Crohn’s disease adalah peradangan pada lapisan dinding sistem
pencernaan. Peradangan ini bisa terjadi mulai dari mulut hingga anus,
tetapi lebih sering terjadi di bagian usus halus dan usus besar (kolon).
Crohn’s disease atau penyakit Crohn merupakan penyakit yang terjadi dalam jangka
panjang (kronis). Penyakit Crohn merupakan salah satu jenis penyakit radang usus
selain kolitis ulseratif.
Penyebab Crohn’s Disease
Penyebab pasti penyakit Crohn hingga kini belum diketahui. Akan tetapi, kombinasi
faktor genetik, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, dan pengaruh lingkungan
diduga memicu terjadinya kondisi ini.
Ketiga faktor tersebut diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit Crohn pada
orang-orang dengan kondisi di bawah ini:
Gejala Crohn’s Disease
Gejala penyakit Crohn tergantung pada bagian sistem pencernaan yang terserang, luas
peradangan, dan tingkat keparahannya. Gejala awal penyakit ini biasanya muncul pada
masa kanak-kanak atau dewasa awal, kemudian berkembang seiring waktu.
Gejala penyakit ini bisa hilang dan timbul. Masa ketika gejala penyakit Crohn
menghilang selama beberapa waktu dikenal sebagai periode remisi. Setelah periode
remisi berlalu, gejala penyakit Crohn dapat kambuh kembali atau disebut juga dengan
periode flare-up. Karena penyakit Crohn merupakan penyakit yang berkepanjangan,
kedua periode tersebut dapat terus terjadi secara berulang.
Berikut ini adalah gejala-gejala umum yang muncul akibat penyakit Crohn:
Sakit perut
Diare
Mual dan muntah
Hilang nafsu makan
Berat badan menurun
BAB berdarah
Sariawan
Demam
Anemia
Terbentuknya saluran abnormal di sekitar dubur (fistula ani)
Selain beberapa gejala yang perlu diwaspadai tersebut, Anda juga dianjurkan untuk
memeriksakan anak ke dokter jika ia mengalami gangguan pada perkembangan dan
pertumbuhannya.
Diagnosis Crohn’s Disease
Sebagai langkah awal, dokter akan memeriksa pola gejala yang dialami oleh pasien
untuk mengetahui penyebab timbulnya gejala tersebut. Dokter juga akan memeriksa
berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya penyakit Crohn, misalnya pola makan,
riwayat penyakit dan konsumsi obat-obatan, serta riwayat kesehatan keluarga.
Pemeriksaan fisik seperti denyut nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pemeriksaan
pada area perut juga akan dilakukan oleh dokter. Selain pemeriksaan tersebut, dokter
kemungkinan akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis
penyakit Crohn, di antaranya:
Tes darah, untuk mendeteksi infeksi atau anemia dan menentukan seberapa
parah peradangan di dalam tubuh
Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi darah di tinja dan mencari tahu apakah
gejala disebabkan oleh kondisi lain, seperti cacingan
Pemindaian dengan CTE (computerised tomography enterography/enteroclysis)
atau MRE (computerised tomography enterography/enteroclysis), untuk melihat
secara lebih rinci kondisi usus halus dan jaringan di sekitarnya
Kolonoskopi, untuk mengetahui seberapa parah dan luas peradangan di dalam
usus besar
Biopsi atau pengambilan sampel jaringan saluran pencernaan, untuk mendeteksi
perubahan sel-sel di dinding saluran cerna.
ALODOKTER juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko penyakit
radang usus dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik
gambar di bawah ini.
Pengobatan Crohn’s Disease
Pengobatan penyakit Crohn bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah terjadinya
komplikasi, serta memperpanjang periode remisi. Berikut ini adalah beberapa metode
pengobatan yang bisa diberikan oleh dokter:
Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang dapat diresepkan oleh dokter meliputi:
Penambahan nutrisi
Penambahan nutrisi umumnya dilakukan melalui selang makan atau melalui infus.
Tujuannya adalah agar asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh bisa terpenuhi,
sekaligus mengurangi kerja dari saluran pencernaan sehingga peradangan dapat
berkurang. Nutrisi yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
masing-masing pasien.
Operasi
Operasi merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi penyakit Crohn. Prosedur ini
dilakukan bila berbagai pengobatan lain telah dilakukan dan tidak membuahkan hasil
yang memuaskan.
Operasi dilakukan dengan mengangkat bagian saluran pencernaan yang rusak, lalu
menyambungkan bagian yang masih sehat. Selain itu, operasi juga dapat digunakan
untuk menutup fistula, atau mengalirkan nanah di saluran cerna yang muncul akibat
infeksi.
Meski bagian saluran pencernaan yang rusak telah diangkat, penyakit Crohn masih
dapat kambuh kembali. Kambuhnya penyakit Crohn umumnya terjadi pada jaringan
sambung yang dibuat setelah pengangkatan. Oleh sebab itu, dokter akan tetap
memberikan obat untuk memperkecil kemungkinan kambuh.
Komplikasi Crohn’s Disease
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit Crohn:
Fistula ani
Fisura ani
Luka di saluran pencernaan
Penyumbatan saluran pencernaan
Malnutrisi
Osteoporosis
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi vitamin B12 atau folat
Kanker usus
Pencegahan Crohn’s Disease
Penyakit Crohn tidak bisa dicegah. Namun, pada orang yang telah menderita penyakit
ini, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan mencegah
kekambuhan (flare-up), yaitu: