PENDAHULUAN
lainnya dapat terpenuhi dengan baik dan benar sesuai dengan ajaran Islam.
tambahan modal usaha yang selalu memerlukan jaminan. Hal ini dilakukan
1
2
dari tolong menolong ini bisa berupa pemberian dan bisa berupa pinjaman.
terhadap orang miskin, yang mampu harus bisa menolong yang tidak mampu.
berupa pemberian dan bisa juga berbentuk pinjaman. Dalam bentuk pinjaman
konsep tersebut dalam fikih Islam dikenal dengan istilah rahn atau gadai.
pemilik barang gadai (rahin) dan penerima barang gadai (murtahin) antara
keduanya terikat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Dalam bidang
manusia, baik itu badan maupun sosial. Kegiatan sosial merupakan salah satu
aspek muamalah dari sistem Islam, sehingga kaidah fikih yang digunakan
setiap kehidupan manusia, maka tak heran perjanjian hutang dengan suatu
untuk suatu kepercayaan dari orang yang berpiutang, maka orang yang
Sedangkan status barang tersebut masih merupakan milik dari orang yang
berhutang atau orang yang menggadaikan. Praktek gadai seperti ini telah ada
sejak zaman Rasulullah Saw, dan beliau sendiri pun pernah melakukannya,
1
Nasrun Harun, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 251
4
dahulu dan tidak hanya ketika zaman Rasulullah saja, tetapi gadai juga masih
menaungi masalah dalam gadai itu sendiri, seperti Pegadaian dan sekarang
muncul pula Pegadaian Syariah. Di dalam Islam, pegadaian itu tidak dilarang,
namun harus sesuai dengan Syariát Islam, seperti tidak memungut bunga
yang tinggi dan mudah untuk menggadaikanya. Dalam transaksi seperti ini
konvensional maupun yang berbasis syariah lainya, baik dalam jumlah besar
maka tidak ada bukti tertulis yang mengikat perjanjian tersebut, sehingga
secara kekeluargaan, Pada posisi inilah sering terjadi salah-satu pihak yang
dirugikan.
bermasyarakat. Persoalan ini sangat penting sekali, sebab status hukum gadai
syarat itu bertentangan dengan tabiat akad rahn, maka syarat yang demikian
itu batal. Kedua syarat dalam contoh di atas (perpanjangan rahn satu bulan
dan agunan boleh dimanfaatkan), termasuk syarat yang tidak sesuai dengan
meminta agar dalam pembuatan akad itu hendaknya disaksikan oleh dua
bahwa agunan tersebut tidak boleh dijual ketika rahn tersebut jatuh tempo,
Kabupaten Cianjur).
B. Fokus Penelitian
2
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam, (Jakarta: Yayasan Adikarya IKAPI, 2007), h.76
6
3. Barang yang digadaikan yang dimaksud yaitu adalah gadai barang yang
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui Analisis kaidah fikih akad rahn terhadap status barang
Kec. Pacet.
E. Manfaat Penelitian
lain:
2. Memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Hukum islam
muamalah.
F. Sistematika Penulisan
yang merupakan satuan yang saling mendukung dan terkait antara satu
pembahasan skripsi.