Anda di halaman 1dari 19

\

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA


PROVINSI SULAW ESI UTARA

PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA


NOMOR 4 S TAHUN 2020
TENTANG
NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU APARATUR SIPIL
NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
BOLAANG MONGONDOW UTARA

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA

M enim bang : a. bahwa untuk m ewujudkan Aparatur Sipil Negara


sebagai profesi yang berlandaskan pada nilai
dasar, kode etik dan kode perilaku, m aka
pelaksanaan kode etik dan kode perilaku Aparatur
Sipil Negara perlu diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Bupati;
c. bahwa dalam rangka untuk m elaksanakan
ketentuan Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-
Undang Nom or 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara;
b. bahwa berdasarkan pertim bangan sebagaim ana
dim aksud dalam h u ru f a dan hu ruf b, perlu
m enetapkan Peraturan B upati tentang N ilai Dasar,
Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur Sipil Negara
di Lingkungan Pem erintah Kabupaten Bolaang
M ongondow Utara;

M engingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahu nl945;
2. Undang-Undang Nom or 10 Tahun 2007 tentang
Pem bentukan Kabupaten B olaang M ongondow
U tara di Provinsi Sulawesi U tara (Lem baran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 12,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4686);
3. Undang-Undang Nom or 12 Tahun 2011 tentang
Pem bentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nom or 82, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 5234) sebagaim ana telah diubah
dengan Undang-Undang Nom or 15 Tahun
- 2 -

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor


12 Tahun 2011 tentang Pem bentukan Peraturan
PerUndang-Undangan (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nom or 183, Tam bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nbrnor
6398);
4. Undang-Undang Nom or 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nom or 6, Tam bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or
5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nornor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pem erintah Nom or 53 Tahun 2010
tentang D isiplin Pegawai Negeri Sipil (Lem baran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom or 74,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 5135);
7. Peraturan Pem erintah Nom or 42 Tahun 2004
tentang Pem binaan Jiw a Korps dan Kode Etik PNS
( Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nom or 142, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 4450);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477;
. 9. Peraturan M enteri Dalam Negeri Nom or 80 Tahun
2015 tentang Pem bentukan Produk Hukum
Daerah (B erita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nom or 2036) sebagaim ana diubah dengan
Peraturan M enteri Dalam Negeri Nom or 120 Tahun
2018 tentang Perubahan Atas Peraturan M enteri
Dalam Negeri Nom or 80 Tahun 2015 tentang
Pem bentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nom or
157);
y
- 3 -

MEMUTUSKAN:

M enetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG NILAI DASAR, KODE


ETIK DAN KODE PERILAKU APARATUR SIPIL
NEGARA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati in i yang dim aksud dengan :
1. Pem erintah Daerah adalah Pem erintah Kabupaten
Bolaang M ongondow Utara.
2. Bupati adalah Bupati Bolaang M ongondow Utara.
3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah
Kabupaten Bolaang M ongondow Utara.
4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat OPD adalah Satuan Organisasi yang ada
di Lingkungan Pem erintah Kabupaten Bolaang
M ongondow Utara.
5. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
yang selanjutnya disingkat BKPP adalah Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Bolaang M ongondow U tara atau OPD yang
m elaksanakan penyusunan dan Pelaksanaan
kebijakan Daerah dibidang kepegawaian.
6. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Bolaang
M ongondow U tara atau OPD yang m em punyai
Tugas m elakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan Pem erintahan di Daerah.
7. N ilai Dasar adalah kondisi ideal atau kewajiban
m oral tertentu yang diharapkan dari Aparatur Sipil
Negara untuk m ewujudkan pelaksanaan tugas
instansi atau unit keijanya.
8. Kode Etik adalah pedom an m engenai kewajiban
m oral Aparatur Sipil Negara yang harus
ditunjukkan dalam m elaksanakan tugas dan
pergaulan hidup sehari-hari.
9. Kode Perilaku adalah pedoman mengenai sikap, tingkah
laku, perbuatan, tulisan, dan ucapan Aparatur Sipil
Negara dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan
hidup sehari-hari yang merujuk pada kode etik.
10. Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku adalah tim yang
bersifat Ad-Hoc/Nonstruktural yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian untuk melakukan
penegakan pelaksanaan serta menyelesaikan
pelanggaran kode etik dan kode perilaku yang
dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara.
11. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar
4 -

ketentuan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil baik


yang dilakukan di dalam maupun di luar jam keija.
12. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah
dengan Peijanjian Keija yang diangkat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan atau diserahi tugas negara lainnya serta digaji
berdasarkan peraturan yang berlaku.
13. Instasi Pem erintah adalah Instansi yang ada di
Lingkungan Pem erintah Daerah Kabupaten
Bolaang M ongondow Utara.
14. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian ASN dan pembinaan
Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
15. Pejabat Yang Berwenang yang selanjutnya disingkat
(PyB) adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pegawai ASN sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.

