Anda di halaman 1dari 5

Perlombaan dalam mengembangkan senjata nuklir antara kekuatan-kekuatan militer dunia

telah terjadi sejak 60-70 tahun lalu. Di bawah ini adalah sepuluh negara yang telah
mengembangkan dan menyimpan senjata nuklir:

Rusia
Rusia pertama kali menguji coba senjata nuklir pada tahun 1949 dengan bom atom "RDS-1".
Rusia mengembangkan nuklir untuk mengimbangi keunggulan Barat selama Perang Dingin.
Rusia mulai menguji coba bom hidrogen (bom atom dengan fusi hidrogen) pertamanya
"RDS-37" pada tahun 1957.

Di masa lalu, Rusia juga memiliki bom dengan daya ledak terkuat yang pernah diledakkan di
muka bumi yaitu Tsar Bomba. Sebelum Uni Soviet runtuh, Rusia memiliki 45.000 hulu ledak
nuklir. Dan saat ini jumlahnya sudah menurun menjadi 8.500 terkait Traktat Non-Proliferasi
Nuklir atau NPT, sedangkan yang aktif berjumlah 1.740 buah.

Casing "Tsar Bomba" di museum bom atom Sarov, Rusia. Gambar: Croquant/Wiki Common
Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah negara pertama di dunia yang mengembangkan senjata nuklir.
Pengembangannya dilakukan semasa Perang Dunia II dengan berkolaborasi dengan Inggris
dan Kanada dalam Proyek Manhattan untuk bersaing dengan Nazi Jerman untuk menjadi
yang pertama memiliki senjata nuklir.

AS pertama kali meledakkan bom nuklirnya dalam uji coba "Trinity" pada tahun 1945. Tak
berselang lama, AS kemudian menjatuhkan 2 bom nuklir untuk menaklukkan Jepang. Pada
tahun 1952, AS menguji bom hidrogen "Ivy Mike". Saat ini AS adalah negara yang paling
banyak memiliki hulu ledak nuklir aktif yaitu 2.150 buah.

Ledakan Ivy Mike berkekuatan 10,4 megaton, 1 November 1952. Bom Hidrogen pertama
yang sukses di dunia
Inggris
Inggris pertama kali meledakkan bom nuklir pada tahun 1952 dalam uji coba "Hurricane ".
Sumber daya dan datanya banyak diambil dari Proyek Manhattan, yang mana merupakan
proyek kerjasama dengan Amerika Serikat.

Tujuan utama Inggris mengembangkan nuklir adalah sebagai senjata pencegahan terhadap
Rusia. Inggris tidak ingin bergantung sepenuhnya pada bantuan AS, dan ingin menjadi negara
yang memiliki nuklir sendiri. Saat ini Inggris memiliki 160 hulu ledak nuklir aktif.
Ledakan dari bom nuklir dari operasi "Hurricane", 3 Oktober 1952
Prancis
Prancis melakukan uji coba nuklir pertamanya pada tahun 1960 dalam sebuah operasi yang
dinamai dengan "Gerboise Bleue." Dalam mengembangkan nuklir, Prancis melakukan
penelitian sendiri dan mereka menggenjot pengembangannya pasca Krisis Suez pada akhir
50-an. Pengembangan nuklir Prancis ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan status
Prancis sebagai salah satu kekuatan militer terbesar dunia, seperti halnya Inggris, Rusia dan
Amerika Serikat.

Pada tahun 1968, Prancis menguji coba bom hidrogen pertamanya dalam operasi "Canopus."
Pasca Perang Dingin, Prancis melucuti 175 hulu ledak nuklirnya, meskipun begitu Prancis
saat ini masih memiliki 290 hulu ledak nuklir aktif.

China
China mewaspadai ancaman Amerika Serikat dan Rusia. Uji coba nuklir China pertama kali
dilakukan pada tahun 1964 dalam operasi "596". Pengembangannya dimaksudkan sebagai
senjata pencegahan terhadap Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kemudian pada tahun 1967,
China menguji coba bom hidrogen.

Seperti halnya Rusia dan Amerika Serikat, China juga ikut menandatangani perjanjian NPT,
meskipun tidak pernah meratifikasinya. China mengakui bahwa mereka memiliki kebijakan
"not first-use", yang berarti memberikan jaminan kemanan negatif bahwa China hanya akan
menggunakan nuklir ketika musuh menyerang dengan bom pertama. Saat ini jumlah hulu
ledak nuklir mencapai 250 buah sedangkan jumlah hulu ledak aktif tidak diketahui.

India
India pertama kali melakukan uji coba nuklir pada tahun 1974 dalam operasi yang bernama
"Smiling Buddha". Merupakan uji coba nuklir pertama India sejak NPT mulai diberlakukan
pada tahun 1970.

India menolak seruan untuk melucuti senjata nuklirnya, dan bersikeras bahwa seluruh negara
juga harus melakukannya jika India melakukannya. India menolak NPT karena dinilai
mendiskriminasi negara yang kaya nuklir dan negara yang miskin nuklir.

Pada akhir 80-an, diketahui India memiliki 24 hulu ledak nuklir yang dapat dikirimkan
melalui udara. Pada tahun 1998, beberapa hulu ledak nuklir diuji coba dalam sebuah operasi
yang disebut "Shakti". Terjadi di tahun yang sama saat Pakistan menguji senjata nuklir
pertamanya dalam operasi "Archrival." Saat ini India memiliki 90-100 hulu ledak nuklir,
sedangkan jumlah hulu ledak nuklir aktif tidak diketahui.

Israel
Israel diduga telah memiliki senjata nuklir sejak tahun 1967, namun senjata tersebut dinilai
masih kasar dan belum pernah diuji coba.

Pada tahun 1979, Israel diyakini telah melakukan uji coba nuklir di Samudera Hindia dengan
bekerjasama dengan Afrika Selatan.

Mordechai Vanunu, seorang teknisi yang memilki fotografi dan rincian informasi teknis
tentang cara memisahkan lithium-6, menegaskan bahwa program senjata nuklir Israel dimulai
pada tahun 1986. Memisahkan lithium-6 merupakan langkah kunci untuk memproduksi
tritrium, yang penting dalam pengembangan bom fisi fusion-boosted. Saat ini Israel memiliki
80 hulu ledak nuklir.

Pakistan
Tidak ingin tertinggal dari tetangganya India, Pakistan memulai program nuklirnya sendiri,
yang diyakini dibantu oleh China. Namun baru pada tahun 1998 Pakistan menguji nuklirnya
dalam operasi "Chagai". Saat ini Pakistan memiliki 100-120 hulu ledak nuklir dan terus
berusaha menambah stoknya.

Korea Utara
Korea Utara turut menandatangani NPT, tapi kemudian menarik diri pada tahun 2003.
Diyakini, Korea Utara pertama kali melakukan uji coba nuklir pada tahun 2006. Amerika
Serikat membenarkan hal ini, meskipun menganggapnya tidak berhasil. Saat ini Korea Utara
diperkirakan memiliki kurang dari 10 hulu ledak nuklir.

Negara Lain
Jerman, Belgia, Kanada, Yunani, Italia, Belanda dan Turki adalah negara-negara anggota
NATO. Karena senjata nuklir NATO dapat di "sharing" ke negara sekutu lainnya, beberapa
diantara negara tersebut diyakini menyimpan senjata nuklir yang disediakan oleh Amerika
Serikat.

Anda mungkin juga menyukai