Anda di halaman 1dari 108

PROSEDUR PEMELIHARAAN ALAT MEDIS ( LOGAM)

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK. IV
1/2
01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

Melaksankana pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran


PENGERTIAN
dengan cara membersihkan, mendisinfeksi atau mensterilkan serta
penyimpanannya
1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam

TUJUAN keadaan siap pakai


2. Mencegah peralatan cepat rusak
3. Mencegah terjadinya infeksi silang
KEBIJAKAN Sk rumah sakit tentang pemeliharaan alat medis
1. Peralatan yang akan dibersihkan
2. Tempat pencuciaan dengan air yang
mengalir atau baskom berisi air bersih
3. Sabun cuci
4. Sikat halus
5. Bengkong ( nierbekken )
6. Lap kering
PROSEDUR 7. Larutan desinfektan
8. Kain kassa
9. Sterilisator dalam keadaan siap pakai
Prosedur :
1. Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas air ( sebaiknya
dibawah air mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang
melekat kemudian direndam didalam karutan disinfektan
Gigasept sekurang-kurangnya 30 menit

1
PROSEDUR PEMELIHARAAN ALAT MEDIS ( LOGAM)

RUMAH SAKIT TK. IV Halaman :


No. Dokumen : Revisi :
01.07.02 BINJAI
2/2

Kepala Rumah Sakit


Tk. IV 01.07.02

SPO (STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL) dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320974
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran
dengan cara membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta
PENGERTIAN penyimpanannya

1. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik operasi


2. Usia teknis alat dapat tercapai
TUJUAN

Prosedur pembuatan konsentrasi cairan Gigasept sebagai


berikut : Untuk membuat 1 liter cairan Gigasept 3 %
1. Ambillarutan Gigasept sebanyak 30 ml
PROSEDUR 2. Siapkan air bersih sebanyak 970 ml
3. Campurkan larutan Gigasept30 ml dengan air 970 ml
sehingga dihasilkan 1 liter cairan Gigasept 3 %
2. Peralatan disabuni dengan cara pemanasan kering
3. Peralatan yang telah disterilkan, diangkat atau dipindahkan
dengan korentang steril ketempat penyimpanan yang steril
4. Setelah selesai, peralatan dibersihkan dibereskan dan
dikembalikan ketempat semula

UNIT TERKAIT Ruang perawatan


Semua unit pelayanan

PROSEDUR PEMELIHARAAN ALAT MEDIS ( NON LOGAM )

2
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 1/2

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran


dengan cara membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta
penyimpanannya
TUJUAN 1. Alat selalu dlam kondisi siap dan laik pakai
2. Usia teknis alat dapat tercapai
KEBIJAKAN Sk rumah sakit tentang pemeliharaan alat medis
PROSEDUR 1. Pendataan alat ( perhatikan lembar kerja pemeliharaan)
2. Pengecekan dan pembersihan seluruh bagian alat
3. Pelumasan pada bagia-bagian alat yang bergerak
4. Pengencangan / tightening
5. Pengecekan bagian alat dan fungsi komponen
6. Penggantian bahan pemeliharaan
7. Pengecekan kinerja atau uji fungsi alat
8. Penyetelan/ adjustment
9. Pengukuran aspek keselamatan ( arus bocor, radiasi,
tegangan lebih, dl)
Pencatatan setelah pemeliharaan selesai
dilaksanakan, tahap berikutnya
1. Isi formulir lembar kerja pemeliharaan.Pengisian
formulir lembar kerja harus bertahap, sesuai tahap
kegiatan pemeliharaan
2. Isi laporan kerja pemeliharaan. Gunakan format
laporan yang baku

PROSEDUR PEMELIHARAAN ALAT MEDIS ( NON LOGAM )


No. Dokumen : Revisi : Halaman :
2/2
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI

3. Isi kartu pemeliharaan alat, yang menggantung pada

3
PROSEDUR setiap alat
4. Pengguna alat menandatangani laporan kerja sesuai
dengan kondisi pada saat itu
Pengemasan sebelum meninggalkan lokasi alat,
lakukan pengemasan supaya tidak ada barang yang
tertinggal .Pengemasan dilakukan terhadap:
1. Alat kerja, alat ukur sesuaikan dengan catatan supaya
tidak ada barang yang tertinggal/ hilang
2. Dokuman teknis penyerta, dirapikan dan disusun
dengan baik
3. Kembalikan alat kerja, alat ukut dan dokumen teknis
penyerta kepada petugas IPSRS
4. Bersihkan lokasi pemeliharaan barang-barang bekas
dari tumpahan oli atau grease
Pelaporan
1. Laporkan pemeriksaan alat kepada unit kerja
pengguna alat atau pemberi tugas.Gunakan
formulir pemeliharaan yang sudah baku dan
serahkan alat yang telah dilakukan pemeliharaan
2. Apabila hasil pemeliharaan, alat tidak dapat
difungsikan berikan saran tindak lanjut
Ruang perawatan
UNIT TERKAIT
Semua unit pelayanan

PENGGUNAAN ALAT POLI GIGI

No Dokumen Revisi Halaman


RUMAH SAKIT TK. 01 1
IV 01.07.02 BINJAI

4
Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
SPO
( STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk dokter gigi

Agar alat siap digunakan


TUJUAN

KEBIJAKAN Dilakukan oleh petugas poli gigi

1. Sambungkan stop dental unit ke listrik


1. Aktifkan tombol on/off ada pada bagian bawah depan
2. Aktifkan tombol on/off pada meja dental unit
PROSEDUR
3. Untuk mengaktifkan lampu melalui sensur tangan
4. Untuk mengaktifkan monitor tekan on pada layar monitor vider

UNIT TERKAIT Poli gigi

MONITOR SATURASI OKSIGEN

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 1 /2
IV 01.07.02 BINJAI

5
Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
Monitor saturasi oksigen merupakan teknik monitoring non invasive
untuk mengukur saturasi oksigen arteri dan fungsi hemoglobin, nilai
PENGERTIAN
normal 96-99%

Diagnostik :
1. Menilai data dasr saturasi oksigen yang merupakan bagian
pengkajian oksigenasi
2. Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang sering berubah
TUJUAN
terutama pada keadaan kritis
3. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas oksigenasi
pasien seperti suctio reposisi, merubah konsentrasi O2

KEBIJAKAN Memenuhi kebutuhan oksigen

Persiapan alat : Pulse oximeter beserta sensornya


1. Cara kerja
a. Cuci tangan
b. Lokasi tempat sensor dibersihkan dari darah / kotoran lain
PROSEDUR c. Pilih sensor yang tepat sesuai lokasi tempat sensor
d. Sambungkan oximeter dengan menekan tombol power on/ off
e. Set alarm secara tepat dan cek fungsi lainnya
f. Untuk mematikan tekan kembali tombol power on/ off
g. Sambungkan sensor lepeng / klip pada tangan / kaki/ telinga

MONITOR SATURASI OKSIGEN

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 2/2
IV 01.07.02 BINJAI

PROSEDUR 2. Hal-hal yang harus diperhatikan :


Lokasi tempat penempatan sensor

6
a. Sensor klip ditempatkan pada jari telunjuk tangan atau telinga
b. Sensor lepeng ditempatkan pada jari-jari, ibu jari kaki, hidung

Unit Terkait R. Perawatan

PERAWATAN BALON ( CUFF)


DI ENDOTRACHEA ( ETT)

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 1 /2
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal Terbit


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


7
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Pengertian balon pipa trachea merupakan cara untuk


PENGERTIAN mempertahankan tekanan pada balon ETT tetap normal ( 5-25
mmHg)
1. Mempertahankan posisi tube dan oksigenasi jaringan
2. Mencegah aspirasi dan kerusakan jaringan mukosa sekitar cuff.
Indikasi :
TUJUAN Dilakukan pada pasien yang terpasang pipa trachea atau pipa
tracheostomy dengan cuff

1. Pemenuhan kebutuhan oksigen


KEBIJAKAN
2. Pemenuhan kebutuhan keamanan
1. Persiapan :
Persiapan alat:
a. Personalia : orang perawat
b. Perlengkapan
- Cuff inflator ( portex )
PROSEDUR - Selang konektor ( dipakai untuk monitoring tekanan cuff
secara kontinyu )
2. Cara kerja:
Pengisian balon ETT:
a. Cuci tangan
b. Suctioning pasien dan suruh pasien untuk batuk

PERAWATAN BALON ( CUFF)


DI ENDOTRACHEA ( ETT )

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 2/2
IV 01.07.02 BINJAI

PROSEDUR c. Sambungkan katup pilot balon dengan alat cuffinflator,


kempeskan cuff dengan menekan tombol merah sampai
mencapai nilai nol
d. Untuk pengisian balon ETT, pompakan alat cuff inflator
dengan memijat balon karet inflator sampai mencapai
angka dibawah tanda merah ( 30 mmHG ) kemudian
turun sedikit sampai angka normal ( tekanan normal 5-
8
25 mmHg )
3. Monitoring tekanan balon ETT ( Cuff ) secara terus menerus:
a. Cuci tangan
b. Sambungkankatup pilot balon dari pipa tracheostomy atau
endotracheal keselang konektor.
c. Sambungkan ujng
d. selang konektor lainnya kealat caff inflator
e. Gunakan cuff inflator secara cepat sampai batas nilai
normal ( tanda hijau 5-25 mmHg )kemudian lepaskan
f. Gunakan pengait belakang cuff inflator pada tempat yag
aman dan untuk dimonitor
Perhatian :
1. Untuk mengempeskan balon ETT, tekan tombol merah untuk
menurunkan tekanan
2. Pada tekanan cuff diatas 25 mmHG dapat menyebabkan
ishemik jaringan sekitar cuff

UNIT TERKAIT BAGIAN ANASTESI

EXTUBASI

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 1 /3
IV 01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02


SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
PENGERTIAN Pengangkatan pipa endotrachea dari trachea
TUJUAN 1. Sebagai tahap akhir proses penyapihan dari ventilator
2. Pasien sudah tidak mengalami sumbatan ( potensial
sumbatan jalan nafas )
3. Supaya pasien dapat bernafas seperti semula
4. Dapat berbicara, menelan seperti biasa
5. Supaya pasien dapat batuk dengan efektif dan dapat

9
mengeluarkan sputum
Indikasi :
1. Pasien sudah kompos mentis dan kooperatif
2. Tensi nadi pernafasan normal
3. Suhu badan tidak panas karena bila sebelum panas
kebutuhan oksigen meningkat dan metabolisme naik
4. Bisa batuk secara efektif
5. Hasil thorax foto terakhir keadaannya bersih,tidak ada retensi
sputum
6. Tidak ada gejala hypoxia, hiperkarbi dan tachikardi
7. Tidal volume cukup
8. Hasil AGD normal individual
Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
KEBIJAKAN
penyembuhan

EXTUBASI

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 2/3
IV 01.07.02 BINJAI

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Laringoscope
2. Peralatan suction yang lengkap
3. Spuit cuff
4. Pinset, spirometer
5. Alat-alat untuk memberikan pelembaban dan oksigen
Misal : O2 + NRM
O2 + binasal
6. Peralatan lengkap untuk intubasi
Cara kerja :
1. Pertama ukur nadi, tensi, suhu dan pernafasan, kesadaran
2. Ukur TV pasien
3. Periksa AGD
4. Bila ada instruksi dokter ( misal : dexamentason )
5. Beritahu pasien untuk pengangkatan pipa pernafasan
6. Lakukan penghisapan sekresi sampai bersih dan cuff
dikempeskan
7. Lepaskan fiksasi tube
8. Waktu pengangkatan tube, suction katheter yang baru
harus berada didalam sambil tube diangkat ( jangan pakai

10
suction katheter bekas untuk membersihkan mulut
9. Selesai pengangkatan tube pasang NRM
10. Satu jam kemudian periksa AGD ulang
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Terutama keadaan umum pasien
2. Ukur tensi, nadi dan pernafasan, kesadaran
3. Perhatikan apakah ada stridor dan kelainan pernfasan lain

EXTUBASI

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 3 /3
IV 01.07.02 BINJAI

1. Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT
2. Laboratorium

11
INHALASI

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 1 /3
IV 01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02


SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
PENGERTIAN Terapi inhalasi adalah terapi penghirupan partikel udara yang
mengandung obat selama inspirasi
1. Hidrasi dan pemberian jalan nafas
TUJUAN 2. Mengencerkan sekret
3. Pemberian obat
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
KEBIJAKAN
2. Ada instruksi medis tentang program pemberian terapi inhalasi
- Persiapan
1. Persiapan alat :
a) Hansel mask ( masker inhalasi )
b) Oksigen sentral
c) Flow meter berisi air
d) Obat bronkodilator ( misal : ventolin, bisolvon, solution,
alupent )
e) Aqua for injection
2. Persiapan pasien :
PROSEDUR
a. Jelaskan tujuan dan langkah prosedur kepada pasien/
keluarga
b. Posisikan pasien semi fowler.
Langkah-langkah:
1. Cuci tangan
2. Tempatkan obat bronkodilator pada reservoar masker
( pada obat tertentu memerlukan pengenceran dan aqua
for injection )

12
INHALASI

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 2 /2
IV 01.07.02 BINJAI

3. Sambungkan selang oksigen keflow meter alirkan oksigen


6-8 lt/ menit
4. Cek adanya penguapan obat, bila ada letakkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien.
5. Instruksikan pasien untuk nafas dalam-dalam lambat
sambil menghirup partikel uap obat sampai obat habis
6. Observasikan pengembangan dada pasien, lakukan
PROSEDUR auskultasi
7. Setelah obat habis, lepaskan masker dan anjurkan pasien
untuk membatukkan sekret yang ada atau dilakukan
penghisapan dengan lembut
8. Monitoring adanya sesak nafas dan perubahan tanda vital
selama terapi
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Perubahan tanda vital pasien
UNIT TERKAIT R.Perawatan

BAGING
( AIR VIVA/ AMBU BAG )