Pasal 2
(1) Kode Etik dan Kode Perilaku Profesi ASN
berlandaskan pada prinsip N ilai Dasar.
(2) N ilai dasar sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
sebagai berikut:
a. m em egang teguh ideologi Pancasila;
b. setia dan m em pertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
serta pem erintahan yang sah;
c. m engabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d. m enjalankan tugas secara profesional dan
tidak berpihak;
e. m em buat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian;
f. m enciptakan lingkungan k eija yang
nondiskrim inatif;
g. m em elihara dan m enjunjung tinggi standar
etika yang luhur;
h. m em pertanggungjawabkan tindakan dan
kin eijanya kepada publik;
i. m em iliki kem am puan dalam m elaksanakan
kebijakan dan program pem erintah;
j. m em berikan layanan kepada publik secara
ju ju r, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun;
k. m engutam akan kepem im pinan berkualitas
tinggi;
5 -

l. m enghargai kom unikasi, konsultasi, dan k eija


sama;
m. m engutam akan pencapaian hasil dan
m endorong k in eija pegawai;
n. m endorong kesetaraan dalam pekeijaan; dan
o. m eningkatkan efektivitas sistem pem erintahan
yang dem okratis sebagai perangkat sistem
karier.

BAB II
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU

Bagian Kesatu
Kode Etik

Pasal 3
(1) Kode Etik m erupakan pedom an m engenai
kewajiban m oral ASN yang harus ditunjukkan
dalam m elaksanakan tugas dan pergaulan hidup
sehari-hari.
(2) Kode Etik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
sebagai berikut:
a. integritas;
b. kehati-hatian;
c. akuntabel;
d. adil; dan
e. keijasam a.

Pasal 4
(1) Integritas sebagaim ana dim aksud pada Pasal 3
ayat (2) h u ru f a, m erupakan kewajiban m oral ASN
untuk berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak
dengan baik dan benar serta m em egang teguh
kode etik dan prinsip-prinsip moral.
(2) Kehati-hatian sebagaim ana dim aksud pada Pasal 3
ayat (2) h u ru f b, m erupakan kewajiban m oral ASN
untuk m enjaga suasana keharm onisan,
keselarasan, kondu sif serta m em perhatikan akibat
yang tidak m enim bulkan gejolak dan keresahan.
(3) Akuntabel sebagaim ana dim aksud pada Pasal 3
ayat (2) h u ru f c, m erupakan kewajiban m oral ASN
untuk m em pertanggungjawabkan berbagai capaian
kin eijan ya secara transparan kepada m asyarakat
dan pihak-pihak yang m em berikan amanah.
(4) Adil sebagaim ana dim aksud pada Pasal 3 ayat (2)
h u ru f d, m erupakan kewajiban m oral ASN untuk
m endasarkan setiap penilaian dan keputusan pada
kebenaran dan bebas dari diskrim inasi,
kepentingan tertentu serta kesewenang-wenangan.
- 6 -

(5) Keijasama sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2)


huruf e, merupakan kewajiban moral ASN untuk
menjalin, membina, mempertahankan hubungan keija
yang efektif, memiliki komitmen saling membantu dalam
penyelesaian tugas, dan mengoptimalkan segala
sumberdaya untuk mencapai tujuan strategis
organisasi.

Bagian Kedua
Kode Perilaku

Pasal 5
(1) Kode Perilaku merupakan pedoman mengenai sikap,
tingkah laku, perbuatan, tulisan dan ucapan ASN
dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup
sehari-hari.
(2) Kode Perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai berikut:
a. integritas;
b. kehati-hatian;
c. akuntabel;
d. adil; dan .
e. keijasama.

