Anda di halaman 1dari 21

SALINAN

BUPATI PULAU MOROTAI


PROPINSI MALUKU UTARA
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUP PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN PULAU MOROTAI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PULAU MOROTAI,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 13
ayat (1) huruf a, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Pulau Morotai;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Kode Etik Peagawai Negeri Sipil Dilingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75 Tambahan Lemabaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Pulau Morotai di Provinsi
Maluku Utara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4937);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
4. Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2014
Nomor 06, Tambahan Lembaran Rebuplik Indonesia
Nomor 5494);

1
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 09 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 1990 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin
Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 141,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4449);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 141,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4449);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 73 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor I1 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6041);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 202 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6718);
13. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Pulau Morotai (Lembaran Daerah Kabupaten Pulau
Morotai Tahun 2016 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 28) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Pulau Morotai (Lembaran Daerah Kabupaten
Pulau Morotai Tahun 2017 Nomor 2);
14. Peraturan Bupati Pulau Morotai Nomor 36 Tahun 2017
tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan
Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah, Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Pulau Morotai;

2
15. Peraturan Bupati Kabupaten Pulau Morotai Nomor 4
Tahun 2019 tentang Reformasi Birokrasi dan Penegakan
Disiplin Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Pulau Morotai (Berita Daerah
Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2019 Nomor 04);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KODE ETIK PEGAWAI


NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN PULAU MOROTAI.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Pulau Morotai;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
3. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Pulau Morotai;
4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pulau Morotai;
5. Pegawai Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai yang
selanjutnya disebut Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil yang
dipekerjakan atau diperbantukan termasuk Calon Pegawai Negeri Sipil
Dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai;
6. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri sipil
untuk mengatasi kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam Peraturan Perundang-Undangan atau Peraturan kedinasan yang
apabilah tidak ditaati atau dilanggar jatuh hukuman Disiplin;
7. Kode Etik Pegawai dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau
Morotai adalah pedoman sikap dan tingkahlaku bagi Pegawai Kabupaten
Pulau Morotai dalam melaksanakan tugas dan pergaulan hidupnya sehari-
hari;
8. Pelanggaran kode etik pegawai adalah segala bentuk ucapan terlisan atau
perbuatan yang bertentangan dengan butir-butir jiwa Korps dan Kode Etik
PNS dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai;
9. Pejabat yang berwenang adalah pejabat pembina kepegawaian yang
memberikan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik Pegawai;

BAB II
TUJUAN KODE ETIK
Pasal 2
Tujuan Kode Etik Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai
yaitu:
1. Mendorong pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundang-undangan;
2. Meningkatkan disiplin dalam melaksanakan tugas kedinasan; dan
3. Menjamin kelancaran dalam pelaksanaan tugas dan suasana kerja yang
harmonis dan kondusif keluarga dan masyarakat;

3
BAB III
PRINSIP NILAI DASAR KODE ETIK
Pasal 3

Prinsip Nilai Dasar Kode Etik:


1. Integritas;
2. Profesionalitas;
3. Inovasi;
4. Tanggung jawab;
5. Keteladanan;
6. Jujur;
7. Disiplin;
8. Bersemangat;
9. Kerjasama;
10. Pelayanan prima;
11. Panutan; dan
12. Kebersamaan;

BAB IV
KODE ETIK
Pasal 4
Setiap pegawai dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai
dalam melaksanakan tugas dan kehidupan sehari-hari selain tunduk dan
berpedoman pada Kode Etik PNS, sebagaimana diatur dalam peraturan
pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Koprs dan Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil, juga tunduk kepada Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Kabupaten Pulau Morotai yang diatur dalam peraturan Bupati ini.