13
Revisi
No Dokumen
Halaman
01 1 /2
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI
Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan oksigen dlam jumlah dan konsentrasi
tinggi dengan cara memompakan oksigen kedalam paru-paru melalui
ETT/TT / Face mask dengan bantuan air viva/ ambu bag.
TUJUAN Memenuhi kebutuhan adekuat baik jumlah dan konsentrasinya
KEBIJAKAN Dilakukan oleh perawat yang terlatih
Persiapan alat :
1. Oksigen sentral/ tabung
2. 1 set ambu bag/ air viva
3. 1 buah selang oksigen one way
4. 2 buah gudel
5. Face mask ( bila pasien tidak menggunakan ETT/TT )
Prosedur :
1. Mendekatkan alat-alat kedekat pasien
2. Memberitahu pasien bila pasien dalam keadaan
PROSEDUR sadar
3. Menghubungkan selang oksigen oneway dan air
viva kesumber suply oksigen
4. Melakukan baging pada :
- Pasien tanpa ETT/ TT :
 Memasang gudel kemulut pasien
 Menyambungkan face mask ke ambu bag
 Memasang / menyungkupkan face mask menutupi mulut dan
hidung pasien

BAGING
( AIR VIVA/ AMBU BAG )

Revisi
No Dokumen Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 2/2
IV 01.07.02 BINJAI
PROSEDUR  Memberikan oksigen anatara 10-15 liter / menit
 Melakukan baging / air viva saat inspirasi sesuai irama
pernafasan pasien ( 15-20 kali/ menit ) atau sesuai kebutuhan

14
( hiperventilasi )

Pasien dengan ETT/ TT


 Menyambungkan ambu bag ke ETT /TT
 Memberikan oksigen antara 10-15 liter/ menit
 Melakukanbaging / air viva saat inspirasi sesuai irama
pernafasan pasien ( 12 kali/ menit ) atau sesuai
kebutuhan ( hiperventilasi )
5. Merapikan pasien dan alat-alat
6. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur
7. Mendokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT R.Perawatan

SUCTIONING

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 1 /3
IV 01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02


SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

15
Suctioning merupakan tindakan mengangkat sekresi yang terdapat
pada dinding bronchus atau trachea. Tindkan ini dilakukan pada
PENGERTIAN
pasien yang terpasang ET,TT

1. Mengangkat secret yang tidak bisa dikeluarkan atau dibatukkan


oleh pasien
TUJUAN 2. Mengurangi penumpukan CO2 diparu-paru
3. Mencegah terjadinya bronchopneumonia
4. Memperlancar sirkulasi dan perfusi keseluruh jaringan

KEBIJAKAN Pemenuhan kebutuhan oksigen

Persiapan alat :
1. Peralatan oksigenesi : air, viva, oksigen + selang,
2. Peralatan suction yang lengkap : suction dinding, selang suction,
tubing / kateter suction steril yang sesuai dengan usia dan
PROSEDUR nomor
3. Sarung tangan steril atau pinset steril
4. Ember yang berisi larutan savlon untuk tempat suction kath
bekas
5. Handuk untuk alas dada

SUCTIONING

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 2/3
IV 01.07.02 BINJAI

PROSEDUR Cara kerja :


1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Observasi saturasi, nadi, pernafasan, tekanan darah, dan
irama EKG
4. Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi melalui air viva
atai ventilador
5. Atur tekanan pada suction , bayi = 60-00 mmHg, Dewasa =
20 -200 mmHg
6. Gunakan sarung tangan atau pinset steril
7. Pilih kateter suction yang sesuai dengan umur pasien dan
16
ukur ETT /TT ( 1/3 diameter ERR /TT )
8. Sambungkan kateter suctioning pada selang suction
9. Lakukan ventilasi dengan air viva 3x, dengan oksigen 2-5
lt/menit
10. Masukan kateter dalam keadaan terbuka , jika ada reflek
trachea angkat katheter 1-2 cm kemudian tutup kateter
dan angkat kate ter dengan gerakkan meutar ( lama
tindakan 5- 5 detik )

11. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi tinggi 2-5


lt/menit melalui air viva
12. Perasat ini boleh diulangi sampai bersih/ banyak berkurang
13. Monitor kembali hemodinamik dan tanda vital pasien

SUCTIONING

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 3/3
IV 01.07.02 BINJAI

14. Jika akan suction hidung dan mulut lakukan suctioning


hidung dan yang terakhir adalah mulut
15. Bilas selang kateter dengan air yang asa diember, matikan
PROSEDUR
suction dan buang suction pada ember penampungan
tersebut
16. Alat-alat dirapikan kembali dan dokumentasikan
UNIT TERKAIT Ruang perawatan

17
PEMAKAIAN SYRINGE DAN INFUS PUMP

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 1 /4
IV 01.07.02 BINJAI

Kepala Rumaah Sakit TK.IV 01.07.02


SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
Merupakan alat pengontrolan pemberian infuse secar volume yang
PENGERTIAN menggunakan tekanan positif dalam mengalirkan cairan ketubuh
pasien ( Non Gravitasi )
Untuk dapat memberikan voleume cairan dan dosis obat pada
pasien dengan tepat
Indikasi :
1. Pemberian cairan atau obat-obatan secara infus dengan
TUJUAN kecepatan yang konstan dan akurat
2. Memfiltrasi obat-obat/ cairan
3. Pemberian cairan atau obat-obat dalam jumlah yang sangat
kecil.
4. Pemberian infus jangka lama

18
KEBIJAKAN Pemenuhan kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit

- Cara kerja pemakaian syringe pump :


1. Cek instruksi dokter tentang cairan atau obat-obatan yang akan
diberikan
2. Cuci tangan
PROSEDUR 3. Oplos obat dan tempatkan obat atau cairab pada syringe ukuran
20,30, 50 ml sesuai dengan kebutuhan khusus untuk perfusor
Braun gunakan syringe Braun 50 cc
4. Sambungkan syringe ketube/ selang syringe

PEMAKAIAN SYRINGE DAN INFUS PUMP

Revisi
No Dokumen Halaman
RUMAH SAKIT TK.
2 /4
IV 01.07.02 BINJAI 01

PROSEDUR 5. Sambungkan perfusor ke sumber listrik


6. Tekan tombol ON/OFF pada bagiandepan perfusoR untuk
menghidupkan alat.
7. Putar tombol untuk menentukan angka dosis
8. Sambungkan selang syringe kejalur intra vena
9. Tentukan kecepatan pemberian obat/ cairan dengan menekan
tombol angka sesuai nilai yang diinginkan ,kemudian tekan
tombol START/STOP, kemudian tekan tombol C sampai tampak
nilai 100, 0 dilayar. Tekan tombol angka untuk Fungsi
10. Menentukan volume yang akan diberikan kemudian tekan
tombol START/STOP
11. Untuk mematikan alat tekan tombol ON/OFF
12. Fungsi-fungsi spesial :
Suara alarm yang akan berbunyi selama 2
menit
Pakai untuk pengguna external

Gambaran / memberi informasi mengenai


cairan yang telah masuk
Cara kerja pemakaian infus pump :
1. Cek instruksi dokter tentang obat / cairan yang akan diberikan
2. Cuci tangan
3. Sambungkan infus set kebotol infus dan isi infus set dengan
cairan tersebut untuk menghilangkan udara kemudian klem

19
infus set ( gunakan infuse set / travix khusus untuk infus pump,
masukan chamber drop ( bilik tetesan dari infus set ) kedalam
sensor tetesan dari infus pump ( khusus untuk infusomat braun )

PEMAKAIAN SYRINGE DAN INFUS PUMP

Revisi
No Dokumen
RUMAH SAKIT TK. Halaman
IV 01.07.02 BINJAI 01 3 /4

4. Buka infus pumpan infusomat Braun ) masukkan chamber drop (


bilik tetesan dari infus set) kedalam sensor tetesan infus pump
( khusus untuk infus pump braun)
5. Sambungkan infus pump kesumber listrik
6. Gunakan tombol ON/OFF untuk menyalakan alat
7. Sambungkan set infus kepasien
8. Tetapkan kecepatan pemberian tetesan dengan menekan
tombol angka ( lihat nilainya pada layar infus pump )
9. Gunakan tombol start / stop untuk memulai pemberian infus
10. Jika alarm berbunyi tekan tombol alarm (♫ )yang dapat berbunyi
2 menit
11. Jika ingin merubah/ membatalkan cairan yang akan diberikan
tekan tombol start/ stop kemudian tekan tombol C sampai
tampak angka 0000 pada layar atas. Kemudian tekan tombol
PROSEDUR untuk menentukan kecepatan pemberian cairan yang baru
12. Untuk mematikan alat ini tekan dan tahan tombol ON/OFF
Khusus :
1. Layar bawah yang akan menginformasikan data jika
tombol dibawah ini difungsikan
2. Tombol ml ( volume ) digunakan untuk memasukkan data
volume cairan yang akan diberikan
3. Tombol time, digunakan untuk memasukkan data waktu
yang dibutuhkan untuk pemberian cairan caranya : tekan
tombol time,kemudian tekan tombol angka untuk
menentukan waktu yang dibutuhkan ( Jika waktu yang
dibutuhkan 30 menit maka tekan angka 330 sedangkan
jika waktu yang dibutuhkan jam 7 menit maka tekan angka
07)

20
PEMAKAIAN SYRINGE DAN INFUS PUMP

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 4 /4
IV 01.07.02 BINJAI

4. Tombol ml/h digunakan untuk memastikan volume cairan


yang diberikan perjamnya.
5. Tombol fungsi/ model khusus, digunakan untuk fungsi :
a. Stand by
PROSEDUR b. Seleksi obat
c. Model CC
d. Adanya tekanan karena sumbatan
e. Kontrol tetesan
f. Kapasitas akumulator
g. Mengunci data
UNIT TERKAIT ICU

DC SHOCK
( DEFIBLATOR CARDIAC SHOCK )

21
Revisi
No Dokumen
Halaman
01 1 /2
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI
Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
Tindakan mengembalikan gangguan irama jantung : ventrikel fibrilasi,
PENGERTIAN atrial fibrilasi maupun vertikel tachicardi tanpa nadi menggunakan
suatu alat yang dapat menimbulkan kejut shock
TUJUAN Menghilangkan spesifik arithmia

KEBIJAKAN Dilakukan oleh perawat terlatih

1. Memasang Monitor EKG dan menghidupkan monitor ( sesuai


prosedur )
2. Menentukan energi yang dibutuhkan
3. Mengolesi jelly EKG pada kedua paddle DC shock ( sternum
dan apex )
4. Menekan tombol sincronise apabila gelombang”R “ pada monitor
tidak terlihat jelas
5. Menempatkan paddle pada dada pasien dengan cara paddle
PROSEDUR
sternum pasien dan paddle apex ditempatkan pada apex
jantung pasien
6. Memberikan aba-aba “Clear” artinya tidak ada kontak antara
pasien dengan penolong atau keluarga
7. Menekan tombol Charge pada paddle atau pada monitor EKG
8. Melakukan DC shock dari dosis terendah ( 200, 300, 360, 400
Juole ), ulangi DC shock dari dosis terakhir apabila fibrilasi
masih terjadi

DC SHOCK
( DEFIBLATOR CARDIAC SHOCK )

22
Revisi
No Dokumen
Halaman
01 2/2
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

9. Memberikan xylocard / cardaron bolus maupun drip sesuai


dengan kebutuhan ( sesuai program dokter )
PROSEDUR 10. Membersihkan dada pasien dari sisa jelly
11. Membersihkan dan merapikan kembali alat
12. Mencuci tangan sesuai prosedur
13. Mendokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT Ruang perawatan

PENGGUNAAN ALAT BANTU PERNAFASAN


(VENTILATOR )

23
Revisi
No Dokumen
Halaman
01 1 /4
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI
Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
Suatu alat yang mampu mengambil alih semua atau sebagian fungsi
PENGERTIAN pernafasan pasien untuk mempertahankan hidup.

1. Memperbaiki kebutuhan oksigen dan pembuangan CO2


2. Membantu distribusi oksigen kesel / jaringan
TUJUAN
3. Memperbaiki sirkulasi oksigen pada jaringan
4. Memperbaiki keadaan patologis

KEBIJAKAN Dilakukan oleh perawat yang terlatih

Pesiapan alat :
1. 1 buah alat bantu nafas ( ventilator ) siap pakai
2. 1 botol aqua untuk humidifier
3. Test lung
4. Sumber udara tekan dan oksigen
5. Respirometer
6. Cuff inflator
PROSEDUR
1. Menghubungkan kabel supply kesumber listrik
2. Menghidupkan ventilator dengan menekan tombol ON
3. Menghubungkan selang oksigen dan udara tekan kesumbernya
4. Mengisi aqua kedalam humidifier
5. Menghubungkan test lung kepertemuan tubing to patient dan
from patien

PENGGUNAAN ALAT BANTU PERNAFASAN


(VENTILATOR )

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 2 /4
IV 01.07.02 BINJAI

24
6. Set Mode : Volume control
A. Volume control
- Mode/pola : Volume control
- Tidal volume : 8-10 cc/kgbb
- Minute volume : Tidal volume x RR yang
dikehendaki
- Sensitifity : -2
- Lower Alarm limit : -20 % dari mimute volume
- Upper Alarm limit : -25 % dari minute volume
- Respirasi rate : 12-20 x/ mnt sesuai kebutuhan
- Konsentrasi Oksigen : Sesuai kebutuhan ( maksimal
100%)
- Pause time : 10%
PROSEDUR - Inspirasi time : 25%
- I : E ratio : 1: 2 s/d 1:3
B. Mode assisted / control
Pengesetan sama dengan point ( a), namun sensitifity menyala
dan menandakan bahwa pasien tersebut telah berusaha untuk
bernafas
C. Mode assisted
Setiap kali pasien bernafas lampu sensitifity menyala
D. SIM V : SIM V dapat dilakukan apabila dibawah ini terpenuhi
- AGD baik ( normal )
- Tanda-tanda vital baik/normal
- Konsentrasi oksigen pada ventilator rendah
- Pernafasan pasien assisted

PENGGUNAAN ALAT BANTU PERNAFASAN


(VENTILATOR )

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 3 /4
IV 01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02


SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL ) 11/02/2014
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
PROSEDUR Rubah pola ventilator keSIM V dan RR ditentukan sesuai
frekuensi pernafasan pasien
E. SIM V + PS
- Rubah pola ventilator kesim V + PS
25
- RR ditentukan sesuai pernapasan bertahap ( 10-8-4-2 )
- Set Pressure antara 12,5- 20 cm Hg
7. Set presure control
- Mode/pola : Pressure control
- RR 12-20 x/ mnt
- Tidal volume : 6-10 cc/kgbb
- Minute volume : Tidal volume x RR yang
dikehendaki
- Lower Alarm limit : -20 % dari mimute volume
- Upper Alarm limit : +25 % dari minute volume
- Respirasi rate : 12-20 x/ mnt sesuai kebutuhan
- Konsentrasi Oksigen : Sesuai kebutuhan ( maksimal
100%)
- Pause time : 10%
- Inspirasi time : 25%
- Pressure : 15-30 cm H2O
- Sensitifity : - 2 mmHg
b. Assited/ control :
Pengesetan sama dengan point (a ) dan sensitifity menyala