Pasal 6
(1) Integritas sebagaim ana pada. Pasal 5 ayat (2)
h u ru f a harus ditunjukkan m elalui perilaku-
perilaku ASN yang m eliputi:
a. kejujuran yaitu perilaku tidak melakukan
kebohongan publik dan berani menyatakan
kebenaran untuk menjaga integritas tugas;
b. tepat janji yaitu menepati pemyataan atau
kesepakatan, melaksanakan komitmen, kewajiban,
sumpah, janji, ikrar dan pakta integritas;
c. taat aturan yaitu perilaku untuk menjalankan
ketentuan peraturan perundang-undangan, tata
tertib, prosedur, larangan, perintah dan atau
petunjuk pimpinan, mengendalikan diri, tidak
terpengaruh untuk melakukan perbuatan yang'
berakibat m elan^ar ketentuan dan tidak
menjanjikan/memberikan Sesuatu yang
bertentangan dengan aturan;
d. tan^ung jawab yaitu perilaku yang menunjukkan
konsistensi, berkemauan feeras, usaha yang
sun^uh-sun^uh dan seteik-tedknya dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang, bersedia
menanggung resiko dan berani mengoreksi diri serta
memperbaiki bila temyata terjadi kesalahan;
e. berdedikasi yaitu perilaku yang menunjukkan
mencintai pekeijaan, mengabdikan pikiran, waktu,

\
- 7 -

tenaga demi keberhasilah dan tujuan organisasi,


loyal dalam menjalankan togas dan kewajiban, serta
mengutamakan kepentingan togas dan tanggung
jawab di atas kepentingan pribadi, golongan, dan
kelompok, ikhlas memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan tanggap terhadap perkembangan
lingjcungan serta tontutan dan gejala yang timbul
pada masyarakat terkait dengan lingkup togas; dan
f. wajar dan patut yaito perilaku yang memperhatikan
nilai, tata krama, norma, atoran atau kebiasaan
sebagaimana mestinya untuk menjaga citra dan
integritas pekeijaan atau jabatan, sopan dan ramah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
(2) ASN dilarang m enunjukkan perilaku sebagai
berikut:
a. curang yaitu perbuatan m engakali, m enipii
atau m em perdaya orang lain atau m asyarakat
dalam m enjalankan tugasnya sebagai ASN;
b. m elam paui batas yaitu bertindak di luar batas
lingkup tugas dan kewenangannya;
c. tidak m erendahkan harga diri pihak lain, yaitu
perbuatan m enghina, m enjelekan, .
m enyepelekan orang lain atau m asyarakat
dalam m enjalankan tugasnya; dan
d. tidak m elakukan perbuatan asusila dan tercela
yaitu perbuatan yang berada di lu ar batas-
batas kesusilaan.

Pasal 7
(1) Kehati-hatian sebagaim ana pada Pasal 5 ayat (2)
h u ru f b harus ditunjukkan m elalm perilaku ASN
yang m eliputi:
a. cerm at yaitu perilaku yan g berhati-hati dalam
bertindak, teliti dalam m elaksanakaii tugas
dan m em buat kebijakan serta keputusan;
b. m enjaga rahasia Negara yaitu perilaku yang
m em elihara, m elindungi dan m enjaga
kerahasiaan data dan inform asi ASN dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, dan m enggunakan akses data dan
inform asi instansi hanya untuk keperluan
kedinasan sesuai dengan kebijakan, batasan
kewenangan dan prosedur yang berlaku di
Instansi;
c. efek tif dan efisien yaitu perilaku yang
m engutam akan kem anfaatan setiap
pelaksanaan kegiatan bagi upaya m ewujudkan
sasaran organisasi yang selaras dengan
sasaran pem bangunan Serta dengan
m enggunakan sum ber-sum ber daya secara
wajar, sesuai dan layak; \
d. kesem purnaan yaitu perilaku yang berusaha
untuk m elaksanakan tugas dengan tepat,
akurat, dan berkualitas serta m elakukan
perbaikan terus m enerus; dan
e. kepekaan yaitu perilaku yan g m enjaga
keseim bangan, keharm onisasi, dan
keselarasan, m em perhitungkan resiko, gejolak
dan keresahan yang m ungkin ditim bulkan,
peduli terhadap lingkungan kerjanya dan
m udah tergerak untuk bertindak ketika teija d i
hal yang tidak pada tem patnya.
(2) ASN dilarang m enunjukkaii perilaku sebagai
berikut:
a. m enyalahgunakan kewenangan yaitu perilaku
yang m encari keuntungan untuk diri sendiri
atau orang lain m elalui penyalahgunaan
kewenangan sesuai dengan posisi jabatan; dan
b. lalai yaitu perilaku yang m enganggap enteng
setiap perm asalahan, tidak m em perhatikan,
tidak m enganggap serius dan sikap apatis.

