Anda di halaman 1dari 1

1.

USIA
Penurunan aliran darah di hati  penurunan distribusi obat
Penelitian Paola dkk  usia lebih dari 60 tahun mengalami peningkatan risiko
hepatitis imbas obat sebesar 1,9 kali lipat.
Hasil penelitian  4,40% berusia 25-34 tahun, 8,54% berusia antara 35-49 tahun, dan
20,83% untuk usia lebih dari 50 tahun.
2. JENIS KELAMIN
Perempuan lebih rentan 4 kali lebih tinggi untuk mengalami hepatitis imbas obat.
Aktivitas CYP3A4 lebih tinggi pada perempuan sehingga lebih rentan terhadap
hepatotoksisitas.
Penelitin Scahberg dkk  Perempuan 65%, Laki-laki 35%.
3. STATUS GIZI
Asupan energi yang adekuat sangat dibutuhkan untuk metabolisme hati dan
detoksifikasi karena aktivasi CYP3A4 dipengaruhi oleh asupan nutrisi dan status gizi.
4. ALKOHOL
alkohol meningkatkan hepatotoksisitas akibat OAT. Stres oksidatif dapat diinduksi
oleh etanol yang memiliki peran utama dalam mekanisme terjadinya kerusakan hati.
5. KOMORBID
Penelitian Liwam dkk komorbid hepatitis B  menginduksi hepatotoksisitas lebih
tinggi dibandingkan dengan pasien yang tidak terinfeksi.
Penelitian Tien dkk  30% pasien dengan hepatitis C yang mendapat OAT
mengalami hepatotoksisitas dengan peningkatan risiko 5 kali lipat.
Ko-infeksi HIV juga meningkatkan risiko hepatotoksisitas.
6. INTERAKSI OBAT
Obat golongan sulfonilurea yang digunakan pasien DM di metabolisme di hati,
sehingga pemberian obat tersebut bersamaan dengan OAT dapat menyebabkan
peningkatan enzim hati akibat interaksi obat.

Rejimen dengan 1 OAT yang hepatotoksik. Rejimen ini di indikasikan untuk pasien dengan
kelainan hati berat. Rifampisin tetap digunakan, namun Isoniazid dan Pirazinamid sebaiknya
dihindari. Rifampisin, Etambutol, Flourokuinolon selama 2 bulan, dilanjutkan Rifampisin dan
Etambutol selama 10 bulan.
Rejimen tanpa obat Hepatotoksik. Pasien dengan penyakit hati yang tidak stabil tidak boleh
diberikan obat hepatotoksik. Paduan OAT yang dapat diberikan dapat berupa kombinasi
Etambutol, Aminoglikosida, Fluorokuinolon, Ethionamid, Sikloserin, dan obat baru lainnya.
Setidaknya minimal terdapat 3 OAT yang harus dikombinasi. Durasi terapi 18 hingga 24
bulan.
Cedera hati ditetapkan sebagai hepatoseluler ketika ada kenaikan ALT 5x lipat dan atau lebih
tinggi atau ketika rasio kelipatan ALT ke ALP >5 atau lebih. Cedera hati ditetapkan sebagai
kolestatik ketika ada kenaikan ALP 2X lipat atat lebih tinggi saja atau ketika rasiio ALT/ALP
<2, camuran ALT/ALP 2-5

Anda mungkin juga menyukai