PENGGUNAAN ALAT BANTU PERNAFASAN


(VENTILATOR )

Revisi
No Dokumen
Halaman
RUMAH SAKIT TK.
01 4/4
IV 01.07.02 BINJAI

c. Assisted
Setiap kali pasien bernafas lampu sensitifity menyala
d. Pressure Support
Mode/ pola ventilator dirubah ke pressure support
e. Spontan
PROSEDUR Mode/ pola ventilator dirubah ke Spontan
8. PEEP ( Pressure and expiration positive)
Memberikan tekanan pada akhir ekspirasi
PEEP dapat dilakukan pada pasien Oedema pulmonal, decomp
cordis, tenggelam dan atelektasis

UNIT TERKAIT ICU

26
AUTOCLAVE
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 1/2
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI

Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Alat untuk kebutuhan uap pan


PENGERTIAN as yang digunakan untuk mensterilkan alat-alat tenun

Untuk mensterilkan alat-alat tenun dan alat-alat logam dengan uap


TUJUAN panas

Hanya digunakan oleh tenaga yang terlatih


KEBIJAKAN
PROSEDUR - Prosedur kerja
A. Persiapan alat
1. Autoclave
2. Tape autoclave

27
3. Tromol dalam keadaan pori-pori terbuka
4. Air bersih
B. Cara pemakaian
1. Tuangkan air bersih sebanyak 4-5 liter kedalam autoclave,
sebelumnya tutup kran autoclave, masukan barang-
barang yang akan disterilkan, masukkan dengan rapi,
sebelumnya tempelkan autoclave tape pada barang yang
akan disterilkan
2. Semua pori-pori tromol dalam keadaan terbuka
3. Tutup kembali autoclave dan kunci klep-klep secara
bersilang hingga rapat betul, putar timer ke angka 30 pada
lingkaran sebelah dalam
4. Buka klep udara (uap ) berlawanan dengan arah jarum
jam

AUTOCLAVE

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI 01 2/2

PROSEDUR 5. Sambungkan arus listrik, tekan tombol ke arah ON, maka


lampu merah akan menyala. Biarkan seluruh udara
dalam tabung keluar (kira-kira 45 menit) suara uap akan
teratur dan keras
6. Tutup kemabali tombol uap, agar udara dalam autoclave
betul-betul vacum
7. Tunggu hingga tekanan dalam autoclave naik hingga 1,5
kg/cm2, atau suhu 121 0 C,maka lampu hijau menyala
8. Setelah mencapai suhu 121 0C, timer akan mulai turun
menuju kearah angka 0 (nol)
9. Bel akan berbunyi secara otomatis bila timer sudah
mencapai angka nol yang berarti saat penyeterilkan
sudah selesai. Tekan tombol ke arah off
28
10. Buka kembali klep udara (uap) untuk mengeluarkan
udara dalam autoclave, hingga tekanan mencapai nol
11. Setelah udara sudah semuanya keluar, klep-klep
yang tadinya terkunci rapat bisa dibuka kembali
Lampu sorot

C. Cara Pemeliharaan :
1. Setiap hari autoclave dibersihkan
2. Apabila ada kerusakan dilaporkan kebagian IPS- RS
3. Dilakukan kalibrasi secara berkala
UNIT TERKAIT Ruang sterilisasi

PERAWATAN DAN PERBAIKAN


SENTRAL OXYGEN DAN
REGULATOR OXYGEN HUMIDIFIER

RUMAH SAKIT TK. IV


No. Dokumen : Revisi : Halaman :
01.07.02 BINJAI
K3/169/II/2014 01 1/4

Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

SPO
( STANDAR
14/02/2014
PROSEDUR
Dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm. NRP.11010008320973

Menunjukkan proses perawatan dan perbaikan Alkes sentral


PENGERTIAN
Oxygen dan Regulator Oxygen – Humidifier.
Memberikan pedoman bagi user atau pengguna, operator dan
teknisi alkes, agar dapat merawat atau memperbaiki sendiri
TUJUAN
kerusakan alat kesehatan, dengan cara yang tepat, biaya murah,
standar, hasil maksimal dan mencapai usia pakai yang maksimal.
Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan perawatan dan
KEBIJAKAN
perbaikan alat-alat kesehatan
PROSEDUR A. Sentral Oksigen.
1. Perawatan.

29
1.1. Kencangkan baud-baud dan naple yang kendor dengan
kunci pass yang tepat.
1.2. Periksa setiap sambungan penyaluran, apakah tidak
bocor?, kalau Ya !, tutup kran botol oxygen » beri celotip
pada setiap Naple penyambung dan kencangkan.
1.3. Periksa meter tekanan input; angka harus menunjukkan
1500 KpA, apabila kurang, ganti tabung oxygen dengan
yang baru.

PERAWATAN DAN PERBAIKAN


SENTRAL OXYGEN DAN
REGULATOR OXYGEN HUMIDITYFIER

RUMAH SAKIT TK. IV No. Dokumen : Revisi : Halaman :


01.07.02 BINJAI
K3/169/II/2014 01 2/4

PROSEDUR 1.1. Periksa meter tekanan output; angka harus menunjukkan


maksimum 400 kpA dan minimum 300 KpA, apabila lebih
atau kurang atur kembali kran input dan output.
1.2. Bersihkan dengan lap kering dan kuas setiap conector
yang ada di dinding penggunaan, dan cobalah tekanan
dengan hentakan terputus-putus untuk mengeluarkan
kotoran/karat pada pipa penyalur.
1.3. Perhatian!!, untuk membuka mur-baud dan Naple yang
macet/ rusak, jangan sekali-kali menggunakan minyak atau
oli sebagai pelumas, karena dapat terjadi ledakan hebat!
(kontaminasi).
1.4. Membuka kran jangan disentak (dikagetkan), karena
valve pada kran tekanan dapat rusak. Bukalah kran pelan-
pelan dengan melihat pada meter input dan output.
1.5. Untuk memeriksa kebocoran pada sambungan-
sambungan, gunakanlah air sabun dan teteskan pada
tempat yang diduga terdapat kebocoran.
30
1.6. Bersihkan dan gosok agak kuat dengan kain lap bersih-
kering pada tiap-tiap Naple penyambung, meter tekanan,
conector output, dan pipa-pipa penghubung.
1.7. Ganti karet ceel yang rusak dengan ukuran dan jenis
yang dipersyaratkan khusus untuk oksigen.

2. Perbaikan.
2.1. Ganti setiap Naple Joint (conector) yang sudah lama (rusak)
dengan ukuran dan bahan yang sama dengan aslinya.

PERAWATAN DAN PERBAIKAN


SENTRAL OXYGEN DAN
REGULATOR OXYGEN HUMIDITYFIER

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI No. Dokumen : Revisi : Halaman :

K3/169/II/2014 01 3/4

PROSEDUR 2.2. Apabila baud dan naple sulit dibuka, jangan dipaksa atau
dipukul, gunakan kunci pas atau tracker pembantu.
Membuka naple atau conector, botol-botol oksigen harus
dalam keadan kosong atau kran primer (utama)-nya telah
ditutup rapat.
2.1. Pada saat perbaikan, pintu ruangan oksigen harus terbuka,
gunakan pelindung muka, dan beritahu user akan ada
perbaikan, agar yang bersangkutan dapat menyiapkan botol
cadangan.
2.2. Menggulung pipa-pipa penyalur disusahakandalam kondisi
lengkung teratur, jangan patah 90°, karena akan menjadi
sumber kebocoran.
2.3. lakukan spooling pipa-pipa setahun sekali.Meter tekanan
harus dikalibrasi minimal setahun sekali.

Regulator Oksigen Humidifier Portable.


1. Perawatan.

31
1.1. Kencangkan baud dan Naple yang kendor dengan kunci
pas yang tepat.
1.2. Bersihkan saluran yang mampet dengan kawat baja.
1.3. Bersihkan tangki humidifier dari karat, lumut dan kotoran
dengan air sabun panas » gosok dengan kuas atau sikat
keras.
1.4. Cuci tangki humidifier dan masker dengan cairan lysol
2½ % atau alkohol 77 %.

PERAWATAN DAN PERBAIKAN


SENTRAL OXYGEN DAN
REGULATOR OXYGEN HUMIDITYFIER

RUMAH SAKIT TK. IV Halaman :


No. Dokumen : Revisi :
01.07.02 BINJAI
K3/169/II/2014 01 4/4

PROSEDUR 1.5. Pengeringan dengan dijemur dibawah sinar matahari,


dibawah sinar lampu ultra violet, atau dengan lap kering
bersih.
1.6. Segera ganti air pelembab (Humidifier) dengan aqua
atau air bersih setiap habis dipakai atau kelihatan kotor
berlumut.

2. Perbaikan.
2.1. Ganti setiap Naple Joint (conector) yang sudah lama
(rusak) dengan ukuran dan bahan yang sama dengan
aslinya.
2.2. Membuka dan memasang baud, naple atau conector
dengan menggunakan kunci pass, apabila macet
gunakan tracker pembantu. Kran primer harus dalam
keadaan tertutup.
2.3. Ganti tabung flow meter yang pecah dengan ukuran
yang sama.

32
2.4. Cuci saluran pipa-pipa penghubung dan gelas dengan
air sabun panas, sikat agak kuat, bilas dengan air bersih,
dan keringkan di bawah sinar matahari, sinar ultraviolet,
atau dilap dengan lap kering-bersih.
Catat kegiatan perawatan atau perbaikan alat pada kartu
dan buku pemeliharaan.
- User.
- Operator.
UNIT TERKAIT
- Pemegang inventaris.
- Teknisi alkes.

PERAWATAN DAN PERBAIKAN INKUBATOR

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV


01 1/3
01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Menunjukkan proses perawatan dan perbaikan alkes Incubator for


PENGERTIAN
Infant Child (Inkubator Anak).
Memberikan pedoman bagi user / pengguna, operator dan teknisi,
agar dapat merawat atau memperbaiki sendiri kerusakan alat
TUJUAN
kesehatan, dengan cara yang tepat, biaya murah, hasil maksimal,
memenuhi standar, serta mencapai usia pakai yang maksimal.
Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan perawatan dan
KEBIJAKAN
perbaikan alat-alat kesehatan
PROSEDUR 1. Perawatan.
1.1. Bersihkan Unit Inkubator Anak dari kotoran dan debu setiap
hari dengan lap kering -bersih.
1.2. Bersihkan karat dan noda membandel dengan kain keras,
amplas halus, atau sikat kawat, dan olesi dengan cairan anti
karat.

33
1.3. Kencangkan mur-baud yang kendor dengan obeng atau
kunci pass yang tepat.
1.4. Periksa saluran input listrik, oksigen dan air pelembab
dengan teliti.
1.5. Atur tombol setting suhu sesuai dengan derajat suhu Ibu
(suhu normal manusia).
1.6. Penempatan Unit Inkubator harus mudah diawasi oleh
Dokter / Perawat pengguna.

PERAWATAN DAN PERBAIKAN INKUBATOR

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV


01 2/3
01.07.02 BINJAI
PROSEDUR 1.1. Cabut steker Power dari dinding, dan bereskan kabel
power, selang oksigen, canula, dan perlengkapan lainnya,
apabila unit inkubator akan disimpan atau lama tidak
terpakai.
1.2. Untuk perawatan, hidupkan Unit Inkubator minimal
seminggu sekali selama 15-30 menit.
. Perbaikan.
2.1. Unit Inkubator mati total, » periksa input listrik apakah ada?,
periksa fuse sekring) di bagian belakang unit, apabila masih
belum hidup, periksa wiring system-nya secara berurutan
mulai dari : steker input » kabel power » fuse » switch power
» rangkaian thermostat » elemen pemanas » dan blower.
2.2. Lampu indikator dan lampu penerangan hidup tetapi suhu
tidak tercapai (tetap dingin), periksa elemen pemanas »
lubang-lubang penyalur udara apakah tidak tertutup » motor
blower mati » atau tegangan listrik turun, perbaikan hanya
oleh teknisi.
2.3. Tidak ada kelembaban udara ; periksa tank air apakah isi »
periksa motor blower » atau lubang saluran uap tertutup »
perbaiki.
2.4. Suhu naik terus diatas ambang batas, sistem pengendali
34
suhu tidak berfungsi; » periksa rangkaian thermostat
pengatur suhu » perbaiki dan lakukan kalibrasi.
2.5. Body karatan, dan kotoran membandel » bersihkan dengan
kain keras atau amplas halus » olesi dengan anti karat,
cream wax, bilamana perlu cat ulang.
Catat setiap kegiatan perawatan dan perbaikan pada
Kartu dan Buku Pemeliharaan.

PERAWATAN DAN PERBAIKAN INKUBATOR

No. Dokumen : Revisi :


Halaman :
RUMAH SAKIT TK. IV
3/3
01.07.02 BINJAI 01

- User.
- Operator.
UNIT TERKAIT
- Pemegang inventaris.
- Teknisi alkes.

35
PERAWATAN DAN
PERBAIKAN SUCTION PUMP PORTABLE

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI
01 ½

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Menunjukkan proses perawatan dan perbaikan alat kesehatan


PENGERTIAN Suction Pump portable merk: Aesculap, Medipump, Thomas, Air
Shield, dan lain-lain.
Memberikan pedoman bagi operator dan teknisi alkes, agar dapat
merawat atau memperbaiki sendiri kerusakan alat kesehatan,
TUJUAN
dengan biaya yang murah, hasil maksimal, standar serta mencapai
usia pakai yang maksimal.
Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan perawatan dan
KEBIJAKAN
perbaikan alat-alat kesehatan
PROSEDUR 2. Perawatan.
1.7. Periksa steker power, kalau baud kendor kencangkan
dengan obeng.
1.8. Periksa apakah switch power berfungsi baik, beri kontak
spray.
1.9. Gosok body dengan cleaner (pembersih) atau lap bersih.
1.10. Bersihkan tangki penampung slim dengan cairan lysol
5%.
1.11.Bersihkan slang dan canula dengan cairan lysol 2½ %, dan
steril dengan autoclave pada suhu 132º C selama 20 menit.
1.12. Gulung kabel power dengan lengkungan yang cukup
36
besar dan jangan patah / melipat.
1.13. Menyimpan alat pada tempat yang tetap, mudah dilihat,
aman, dan teduh.