Pasal 8
(1) Akuntabel sebagaimana Pasal 5 ayat (2) h u ru f • c
harus ditunjukkan melalui perilaku-perilaku ASN yang
meliputi:
a. terbuka yaitu perilaku yang tidak menutupi
informasi publik yang menurut peraturan
perundang-imdangan dapat disampaikan kepada
publik, terbuka terhadap masukan, kritik, keluhari
dan pengaduan dari pihak lain untuk perbaikan;
b. amanah yaitu perilaku yang
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas baik
kepada pemberi amanah, kepada rekan sejawat,
kepada. bawahan, maupun kepada pemangku
kepentingan lainnya termasuk masyarakat yang
dilayani;
c. berorientasi hasil yaitu perilaku yang
mengutamakan pencapaian hasil kineija yang
mencerminkan peran utama dari keberadaan
instansinya; dan
d. berorientasi pelayanan yaitu perilaku yang
mengutamakan pelayanan yang berkualitas
kepada masyarakat, pelayanan yang ramah,
nyaman, cepat, tepat, adil, murah dan teqangkau.
(2) ASN dilarang m enunjukkan perilaku m engabaikan
keluhan, yaitu perilaku yang tidak m engacuhkan,
tidak m enganggap atau m enganggap enteng, tidak
m em perhatikan, tidak m em andang serius dan
apatis terhadap keluhan m asyarakat/m asukan
pem angku kepentingan. V
- 9 -

Pasal 9
(1) Adil sebagaim ana Pasal 5 ayat (2) hu ruf d harus
ditunjukkan m elalui perilaku-perilaku ASN sebagai
berikut:
a. netral yaitu tidak m em ihak secara individu,
kelom pok, golongan dan atau partai manapun;
dan
b. bebas kepentingan yaitu tidak m enggunakan
kepentingan pribadi atau golongan untuk
m engam bil keuntungan sebagai dasar dalam
setiap pengam bilan keputusan, m em berikan
pelayanan yang tidak diskrim inatif dan tidak
sewenang-wenang dalam m enggunakan
kekuasaan.
(2) ASN dilarang m enunjukkan perilaku seperti:
a. persekusi yaitu perilaku yang m em berikan
perlakuan buruk atau penganiyaan secara
sistem atis dan m asif terhadap pegawai lain,
individu atau kelom pok lain, khususnya
karena suku, agam a atau pandangan politik;
dan
b. afiliasi politik yaitu perilaku yang
m enunjukkan kecenderungan m endukung,
m em ihak dan atau m em berikan fasilitas
kepada calon dan atau peserta pem ilu dengan
m em anfaatkan berbagai fasilitas pem erintah
sesuai dengan kewenangan yang dim ilikinya.

Pasal 10
(1) Keijasam a sebagaim ana Pasal 5 ayat (2) h u ru f e
ditunjukkan m elalui perilaku ASN sebagai berikut:
a. kolaboratif yaitu selalu menunjukkan keinginan
untuk bersama-sama rekan keija satu unit
organisasi, satu instansi atau instansi lain dengan
mengoptimalkan berbagai sumber dalam
mewujudkan tujuan bersama untuk kepentingan
negara dan masyarakat;
b. terbuka yaitu selalu menerima pendapat, kritik dan
saran untuk mewujudkan tujuan bersama lintas
sektor bagi kepentingan negara dan masyarakat;
c. antusias yaitu bersem angat untuk m endorong
keijasam a m enjadi lebih hidup dan mampu
m em berikan hasil nyata; dan
d. em pati yaitu m em aham i dan m enghorm ati
kondisi rekan keija, peka terhadap lingkungan,
mampu m enjalin hubungan yang erat dalam
setiap kondisi.
(2) ASN dilarang m enunjukkan perilaku sebagai
berikut:
10 -

a. egois yaitu perilaku yang m engutam akan


kepentingan sendiri, pribadi atau golongan
dalam m ewujudkan tujuan organisasi;dan
b. m erendahkan/m em andang rendah instansi
lain yaitu perilaku yang m enganggap rendah,
m engabaikan, atau m enganggap tidak ada
pejabat/unit k eij a/instansi lain dalam
m elaksanakan aktivitas/kegiatan dalam upaya
m ewujudkan tujuan bersam a/lintas sektor
bagi kepentingan negara dan m asyarakat.

BAB III
PEMBINAAN KODE ETIK DAN KODE PERILAKU

Bagian Kesatu
Tujuan dan Ruang Lingkup

Pasal 11
Pem binaan Kode E tik dan Kode Perilaku ASN
dim aksudkan untuk m eningkatkan peijuangan,
pengabdian, integritas, profesionalism e dan kesetiaan
serta ketaatan kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.

