WALIKOTA SEMARANG
SURAT EDARAN
NOMOR B / 3148 / 400 / VI TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RINCIAN BELANJA RKPD/ RENJA/ KUAPPAS
TAHUN ANGGARAN 2023
1. Latar Belakang
Bahwa dalam rangka efektifitas capaian target RPJMD Kota Semarang Tahun
2021-2026 perlu adanya keselarasan antara output dan belanja pada sub kegiatan
RKPD/Rencana Kerja (Renja)/KUAPPAS Tahun 2023 maka setiap sub kegiatan harus
disertai dengan Rincian Belanja.
Berkaitan hal tersebut maka perlu mengeluarkan Surat Edaran tentang
pedoman penyusunan Rincian Belanja RKPD/Rencana Kerja (RENJA)/Kebijakan
Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA/PPAS) Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2023.
4. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5041);
c. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga Satuan
Regional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 57);
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Pemerintah Daerah (Berita Negara Repunlik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1114);
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah
(Berita Negara Repunlik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 1781);
g. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Semarang Nomor 114) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2021 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Semarang Nomor 140);
h. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2021 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Mengengah Daerah Kota Semarang Tahun 2021-2026
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2021 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomor 143);
i. Peraturan Walikota Semarang Nomor 29 Tahun 2022 tentang Standar Harga
Satuan di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2023
(Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2022 Nomor 29);
j. Peraturan Walikota Semarang Nomor 31 Tahun 2022 tentang Standarisasi
Harga Satuan Bahan Bangunan, Upah dan Analisa Pekerjaan untuk Kegiatan
Pembangunan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2023 (Berita
Daerah Kota Semarang Tahun 2022 Nomor 31);
k. Peraturan Walikota Semarang Nomor 30 Tahun 2022 tentang Analisis Standar
Belanja (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2022 Nomor 30);
l. Peraturan Walikota Semarang Nomor 89 Tahun 2018 Tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kota Semarang sebagaimana diubah dengan Peraturan
Walikota Semarang Nomor 84 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Walikota Semarang Nomor 89 Tahun 2018 Tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kota Semarang.
A. PENDAPATAN DAERAH.
1. Pendapatan Daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2023
merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian
serta dasar hukum penerimaannya.
2. Pendapatan dan penetapan Target Pajak Daerah dan Retribusi Daerah harus
didasarkan pada data potensi dengan memperhatikan perkiraan
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 serta evaluasi target dan realisasi
tahun sebelumnya.
3. Pendapatan yang berasal dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan memperhatikan potensi penerimaan Tahun Anggaran 2023
dengan memperhitungkan rasionalitas nilai kekayaan daerah yang
dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau
manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengelolaan Investasi Daerah.
4. Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah dianggarkan pada akun Pendapatan
Daerah pada Kelompok Pendapatan Asli Daerah dengan jenis Lain-lain PAD
Yang Sah dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek sesuai kode
rekening yang berkenaan, terdiri atas:
a. hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan;
b. hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan;
c. hasil kerja sama daerah;
d. jasa giro;
e. hasil pengelolaan dana bergulir;
f. pendapatan bunga;
g. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian Keuangan Daerah;
h. penerimaan komisi, potongan, atau bentuk lain sebagai akibat
penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi, dan/atau pengadaan barang
dan jasa termasuk penerimaan atau penerimaan lain sebagai akibat
penyimpanan uang pada bank, penerimaan dari hasil pemanfaatan
barang daerah atau dari kegiatan lainnya merupakan Pendapatan
Daerah;
i. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing;
j. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
k. pendapatan denda pajak daerah;
l. pendapatan denda retribusi daerah;
3
2) Perjalanan Dinas
a. perjalanan dinas dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa
prinsip antara lain:
1) selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi
dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
2) ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian
kinerja satuan kerja perangkat daerah;
3) efisiensi penggunaan belanja daerah;
17
c. Belanja Hibah.
1) Belanja hibah diberikan kepada pemerintah pusat, pemerintah
daerah lainnya, badan usaha milik negara, BUMD, dan/atau badan
dan lembaga, serta organisai kemasyarakatan yang berbadan
hukum, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,
besifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus
menerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Penganggaran belanja hibah dianggarkan pada SKPD terkait dan
dirinci menurut objek, rincian objek, dan sub rincian objek pada
program, kegiatan, dan sub kegiatan sesuai dengan tugas dan
fungsi perangkat daerah terkait. Untuk belanja hibah yang bukan
merupakan urusan dan kewenangan pemerintah daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan
untuk menunjang pencapaian sasaran program, kegiatan dan sub
kegiatan pemerintah daerah, dianggarkan pada perangkat daerah
yang melaksanakan urusan pemerintahan umum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Belanja hibah memenuhi kriteria paling sedikit :
a) Peruntukan secara spesifik telah ditetapkan;
b) Bersifat tidak wajib, tidak mengikat;
c) Tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali :
(1) Kepada pemerintah pusat dalam rangka mendukung
penyelenggaraan pemerintahan daerah sepanjang tidak
25
Jumlah Harga
No. Uraian Lusin/Set/Satuan
(Rp)
atas:
3.1 Bangunan Gedung 50.000.000
3.2 Bangunan Monumen 50.000.000
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, yg terdiri
atas:
4.1 Jalan dan Jembatan 10.000.000
4.2 Bangunan Air/Irigasi 10.000.000
4.3 Instalasi 1.000.000
4.4 Jaringan 1.000.000
5 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri atas: Tidak dibatasi
5.1 Buku dan Perpustakaan Tidak dibatasi
5.2 Barang Bercorak Kesenian/ Tidak dibatasi
Kebudayaan/Olahraga
5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan Tidak dibatasi
5.4 Biota Perairan Tidak dibatasi
5.5 Tanaman Tidak dibatasi
5.6 Barang Koleksi Non Budaya Tidak dibatasi
5.7 Aset tetap renovasi Tidak dibatasi
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Tidak dibatasi