PERAWATAN DAN
PERBAIKAN SUCTION PUMP PORTABLE

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI 01 2/2

3. Perbaikan.
2.1. Bila alat mati, periksa aliran listrik saluran daya, dan switch
power, apabila semua baik, maka motor harus digulung
ulang.
2.2. Hisapan kurang kuat atau tidak ada sama sekali: periksa
slang penghisap, tutup botol, apabila semua baik, bongkar
klep penghisap pada kepala pompa, bersihkan, atur
PROSEDUR kecepatan, dan ganti ceel dengan yang baru.
2.3. Motor hidup, hisapan tidak ada, terdengar bunyi ngelitik
keras, kerusakan pada stang piston patah, maka bongkar,
dan bilas.
2.4. Body karatan: gosok dengan amplas, dan cat ulang.
2.5. Ganti oli pelumas setiap 6 bulan sekali.
2.6. Catat kegiatan pemeliharaan pada kartu dan buku
perbaikan.
- User.
- Operator.
UNIT TERKAIT - Pemegang inventaris.
- Teknisi alkes.

37
EKG

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI 01 1/2

Kepala Rumah Sakit Tk.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Alat yang digunakan untuk mengetahui perubahan kelistrikan


PENGERTIAN yang berkait an dengan aktivasi otot jantung pertama dari atrium
kemudian dari vertikal)
TUJUAN Untuk mengetahui keadaan kondisi jantung
KEBIJAKAN Dilakukan petugas EKG
PROSEDUR - Prosedur kerja :
A. Persiapan Alat
1. Mesin EKG
2. Tempat tidur
3. Gel
4. Tissue
B. Pelaksanaan :
1. Pasien membuka bajunya dan melepaskan atau
menyimpan benda yang berlogam
2. Pasien harus berbaring dan santai (mencegah
terjadinya tremor)
3. Nyalakan dengan menekan tombol ON/OFF
4. Pasang sadapan ektremitas dan pastikan bahwa

38
sadapan pada ektrimitas yang benar
5. Diperlukan kontak listrik yang baik antara elektroda
dan kulit. Dan ini dimungkinkan dengan melumuri jelly
elektroda pada kulit atau beberapa alat

EKG

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI 01 2/2

6. Elektroda ditempatkan pada tempat sebenarnya.


Kabel yang berlabel “LA” dan “RA” pada lengan kiri dan
kanan yang berlabel “ LL” dan “RL” ketungkai kiri dan
kanan
7. Keenam sadapan V diletakkan mengaranh ke
PROSEDUR
jantung pada bidang horizontal dari depan dari sisi kiri
dengan meletakkan elektroda pada sela iga 4 dan ke 5
8. Setelah dipasang semua tekan tombol start. Setelah
selesai, lepaskan alat

UNIT TERKAIT - Semua ruangan

39
PENGGUNAAN ALAT RONTGEN

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK. IV 01 1
01.07.02 BINJAI
Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.02.03

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Pesawat rontgen adalah suatu alat yang menggunakan sinar X


PENGERTIAN untuk menangkap gambar dari organ yang diperiksa berupa
gambaran lucen dan opak
Untuk menilai semua organ dalam tubuh yang dapat membantu
TUJUAN
dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit
Dapat dioperasikan oleh ahli madya radiologi atau tenaga terlatih
KEBIJAKAN
lainnya
1. Nyalakan pesawat Rontgen
2. Atur posisi pasien sesuai proyeksi pemeriksaan dan kaset
PROSEDUR 3. Atur posisi tube pesawat
4. Atur kondisi factor eksposi
5. Film diprosessing dikamar gelap untuk diekspertise
1. Ruang Inap
UNIT TERKAIT 2. Ruang IGD
3. Ruang Rawat jalan

40
MESIN ANESTESI MERK

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV 01 1


01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

SPO Tanggal terbit :


( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Suatu alat yang dipergunakan selama tindakan pembiusan umum


PENGERTIAN
Untuk melakukan anestesi umum pada pasien yang dinarkose
TUJUAN umum

Adanya tenaga spesialis Anestesi (dokter) dan perawat Anestesi


KEBIJAKAN
1. Korektor dihubungkan ke out let O2 & N2O
PROSEDUR 2. Sebelum digunakan diperiksa dahulu apakah ada kerusakan

Kamar Bedah
UNIT TERKAIT

41
TEMPAT TIDUR BERSALIN

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI 01 1

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02


Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
Seperangkat tempat tidur yang dipergunakan pada saat tindakan
PENGERTIAN persalinan

Semua perawat dapat mempersiapkan tempat tidur persalinan


TUJUAN
Untuk tempat tidur pasien pada waktu melahirkan
KEBIJAKAN
A. Persiapan Alat :
1. Tempat tidur bersalin
2. Ember tempat kotoran
B. Cara Pemakaian :
1. Untuk persalinan normal pasien tidur terlentang, tempat tidur
dipasangkan seperti biasa
2. Untuk persalinan letak sungsang tempat tidur yang satu
dilepaskan
3. Pasien tidur dengan posisi bokong dan kedua kai bertumpu
PROSEDUR
pada ujung tempat tidur
4. Setelah selesai tindakan tempat tidur yang satu dipasang
kembali
C. Pemeliharaan
1. Setiap selesai persalinan tempat tidur dibersihkan dengan
lap basah terutama pada sela-sela tempat tidur
2. Dipasang kembali alas tempat tidur dan tutupnya
3. Apabila ada kerusakan dilaporkan kebagian IPS -RS

UNIT TERKAIT Kamar Bedah, Kebidanan

42
TEMPAT TIDUR FLEXIBEL
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI 01 1
Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
SPO Tanggal terbit :
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
Suatu alat yang dipergunakan selama tindakan pembiusan umum
PENGERTIAN
Tempat tidur yang dapat diatur posisnya sesuai dengan kebutuhan
TUJUAN
Tempat tidur yang dapat diatur posisinya sesuai dengan kebutuhan
KEBIJAKAN
A. Persiapan Alat :
- Tempat tidur flexibel

B. Cara pemakaian :
1. Untuk meninggikan kepala pasien, putar handle nomor 1 ke
arah kanan
2. Untuk menurunkan kepala pasien, putar handle nomor 1 ke
arah kiri
3. Untuk meninggikan tempat tidur, putar handle nomor 2
kearah kanan
4. Untuk menurunkan tempat tidur, putar handle nomor 2
kearah kiri
5. Untuk meninggikan kaki pasien, putar handle nomor 3
kearah kanan
PROSEDUR
6. Untuk menurunkan kaki pasien, putar handle nomor 3
kearah kiri
7. Untuk memberi penghalang disebelah kiri daj kanan pasien,
angkat penghalang kearah atas. apabila penghalang tidak
diperlukan lagi penghalang diturunkan kebawah dan kaitkan
pengaitnya.
C. Cara pemeliharaan :
1. Bila selesai dipergunakan tempat tidur dibersihkan dengan
kain lap teruama dibagian sela – selanya.
2. Pasang laken dan perlengkapan lainnya agar tempat tidur
siap dipergunakan kembali.
3. Apabila ada kerusakan dilaporkan ke bagian IPS-RS

Kamar Bedah, Kebidanan


UNIT TERKAIT

43
MEJA GYNECOLOGIE

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV 01 1/2


01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Suatu alat/ tempat untuk melakukan suatu tindakan yang


PENGERTIAN berhubungan dengan kebidanan

Sebagai tempat dan pengaturan posisi dalam pemeriksaan


tindakan yang berkaitan dengan masalah kebidanan dan
TUJUAN
kandungan.

Dapat dipergunakan semua petugas


KEBIJAKAN
A. Persiapan alat
- Meja Gyneologie

B. Cara Pemakaian:
1. Pasien diberitahu
2. Pasien dipersilahkan membuka pakaian bagian bawah dan
celana dalam
3. Pasien naik kemeja Gyneologie, bokong/pantat diletakan
diatas meja yang sudah tersedia dengan posisi pasien
PROSEDUR menghadap kearah pemeriksa
4. Kemudian pasien disuruh tidur, kepala diatas bantal yang
tersedia, yang bisa diatur sesuai dengan tinggi rendahnya
badan pasien.
5. Kedua kaki diletakan ditempat sandaran kaki dan
meregangkan kedua paha yang bisa diatur sesuai dengan
kebutuhan (sesuai dengan gemuk/kurus pasien dan
panjang/pendek kaki )

44
MEJA GYNECOLOGIE
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI 01 2/2
.
6. Posisi tidur bisa diatur tinggi/rendah dengan pantat
sandaran punggung yang terletak disamping kiri meja.
7. Bila pasien memakai infus, tangan diletakan pada
sandaran tangan sebelah kiri atau kanan bisa disesuaikan.
8. Posisi tinggi/rendah meja dengan pemeriksa, bisa diatur
dengan tempatpijatan yang ada disebelah kiri bawah meja.

9. Pemeriksaan dilakukan, kotoran ditampung didalam bak


yang terletak dibawah pantat pasien sedangkan yang
berupa cairan/darah dialirkan dengan slang keember

PROSEDUR penampung
10. Setelah selesai pemeriksaan, kaki diturunkan dari
sandaran kemudian pasien dipersilahkan turun dari meja

C. Cara Pemeliharaan
1. Dibersihkan setiap hari dengan kain lap
2. Bila ada kerusakan dilaporkan kebagian IPS-RS
3. Bak tempat kotoran, serta slang dan ember penampungnya
dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula setiap
selesai pelayanan.

UNIT TERKAIT Kamar bersalin, IPS-RS

45
KOTAK PENGHANGAT CAIRAN INFUS

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV 01 1


01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Suatu alat yang beraliran listrik yang dipergunakan untuk


PENGERTIAN
menghangatkan cairan infus
Untuk menghangatkan cairan infus.
TUJUAN
Dapat dilakukan semua perawat
KEBIJAKAN
A. Persiapan alat
- Cairan yang diperlukan

B. Cara penggunaan alat


1. Tusukan steker ke stop kotak listrik
2. Setelah cairan hangat, cabut steker dari stop kontak listrik
PROSEDUR
3. Keluarkan cairan dari kotak

C. Cara pemeliharaan
1. Setiap hari dibersihkan dengan lap
2. Apabila ada kerusakan laporkan kebagian IPS-RS

IGD, IPS-RS
UNIT TERKAIT

46
TIMBANGAN BAYI

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV 01 1


01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Alat yang dipergunakan untuk mengukur berat badan bayi


PENGERTIAN
Untuk mengukur berat badan bayi/ anak
TUJUAN
Dapat dilakukan semua petugas
KEBIJAKAN
- Prosedur kerja :
A. Persiapan alat
1. Timbangan bayi
2. Alat tulis
B. Cara pemakaian
1. Penunjukan angka dalam timbangan dalam posisi angka 0
2. Siapkan bayi / anak untuk ditimbang
PROSEDUR
3. Letakan / baringkan bayi/ anak diatas timbangan
4. Baca angka yang tertera dipenunjukan dan dicatat
5. Turunkan bayi/ anak dari timbangan
C. Cara pemeliharaan
1. Dibersihkan dengan lap setiap hari
2. Bila ada kerusakan laporkan ke bagian IPS RS

Perawatan , Poliklinik , IGD, IPS-RS


UNIT TERKAIT

47
TIMBANGAN BERAT BADAN

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV 01 1


01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Suatu alat yang dipergunakan untuk mengetahui ukuran berat badan


PENGERTIAN
Untuk mengukur berat badan
TUJUAN
Dapat dipergunakan oleh semua petugas
KEBIJAKAN
- Prosedur kerja :
B. Persiapan alat
1. Timbangan barat badan
2. Alat tulis

C. Cara pemakaian
1. Penunjukan angka dalam timbangan dalam posisi 0 ( nol )
2. Pasien diberitahukan untuk membuka sepatu/ barang lain
PROSEDUR 3. Persilahkan untuk naik ke atas timbangan dan menghadap
ke arah penunjukan angka
4. Baca angka yang tertera di penunjuk dan di catat
5. Pasien dipersilahkan turun

D. Cara pemeliharaan
1. Dibersihkan setiap hari dengan kain lap
2. Bila ada kerusakan laporkan kebagian IPS-RS

Perawatan , Poliklinik , IGD, IPS-RS


UNIT TERKAIT

48
TIMBANGAN BERAT BADAN & PENGUKUR TINGGI BADAN

No. Dokumen : Revisi :


Halaman :
RUMAH SAKIT TK. IV 1/2
01.07.02 BINJAI 01

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Alat yang dipergunakan untuk mengukur berat badan bayi


PENGERTIAN
Untuk mengukur berat badan dan tinggi badan
TUJUAN
Dapat dilakukan semua petugas
KEBIJAKAN
- Prosedur kerja :
B. Persiapan Alat
1. Timbangan berat badan & pengukur tinggi badan
2. Alat tulis
C. Cara pemakaian
1. Pasien diberitahu untuk membuka sepatu/ barang –
barang yang lain
2. Dipersilahkan untuk naik ke atas timbangan dan
menghadap kearah penunjuk angka
3. Atur penunjuk angka sampai ujung penunjuk angka
PROSEDUR
bergerak seimbang
4. Baca angka yang tertera dipenunjuk dan dicatat
5. Pasien dipersilahkan turun
D. Cara mengukur tinggi badan
1. Pasien diberitahukan untuk membuka sepatu
2. Dipersilahkan untuk naik ke atas timbangan dan
menghadap ke arah petugas
3. Naikkan pegangan pengukur dan tempelkan diatas
kepala pasein
4. Baca angka yang tertera dan dicatat

TIMBANGAN BERAT BADAN & PENGUKUR TINGGI BADAN


49
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 2/2
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI

E. Pemeliharaan
1. Dibersihkan setiap hari dengan kain lap
PROSEDUR
2. Bila ada kerusakan laporkan ke abgian IPS –RS

Perawatan , Poliklinik , IGD, IPS-RS


UNIT TERKAIT

LAMPU PEMBACA HASIL RONTGEN


50
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. 01 1


IV 01.07.02 BINJAI

Kepala Rumkit
Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Suatu alat yang dipergunakan untuk mengetahui / mendeteksi hasil


