Anda di halaman 1dari 5

Anemia

Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli

Pengertian Anemia
Penyakit anemia adalah masalah kesehatan yang terjadi saat jumlah sel darah merah dalam tubuh
lebih rendah dibandingkan dengan jumlah normalnya. Tak hanya itu, anemia juga bisa terjadi
saat hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah tidak mampu mencukupi kebutuhan
tubuh, seperti halnya protein kaya zat besi yang memberi warna merah pada darah. 

Protein tersebut akan membantu sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Inilah
mengapa, tubuh yang tidak mendapatkan cukup asupan darah yang tinggi oksigen akan rentan
mengalami anemia. Kondisi tersebut mengakibatkan tubuh mudah lelah dan lemah. Selain itu,
kamu juga bisa merasakan sakit kepala dan sesak napas. Beberapa jenis anemia yang bisa terjadi,
yaitu: 

 Anemia defisiensi B12.


 Anemia defisiensi folat.
 Anemia defisiensi besi.
 Anemia karena penyakit kronis.
 Anemia hemolitik.
 Anemia aplastik.
 Anemia megaloblastik.
 Anemia pernisiosa.
 Anemia sel sabit.
 Talasemia.

Baca juga: Inilah Jenis-Jenis Anemia yang Merupakan Penyakit Keturunan

Penyebab Anemia
Sumsum tulang merupakan jaringan lunak yang terdapat di bagian tengah tulang yang membantu
membentuk semua sel darah dalam tubuh. Sel darah merah yang sehat memiliki masa hidup
selama 90 hingga 120 hari. Setelah itu, sel darah merah tua akan terganti dengan sel darah merah
baru yang lebih sehat, dan proses ini akan berlangsung secara kontinyu alias terus-menerus. 
Guna bisa membuat lebih banyak sel darah merah di dalam tubuh, ada sebuah hormon yang
dinamakan erythropoietin (EPO) yang dibuat di ginjal. Sementara itu, hemoglobin adalah protein
yang bertugas sebagai pembawa oksigen dalam sel darah merah. Jenis protein inilah yang
memberikan warna merah pada sel darah merah. Bagi pengidap anemia, mereka tidak memiliki
cukup hemoglobin.

Adapun kemungkinan penyebab anemia meliputi:

 Konsumsi obat-obatan tertentu.


 Adanya eliminasi yang terjadi lebih awal dari biasanya pada sel darah merah
yang disebabkan oleh masalah kekebalan tubuh.
 Memiliki riwayat penyakit kronis, seperti kanker, ginjal, rheumatoid arthritis, atau
kolitis ulserativa.
 Mengidap beberapa bentuk anemia, seperti thalasemia atau anemia sel sabit
yang bisa diturunkan.
 Sedang hamil.
 Memiliki masalah kesehatan dengan sumsum tulang, seperti limfoma, leukemia,
anemia aplastik atau myelodysplasia, dan multiple myeloma.

Sementara itu, faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami anemia, di antaranya: 

 Stimulasi produksi sel darah merah yang tidak memadai dipengaruhi oleh
hormon.
 Hipotiroidisme.
 Beberapa gangguan kesehatan yang dapat meningkatkan kerusakan sel darah
merah.
 Kekurangan vitamin dan nutrisi, seperti rendah zat besi, vitamin B12, dan folat.
 Gangguan kesehatan pada usus, sehingga kemampuan menyerap nutrisi dan
vitamin berkurang.
 Memiliki penyakit kronis.
 Penyakit keturunan atau diturunkan dari orangtua.
 Faktor lain, seperti paparan zat beracun, kondisi imun tubuh, dan sebagainya.

Baca juga: Bikin Cepat Lelah, Bisakah Anemia Dicegah?

Gejala Anemia
Gejala anemia yang paling umum adalah tubuh cepat merasa lelah dan terlihat pucat serta sering
mengeluh kedinginan. Beberapa gejala lainnya yang mungkin terjadi, antara lain:
 Selalu merasa mudah marah.
 Sakit kepala.
 Mengalami masalah sulit berkonsentrasi atau berpikir.
 Sembelit.