Pasal 5
Kode Etik Pegawai Kabupaten Pulau Morotai Meliputi:
1. Mengetahui dan/atau memahami serta mentaati ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kepegawaian;
2. Tidak memberikan keterangan/informasi data kepegawaian yang bersifat
rahasia kepada pihak yang berwewenang;
3. Tidak menyalagunakan organisasi Pemerintah Daerah Kab Pulau Morotai
untuk kepentingan pribadi atau golongan;
4. Tidak menggunakan aset Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau
Morotai untuk kepentingan pribadi atau golongan;
5. Tidak melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi atau golongan;
6. Tidak melakukan tindakan gratifikasi berupa menerima uang,
bingkisan/parcel, fasilitas dan bentuk pemberian lainnya yang
berhubungan dengan jabatan;
7. Tidak bertindak selaku perantara bagi seseorang, pengusaha atau
golongan untuk mendapatkan pekerjaan atasan peranan dari Pemerintah
Daerah Kabupaten Pulau Morotai;
8. Tidak bertindak selaku perantara dalam proses administrasi
kepegawaian dengan mengambil keuntungan pribadi atau golongan;
9. Menetapkan dan memelihara suasana kerja yang kondusif;

4
10. Bertindak dan bersikap tegas, tetap adil dan bijaksana terhadap
bawahan;
11. Saling menghargai dan menghormati sesama Pegawai Pemerintah Daerah
Kabupaten Pulau Morotai antara bawahan, atasan dan masyarakat;
12. Menjadi teladan yang baik terhadap sesama Pegawai Pemerintah Daerah
Kabupaten Pulau Morotai bawahan dan masyarakat;
13. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat dan aman;
14. Melayani dan Menghormati setiap tamu yang datang ke Pemerintah
Daerah Kabupaten Pulau Morotai;
15. Berperilaku sopan santun terhadap sesama atasan, bawahan dan
masyarakat;
16. Tidak dapat memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan
kehormatan atau martabat Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau
Morotai, kecuali untuk kepentingan pelaksana tugas Jabatan;
17. Menjaga dan menjalani rasa solidaritas sesama pegawai Pemerintah
Daerah Kabupaten Pulau Morotai;
18. Saling mendukung pelaksana tugas yang diberikan Pimpinan;
19. Setiap atasan harus bersikap bijaksana dan memperlakukan yang sama
terhadap bawahannya dan dapat menjadi teladan keprofesionalisme;
20. Meningkatkan Profesional guna menunjang pelaksana tugas;
21. Tidak hidup bersama dengan wanita yang bukan istrinya atau dengan
pria yang bukan suaminya;
22. Menolak setiap tugas yang bertentangan dengan peraturan Perundang-
Undangan;
23. Menjalankan 5 budaya kerja dan 5 tolak dengan penuh kesadaran serta
penuh rasa tanggung jawab; dan
24. Mempedomani Lambang PIN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Etika Bekerja Diluar Kantor meliputi:
1. Melakukan Kerjasama dan berkoordinasi dengan baik antara Badan,
Dinas, Kantor dan Bagian antar satuan kerja instansi terkait;
2. Tidak bekerjasama dan berkompromi dengan hal-hal yang menyalahi
aturan dan atau penyalagunaan wewenang;
3. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan dan menyelesaikan tugas
dengan sebaik baiknya;
4. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; dan
5. Menghindari Konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan.

BAB V
PENEGAKAN KODE ETIK
Pasal 6
(1) Setiap Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai yang
terbukti melanggar Kode Etik dikenakan sangsi Moral;
(2) Sanksi Moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. Pernyataan secara tertutup; dan atau
b. Pernyataan secara terbuka.
(3) Sanksi Moral dapat disampaikan secara tertutup atau terbuka;
(4) Selain diberikan sangsi Moral PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau
Morotai dapat dikenakan sangsi tindakan Administrasi sesuai Ketentuan
Perundang-undangan;

5
(5) Tindakan Administrasi diberikan berdasarkan Rekomendasi Majelis Kode
Etik berupa:
a. Sangsi hukuman Disiplin tingkat ringan;
b. Sangsi hukuman Disiplin tingkat sedang; dan
c. Sangsi hukuman Disiplin tingkat berat.