PENGERTIAN rontgen

Untuk membaca hasil rontgen


TUJUAN
Adanya dokter yang dapat membaca hasil rontgen
KEBIJAKAN

A. Persiapan alat
- Lampu pembaca rontgen

B. Cara pemakaian
1. Masukkan steker kedalam stop kontak listrik
2. Letakkan hasil rontgen
3. Tekan tombol ke posisi ON
PROSEDUR 4. Bila pembacaan / pemeriksaan foto sudah selesai, tekan
tombol ke arah OFF kemudian hasil foto diambil
5. Cabut steker dari stop kontak

C. Cara pemeliharaan
1. Dibersihkan setiap hari dengan kain lap
2. Bila ada kerusakan laporkan kebagian IPS –RS

Perawatan, Bagian Rontgen, IPS-RS


UNIT TERKAIT

51
LAMPU SOROT

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 1
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI
Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Suatu alat bertegangan sedang yang digunakan untuk penerangan


PENGERTIAN saat adanya tindakan

Untuk memebantu penerangan penglihatan dalam melakukan


TUJUAN pemeriksaan / tindakan medis

Dapat dilakukan semua petugas


KEBIJAKAN
- Prosedur kerja :
A. Persiapan alat
- Lampu sorot

B. Cara pemakaian
1. Pasien disiapkan, lalu tusukan steker ke stop kontak
listrik
2. Tekan tombol ke posisi ON dan atur jarak lampu
dengan pasien sesuai kebutuhan
PROSEDUR
3. Setelah selesai pemeriksaan tekan tombol ke posisi
OFF
4. Cabut steker dari stop kontak, dan kabel dirapikan
kembali

C. Cara pemeliharaan
1. Dibersihkan setiap hari dengan kain lap
2. Bila ada kerusakan laporkan ke bagian IPS –RS

UNIT TERKAIT IGD, Kamar bersalin, Poli gigi, IPS-RS

52
EMERGENCY LAMP

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV 01 1


01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
OPERASIONAL )
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Alat penerangan yang dipergunakan pada saat-saat dibutuhkan


PENGERTIAN
Untuk memberikan penerangan pada waktu listrik padam
TUJUAN
Dapat dipergunakan semua petugas
KEBIJAKAN
- Prosedur kerja :
A. Persiapan alat
- Emergency lamp

B. Cara pemakaian
1. Masukkan steker ke sumber listrik terdekat
PROSEDUR 2. Steker selalu dalam keadaan terpasang distop kontak
3. Lampu dalam keadaan ON

C. Cara pemeliharaan
1. Dibersihkan setiap hari
2. Apabila ada kerusakan dilaporkan kebagian IPS -RS

Perawatan, IGD,IPS-RS
UNIT TERKAIT

53
SET HEACTING

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 1/2
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI
Kepala Rumah Sakit Tk.IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Seperangkat Seperangkat alat-alat yang dpat digunakan pada sat


PENGERTIAN persalinan perawatan luka Episiotomi

Untuk menjahit luka episiotomi tau luk dijaln lahir akibat


TUJUAN persalianan

Semua alat-alat dpt dipersiapkn semua perawat


KEBIJAKAN
PROSEDUR - Prosedur kerja :
A. Persiapan alat
1. Meja tempat alat-alat
2. Duk meja : :1
3. Duk tutup meja :1
4. Duk kecil :1
5. Kassa :2 lembar
6. Tampon vagina :1
7. Pinset chirurgia :1
8. Naldvoeder : :1
9. Jarum otot : :1
10. Gunting benang :1
11. Gunting benang :1
12. Benang cat gut
13 Benang zyde

B. Cara pemakaian
1. Bokong pasien dialasi dengan duk steril
2. Untuk menjahit subcutis deigunakan jarum otot dengan
benang cat gut
3. Untuk menjahit kulit digunakan jarum kulit dengan
benang zyde
4. Selesai dijahit luka ditutup denagn kin kssa yng dibsahi
54
etdine

SET HEACTING

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 2/2
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI
C. Cara pemeliharaan
1. Setiap selesai dipergunakan alat-alat dibersihkan
2. Di set kemabali dan serilkan diruang CSSD
PROSEDUR
3. Apabila ada kerusakan dilaporkan ke Karu untuk
diganti

IGD, Kamar bedah, Kamar bersalin


UNIT TERKAIT

55
BLUE LIGHT
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 ½
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02

SPO
( STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor
Ckm NRP 11010008320973

Suatu alat yang dipergunakan untuk therapy pda bayi yang


PENGERTIAN mengalami ikterus

Membantu Mencegah gugus vyrol pada bilirubin, sehingga


TUJUAN bilirubin dapat mudah dikeluarkan lewat excreta

Bisa dipergunakan oleh semua tenaga perawat


KEBIJAKAN
- Prosedur kerja :
A. Persiapan alat
- Periksa dulu kelengkpan foto therapy, antara lain :
1. Sumber sinar lengkap atau belum (jumlah lampu TL)
2. Bersihkan peralatan dari kemungkinan adanya
binatang- binatang (semut, keco)
B. Persiapan bayi
1. Orang tua bayi diberitahu dengan indikasinya
PROSEDUR 2. Tentukan dengan jelas apakah tidak ada kontra indikasi
foto terapi pada bayi, missal : Dehidrasi , diarrhea, byi
pns, bayi sakit
3. Dalam keadaan telanjang, bayi ditutup pada bagian
organ penting terutama daerah gonad untuk bayi laki-
laki testis untuk perempuan ovarium (daerah perut)
4. Lakukan foto therapy sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan
5. Catat tanda vital dan kemungkinan dehidrasi pada bayi

56
BLUE LIGHT

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV 01 2/2


01.07.02 BINJAI
6. Catat setiap penggunaan foto therapy jumlh jam
pemakaiannya
7. Catat kemungkinan adanya komplikasi –kompilikasi
pada bayi akibat foto therapy

C. Cara penggunaan
1. Tekan saklar kearah ON
PROSEDUR
2. Bila sudah selesai tekan saklar kea rah OFF, bayi
dikeluarkan

D. Pemeliharaan
1. Bersihkan setiap hari dengan lap
2. Ganti lampu TL setiap 500 jam pemakaian

UNIT TERKAIT Perinatalogi

57
INCUBATOR SEDERHANA

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 1
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit Tk.IV 01.07.02


Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor
Ckm NRP 11010008320973

Alat yang dipergunakan untuk memberikan kehangatan pada bayi


PENGERTIAN
Membantu Menghangatkan tubuh bayi ( dipakai pada bayi baru
TUJUAN lahir )

Dapat digunakan oleh semua petugas


KEBIJAKAN
- Prosedur kerja :
A. Persiapan alat :
- Incubator pastikan dalam keadaan siap pakai

B. Cara pemakaian :
1. Hubungkan kabel dengan listrik

PROSEDUR 2. Tekan tombolnya

C. Cara pemeliharaan :
1. Perhatikan suhu cove
2. Ganti lampu bila ada yang mati
3. Bersihkan dengan salvon bila habis dipakai

Perinatalogi
UNIT TERKAIT

58
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 1 dari 3

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI
Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02

SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor
Ckm NRP 11010008320973

Alat ini digunakan untuk menegakkan diagnosa pada bagian


PENGERTIAN Abdomen

1. Untuk melihat besarnya Uterus dengan massa disamping


Uterus ( Tuba Ovarium )
2. Untuk mengetahui kantong kehamilan dan janin pada
TUJUAN kehamilan 2 minggu
3. Untuk mengetahui adanya placenta praevia atau placenta
letak rendah pada kehamilan trisemester III

Alat USG ini dilakukan oleh dokter spesialis Radiologi dan


KEBIJAKAN petugas yang terlatih

- Prosedur kerja :
1. Persiapan alat :
a. Probe yang dipakai yang linean dan sector
b. Jelly
c. Tissue
PROSEDUR 2.Persiapan pasien :
1. Pasien diberikan persiapan seperti puass atau banyak
minum air putih sesuai dengan diagnosa yang diberikan
oleh dokter pengirim

59
PROTAP USG

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV


01 2 dari 3
01.07.02 BINJAI
b.Pasien dibaringkan ditempat tidur dengan kaki lurus

B.Pelaksanaan
1. Petugas yang akan melakukan usg melakukan prosedur
mencuci tangan
2. Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lihat voltage alat dan sabilizer sudah sesuai dengan voltage
yang dikehendaki
4. Hidupkan stabilizer, kemudian alat usg dan selanjutnya printer
5. Tunggu sampai terlihat gambar dimonitor
6. Mengatur posisi pasien dan menginstruksikan pasien untuk
membuka pakaiannya
7. Daerah yang akan diperiksa diberi jelly
8. Kemudian dilakukan pemeriksaan pada daerah yang diberi
PROSEDUR jelly
9. Setelah pemeriksaan selesai, perut pasien dibersihkan dari
jelly, kemudian pasien dianjurkan buang air kecil apabila
pasien tersebut diberi persiapan banyak minum air putih
10. Hasil usg ducetak, tekan print akan tercetak hasil
11. Matikan alat printer, kemudian alat usg terakhir stabilizer,
tutup kembali alat Usg dengan tutup yang ada.
12. Film dan jawaban Usg dilampirkan dan dimasukkan kedalam
amplop u ntuk diberikan kepada pasien
A.Cara pemeliharaan :
1. Karena alat USG ini sangat peka, maka alat ini
jangan dipindah – pindah untuk menghindari getaran
Untuk menghindari konseling harus dipasang arde

60
PROTAP USG

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV


03 3 dari 3
01.07.02 BINJAI

2. Alat Usg dibersihkan dengan menggunakan lap setiap


harinya dan petugas radiologi untuk menjaga kebersihan
PROSEDUR
alat tersebut

1. Unit Radilologi
2. Rawat inap
UNIT TERKAIT
3. Rawat jalan

TENSIMETER AIR RAKSA

61
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK. IV 01 1/2


01.07.02 BINJAI

Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02

Tanggal terbit :
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor
Ckm NRP 11010008320973

Alat yang dipergunakan untuk mengetahui tekanan darah pasien,


PENGERTIAN
Histolik/Diastolik
TUJUAN Untuk mengukur tekanan darah.

KEBIJAKAN Dapat dipakai semua petugas.


- Prosedur kerja :
A. Penggunaan :
4. Pasien diberi tahu
5. Pasang manset 2,5 cm diatas fossa cubiti
6. Hubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset
7. Tutup skrup bola kaset
8. Buka kunci, reservior (air raksa)
9. Letak tensimeter harus datar
10. Raba arteri, branchialis dengan tiga jari tengah
PROSEDUR
11. Letakkan bagian diafragma stetoscope tepat
diatasnya (bagian corong tertutup )
12. Balon dipompa, sehingga udara masuk ke dalam
manset sampai detak arteri terdengar lagi atau
30mmhg diatas nilai systolic
13. Buka scrup balon perlahan – lahan dengan kecepatan
2-3 mmhg perdetik sambil melihat skala dan
mendengarkan bunyi detak pertama (systolic) dan
detak terakhir (diastole)

TENSIMETER AIR RAKSA

62
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 2/2
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI

14. Turunkan air raksa sampai angka nol lalu kunci


reservoirnya
15. Lepaskan manset gulung dan masukan kembali
kedalam tensimeter

PROSEDUR B. Pemeliharaannya :
1. Tensimeter dikalibrasi dibagian farmasi 3 bulan satu
kali
2. Bila ada kerusakan, penggantian suku cadang
hubungi bagian farmasi sesuai prosedur

kamar bersalin, kamar bedah, keparawatn, IGD, Poliklinik.


UNIT TERKAIT

IRIGATOR

63
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 ½

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI
Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor


Ckm NRP 11010008320973

Alat yang dipergunakan untuk tindakan huknah tinggi dan


PENGERTIAN huknah rendah
1. Untuk membersihkan calon descenden/asenden
TUJUAN 2. Untuk merangsang peristaltik usus supaya mudah
mengeluarkan feces
KEBIJAKAN Dapat digunakan oleh semua petugas
- Prosedur kerja :
A. Persiapan alat
1. Irigator lengkap
2. Air sabun
3. Canule
4. Vaslin
B. Cara pemakaian
- Pasien diberitahu :

1. Untuk huknah rendah pasien miring ke kiri


PROSEDUR 2. Untuk huknah tinggi pasien miring ke kanan
3. Letakkan piala ginjal dibawah tungging
4. Isi irigator dengan air hangat dan coba mengalirkan
melalui canule
5. Olesi ujung canule dengan dengan vaselin
6. Masukkan canule dengan hati –hati ke dalam
rectum
7. Alirkan cairan dari irigator perlahan-lahan sampai
habis
8. Keluarkan canule bila cairan sudah habis

64
IRIGATOR

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


2/2
RUMAH SAKIT TK. IV 01
01.07.02 BINJAI

C. Cara pemeliharaan
1. Canule dilepas dari selang irigator
dibersihkan dari feces, lalu rendam dalam larutan lysol
PROSEDUR 2 % selama 2 jam
2. Lap dan simpan kembali

UNIT TERKAIT Keperawatan, IGD

65
PESAWAT RONTGENT MOBILE

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

03 1 dari 2
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI
Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02

SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor
Ckm NRP 11010008320973

Suatu alat radiologi yang digunakan untuk memproses photo


PENGERTIAN rontgen menjadi foto radionostik sesuai dengan permintaan dokter
yang mengirim
Untuk mendapatkan gambar atau kelainan yang ada pada pasien
TUJUAN sehingga dapat menegakkan diagnosa secara akurat

Seluruh rangkaian proses penggunaan alat dilakukan oleh


KEBIJAKAN
radiografer atau petugas yang terlatih
A. Kriteria persiapan alat :
Rontgen Mobile
B. Kriteria pelaksanaan :
1. Hubungkan kabel listrik pesawat rontgen kestop kontak
listrik
2. Pesawat dihidupkan dengan menaikkan saklar pada alat
rontgen
PROSEDUR 3. Atur posisi pasien sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan orhan yang akan difoto
4. Letakkan kaset yang telah dilengkapi marker dibawah
atau disebelah organ yang akan difoto/ faktor expose, kv,
dan MaS pada meja kontrol
5. Tekan tombol X-Ray setengah untuk persiapan lalu
tombol ditekan full sampai waktu expose berakhir

PESAWAT RONTGENT MOBILE

66
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
03 2 dari 2

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI
6. Selesai pemeriksaan kondisi Kv dan Mas diturunkan
sampai batas terendah lalu saklar diturunkan
PROSEDUR
7. Film yang sudah jadi kemudian diberikan kepada dokter
Sp.Rad untuk di expertise
1. IPSRS
2. Instalasi Radiologi
UNIT TERKAIT
3. Teknisi

