Kasus :
1. Pemeriksaan kehamilan dengan tes urine terhadap 100 ibu didapatkan hasil 40 ibu
positif, ternyata yang benar hamil 25, sedang yang hasil urine negatif terdapat 2 ibu
yang benar hamil. Hitung PPV dan NPV.
2. Dari 64.810 wanita usia 40-60 tahun mengikuti validitas skring dengan mamografi
fisik, dari 1.115 skrining tes positif dikonfirmasikan 132 kanker mamae. Ada 63.695
peserta yang sebenarnya negative ternyata 45 orang dikonfirmasi Ca mammae.
I. KLARIFIKASI ISTILAH
- PPV (Positive Predictive Value) : probabilitas seorang pasien mengidap suatu
penyakit.
- NPV (Negative Predictive Value) : probabilitas seorang pasien tidak mengidap
suatu penyakit.
1
- dilakukan pada pre subklinical disease
3. - penyaringan massal (mass screening) : melibatkan keseluruhan populasi
- selective screening : pada kelompok tertentu
- single disiase screening : pada suatu jenis penyakit tertentu yang spesifik
- multiphase screening : untuk beberapa penyakit pada beberapa individu
4. - seri
- paralel
5. - untuk mengurangi angka kematian
- prognosis lebih baik
- mengurangi kecacatan dan komplikasi
6. - penyakit kronis
- yang berbahaya
- obat tersedia
- bisa diterima oleh masyarakat : tidak menyakitkan dan harga murah
7. LO ?
Kasus 1 Kasus 2
Ketidakakurasian
Skrining Test
2
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Menilai hasil skrining test
2. Susunlah data tersebut dalam sebuah tabulasi yang lengkap
3. Hitunglah sensitivitas tes skrining tersebut
4. Hitunglah spesifitas tes skrining tersebut
5. Hitunglah PPV tes skrining tersebut
6. Hitunglah NPV tes skrining tersebut
7. Akurasi
8. Prevalensi
9. Kecenderungan positif
10. Kecenderungan negatif
VI. PEMBAHASAN
1. Hasil skrining test
Dalam penelitian uji diagnostik dan skrining dimana test uji berskala data nominal 2 kategori
maka hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabulasi silang 2 sebagai berikut:
Dalam tabulasi silang, lazimnya hasil test yang dinilai berada pada baris (row) sedangkan
baku emas berada di kolom (colomn). Berdasarkan tabulasi silang tersebut maka dapat
didefinisikan terlebih dahulu arti dari tiap sel sebagai berikut:
a : Jumlah yang dinyatakan positif oleh test dan baku emas menyatakan sakit.
b : Jumlah yang dinyatakan positif oleh test tetapi baku emas menyatakan tidak
sakit.
c : Jumlah yang dinyatakan negatif oleh test tetapi baku emas menyatakan sakit.
d : Jumlah yang dinyatakan negatif oleh test dan baku emas menyatakan sakit.
a+b : Keseluruhan jumlah orang yang hasil tes positif
c+d : Keseluruhan jumlah orang yang hasil tes negatif
a+c : Keseluruhan jumlah orang yang sakit
b+d : Keseluruhan jumlah orang yang tidak sakit
Total : Jumlah total sampel yang diteliti
3
2. Data Tabulasi
Kasus 1
Kasus 2
a 25
Kasus 1 : x 100% = x 100%
a+c 27
a 132
Kasus 2 : x 100% = x 100%
a+c 177
4. Spesifisitas : Proporsi hasil test negatif diantara orang-orang yang tidak sakit.
d 58
Kasus 1 : x 100% = x 100%
b+d 73
d 63.650
Kasus 2 : x 100% = x 100%
b+d 64.633
5. Positive Predictive Value : proporsi orang yang sakit diantara hasil test positif (besarnya
kemungkinan mengalami sakit pada orang-orang dengan hasil test positif).
4
a 25 25
Kasus 1 : x 100% = x 100% = x 100% = 62,5%
a+b 25+15 40
a 132
Kasus 2 : x 100% = x 100%
a+b 132+ 983
132
= x 100% = 0,118 x 100% = 11,8%
1.115
6. Negative Predictive Value : proporsi orang yang tidak sakit diantara hasil test negatif
(besarnya kemungkinan tidak mengalami sakit pada orang-orang dengan hasil test negatif).
d 58
Kasus 1 : x 100% = x 100%
c+ d 60
d 63.650
Kasus 2 : x 100% = x 100%
c+ d 63.695
7. Akurasi : proporsi hasil test benar (true value) diantara semua yang diperiksa.
a+ d 25+58
Kasus 1 : x 100% = x 100%
a+b+ c+ d 100
a+ d 132+ 63.650
Kasus 2 : x 100% = x 100%
a+b+ c+ d 64810
63.782
= x 100% = 0,984 x 100% = 98,4%
64810
a+c 25+2
Kasus 1 : x 100% = x 100 %
a+b+ c+ d 100
27
= x 100% = 27%
100
a+c 132+ 45
Kasus 2 : x 100% = x 100 %
a+b+ c+ d 64.810
5
177
= x 100% = 0,002 x 100% = 0,2%
64.810
9. Kecenderungan positif : berapa besar kemungkinan suatu test positif terdapat pada
penyakit positif dibandingkan dengan pada penyakit negatif.
a 25
a+ c 27
Kasus 1 : x 100% = x 100%
b 15
b+ d 73
0,92
= x 100% = 4,6 x 100% = 460%
0,20
a 132
a+ c 177
Kasus 2 : x 100% = x 100%
b 983
b+ d 64.633
0,74
= x 100% = 4933%
0,015
10. Kecenderungan negatif : berapa besar kemungkinan suatu test positif terdapat pada
penyakit positif dibandingkan dengan pada penyakit negatif.
c 2
a+ c 27
Kasus 1 : x 100% = x 100%
d 58
b+ d 73
0,07
= x 100% = 0,0886 x 100% = 8,86%
0,79
c 45
a+ c 177
Kasus 2 : x 100% = x 100%
d 63.650
b+ d 64.633
0,25
= x 100% = 0,255 x 100% = 25,5%
0,98
VII. KESIMPULAN
6
Dari hasil pembahasan kasus pemicu diatas, didapatkan hasil keakurasian untuk skrining test
sesuai kasus sebagai berikut.
Kasus 1 :
Sensitivitas:92,6%
Spesifitas:79,5%
PPV:0,625
NPV:0,97
Akurasi:83%
Prevalensi:27%
Kecendrungan Positif:460%
Kecendrungan Negatif:8,89%
Kasus 2
Sensitivitas:75,9%
Spesifitas:98,4%
PPV:0,118
NPV:0,991
Akurasi:98,5%
Prevalensi:0,2%
Kecendrungan Positif:4,933%
Kecendrungan Negatif:26,5%
7
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto Eko, Anggraeni Dewi. 2002. Pengantar Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Kasjono H.S, Kristiawan H.B. 2009. Intisari Epidemiologi. Yogyakarta: Nuha Litera Offset.
Murti Bhisma. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Ryadi A.L, Wijayanti T. 2011. Dasar - dasar Epidemiologi. Jakarta : Salemba Medika.