Pasal 12
Pem binaaii Kode Etik dan Kode Perilaku bertujuan
untuk:
a. m em bina karakter/watak, m em elihara rasa
persatuan dan kesatuan secara kekeluargaan guna
m ewujudkan keijasam a dan sem angat pengabdian
kepada inasyarakat serta m eningkatkan
kem am puan dan keteladanan ASN;
b. menumbuhkan dan meningkatkan semangat,
kesadaran dan wawasan kebangsaan Pegawai Negeri
Sipil sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. m enjaga m artabat, kehorm atan, citra, reputasi dan
kredibilitas instansi serta m enciptakan
keharm onisan sesam a ASN dalam rangka
m encapai dan m ewujudkan budaya k eija yang
Sesuai dengan nilai dasar Instansi;
d. m encegah teijadin ya pelanggaran tata nilai etika
dalam m ewujudkan penyelenggaraan
pem erintahan yan g baik, kecUrangan,
penyalahgunaan wewenang dan adanya kepastian
perilaku dalam situasi dilem atis;
e. m em elihara agar seluruh ASN selalu m em iliki dan
m enjaga perilaku yang etis; dan I
11

f. m em berikan acuan bagi para pejabat yang


berwenang dalam pengam bilan keputusan berupa
pem berian sanksi apabila teija d i pelanggaran Kode
Etik dan Kode Perilaku oleh ASN.

Pasal 13
Ruang lingkup pem binaan Kode Etik dan Kode
Perilaku sebagai berikut:
a. penetapan Kode E tik dan Kode Perilaku;
b. penerapan Kode E tik dan Kode Perilaku;
c. penegakan Kode E tik dan Kode Perilaku; dan
d. m onitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan
Kode Etik dan Kode Perilaku.

Bagian Kedua
Penetapan Kode E tik D an Kode Perilaku

Pasal 14
(1) Berdasarkan ketentuan kode etik dan kode
perilaku sebagaim ana diatur dalam Peraturan
Bupati ini:
a. Pejabat Pem bina Kepegawaian m enetapkan
kode etik dan kode perilaku ASN di lingkungan
Pem erintah Kabupaten B olaang M ongondow
Utara; dan
b. O rganisasi Profesi di lingkungan ASN
m enetapkan kode etik dan kode perilaku ASN
sesuai dengan karakteristik profesinya m asing-
masing.
(2) Kode etik dan kode perilaku sebagaim ana
dim aksud dalam ayat (1) ditetapkan berdasarkan
karakteristik m asing-m asing instansi dan
organisasi profesi.

Pasal 15
Kode etik dan kode perilaku sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b tidak boleh
bertentangan dengan kode etik dan kode perilaku
sebagaim ana diatur dalam Peraturan Bupati ini.

\
12 -

Bagian Ketiga
Penerapan Kode Etik dan Kode Perilaku

Paragraf 1
Intem alisasi dan Institusionalisasi Kode Etik dan Kode Perilaku

Pasal 16
(1) Instansi dan/atau organisasi profesi baik secara
sendiri-sendiri m aupun bersam a secara
berkelanjutan m elakukan intem alisasi dan
institusionalisasi Kode Etik dan Kode Perilaku.
(2) Kegiatan intem alisasi sebagaim ana dim aksud
dalam ayat (1) dilakukan m elalui:
a. m enyiapkan berbagai sarana sosialisasi
seperti: m odul sosialisasi, leaflet, buku saku
dan m edia lainnya Untuk sosialisasi;
b. sosialisasi kepada pegaw ai bam ;
c. sosialisasi kepada pejabat yang baru dilantik;
dan
d. sosialisasi secara berkala kepada selum h
pegawai.
(3) Kegiatan institusionalisasi sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) dilakukan m elalui:
a. pem eliharaan kom itm en; dan
b. pencegahan.
(4) Kegiatan pem eliharaan kom itm en sebagaim ana
dim aksud pada ayat (3) h u m f a dilakukan antara
lain m elalui:
a. m onitoring secara langsung oleh atasan;
b. m enerapkan sistem pengaduan atau m em buka
pengaduan baik dari kalangan internal
m aupun m asyarakat terhadap pelanggaran
kode etik dan kode perilaku;
c. m em bangun budaya beretika;
d. m enerapkan reward and punishm ent,
e. m em berikan konsultasi dan pem bim bingan;
f. m em berikan pelatihan-pelatihan dalam kelas
m aupun di tem pat keija;
g. m erancang pem belajaran elektronik (e-leam ing)
yang dapat diakses oleh selum h pegawai; dan
h. pejabat pim pinan tinggi w ajib m enerapkan
keteladanan kepada seluruh ASN di
lingkungan instansinya term asuk jabatan
fungsional senior ke seluruh jabatan
fungsional di bawahnya.
(5) Kegiatan pencegahan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (3) h u ru f b dilakukan antara lain m elalui:
a. m engidentifikasi berbagai kem ungkinan resiko
akibat pelanggaran kode etik dan kode
perilaku; \
13 -

b. m enganalisis dam pak yang ditim bulkan oleh


berbagai m acam kem ungkinan pelanggaran
kode etik dan kode perilaku;
c. m engidentifikasi langkah-langkah pencegahan
yang dapat diam bil;
d. m enyusun m edia dan m enyam paikan langkah-
langkah pencegahan terhadap resiko
pelanggaran kode etik dan kode perilaku
kepada seluruh pegawai; dan
e. m erespon secara cepat setiap pengaduan
pelanggaran kode etik dan kode perilaku agar
tidak m enjadi pem biaran.