PESAWAT RONTGENT TOSHIBA

67
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
1 dari 2
RAD/ 128 /I/ 2014 03

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR 06/01/2014
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor


Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Suatu alat radiologi yang digunakan untuk memproses foto rontgen
menjadi foto Radionostik sesuai permintaan dokter yang mengirim.
TUJUAN Untuk mendapatkan gambar atau kelainan yang ada pada pasien
sehingga dapat menegakkan diagnosa secara akurat

KEBIJAKAN Seluruh rangkaian proses penggunaan alat dilakukan oleh


radiografer atau petugas yang terlatih

A. Kriteria persiapan alat


1. Rontgen Mobile toshiba

PROSEDUR B. Kriteria pelaksanaan


2. Hubungkan kabel listrik pesawat rontgen kestop kontak listrik
3. Pesawat dihidupkan denagan menaikkan saklar [ada alat
rontgen
4. Atur posisi pasien sedemikian rupa sesuai dengan organ
yang akan difoto
5. Letakkan kaset yang telah dilengkapi marker dibawah atau
disebelah organ yang akan difoto / faktor expose, kv, dan
mas pada meja control

PESAWAT RONTGENT MOBILE TOSHIBA

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RAD/128 /I/ 2014 03 2 dari 2


RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

68
PROSEDUR 6. Tekan tombol X- Ray setengah untuk persiapan lalu tombol
ditekan full sampai waktu expose berakhir
7. Selesai pemeriksaan kondisi kv dan Mas diturunkan
sampai batas terendah lalu saklar diturunkan
8. Film yang sudah jadi kemudian diberikan kepada dokter
Sp.Rad untuk di expertise

UNIT TERKAIT 1. IPSRS


2. Instalasi Radiologi
3. Teknisi

PROSEDUR PENGOPERASIAN ALAT CT- SCAN ECLOS


No. Dokumen : Revisi : Halaman :
1 dari 2
03
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

69
dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973
PENGERTIAN Suatu alat yang diperguankan dengan system komputerize
tomografi untuk menegakkan diagnosa dalam bidang radiologi
TUJUAN Menegakkan diagnose
KEBIJAKAN Pemeriksaan dibawah pengawasan radiologi
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
Ct. Scan Hitachi ( ECLOS)
B. Cara Menghidupkan Alat :
1. Saklar dinaikkan, tunggu ¼ jam sampai muncul sinyal
gambar dimonitor FlexScan S1921
2. Tekan CPU, tunggu 3 menit
3. Tekan GENTRY, tunggu 3 menit
4. Klik Warm-up , klik confirm, tekan star tunggu sampai 7
menit 50 detik sampai proses warm up selesai
5. Klik Air Calibration, klik confirm, tekan star
6. Tunggu sampai 5 menit
7. Selesai semuanya posisi select mode
NB: Warm –Up khusus pagi saja saat memulai
C. Pengoperasian Alat Ct-Scan
1. Pelaksanaan Penyinaran :
A. Petugas pakai film badge
B. Atur posisi pasien
C. Isi data/ identitas pasien, klik proceed, klik confirm star
tunggu sampai keluar gambar Scanogram
D. Atur select slice ( potongan gambar ) yang mau diambil
E. Tekan Move yang pertama

PROSEDUR PENGOPERASIAN ALAT CT- SCAN ECLOS

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


2 dari 2
03
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI
PROSEDUR F. Tekan Move yang kedua sampai lampu mati
G. Tekan Star
H. Scan normal/ penyinaran tiap slice gambar yang diambil
I. Cek gambar lihat dimonitor, apabila ada gambar yang
goyang klik scan, klik re-scan cari gambar yang
goyang,klik register, klik confirm, tekan move yang
pertama, tekan move yang kedua sampai lampu mati,
tekan star
J. Bila proses pengambilan gambar selesai klik Exam
. End
D. Cara Mematikan Alat
1. Posisi monitor select mode
2. Klik menu, shutdown, tunggu sampai muncul tulisan

70
dimonitor please turn off
3. Tekan Gentry
4. Tekan CPU (tekan terus sampai monitor computer mati).
NB: Apabila sudah dimatikanct-scan jangan dinyalakan
langsung tunggu selama 8-10 menit.
E. Kondisi Darurat:
1. Tekan emergency / stop (tombol merah)
2. Turunkan saklar listrik
3. Hubungi petugas teknisi / piket
F. Cara Pemeliharaan Alat:
1. Dibersihkan setiap hari dengan kain lap
Bila ada kerusakan segera laporkan ke bagian IPS-RS
1. IPS RS
UNIT TERKAIT 2. Unit Radiologi
3. Teknisi

PESAWAT RONTGENT PANORAMIC

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


1 dari 2
03
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor


Ckm NRP 11010008320973

Panoramic berasal dari kata Panorama, artinya pandangan yang tak


PENGERTIAN terhalang dari berbagai arah untuk melihat suatu bayangan atau
obyek.
untuk mendapatkan gambar atau kelainan gigi yang ada pada pasien
TUJUAN
sehingga dapat menegakkan diagnose secara akurat.
Seluruh rangkaian proses penggunaan alat dilakukan oleh
KEBIJAKAN
Radiografer atau petugas yang terlatih.
PROSEDUR
A. Kriteria Persiapan Alat :
1. Rontgen Panoramic
B. Kriteria Pelaksanaan :
71
1. Hubungkan kabel listrik pesawat rontgen ke stop kontak listrik
2. Pesawat dihidupkan dengan menekan saklar pada alat
Rontgen.
3. Tunggu beberapa detik sampai gambar dimonitor tampil.
4. Klik RESET
5. Klik MODE, lalu pilih pemeriksaan yang dibutuhkan PANO /
CEPHALO. Bila PANO Klik STANDAR kemudian klik BACK
6. Klik manual, kemudian atur faktor Expose : KV 62 MA 6
kemudian klik BACK
7. Pasang kaset pada alat PANORAMIC

PESAWAT RONTGENT PANORAMIC

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


2 dari 2
03
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI
8. Atur posisi pasien, kemudian klik INDIKATOR Lampu
9. Klik RESET lagi bila ada perubahan posisi tube pada alat
10. Klik READY
11. Klik Expose lama sampai pergerakan tube berhenti Pasien
selesai
12. Klik RESET lagi
13. Ambil kaset kemudian di ciuci di kamar gelap
14. Selesai

1. IPS RS
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Radiologi

72
PENGGUNAAN ALAT MAGNETIC RESONANCE IMAGING

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RAD/ 130 /I/ 2014 00 1 dari 1

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR 06/01/2014
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor Ckm


NRP 11010008320973

MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah suatu alat canggih


PENGERTIAN diagnostik dengan menggunakan medan magnet untuk pemeriksaan
bagian tubuh, otak dll.
untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh terutama otak,
TUJUAN sumsum tulang belakang, susunan saraf pusat, otot, ligament,
tendon, ruang sendi seperti pada cidera lutut atau sendi bahu.
Dapat dioperasikan oleh ahli madya atau tenaga terlatih lainnya
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Nyalakan pesawat MRI


2. Tekan tombol CPU ON
3. Tunggu sampai keluar menu ALRIS II
4. Tekan tombol MR ON
5. Tunggu LED CPU dan LED MR nyala READY
6. Pesawat siap digunakan

1. Ruang Rawat inap


UNIT TERKAIT 2. Ruang Rawat Jalan
3. IGD

73
PROSEDUR PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 1/2
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02
SPO Tanggal terbit :
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor


Ckm NRP 11010008320973
Pemeliharaan peralatan radiologi yaitu melakukan tindakan untuk
PENGERTIAN menjaga agar kemampuan dan kualitas alat tetap berfungsi sesuai
kegunaannya untuk melakukan pelayanan di instalasi radiologi.
Agar pelayanan di instalasi radiologi berjalan sesuai prosedur untuk
TUJUAN
mencapai kepuasan pasien.
1. Undang-undang Nomor 23 tentang Kesehatan, Tambahan
KEBIJAKAN
Lembarab Negara Republik Indonesia Nomor 3676: tentang
peraturan pemerintaha tentang keselamatan radiasi pengion dan
keamanan sumber radioaktif.
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaga
Nukliran
3. Peratuan Menteri Kesehatan Nomor 780/MENKES/PER/VIII/2008
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008
tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana
Pelayanan Kesehatan.
1. Melakukan pendataan alat sesuai dengan spesifikasi
2. Melakukan pengecekan fisik dan uji kemampuan alat
PROSEDUR
3. Mencatat hasil pengecekan dan uji kemampuan alat dalam
bentuk program pemeliharaan
4. Melaporkan hasil evaluasi pemeliharaan alat-alat radiologi
kepada kepala instalasi radionuklir dan kabag haralkes instalasi
radionuklir
5. Waktu pemeliharaan dan pelaporan hasil evaluasi dalam kurun
waktu satu bulan

PROSEDUR PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT


PEMERIKSAAN RADIOLOGI

74
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 2/2

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR 02/01/2014
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor


Ckm NRP 11010008320973

Pemeliharaan peralatan radiologi yaitu melakukan tindakan untuk


menjaga agar kemampuan dan kualitas alat tetap berfungsi sesuai
PROSEDUR
kegunaannya untuk melakukan pelayanan di instalasi radiologi.

1. Kepala RS.Tk.II Putri hijau


UNIT TERKAIT
2. Instalasi Radiologi

RONTGEN

75
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
1/2
01

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor


Ckm NRP 11010008320973

Suatu alat radio diagnostic yang terdiri dari rangkaian listrik yang
PENGERTIAN
mempunyai gelombang elektromagnetik yang paling kecil (sinar x)
Untuk membuat gambaran radiodiagnostik untuk mendiagnosa
TUJUAN
patologis atau kelainan yang diderita oleh pasien
Dapat diopersaikan oleh ahli madya rontgen dan tenaga terlatih
KEBIJAKAN

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


1. Pesawat yang sudah siap dioperasikan
2. Kaset yang berisi film
3. Grid
4. Marker
5. Cairan-cairan yang siap dipergunakan dengan manual
ataupun automatic processing
6. Untuk pemeriksaan khusus dilengkapi dengan alat-alat medis
dan kontars medis
B. Pelaksanaan
1. Untuk pemeriksaan khusus pasien disiapkan sesuai prosedur.
2. Memberitahu pasien.
3. Hidupkan peswat rontgen dengan menekan tombol hijau agar
arus dari PLN masuk ke pesawat kemudian tekan tombol on
paa meja kontrol.
4. Mengatur posisi npasien pada meja pemeriksaan sesuai
dengan organ yang diperiksa.
5. Kaset yang dilengkapi dengan film dan marker diatur dibawah
organ yang diperiksa.
6. Pengaturan factor exposi dari control table
7. Processing film rontgen dikamar gelap dengan automatic
ataupun cara manual.

RONTGEN

76
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
2/2
01

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK. IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor


Ckm NRP 11010008320973

PROSEDUR A. Cara Pemeliharaan


1. Suhu ruangan harus stabil sesuai dengan kebutuhan
ruangan tersebut.
2. Pembersihan alat-alat dari debu dan bercak-bercak contras
media setiap harinya.
3. Penutupan cairan kimia dan keseterilan air yang digunakan
pada prosesing.

UNIT TERKAIT Instalasi Radiologi

77
PENGGUNAAN ALAT X-RAY MOBILE UNIT

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


1
00
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad Mayor


Ckm NRP 11010008320973

Alat rontgen mobile unit adalah alat / pesawat rontgen yang bisa
PENGERTIAN dipindah-pindah untuk pemeriksaan rontgen di ruang perawatan
umumnya khususnya ruang ICU
1. Memperkecil resiko yang bisa terjadi dalam transpotasi ke
Radiologi
TUJUAN
2. Untuk mendapatkan gambaran radio diagnotik. Sehingga
diagnose pasien dapat terdeteksi

KEBIJAKAN Dapat diopersaikan oleh ahli madya atau tenaga terlatih

1. Mempersiapkan X-Ray mobile : kaset, marker, apron, masker,


PROSEDUR dan sarung tangan
2. Membawa perlengkapan tersebut keruangan ICU atau ruangan
lainnya.
3. Member tahu pasien atau perawat ruangan
4. Hidupkan pesawat dengan menekan tombol
5. Mengatur posisi pasien dengan yang diperiksa
6. Kaset diletak di bawah organ bagian yang diperiksa atau factor
expose
7. Diexpose beri kode “X-RAY”
8. Film diproses di kamar gelap

1. Ruang ICU, HDU dan PRT


UNIT TERKAIT
2. IGD

78
PENGGUNAAN ALAT PANORAMIK

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


1
00
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02

SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

Panoramik adalah pesawat khusus yang digunakan untuk


PENGERTIAN pemeriksaan gigi. Atau bisa juga digunakan untuk pemeriksaan
rahang atas dan rahang bawah
Untuk menilai anatomo gigi keseluruhan
TUJUAN

KEBIJAKAN Dapat diopersaikan oleh ahli madya atau tenaga terlatih

PROSEDUR 1. Hubungkan kabel pesawat dengan aliran listrik


2. Nyalakan Pesawat Panoramik
3. Klik RESET MODE
4. Tekan pemeriksaan yang dibutuhkan PANO / CEPHALO
5. Atur factor eksposi sesuai kondisi pasien dan pemeriksaan
6. Pasang kaset pada tempatnya
7. Atur asiai. pasian. (klik.ANDIKATOR),
8. Klik Reset kemudian jika sudah Klik Ready
9. Tekan tombol ekspose tahan sampai pemeriksaan selesai
10. Klik RESET kembali untuk mengembalikan posisi pesawat

1. Ruang Inap
UNIT TERKAIT 2. Ruang IGD
3. Rawat Jalan

79
TREADMILL TEST

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI 1/1 1/2

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

Sarana diagnostik dan prognostik p


PENGERTIAN
enting untuk menilai pasienpasien yang diduga atau diketahui
menderita penyakit jantung iskemia, gangguan irama jantung serta
menjadi bahan referensi pemeriksaan Iebih lanjut untuk mengetahui
adanya kelainan jantung

Untuk menilai pasien-pasien yang diduga atau diketahui mendenta


TUJUAN
penyakut jantung

KEBIJAKAN Dilakukan oleh perawat terlatih

Persiapan
PROSEDUR
1. Defbribrilstor
2. Oksigen
3. Obat-obatan untuk mengatasi keadaan emergensi jantung
4. Tredmill test
5. Tensi meter
Persiapan pasien
1. Pasien diintrusikan tidak makan, minum atau merokok 2 jam
sbelum test
2. Anamnesis rtwayat medis, obat-obatan yang dikonsumsi
3. Pemeriksaan fisik
4. Informed consent

80
TREADMILL TEST

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI 1/1 2/2

SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02


( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

Pelaksanaan:
 Perawat mencuci tangan
 Pasien diberi tahu tindakan yang akan dilakukan
PROSEDUR  Alat-alat didekaikan

5. Mengatur posisi pasien dan menginstruksikan pasien untuk melepaskan


pakaian
6. Pemasangan elektroda & tread mill test
7. Memasukan riwayat pasien dengan kokmputerisasi
8. Merekam EKG resting (suppaint/berbaring)
9. Pasien diinstruksikan berdiri perlahan dan naik ke alat treadmill
10. Sebelum alat treadmill berjalan, perawat memberikan penjelasan
cara kerja alat treadmill tahap demi tahap
11. Pemasangan tensi meter dibagian lengan pasien
12. Treadmill dilaksanakan sesuai prosedur
13. Hasil pemeriksaan treadmill test dikolaborasikan dengan dokter
14. Alat-lat lepaskan dan rapikan
15. Pasien dirapikan
16. Perawat mencucu tangan

1. Perawatan
UNIT TERKAIT 2. Rawat inap
3. Rawat jalan

OPERASIONAL ALAT BECKAM COULTER CX5 PRO

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI L/25/II/2014 01 1/2

81
SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
( STANDAR
PROSEDUR 10-02-1014
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm. NRP.11010008320973

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, elektrolit, dan


PENGERTIAN enzym jantung.