BAB VI
REHABILITASI
Pasal 7
(1) Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau
Morotai yang dilaporkan melanggar Kode Etik dan setelah Sidang Kode
Etik diputuskan tidak terbukti melakukan pelanggaran dapat di
Rehabilitasi Nama baiknya; dan
(2) Rehabilitasi ditetapkan dengan Keputusan Majelis Kode Etik.

BAB VII
PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA

Pasal 8
(1) Setiap terjadi dugaan pelanggaran Kode Etik Pegawai Pemerintah Daerah
Kabupaten Pulau Morotai dibentuk Tim Pemeriksa;
(2) Pembentukan Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh:
a. Sekertaris Daerah apabila dengan pelanggaran Kode Etik yang
dilakukan oleh Pegawai ASN menduduki Jabatan Struktural Eselon II;
b. Pimpinan Organisasi Peragkat Daerah (OPD) apabila dugaan
pelanggaran Kode Etik dilakukan oleh Pegawai ASN yang menduduki
Jabatan Struktural Eselon III;
c. Sekretaris Dinas dan Badan Kantor apabila dugaan pelanggaran Kode
Etik dilakukan oleh Pegawai yang menduduki Jabatan Struktural
Eselon IV; dan
d. Kepala Bidang apabila dugaan pelanggaran Kode Etik dilakukan oleh
Pegawai yang menduduki Jabatan Fungsional dan Staf Pelaksana.
(3) Pembentukan Tim Pemeriksa dibuat menurut contoh sebagaimana
tersebut dalam lampiran I. Peraturan Bupati ini.
(4) Keangotaan Tim Pemeriksa terdiri dari:
a. Atasan langsung;
b. Unsur pengawasan;
c. Unsur kepegawaian; dan
d. Pejabat lain yang ditunjuk.
(5) Jabatan dan Pangkat Tim Pemeriksa tidak boleh rendah dari Jabatan dan
Pangkat Pegawai yang diperiksa karena diduga melanggar Kode Etik.

Pasal 9
Pegawai pemerintah Kabupaten Pulau Morotai yang diduga melakukan:
1. Pelanggaran Kode Etik dipanggil untuk diperiksa oleh Tim Pemeriksa;
2. Apabila dibutukan Majelis Kode Etik dapat memangil orang lain untuk
dimintai keterangan guna kepentinggan Pemeriksaan; dan

6
3. Panggilan sebagai mana dimaksut pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
secara tertulis dan ditandatangani oleh Ketua atau Sekertaris Majelis
Kode Etik dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Lampiran
Peraturan Bupati ini.

Pasal 10
(1) Pemeriksaan dilakukan secara tertutup hanya diketahui dan dihadiri
oleh Pegawai Pemerintah Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai
yang di periksa dan Majelis Kode Etik;
(2) Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai yang diperiksa
karna diduga melakukan pelanggaran Kode Etik wajip menjawap segala
pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Kode Etik
(3) Apabilah pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai yang
diperiksa tidak mau menjawap pertanyaan maka yang mersagkutan
dianggap mengakui dugaan pelanggaran Kode Etik yang dilakukanya;
(4) Hasil pemeriksaan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP)
dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Lampiran II
Peraturan Bupati ini;
(5) Berita acara periksaan ditandatangani oleh Angota Majelis Kode Etik
yang memeriksa dan Pegawai Pemerinta Daerah Kabupaten Pulau
Morotai yang diperiksa; dan
(6) Apabila Pegawai Negri Sipil yang bersangkutan diperiksa tidak bersedia
menanda tangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut cukup
ditanda tangani oleh Majelis Kode Etik yang memeriksa dengan
memberikan catatan dalam bentuk berita acara pemeriksaan bahwa PNS
yang diperiksa tidak bersedia menanda tangani berita acara pemeriksaan
(BAP).