Paragraf 2
Kelem bagaan

Pasal 17
Dalam m enjalankan internalisasi dan
institusionalisasi, instansi pem erintah menUgaskan:
a. Aparat Pengawasan Intern Pem erintah untuk
m eriyusun m anajem en risiko dan m engawasi
kepatuhan setiap unit k eija di instansinya dalam
penerapan kode etik dan kode perilaku;
b. u nit k eija yang m enangani m anajem en sum ber
daya m anusia untuk m enyusun rencana,
m elaksanakan kegiatan intem alisasi dan
institusionalisasi dan m erekam setiap tem uan-
tem uan pelanggaran;
c. u nit k e ija yang m enjadi pem bina jabatan
fungsional untuk m elaksanakan kegiatan
in tem alisasi dan institusionalisasi bagi pejabat
fungsional dan m erekam setiap tem uan-tem uan
pelanggaran; dan
d. unit k e ija tertentu di bawah kendali jabatan
pim pinan tinggi untuk m em bantu m enjalankan
fungsi m engawasi penerapan dan m elaksanakan
kegiatan in tem alisasi dan institusionalisasi serta
m erekam setiap tem uan-tem uan pelanggaran di
unit keijanya.

Pasal 18
(1) U ntuk m enegakkan kode etik, pada setiap instansi
dibentuk M ajelis Kode Etik dan Kode Perilaku.
(2) Pem bentukan M ajelis Kode Etik dan Kode Perilaku
sebagaim ana dim aksud dalam ayat (1) ditetapkan
oleh Pejabat Pem bina Kepegawaian.

I
14 -

Pasal 19
(1) Keanggotaan M ajelis Kode Etik dan Kode Perilaku
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18, terdiri
dari:
a. 1 (satu) orang KetUa m erangkap Anggota;
b. 1 (satu) orang Sekretaris m erangkap Anggota;
dan
c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggota.
(2) Dalam hal Anggota M ajelis Kode Etik dan Kode
Perilaku lebih dari 5 (lim a) orang, m aka jum lahnya
harus ganjil.
(3) Jabatan Anggota M ajelis Kode Etik dan Kode
Perilaku tidak boleh lebih rendah dari jabatan dan
pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperiksa karena
disangka m elanggar kode etik.
(4) Kom posisi keanggotaan M ajelis Kode Etik dan
Kode Perilaku m encakup unsur internal dari unit
yang m enangani pengawasan internal dan unit
yang m enangani SDM serta unsur ekstem al yang
m enangani korps ASN, profesi atau tokoh
m asyarakat atau ahli yang m em aham i Kode Etik
dan Kode Perilaku ASN.
(5) Untuk m em bantu pelaksanaan tugas M ajelis Kode
Etik dan Kode Perilaku, dibentuk tim sekretariat
yang berfungsi m enangani fungsi kesekretariatan
dalam penegakan kode etik dan kode perilaku yang
berada dibawah koordinasi Pejabat Yang
Berwenang.

Pasal 2 0
(1) Tugas dan kewajiban serta tata cara Sidang M ajelis
Kode Etik dan Kode Perilaku diatur lebih lanjut
dalam Keputusan Bupati, dengan m em uat
beberapa ketentuan antara lain :
a. fungsi, tugas, w ewenang serta kewajiban
M ajelis Kode Etik dan Kode Perilaku;
b. pem bentukan Sekretariat M ajelis Kode Etik
dan Kode Perilaku;
c. tata Cara Pem anggilan dan Pem eriksaan
dugaan pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku yang berisikan laporan pelanggaran
Kode Etik, Pem eriksaan Dugaan dan W aktu
Penyelesaian Kasus Pelanggaran Kode Etik dan
Kode Perilaku; dan
d. putusan dan pelaksanaan putusan M ajelis
Kode Etik dan Kode Perilaku.
(2) M ajelis Kode Etik dan Kode Perilaku dibentuk dan
di review kem bali setiap 3 tahun, dengan
keanggotaan yang dapat diubah sesuai dengan
hasil review dan kebutuhan.
15 -

