diteliti serta mengamati
data yang ada di komunitas shelter outdoor Ngawi.
DAFTAR PUSTAKA

Yanuar A., Seri Sains Gunung, (Semarang: Alprin, 2019)


https://accurate.id/bisnis-ukm/jasa-adalah/
https://penerbitbukudeepublishcom.cdn.ampproject.org/v/s/penerbitbukudeepublis
h.com/materi/pengertian-hukum-islam
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah (Figh Muamalah), (Jakarta: Kharisma Putri
Utama, 2012)
MAPALA PASCA IAIN PONOROGO, Gunung Hutan, (Ponorogo: CV. Nata
Karya, 2021)
Suhendi Hendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016)
Siti Nur Latifah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Tarif Jasa Pemandu
Gunung Jawa Timur Di Komunitas JPF (Jejak Pendaki Fakir) Nusantara Surabaya”
(Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018).
Rendy Fernanda Setiawan, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik
Pembayaran Upah Porter Studi Kasus di Gunung Seminung, Kabupaten Lampung
Barat” (Skripsi UIN Raden Intan Lampung, 2020)

Anda mungkin juga menyukai