Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

 Pembahasan sub laporan 1


Georeferencing dapat diartikan sebagai proses penyesuaian data spasial (layer
dalam bentuk poligon, titik dan sebagainya) ke file gambar (Krisna et al., 2014).
Dalam praktikum kali ini kami mempelajari bagaimana melakukan pemberian
koordinat pada data raster yang berasal dari citra UAV daerah STPN dengan
memanfaatkan data raster yang sudah diberi koordinat sebelumnya.
Secara garis besar praktikum georeferencing ini cukup mudah hanya
memerlukan ketelitian supaya mendapatkan nilai RMS yang baik. Adapun Langkah-
langkah praktikum secara garis besar adalah setelah memasukkan data raster ke
Arcmap yaitu mengubah sistem koordinatnya menjadi TM-3, kemudian klik kanan
layer properties lalu ubah sistem koordinatnya. Setelah itu, baru menambahkan add
control point minimal ke 4 titik yang letaknya menyebar.
Kendala yang praktikan alami selama melakukan praktikum ini adalah pada
saat melakukan add control point pada ke 4 titik tersebut. Kurangnya ketelitian dalam
menempatkan titik akan membuat hasil yang didapatkan belum cukup akurat atau
nilai RMS pada koordinat X dan Y math cukup tinggi. Sehingga praktikan harus
melakukan georeferencing sebanyak beberapa kali untuk mendapatkan nilai RMS
yang paling dekat 0.
 Pembahasan sub laporan 2
Digitasi merupakan suatu proses mengkonversi fitur pada peta spasial ke
dalam format digital. Dalam digitasi terdapat dua teknik lazim yang digunakan, yaitu
menggunakan alat bantu digitizer dan mendigit langsung menggunakan perangkat
keras komputer dengan bantuan mouse yang biasa disebut digitasi on screen
(Nugroho, 2008). Dalam praktikum kali ini, praktikan melakukan digitasi dengan dua
tipe shapefile (shp) yaitu polygon dan polyline. Polygon diterjemahkan sebagai
bentuk yang bersudut banyak (Retnowati, 2012).
Dalam Geographic Information System (GIS) polygon merupakan istilah yang
digunakan untuk mengartikan kumpulan pasangan koordinat yang menghubungkan
paling sedikit tiga titik dimana titik awal bertemu dengan titik yang paling akhir
sehingga menutup. Contoh polygon dalam praktikum kali ini adalah batas area STPN,
batas gedung ketua dan sebagainya.
Polyline diartikan sebagai garis yang saling terhubung Pada Geographic
Information System (GIS) merupakan garis yang terhubung satu dengan lainnya yang
terpusat pada garis induk (Sugandi, 2014). Contoh polyline dalam praktikum kali ini
adalah digitasi pada jalan di STPN.
Kemudian dalam praktikum kali ini, praktikan juga ditunjukkan cara untuk
mengisi data atribut. Atribut merupakan keterangan atau informasi tentang sebuah
bentukan/fitur dalam SIG/GIS. Atribur biasanya berbentuk tabel yang masing-masing
catatannya mempunyai kaitan dengan bentuk fitur tertentu. Contoh atribut dalam
praktikum kali adalah sama bangunan yang ada di STPN, seperti: Gedung AAK,
asrama putra, koperasi, aula dan sebagainya.
 Pembahasan sub laporan 3
Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat menyajikan kondisi di dunia nyata
pada layar monitor sebagaimana selembaran peta dapat merepresentasikan dunia
nyata di atas kertas (Astuti, 2006). Akan tetapi, SIG memiliki kelebihan dan
fleksibilitas dari pada lembaran pada kertas. SIG menyimpan seluruh informasi
mengenai unsur-unsur di dalam peta sebagai atribut-atribut yang berada di dalam
basis peta (Sudarmilah et al., 2012).
Dalam praktikum kali ini, praktikan melakukan layout pada peta Denah STPN
yang sebelumnya sudah georeferencing dan digitasi pada praktikum sebelumnya.
Layout menampilkan berbagai komponen pendukung peta seperti judul peta, petunjuk
arah, skala, legenda, lattering, inset, garis tepi, warna, dan symbol. Layout berfungsi
sebagai setting atau pengaturan dari tampilan yang akan dicetak ke media output
(Sutanto, 2020). Layout digunakan sebagai identitas suatu peta, di dalamnya berisi
unsur-unsur penting yang memang wajib ada pada suatu peta. Apabila suatu peta
tidak memiliki layout, maka peta tersebut masih belum lengkap.

Daftar Pustaka

Astuti, R. (2006). Peranan Sistem Informasi Geografis. Media Informatika STIMIK LIKMI,
5(3), 112–126.

Krisna, P. K. A., Piarsa, I. N., & Buana, P. W. (2014). Sistem Informasi Geografis Pemetaan
Penyebaran Penyakit Berbasis Web. Merpati, 2(3), 271–279.

Sudarmilah, E., Yasin, F., & Mubarok, H. (2012). Sistem Informasi Geografis Lokasi
Tempat-Tempat Penting Di Kota Pekalongan. I(1), 80–93.
http://publikasiilmiah.ums.ac.id:80/handle/11617/2379%5Cnhttp://publikasiilmiah.ums.
ac.id:80/bitstream/11617/2379/1/Vol. IV No.1 Januari 2012_FKI_Endah Sudarmilah.pdf
%5Cnhttps://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/2379

Sugandi, D. (2014). Pembelajaran Sistem Informasi Geografis Bagi Guru Geografi Di


Kabupaten Bandung Dan Bandung Barat. Edusentris, 1(1), 1.
https://doi.org/10.17509/edusentris.v1i1.130

Sutanto, A. (2020). Peta metode desain.

Anda mungkin juga menyukai