BAB VIII
Pasal 11
(1) Setiap terjadi dugaan Pelanggaran Kode Etik Pegawai Pemerintah
Pemerintah Daerah Kabupaten Morotai dibentuk Majelis Kode Etik;
(2) Pembentukan Majelis Kode Etik sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Sekertaris Daerah;
(3) Pembentukan Majelis Kode Etik dibuat menurut contoh, sebagaimana
tersebut dalam Lampiran III Peraturan Bupati ini;
(4) Keanggotaan Majelis Kode Etik terdiri dari.
a. 1 (satu) Orang Ketua;
b. 1 (satu) Orang Sekertaris; dan
c. Minimal 5 Orang Anggota.
(5) Jabatan dan Pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak boleh rendah dari
Jabatan dan Pangkat Pegawai yang diperiksa karena diduga melanggar
Kode Etik.

7
Pasal 12
(1) Hasil berita acara pemeriksaan (BAP) sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) Apabila terbukti dugaan pelanggaran, Majelis Kode Etik
mempersilahkan Sekertaris majelis mempersiapkan tuntutan di sertai
bukti-bukti untuk di ajukan dalam persidangan Majelis Kode Etik yang
dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV
Peraturan Bupati ini;
(2) Ketua Majelis Kode Etik membuka sidang majelis secara resmi dan
sidang tertutup untuk umum dan di hadiri tertuntut dan saksi-saksi;
(3) Sekertasi Majelis sebagai penuntut mempersilahkan petugas penjaga
pintu sidang untuk memanggil Tertuntut untuk mempersilahkan masuk
dalam ruang sidang Majelis Kode Etik;
(4) Surat tuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di serahkan kepada
Ketua dan Anggota Majelis persidangan disertai barang bukti untuk
dipelajari;
(5) Sekertaris Majelis Kode Edik membacakan surat tuntutan di hadapan
Ketua dan Anggota Majelis, Tertuntut dan saksi-saksi dengan
permintaan agar Ketua Majelis memeriksa Mengadili dan Memutuskan.

Pasal 13
(1) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa Pegawai
Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai yang diduga melangar
Kode Etik;
(2) Majelis Kode Etik Mengambil keputusan setelah pegawai yang
bersagkutan diberi kesempatan membela diri;
(3) Pembelaan diri sebagaimana dimaksut pada ayat (2) disampaikan pada
saat pemeriksaan oleh Majelis Kode Etik;
(4) Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawaraah mufakat
dalam sidang Majelis Kode Etik tanpa dihadiri pegawai yang diperiksa;
(5) Dalam hal musyawara sebagaimana dimaksut pada ayat (4) tidak
tercapai keputusan diambil degan suara terbanyak;
(6) Sidang Majelis Kode Etik di anggap sah apabila dihadiri oleh Ketua,
Sekertaris dan paling kurang 1 (satu) orang anggota;
(7) Keputusan sidang Kode Etik memberikan rekomendasi bersifat final; dan
(8) Rekomendasi Sidang Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksut pada ayat
(7) ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV Peraturan Bupati Pulau
Morotai.

8
Pasal 14
Majelis Kode Etik wajib menyampaikan berita acara pemeriksaan dan
keputusan hasil Sidang Majelis berupa Rekomendasi Kepada Pejabat yang
berwenang yang menjatuhkan Sanksi Moral sebagai bahan dalam
menetapkan keputusan Penjatuhan Sanksi Moral.

Pasal 15
(1) Pejabat yang berwewenang yang menjatukan Sanksi Moral sebagaimana
dimaksut dalam Pasal 11 adalah:
a. Pejabat Struktural Esalon IV, bagi Pegawai Pemerintah Daerah
Kabupaten Pulau Morotai yang menduduki Jabatan Fugsonal Umum
dan Calon Pegawai Negri Sipil dilingkungan Organisasi Pergkat
Daerah (OPD) dilingkungan;
b. Pejabat Struktural Esalon III, bagi Pegawai Pemerintah Daerah
Kabupaten Pulau Morotai yang menduduki Jabatan Struktural Esalon
IV, dilingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan;