TUJUAN Untuk pemeriksaan kimia darah, elektrolit, dan enzym jantung.

KEBIJAKAN Penggunaan alat secara tepat

A. Persiapan reagensia
1. Cara memasukkan reagent Beckman (posisi standby)
a. Reagensia di stabilkan pada suhu kamar
b. Sebelum memasukkan reagen kealat, dilihat terlebih dahulu
PROSEDUR
cara preparasi reagensia. (sesuai dengan protap reagensia)
c. Tekan tombol F2 (Reagent load) kemudian select
d. Tekan tombol F1 (Auto load) kemudian enter
2. Cara memasukkan reagent Beckman (posisi running)
a. Reagensia di stabilkan pada suhu kamar
b. Sebelum memasukkan reagen ke alat, dilihat terlebih dahulu
cara preparasi reagent. (sesuai dengan protap reagent)
c. Tekan tombol F2 (Reagent load) kemudian select
d. Tekan tombol Fl (auto load)
e. Tunggu hingga keluar perintah "Reagent load ready”.
f. Tekan tombol Prey Screen
g. Kemudian masukkan reagent kerja dalam plat
dengan melihat sensor Beckman

OPERASIONAL ALAT BECKAM COULTER CX5 PRO

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI L/25/II/2014 01 2/2

3. Cara calibrasi reagent Beckman


PROSEDUR
a. Tekan tombol F3 (calibration), select reagen yang mau
diperiksa

82
b. Tekan Fl (Man Cup Assignmant)
c. Isi sector dan cup
d. Ketik nama calibrasi
e. Tekan tombol Prey Screen (kembali ke menu awal)

OPERASIONAL ALAT NYCOCARD READER II


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :

01 1

RUMAH SAKIT TK. IV


01.07.02 BINJAI

83
SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk pemeriksaan kadar HbA1C dalam darah

TUJUAN Untuk pemeriksaan HbA1C

KEBIJAKAN Penggunaan alat secara benar dan tepat

PROSEDUR A. Operasionai slat :


1. Tekan tombol "ON"
2. Biarkan alat sampai dimonitor menunjukkan "Calibrate"
kemudian tekan "ENTER"
3. Tempelkar Reader Pen ke White Device
4. Tunggu sampai dimonitor menunjukkan "Calibrated' (alat sudah
terkalibrasi sendiri)
5. Tekan "ENTER"
Pilih jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.

1. Petugas laboratorium
UNIT TERKAIT
2. Tekhnisi alat

OPERASIONAL ALAT OVEN MEMMERT (INKUBATOR)

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 1
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

84
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk inkubasi sampel

TUJUAN Untuk inkubasi sampel pada pemeriksaan yang digunakan pada suhu
dan waktu tertentu
KEBIJAKAN Penggunaan alat secara benar dan tepat
A Operasional alat :
PROSEDUR 1. Masukkan stop kontak
2. Tekan tombol "ON" (ditandai dengan lampu menyala
merah)
3. Tunggu beberapa saat sampai suhu alat mencapai stabil (37°
C)
Masukkan sampel atau bahan pemeriksaan kedalam oven dan
atur waktu yang akan digunakan.

1. Petugas laboratorium
UNIT TERKAIT
2. Tekhnisi alat

OPERASIONAL ALAT NERACA DIGITAL

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 1
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

85
SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973
PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk menimbang reagensia dalam bentuk
bubuk
TUJUAN Untuk menentukan berat suatu zat atau reagensia yang diperlukan
KEBIJAKAN Penggunaan alat seca a benar dan tepat
A. Operasional alat :
1. Tempatkan timbangan pada tempat yang sejuk, tidak berangin
kencang dan tidak banyak getaran.
2. Perhatikan gelembung udara yang terdaDat di
sebelah kid depan, pastikan agar gelembung udara tersebut
berada tepat di tengah-tengah lingkaran dengan memutar kaki
PROSEDUR
timbangan.
3. Pasang pan size (wadah penimbangan), hubtingken adaptor
standar (TB 123) dengan sumber list,* PLN (usahakan agar
tegangan stabil).
4. Hidupkan timbangan dengan menekan tombol
ON/OF.
5. Panaskan timbangan selama 30 menit.
6. Tahan tombol mode sampai keluartulisan Response, lalu lepas
tombol mode
7. Timbangan slap digunakan.
8. Tekan tombol Re-zero apabila timbangan tidak
menunjukan angka nol.
1. Petugas laboratorium
Unit terkait
2. Tekhnisi alat

PEMELIHARAAN ALAT NERACA DIGITAL

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 1
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

86
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Suatu proses tata cara dalam melaksanakan pemeliharaan alat


Neraca Digital
TUJUAN Sebagai acuan untuk memelihara dan mencegah alat dari kerusakan
sehingga alat slap pakai dan tetap terjaga keakuratannya
KEBIJAKAN Alat laboratorium perlu dipelihara secara teratur oleh petugas
laboiatorium dan rekanan alat untuk menjaga dan meningkatkan mutu
pemeriksaan laboratorium.
A. Pemeliharaan
1. Jangan letakan timbangan langsung di bawah sinar matahari
2. Hindari kondisi tempat yang bertnedan magnet tinggi, berdebu,
bergetar
PROSEDUR 3. Hindari mernegang pan size timbangan pada saat hendak
memindahkan timbangan
4. Jangan meletakan benda apapun di atas timbangan terialu
lama meskipun timbangan tidak dalam keadaan aktif
5. Jangan menimbang dengan cara membanting benda ke pan
size timbangan
6. Hindari menimbang benda yang beratnya melebihi dari batas
kapasitas maksimum
7. Untuk penyimpanan dalam dalam waktu yang cukup lama,
simpanlah timbangan dalam kardus dan kemasan yang Asli
1. Petugas laboratorium
Unit terkait
2. Tekhnisi alat

OPERASIONAL ALAT HUMALYZER – 3000

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 1
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk pemeriksaan kimia darah secara

87
semi automatic
TUJUAN Untuk pemeriksaan kimia darah secara semi automatic
KEBIJAKAN Penggunaan alat secara benar dan tepat
A. Operasional slat :
1. Pasang botol pembuangan dan sambungkan selang sesuai
dengan warns
2. Pasang kabel power kesumber listrik
3. Angkat (tegakkan LCD) kemudian tekan tombol ON/OFF
dan tunggu selama ± 15 menit agar suhu stabil pada 37°C
4. Pada monitor akan tertera menu Fl (run test). F2 (Program), F3
(Worklist). dan F4 (Tools)
5. Tekan Fl kemudian pilih nomor test yang akan diperiksa
PROSEDUR
kemudian ENTER
6. Alat akan menanyakn apakah menu program lieu. dicetak atau
tidak, tekan F4 untuk Yes atau F3 untuk No
7. Kemudian alat akan menanyakan apakah mau menggunakan
blanko lama atau baru (pilih Yes or No
8. Alat akan menanyakan apakah mau menggunakan standart
lama atau baru pilihan sama seperti diatas
9. Apabila kita menggunakan standart lama, maka alat akan
menanyakan apakah kurve nya mau dicetak apa tidak
10. Alat akan meminta blank, standart (apabila menggunakan
standart atau blank baru) kemudian sampel dan seterusnya,
masukkan sesuai permintaan slat dengan Para memasukkan
sampel pada selang flowcell kemudian masukkan jari kesensor
penghisap
11. Jika sampel sudah di hisap maka hasil secara otomatis akan
tercetak pada printer
Unit terkait Laboratorium

OPERASIONAL ALAT SYSMEX KX-21

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 1
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap

TUJUAN Untuk pemeriksaan darah lengkap


KEBIJAKAN Penggunaan alat secara benar dan tepat

88
A. Operasional slat :
1. Pastikan instrument KX - 21 dalam keadaa
PROSEDUR
"Ready"
2. Masukkan data pasien dengan menekan tomboi "Sampel No'
3. Isikan No Identitas sampel yang akan diperiksa, kemudian
tekan tombol Enter
4. Letakkan darah pasien dibawah aspiration probe
5. Tekan tombol Start (warns hijau)
6. Hasil pemeriksaan akan tertampil dilayardan 1
tercetak pada print out.

1. Petugas laboratorium
Unit terkait
2. Tekhnisi alat

89
PROSEDUR PEMELHIARAAN ALAT HEMOSTASIS
SYSMTEX CA - 50

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
00 1/2
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK. IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Suatu proses rata cara dalam melaksanakan pemeliharaar alat


Haemostasis Sysmex CA-50
TUJUAN Sebagai acuan untuk memelihara dan mencegah alat dan ken sakan
sehingga alat siap pakai dan tetap terjaga keakuratannya
KEBIJAKAN Mat laboratorium perlu dipelihara secara teratur dan berkalE oleh
petugas laboratorium dan rekanan alat untuk menjaga
dan meningkatkan mute pemeriksaan laboratorium.
A. Perawatan Harian
1. Matikan alat dan lepaskan kabel Power Cord
2. Bersihkan masing-masing bagian dengan menggunakan kain
lembut dengan air. Apabila kotoran susah dihilangkan,
gunakan kain lembut dengan sabun deterjen, kemudian, bilas
PROSEDUR
dengan kain basah lain usap dengan kain lembut yang,kering (
jangan menggunakan cairan bersih apapun selain air dan .
deterjen netral)
3. Dokumentasikan pada lembar Maintenance Cheeklist
B. Perawatan Mingguan
1. Matikan alat dan lepaskan kabel Power Cord
2. Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan alat
dengan menggunakan kain yang sudah dibasahi dengan air
dan deterjen netral. Kemudian usap dengan menggunakan
kain lembut yang kering

PROSEDUR PEMELHIARAAN ALAT HEMOSTASIS


SYSMTEX CA - 50

90
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 2/2

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI
PROSEDUR 3. Lepaskan filter dibagian bawah alat. Bersihkan filter tersebut
dengan air lain keringkan. Pasang kembali filter ke tempat
semula
4. Dokumentasikan pada lembar Maintenance Cheeklist

1. Petugas laboratorium
Unit terkait
2. Tekhnisi alat

91
PEMELIHARAAN ALAT CENTRIFUGE
EPPENDORF

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
00 1/2
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Suatu proses tata cara dalam melaksanakan pemeliharaaN alat.


Centrifuge Eppendorf
TUJUAN Sebagai acuan untuk memelihara dan mencegah alat dari kerusakan
sehingga alat siap pakai dan tetap terjaga kualitasnya.
KEBIJAKAN Alat laboratorium perlu dipelihara secara teratur dan berkala oleh
petugas laboratorium dan rekanan alat untuk menjaga dan
meningkatkan mutu pemeriksaan
A. Perawatan
1. Selalu putuskan arus listrik dari sumbemya saat akan
melakukan servis
2. Bersihkan meth' dengan kain halm dan air hangat (jangan
memakai alkohol atau jenisnya)
PROSEDUR
3. Servis dilakukan oleh personil yang mempunyai keahlian atau
tertara yang mempunyai izin khusus.
4. Untuk menghindari kejutan listrik, harus selalu menggunakan
alat stavolt untuk penanganan anus listrik dan voltase yang
benar.
5. Voltase lain yang mempunyai spesifikasi khusus akan
mempengaruhi pengoperasian dari pada kecepatan dan
kekuatan centrifuge
6. Perawatan harus dilakukan secara berperiode atau
kapanpun diperlukan.

PEMELIHARAAN ALAT CENTRIFUGE


EPPENDORF

92
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 2/2

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI
.
PROSEDUR
7. Rotor atau bucket harus selalu seimbang
8. Rotor atau bucket dibersihkan 1 bulan sekali.

UNIT TERKAIT . Petugas laboratorium


2. Tekhnisi alat

93
PEMELIHARAAN ALAT MIKROSKOP OLYMPUS CX21

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 1/2
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI
Ditetapkan,
SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973
PENGERTIAN Suatu proses tats cara dalam melaksanakan pemeliharaan alat
Mikroskop Olympus Cx 21
TUJUAN Sebagai acuan untuk memelihara dan mencegah alat dari ketusakan
sehingga alat slap pakai dan tetap terjaga keakuratannya
KEBIJAKAN Alat laboratorium perlu dipelihara secara teratur dan berkala oleh
petugas laboratorium dan rekanan alat untuk menjaga dan
memnikatkan mutu pemeriksaan laboratorium
1. Bagian-bagian yang harus dibersihkan :
a. Lensa okuler (eyepiece lens)
b. Lensa obyektif (objectve lens)
c. Badan mikroskop (microscope body)
2. Cara kerja perawatan
a. Lensa okuler
PROSEDUR a. bersihkan bagian lensa yang kotor akibat debu atau jamur
dengan menggunakan blower atau kuas halus.
b. Setelah debu dibersihkan lalu kits menggunakan kertas
tissue yang digulung dengan menggunakan stile kayo
b. Lensa obyektif
Sama seperti membersihkan lensa okuler, kecaaii untuk
obyektif 100x harus menggunakan Wash Benzin (bensin putih)
untuk menelilanglcan oh imersi.
c. Badan Mikroskop
a. Untuk badan mikroskopkita bersihkan dengan sabun
deterjen, sebaiknya sikat yang halus.

