Anda di halaman 1dari 3

UTS SEJARAH KAJIAN BAHASA

Nama : Nadiya Ulfa Amalia Fahmi


NIM : 121911133141
Mata Kuliah : Sejarah Kajian Bahasa
Kelas :C

1. Tradisi kajian bahasa India berawal dari tujuan ritual masyarakat India. Dengan mempelajari
tata bahasa tersebut masyarakat India dapat mengucapkan doa-doa atau syair keagamaan dalam
kitab Weda dengan baik. Hal ini juga dipengaruhi adanya pemeliharaan terhadap 1000 karya
tata bahasa. Tradisi linguistik di India yang dipengaruhi oleh agama ini mengacu terhadap
pembacaan dan kajian pada kitab suci Weda. Fonetik merupakan bidang kajian liguistik yang
sangat kuat dipelajari dalam tradisi linguistik di India. Hal ini bertujuan untuk pemeliharaan
naskah-naskah agar tidak rusak serta pemeliharaan pada pengucapan (artikulasi) terhadap
syair-syair kitab Weda. Pembacaan ini harus benar dan tepat agar dalam melakukan ritual
keagamaan upacara Hindu mereka dianggap berhasil.
2. Dalam tradisi Yunani terdapat perdebatan antara para filsuf yang memperdebatkan pengaruh
bahasa bahasa berasal dari alam (fisis) atau konvensi (nomos). Untuk mendapatkan sifat
kealamiahan suatu kata dilakukan berbagai cara. Hal ini melahirkan dua aliran yaitu:
• Kaum Naturalis, mereka percaya bahwasanya semua kata pada umumnya mendekati
benda yang ditunjuk. Jadi terdapat hubungan antara bunyi dengan benda yang ditunjuk.
Contoh: kata-kata yang mengandung fonem ‘i’ biasanya merujuk pada benda yang
berukuran kecil. Dari kaum ini lahir usaha untuk mencari sumber-sumber sebuah kata,
menyusun daftar peniruan kata, dan metafora. Usaha dalam mencari etimologi kata.
Etimologi => benar atau nyata. Yaitu dengan mengungkapkan salah satu kebenaran
alam. Ini membuat orang-orang mulai mencari kata-kata dari peniruan bunyi. Misal:
‘cicak’ (suara cicak), dll. Istilah ini disebut sebagai onomatopoeia artinya pembentukan
kata berdasarkan peniruan bunyi benda yang ditunjuk, menurut kaum stoa hal tersebut
menjadi dasar dalam pembuatan kata. Menurut kaum naturalis diperlihatkan asalnya
yang alamiah sesuai dengan artinya. Bunyi-bunyi tersebut menimbulkan peniruan sifat-
sifat tertentu. Misal: bunyi ‘l’ ialah bunyi cair (liquid) => maka dari itu kata liquid
(benda cair), flow (aliran). Ini disebut sebagai simbolisme bunyi.
• Kaum konvensional, mengungkapkan bahwa kata-kata itu berasal dari hasil-hasil
tradisi dan kebiasaan berupa “taciit agreement”, karena ini merupakan tradisi maka
dapat dilanggar dan berubah seiring berkembangnya zaman.
Kaum analogi berpendapat bahwa bahasa itu sistematis dan teratur, sedangkan kaum anomalis
berpendapat sebaliknya. Kaum anomalis beranggapan bahwa bahasa merupakan hasil alam,
hanya beberapa yang dapat diuraikan ke dalam pola-pola tertentu. Kemudian Aristoteles
mengembangkan prinsip analogi, bahwa keteraturan bahasa membawa konsekuensi yang dapat
disusun dalam suatu tata bahasa, satu paradigma.
3. Tradisi kebahasaan Romawi dan Yunani memiliki hubungan yang sangat erat. Ini menjadi awal
mula munculnya peradaban Yunani Kuno. Dalam sejarah kajian bahasa Romawi pengaruh
Yunani sangat kuat terutama pada bidang-bidang ilmu pengetahuan, kesusastraan Romawi,
kesenian. Sejak abad ke-2 SM anak-anak Romawi sudaah dididik berdasarkan kebudayaan
Yunani. Linguis Romawi juga mengikuti model kajian bahasa Yunani. Tokoh yang terkenal
pada zaman ini diantaranya Varro dengan karyanya De Lingua Lanita kebahasaan yang
dihasilkan adalah “Analogi dan Anomalis” Etimologi: cabang linguistik yang menyelidiki
asal-usul kata beserta artinya. Ferdinand de Saussure seorang bapak linguistik modern dengan
bukunya yang berjudul Course de Linguistique, karya kebahasaannya yaitu kajian sinkronik
dan diakronik (langue, parole, dan langage) signifiant dan signifie, hubungan sintagmatik dan
paradigmatik. Ada juga A. Donatus dalam tradisi filologi menyusun Ars Minor yakni
menganalisis tulisan-tulisan klasik.
4. Zaman Renaisans ialah zaman pencerahan, yakni perubahan peradaban dan kebudayaan Eropa
menuju ke kehidupan modern. Pada zaman ini sangat berpengaruh pada kemanusiaan
humanism. Hal ini mempelajari prinsip-prinsip pendidikan yang memakai bahasa kuno. Pada
zaman ini dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran. Pada masa ini menjadikan tata
bahasa sebagai media pembantu dalam memahami sastra dan penggunaan bahasanya. Bahasa-
bahasa daerah di Eropa juga mulai mendapatkan perhatian khusus para sarjana linguistik.
5. Kaum modistae memiliki pengaruh dari tradisi Yunani karena mengulang kembali
pertentangan antara fisis - nomos dan analogi-anomali. Kebahaasaan yang dianut oleh kaum
Modistae ini ialah tata bahasa spekulativa. Tata bahasa spekulativa ada kaitannya dalam
pemikiran aliran analogi (pengaruh tradisi Yunani) yang menekankan pada keteraturan struktur
gramatika.

Anda mungkin juga menyukai