c. Pejabat Struktural Esalon II, bagi Pegawai Pemerintah Daerah


Kabupaten Pulau Morotai yang menduduki Jabatan Struktural Esalon
III, dilingkungan Organisasi Peragkat Daerah (OPD); dan
d. Sekertaris Daerah bagi Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau
Morotai yang menduduki Jabatan Asisten dan Staf Ahli
dilingkungannya.
(2) Penjatuhan sanksi moral sebagaimana dimaksut pada ayat (1),
ditetapkan dengan keputusan dibuat menurut contoh sebagai mana
tersebut dalam Lampiran V Peraturan Bupati Kabupaten Pulau Morotai
ini;
(3) Dalam Keputusan penjatuhan Sanksi Moral dalam sebagaimana
Dimaksud pada ayat (2), harus disebutkan jenis Pelangaran Kode Etik
yang dilakukan.
(4) Penjatuhan Sanksi Moral dilakukan melalui:
a. Pernyataan secara tertutup yang disampaikan oleh pejabat yang
berwewenang menjatuhkan sanksi moral oleh Pimpinan OPD atau
Pejabat lain yang ditentukan; dan
b. Pernyataan secara terbuka disampaikan oleh Sekertaris Daerah
Kabupaten Pulau Morotai atau Pejabat lain yang di tunjuk.
(5) Pernyataan secara tertutup sebagamana dimaksud pada ayat (4) huruf
a, hanya diketahui oleh Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau
Morotai yang bersangkutan dan pejabat yang menyampaikan keputusan
serta pejabat lain yang terkait dengan ketentuan pejabat terkait
dimaksut tidak boleh berpagkat lebih rendah dari Pegawai Kabupaten
Pulau Morotai yang bersagkutan.
(6) Pernyataan secara terbuka sebagaiman di maksut pada ayat (4) huruf b,
majelis forum-forum pertemuan resmi Upacara Bendera, media
masa/bukti Pemerinta Daerah Kabupaten Pulau Morotai papan
pengumuman dan forum lain yang di pandang sesuai.
(7) Sanksi Moral Berupa pernyataan secara tertutup atau terbuka mulai
berlaku pada saat di sampaikan dan dibuat dalam berita acara menurut
contoh sebagaimana tersebut dalam Lampiran V Peraturan Bupati Pulau
Morotai.

9
Pasal 16
(1) Pegawai Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai yang melakukan
pelanggaran Kode Etik selain dikenakan sanksi moral sebagaimana
dalam Pasal 6, dapat dikenakan tindakan administratif sesuai dengan
Peraturan Perundang-Undangan atas Rekomendasi Majelis Kode Etik.
(2) Tindakan Admistratif atas Rekomendasi Majelis Kode Etik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan tentang disiplin PNS.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pulau
Morotai.

Ditetapkan di Morotai Selatan


pada tanggal 27 Desember 2021
BUPATI PULAU MOROTAI,

ttd

BENNY LAOS

Diundangkan di Morotai Selatan


pada tanggal 28 Desember 2021
Pj.SEKRETRIS DAERAH
KABUPATEN PULAU MOROTAI,

ttd

ANDRIAS THOMAS

BERITA DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI TAHUN 2021 NOMOR 44

10
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
DILINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN
PULAU MOROTAI.

Contoh
Pembentukan TIM Pemeriksa

RAHASIA

PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA


NOMOR :