Bagian Keem pat


Penegakan Kode Etik Dan Kode Perilaku

Paragraf 1
Mekanism e Pengaduan Pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku

Pasal 21
(1) Dugaan pelanggaran kode etik dan kode perilaku
diterapkan jik a ASN diduga tidak m enjalankan
atau m elanggar kode etik dan kode perilaku yang
telah ditetapkan.
(2) Dugaan pelanggaran kode etik dan kode perilaku
oleh ASN diterim a m elalui mekanism e:
a. sistem pengaduan;
b. pengaduan m asyarakat;
c. tem uan instansi yang m enangani kepegawaian;
d. tem uan Aparat Penegak Hukum;
e. laporan dari pejabat/pegawai lainnya; dan
f. m edia lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Pengaduan dapat diterim a oleh:
a. aparat Pengawasan Instansi Pem erintah (APIP);
b. Pejabat Pem bina Kepegawaian;
e. Pejabat yang Berwenang;
d. Pejabat yang menangsani manajemen SDM ASN;
e. atasan pegaw ai terlapor; dan
f. u nit pengelola pengaduan.
(4) Pengaduan yang dapat diproses adalah pengaduan
dilengkapi dengan bukti-bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Paragraf 2
Mekanism e dan Pertim bangan Penentuan Sanksi

Pasal 22
(1) ASN yang terbukti m elakukan pelanggaran Kode
Etik dan Kode Perilaku akan dikenakan sanksi.
(2) Sanksi diberikan sesuai dengan tingkat
pelanggaran kode etik dan kode perilaku yang
dilakukan oleh ASN.
(3) Tingkat pelanggaran kode etik dan kode perilaku
dibagi m enjadi:
a. Pelanggaran tingkat pertam a yaitu pelanggaran
Perilaku yang berdam pak pada individu ASN
yang bersangkutan dan dapat m em pengaruhi
perilaku ASN lainnya;
b. Pelanggaran tingkat kedua yaitu pelanggaran
Perilaku yang berdam pak pada instansi dan
m em pengaruhi nam a baik dan kineija;

I
16 -

c. Pelanggaran tingkat ketiga yaitu pelanggaran


perilaku yang berdam pak pada kerugian
instansi, Pem erintah dan Masyarakat; dan
d. Pelanggaran tingkat keempat yaitu pelanggaran
perilaku yang berdampak luas dan mengarah pada
tindak pidana, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta
mempengaruhi keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
(4) Jenis sanksi yang dapat diberikan m eliputi:
a teguran lisan;
b. teguran tertulis termasuk pemyataan tidak puas;
c. penundaan pembayaran gaji berkala dan kenaikan
gaji;
d. penurunan nilai pembayaran tunjangan kinerja;
e. penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah
selama 1 (satu) tahun;
f. penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah
selama 3 (tiga) tahun;
g. penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
h. pembebasan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi,
Administrasi dan Fungsional;
i. pemberhentian sebagai ASN dengan hoimat; dan
j . pemberhentian sebagai ASN dengan tidak horm at

Pasal 23
(1) Untuk ASN yang terbukti melakukan pelanggaran
tingkat pertama, pemberian sanksi didelegasikan
kepada atasannya atau pejabat fungsional yang
membawahinya.
(2) Sanksi yang diberikan berupa:
a. teguran lisan; dan
b. teguran tertulis.
(3) Teguran tertulis diberikan jika yang bersangkutan terns
menerus melakukan pelanggaran ringan setelah
memperoleh teguran lisan.
(4) Dalam hal teguran tertulis tidak dapat menghentikan
yang bersangkutan untuk melakukan pelanggaran,
maka penanganan pelanggaran dilimpahkan ke Majelis
Kode Etik dan Kode Perilaku disertai dengan bukti-
bukti dan kronologi pelanggaran.

Pasal 24
(1) Untuk ASN yang terbukti m elakukan pelanggaran
tingkat kedua, ketiga dan keem pat, pem berian
sanksi ditetapkan oleh M ajelis Kode Etik dan Kode
Perilaku.
(2) Sanksi yang diberikan berupa:
a. penundaan pem bayaran gaji berkala dan
kenaikan gaji;

\
17 -

b. penurunan nilai pem bayaran tunjangan


kineija;
c. penurunan pangkat satu tingkat lebih .rendah
selam a 1 (satu) tahun;
d. penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah
selam a 3 (tiga) tahun;
e. penurunan Jabatan Setingkat lebih rendah;
f. pem bebasan dalam Jabatan Pim pinan Tinggi,
Adm inistrasi dan Fungsional;
g. pem berhentian sebagai ASN dengan horm at;
dan
h. pem berhentian sebagai ASN dengan tidak
horm at.