Selanjutnya, akan muncul kondisi seperti berikut ini apabila penyakit berkembang semakin
parah:

 Warna biru hingga putih pada mata.


 Kuku menjadi rapuh.
 Muncul keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan
makanan (kondisi ini disebut juga “pica”).
 Pusing ketika berdiri.
 Warna kulit pucat.
 Sesak napas.
 Lidah terasa sakit.

Lalu, ada pula beberapa jenis anemia yang dapat menyebabkan gejala spesifik, termasuk:

 Anemia aplastik: Penyakit ini dapat menyebabkan demam, sering mengalami


infeksi, dan ruam kulit.
 Anemia defisiensi asam folat: Gangguan ini dapat menyebabkan
iritabilitas, diare, dan tidak nyaman pada lidah.
 Anemia hemolitik: Jenis anemia ini dapat menyebabkan penyakit kuning, urine
berwarna gelap, demam, hingga sakit perut.
 Anemia sel sabit: Penyakit ini dapat menyebabkan pembengkakan yang
menyakitkan di kaki dan tangan, serta kelelahan hingga penyakit kuning.

Baca juga: 5 Makanan Penambah Darah

Diagnosis Anemia
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan darah dan tes lainnya untuk menemukan kondisi
maupun jenis anemia yang diidap seseorang. Diagnosis dilakukan dengan cara pemeriksaan
darah untuk mengetahui jenis umum dari anemia yang terdiri dari:

 Kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, serta vitamin dan mineral lainnya.
 Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin.
 Jumlah retikulosit.
Pemeriksaan darah ini dapat memberikan indikasi kesehatan secara keseluruhan. Hal tersebut
juga dapat membantu dokter untuk memeriksa berbagai kondisi lain yang mendasarinya, seperti
leukemia atau penyakit ginjal. Apabila kadar sel darah merah, hemoglobin, dan hematokrit
berada di bawah kisaran normal, maka seseorang cenderung mengalami anemia.

Pengobatan Anemia
Pengobatan berfokus pada penyebab yang mendasari terjadinya anemia. Masalah kesehatan ini
sering kali terjadi karena tidak tercukupinya jumlah zat besi, vitamin B12, dan folat. Jadi,
sebagian besar cara penangannya berfokus pada konsumsi suplemen. Meski begitu, pada
beberapa kondisi, pengidap mungkin membutuhkan injeksi B12 karena tidak mampu diserap
dengan baik dari saluran pencernaan. 

Sementara itu, beberapa pilihan pengobatan lainnya adalah:

 Transfusi darah.
 Pemberian obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh.
 Pemberian obat dengan tujuan untuk memperbanyak sel darah dalam tubuh,
seperti suntikan eritropoietin.

Pencegahan Anemia
Pencegahan anemia yang paling utama dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan
yang mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Sementara itu, beberapa cara
pencegahan lainnya adalah:

 Memastikan vitamin C yang cukup di dalam tubuh melalui makanan, minuman,


atau suplemen. Hal ini agar tubuh dapat menyerap zat besi. Caranya dengan
melakukan diet seimbang.
 Konsumsi suplemen kalsium karena dapat memengaruhi cara tubuh menyerap
zat besi.
 Hindari mengonsumsi minuman berkafein dan minum vitamin C agar tubuh dapat
menyerap lebih banyak zat besi dari makanan.

Komplikasi Anemia
Anemia yang tidak segera mendapatkan penanganan dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan kerusakan otak, jantung, dan organ lain dalam tubuh. Beberapa komplikasi serius
lainnya yang dapat terjadi, antara lain:

 Sulit untuk beraktivitas karena tubuh yang mudah lelah.


 Mengidap masalah pada jantung, seperti aritmia atau gagal jantung.
 Masalah pada paru-paru.
 Komplikasi kehamilan dapat terjadi seperti bayi lahir prematur atau bayi lahir
berat rendah.
 Gangguan tumbuh kembang pada jika anemia menyerang anak atau bayi.
 Rentan mengidap infeksi

Anda mungkin juga menyukai