1. Berdasarkan dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Sdr.


NIP………………Pangkat………………..Jabatan…………… Maka perlu
dilakukan Pemeriksaan
2. Mengingat Ancaman Penjatuhan berupa Sanksi moral dilakukan
melalui
a. Pernyataan secara tertutup
b. Pernyataaan secara terbuka, maka perlu membentuk Tim
pemeriksa yang terdiri dari

a. Atasan Langsung
Nama : …………………………………………………………………..
NIP : …………………………………………………………………..
Pangkat :………………………………………………………………….
Jabatan :…………………………………………………………………..
b. Unsur Pengawasan
Nama :………………………………………………………………….
NIP :………………………………………………………………….
Pangkat :………………………………………………………………….
Jabatan :………………………………………………………………….
c. Unsur Kepegawaian
Nama :………………………………………………………………….
NIP :………………………………………………………………….
Pangkat :………………………………………………………………….
Jabatan :………………………………………………………………….
d. Pejabat Lain yang Ditinjuk
Nama :………………………………………………………………….
NIP :………………………………………………………………….
Pangkat :………………………………………………………………….
Jabatan :………………………………………………………………….

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

PPK Pejabat yang ditunjuk

Nama :
NIP :

Tembusan Yth.
1. …………………………..
2. ………………………….

11
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
DILINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN
PULAU MOROTAI.

Contoh
Surat panggilan

RAHASIA
SURAT PANGGILAN
NOMOR :

1. Bersama ini diminta dengan hormat kehadiran saudara.


Nama :…………………………………………………………..
NIP : …………………………………………………………..
Pangkat /Golongan : …………………………………………………………..
Jabatan : …………………………………………………………..
Unit Kerja : …………………………………………………………..

Untuk menghadap kepada Majelis Kode Etik Pada.


Hari : …………………………………………………………..
Tanggal : …………………………………………………………..
Jam : …………………………………………………………..
Tempat : …………………………………………………………..

Untuk di periksa / dimintai keeterangan sehubungan dengan dugaan


pelanggaran Kode Etik terhadap ketentuan.

2. Demikian untuk dilaksanakan

Ketua/Sekretaris*)
Majelis Kode Etik

Nama......................................
NIP.........................................

Tembusan Yth:
1. ........................................................................................
2. ........................................................................................

Tertulis dalam ketentuan PP Nomor : 42 Tahun 2004 Atas peraturan


Bupati tahun yang di langgar.

12
LAMPIRAN III
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
DILINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN
PULAU MOROTAI.

Contoh
Berita Acara Pemeriksaan

RAHASIA
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
Pada hari ini ......... tanggal ...... bulan ...... tahun ......... Majelis Kode
Etik yang dibentuk berdasarkan Keputusan ........ Nomor ......... tanggal
...... masing-masing
1. Nama ..................................
Nip ....................................
Pangkat .............................
Jabatan .............................
2. Nama ..................................
Nip ....................................
Pangkat .............................
Jabatan .............................
3. Nama ..................................
Nip ....................................
Pangkat .............................
Jabatan .............................
4. dst
melakukan pemeriksaan terhadap:
Nama ..................................
Nip ....................................
Pangkat .............................
Jabatan .............................
Unit kerja ..........................
Karena yang bersangkutran diduga telah melakukan pelanggaran Kode
Etik terhadap ketentuan ...*)
1. Pernyataan :
..................................................................
..................................................................
Jawaban :
..................................................................
..................................................................
2. Pernyataan :
..............................................................................
........................................................................
Jawaban :
.......................................................................
.......................................................................

3. Dst.

13
Demikian berita acara pemeriksaan ini dibuat untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya

............................., ...................................

Yang diperiksa :
Nama : Majelis Kode Etik
NIP : Ketua
Tanda tangan : Nama :
Nip :
Tanda tangan :
Sekretaris
Catatan : Nama :
Nip :
Tanda tangan :
Anggota
1. Nama :
Nip :
Tanda tangan :
2. Dst.

*) tulislah ketentuan PP Nomor 42 Tahun 2004 dan/atau Peraturan Bupati


Pulau Morotai Nomor ... Tahun yang dilanggar

14
LAMPIRAN IV
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
DILINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN
PULAU MOROTAI.