Pasal 25
(1) Penetapan Sanksi dibahas dalam sidang M ajelis
Kode Etik dan Kode Perilaku dengan
m enghadirkan ASN yang diduga m elakukan
pelanggaran, pem eriksaan bukti-bukti dan saksi
serta pihak terkait lainnya.
(2) Sanksi yang diberikan m engacu kepada prinsip
keadilan dan kewajaran serta akan dikenakan
kepada setiap ASN yang m elanggar tanpa
pengecualian.
(3) Prinsip keadilan dan kewajaran sanksi yang dikenakan
terhadap setiap pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. masa keija, usia, pangkat, jabatan, pengalaman,
prestasi, dedikasi dan loyalitas ASN yang
bersangkutan selama bekeija sebagai ASN;
b. pelanggaran yang pemah dilakukan apakah untuk
pertama kalinya atau sudah sering dilakukan;
c. kondisi kesehatan jasm ani dan rohani saat
pelanggaran dilakukan;
d. ada atau tidak adanya penghasutan, dorongan,
perintah dan pengaruh dari pihak lain sehingga
ASN melakukan pelanggaran; dan
e. kondisi lingkungan keija yang belum memiliki
Standar atau mekanisme keija.

Bagian Kelim a
M onitoring Dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kode Etik Dan Kode
Perilaku

Pasal 26
(1) Setiap pim pinan organisasi perangkat daerah dan
pem bina jabatan fungsional m elakukan m onitoring
dan evaluasi terhadap pelaksanaan Kode Etik dan
Kode Perilaku ASN m asing-m asing.
18 -

(2) Pejabat yang berwenang m engkoordinasikan APIP,


. unit k eija yang m enangani sum ber daya m anusia,
unit k e ija yang m enjadi pem bina jabatan
fungsional, dan u nit k eija tertentu di bawah
kendali jabatan pim pinan tinggi, untuk secara
sendiri-sendiri dan bersam a-sam a m elakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan kode etik dan kode
perilaku ASN di lingkungannya.
(3) Hasil evaluasi disam paikan kepada Pejabat
Pem bina Kepegawaian sebagai bahan untuk
pengam bilan keputusan di bidang sum ber daya
m anusia.

Pasal 27
(1) Pejabat Pem bina Kepegawaian m elakukan
pengawasan terhadap penerapan N ilai Dasar, Kode
Etik dan Kode Perilaku di setiap instansi
pem erintah.
(2) Pengawasan oleh Pejabat Pem bina Kepegawaian
Sebagaimana dim aksud dalam ayat (1), m eliputi:
a. m elakukan evaluasi dan penilaian terhadap
kesesuaian N ilai Dasar, Kode Etik dan Kode
Perilaku yang berlaku pada Instansi;
b. m elakukan Evaluasi terhadap setiap
keputusan M ajelis Kode Etik dan Kode Perilaku
di Intansi, baik yang dilaporkan oleh instansi
m aupun ASN yang dikenakan sanksi terkait
pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku; dan
c. m elakukan M onitoring dan Evaluasi terhadap
tindak lanjut pem berian sanksi oleh Pim pinan
Instansi.
(3) Dalam hal keputusan M ajelis Kode Etik dan Kode
Perilaku tidak sesuai dengan ketentuan
Perundang-undangan dan Peraturan Bupati ini,
m aka Pejabat Pem bina Kepegawaian dapat
m em batalkan keputusan dim aksud dan
m engeluarkan Keputusan baru terkait pelanggaran
N ilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku yang
bersifat fin al dan m engikat.
(4) Dalam hal ASN tidak puas atau berkeberatan
dengan keputusan M ajelis Kode Etik dan Kode
Perilaku, m aka ASN dapat m elaporkan kepada
Pejabat Pem bina Kepegawaian, selanjutnya Pejabat
Pem bina Kepegawaian dapat m elakukan
periinjauan dan m engeluarkan keputusan.
19 -

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28
Pada saat berlakunya peraturan ini, m aka segala ketentuan
yang m engatur m engenai disiplin PNS di lingkungan pem erintah
daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini
dinyatakan m asih berlaku.

Pasal 29
Peraturan Bupati in i m ulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan


pengundangan Peraturan Bupati in i dengan penem patannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Bolaang M ongondow Utara

Ditetapkan di Boroko i
pada tanggal 2 OgSgM&fefl SOSO \
BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, \

DEPR l PONTOH

Diundangkan di Boroko
pada tanggal 2 SOSO
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA,

A N NANI

BERITA DAERM4 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA


TAHUN 2020 NOMOR

Anda mungkin juga menyukai