PEMELIHARAAN ALAT MIKROSKOP OLYMPUS CX21

94
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 2/2

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI
b. Pada saat membersihkan both mikroskop, semua lensa
dilepas dahulu dan lubang / tempat
lensa tersebut ditutupdengan kertas tissue biasa agar tidak
PROSEDUR kemasukan air atau benda yang lainnya
c. Kaca penutup lampu / lensa penerangan
d. Bersihkan penutup lampu dengan menggunakan tissue
atau kain halus setiap awal penggunaan..
3. Cara penyimpanan
Tempatkan mikroskop di tempat yang kering (tidak lembab,)
Untuk lensa okuler dan lensa obyektif sebaiknya ditambahkan
silicagel untuk menyerap uap air disekitar lingkungan tempat
penyimpanan mikroskop.

1. Petugas laboratorium
UNIT TERKAIT
2. Tekhnisi alat

PEMELIHARAAN ALAT HUMALYZER 3000

95
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 1/2

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI
Ditetapkan,
SPO Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973
PENGERTIAN Suatu proses tata cara dalam melaksanakan pemeliharaan
alatHumalyzer 3000
TUJUAN Sebagai acuan untuk memelihara dan mencegah alat dari kerusakan
sehingga alat siap pakai dan tetap terjaga keakuratannya
KEBIJAKAN Alat laboratorium perlu dipelihara secara teratur dan berkala untuk
menjaga dan meningatkan mutu pemeriksaan laboratorium
1. Bersihkan alai dari debu dan kotoran, lakukan minimal 2x
seminggu
2. Sebelum alat dimatikan lakukan pencucian dengan purge
3. Cara mengganti lampu
a. Buka cover screw kemudian angkat cover keatas kemudian
lihat posisi lampu
PROSEDUR b. Pada alat terdapat 4 bh lamp connector screws,bukalah 2
screws yang berada ditengah
c. Cabut lampu dan kemudian masukan lampu barn (jangan
memegang lampu dengan mengunakan tangan. kosong
lapisillahy dengan tissue)
d. Atur posisi lampu barn agar center dengan iensa kemudian
kencangkankembali kedua screws
e. Tutup cover dan hidupkan alat dan tekan tool(f4),Ialu pilih
diagnostic lalu filter voltage
f. Apabila nilai filter 2 sampai 10 berarti penggantian lampu
sudah selesai

PEMELIHARAAN ALAT HUMALYZER 3000

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 2/2
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

96
g. Apa bila nilai nya belum tercapai berarti lampu kurang center,
geserlah lampu dengan memutar vertical screw untuk naik
turun) atau horizontal screw (untuk kekiri dan kekanan )
PROSEDUR
sampai lampu center (focus)
h. Lakukan kembali diagnostic mengecek filter voltage

4. Service pumptpenghisapan
a. Apabila pump mace (tidak menghisap) buka cover kemudian
lepaskan selang dari valve(penjepit)
b. Unit bagian selang yang terjepit kemudin lakukan purge
dengan menggunakan aquadest sampai mengalir dengan baik
c. Apabila sudah mengalir dengan baik pasang kembali kembali
selang pada valve
d. Tutuplah dah kembali cover dan pasang cover screw

Unit terkait 1. Petugas laboratorium


2. Tekhnisi alat

PEMELIHARAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 1/2
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

97
dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad
Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Suatu proses tata cara dalam melaksanakan pemeliharaan alat-alat


laboratorium

TUJUAN Sebagai acuan untuk memelihara alat-alat laboratorium di


laboratorium klinik
KEBIJAKAN Alat laboratorium perlu dipelihara secara teratur untuk menjaga dan
meningkatkan mutu pemerikasaan laboratorium. Adapun alat-alat
laboratorium yang perlu dipelihara terlampir (lampiran 1)

1. Sebelum menggunakan alat-alat di laboratorium periksa dahulu,


kabel harus dalam keadaan terpasang pada saklar listrik.
2. Operasionalkan alat-alat laboratorium sesuai dengan prosedur
PROSEDUR operasional alat yang bersangkutan.
3. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, alat-alat harus dalam
keadaan bersih, kemudian matikan alat dengan menekan saklar
off pada alat dan saklar off pada stabilizer untuk alat yang perlu
dimatikan.
4. Setiap ada kerusakan. Secepatnya petugas yang bersangkutan
melapor kepada penanggung jawab alat melalui Waka ruangan
dengan sepengetahuan Kepala Ruangan Klinik Laboratorium
untuk menghubungi tekhnisi alat dari perusahaan rekanan agar
segera dilakukan perbaikan.

PEMELIHARAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 2/2
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

PROSEDUR 5. Prosedur tetap pemeliharaan masing-masing alat laboratorium


terlampir

UNIT TERKAIT 1. Petugas laboratorium


2. Tekhnisi alat
3. Kepala ruangan dan wakil kepala ruangan

98
KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA
LABORATORIUM

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
00 1/2
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kemanan kerja

99
laboratorium ialah keamanan kerja, tata ruang dan fasilitas peralatan
kerja dan prosedur yang digunakan untuk keamanan bagi
tenaga kerja laboratorium mangacu kepada keamanan laboratorium
mikrobiologi, biomedis dan pedoman lain yang berlaku.

Laboratorium harus mempunyai ruangan, fasilitas laboratorium, dan


TUJUAN
peralatan laboratorium untuk keamanan bagi tenaga laboratorium.
Laboratorium harus mempunyai kebijakan pemeliharaan kesehatan
KEBIJAKAN
dan immunisasi bagi staf laboratorium secara berkala.
1. Jaga kebersihan laboratorium setiap saat, bersihkan dengan
desinfekkan.
2. Jangan memperbaiki peralatan listrik bila tidak mengetahui
PROSEDUR
tentang kelistrikan.
3. Setiap petugas hanya boleh mengoperasikan peralatan listrik
yang mereka kuasai kewenangannya.
4. Gunakan alat pelindung.
5. Laporkan segera bila peralatan rusak
6. Laporkan bila ada kecelakaan.
7. Tidak menyimpan makanan dan minuman dalam lemari es
bersama dengan spesimen
8. Tidak makan, minum dan morokok dalam ruangan.

KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA


LABORATORIUM

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
00 2/2
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

1.Laboratorium
UNIT TERKAIT
2. Bagian Umum dan Pemeliharaan

100
STERILISATOR

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

00 1
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk menstrerilkan alat

TUJUAN Agar terhindar dad ionfeksi


KEBIJAKAN Dilakukan oleh petugas medis
PROSEDUR A Persiapan alat
1. Siapkan lemari stern
2. Siapkan rak
3. Siapkan barang-barang yang akan diozonisasi dan disterilisasi

101
B Cara pemakaian
1. Pasang masing- masing rak di ruang ozon bagian atas dan
ruang stern bagian bawah
2. Masukan barang-barang yang akan diozonisasi dan
disterilisasi
3. Tekan tombol " stern " untuk memulai proses sterilisasi, proses
sterilisasi memeriukan waktu ± 10-15 mend
4. Tekan tombol " ozon " untuk memulai proses ozonisasi, proses
ozonisasi memeriukan waktu ±10-15 menit
5. Setelah semua proses selesai tekan tombol " stop "
6. Diamkan selama ±15-20 menit untuk penetralan / pendinginan
7. Keluarkan barang-barang dan siap digunakan
UNIT TERKAIT Poli Gigi

102
STETOSCOP DEWASA

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

01 1
RUMAH SAKIT TK. IV
01.07.02 BINJAI
Tanggal terbit :
Kepala Rumah Sakit Tk.IV 01.07.02
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN Suatu alat yang berfungsi untuk memperjelas pendengaran pada


saat pemeriksaan organ – organ tubuh tertentu yang tidak dapat
dilakukan secara langsung.
TUJUAN Sebagai media penghubung memperjelas pendengaran antara
pemeriksa dengan suara – suara yang ditimbulkan oleh organ –
organ tertentu yang tidak dapat didengar secara langsung.
KEBIJAKAN Dapat dilakukan semua petugas perawat / Dokter.
PROSEDUR - Prosedur kerja :
A. Persiapan alat :
1. Stetoscope

B. Pemakaian :
1. Letakkan tangkai stetoscope ke telinga
2. Tempelkan bagian yang mempunyai membran ke
bagian tubuh pasien yang akan diperiksa

C. Cara pemeliharaan :
1. Dibersihkan setiap hari denga kain lap
2. Bila ada kerusakan aporkan kebagian IPS RS

UNIT TERKAIT Keperawatan, IGD, OK, Poliklinik, Kamar bersalin, IPS RS

103
IDENTIFIKASI PENGUNJUNG

No. Dokumen : Revisi : Halaman :

1/1
RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01. 07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN
Orang-orang yang datang berkunjung disuatu tempat sebagai
pengunjung yang terdiri dart beberapa orang dengan bermacam-
macam motivasi kunjungan.

TUJUAN
Terciptanya suasana yang mendukung rasa aman dan nyaman bagi
pasien dan Iingkungan RS

KEBIJAKAN
Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02 Nomor Kep / 176 /
III / 2015 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.

PROSEDUR
1. Mengingatkan batas-batas waktu berkunjung
2. Memberikan ID Card pada pengujung agar dapat bergantian
3. Meningatkan pengunjung agar selalu menjaga kenyamanan
pasien

1.Urpam
UNIT TERKAIT 2. Staf RS
3. Pengunjung

KESELAMATAN DAN KEMANAN RUMAH SAKIT

104
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT TK 01 1/1


IV 01. 07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN
Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana gedung,
halaman / ground dan peralatan rumahsakit tidak menimbulkan
bahaya atau resiko bagi pasien, staf dan pengunjung

TUJUAN
Untuk mengurangi kerugian, kehilangan bahkan dampak yang lebih
fatal baik pada pasien, keluarganya, karyawan RS maupun pihak
outsourcing akibat potensi masalah pada fasilitas rumah sakit. Dan
meningkatkan keselamatan mereka dengan menyiapkan lingkungan
fisik rumah sakit yang aman

KEBIJAKAN
Tindakan awal menentukan kondisi berikutnya untuk itu SOP upaya
tindakan awal perlu dipelajari dan dilaksanakan agar tidak timbul
keadaan yang Iebih membahayakan.

PROSEDUR
1. Memonitor dan mengamankan area yang diidentifikasi bagal
resiko keamanan
2. Pe!aksanaan pemberian identitas kepada staf,pasien.
dan pengujung vendor area beresiko
3. Melaksanankan program keselamatan dan keamanan selama
masa pembangunan dan renovasi.

KESELAMATAN DAN KEMANAN RUMAH SAKIT

105
No. Dokumen : Revisi : Halaman :

1 2/2

RUMAH SAKIT TK.


IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

4. Mencatat kejadian cedera .


PROSEDUR 5. Mengevaluasi dan melakukan perbaikan

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Kerja

106
PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN PADA MASA
RENOVASI

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
1 1/1
IV 01.07.02 BINJAI

SPO Tanggal terbit : Ditetapkan,


( STANDAR Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.02
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

PENGERTIAN 1. Renovasi adalah pembangunan ulang atau pembetulan/perbaikan


yang sesuai dibutuhkan
2. Bangunan adalah sarana, prasarana atau infrastruktur dalam
kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membarigun
peradabannya seperti haInya jembatan dan kontruksinya serta
rancangannya
3. Renovasi bangunan adalah pembangunan ulang atau pembetulan
sarana, prasarana atau infrastruktur

TUJUAN
Memberikan arah dan sasaran dalam menciptakan kenyamanaN,,
keselamatan serta meitindungi bagi pasien, keluarga,petugas dan
pengunjung dari debu,kebisingan dan pencemaran air bersih dari
dampak bangunan yang sedang dilaksanakan di lingkungan rumah
sakit sesuai persyaratan yang beriaku.

KEBIJAKAN
Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02 Nomor Kep / 176 /
III / 2015 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.
4. Melibatkan Tim Pengendafi Infeksi Rumah sakit, K3RS dan Unit
PROSEDUR
Kesling dalam perencanaan untuk rekontruksi / renovasi
bangunan rumah sakit dari tahap awal/perencanaan (design),
proses dan sampai selesai, sesuai stand K3RS dan PPI

107
PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN PADA MASA
RENOVASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT TK.
IV 01.07.02 BINJAI 2/2

5. Sebelum pelaksanaan renovasi, pembangunan dan


PROSEDUR
pembongkaran bangunan, pihak‘ pelaksana proyek harus
menutup area/lokasi kerja dan memasang informasi bahwa
area/lokasi sedang ada kegiatan renovasi, pembangunan dan
pembongkaran seperti contoh "Mohon maaf mengganggu
kenyamanan anda, sedang ada renovasi/pembangunan"
6. Kegiatan renovasi yang menimbulkan suara/kebisingan harus
dilakukan pada pukul 08.00 — 17.00 bagi seluruh area di
lingkungan Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02. Kegiatan yang tidak
menimbulkan kebisingan dilakukan pada pukul 08.00 — 17.00,
kegiatan lembur atas persetujuan user dan cliketahui oleh Ba.
tehnik
7. Kegiatan renovasi yang menimbulkan asap/debu area atau
lokasi tersebut harus di tutup dengan terpal/triplek agar debL,
tidak beterbangan bebas serta untuk membatasi lalu laiang
pasien, keluarga, petugas dan pengunjung Rumah Sakit Tk. IV
01.07.02
8. Mengganggu Kegiatan renovasi di ruang operasi maka ruang
operasi tersebut tidak boleh dilakUkan untuk kegiatan operasi
atau kegiatan operasI dilakukan di ruang operasi lain
9. Kegiatan renovasi di ruang perawatan pasien maka ruang
perawatan pasien tersebut harus dikosongkan atau pasien
dipindahkan ke ruang perawatan lain
10. Selama kegiatan proses renevasi/pembangunan pelaksana
proyek wajib mengenakan APD.
1.Urdal
UNIT TERKAIT
2.bagian tehnik

108

Anda mungkin juga menyukai