Contoh
Pembentukan Tim Majelis Kode Etik

BUPATI PULAU MOROTAI


PROVINSI MALUKU UTARA
KEPUTUSAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR :
TENTANG

PEMBENTUKAN TIM MAJELIS KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL


KABUPATEN PULAU MOROTAI TAHUN

BUPATI PULAU MOROTAI,


Menimbang : a.
b. …………………………………………………………………………
c. …………………………………………………………………………
d. …………………………………………………………………………
Dst.
Mengingat : 1.
2. …………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………
4. ……………………………………
5. Dst.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU :

KEDUA :
1. …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………
KETIGA :

KEEMPAT :

Ditetapkan di Morotai Selatan


pada tanggal

BUPATI PULAU MOROTAI,

(NAMA)

15
LAMPIRAN V
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
LINGKUP PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN PULAU MOROTAI

DAFTAR : SUSUNAN NAMA-NAMA ANGGOTA TIM KODE ETIK BPEGAWI


NEGERI SIPIL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PULAU
MOROTAI TAHUN ……..

JABATAN
NO PEJABAT
DALAM TIM
1. Bupati Pulau Morotai Ketua

2. Wakil Bupati Pulau Morotai Wakil Ketua I

3. Sekertaris Daerah Kabupaten Pulau Morotai Wakil Ketua II

4. Asisten II Bidang Administrasi Umum Anggota

Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia Dan


5. Anggota
Kemasyarakatan

6. Inspektur Daerah Kabupaten Pulau Morotai Anggota

7. Kepala BKD Kabupaten Pulau Morotai Anggota

Kabag Hukum dan HAM Sekretariat Daerah


8. Anggota
Kabupaten Pulau Morotai

9. Pimpinan OPD Terkait Anggota

Ditetapkan di Morotai Selatan


pada tanggal……………………

BUPATI PULAU MOROTAI,

(NAMA)

16
LAMPIRAN VI
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
LINGKUP PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN PULAU MOROTAI

Contoh
Surat Tuntutan

I. IDENTITAS TERTUNTUT

II. URAIAN KEJADIAN

III. PENYEBABNYA

IV. KESESUAIAN KONDISI DENGAN PERATURAN YANG BERLAKU

V. TUNTUTAN

VI. PENUTUP

Sekertaris MKEP
Selaku
Penuntut,

17
LAMPIRAN VII
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
LINGKUP PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN PULAU MOROTAI

Contoh
Penyampaian Rekomendasi Sidang Majelis Kode Etik

RAHASIA
REKOMENDASI SIDANG MAJELIS KODE ETIK

1. Bersama Ini Kami Sampaikan Rekomendasi Majelis Kode Etik sebagai


berikut :
Pada hari............. tanggal.......... Majelis Kode Etik telah memeriksa
Saudara :
Nama .............................
Nip ...............................
Pangkat ........................
Jabatan ........................
Unit Kerja .....................
Dalam pemeriksaan tersebut, yang bersangkutan terbukti/tidak
terbukti*) melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan **) berupa
..........
Berdasarkan Sidang Majelis Kode Etik pada hari.... tanggal....... Majelis
Kode Etik .......... telah memutuskan bahwa Pergawai Pemda
kabupaten Pulau Morotaiyang bersangkutan untuk:
1. Dijatuhi sanksi moral berupa pernyataan secara tertutup/terbuka*)
karena melanggar ketentuan**)
Yaitu........
2. Dikenakan tindakan Administratif sesuai peraturan perundang-
undangan***)
2. Sebagai bahan dalam menetapkan keputusan penjatuhan Sanki moral,
bersama ini kami lampirkan Berita Acara Pemeriksaan Pegawai Pemda
kabupaten Pulau Morotai yang bersangkutan
3. Demikian Rekomendasi ini disampaikan, untuk digunakan
sebagaimana mestinya sesuai peraturan perundang-undangan.

.......................,........................
Ketua,

Nama......................................
NIP.........................................

Sekretaris,

Nama......................................
NIP.........................................

Tembusan Yth:
1........................................................................................
2........................................................................................

18
LAMPIRAN VIII
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
LINGKUP PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN PULAU MOROTAI

Contoh
Keputusan Penjatuhan Sanksi Moral

RAHASIA
KEPUTUSAN ...........................................*)
Nomor............
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
...............................................*)
Menimbang : a. Bahwa dengan keputusan.............. Nomor ......... Tanggal
............ telah dibentuk Majelis Kode Etik untuk memeriksa
dugaan Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Saudara....
NIP ....... Jabata........ Unit Kerja.............;
a. Bahwa Rekomendasi Majelis Kode Etik tanggal ...... Saudara
............. terbukti melakukan perbuatan yang melanggar
ketentuan...*) dan memutuskan untuk ***)
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagamana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu menetapkan keputusan penjatuhan
sanksi moral kepada Saudara......... yang berupa pernyataan
tertutup/terbuka****);
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 jo. Undang-undang
Nomor 43 Tahun 1999;
2. Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2004 ;
3. ...............................................;
4. Peraturan Bupati Pulau nomor .......... tahun ............;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Menyatakan Saudara
Nama ..................
Nip ......................
Pangkat ...............
Jabatan ...............
Unit Kerja ............
Terbukti melanggar Kode Etik PNS dan / Kode Etik Pegawai
Pemda Kabupaten Pulau Morotai sebagaimana ditentukan dalam
Pasal.........**) berupa........***)
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal........*****)
KETIGA : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk
diindahkan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Morotai Selatan


Pada tanggal

Nama......................................
NIP.........................................

Tembusan Yth:
1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................

19
LAMPIRAN IX
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
LINGKUP PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN PULAU MOROTAI

Contoh
Berita Acara Penyampaian Sanksi Moral
Berupa Pernyataan Secara Tertutup/terbuka

RAHASIA
BERITA ACARA PENYAMPAIAN SANKSI MORAL
BERUPA PERNYATAAN SECARA TERTUTUP/TERBUKA

Pada hari ini ........ tanggal .... bulan .. tahun ....... saya:
Nama :..............................
Nip :..............................
Pangkat/Gol. Ruang :..............................
Jabatan :..............................
Telah menyampaiakan Keputusan ...... Nomor .......... tanggal ..........
tentang penjatuhan sanksi moral berupa pernyataan secara
tertutup/terbuka*) yang telah dibacakan secara terbuka pada
tanggal............ bulan........... tahun.......... tempat .......... dalam
acara.........**) kepada:
Nama :..............................
Nip :..............................
Pangkat/Gol. Ruang :..............................
Jabatan :..............................
Demikian berita acara penyampaian secara tertutup/terbuka ini dibuat
agar dapat digunakan sebagaman mestinya.

Yang menerima : yang menyerahkan:


Nama : Nama :
NIP : NIP :
Tanda tangan : Tanda Tangan :

Catatan : …………………………………………………………..

20
LAMPIRAN X
PERATURAN BUPATI PULAU MOROTAI
NOMOR 44 TAHUN 2021
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
LINGKUP PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN PULAU MOROTAI

Contoh
Pemberitahuan Majelis Kode Etik

RAHASIA
Pembentukan Majelis Kode Etik
Nomor ...................................

1. Berdasarkan dugaan pelanggaran kode etik yang di lakuakan oleh Sdr.


Nama .................................
Nip ....................................
Pangkat .............................
Jabatan .............................
Unit Kerja ..........................
Untuk menghadap kepada Majelis Kode Etik, pada:
Hari ...................................
Tanggal .............................
Jam ...................................
Tempat ..............................
Untuk diperiksa/ dimintai keterangan*) sehubungan dengan dugaan
pelanggaran Kode Etik terhadap ketentuan **)
2. Demikian untuk dilaksanakan.

...............................................
Ketua/Sekretaris*)
Majelis Kode Etik

Nama......................................
NIP.........................................

Tembusan Yth:
1. ........................................................................................
2. ........................................................................................

BUPATI PULAU MOROTAI,

ttd

BENNY LAOS

21

Anda mungkin juga menyukai